HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMK NEGERI I KOTA GORONTALO (Mahmud Rifai) ABSTRAK MAHMUD RIFAI. 131 409 088, Tahun 2013 “Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja guru”. Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembembing I Drs. H. Muhammad Polinggapo, S.Sos. M.Pd dan Pembimbing II Dr. Arwildayanto, S.Pd. M.Pd. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui motivasi kerja guru dan kinerja guru, serta ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja guru di SMK Negeri I Kota Gorontalo.Yang menjadi Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah guru-guru di SMK Negeri I Kota Gorontalo yaitu berjumlah 30 orang guru. Penelitian menunjukan bahwa variabel motivasi kerja memiliki nilai rata-rata 50,7 di kategorikan tinggi, dalam pengujian Chi-kuadrat berasumsi bahwa jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Dan hasil kinerja guru memiliki nilai rata-rata 61,7 di kategorikan sangat tinggi, dalam pengujian Chi-kuadrat berasumsi bahwa jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Untuk pengujian hipotesis menunjukan bahwa terdapat hubungan antara variabel motivasi kerja dengan kinerja guru di SMK Negeri I Kota Gorontalo, yang ditunjukan oleh persamaan linier Y =52,64+0,18X. Hal itu berarti bahwa setiap kenaikan satu skor motivasi kerja (X) dapat menyebabkan kenaikan skor kinerja guru (Y) sebesar 0,18 pada konstanta 52,64. Hal ini menunjukan, apabila terjadi perubahan pada indikator motivasi kerja, maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata indikator kinerja guru. Kata kunci: motivasi kerja, kinerja guru.
1
Pendahuluan Berbicara masalah guru seakan semakin menarik dibahas dan semakin indah untuk diangkat kepermukaan, baik sebagai sosoknya yang unik maupun sebagai manusia. Kehadiran seorang bukan sekedar mengajar dan berdiri di depan kelas, melainkan seorang yang mampu menjadi seorang pendidik. Guru adalah seorang manusia yang senantiasa memberi contoh yang baik dalam segala aktivitas kehidupan anak didik baik diluar kelas maupun didalam kelas, guna mencapai tujuan hidup yang lebih bermartabat. Guru adalah manusia yang rela menyumbangkan sebagian besar waktunya untuk berbagi ilmu kepada anak didiknya. Dalam Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen tercantum pengertian profesional adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Guru merupakan manusia yang bertanggungjawab mencerdaskan kehidupan anak didik, mengubah segala bentuk perilaku dan pola pikir manusia, membebaskan manusia dari terbelengsuh kebodohan. Pribadi yang cakap adalah yang senentiasa menjadi harapan pada setiap anak didik. Menjadi tanggungjawab guru untuk memberikan sejumlah norma kepada anak didik agar anak didik tahu mana perbuatan susila mana perbuatan asusila, mana perbuatan yang bermoral dan amoral, semua norma tidak harus dijelaskan didepan kelas, namun yang paling membekas jika itu diperlihatkan pada tingkah laku seorang guru, baik dalam lingkungan sekolah maupun di masyarakat, karena pendidikan sebenarnya tidak semata-semata melalui perkataan saja, melainkan melalui perilaku sikap dan perbuatan Mengajar merupakan suatu pekerjaan yang tidak sederhana dan mudah, sebaliknya mengajarnya sifatnya sangat kompleks, karena banyak yang dilibatkan yakni pedagogis, didaktis dan psikologis yang dilaksanakan secara bersamaan. Menurut Naim (2009: 15)
2
bahwa aspek pedagogis menunjukan pada kenyataan bahwa mengajar disekolah berlangsung pada lingkungan pendidikan. Oleh karena itu, guru harus mendampingi anak didik menuju kesuksesan belajar dan kedewasaan, bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri anak didik yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan melakukan aktifitas belajar. Dengan kepiawain seorang guru dalam membangkitkan motivasi belajar peserta didik tentu akan membuka peluang bagi anak didik untuk sukses. Membangunkan keinginan dan semangat belajar bagi anak tidak tentulah tidak mudah, guru dituntut untuk mencari dan mencarihal-hal apa yang membangkitkan semangat belajar bagi mereka. Pembangkitan semangat atau motivasi merupakan kekuatan yang sangat dahsyat yang ada pada diri manusia. Berdasarkan pengamatan observasi yang dilakukan peneliti di SMK Negeri I Kota Gorontalo ditemui beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru antara lain, kompotensi guru, motivasi kerja, kemampuan kerja, kompotensi guru status sosial guru. Motivasi kerja yang rendah menyebabkan pada sebagian guru menurunya kinerja guru. Sangat sedikit guru yang mempunyai motivasi yang tinggi disekolah. Guru yang tidak mempunyai motivasi adalah guru yang tidak mempunyai inisiatif dan kreaktif dalam mengadakan dan menulis bahan ajar, kurang produktif karena tenaganya kurang digunakan untuk mengajar di berbagai sekolah, kurang supel dalam pergaulan dan kurang informatif sehingga tidak dapat mengakses dimana-mana serta jarang memperoleh tugas tambahan dari kepala sekolah. Dengan demikian motivasi kerja yang dimiliki guru tersebut merupakan salah salah satu penyebab kinerja guru yang rendah. Kita ketahui bersama gaji yang diterima guru masi
3
kurang untuk menutupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Seorang guru harus mencapai penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka dari itu guru dalam meningkatkan kinerja perlu didukung oleh motivasi yang tinggi baik dari dalam diri maupun dari luar diri. Berdasarkan urain diatas penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan motivasi kerja dengan kinerja guru di SMK Negeri I Kota Gorontalo. A. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah yaitu: 1.
