HUBUNGAN KOMUNIKASI FORMAL ORGANISASI DENGAN FAKTOR KINERJA KARYAWAN PT BEESCO INDONESIA
JISE HARI S SITOMPUL
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja Karyawan PT Beesco adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2013
Jise Hari S Sitompul H24090073
RINGKASAN JISE HARI S SITOMPUL. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor-faktor Kinerja Karyawan PT Beesco Indonesia. Dibimbing oleh SITI RAHMAWATI Pengelolaan perusahaan yang optimal. Pengelolaan perusahaan melibatkan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuannya, antara lain sumber daya finansial, fisik, manusia, kemampuan teknologi dan sistem. PT Beesco Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi sepatu olahraga untuk permintaan pasar luar negeri. Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 6.500 karyawan. Banyaknya karyawan yang dipekerjakan di perusahaan ini menuntut pihak manajemen untuk menerapkan manajemen SDM strategik, salah satunya melalui hubungan dan komunikasi karyawan yang baik agar kinerja perusahaan meningkat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan komunikasi formal organisasi PT Beesco Indonesia, mengidentifikasi faktor-faktor kinerja yang diterapkan di PT Beesco Indonesia sekaligus menganalisis hubungan komunikasi formal perusahaan PT Beesco Indonesia dengan kinerja karyawan. Peningkatan jumlah perusahaan sepatu akan meningkat persaingan pada industri sepatu, dimana setiap setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas dari produk yang mereka hasilkan untuk dapat menguasai pengsa pasar. Persaingan dalam industri dapat terlihat dari fluktuasi produksi yang dihasilkan sebuah perusahaan Data yang digunakan dalam penelitan ini terdiri dari dua jenis data yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari perusahaan dengan wawancara langsung dengan manajer human resources dan karyawan PT Beesco Indonesia. Data primer juga diperoleh dengan menggunakan kuesioner untuk diisi oleh karyawan PT Beesco Indonesia. Data sekunder diperoleh dari litertatur seperti buku dan internet serta data yang membuat tentang PT Beesco Indonesia yang diperoleh dari dokumen dan situs resmi PT Beesco Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan berlandaskan pada pendapat Slovin. Pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil sebesar 99 sampel. Pengolahan data menggunakan Statistical Package for The Social Sciences 17.0 for windows pada taraf alpha 5%. Persepsi karyawan dalam penelitian ini dapat diketahui dengan menggunakan Modus. Modus mengambarkan nilai paling sering muncul atau memiliki frekuensi terbanyak. Pengunaan kata “kebanyakan”, “padahal”, “paling banyak”, atau “sebagian besar” menginidkasikan penggunaan modus dalam analisis deskriptif. Analisis data menggunakan analisis korelasi Pearson. Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan persepsi karyawan mengenai komunikasi formal organisasi dan faktor-faktor kinerja karyawan adalah sangat baik. Hasil uji korelasi pearson product moment menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat, positif antara komunikasi formal dengan faktorfaktor kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa indikator komunikasi formal organisasi mampu meningkatkan kinerja karyawan PT Beesco Indonesia.
ABSTRAK JISE HARI S SITOMPUL. Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja Karyawan PT Beesco Indonesia. Dibimbing oleh SITI RAHMAWATI Pengelolaan sumber daya manusia sebuah perusahaan tidak terlepas dari masalah interaksi dan komunikasi. PT Beesco Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi sepatu yang mempekerjakan karyawan dengan jumlah yang banyak, sehingga diperlukan penerapan manajemen SDM strategik melalui hubungan komunikasi formal organisasi dengan faktor kinerja karyawan. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi hubungan komunikasi formal organisasi PT Beesco Indonesia, (2) Mengidentifikasi faktor kinerja yang diterapkan di PT Beesco Indonesia, (3) Menganalisis hubungan komunikasi formal perusahaan PT Beesco Indonesia dengan kinerja karyawan. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan metode analisis korelasi Pearson product Moment. Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan persepsi karyawan mengenai komunikasi formal organisasi dan faktor kinerja karyawan adalah sangat baik. Hasil uji korelasi pearson product moment menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat, positif antara komunikasi formal dengan faktor kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa indikator komunikasi formal organisasi mampu meningkatkan kinerja karyawan PT Beesco Indonesia. Kata kunci: Komunikasi Formal Organisasi, Kinerja Karyawan, PT Beesco Indonesia. ABSTRACT JISE HARI S SITOMPUL. Relationship between Organizational Formal Communication with Human Performance Factor PT Beesco Indonesia. Guided by SITI RAHMAWATI The operation of human resource development in a company can't be seperated with the interaction and communication problems. PT Beesco Indonesia is a company that engages in footware production and employs labour intensive, so it needs to implement human research development strategic management through the relations between formal organization communication and factors of human performance. The aims of this research are (1) To identify the relation of formal organization at PT Beesco Indonesia, (2) To identify performance's factor which PT Beesco Indonesia applies, (3) To analize the relation between formal communication of PT Beesco Indonesia and the employees performance. The data used in this study are primary data and secondary data. This study used Pearson product Moment correlation analysis. The results obtained based on employee perceptions about formal communication and organizational factors of employee performance very impressive. The results of Pearson product moment correlation test show that there is a strong, positive association between formal communication with employee performance factors. This means that the indicator formal organizational communication can improve the performance of employees of PT Beesco Indonesia. Keyword : Organization’s formal communication, working factors of workers, PT Beesco Indonesia
HUBUNGAN KOMUNIKASI FORMAL ORGANISASI DENGAN FAKTOR KINERJA KARYAWAN PT BEESCO INDONESIA
JISE HARI S SITOMPUL Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2013
Judul Skripsi : Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja Karyawan PT Beesco Indonesia. Nama : Jise Hari S Sitompul NIM : H24090073
Disetujui oleh
Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd. Pembimbing
Diketahui oleh
Dr .Ir. Jono Munandar, M.Sc Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 adalah manajemen sumberdaya manusia, dengan judul Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja Karyawan PT Beesco Indonesia. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dra. Siti Rahmawati, M.Pd selaku dosen pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Suwarti selaku Manager Human Resources PT Beesco Indonesia yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Tidak lupa kepada teman-teman Manajemen 46 khususnya Natasha, Dhanti, Arina, Cipuy, Dafid, Wilda dan teman-teman satu bimbingan skripsi (Annisa, Citra, Juwita, Tiara, Nada) dan juga sahabat yang paling baik (Noldy, Nasib Pola, Margaretta, Ratnasari, Saima) serta yang teristimewa Viana Simanjuntak yang selalu meluangkan waktunya dan memberikan dukungan dan bantuan dalam pembuatan skripsi ini Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2013 Jise Hari S Sitompul
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1
Perumusan Masalah
4
Tujuan Penelitian
4
Manfaat Penelitian
4
Ruang Lingkup Penelitian
4
METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian
4 4
Lokasi dan Waktu Penelitian
5
Metode Pengumpulan Data
6
Metode Penarikan Sampel
6
Metode Pengolahan dan Analisis Data
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
Gambaran Umum PT Beesco Indonesia
11
Karakteristik Responden
12
Persepsi Karyawan Terhadap Komunikasi Formal PT Beesco Indonesia 14 Persepsi Karyawan terhadap Faktor kinerja
19
Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja Karyawan
24
Implikasi Manajerial
28
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP
29 29 29 30 31
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Data Karyawan aktif PT Beesco Indonesia 7 Tingkat Reliabilitias metode Alpha Cronbach’s 9 Skala Likert pada Penelitian 9 Persepsi Karyawan terhadap Komunikasi Atas Ke bawah 15 Pesepsi Karyawan terhadap Komunikasi Bawah ke Atas 16 Persepsi Karyawan terhadap Komunikasi Diagonal 17 Pesepsi Karyawan terhadap Komunikasi Horizontal 18 Persepsi Karyawan terhadap Pengetahuan 19 Pesepsi Karyawan terhadap Keterampilan 20 Persepsi Karyawan terhadap Motivasi 22 Pesepsi Karyawan terhadap Peran 23 24 Hubungan Komunikasi Formal dengan Kinerja Karyawan Hubungan Komunikasi Atas ke bawah dengan Faktor Kinerja Karyawan 24 Hubungan Komunikasi Bawah ke atas dengan Faktor Kinerja Karyawan 25 Hubungan Komunikasi Vertikal dengan Faktor Kinerja Karyawan 26 Hubungan Komunikasi Horizontal dengan Faktor Kinerja Karyawan 27
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5
Kerangka Pemikiran Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah Karyawan Berdasarkan Status Pernikahan Jumlah Karyawan Berdasarkan Usia
6 12 13 13 14
DAFTAR GRAFIK 1 Tingkat produksi sepatu PT Beesco Indonesia Januari 2012 – Desember 2012
3
PENDAHULUAN Latar Belakang Industri alas kaki merupakan salah satu industri yang potensial untuk dikembangkan. Alas kaki berupa sepatu dan sandal dapat terbuat dari bahan dasar kulit hewan ataupun kulit imitasi. Sepatu dan sandal merupakan jenis barang yang diperlukan oleh setiap orang dan sudah merupakan kebutuhan pokok manusia. Segmen pasarnya pun tidak terbatas, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa dalam setiap lapisan masyarakat. Jumlah penduduk yang semakin meningkat dan perubahan gaya hidup masyarakat akan menyebabkan permintaan alas kaki semakin meningkat. Industri alas kaki nasional dinilai mampu bersaing di era perdagangan bebas karena kualitas masih jauh lebih unggul. Menurut Kementrian Perdagangan dan Industri, perkembangan industri persepatuan di Indonesia, pada tahun 2002 jumlah unit usaha industri sepatu kulit, sepatu olah raga dan alas kaki lainnya baik dalam skala kecil, menengah maupun besar mencapai 6.125 unit dengan menyerap 389.732 tenaga kerja dan realisasi produksi sebesar 705 juta pasang. Lokasi utama industri sepatu kulit atau sepatu olah raga dan alas kaki lainnya tersebar di wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa tengah, Riau, Sumatera Barat dan DKI Jakarta. Realisasi ekspor rata-rata sepatu kulit/olah raga dan alas kaki lainnya tahun 1998 sampai tahun 2002 bernilai US$ 1.450 juta dengan laju pertumbuhan 1.8 per tahun. Dengan negara tujuan utama USA (41.4%), Inggris (9.1%), Belgia (7.1%), Jerman (4.8%), Jepang (4%) dan lain-lainnya (33.6%). Negara tujuan ekspor alas kaki Indonesia tahun 2008 adalah Uni Eropa senilai US$ 946 juta (50.17%), AS senilai US$ 393.95 juta (20.89%), Jepang senilai US$ 90.23 juta (4.79%), RRT senilai US$ 64.36 juta (3.41%) dan ASEAN senilai US$ 72.67 (3.85%). Selaras dengan kinerja ekspor, kinerja investasi di sektor alas kaki juga semakin meningkat. Saat ini industri alas kaki semakin diminati oleh investor asing. Pada tahun 2008, sedikitnya 25 perusahaan sepatu asing sudah menandatangani kontrak untuk berinvestasi di Indonesia. Perusahaan tersebut yaitu 10 perusahaan melakukan perluasan usaha dan 15 perusahaan lain merupakan investor baru. Total investasi yang akan ditanamkan oleh ke-25 perusahaan tersebut mencapai US$ 170 juta dengan total kapasitas produksi per tahun mencapai 287 juta pasang (BPS 2010). Perusahaan yang terlibat dalam industri alas kaki seharusnya mampu memanfaatkan potensi bisnis alas kaki yang sedang berkembang, agar mampu bertahan pada persaingan global melalui pengelolaan perusahaan yang optimal. Pengelolaan perusahaan melibatkan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuannya, antara lain sumber daya finansial, fisik, manusia, kemampuan teknologi dan sistem. Keempat sumber daya tersebut merupakan indikator yang efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan. Salah satu sumber daya yang berperan penting dalam pencapaian tujuan perusahaan adalah Sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia merupakan motor penggerak operasional perusahaan sehingga memerlukan penerapan manajemen sumberdaya manusia yang efektif dan efisien agar mampu mengembangkan potensi SDM guna menghasilkan kinerja yang optimal bagi perusahaan. Kinerja SDM akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai visi dan misi perusahaan.
