HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA PENDERITA PASCA STROKE
SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Disusun oleh Dewi Masyithah B07208063
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2012
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA PENDERITA PASCA STROKE
SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh: Dewi Masyithah B07208063
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2012 PERSETUJUA
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh Dewi Masyithah telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan
Surabaya,
Juli 2012
Pembimbing
Rizma Fithri, S.Psi. M.Si 197403121999032001
MOTTO
Satu-satunya Jalan Menuju Impian Untuk Mencapai Kenyataan adalah Bertindak Melakukan Sesuatu Yang Baik, Segera… dan Yaqinlah… Karena Setiap Yang terjadi…Tak Lepas Dari Pengawasan-NYA…
PERSEMBAHAN
Skripsi ini Dewi persembahkan kepada:
Ayah dan Ibu yang tiada henti berjuang demi kebahagiaan dan impian anak-anaknya yang setiap saat selalu menyebut namaku dalam tiap doanya, yang selalu percaya bahwa aku bisa meskipun orang lain berkata tak mungkin, adek-adekku Eni, Pipit, Iqbal yang selalu memberikan tawa dan canda, keluarga besar yang selalu memberikan semangat dan doa, para guru dan dosen yang memberi ilmunya padaku, serta pada semua orang yang selalu ada untukku.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bismillahirrohmanirrohim Segala puji kehadirat Allah SWT, Tuhan pencipta alam yang memberi kehidupan, air dan udara untuk dihirup. Sang Khalik yang telah menciptakan makhluknya untuk berpasang-pasangan, sebab dengan berpasangan itulah kekuasaan Allah SWT semakin besar dan nyata serta rahmat dan hidayah selalu tercurahkan kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada kekasih yang selalu dicintai seluruh umat, sosok yang penjadi panutan berkehidupan dan berperilaku yang baik untuk seluruh umat manusia, Nabi Muhammad SAW, pelita dan penerang di tengah kegelapan yang selalu menyinari kita dengan syafaatnya. Pada kesempatan ini pula penulis sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. H. Aswadi . M.Ag, Dekan Fakutas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2. Ibu Dr. dr. Hj. Siti Nur Asiyah, M.Ag, Kepala Prodi Psikologi. 3. Ibu Rizma Fithri, S.Psi. M.Si, Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Seluruh Dosen Pengajar di Prodi Psikologi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, atas segala ilmu yang telah diberikan kepada saya. 5. Bapak Dr. H. R. Heru Ariyadi, MPH, Direktur Utama Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya yang telah memberikan ijin penelitian kepada saya. 6. Ibu dr. Dyah Yuniati, Sp. S yang telah membimbing saya selama penelitian berlangsung. 7. Ayah dan Ibu yang telah membuat aku hadir di dunia dan yang telah menyayangiku serta memenuhi segala yang aku butuhkan, aku tahu aku tidak akan pernah bisa membalas semuanya, aku akan berusaha menjadi yang terbaik bagi Ayah dan Ibu. Terima kasih untuk setiap doa dan kasih sayang. Kalian adalah segalanya. 8. Eni, Pipit dan Iqbal serta keluarga besar yang memberikan dukungan dan semangat kepadaku. 9. Mbak Arik, Bang Udien, Romi, Richa dan temen-temen kost yang menjadi keluarga keduaku disini. 10. Mas Dona yang mau berbagi ilmu tentang statistic dan SPSS kepadaku 11. Temen-temen J2 angkatan 2008 dan temen-temen psikologi klinis yang menemani sekaligus berjuang bersama-sama untuk mencari ilmu, tanpa kalian hari-hariku takkan
penuh canda dan tawa. 12. Mas Budi yang selalu ada untukku dan selalu membuat hari-hariku penuh warna. 13. Semua orang yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini, orang-orang yang berjasa dan tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu namanya. Terima kasih saya ucapkan atas segala bantuannya. Penulis berdoa semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis juga memohon maaf atas segala kekurangan, semoga karya ini bisa bermanfaat. Amin. Surabaya, Juli 2012
ABSTRAK
Dewi Masyithah, 2012. B07208063. Hubungan Dukungan Sosial Dan Penerimaan Diri Terhadap Penderita Pasca Stroke Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri, sejauh mana dukungan sosial mempengaruhi tingkat penerimaan diri yang dimunculkan pada penderita pasca stroke. Dengan pendekatan kuantitatif-korelasi, dalam penelitian ini akan di peroleh signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (X) adalah dukungan sosial dan variabel terikat (Y) adalah penerimaan diri. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Jemursari dengan melibatkan pasien rawat jalan penderita pasca stroke di poli syaraf sebanyak 30 orang. Terdiri dari 18 laki-laki dan 12 perempuan yang diambil dengan teknik accidental sampling. Untuk membuktikan hipotesis ini digunakan analisis data product moment. Diperoleh hasil nilai koefisien korelasi 0,417 dengan signifikansi 0,022. Karena signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri. Namun, jika dilihat dari hasi koefisiensi determinan (r2) yaitu : r = 0.417 maka r2 = 0,17389. Berdasarkan Sumbangan Efeksi (SE) 17,4% yang rendah, maka dapat disimpulkan bahwa variabel dukungan sosial hanya berperan sedikit dalam pemunculan penerimaan diri pada penderita pasca stroke, sedangkan sisanya sebesar 82,6% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diungkap dalam penelitian ini. Secara umum, pada prinsipnya hasil ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dan dukungan sosial terhadap penderita pasca stroke. Dengan demikian, diharapkan kepada dokter atau tenaga ahli kesehatan dan keluarga penderita pasca stroke hendaknya memberikan dukungan sosial berupa bantuan materi, informasi, instrumental serta penilaian dengan harapan penderita pasca stroke dapat memunculkan penerimaan diri yang positif dan dapat membantu kesembuhan pada dirinya.
Kata Kunci: Penerimaan Diri dan Dukungan Sosial
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………………… Halaman Persetujuan Pembimbing …………………………… Halaman Motto …………………………………………………… Halaman Persembahan …………………………………………… Kata Pengantar …………………………………………………… Abstrak …………………………………………………………… Daftar Isi …………………………………………………………… Daftar Tabel ……………………………………………………………
i ii iii iv v vi vii viii
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
Pendahuluan A. Latar Belakang …………………………………… B. Rumusan Masalah…………………………………… C. Tujuan Penelitian …………………………………… D. Manfaat Penelitian …………………………… E. Sistematika Pembahasan ……………………………
1 5 5 6 6
Kajian Pustaka A. Penerimaan Diri …………………………………… 1. Pengertian Penerimaan Diri …………………… 2. Aspek-aspek Penerimaan Diri…………………… B. Dukungan Sosial ………………………………… 1. Pengertian Dukungan Sosial …………………… 2. Faktor-faktor Dukungan Sosial …………… 3. Aspek-aspek Dukungan Sosial …………… 4. Sumber-sumber Dukungan Sosial …………… C. Stroke …………………………………………… 1. Pengertian Stroke …………………………… 2. Definisi Penderita Stroke …………………… 3. Faktor-faktor Resiko Stroke …………………… D. Hubungan Dukungan Sosial dan Penerimaan Diri … E. Kerangka Teoritik …………………………………… F. Hipotesis ……………………………………………
8 8 10 12 12 14 14 15 16 16 18 19 21 24 27
Metode Penelitian A. Rancangan Penelitian …………………………… 1. Pendekatan & Jenis Penelitian …………… 2. Variabel Penelitian …………………………… B. Subjek Penelitian …………………………………… 1. Identifikasi & Batasan tentang Subjek …… 2. Prosedur dan Teknik Pengambilan Sampel …… C. Instrumen Penelitian …………………………… D. Analisis Data ……………………………………
29 29 29 30 30 31 35 52
Hasil Penelitian Dan Pembahasan A. Hasil Penelitian …………………………………… 1. Hasil Penelitian …………………………… 2. Deskripsi hasil Penelitian …………………… B. Pengujian Hipotesis …………………………… C. Pembahasan ……………………………………
55 55 60 74 76
Penutup A. Kesimpulan …………………………………… B. Saran ……………………………………………
80 80
Daftar Pustaka Lampiran-lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9
Identifikasi Variabel …………………………………… Klasifikasi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin …… Klasifikasi Subjek Berdasarkan Usia …………………… Klasifikasi Subjek berdasarkan Pendidikan …………… Blueprint Variabel Dukungan Sosial …………………… Blueprint Variabel Penerimaan Diri …………………… Uji Validitas Item Valid Dukungan Sosial …………… Uji Validitas Item Tidak Valid Dukungan Sosial …… Uji Validitas Item Valid Penerimaan Diri …………… Uji Validitas Item Tidak Valid Dukungan Sosial …… Uji Reliabilitas Dukungan Sosial …………………… Uji Reliabilitas Penerimaan Diri …………………… Uji Normalitas …………………………………… Uji Linieritas …………………………………………… Uji korelasi ……………………………………………
27 29 30 30 34 42 57 58 59 60 61 61 63 64 65
DAFTAR LAMPIRAN
1. Skala Penelitian 2. Tabulasi Data Hasil Penelitian 3. Uji Validitas 4. Uji Reliabilitas 5. Uji Normalitas 6. Uji Linieritas 7. Uji Korelasi Product Moment 8. Identitas Responden 9. Surat Keterangan Ijin Penelitian RSI Jemursari Surabaya 10. Surat Keterangan Penelitian RSI Jemursari Surabaya 11. Kartu Konsultasi Skripsi
