PEMBERIAN ASI DENGAN PENURUNAN BERAT BADAN IBU MENYUSUI YANG BEKERJA DI DESA NGARESKIDUL KECAMATAN GEDEG KABUPATEN MOJOKERTO DWI SILVIA YUNIS TIAR 1211010102 Subject : ASI, Berat Badan, Ibu Bekerja, Menyusui
DESCRIPTION Pada ibu bekerja pemberian ASI terhambat karena kesibukan pekerjaanya.Tempat kerja belum banyak yang menyediakan tempat khusus memerah ASI. Ibu cenderung peka terhadap penampilannya.Ketika selesai bekerja ibu sering capek menyebabkan tidak teratur dalam pemberian ASI pada bayi. Kondisi ini menyebabkan ibu mempunyai berat badan lebih.Tujuan penelitian inimengetahui hubungan pemberian ASI dengan penurunan berat badan ibu menyusui yang bekerja. Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional dengan rencana bagun penelitian case kontrol. Cara pengumpulan data jenis survey. Sumber data termasuk penelitian kuantitatif, jenis data penelitian data primer. Populasi ibu menyusui yang bekerja diatas 6 bulan diDesa Ngareskidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto berdasarkan penelitian pada tanggal 2 Mei-8 Mei 2015 didapatkan jumlah keseluruhan 25 responden.Teknik sampling penelitian ini probability sampling tipe simple random sampling didapatkan 24 responden. instrumen yang digunakan adalah kuesioner. pengolahan data dengan cara editing,coding, scoring, tabulating dilakukan dengan uji chi square. hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden tidak memberikan ASI secara eksklusif 14 responden (58,3%). Sebagian besar responden memiliki penurunan tidak sesuai<0,6kg perbulan yaitu 17 responden (70,8%). Analisa data dengan menggunakan ujiChi square dengan derajat signifikan 5% (0,05) didapatkan nilai p(0,005)<α(0,05)maka H1 diterima yang artinya ada hubungan. Disimpulkan banyak respondentidak memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan dan memiliki berat badan tidak sesuai. Sebagai tenaga kesehatanharus meningkatkan pengetahuan ASI eksklusif ibu dengan mengadakan penyuluhan kemasyarakat pentingnya ASI eksklusif untuk kesehatan bayi. ABSTRACT Many workplaces do not provide a special place for raddened breast milk yet. Mothers tend to be sensitive about appearance. When finished working mothers often exhausted so,it causing irregular in breastfeeding infants. This condition causes the mother to have more weight. The purpose of the study was to know the relationshp between breast feeding with weight loss in breastfeeding mothers who work. Type of research was an analytic collected with case control study. Design data collection by type of survey. Data sources include quantitative research, research data types was primary data. Population was breastfeeding mothers who work more than 6 months in the Ngareskidul Gedeg Mojokerto during May 2-May 8 2015 obtaired the total number of 25 respondents. This research sampling technique was probability sampling type of simple random sampling obtaired 24 respondents. The instrument used was a questionnaire. Data procesed through editing, coding, scoring, tabulating was done by chi square test.
