HUBUNGAN JUMLAH EKSPOR NONMIGAS DAN JUMLAH IMPOR NONMIGAS INDONESIA DENGAN ANALISIS KORELASI BIVARIAT Oleh: Misdiyono
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan jumlah ekspor dan impor non migas Indonesia, mengingat Indonesia termasuk Negara terbesar di dunia yang memiliki sumber daya non migas. Ekspor non migas sebagai sumber utama pendapatan nasional, harus dikelola dan diperhatikan dengan baik agar benarbenar dapat menjadi tulang punggung pendapatan nasional selain dari sektor penerimaan pajak dan retribusi. Pengamatan terhadap perkembangan jumlah ekspor non migas sangat penting dilakukan agar diketahui perkembangannya dari tahun ke tahun serta diketahui apakah ada faktor lain yang memhubungani atau memiliki hubungan dengan kegiatan ekspor tersebut Data yang digunakan berasal dari Laporan Tahunan 2001 yang diterbitkan oleh Bank Indonesia khususnya data mengenai Volume Ekspor Non migas menurut negara tujuan dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001 dan data Volume Impor Non migas menurut negara asal dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001. Alat analisis menggunakan perhitungan statistik khususnya koefisien korelasi bivariat/product moment Pearson, korelasi peringkat Kendall dan Spearman dengan tingkat signifikansi 5 %, serta dilakukan dengan bantuan Program SPSS versi 11.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan atau penurunan jumlah ekspor non migas memiliki hubungan yang cukup erat dengan kenaikan atau penurunan jumlah impor non migas. Kenaikan atau penurunan jumlah ekspor non migas ke negara tujuan tidak ada hubungannya dengan kenaikan atau penurunan jumlah impor dari negara asal.
PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2001 ternyata tidak seperti yang diharapkan oleh banyak orang terutama oleh pemerintah, walaupun masih lebih relatif lebih baik dibandingkan dengan negara-negara dikawasan ASEAN. Pertumbuhan ekonomi yang rendah ini tidak terlepas dari berbagai aspek baik
aspek yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Dari dalam negeri pertumbuhan yang rendah ini disebabkab oleh lambatnya restrukturisasi utang dan sektor korporasi, masih berlangsungnya konsolidasi perbankan nasional dan beratnya beban keuangan pemerintah. Di lain pihak, masih tingginya resiko dan ketidak pastian sehubungan dengan meningkatnya ketegangan sosial dan politik serta lemahnya penegakan hukum menyebabkan menurunyya kepercayaam dunia usaha untuk melakukan kegiatan produksi dan investasi
yang pada
akhirnya menghambat ekspansi ekonomi lebih lanjut. Dari luar negeri perkembangan ekonomi dunia yang cenderung rendah sejak triwulan I 2001 dan kemudian menjadi lebih buruk pasca peristiwa robohnya menara kembar World Trade Centre WTC) di New York 11 September 2001 menyebabkan perekonomian negara maju terganggu yang pada akhirnya menyebabkan menurunnya jumlah investasi dan perdagangan dengan Indonesia. Hal ini menyebabkan sumber pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan yang semula diharapkan akan berasal dari kegiatan investasi dan ekspor, dalam perkembangannya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Khusus untuk kegiatan ekspor, ekspor migas (minyak dan gas bumi) sebagai primadona ekspor sudah semakin tidak dapat lagi dijadikan andalan utama. Hal ini dapat dimaklumi karena ekspor migas berasal dari sumber daya alam yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui lagi. Untuk menggantikan eskpor migas sebagai sumber utama pendapatan negara maka pemerintah berusaha meningkatkan ekspor, utamanya dari sektor non migas, seperti sektor pertanian, sektor industri dan sektor mineral. Ekspor non migas sebagai sumber utama pendapatan nasional, harus dikelola dan diperhatikan dengan baik agar benar-benar dapat menjadi tulang punggung pendapatan nasional selain dari sektor penerimaan pajak dan retribusi. Pengamatan terhadap perkembangan jumlah ekspor non migas sangat penting dilakukan agar diketahui perkembangannya dari tahun ke tahun serta diketahui apakah ada faktor lain yang memhubungani atau memiliki hubungan dengan kegiatan ekspor tersebut. Dalam penulisan ini, akan dilihat adakah
hubungan antara peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas ke negara tujuan dengan peningkatan dan penurunan jumlah impor non migas dari negara asal yang dilakukan oleh pemerintah. TUJUAN PENULISAN Penulisan ini bertujuan untuk melihat hubungan
peningkatan atau
penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas. HIPOTESIS Dalam penulisan ini hipotesis yang digunakan adalah: H0 : Tidak ada hubungan antara peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas H1 : Ada hubungan antara peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas METODE PENELITIAN a. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan perhitungan statistik khususnya koefisien korelasi bivariat/product moment Pearson, korelasi peringkat
Kendall dan Spearman dengan tingkat signifikansi 5 %, serta
dilakukan dengan bantuan Program SPSS versi 11.00. b. Data Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari Laporan Tahunan 2001 yang diterbitkan oleh Bank Indonesia khususnya data mengenai Volume Ekspor Non migas menurut negara tujuan dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001 dan data Volume Impor Non migas menurut negara asal dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001.