DAFTAR PUSTAKA Afandi, 2010. Hubungan penerimaan diri dengan kecemasan mahasiswa psikologi Universitas Trunojoyo. Junal Personifikasi, vol.01 no.2 September Andangsari,E.W.2007. menerima Diri Sendiri. www.binuscareer.com Andromeda,Y.2006. penerimaan Diri Wanita Penderita Kanker Payudara Ditinjau dari Kepribadian Tahan Banting (Hardiness) dan Status Pekerjaan. Skirpsi (Tidak Diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Anjarsari. 2010. Perbedaan Psychologycal Well Being pada Penderita Stroke ditinjau dari Srategi Coping. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Airlangga Surabaya Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya Azwar, Saifudin. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Azwar, Ali. 2009. SPSS versi 12.00. Yogyakarta : Pustaka Belajar Chaplin, J.P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada Cronbach, L.J.1963. Educational Psychology. New York: Harcourt, Brace & World, Inc. Fauziyah, 1999. Hubungan antara Kemampuan Manajemen Waktu dan Dukungan Sosial Suami dengan Tingkat Stres pada Ibu Berperan Ganda. Jurnal anima,vol 1 no 33-51 Hajar, Andina,. 2010.Hubungan Religiusitas dengan Coping Stress pada Penderita Stroke. Skripsi (tidak diterbitkan) Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Hurlock, Elizabeth B. 2006. Psikologi Perkembangan edisi keenam: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta; Penerbit Erlangga. Jatno. 1995. Pengaruh Stres Pada Sistem Kardiovaskuler. Jurnal Anima,vol X no 39 april-juni Kerlinger, Fred (1998) terjemahan 82 dari Landung R Simatupang dan H.J Koesmanto. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Mariastuti. 2010. Strategi Coping Pasca Stroke. Skripsi (tidak diterbitkan) Surabaya: Fakultas Psikologi Airlangga Muzdalifah. 2009. Hubungan antara Dukungan Sosial dari Keluarga dan Motivasi Bertahan Hidup pada Penyandang Cacat. Skripsi (tidak diterbitkan) Surabaya :Fakultas Psikologi Airlangga Novvida, Kartika. 2007. Penerimaan Diri dan Stress pada Penderita Diabetes Mellitus. Skripsi (tidak diterbitkan) Yogyakarta : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia
Riena, Effendi. 1999. Hubungan antara Perilaku coping dan Dukungan Sosial dengan Kecemasan pada Ibu Hamil Anak Pertama. Jurnal anima vol 14 no 54 (Januari-Maret) Sadarjoen,S.S. 2004. Konsultasi Psikologi. www.kompas.com Sarafino, E.P (2002). Health Psikology : BioPsychology Interactions. Canada. John Willey Sons. inc Suniatul. 2010. Hubungan antara Dukungan Sosial dan Kepercayaan Diri Remaja Tunanetra. Jurnal anima vol 01 no 01 40-47 Saronson, I. G, Levine. H. M., Basham R.,B dan sarason B.R. 1983. Assesing Sosial Support : the social Support Questionare Journal of Personalty and Sosial psychology, 44.127-130 __________. 2001. Gejala dan Penyebab Stroke. www.e-smartcool.com __________. Mengapa Kita Harus Peduli Stroke ?. www.kompas.co. id
83
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju, maka semakin maju pula perkembangan dalam segala bidang kehidupan. Perkembangan ini pula yang terjadi dalam bidang kedokteran, dimana
penyakit yang dulu belum ditemukan obatnya, kini telah mulai ditemukan
obatnya. Namun semakin berkembangnya ilmu kedokteran bukan hanya diiringi dengan kondisi yang masyarakat yang lebih baik dan lebih sehat, tetapi juga diiringi dengan perkembangan penyakit yang semakin meningkat dalam masyarakat. Dimana dulu penyakit-penyakit yang minoritas berkembang dalam masyarakat, sekarang menjadi penyakit yang mayoritas diderita oleh masyarakat Indonesia. Penyakit-penyakit yang kini mengalami peningkatan penderita dan kini banyak di jumpai dalam masyarakat adalah penyakit stroke, jantung, kanker, gagal ginjal, AIDS, dan sebagainya. Stroke adalah salah satu bagian dari penyakit yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, namun penyakit ini juga menjadi momok bagi siapa saja. Dipaparkan oleh WHO (Republika, 23 September 2007) penderita stroke di seluruh dunia pada tahun 1990 berjumlah kurang lebih 38 juta orang. Pada tahun 2005 terdapat 5,7 juta penderita meninggal. Sementara menurut Sudomo (2007) menambahkan angka kejadian stroke di Indonesia meningkat tajam. Bahkan menurut Herman selaku dokter ahli syaraf di Yayasan Stroke Indonesia(2012), Indonesia menempati urutan pertama di dunia dalam jumlah terbanyak penderita stroke. Stroke menimbulkan dampak yang dapat mempengaruhi aspek-aspek dalam kehidupan si 1
penderita. Thompson (1989, dalam Taylor, 2006) menyebutkan beberapa aspek kehidupan oleh stroke, diantara: personal, social, pekerjaan dan fisik, serta stroke menyebabkan ketergantungan pada orang lain. Keluarga atau hubungan social lainnya. Sejalan dalam pernyataan tersebut Sudomo (2007) menambahakan bahwa stroke dapat menimbulkan dampak yang paling besar dari
segi sosial-ekonomi, karena biaya medis dan pengobatannya sangat tinggi, selain itu akibat dari kecatatannya menyebabkan banyak pasien pasca stroke tidak dapat kembali seperti sedia kala, sehingga selain menjadi beban ekonomi keluarganya, juga menjadi beban sosial bagi masyarakat karena tidak produktif lagi. Disamping pola pengobatan dan terapi yang harus dilakukan secara berkala, penyakit stroke juga dapat mengakibatkan kecacatan yang menahun bagi penderitanya. Stroke atau Cerebral Vasculer Accident ( CVA ) adalah penyakit syaraf yang paling sering terjadi dan merupakan problem kedokteran yang sangat penting karena menjadi penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker (Bonita,1992). Berdasarkan hasil penelitian WHO (Hidayati, 2003)
menyebutkan bahwa seperlima
sampai dengan setengah dari penderita stroke mengalami kecacatan menahun yang mengakibatkan munculnya keputusasaan, merasa diri tak berguna, tidak ada gairah hidup, disertai keinginan berbicara, makan dan bekerja yang menurun. Namun 25 % nya dapat bekerja seperti semula. Feibel (dalam Anjarsari, 2010) melaporkan bahwa sepertiga dari 113 penderita pasca stroke mengalami depresi atau tekanan yang sangat besar dan akan semakin memberat dan makin sering dijumpai sesuadah 6 bulan sampai 2 tahun setelah serangan stroke. Ada banyak gejala yang timbul bila terjadi serangan stroke, seperti lumpuh separuh badan, mulut mencong, bicara pelo, sullit menelan, sulit berbahasa (kurang dapat mengungkapkan apa yang ia inginkan), tidak dapat buang air besar sendiri, sering lupa (baik derajat ringan sampai berat) bahkan sampai mempengaruhi tingkat kesadaran seseorang. Dari pemaparan diatas dapat dilihat stroke mempengaruhi aspek-aspek kehidupan personal, sosial, pekerjaan, fisik, psikologis, ketergantungan pada orang lain dan ketergantungan secara ekonomi serta gangguan afektif lainnya. Dampak yang ditimbulkan penyakit stroke menyebabkan si penderita berada dalam kondisi mental yang tidak sehat. Kondisi-kondisi tersebutlah yang mengakibatkan turunnya harga diri dan meningkatkan stress. Kondisi tersebut dirasakan sebagai suatu bentuk kekecewaan atau krisis yang dialami oleh penderita. Merasa kehilangan tujuan hidupnya, merasa jauh dengan teman-teman, dan kehilangan
kesehatan fisik secara menyeluruh. Tekanan-tekanan tersebutlah yang biasanya mengganggu proses pengobatan secara medis maupun psikologis, sehingga akan semakin tinggi pula resiko psikologis yang dihadapi oleh penderita. Namun hal ini dapat diminimalisir dengan kemampuan si penderita dalam menerima keadaan dirinya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Pengakuan tersebut tidak diikuti oleh perasaan malu maupun rasa bersalah yang nantinya individu akan menerima kodrat mereka apa adanya. Agar tidak terjadi hal yang membuat keadaan semakin buruk, perlu adanya dukungan sosial dari keluarga dan orang-orang terdekat yang selalu memberikan dukungan-dukungan dan arahan positif, yang nantinya dapat mempengaruhi kesembuhan penderita pasca stroke. Bentuk dukungan sosial yang diberikan oleh lingkungan sosial dapat berupa kesempatan untuk bercerita, meminta pertimbangan, bantuan nasehat, atau bahkan tempat untuk mengeluh. Selain itu, lingkungan dapat memberikan dukungan sosial berupa perhatian, bantuan materiil dan spirituil serta penghargaan dari lingkungannya. Dukungan sosial akan sangat diperlukan oleh penderita pasca stroke karena akan mengurangi ketegangan psikologis dan menstabilkan kembali emosi para penderita pasca stroke. Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan penerimaan diri pada penderita pasca stroke. Sampel yang akan diteliti adalah pasien rawat jalan di Poli Saraf Rumah Sakit Islam Jemursari, dimana pasien rawat jalan pasca stroke sudah lepas dari masa akut dan dapat diajak berkomunikasi dengan baik. Sehingga diharapkan dapat melihat ada atau tidaknya dukungan sosial dan penerimaan diri pada penderita pasca stroke. Penelitian terkait yang berhubungan dengan penerimaan diri terdahulu, antara lain Kartika Novvida (2007) dengan judul “ Penerimaan Diri dan Stres pada Penderita Diabetes Millitus”, juga penelitian dari Dewi Kartika (2009) dengan judul “Penerimaan Diri pada Penyandang Cacat”. Kemudian untuk Dukungan sosial ditemukan penelitian terdahulu antara lain oleh Suniatul Khusniah (2009) dengan judul “Hubungan Dukungan Sosial dan Kepercayaan Diri pada Remaja Tunanetra”. Juga penelitian dari Muzlifah (2009) dengan judul “ Hubungan antara Dukungan
Sosial dari Keluarga dan Motivasi Bertahan Hidup”, dari beberapa penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa terdapat penelitian dengan menggunakan variabel tersebut tetapi dalam penelitian ini dan penelitian terdahulu terdapat perbedaan sehingga penelitian ini bukan duplikasi.
B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada penderita pasca stroke?
C. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penerimaan Diri pada penderita Pasca Stroke D. Manfaat penelitian Secara Teoritis penelitian ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi khususnya Psikologi Klinis dan Psikologi Kesehatan dengan memberikan tambahan data empiris yang teruji secara statistik, baik hipotesis tersebut terbukti ataupun tidak. Secara praktis penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihakpihak terkait antara lain : a. Dapat memberi masukan kepada Kepada Rumah Sakit atau tenaga ahli kesehatan untuk menentukan treatment secara psikologis kepada penderita pasca Stroke untuk pemacu kesembuhannya b. Dapat memberikan masukan kepada masyarakat ataupun keluarga yang mengalami stroke dalam memberikan dukungan dan semangat hidup dalam memandang penyakitnya
c. Dapat membantu memberikan masukan pada bidang psikologi klinis dalam mengenali perilaku penderita pasca stroke
E. Sistematika Pembahasan Untuk lebih memudahkan para pembaca dalam memahami isi dari skripsi ini dan agar penulisannya tersusun secara sistematis serta terarah dengan baik, maka penulisan ini perlu disebutkan dalam sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I, menjelaskan pendahuluan di dalamnya terdapat berbagai hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II, memuat uraian tentang variabel-variabel yang akan diteliti berdasarkan kajian pustaka. Variabel X adalah dukungan social meliputi pengertian dukungan sosial, faktor-faktor dukungan sosial, aspek-aspek dukungan sosial, sumber-sumber dukungan sosial dan variabel Y, yaitu penerimaan diri meliputi pengertian penerimaan diri, aspek-aspek penerimaan diri. Definisi stroke, penderita stroke, faktor-faktor resiko stroke. Dalam bab ini juga berisi hubungan dukungan sosial dan penerimaan diri, kerangka teoritik dan hipotesis penelitian. Bab III adalah metode penelitian, dalam bab ini berisikan uraian tentang rancangan penelitian meliputi pendekatan & jenis penelitian dan variabel penelitian. Subjek penelitian meliputi
identifikasi & batasan tentang subjek, prosedur dan teknik pengambilan sampel,
instrument penelitian dan analisis data. Bab IV berisikan hasil penelitian meliputi hasil penelitian, deskripsi hasil Penelitian serta pengujian hipotesis, dan pembahasan.
Bab V, berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penerimaan Diri 1. Pengertian Penerimaan Diri
Penerimaan diri dapat diartikan sebagai suatu sikap penerimaan terhadap gambaran mengenai kenyataan diri. Rubin (dalam Novvida, 2007) menyatakan bahwa penerimaan diri merupakan suatu sikap yang merefleksikan perasaan senang sehubungan dengan kenyataan diri sendiri. Penerimaan diri ini mengandaikan adanya kemampuan diri dalam psikologis seseorang, yang menunjukkan kualitas diri. Hal ini berarti bahwa tinjauan tersebut akan diarahkan pada seluruh kemampuan diri yang mendukung perwujudan diri secara utuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Schultz (dalam Novvida, 2007) mengenai penerimaan diri. Dia menyatakan bahwa penerimaan diri yang dibentuk merupakan hasil dari tinjauan pada seluruh kemampuan diri. Suatu tingkat kemampuan individu untuk hidup dengan segala kekhususan diri ini memang diperoleh melalui pengenalan diri secara utuh. Kesadaran diri akan segala kelebihan dan kekurangan diri haruslah seimbang dan diusahakan untuk saling melengkapi satu sama lain, sehingga dapat menumbuhkan kepribadian yang sehat. Hurlock (psikologi perkembangan, 2006) mengatakan bahwa individu yang menerima dirinya memiliki penilaian yang realistik tentang sumber daya yang dimilikinya, yang dikombinasikan dengan apresiasi atas dirinya secara keseluruhan.
Artinya, individu itu
memiliki kepastian akan standar 8 dan teguh pada pendirian, serta mempunyai penilaian yang realistik terhadap keterbatasannya tanpa mencela diri. Jadi, orang yang memiliki penerimaan diri yang baik tahu asset yang dimiliki dirinya dan bisa mengatasi cara mengelolanya.
Ahli lain yaitu Chaplin (2004) berpendapat bahwa penerimaan diri adalah sikap yang merupakan
rasa puas pada kualitas dan bakat, serta pengakuan akan keterbatasan diri.
Pengakuan akan keterbatasan diri ini tidak diikuti dengan perasaan malu ataupun bersalah. Individu ini akan menerima kodrat mereka apa adanya. Dapat dikatakan bahwa pada dasarnya penerimaan diri merupakan asset pribadi yang sangat berharga. Calhoun dan Acocella (dalam Novvida,2007) mengatakan penerimaan diri akan membantu individu dalam menyesuaikan diri sehingga sifat-sifat dalam dirinya seimbang dan terintegrasi. Pendapat ini senada dengan pernyataan Skinner, (Maramis, 1998) yang menyebutkan bahwa salah satu kriteria utama bagi suatu kepribadian yang terintegrasi baik adalah menerima diri sendiri. Ada hubungan yang erat dengan kesehatan Psikologik seseorang, penerimaan diri juga berkaitan erat dengan kesehatan fisik. Schlutz (dalam Novvida,2007) mengatakan bahwa penerimaan diri memiliki hubungan yang erat dengan tingkat fisiologik. Tingkat fisiologik yang dimaksud adalah tingkat kesehatan individu yang dilihat dari kelancaran kerja organ tubuh dan aktifitas dasar, seperti makan, minum, istirahat dan kehidupan seksual, yang semuanya merupakan faktor penunjang utama kesehatan fisik. Individu yang bisa menerima keadaan dirinya tidak memiliki hambatan dalam hal ini. Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penerimaan ini merupakan sikap individu yang mencerminkan perasaan menerima dan senang atas segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya serta mampu mengelola segala kekhususan diri dengan baik sehingga dapat menumbuhkan kepribadian dan fisik yang sehat.
2. Aspek-aspek Penerimaan Diri Sheerer (Cronbach,1963) menjelaskan lebih lanjut mengenai karakteristik individu yang dapat menerima dirinya, yaitu: a. Individu mempunyai keyakinan akan kemampuannya untuk menghadapi persoalan. Hurlock (Psikologi Perkembangan, 2006) menambahkan bahwa artinya individu tersebut
memiliki percaya diri dan lebih memusatkan perhatian kepada keberhasilan akan kemampuan dirinya menyelesaikan masalah. b. Individu menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia dan sederajat dengan orang lain. Individu ini mempunyai keyakinan bahwa ia dapat berarti atau berguna bagi orang lain dan tidak memiliki rasa rendah diri karena merasa sama dengan orang lain yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. c. Individu tidak menganggap dirinya aneh atau abnormal dan tidak ada harapan ditolak orang lain. Ini berarti individu tersebut tidak merasa sebagai orang yang menyimpang dan berbeda dengan orang lain, sehingga mampu menyesuikan dirinya dengan baik dan tidak merasa bahwa ia akan ditolak oleh orang lain. d. Individu tidak malu atau hanya memperhatikan dirinya sendiri. Artinya, individu ini lebih mempunyai orientasi keluar dirinya sehingga mampu menuntun langkahnya untuk dapat bersosialisasi dan menolong sesamanya tanpa melihat atau mengutamakan dirinya sendiri. e. Individu berani memikul tanggung jawab terhadap perilakunya. Berarti individu memiliki keberanian untuk menghadapi dan menyelesaikan segala resiko yang timbul akibat perilakunya. f. Individu dapat menerima pujian atau celaan secara objektif. Sifat ini tampak dari perilaku individu yang mau menerima pujian, saran dan kritikan dari orang lain untuk pengembangan kepribadiannya lebih lanjut. g. Individu tidak menyalahkan diri atas keterbatasan yang dimilikinya ataupun mengingkari kelebihannya.
Hurlock (dalam psikologi perkembangan, 2006) menambahkan bahwa
individu yang memiliki sifat ini memandang diri mereka apa adanya dan bukan seperti yang diinginkan. Individu juga dapat mengkompensasikan keterbatasannya dengan memperbaiki dan meningkatkan karakter dirinya yang dianggap kuat, sehingga pengelolaan potensi dan keterbatasan dirinya dapat berjalan dengan baik tanpa harus melarikan diri dari kenyataan yang ada.
Beranjak dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa individu harus bisa bersikap menerima diri seadanya walaupun banyak terdapat kelemahan. Apabila sikap tersebut dapat tercipta serta mencoba untuk menghargai dan menyayangi diri sendiri, fikiran pun akan menjadi lebih terbuka untuk menerima semua perubahan yang terjadi. Individu yang senantiasa memiliki kepercayaan diri, tidak mudah menyalahkan diri sendiri maupun orang lain merupakan individu yang memiliki penerimaan diri yang baik.
