HUBUNGAN ANTARA PROBLEMATIC INTERNET USE (PIU) DAN KESEPIAN PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK DI JAKARTA Zia Ully Kahfi Psikologi, Kost Manggis 3 no 23, 08971756401,
[email protected] (Zia Ully Kahfi, Esther Widhi Andangsari, M.Psi., Psikolog.)
ABSTRAK Tujuan penelitian ini menjelaskan hubungan antara Problematic Internet Use (PIU) dan kesepian pada remaja pengguna Facebook di Jakarta. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan dilakukan pembagian kuesioner kepada subjek remaja di kota Jakarta dengan rentang usia 14-18 tahun. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini menunjukkan hubungan positif antara Problematic Internet Use (PIU) dan Kesepian pada remaja pengguna Facebook di Jakarta. (ZUK) Kata kunci: Problematic Internet Use (PIU), Kesepian, Remaja.
ABSTRACT The purpose of this study describes the relationship between the Problematic Internet Use (PIU) and loneliness in adolescent Facebook users in Jakarta. The research method in this study is quantitative with the distribution questionnaire high school adolescent subjects in the city with an age range 14-18 years by 260 respondents. The results achieved in this study showed a positive relationship between the Problematic Internet Use (PIU) and loneliness in adolescent Facebook users in Jakarta. Keywords : Problematic Internet Use (PIU), Loneliness, Adolescent.
PENDAHULUAN Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial dimana para penggunanya dapat berinteraksi dengan orang lain di seluruh dunia (Kapang, 2009 dalam Rinjani & Firmanto, 2013). Di awal kemunculan Facebook hingga tahun 2013, sudah tercatat terdapat pengguna aktif sebanyak 1,19 miliar akun (Wahyudi, 2013). Pengguna Facebook di Indonesia hingga saat ini mencapai mencapai 51.515.480 orang yang menduduki peringkat ke empat negara pengguna Facebook terbanyak di dunia (Diyantoro, 2013). Khusus di kota Jakarta, sebuah survei statistik socialbakers.com tahun 2012 menyatakan kota Jakarta memiliki jumlah pengguna Facebook yaitu, 11.658.760 akun. Di awal tahun 2013 jumlah pengguna Facebook di Indonesia menurut checkFacebook.com pada tanggal 20 Maret 2013 adalah sebesar 47.165.080 pengguna, menempati urutan keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Brazil, dan India, dengan pengguna terbesar berada pada rentang umur 18-24 tahun sebanyak 20.237.840 orang (42,9%).
Bertentangan dengan visi Mark Zuckerberg yang menyatakan bahwa Facebook dapat mengobati rasa kesepian dan kerinduan menurut Lee (2013) Facebook tidak hanya menyembuhkan kesepian, tetapi sebenarnya menyebar kesepian antara teman-teman yang online. Lee (2013) juga menyebutkan sebuah studi penelitian pada Desember 2009 yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology menunjukkan bahwa kesepian terjadi didalam kelompok, dan kemudian menyebar karena diwakili oleh pergerakan jejaring sosial melalui proses penularan. Penyebaran kesepian ini ditemukan lebih kuat pada perempuan dibandingkan laki-laki.Reisch (2010) menyebutkan Sosial Network Site (SNS) seperti Facebook dan My Space bisa memberikan penggunanya rasa aman yang palsu, hingga pada akhirnya meningkatkan kesepian pada orang yang merasa sendirian. Kedua hal ini terkait pada problematic internet use dan kesepian.
METODE PENELITIAN Teknik pengambilan sampling yang akan peneliti gunakan adalah Nonprobability Sampling jenis teknik yang peneliti gunakan ialah Purposive Sampling. Asnawi & Wijaya (2005) menyatakan pengambilan sampel dalam teknik Purposive Sampling disesuaikan dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya (dalam tujuan penelitian) karena memiliki karakteristik / kriteria tertentu (dalam hal ini remaja pengguna Facebook). Alat ukur dari Caplan tahun 2003 yaitu GPIUS2 (Generalized Problematic Internet Use Scale 2) terdiri atas 15 item pertanyaan yang dianggap mewakili faktor-faktor dalam penggunaan internet bermasalah. GPIUS2 adalah versi revisi dan diperbarui dari Generalized Problematic Internet Use Scale (GPIUS) (Caplan, 2002 dalam Caplan, 2010). Alat ukur adaptasi dari UCLA Loneliness Scale versi 3 oleh Russell tahun 1996, pada awalnya alat ukur ini memiliki 20 item pertanyaan yang dianggap mewakili bagaimana individu bisa menggambarkan kesepian seseorang.
