HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR LABORATORIUM SKILL (The Correlation of Emotional Quotient and Independent Learning with the Student Result of Skill Laboratory) Laily Prima Monica Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Patria Husada Blitar Jl. Sudanco Supriyadi No. 168 Blitar e-mail:
[email protected]
Abstract : The learning process is complex and comprehensive. In midwifery education, emotional intelligence skills needed to increase result of learning that are based on emotional intelligence so as to produce an best achievement.. Method: The research design was correlational design. The sample are 34 student of in D III midwivery on STIKes Patria Husada Blitar, it was choosen using exhausted sampling. The data was collected by questionnaire. Result : Based on statistical using multiple linear regression model obtained sig = 0.001. This shows 0.000 <0.05 that the presence of the above found that the pvalue (0,001) <0.05, it can be concluded that there are significant that that there was a relation between emotional quotient and independent learning with the student result of skill laboratory in pathology midwifery care. Emotional quotient and independent learning can increase student result of skill laboratory Keywords : emotional quotient, independent learning, student result
Proses belajar adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan peserta didik yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada peserta didik yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun
ada peserta didik yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. (Mubayidh, 2006:16) Dalam proses belajar peserta didik, IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata kuliah yang disampaikan. Namun biasanya kedua inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar peserta didik di sekolah (Goleman, 2003:340). Disisi lain, EQ juga
Hubungan Kecerdasan Emosional dan kemandirian Belajar Laboratorium Skill
Dengan Prestasi Belajar
33
mempengaruhi kecerdasan intelektualnya. EQ juga mempengaruhi keinginannya untuk belajar dan mendapatkan keterampilan serta pengalaman yang baru (Mubayidh,2006:17). Pendidikan sejak dahulu lebih banyak memberi perhatian terhadap IQ peserta didik dibanding kecerdasan emosi. Menurut survey sebuah pendapat yang mencengangkan dari Goleman (2003:340) menyebutkan bahwa seiring skor IQ yang semakin tinggi, kecerdasan emosi justru menurun. Hal yang paling menghawatirkan adalah data dari sebuah survey besar – besaran terhadap orangtua dan guru menunjukkan bahwa anak didik generasi sekarang lebih sering mengalami masalah emosi dibanding generasi terdahulu. Meskipun telah diperbincangkan selama puluhan tahun dengan berbagai sebutan, dari karakter, dan kepribadian hingga “keterampilan halus” dan “keahlian”, sekarang telah ada pemahaman yang lebih tepat tentang bakat – bakat manusiawi ini yaitu kecerdasan emosi. Menurut Goleman (2003:124), kecerdasan emosional adalah kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, dan bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih – lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa. Menurut hasil riset, jika dibandingkan faktor – faktor lain yang menentukan keberhasilan seseorang dalam menjalankan pekerjaan dan profesinya, IQ dinilai hanya memberikan andil tak lebih dari 25 %. Riset lain hanya memberikan 10 %, bahkan ada yang memberikan 4% pada IQ. Riset lain menghasilkan teori bahwa kecerdasan emosional lebih berpengaruh empat kali lipat daripada kecerdasan intelektual (IQ) dalam menentukan keberhasilan peserta didik (Mubayidh,2006:12).
Dalam pendidikan kebidanan, kecerdasan emosional dibutuhkan sebagai kecakapan hasil belajar yang didasarkan pada kecerdasan emosi sehingga mampu menghasilkan prestasi yang menonjol. Kecerdasan emosi menentukan potensi peserta didik untuk mempelajari keterampilan – keterampilan praktis yang didasarkan pada lima unsurnya, yaitu kesadaran diri, motivasi, pengaturan diri, empati dan kecakapan dalam membina hubungan dekat dengan orang lain (Goleman,2003:142). Akademi kebidanan sendiri merupakan institusi pendidikan yang menggunakan metode pembelajaran dengan 40% teori dan 60 % praktik, sehingga untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran tidak hanya dari nilai teori namun juga dilihat dari skill atau praktik klinik asuhan kebidanan yang diberikan. Setelah mahasiswa dinyatakan lulus pembelajaran di kelas, maka mahasiswa siap untuk diterjunkan di lahan praktik untuk melaksanakan praktik klinik. Praktik klinik merupakan bentuk pengalaman nyata bagi mahasiswa untuk belajar berinteraksi dengan klien. Karena klien berasal dari berbagai macam suku, agama dan status sosial, maka diperlukan perhatian dan kesungguhan diri. Hasil belajar yaitu hasil yang telah diperoleh peserta didik dari pengalaman-pengalaman dan latihan-latihan yang diikutinya selama pembelajaran yang berupa kognitif, afektif, dan psikomotorik (Dimyati dan Mujiono,2006:30). Rumusan masalahnya adalah apakah ada hubungan kecerdasan emosional dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar laboratorium skill. Tujuan umumnya adalah mengetahui hubungan kecerdasan emosional dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar laboratorium skill. Sedangkan tujuan khususnya adalah (1) Mengidentifikasi hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar laboratorium skill,
Hubungan Kecerdasan Emosional dan kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Laboratorium Skill
34
Monica, Hubungan Kecerdasan Emosional dan .......