ANALISIS DATA Berikut data yang akan dianalisis untuk mengetahui hubungan antara ekspor nonmigas dengan impor nonmigas. Tabel 1. Nilai Ekspor Nonmigas menurut negara Tujuan (Juta $)* Benua/ Negara Afrika
1997
1998
1999
2000
20011)
777
904
1032
1157
1110
8286
7815
7679
9993
9505
25350
24831
23573
28579
25535
783
910
1058
1080
950
Eropa
9379
8491
7645
9532
8716
Total
44576
42951
40987
50341
45816
Amerika Asia Australia
* Data telah diolah 1)
Angka proyeksi Tabel 2. Nilai Impor Nonmigas menurut negara Asal (Juta $)*
Benua/ Negara Afrika
1997
1998
1999
2000
20011)
422
362
449
460
602
7374
5285
4973
5641
4940
20495
14354
13810
19463
17599
2181
1614
2021
2371
2507
Eropa
10794
7472
5378
6443
5800
Total
41447
29087
26632
34378
31448
Amerika Asia Australia
* Data telah diolah 1)
Angka proyeksi
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan antara nilai ekspor nonmigas ke Afrika dengan nilai impor non migas dari Afrika Correlations Correlations E.AFRIKA
I.AFRIKA
E.AFRIKA 1 . 5 .602 .283 5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
I.AFRIKA .602 .283 5 1 . 5
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil korelasi + 0.602 yang artinya adanya hubungan yang cukup erat antara jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001. Tanda + (positif) menunjukkan bahwa semakin banyak
jumlah
ekspor
(pendapatan
bertambah)
akan
dimungkinkan
bertambahnya pula jumlah impor (pengeluaran bertambah). Pengukuran signifikasi dua sisi menunjukkan nilai + 0.283 memiliki makna H0 diterima yaitu tidak ada hubungan antara peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas. Nonparametric Correlations Correlations Kendall's tau_b
E.AFRIKA
I.AFRIKA
Spearman's rho
E.AFRIKA
I.AFRIKA
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
E.AFRIKA 1.000 . 5 .600 .142 5 1.000 . 5 .800 .104 5
I.AFRIKA .600 .142 5 1.000 . 5 .800 .104 5 1.000 . 5
Koefisien korelasi Kendall’s tau_b menunjukkan nilai + 0.600 artinya ada hubungan yang cukup erat antara jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001. Tanda + (positif) menunjukkan bahwa semakin banyak
jumlah
ekspor
(pendapatan
bertambah)
akan
dimungkinkan
bertambahnya pula jumlah impor (pengeluaran bertambah). Pengukuran signifikasi dua sisi menunjukkan nilai + 0.142 memiliki makna H0 diterima yaitu Tidak ada hubungan antara peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas. Koefisien korelasi Spearman menunjukkan nilai + 0.800 artinya ada hubungan antara hubungan yang erat antara jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001. Tanda + (positif) menunjukkan bahwa semakin banyak
jumlah
ekspor
(pendapatan
bertambah)
akan
dimungkinkan
bertambahnya pula jumlah impor (pengeluaran bertambah). Pengukuran signifikasi dua sisi menunjukkan nilai + 0.104 memiliki makna H0 diterima yaitu Tidak ada hubungan antara peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas.