HASIL DAN BAHASAN 1.1. Gambaran Umum Responden Tabel 1.1 Jenis kelamin Responden N % laki-laki 99 38,1 Valid perempuan 153 58,8 Total 252 96,9 Missing System 8 3,1 Total 260 100,0 Dari Tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa jenis kelamin responden terbanyak adalah perempuan sejumlah 153 responden dengan presentase 58,8 %, laki-laki sejumlah 99 responden dengan presentase 38,1 %, dan 8 responden yang tidak menulis jenis kelamin dengan presentase 3,1%. Penulis menyimpulkan bahwa penggunaan internet terbanyak oleh responden yang perempuan dibanding dengan laki – laki. 1.2. Gambaran Tahun Mulai Penggunaan Facebook Tabel 1.2.1 Awal Tahun penggunaan Facebook N % 2006 4 1.5 2007 12 4.6 2008 43 16.5 2009 124 47.7 Tahun 2010 48 18.5 2011 15 5.8 2012 10 3.8 2013 4 1.5 Total 260 100.0 Dari Tabel diatas, dapat terlihat Tahun mulai penggunaan Facebook sejak 2006 – 2013. Tabel diatas menunjukan tahun 2006 terdapat 4 responden dengan 1,5%, tahun 2007 terdapat 12 responden dengan presentase 4,6%, tahun 2008 terdapat 43 responden dengan presentase 16,5%, tahun 2009 terdapat 124 responden dengan presentase 47,7%, tahun 2010 terdapat 48 responden dengan presentase 18,5%, tahun 2011 terdapat 15 responden dengan presentase 5,8%, tahun 2012 terdapat 10 responden dengan presentase 3,8%, tahun 2013 terdapat 4 responden dengan presentase 1,5%. Dalam hal ini maka penulis menyimpulkan tahun 2009 paling banyak dengan jumlah 124 orang dengan presentase 47,7%.
1.3. Gambaran Durasi Harian Penggunaan Facebook
Waktu
Missing Total
Tabel 1.3 Waktu penggunaan Facebook N % kurang dari 10 menit/hari 30 11,5 10 menit - 30 menit/hari 70 26,9 31-60 menit/hari 40 15,4 1-2 jam/hari 51 19,6 2-3 jam/hari 29 11,2 lebih dari 3 jam/hari 39 15,0 Total 259 99,6 System 1 0,4 260 100,0
Dari table diatas menunjukan waktu penggunaan Facebook dalam satu hari. Berdasarkan tabel tersebut maka terdapat 30 reponden yang kurang dari 10 menit/hari dengan presentase 11,5%, 70 responden yang 10–30 menit/hari dengan presentase 26,9%, 40 responden yang 31-60 menit/hari dengan presentase 15,4%, 51 responden yang 1-2jam/hari dengan presentase 19,6%, 29 responden yang 23jam/hari dengan presentase 11,2%, 39 responden yang lebih dari 3 jam/hari dengan presentase 15%. Berdasarkan tabel diatas maka penulis menyimpulkan bahwa waktu penngunaan Facebook atau Twitter adalah 10 – 30 menit dalam jumlah 70 orang dengan presentase 26,9 % dan terdapat 1 orang tidak menjawab penggunaan waktu dalam mengakses Facebook.
