HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN PENURUNAN BERAT BADAN IBU MENYUSUI DI KECAMATAN KLEDUNG TEMANGGUNG Suci Artanti*), Mona Saparwati, S.Kp., Ns., M.Kep.**), Faridah Aini, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB ***) *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK Pemberian ASI eksklusif diyakini sebagai cara yang efektif untuk menurunkan berat badan setelah melahirkan. Hal tersebut masih bersifat kontroversi karena beberapa penelitian belum menunjukan adanya penurunan berat badan ibu setelah melahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan penurunan berat badan ibu menyusui di Kecamatan Kledung Temanggung. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional dengan pendekatan crosssectional terhadap 28 ibu menyusui yang mempunyai bayi usia enam bulan di Kecamatan Kledung Temanggung. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Data yang diteliti meliputi berat badan yang diukur dengan timbangan injak digital, pemberian ASI eksklusif diketahui melalui wawancara dengan kuesioner. Uji korelasi spearman digunakan untuk analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat korelasi yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan penurunan berat badan ibu menyusui di Kecamatan Kledung Temanggung (p =0,878, α = 0,05). Hal ini dikarenakan pada minggu pertama kelahiran bayi ibu sudah memberikan susu formula, akan tetapi setelah ASI sudah diproduksi pemberian susu formula dihentikan. Hal tersebut menyebabkan ibu tidak dapat masuk dalam golongan ibu yang memberikan ASI secara eksklusif. Penurunan berat badan dialami oleh ibu dikarenakan ibu tetap menyusui bayinya. Berdasarkan hasil penelitian perlu adanya penyuluhan kesehatan yang lebih mendalam tentang ASI eksklusif seperti penyuluhan tentang cadangan lemak masih dimiliki bayi baru lahir untuk menunggu ASI diproduksi dan cara memberikan ASI eksklusif bagi ibu yang bekerja sehingga dapat meningkatkan angka ASI eksklusif di Kecamatan Kledung Temanggung. Kata Kunci
: ASI eksklusif, berat badan, ibu menyusui.
ABSTRACT Exclusive breastfeeding is believed to be an effective way to loose postpartum weight. It is still highly controversial because some studies showed that breastfeeding can not loose postpartum weight. The researcher’s goal is to analyze the correlation between exclusive breastfeeding and weight lost breastfeeding mother at Kledung Temanggung. The research design was conducted by using correlation research with cross sectional approach to 28 breastfeeding mother who have baby aged 6 months old at Kledung Temanggung. Sampling method to used total sampling.The examined data including weight was measured with digital weighing scales, exclusive breastfeeding data was known through interviews with questionnaires. Spearman correlation test was used for bivariate analysis. The result of research show there is no significant correlation between exclusive breastfeeding and weight loss breastfeeding mother (p =0,878, α = 0,05). Because in first week baby mother give baby formula milk, but after breastmilk is produced, the formula milk is stopped. So, Mother can not be included in exclusive breastfeeding group. Mother’s weight lost because they still breastfeed their babies. Based on result, health promotion about exclusive breastfeeding is need to increase the number of exclusive breastfeeding at Kledung Temanggung. Key words
: exclusive breastfeeding, weight loss, breastfeeding mother.