B. Hubungan antara nilai ekspor nonmigas ke Amerika dengan nilai impor non migas dari Amerika
Correlations Correlations E.AMER
I.AMER
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
E.AMER 1 . 5 -.068 .914 5
I.AMER -.068 .914 5 1 . 5
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil korelasi - 0.068 yang artinya hubungan antara jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001 sangat lemah. Tanda - (negatif) menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah ekspor (pendapatan bertambah) memungkinkan menurunnya
jumlah impor
(pengeluaran turun). Pengukuran signifikasi dua sisi menunjukkan nilai + 0.914 memiliki makna H0 diterima yaitu Tidak ada hubungan antara peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas. Nonparametric Correlations Correlations Kendall's tau_b
E.AMER
I.AMER
Spearman's rho
E.AMER
I.AMER
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
E.AMER 1.000 . 5 .200 .624 5 1.000 . 5 .200 .747 5
I.AMER .200 .624 5 1.000 . 5 .200 .747 5 1.000 . 5
Koefisien korelasi Kendall’s tau_b menunjukkan nilai + 0.200 artinya tidak ada hubungan antara jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001. Tanda + (positif) menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah ekspor (pendapatan bertambah) akan dimungkinkan bertambahnya pula jumlah impor (pengeluaran bertambah). Pengukuran signifikasi dua sisi menunjukkan nilai + 0.624 memiliki makna H0 diterima yaitu Tidak ada hubungan antara peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas. Koefisien korelasi Spearman menunjukkan nilai + 0.200 artinya tidak ada hubungan jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001. Tanda + (positif) menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah ekspor (pendapatan bertambah) akan dimungkinkan
bertambahnya pula jumlah impor (pengeluaran bertambah). Pengukuran signifikasi dua sisi menunjukkan nilai + 0.747 memiliki makna H0 diterima yaitu Tidak ada hubungan antara peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas. C. Hubungan antara nilai ekspor nonmigas ke Asia dengan nilai impor non migas dari Asia Correlations Correlations E.ASIA
I.ASIA
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
E.ASIA
1 . 5 .677 .209 5
I.ASIA .677 .209 5 1 . 5
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil korelasi + 0.667 yang artinya hubungan antara jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001 cukup erat. Tanda + (positif) menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah ekspor (pendapatan bertambah) memungkinkan bertambahnya
jumlah impor
(pengeluaran bertambah). Pengukuran signifikasi dua sisi menunjukkan nilai + 0.209 memiliki makna H0 ditolak dan memerima HA yaitu ada hubungan antara peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas. Nonparametric Correlations
Correlations Kendall's tau_b
E.ASIA
I.ASIA
Spearman's rho
E.ASIA
I.ASIA
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
E.ASIA 1.000 . 5 .600 .142 5 1.000 . 5 .700 .188 5
I.ASIA .600 .142 5 1.000 . 5 .700 .188 5 1.000 . 5
Koefisien korelasi Kendall’s tau_b menunjukkan nilai + 0.600 artinya ada hubungan yang cukup antara jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001. Tanda + (positif) menunjukkan bahwa semakin banyak
jumlah
ekspor
(pendapatan
bertambah)
akan
dimungkinkan
bertambahnya pula jumlah impor (pengeluaran bertambah). Pengukuran signifikasi dua sisi menunjukkan nilai + 0.142 memiliki makna menolak H0 dan menerima HA yaitu ada hubungan antara peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas. Koefisien korelasi Spearman menunjukkan nilai + 0.700 artinya ada hubungan yang erat jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001. Tanda + (positif) menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah ekspor (pendapatan bertambah) akan dimungkinkan bertambahnya pula jumlah impor (pengeluaran bertambah). Pengukuran signifikasi dua sisi menunjukkan nilai + 0.188 memiliki makna menolak H0 dan menerima HA yaitu ada hubungan antara peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas. D. Hubungan antara nilai ekspor nonmigas ke Australia dengan nilai impor non migas dari Australia
Correlations Correlations E.AUSTR
I.AUSTR
E.AUSTR 1 . 5 -.030 .962 5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
I.AUSTR -.030 .962 5 1 . 5
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil korelasi - 0.030 yang artinya hubungan antara jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001 sangat lemah. Tanda - (negatif) menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah ekspor (pendapatan bertambah) memungkinkan menurunnya
jumlah impor
(pengeluaran turun). Pengukuran signifikasi dua sisi menunjukkan nilai + 0.962 memiliki makna H0 diterima yaitu Tidak ada hubungan antara peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas.
Nonparametric Correlations Correlations Kendall's tau_b
E.AUSTR
I.AUSTR
Spearman's rho
E.AUSTR
I.AUSTR
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
E.AUSTR 1.000 . 5 .000 1.000 5 1.000 . 5 -.100 .873 5
I.AUSTR .000 1.000 5 1.000 . 5 -.100 .873 5 1.000 . 5
Koefisien korelasi Kendall’s tau_b menunjukkan nilai
0.000 artinya tidak ada
hubungan sama sekali antara jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001. Koefisien korelasi Spearman menunjukkan nilai 0.100 artinya tidak ada hubungan jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001. Tanda - (negatif) menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah ekspor (pendapatan bertambah) akan dimungkinkan menurun pula jumlah impor (pengeluaran turun). Pengukuran signifikasi dua sisi menunjukkan nilai + 0.873 memiliki makna H0 diterima yaitu Tidak ada hubungan antara peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas.