(2) Mengidentifikasi hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar laboratorium skill, (3) Menganalisis hubungan hubungan kecerdasan emosional dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar laboratorium skill. Manfaat penelitian secara teoritis adalah penelitian ini akan mendukung teori tentang kecerdasan emosional dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar serta kemandirian yang ada pada seseorang akan memberikan pengaruh prestasi belajarnya. Manfaat secara praktis adalah dapat digunakan sebagai salah satu indikator dalam menentukan kebijakan berkaitan dengan upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa.
HASIL PENELITIAN Karakteristik responden tertera pada tabel di bawah. Tabel 1. Karakteristik responden No Karakteristik 1 19-21 tahun 2 › 21 tahun
f 29 5
% 85,3 14,7
Tabel 2. Pendidikan Orang Tua No 1 2 3 4
Pendidikan Ortu SD SMP SMA Perguruan Tinggi
f
% 5 5 11 13
14.7 14.7 32.4 38.2
Tabel 3. Alasan Masuk D III kebidanan
BAHAN DAN METODE Desain dalam penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan potong lintang (crosssectional). ). Sampel terdiri atas 34 mahasiswa tingkat III Program Studi D III Kebidanan STIKes Patria Husada Blitar dengan menggunakan exhaustive sampling. Variabel terikat adalah hasil belajar, variabel bebas adalah kecerdasan emosional dan kemandirian belajar, yang dikumpulkan dengan dua kuesioner tertutup yang telah diuji validitas dan reliabilitas, dengan korelasi item total > 0,20 dan Alpha Cronbach > 0,60. Data dianalisis menggunakan analisis regresi linier ganda.
No 1 2 3
Pengetahuan Keinginan Sendiri Keinginan orang tua Saran dari teman atau saudara
f 24 9 1
% 70.6 26.5 2.9
Tabel 4. Tabel Karakteristik Sampel (data kontinu) No 1 2 3
Pengetahuan Kecerdasan Emosional
Mean 75,56
SD 10,4
Min 56,00
Maks 100,0
Kemandirian Belajar Prestasi Belajar
84,59
10,4
62,00
104,0
76,65
7,72
65,00
90,0
Tabel 5. Korelasi kecerdasan emosional dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar Variabel Independen
Variabel Dependen
Koefisien korelasi (pearson correlation)
p
Kecerdasan Emosional
Prestasi Belajar
0,932
< 0.001
Kemandirian Belajar
Prestasi Belajar
0,928
< 0.001
Hubungan Kecerdasan Emosional dan kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Laboratorium Skill
35
Tabel 6. Hasil analisis regresi linier ganda tentang kecerdasan emosional dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
17.562
5.307
3.309
.002
Kecerdasan Emosional
.533
.059
.745
9.079
.000
Kemandirian Belajar
.222
.060
.302
3.677
.001
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa hasil analisis regresi linier ganda yang menghubungkan nilai prestasi belajar laboratorium skill dengan kecerdasan emosional dan kemandirian belajar. Konstanta sebesar 17,562 yang memiliki arti bahwa jika kecerdasan emosional (X1) dan kemandirian belajar (X2) nilainya 0, maka nilai prestasi belajar (Y) nilainya adalah 17,562. Koefisien regresi variabel kecerdasan emosional (X1) sebesar 0,533 dengan asumsi bahwa koefisien tersebut bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar, peningkatan 1 poin kecerdasan emosional akan meningkatkan 0,533 poin prestasi belajar, jadi semakin tinggi kecerdasan emosional, semakin tinggi pula prestasi belajar mahasiswa. PEMBAHASAN Kecerdasan emosional dengan prestasi belajar laboratorium skill Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Goleman (2003:52), bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik dalam belajar. Sesuai tabel 4.5, setiap peningkatan 1 poin skor kecerdasan emosional akan
Koefisien regresi variabel kemandirian belajar (X2) sebesar 0,222 dengan asumsi bahwa variabel independen bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar, peningkatan 1 poin kemandirian belajar akan meningkatkan 0, 222 poin prestasi belajar, jadi semakin tinggi kemandirian belajar mahasiswa, semakin baik pula prestasi belajar yang akan diperoleh. Koefisien regresi linear ganda (F) sebesar 72,595 dengan nilai signifikansi 0,000 atau kurang dari 0,05 memiliki arti bahwa adanya hubungan yang positif antara kecerdasan emosional dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar yang diperoleh.
