HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DENGAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA SMA DUA MEI CIPUTAT
Oleh:
JAMI’AH NIM: 104011000019
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 M
LEMBAR PENGESAHAN HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DENGAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA SMA DUA MEI CIPUTAT SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh JAMI’AH NIM. 104011000019
Dibawah Bimbingan
Dra. Hj. Elo Al-Bugis, M.Ag NIP.150268587
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul: “Hubungan Pelaksanaan Program ekstrakurikuler Keagamaan dengan Pembentukan Perilaku Keberagamaan Siswa SMA Dua Mei Ciputat” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada, 08 September 2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 08 September 2008
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Dr. H. Abdul Fatah Wibisono, M.A NIP: 150 236 009
………..
……………….
Sekretaris Jurusan Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag NIP: 150 299 477
………..
………………..
Penguji I Dra. Hj. Sunarti NIP: 150 022 714
………...
…………………
Penguji II Drs. H. M. Elman Sadri NIP: 150 203 320
…………
………………….
Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP: 150 231 356
Jakarta, 14 Februari 2008 Nomor Lampiran Hal
: Istimewa : 1 ( Satu ) Berkas : Pengajuan Proposal Skripsi
Kepada Yang Terhormat, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Asssalamu’alaikum wr.wb. Salam sejahtera kami sampaikan, semoga Bapak senantiasa berada dalam lindungan Allah swt, dan selalu sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Selanjutnya, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama NIM Semester Jurusan Fakultas
: Jami’ah : 104011000019 : VII : Pendidikan Agama Islam : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Bermaksud mengajukan judul skripsi dengan judul “PELAKSANAAN PROGRAM EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA SMA DUA MEI CIPUTAT” Sebagai bahan pertimbangan, berikut saya lampirkan proposal skripsi (termasuk outline dan daftar pustaka). Demikian surat ini diajukan, semoga Bapak berkenan menerima judul skripsi ini Atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih. Wasssalamu’alaikaum wr. wb
Dosen Seminar Proposal Skripsi
Drs. Rusydi Zakaria, M. Ed
Mengetahui, Dosen Penasehat Akademik
Drs. H. Ahmad Ghalib M.Ag
Pemohon,
Jami’ah
SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
:Jami’ah
NIM
:104011000019
Jurusan/Semester
:Pendidikan Agama Islam/IX
Angkatan tahun
:2004
Alamat
:Jl. Argapura kampung Cipining Rt/Rw. 02/03 No 17 kec. Cigudeg kab. Bogor 16670
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Hubungan
Pelaksanaan
program
ekstrakurikuler
Keagamaan
dengan
Pembentukan Perilaku Keberagamaan Siswa SMA Dua Mei adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:
Nama
: Dra. Hj. Elo Al-Bugis M.Ag
NIP
: 150268587
Dosen Jurusan
: PAI, PBSI & PBI
Dengan demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya akan menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 08 September 2008
Jami’ah (104011000019)
ABSTRAK “ Jami’ah “ Hubungan Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Pembentukan Perilaku Keberagamaan Siswa SMA Dua Mei Ciputat. Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya perilaku seorang manusia. Proses pembelajaran dan pengajaran di sekolah tidak hanya tertumpu pada kegiatan kurikuler atau intrakurikuler saja. Tetapi juga harus didukung oleh kegiatan-kegiatan pengembangan diluar kelas seperti kegiatan ekstrakurikuler yang mengarah pada pembentukan sikap dan kepribadian seorang siswa. Dalam usaha membentuk perilaku keberagamaan siswa maka sekolah perlu mengadakan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan karena dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan terdapat nilai-nilai edukatif yang dapat dijadikan rujukan oleh siswa untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi objektif mengenai bagaimanakah hubungan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukan perilaku keberagamaan siswa SMA Dua Mei Ciputat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan deskriptif-analisis yang didukung teknik-teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan penyebaran angket yang berisi 20 pertanyaan/pernyataan tentang pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan (variabel X) dan 20 pertanyaan/pernyataan tentang perilaku keberagamaan siswa (variabel Y). Angket ini dibagikan kepada responden yaitu siswa-siswi kelas XII SMA Dua Mei Ciputat, dengan tekhnik pengambilan purposive sampling. Jawaban angket tersebut dihitung dengan rumus prosentase kemudian diolah dan dijelaskan secara deskriptif. Kemudian untuk mengetahui tingkat korelasi antara kedua variabel tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment. Dari hasil perhitungan dengan angka korelasi sebesar 0,675 dan dengan df sebesar 60 diperoleh r tabel pada taraf 5% signifikan sebesar 0,250; sedangkan pada taraf 1% diperoleh r tabel sebesar 0,325. ternyata rxy atau ro (0,675) adalah lebih besar daripada r tabel (yang besarnya 0,250 dan 0,325). Karena rxy atau ro lebih besar dari rt, maka hipotesa alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nihil (Ho) ditolak. Berarti terdapat kolerasi yang positif antara variabel X dan variabel Y. Dan korelasi tersebut tergolong korelasi yang sedang/cukup kuat. kemudian berdasarkan tingkat keeratan hubungan antara kedua variabel maka diketahui bahwa variabel X memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap variabel Y. Hal ini dapat dilihat dari koefisien determinasinya sebesar yaitu 45,56%.
KATA PENGANTAR ّ ا اّ ا Segala puji bagi Allah Swt Tuhan semesta alam yang tidak pernah berhenti mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, yang telah menjadikan iman itu indah dalam hati hamba-Nya serta menjadikan kecintaan akan risalah-Nya lebih dicintai dari segala apapun didunia ini. Dengan curahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Hubungan Pelaksanaan Program
Ekstrakurikuler
Keagamaan
dengan
Pembentukan
Perilaku
Keberagamaan siswa SMA Dua Mei ini dengan baik. Shalawat beriring salam senantiasa tercurahkan kepada insan mulia yang menjadi tauladan agung sepanjang masa Nabi Muhammad Saw beserta keluarga, para sahabat dan pengikut sunnahnya yang selalu istiqomah menyeru dengan seruannya dan berpedoman dengan petunjuknya. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan KeIslaman (S.Pd.I). Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari tidak sedikit tentunya kendala, hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat keyakinan dan kerja keras juga bantuan dari berbagai pihak, segala kesulitan tersebut dapat penulis hadapi dengan sebaikbaiknya sehingga terselesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada: 1.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.
Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, staf Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Dra. Hj. Elo El-Bugis M.Ag, dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan kemudahan selama proses bimbingan serta memberikan saran serta dukungan kepada penulis selama pembuatan skripsi ini.
4.
Drs. H. Achmad Ghalib M.Ag, dosen penasehat akademik.
5.
Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan keahlian kepada penulis dan turut melancarkan usaha pembuatan skripsi ini.
6.
Segenap Karyawan Perpustakaan Utama dan perpustakaan-perpustakaan fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7.
Yayat Ruhiyat, S.Pd, Kepala Sekolah SMA Dua Mei Ciputat beserta seluruh dewan guru SMA Dua Mei Ciputat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, tetapi tidak mengurangi rasa terima kasih dan hormat saya.
8.
Yang teristimewa, Kedua orang tuaku Ama H. Sapri dan Ibu Hj. Sakiah yang selalu memberikan kasih sayang yang tak terhingga, pengorbanan yang tiada pamrih, nasehat, perhatian, do’a yang tulus dan ikhlas, serta motivasi baik materiil maupun spirituil kepada penulis.
9.
Kakak-kakakku yang tercinta Umi, Aa iya, Kak Samsuddin, C’emah, Kak Maad, C’Icah, dan C’emis yang selalu mendo’akan, memberikan nasehat serta semangat kepada penulis.
10. Sahabatku yang Terbaik, Windi, Yoni, Nur, Dianti, Novi dan Ndank Van Bogh yang sudah membantu, mendo’akan dan memberikan semangat kepada penulis. 11. Teman-teman seperjuangan di Jurusan PAI khususnya PAI kelas A angkatan 2004 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala dukungan dan motivasinya, semoga silaturrahim tetap terjalin dan sukses selalu. Semoga jasa-jasa dan kebaikan semua pihak mendapatkan balasan dari Allah SWT.Dan tidak lupa hararpan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Amin ya rabbal ‘alamin
Ciputat, 08 September 2008
Jami’ah
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii DAFTAR ISI .............................................................................................. iv DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................. 5 C. Pambatasan Masalah ................................................................ 6 D. Perumusan Masalah ................................................................. 6 E. Tujuan dan kegunaan hasil penelitian ....................................... 6
BAB
II
KERANGKA
TEORI,
KERANGKA
BERFIKIR,
DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teori ........................................................................ 8 1. Ekstrakurikuler Keagamaan ............................................... 8 a. Pengertian ekstrakurikuler keagamaan ............................ 8 b. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ................... 13 c. Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ............. 15 d. Hal-hal lain yang terkait dengan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan ............................................ 18 2. Perilaku Keberagamaan ...................................................... 20 a. Aqidah .......................................................................... 22 b. Ibadah........................................................................... 23 c. Akhlak .......................................................................... 25 3. Kaitan antara program ekstrakurikuler keagamaan dengan perilaku keberagamaan ....................................................... 27 B. Kerangka Berpikir .................................................................... 28
C. Pengajuan Hipotesis ................................................................. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A............................................................................................Temp at dan Waktu penelitian.......................................................... 31 B............................................................................................Varia bel penelitian ......................................................................... 31 C............................................................................................Meto de Penelitian .......................................................................... 32 D............................................................................................Popul asi dan Sampel ...................................................................... 32 E. ...........................................................................................Tekh nik Pengumpulan Data ........................................................... 34 F. ...........................................................................................Tekh nik Analisia Data ................................................................... 37 G............................................................................................Hipot esis Statistik .......................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA Dua Mei.............................................. 41 1. Sejarah berdiri dan berkembangnya.................................... 41 2. Tujuan ............................................................................... 43 3. Visi dan misi...................................................................... 43 4. Keadaan guru, siswa dan karyawan.................................... 43 5. Sarana dan prasarana.......................................................... 45 B. Deskripsi data........................................................................... 47 C. Analisa dan interpretasi data ..................................................... 49 1.
Analisa data....................................................................... 49
2.
Interpretasi data ................................................................. 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 78 B. Saran ........................................................................................ 78 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 80 LAMPIRAN-LAMPIRAN.
DAFTAR TABEL 1.
Tabel. 1 : Kisi
kisi
instrument
penelitian
…………………………………..…36 2.
Tabel. 2 :
Interpretasi
data
...
…………………………………………………39 3.
Tabel. 3 : Keadaan
Guru
SMA
Dua
Mei
……………………………………..44 4.
Tabel. 4 :
Jumlah
siswa
SMA
Dua
Mei
Dua
Mei
………………………………………45 5.
Tabel. 5 : Keadaan
karyawan
SMA
………………………………...45 6.
Tabel. 6 :
Sarana
Prasarana
…………………………………………………...46 7.
Tabel. 7 :
Data
siswa
kelas
XII
……………………………………………….47 8.
Tabel. 8 :
Data
sampel
………………………………………………………...48 9.
Tabel. 9 : Akhlak
saya menjadi lebih baik setelah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler
keagamaan
baca
tulis
Al-
Qur’an…………...……...50 10. Tabel. 10 : Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan disekolah,
bakat
saya
semakin
berkembang
…………………………………..50 11. Tabel. 11 : Meskipun telah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an, namun pengetahuan saya tentang agama tidak
meningkat
………………………….……………………………....51 12. Tabel. 12 : Dengan dilaksanakannya program ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an di sekolah, semakin membuat saya dapat
membaca
dan
menulis
Al-Qur’an
dengan
baik……………………………….52 13. Tabel. 13 : Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an di sekolah, saya mampu memahami pesan-pesan yang
tersirat
dalam
Al-Qur’an………………..
………………………... 52 14. Tabel. 14 : Saya tidak dapat membaca Al-Qur’an sesuai tajwid
yang
benar
ekstrakurikuler
meskipun
telah
keagamaan
dengan kaidah
mengikuti
baca
tulis
kegiatan Al-
Qur’an..……………………………….....53 15. Tabel.15 : Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan, saya
dapat memanfaatkan waktu luang yang biasanya terbuang siasia……… 53 16. Tabel. 16 : Saya dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an yang ada di sekolah karena saya beragama Islam...…….54 17. Tabel. 17 : Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an saya menjadi orang yang disiplin dalam segala hal.…....54 18. Tabel. 18 : Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an dapat memupuk dan mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi dan memperbanyak
teman
………..........................................................55 19. Tabel. 19 : Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an tidak dapat membentuk kepribadian yang baik untuk saya dan temanteman ...55 20. Tabel. 20 : kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an tidak dapat
menambah
…………………..56
pengalaman
saya…………………..
21. Tabel. 21 : Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis AlQur’an
di
sekolah
atas
kemauan
saya
sendiri………………………56 22. Tabel. 22 : Saya tidak memperhatikan pelajaran yang disampaikan dalam kegiatan
ekstrakurikuler
keagamaan
baca
tulis
Al-
Qur’an………....57 23. Tabel. 23 : Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis AlQur’an
hanya
untuk
memenuhi
kewajiban
sekolah..……………….58 24. Tabel. 24 : Saya mengikuti kegiaatn ekstrakurikuler keagamaan baca tulis AlQur’an
karena
disuruh
oleh
kedua
orang
tua………….…………...58 25. Tabel. 25 : Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an hanya karena takut diberi sanksi/hukuman oleh guru.……..59 26. Tabel 26 : Saya tidak aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
baca
tulis
Al-
Qur’an………………………………..………………59 27. Tabel. 27 : Saya senang dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca
tulis
Al-Qur’an
yang
ada
di
sekolah
……………………………….60 28. Tabel. 28 : Saya tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
baca
tulis
Al-Qur’an
yang
ditawarkan
oleh
sekolah..….60 29. Tabel. 29 : Semakin lama keimanan dan keyakinan saya terhadap Allah semakin bertambah……………………………………………………….… .61 30. Tabel. 30 : Saya berusaha untuk melaksanakan shalat fardhu diawal waktu.….61
31. Tabel. 31 : Setiap hari saya menyempatkan waktu untuk membaca Al-Qur’an …………………………………………………………………….. .62 32. Tabel. 32 : Saya
selalu
berdo’a
dalam
setiap
keadaan
…………………………62 33. Tabel. 33 : Saya
tidak
pernah
melaksanakan
puasa
sunnah
……………………63 34. Tabel. 34 : Meskipun sedang ada rizki, saya tidak pernah bershadaqah ………63 35. Tabel. 35 : Saya tidak pernah mengikuti pengajian-pengajian keagamaan yang
ada
dimasyarakat
…………………………………………………..64 36. Tabel. 36 : Saya
selalu
mematuhi
perintah
orang
tua
………………………….64 37. Tabel. 37 : Saya selalu menghindari pertengkaran dengan adik/kakak ………..65 38. Tabel. 38 : Saya menganggap guru sebagai orang tua kedua sehingga saya menghormati
dan
mendengarkan
nasehatnya…...………………….65 39. Tabel. 39 : Saya selalu berusaha untuk menjaga tali persaudaraan dengan teman …………………….......................................................................... 66 40. Tabel. 40 : Jika saya berbicara, saya tidak pernah menggunakan kata-kata kasar
dan
tidak
baik…….
………………………………………………..66 41. Tabel. 41 : Saya selalu memperhatikan kerapihan dalam berpakaian……… ....67 42. Tabel. 42 : Saya tidak pernah berusaha untuk mendahulukan kepentingan adik/kakak…………..…………………………………………….. .67
43. Tabel. 43 : ketika bertemu dengan guru saya tidak pernah member salam dan mencium tangannya………………………………………………...68 44. Tabel. 44 : Saya
membiarkan
teman
ketika
mereka
berbuat
nakal/salah……....68 45. Tabel. 45 : Saya bertengkar
dengan teman
ketika ada
sedikit saja
perselisihan..69 46. Tabel. 46 : Saya
tidak
suka
menolong
teman
yang
sedang
dalam
pada
semua
kesusahan.…69 47. Tabel. 47 : Saya
sering
berkata
tidak
jujur
orang….……………...70 48. Tabel. 48 : Saya selalu berpakaian yang mengikuti trend masa kini dan yang tidak
sesuai
dengan
ajaran
agama
Islam………………..
…………70 49. Tabel. 49 : Perhitungan untuk mencari data Variable X dari hasil penyebaran angket ………………………………………………………………71 50. Tabel. 50 : Perhitungan untuk mencari data Variable Y dari hasil penyebaran angket ………………………………………………………………72 51. Tabel. 51 : Perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara variabel
X
dan
Y……………………………………………………73
variabel
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1
:Sekilas tentang kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an di SMA Dua Mei Ciputat
Lampiran 2 :Data siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler baca tulis AlQur’an Lampiran 3 :Struktur dan susunan personal Yayasan Pendidikan Dua Mei (YPDM) Lampiran 4 :Hasil Uji Referensi Lampiran 5 :Instrumen penelitian (angket) Lampiran 6 :Hasil
wawancara
dengan
guru
Pembina
kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan sekaligus guru Pendidikan Agama Islam kelas XII Lampiran 7 :Hasil
wawancara
dengan
guru
Pembina
kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan, Pembina OSIS seklaigus guru Pendidikan Agama Islam Lampiran 8 :Hasil wawancara dengan guru bidang kesiswaan sekaligus guru bimbingan dan konseling (BK) Lampiran 9 :Surat pengajuan proposal skripsi Lampiran 10 :Surat Bimbingan skripsi Lampiran 11 :Surat izin penelitian Lampiran 12 :Surat observasi Lampiran 13 :Surat kesediaan wawancara Lampiran 14 :Surat keterangan dari sekolah SMA Dua Mei
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan manusia, tanpa pendidikan manusia tidak akan menjadi manusia. Apabila pendidikan diartikan sebagai latihan mental, moral dan fisik (jasmaniah) yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah, maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas (kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab.1 Penyelenggaraan pendidikan sangat perlu mendapatkan perhatian yang serius dan sungguh-sungguh, serta diperlukan kerjasama yang erat antara keluarga, pemerintah dan masyarakat. karena sejak kecil anak sudah mendapatkan pendidikan informal yang berlangsung dalam keluarga, dan mendapatkan pendidikan non formal yang terkondisi dalam masyarakat, serta pendidikan formal yang merupakan jenjang pendidikan yang berlangsung di sekolah. Pendidikan harus mampu menghasilkan manusia sebagai makhluk individu dan sosial yang sehat dan cerdas, dengan bercirikan: 1) Kepribadian kuat, religius dan menjunjung tinggi budaya luhur bangsa; 2) Kesadaran demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; 3) Kesadaran moral-hukum yang tinggi; dan 4) Kehidupan yang makmur dan sejahtera.2 Pendidikan
mempunyai arti penting untuk menjamin kelangsungan
hidup manusia dalam upaya mengembangkan potensinya. Keberhasilan pendidikan tentunya tidak akan terlepas dari fungsi dan tujuan pendidikan. 1 Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), Cet. 2, h.12 2 Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Direktur Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2004), h. 8.