PENDAHULUAN Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada bayi yang baru dilahirkannya. ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja sejak bayi lahir sampai usia enam bulan tanpa memberikan makanan pendamping lainnya kecuali obat dan vitamin. WHO merekomendasikan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia dua tahun (Sujiyatini, 2010). Pemberian ASI selama enam bulan tanpa memberikan makanan serta minuman tambahan kepada bayi dinilai memiliki banyak manfaat bagi bayi dan ibu, akan tetapi hal ini tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif. Fakta membuktikan angka pemberian ASI eksklusif semakin menurun. Hasil Riset Kesehatan Dasar (2010) mengungkapkan
2
bahwa kesadaran ibu untuk memberikan ASI eksklusif di Indonesia hanya sebesar 15,3%. Berdasarkan hasil laporan Dinas Kesehatan Kota Semarang, pemberian ASI eksklusif di Semarang pada tahun 2011 hanya sebesar 24,19%. Peningkatan berat badan sering dialami oleh wanita ketika dia hamil, akan tetapi sebagian besar ibu mengalami kesulitan untuk menurunkan berat badannya setelah melahirkan. Menurut Arisman (2010) cara yang paling aman dan efektif dalam menurunkan berat badan adalah dengan metode pemberian ASI secara eksklusif. Energi sebesar 80-90 kkal diperlukan untuk menghasilkan 100 cc ASI. Simpanan lemak selama hamil dapat memasok energi sebanyak 100-200 kkal per hari. Penjelasan diatas menjelaskan bahwa untuk menghasilkan 850 cc diperlukan energi sekitar 750 kkal. Penambahan kalori selama menyusui hanya 500 kkal/hari. Kekurangan 250 kkal, diambil dari
Hubungan Pemberian Asi Ekslusif Dengan Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui Di Kecamatan Kledung Temanggung
cadangan kalori wanita yaitu simpanan lemak selama hamil (Herbold, 2007). Hal ini berarti apabila tiap ibu menyusui anak selama paling sedikit empat bulan saja, dia akan kehilangan 250 x 30 x 4 kkal = 45.000 kkal yang setara dengan 5 kg lemak (Arisman, 2010). Penjelasan teori diatas menjelaskan bahwa seharusnya ibu yang memberikan ASI secara eksklusif akan lebih cepat mengalami penurunan berat badan. Hal ini berkebalikan dengan temuan yang dipublikasikan oleh “ The International Breastfeeding Journal” yang menyebutkan, selama 4 minggu pertama setelah melahirkan, ibu yang menggabungkan ASI dengan susu formula mengalami penurunan berat badan yang lebih banyak dibanding ibu yang memberikan ASI eksklusif. Penelitian Grace (2010), juga menjelaskan bahwa penurunan berat badan ibu postpartum yang memberikan ASI eksklusif hanya 43%. Hasil laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2011 menunjukkan bahwa angka pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Temanggung sebesar 67,48%. Angka tersebut belum memenuhi target Nasional maupun Kabupaten yaitu sebesar 80%. Puskesmas dengan angka capaian di bawah target sebanyak enam belas. Puskesmas Kledung merupakan salah satu Puskesmas di wilayah Temanggung yang mempunyai capaian ASI eksklusif dibawah target yaitu sebesar 48, 02%. Berdasarkan hasil studi pendahuluan terdapat 42 Ibu yang mempunyai bayi usia enam bulan. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Desember 2015 di wilayah kecamatan Kledung didapatkan data dari enam orang ibu menyusui, ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sebanyak empat orang ibu. Satu orang ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada anaknya mengalami peningkatan berat badan sebanyak dua kilogram dari berat badan setelah melahirkan, sedangkan ibu lainnya yang tidak memberikan ASI