meningkatkan 0,533 poin skor prestasi belajar. Dengan kata lain setiap peningkatan 10 poin skor kecerdasan emosional akan meningkatkan 5,333 poin prestasi belajar pada skala 100. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan positif dan secara statistik
Hubungan Kecerdasan Emosional dan kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Laboratorium Skill
36
Monica, Hubungan Kecerdasan Emosional dan .......
signifikan tentang kecerdasan emosional dengan hasil belajar (b = 0,533; p = 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan kecerdasan emosional berpengaruh terhadap peningkatan prestasi akademik mahasiswa. Dengan kecerdasan emosional, individu mampu mengetahui, mneganggapi perasaan mereka sendiri dengan baik dan mampu membaca dan menghadapi perasaan – perasaan orang lain dengan efektif. Individu dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan besar akan berhasil dalam kehidupan dan memiliki keinginan untuk berprestasi, hal inilah yang meningkatkan prestasi akademik mahasiswa. Goleman (2003:52) menjelaskan kecerdasan emosional sebagai serangkaian kemampuan pribadi, emosi mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungann. Pendapat ini menejelaskan bahwa kecerdasan emosional dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam mengatasi masalah termasuk problem – problem kuliah. Margasari N, dkk.(2012:5), menjelaskan perlunya mengaitkan antara prestasi mahasiswa dengan penilaian yang berhubungan dengan emosi adalah bahwa kecerdasan emosi ternyata lebih banyak memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk mencari manfaat dan potensi mereka serta mengkatifkan aspirasi dan nilai – nilai yang paling dalam, mengubahnya dari apa yang mereka pikirkan menjadi apa yang mereka jalani dalam aktivitas sehari hari. Emosi berlaku sebagai sumber energi, autensitas dan semangat manusia yang paling kuat, yang bisa memberikan sumber kebijakan intuitif bagi mahasiswa. Secara realita, perasaan memberi kita informasi penting dan berpotensi menguntungkan setiap saat. Umpan balik ilmiah, dari hati, bukan hanya pikiran di kepala saja, yang menyalakan kreativitas, membuat jujur terhadap diri sendiri,
menjalin hubungan yang saling mempercayai, memberi panduan nurani bagi hidup dan karir, menuntun kita kepada kemungkinan yang tidak terduga, dan bisa menyelamatkan diri kita atau organisasi dari kehancuran. Penelitian Margasari,dkk (2012:5) juga menunjukkan bahwa kecerdasan emosional secara positif berpengaruh terhadap belajar mahasiswa. Secara teoritis dan konseptual emosi telah dijelaskan secara gamblang oleh terutama bagaimana seseorang mengelola emosinya ketika yang bersangkutan sedang mengalami ketegangan. Ketika ketegangan muncul, kadang orang tidak menyadari bahwa disana ada suatu energi yang hilang karena terjebak dalam suasana hati yang tidak menyenangkan sehingga kehilangan semangat dan keuletan. Perasaan waspada juga hilang secara otomatis mempengaruhi kemampuan untuk memperhatikan apapun atau siapapun secara teliti dan sungguh – sungguh. Ini menyebabkan turunnya kecerdasan emosional dan mengganggu hubungan dengan orang lain. Hasil belajar akan dapat diperoleh tidak hanya memperhatikan kecerdasan intelektual mahasiswa, tetapi juga kecerdasan emosinya. Kecerdasan intelektual saja tidak memberikan persiapan pada mahasiswa untuk menghadapi gejolak, kesempatan atau kesulitan – kesulitan dalam melaksanakan laboratorium skill. Dengan kecerdasan emosional, individu mampu mengetahui dan menanggapi perasaan sendiri dengan baik dan mampu membaca, menghadapi perasaan – perasaan orang lain dengan efektif. Mahasiswa dengan kecerdasan emosional yang berkembang baik, secara efektif dapat menghayati nilai dari obyek – obyek yang dihadapi melalui perasaan dan dapat mengungkapkan ekspresinya secara wajar. Mahasiswa juga akan lebih mampu mengatasi masalah – masalah yang terjadi