Tujuan pendidikan akan menentukan ke arah mana peserta didik dibawa dan akan menjadi tolak ukur bagi seluruh kegiatan pendidikan, penetapan materi, methode dan evaluasi yang akan dilakukan. Dengan demikian, tujuan merupakan salah satu faktor penting dalam pendidikan.3 Tujuan pendidikan merupakan hal yang hendak dicapai oleh setiap lembaga pendidikan secara keseluruhan, baik tujuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hal ini dapat dicapai dengan cara mewujudkan lulusan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, Bab II Pasal 3: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4 Sebagaimana tujuan nasional yang tercantum diatas maka sekolah melakukan banyak program dalam meningkatkan kualitas siswa tidak hanya ilmu pengetahuan tetapi juga ditekankan pada peningkatan keimanan dan ketaqwaan yang direalisasikan dalam sikap keberagamaan para siswa. Selain tujuan pendidikan nasional ada pula tujuan istitusional (kelembagaan), kurikuler (bidang studi), dan instruksional (pokok bahasan). Tujuan kurikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap mata pelajaran secara sendiri yang disesuaikan dengan materi. Seperti tujuan bidang studi pendidikan agama Islam dengan matematika dan Bahasa Indonesia jelas berbeda. Dalam mencapai tujuan kurikuler, kurikulum sebagai titik sentral untuk mencapai tujuan. Apabila kurikulum disesuaikan dengan keadaan sikap, minat, bakat, kondisi siswa dan kebutuhan masyarakat, maka tujuan kurikuler bahkan tujuan pendidikan nasional akan tercapai. Kurikulum merupakan 3 H. Zahara Idris dan H. Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan 1, (Jakarta: PT. Grasindo, 1992), h. 29 4 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Sisdiknas 2006, (Bandung: CV. Fokusmedia, 2006), h.5-6.
salah satu indikator keberhasilan pembelajaran dan kurikulum ditujukan untuk mengantarkan anak didik pada tingkatan pendidikan, perilaku, kreatifitas, dan intelektualitas yang diharapkan membawa mereka pada sosok anggota masyarakat yang berguna bagi bangsa dan masyarakatnya. Untuk mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, institusional, dan kurikuler diperlukan sarana dan prasarana yang mendukung. Karena kurikulum yang wajib atau ditetapkan disekolah pada jam-jam sekolah (intrakurikuler) tidak cukup untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, institusional, dan kurikuler maka diperlukan kegiatan lain berupa kegiatan ko kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan diluar jam pelajaran sekolah. Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan di sekolah yang telah ditetapkan dalam kurikulum, dilaksanakan didalam kelas dan setiap siswa diwajibkan untuk mengikutinya. Misalnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), bahasa Indonesia, pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjaskes), dan sebagainya. Kegiatan intrakurikuler,
ko
kurikuler
dilaksanakan
adalah diluar
pengembangan kelas
dan
setiap
dari
kegiatan
siswa
wajib
mengikutinya, misalnya pemberian tugas oleh guru berupa PR (pekerjaan rumah). Adapun “kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang mencakup semua kegiatan di sekolah yang tidak diatur dalam kurikulum.”5. seperti halnya kegiatan ko kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler pun merupakan pengembangan dari kegiatan intrakurikuler. Namun dalam kegiatan ini siswa tidak diwajiban mengikuti tapi siswa dapat memilih kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Misalnya: kelompok drama, Rohis, basket, dan sebagainya. Didalam kegiatan ekstrakurikuler para pendidik memberikan bimbingan dengan berbagai macam kegiatan yang dapat diikuti oleh para siswa. Disamping itu siswa juga dilatih untuk berfikir, berani mengambil resiko dan 5
B. Suryosubroto, Tatalaksana Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet. 1, h. 58.
disiplin, dirangsang untuk menemukan hal-hal baru untuk memperoleh keterampilan. Setiap kegiatan ekstrakurikuler tidak lepas dari arahan/tuntunan para pembina yang menguasai atau ahli pada bidang kegiatan, sehingga dengan melalui kegiatan ekstrakurikuler diharapkan siswa dapat menggunakan waktu luangnya dengan kegiatan positif. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari kegiatan pendidikan yang mempunyai tujuan (sasaran) yang hendak dicapai. Oleh karena itu, eksistensi ekstrakurikuler sangat dibutuhkan dalam upaya
membantu
mengembangkan
kreatifitas,
menambah
wawasan
pengetahuan dan pengalaman yang kemungkinan besar tidak mereka dapatkan dari kegiatan intrakurikuler. Kegiatan
ekstarkurikuler
bertujuan
agar
peserta
didik
dapat
mengaktualisasikan dirinya sehingga dapat aktif diluar jam-jam sekolah sesuai dengan keinginan dan bakatnya. Selain itu, kita juga harus melihat sisi lain dari tujuan kegiatan ekstrakurikuler, yaitu untuk menyalurkan minat dan bakat yang melengkapi pembinaan manusia seutuhnya dalam arti: 1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Berbudi pekerti luhur. 3) Memiliki pengetahuan dan keterampilan. 4) Sehat jasmani dan rohani. 5) Berkepribadian yang mantap dan mandiri. 6) Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dari tujuan diatas kita tahu bahwa tujuan ekstrakurikuler juga mengarah pada pembinaan dan pembentukan perilaku keberagamaan siswa. Artinya perilaku keberagamaaan dapat dibentuk dan dirubah melalui kegiatan ekstrakurikuler, yaitu ekstrakurikuler keagamaan. Karena selain dibawah pembinaan dan arahan dari guru siswa juga dapat berinteraksi antar kelompok dan berkomunikasi dimana terdapat timbal balik dan hubungan yang langsung antara manusia. Di SMA Dua Mei, penulis menemukan perilaku-perilaku yang positif dan patuh pada peraturan sekolah, misalnya disiplin dalam berpakaian, disiplin waktu, mengikuti shalat berjamaah, dan sebagainya. Namun, disamping ditemukan perilaku-perilaku yang positif tadi, di SMA Dua Mei
pun ditemukan cukup banyak perilaku-perilaku yang menyimpang seperti berkata kasar/kurang sopan, berpakaian tidak rapi, dan lain sebagainya. Dan yang lebih ironis lagi, kebanyakan siswa-siswi disana belum dapat membaca Al-Qur’an,
oleh
karena
itu
pihak
sekolah
mengadakan
kegiatan
ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an (khatmul Qur’an) yang bertujuan untuk melatih siswa-siswi agar memiliki kemampuan untuk membaca Al-Qur’an. Dan yang lebih utama, kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu usaha sekolah untuk dapat merubah perilaku menyimpang siswa-siswinya menjadi perilaku-perilaku yang positif. Keberadaan program ekstrakurikuler keagamaan inilah yang menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil judul:
“HUBUNGAN
PELAKSANAAN
PROGRAM
EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DENGAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA.”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah, diantaranya sebagai berikut: 1. Ada kecenderungan siswa berperilaku kurang baik dilingkungan sekolah. 2. Rendahnya disiplin siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah. 3. Kurangnya kesadaran diri siswa untuk melaksanakan ibadah 4. Kurangnya kebersamaan antara satu siswa dengan siswa yang lain 5. Belum efektifnya kegiatan ekstrakurikuler dalam pelaksanaannya.
C. Pembatasan Masalah Agar pembahasan skripsi ini terarah dan mencapai sasaran yang hendak dibahas sebagaimana dalam judul diatas, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut: 1. Yang dimaksud kegiatan ekstrakurikuler keagamaan adalah kegiatan siswa diluar jam pelajaran sekolah yang berhubungan dengan aktifitas-aktifitas keagamaan seperti: Nasyid, Marawis, Muhadlarah, Baca tulis Al-Qur’an
(BTQ), peringatan hari-hari besar islam, Sanlat dan pengajian siswa. Namun, dalam penelitian ini penulis hanya menitikberatkan pada ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an, dikarenakan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang aktif di SMA DUA MEI hanyalah ekstrakurikuler
baca
tulis
Al-Qur’an
tersebut.
Sehingga
batasan
masalahnya adalah ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an. 2. Yang dimaksud perilaku keberagamaan siswa ialah perilaku yang meliputi: Aqidah, Ibadah, dan Akhlak.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang disajikan dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah
hubungan
pelaksanaan
program
ekstrakurikuler
keagamaan baca tulis Al-Qur’an dengan pembentukan perilaku keberagamaan siswa?
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimanakah hubungan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukan perilaku keberagamaan siswa. 2. Untuk mencari data empiris tentang hubungan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukan perilaku keberagamaan siswa di SMA Dua Mei karena belum ada yang pernah melakukan penelitian tentang hal ini di sekolah tersebut.
Adapun kegunaan dari penelitian ini, diharapkan dapat: 1. Memberikan kontribusi kepada sekolah-sekolah agar lebih memperhatikan perilaku siswa, khususnya perilaku keberagamaan dengan memberikan kegiatan-kegiatan yang baik (seperti: ekstrakurikuler keagamaan). 2. Menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan pada umumnya dan bagi siapa saja yang membutuhkan pada khususnya.
BAB II KERANGKA TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kerangka Teori 1. Ekstrakurikuler keagamaan a. Pengertian “Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa yang dilakukan di sekolah ataupun diluar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.”6 Suryosubroto dalam bukunya Proses Belajar Mengajar di Sekolah mengatakan bahwa “kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang didimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olah raga, kesenian,
berbagai
macam
keterampilan
dan
diselanggarakan di sekolah diluar jam pelajaran biasa.”
kepramukaan 7
Dalam kurikulum Madrasah Aliyah tahun 1994 dijelaskan pula bahwa Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan-kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler yang dimaksudkan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.8 Jadi, kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran (kurikulum), sifat kegiatannya 6
Piet A. Sahertian, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), Cet. 1, h. 132. 7 B. Suyosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. 1, h. 270 8 Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Aliyah Tahun 1994; Landasan, Program dan Pengembangan, (Jakarta: Direktur Jendral Kelembagaan Agama Islam, 1993), h.14.
pendidikan non formal digunakan untuk membantu siswa mengisi waktu senggang secara terarah disamping memberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman langsung yang bersifat praktis. Penyelenggaraan
kegiatan
ekstrakurikuler
dalam
dunia
persekolahan ditujukan untuk menggali dan memotivasi siswa dalam bidang tertentu. Karena itu aktivitas ekstrakurikuler itu harus disesuaikan dengan hobi serta kondisi siswa, sehingga melalui kegiatan tersebut siswa dapat memperjelas identitas diri. Kegiatan itu pun harus ditujukan untuk membangkitkan semangat, dinamika, dan optimisme siswa sehingga mereka mencintai sekolahnya dan menyadari posisinya ditengah-tengah masyarakat. Hal lain yang dapat tergali dari kegiatan tersebut adalah pemenuhan kebutuhan psikologi siswa, baik itu kebutuhan akan penghargaan, permainan dan kegembiraan.9 Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan belajar yang dilaksanakan diluar waktu yang telah ditetapkan dalam susunan program pelajaran. Biasanya kegiatan ini berupa program pengayaan, perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler, memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi yang bertujuan memantapkan pribadi. Disamping itu kegiatan ini dapat dilakukan secara individual dan kelompok. Kegiatan individual bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, penyaluran bakat siswa sedangkan kegiatan kelompok untuk pembinaan dimasyarakat. Bakat dan minat memegang peranan penting dalam kegiatan ekstrakurikuler. Minat merupakan suatu faktor yang berperan sebagai motor atau penggerak yang mendorong individu melakukan sesuatu. Minat timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena memang 9
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, terj. Shihabuddin, (Jakarta: Gema insani Press, 1995), Cet. 1, h. 187.
sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang dipelajari mempunyai arti baginya. Menurut psikologi “minat adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus.”10 Minat erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang kepada sesuatu. Sedangkan
“bakat
adalah
dasar
pembawaan) yang dibawa dari lahir.”
11
(kepandaian,
sifat
dan
Setiap anak mempunyai bakat
yang berbeda-beda dan perbedaan itu terletak
pada derajat atau
tingkat pemilikan bakat tertentu. Keagamaan berasal dari kata agama yang diberi imbuhan ke dan an. “Ad-Din (agama) adalah keyakinan (keimanan) tentang suatu dzat ketuhanan (Ilahiyah) yang pantas untuk menerima ketaatan dan ibadah (penyembahan).”12 “Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia serta dengan lingkungannya”.13 Harun Nasution memberikan beberapa definisi terhadap agama, yaitu: 1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan ghaib yang harus dipatuhi. 2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang menguasai manusia. 3. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada diluar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia. 10
H.M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. 2,
h. 84. 11
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. 2, h.70. 12 Yusuf Al-Qardhawy, Pengantar Kajian Islam, terj. oleh Setiawan Budi Utomo, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), Cet. 1, h. 15 13 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, …h. 12.
4. Kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup tertentu. 5. Suatu sistem tingkah-laku (code of conduct) yang berasal dari suatu kekuatan gaib. 6. Pengakuan terhadap adanya kewajibankewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan ghaib. 7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia. 8. Ajaran-ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui seorang rasul.14 Abuddin Nata mengatakan bahwa “agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan dari suatu generasi kegenerasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.”15 Pengertian agama sebagai satu istilah yang kita pakai sehari-hari sebenarnya dapat dilihat dari dua aspek yaitu: 1. Aspek subyektif (pribadi manusia). Agama mengandung pengetian tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran batin yang dapat mengatur dan mengarahkan tingkah laku tersebut kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam sekitarnya. Dari aspek inilah manusia dengan tingkah lakunya itu merupakan perwujudan dari pola hidup yang telah membudaya dalam batinnya, dimana nilai-nilai keagamaan telah membentuknya menjadi rujukan dari sikap dan orientasi hidup sehari-hari. 2. Aspek objektif (doktrinair). Agama dalam pengertian ini mengandung nilai-nilai ajaran tuhan yang bersifat menuntun manusia kearah 14 Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1, (Jakarta: UI-Press, 1985), Cet. 5, h. 10 15 H. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 9, h. 15.
tujuan yang sesuai dengan kehendak ajaran tersebut. Agama dalam pengertian ini belum masuk dalam batin manusia, atau belum membudaya dalam tingkah laku manusia karena masih berupa doktrin yang objektif berada diluar diri manusia. Oleh karena itu, agama dilihat dari pengertian ini dapat diartikan sebagai peraturan yang bersifat illahi (dari tuhan) yang menuntun orang-orang berakal budi kearah ikhtiar untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan memperoleh kebahagiaan hidup di akhirat.16 Setiap manusia memiliki fitrah (pembawaan) keagamaan seperti dijelaskan dalam firman Allah dalam Qs. Al-Rum ayat 30:
َ"ِْی#َ$َ% ََْ َ& ََ!َ ِْ وَََْ ِی ِ ًَِ َِْتَ اِ ا(*ِ) َََ ا(س َِ اِ ذََِ ا ُ اَُْ وََِ أَآََْ اسِ َ ََُْن+َْ,ِ Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.(QS. Al-Ruum: 30)17 Agama yang dimaksud dalam skripsi ini adalah agama islam dengan kitabnya Al-Qur’an yang merupakan lafal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw mulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan akhir surat An-Nas. 18 “Agama islam adalah merupakan petunjuk
Allah
yang
tertuang
dalam
bentuk
kaidah-kaidah
perundangan yang ditujukkan kepada orang-orang yang berakal budi agar supaya mereka mampu berusaha dijalan yang benar dalam rangka memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat nanti.”19
16
H. M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1982), Cet. 1, h. 1-2. 17 Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Karya Insan Indonesia, 2002), h. 574 18 Al-Zarqani, Manahil Al-Arfan fi Ulum Al-Qur’an, Mesir: Isa Al-Baby, t.t, h. 21 dalam Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam…, h. 68. 19 H.M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam Dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. 3, h. 267.
Jadi pada kesimpulannya, keagamaan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang selalu dikaitkan dengan peraturan-peraturan tuhan yang tercantum dalam kitab suci-Nya guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Adapun pengertian ekstrakurikuler keagamaan dapat dilihat dalam buku Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam “ekstrakurikuler keagamaan adalah berbagai kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka memberikan jalan bagi peserta didik untuk dapat mengamalkan ajaran agama yang diperolehnya melalui kegiatan belajar di kelas, serta untuk mendorong pembentukan pribadi mereka sesuai dengan nilai-nilai agama.”20 Maka dapat dikatakan bahwa ekstrakurikuler keagamaan adalah kegiatan tambahan diluar jam pelajaran yang diikuti siswa sesuai dengan bakat, minat dan keinginan siswa agar dapat memperkaya, memperluas wawasan, pengetahuan agama islam dan pembentukan pribadi siswa yang baik serta melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.
b. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan Oteng Sutisna mengatakan tujuan dilaksanakan program kegiatan ekstrakurikuler dikelompokkan kedalam: Hasil-hasil individual: 1. Menggunakan waktu senggang dengan konstruktif 2. Mengembangkan kepribadian 3. Memperkaya kepribadian 4. Mencapai realisasi diri untuk maksud-maksud baik 5. Mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab 6. Belajar memimpin dan turut aktif dalam pertemuan-pertemuan 7. Menyediakan kesempatan bagi penilaian diri. Hasil-hasil sosial: 1. Memberikan reaksi mental dan fisik yang sehat 20
Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam, 2004), h.9
2. Memperoleh pengalaman dalam bekerja dengan orang lain 3. Mengembangkan tanggung jawab kelompok yang demokratis 4. Belajar mempraktekkan hubungan manusia yang baik 5. Memahami proses kelompok 6. Memupuk hubungan guru-murid yang baik 7. Menyediakan kesempatan bagi partispasi muridguru 8. Meningkatkan hubungan-hubungan sosial. Hasil-hasil sivik dan etis: 1. Memupuk rasa persaudaraan diantara murid tanpa membedakan daerah, suku, agama, status ekonomi, dan kesanggupan. 2. Membangun minat dan gairah murid terhadap program sekolah 3. Menyediakan sarana dengan mana murid bisa menyumbang kepada kesejahteraan dirinya sendiri. 4. Menyediakan kesempatan bagi murid untuk mempelajari dan mempraktekkan keterampilan, nilai, dan sikap yang diakui sebagai tujuan pendidikan kewarganegaraan yang layak.21 Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan ekstrakurikuler
adalah
untuk
meningkatkan
pengetahuan,
mengembangkan bakat, serta minat siswa dalam pendidikan dan menambah pengalaman siswa diluar sekolah. Dari kegiatan-kegiatan ini siswa diharapkan dapat terbiasa melakukan kesibukan-kesibukan yang positif dengan mengisi waktu-waktu luang setelah pulang sekolah. Sedangkan tujuan ekstrakurikuler keagamaan dapat dilihat dalam buku Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler PAI, yaitu: 1. Meningkatkan pemahaman terhadap agama sehingga mampu mengembangkan dirinya sejalan dengan norma-norma agama dan
21
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional, (Bandung: Angkasa, 1993), Cet. 1, h.69.
mampu mengamalkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan budaya; 2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta; 3. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat siswa agar menjadi manusia yang berkreatifitas tinggi dan penuh karya; 4. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas; 5. Menumbuhkembangkan akhlak islami yang mengintegrasikan hubungan dengan Allah, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri; 6. Mengembangkan sensitifitas siswa dalam melihat persoalan-persoalan sosial keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif terhadap permasalahan sosial dan dakwah; 7. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada siswa agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil; 8. Memberi peluang siswa agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (Human Relation) dengan baik, secara verbal maupun non verbal; 9. Melatih kemampuan siswa untuk bekerja dengan sebaik-baiknya, secara mandiri maupun dalam kelompok; 10. Menumbuhkembangkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah sehari-hari.22 c. Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler keagamaan Pada umumnya kegiatan ekstrakurikuler tidak dapat dibatasi hanya pada kegiatan tertentu saja. Menurut Oteng Sutisna jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler diantaranya: 1) Organisasi murid seluruh sekolah 2) Organisasi kelas dan organisasi tingkat-tingkat kelas
22
Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam…, h.10.