Bagaimana motivasi kerja Guru di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo?
2.
Bagaimana kinerja Guru di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo?
3.
Apakah terdapat hubungan motivasi Kerja Dengan kinerja Guru Di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo?
B. Kajian Teoretis Juran, (1995:29) Menyatakan dalam dunia pendidikan ada dua hal pokok yang perlu ditekankan untuk dikemukakan yaitu, apa hasil pendidikan dan siapa pemakai pendidikan. Hasil pendidikan berupa nilai tambahan bagi subjek didik, yang dimiki tingkat kepentingan yang berbeda antara subjek didik itu sendiri, sebagai pemakai utama hasil pendidikan, orang tua sebagai pemakai kedua, pasar tenaga kerja sebagai pemakai ketiga dan guru atau staf pendukung sebagai orang yang terlibat dalam proses pendidikan yang justru menggunakan subjek itu sendiri. Peran guru dan sekolah bagi anak didik bersifat unik. Unik karena mereka tidak bisa menggenaralisasi kebutuhan anak didik dalam cara, bentuk, dan ukuran yang sama. Idealnya sebuah sekolah, menurut Stoll (1996), mampu memberikan pelayanan kepada anak didiknya. Ia juga diharapkan dapat menjamin bahwa setiap peserta didik mampu mencapai setandar optimal yang bisa mereka raih.
4
Berkaitan dengan kinerja, Sondang P. Siagian (2002: 40) mengemukakan bahwa kinerja seseorang dan produktivitas kerjanya ditentukan oleh tiga factor utama berikut: (1) Motivasinya Yang dimaksud dengan motivasi ialah daya dorong yang dimiliki, baik secara intrinsik maupun ekstrinsik, yang membuatnya mau dan rela untuk bekerja sekuat tenaga dengan mengarahkan segala kemampuannya yang ada demi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasarannya. Keberhasilan organisasional tersebut memungkinkan yang bersangkutan untuk mencapai tujuan pribadinya berupa harapan, keinginan, cita-cita dan berbagai jenis kebutuhannya. (2) Kemampuannya Ada kemampuan yang bersifat fisik dan ini lebih diperlukan oleh karyawan yang dalam pelaksanaan tugasnya lebih banyak menggunakan otot. Di lain pihak, ada kemampuan yang bersifat mental intelektual, yang lebih banyak dituntut oleh penyelesaian tugas pekerjaan dengan menggunakan otak. Sudah barang tentu mereka yang lebih banyak menggunakan otot, tetap harus menggunakan otak, dan sebaliknya, mereka yang lebih banyak menggunakan otak, tetap dituntut memiliki kemampuan fisik. (3) Ketepatan Penugasan Dalam dunia manajemen ada ungkapan yang mengatakan bahwa yang tidak mengenali secara tepat pengetahuan, keterampilan, kemajuan, bakat dan minat para bawahannya. Memang telah terbukti bahwa dengan penempatan yang tidak tepat, kinerja seseorang tidak sesuai dengan harapan manajemen dan tuntutan organisasi, dengan demikian, mereka menampilkan produktivitas kerja yang rendah. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru diduga dipengaruhi oleh keterampilan yang lebih baik diantaranya dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yaitu dengan disertai, sikap guru dalam pelaksanaan tugas pengajaran,
5
perencanaan materi pengajaran, proses pembelajaran, tugas terstruktur, interaksi guru dengan siswa, evaluasi hasil belajar, penguasaan bahan dan metodologi, dari beberapa keterampilan tersebut guru dapat menyelesaikan suatu pekerjaan tepat pada waktunya. Kerangka berpikir dan Hipotesis Semula adanya, 1) tuntutan dari masyarakat tentang pengembangan diri dan peluang tamatan, 2) tantangan dan ancaman akibat kemajuan iptek dan, 3) kebijkan pemerintah pusat dan daerah dalam mengurusi dunia pendidikan, sehingga akan mempengaruhi pada visi, misi, tujuan, sasaran, kurikulum, guru, peserta didik, sarana & prasarana, pembiyayaan, organisasi, administrasi, dan peran serta masyarakat. Semua komponen tersebut akan berpengaruh pada kinerja mengajar guru. Salah satu bentuk yang dianggap paling efesien untuk menunjang kinerja guru adalah melalui motivasi. Dengan motivasi ini bahwa guru mempunyai semangat baik dari dalam diri maupun dari dorongan orang lain untuk melakukan potensialnya. Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi kerja guru, situasi dan peluang yang tersedia. Energi akan dimanfaatkan oleh guru karena didorong oleh tiga dimensi dan indikator-indikator motivasi kerja yang dikemukakan oleh Mc. Clelland’s dalam Hasibuan (2000:149-167) berikut.1. Motif, 2. Harapan, insentif. a). Kesempatan untuk maju atau promosi, b).Pengakuan sebagai individu, c). Keamanan bekerja, d).Tempat kerja yang nyaman, e). Penerimaan oleh kelompok, f). Perlakuan yang wajar,
g). Pengakuan atas
prestasi. Bedasarkan pengertian dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dari dalam diri guru yang berpengaruh, membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku berkaitan dengan linkungan kerja, jadi motivasi adalah dorongan dari diri guru untuk memenuhi kebutuhan yang stimulasi
6
berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa puas, kemudian diimplemenasikan kepada orang lain untuk memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat Berdasarkan penjelasan di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian yaitu terdapat hubungan yang positif antara motivasi kerja dengan kinerja guru di SMK Negeri I Kota Gorontalo. C. Variabel Penelitian Motivasi Kerja a. Definisi Konseptual Motivasi kerja adalah sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dari dalam diri guru yang berpengaruh, membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku berkaitan dengan linkungan kerja, jadi motivasi adalah dorongan dari diri guru untuk memenuhi kebutuhan yang stimulasi berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa puas, kemudian diimplemenasikan kepada orang lain untuk memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat, yang disebabkan oleh iondikator-indikator motivasi kerja menurut menurut Siagian, b. Definisi Operasional Motivasi kerja adalah pemberian motivasi kepada guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang disebabkan oleh indikator motivasi kerja antara lain: (2000:138-139) yaitu : 1) Upah yang adil dan layak, 2) kesempatan untuk mengembangkan kompotensi, 3) pengakuan penghargaan atas penyelesain pekerjaan, 4) kondisi kerja yang baik, 5) perasaan ikut terlibat, 6) insentif. Kinerja Guru c. Definisi Konseptual kinerja adalah penampilan prilaku kerja yang ditandai oleh keluwesan gerak, ritme dan urutan kerja yang sesuai dengan prosedur sehingga diperoleh hasil yang memenuhi
7
syarat kualitas, kecepatan dan jumlah. performans diartikan sebagai penampilan yang baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan seorang guru, maksudnya bahwa kinerja guru merupakan hasil atau output dari suatu proses d. Definisi Operasional kinerja guru sangat dipengaruhi oleh keterampilan yang lebih, dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yaitu dengan disertai, sikap guru dalam pelaksanaan tugas pengajaran, perencanaan materi pengajaran, proses pembelajaran, tugas terstruktur, interaksi guru dengan siswa, evaluasi hasil belajar, penguasaan bahan dan metodologi, dari beberapa keterampilan tersebut guru dapat menyelesaikan suatu pekerjaan tepat pada waktunya. D. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang hubungan motivasi kerja terhadap kinerja guru Di SMK Negeri I Kota Gorontalo.