B. Dukungan Sosial 1. Pengertian Dukungan Sosial Dalam menghadapi situasi yang penuh tekanan, seseorang membutuhkan dukungan sosial. Ada beberapa tokoh yang memberikan definisi dukungan sosial. Menurut Dimatteo (1991), dukungan sosial adalah dukungan atau bantuan yang berasal dari orang lain seperti teman, keluarga, tetangga, rekan kerja dan orang lain. Saronson (1991) menerangkan bahwa dukungan sosial dapat dianggap sebagai sesuatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya. Dari keadaan tersebut individu akan mengetahui bahwa orang lain memperhatikan, menghargai, dan mencintainya. Menurut Gonollen dan Bloney (dalam Muzdalifah, 2009), dukungan sosial adalah derajat dukungan yang diberikan kepada individu khususnya sewaktu dibutuhkan oleh orangorang yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tersebut. Katc dan Kahn (2000) berpendapat, dukungan sosial adalah perasaan positif, menyukai, kepercayaan, dan perhatian dari orang lain yaitu orang yang berarti dalam kehidupan individu yang bersangkutan, pengakuan, kepercayaan seseorang dan bantuan langsung dalam bentuk tertentu. Dukungan sosial pada umumnya menggambarkan mengenai peranan atau pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh orang lain yang berarti seperti anggota keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja. Johnson and Johnson berpendapat bahwa dukungan sosial adalah pemberian bantuan seperti materi, emosi, dan informasi yang berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia. Dukungan sosial juga dimaksudkan sebagai keberadaan dan kesediaan orang-orang
yang berarti, yang dapat dipercaya untuk membantu, mendorong, menerima, dan menjaga individu. Berdasarkan teori-teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Dukungan Sosial adalah bentuk pertolongan yang dapat berupa materi, emosi, dan informasi yang diberikan oleh orangorang yang memiliki arti seperti keluarga, sahabat, teman, saudara, rekan kerja atupun atasan atau orang yang dicintai oleh individu yang bersangkutan. Bantuan atau pertolongan ini diberikan dengan tujuan individu yang mengalami masalah merasa diperhatikan, mendapat dukungan, dihargai dan dicintai. dapat disimpulkan juga bahwa dukungan sosial dapat mencegah individu dari ancaman kesehatan mental dan adanya dukungan sosial yang tinggi akan membuat individu lebih optimis dalam menghadapi kehidupan saat ini dan akan datang selain itu, individu dengan ikatan sosial lebih banyak cenderung memiliki usia yang lebih panjang. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial Menurut Reis (dalam Riena,1999) ada tiga faktor yang mempengaruhi penerimaan dukungan sosial pada individu yaitu: a. Keintiman yaitu semakin intim seseorang maka dukungan yang diperoleh akan semakin besar b. Harga Diri yaitu individu dengan harga diri memandang bantuan dari orang lain merupakan suatu bentuk penurunan harga diri karena dengan menerima bantuan orang lain diartikan bahwa individu yang bersangkutan tidak mampu lagi dalam berusaha. c. Keterampilan Sosial yaitu pergaulan individu yang luas akan memiliki keterampilan sosial yang tinggi, sehingga akan memiliki jaringan sosial yang luas pula. Sedangkan, individu yang memiliki jaringan individu yang kurang luas memiliki ketrampilan sosial rendah. 3. Aspek-Aspek Dukungan Sosial Hause (dalam Suniatul, 2010) berpendapat bahwa ada empat aspek dukungan sosial yaitu:
a. Aspek Emosional adalah melibatkan kekuatan jasmani dan keinginan untuk percaya pada orang lain sehingga individu yang bersangkutan menjadi yakin bahwa orang lain tersebut mampu memberikan cinta dan kasih sayang kepadanya. b. Aspek Instrumental meliputi penyediaan sarana untuk mempermudah atau menolong orang lain sebagai contohnya adalah peralatan, perlengkapan, dan sarana pendukung lain dan termasuk didalamnya memberikan peluang waktu. c. Aspek Informatif berupa pemberian informasi untuk mengatasi masalah pribadi. Aspek informatif ini terdiri dari pemberian nasehat, pengarahan, dan keterangan lain yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan. d. Aspek Penilaian terdiri atas dukungan peran sosial yang meliputi umpan balik, perbandingan sosial, dan afirmasi (persetujuan). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dukungan sosial adalah aspek emosional, aspek instrumental, aspek informatif, dan aspek penilaian. Dukungan sosial dapat diwujudkan dengan bantuan materi, bantuan fisik, bimbingan, umpan balik, dan partisipasi sosial. 4. Sumber-Sumber Dukungan Sosial Strauss & Sayless,1980 (dalam fauziyah, 1999) mengemukakan bahwa dukungan sosial dapat dipenuhi dari teman atau persahabatan, keluarga, dokter, psikolog, psikiater. Hal senada juga diungkapkan oleh Thorst (Sofia, 2003) bahwa dukungan sosial bersumber dari orangorang yang memiliki hubungan berarti bagi individu seperti keluarga, teman dekat, pasangan hidup, rekan kerja, tetangga, dan saudara. Sumber-sumber dukungan sosial yaitu: a. Suami, menurut Wirawan (1991) hubungan perkawinan merupakan hubungan akrab yang diikuti oleh minat yang sama, kepentingan yang sama, saling membagi perasaan, saling mendukung, dan menyelesaikan permasalahan bersama. b. Keluarga, menurut Heardman (1990) keluarga merupakan sumber dukungan sosial karena dalam hubungan keluarga tercipta hubungan yang saling mempercayai. Individu sebagai anggota keluarga akan menjadikan keluarga sebagai kumpulan harapan, tempat bercerita,
tempat bertanya, dan tempat mengeluarkan keluhan-keluhan bilamana individu sedang mengalami permasalahan. c. Teman/sahabat, menurut Kail dan Neilsen (Suhita, 2005) teman dekat merupakan sumber dukungan sosial karena dapat memberikan rasa senang dan dukungan selama mengalami suatu permasalahan. C. Stroke 1. Pengertian Stroke
Stroke atau gangguan peredaran darah otak adalah suatu keadaan defisit neurologik fokal yang disebabkan oleh suatu gangguan lokal dalam suplai aliran darah ke otak, onset biasanya mendadak, berlangsung selama beberapa jam atau lebih. Pengertian lain menyebutkan Stroke atau serangan otak adalah kondisi abnormal dari pembuluh darah otak, dikarenakan adanya perdarahan pada otak atau adanya pembentukan embolus atau thrombus yang menghambat
aliran darah dalam pembuluh darah arteri. Kondisi ini
menyebabkab terjadinya iskemia jaringan otak yang seharusnya secara normal diperdarahi oleh pembuluh darah yang telah rusak tersebut (Christenseen &Kockrow, 2005). Berdasarkan patologinya, stroke dapat dibagi menjadi dua, Iskemik dan Hemorragik. Iskemik adalah keadaan dimana aliran darah ke otak terhenti karena ateroklerosis (penumpukan kolestrol pada dinding pembuluh darah) atau pembekuan darah yang menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah ke otak sehingga pasokan darah ke otak terganggu. Sedangkan Hemmoragik terjadi jika pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah otak dan merusaknya. Iskemia terjadi ketika suplai darah kebagian otak terganggu atau tertutup secara total. Iskemia biasanya disebabkan oleh adanya emboli atau trombosis. Sebuah thrombus dimulai dengan adanya kerusakan lapisan endothelial pada pembuluh darah dan aterosklerosis merupakan penyebab utama. Penyebab dari embolic stroke kareana adanya oklusi oleh embolus, yang terbentuk diluar otak dan terlepas serta terbawa sampai ke sirkulasi
serebral, sehingga akhirnya menghambat aliran darah arteri serebral. Perdarahan intra serebral dapat disebabkan karena rupturnya pembuluh darah otak, atau karena rupturnya aneurisma ataupun dikarenakan adanya malformasi pembuluh darah. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya.
2. Definisi Penderita Stroke Penderita adalah seseorang yang mendapatkan perawatan/perhatian medis karena sakit atau terluka, dan membutuhkan perawatan dokter ataupun paramedis yang lain (2008, Definisi Penderita). Definisi penderita stroke adalah seseorang yang mendapatkan perawatan/perhatian medis karena adanya defisit neurologis fokal atau global dan membutuhkan perawatan dokter atau paramedis yang lain. Berdasarkan epidemiologinya Stroke dapat menyerang kapan saja dan siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Namun stroke cenderung menyerang laki-laki dengan perbandingan 2:1 antara laki-laki dan perempuan. Diperkirakan satu sampai tiga orang akan mengalami stroke dan satu dari tujuh orang akan meninggal karena stroke. Setiap tahun, 500.000 penduduk Indonesia terkena serangan stroke, sekitar 2,5% atau 125.000 orang meninggal dan sisanya cacat ringan maupun berat. Di Bogor, setiap hari empat orang terserag stroke dan 10%-nya meninggal (Soeparman, 2004:6). Menurut WHO angka kecacatan akibat stroke sekitar 50-60% dari prevalensi stroke. Seperlima sampai separuhnya dapat melaksanakan aktifitas hidup sehari-hari tanpa bantuan, tapi seperempat sampai dua pertiga dari mereka menyandang cacat permanen (Sulasmi & Moetrarsi:1995, dalam Indra & Santoso, 1996:8). Diperkirakan prevalensi depresi pasca stroke berkisar antara 25-60% sehingga merupakan masalah yang cukup sering terjadi (Astrom, dkk., 1993 dalam Indra & Santoso, 1996:8). 3. Faktor-faktor Resiko Stroke Faktor-faktor resiko suatu penyakit adalah suatu kondisi atau keadaan yang
menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap serangan suatu penyakit dibandingkan dengan orang lain yang tidak memiliki faktor-faktor resiko tersebut. Untuk penyakit stroke, faktorfaktor resiko tersebut dapat dibagi dua menurut tingkat pengendaliannya, yaitu: a) Faktor-faktor yang tidak bisa dihindari atau dikendalikan Faktor-faktor ini merupakan faktor alamiah yang melekat pada seseorang tertentu. Tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengnendalikan faktor-faktor ini. 1. Usia Dari berbagai studi yang dilakukan tentang penyakit stroke, umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya stroke. Pada umumnya, orang yang telah berumur tua lebih rentan terkena penyakit stroke dibandingkan dengan yang lebih muda. Ini adalah kondisi alamiah yang harus diterima. Pada saat umur bertambah, kondisi jaringan tubuh sudah mulai kurang fleksibel dan lebih kaku, termasuk dengan pembuluh darah. 2. Jenis Kelamin Pria lebih rentan terkena penyakit stroke dibandingkan dengan perempuan. Hal ini mungkin lebih berhubungan dengan faktor-faktor pemicu lainnya yang lebih banyak dilakukan oleh pria dibandingkan dengan perempuan, misalnya merokok, minum alkohol, dan sebagainya. 3. Keturunan Orang yang berasal dari keluarga yang memiliki riwayat terkena stroke akan lebih rentan dibandingkan dengan orang lain yang tidak memiliki riwayat penyakit tersebut dalam keluarganya. b) Faktor-faktor yang bisa dikendalikan atau dihindari Faktor-faktor ini merupakan akibat dari kebiasaan yang buruk yang bisa meningkatkan resiko terkena penyakit stroke, yaitu: 1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi Orang-orang yang terkena hipertensi memiliki resiko yang lebih besar untuk
terkena serangan stroke. Pada orang yang terkena darah tinggi, aliran darahnya menjadi tidak normal dan lambat akibat penyempitan yang terjadi pada pembuluh darah. Suplai oksigen dan glukosa ke otak pun (yang di bawa oleh aliran darah) juga akan mengalami penurunan. 2. Penyakit jantung Penyakit jantung juga merupakan faktor penting yang menyebabkan serangan stroke. Gangguan atau kelainan jantung menyebabkan pemompaan darah ke seluruh bagian tubuh lainnya, termasuk ke otak, menjadi tidak normal. 3. Kencing manis Penyakit kencing manis (diabetes mellitus) juga menjadi pemicu terjadinya serangan stroke pada seseorang. 4. Kadar kolesterol darah yang tinggi Kandungan kolesterol dalam darah yang terlalu tinggi di atas ambang normal (hiperkolesterolemia) juga akan menjadi faktor pemicu terjadinya stroke. 5. Merokok Kebiasaan merokok akan meningkatkan kadar fibrinogen di dalam darah. Fibrinogen yang tinggi dapat mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah yang akan menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku dan tidak lentur, serta bisa menimbulkan plak.