3) Kesenian:
paduan
suara
siswa,
tari-tarian, band,
karawitan, dan sebagainya. 4) Pidato dan drama 5) Klub-klub hoby : fotografi, hasta karya, dan sebaginya. 6) Kegiatan-kegiatan sosial. 7) Klub-klub yang berpusat pada bidang studi: klub IPA, klub IPS, dan sebagainya. 8) Atletik dan sport (semua kegiatan yang mengarah pada olah fisik, olah pikir, olah ketangkasan maupun olah mental spiritual) 9) Publikasi sekolah: Koran sekolah, buku tahunan sekolah. 10)Organisasi yang disponsori secara kerjasama.23 Organisasi yang disponsori secara kerjasama diantaranya adalah: Pramuka, Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Rohis (Rohani Islam), dan sebagainya. Adapun bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler keagamaan diantaranya: 1) Pelatihan ibadah perorangan dan jama’ah. Dalam kegiatan ini peserta didik juga dilatih untuk mendalami masalah-masalah
yang
berkaitan
dengan
aspek
manajerial dan kedisiplinan yang terkandung dalam aktifitas-aktifitas
ibadah,
seperti
ketetapan
waktu
dalam melaksanakan shalat fardhu, keterampilan menghitung
zakat
fitrah
dan
mal
serta
alokasi
pembagiannya. 2) Tilawah dan tahsin Al-Qur’an, yaitu kegiatan atau program
pelatihan
menekankan 23
h. 68.
baca
pada methode
Al-Qur’an baca yang
dengan benar,
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional…,
kefasihan
bacaan
dan
keindahan
(kemerduan)
bacaan. 3) Apresiasi seni dan kebudayaan islam, yaitu kegiatankegiatan
yang
diselenggarakan
dalam
rangka
melestarikan, memperkenalkan, menghayati tradisi, budaya, dan kesenian keagamaan yang ada dalam masyarakat islam. Salah satu bentuk pelaksanaannya adalah dengan membentuk kelompok atau grup-grup khusus yang concern
dibidang
seni, musik atau
kebudayaan islam. Seperti kelompok kesenian rebana, shalawatan, qasidah, grup marawis, atau bahkan grup teater yang khusus mengangkat persoalan-persoalan tradisi dan kebudayaan islam, dan lain sebagainya. 4) Peringatan
hari-hari
besar
islam.
Contoh
bentuk
pelaksanaannya adalah dengan mengadakan festival khazanah seni dan kebudayaan islam yang berisi beberapa
divisi
memperlombakan
yang cabang
masing-masing tersendiri,
seperti:
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), lomba qasidah, shalawat, penulisan karya ilmiah islam, pidato, adzan, dan sebagainya yang dimaksudkan menjadi ajang kompetensi positif bagi para peserta didik juga untuk menarik minat dan mengembangkan bakat peserta didik dari bidang keterampilan tertentu yang berkaitan dengan nilai-nilai keislaman. 5) Tadabbur dan tafakkur alam, yaitu kegiatan karya wisata
kesuatu
pengamatan,
lokasi
tertentu
penghayatan
untuk
dan
melakukan perenungan
mendalam terhadap alam ciptaan Allah SWT dengan
tujuan untuk membentuk karakter peserta didik yang bertanggung jawab, menghargai, mensyukuri dan menghormati keberadaan alam semesta beserta isinya yang diwujudkan dalam sikap yang ramah dan peduli lingkungan. 6) Pesantren kilat, yaitu kegiatan yang diselenggarakan pada waktu bulan puasa yang diisi dengan berbagai bentuk kegiatan keagamaan seperti: buka bersama, pengkajian
dan
diskusi
agama,
shalat
tarawih
berjama’ah, tadarus Al-Qur’an, dan sebagainya 7) Khatmul Qur’an, yaitu kegiatan yang mempunyai tujuan untuk menjaga dan meningkatkan intensitas peserta
didik
dalam
membaca
Al-Qur’an,
meningkatkan kefasihan dan kelancaran peserta didik dalam membaca al-Qur’an, serta mendorong proses internalisasi ajaran dan nilai-nilai Al-Qur’an kedalam mental dan jiwa peserta didik. Model pelaksanaannya dapat diselenggarakan disela-sela jadwal intrakurikuler dengn
cara
membagi
kelompok
bimbingan
berdasarkan guru pembimbing masing-masing, dapat juga diselenggarakan secara klasikal diluar jam dan waktu
sekolah
juga
dengan
pembimbing
dan
penanggung jawab masing-masing.24 Ekstrakurikuler
khatmul
Qur’an
disebut
juga
dengan
ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an. Dengan melihat penjelasan diatas, maka kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu ada yang bersifat rutin dan ada juga yang bersifat periodik. Kegiatan yang bersifat rutin 24
Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam…,h. 13-34
diantaranya:
nasyid,
marawis,
kaligrafi,
muhadlarah,
khatmul
qur’an/baca tulis Al-Qur’an, tahfidzul Qur’an, tilawah dan tahsin AlQur’an, pengkajian dan diskusi agama dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat periodik diantaranya: Peringatan maulid, isra’ mi’raj, Musabaqah tilawtil Qur’an, dan pesantren kilat. d. Hal-hal
lain
yang
terkait
dengan
pelaksanaan
program
ekstrakurikuler keagamaan Oteng Sutisna menyebutkan beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh siswa, guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler (kegiatan murid) diantaranya: 1) Semua murid, guru dan personil administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program 2) Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan sejauh mungkin 3) Kegiatan murid hendaknya menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas, dan sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid 4) Kegiatan murid hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah tidak sebagai tambahan atau kegiatan yang berdiri sendiri. 5) Pimpinan sekolah harus memperlihatkan dukungannya terhadap program kegiatan murid 6) Supervisi kegiatan murid harus termasuk dalam tanggung jawab pengajaran para guru dan guru juga harus paham bahwa ia adalah seorang penasehat dan penyuluh. 7) Dukungan finansial yang mencukupi harus diusahakan dan dukungan dimasyarakat hendaknya digalakkan.
8) Kepala sekolah bertanggung jawab penuh tentang program kegiatan murid.25 Selain hal-hal diatas, motivasi, keaktifan dan sikap adalah merupakan beberapa hal yang sangat erat kaitannya dengan program ekstrakurikuler. “Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendukung orang untuk memenuhi kebutuhan.”26
Kegiatan
pembelajaran
tanpa
adanya
motivasi
kemungkinan besar akan jauh dari keberhasilan. Dalam hal ini motivasi sebagai daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai. Keaktifan berasal dari kata aktif yang diawali dengan imbuhan ke dan diakhiri dengan imbuhan an. “Kata aktif berarti giat. Keaktifan adalah kegiatan, kesibukan.”27 Dalam hal ini dapat dilihat sampai dimana keaktifan siswa dalam melaksanakan aktifitas ekstrakurikuler. “Sikap adalah suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang atau benda, dengan suka, tidak suka atau acuh tak acuh.”28 Dengan dimensi sikap ini dapat diketahui apakah siswa suka, tidak suka atau bahkan acuh tak acuh terhadap kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya.
2. Perilaku keberagamaan
25
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional…,
h.70. 26 M.Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. 2, h. 129. 27 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia…, h. 23 28 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan…, h. 83.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa “perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.”29 Nana Syaodih mengatakan bahwa hanya sebagian kecil dari perilaku manusia yang nampak atau dapat diamati dari luar, sebagian besar merupakan kegiatan yang tidak nampak atau bersembunyi. Perilaku atau kegiatan individu seringkali dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu kegiatan kognitif, afektif dan psikomotor. Kegiatan kognitif berkenaan dengan penggunaan pikiran atau rasio didalam mengenal, memahami dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Kegiatan afektif berkenaan dengan penghayatan perasaan, sikap, moral dan nilai-nilai, sedang kegiatan psikomotor menyangkut aktivitas-aktivitas yang mengandung gerakan-gerakan motorik.30 Keragaman perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu Faktor bawaan yang diperoleh dari keturunan berupa potensi-potensi yang dikembangkan selama proses perkembangan menjadi berbagai bentuk kecakapan dan sifat-sifat. Dan memperoleh sejumlah kecakapan melalui pengalaman dalam interaksi dengan lingkungan baik lingkungan fisik, social, budaya, ekonomis, politis, keamanan, keagamaan dan lain-lain.31 Bagi orang-orang yang beragama, lingkungan keagamaan mempunyai pengaruh yang lebih kuat dibandingkan dengan lingkungan sosial, budaya, serta lingkungan lainnya. Hal itu disebabkan karena kepatuhan akan ketentuan agama, bukan hanya dilatarbelakangi oleh kebiasaan, peniruan dan penyamaan diri, rasa senang dan bangga seperti pada lingkungan sosial dan budaya, tetapi juga karena adanya keharusan dan kewajiban. Oleh karena itu pemahaman perilaku dan pemahaman individu perlu dilengkapi
dengan
pemahaman
akan
kehidupan
dan
lingkungan
keagamaan dan individu yang bersangkutan. Istilah keberagamaan telah sedikit banyak dijelaskan pada bagian sebelumnya. Seperti halnya kata keagamaan yang berasal dari kata agama
29
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia …, h. 859. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 4, h. 40. 31 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan…, h. 53. 30
dan mendapatkan imbuhan ke dan an, kata keberagamaan pun berasal dari kata agama yang mendapatkan imbuhan ke, ber dan an. Agama dan keberagamaan adalah dua istilah yang dapat difahami secara terpisah, meskipun keduanya mempunyai makna yang sangat erat. Agama adalah sebuah konsep yang terpisah dari penganutnya, dan setelah mendapat awalan ber diartikan menganut (memeluk agama dan beribadah, taat pada agama). Sedangkan “keberagamaan adalah perihal beragama.”32 keberagamaan berarti pembicaraan mengenai pengalaman atau
fenomena
yang menyangkut
hubungan
antara
agama
dan
penganutnya. Atau suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang (penganut agama) yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan agamanya. Syekh Mahmud Syaltut, sebagaimana telah dikutip oleh Prof. Dr. Quraish Shihab menyatakan bahwa “keberagamaan adalah usaha manusia dalam mencontoh Tuhan dalam sifat-sifat-Nya dan dari hasil usaha itulah dicapai
kualitas
manusia
yang
didambakan
agama.”33
Konteks
keberagamaan tidak hanya berorientasi pada bentuk-bentuk peribadatan tetapi pembentukan kepribadian dan watak yang berkualitas sesuai tuntutan agama dan penerapannya dalam sikap dan perilaku hidup. Dengan
demikian,
maka
dapat
dipahami
bahwa
perilaku
keberagamaan adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap suatu yang dianutnya, yakni sesuatu yang mengatur dan memberi petunjuk bagi kehidupannya yang terwujud dalam gerakan (sikap) batinnya serta tampak dalam ibadah yang dilakukan dan tercermin pula dalam sikap kesehariannya baik hubungannya dengan sesama manusia atau makhluk lainnya. Dalam ajaran islam, keberagamaan seseorang tidak hanya dapat diwujudkan melalui aktifitas ritual saja, tetapi juga dapat dilihat dari beberapa hal atau dimensi yang lain. Menurut Zuhairini “Secara umum 32 33
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia …, h. 12 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1993), Cet. 3, h.280.
dasar-dasar ajaran islam itu meliputi Aqidah, Syari’ah dan Akhlak.”34 Hal ini sejalan dengan pernyataan Yusuf Al-Qardowy yang menyatakan bahwa dimensi atau pokok-pokok ajaran islam dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: Aqidah, ibadah dan akhlak.35 a. Aqidah. Aqidah sering disamakan dengan keimanan yang menunjukan pada seberapa besar tingkat keyakinan seseorang terhadap kebenaran ajaran agamanya yang bersifat fundamental dan dogmatis. Aqidah dalam islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai tuhan yang wajib disembah, ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat, dan perbuatan dengan amal shaleh.36 Sebenarnya unsur dasar aqidah adalah keimanan kepada Allah, keimanan kepada kenabian dan keimanan kepada akhirat. Dan mungkin dapat diglobalkan menjadi keimanan kepada Allah dan hari akhir. Keimanan kepada Allah mencakup keimanan kepada eksistensi-Nya, keimanan kepada keesaan-Nya, dan keimanan kepada kesempurnaanNya. 37 Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan tentang aqidah yaitu dalam Qs. Luqman ayat 13:
ٌِ.َ& ٌُْ.َ َْك1ِ إِن( ا$ِ% َُْ) َ(ُ'ِْك%َ ُ*ُ+َِ َُِْ*ِ وَه% ُوَإِذْ"َلَ َُْن Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar. (Qs. Luqman: 13)38 Telah dijelaskan pula dalam Qs. Al-Ikhlas ayat 1-4:
{4}ٌَ.ًَُا أ7ُ{ وََْ َُ *ُ آ3} َُْ ََْ{ َْ َِْ و2} َُ3{ ا*ُ ا1}ٌَ.َْ هَُ ا*ُ أ/ُ"
34
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), Cet. 2, h.48. Yusuf Qardawy, Pengantar Kajian Islam…, h.55. 36 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam…, h. 84. 37 Yusuf Qardawy, Pengantar Kajian Islam…, h. 56 38 Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., h. 581 35
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia” (Qs. Al-Ikhlash: 1-4)39 b. Ibadah Yaitu peraturan yang mengatur hubungan langsung seorang muslim dengan khaliknya dan dengan sesama manusia, yang menunjukkan seberapa patuh tingkat ketaatan seorang muslim dalam mengerjakan ritual keagamaan yang diperintahkan dan dianjurkan baik yang menyangkut ibadah dalam arti khusus maupun dalam arti luas. Pelaksanaan ibadah merupakan pengaturan hidup seorang muslim, baik itu melalui pelaksanaan shalat, pengaturan pola makan tahunan melalui puasa, pengaturan kehidupan sosial ekonomi muslim melalui zakat, pengaturan atau penghidupan integritas seluruh umat islam dalam ikatan perasaan sosial melalui haji. Pelaksanaan ibadah telah menyatukan umat islam dalam satu tujuan, yaitu penghambaan kepada Allah semata serta penerimaan berbagai ajaran Allah, baik itu untuk urusan duniawi, maupun ukhrawi.40 Dalam Al-Qur’an Allah berfirman:
ِْ9ِ%ُُ" ََْ% َ:ْ7َِ) اْ@َرْضِ =ًَِ ﻡ;أAََ ﻡ:َْ7ِْ َْ أَﻥ9ِ%ُُ" ََْ% َCَوَأ ُْ9ََْ% َCََ أ$وََِ ا …Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada dibumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka…”(Al-Anfal: 63).41 Tujuan ibadah dalam islam bukanlah menyembah, tetapi mendekatkan diri kepada Tuhan, agar roh manusia selalu bersih dan suci. Roh yang suci membawa kepada budi pekerti yang baik dan luhur, oleh karena itu ibadah disamping merupakan latihan spirituil juga 39 40
Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., h. 922 Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,…,
h. 62-63. 41
Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., h. 250
merupakan latihan moral.42 Misalnya saja shalat, memiliki hubungan yang erat dengan latihan moral:
َُِْْ'َ;ءِ وَاEَ7َِْ اF Gَ9َْ( ََةI3ِإن ا … Shalat mencegah orang dari perbuatan jahat dan tidak baik. (Qs. Al-Ankabut: 45).43 Hikmah kependidikan yang dapat diambil dari ibadah adalah: 1) Melalui ibadah manusia diajari untuk memiliki intensitas kesadaran berfikir yang telah menjadikan manusia muslim sebagai insan yang bernalar dan berkesadaran dalam segala problematika hidup. Mereka itu dapat menjadi manusia yang sistematis, artinya segala yang mereka lakukan
senantiasa
melalui perencanaan,
pemikiran dan kesadaran. 2) Dimanapun seorang muslim berada, melalui kegiatan yang ditujukan semata-mata untuk ibadah kepada Allah, dia akan selalu merasa terikat oleh ikatan yang berkesadaran, sistematis, kuat, serta didasarkan atas perasaan jujur dan kepercayaan diri. 3) Ibadah dapat mendidik jiwa seorang muslim untuk merasakan kebanggaan dan kemuliaan terhadap Allah. 4) Ibadah yang terus menerus dilakukan dalam kelompok akan melahirkan rasa kebersamaan sehingga kita terdorong untuk saling mengenal, saling menasihati, atau bermusyawarah. 5) Melalui ibadah, seorang muslimpun akan terdidik untuk memiliki
kemampuan
dalam
melakukan
berbagai
keutamaan secara konstan dan mutlak. Artinya, setiap 42 43
Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya…, h. 40 Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…, h. 566
gerak seorang muslim tidak terbatas pada batasan geografis, bangsa, kepentingan nasional, atau partai yang berkuasa. 6) Pendidikan
yang
berdasarkan
ibadah
dapat
membekali manusia dengan muatan kekuatan yang intensitasnya
tinggi dan
abadi karena semuanya
bersumber dari kekuatan Allah, kepercayaan kepada Allah, optimisme yang bersumber dari pertolongan Allah dan pahala surga, serta kesadaran dan cahaya yang bersumber dari Allah. 7) Akan memperbaharui jiwa yang bukan hanya karena didalamnya ada muatan cahaya, kekuatan, perasaan, dan
harapan
melainkan
karena
melalui
ibadah
seorang muslim memiliki sarana untuk mengekspresikan tobatnya.44 Seperti Allah telah memerintahkan kepada manusia untuk bertobat:
َُنEِْ7ُ( ََُْ َْﻡُِنJُْ*َ اK َِ =ًَِ أ$ اGَُِا إ%ُ(َو …Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orangorang yang beriman, supaya kamu beruntung (Qs. An-Nuur: 31).45 c. Akhlak Dilihat dari sudut bahasa perkataan akhlak adalah bentuk jamak dari perkataan khulk yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.46 “Khulk atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ
44
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,…h.