X
Y
Keterangan: X = Motivasi Kerja Y = Kinerja Mengajar Guru
Berdasarkan tujuan penelitian, dan hipotesis penelitian, analisis yang diperlukan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis secara inferensial maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dan uji linearitas. Langkah- langkah analisis data yang dilakukan yaitu sebagai berikut: a) Uji normalitas distribusi frekuensi dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data dari sampel sebagai syarat untuk uji hipotesis. k
(fo-fe)2 8
X2 = ∑ i=1
fe
keterangan: X2 hitung
=
Nilai Chi-kuadrat hitung
Fo
= Frekuensi hasil pengamatan
Fh
= frekuensi harapan
K
= Banyaknya kelas
Kriteria pengujianya adalah data dikatakan berdistribusi normal jika X2 hitung ≤ X2
(1-a0)(k-3)
Pada kepercayaan a = 0,05
b) Menguji signifikasi dan linearitas regresi Menguji signifikasi dan linearitas regresi dilakukan untuk mengukur drajat keeratan Hubungan, memprediksi besarnya arah hubungan antar variabel serta meramalkan besarnya variabel terikat jika nilai variabel bebas diketahui Adapun hipotesis yang digunakan dalam pengujian signifikasi dan linearitas regresi adalah sebagai berikut : 1. H0 : Persamaan Regresi Tidak Signifikasi HI : Persamaan regresi Signifikasi 2. H0 : Bentuk Hubungan Linier HI : Bentuk Hubungan Tidak Linier `
Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Secara umum
persamaan regresi linear sederhana adalah: Ŷ= a + b X
Sugiyono (2011. 247)
Dimana: Ŷ= Nilai yang diprediksikan a = Konstanta atau bila harga X = 0 b = Koefisien regresi X = Nilai variabel independe 9
E. Uji Signifikansi/Keberartian Regresi Pemeriksaan keberartian regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa koefisien regresi (b) sama dengan nol (tidak berarti) melawan hipotesis tandingan bahwa koefisien arah regresi tidak sama dengan nol. Dalam pengujian hipotesis antara dua variabel ini menggunakan analisis Korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut: N ∑ Xi Yi – (∑ Xi) (∑Yi) r= √ {N ∑ Xi2 – ( ∑ Xi)2} {N ∑ Yi2 – ( ∑ Yi)2 } Keterangan: r = x = X² = N= Y=
Koefisien Korelasi Jumlah nilai X Jumlah nilai kuadrat X Besarnya Sampel Jumlah Nilai Y
F. Hipotesis Statistika Untuk kepentingan pengujian hipotesis secara statistik, maka hipotesis penelitian di transfer kedalam hipotesis statistik sebagai berikut:
H0 : py = 0 : Terdapat Hubungan antara variabel X (Motivasi kerja) dengan
variabel Y
(Kinerja Guru).
H1 : Pyx≠0 : Tidak terdapat Hubungan antara variabel X ( motivasi kerja) dengan varibel Y ( kinerja Guru).
10
G. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Motivasi Kerja (X) Dalam variabel ini yang menjadi sampel yaitu diambil 25% dari jumlah populasi sebanyak 119 Guru, sehingga diperoleh sampel sebesar 30 orang guru. Motivasi kerja sebagai variabel X memperoleh skor sebagai berikut : Untuk Modus (Mo) =52.14, median (Me) =51.42, rata-rata (X)=50.7, dan simpangan baku (S) =5.0,( perhitungan terlampir pada lampiran 5). Dan berdasarkan perhitungan pada lampiran 7), diperoleh harga X2hitung = 4.2, untuk dk = 6-1 = 5 dan taraf kesalahan 0.05 diperoleh X2tabel =11.070. Dalam pengujian Chi-Kuadrat berasumsi bahwa jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel X (Motivasi Kerja) berdisitribusi normal yaitu X2hitung ≤ X2tabel atau (4.2 ≤ 11,070). b. Hasil Kinerja Guru (Y) Untuk Modus (Mo)= 62.06 median (Me) = 61.5, rata-rata (Y) = 61.7, dan simpangan baku (S) = 2.5, (perhitungan terlampir pada penjelasan lampiran 6). Dan berdasarkan perhitungan pada lampiran 7). Diperoleh harga X2hitung = 1.32 untuk dk = 6-1 = 5 dan taraf kesalahan 0.05 diperoleh X2tabel = 11.070. Dalam pengujian ChiKuadrat berasumsi bahwa jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Y (Kinerja Guru) berdisitribusi normal yaitu X2hitung ≤ X2tabel atau (1.32 ≤11.070 ). a. Hipotesis Berdasarkan perhitungan uji signifikansi diperoleh harga Fhitung = 4.31 sedangkan Ftabel (0.95)(1.28) = 4.20. Karena harga Fhitung lebih besar dari Ftabel (4.31 ≥ 4.20), maka HI ditolak dan diterima H0. Dengan demikian terdapat Hubungan antara motivasi Kerja dengan Kinerja Guru sebesar 0.18
11
H. Pembahasan Hasil analisis menunjukan bahwa data angket dari variabel motivasi kerja Guru memiliki rata-rata 50.7, dan hasil kinerja Guru di SMK Negeri 1 gorontalo memiliki nilai rata-rata 60.7, ) diperoleh persamaan regresi Ỳ = 52.64 + 0,18X. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel X (Motivasi Kerja), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel Y (Kinerja Guru) sebesar 0,18. Dengan demikian dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukan bahwa hipotesis (HI) yang diuji ditolak, yang artinya signifikan, dan hipotesis penelitian (H0). yang diajukan diterima. Hal ini terlihat dari thitung ≥ ttabel pada taraf signifikan α = 0,05. Adapun hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan yang singnifikasi antara motivasi kerja dangan kinerja Guru di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo. Hasil pengujian hipotesis pada persamaan regresi yaitu : Ỳ = 52.64 + 0,18X. yang berarti setiap terjadi kenaikan sebesar satu unit skor motivasi kerja, maka akan diikutti dengan meningkatnya kinerja guru sebesar 0.18.