The results showed that most respondents were not exclusively breastfed as many as 14 respondents (58.3%). Most respondents had not appropriate loss <0.6 kg per month was 17 respondents (70.8%). Data analysis using Chi-square test with significant level of 5% (0.05) p value (0.005) <α (0.05) then H1 was accepted which meant there was relationship. It is Concluded that many respondents did not breastfeed exclusively for 6 months and did not have appropriate weight. The health workes or midwife must improve mother knowledge with counseling about exclusive breast feeding for healthy infant Keywords: Exclusive Breastfeeding, Body Weight, Working Mothers, Breastfeeding Contributor Date Type Material Identifier Right Summary
: Nurun Ayati Khasanah, S.ST., M.Kes., Dyah Permata Sari, S.ST., SKM., MM., : 08 Juni 2015 : Laporan Penelitian : : Open Document : -
LATAR BELAKANG Pada ibu bekerja, kegiatan pemberian ASI seringkali terhambat karena kesibukan pekerjaanya. Ibu bekerja yang memiliki tekat untuk memberikan ASI pada bayinya harus memerah ASI di tempat kerja, terkadang kebijakan perusahaan tidak kooperatif memberikan waktu cukup untuk memerah ASI. Selain itu belum banyak tempat kerja yang menyediakan tempat khusus untuk memerah ASI, fasilitas seperti kulkas, botol kaca, alat untuk memerah ASI (Swandari, 2014). Disamping itu ibu bekerja cenderung lebih peka terhadap penampilan dirinya dan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain. Ketidakpuasan terhadap penampilan pada bentuk-bentuk khusus dari tubuhnya (Rosalyah, 2013). Ketika selesai bekerja ibu sering capek menyebabkan tidak teratur dalam pemberian ASI pada bayi. Kondisi ini sering menyebabkan ibu mempunyai berat badan lebih (Swandari, 2014). Padahal pemberian ASI sangat bermanfaat bagi bayi, misalnya, dapat menurunkan risiko infeksi akut seperti diare, pnemonia, infeksi telinga, haemophilus influenza, meningitis dan infeksi saluran kemih. Menyusui juga melindungi bayi dari penyakit kronis masa depan seperti diabetes tipe 1. Menyusui juga bermanfaat bagi ibu. Menyusui secara eksklusif dapat menunda kesuburan ibu, terutama pada 6 bulan pertama setelah melahirkan sehingga dapat berperan sebagai kontrasepsi alami. Menyusui juga mengurangi risiko kanker payudara dan kanker ovarium. Selain itu menyusui membantu menurunkan berat badan dan resiko obesitas pada ibu. (Swandari, 2014). Data keberhasilan menyusui pada ibu bekerja diIndonesia belum ada. Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan bahwa 57% tenaga kerja diIndonesia adalah wanita (IDAI, 2013) Cakupan ASI Eksklusif di jawa timur pada tahun 2012 sebesar 64,08%. Cakupan Data dari bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Mojokerto pada tahun 2011 baru mencapai 46,19 %. Hasil ini telah meningkat dari capain tahun lalu yang tercatat sebesar 34,91 %. Pencapaian ASI eksklusif dalam 5 tahun terakhir tercatat tidak banyak mengalami perubahan, yaitu bekisar pada angka 40%. (Dinkes Kota Mojokerto, 2011). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Ngareskidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto pada tanggal 08 Maret 2015 dengan metode observasi, didapatkan dari 5 ibu menyusui yang bekerja didapatkan hasil 3 dari 5 ibu bekerja yang tidak
memberikan ASI secar eksklusif (60%) mengalami peningkatan berat badan, sedangkan 2 ibu bekerja yang memberikan ASI secara eksklusif (40%) mengalami penurunan berat badan.
PENELITIAN penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasional dengan desain case kontrol dengan menggunakan pendekatan retrospetive pengumpulan data menggunakan survey dan sumber data penelitian adalah kuantitatif, jenis data penelitian termasuk data primer dengan instrumen berupa kuesioner dan lembar observasi.Analisa data dengan uji Chi square . Subjek pada penelitian ini adalah 25 ibu bekerja yang menyusui 6 – 12 bulan. Penelitian ini menggunakan probability sampling tipe random sampling yang didapat 24 responden. Tempat dan waktu penelitian Desa Ngareskidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto pada tanggal 2 Mei - 8 Mei