64-67. 45
Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…, h. 493. Luis Ma’luf, Kamus Al-Munjid, (Beirut:Al-Maktabah Al-Katulikiyah, t.t), h. 194 dalam Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Pt. RajaGrafindo, 2002), Cet. 3, h. 1. 46
timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.”47 Seseorang yang berakhlak mulia akan melahirkan perbuatan-perbuatan yang baik, seperti suka menolong, jujur, pemaaf, sabar, dan sebagainya. Akhlak merupakan pokok esensi ajaran islam disamping aqidah dan syari’ah, karena dengan akhlak akan terbina mental dan jiwa seseorang untuk memiliki hakikat kemanusiaan yang tinggi. Dengan akhlak dapat dilihat corak dan hakikat manusia yang sebenarnya. Sehingga sebenarnya inti yang hakiki missi Muhammad SAW adalah pada pembinaan akhlak manusia. Akhlak atau etika menurut ajaran islam meliputi hubungan dengan Allah (khaliq) dan hubungan dengan sesama makhluk. Sehingga dikatakan oleh Zuhairini bahwa “akhlak dalam islam adalah suatu ilmu yang dipelajari didalamnya tingkah laku manusia, atau sikap hidup manusia (the human conduct) dalam pergaulan hidup.”48 Praktek pelaksanaan akhlak adalah berpedoman pada nash AlQur’an dan hadits. Akhlak merupakan alat pembeda antara manusia dengan hewan. Tenaga penggerak akhlak adalah perasaan (emosi) atau hati nurani, dari sini terpancar perbuatan-perbuatan yang baik dan buruk. Menurut imam Al-Ghazali kejahatan dan kebaikan masing-masing bersumber pada sepuluh induk akhlak yang buruk dan sepuluh induk akhlak yang baik. 1) Sepuluh
induk
akhlak
yang
buruk
(akhlakul
madzmumah) yang banyak menimbulkan kejahatan adalah: a) Serakah dalam makan b) Serakah dalam berbicara c) Sifat pemarah 47 48
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak…, h. 3 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam…, h. 50-51
d) Sifat pendengki e) Sifat bakhil dan gila harta f) Gila kehormatan (ambisi) g) Cinta keduniaan h) Sikap takabur/sombong i) Suka membanggakan diri j) Riya (suka pamer). 2) Sepuluh induk akhlak yang baik (akhlakul karimah) yang dapat melahirkan kebaikan bagi kehidupan manusia adalah: a) Taubat b) Takut kepada Allah c) Zuhud (menerima apa adanya) d) Sabar e) Syukur f) Ikhlas g) Tawakkal h) Cinta kepada tuhan i) Ridha (rela terhadap ketentuan Allah) j) Selalu ingat kepada kematian.49 Setiap manusia harus memiliki akhlak yang baik. Seperti telah dijelaskan dalam Al-Qur’an:
ٍَلMْNُ ﻡ/ُ آKOِEُ َ $ َ ً إِن ا.ََِ) اْ@َرْضِ ﻡA ِPَْ(َ ََكَ ِسِ وQ َْ3ُ(َ َو ِْ ﻡِ ﺹَْ(َِ إِن أَﻥََ اْ@َﺹَْاتUُVْWِ) ﻡَ'َِْ وَاA ِْ3ْ"{ وَا18} ٍُرNَA {19}َِِEَْْتُ ا3َ Dan janganlah kamu memalungkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan dibumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan 49
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, …, h. 56
lunakanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai. (Qs. Luqman: 18-19)50 3. kaitan antara Program Ekstrakurikuler keagamaan dengan perilaku keberagamaan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh para peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup maupun lingkungan sekitar.51 Dalam hal-hal tertentu, terutama berkaitan dengan aspek pendalaman spiritual dan moral peserta didik, kegiatan ekstrakurikuler harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga terjadi proses Conseling (bimbingan dan pembinaan) dalam kegiatan-kegiatan yang dikembangkan oleh peserta didik. Perilaku merupakan kegiatan individu yang menyangkut hal-hal yang disadari dan juga yang tidak disadari. Perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari sangat bermacam-macam. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat memberikan kontribusi terhadap perilaku keberagamaan seseorang. Karena nilai-nilai yang terkandung dalam ekstrakurikuler seperti: kedisiplinan, persatuan, sosialisasi dan silaturrahim banyak memberikan sumbangan terhadap perilaku keberagamaan siswa. Dalam kehidupan, manusia membutuhkan peraturan, tanpa peraturan hidup manusia akan menjadi kacau. Seperti dalam menjalankan perintahperintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dapat terjadi karena adanya kedisiplinan atau ketaatan terhadap peraturan. Hal ini dapat membuat seseorang dapat bertanggung jawab atas segala perbuatannya terhadap Sang Pencipta.
B. Kerangka Berfikir Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah pada dasarnya bertujuan untuk membentuk kualitas siswa secara menyeluruh baik intelektualitasnya maupun akhlaknya. Lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor pembentuk perilaku seseorang. Kegiatan-kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah dapat membentuk sikap atau perilaku seorang siswa. Namun pembentukan tersebut tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan melalui proses sosialisasi. 50
Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., h. 582. Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,..,h. 4 51
Di sekolah proses pembelajaran dan pengajaran tidak bisa bertumpu hanya pada kegiatan kurikuler atau intrakurikuler saja. Tetapi juga harus didukung oleh kegiatan-kegiatan pengembangan diluar kelas yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang mengarah pada pembentukan sikap dan kepribadian siswa, berkaitan dengan aspek-aspek rasionalitas, intelektualitas, emosi, dan spiritualitas dalam dirinya. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler siswa bisa melatih dirinya agar benar-benar mampu memerankan dirinya dalam kehidupan sosial. Disamping itu, melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa mempunyai ruang yang luas untuk memberdayakan dan mengembangkan potensi, minat dan bakat yang
dimilikinya.
Dan
dengan
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
keagamaan, berarti siswa telah menambah pengalaman-pengalaman yang bersifat keagamaan dalam hidupnya, dan pengalaman-pengalaman yang bersifat keagamaan ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan seseorang guna menjadi rujukan dalam bersikap. Seperti dikatakan Zakiah Daradjat, Semakin banyak pengalaman yang bersifat keagamaan dilalui seseorang, maka semakin banyaklah unsur agama dalam pribadinya. Kepribadian yang banyak mengandung unsur agama itu pasti akan banyak pula memantulkan tindak dan sikap agama pada orang itu.52 Maka jelaslah bahwa sikap dan perilaku seseorang dapat terbentuk melalui interaksi sosial atau proses belajar yang terjadi pada setiap individu atau oleh pengalaman-pengalaman yang ditempuh seseorang dalam hidupnya. Oleh karena itu, sikap dapat dibentuk melalui proses pendidikan atau pembinaan seperti yang ada dalam kegiatan ekstrakurikuler begitu juga sikap keberagamaan seorang siswa dapat dibentuk melalui proses pembinaan dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang diikutinya. Misalnya dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an, siswa akan dapat membaca dan juga dapat menulis ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar. Selanjutnya, diharapkan siswa dapat memahami apa-apa yang dibaca dan ditulisnya dengan memahami artinya sehingga akan tertanam dalam diri siswa 52
Zakiah Darajat, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 59.
sifat-sifat yang ditemukannya dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang telah dipelajarinya tersebut. Seperti: sifat tolong menolong dan saling nasihat menasihati dalam kebaikan antar sesama teman (Qs. Al-‘Asr 1-3). Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan dampak pada pembentukan perilaku seseorang. Hal itu dikarenakan dalam kegiatan ekstrakurikuler terdapat nilai-nilai yang bersifat mendidik untuk membentuk perilaku keberagamaan seseorang.
C. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan kajian teori di atas, maka dirumuskan suatu hipotesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis akan diuji di dalam penelitian dengan pengertian bahwa uji statistik selanjutnya yang akan membenarkan atau menolaknya. Untuk menguji kebenaran penelitian ini, penulis akan mengajukan hipotesa sebagai berikut: Ha: Ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan
dengan
pembentukkan
perilaku
keberagamaan siswa. Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan
keberagamaan siswa
dengan
pembentukkan
perilaku
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Dua Mei yang beralamat di Jl.H. Abdul Ghani No. 135 Cempaka Putih Ciputat Tangerang. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tanggal 17 juli sampai tanggal 11 Agustus 2008.
B. Variabel Penelitian “Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.”53 Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang dijadikan sebagai acuan dalam pengamatan, guna memperoleh data dan kesimpulan empiris mengenai hubungan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan dan pembentukan perilaku keberagamaan, yaitu: 1. Variabel bebas (Variabel Independen), yaitu variabel yang dapat memberikan pengaruh terhadap variabel lain, yaitu pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan (variable X) 2. Variabel terikat (Variabel Dependen), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, yaitu pembentukan perilaku keberagamaan (variabel Y).
C. Metode Penelitian Untuk
memperoleh
data,
fakta
dan
informasi
yang
akan
mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam skripsi, penulis menggunakan penelitian deskriptif-analisis melalui metode penelitian
53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII, h. 118
kepustakaan dan penelitian lapangan, kedua penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut: 1. Penelitian kepustakaan Melalui penelitian kepustakaan ini penulis berusaha mengkaji bukubuku yang berkaitan dengan judul diatas dalam rangka menyusun kerangka teori penelitian. 2. Penelitian lapangan Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung keobjek penelitian karena penelitian ini memerlukan data-data dan fakta yang valid agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam penelitian lapangan ini penulis akan melakukan tekhnik pengumpulan data, menentukan populasi dan sampel, serta tekhnik analisis data.
D. Populasi dan Sampel Menurut Ibnu Hajar “Populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum
yang sama.”54
Suharsimi Arikunto
mengatakan “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”.55
Dikatakan pula oleh S.Margono “Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.”56 Jadi, populasi adalah wilayah yang terdiri dari subyek dan obyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa-siswi kelas XII SMA Dua Mei Ciputat yang berjumlah 192 siswa-siswi dan terbagi kedalam 5 kelas. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa kelas XII telah lama
54
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1999),Cet. 2, h.133. 55 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik ,… h. 130. 56 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet. 4, h. 118
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an dan kegiatan ini pun hanya ditekankan bagi kelas XII. Sedangkan kelas X dan XI lebih difokuskan pada kegiatan conversation (kegiatan ekstrakurikuler Mata pelajaran Bahasa Inggris). “Sampel adalah cara mengumpulkan data dari populasi dengan mengambil sebagian saja anggota yang dipilih dari populasi diasumsikan (harus) mempersentasikan populasinya.”57 Pengertian ini sejalan dengan pernyataan Suharsimi Arikunto yang mengatakan bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”58 Sampel yang baik adalah sampel yang mencerminkan populasi secara maksimal. Tetapi walaupun mewakili, namun sampel bukanlah duplikat dari populasi. Dalam Pengambilan sampel pada penelitian ini penulis mengambil dua kelas yaitu kelas XII IPA1 dan XII IPA2 dengan jumlah siswa sebanyak 61 siswa-siswi atau 32% dari total populasi, jumlah ini dianggap refresentatif karena sampel melebihi batas minimal yang ditentukan yaitu 10%. Sampel diambil dengan menggunakan tekhnik Purposive Sampling, yaitu penentuan kelas yang akan dijadikan penelitian berdasarkan kebijakan dan kemudahan dari pihak sekolah.
E. Tekhnik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang obyektif berdasarkan kebenaran yang terjadi dilapangan maka digunakan beberapa tekhnik pengumpulan data, diantaranya: 1. Observasi “Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.”59 Observasi merupakan alat pengumpulan data dengan cara mendatangi langsung keobyek penelitian. Observasi ini dipakai sebagai tekhnik dalam mengamati bagaimana proses
57
M. Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet. 2,
h.115. 58
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik,…, h. 131. Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. 3, h. 54 59
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dilakukan, serta mengamati bentuk perilaku keberagamaan siswa di sekolah. 2. Wawancara “Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.”60. Wawancara ini dilakukan dalam rangka pengumpulan data melalui dialog secara langsung, dengan informan yang terdiri dari guru pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, guru bidang studi pendidikan agama Islam dan guru BK (bimbingan dan konseling) sekaligus guru bidang kesiswaan. Informasi yang digali adalah mengenai gambaran umum sekolah terutama kegiatan ekstrakurikuler keagamaan siswa serta perilaku keberagamaan siswa di sekolah. 3. Angket “Angket adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dilengkapi oleh responden”.61 Angket disusun dan disebarkan kepada responden (sampel penelitian) untuk memperolah informasi mengenai hubungan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukan perilaku keberagamaan siswa. Setiap angket terdiri dari 20 pernyataan/pertanyaan untuk variabel X yaitu tentang pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan dan 20 pernyataan/pertanyaan untuk variabel Y yaitu tentang perilaku keberagamaan. Jadi dalam tiap angket terdapat 40 pernyataan/pertanyaan. Setiap variabel mempunyai 10 pernyataan/pertanyaan positif dan 10 pernyataan/pertanyaan negatif. Bentuk angket yang penulis gunakan adalah model skala Likert, yaitu bentuk kuisioner yang mengungkap sikap dari responden dalam bentuk jawaban : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).62 Sebagai acuan berikut ini disampaikan ketentuan penskoran item tersebut: − Skor untuk pernyataan/pertanyaan positif: 60
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian sosial..., h. 57 M.Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah …, h. 135. 62 M.Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah …, h.136 61
Sangat setuju
:4
Setuju
:3
Tidak setuju
:2
Sangat tidak setuju
:1
− Skor untuk pernyataan/pertanyaan negatif: Sangat setuju
:1
Setuju
:2
Tidak setuju
:3
Sangat tidak setuju
:4
Table. 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel
1. Variabel (X) Pelaksanaan Program Ekstrakurikule r keagamaan
Dimensi
Tujuan
Materi Waktu Persyaratan Manfaat
Indikator
Pengembangan kognisi, afeksi dan psikomotorik siswa Memperdalam ilmu AlQur’an Pemanfaatan waktu Beragama Islam Pengembangan diri
No. Soal + 1,2 3
4,5 7 8 9,10
Jml 3
6
3
11,12
1 1 4
Motivasi
13
Instrinsik
14
2
15,16, 17
3
18
1
20
2
1. Minat 2. Perhatian
Ekstrinsik 1. Pihak sekolah (guru) 2. Orang tua 3. Sangsi/hukuman
Intensitas (keaktifan) Sikap
Aqidah 2. Variabel (Y) Pembentuka Ibadah n Perilaku Keberagama an
Akhlak
Keaktifan - Semangat - Senang Jumlah Mempertebal keimanan - Shalat - Membaca AlQur’an - Berdo’a - Berpuasa - Bershodaqoh - Mengikuti kegiatan keagamaan (pengajianpengajian) - Akhlak terhadap orang tua - Akhlak terhadap saudara - Akhlak terhadap guru - Akhlak terhadap teman - Akhlak berbicara - Akhlak berpakaian Jumlah
19
21 22,23, 24
28,29, 30,31, 32,33.
25,26, 27
34,35, 36,37, 38,39, 40.
Penggunaan tekhnik analisis data dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui hubungan pelaksanakan ekstrakurikuler
keagamaan
dengan
pembentukan
13
20
F. Tekhnik Analisa Data
program
20 1 6
perilaku
keberagamaan siswa di SMA Dua Mei, maka data yang penulis sebarkan diolah menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Editing Dalam pengolahan data yang pertama kali harus dilakukan adalah editing. Ini berarti bahwa semua angket harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan dan kebenaran pengisian angket sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahan. 2. Skoring Setelah melalui tahap editing, maka selanjutnya penulis memberikan skor terhadap pernyataan yang ada pada angket. pernyataan positif diberi skor 4,3,2,1, sedangkan pernyataan negatif sebaliknya. 3. Tabulating Selanjutnya adalah penghitungan terhadap hasil skor yang telah ada. Penulis memindahkan jawaban responden kedalam blanko yang telah tersusun rapi dan rinci dalam bentuk tabel.
G. Hipotesis Statistik Setelah melewati tahapan-tahapan diatas, maka selanjutnya dilakukan perhitungan-perhitungan dengan menggunakan data statistik berupa prosentase atau frekuensi relatif dengan menggunakan rumus63:
P=
F x100 % N
P = Prosentase F = Frekuensi jumlah responden N = Jumlah data responden. Angka persentase yang digunakan adalah: 63
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005), Cet. 15, h.43.