2 Kegiatan pengelolaan sumber daya manusia sebuah perusahaan tidak terlepas dari masalah interaksi dan komunikasi. Hal ini dikarenakan adanya kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa berinteraksi dengan orang lain serta tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Interaksi antar sumber daya manusia sebuah perusahaan akan berjalan efektif apabila terjalin komunikasi yang lancar di dalamnya. Komunikasi dalam perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi manajemen dan karyawan perusahaan serta stakeholders yang terkait, karena melalui proses komunikasi fungsi-fungsi manajerial dapat dicapai. Hambatan dalam komunikasi dan interaksi akan menyebabkan kerja sama yang seharusnya terjalin dengan baik diantara karyawan menjadi terhambat sehingga pencapaian tujuan perusahaan tidak sesuai harapan. Komunikasi akan efektif jika terdapat persamaan makna antara komunikator dengan komunikan. Pemilihan saluran, media komunikasi, dan keterampilan komunikasi yang tepat dapat meningkatkan keefektifan komunikasi perusahaan. Efektifitas komunikasi dapat dinilai dari kinerja sumber daya manusia dalam perusahaan. Unsur penting dalam peningkatan kinerja dalam perusahaan adalah tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, seperti produktifitas, etos kerja yang tinggi, dan kontribusi yang optimal kepada perusahaan. Penerapan komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan memperhatikan pola komunikasi baik komunikasi formal maupun informal. Komunikasi yang efektif berpengaruh terhadap kinerja karyawan karena kinerja karyawan merupakan pencerminan kinerja perusahaan sehingga diperlukan upaya peningkatan kinerja karyawan agar kinerja perusahaan meningkat. Peningkatan kinerja karyawan berhubungan langsung terhadap peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu setiap perusahaan harus memiliki pola komunikasi yang baik dan sesuai dengan lingkungan kerja sebagai sumber informasi untuk pengembangan perusahaan. PT Beesco Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi sepatu olahraga untuk permintaan pasar luar negeri. Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 6.500 karyawan. Banyaknya karyawan yang dipekerjakan di perusahaan ini menuntut pihak manajemen untuk menerapkan manajemen SDM strategik, salah satunya melalui hubungan dan komunikasi karyawan yang baik agar kinerja perusahaan meningkat. Pada dasarnya penerapan manajemen SDM PT Beesco Indonesia sudah efektif. Hal ini terlihat dari komunikasi antar karyawan yang sudah dinilai intensif, namun perlu disadari bahwa kondisi perindustrian saat ini menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Munculnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri yang sama menjadi tantangan besar bagi PT Beesco Indonesia. Peningkatan jumlah perusahaan sepatu meningkatkan persaingan pada industri sepatu, dimana setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas dari produk yang mereka hasilkan untuk dapat menguasai pengsa pasar. Persaingan dalam industri dapat terlihat dari fluktuasi produksi yang dihasilkan sebuah perusahaan. Saat ini perusahaan yang menjadi saingan PT Beesco Indonesia adalah PT Chansin Indonesia dan PT Dean Shoes. Kedua perusahaan tersebut terletak dalam satu kawasan dengan PT Beesco Indonesia. Pada Grafik 1 terlihat fluktuasi produksi sepatu dari PT Beesco Indonesia selama periode Januari sampai Desember 2012.
3 500.000 450.000
Produsi (Pasang)
400.000 350.000 300.000 250.000 2010
200.000
2011
150.000
2012
100.000 50.000 0.000
Bulan
Grafik 1. Tingkat produksi sepatu PT Beesco Indonesia Tahun 2010-2012 (Annual Report PT Beesco Indonesia, 2010-2012) Pada Grafik 1 dapat dilihat bahwa tingkat produksi sepatu yang dihasilkan PT Beesco Indonesia tidak konstan . Penurunan produksi yang terjadi pada tahun 2010-2012 menunjukkan penurunan yang hampir sama disetiap bulan yang ada dalam ke tiga tahun tersebut. Penurunan di tahun 2010 terjadi pada bulan Juli 2010, Agustus 2010, September 2010. Pada tahun 2011 penurunan terjadi di bulan Februari 2011, April 2011 dan Agustus 2011, sedangkan pada tahun 2012 penurunan produksi terjadi di bulan Febuari 2012, Mei 2012, dan Agustus 2012. PT Beesco Indonesia melakukan produksi sesuai dengan Permintaan dari perusahaan pusat di Korea Selatan. Namun, penurunan produksi PT Beesco Indonesia semata-mata bukan murni dari hasil kinerja karyawan yang kurang optimal tetapi disebabkan oleh target yang harus dikerjakan dan diselesaikan oleh karyawan setiap bulannya. Adanya target yang tidak dapat dicapai oleh karyawan menimbulkan berkurangnya target yang diberikan oleh perusahaan pusat kepada PT Beesco Indonesia, sehingga peneliti tertarik untuk menganilisis lebih lanjut mengenai hubungan kinerja karyawan dengan komunikasi yang ada diperusahaan tersebut, seperti yang dikemukakan Gustiani (2012) bahwa peningkatan kinerja karyawan secara perseorangan akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan dan memberikan umpan balik terhadapat keberhasilan suatu organisasi yang didukung dari tingkat kinerja karyawan yang sangat dipengaruhi oleh proses komunikasi yang terjadi antar karyawan. Oleh karena itu PT Beesco memerlukan upaya pengelolaan manajemen perusahaan yang mencakup penerapan manajemen SDM di dalamnya agar mampu menghadapi kondisi tersebut, sehingga PT Beesco Indonesia tetap mampu berdaya saing dan berkinerja optimal.
4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini secara umum: (1) Bagaimana komunikasi formal perusahaan pada PT Beesco Indonesia; (2) Bagaimana faktor kinerja karyawan pada PT Beesco Indonesia; dan (3) Bagaimana hubungan antara komunikasi formal perusahaan dengan faktor kinerja karyawan di PT Beesco Indonesia.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai penelitian antara lain, (1) Mengidentifikasi komunikasi formal perusahaan pada PT Beesco Indonesia; (2) Mengidentifikasi faktor kinerja karyawan pada PT Beesco Indonesia; dan (3) Menganalisis hubungan komunikasi formal perusahaan PT Beesco Indonesia dengan faktor kinerja karyawan.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan agar PT Beesco Indonesia dapat mempertahankan kinerja karyawan yang baik melalui komunikasi formal perusahaan
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memfokuskan untuk menganalisis hubungan komunikasi formal organisasi dengan faktor kinerja karyawan PT Beesco Indonesia berdasarkan persepsi karyawan. Variabel pada penelitian ini adalah komunikasi formal organisasi dan faktor kinerja karyawan. Indikator komunikasi formal organisasi adalah upward communication, downward communication, diagonal communication, dan horizontal communication. Sedangkan indikator faktor kinerja karyawan adalah pengetahuan, keterampilan, motivasi dan peran.
METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian PT Beesco Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi sepatu olahraga. PT Beesco Indonesia menuangkan segala keinginan dan cita-cita dalam visi dan misi perusahaan. Adapun visi PT Beesco Indonesia adalah untuk menjadi pabrik sepatu yang paling kompetitif dan dapat diandalkan di Indonesia. PT Beesco menyusun misi yang akan diimplementasikan untuk keberlanjutan perusahaan dalam mewujudkan visi perusahaan. Salah satu misi PT Beesco Indonesia adalah menjalin hubungan yang baik antar sesama dan
5 lingkungan, Oleh karena itu dibutuhkan komunikasi yang baik untuk memperlancar jalinan kerja sama perusahaan. Kerjasama yang baik akan terwujud apabila didukung oleh sumberdaya yang baik dan memiliki kinerja yang tinggi serta intergritas kepada perusahan. Sumber daya manusia yang baik menentukan keberlangsungan perusahaan karena sumber daya manusia sebagai pengolah sistem, agar berjalan dengan baik. Dalam pengolahannya sumber daya manusia memperhatikan aspek penting seperti pelatihan dan pengembangan motivasi. Sumber daya manusia sebagai asset yang vital bagi suatu perushaan, oleh sebab itu peran dan fungsinya tidak bisa di gantikan oleh sumber daya yang lain. Penelitan ini dilaksanakan pada PT Beesco Indonesia yang bertempat di Karawan Jawa Barat. Terdapat tiga belas unit kerja di dalam organisasi ini, diantaranya: Assembling, Material, Office & Driver, Phylon/Insole, Planning, Press/Roll, Quality Control, Sewing, Cutting, Development, Enginering, Security, Stockfit. Penelitian dilakukan keseluruh unit kerja yang ada di PT Beesco Indonesia. Komunikasi Formal memiliki beberapa aspek yaitu downward communications, upward communications, diagonal communications, Horizontal communications. Downward communications menunjukkan komunikasi atasan kepada bawahan. Upward communications menunjukkan komunikasi yang dilakukan antara bawahan terhadap atasan. Diagonal Communications menunjukkan komunikasi antara dua tingkat (level) perusahaan yang berbeda. Horizontal Comunications menunjukkan komunikasi yang terjadi antara bagianbagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat. Sedangkan, faktor-faktor kinerja memiliki empat aspek yaitu pengetahuan, keterampilan, motivasi, peran. Pengetahuan menunjukkan informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk bertindak. Ketrampilan menunjukkan kecakapan untuk melaksanakan tugas dalam usaha memperoleh pengetahuan. Motivasi menunjukkan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan agar terarah atau tertujuh untuk mencapai tujuan perusahaan perusahaan. Peran menunjukkan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu perusahaan. Pada kedua variabel komunikasi formal dan faktor-faktor kinerja karyawan dilihat hubungan antara kedua variabel tersebut. Kerangka penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Beesco Indonesia yang berlokasi di Jl. Raya Karawang-Cikampek Km 87.7 Desa Tamelang yang dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013. Penelitian ini dilakukan secara sengaja (porposive) karena belum pernah dilakukan penelitian di perusahaan Beesco Indonesia dengan topik yang serupa. Penelitian ini juga didasarkan atas kesediaan PT Beesco Indonesia.