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitan menunjukkan hampir seluruh responden berumur 20-35 tahun sebanyak 19 responden (79.2%) . Berdasarkan hasil penelitan sebagian besar responden berpendidikan SMA sebanyak 18 responden (75%). Berdasarkan informasi sebagian besar responden pernah mendapatkan informasi sebanyak 16 responden (66.7%). Berdasarkan hasil penelitian dari 24 responden, sebagian besar responden tidak memberikan ASI secara eksklusif sebanyak 14 responden mengalami penurunan berat badan tidak sesuai sebanyak 12 responden (50%) dan sebagian kecil responden mengalami penurunan berat badan sesui sebanyak 2 responden(8.3%). Dan hampir seluruh responden yang memberikan ASI secara eksklusif sebanyak 10 responden (41.7%) yang mengalami penurunan berat badan tidak sesuai sebanyak 3 responden(12,5%) dan sebagian besar responden yang memberikan ASI eksklusif mengalami penurunan berat badan sesuai sebanyak 7 responden(29,3%) Berdasarkan analisa data dengan menggunakan uji Chi square dengan derajat signifikan 5% (0,05) didapatkan nilai p(0,005)<α(0,05) maka H0 ditolak H1 diterima yang artinya ada hubungan antara pemberian ASI dengan penurunan berat badan ibu menyusui yang bekerja bekerja di Desa Ngareskidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto. Hasil penelitian dari 24 responden sebagian besar responden tidak memberikan ASI secara ekslusif sejumlah 14 responden (58.3%). Dan yang memberikan ASI secara eksklusif sebanyak 10 responden (41.7%) ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai bayi berumur dua tahun (Hubertin, 2004). Dengan terbukanya kesempatan bekerja dan tuntutan untuk bekerja membantu ekonomi keluarga maka sebagian ibu-ibu memilih bekerja diluar rumah. Dengan bekerja ibu tidak dapat berhubungan penuh dengan bayinya, akibatnya ibu cenderung memberikan susu formula dan diberikan melalui botol, menyebabkan frekuensi penyusuan akan berkurang dan produksi ASI akan menurun. Keadaan ini menyebabkan ibu menghentikan pemberian ASI. Jadi seorang ibu bekerja kemungkinan menyusui bayinya eksklusif menurun drastis (Yanti, 2012). Bagi ibu yang bekerja upayah pemberian ASI eksklusif sering kali mengalami hambatan lantaran singkatnya masa cuti hamil dan melahirkan. Sebelum bemberian ASI eksklusif berakhir secara
sempurna, ibu harus kembali bekerja. Kegiatan ini atau pekerjaan ibu sering kali dijadikan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif (Prasetyono, 2009). Masalah yang dialami oleh ibu dalam menyusui secara eksklusif antara lain kondisi fisik ibu sendiri dan kurangnya dukungan dari tempat ibu bekerja. Sebagian besar responden bekerja sebagai buruh / petani tidak memberikan ASI eksklusif. Hal ini disebabkan karena pemberian ASI tidak bisa didasarkan hanya faktor kebebasan waktu yang dimiliki seorang ibu. Seorang ibu bekerja sebagai buruh atau petani seharusnya masih banyak memiliki waktu luang merawat bayinya khususnya dalam pemberian ASI. Oleh karena itu dalam penelitian ini ibu yang bekerja sebagai buruh atau petani dan ibu yang tidak bekerja belum menjamin ibu akan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Walaupun ibu memiliki banyak waktu dan kesempatan yang banyak bersama bayinya. Pada dasarnya hal ini disebabkan karena faktor kurangnya pemahaman ibu tentang pemberian ASI eksklusif sehingga hasil penelian dapat disimpulkan bahwa tindakan seseorang ibu dalam pemberian ASI ekslusif lebih ditentukan oleh pengetahuan dari pekerjaannya. Melalui PP Nomor 33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif pada tanggal 1 Maret 2012. Pemerintah mengharuskan pengurus tempat kerja (perusahhan, perkantoran milik pemerintah, pemda dan swasta) serta menyelenggarakan tempat sarana umum untuk mendukung program ASI eksklusif misalnya, menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui /memerah ASI sesuai kondisi perusahan, mebuat peraturan internal yang mendukung keberasilan program pemerintah.Tempat kerja wajib memberikan kesempatan bagi ibu bekerja yang meberikan ASI eksklusif kepada bayi atau memerah ASI selama bekerja (Dinkes Jogja, 2012). Hasil penetitian didapatkan data 24 responden sebagian besar responden mengalami penurunan berat badan tidak sesuai < 0,6 Kg perbulan sebanyak 15 responden (62,5%). Salah satu manfaat pemberian ASI eksklusif bagi ibu yaitu dapat menurunkan berat badan dan mengontrol terjadinya kegemukan setelah melahirkan. Pernyataan tersebut sesui dengan teori menyusui dapat membantu dalam menurunkan berat badan dikarenakan produksi asi membutuhkan energi cukup besar 750 kkal, sementera sisanya (sekitar 200 kkal) diambil dari cadangan endogen, yaitu timbunan lemak selama hamil. Mengingat efesiensi konfersi energi hanya 80-90%, maka energi dari makan yang dianjurkan (500 kkal) hanya akan menjadi energi ASI sebasar 400-450 kkal. Untuk menghasilkan 850 cc ASI dibutuhkan 680-807 kkal (rata-rata 750 kkal) energi. Jika ke dalam diet tetap ditambah 500 kkal,yang