1.4. Gambaran Jumlah Teman Facebook yang dimiliki responden Tabel 1.4 Jumlah teman Facebook N % 11 – 50 4 1.5 51 – 100 10 3.8 101 – 150 10 3.8 151 – 200 13 5.0 Valid 201 – 250 12 4.6 251 – 300 20 7.7 301 – 400 18 6.9 Lebih dari 400 173 66.5 Total 260 100.0
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah teman yang dimiliki responden pemilik akun Facebook. Tabel diatas menunjukkan bahwa 11-50 teman terdapat 4 responden dengan presentase 1,5%, 51-100 teman terdapat 10 responden dengan presentase 3,8%, 101-150 teman terdapat 10 responden dengan presentase 3,8%, 151-200 teman terdapat 13 responden dengan presentase 5,0%, 201-250 terdapat 12 dengan presentase 4,6%, 251-300 teman terdapat 20 responden dengan presentase 7,7%, 301-400 teman terdapat 18 responden dengan presentase 6,9%, lebih dari 400 teman terdapat 173 responden
dengan presentase 66,5%. Berdasarkan tabel tersebut maka dapat disimpulkan oleh penulis bahwa paling banyak responden yang terdapat lebih dari 400 orang teman sebesar 66,5%.
1.5 Hasil uji korelasi antara PIU dan Kesepian:
Tabel Uji Korelasi PIU dan Lonelines PIU
Kesepia n .152* .014 260 1
Pearson Correlation 1 PIU Sig. (2-tailed) N 260 Pearson Correlation .152* Kesepian Sig. (2-tailed) .014 N 260 260 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Olah data SPSS 20.0
Tabel diatas menunjukan korelasi antara Problematic Internet Use dengan Kesepian dengan nilai korelasi (r= 0,152). menunjukkan nilai signifikan (2-tailed) sebesar 0.014 ( Berdasarkan hasil penelitian berarti H0 ditolak sementara Ha diterima, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara Problematic Internet Use (PIU) dan kesepian pada remaja pengguna Facebook di Jakarta. Nilai korelasi yang positif ini menunjukkan semakin tinggi tingkat penggunaan internet bermasalah atau Problematic Internet Use (PIU) maka pengguna internet semakin tinggi tingkat kesepian. Berdasarkan uji korelasi antara Problematic Internet Use (PIU) dan kesepian, berarti r= 0.152. Maka antara Problematic Internet Use (PIU) dan kesepian memiliki korelasi yang signifikan namun berada pada nilai yang kecil.
1.6 Korelasi PIU dan Durasi Mengakses Facebook Korelasi PIU dan Durasi Mengakses Facebook duration PIU Pearson Correlation 1 .241** duration Sig. (2-tailed) .000 N 259 259 ** Pearson Correlation .241 1 PIU Sig. (2-tailed) .000 N 259 260 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). Sumber: Olah data SPSS 20.0
Tabel diatas menunjukkan analisa tambahan antara nilai korelasi PIU dan Durasi mengakses dan (r= 0.241.). Hasil korelasi ini Facebook memperoleh nilai signifikan (2-tailed) 0.000 ( menunjukkan terdapat hubungan positif antara Problematic Internet Use (PIU) dan durasi penggunaan Facebook, artinya semakin tinggi tingkat Problematic Internet Use (PIU) maka durasi penggunaan Facebook seseorang akan semakin tinggi dan sebaliknya pula semakin tinggi durasi penggunaan Facebook maka semakin tinggi tingkat Problematic Internet Use (PIU) seseorang. Berdasarkan uji korelasi antara Problematic Internet Use (PIU) dan durasi, berarti r= 0.241. Maka antara Problematic Internet Use (PIU) dan durasi memiliki korelasi yang signifikan namun berada pada nilai yang kecil.
1.7 Korelasi antara Kesepian dengan Durasi mengakses Facebook Korelasi antara Kesepian dengan Durasi mengakses Facebook duration Kesepian Pearson Correlation 1 -.036 duration Sig. (2-tailed) .562 N 259 259 Pearson Correlation -.036 1 Kesepian Sig. (2-tailed) .562 N 259 260 Sumber: Olah data SPSS 20.0 Table diatas menunjukkan nilai korelasi antara durasi dan Kesepian memiliki nilai sebesar 0.562 (p>0.05), sedangkan korelasi antara Kesepian dan durasi mengakses Facebook memiliki nilai (r = 0.036). Dalam hal ini menunjukkan tidak ada hubungan antara Kesepian dan durasi dalam mengakses Facebook.