eksklusif mengalami penurunan berat badan sebanyak satu kilogram dari berat badan setelah melahirkan. Dua orang ibu yang memberikan ASI eksklusif terhadap anaknya mengalami penurunan berat badan sebesar enam dan delapan kilogram dari berat badan setelah hamil, sedangkan dua orang ibu lainnya yang memberikan ASI eksklusif terhadap anaknya tidak mengalami peningkatan maupun penurunan berat badan setelah melahirkan. Dari latar belakang yang tertulis di atas penulis merasa tertarik melakukan penelitian tentang hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap penurunan berat badan ibu menyusui di Kecamatan, Kledung, Temanggung. Rumusan Masalah “Adakah hubungan antara pemberian ASI eksklusif terhadap penurunan berat badan ibu menyusui di Kecamatan Kledung Temanggung?” Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) Mengidentifikasi pemberian ASI eksklusif pada bayi di Kecamatan KledungTemanggung, 2)Mengidentifikasi penurunan berat badan pada ibu yang memberikan ASI secara eksklusif di Kecamatan Kledung Temanggun, 3)Mengetahui hubungan pemberian ASI Eksklusif terhadap penurunan berat badan ibu menyusui di Kecamatan Kledung Temanggung. Manfaat Penelitian Melalui penelitian yang dilakukan, diharapkan peneliti dapat menambah pengetahuan dan penerapan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan terkait dengan pemecahan masalah peningkatan berat badan yang dialami oleh ibu setelah melahirkan. Bagi ibu menyusui, hasil penelitian dapat membantu mencari solusi untuk menjaga berat badan ibu tetap ideal setelah melahirkan serta meningkatkan kesadaran
Hubungan Pemberian Asi Ekslusif Dengan Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui Di Kecamatan Kledung Temanggung
3
ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif. Bagi Perawat, melalui penelitian ini diharapkan perawat dapat memahami kompetensinya dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil dan menyusui sehingga dapat meningkatkan angka pemberian ASI eksklusif. Bagi Peneliti Selanjutnya, hasil penelitian dapat memberi gambaran untuk mencari masalah penelitian terkait dengan masalah kenaikan berat badan ibu setelah melahirkan dan pemberian ASI eksklusif. METODOLOGI Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional dengan menggunakan rancangan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan pada pengukuran data variabel bebas dan variabel terikat dalam waktu bersamaan. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 22-24 Januari 2016 di seluruh wilayah Kecamatan Kledung Temanggung.
Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita menyusui di Kecamatan Kledung Temanggung yang mempunyai bayi usia 6 bulan. Jumlah ibu menyusui di Kecamatan Kledung Temanggung yang mempunyai bayi usia 6 bulan pada adalah sejumlah 42 Orang. Sampel Peneliti menggunakan teknik total sampling dalam pengambilan sampel. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan jumlah responden sebayak 28 ibu menyusui. Pengumpulan Data
4
Jenis/sumber data Jenis data yang akan digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer pada penelitian ini adalah data tentang riwayat pemberian ASI eksklusif. Data sekunder pada penelitian ini adalah data tentang jumlah ibu menyusui yang mempunyai bayi usia enam bulan yang didapat pada saat studi pendahuluan di Puskesmas Kledung dan data berat badan ibu setelah melahirkan yang dapat dilihat dari KMS. Metode pengumpulan data Metode yang digunakan adalah metode pengukuran fisik dan metode kuesioner. Metode pengukuran fisik dilakukan dengan mengukur berat badan ibu menyusui pada saat dilakukan penelitian menggunakan timbangan berat badan injak manual yaitu timbangan gea standar. Metode kuesioner dengan membuat daftar pertanyaan yang dibuat dengan beberapa pilihan jawaban kepada responden. Responden diminta untuk memberikan jawaban terhadap setiap item pertanyaan yang diajukan. Kuesioner disusun secara struktur terdiri dari kuesioner pemberian ASI untuk mengukur pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan. Analisis Data Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan dengan tujuan menggambarkan tiap variabel yang diteliti secara terpisah dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi. Variabel yang dianalisis adalah variabel pemberian ASI eksklusif dan variabel penurunan berat badan. Analisis Bivariat Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel ≤ 50. Hasil uji ShapiroWilk menunjukkan p-value untuk variabel pemberian ASI eksklusif dan penurunan berat badan sebesar 0,000 (α < 0,05), sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi tidak normal. Uji statistik