12
I. KESIMPULAN DAN SARAN a. Ksimpulan Berdasarkan hasil perhitungan data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dengan hasil pengamatan distribusi frekuensi variabel X, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja berada pada kategori tinggi. 2. Dengan hasil pengamatan distribusi frekuensi variabel Y, demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Y kinerja guru berada pada kategori sangat tinggi. 3. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh pada pengujian hipotesis, diperoleh harga harga Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fhitung ≥ Ftabel), maka HI ditolak dan diterima H0. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian yaitu terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja guru Diperoleh persamaan Ỳ = 52.64 + 0,18X yang berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel X (Motivasi kerja)
maka akan diikuti oleh
perubahan rata-rata variabel Y (Kinerja Guru) sebesar 0,18 dan ini berarti setiap terjadi perubahan pada indikator Motivasi Kerja, maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata indikator Kinerja Guru Di SMK Negeri 1Kota Gorontalo. b. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Kepala Sekolah di harapkan agar bisa memberikan motivasi kerja yang tinggi dan membantu meningkatkan kinerja guru, sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. 2. Bagi peneliti lain disarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang aspek lain dari Motivasi kerja dan Kinerja Guru yang lebih luas baik dalam bentuk, ukuran, jenis, sampel ataupun populasi yang berbeda. 13
DAFTAR PUSTAKA Abdul Azis Wahap, 2011. Anatommi Organisasi dan KepemimpinanPendidikan (Telaah terhadap organisasi dan pendidikan). Bandung. Anwar, Qomari dan Syaiful Sagala. 2004. Profesi jabatan: Kependidikan dan Guru sebagai Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakarta Uhamka Press. Aqip, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya Cendekia. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Edward dan Kate Sallis. 1988. People in Organization. London: Mackmillan
Education Ltd
Gaffar, F. 1987. Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi, Jakarta : PPLPTK Depdikbud. Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hasibuan. M.S.P.2000. Manajemen Sumber-Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Maslow, A.H. (1945) Motivation and Personaluty. New York: Harper and Row. Moh. Uzer Usman, 2001. Menjadi Guru profesional. Remaja Rosda Karya, Bandung. Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Naim, Ngainum. 2009. Menjadi Guru Inspiratif, memberdayakan dan Mengubah Jalan hidup Siswa. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Purwanto, M. Ngalim. 1997. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarta. Rimang Siti Suwada, 2011. Meraih predikat guru dan dosenparipurna. Alfabeta Bandung. Rimang Siti Suwadah, 2011. Pembentukan Guru dan Dosen Sejati. Makalah Pada Seminar Nasional Hardiknas. Sanusi. Ahmad. 1992. Beberapa Dimensi Mutu Pendidikan. Bandung: FPS IKIP Bandung. Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Siagian, SP, 1989. Eksekutif yang Efektif. Jakarta: Bina Aksara. 14
Sondang P Siagaan, 2002 Kiat Meningkatkan Produktifitas Kerja, Rineka Cipta,
Jakarta.
Sudarmayanti, 2000. Restruturisasi dan Pemberdayaan Organisasi untuk Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan Ditinjau dari Beberapa Aspek Esensial dan Aktual. Bandung CV Mandar Maju. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi (Mised Methods). Bandung. Suparlan 2006. Guru sebagai Profesi, yokyakarta: Hikayat. Syarifudin Nurdin, (2008) Guru Professional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat Press, Jakarta. Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Uno, Hamzah B. 2007.Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Yulk, Gary. 1996. Leadership In Organization (Terjemahan). Jakarta: PT Bhuana Ilmu popular.
15