D. Hubungan Dukungan Sosial Dan Penerimaan Diri Telah menjadi kepercayaan umum, bahwa ketika seseorang mengalami sakit atau menderita sebuah penyakit, keadaannya akan berubah dari waktu ke waktu. Baik dari fisik maupun psikisnya. Hal ini dikarenakan ketika tubuh kita terserang penyakit, fungsi dari setiap anggota tubuh akan berkurang atau mengalami disfungsi. Seperti halnya mendapat serangan stroke dapat mengakibatkan pengalaman traumatis bagi penderita. Tak heran bila muncul dampak psikologis
sebagai respon dari stressor pengalaman tersebut. Dampak psikologis yang dialami oleh seseorang belum tentu sama dengan orang lain. Twinnings (dalam Barton, 2007:60) menjelaskan bahwa penyesuaian psikologis individu dengan kelumpuhan dipengaruhi oleh interaksi antara faktor individual (kepribadian, perilaku, hubungan sosial, kesenangan, kegiatan, dan harapan-harapan) dengan faktor kelumpuhan (seberapa berat dan banyaknya area yang mengalami kelumpuhan, sejarah kelumpuhan, penyebab serta prognosis). Bagi mereka yang dapat bertahan atau stroke survivors, permasalahan selanjutnya terletak pada proses rehabilitasi dan penerimaan diri terhadap gambaran mengenai kenyataan diri akibat kehilangan beberapa fungsi tubuh. Melalui rehabilitasi yang baik, kerusakan fungsi neurologis dapat diperbaiki dalam beberapa hari hingga tiga bulan sejak serangan terjadi atau bahkan mungkin lebih. Lamanya proses rehabilitasi menyebabkan tekanan tersendiri bagi penderita. Tekanan ini berupa tuntutan-tuntutan eksternal dan internal yang muncul pasca stroke sesuai dengan sumber yang tersedia. Adanya tuntutan sembuh agar bisa mandiri dan kembali berkegiatan dilingkungan sosial adalah salah satu tekanan eksternal yang dapat dirasakan oleh penderita, ditambah dengan tekanan internal yaitu kenyataan hasil rehabilitasi atau terapi yang semakin lambat dan bahkan mungkin tidak berpengaruh pada kesembuhannya. Pada akhirnya, peranan dan dukungan sosial diharapkan mampu meminimalisir ketegangan psikologis si penderita dan dapat memberikan spirit untuk bangkit dan sembuh. Thorits (dalam Saronson) menjelaskan bahwa dukungan sosial berperan dalam membantu dan membangkitkan individu dalam menjalani hidupnya dan memenuhi kebutuhan psikologis dalam menghadapi kejadian-kejadian yang traumatis dan penuh tekanan. Dukungan sosial dari keluarga, teman dan orang-orang terdekat dapat diwujudkan dengan memberikan bantuan materi berupa bantuan uang dan hadiah, bantuan informasi berupa pengarahan, nasehat dan keterangan lain yang dibutuhkan oleh penderita. Bantuan instrumental
berupa peralatan, perlengkapan, dan sarana pendukung lain dan termasuk didalamnya memberikan peluang waktu serta bantuan penilaian atau penghargaan meliputi umpan balik, perbandingan sosial, dan afirmasi (persetujuan) sebagai bentuk kasih sayang dan perhatian bagi penderita. Dengan bantuan materi, bantuan fisik, bimbingan, umpan balik, serta partisipasi sosial yang berpengaruh terhadap kesejahteraan dan kesembuhan penderita, dukungan sosial juga dimaksudkan sebagai keberadaan dan kesediaan orang-orang yang berarti, yang dapat dipercaya untuk membantu, mendorong, menerima, dan menjaga penderita agar tidak merasa kesepian dalam menjalani kehidupannya. Dukungan sosial pada umumnya menggambarkan pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh orang lain seperti, keluarga, sahabat dan orang-orang terdekat. Bantuan ini diberikan dengan tujuan agar penderita merasa diperhatikan, disayangi dan dicintai dan menimbulkan sikap menerima keadaan dirinya dengan perasaan senang dan apa adanya. Sepertti yang diungkapkan oleh Chaplin (2004) berpendapat bahwa penerimaan diri merupakan rasa puas pada kualitas dan bakat, serta pengakuan akan keterbatasan diri. Pengakuan akan keterbatasan diri ini tidak diikuti dengan perasaan malu ataupun bersalah. Individu ini akan menerima kodrat mereka apa adanya. E. Kerangka Teoritik Dalam penelitian ini ada dua macam variabel yang mana terdapat satu variabel dependen dan satu variabel independen. Variabel yang pertama adalah penerimaan diri yaitu sikap individu yang mencerminkan perasaan menerima dan senang atas segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya serta mampu mengelola segala kekhususan diri dengan baik sehingga dapat menumbuhkan kepribadian dan fisik yang sehat. Berikutnya adalah variabel kedua yaitu Dukungan Sosial yaitu bentuk pertolongan yang dapat berupa dukungan emosi, informasi, sarana prasarana serta penilaian atau penghargaan yang diberikan oleh orang-orang yang dicintai oleh individu yang bersangkutan. Dalam merawat pasien stroke, keluarga hendaknya memiliki peran dalam membantu
pasien dalam berlatih di bawah pengawasan perawat atau ahli terapi fisik (membawa pasien berobat jalan), menyuntikkan semangat dan motivasi pada pasien, agar melanjutkan hidupnya, meyakinkan pasien bahwa mereka juga bagian penting, dibutuhkan dan diinginkan dalam keluarga, meyakinkan bahwa banyak orang yang berhasil pulih dari stroke kemudian melakukan aktivitas normal. Kerangka teoritik dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan bagan dibawah ini, yaitu:
Bagan 4.1 Bagan Kerangka Teoritik Dukungan Sosial dan Penerimaan Diri pada Penderita Pasca Stroke
Stroke
M
Disfungsi fisik dan kognitif Gangguan emosional yang tinggi
Tidak dapat mengerjakan sesuatu sendiri
Dukungan Sosial
Penerimaan Diri
M
tingkat percaya diri sangat rendah
Keterangan :
Kematian
Dari bagan diatas dapat dilihat bahwa ketika seseorang terkena stroke, maka penderita tersebut beresiko pada kematian atau disfungsi pada fisik dan penurunan kognitif secara drastis. Jika penderita menjadi stroke survivors atau yang dapat bertahan, maka akibat dari stroke tersebut adalah disfungsi fisik atau kognitif yang nantinya akan menimbulkan beberapa masalah yang timbul pada penderita pasca stroke tersebut. Keadaan dirinya yang tidak seperti dahulu, membuat penderita pasca stroke berubah menjadi pribadi yang tertutup, menggantungkan hidupnya pada orang lain karena keterbatasan fisik yang dimilikinya serta lebih sensitive dan kurang percaya diri. Beberapa hal diatas, terjadi karena penserita pasca stroke kurang memiliki penerimaan diri yang baik terhadap keadaan dirinya saat ini. Penerimaan diri tidak muncul begitu saja, namun ada beberapa factor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah dukunga sosial. Dukungan social, adalah dukungan atau bantuan yang diberikan oleh keluarga, teman dan orang-orang terdekat penderita yang bertujuan agar penderita merasa berharga, disayangi dan dicintai secara utuh. Ketika penderita pasca stroke mendapat dukungan social yang tinggi diharapkan penerimaan diri pasien terhadap apa yang dialaminya saat ini menjadi lebih baik dan berlapang dada, serta diharapkan pula ketika penerimaan diri yang dimunculkan tinggi maka penderita pasca stroke dapat menjalani hari-harinya dengan lebih baik dan termotivasi untuk sembuh.
Hal itu dilakukan karena beberapa faktor, yaitu Penerimaan diri muncul tidak hanya dari diri sendiri namun terbangun dari dukungan-dukungan orang-orang terdekatnya dan pengaruh lingkungan disekitarnya. Sebagian kecil dukungan sosial yang diberikan oleh orang-orang terdekat penderita stroke, karena pada umumnya penderita stroke tidak bisa menerima keadaan dirinya yang tidak seperti sedia kala. Penerimaan diri merupakan sikap individu yang mencerminkan perasaan menerima dan senang atas segala kekhususan diri dengan baik sehingga dapat menumbuhkan kepribadian dan fisik yang sehat. Untuk penderita stroke, penerimaan diri sangat dibutuhkan karena didalamnya terdapat
banyak aspek yang dapat melihat seberapa besar penerimaan diri yang dimunculkan oleh penderita tersebut, namun pemunculan ini tidak hanya muncul dari diri individu itu sendiri melainkan dari orang-orang terdekat atau keluarga dan lingkungan yang berperan aktif dalam membantu dan merawat penderita stroke. Hal inilah yang memunculkan pertanyaan besar, apakah dukungan sosial berhubungan dengan penerimaan diri yang ada pada penderita stroke. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk membuat penelitian ini.
F. Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari hipotesis dua arah yaitu Hipotesis alternative dan hipotesis Nol. Hipotesis benar jika Hipotesis alternative (Ha) terbukti kebenarannya Berdasarkan tinjauan pustaka di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ha : Ada hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penerimaan Diri Pada Penderita Pasca Stroke Ho : Tidak ada hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penerimaan Diri Pada Pasca Penderita Stroke
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mendekatkan analisisnya data-data numerical yang diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada penelitian inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis, sehingga diperoleh signifikansi pengaruh antara variabel yang diteliti. Metode ini sebagai metode ilmiah kerena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Jenis penelitian ini adalah penelitian correlation atau penelitian korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui akibat dari suatu tindakan atau bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Penelitian korelasional mendeteksi sejauh mana variasivariasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor yang lain berdasarkan pada koefisien korelasi. 2. Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya 29(Sugiyono, 2008) Variabel penelitian ini meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti. Dalam penelitian ini terdapat variabel, yaitu : 1. Variabel bebas (X)
: Dukungan sosial
2. Variabel terikat (Y)
: Penerimaan diri
Hubungan kedua variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Dukungan sosial
Penerimaan diri
Variabel X
Variabel Y Tabel 3.1 Identifikasi Variabel
B. Subjek Penelitian 1. Identifikasi dan Batasan Tentang Populasi atau Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien pasca stroke yang datang berobat ke poli klinik saraf Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya dengan pertimbangan rumah sakit tersebut adalah lokasi yang dapat dijangkau dengan perijinan penelitian yang cukup mudah dan penderita pasca stroke yang melakukan perawatan atau terapi lebih mudah berkomunikasi yang diharapkan dapat membantu dalam penelitian ini. Karakteristik populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah pasien pasca stroke yang berobat rawat jalan di poli saraf Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Pasca stroke adalah keadaan dimana individu pernah mengalami serangan stroke dalam kurun waktu tertentu yang menyebabkan kerusakan fisik yang menetap dan MRS (Masuk rumah sakit). Serangan stroke dapat menyebabkan kematian. Namun, bagi mereka yang selamat, stroke menimbulkan dampak yang berbeda pada tiap individu. Penelitian ini lebih berfokus pada penggalian data mengenai gambaran penerimaan diri yang ditimbulkan oleh pasien pasca stroke yang dipengaruhi oleh dukungan sosial dalam lingkungan mereka. 2. Prosedur dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2008). Teknik ini digunakan karena peneliti mempunyai kriteria inklusi dan ekslusi terhadap sampel yang akan dipilih. Lebih spesifik peneliti menggunakan teknik accidental sampling yaitu teknik pengumpulan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dan dianggap cocok sebagai sumber data dapat digunakan sebagai sampel. Teknik ini digunakan dengan pertimbangan sampel yang akan diambil dapat sesuai dengan kriteria yang telah dibuat oleh peneliti. Data yang telah diperoleh akan dipilah kembali sesuai dengan ketentuan kriteria inklusi dan eksklusi. Pada penelitian ini kriteria inklusi dan eksklusi adalah : 1. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah : a. Penderita pasca stroke yang pernah mengalami stroke post MRS (masuk rumah sakit) dan dalam masa penyembuhan dengan melakukan rawat jalan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan pasien yang melakukan rawat jalan sudah terlepas dari masa akut dan dapat berkomunikasi dengan baik. b. Keadaan penderita pasca stroke sudah mempunyai self help tinggi yang dapat dilihat dari kemandirian penderita dalam melakukan beberapa perilaku antara lain, ADL (Activity Delivery Learning) seperti mandi, makan, tidur dan kebutuhan diri lainnya serta dapat dilihat dari kepercayaan diri dan motivasi untuk sembuh. Hal ini dengan pertimbangan bahwa penderita diharapkan mampu mengungkap variabel yang ada pada instrument penelitian ini. c. Usia pasien 30 - 79 tahun dengan pertimbangan bahwa stroke bukan hanya menyerang usia 45 tahun ke-atas, namun semua usia juga beresiko terserang stroke. 2. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah : a. Penderita stroke yang mempunyai gangguan komunikasi verbal dengan pertimbangan penderita dikhawatirkan sulit dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. b. Penderita stroke yang mempunyai self help yang rendah dengan pertimbangan penderita dikhawatirkan sulit dalam mengungkapkan variabel-variabel penelitian.