1.8 Korelasi Jumlah teman Facebook dan Kesepian Korelasi antara Jumlah teman Facebook dan Kesepian Facebook Pearson Correlation Facebook
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Kesepian
1
Sig. (2-tailed)
N Sumber: Olah data SPSS 20.0
Kesepian -.055 .379
260
260
-.055
1
.379 260
260
Tabel diatas menunjukkan nilai korelasi antara Jumlah teman Facebook dan Kesepian memiliki nilai sebesar 0.379 (p>0.05), sedangkan tingkat korelasi antara Jumlah teman Facebook dan kesepian memiliki nilai (r = 0.055). Dalam hal ini menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara Jumlah teman Facebook dan kesepian.
SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara Problematic Internet Use (PIU) dengan kesepian pada remaja pengguna Facebook di Jakarta. Hasil uji korelasi antara Problematic Internet Use (PIU) dengan durasi mengakses Facebook juga terdapat hubungan positif, dalam hal ini lamanya waktu dalam mengakses Facebook juga berpengaruh akan penggunaan internet yang bermasalah. Dalam penelitian ini, PIU dan kesepian memiliki hubungan yang positif. Hasil hubungan positif kedua variabel membuktikan bahwa penggunaan internet yang berlebihan dapat menimbulkan penggunaan internet bermasalah, semakin tinggi PIU maka kesepian yang dialami remaja akan semakin tinggi. Mengakses Facebook bagi remaja menimbulkan masalah dalam kehidupan mereka yang pada umumnya terkait manajemen waktu penggunaan Facebook. Hal ini perlu diperhatikan karena pada zaman yang makin berkembang ini sudah banyak gadget, smartphone dan media akses internet lainnya yang dapat diperoleh dengan mudah sehingga membuat seseorang menjadi ketagihan untuk terus online. Ditambah dengan berbagai fitur Facebook seperti game dan fitur-fitur lainnya yang selalu memiliki inovasi terbaru yang membuat banyak penggunanya selalu ingin mencoba dan penasaran sehingga membuat pengguna Facebook menjadi lupa waktu. Dalam sebuah studi pada mahasiswa, menurut (Koc, 2011 dalam Serin, 2011) menyimpulkan bahwa penggunaan internet menyebabkan peningkatan gangguan psikologis seperti depresi dan kesepian. Selain itu, pecandu internet yang tidak memiliki dukungan sosial mencari solusi online untuk masalah mereka, dan ini menyebabkan masalah psikologis lebih lanjut dan gejala kecemasan. Dalam korelasi antara Problematic Internet Use (PIU) dan durasi penggunaan Facebook membuktikan adanya hubungan positif antara keduanya. Mengakses Facebook berjam-jam dengan menggunakan internet secara interpersonal membuat individu menjadi lebih nyaman berinteraksi secara online tanpa bertatap muka dengan lawan bicaranya. Dengan adanya temuan ini, para remaja pengguna Facebook harus semakin berhati-hati dengan durasi menggunakan Facebook mengingat adanya kaitan dengan Problematic Internet Use (PIU), karena PIU memiliki gejala yang negatif baik dalam hal kognitif, emosi, dan juga perilaku. Dalam korelasi antara kesepian dan durasi mengakses Facebook, tidak memiliki hubungan korelasi yang positif karena pada dasarnya kesepian merupakan kurangnya interaksi intim dan sosial seseorang yang bukan disebabkan karena durasi dalam penggunaan Facebook. Adanya timbal balik antara sesama pengguna Facebook, misal saat saling berbalas komentar akan memberikan ganjaran tersendiri yaitu, memberikan perasaan positif yang dihubungkan dengan kedekatan (keintiman) hubungan antar pribadi. Jumlah teman di Facebook dan kesepian tidak menunjukkan adanya hubungan antara jumlah teman dan kesepian dalam mengakses Facebook, banyak atau sedikitnya teman yang