100%
= Seluruhnya
85%-99% = Hampir seluruhnya 68%-84% = Sebagian besar 51%-67% = lebih dari setengah 50%
= Setengah
34%-49% = Hampir setengah 17%-33% = Sebagian kecil 1%-16%
= Sedikit
0%
= Tidak ada Sedangkan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel, digunakan
tekhnik analisis korelasi dengan rumus Product Moment64 yaitu:
rxy =
[N ∑ X
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) 2
− (∑ X )
2
][N ∑ Y
2
− (∑ Y )
2
]
rxy
= Angka indeks korelasi “r” Product moment
N
= Number of cases
∑XY
= Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑X
= Jumlah seluruh skor X
∑Y
= Jumlah seluruh skor Y Dalam memberikan interprestasi secara sederhana terhadap angka
indeks korelasi “r” Product Moment, pada umumnya dipergunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut65:
Tabel. 2 Interpretasi Data
64 65
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan…, h.206 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan…, h. 193
Besarnya “r” product moment
Interpreasi
(rxy) Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, 0,00-0,20
akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y
0,20-0,40
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
lemah atau rendah 0,40-0,70
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sedang atau cukupan 0,70-0,90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
kuat atau tinggi 0,90-1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan itu signifikan/tidak, maka “r” hasil perhitungan dibandingkan dengan “r tabel”. Dan sebelum membandingkannya terlebih dahulu dicari derajat bebasnya atau df (degrees of freedom) dengan menggunakan rumus: df = N-nr keterangan : df = Degree of freedom N = Number of cases nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan Setelah diketahui adanya korelasi, kemudian dihitung seberapa besar kontribusi kegiatan ekstrakurikuler terhadap perilaku keberagamaan siswa dengan menggunakan rumus koefisien determinan (KD) sebagai berikut: KD
Keterangan : KD = Kotribusi variabel X terhadap variabel Y r2
= Koefisien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y
BAB 1V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA Dua Mei 1. Sejarah berdiri dan berkembangnya SMA Dua Mei SMA Dua Mei masih berbentuk sekolah swasta, karena berada dibawah naungan Yayasan, yaitu Yayasan Pendidikan Dua Mei (YPDM). Yayasan Pendidikan Dua Mei sebagai Lembaga Pendidikan dalam kegiatan
pendidikannya
dihadapkan
kepada
hal-hal
yang
perlu
dikomunikasikan, yaitu kegiatan dan usahanya seperti program sekolah, siswa, tenaga pengajar, fasilitas dan hasil pembelajaran. Hal tersebut sangat diperlukan bagi pihak-pihak terkait dengan Yayasan Pendidikan Dua Mei dan Sekolah. Keikutsertaan Yayasan Pendidikan Dua Mei di bidang pendidikan merupakan peran aktif di dalam pembangunan Nasional,
yaitu
pembangunan bangsa dan negara. Yayasan Pendidikan Dua Mei menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi generasi penerus bangsa, sehingga terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dengan dilandasi nilai-nilai luhur Agama dan kepribadian bangsa Indonesia. Cita-cita pendirianYayasan Dua Mei adalah membantu pemerintah dalam rangka meningkatkan kecerdasan bangsa dengan membina dan mengembangkan pendidikan dalam arti seluas-luasnya. Yayasan berupaya membentuk masyarakat yang berilmu, dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta cinta bangsa dan negara. Pendirian Yayasan
− YPDM berdiri pada tanggal 7 Agustus 1985 dengan akta notaris Ny. Sumardilah Oriana Roosdilan, SH No. 26.
− Tanggal 7 Agustus 1999 Yayasan Pendidikan Dua Mei melakukan penyempurnaan organisasi secara keseluruhan di depan notaris Marthin Aliunir, SH. Pendirian Yayasan Dua Mei diawali dengan peresmian sekolah Taman Kanak-kanak sebagai cikal bakal jenjang sekolah berikutnya. Pada tahun 1988 barulah didirikan SMA Dua Mei dengan:
− SK Pendirian
: SK Kakanwil Depdikbud Prop.Jabar No.
433/I.02/Kep/E/88 tanggal 1988
− Jenjang Akreditas : Diakui (tahun akreditas 1991) Disamakan (tahun akreditas 1996 ) tahun 2006 Akreditas A
− NDS
: 3002040016
− NSS
: 30228031008
SMA Dua Mei beralamat di Jalan H. Abdul Gani No.135 Desa Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Kabupaten Tangerang dengan No. Telp.021-749 0034. Proses kegiatan belajar mengajar di SMA Dua Mei dilaksanakan dari hari senin sampai hari sabtu dalam satu waktu yaitu pagi hari sampai siang hari (pkl 07.15-13.30 WIB) dengan program/jurusan IPA dan IPS. Selama berdiri dari tahun 1988 sampai sekarang, SMA Dua Mei telah mengalami empat kali pergantian Kepala Sekolah. Yaitu a.
Drs. Juanda Nilsyah
( 1988-1991)
b.
Drs. E.Kosasih
( 1991-1992)
c.
Drs. E.Ruslan Siradz A ( 1992-2007)
d.
Yayat Ruhiat,S.Pd.
( 2007-sampai sekarang)
2. Tujuan a.
Tujuan Umum Penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945 dan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.
b.
Tujuan Khusus Meletakkan konsep dasar keilmuan dan mempersiapkan ke arah jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan melatih kesiapan ke arah dunia kerja.
3. Visi dan Misi SMA Dua Mei A. Visi Menjadikan SMA Dua Mei
sebagai sekolah unggulan yang
handal dalam mencerdaskan anak bangsa yang akan menjadi pemimpin masa datang, dan siap menghadapi era globalisasi. B. Misi a. Menyelenggarakan pendidikan umum yang berpedoman pada kurikulum nasional, regional dan berbasis kompetensi. b. Menyelenggarakan pendidikan dengan berdasarkan manajemen berbasis sekolah. c. Menghasilkan lulusan yang berkompeten, bermutu, terampil, dan mandiri. d. Menghasilkan sumber daya manusia yang berguna bagi dirinya, nusa, bangsa dan agama
4. Keadaan guru, siswa dan karyawan a.
Data Keadaan Guru Tenaga pengajar (guru) yang ada di SMA Dua Mei berjumlah 25 orang yang terdiri dari 1 Kepala Sekolah yang merangkap sebagai guru dan 24 tenaga pengajar. Tabel. 3 Keadaan Guru SMA Dua Mei NO 1.
NAMA Yayat Ruhiyat, S.Pd
JABATAN Kepala Sekolah, Guru
BIDANG STUDI Matematika
2.
Drs. M. Suparjo, MM
Wakasek. Bid
Ekonomi
Kurikulum, 3.
Guru Abdul Aziz Muchlas, S.Ag Wakasek.Bid
Sejarah
Kesiswaan, 4.
H. Adang Asdari
Guru Guru
5.
Drs. Jumaroh Ibnu, S.Ag
Guru
Pend. Agama
6.
H. Ade Sumarna
Guru
PKn, Islam Sejarah
7.
Dra. Zuhairiah
Guru
Bahasa Inggris
8.
Ahmad Rosani, S.Ag
Guru
Bahasa Inggris
9.
Murni S.Pd
Guru
Bahasa Inggris
10.
Susrita Yanti
Guru
Bahasa Indonesia
11.
Tihani, S.Pd
Guru
Akuntansi
12.
Saptono, S.Pd
Guru
Geografi
13.
Syaiful Bahri, S.Kom
Guru
TIK
14.
Deni Kusnedi, SE.
Guru
Ekonomi
15.
Ila Kholilah, S.Pd
Guru
Sosiologi
16.
Indah, S.Pd
Guru
Matematika
17.
Arie Endrianti, S.Pd
Guru
Fisika
18.
Hendri Kurniawan, S.Pd
Guru
Biologi
19.
Nursumaryati
Guru
Geografi
20.
Sukardi, S.Pd
Guru
Penjas
21.
Lina marlina, S.Pd
Guru
Kimia
22.
Kardiman, S.Pd
Guru
Pend. Seni
23.
Ermalina, S.Pd
Guru
Matematika
24.
Dede Nihayatussa’adah,
Guru
Bahasa Indonesia
25.
Suryani Hadi, S.Pd SS
Guru
Bahasa Jepang.
Pen. Agama Islam
b. Data Keadaan Siswa Keseluruhan siswa SMA Dua Mei saat ini berjumlah 376 siswa. Terdiri dari 212 orang laki-laki dan 164 orang perempuan. Untuk lebih jelasnya berikut daftar jumlah siswa SMA Dua Mei tahun ajaran 2008-2009.
Tabel. 4 Jumlah Siswa SMA Dua Mei No 1 2 3 4 5
c.
Tingkat
Jumlah Kelas 2 1 2 2 3 10
X XI IPA XI IPS XII IPA XII IPS JUMLAH
Siswa L 43 12 48 27 82 212
Jumlah P 28 23 30 42 41 164
71 35 78 69 123 376
Keadaan karyawan Karyawan yang bertugas di SMA Dua Mei ada yang bertugas sebagai TU, penjaga keamanan dan pemelihara kebersihan. Tabel. 5 Keadaan Karyawan SMA Dua Mei No
Nama
Staf Bidang
1
Mudin
TU
2
A.Narfila
Kebersihan
3
- A.Joko Priyono
Keamanan
- Sukarna - Suyitno
5. Sarana dan Prasarana Dalam rangka mencapai hasil belajar yang maksimal, fasilitas penunjang memegang peranan penting. Atas pemikiran tersebut Yayasan Pendidikan Dua Mei secara berencana, bertahap dan berkesinambungan melengkapi diri dengan berbagai fasilitas sebagai penunjang langsung kegiatan belajar mengajar, dari 5 jenjang sekolah secara garis besar fasilitas penunjang terdiri dari :
Tabel. 6
Sarana Prasarana No Nama Sarana 1 Luas Tanah 2 Luas Bangunan seluruhnya
Keterangan 11.754 m 2 2079 m 2
3 4 5 6 7 8
Surat Kepemilikan tanah Ruang Belajar Ruang Yayasan, Guru dan TU Masjid Perpustakaan Area Parkir
Sertifikat Hak Milik 33 Ruang 5 Ruang 56 m2 1 Ruang 7991 m2
9
Lapangan olah raga
784 m2
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Arena bermain Kantin Sekolah Laboraorium IPA Laboratorium Komputer Laboratorium bahasa Ruang praktek mengetik Ruang audio visual Klinik yayasan Ruang gurur piket Pos satpam Alat dan Bahan pelajaran yang memenuhi persyaratan pendidikan (life skill) Koperasi Green House WC Buku perpustakaan Ruang Kreasi Anak-anak (Istana Anak)
800 m2 10 Unit 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 50 m2 1 Ruang 1 Ruang 26 Unit
21 22 23 24 25
1 Ruang 1 Ruang 15 Pintu 500 Judul 9 m2
B. Deskripsi Data Karena dalam penelitian ini Sampel diambil dengan menggunakan tekhnik Purposive Sampling, yaitu penentuan kelas yang akan dijadikan penelitian, maka penulis menentukan hanya kelas XII saja yang akan
dijadikan sebagai sampel. Adapun kelas XII terdiri dari 5 kelas dan penulis hanya mengambil 2 kelas saja yaitu kelas XII IPA 1, dan XII IPA 2. Jadi, dari keseluruhan siswa kelas XII yang berjumlah 192 orang diambil data sampel penelitiannya dengan perhitungan persentase 32 % dari jumlah siswa kelas XII. Maka diperoleh hasil 61 orang yang menjadi sampel. Untuk lebih jelasnya tentang jumlah siswa dijadikan sampel penelitian adalah sebagai berikut : Tabel. 7 Data Siswa kelas XII Populasi
Jumlah Siswa
Jumlah Sampel
Siswa Kelas XII IPA 1
34 orang
31 orang
Siswa Kelas XII IPA 2
35 orang
30 orang
Siswa Kelas XII IPS 1
41 orang
0 orang
Siswa Kelas XII IPS 2
41 orang
0 orang
Siswa Kelas XII IPS 3
41 orang
0 orang
192 orang
61 orang
Jumlah
Keterangan: tidak semua siswa-siswi dikelas IPA 1 dan IPA 2 dijadikan sampel karena ada beberapa diantara mereka yang bukan beragama islam, yaitu dikelas IPA 1 sebanyak 3 orang dan dikelas IPA 2 sebanyak 5 orang
Tabel. 8 Data Sampel No 1
Nama Siswa Alfiyando Syahnafi
Jenis Kelamin L
Kelas XII. IPA 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Anggi Sabbina Ayu Rosiyana Cipta Harum Haryani Dedy Rusliady Desi Yanawati Dirga Purwaningsih Eka Wahyuni Eko Ariyanto Eko Wijanarko Elisa Fitria Firda Yanti Karti Marctina Sari Lia Resti M. Amiruddin Muhammad Nurfadlan Novita Sari Nur Oktaviani Priyo Girianto Putri Ani Rahajo Reza Juwinda Rini Kurniawati Ronal Shinta Widyastuti Siti Chadizah Siti Farah Sri Rahayu Tantia Hasmawati Tri Mulyo Utomo Wida Pratiwi Lihnawati sandewi Achmad Febriyanto Ade Ilham Nuari Andriyani Widiasih Annisa Asmir Anton Danni Sulaksono Dewi Agustina Dian Handayani Dicky Nico Setiawan Dwi anggrayani Edi Sugondo Erma Susanti Eva Nurus Sobah Evi Damayanti
P P P L P P P L L P P P P L L P P L P L P L P P P P P L P P L L P P L L P P L P L P P P
XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 1 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
Fahmi Yahya Galang Januarsyah Ganjar Anom W Hendri Febriansyah Inawati Jaka Irsyad Suhendar Lisa Anggraini Norman Suseno Nurfitria Phian Gustian W Rendy Hermawan Romdoni Shinta Devi Saiful Islam Tiarawati Herido Juniantoro
L L L L P L P L P L L L P L P L
XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2 XII. IPA 2
C. Analisis Dan Interpretasi Data 1. Analisis Data Data yang akan disajiakan dalam skripsi ini adalah data hasil penyebaran
angket
tentang
pelaksanaan
program
ekstrakurikuler
keagamaan dan pembentukan perilaku keberagamaan pada siswa SMA DUA MEI kelas XII yang disebarkan kepada 61 siswa-siswi. Tiap angket terdiri dari 40 pernyataan yang berbentuk pilihan dan harus dijawab siswa dengan memberikan tanda ceklist. Data yang dikumpulkan dari hasil angket yang disebarkan diolah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dengan rumus:
P=
F x100 % N
Maksud dari pengolahan tersebut agar data yang diperoleh dapat memberikan arti dan penjelasan. Untuk memudahkan menganalisa dari hasil penelitian tersebut, maka setiap item dibuatkan satu tabulasi, sehingga dengan demikian lebih fokus penjelasannya. Variabel X
Tabel. 9
Akhlak saya menjadi lebih baik setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an disekolah No 1
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 25 35 1 0 61
% 41 % 57,4 % 1,6 % 0% 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan penyebaran frekuensi jawaban 41% responden menjawab ”sangat setuju”, 57,4% responden menjawab ”setuju”, 1,6% responden ”tidak setuju”, dan 0% menjawab ”sangat tidak setuju”, hal ini menunjukkan
bahwa
kegiatan
ekstrakurikuler
keagamaan
memberikan pengaruh yang positif terhadap perubahan akhlak siswa.
Tabel. 10
Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan disekolah, bakat saya semakin berkembang No 2
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F
%
10 41 10 0
16,4 % 67,2 % 16,4 % 0%
61
100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 67,2% siswa “setuju” bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat mengembangkan bakat. Bahkan 16,4% menyatakan “sangat setuju”. Namun ada juga responden yang “tidak setuju” yaitu sebanyak 16,4% dari responden dan tidak ada responden yang menyatakan “sangat tidak
setuju” 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat mengembangkan bakat siswa. .
Tabel. 11
Meskipun telah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an, namun pengetahuan saya tentang agama tidak meningkat No 3
Alternative jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 2 6 46 7 61
% 3,3 % 9,8 % 75,4 % 11,5 % 100 %
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 75,4% siswa menyatakan “tidak setuju”, 11,5% “sangat tidak setuju”, 9,8% “setuju” dan 3,3% “sangat setuju” . Sehingga dapat disimpulkan sebagian besar siswa menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat meningkatkan pengetahuan tantang agama. Hal ini disebabkan karena dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an tidak hanya diajarkan cara membaca atau menulis Al-Qur’an tapi juga diajarkan tentang pengetahuanpengetahuan tentang agama Islam guna menambah wawasan siswasiswi tentang agama Islam itu sendiri. Adapun siswa yang menyatakan
setuju
dengan
pernyataan
tersebut
mungkin
disebabkan mereka tidak memperhatikan ketika mengikuti pelajaran dalam kegiatan tersebut. Tabel. 12
Dengan dilaksanakannya program ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an di sekolah, semakin membuat saya dapat membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik No
Kategori
F
%
4
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
27 33 1 0 61
44,3 % 54,1 % 1,6 % 0% 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hanya 1 responden 1,6% yang menyatakan “tidak setuju” 0% yang menyatakan “sangat tidak setuju”, 54,1% menyatakan “setuju” dan 44,3% menyatakan “sangat setuju”. Hal ini menunjukan bahwa dengan mengikuti kegaiatn ekstrakurikuler keagamaan maka kemampuan siswa dalam membaca dan menulis Al-Qur’an menjadi lebih baik.
Tabel. 13
Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an di sekolah, saya mampu memahami pesan-pesan yang tersirat dalam Al-Qur’an Kategori
No 5
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F
%
14 40 7 0
22,9 % 65,6 % 11,5 % 0%
61
100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat membuat siswa memiliki kemampuan dalam memahami pesan-pesan yang tersirat dalam AlQur’an dengan penyebaran frekuensi jawaban 65,5% “setuju”, 22,9% “sangat setuju”, 11,5% “ tidak setuju dan 0% menyatakan “sangat tidak setuju”’.
Tabel. 14
Saya tidak dapat membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid yang benar meskipun telah mengikuti ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an Kategori
No
F
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
6
1 16 37 7 61
% 1,6 % 26,2 % 60,7 % 11,5 % 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 1,6% dari responden menyatakan “sangat setuju”, 26,2% menyatakan “setuju”, 60,7% “tidak setuju” dan 11,5% menyatakan “sangat tidak setuju”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an maka siswa dapat membaca Al-qur’an sesuai dengan kaidah tajwid yang benar.
Tabel. 15
Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, saya dapat memanfaatkan waktu luang yang biasanya terbuang sia-sia Kategori
No 7
F
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
22 33 6 0 61
% 36,1 % 54,1 % 9,8 % 0% 100 %
Dari tabel diatas dapat kemukakan 54,1% siswa menyatakan “setuju”,
36,1%
menyatakan
“sangat
setuju”9,8%
siswa
menyatakan “tidak setuju” dan 0% siswa menyatakan “sangat tidak setuju”. Sehingga dapat disimpulkan lebioh dari setengah siswa setuju bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang diikutinya dapat digunakan untuk memanfaatkan waktu yang biasanya terbuang sia-sia.
Tabel. 16
Saya dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an yang ada di sekolah karena saya beragama islam No 8
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 16 44 1 0 61
% 26,3 % 72,1 % 1,6 % 0% 100 %
Dari tabel diatas dapat dilihat 72,1% menyatakan “setuju”, 26,3% “sangat setuju”, sedangkan yang “tidak setuju”’ hanya 1,6% dan 0% menyatakan “sangat tidak setuju” . Dari sini, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa syarat untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis AlQur’an adalah harus beragama Islam.
