PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BUHU KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO
JURNAL
Oleh NOVITA SRI RAHAYU USMAN (NIM. 841 410 045, Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo)
Telah diperiksa dan disetujui untuk di publikasikan
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Kepatuhan Antenatal Care di Puskesmas Buhu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo Novita Sri Rahayu Usman, Zuhriana K. Yusuf, Rosmin Ilham Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG Email :
[email protected]
Novita Sri Rahayu Usman. 2014. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Kepatuhan Antenatal Care di Puskesmas Buhu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes dan Pembimbing II DR. HJ. Rosmin Ilham, S.Kep, Ns, MM. Daftar Pustaka : 32 (2002 - 2014). Pemanfaatan pelayanan ANC oleh sejumlah ibu hamil di indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Kurangnya pemanfaatan ANC berhubungan dengan banyak faktor. Salah satu diantaranya adalah pengetahuan ibu hamil. Ketidakpatuhan dalam pemeriksaan kehamilan dapat menyebabkan tidak diketahuinya berbagai komplikasi ibu hamil yang bisa mengancam jiwanya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan pendekatan croos sectional. Populasi adalah semua ibu hamil trimester III di puskesmas buhu. Sampel penelitian berjumlah 40 responden diambil menggunakan tehnik purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan dimana pengetahuan kurang dan tidak patuh melakukan antenatal care sebanyak 16 responden (40%), pengetahuan cukup dan tidak patuh melakukan antenatal care sebanyak 9 responden (22,5%) dan yang patuh sebanyak 4 responden (10%). Pengetahuan baik dan patuh dalam melakukan antenatal care sebanyak 11 responden (27,5%). Hasil uji statistik menggunakan uji Kendall’s tau dengan hasil p-Value 0,000. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan antenatal care. Disarankan untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan studi mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam perawatan antenatal dan mengidentifiksai faktor yang menyebabkan masih tingginya angka kematian ibu dan bayi. Kata Kunci : Pengetahuan, Kepatuhan antenatal care1
1
Novita Sri Rahayu Usman, 841410045, Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes, DR. Hj. Rosmin Ilham, S.Kep, Ns, MM
Antenatal care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditentukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Antenatal care selama kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut cepat diketahui, dan segera dapat di atasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan antenatal care. Pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh sejumlah ibu hamil di indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor resiko kehamilan yang penting untuk segera ditangani.Kurangnya pemanfaatan antenatal care oleh ibu hamil ini berhubungan dengan banyak faktor. Salah satu diantaranya adalah pengetahuan ibu hamil. Pengetahuan mengenai kehamilan dapat diperoleh melalui penyuluhan tentang kehamilan seperti perubahan yang berkaitan dengan kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, perawatan diri selama kehamilan serta tanda bahaya yang perlu diwaspadai. Dengan pengetahuan tersebut diharapkan ibu akan termotivasi kuat untuk menjaga dirinya dan kehamilannya dengan mentaati nasehat yang diberikan oleh pelaksana pemeriksa kehamilan, sehingga ibu dapat melewati masa kehamilannya dengan baik dan menghasilkan bayi yang sehat. Ketidakpatuhan dalam pemeriksaan Kehamilan dapat menyebabkan tidak dapat diketahuinya berbagai komplikasi ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan atau komplikasi hamil sehingga tidak segera dapat diatasi. Deteksi saat pemeriksaan kehamilan sangat membantu persiapan penngendalian resiko. Apalagi ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan resiko tinggi dan komplikasi obsteri yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinnya. Dan dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di puskesmas buhu kecamatan tibawa pada tanggal 6 Januari 2014 melalui buku laporan pelayanan antenatal care puskesamas buhu tahun 2012- 2013 didapatkan bahwa jumlah ibu hamil tahun 2012 sebanyak 236 orang dan kunjungan pemeriksaan ANC ibu hamil pada K1 108% (256 ibu hamil) dan K4 92% (216 ibu hamil). Sedangkan pada tahun 2013 jumlah ibu hamil sebanyak 236 orang dan kunjungan pemeriksaan ANC ibu hamil pada K1 94% (221 ibu hamil) dan K4 83% (197 ibu hamil). Data ini menunjukan bahwa pelayanan antenatal care masih dibawah target nasional pada tahun 2015 yaitu sebesar 95 %. Berdasarkan hal tersebut dan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh mengenai hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan antenatal care di Puskesmas Buhu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Buhu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo, pada tanggal 18 Maret-18 April 2014. Penelitian menggunakan metode penelitian dengan menggunakan metode survey analitik. Penelitian dirancang dengan pendekatan cross sectional,. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III di Puskesmas Buhu Kecamatan