Hubungan Pemberian Asi Ekslusif Dengan Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui Di Kecamatan Kledung Temanggung
yang dipakai adalah uji statistik non parametrik dengan uji korelasi Spearman.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Perubahan Berat Badan Ibu Menyusui di Kecamatan Kledung Temanggung, Januari 2016
Perubahan Berat Badan Naik Tetap Turun Jumlah
HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Gambaran pemberian ASI di Kecamatan Kledung Temanggung dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI di Kecamatan Kledung Temanggung, Januari 2016
Pemberian ASI Tidak ASI Eksklusif ASI Eksklusif Jumlah
Jumlah 15 13 28
Jumlah
Persentasi
10 2 16 28
35,7 7,1 57,1 100
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Perubahan Berat Badan Ibu Menyusui di Kecamatan Kledung Temanggung, Januari 2016
Persentase 53,6 46,4 100,0
Perubahan Berat Badan Naik Tetap Turun Jumlah
Jumlah
Persentasi
10 2 16 28
35,7 7,1 57,1 100
Gambaran Penurunan berat badan ibu menyusui di Kecamatan Kledung Temanggung dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Analisis Bivariat Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan penurunan berat badan ibu menyusui Tabel 4 Hasil Uji Statistik Antara Pemberian ASI Eksklusif Dengan Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui di Kecamatan Kledung Temanggung, Januari 2016
ASI
Tidak eksklusif eksklusif Jumlah
Berat Badan Naik F % 5 33,3
Berat Badan Tetap F % 2 13,3
Berat Badan Turun f % 8 53,3
F 15
% 100
5 10
0 2
8 16
13 28
100 100
38,5 35,7
0 7,1
PEMBAHASAN Gambaran Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Kledung Temanggung Berdasarkan uji statistik yang dilakukan pada 28 responden pada ibu
61,5 57,1
Total
P-value
0,878
menyusui di Kecamatan Kledung Temanggung terdapat 15 responden (53,6%) yang tidak memberikanASI secara eksklusif dan 13 responden (46,4%) yang memberikan ASI secara eksklusif. Angka pemberian ASI eksklusif yang
Hubungan Pemberian Asi Ekslusif Dengan Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui Di Kecamatan Kledung Temanggung
5
hanya sebesar 46,4% cenderung rendah karena belum memenuhi target nasional yaitu 80%. Rendahnya angka ASI eksklusif di Kecamatan Kledung Temanggung dikarenakan pada awal kelahiran bayi, ASI belum terproduksi sehingga ibu meberikan susu formula sampai ASI terproduksi. Ibu merasa takut bayi akan lapar apabila tidak segera diberi susu segera setelah melahirkan. Cadwell (2011) mengatakan bayi masih mempunyai cadangan lemak setelah melahirkan yang bisa dipakai pada minggu pertama sebelum ASI terproduksi. Sebagian kecil ibu tidak memberikan ASI eksklusif dikarenakan harus bekerja, padahal ibu yang bekerja dapat memberikan ASI secara eksklusif dengan cara ASI dipompa dan disimpan, sehingga saat bayi membutuhkan ASI saat ibu tidak bersama bayi, ASI yang disimpan bisa dihangatkan dengan direndam dalam air hangat kemudian diberikan kepada bayi (Kristiyandari, 2009). Pernyataan diatas menunjukkan bahwa rendahnya angka pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Kledung Temanggung disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif. Gambaran penurunan berat badan ibu menyusui di Kecamatan Kledung Temanggung Berdasarkan hasil penelitian terhadap perubahan berat badan ibu menyusui di Kecamatan Kledung Temanggung dari 28 responden terdapat 16 ibu menyusui (57,1%) mengalami penurunan berat badan, 10 ibu menyusui (35,7%) mengalami peningkatan berat badan dan 2 ibu menyusui (7,1%) tidak mengalami perubahan berat badan. Rata-rata penurunan berat badan ibu menyusui adalah 6,95 Kg, dengan penurunan berat badan terendah adalah 1 Kg sedangkan penurunan berat badan tertinggi adalah 15 Kg. Penurunan berat badan dialami oleh Ibu menyusui di Kecamatan Kledung Temanggung dikarenakan ibu menyusui
6