6 PT Beesco Indonesia
Visi, Misi
Sumber Daya Manusia
Komunikasi Formal 1. Upward Communications 2. Downward communications 3. Sideways communications 4. Diagonal communications
Faktor-faktor Karyawan
1. 2. 3. 4.
kinerja
Pengetahuan Keterampilan Motivasi peran
Hubungan Komunikasi Formal Perusahaan dengan Faktor Kinerja Karyawan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam rancangan penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu: 1. Kuesioner Kuesioner yang diberikan kepada responden bersifat tertutup dimana terdapat serangkaian alternatif yang disediakan. 2. Wawancara Wawancara yang dilakukan terdiri dari wawancara langsung terhadap manajer human resourses dan karyawan PT Beesco Indonesia. Metode Penarikan Sampel Jumlah sampel yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan perhitungan rumus slovin, yaitu:
7
n= Dimana: n = Ukuran sampel yang diambil N = Ukuran populasi e = Persen kelonggaran ketidaktelitian yang masih dapat Menghasilkan, n =
ditolelir (10%)
= 99 responden
Berdasarkan hasil Slovin diatas diperoleh jumlah responden sebesar 99 responden. Teknik cluster random sampling merupakan salah satu teknik probability sampling. Teknik ini digunakan karena populasi terlalu banyak dan ukuran sampel yang akan diambil telah ditetapkan menggunakan rumus slovin serta pengambilan sampel berdasarkan kelompok-kelompok yang dilakukan secara acak. Tabel 1. Penentuan jumlah responden dengan cluster random sampling Departemen Assembling Material Office and Driver Phylon/Insole Planning Press/Roll QC Sewing Cutting Development Enginering Security Stockfit Total
Total Karyawan 776 34 61 903 52 808 228 2.107 424 61 65 36 1.034 6.589
Persentase (%) 12 1 1 13 1 12 3 32 6 1 1 1 16 100
Sampel 12 1 1 13 1 12 3 32 6 1 1 1 15 99
Tabel 1 menunjukkan bahwa penentuan jumlah responden menggunakan cluster random sampling, dimana penentuan jumlah persentase dengan cara jumlah karyawan dibagi total populasi dikali 100%. Adapun contoh perhitungan penentuan jumlah persentase adalah sebagai berikut: Persentase =
x 100%
= x 100% = 12% Penentuan jumlah sampel dengan cara perkalian persentase dikali total sampel yang diperoleh. Adapun contoh perhitungan penentuan jumlah sampel adalah sebagai berikut: Sampel = persentase x 99 = 12% x 99 = 12
8 Metode Pengolahan dan Analisis Data Uji Validitas Menurut Sulianto (2005) validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Langkah-langkah dalam melakukan pengujian validitas, adalah sebagai berikut (Umar 2003): 1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. Konsep yang akan diukur hendaknya dijabarkan terlebih dahulu sehingga operasionalnya dapat dilakukan, dengan cara sebagai berikut: a. Mencari definisi-definisi konsep yang dikemukakan para ahli yang terlulis dalam literatur. b. Jika definisi konsep yang ingin diukur tidak diperoleh dari literature, peneliti harus mendefinisakan sendiri konsep tersebut. Sebaiknya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik disarankan utnuk mendiskusikannya dengan para alhi. Kemudian mencari kesamaan pendapat ahli dan peneliti. c. Apabila langkah diatas tidak ditemukan solusinya, maka peneliti dapat menanyakan langsung definisi konsep yang akan diukur pada calon responden. 2. Melakukan uji coba alat pengukur pada sejumlah responden, disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang, karena distribusi skor akan lebih mendekati kurva normal 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban 4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-msing pernyataan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment. Rumusnya adalah sebagai berikut :
rhitung =
√
(1)
Dimana: rhitung = nilai koefisien korelasi N = jumlah responden X = Skor masing-masing pernyataan Y = Skor total 5. Membandingkan angka korelasi yang diperoleh dengan angka kritik table korelasi nila r. bila rhitung > rtabel maka pernyataan tersebut valid atau signifikan dalam penelitian ini, angka kritik table korelasi untuk nilai r adalah r ( N-2;α). Hasil uji validitas yang diperoleh dibandingkan dengan α pada tabel, yaitu α = 5% sebesar 0,361. Nilai validitas yang lebih besar dari 0,361 berarti valid dan jika hasilnya lebih kecil dari 0,361 berarti tidak valid. Hasil uji validitas menunnjukkan rentang nilai untuk seluruuh pernyataan 0,378-0,845. Dapat disimpulkan (0,378-0,845) > (0,361) pada taraf alpha 5%, yang artinya seluruh pernyataan mampu mengukur apa saja yang ingin diukur dan terbukti valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 2. Uji Reliabilitas Jika alat ukur dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas alat tersebut diuji (Umar 2003). Reliabilitas adalah suatu nilai yang mernunjukkan konsistensi suatu
9 alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Teknik reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenik Alpha Cronbach (Umar, 2005). Rumusnya adalah sebagai berikut:
r11 = (
)(
)
Dimana: r11 : Reliabilitas Instrumen k : Banyak Butir Pernyataan : Varian Total : Jumlah Varian Pernyataan Rumus Varian dapat diperoleh dari rumus : –
Dimana : = Varians = Jumlah Responden = Nilai Skor yang dipilih ( total nilai dari nomor-nomor item pernyataan) Tingkat Reliabiltias menggunakan metode Alpha Cronbach’s diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai 1 yang dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Tabel 2. Tingkat Reliabilitias metode Alpha Cronbach’s Klasifikasi Nilai Alpha 0.00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,60 0,61 – 0,80 0,81 – 1,00
Tingkat Reliabilitas Kurang Reliabel Agak Reliabel Cukup Reliabel Reliabel Sangat Reliabel
Hasil uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pernyataan komunikasi formal dan faktor-faktor kinerja. Hasil menunjukkan nilai alpha crobanch untuk seluruh peryataan saluran komunikasi formal 0,666 dan kinerja sebesar 0,772 nilai ini menunjukkan pernyataan berada pada tingkat sangat reliable yang artinya seluruh pernyataan dapat dipercaya dan diandalkan sebagai alat ukur, apabila pengukuran diulang. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 3. Analisis Deskriptif Data yang akan dianalisis deskriptif dikumpulkan dari hasil pengisian kuesioner oleh pegawai dengan menggunakan skala likert. Pembobotan skala likert pada kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Skala Likert pada Penelitian Sikap Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sumber : Istijanto (2005)
Skala Likert 5 4 3 2 1
10 Persepsi karyawan dalam penelitian ini dapat diketahui dengan menggunakan Modus. Modus mengambarkan nilai paling sering muncul atau memiliki frekuensi terbanyak. Pemakaian kata “kebanyakan”, “padahal”, “paling banyak”, atau “sebagian besar” mengindikasikan penggunaan modus dalam analisis deskriptif. Uji Korelasi Pearson Product Moment Penelitian ini menganalisis hubungan pola komunikasi formal organisasi terhadap faktor-faktor kinerja dengan menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 17,0 for Windows. Analisis korelasi digunakan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain dengan tidak mempersoalkan apakah suatu variabel tertentu tergantung kepada variabel lain. Nilai koefisien korelasi r berkisar santara -1 sampai +1, kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut: 1. Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear positif, yaitu makin besar nilai variabel X (independen), maka makin besar pula nilai vafriabel Y (dependen). Atau sebaliknya makin kecil nilai variabel X(independen), maka makin kecil pula nilai variabel Y. 2. Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear negative, yaitu makin kecil nilai variabel X (independen), maka makin besar nilai variabel Y (dependen). Atau sebaliknya, makin besar nilai variabel X (independen), maka makin kecil pula nilai varfiabel Y (dependen). 3. Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X (independen) dan Variabel Y (dependen). 4. Jika, nilai r = 1 atau r = -1 telah terjadi hubungan linier sempurna, sedangkan untuk nilai r yang makin mengarah ke angka 0 maka hubungannya makin melemah. Sifat korelasi akan menetukan arah dari korelasi. Keerataan korelasi dapat dikelompokkan sebagi berikut: 1. 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasi memiliki keerataan sangat lemah. 2. 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah. 3. 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat. 4. 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat. 5. 0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali. 6. 1 berarti korelasi sempurna. Dasar pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan uji hipotesis sebagai berikut: H0 : Tidak ada hubungan nyata antar komunikasi formal organisasi dengan faktor-faktor kinerja karyawan. H1 : Terdapat hubungan nyata antara komunikasi formal organisasi dengan faktor-faktor kinerja kayawan. Tolak H0 dan terima H1 jika nilai signifikansinya < 0,05 dan begitu sebaliknya terima H0 dan tolak H1 jika nilai signifikansinya > 0,05. Jadi dalam penelitan ini terdapat hubungan antara komunikasi formal organisasi dengan faktor-faktor kinerja karyawan. Niali signifikansi diperoleh dari perhitungan dan dibandingkan dengan nila α yang dipilih 0,05 (5%) karena angka ini cukup ketat
11 untuk mewakili hubungan antara dua variabel dan merupakan tingkat signifikansi yang sudah sering digunakan dalam penelitian ilmu sosial.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PT Beesco Indonesia PT Beesco merupakan perusahaan yang bergerak di bidang sepatu yang telah memiliki kepercayaan tinggi dari konsumen. PT Beesco didirikan pada tahun 1981 yang berlokasi di Qingdao Korea Selatan. Pada mulanya kegiatan produksi perusahaan hanya dilakukan di Korea Selatan, tetapi pada tahun 1982 PT Beesco membangun perusahaan baru yang berlokasi di China walaupun pada saat itu korea tidak menjalin hubungan diplomatik yang baik dengan China. Setelah perusahaan di China didirikan, kegiatan produksi dilakukan di China. Perusahaan yang berada di Korea hanya sebagai kantor pusat. PT Beesco juga memiliki anak perusahaan di Indonesia. PT Beesco Indonesia awalnya bernama PT Bukyung yang juga memproduksi sepatu. Pada tahun 2011 PT Bukyung berganti nama menjadi PT Beesco karena perpindahan hak kepemilikan . PT Beesco Indonesia berlokasi di Jl. Raya Karawang-Cikampek KM87,7 Desa Tamelang Purwasari Karawang yang berdiri pada tanggal 25 Oktober 2006. PT Beesco Indonesia memproduksi sepatu olahraga untuk anak – anak dan dewasa,sepatu untuk dewasa terbagi menjadi sepatu man dan woman. Perusahaan ini memulai produksi pada bulan November 2006 untuk merek HEEL YS dan melakukan ekspor produk untuk pertama kalinya pada bulan desember 2006 sebanyak 225.000 pasang sepatu. Kemudian di tahun berikutnya perusahaan ini menambah tiga deret meja produksi untuk menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak. Saat ini PT Beesco sudah memproduksi beragam merek sepatu terkenal seperti Lacoste, Ted Baker, Hi-tec, Asics, Fila, dan Machbet. Merek sepatu terbanyak yang sedang diproduksi adalah Asics. PT Bessco Indonesia memiliki beberapa cabang di Indonesia yaitu PT Sukses Indonesia di Surabaya, PT UNICORN Indonesia di Bandung dan PT Woojin di Tangerang. Sistem pengelolaan kinerja pada PT Beesco Indonesia untuk mewujudkan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik khususnya penerapan prinsip akuntabilitas, PT Beesco Indonesia mengelola pertanggungjawaban kinerja karyawan dalam sebuah sistem manajemen performansi yang diterapkan di perusahaan mengacu pada pedoman pengukuran dan penilaian kinerja. Penetapan indikator kinerja PT Beesco Indonesia sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap unit dan individu di perusahaan, penetapan target perusahaan mengacu pada target kinerja yang telah ditetapkan oleh PT Beesco Indonesia. Target kinerja disusun berdasarkan rencana perusahaan dan diterapkan pada setiap divisi sampai pada karyawan dengan memperhatikan prinsip specific, measurable, achievable, realistic, dan time related (SMART), sedangkan evaluasi pada PT Beesco Indonesia dilakukan secara berkala mulai dari harian, mingguan, bulanan dan tahunan guna mewujudkan perusahaan yang baik.