Tibawa Kabupaten Gorontalo. Penelitian menggunakan teknik purposive sampling yaitu melalui kriteria inklusi dan ekslusi, sampel penelitian berjumlah 40 orang. Instrumen penelitian ini dengan menggunakan kuesioner dan observasi yang dibagikan kepada responden. Dalam instrumen penelitian terdiri dari variabel independen dan dependen. Variabel independen yaitu Pengetahuan Ibu hamil tentang Antenatal Care dan Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini yaitu kepatuhan antenatal care. Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Antenatal Care di Puskesmas Buhu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Tingkat Pengetahuan Kurang Cukup
Jumlah 16
% 40.0
13 11
32.5 27.5
Baik Total 40 100.0 Sumber : Data Primer, 2014 Hasil penelitian menunjukkan dari 40 responden terdapat 16 responden (40%) yang memiliki pengetahuan kurang, terdapat 13 responden (32,5%) yang memiliki pengetahuan cukup, dan terdapat 11 responden (27,5%.) yang memilki pengetahuan baik. Berdasarkan wawancara sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang dikarenakan kurangnya penyuluhan. Kurang dilakukannya penyuluhan menyebabkan ibu hamil kurang mendapatkan informasi tentang antenatal care sehingga pengetahuan ibu masih kurang. Hal ini sejalan dengan teori menurut Notoatmodjo (2007) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah informasi. Seseorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Informasi yang di peroleh dari beberapa sumber akan mengetahui tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh informasi maka ia cenderung memiliki pengetahuan yang lebih luas. Pengetahuan merupakan indikator seseorang dalam melakukan suatu tindakan, jika seseorang di dasari dengan pengetahuan yang baik terhadap kesehatan maka orang tersebut akan memahami pentingnya menjaga kesehatan dan memotivasi diri untuk diaplikasikan dalam kehidupannya. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang (Notoatmodjo,2007). Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 40 responden, menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang baik mengenai antenatal care. Banyak responden yang tidak tahu tentang frekuensi pemeriksaan kehamilan yang seharusnya dilakukan sedikitnya 4 kali, serta pemeriksaan yang sebaiknya tidak dilakukan pada dukun beranak. Ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang antenatal care masih kurang. Pengetahuan ibu yang kurang disebabkan karena kurangnya informasi yang didapatkan dari petugas kesehatan. Selain itu, pengetahuan yang kurang dan cukup oleh ibu hamil disebabkan karena di lokasi penelitian kurang dilakukannya penyuluhan tentang antenatal care. Saat pemeriksaan antenatal care petugas kesehatan terbatas melakukan pemeriksaan tanpa memberikan informasi yang lengkap tentang antenatal care berupa keuntungan dan pentingnya antenatal care.
b. Kepatuhan Ibu Hamil melakukan Antenatal Care di Puskesmas Buhu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Kepatuhan Tidak Patuh
Jumlah
%
25
62.5
Patuh
15
37.5
Total
40
100.0
Sumber : Data Primer, 2014 Berdasarkan tabel 4.4 hasil analisis maka didapatkan hasil bahwa jumlah responden yang tidak patuh dalam menjalankan Antenatal Care sebanyak 25 responden (62.5%), sedangkan jumlah responden yang patuh dalam menjalankan Antenatal Care sebanyak 15 responden (37.5%). Sebagian besar responden yang tidak patuh dalam menjalankan Antenatal care yaitu sebanyak 25 orang dikarenakan oleh jarak tempuh antara rumah dengan Puskesmas cukup jauh. Lokasi tempat tinggal responden banyak yang berada di area pegunungan. Sehingga ibu hamil menjadi jarang untuk melakukan pemeriksaan ke Puskesmas. Sarwono (2007) kepatuhan adalah kesetiaan, ketaatan dan loyalitas perubahan sikap dan perilaku individu dimulai tahap kepatuhan, identifikasi, kemudian menjadi internalisasi. Mula-mula individu mematuhi anjuran atau intruksi petugas tanpa kerelaan untuk melakukan tindakan tersebut dan seringkali karena menghindari hukuman. Jika dia tidak patuh atau untuk memperoleh imbalan yang diinginkan jika dia mematuhi anjuran tersebut. Menurut Saccet (2003) yang dikutip Niven (2002) kepatuhan sebagai sejumlah perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan. Salah satu faktor pendukung yang dapat mempengaruhi kepatuhan ibu dalam melaksanakan antenatal care