c. Keluarga responden yang mengalami gangguan dalam membaca dengan pertimbangan dikhawatirkan keluarga merasa kesulitan dalam mengisi instrument penelitian. Berikut adalah gambaran subjek penelitian : 1. Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 3.2 Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
Laki-laki
18
60
Perempuan
12
40
Total
30
100
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebagian besar subjek penelitian adalah laki-laki. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa stroke cenderung menyerang laki-laki pada usia muda sehingga jumlahnya lebih banyak laki-laki daripada perempuan.
2. Berdasarkan Usia Tabel 3.3 Subjek Berdasarkan Usia Usia
Frekuensi
Persentase (%)
30 – 39 tahun
2
7
40 – 49 tahun
11
37
50 – 59 tahun
8
27
60 – 69 tahun
5
16
70 – 79 tahun
4
13
Total
30
100
Tabel diatas memperlihatkan bahwa dalam penelitian ini rata-rata semua golongan usia terkena serangan stroke. Hal ini menunjukkan bahwa stroke tidak hanya menyerang subjek yang berusia diatas 45 tahun saja tetapi semua usia memiliki resiko terkena stroke.
3. Berdasarkan Pendidikan Tabel 3.4 Subjek Berdasarkan Pendidikan Pendidikan
Frekuensi
Persentase (%)
SD
6
20
SMP
9
30
SMA
7
23
S1
8
27
TOTAL
30
100
Tabel 3.4 memberikan informasi bahwa sebagian besar subjek berpendidikan SMP yakni sebanyak 30%. Kemudian, pendidikan S1 sebanyak 27% dilanjutkan dengan pendidikan SMA sebanyak 23% dan SD sebanyak 20%. Artinya terjadi pemerataan terhadap subjek penelitian jika dilihat dari latar belakang pendidikan mereka.
C. Instrument Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti. Tujuan untuk mengetahuinya harus dicapai dengan menggunakan metode atau cara-cara yang efisien dan akurat. Untuk dapat mengungkapkan fakta mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan angket. Metode
angket adalah metode dalam pengumpulan data yang mana hasil kuisioner tersebut terjelma dalam angka, tabel-tabel analisa data dari penelitian kuantitatif dilandaskan pada hasil kuisioner. Kuesioner/angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi (Arikunto, 2006). Bentuk skala dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala likert memberikan peluang kepada responden untk mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk persetujuan terhadap suatu pernyataan (Simamora, 2004).
Skala likert diyakini memiliki beberapa keunggulan, antara lain (Nazir, 1998): 1) Merupakan metode pernyataan sikap yang menggunakan respon subyek dengan dasar penentuan nilai skalanya, tidak diperlukan adanya keterangan, dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. 2) Skalanya relatif mudah dibuat 3) Reliabilitasnya cukup tinggi 4) Jangka respon yang besar membuat skala likert dapat memberikan keterangan yang lebih nyata dan jelas tentang pendapat dan sikap yang dimiliki subyek. Skala likert dengan lima alternatif jawaban yang harus dipilih oleh subjek mulai dari sangat setuju, setuju, Ragu-ragu/netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Terdapat dua jenis pernyataan dalam skala ini yaitu pernyataan favourable dan unfavourable. Pernyataan favourable yaitu pernyataan yang berisi tentang hal-hal yang positif mengenai objek sikap. Sebaliknya pernyataan unfavourable adalah pernyataan yang berisi tentang hal-hal negatif mengenai objek sikap, yaitu bersifat tidak mendukung ataupun kontra terhadap objek sikap yang diungkap. Kedua alat ukur tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Skala Dukungan Sosial Untuk mengungkap fakta mengenai variabel dukungan sosial digunakan skala dukungan sosial yang penulis susun sendiri dengan menggunakan teori Hause dan Saronson(1991). a. Definisi operasional Dukungan Sosial adalah bentuk pertolongan yang dapat berupa materi, emosi, dan informasi yang diberikan oleh orang-orang yang memiliki arti seperti keluarga, sahabat, teman, saudara, rekan kerja atupun atasan atau orang yang dicintai oleh individu yang bersangkutan. Bantuan atau pertolongan ini diberikan dengan tujuan individu yang mengalami masalah merasa diperhatikan, mendapat dukungan, dihargai dan dicintai. Dukungan Sosial pada penderita pasca stroke dapat diukur dari aspek-aspek yang mempengaruhinya yaitu: a. Aspek emosional adalah dimana individu mempunyai kepercayaan bahwa dirinya dicintai dan disayangi oleh orang-orang yang menyayanginya. b. Aspek instrumental adalah tersedianya sarana prasarana yang dibutuhkan untuk menolong individu tersebut c. Aspek informative adalah pemberian nasehat, pengarahan dan informasi kepada individu yang membuat dirinya lebih baik. d. Aspek penilaian adalah adanya umpan balik yaitu pertolongan dari orang lain yang paham dengan masalahnya sekaligus memberikan pilihan respon yang tepat untuk menyesaikan masalah. b. Alat Ukur Instrumen
merupakan
alat
bantu
yang
digunakan
oleh
peneliti
untuk
mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran (Sugiyono, 2008). Kuesioner merupakan teknik pengumpul data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Untuk mengungkap fakta mengenai variabel Dukungan sosial, digunakan angket atau kuesioner dengan jumlah aitem 40 butir yang terbagi dalam 29 butir pernyataaan favourable dan 11 butir pernyataan unfavourable. Tabel 3.5 Blueprint Variabel Dukungan Sosial
No
Indikator Emosional
1
F
UF 2, 3, 4, 29, 35
Jumlah
7, 8, 9,
10
10, 26 Instrumental
2
1, 11, 12, 13,
6, 23, 33
14
28
6
21, 30
10
11
40
14, 22, 34, 37, 38, 39, 40 Informatif
3
15, 16, 17, 18, 20
Penilaian
4
5, 19, 24, 25, 27, 31, 32, 36
Jumlah
29
Bentuk skala dukungan sosial dalam penelitian ini berupa pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban yang harus dipilih oleh subyek. Terdapat dua jenis pernyataan dalam skala ini yaitu pernyataan favourable dan unfavourable. Pernyataan favourable yaitu pernyataan yang berisi tentang hal-hal yang positif mengenai obyek sikap. Sebaliknya pernyataan unfavourable adalah pernyataan yang berisi hal-hal yang negatif mengenai obyek sikap, yaitu bersifat tidak mendukung ataupun kontra terhadap obyek sikap yang di ungkap. Adapun petunjuk skoring yang digunakan berdasarkan pernyataan yang favourable dan unfavourable adalah sebagai berikut:
1) Untuk pernyataan yang favourable a) Skor 4 untuk jawaban yang sangat setuju (SS) b) Skor 3 untuk jawaban yang setuju (S) c) Skor 2 untuk jawaban yang ragu-ragu (R) d) Skor 1 untuk jawaban yang tidak setuju (TS) e) Skor 0 untuk jawaban yang sangat tidak setuju (STS)
2) Untuk pernyataan unfavourable a) Skor 0 untuk jawaban yang sangat setuju (SS) b) Skor 1 untuk jawaban yang setuju (S) c) Skor 2 untuk jawaban yang ragu-ragu (R) d) Skor 3 untuk jawaban yang tidak setuju (TS) e) Skor 4 untuk jawaban yang sangat tidak setuju (STS) c. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrument pengukur dikatakan memilki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat (Azwar, 2008). Sisi lain dari validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang
valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Menurut Sumadi Suryabrata validitas soal adalah derajat kesesuaian antar suatu soal dengan perangkat soal-soal lain. Ukuran soal adalah korelasi antara skor pada soal itu dengan skor pada perangkat soal (item-item correlation) yang biasa disebut korelasi biserial. Jadi makin tinggi validitas suatu alat ukur, makin mengenai sasarannya dan makin menunjukkan apa yang sebenarnya diukur. Validitas alat ukur diuji dengan menggunakan bantuan komputer program Statistical Package For Social Sciene (SPSS) versi 16 for windows. Syarat bahwa itemitem tersebut valid adalah nilai korelasi (r hitung harus positif dan lebih besar atau sama dengan r tabel) dimana untuk subyek ketentuan df = N-2 pada penelitian ini karena N = 30, berarti 30-2 = 28 dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka diperoleh r tabel = 0,374. Adapun rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut:
Rsy
NXY(X)(Y)
NX (X) NY(X) Keterangan: 2
2
N
= Banyaknya Subyek
X
= Angka Pada Variabel
Y
= Angka Ada Variabel Kedua
Rxy
= Nilai Korelasi Product Moment
2
Ketentuannya: 1) Jika harga corrected item total correlation bertanda positif dan < r tabel, maka item tidak valid.