E. Hubungan antara nilai ekspor nonmigas ke Eropa dengan nilai impor non migas dari Eropa Correlations Correlations E.EROPA
I.EROPA
E.EROPA 1 . 5 .554 .332 5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
I.EROPA .554 .332 5 1 . 5
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil korelasi + 0.554 yang artinya ada hubungan antara jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001. Tanda + (positif) menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah ekspor (pendapatan bertambah) memungkinkan bertambahnya
jumlah impor
(pengeluaran bertambah). Pengukuran signifikasi dua sisi menunjukkan nilai + 0.332 memiliki makna H0 diterima yaitu tidak ada hubungan antara peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas. Nonparametric Correlations Correlations Kendall's tau_b
E.EROPA
I.EROPA
Spearman's rho
E.EROPA
I.EROPA
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
E.EROPA 1.000 . 5 .400 .327 5 1.000 . 5 .500 .391 5
I.EROPA .400 .327 5 1.000 . 5 .500 .391 5 1.000 . 5
Koefisien korelasi Kendall’s tau_b menunjukkan nilai + 0.400 artinya hubungan antara jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001 lemah. Koefisien korelasi Spearman menunjukkan nilai - 0.100 artinya tidak ada hubungan jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001. Tanda + (positif) menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah ekspor (pendapatan bertambah) akan dimungkinkan bertambah pula jumlah impor (pengeluaran bertambah). Pengukuran signifikasi dua sisi menunjukkan nilai + 0.327 memiliki makna menerima H0
yaitu tidak ada hubungan antara
peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas.
F. Hubungan antara Total nilai ekspor nonmigas dengan Total nilai impor non migas Correlations Correlations E.TOTAL
I.TOTAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
E.TOTAL 1 . 5 .468 .427 5
I.TOTAL .468 .427 5 1 . 5
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil korelasi + 0.468 yang artinya hubungan antara jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001 lemah. Tanda + (positif) menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah ekspor (pendapatan
bertambah)
memungkinkan
bertambahnya
jumlah
impor
(pengeluaran bertambah). Pengukuran signifikasi dua sisi menunjukkan nilai + 0.427 berarti menerima H0 yaitu tidak ada hubungan antara peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas.
Nonparametric Correlations Correlations Kendall's tau_b
E.TOTAL
I.TOTAL
Spearman's rho
E.TOTAL
I.TOTAL
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
E.TOTAL 1.000 . 5 .600 .142 5 1.000 . 5 .700 .188 5
I.TOTAL .600 .142 5 1.000 . 5 .700 .188 5 1.000 . 5
Koefisien korelasi Kendall’s tau_b menunjukkan nilai + 0.600 artinya hubungan antara jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001 cukup erat. Tanda + (positif) menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah ekspor (pendapatan bertambah) akan dimungkinkan bertambahnya pula jumlah impor (pengeluaran bertambah). Pengukuran signifikasi dua sisi menunjukkan nilai + 0.142 memiliki arti menerima H0
yaitu Tidak ada hubungan antara
peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas. Koefisien korelasi Spearman menunjukkan nilai + 0.700 artinya ada hubungan yang cukup erat antara jumlah ekspor dan jumlah impor periode 1997 sampai dengan tahun 2001. Tanda + (positif) menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah ekspor (pendapatan bertambah) akan dimungkinkan bertambahnya pula jumlah impor (pengeluaran bertambah). Pengukuran signifikasi dua sisi menunjukkan nilai + 0.188 memiliki makna H0 diterima yaitu Tidak ada hubungan antara peningkatan atau penurunan jumlah ekspor non migas dengan peningkatan atau penurunan jumlah impor non migas.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa kenaikan atau penurunan jumlah ekspor non migas memiliki hubungan yang cukup erat dengan kenaikan atau penurunan jumlah impor non migas. Kenaikan atau penurunan jumlah ekspor non migas ke negara tujuan tidak ada hubungannya dengan kenaikan atau penurunan jumlah impor dari negara asal. KETERBATASAN Penelitian lanjutan dapat dilakukan untuk menghasilkan kesimpulan yang lebih akurat, mengingat data pada penelitian ini relatif terbatas baik dari segi jumlah sampel, periode penelitian (pada saat ekonomi cenderung melemah), dan metode penelitiannya. Penulis menyarankan kepada peneliti berikutnya untuk meperbaiki penelitian ini dengan menambah jumlah data, periode penelitian dan metode penelitian yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA Anto Dajan, Pengantar Metode Statistik Jilid II, Lembaga Penerbit dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta, 1988 Bank Indonesia, Laporan Tahunan Bank Indonesia, Jakarta, 2002 Bowerman Bruce and O’Connell Richard T, Applied Statistics Improving Business Processes, Richard D. Irwin, USA, 1997 Samsubar Saleh, Statistik Deskriptip Teori dan Aplikasi, Andi Offset, Yogyakarta, 1986 Sinngih Santoso, SPSS VERSI 10 Mengolah Data Statistik Secara
Profesional, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002