adalah karena adanya kesadaran dari ibu tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan sedini mungkin yang di lakukan secara teratur selama kehamilan, kesadaran ini berawal dari pengetahuan ibu yang baik tentang kehamilan. Febyanti & Niken Kurnia (2012) menunjukkan bahwa sebesar 85,9% (55 responden) patuh melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala dan 14,1% (9 responden) tidak patuh melakukan pemeriksaan kehamilan berkala. Hasil distribusi frekuensi responden terhadap variabel perilaku menunjukkan 85,9% responden berperilaku patuh dengan memeriksakan minimal 4 kali selama kehamilan. Pemeriksaan kehamilan sesuai standar kesehatan yang dikeluarkan Depkes RI yaitu minimal 4 kali selama kehamilan dengan rincian 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga (Dikes Prov Gotontalo, 2013). Perilaku kepatuhan kunjungan yang dilakukan seorang ibu hamil dapat diartikan bahwa ibu mau datang ke petugas kesehatan untuk kunjungan pemeriksaan dan pengontrolan kehamilan sampai trismester III dengan indikator K1, K2, K3, dan K4. Menurut peneliti, perbedaan kepatuhan ibu dalam melakukan Antenatal care akibat jarak tempuh ibu hamil yang jauh dari tempat pelayanan kesehatan. Sebagian besar responden tidak melakukan kunjungan pertama (K1) dan kunjungan kedua (K2). Berdasarkan wawancara dengan ibu hamil alasan mereka tidak melakukan kunjungan pertama dan kedua karena keberadaan rumah dan Puskesmas berada pada lokasi dengan karakteristik wilayah pegunungan. Sementara untuk kunjungan ketiga dan keempat sebagian besar responden tetap melakukannya. Hal ini karena pada trimester 3 usia kandungan ibu hamil semakin tua dan semakin mendekati waktu persalinan sehingga sangat diperlukan proses pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kesehatan kandungan.
c. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Kepatuhan Antenatal Care di Puskesmas Buhu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Kepatuhan
Total
Pengetahuan Tidak Patuh
Patuh Jumlah
%
0
16
40.0
4
10.0
13
32.5
0
11
27.5
11
27.5
62.5
15
37.5
40
100.0
Jumlah
%
Jumlah
%
Kurang
16
40.0
0
Cukup
9
22.5
Baik
0
Jumlah
25
p-Value = 0,000 Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan tabel 4.5 dari 40 responden terdapat 16 responden yang berpengetahuan kurang semuanya tidak patuh dalam melakukan antenatal care. Kemudian responden yang berpengetahuan cukup dan tidak patuh dalam melakukan antenatal care sebanyak 9 orang dan yang patuh sebanyak 4 orang. Sementara responden yang berpengetahuan baik dan patuh dalam melakukan antenatal care sebanyak 11 orang. Selain itu, berdasarkan uji statistik kendall’s tau di dapatkan nilai p-Value 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan Antenatal care di Puskesmas Buhu kecamatan Tibawa. Perilaku patuh dapat dipengaruhi oleh faktor predisposisi yaitu pengetahuan. Dengan demikian, semakin bertambah luas pengetahuan seseorang maka keinginan untuk berperilaku patuh juga semakin tinggi. Seorang dikatakan patuh apabila mengikuti perintah, taat pada aturan. Perilaku kepatuhan kunjungan yang dilakukan seorang ibu hamil dapat diartikan bahwa ibu mau datang ke petugas kesehatan dalam melaksanakan pemeriksaan dan pengontrolan kehamilan secara teratur/berkala sesuai jadwal yang ditetapkan serta mau melakukan hal yang dianjurkan oleh petugas kesehatan. Febyanti & Niken Kurnia (2012) menunjukkan bahwa pengetahuan responden dengan pengetahuan baik sebesar 71,9% dan responden dengan pengetahuan tidak baik sebesar 28,1%. Perilaku responden yang patuh melakukan pemeriksaan ANC sebesar 85,9% dan responden yang tidak patuh dalam melakukan pemeriksaan ANC sebesar 14,1%, ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil trimester III tentang pentingnya ANC terhadap perilaku kunjungan ANC. Patuhnya seseorang dapat terjadi jika seseorang sadar akan manfaatnya yang didasari oleh pengetahuan yang baik kemudian diikuti dengan perilaku kesehatan yang baik pula. Pengetahuan adalah salah satu faktor predisposisi terbentuknya perilaku seseorang. Perilaku seseorang yang terbentuk dan disadari oleh pengetahuan akan bersifat lebih lama daripada perilaku yang tidak disadari pengetahuan. Hal ini terlihat dari hasil penelitian dimana 16 responden (40%) berpengetahuan kurang baik dikarenakan kurangnya penyuluhan. Kurang dilakukannya penyuluhan menyebabkan ibu hamil kurang mendapatkan informasi tentang antenatal care sehingga pengetahuan ibu masih kurang. Namun terdapat responden yang memiliki perilaku tidak patuh sebesar 62,5% responden, hal ini dikarenakan oleh jarak tempuh antara rumah dengan Puskesmas cukup jauh. Lokasi tempat tinggal responden banyak yang berada di area pegunungan. Sehingga ibu hamil menjadi jarang untuk melakukan pemeriksaan ke Puskesmas.