12 Visi dan Misi PT Beesco Indonesia Suatu perusahan memiliki pedoman dalam mengelola usahanya, PT Beesco Indonesia telah menetapkan Visi dan Misi PT Beesco Indonesia yang wajib diketahui, dihayati dan diamalkan oleh setiap karyawannya.Visi PT Beesco Indonesia adalah menjadi pabrik sepatu yang paling kompetitif dan dapat diandalkan di Indonesia. Sedangkan misi PT Beesco Indonesia adalah untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada kosumen PT Beesco Indonesia, dengan berfokus kepada: a. Memberikan harga yang paling kompetitif b. Memberikan jaminan kualitas c. Tepat waktu dalam pengiriman produk d. Menjalin hubungan yang baik antar sesama dan lingkungan Karakteristik Responden Jenis Kelamin Jenis kelamin merupakan salah satu yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses penerimaan kerja. Jumlah karyawan yang dijadikan sebagai responden sebanyak 99 orang dengan persentase jenis kelamin adalah laki-laki sebanyak 12 orang (12 persen) dan perempuan sebanyak 88 orang (88 persen), dimana PT Beesco ini umumnya memiliki karyawan berjenis kelamin wanita karena PT Beesco Indonesia menilai bahwa wanita dalam melakukan proses pekerjaannya lebih telaten dibanding dengan laki-laki serta dalam perusahaan ini karena jumlah karyawan paling banyak di divisi sewing yang membutuhkan tingkat keterampilan dan kecepatan dalam menjahit produk-poduk sepatu, sedangkan laki-laki berada dibagian office dan dibagian gudang untuk mengangkat barang-barang yang siap untuk di kirimkan ke luar negeri. Persentase jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 3. 12% laki-laki 88%
perempu an
Gambar 3. Jumlah Karyawan berdasarkan Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan merupakan salah satu yang menjadi tolak ukur dalam melakukan proses penerimaan karyawan dalam suatu perushaan. Biasanya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan berbanding lurus dengan tingkat jenjang karir yang akan diterimanya. Persentase tingkat pendidikan dapat dilihat pada Gambar 4.
13 3% 9%
1% SMA D1 87%
D3 S1
Gambar 4. Jumlah Karyawan berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan Gambar 4 menunjukkan bahwa hasil persentase tingkat pendidikan karyawan berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, tingkat pendidikan karyawan umumnya adalah tingkat pendidikan jenjang SMA sebanyak 86 orang (87 persen), selanjutnya adalah tingkat tingkat pendidikan jenjang D1 sebanyak 9 orang (9 persen), sementara itu karyawan dengan tingkat pendidikan D3 sebanyak 3 orang (3 persen) dan tingkat pendidikan S1 sebanyak 1 orang (1 persen) . Artinya jumlah karyawan di PT Beesco Indonesia umumnya berpendidikan SMA, karena PT Beesco Indonesia menerima karyawan yang mempunyai kemauan dan mampu berkinerja optimal dengan skill yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Status Pernikahan Karakteristik karyawan berdasarkan status pernikahan yang diambil secara acak dari setiap divisi menunjukkan tingkat persentase seperti yang dihasilkan oleh Gambar 5. 2% 46%
Menikah 52%
Belum Menikah Janda
Gambar 5. Jumlah Karyawan berdasarkan Status Pernikahan Berdasarkan Gambar 5 menunjukkan bahwa hasil dari jumlah persentase berdasarkan status pernikahan yang dihasilkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah persentase yang paling besar berada pada status menikah sebanyak 51 orang (52 persen), kemudian jumlah status yang belum menikah sebanyak 46 orang (46 persen) dan nilai persentase paling rendah yaitu pada status janda sebanyak 2 orang (2 persen). Artinya status karyawan pada tingkat pernikahan di Perusahaan Beesco Indonesia secara keseluruhan menunjukkan pada tingkat sudah menikah atau berkeluarga.
14 Usia Usia dalam suatu perusahan merupakan suatu syarat penting yang dalam proses penerimaan karyawan dalam suatu perusahaan. Karateristik reponden berdasarkan usia pada PT Beesco Indonesia dapat dilihat pada Gambar 6.
28%
4%
21%
≤20 Tahun 21-30 Tahun
47%
31-40 Tahun 41-50 tahun
Gambar 6. Jumlah Karyawan berdasarkan Usia Berdasarkan Gambar 6 menunjukkan bahwa hasil dari persentase tingkat usia pada PT Beesco Indonesia yang dilakukan pada karyawan menunjukkan hasil bahwa persentase tertinggi berada pada usia 21-30 tahun sebanyak 46 orang (47 persen), sementara itu pada tingkat usia 31-40 tahun sebanyak 28 orang (persen), kemudahan pada tingkat usia 20 tahun sebanyak 21 orang (21 persen) dan nilai angka paling rendah berada pada usia 41-50 tahun sebanyak 4 orang (4 persen). Artinya pada PT Beesco Indonesia secara keseluruhan menunjukkan bahwa tingkat usia karyawan yang banyak bekerja pada perusahaan berada pada usia 2130 tahun, karena karyawan pada usia ini dinilai masih muda dan masih memiliki semangat kerja yang tinggi.
Persepsi Karyawan Terhadap Komunikasi Formal PT Beesco Indonesia Analisis persepsi karyawan terhadap komunikasi formal organisasi yang dilakukan di PT Beesco Indonesia dengan menggunakan metode modus untuk mengetahui mayoritas jawaban karyawan. Persepsi terhadap Komunikasi Atas ke Bawah Komunikasi atas ke bawah terjadi antara pimpinan melakukan alih pesan kepada bawahan secara terstruktur dan seswaktu-waktu dengan tujuan dapat menumbuhkan suasana kerja yang nyaman dan secara tidak langsung meningkatkan produktivitas perusahaan. Persepsi karyawan terhadap komunikasi atas ke bawah dapat dilihat pada Tabel 3.
15 Tabel 3. Persepsi karyawan terhadap komunikasi atas ke bawah No 1. 2. 3.
4. 5. 6.
Komunikasi atas ke bawah Atasan memberikan pengarahan atau instruksi secara lisan kepada bawahan Atasan memberikan pengarahan atau instruksi secara tulisan kepada bawahan Atasan memberikan informasi mengenai suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan kepada bawahan secara langsung Memberikan pujian secara langsung atas pekerjaan yang diselesaikan oleh bawahan Atasan memberikan ide dan gagasan secara langsung kepada bawahan Penjelasan mengenai pekerjaan secara langsung dari atasan
Mayoritas Jawaban Setuju
Persentase 67.68%
Setuju
46.46%
Setuju
62.63%
Setuju
65.66%
Setuju
66.67%
Setuju
63.64%
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan yang diajukan. 1. Sebesar 67.68% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan bahwa atasan memberikan pengarahan atau instruksi secara lisan kepada bawahan, dimana instruksi yang diberikan dengan lisan memudahkan karyawan untuk mengerti dan paham dalam mengerjakan tugasnya jika ada instruksi maupun penjelasan langsung dari atasan. 2. Sebesar 46.46% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan atasan memberikan pengarahan atau instruksi secara tulisan kepada bawahan. Intruksi dalam bentuk tulisan yaitu berupa nota dinas. Nota dinas diberikan oleh atasan kepada bawahannya dalam penyampaian keperluan perusahaan kepada perusahaan cabang. Penyampaikan tugas kepada bawahan atasan juga dapat melalui email terhadap tugas yang ingin diselesaikan. 3. Suatu pekerjaan dilakukan oleh karyawan berdasarkan informasi yang diterima oleh karyawan dari atasan. Sebesar 62.63% karyawan menjawab setuju terhadap atasan memberikan informasi mengenai suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan kepada bawahan secara langsung. Namun hal ini tidak dirasakan oleh 37.37% karyawan lainnya. Melakukan rapat terhadap pekerjaan yang akan dilakukan bawahan akan memudahkan penyampaian informasi kepada bawahan sehingga tugas dan tanggung jawab karyawan dapat dilakukan dengan optimal. 4. Pujian merupakan suatu penyemangat bagi karyawan atas hasil kerja yang dilakukan dengan baik. Sebesar 65.66 % karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan memberikan pujian secara langsung atas pekerjaan yang diselesaikan oleh bawahan. Dalam meningkatkan gairah bekerja karyawan atasan dapat memberikan pujian atas hasil kerja yang dilakukan karyawan sehingga karyawan merasa senang dan termotivasi untuk lebih baik lagi dalam bekerja. 5. Sebesar 66.67% karyawan menyatakan jawaban setuju atas pernyataan atasan memberikan ide dan gagasan secara langsung kepada bawahan. Tugas atasan ,memberikan pengarahan yang baik atas kerja yang akan dilakukan oleh karyawan. Ide dan gagasan untuk penyelesaian pekerjaan karyawan dapat diberikan oleh atasan sewaktu mengadakan rapat tentang rencana kerja. Ide dan gagasan biasanya dapat timbul pada saat terdapat tekanan yang memiliki dampak negative terhadap sesuatu hal.