terkonveksi hanya 400-450 kkal: berarti setiap hari harus dimobilisasi cadangan energi endogen sebesar 300-350 kkal yang setara dengan 33-38 gr lemak. Dengan demikian, simpanan lemak selama hamil, sebanyak 4 kg atau setara dengan 36.000 kkal akan habis setelah 105 sampai 121 hari, atau sekitar 3,5-4 bulan. Penghitungan ini sekaligus menguatkan pendapat bahwa dengan pemberian ASI, berat badan ibu akan kembali normal dengan cepat dan menepiskan isu bahwa menyusui bayi akan membuat tubuh menjadi tambun ( Arisman , 2007: 37-38). Berat badan responden di Desa Ngareskidul Sebagian besar responden dengan Penurunan tidak sesuai. Masyarakat berpendapat bahwa BB ibu yang menyusui akan semakin gemuk dibandingkan dengan BB ibu yang tidak menyusui. Hal ini yang menyebabkan prilaku ibu negatif dalam pemberian ASI pada bayinya. Hal Ini sesuai dengan teori Menurut Yunisa (2010:85) Menyusui dapat membantu menurunkan berat badan lebih cepat daripada yang tidak memberikan ASI eksklusif. Dengan menyusui, timbunan lemak sewaktu hamil akan digunakan dalam proses menyusui. Wanita yang tidak menyusui akan sukar menghilangkan timbunan lemak karena lemak memang khusus dipersiapkan tubuh untuk menyusui. Saat ibu menyusui tubuh ibu menghasilkan hormon oksitosin yang akan
membantu ibu kembali fit seperti semula. Pada ibu menyusui, pemberian ASI mengakibatkan turunnya berat badan (BB) ibu pada periode menyusui. Penurunan berat badan pada ibu menyusui terjadi karna meningkatnya kebutuhan nutrisi. Peningkatan kebutuhan nutrisi karena ibu harus memenuhi kebutuhan nutrisi untuk dirinya sendiri dan nutrisi memproduksi ASI sebagai makanan bayi (Swandari, 2014). Berdasarkan tabel tabulasi silang antara Pemberian ASI Dengan Penurunan Berat Badan didapatkan bahwa sebagian besar tidak memberikan ASI ekslusif sebanyak 14 responden dan mengalami penurunan berat badan tidak sesuai sebanyak 15 responden(62,5%). Dari data di atas kemudian dilakukan analisa data dengan menggunakan uji Chi square dengan derajat signifikan 5% (0,05) didapatkan nilai p(0,005)<α(0,05) maka H1 diterima yang artinya Ada Hubungan Antara Pemberian ASI Dengan Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui Yang Bekerja Bekerja Di Desa Ngareskidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto Pemberian ASI eksklusif akan memberikan banyak manfaat bagi ibu menyusui yaitu, isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali kemasa prakehamilan serta mengurangi resiko pendarahan, lemak disekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan berpindah ke masa ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali, resiko terkena kanker rahim, dan kanker payudara pada ibu yang menyusui bayi lebih rendah ketimbang ibu yang tidak menyusui bayinya (Prasetyono, 2009:56 - 61). Menurut Utami Roesli (2005) mengatakan bahwa bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara ekslusif selama paling sedikit 4 bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan, meskipun cuti hamil hanya 3 bulan. Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, adanya perlengkapan memerah ASI, dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara ekslusif (Utami Roesli, 2005). Sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif memiliki penurunan berat badan tidak sesuai,. Masalah yang dialami oleh ibu dalam menyusui secara eksklusif antara lain kondisi fisik ibu sendiri dan kurangnya dukungan dari tempat ibu bekerja,. Ditambah Masyarakat berpendapat bahwa BB ibu yang menyusui akan semakin gemuk dibandingkan dengan BB ibu yang tidak menyusui. Hal ini yang menyebabkan prilaku ibu negatif dalam pemberian ASI pada bayinya. Kondisi ini sering menyebabkan ibu mempunyai berat badan lebih. Kebayakan responden yang tidak memberikan ASI eksklusif memilili berat badan berlebih. Ibu bekerja tidak paham pentingnya ASI bagi bayi dan manfaat ASI yang sudah dijelaskan oleh tenaga kesehatan sewaktu pemeriksaan ANC di posyandu maupun di BPS di karenakan, waktu penyampaian materi banyak ibu yang mengobrol dan banyak bayi yang menangis yang menjadikan konsentrasi ibu berkurang. Sehingga banyak ibu yang memiliki bayi 6-12 bulan mengalami kegemukan. Menurut Hindah (2012) dengan melakukan diet yang tepat seorang ibu menyusui bisa tetap mengurangi berat badan sambil menyusui. Ibu menyusui sebaiknya memang tidak melakukan diet ketat. Pada kondisi ekstrim dengan asupan kalori kurang dari 1500-1700 kkal perhari, jumlah ASI yang dihasilkan bisa berkurang dari 15%, karena itu ibu menyusui memerlukan diet yang.