dimiliki tidak memiliki pengaruh pada tingkat kesepian penggunanya karena gejala kesepian tidak dapat ditentukan dalam penggunaan Facebook dan kesepian tidak dapat ditentukan dengan melihat jumlah teman yang dimiliki dalam akun Facebook seorang remaja. Kesepian merupakan perasaan yang subyektif yang perlu disadari oleh individu yang bersangkutan, sehingga remaja perlu mawas diri dengan kesepian. Keterbatasan dalam penelitian ini yang dirasakan yakni kurangnya jangkauan untuk dilakukan pengambilan data ke Kepulauan Seribu yang masih merupakan wilayah Jakarta, serta tidak meratanya kuota sampel dan pembagian kuesioner pada tiap-tiap daerah. Ada baiknya untuk peneliti selanjutnya melakukan pembagian kuesioner secara merata ditiap kota Jakarta, agar kuota bisa sama rata didapatkan. Saran Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian terkait, sebaiknya : a. Untuk Penelitian selanjutnya sebaiknya lebih merata dalam menyebarkan kuesioner pada setiap masing-masing kota Jakarta agar kuota sampel dapat setara pada seluruh wilayah Jakarta. b. Penelitian berikutnya bisa tentang studi yang melihat pengaruh PIU bagi kesepian pada remaja atau pengaruh kesepian terhadap PIU. c. Mencari dan mengambil sampel responden di Pesantren dan Sekolah yang muridnya tinggal di Asrama karena pada penelitian kali ini, peneliti belum melakukan pengambilan data di Pesantren dan Siswa Asrama karena menurut peneliti Murid Pesantren dan Siswa Asrama di zaman sekarang pasti sudah banyak yang memiliki media sosial, terutama Facebook. Sehingga perlu dilakukan pengambilan sampel untuk mereka untuk melihat fenomena yang terkait.
Daftar Pustaka Amichai-Hamburger, Y. (2013). Youth internet and wellbeing. Computers in Human Behavior, 29, 1-2. Anna, L. K. (2011, Agustus 9). Bahaya Facebook Untuk Remaja. Kompas. Retrieved Oktober 30, 2013, from Kompas Health: http://health.kompas.com/read/2011/08/09/15014293/Bahaya.Facebook.untuk.Remaja Asnawi, S. K., & Wijaya, C. (2005). Riset Keuangan : Pengujian-pengujian Empiris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Asandi & Rosyidi. (2010). Self-Disclosure pada Remaja Pengguna Facebook. JurnalPenelitian Psikologi, 01(01), 87-98. Bozoglan, Demirer & Sahin. (2013). Kesepian, self-esteem, and life satisfaction as predictors of Internet addiction: A cross-sectional study among Turkish university students. Scandinavian Journal of Psychology, 54, 313–319 Bryan, F.B; Kluwe, K & Locatelli, S.M (2012). Facebook use and the tendency to ruminate among college students : testing mediational hypotheses. J.Educational Computing Research. 46(4), 377-394.
Caplan, S.E. (2003). Preference for Online Social Interaction. A theory of Problematic Internet Use and Psychosocial Well-Being. Communication Research, 30(6), 625-648. Caplan, S.E, Williams, D. & Yee, N. (2009) Problematic Internet use and psychosocial well-being among MMO players. Computers in Human Behavior. doi:10.1016/j.chb.2009.06.006 Caplan, S.E (2010). Theory and measurement of generalized problematic Internet use: A two-step. Computers in Human Behavior , 1089–1097. Cao, Sun, Wan, Hao, & Tao. (2011). Problematic Internet use in Chinese adolescents and its relation to psychosomatic symptoms and life satisfaction. 11-802. Chittaro L., Vianello, A. (2013). Time perspective as a predictor of problematic Internet use: a study of Facebook users, Personality and Individual Differences, 55(8), 989–993. Datta, A., Shulman, S., Zheng, B., Lin, S.-D., Sun, A., & Lim, E. P. (2011). SocialInformatics. New York: Springer. Diyantoro, A.Y. (2013). Inilah Jumlah Pengguna Facebook Indonesia. (12-13-2013). http://10507276.blog.unikom.ac.id/inilah-jumlah-atau.65o Dunay, P.& Krueger, R. (2010). Facebook Marketing For Dummies. Indiana: Wiley Publishing.inc. Dogan, T., Cotok, N.A. & Tekin, E.G. (2011) Reliability & validity of the Turkish Version of the UCLA Kesepian Scale (ULS-8) among university students. 