16 6. Pekerjaan yang dijelaskan secara baik dan benar akan berdampak pada pencapaian hasil kerja yang maksimal. Sebesar 63.64 karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan saya mendapatkan penjelasan mengenai pekerjaan secara langsung dari atasan. Penjelasan pekerjaan bisa dilakukan pada saat briefing sebelum melakukan pekerjaan. Persepsi Karyawan terhadap Komunikasi bawah ke atas Komunikasi bawah ke atas menyatakan karyawan memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat, ide dan gagasan mereka kepada atasan baik langsung maupun tulisan untuk keberlanjutan perusahaan. Pernyataan karyawan terhadap komunikasi bawah ke atas dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Persepsi karyawan terhadap komunikasi bawah ke atas No 1. 2.
3. 4. 5.
Komunikasi bawah ke atas Bawahan mengajukan ide dan gagasan kepada atasan secara langsung Bawahan mengutarakan pendapat mengenai permasalahan pekerjaan kepada atasan secara langsung Bawahan memberikan laporan hasil pekerjaan secara langsung kepada atasan Memberikan pujian secara langsung atas pekerjaan terhadap atasan Bawahan mengemukakan permasalahan pekerjaan secara langsung kepada atasan
Mayoritas Jawaban Setuju
Persentase (%) 71.72
Setuju
69.70
Setuju
72.73
Ragu-ragu
49.49
Setuju
73.74
Berdasarkan Tabel 4 hasil persepsi karyawan terhadap komunikasi bawah ke atas secara keseluruhan menunjukkan mayoritas jawaban setuju terhadap semua pernyataan. 1. Sebesar 71.72% karyawan menyatakan bahwa bawahan mengajukan ide dan gagasan kepada atasan secara langsung. Ide dan gagasan untuk meningkatkan hasil kerja yang disampaikan karyawan kepada atasan dapat dipertimbangkan oleh atasan, dimana atasan menerima segala ide yang diberikan oleh karyawan terkait dengan kelancaran pekerjaan. 2. Masalah dalam pekerjaan merupakan suatu hal yang sering terjadi, sehingga dilakukan upaya untuk menghindarinya. Sebesar 69.70% karyawan berpendapat bahwa bawahan mengutarakan pendapat mengenai permasalahan pekerjaan secara langsung. Permasalahan yang disampaikan karyawan berupa terjadinya kerusakan mesin, kekurangan bahan baku dan hal-hal kerja yang dianggap karyawan tidak dimengerti untuk diselesaikan. Namun, bagi 30.30% karyawan lainnya tidak merasakan hal itu. 3. Sebesar 72.73% karyawan merasa bahwa memberikan laporan pekerjaan secara langsung kepada atasan. Laporan sebagai bukti hasil kerja yang dilakukan oleh karyawan sehingga perlu untuk menyampaikan laporan secara jelas supaya dapat dipahami oleh atasan dengan baik. 4. Memberikan pujian secara langsung atas pekerjaan terhadap atasan sebesar 49.49%. Karyawan dalam menyampaikan pujian terhadap atasan merasa canggung secara langsung kepada atasan, baiknya perusahaan membuat kotak saran dimana karyawan bisa menyampaikan perasaan mereka dan dapat memberikan pujian secara tulisan kepada atasan.
17 5. Sebesar 73.74 % karyawan menyatakan bahwa bawahan mengemukakan permasalahan pekerjaan secara langsung kepada atasan. Adanya permasalahan secara sigap untuk diatasai oleh karyawan dengan memberitahukan segala kekurangan yang menjadi masalahnya kepada atasan secara langsung. Persepsi karyawan terhadap Komunikasi Diagonal Analisis persepsi karyawan terhadap komunikasi diagonal mengenai pola komunikasi diagonal pada PT Beesco Indonesia dengan persentase jawaban karyawan dapat diketahui melalui tiga pernyataan komunikasi diagonal. Pernyataan komunikasi diagonal ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Persepsi karyawan terhadap komunikasi diagonal No
Komunikasi Diagonal
Mayoritas Jawaban
1.
Individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi Terdapat saling ketergantungan diantara bagian yang ada dalam perusahaan Komunikasi diagonal dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal
Setuju
2. 3.
Persentase (%) 51.52
Setuju
51.52
Setuju
52.53
Berdasarkan Tabel 5 mengenai hasil persepsi karyawan terhadap komunikasi Diagonal secara keseluruhan menunjukkan mayoritas jawaban setuju yang telihat dari beberapa pernyataan. 1. Sebesar 51.52% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelsaikan masalah dalam organisasi. Adanya koordinasi yang baik diantara setiap departemen yang terkait akan menjadikan masalah dalam organisasi dapar teratasi, sehingga memudahkan dalam kelancaran proses kerja perusahaan. 2. Karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan terdapat saling ketergantungan diantara bagian yang ada dalam perusahaan sebesar 51.52%. Komunikasi yang baik diantara bagian-bagian perusahaan merupakan hal yang menjadi ketergantungan dan menimbulkan interaksi diantara karyawan dalam mengkoordinasikan pekerjaan. Hal tersebut dikarenakan bidang yang satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaanya. 3. Sebesar 52.53% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan komunikasi diagonal dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. Adanya struktur organisasi tata jenjang yang menjadi patokan dalam penyampaian informasi dalam perusahaan, dimana pelaksana tidak dapat menyampaikan informasi secara langsung kepada atasan di departemen lain, melainkan harus terlebih dahulu kepada yang mengatur pertemuan dengan atasan. Persepsi Karyawan terhadap Komunikasi Horizontal Analisis persepsi karyawan terhadap komunikasi horizontal pada PT Beesco Indonesia dengan persentase jawaban karyawan diketahui melalui jumlah empat pernyataan komunikasi mengenai karyawan di tingkat yang sama saling
18 melakukan interaksi satu sama lain. Pernyataan komunikasi horizontal ditunjukkan pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat hasil persepsi karyawan terhadap komunikasi bawah ke atas secara keseluruhan menunjukkan mayoritas jawaban setuju. 1. Sebesar 64.65% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan karyawan atau manajer suatu unit bertemu dengan karyawan unit lain untuk berbagi informasi. Dalam proses penyampaian informasi karyawan dapat melakukan meeting antar karyawan yang dilakukan guna untuk keberlangsungan perusahan serta bertukar informasi disaat jam makan siang di kantin yang telah difasilitasi oleh perusahan. 2. Sebesar 61.62% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar. Alur informasi dalam perusahaan sebaiknya harus terbuka antar setiap departemen, supaya setiap departemen mengetahui kebutuhan dan kekurangan dari masing-masing departemen dalam perusahaan. Serta koordinasi yang baik yang dilakukan oleh perusahaan . 3. Informasi sangat diperlukan untuk mengetahui adanya kekurangan dalam perusahaan. Sebesar 63.64% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan melakukan tukar menukar informasi untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam perusahaan pada kedudukan yang sejajar. Kebutuhan akan informasi mengharuskan setiap karyawan perusahan untuk saling memberitahu informasi. Koordinasi tugas biasanya dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan seperti pada saat meeting, kumpul dengan tim kerja lainnya. 4. Sebesar 70.74% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan karyawan dalam tingkatan yang sama rapat untuk mendiskusikan konflik dalam antar unit. Hal ini mengidentifikasi bawahan dalam mengalami kesulitan dalam kerja selalu selalu mendiskusikan dengan teman unit kerja untuk mengatasi masalah seperti mengadakan rapat ataupun diskusi, tetapi terkadang diskusi atau rapat tidak selalu berjalan mulus dan lancar karena adanya perbedaan pendapat dan perbedaan pola pikir dari masing-masing individu. Tabel 6. Persepsi karyawan terhadap komunikasi horizontal No 1.
2.
3.
4.
Komunikasi Horizontal Karyawan atau manajer suatu unit bertemu dengan karyawan unit lain untuk berbagi informasi Memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar Melakukan tukar menukar informasi untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam perusahaan pada kedudukan yang sejajar Karyawan dalam tingkatan yang sama rapat untuk mendiskusikan konfilik dalam atau antar unit kerja
Mayoritas Jawaban Setuju
Persentase (%) 64.65
Setuju
61.62
Setuju
63.64
Setuju
70.71
19 Persepsi Karyawan terhadap Faktor kinerja Persepsi karyawan terhadap kinerja sangat baik, dimana karyawan memberi tanggapan setuju dengan kondisi kerja yang ditetapkan PT Beesco Indonesia. Persepsi Karyawan terhadap Pengetahuan Analisis persepsi karyawan mengenai kinerja berdasarkan pengetahuan pada PT Beesco Indonesia dengan persentase jawaban karyawan diketahui melalui jumlah lima pernyataan. Pernyataan kinerja berdasarkan pengetahuan ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7. Persepsi karyawan terhadap pengetahuan No 1. 2.
3.
4.