2) Jika harga corrected item total correlation bertanda negative dan < r tabel, maka item tidak valid 3) Jika harga corrected item total correlation bertanda negative dan > r tabel, maka item tidak valid 4) Jika harga corrected item total correlation bertanda positif dan > r tabel, maka item tidak valid. d. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil relatif sama, selama aspek yang di ukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil antara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan sebagai tidak reliabel (Azwar, 2008). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas bisa disebut sebagai uji keajegan atau konsistensi alat ukur. Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi adalah alat ukur yang stabil yang selalu memberikan hasil yang relatif konstan. Tinggi rendahnya reliabilitas alat ukur dinyatakan dengan angka yang disebut koefisien reliabilitas. Besar koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai 1 dan tidak ada patokan yang pasti. Besar koefisien reliabilitas yang baik adalah sebesar mungkin, mendekati 1,00 yang disebut sempurna. Adapun penelitian ini untuk menguji reliabilitas alat ukur skala dukungan sosial
digunakan rumus alpha dengan menggunakan bantuan komputer program Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 16 for windows. Penggunaan rumus ini didasarkan pada pertimbangan bahwa rumus alpha ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Adapun rumus alpha adalah sebagai berikut: k
s
1 2 ( k 1 s
2 h
x
Keterangan: α
= koefisien reliabilitas alpha
k
= banyaknya belahan
s2 i
= varians skor belahan
s2 x
= varians skor total
Dengan ketentuan sebagai berikut: Jika harga alpha bertanda positif dan lebih besar dari r tabel, maka variabel dikatakan reliabel. Pada penelitian ini subjek penelitian sebanyak 30, maka dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% dengan r tabel 0.374 2. Penerimaan diri Untuk mengungkap fakta mengenai variabel penerimaan diri digunakan skala penerimaan diri yang penulis susun sendiri dengan menggunakan teori Hurlock dan Sheerer (Cronbach,1963). a. Definisi Operasional Definisi operasional penerimaan diri adalah sikap individu yang mencerminkan
perasaan menerima dan senang atas segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya serta mampu mengelola segala kekhususan diri dengan baik sehingga dapat menumbuhkan kepribadian dan fisik yang sehat. Untuk mengukur tingkat penerimaan diri khususnya penerimaan diri pada penderita pasca stroke disusun berdasarkan tujuh aspek yang merupakan ciri-ciri dari penerimaan diri yaitu : a. Adanya keyakinan akan kemampuan diri dalam menghadapi persoalan b. Adanya anggapan berharga terhadap diri sendiri sebagai manusia dan sederajad dengan orang lain c. Tidak ada anggapan aneh/ abnormal terhadap diri sendiri dan tidak ada harapan ditolak oleh orang lain d. Tidak adanya rasa malu atau tidak memperhatikan diri sendiri e. Adanya keberanian memikul tangguang jawab atas perilaku sendiri f. Adanya objektivitas dalam penerimaan pujian atau celaan g. Tidak ada penyalahan atas keterbatasan yang ada ataupun pengingkaran kelebihan. b. Alat Ukur Instrumen
merupakan
alat
bantu
yang
digunakan
oleh
peneliti
untuk
mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran (Sugiyono, 2008). Kuesioner merupakan teknik pengumpul data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Untuk mengungkap fakta mengenai variabel penerimaan diri, digunakan angket penerimaan diri dengan jumlah aitem 40 butir yang terbagi dalam 22 butir pernyataan favourable dan 18 butir pernyataan unfavourable.
Tabel 3.6 Blue print Variabel Penerimaan Diri
ASPEK
Adanya keyakinan akan kemampuan
Nomor Item Terseleksi
Jumlah
Favourabel
Unfavourabel
1, 6, 21
3, 15, 25, 34
7
2, 22, 28, 31
26
5
Bent
diri dalam menghadapi persoalan Adanya anggapan berharga pada diri sendiri sebagai seorang manusia
uk
skala
Penerimaan Diri dalam
dan sederajat
penelitian
Tidak ada anggapan aneh.abnormal
4, 40
5, 27, 33
5 ini
terhadap diri sendiri dan tidak ada harapan ditolak
berupa pilihan
Tidak adanya rasa malu atau
18, 23
7, 10
4
8, 16, 32
19, 24
5
ganda
memperhatikan dirinya sendiri Ada keberanian memikul tanggung jawab terhadap perilaku sendiri Dapat menerima pujian, saran,
dengan lima
11, 20, 38
13, 17, 36
6
Tidak adanya penyalahan diri
9, 12, 29, 30,
14, 35, 37
8
atas keterbatasan yang dimiliki
39
alternatif
kritikan atau celaan secara objektif
yang harus
ataupun pengingkaran kelebihan Jumlah
jawaban
dipilih oleh 22
18
40 subyek.
Terdapat dua jenis pernyataan dalam skala ini yaitu pernyataan favourable dan unfavourable. Pernyataan favourable yaitu pernyataan yang berisi tentang hal-hal yang positif mengenai obyek sikap. Sebaliknya pernyataan unfavourable adalah pernyataan yang berisi hal-hal yang negatif mengenai obyek sikap, yaitu bersifat tidak mendukung ataupun kontra terhadap obyek sikap yang di ungkap. Adapun petunjuk skoring yang digunakan berdasarkan pernyataan yang favourable dan unfavourable adalah sebagai berikut: 1) Untuk pernyataan yang favourable a)
Skor 4 untuk jawaban yang sangat setuju (SS)
2)
b)
Skor 3 untuk jawaban yang setuju (S)
c)
Skor 2 untuk jawaban yang ragu-ragu (R)
d)
Skor 1 untuk jawaban yang tidak setuju (TS)
e)
Skor 0 untuk jawaban yang sangat tidak setuju (STS)
Untuk pernyataan unfavourable a)
Skor 0 untuk jawaban yang sangat setuju (SS)
b)
Skor 1 untuk jawaban yang setuju (S)
c)
Skor 2 untuk jawaban yang ragu-ragu (R)
d)
Skor 3 untuk jawaban yang tidak setuju (TS)
e)
Skor 4 untuk jawaban yang sangat tidak setuju (STS)
c. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrument pengukur dikatakan memilki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat (Azwar, 2008). Sisi lain dari validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Menurut Sumadi Suryabrata validitas soal adalah derajat kesesuaian antar suatu
soal dengan perangkat soal-soal lain. Ukuran soal adalah korelasi antara skor pada soal itu dengan skor pada perangkat soal (item-item correlation) yang biasa disebut korelasi biserial. Jadi makin tinggi validitas suatu alat ukur, makin mengenai sasarannya dan makin menunjukkan apa yang sebenarnya diukur. Validitas alat ukur diuji dengan menggunakan bantuan komputer program Statistical Package For Social Sciene (SPSS) versi 16 for windows. Syarat bahwa itemitem tersebut valid adalah nilai korelasi (r hitung harus positif dan lebih besar atau sama dengan r tabel) dimana untuk subyek ketentuan df = N-2 pada penelitian ini karena N = 30, berarti 30-2 = 28 dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka diperoleh r tabel = 0,374. Adapun rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut:
Rsy
N XY ( X )(Y )
N X
2
( X ) N Y ( X ) 2
2
Keterangan: N
= Banyaknya Subyek
X
= Angka Pada Variabel
Y
= Angka Ada Variabel Kedua
Rxy
= Nilai Korelasi Product Moment
Ketentuannya: 1) Jika harga corrected item total correlation bertanda positif dan < r tabel, maka item tidak valid. 2) Jika harga corrected item total correlation bertanda negative dan < r tabel, maka item tidak valid 3) Jika harga corrected item total correlation bertanda negative dan > r tabel, maka item
tidak valid 4) Jika harga corrected item total correlation bertanda positif dan > r tabel, maka item tidak valid. d. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil relatif sama, selama aspek yang di ukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil antara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan sebagai tidak reliabel (Azwar, 2008). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas bisa disebut sebagai uji keajegan atau konsistensi alat ukur. Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi adalah alat ukur yang stabil yang selalu memberikan hasil yang relatif konstan. Tinggi rendahnya reliabilitas alat ukur dinyatakan dengan angka yang disebut koefisien reliabilitas. Besar koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai 1 dan tidak ada patokan yang pasti. Besar koefisien reliabilitas yang baik adalah sebesar mungkin, mendekati 1,00 yang disebut sempurna. Adapun penelitian ini untuk menguji reliabilitas alat ukur skala penerimaan diri digunakan rumus alpha dengan menggunakan bantuan komputer program Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 16 for windows. Penggunaan rumus ini didasarkan pada pertimbangan bahwa rumus alpha ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Adapun
rumus alpha adalah sebagai berikut:
k
s
1 2 (k 1 s
2 h
x
Keterangan: α
= koefisien reliabilitas alpha
k
= banyaknya belahan
s2 i
= varians skor belahan
s2 x
= varians skor total
Dengan ketentuan sebagai berikut: Jika harga alpha bertanda positif dan lebih besar dari r tabel, maka variabel dikatakan reliabel. Pada penelitian ini subjek penelitian sebanyak 30, maka dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% dengan r tabel 0,374.
D. Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasikan. Analisis data merupakan proses pencarian dan penyusunan secara sistematis data yang diperoleh dari hasil lapangan. Dan juga bagian yang sangat penting karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mencari koefisien korelasi antara gejala interval lainnya. Selanjutnya berdasarkan koefisien korelasi yang diperoleh dapatlah mengadakan pengentasan
hipotesis tentang korelasi tersebut dengan menggunakan teknik analisis product moment dari Pearson dengan bantuan komputer program Statistical Package For Social Sciene (SPSS) versi 16 for windows. Pearson r correlation biasa digunakan untuk mengetahui hubungan pada dua variabel. Korelasi dengan pearson ini mensyaratkan data berdistribusi normal. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Rsy Keterangan:
N XY ( X )(Y )
N X
2
( X ) N Y ( X ) 2
N
= Banyaknya Subyek
X
= Angka Pada Variabel
Y
= Angka Ada Variabel Kedua
Rxy
= Nilai Korelasi Product Moment
2
Adapun untuk mengetahui apakah ada hubungan antar variabel, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi/ uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas data dan uji lineritas hubungan 1. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian untuk melihat apakah sebaran dari variabel-variabel penelitian sudah mengikuti distribusi kurva normal. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui kenormalan distribusi skor variabel dengan melihat seberapa jauh terjadi penyimpangan. Adapun untuk mengetahui apakah data sampel tersebut berdistribusi normal atau tidak peneliti menggunakan teknik uji kolmogorov smirnov dan shaphiro wilk. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan program Statistical Package For Social Sciene (SPSS) versi 16 for windows, dengan kaidah sebagai berikut: a. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal b. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi adalah normal.