Pengetahuan responden yang baik tentang kehamilan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kepatuhan dari ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal. Adanya hubungan yang kuat antara pengetahuan dengan kepatuhan di dukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan kurang sebagian besar memiliki sikap tidak patuh dalam menjalankan antenatal care, sedangkan responden yang berpengetahuan baik sebagian besar bersikap patuh dalam menjalankan antenatal care. Pengetahuan akan menimbulkan kesadaran, dan akhirnya akan menyebabkan ibu berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Penutup Simpulan Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan antenatal care di puskesmas buhu kecamatan tibawa didapatkan bahwa nilai p-Value 0,000 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Saran 1. Perlunya meningkatkan pengetahuan yang lebih baik lagi bagi ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan baik melalui penyuluhan maupun kunjungan posyandu. 2. Bagi pemberi pelayanan kesehatan (puskesmas, polindes dan posyandu) perlu meningkatkan penguasaan teknik wawancara yang baik seperti menjelaskan sesederhana mungkin agar masyarakat dapat memahami dengan jelas maksud penyampaiannya, sehingga mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan lebih jauh agar lebih optimal. 3. Bagi kader kesehatan agar dapat membantu program dari Puskesmas dalam melancarkan program penyuluhan tentang Antenatal care kepada ibu hamil. 4. Bagi peneliti berikutnya dapat melakukan studi mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam perawatan antenatal dan mengidentifikasi faktor yang menyebabkan masih tingginya angka kematian ibu dan bayi. Daftar Pustaka Antoni, Fitrio. Hubungan Pelayanan Kesehatan Dengan Kunjunan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember. PSIK Universitas Jember. Di akses pada tanggal 3 januari 2014. Brooker, C. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC Carpenito, L. 2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis. Jakarta: EGC. Damayanti, Erni. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko Tinggi Kehamilan Dengan Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care Di RSUD Pandan Arang Boyolali. Diakses pada tanggal 01 Desember 2013. Depkes RI. 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal. Dibuka tanggal 20 Desember 2013. http:/www.Depkes.go.id Depkes RI. 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Dibuka tanggal 20 Desember 2013. http:/www.Depkes.go.id Depkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Dibuka tanggal 20 Desember 2013. http:/www.Depkes.go.id Depkes RI. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar2013. Website : www.litbang.depkes.go.id. Di akses pada tanggal 06 desember 2013. Dewi, 2012. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Antenatal Care Dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care Ibu Postpartum Di Posyandu Wilayah
Kerja Puskesmas Arjowinangun Kota Malang. Di Akses Pada Tanggal 01 Desember 2013. Dewi, Peta Puspita. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Wikaden Imogiri Bantul. DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS. Di Akses pada tanggal 02 Desember 2013 Dikes Kabupaten Gorontalo. 2014. Cakupan Pelayanan Antenatal. Limboto. Dikes Provinsi Gorontalo. 2013. Cakupan Pelayanan Antenatal. Gorontalo. Febyanti & Niken Kurnia. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care Terhadap Perilaku Kunjungan Kehamilan, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Diakses pada tanggal 26 November 2013. Irnawati, 2011. Hubungan Pengetahuan Tentang Kehamilan Dengan Kepatuhan Pelaksanaan Antenatal Care Pada Ibu Primigravida. Diakses pada tanggal 24 februari 2014. Mufdlilah. 2009. Antenatal Care Focused. Yogyakarta: Nuha Medika. Niven N. 2002. Psikologi Kesehatan Pengantar Untuk Perawat & Profesional Kesehatan Lain. Jakarta : EGC. Nursalam, 2008. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto. Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo S. 2007. Promosi Keseshatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Puskesmas, Buhu. 2014. Rekapitulasi Cakupan Pelayanan Antenatal.Tibawa : Kecamatan Tibawa. Prawirohardjo S. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Rustami, Muhamad 2012. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Tentang Kehamilan Dengan Kepatuhan Pelaksanaan Antenatal Care Pada Ibu Primigravida Di Puskesmas Batua Kota Makassar. Diakses pada tanggal 24 februari 2014 Salma, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC. Saputra, 2012. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan. http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/05/faktor-faktor-yangmempengaruhi_09.html. Diakses 24 februari 2014. Sarwono, 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Sarwono, 2007. Sosiologi kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Setiadi. 2007. Konsep dan penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sutresman, dkk. 2012. Pelatihan Berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil (ANC) Dan Perencanaan Persalinan. Makassar: BPPK. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantutatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Tamaka, Cien. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Keteraturan Pemeriksaan Antenatal Care Di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. Diakses pada tanggal 01 Desember 2013.