5.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Bekerjasama dengan rekan lain (kerjasama tim) sangat membantu untuk mengetahui seluk beluk pekerjaan Selalu belajar dan mencari informasi merupakan suatu cara untuk menambah pengetahuan Hasil evaluasi kerja menjadi semangat dalam memperbaiki pengetahuan dan wawasan untuk lebih baik lagi dalam bekerja Pekerjaan baru atau tugas baru yang diberikan peusahaan untuk menambah pengetahuan
Mayoritas Jawaban Setuju
Persentase (%) 83.84
Setuju
59.60
Sangat Setuju
52.53
Setuju
60.61
Setuju
63.64
Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa hasil persepsi karyawan terhadap pengetahuan menunjukkan jawaban setuju terhadap keseluruhan pernyataan yang diajukan. 1. Sebesar 83.84% karyawan merasa memiliki pengetahuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan. Sebelum karyawan menjadi bagian dari anggota perusahaan terlebih dahulu dilakukan training sebagai bekal pengetahuan untuk melakukan kerja sesuai bagian yang menjadi tanggung jawabnya. Pengetahuan karyawan akan bertambah bila karyawan dengan tekun mempelajari segala sesuatu yang yang telah diajarkan oleh trainer. 2. Sebesar 59.60% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan bekerjasama dengan rekan lain (kerjasama tim) sangat membantu saya untuk mengetahui seluk beluk pekerjaan. Hubungan yang baik antar tim akan membantu proses kerja yang lebih cepat. Adanya tolong menolong diantara karyawan disaat seorang karyawan meninggalkan pekerjaanya karena adanya halangan yang mendesak membuat kerja sama diantaranya semakin baik. Namun, hal ini tidak dirasakan oleh 40.40% karyawan lainnya karena mereka mengganggap akan terasa merepotkan untuk bekerja dengan orang lain dibanding sendiri. 3. Karyawan beranggapan bahwa belajar dan mencari informasi merupakan suatu cara untuk menambah pengetahuan, yaitu sebesar 52.53% karyawan menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan tersebut. Pembelajaran yang didapat karyawan yaitu disaat karyawan mendapatkan proses pelatihan sehingga informasi pekerjaaan semakin meningkat dan membuat pengetahuan
20 karyawan semakin bertambah. Disamping itu karyawan bisa mempelajari pekerjaan lainnya dengan bertanya kepada patner kerja yang beda departemen dengan karyawan tersebut. 4. Evaluasi dan hasil kerja menjadi suatu tolak ukur bagi karyawan untuk mengetahui sebagai mana hasil kerja yang dicapai sudah mencapai target produksi atau tidak. Sebesar 60.61% karyawan menjawab setuju dengan pernyataan hasil evaluasi membuat saya bersemangat memperbaiki pengetahuan dan wawasan saya untuk lebih baik lagi dalam bekerja. Evaluasi kerja biasanya dilakukan oleh manajer tiap unit terhadap mandor yang dipercayakan mengatur produksi karyawan, setalah itu mandor memberikan arahan kepada karyawan untuk berkinerja dengan maksimal. Jika hasil yang diberikan oleh mandor mengalami penurunan maka manajer memberikan teguran kepada mandor beserta karyawan di setiap unit kerja tersebut. 5. Pekerjaan baru atau tugas baru yang diberikan perusahaan menambah pengetahuan karyawan, dimana jawaban karyawan menunjukkan 63.64% menyatakan setuju. Proses penambahan pekerjaan baru pada PT Beesco Indonesia ini yaitu terjadi pada saat pemberian posisi jabatan karyawan, misalnya dari karyawan biasa beralih menjadi mandor. Hal ini mengakibatkan pekerjaan lebih banyak dari sebelumnya. Serta pada saat seorang karyawan melakukan perpindahan divisi kerja akan menjadikan pengetahuan karyawan meningkat dengan adanya pekerjaan baru yang dilakukannya. Pesepsi Karyawan terhadap Keterampilan Faktor kinerja karyawan pada PT Beesco Indonesia memiliki empat indikator kinerja pada perusahaan salah satunya indikator keterampilan menjadi salah satu syarat yang harus dimiliki setiap karyawan dalam menjalankan tugas dan perannya dalam perusahaan. Persepsi karyawan terhadap keterampilan terhadap pernyataan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Persepsi karyawan terhadap keterampilan No 1. 2.
3.
4.
5.
Keterampilan Pekerjaan dapat diselesaikan sesuai keterampilan yang dimiliki Semua keterampilan yang dimiliki digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin Selalu dapat menemukan ide baru dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan dengan efektif Pekerjaan yang baru selain pekerjaan rutin yang diberikan dapat menambah ketrerampilan saya Keterampilan yang dimiliki akan meningkat selama bekerja di perusahaan
Mayoritas Jawaban Setuju
Persentase (%) 67.68
Setuju
60.61
Setuju
73.74
Setuju
70.71
Setuju
73.74
Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa hasil persepsi karyawan terhadap keterampilan secara keseluruhan terhadap pernyatan menunjukkan jawaban setuju. 1. Sebesar 67.68% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan keterampilan yang dimiliki. Setiap pekerjaan dapat diselesaikan oleh karyawan dengan sesuai dengan apa yang mereka
21
2.
3.
4.
5.
dapatkan setelah diberikan training oleh trainer masing-masing departemen. Sehingga mereka dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan keterampilan yang dimiliki. Karyawan merasa bahwa semua keterampilan yang dimiliki digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin dengan persentase mayoritas jawaban sebesar 60.61 menyatakan setuju. Semua pelatihan yang diberikan kepada karyawan menjadi suatu patokan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin. Namun, hal ini tidak dirasakan oleh 39.39% karyawan lainnya, disebabkan mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya tidak menggunakan seluruh keterampilan yang dimiliki. Sebesar 73.74% karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan karyawan selalu dapat menemukan ide baru dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan dengan efektif. Tugas dari setiap karyawan sudah ditentukan oleh masingmasing atasan yang menaungi karyawan tersebut. Dituntut ke sigapan karyawan untuk berkinerja sesuai dengan keterampilan karyawan seperti menemukan ide atau jalan singkat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepada karyawan setiap harinya. Karyawan merasa bahwa pekerjaan yang baru selain pekerjaan rutin yang diberikan dapat menambah keterampilannya, yaitu dengan mayoritas jawaban setuju sebesar 70.71%. Suatu pekerjaan baru yang diberikan atasan kepada bawahan seperti manajer memberikan tugas kepada asisten manajer untuk mengurus keperluan kepada departemen lain. Misalnya dalam pembagian gaji asisten manajer mendapat tanggung jawab untuk mengurus segala gaji yang berkaitan dengan anggota departemennya. Sebesar 73.74% karyawan menyatakan bahwa keterampilan yang dimiliki akan meningkat selama bekerja diperusahaan. Perusahan memberikan proses pelatihan yang baik dan benar terhadap karyawan sehingga karyawan merasa senang untuk selalu berkinerja dengan optimal. Namun, hal ini tidak dirasakan oleh 26.26% karyawan lainnya dikarenakan jikalau mereka selalu bekerja ditempat yang sama dan jabatan yang sama maka keterampilan yang dimilki tidak meningkat.
Persepsi Karyawan terhadap Motivasi Faktor kinerja karyawan pada PT Beesco Indonesia memiliki empat indikator kinerja pada perusahaan, dimana empat indikator tersebut diantaranya Pengetahuan, Keterampilan, Motivasi, Peran. Pada indikator motivasi salah satu faktor pemicu berkinerja dengan baik adalah penghasilan yang diperoleh karyawan. Penghasilan dapat memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik. Dengan adanya motivasi tersebut, perusahan berusaha mewujudkan harapan karyawan yaitu dengan memberikan tambahan penghasilan jika karyawan memiliki kinerja yang baik dan menaati peraturan perusahaan. Pernyataan kinerja berdasarkan motivasi ditunjukkan pada Tabel 9.
22 Tabel 9. Persepsi karyawan terhadap Motivasi No 1. 2. 3.
4. 5.
Pernyataan Pendapatan yang diterima menjadi motivasi untuk bekerja lebih baik Atasan menghargai hasil kerja karyawan sehingga termotivasi untuk bekerja lebih baik Program promosi jabatan yang dilakasanakan di tempat kerja sangat memotivasi karyawan untuk berkinerja dengan lebih baik Posisi/jabatan saya saat ini sangat memotivasi untuk bekerja lebih baik Sistem penilaian kinerja yang telah diterapkan sangat memotivasi karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja
Mayoritas Jawaban Setuju
Persentase (%) 56.57
Setuju
59.60
Setuju
52.53
Setuju
68.69
Setuju
62.63
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa hasil persepsi karyawan terhadap motivasi secara keseluruhan menunjukkan persepsi karyawan terhadap penyataan setuju. 1. Sebesar 56.57% karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan pendapatan yang diterima memotivasi karyawan untuk berkinerja lebih baik. Pendapatan merupakan bayaran yang diterima karyawan atasa hasil kerja yang dilakukan dan kedudukannya dalam organisasi. PT Beesco Indonesia telah menetapkan gaji yang diterima setiap karyawan, dimana semakin besar tingkatan atau kedudukan yang dimiliki karyawan maka gaji yang diterimanya akan tinggi. Disamping itu PT Beesco Indonesia juga mengadakan lembur setiap harinya dan uang dari hasil lembur tersebut akan diakumulasikan pada saat penrimaan gaji setiap bulannya. 2. Karyawan merasa atasan menghargai hasil kerja sehingga karyawan termotivasi untuk berkinerja lebih baik. Manajer maing-masing divisi PT Beesco Indonesia akan memperhatikan setiap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan, jika menajer melihat kekurangan dari laporan hasil kerja dari masing-masing karyawan maka karyawan tersebut dipanggil ke ruangan dan diberikan nasehat serta motivasi kepada karyawan yang bersangkutan. 3. Sebesar 52.53% karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan program promosi jabatan yang dilaksanakan ditempat kerja sangan memotivasi untuk berkinerja dengan baik. Program promosi di PT Beesco Indonesia diberikan kepada karyawan yang memiliki kompetensi yang sesuai syarat dan ketentuan yang ditetapkan perusahaan. Atasan memperhatikan kinerja dari bawahan kemudian menawarkan jabatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. 4. Karyawan merasa posisi/jabatan saat ini sangat memotivasi untuk berkinerja lebih baik. Sebesar 68.69% karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut, sedangkan 31.31% karyawan lainnya tidak merasakan hal tersebut. 5. Sebesar 62.63% karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan sistem penilaian kinerja yang telah diterapkan sangat memotivasi saya untuk meningkatkan prestasi kerja. PT Beesco Indonesia melakukan sistem penilaian kinerja terhadap karyawan dimana karyawan yang dirasakan tidak sesuai, dengan kriteria perusahan pertama akan diberikan teguran atau surat peringatan, sehingga setiap karyawan harus bekerja dengan optimal sesuai dengan kempamuan yang dimilikinya.