SIMPULAN Sebagian besar responden tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 14 responden (58, 3 %). Sebagian besar responden memiliki penurunan tidak sesuai < 0,6 kg perbulan yaitu 15 responden (62,5%). Berdasarkan Uji Analisa data dengan menggunakan Chi square didapatkan nilai p (0,005)<α(0,05) maka H1 diterima yang artinya Ada Hubungan Antara Pemberian ASI
Dengan Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui Yang Bekerja Bekerja Di Desa Ngareskidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto.
REKOMENDASI Peneliti dapat meningkatkan pola fikir secara ilmiah sehingga mampu memecah masalah yang dihadapi dalam masyarakat secara ilmiah. Sebagai tenaga Kesehatan dapat dijadikan masukan bagi tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan penginformasian, tetap mempertahankan dan memberikan motivasi pada ibu yang menyusui dengan memberikan penyuluhan dan menyebarkan leafleat agar responden mempersiapkan pemberian ASI eksklusif dengan maksimal. Masyarakat bisa meningkatkan partisinya dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam bentuk pemberian kebijakan bagi ibu bekerja untuk dapat memberikan ASI eksklusif. Untuk responden harus lebih berani mengutarakan haknya dalam hal kebijakan cuti dan hak menyusui jika perusahaan masih kurang dalam memberikan hak tersebut karena memang itu kewajiban dari perusahaan yang telah diatur oleh peraturan perundang-undangan untuk memberikan kekhususan bagi pekerja perempuan yang hamil dan melahirkan Sebaiknya orang tua harus lebih giat dalam mencari informasi tentang ASI eksklusif sehingga dapat membandingkan hasil penelitian dan Bidan perlu bekerja sama dengan masyarakat dalam meningkatkan pelayanan dan kinerjanya dalam meningkatkan pemberian ASI eksklusif. Institusi pendidikan perlu menambah sumber pustakaan dan literatur tentang pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang pemberian ASI eksklusif sehingga para pembaca dapat menjadikan sebagai tambahan ilmunya. Peneliti berikutnya perlu mengembangkan penelitian ini dengan melakukan penelitian tentang faktor sosial, ekonomi, prilaku tokoh masyarakat, ketersediaan informasi dan fasilitas kesehatan yang mempengarui pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis sampaikan kepada Kedua orang tuaku, Harun rivai dan semua keluarga besarku terima kasih untuk ribuan doa yang mengalir ikhlas disetiap waktu serta pengorbanan tanpa mengenal lelah sehingga artikel ini bisa terselesaikan. Terima kasih kepada Bu Nurun Ayati K, S,KM,.M.Kes dan Dyah Permata Sari,SKM., M.M selaku pembimbing dan bu Ferilia Adiesti, S.ST.M.M selaku penguji terima kasih atas saran dan masukan yang membangun untuk artikel ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh responden yang bersedia membantu penelitian ALAMAT KORESPONDENSI Email :
[email protected] No. Telp
: 081249684901
Alamat
: Desa kepodang RT O2 RW O6 kec.Tulangan-Sidoarjo-jawa timur