Tabel. 17
Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an saya menjadi orang yang disiplin dalam segala hal No 9
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 10 39 12 0 61
% 16,4 % 63,9 % 19,7 % 0% 100 %
Dapat dilihat dari tabel diatas sebanyak 16,4% dari responden menyatakan “sangat setuju”, 63,9% “setuju”, 19,7% menyatakan “tidak setuju” dan yang menyatakan “sangat tidak setuju” tidak ada, yaitu 0%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an maka tumbuh sikap disiplin dalam segala hal pada diri siswa
Tabel. 18
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an dapat memupuk dan mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi dan memperbanyak teman No 10
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 31 29 1 0 61
% 50,9 % 47,5 % 1,6 % 0% 100
Dengan melihat penyebaran frekuensi jawaban pada tabel diatas, maka dapat diketahui setengah dari siswa 50,9% menyatakan “sangat setuju”, 47,5% menyatakan “setuju’, 1,6% “tidak setuju” dan 0% “sangat tidak setuju”. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an dapat memupuk dan mempererat tali persaudaraan diantara siswa.
Tabel. 19
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an tidak dapat membentuk kepribadian yang baik untuk saya dan temanteman No 11
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 1 4 28 28 61
% 1,6 % 6,6 % 45,9 % 45,9 % 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang “tidak setuju” sebanyak 45,9%, sama halnya dengan siswa yang menyatakan “sangat tidak setuju”, adapun yang menyatakan “setuju” sebanyak 6,6% dan 1,6% yang menyatakan sangat setuju”.
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an merupakan kegiatan yang dapat membentuk kepribadian baik pada diri siswa.
Tabel. 20
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an tidak dapat menambah pengalaman saya No
Kategori
F
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
12
0 3 37 21 61
% 0% 4,9 % 60,7 % 34,4 % 100 %
Dengan penyebaran frekuensi jawaban “tidak setuju” sebanyak 60,7%, “sangat tidak setuju” 34,4%, “setuju” sebanyak 4,9%, dan “sangat setuju” 0% menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat menambah pengalaman siswa. Sehingga banyak sekali siswa yang tidak setuju jika dikatakan bahwa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan tidak dapat menambah pengalaman. Tabel . 21
Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis AlQur’an di sekolah atas kemauan saya sendiri No 13
Alternatif Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 16 41 4 0 61
% 26,2 % 67,2 % 6,6 % 0% 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis AlQur’an yang ada di sekolah atas kemauannya sendiri dengan
penyebaran frekuensi jawaban 26,2% responden menjawab ”sangat setuju”, 67,2% responden menjawab ”setuju”, 6,6% responden menjawab ”tidak setuju”, 0% menjawab ”sangat tidak setuju”. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan atas kemauannya sendiri bukan karena disuruh orang lain.
Tabel. 22
Saya tidak memperhatikan pelajaran yang disampaikan dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an Alternative Jawaban
No 14
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F
%
1 0 43 17
1,6 % 0% 70,5 % 27,9 %
61
100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa yaitu 70,5% menyatakan “tidak setuju” dengan pernyataan bahwa mereka
tidak
memperhatikan
pelajaran
dalam
kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an, 27,9% “sangat tidak setuju”, 1,6% “sangat setuju” dan 0%” setuju”. Artinya kebanyakan siswa selalu memperhatikan pelajaran dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
Tabel. 23
Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis AlQur’an hanya untuk memenuhi kewajiban sekolah
No 15
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F
%
2 16 34 9
3,3 % 26,2 % 55,7 % 14,8 %
61
100 %
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an karena hanya untuk memenuhi kewajiban sekolah sebanyak 3,3% “sangat setuju”, 26,2% setuju”, 55,7% “tidak setuju”, dan 14,8% “sangat tidak setuju”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa lebih dari
setengah siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan tidak hanya untuk memenuhi kewajiban sekolah saja. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswi SMA Dua Mei memiliki minat yang cukup terhadap kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an. Sehingga mereka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut memang karena kemauannya sendiri bukan karena paksaan dari pihak sekolah atau yang lainnya.
Tabel. 24
Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis AlQur’an karena disuruh oleh kedua orang tua No 16
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 0 9 37 15 61
% 0% 14,8 % 60,7 % 24,5 % 100 %
Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa sangat sedikit sekali siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an karena disuruh oleh orang tuanya yaitu 14,8%
yang menyatakan “setuju”, 0% “sangat setuju”, 60,7% “setuju” dan 24,5% “sangat tidak setuju”.
Tabel. 25
Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis AlQur’an hanya karena takut diberi sangsi/hukuman oleh guru No 17
Kategori
F
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
1 4 36 20 61
% 1,6 % 6,5 % 59,1 % 32,8 % 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an hanya karena takut diberi sangsi/hukuman oleh guru sangat sedikit sekali dengan frekuensi jawaban 1,6%”sangat setuju” dan 6,5% “setuju”. Sedangkan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan tidak karena takut diberi hukuman oleh guru jauh lebih banyak yaitu 59,1% menyatakan “tidak setuju”, dan 32,8% “sangat tidak setuju”.
Tabel. 26
Saya tidak aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an No 18
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 1 14 41 5 61
% 1,6 % 22,9 % 67,2 % 8,3 % 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 67,2% siswa menyatakan “ tidak setuju”, 8,3% “sangat tidak setuju”, 22,9%
“setuju” dan 1,6% “sangat setuju” sehingga dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa-siswi selalu aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena siswa-siswi SMA Dua Mei memiliki motivasi yang cukup tinggi untuk mempelajari Al-Qur’an.
Tabel. 27
Saya senang dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an yang ada di sekolah No 19
Alternatif Jawaban
F
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
12 49 0 0 61
% 19,7 % 80,3 % 0% 0% 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh siswa-siswi merasa senang dengan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah. Hal ini terlihat dari frekuensi jawaban yang didapat yaitu 80,3% menyatakan “setuju” 19, 7%”sangat setuju”, 0% menjawab “tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”
Tabel. 28
Saya tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an yang ditawarkan oleh sekolah No 20
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 0 11 36 14 61
% 0% 18,0 % 59,1 % 22,9 % 100 %
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa siswa yang tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
sebanyak 18,0% “setuju”, 0% “sangat setuju”, 59,1 “tidak setuju”, dan 22,9% “menyatakan “sangat tidak setuju”. Sehingga dapat dikatakan bahwa kebanyakan siswa bersemangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
Variabel Y Tabel. 29
Semakin lama keimanan dan keyakinan saya terhadap Allah semakin bertambah No 21
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 29 32 0 0 61
% 47,5 % 52,5 % 0% 0% 100 %
Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa kebanyakan dari responden menyatakan keimanan dan keyakinan mereka terhadap Allah semakin bertambah. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi jawaban responden yaitu sebanyak 52,5% menyatakan “setuju’, 47,5% “sangat setuju”, dan tidak ada responden yang menyatakan “tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”(0%).
Tabel. 30
Saya berusaha untuk melaksanakan shalat fardhu diawal waktu No 22
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 15 40 6 0 61
% 24,6 % 65,6 % 9,8 % 0% 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 24,6% dari responden menyatakan “sangat setuju”, 65,6% “setuju”, 9,8% “tidak setuju”
dan 0% “sangat tidak setuju”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah responden selalu melaksanakan shalat fardhu diawal waktu.
Tabel. 31
Setiap hari saya menyempatkan waktu untuk membaca Al-Qur’an No 23
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 6 38 16 1 61
% 9,8 % 62,3 % 26,3 % 1,6 % 100 %
Dengan melihat tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa kebanyakan siswa selalu menyempatkan waktu untuk membaca AlQur’an dengan frekuensi jawaban 62,3% “setuju”, dan 9,8% “menyatakan “sangat setuju”. Namun, cukup banyak juga siswa yang tidak menyempatkan waktu untuk membaca Al-Qur’an yaitu sebanyak 26,3% menyatakan “tidak setuju” dan 1,6% menyatakan sangat tidak setuju”
Tabel. 32
Saya selalu berdo’a dalam setiap keadaan No 24
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F
%
18 37 6 0
29,5 % 60,7% 9,8 % 0%
61
100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 29,5% menyatakan “sangat setuju”, 60,7% “setuju”, 9,8% tidak setuju’, dan 0% “sangat tidak setuju”. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari
setengah siswa menyatakan mereka selalu berdo’a dalam setiap keadaan baik dalam kesulitan ataupun dalam keadaan senang.
Tabel. 33
Saya tidak pernah melaksanakan puasa sunnah. No 25
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F
%
1 13 39 8
1,6 % 21,4 % 63,9 % 13,1 %
61
100 %
Dengan melihat tabel diatas dapat diketahui bahwa 63,9% menyatakan “tidak setuju”, 13,1% “sangat tidak setuju”, 21,4% “setuju”, dan 1,6% “sangat setuju”. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa-siswi di SMA Dua Mei selalu melaksanakan puasa sunnah.
Tabel. 34
Meskipun sedang ada rizki, saya tidak pernah bershadaqah No 26
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
F
%
0 3 33 25 61
0% 4,9 % 54,1 % 41,0 % 100 %
Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa 0% dari responden menyatakan “sangat setuju”, 4,9% “setuju”, 54,1% “tidak setuju”, dan 41,0% “sangat tidak setuju”. Sehingga dapat dianalisa bahwa siswa-siswi SMA Dua Mei selalu bershodaqoh ketika mereka sedang ada rizki
Tabel. 35
Saya tidak pernah mengikuti pengajian-pengajian keagamaan yang ada dimasyarakat No 27
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 3 6 39 13 61
% 4,9 % 9,8 % 63,9 % 21,4 % 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah responden menyatakan “tidak setuju” 63,9%, “sangat tidak setuju” 21,4%, 9,8% “setuju” dan 4,9% “sangat setuju”. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa SMA Dua mei aktif dalam pengajian-pengajian keagamaan yang ada dimasyarakat sekitarnya
Tabel. 36
Saya selalu mematuhi perintah orang tua No 28
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F
%
19 41 1 0
31,2 % 67,2 % 1,6 % 0
61
100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hanya 1 (1,6%) responden yang menyatakan “tidak setuju”, sedangkan yang lainnya menyatakan “sangat setuju” 31,2%, dan “setuju” 67,2%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi SMA Dua Mei selalu mematuhi perintah orang tuanya. Tabel. 37
Saya selalu menghindari pertengkaran dengan adik/kakak
No 29
Kategori
F
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
%
8 40 12 1 61
13,1 % 65,6 % 19,7 % 1,6 % 100 %
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa banyak sekali siswa yang
selalu
menghindari
pertengkaran
dengan
saudaranya
(adik/kakak) dengan penyebaran frekuensi jawaban 65,6% “setuju”, 13,1% “sangat setuju”, 19,7% “tidak setuju” dan 1,6% “sangat tidak setuju”.
Tabel. 38
Saya menganggap guru sebagai orang tua kedua sehingga saya menghormati dan mendengarkan nasehatnya No 30
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 34 24 3 0 61
% 55,8 % 39,3 % 4,9 % 0% 100 %
Dengan jumlah penyebaran frekuensi jawaban 55,8% responden menyatakan “sangat setuju”, 39,3% “setuju”, 4,9% “tidak setuju” dan 0% “sangat tidak setuju” menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa SMA Dua Mei menganggap guru sebagai orang tua kedua sehingga mereka menghormati dan mendengarkan nasihatnya.
Tabel. 39
Saya selalu berusaha untuk menjaga tali persaudaraan dengan teman No 31
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 37 23 0 1 61
% 60,7 % 37,7 % 0% 1,6 % 100 %
60,7% responden menyatakan “sangat setuju”, 37,7 % “setuju”, 0% “setuju” dan 1,6% “sangat tidak setuju” menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa SMA Dua Mei selalu erusaha untuk menjaga tali persaudaraan dengan temannya dan berusaha agar tali persaudaraan tersebut tidak putus.
Tabel. 40
Jika saya berbicara, saya tidak pernah menggunakan kata-kata kasar dan tidak baik No 32
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 10 37 13 1 61
% 16,4 % 60,6 % 21,4 % 1,6 % 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kebanyakan siswa tidak menggunakan kata-kata kasar dan tidak baik dalam berbicara meskipun masih cukup banyak pula yang menggunakan kata-kata kasar dan tiak baik dalam berbicara. Hal ini dapat dilihat dari penyebaran frekuensi jawaban 60,6% “setuju”, 16,4% “sangat setuju”, 21,4% “tidak setuju” dan 1,6% “sangat tidak setuju”.
Tabel. 41
Saya selalu memperhatikan kerapihan dalam berpakaian Kategori
No 33
F
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
33 28 0 0 61
% 54,1 % 45,9 % 0% 0% 100 %
Dari tabel diatas, dapat dikemukakan 54,1% responden menyatakan “sangat setuju”, 45,9% “setuju”, 0% “tidak setuju’ dan 0% “sangat tidak setuju”. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh siswa SMA Dua Mei selalu memperhatikan kerapihan dalam berpakaian.
Tabel. 42
Saya tidak pernah berusaha untuk mendahulukan kepentingan adik/kakak Kategori
No 34
F
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
%
2 21 34 4
3,3 % 34,4 % 55,8 % 6,5 %
61
100 %
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hampir setengah responden 34,4% “setuju” bahwa mereka tidak pernah berusaha untuk
mendahulukan
kepentingan
adik/kakak
dan
selalu
mengedepankan kepentingan pribadinya saja. Namun, jumlah tersebut masih lebih sedikit jika dibandingkan dengan siswa yang menjawab “tidak setuju” yaitu 55,8%. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan adik/kakaknya.
siswa
selalu
mendahulukan
kepentingan
Tabel. 43
Ketika bertemu dengan guru saya tidak pernah memberi salam dan mencium tangannya. No 35
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 1 3 36 21 61
% 1,6 % 4,9 % 59,1 % 34,4 % 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 59,1% dari responden menyatakan “tidak setuju” dan 34,4% “sangat tidak setuju” jika dikatakan bahwa ketika bertemu dengan guru mereka tidak pernah memberi salam dan mencium tangannya. Namun ada juga siswa yang “setuju” 4,9%, dan “sangat setuju” 1,6%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa ketika bertemu dengan guru selalu memberi salam dan mencium tangannya.
Tabel. 44
Saya membiarkan teman ketika mereka berbuat nakal atau salah No 36
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 2 9 35 15 61
% 3,3 % 14,7 % 57,4 % 24,6 % 100 %
Dengan melihat tabel diatas dapat diketahui bahwa 57,4% responden menyatakan “tidak setuju”, 24,6% “sangat tidak setuju”, 14,7% “setuju”, dan 3,3% “sanat setuju”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa tidak membiarkan ketika melihat temannya berbuat nakal atau salah. Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian kepada teman diantara siswa SMA Dua Mei sangat tinggi.
Tabel. 45
Saya bertengkar dengan teman ketika ada sedikit saja perselisihan No 37
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 0 11 34 16 61
% 0% 18,1 % 55,7 % 26,2 % 100 %
Dari penyebaran frekuensi jawaban 55,7% responden menyatakan “tidak setuju”, 26,2% “sangat tidak setuju”, 18,1% “setuju’ dan 0% ‘sangat setuju” menunjukkan bahwa siswa SMA Dua Mei tidak pernah bertengkar ketika ada perselisihan dengan temannya.
Tabel. 46
Saya tidak suka menolong teman yang sedang dalam kesusahan No 38
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 2 1 32 26 61
% 3,3 % 1,6 % 52,5 % 42,6 % 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hampir seluruh siswa selalu menolong temannya ketika temannya dalam kesusahan. Dengan frekuensi jawaban 3,3% “sangat setuju”, 1,6% “setuju”, 52,5% “tidak setuju” dan42,6% “sangat tidak setuju”
Tabel. 47
Saya sering berkata tidak jujur pada semua orang No 39
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 2 10 32 17 61
% 3,3 % 16,4 % 52,5 % 27,8 % 100 %
Dengan melihat penyebaran frekuensi jawaban 3,3% “sangat setuju”, 16,4% “setuju”, 52,5% “tidak setuju” dan 27,8% “sangat tidak setuju” menunjukkan bahwa sebagian besar responden selalu berkata jujur pada semua orang.
Tabel. 48
Saya selalu berpakaian yang mengikuti trend masa kini dan yang tidak sesuai dengan ajaran agama islam No 40
Kategori Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
F 1 9 35 16 61
% 1,6 % 14,7 % 57,4 % 26,3 % 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hanya ada beberapa siswa yang setuju berpakaian dengan mengikuti trend masa kini dan tidak sesuai dengan ajaran islam, namun sebagian besar dari mereka tidak menyetujuinya. Hal ini dapat dilihat dari penyebaran frekuensi jawaban 1,6% “sangat setuju”, 14,7% “setuju”, 57,4% “tidak setuju”, dan 26,3% “sangat tidak setuju”.