23 Persepi Karyawan Terhadap Peran Faktor kinerja karyawan pada PT Beesco Indonesia memilki empat indikator kinerja pada perusahaan, dimana empat indikator tersebut diantaranya Pengetahuan, Keterampilan, Motivasi, Peran. Pada indikator peran merupakan salah satu indikator yang dibutuhkan dalam kerja yang berpengaruh pada pengikatan hasil dan mutu dari perusahaan. Hal ini terlihat dari peran karyawan pada saat menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu. Berdasarkan penilaian dari karyawan, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai motivasi yang dapat dilihat persepsi karyawan pada Tabel 10. Tabel 10. Persepsi karyawan terhadap Peran No 1. 2. 3.
4.
Pernyataan Peran kinerja berpengaruh dalam meningkatkan kinerja kelompok Peran kinerja berpengaruh dalam meningkatkan kinerja organisasi Menawarkan bantuan kepada rekan kerja untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan Mengutamakan kepentingan kelompok diatas kepentingan pribadi dalam pelaksanaan pekerjaan
Mayoritas Jawaban Setuju
Persentase (%) 64.65%
Setuju
54.55%
Setuju
65.66%
Setuju
56.57%
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat hasil mayoritas jawaban karyawan terhada peran secara keseluruhan berdasarkan pernyataan diatas menyatakan jawaban setuju. 1. Sebesar 64.65% karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan peran kinerja karyawan berpengaruh dalam meningkatkan kinerja kelompok. Karyawan PT Beesco Indonesia dalam melakukan segala pekerjaannya tidak lepas dari masalah adanya bantuan dari kelompok untuk menyelesaikan pekerjaan. Kinerja karyawan dalam kelompok memudahkan untuk menyelesaikan segala pekerjaan yang ada dalam kelompok itu. 2. Karyawan merasa peran kinerja berpengaruh dalam meningkatkan kinerja organisasi. Sebesar 54.55% karyawan menyatakan setuju bahwa karyawan dalam perusahaan selalu memiliki dampak untuk keberlanjutan suatu perusahan. 3. Karyawan merasa menawarkan bantuan kepada rekan kerja untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Sebesar 65.66% karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan dengan memperhatikan bahwa tujuan perusahaan yaitu untuk mendapatkan profit untuk keberlanjutan perusahaan. 4. Sebesar 56.57% karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan karyawan sangat setuju untuk mengutamakan kepentingan kelompok diatas kepentingan pribadi dalam pekerjaanya. Adanya kordinasi yang baik dari karyawan sehingga masing-masing karyawan PT Beesco Indonesia membuat karyan saling membantu satu sama lain. Namun, hal ini tidak dirasakan 43.43% karyawan lainnya dikarenakan lebih menikmati bekrja dengan sendiri sesuai dengan keterampilan yang dimiliki.
24 Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja Karyawan Uji korelasi Pearson Product Moment adalah antara pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan. Hasil uji korelasi Pearson Product Moment dapat dilihat pada tabel 11 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 11. Hubungan Pola Komunikasi Formal Organisasi dengan Kinerja Karyawan No 1. 2.
Variabel Komunikasi Formal Faktor-faktor Kinerja
Nilai Korelasi 0.682 0.682
Nilai Signifikansi 0.000 0.000
Kategori Korelasi Kuat Kuat
Berdasarkan Tabel 11 hasil pengolahan data dengan uji korelasi Pearson memperlihatkan bahwa nilai korelasi antara Pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan adalah sebesar 0.682. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan kuat dan positif antara pola komunikasi formal dengan kinerja, yaitu semakin baik pola komunikasi yang diterpakan pada PT Beesco Indonesia maka akan semakin baik juga kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Tingkat signifikansi koefisien yang dihasilkan pada tabel sebesar 0.000. Dengan demikian, output signifikansi kedua variabel tersebut kurang dari α = 0.05 maka dapat diambil keputusan bahwa ditolak. Artinya ada hubungan antara pola komunikasi dengan faktor-faktor kinerja karyawan yang di terapkan di PT Beesco Indonesia, dimana dengan adanya komunikasi yang baik antara karyawan mampu meningkatkan motivasi kerja bagi karyawan seperti pemberian reward kepada karyawan dan pelaksanaan makan besar bersama yang dilakukan setiap sebulan sekali dalam peusahaan mampu meningkatkan karyawan memberikan kinerja yang optimal. Hubungan Komunikasi Atas ke Bawah dengan Faktor Kinerja Analisis hubungan komunikasi atas ke bawah dengan faktor kinerja dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Hubungan Komunikasi Atas ke Bawah dengan Faktor Kinerja Karyawan No
Faktor-faktor Kinerja
1. 2. 3. 4.
Pengetahuan Keterampilan Motivasi Peran
Nilai Korelasi 0.530 0.371 0.451 0.343
Nilai Sginifikansi 0.000 0.000 0.000 0.001
Kategori Korelasi Kuat Lemah Kuat Lemah
Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment pada Tabel 12, angka nilai korelasi pengetahuan terhadap komunikasi atas ke bawah adalah sebesar 0.530. Angka ini mengindikasikan bahwa terdapat hubungan kuat antara dua indikator tersebut. Korelasi positif menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik dan semakin tinggi maka akan memiliki komunikasi dari atas ke bawah yang baik. Nilai signifikansi yang didapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kedua indikator. Nilai korelasi sebesar 0.371 menunjukkan hubungan yang lemah antara indikator keterampilan dengan komunikasi atas ke bawah. Korelasi positif antara
25 keduanya berarti semakin baik komunikasi atas ke bawah maka pekerjaan dapat terselesaikan sesuai dengan keterampilan yang dimiliki karyawan sebaik mungkin. Nilai signifikansi yang didapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkann bahwa terdapat hubungan yang nyata antara kedua indikator. Hasil perhitungan pada motivasi kerja karyawan adalah sebesar 0.451. Angka ini menunjukkan hubungan yang kuat antara dua indikator komunikasi atas ke bawah dengan motivasi karyawan. Korelasi positif menunjukkan bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi terhadap bawahan berarti karyawan termotivasi untuk berkinerja optimal. Hal ini didasarkan bahwa setiap tugas yang yang didapatkan karyawan langsung diberikan atasan dengan jelas sehingga dapat memaksimalkan kemampuan karyawan. Jika hasil kerja si karyawan baik maka karyawan akan diberikan reward, yang bertujuan untuk memotivasi karyawan. Nilai signifikan di dapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata diantara kedua indikator. Nilai korelasi dalam Indikator peran dengan komunikasi atas ke bawah adalah sebesar 0.343. Angka nilai korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan lemah antara kedua indikator tersebut. Korelasi positif antara keduanya bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi dengan memberikan informasi mengenai suatu pekerjaan yang harus dilakukan sehingga karyawan merasa peran kinerjanya berpengaruh dalam meningkatkan organisasi. Nilai signifikan di dapatkan adalah sebesar 0.001 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata diantara kedua indikator. Hubungan komunikasi Bawah ke Atas dengan Faktor Kinerja Analisis hubungan komunikasi bawah ke atas dengan faktor kinerja dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Hubungan Komunikasi Bawah ke Atas dengan Faktor Kinerja Karyawan No 1. 2. 3. 4.
Faktor-faktor Kinerja Pengetahuan Keterampilan Motivasi Peran
Nilai Korelasi 0.564 0.522 0.373 0.497
Nilai Sginifikansi 0.000 0.000 0.000 0.000
Kategori Korelasi Kuat Kuat Lemah Kuat
Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment pada Tabel 13, angka nilai korelasi pengetahuan terhadap komunikasi bawah ke atas adalah sebesar 0564. Angka ini mengindikasikan bahwa terdapat hubungan kuat antara dua indikator tersebut. Korelasi positif menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik dan semakin tinggi maka akan memiliki akibat komunikasi dari bawah ke atas yang baik, dimana karyawan mengutarakan pendapat mengenai permasalahan dalam perusahaan kepada atasan yang membuat karyawan bersemangat menambah pengetahuan dan wawasan untuk lebih baik lagi dalam bekerja. Nilai signifikansi yang didapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kedua indikator. Nilai korelasi sebesar 0.522 menunjukkan hubungan yang kuat antara indikator keterampilan dengan komunikasi bawah ke atas. Korelasi positif antara keduanya berarti semakin baik komunikasi bawah ke atas maka pekerjaan dapat terselesaikan sesuai dengan keterampilan yang dimiliki karyawan dan mengajukan
26 gagasan kepada atasan secara langsung. Nilai signifikansi yang didapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkann bahwa terdapat hubungan yang nyata antara kedua indikator. Hasil perhitungan pada motivasi kerja karyawan adalah sebesar 0.373. Angka ini menunjukkan hubungan yang lemah antara dua indikator komunikasi bawah ke atas dengan motivasi karyawan. Korelasi positif menunjukkan bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi terhadap bawahan berarti karyawan termotivasi untuk bekerkinerja optimal. Hal ini didasarkan bahwa karyawan langsung memberikan laporan hasil pekerjaan secara langsung sehingga berpengaruh dalam meningkatkan kinerja organisasi. Jika hasil kerja si karyawan baik maka karyawan akan diberikan reward, yang bertujuan untuk memotivasi karyawan. Nilai signifikan di dapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata diantara kedua indikator. Nilai korelasi dalam Indikator peran dengan komunikasi atas ke bawah adalah sebesar 0.495. Angka nilai korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat antara kedua indikator tersebut. Korelasi positif antara keduanya bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi dengan memberikan informasi mengenai suatu pekerjaan yang harus dilakukan sehingga karyawan merasa peran kinerjanya berpengaruh dalam meningkatkan organisasi. Nilai signifikan di dapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata diantara kedua indikator. Hubungan komunikasi Diagonal dengan Faktor kinerja Analisis hubungan komunikasi diagonal dengan faktor kinerja dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Hubungan Komunikasi Diagonal dengan faktor Kinerja Karyawan No 1. 2. 3. 4.