Hubungan Kecerdasan Emosional dan kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Laboratorium Skill
37
di pada saat belajar praktik laboratorium. (Goleman, 2003:50). Hasil – hasil penelitian menunjukkan bahwa anak – anak yang dilatih emosinya pada permulaan masa kanak – kanak akan lebih mampu mengembangkan kemampuan keterampilan sosial dikemudian hari, keterampilan tersebut mampu membantu mereka dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Dalam mencapai suatu prestasi, dalam diri peserta didik salah satunya juga dipengaruhi oleh gangguan emosional. Perasaan cemas, marah, atau depresi mengalami kesulitan belajar, orang – orang yang terjebak dalam keadaan – keadaan ini juga menemui kesukaran menyerap informasi dengan efisien atau menanggulanginya dengan benar. Dalam artian inilah kecerdasan emosional merupakan kecakapan utama, kemampuan yang secara mendalam mempengaruhi semua kemampuan lainya, baik memperlancar maupun menghambat kemampuan – kemampuan (Goleman, 2003:54). Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi kecerdasan emosional dan kemandirian belajar memberikan sumbangan yang efektif terhadap peningkatan prestasi belajar mahasiswa. Margasari,dkk.2009, menemukan bahwa terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan orentasi tujuan, task mastery dan kepuasan hidup. Secara spesifik, kecerdasan emosional yang lebih tinggi berkorelasi dengan kompetensi individu menuju perilaku yang beradaptasi dengan taskoriented. Hasil penemuan ini juga menawarkan kepada konstruksi global tentang arti pentingnya kecerdasan emosional dan daya prediksinya dalam hubungannya dengan aspek – aspek tertentu dari fungsi personal atau individu. Sementara itu, untuk menguji keterkaitan antara kecerdasan emosional dengan
prestasi akademik, Schutte et al dalam (Margasari,2012:4) menghipotesiskan bahwa kecerdasan emosional akan menjadi nilai prediksi bagi prestasi akademik diantara mahasiswa undergraduate (program level sarjana). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor atas kecerdasan emosional secara signifikan menjadi nilai prediksi bagi pembimbing akademik para mahasiswa. Kemandirian belajar dengan prestasi belajar laboratorium skill Kemandirian pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar (Elvira,2013:7). Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian ini. Sesuai tabel 4.5 setiap peningkatan 1 poin skor kemandirian belajar akan meningkatkan 0,222 poin skor prestasi belajar. Dengan kata lain setiap peningkatan 10 poin skor kemandirian akan meningkatkan 2,22 poin prestasi belajar pada skala 100. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan positif tentang kemandirian dengan prestasi belajar (b = 0,222; p = < 0,001). Dari hasil diatas maka dapat dijelaskan adanya hubungan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar laboratorium skill karena kemandirian memberikan dorongan pada individu atau mahasiswa untuk melakukan kegiatan laboratorium skill sendiri. Adanya dorongan untuk belajar, maka potensial akan memperoleh hasil yang lebih baik (Sumarmo, 2007:10). Seseorang yang masuk dalam bidang pendidikan, bila disertai dengan kemandirian yang tinggi maka akan muncul semangat yang tinggi dan selalu memprioritaskan kegiatannya untuk kepentingan belajar sehingga memperoleh hasil atau prestasi secara optimal. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Sumarmo (2007:21) bahwa peserta didik dengan kemandirian yang
Hubungan Kecerdasan Emosional dan kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Laboratorium Skill
38
Monica, Hubungan Kecerdasan Emosional dan .......