bayinya lebih dari 4 bulan. Konsep teori menjelaskan bahwa Penurunan berat badan dialami oleh ibu menyusui dikarenakan cadangan lemak yang diperoleh selama hamil digunakan sebagai sumber tenaga dalam memproduksi ASI (Arisman, 2010). Hasil yang diperoleh dari penelitian ada 35,7% ibu menyusui mengalami peningkatan berat badan. Para ahli menjelaskan bahwa peningkatan berat badan dialami oleh ibu menyusui disebabkan karena pola makan yang tidak terkendali disertai dengan pembatasan aktivitas setelah melahirkan. Peningkatan berat badan dialami oleh ibu menyusui di Kecamatan Kledung dikarenakan pembatasan aktivitas ibu. Hubungan Antara Pemberian Asi Eksklusif Dengan Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif yang mengalami peningkatan berat badan sejumlah 33,3%, ibu yang mengalami penurunan berat badan sejumlah 53,3%, dan ibu dengan berat bada tetap sejumlah 13,2%. Ibu yang memberikan ASI eksklusif yang mengalami peningkatan berat badan sejumlah 38,5%, ibu yang mengalami penurunan berat badan sejumlah 61,5%, dan ibu dengan berat badanya tetap sejumlah 0%. Hasil uji statistic didapatkan nilai p = 0,878, dengan nilai α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan penurunan berat badan ibu menyusui. Hal ini disebabkan karena sebagian besar ibu tidak bisa masuk dalam kriteria memberikan ASI secara eksklusif dikarenakan pada minggu pertama bayi lahir, bayi diberikan susu formula karena ASI belum terproduksi. Setelah ASI terproduksi pemberian susu formula dihentikan dan ibu hanya memberikan ASI sampai bayi usia enam bulan. Makanan tambahan mulai diberikan setelah bayi berusia enam bulan.
Hubungan Pemberian Asi Ekslusif Dengan Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui Di Kecamatan Kledung Temanggung
Keterbatasan Penelitian Faktor yang mempengaruhi penurunan dan peningkatan berat badan ibu menyusui seperti asupan makanan, faktor keturunan, aktivitas dan lain-lain sulit dikontol, faktor lain yang mempengaruhi penurunan berat badan pada ibu menyusui seperti kenaikan berat badan selama kehamilan, frekuensi dan durasi menyusui belum diteliti, tidak ada instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang faktor yang mempengaruhi rendahnya angka ASI eksklusif dan perubahan berat badan Ibu menyusui di Kecamatan Kledung Temanggung. KESIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian tentang hubungan pemberian ASI eksklusif dengan penurunan berat badan ibu menyusui di Kecamatan Kledung Temanggung adalah Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan penurunan berat badan ibu menyusui di Kecamatan Kledung Temanggung dengan p value sebesar 0,878 dan α sebesar 0,05. Hal ini disebabkan karena sebagian besar ibu tidak bisa masuk dalam kriteria memberikan ASI secara eksklusif dikarenakan pada minggu pertama bayi lahir, bayi diberikan susu formula karena ASI belum terproduksi. Setelah ASI terproduksi pemberian susu formula dihentikan dan ibu hanya memberikan ASI sampai bayi usia enam bulan. Makanan tambahan mulai diberikan setelah bayi berusia enam bulan. Rata-rata penurunan berat badan ibu menyusui adalah 6,95 Kg. Penurunan berat badan dialami oleh ibu menyusui dikarenakan cadangan lemak yang diperoleh selama hamil digunakan sebagai sumber tenaga dalam memproduksi ASI. SARAN Hendaknya sejak masih hamil ibu sudah mempersiapkan diri dengan mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI, melakukan
aktivitas untuk persiapan menyusui seperti perawatan putting susu sehingga ketika bayi lahir ASI sudah terproduksi dan pemberian ASI secara eksklusif bisa dicapai, hendaknya ibu setelah melahirkan dapat melakukan aktivitas yang dapat melancarkan produksi ASI seperti perawatan payudara dan pijat oksitosin serta mengkonsumsi makanan yang dapat melancarkan ASI sehingga ASI bisa segera terproduksi, hendaknya ibu tetap memberikan ASI secara eksklusif karena pada minggu pertama kelahiran, bayi masih mempunyai cadangan lemak yang bisa dipakai sebagai makanan bayi untuk menunggu ASI terproduksi. Hendaknya perawat memberikan penyuluhan kesehatan tentang pemberian ASI eksklusif secara lebih mendalam dikarenakan ada hal-hal yang belum diketahui oleh ibu tentang pemberian ASI eksklusif seperti bayi masih mempunyai cadangan lemak pada minggu pertama setelah kelahiran, sehingga ibu tidak terburu-buru untuk memberikan susu formula. Pendidikan kesehatan tentang persiapan menyusui dan cara memerah serta menyimpan ASI bagi ibu yang