Faktor-faktor Kinerja Pengetahuan Keterampilan Motivasi Peran
Nilai Korelasi 0.377 0.422 0.277 0.388
Nilai Siginifikansi 0.000 0.000 0.006 0.000
Kategori Korelasi Lemah Kuat Lemah lemah
Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment pada Tabel 14, angka nilai korelasi pengetahuan terhadap komunikasi Diagonal adalah sebesar 0.377. Angka ini mengindikasikan bahwa terdapat hubungan lemah antara dua indikator tersebut. Korelasi positif menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik dan semakin tinggi maka akan memiliki akibat komunikasi dari bawah ke atas yang baik, dimana karyawan dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah organisasi dan bekerjasama dengan rekan lain . Nilai signifikansi yang didapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kedua indikator. Nilai korelasi sebesar 0.422 menunjukkan hubungan yang kuat antara indikator keterampilan dengan komunikasi diagonal. Korelasi positif antara keduanya berarti semakin baik komunikasi diagonal antara karyawan departemen berbeda ikut membantu sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai keterampilan karyawan dengan baik. Nilai signifikansi yang didapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kedua indikator.
27 Hasil perhitungan pada motivasi kerja karyawan adalah sebesar 0.277. Angka ini menunjukkan hubungan yang lemah antara dua indikator komunikasi diagonal dengan motivasi karyawan. Korelasi positif menunjukkan bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi diagonal atara bagian-bagian yang saling ketergantungan dalam perusahaan membuat suatu sistem penilaian yang dapat memotivasi karyawan untuk bekerja dengan lebih baik dan optimal. Nilai signifikan di dapatkan adalah sebesar 0.006 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak nyata diantara kedua indikator. Nilai korelasi dalam Indikator peran dengan komunikasi diagonal adalah sebesar 0.388. Angka nilai korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat antara kedua indikator tersebut. Korelasi positif antara keduanya bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi dengan mengadakan rapat antar unit untuk berbagi informasi dan menawarkan bantuan kepada rekan kerja untuk pencapaian tujuan organisasi. Nilai signifikan di dapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata diantara kedua indikator. Hubungan Komunikasi Horizontal dengan Faktor Kinerja Analisis hubungan komunikasi diagonal dengan faktor kinerja dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Hubungan Komunikasi Diagonal dengan Faktor Kinerja Karyawan No 1. 2. 3. 4.
Faktor-faktor Kinerja Pengetahuan Keterampilan Motivasi Peran
Nilai Korelasi 0.537 0.484 0.388 0.393
Nilai Sginifikansi 0.000 0.000 0.001 0.000
Kategori Korelasi Kuat Kuat Lemah Lemah
Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment pada Tabel 15, angka nilai korelasi pengetahuan terhadap komunikasi Horizontal adalah sebesar 0.537. Angka ini mengindikasikan bahwa terdapat hubungan kuat antara dua indikator tersebut. Korelasi positif menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik dan semakin tinggi maka akan memiliki akibat komunikasi dari horizontal yang baik, dimana karyawan suatu unit bertemu dengan karyawan unit lain untuk berbagi informasi dan menyelesaikan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Nilai signifikansi yang didapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kedua indikator. Nilai korelasi sebesar 0.484 menunjukkan hubungan yang kuat antara indikator keterampilan dengan komunikasi Horizontal. Korelasi positif antara keduanya berarti semakin baik komunikasi horizontal antara karyawan departemen yang memiliki kedudukan sejajar melakaukan pekerjaan sesuai keterampilan karyawan dengan baik. Nilai signifikansi yang didapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kedua indikator. Hasil perhitungan pada motivasi kerja karyawan adalah sebesar 0.388. Angka ini menunjukkan hubungan yang lemah antara dua indikator komunikasi Horizontal dengan motivasi karyawan. Korelasi positif menunjukkan bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi Horizontal maka dalam tukar menukar informasi untuk mengatasi masalah yang muncul dalam kerja diperlukan motivasi kerja yang membuat karyawan semakin kompeten. Nilai signifikan di
28 dapatkan adalah sebesar 0.001 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak nyata diantara kedua indikator. Nilai korelasi dalam Indikator peran dengan komunikasi Horizontal adalah sebesar 0.393. Angka nilai korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan lemah antara kedua indikator tersebut. Korelasi positif antara keduanya bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi horizontal dimana karyawan dalam tingkatan yang sama rapat untuk mendiskusikan konflik kerja dan menawarkan bantuan kepada rekan kerja untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Nilai signifikan di dapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata diantara kedua indikator. Implikasi Manajerial Hasil Penelitan mengenai hubungan komunikasi formal organisasi memberikan beberapa hal yang dapat diimplementasikan pada perusahaan agar kinerja karyawan perusahaan semakin baik. Penerapan komunikasi formal organisasi pada PT Beesco Indonesia perlu ditingkatkan lagi karena memiliki hubungan dengan faktor-faktor kinerja karyawan, dimana komunikasi yang baik akan berdampak pada kinerja karyawan yang optimal. Maka perusahaan perlu menjaga hubungan komunikasi baik antara atasan, bawahan, sesama dan unit lain. Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment pola komunikasi formal dengan kinerja karyawan memiliki hubungan yang signifikan dan terdapat hubungan diantara keduanya. Sebaiknya untuk mengoptimalkan kerja para pengawai perusahaan, perusahaan mengadakan rapat sebelum pekerjaan nya dilakukan, memberikan karyawan ruang untuk menyampaikan aspirasi, serta menigkatkan komunikasi antar bagian dalam perusahaan serta perusahaan perlu mengadakan kegiatan yang dapat meningkat kamampuan interpersonal yaitu kemampuan berinteraksi dengan orang lain maupun rekan kerja, menjadi pendengar yang baik. Hasil uji korelasi Pearson juga melihat hubungan diantara setiap indikator komunikas formal dengan faktor-faktor kinerja. Adapun indikator komunikasi atasan ke bawahan terhadap faktor-faktor kinerja yaitu pengetahuan, keterampilan, motivasi dan peran berhubungan secara positif dan sudah terlaksana dengan baik. Indikator komunikasi bawah ke atas yang memiliki hubungan yang positif dengan faktor-faktor kinerja begitu juga dengan hubungan komunikasi diagonal dan horizontal memiliki hubungan yang positif dengan faktor-faktor kinerja karyawan. Dalam hal ini perusahaan harus menjaga dan mempertahankan komunikasi dengan karyawan yang sudah terlaksana dengan baik, sehingga komunikasi dapat berjalan efektif dan tidak ada hambatan yang berarti dalam penerapannya Upaya peningkatan kinerja karyawan, persepsi karyawan terhadap kinerja sangat baik dimana karyawan memberikan tanggapan setuju terhadap kinerja karyawan yang ditetapkan di PT Beesco Indonesia. Perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan sebaiknya memberikan motivasi bagi karyawan seperti menilai kerja karyawan dengan evaluasi yang dilakukan bagi karyawan dan memberikan promosi jabatan atau rewad bagi karyawan yang kerjanya setiap harinya mengalami peningkatan dimana dengan adanya perlakuan seperti maka akan meningkatkan perannya dalam perusahaan. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan dapat diberikan pelatihan untuk menggunakan layanan
29 internet misalnya dalam pengiriman email, sehingga akan mempermudah jalur komunikasi dan tidak adanya karyawan yang mondar-mandir untuk bertanya ke pimpinan yang lain tentang tugas dan tanggung jawabnya dan mempermudah dalam setiap mengerjakan maupun menyelesaikan beragam pekerjaan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian yang diperoleh, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Komunikasi formal organisasi pada PT Besco Indonesia sudah sangat baik, dimana karyawan memberikan mayoritas jawaban setuju terhadap penerapan komunikasi formal. 2. Faktor-faktor kinerja karyawan yang diterapkan pada PT Beesco Indonesia sudah sangat baik, dimana karyawan memberikan mayoritas jawaban setuju dengan proses kerja yang dilakukan di PT Beesco Indonesia. 3. Komunikasi formal organisasi memiliki hubungan yang signifikan dengan faktor-faktor kinerja karyawan PT Beesco Indonesia, yaitu sebesar 0.682 , yang artinya adanya hubungan yang kuat, positif antara komunikasi formal dengan faktor-faktor kinerja PT Beesco Indonesia. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, adapun saran yang dapat diberikan, yaitu: 1. Mempertahankan dan meningkatkan hubungan komukasi yang sudah diterapkan di PT Beesco Indonesiakarena sudah efektif dan berpengaruh positif terhadap perusahaan. 2. Meningkatkan komunikasi antara bawahan dengan atasan supaya tidak terjadi kesalah pahaman dalam bekerja misalnya karyawan terkendala dalam bahasa asing untuk memngutarakan pendapat kepada atasan. 3. Memberikan pelatihan yang merata bagi setiap karyawan di office dalam penggunaan internet, misalnya dalam meng-email suatu pekerjaan. Supaya suasanya kantor tidak begitu ramai dengan mondar-mandir untuk bertanya kepada atasan.
30
DAFTAR PUSTAKA Istijanto. 2005.Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mangkuprawira S. 2009. Bisnis, Manajemen, dan Sumberdaya Manusia. Bogor: IPB Press. Mangkuprawira S, Hubeis VA. 2007. Manajemen Mutu Sumberdaya Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia. Muhammad A. 2001. Komunikasi Perusahaan/edisi kesatu. Jakarta: Bumi Akasara. Mulyana D. 2004. Ilmu Komunikasi:Suatu Pengantar/edisi keenam. Bandung: Rosdakarya. Nawawi N. 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan PT dan Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nugroho BA. 2005. Stategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: C. V. Andi Offset. Nindaya. 2009. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Perusahaan dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk Unit Bisnis Bogor. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Purwanto D. 2003. Komunikasi Bisnis/edisi kedua. Jakarta: Erlangga. Pebriadi. 2010. Efektivitas Komunikasi Atasan dan Bawahan pada PT TASPEN (PERSERO) BOGOR. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Setiadi NJ. 2003. Prilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi. Jakarta: Prenada Media Group. Silvia. 2012. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Formal Perusahaan dengan Kinerja Karyawan PT Taspen (PERSERO) cabang Bogor. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono.2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor:Ghalia Indonesia. Sustrisno E. 2010. Budaya Perusahaan. Jakarta: Prenada Media Group. Umar H.2002. Metode Riset Bisnis: dilengkapi contoh proposal hasil riset bidang manajen dan akuntansi. Jakarta: Gramedia
31
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tarutung pada tanggal 25 Desember 1990 dari pasangan Hasiholan Sitompul dan Rulia Hutagalung. Penulis adalah anak ketujuh dari tujuh bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 2 Tarutung pada tahun 2004 dan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri Tarutung pada tahun 2006. Pada tahun 2009 penulis lulus dari SMA Swasta HKBP 1 Tarutung dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI IPB) dan diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti pendidikan penulis merupakann anggota UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB di Komisi Pelayanan Anak tahun 2009-2013.