Hubungan Kecerdasan Emosional dan Problematic Internet Use pada Mahasiswa Nama NPM Kelas Pembimbing
: Dyan Permatasari : 12513744 : 3 PA 12 : Desi Susianti, S.Psi., M.Si.
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Positif
Internet
Mahasiswa
Negatif
Problematic Internet Use
Kecerdasan Emosional
Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dan problematic internet use pada mahasiswa.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran ilmiah khususnya dalam bidang psikologi pendidikan dan psikologi klinis yang berkaitan dengan kecerdasan emosional dan problematic internet use pada mahasiswa.
2. Manfaat Praktis Bagi Mahasiswa Memberikan informasi dan pemahaman mengenai kecerdasan emosional dan problematic internet use pada mahasiswa. Sehingga dapat menggunakan internet secara bijaksana serta dapat mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, dan membina hubungan agar tidak mengalami problematic internet use. Bagi Masyarakat Memberikan informasi dan pemahaman mengenai kecerdasan emosional dan problematic internet use sehingga masyarakat dapat membatasi penggunaan internet seharihari agar tidak mengalami problematic internet use. Bagi Peneliti Selanjutnya Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa yang berkaitan dengan kecerdasan emosional dan problematic internet use.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Problematic Internet Use
Menurut Caplan, Williams, dan Yee (2009), problematic internet use (PIU) merupakan sindrom multidimensional yang terdiri dari simptom kognitif, emosional, dan perilaku yang mengakibatkan seseorang kesulitan dalam mengelola kehidupannya disaat offline. Sedangkan menurut Beard dan Wolf (2001), problematic internet use (PIU) merupakan penggunaan internet yang mengakibatkan kesulitan dalam hal sosial, sekolah dan psikologis pada kehidupan seseorang.
Dimensi – Dimensi Problematic Internet Use (Caplan, 2010) a.
b. c.
d.
PROBLEMATIC INTERNET USE
Preference for online social interaction (POSI) Mood regulation Deficient self-regulation (Cognitive preoccupation, Compulsive internet use) Negative outcome
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kecerdasan Emosional Mayer (dalam Goleman, 1999) mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan juga orang lain serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Sedangkan menurut Efendi (2005) kecerdasan emosional adalah jenis kecerdasan yang fokusnya memahami, mengenali, merasakan, mengelola dan memimpin perasaan diri sendiri dan orang lain serta mengaplikasikannya dalam kehidupan pribadi dan sosial.
Komponen–Komponen Kecerdasan Emosional Menurut Salovey (dalam Goleman, 2015) a. Mengenali Emosi Diri b. Mengelola Emosi c. Memotivasi Diri Sendiri d. Mengenali Emosi Orang Lain e. Membina Hubungan
KECERDASAN EMOSIONAL
Keterkaitan Variabel X dan Y Problematic internet use merupakan sindrom multidimensional yang terdiri dari simptom kognitif, emosional, dan perilaku yang mengakibatkan seseorang kesulitan dalam mengelola kehidupannya disaat offline (Caplan, Williams & Lee, 2009). Mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan mampu mengendalikan emosi negatif yang dirasakan serta mengetahui bagaimana cara terbaik untuk mengelola emosi dan membatasi diri untuk menggunakan internet seperlunya sehingga tidak mengarah pada problematic internet use. Menurut Singh (2006), kecerdasan emosional adalah kemampuan seorang individu untuk secara tepat dan berhasil dalam menanggapi atau merespon berbagai rangsangan emosional yang timbul dari dalam diri maupun dari lingkungan saat ini.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Khoshnazar, Zokaie, Ranjbadar dan Kermani (2014) menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara kecerdasan emosional dan problematic internet use. Keterkaitan antara kecerdasan emosional semakin diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Melchers, Li, Chen, Zhang dan Montag (2015) hasilnya menunjukkan bahwa empati merupakan variabel penting untuk lebih memahami mengapa beberapa pengguna internet menghabiskan lebih banyak waktu untuk online. Terdapat hubungan negatif antara empati dan problematic internet use. Empati merupakan salah satu komponen kecerdasan emosional dari Salovey yang terdapat pada aspek mengenali emosi orang lain dan terdapat pula pada komponen kecerdasan emosional dari Bar-On yaitu pada aspek kemampuan interpersonal.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu adanya hubungan negatif antara kecerdasan emosional dan problematic internet use pada mahasiswa.
BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Kriterium Variabel Prediktor
Definisi Operasional Variabel Penelitian Problematic Internet Use
: Problematic Internet Use : Kecerdasan Emosional
Problematic internet use adalah sebuah keasyikan yang maladaptif pada penggunaan internet dalam periode lebih lama dari yang telah direncanakan dan mengakibatkan seseorang kesulitan dalam mengelola kehidupannya disaat offline. Problematic internet use pada partisipan penelitian ini diketahui berdasarkan skor yang diperoleh melalui skala GPIUS2 (Generalized Problematic Internet Use 2) yang diadaptasi dari Permatasari (2015) berdasarkan dimensi-dimensi atau konstruk problematic internet use dari Caplan (2010) yang meliputi Preference for online social interaction (POSI), mood regulation, deficient self regulation dan negative outcome. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi problematic internet use. Sebaliknya, semakin rendah nilai skor yang diperoleh, maka semakin rendah problematic internet use.
METODE PENELITIAN
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk memotivasi diri dan menghadapi tantangan lingkungan serta merasakan, memahami, memantau dan mengendalikan perasaan atau suasana hati dan dapat menggunakan perasaan tersebut untuk memandu pikiran dan tindakan. Kecerdasan emosional pada partisipan penelitian ini diketahui berdasarkan skor yang diperoleh melalui skala kecerdasan emosional yang diadaptasi dari Diantika (2016) berdasarkan komponen-komponen kecerdasan emosional dari Salovey (dalam Goleman, 2015), yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan. Semakin tinggi nilai skor yang diperoleh, maka semakin tinggi kecerdasan emosional. Sebaliknya, semakin rendah nilai skor yang diperoleh, maka semakin rendah kecerdasan emosional.
METODE PENELITIAN Partisipan Penelitian Populasi
Sampel
Teknik Sampling
Mahasiswa jenjang S-1 Universitas Gunadarma yang menggunakan jejaring sosial.
200 mahasiswa jenjang S-1 Universitas Gunadarma dengan karakteristik berusia 18-25 tahun baik lakilaki maupun perempuan yang juga merupakan pengguna jejaring sosial.
Purposive sampling yang termasuk ke dalam teknik non-probability sampling.
METODE PENELITIAN Teknik Pengumpulan Data Skala Problematic Internet Use
Skala problematic internet use yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari Permatasari (2015) yang disusun berdasarkan dimensidimensi problematic internet use oleh Caplan (2010).
Metode kuesioner dengan skala likert
Skala Kecerdasan Emosional
Skala kecerdasan emosional yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari Diantika (2016) yang disusun berdasarkan komponen-komponen kecerdasan emosional dari Salovey (dalam Goleman, 2015).
METODE PENELITIAN Uji Validitas, Diskriminasi Aitem Dan Uji Reliabilitas 1.
Uji Validitas
Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity). Validitas isi dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu logical validity (validitas logis) dengan melakukan expert judgment dan face validity (validitas tampang) dengan melakukan item wording.
2.
Uji Diskriminasi Aitem
Uji diskriminasi aitem pada penelitian ini menggunakan teknik item total correlation.
3.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan formula Alpha Cronbach.
Teknik Teknik analisis data yang digunakan untuk Analisis menguji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis korelasi product moment pearson. Data