tinggi akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Sebaliknya kemandirian yang kurang atau rendah maka tidak ada atau kurang semangat dalam aktifitas belajarnya sehingga hasil yang diperoleh kurang maksimal. Kemandirian yang kurang dapat ditumbuhkan dengan berbagai cara seperti memberi ulangan, memberi nilai dan memberi umpan balik (feedback), diciptakan kompetisi, memberi hadiah (reward) maupun hukuman (punishment). Kemandirian belajar adalah proses aktif dan konstruktif peserta didik dalam menetapkan tujuan untuk proses belajarnya dan berusaha untuk memonitor, meregulasi dan mengontrol kognisi, motivasi, perilaku, yang kemudian semuanya diarahkan dan didorong oleh tujuan dan mengutamakan konteks lingkungan. Mahasiswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi adalah peserta didik yang secara metakognitif, motivasional dan behavioral merupakan peserta aktif dalam proses belajar. Ada tiga karakteristik yang termuat dalam pengertian kemandirian belajar dalam yaitu individu merancang belajarnya sendiri sesuai dengan keperluan atau tujuan individu yang bersagkutan, individu memilih strategi dan melaksanakan rancangan belajarnya dan individu memantau kemajuan belajarnya sendiri, mengevaluasi hasil belajarnya dan dibandingkan dengan standart tertentu. Kemandirian belajar yang digabung dengan kecerdasan emosional akan semakin meningkatkan orientasi belajar sehingga dengan sendirinya akan menaikkan prestasi akademik mahasiswa. Kecerdasan emosional dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar laboratorium skill Kecerdasan emosional dan kemandirian belajar berhubungan positif
terhadap hasil belajar laboratorium skill asuhan kebidanan. Secara bersama – sama kecerdasan emosional dan kemandirian belajar mampu menjelaskan variasi prestasi belajar laboratorium skill asuhan kebidanan. Berdasarkan perhitungan statistik regresi linier ganda hasil variabel kecerdasan emosional dan kemandirian mampu menjelaskan variasi hasil belajar sebesar 80,2 % ( R2 = 0, 908; p < 0,001). Hal ini menunjukkan bahwa persentase atau sumbangan pengaruh variabel independen (kecerdasan emosional dan kemandirian belajar terhadap variabel dependen (prestasi belajar) sebesar 80,2 %. Variasi variabel independen yang disumbang oleh kecerdasan emosional dan kemandirian belajar mampu menjelaskan sebesar 80,2 % prestasi belajar. Sedangkan sisanya 10,8 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Dari hasil yang ada dapat dikatakan kecerdasan emosional dan kemandirian belajar berhubungan dengan kompetensi laboratorium skill asuhan kebidanan. Dengan demikian secara simultan variabel kecerdasan emosional dan kemandirian belajar dapat menerangkan prestasi belajar laboratorium skill asuhan kebidanan. Disamping itu kecerdasan emosional juga dihubungkan dengan kemajuan organisasi. Kecerdasan emosional digabungkan dengan kemandirian belajar akan semakin meningkatkan orientasi belajar sehingga dengan sendirirnya akan menaikkan prestasi akademiknya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan di dapatkan hasil sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
Hubungan Kecerdasan Emosional dan kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Laboratorium Skill
39
laboratorium skill asuhan kebidanan (b = 0,533; p = 0,000) 2. Ada hubungan antara kemandirian dengan prestasi belajar laboratorium skill asuhan kebidanan (b = 0,222; p = 0,001) 3. Ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar sebesar 80,2 % ( R2 = 0, 802; p < 0,001). Saran 1. Perlu adanya tes kecerdasan emosional dan kemandirian untuk mengetahui sejauh mana kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan praktik klinik asuhan kebidanan. Selain itu, perlu adanya persyaratan minimal untuk melaksanakan praktik klinik dilahan praktik, misalnya dengan adanya batas nilai minimal laboratorium skill asuhan kebidanan. Sehingga dengan kecerdasan emosional dan kemandirian belajar yang baik diharapkan hasil praktik klinik mahasiswa juga semakin baik. 2. Diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor- faktor atau variabel lain yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa sehingga mampu lebih memperkaya literatur tentang prestasi belajar.
Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta :Jakarta Elvira.Ninil. 2013. Peningkatan Kemandirian Belajar Peserta didik Melalui Layanan Bimbingan Kelompok. Jurnal Ilmiah Konseling: http:/ejournal.unp.ac.id/index.php/kons elor, diakses tanggal 30 Agustus 2013 Goleman, Daniel. 2003. Emotional Intelligence. PT Gramedia Pustaka Utama :Jakarta Margasari, N. 2012. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar dengan jenis kelamin dan level akademis sebagai variabel Pemoderasi : Studi Empiris pada Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta . Universitas Negeri Yogyakarta Mubayidh,Makmun.2006. Kecerdasan dan Kesehatan Emosion al Anak Referensi Penting Bagi Para Pendidik dan Orang Tua. Pustaka Al-Kautsar : Jakarta Sumarmo, Utari (2007). Kemandirian Belajar : Apa, Mengapa , dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. Laporan Penelitian : FPMIPA UPI. Jurnal Ilmu Pendidikan Matematika. http://math.sps.upi.edu/wpcontent/upload/2010/02/KEMANDIRIA N-BELAJAR-MAT-Des06 new.pdf.com). Diakses tanggal 24 April 2014.
DAFTAR RUJUKAN
Hubungan Kecerdasan Emosional dan kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Laboratorium Skill
40