Tabel. 49 Perhitungan untuk mencari data Variable X dari hasil penyebaran angket R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
1 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4
2 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3
3 4 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2
5 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 4 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 2 2 3
6 4 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 4 3 2 1 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 4 3 3 2 2 2 2
7 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2
8 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 2 3 3
9 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3
Pertanyaan/Nilai 10 11 12 13 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 1 4 4 4 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 2
Jml 14 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4
15 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3
16 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3
17 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2
18 4 3 3 1 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4
19 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3
20 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3
78 60 60 65 69 75 66 71 58 57 59 70 67 66 63 62 69 69 61 73 65 62 63 55 73 69 62 60 64 63 63 63 54 60 56 68 51 61 70 69 62 71 60 61 55 52 55 58
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3
3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3
3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2
4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 3 1 3
3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 2 3
3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 4 1 4
4 3 4 3 3 4 2 3 2 4 3 2 3
2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 1 3
3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3
4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4
4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2
4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 3
2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 1 2 4
4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3
4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 4
2 4 3 3 3 4 3 3 2 4 4 2 4
3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 2 3
3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3
65 68 66 58 57 62 53 59 56 72 66 55 63
Tabel. 50 Perhitungan untuk mencari data Variable Y dari hasil penyebaran angket R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
21 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 2
22 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4
23 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 3 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3
24 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4
25 4 3 2 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3
26 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3
27 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 1 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2
28 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4
Pertanyaan/Nilai 29 30 31 32 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 3 2 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 2 3 4 4 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 3 2 3 2 3 1 4 3
Jml 33 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 1 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3
34 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 4 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 2 4
35 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4
36 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
37 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3
38 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 2 2 2
39 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 2 3
40 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3
63 62 58 70 68 70 67 74 73 59 59 76 61 71 60 52 73 71 63 68 68 65 57 59 77 71 60 60 70 67 63 55 62
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4
3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3
3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2
3 2 4 2 3 4 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 3 2 2 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4
3 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4
3 3 1 2 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 4
3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4
3 3 3 3 2 3 3 4 1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 2 2
3 3 2 1 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 2 4
4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 2
3 3 4 1 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3
3 3 3 1 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 2 3
3 3 3 2 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2
3 3 4 1 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 3 3
4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 1 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4
Tabel. 51 Perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara Variabel X dan Variabel Y No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
X 78 60 60 65 69 75 66 71 58 57 59 70 67 66
Y 63 62 58 70 68 70 67 74 73 59 59 76 61 71
Xy
x2
y2
4914 3720 3480 4550 4692 5250 4422 5254 4234 3363 3481 5320 4087 4686
6084 3600 3600 4225 4761 5625 4356 5041 3364 3249 3481 4900 4489 4356
3969 3844 3364 4900 4624 4900 4489 5476 5329 3481 3481 5776 3721 5041
1 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 4 4 2 3 2 3 3 2 3 4 3 2
4 2 2 1 3 2 4 4 1 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2
4 2 3 2 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 1 3 3 2 3 3 2 3 3
4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3
63 55 66 46 63 61 67 72 63 59 60 58 52 56 59 73 62 64 57 63 62 59 59 55 70 67 56 61
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
63 62 69 69 61 73 65 62 63 55 73 69 62 60 64 63 63 63 54 60 56 68 51 61 70 69 62 71 60 61 55 52 55 58 65 68 66 58 57 62 53 59 56 72
60 52 73 71 63 68 68 65 57 59 77 71 60 60 70 67 63 55 62 63 55 66 46 63 61 67 72 63 59 60 58 52 56 59 73 62 64 57 63 62 59 59 55 70
3780 3224 5037 4899 3843 4964 4420 4030 3591 3245 5621 4899 3720 3600 4480 4221 3969 3465 3348 3780 3080 4488 2346 3843 4270 4623 4464 4473 3540 3660 3190 2704 3080 3422 4745 4216 4224 3306 3591 3844 3127 3481 3080 5040
3969 3844 4761 4761 3721 5329 4225 3844 3969 3025 5329 4761 3844 3600 4096 3969 3969 3969 2916 3600 3136 4624 2601 3721 4900 4761 3844 5041 3600 3721 3025 2704 3025 3364 4225 4624 4356 3364 3249 3844 2809 3481 3136 5184
3600 2704 5329 5041 3969 4624 4624 4225 3249 3481 5929 5041 3600 3600 4900 4489 3969 3025 3844 3969 3025 4356 2116 3969 3721 4489 5184 3969 3481 3600 3364 2704 3136 3481 5329 3844 4096 3249 3969 3844 3481 3481 3025 4900
66 55 63 3843
59 60 61 Jumlah
67 56 61 3860
4422 3080 3843 244771
4356 3025 3969 244321
4489 3136 3721 246766
Setelah keseluruhan dihitung dan diletakkan dalam tabel koefisien kolerasi, selanjutnya hasil perhitungan di atas akan diuji keabsahannya dengan menggunakan rumus kolerasi product moment sebagai berikut:
rxy =
=
=
=
=
NΣXY − (ΣX )(ΣY ) [ NΣX 2 − (ΣX ) 2 ][ NΣY 2 − (ΣY ) 2 ] 61 × 244771 − (3843) (3860) {61 × 244321 − (3843) 2 }{61× 246766 − (3860)2 } 14931031 − 14833980 {14903581 − 14768649}{15052726 − 14899600}
97051 134932 × 153126 97051 20661597432
=
97051 = 0,675 143741,425594
2. Interpretasi data
Berdasarkan hasil data nilai ”rxy” maka penulis akan memberikan interpretasi data terhadap angka indeks kolerasi product mement melalui dua cara yaitu: a. Interpretasi dengan cara sederhana atau secara kasar, interpretasi terhadap rxy dari perhitungan di atas, ternyata angka kolerasi antara variabel X dan Y tidak bertanda negatif, berarti di antara kedua variabel tersebut terdapat kolerasi positif (kolerasi yang berjalan searah). Dengan memperhatikan besarnya rxy (yaitu = 0, 675), yang berkisar
antara 0,40 – 0,70 berarti kolerasi positif antara variabel X dan variabel Y dan itu termasuk kolerasi positif yang sedang atau cukup. b. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai ”rxy” product moment rumusan hipotesa kerja/alternativ (Ha) dan hipotesa nihil (Ho) yang penulis ajukan di awal adalah: Ha: Ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukkan perilaku keberagamaan siswa SMA Dua Mei Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukkan perilaku keberagamaan siswa SMA Dua Mei Adapun kriteria pengajuannya adalah: jika r hitung > r tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika r hitung < dari r tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Kemudian penulis mencari derajat bebasnya (df dan db). Rumusnya sebagai berikut: df
= N – nr
= 61 – 2 = 59 Karena dalam tabel tidak didapati df sebesar 59, maka dipergunakan df yang paling dekat dengan 59, yaitu df sebesar 60. Dengan df sebesar 60 diperoleh “r” tabel sebagai berikut: − pada taraf signifikansi 5% “r tabel sebesar 0,250 − pada taraf signifikansi 1% “r” tabel sebesar 0,325. ternyata rxy atau ro (0,675) adalah lebih besar daripada r tabel (yang besarnya 0,250 dan 0,325). Karena rxy atau ro lebih besar dari r tabel, maka hipotesa alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nihil (Ho) ditolak. Berarti terdapat kolerasi/hubungan positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Kesimpulan yang dapat ditarik ialah terdapat hubungan yang sedang atau cukup antara variabel pelaksanaan program ekstrakurikuler
keagamaan dengan pembentukan perilaku keberagamaan siswa SMA Dua Mei Ciputat. Setelah diketahui adanya korelasi, maka akan hitung berapa besar kontribusi kegiatan ekstrakurikuler keagamaan terhadap perilaku keberagamaan siswa deng an menggunakan rumus Koefisien Determinan (KD) sebagai berikut:
KD
= r2 x 100 %
= 0,6752 x 100 % = 45,56 %
Dengan perhitungan diatas diperoleh KD sebesar 45,56%, maka diketahui bahwa kontribusi yang diberikan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan terhadap perilaku keberagamaan siswa SMA Dua Mei Ciputat sebesar 45,56%. Ini berarti 54,44% perilaku keberagamaan siswa dipengaruhi oleh faktor lain.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang dihimpun, ditabulasi dan diinterpretasikan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Antara Perilaku keberagamaan siswa SMA Dua Mei dengan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an terdapat hubungan yang cukup/sedang. Hal ini terbukuti dari adanya korelasi positif antara Variabel X (pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan) dan Variabel Y (pembentukan perilaku keberagamaan siswa) dengan angka korelasi sebesar 0,675. 2. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an cukup memberikan kontribusi terhadap perilaku keberagamaan siswa SMA Dua Mei. Namun, kontribusi tersebut hanya 45,56% saja, sedangkan lebih dari setengahnya yaitu 54,44% perilaku keberagamaan siswa dipengaruhi oleh faktor lain.
B. SARAN
Dari seluruh bahasan dalam penelitian ini, ada beberapa saran yang kiranya menjadi penting dikemukakan, di antaranya yaitu: 1. Hendaknya pihak sekolah lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan dan aktifitas yang dapat membina dan menumbuhkembangkan perilaku keberagamaan siswa-siswinya. 2. Bagi pihak sekolah dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar bidang studi al-Qur’an agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik dimasa yang akan datang dan tetap mengadakan kegiatan ekstrakurikuler BTQ (baca tulis Al-Qur’an), karena kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an
dan adanya kegiatan ini cukup memberikan dorongan bagi siswa untuk membaca Al-Qur’an. 3. Sebaiknya setiap guru dapat memberikan penilaian kepada siswa bukan hanya dari segi kognitif saja, namun juga dari segi afektif dan psikomotorik, karena tugas guru bukan hanya mentransfer ilmu, namun juga bertugas untuk membentuk perilaku yang baik pada diri siswa. Guru dapat membentuk perilaku baik pada siswa dengan melalui serangkaian kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan keteladanan yang dapat merangsang siswa untuk mencontoh dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 4. Kepada para orang tua hendaknya lebih memperhatikan perilaku anaknya dan dapat menghindarkan anaknya dari pengaruh negatif yang dapat merusak akhlak mereka. Selain itu, orang tua pun harus selalu memperhatikan anaknya dalam hal keagamaan, karena mampu-tidaknya seorang anak dalam membaca Al-Quran pun merupakan tanggung jawab orang tua.
DAFTAR PUSTAKA Al-Qardhawy, Yusuf, Pengantar Kajian Islam, terj. oleh Setiawan Budi Utomo, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), Cet. 1 An-Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, terj. oleh Shihabuddin, (Jakarta: Gema insani Press, 1995), Cet. 1 Arifin, M, H, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1982), Cet. 1 -------------------, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. 3 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik , Edisi Revisi VI, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 13. Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2002), Cet. 3. Darajat, Zakiah, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976). Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Karya Insan Indonesia, 2002). --------------------------------, Kurikulum Madrasah Aliyah tahun 1994; landasan, Program dan Pengembangan, (Jakarta: Direktur Jendral Kelembagaan Agama Islam, 1993). ---------------------------------, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Direktur Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2004). Hajar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1999),Cet. 2. Idris, Zahara, H dan Jamal, Lisma, H, Pengantar Pendidikan 1, (Jakarta: PT. Grasindo, 1992). Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet. 4. Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid 1, (Jakarta: UIPress, 1985), Cet. 5.
Nata, Abuddin, H, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 9 NurUhbiyati, Hj, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), Cet.2. Sabri, M. Alisuf, H, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. 2. -------------------------, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. 2 Sahertian, Piet A, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), Cet. 1. Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1993), Cet. 3. Subana, M, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet. 2. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 1996), Cet. 7. Suryosubroto, B. Tatalaksana Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet.1. ---------------------, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet.1. Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional, (Bandung: Angkasa, 1993), Cet. 1. Syaodih Sukmadinata, Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 4. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989). Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. 3. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Republik Indonesia (UURI) No. 20 Tahun 2003 Sisdiknas 2006, (Bandung: CV. Fokusmedia, 2006). Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), Cet. 2.
INSTRUMEN PENELITIAN HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DENGAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA SMA DUA MEI Ciputat A. Petunjuk Umum
1. Angket ini bertujuan untuk mengumpulkan data penelitian tentang pelaksanaan
program
ekstrakurikuler
keagamaan
dan
perilaku
keberagamaan 2. Adik-adik diminta untuk memilih alternatif jawaban yang menggambarkan keadaan adik-adik. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang dianggap benar atau salah 3. Diantara alternatif jawaban yang disediakan tidak semua jawaban sangat setuju (SS) adalah jawaban yang baik, atau tidak semua jawaban sangat tidak setuju (STS) adalah jawaban yang tidak baik, maka jawablah dengan sebenar-benarnya yang sesuai dengan diri adik-adik. 4. Mohon dengan hormat bantuan adik-adik untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dan memeriksa kembali jawaban adik-adik sebelum angket dikumpulkan 5. Isilah angket ini dengan penuh kejujuran karena orang jujur adalah orang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. 6. Terimakasih atas kesediaan adik-adik mengisi angket ini.
B. Petunjuk Pengisian
Berikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan kriteria: 1. SS
: Sangat Setuju
2. S
: Setuju
3. TS
: Tidak Setuju
4. STS
: Sangat tidak setuju.
C. Identitas Responden
Kelas
: ............................................................
Jenis Kelamin
: ............................................................
Variablel X Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler Keagamaan (baca tulis Al-Qur’an)
No
1
2
Pernyataan
Akhlak saya menjadi lebih baik setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an disekolah Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan disekolah, bakat saya semakin berkembang Meskipun telah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
3
keagamaan baca tulis Al-Qur’an, namun pengetahuan saya tentang agama tidak meningkat Dengan dilaksanakannya program ekstrakurikuler
4
keagamaan baca tulis Al-Quran di sekolah, semakin membuat saya dapat membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
5
baca tulis Al-Qur’an di sekolah, saya mampu memahami pesan-pesan yang tersirat dalam Al-Qur’an Saya tidak dapat membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah
6
tajwid yang benar meskipun telah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, saya
7
dapat memanfaatkan waktu luang yang biasanya terbuang sia-sia
8
Saya dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an yang ada di sekolah karena saya
Sikap SS
S
TS
STS
beragama islam Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan 9
baca tulis Al-Qur’an saya menjadi orang yang disiplin dalam segala hal Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an
10
dapat memupuk dan mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi dan memperbanyak teman Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an
11
tidak dapat membentuk kepribadian yang baik untuk saya dan teman-teman.
12
13
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an tidak dapat menambah pengalaman saya Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an di sekolah atas kemauan saya sendiri Saya tidak memperhatikan pelajaran yang disampaikan
14
dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis AlQur’an
15
16
Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an hanya untuk memenuhi kewajiban sekolah Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an karena disuruh oleh kedua orang tua Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca
17
tulis Al-Qur’an hanya karena takut diberi sangsi/hukuman oleh guru
18
19
20
Saya tidak aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an Saya senang dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an yang ada di sekolah Saya tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an yang
ditawarkan oleh sekolah
Variablel Y Pembentukan Perilaku Keberagamaan Siswa
No
Sikap
Pernyataan SS
21
Semakin lama keimanan dan keyakinan saya terhadap Allah semakin bertambah
22
Saya berusaha untuk melaksanakan shalat fardhu diawal waktu
23
Setiap hari saya menyempatkan waktu untuk membaca AlQur’an
24
Saya selalu berdo’a dalam setiap keadaan
25
Saya tidak pernah melaksanakan puasa sunnah
26
Meskipun sedang ada rizki, saya tidak pernah bershadaqah
27
Saya tidak pernah mengikuti pengajian-pengajian keagamaan yang ada dimasyarakat
28
Saya selalu mematuhi perintah orang tua
29
Saya selalu menghindari pertengkaran dengan adik/kakak
30
Saya menganggap guru sebagai orang tua kedua sehingga saya menghormati dan mendengarkan nasehatnya.
31
Saya selalu berusaha untuk menjaga tali persaudaraan dengan teman
32
Jika saya berbicara, saya tidak pernah menggunakan katakata kasar dan tidak baik.
S
TS
STS
33
Saya selalu memperhatikan kerapihan dalam berpakaian.
34
Saya tidak pernah berusaha untuk mendahulukan kepentingan adik/kakak.
35
Ketika bertemu dengan guru, saya tidak pernah memberi salam dan mencium tangannya.
36
Saya membiarkan teman ketika mereka berbuat nakal atau salah
37
Saya bertengkar dengan teman ketika ada sedikit saja perselisihan
38
Saya tidak suka menolong teman yang sedang dalam kesusahan.
39
Saya sering berkata tidak jujur pada semua orang
40
Saya selalu berpakaian yang mengikuti trend masa kini dan yang tidak sesuai dengan ajaran agama islam
Pedoman wawancara dengan kepala sekolah SMA Dua Mei
Keterangan
Nama interviwee
:
Jabatan
:
Tempat/tanggal
:
waktu
:
1. Apa latarbelakang berdirinya SMA Dua Mei? 2. Bagaimana sejarah berdiri dan berkembangnya SMA Dua Mei? 3. Apa tujuan didirikannya SMA Dua Mei? 4. Apa sajakah visi dan misinya? 5. Bagaimana keadaan guru dan siswa di SMA Dua Mei ini? 6. Bagaimana pula keadaan sarana prasarana yang ada di sekolah SMA Dua Mei?
Pedoman wawancara dengan guru Pembina OSIS sekaligus Pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SMA Dua Mei
Keterangan
Nama interviwee
: Drs. Jumaroh Ibnu, S. Ag
Jabatan
: Pembina OSIS dan Pembina Ekstrakurikuler Keagamaan
Tempat/tanggal
: Kantor Guru SMA Dua Mei/22 juli 2008
waktu
: 08.35-09.20 WIB
1. Apa saja kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan oleh sekolah? 2. Apa tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini? 3. Kegiatan ekstrakurikuler apa yang paling banyak diminati siswa? 4. Apakah
sekolah
memberikan
sarana
yang
lengkap
untuk
kegiatan
ekstrakurikuler? 5. Apakah siswa diberikan kebebasan untuk memilih dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? 6. Apakah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat memberikan kontribusi terhadap pembentukan perilaku keberagamaan siswa? 7. Sejak kapan kegiatan ekstrakurkuler keagamaan diadakan? 8. Siapa saja yang bertanggung jawab menangani pembinaan dan bimbingan siswa terutama yang menyangkut aspek ibadah dan akhlak? 9. Bagaimana upaya sekolah dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah bernuansa keagamaan? 10. Apa rencana selanjutnya dalam rangka membina dan membiasakan perilaku keberagamaan siswa?
BERITA WAWANCARA Hasil wawancara dengan guru Pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an, Pembina OSIS sekaligus guru PAI di SMA Dua Mei
Nama interviwee
: Drs. Jumaroh Ibnu, S. Ag
Jabatan
: Guru Pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an, Pembina OSIS sekaligus guru PAI
Tempat/tanggal
: Kantor Guru SMA Dua Mei/22 juli 2008
waktu
: 08.35-09.20 WIB
1.
Apa saja kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan oleh sekolah? Jawaban: Kegiatan ekstrakurikuler yang kami tawarkan di sekolah ini
beragam, diantaranya olahraga, paskibra, Rohis, dan BTQ (baca Tulis AlQuran). 2.
Apa tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini? Jawaban: Tujuan dilaksanakannya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini
adalah untuk membentuk kreatifitas siswa. 3.
Kegiatan ekstrakurikuler apa yang paling banyak diminati siswa? Jawaban: Kegiatan ekstrakurikuler yang paling diminati siswa adalah
ekstrakurikuler olahraga. 4.
Apakah sekolah memberikan sarana yang lengkap untuk kegiatan ekstrakurikuler? Jawaban: Sekitar 80% sekolah memberikan fasilitas atau sarana untuk
kegiatan ekstrakurikuler 5.
Apakah siswa diberikan kebebasan untuk memilih dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?
Jawaban: Tentu saja, setiap siswa kami berikan kebebasan untuk memilih
dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang diminatinya. 6.
Apakah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat memberikan kontribusi terhadap pembentukan perilaku keberagamaan siswa? Jawaban:Ya, kegiatan ekstrakurikuler keagamaan seperti BTQ dan Rohis
dapat memberikan kontribusi bagi pembentukan perilaku keberagamaan siswa 7.
Sejak kapan kegiatan ekstrakurkuler keagamaan diadakan? Jawaban: kegiatan ekstrakurikuler keagamaan diadakan Sekitar tahun ajaran
2004-2005 8.
Siapa saja yang bertanggung jawab menangani pembinaan dan bimbingan siswa terutama yang menyangkut aspek ibadah dan akhlak? Jawaban: Pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam menangani pembinaan
dan bimbingan siswa terutama dalam hal ibadah dan akhlak adalah guru agama dan Pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan. 9.