bekerja juga sangat penting untuk mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambah luas wilayah penelitian sehingga bisa memperoleh responden dengan jumlah yang lebih banyak, diharapkan peneliti dapat melakukan kontrol secara lebih spesifik terhadap halhal yang dapat mempengaruhi peningkatan maupun penurunan berat badan ibu menyusui seperti kontrol terhadap asupan makanan, faktor keturunan, aktivitas dan hal-hal lainya yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, diharapkan peneliti dapat melakukan penelitian terhadap faktor yang dapat mempengaruhi penurunan berat badan pada ibu menyusui seperti kenaikan berat badan selama kehamilan, frekuensi dan durasi menyusui, diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan kontrol terhadap kondisi bayi
Hubungan Pemberian Asi Ekslusif Dengan Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui Di Kecamatan Kledung Temanggung
7
seperti bayi sakit, bayi dengan reflek menghisap yang kurang baik karena halhal tersebut juga akan mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif DAFTAR PUSTAKA [1] Anggraeni, A. C. (2012). Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogyakarta: Graha Ilmu. [2] Ambarwati, E. dan Wulandari, D. (2008). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press. [3] Ari Kunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Ke-5. Jakarta : Rineka Cipta. [4] Arisman. (2010). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC. [5] Astuti, H. W. (2010). Ilmu Gizi Dalam Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media. [6] Beck, M. E. (2005). Ilmu Gizi dan Diet Hubunganya Dengan PenyakitPenyakit Untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica. [7] Bickley, L. S. (2008). Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates. Jakarta: EGC. [8] Bobak, I. M., dkk. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. [9] Cadwell, K., dan Maffei, C. T. (2011). Manajemen Laktasi. Jakarta: EGC. [10] Dahlan, S. (2009). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. [11] Dempsey, P. A. dan Dempsey, A. D. Riset Keperawatan. Jakarta: EGC. [12] Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media. [13] Dwijayanthi, L. (2011). Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah. Jakarta: EGC. [14] Elfi, Nurasih, Padmawati, R. (2012). Pengaruh Menyusui Terhadap Berat Badan Ibu Post Partum Di Puskesmas Kesunean Kota Cirebon. Skripsi. Tasik Malaya: Politeknik Kesehatan.
8
[15] Herbold, H. N., College, S., Boston. (2006). Buku Saku Nutrisi. Jakarta: EGC. [16] Kristiyandari, W.,( 2009). ASI:Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika. [17] Lailiyana, dkk. (2010). Gizi Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC. [18] Moore, M. C. (2007). Terapi Diet dan Nutrisi. Jakarta: Hipokrates. [19] Norwitz, E. R., Schorge . (2018). At a Glace Obstetri dan Ginekologi, Edisi Ke-2, alih bahasa Diba Artsiyanti. Jakarta: Erlangga. [20] Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. [21] Nurrachmah, E. ( 2011). Nutrisi Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC. [22] Nursalam. (2012). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi II. Jakarta: Salemba Medika. [23] Paath, E. F., Rumdasih, Y., Heryanti. (2005). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC. [24] Prawiroharjo, S. (2008). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. [25] Pujiastuti, N., Dewi, A. B. F. K. dan Fajar, I. (2013). Ilmu Gizi Untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. [26] Sujiyatini, Nurjanah, dan Kurniati, A. (2010). Asuhan Ibu Nifas. Yogyakarta: Cyrillus Publisher. [27] Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu. [28] Supardi, S. dan Rustika. (2013). Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media. [29] Supariyasa, I. D. N., Bakri, B. dan Ibnu, F. (2006). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. [30] Varney, H., Kriebs, J. M., Gegor, L. C. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC
Hubungan Pemberian Asi Ekslusif Dengan Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui Di Kecamatan Kledung Temanggung