2058–2062. Edufa counseling. (2013, September 10). Retrieved Oktober 30, 2013, from Gejala Penggunaan Internet Yang Bermasalah Pada Remaja: http://edufacounseling.com/artikel/gejala-penggunaan-internet-yangbermasalah-pada-remaja Harits, A. (2011, Oktober 6). Wordpress. Retrieved Oktober 20, 2013, from Pendapat Tentang New Media: http://abdurrahmanharits.wordpress.com/2011/10/06/pendapat-tentang-new-media/ Jasmine, C. (2009). Cepat dan Mudah Menguasai Facebook untuk Pemula. Yogyakarta : IndonesiaTera. Jenny, D. J., & Theo, V. T. (2006). A 6-Item Scale for Overall, Emotional, and SocialKesepian Confirmatory Tests on Survey Data. Research on Aging, 28 (5). Indonesia Facebook Statistics. (2012). Retrieved Oktober, 2013, from http://www.socialbakers.com/Facebook-statistics/indonesia Kittiner, R. ; Correia, C, J & Irons, J.G (2012). Relationship Between Facebook Use and Problematic Internet Use Among College Students. Rapid Communications : Mary Ann Liebert, Inc. Laws, D.R & O'Donohue, W.T (2008). Sexual Deviance : Theory, Assessment, and Treatment. New York : Guilford Press.
Lee, B. W., & Stapinski, L. A. (2012). Seeking safety on the internet: Relationship between social anxiety and problematic internet use. Journal of Anxiety Disorders, 26, 197-205. Lin, C. H; Lin, S. L; Wu, Chin-Pi. (2009). The effects of parental monitoring aqnd leisure boredom on adolescents’ internet addiction. Adolescence. 993-1004. Marchie, S. (2012, April 2). The Atlantic. Is Facebook Making Us Lonely?. (10-20-2013) .retrieved Oktober 20, 2013, from Is Facebook Making Us Lonely?: http://www.theatlantic.com/magazine/archive/2012/05/is-Facebook-making-us-lonely/308930/ Rahmania, A. ; Cahyanto, A. & Destarina, Y. (2010). Internet Sehat Facebook & Twitter. Penebar Plus : Depok. Reisch, GA. (2010). Facebook and Philosophy : 50. USA : Carus Publishing Company. Rinjani, H. & Firmanto, A. (2013). Kebutuhan Afiliasi dengan intensitas mengakses Facebook pada remaja. 01(01), 2301- 8267. Santoso, S. (2010). Kupas Tuntas Riset Eksperimen dengan Excel 2007 dan Minitab 15. Jakarta: Elex Media Komputindo. Santrock, J. W. (2003). Adolescence edisi 6. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2002). Perkembangan masa hidup : life-span development. Jilid II. (5th ed.). Jakarta : Erlangga. Sears, D. O & Taylor, S. E & Peplau, L. A. (1991). Social psychology. (7th ed.). Englewood Cliff NJ : Prentice Hall International, Inc. Serin, N. B (2011). An examination of predictor variables for problematic internet use. The Turkish Online Journal of Educational Technology, 10(3). Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama. Tutgun, A., Deniz, L. & Moon, M. K. (2011).comparative study of problematic internet use and kesepian among turkish and korean prospective teachers. The Turkish Online Journal of Educational Technology, 10(4). Wahyudi, R.(2013). Facebook tembus 1,19 Milyar pengguna Aktif. (12-13-2013). http://tekno.kompas.com/read/2013/10/31/1426203/Facebook.Tembus.1.19.Miliar.Pengguna.Aktif Wong. (2001). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6, Vol 1. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Wong. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Valentini, V & Nisfianoor, M. (2006). Lingkungan Keluarga dan Peluang Munculnya Masalah Remaja. Jurnal Provitae. 2, 1 - 6. Young, K.S & Abreu, C.N. (2011). Internet Addiction. New Jersey: John Wiley & Sons. Yusuf, S. (2006). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: Rosda.
RIWAYAT PENULIS Zia Ully Kahfi lahir di Singkawang 06 Oktober 1991. Peneliti menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang pada tahun 2014.