Bagaimana upaya sekolah dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah bernuansa keagamaan? Jawaban: Upaya sekolah dalam menciptakan lingkungan sekolah yang
bernuansa keagamaan adalah dengan mengadakan kegiatan jum’atan dan peringatan hari-hari besar islam 10. Apa rencana selanjutnya dalam rangka membina dan membiasakan perilaku keberagamaan siswa? Jawaban:
akan
lebih
meningkatkan
pembinaan
dan
membiasakan
sikap/prilaku yang islami salah satunya dengan mewajibkan siswa mengenakan pakaian panjang.
Ciputat, 11 Agustus 2008 Interviewee
Drs. Jumaroh Ibnu, S. Ag
Interviewer
Jami’ah
Pedoman wawancara dengan guru bidang kesiswaan sekaligus guru bimbingan dan konseling (BK) di SMA Dua Mei Ciputat
Keterangan
Nama interviwee
: Abdul Aziz Muchlas, SPd
Jabatan
: Guru bidang kesiswaan dan guru BK
Tempat/tanggal
: Kantor Kepala Sekolah SMA Dua Mei/22 juli 2008
waktu
: 12.30-13.15 WIB
1. Bagaimana sikap keberagamaan siswa di sekolah ini? 2. Bagaimana tindak lanjut guru BP/BK dalam menangani siswa yang bersikap tidak baik dan sangat tidak sesuai dengan norma-norma agama? Dan sanksi apa yang diberikan? 3. Siapa saja yang bertanggung jawab menangani pembinaan dan bimbingan siswa, terutama pada aspek ibadah dan akhlak? 4. Apakah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan memberikan kontribusi terhadap pembentukan perilaku keberagamaan siswa? 5. Bagaimana kerjasama antar guru Pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dengan guru BP/BK dalam menyelesaikan masalah siswa, khususnya yang berkaitan dengan perilaku keberagamaan siswa? 6. Apa rencana selanjutnya dalam rangka membina dan membiasakan perilaku keberagamaan siswa?
BERITA WAWANCARA Hasil Wawancara dengan guru bidang kesiswaan sekaligus guru bimbingan dan konseling (BK) di SMA Dua Mei Ciputat
Nama interviwee
: Abdul Aziz Muchlas, SPd
Jabatan
: Guru bidang kesiswaan dan guru BK
Tempat/tanggal
: Kantor Kepala Sekolah SMA Dua Mei/22 juli 2008
waktu
: 12.30-13.15 WIB
1. Bagaimana sikap keberagamaan siswa di sekolah ini? Jawaban: untuk sikap keberagamaan siswa di sekolah ini sangat bagus,
toleransinya tinggi, saling menghargai dan saling membantu. 2. Bagaimana tindak lanjut guru BP/BK dalam menangani siswa yang bersikap tidak baik dan sangat tidak sesuai dengan norma-norma agama? Dan sanksi apa yang diberikan? Jawaban: Untuk tindak lnjut kepada siswa yang bersikap tidak baik, pertama
kami panggil siswa tersebut, kami tanyai alasan dia melakukan tindakan tidak baik tadi, kemudian jika memang masalahnya sudah sangat parah kami panggil orang tuanya. Untuk sanksi, klo memang siswa tersebut melakukan hal yang sudah sangat tidak baik dan melanggar norma-norma agama kami tidak segansegan untuk mengeluarkannya dari sekolah, tapi sampai saat ini belum pernah ada kasus seperti itu. 3. Siapa saja yang bertanggung jawab menangani pembinaan dan bimbingan siswa, terutama pada aspek ibadah dan akhlak? Jawaban: Yang bertanggung jawab dalam menangani pembinaan dan
bimbingan siswa pada aspek ibadah dan akhlak, yang pertama guru agama, tapi sebenarnya semua guru ikut bertanggung jawab. Jadi tidak satu dua orang guru saja. Dan yang pasti, diperlukan sekali peran wali kelas, guru BP, guru bidang kesiswaan, dan guru Pembina OSIS yang disini merangkap sebagai guru pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
4. Apakah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan memberikan kontribusi terhadap pembentukan perilaku keberagamaan siswa? Jawaban: Kalau saya lihat, ya, ada pengaruhnya meskipun tidak banyak.
Misalnya siswa yang tadinya tidak berani adzan, mencoba belajar adzan, juga kegiatan baca-tulis Al-Qur’an yang diikuti siswa membuat siswa mau membaca Al-Qur’an, meskipun mungkin dari segi tajwid dan dari segi bacaan belum benar. Atau dalam mengurusi masalah kurban dan juga pesantren kilat, dari situ saja sudah kelihatan bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, memiliki perilaku yang cukup baik dibandingkan dengan siswa yang tidak mengikutinya. 5. Bagaimana kerjasama antar guru Pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dengan guru BP/BK dalam menyelesaikan masalah siswa, khususnya yang berkaitan dengan perilaku keberagamaan siswa? Jawaban: Kerjasama antara guru BP dan Pembina kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan, sangat terkait sekali. 6. Apa rencana selanjutnya dalam rangka membina dan membiasakan perilaku keberagamaan siswa? Jawaban: Rencana selanjutnya kami akan mengadakan pesantren kilat.
Sebenarnya setiap tahun disini selalu diadakan pesantren kilat hanya kadangkala tidak selalu sama bentuknya. Kemudian rencana yang lainnya Insya Allah kalau ada siswa-siswi yang melanggar, kami akan berlakukan peraturan baru. Jadi, setiap ada yang melanggar atau terlambat masuk kelas maka akan kami suruh dia untuk mengaji dihadapan guru-guru.
Interviwee Abdul Aziz Muchlas, S.Pd
Ciputat, 11 Agustus 2008 Interviewer Jami’ah
Pedoman wawancara dengan guru Pembina ekstrakurikuler keagamaan sekaligus guru Pendidikan Agama Islam kelas XII di SMA Dua Mei
Keterangan
Nama interviwee
:
Jabatan
:
Tempat/tanggal
:
waktu
:
1.
Apa latar belakang diadakannya kegiatan ekstrakurikuler Baca Tulis AlQur’an di sekolah SMA Dua Mei ini? Jawaban:
2.
Sejak kapan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an ini diadakan?
3.
Bagaimana kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an dilaksanakan di sekolah Dua mei ini?
4.
Siapa saja yang menjadi Pembina/pembimbing kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SMA Dua Mei ini?
5.
Apakah ada persyaratan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an?
6.
Materi apa saja yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler baca tulis AlQur’an?
7.
Apa saja manfaat yang dapat diperoleh siswa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an?
8.
Apakah ada factor-faktor yang menjadi penghambat ataupun pendukung dari dilaksanakannya kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an?
9.
Menurut Bapak, apakah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis AlQur’an memberikan kontribusi terhadap pembentukan perilaku keberagamaan siswa? Seperti apa contohnya?
BERITA WAWANCARA Hasil Wawancara dengan guru Pembina ekstrakurikuler keagamaan sekaligus guru Pendidikan Agama Islam kelas XII
Nama interviwee
: Drs. H. Adang Asdari, M.Ag
Jabatan
: Guru Pembina ekstrakurikuler keagamaan sekaligus guru Pendidikan Agama Islam kelas XII
Tempat/tanggal
: Kantor Kepala Sekolah SMA Dua Mei/11 Agustus 2008
waktu
: 09.00-09.55 WIB
1. Apa latar belakang diadakannya kegiatan ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an di sekolah SMA Dua Mei ini? Jawaban: Diadakannya kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an
disekolah ini adalah karena kami, pihak sekolah melihat input yang ada. Kebanyakan siswa yang masuk ke SMA Dua Mei berasal dari sekolah-sekolah umum yang sudah barang tentu mereka punya kelemahan dalam hal baca tulis Al-Qur’an. Nah…maka sesuai dengan visi dan misi yang telah digariskan oleh yayasan adalah bagaimana supaya mereka memiliki keterampilan membaca atau menulis Al-Qur’an dengan baik. Maka diadakanlah kegiatan tersebut. Karena idealnya output SMA Dua Mei ini diharapkan memiliki keterampilan baik untuk membaca, memahami maupun menulis Al-Qur;an. 2. Sejak kapan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an ini diadakan? Jawaban: e….dari awal berdirinya SMA Dua Mei tahun 1988, kegiatan ini
sudah ada, hanya saja secara intensif kegiatan ekstrakurikuler baca tulis AlQur’an ini dimulai tahun 2000-an, yaitu 2004-2005, dimana yayasan membuat kebijakan dengan diadakannya SMA Plus yaitu SMA yang dalam hal keagamaan diharapkan lulusannya memiliki keterampilan dalam membaca AlQur’an. 3. Bagaimana kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an dilaksanakan di sekolah Dua mei ini?
Jawaban: Biasanya kegiatan ini dilakukan sore hari, tempatnya itu di masjid
dan biasanya dimulai pukul 14.00. kemudian siswa yang beragama islam diminta untuk hadir dan ini diwajibkan, walaupun tentu pada saat pelaksanaannya ada yang ikut, dan ada yang tidak. 4. Siapa saja yang menjadi Pembina/pembimbing kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SMA Dua Mei ini? Jawaban: pertama adalah guru agama, kemudian nanti dibantu oleh Pembina
OSIS, dan dibantu juga oleh Rohis (keraohanian Islam). 5. Apakah ada persyaratan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an? Jawaban: secara tertulis tidak ada persyaratan baik umum maupun khusus.
Yang paling penting adalah semua siswa kelas 1,2 dan 3 yang beragama islamlah yang diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan khususnya baca tulis Al-Qur’an ini. Karena…SMA Dua Mei kan sekolah umum, jadi tidak semua siswanya beragama islam 6. Materi apa saja yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler baca tulis AlQur’an? Jawaban: untuk materi…yang pertama adalah ilmu tajwid karena seperti yang
kita ketahui bersama bahwa ilmu tajwid merupakan kunci untuk dapat membaca Al-Qur’an dengna baik, benar dan fasih. Yang kedua, juga materi tentang khat atau kaligrafi. Ya…walaupun sederhana tetap kita ajarkan, jadi…kita perkenalkan tentang huruf hijaiyah kepada siswa bagaimana cara menulisnya dari mulai huruf hijaiyah secara mandiri atau terpisah sampai kepada bagaimana cara menulis huruf hijaiyah yang bersambung. 7. Apa saja manfaat yang dapat diperoleh siswa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an? Jawaban: kalau bicara tentang manfaat…tentunya banyak sekali yang didapat
oleh siswa khususnya dan umumnya oleh lembaga. Contohnya bagi siswa mungkin yang tadinya nol sama sekali belum mengenal baca tulis Al-Qur;an, dengan adanya kegiatan ini sedikit demi sedikit ya…sambil bertahap mereka menjadi mampu membaca. Dan bagi siswa yang sudah mampu membaca
menjadi lebih lancar lagi, jadi yang tadinya hanya mengenal alif, ba, ta menjadi bisa membaca Al-Qur’an terutama surat-surat pendek atau juz 30. Kemudian manfaat secara umum ya…tentu untuk lembaga. Dengan diadakan kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an ini diharapkan peminat yang masuk kedua mei semakin hari, semakin tahun semakin banyak. Jadi maksudnya masyarakat bisa menilai bahwa meskipun SMA Dua Mei adalah sekolah umum, namun tidak hanya pelajaran-pelajaran umum (intra) saja yang diajarkan. Tapi juga pelajaran ekstra khususnya keagamaan pun diberikan. 8. Apakah ada faktor-faktor yang menjadi penghambat ataupun pendukung dari dilaksanakannya kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an? Jawaban: faktor penghambatnya mungkin minat. Minat siswa itu kurang
sekali kalau untuk agama. Tapi kalau kegiatannya seperti basket, footsal itu beda. Kemudian selain minat, yang menjadi penghambat adalah basic mereka di sekolah asal atau mungkin dikeluarga. Karena biasanya siswa yang basicnya kurang atau minim ketika diajak untuk baca Al-Qur’an mereka merasa minder dan malu sama teman-temannya. Saya lihat yang rajin-rajin malah justru yang basicnya sudah ada. Untuk factor pendukungnya ya…dari pihak sekolah baik kepala sekolah maupun yayasan meminta kepada kami selaku guru pendidikan agama islam untuk selalu mengadakan kegiatan ekstrakurikuler baca tulis AlQur’an ini. Dan kalau dilihat dari segi sarana prasarana yang diberikan sekolahpun sudah cukup. Sudah disediakan banyak Al-Qur’an dan juga Iqra. 9. Menurut Bapak, apakah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis AlQur’an memberikan kontribusi terhadap pembentukan perilaku keberagamaan siswa? Seperti apa contohnya? Jawaban: saya kira…iya, bahwa kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an
memang memberikan kontribusi terhadap pembentukan peilaku keberagamaan siswa. Seperti disiplin, karena setelah membaca Al-Qur’an, mereka tidak diperkenankan untuk pulang sebelum melaksanakan shalat ashar berjama’ah. Karena dengan shalat berjama’ah maka akan terciptalah kesatuan dan kebersamaan diantara siswa. Kemudian mungkin kegiatan ini juga dapat
mengurangi hal-hal negative yang biasanya dilakukan para siswa seperti tawuran, mengkonsumsi narkoba, dan yang lain-lainnya.
Ciputat, 11 Agustus 2008 Interviwee
Interviewer
Drs. H. Adang Asdari, M.Ag
Jami’ah
SEKILAS TENTANG KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN BACA TULIS AL-QUR’AN DI SMA DUA MEI CIPUTAT
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an adalah salah kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan sejak didirikannya SMA Dua Mei sendiri yaitu pada tahun 1988. Namun kegiatan ini mulai diadakan secara intensif pada tahun 2004-2005. kegiatan ini diadakan karena untuk mewujudkan salah satu visi misi yang telah digariskan oleh Yayasan Pendidikan Dua Mei (YPDM) yaitu agar setiap lulusannya memiliki keterampilan membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik. Selain itu, kegiatan ini pun diadakan karena pihak sekolah melihat kebanyakan siswa yang masuk ke SMA Dua Mei adalah berasal dari sekolahsekolah umum yang tentunya lemah dalam hal membaca dan menulis Al-Qur’an. Sehingga yayasan membuat suatu kebijakan menjadikan SMA Dua Mei sebagai SMA Plus yang diharapkan lulusannya memiliki keterampilan dalam membaca Al-Qur’an. Sifat Kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an adalah wajib bagi seluruh siswa yang beragama islam mulai dari
kelas X, kelas XI sampai kelas
XII. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an: 1. Secara umum kegiatan ini bermanfaat bagi lembaga. Dengan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an memberikan citra positif bagi SMA Dua Mei sendiri. dimana masyarakat dapat menilai bahwa meskipun SMA Dua Mei adalah sekolah umum, namun tidak hanya pelajaran-pelajaran umum saja yang diberikan tapi aspek keagamaan siswa pun diperhatikan. 2. Secara khusus kegiatan ini bermanfaat bagi siswa. Jadi, siswa yang tadinya sama sekali tidak mengenal baca tulis Al-Qur’an, menjadi mampu membaca Al-Qur’an. Dan bagi siswa yang sudah mampu membaca menjadi tambah lancar.
3. Dan sebagainya. Untuk pelaksanaannya, kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis AlQur’an diadakan pada sore hari, bertempat dimasjid dan dimulai pada pukul 14.00-16.00 WIB. Adapun yang menjadi Pembina/pembimbing dalam kegiatan ini adalah guru bidang studi pendidikan agama islam (PAI) yaitu Drs. Jumaroh Ibnu dan H. Adang Asdari yang juga dibantu oleh pembina OSIS dan Rohis (rohani islam). Materi yang disampaikan dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an diantaranya adalah: 1.
Cara membaca Al-Qur’an
2.
Ilmu tajwid
3.
Khat atau kaligrafi.
4.
Terjemah ayat Al-Qur’an
5.
Dan sebagainya. Terdapat beberapa factor penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan baca tulis Al-Qur’an diantaranya: 1) Minat yang kurang pada diri siswa. 2) Kebanyakan siswa tidak memiliki dasar (basic) dalam membaca dan menulis Al-Qur’an. Selain terdapat factor penghambat terdapat pula faktor pendukungnya seperti: dari pihak sekolah sendiri telah menyediakan sarana prasarana yang cukup untuk kegiatan tersebut berupa diadakannya Al-Qur’an dan juga Iqra.
Sumber: hasil wawancara dengan Bpk. Drs. H. Adang Asdari M. Ag selaku guru PAI sekaligus Pembina ekskul keagamaan baca tulis Al-Qur’an.
Data Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an
No
Nama Siswa
Kehadiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Alfiyando Syahnafi Anggi Sabbina Ayu Rosiyana Cipta Harum Haryani Dedy Rusliady Desi Yanawati Dirga Purwaningsih Eka Wahyuni Eko Ariyanto Eko Wijanarko Elisa Fitria Firda Yanti Karti Marctina Sari Lia Resti M. Amiruddin Muhammad Nurfadlan Novita Sari Nur Oktaviani Priyo Girianto Putri Ani Rahajo Reza Juwinda Rini Kurniawati Ronal Shinta Widyastuti Siti Chadizah Siti Farah Sri Rahayu Tantia Hasmawati Tri Mulyo Utomo Wida Pratiwi Lihnawati sandewi Achmad Febriyanto Ade Ilham Nuari Andriyani Widiasih Annisa Asmir Anton Danni Sulaksono Dewi Agustina
SR SR SR SR TP SL SL SL SR TP SR SR SR SR TP TP SL SL TP SR SR SL TP TP SR SR SR SR TP SL SR SR TP TP TP TP SR TP
Kemampuan membaca & menulis AlQur’an B C B C C B C B K K C C B C C C C B C C C B C C C C C C K B B C C C C K C C
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
Dian Handayani Dicky Nico Setiawan Dwi Anggrayani Edi Sugondo Erma Susanti Eva Nurus Sobah Evi Damayanti Fahmi Yahya Galang Januarsyah Ganjar Anom W Hendri Febriansyah Inawati Jaka Irsyad Suhendar Lisa Anggraini Norman Suseno Nurfitria Phian Gustian W Rendy Hermawan Romdoni Shinta Devi Saiful Islam Tiarawati Herido Juniantoro
Keterangan:
SL
: Selalu
SR
: Sering
TP
: Tidak Pernah
B
: Baik
C
: Cukup
K
: Kurang
SR TP SR SR TP SR SR TP SR TP TP TP SR TP TP TP SR SL SR SR SR TP SR
B K B K C C C C B C K K B C C K C B C C B C C