2. Uji Linieritas Hubungan Uji Linieritas hubungan ini dilakukan untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan membandingkan regresi kuadrat dan hasil perbandingan ini ditunjukkan dalam nilai-nilai f beda. Dalam melakukan uji linieritas hubungan menggunakan regresi dengan program komputer Statistical Package For Social Sciene (SPSS) versi 16 for windows. Kaidah yang digunakan untuk menguji linieritas hubungan adalah jika signifikansi < 0.05 maka hubungannya adalah linier, dan sebaliknya jika signifikansi > maka hubungannya tidak linier.
Setelah uji asumsi/ prasyarat dilakukan, selanjutnya melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian yang diajukan dengan teknik korelasi product moment. Teknik ini digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel yaitu hubungan antara dukungan sosial dan penerimaan diri pada penderita pasca stroke.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah persiapan penelitian agar tidak terdapat kendala dalam pelaksanaan penelitian dilapangan. Persiapan penelitian meliputi penyusunan alat ukur dan persiapan administrasi. Tahap awal yang harus dilakukan yaitu : a.
Merumuskan masalah yang hendak diteliti
b.
Melakukan observasi terlebih dahulu untuk melihat populasi yang ada.
c.
Melakukan studi pustaka, pada tahap ini peneliti mencari, mempelajari, dan memperdalam literatur yang relevan dengan tujuan menelaah teori serta hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini
d.
Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing skripsi dalam rangka penataan alur berfikir dan pelaksanaan penelitian, serta mendiskusikan dan menyempurnakan data atas konsep yang mendasari penelitian
e.
Menentukan populasi dan sampel penelitian sesuai dengan tujuan dan landasan teori
f.
55
Mempersiapkan penelitian, yaitu mulai penyusunan alat ukur yang akan digunakan untuk mengumpulkan data dengan tahap penentuan indikator, pembuatan blue print sampai pada membuat item-item yang baik.
b. Penyusunan Instrument Penelitian
Alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan hubungan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri adalah skala atau kuesioner, langkah-langkah dalam penyusunannya adalah : a)
Menentukan indikator kedua variabel berdasarkan teori yang telah ditentukan pada Bab II
b)
Membuat blue print dari kedua instrument yang memuat jumlah pernyataan atau item yang digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan instrument penelitian
c)
Membuat dan menyusun pernyataan yang mencakup pernyataan favourable dan unfavourable berdasarkan blue print yang telah dibuat
d)
Menguji cobakan kuosioner yang digunakan untuk pengumpulan data dengan memakai metode uji coba terpakai, yaitu melaksanakan uji coba sekaligus pengumpulan data
e)
Kuosioner dalam penelitian ini terdiri dari 40 aitem untuk dukungan sosial dan 40 aitem untuk penerimaan diri
f)
Penentuan skor pada semua aitem untuk ke-2 variabel memiliki 5 alternatif jawaban pemberian skor untuk item favourable bergerak dari angka 4 sampai 0 dan untuk item unfavourable bergerak berlaku sebaliknya.
c. Lokasi Penelitian Setelah aitem-aitem pada skala 2 variabel sudah siap, maka selanjutnya menetukan lokasi dan subjek penelitian. Lokasi penelitian ini diadakan di Poli Saraf Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Jemursari pertimbangannya adalah kemudahan memperoleh ijin dalam melakukan penelitian dan kemudahan akses menuju lokasi tersebut. Rumah Sakit Islam Jemursari berdiri pada tanggal 25 Mei 2002, merupakan
salah satu dari tiga instansi yang dikelola oleh Yayasan Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Rumah Sakit Islam Jemursari terletak di Jalan Jemursari No. 51-57 Surabaya, dekat pintu gerbang kota Surabaya sebelah selatan dan berada di wilayah kota yang sudah berkembang serta dekat dengan zona industri. Saat ini, Rumah Sakit Islam Jemursari merupakan rumah sakit tipe B terakreditasi 16 pelayanan, dengan demikian Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya dapat memberikan pelayanan optimal kepada pasien yang berobat di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya Subjek penelitian atau populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien pasca stroke rawat jalan di poli saraf Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah untuk mengetahui apakah dukungan sosial berhubungan dengan penerimaan diri pada penderita pasca stroke. Untuk teknik pengambilan sampel digunakan accidental sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi tertentu.
d. Persiapan Administrasi Sebelum melakukan penelitian, ada beberapa hal yang berkaitan dengan persyaratan adminstrasi yang harus dipenuhi sehubungan dengan prosedur perijinan penelitian, antara lain dengan mengajukan surat ijin penelitian kepada Kaprodi psikologi selanjutnya diteruskan kepada Dekan Fakultas Dakwah Prodi Psikologi melalui staff akademik. Surat ijin penelitian ini kemudian dikeluarkan oleh pihak fakultas tertanggal 3 april 2012, Selanjutnya peneliti membawa surat ijin dari pihak fakultas dan 1 berkas proposal yang diserahkan kepada Pusdiklat dan Penelitian Rumah Sakit Islam Jemursari. Peneliti kemudian melakukan konsultasi dengan dokter saraf yang menjadi pembimbing selama penelitian. Pada tanggal 9 April 2012 Peneliti mendapat ijin secara resmi yang ditujukan kepada Dekan Fakultas Dakwah bahwa pihak Rumah Sakit Islam Jemursari memberikan ijin terhadap penelitian dengan
harapan agar kerahasiaan data dapat terjaga dengan baik dan sesuai dengan norma yang ada. e. Pelaksanaan Penelitian Setelah mendapat ijin secara resmi dari pihak Pusdiklat Rumah Sakit Jemursari, kemudian peneliti mulai menyebarkan kuesioner. Penelitian dilakukan selam 3 minggu, mulai tanggal 16 April sampai dengan 4 Mei 2012. Penyebaran kuesioner dilakukan setiap hari kerja pukul 08.00-11.00 WIB. Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data baik primer maupun sekunder untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data adalah langkah yang amat penting dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesa yang sudah dirumuskan. Seperti telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, penelitian ini ingin mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dukunga sosial dengan penerimaan diri pada penderita pasca stroke. Adapun tahap pengumpulan data sebagai berikut: a) Tahap persiapan yaitu sebelum pemberian angket dan pengisian angket oleh responden. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, kemudian menawarkan dulu apakah calon responden bersedia menjadi responden penelitian. b) Tahap pelaksanaan yaitu dengan memberikan angket kepada penderita pasca stroke untuk mengidentifikasi dukungan sosial yang diberikan kepada penderita oleh keluarga dan penerimaan diri yang ditimbulkan oleh penderita itu sendiri dan pengisian kuesioner dilakukan dengan pendampingan oleh peneliti. Peneliti membacakan kuesioner, dan responden menjawab dengan pilihan jawaban yang tersedia.
c) Tahap penutup dimana peneliti mengumpulkan lembar kuesioner yang telah diisi oleh responden dan mengucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Setelah pengambilan data selesai, peneliti merekap dan mempersiapkan analisis secara statistik sehingga dapat diketahui apakah hipotesis penelitian terjawab atau tidak. Analisis dilakukan juga untuk mengetahui sejauh mana validitas dan reliabilitas alat ukur yang dipakai oleh peneliti.
2. Deskripsi Hasil Penelitian Pada sub bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian berupa uraian agar dapat lebih dipahami oleh pembaca. Analisis yang pertama kali dilakukan oleh peneliti adalah uji validitas dan reliabilitas. Dimana dari hasil uji validitas dan reliabilitas didapat hasil berupa beberapa butir item yang dinyatakan valid dan item yang dinyatakan tidak valid. Item yang dinyatakan valid adalah item yang harga/nilai corrected item total correlation bertanda positif dan > r tabel. Sedangkan item dinyatakan tidak valid apabila bertanda positif < r tabel atau bertanda negatif. Angket yang telah disebarkan kemudian di uji validitasnya dengan menggunakan program Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 16 for windows. Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. a. Uji Validitas Dalam menganalisis validitas, analisis dilakukan menurut tiap-tiap indikator. a. Hasil uji validitas untuk skala dukungan sosial dari semua indikator Tabel. 4.1 Hasil Item Valid Variabel Dukungan Sosial
Item
Corrected Item-Total Correlation
r Tabel
Keterangan
Item 1 Item 2 Item 3 Item 5 Item 7 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Item 22 Item 24 Item 27 Item 29 Item 31 Item 33 Item 34 Item 35 Item 36 Item 37 Item 38 Item 39 Item 40
.529 .500 .482 .436 .397 .459 .729 .774 .767 .739 .537 .617 .902 .874 .435 .810 .457 .693 .544 .552 .558 .384 .598 .451 .506 .754 .708 .823 .603
.374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari keterangan tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa item yang valid berjumlah 29 item yaitu: 1, 2, 3, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 27, 29, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40. Item ini dinyatakan valid karena > rTabel.
Tabel 4.2 Hasil Item Tidak Valid Variabel Dukungan Sosial
Item Item 4 Item 6
Corrected Item-Total Correlation .200 .219
r Tabel .374 .374
Keterangan Tidak Valid Tidak Valid
Item 8 Item 9 Item 21 Item 23 Item 25 Item 26 Item28 Item 30 Item 32
.192 .075 .173 .083 .234 .314 .329 .133 .334
.374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374
Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid
Dari keterangan tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa item yang tidak valid berjumlah 11 item yaitu 4, 6, 8, 9, 21, 23, 25, 26, 28, 30 dan 32. Item ini dinyatakan tidak valid.
b. Hasil uji validitas untuk skala dukungan sosial tiap-tiap indikator Tabel 4.3 Validitas Item Indikator 1 Corrected Item-Total r Tabel Keterangan Correlation Item2 .500 0.374 Valid Item3 .482 0.374 Valid Item4 .200 0.374 Tidak valid Item7 .397 0.374 Valid Item8 .192 0.374 Tidak valid Item9 -.075 0.374 Tidak valid Item10 .459 0.374 Valid Item26 .314 0.374 Tidak valid Item29 .552 0.374 Valid Item35 .451 0.374 Valid Berdasarkan tabel tersebut dari 10 item, 6 item dinyatakan valid dan 4 item dinyatakan tidak valid maka dinyatakan gugur karena < r tabel.
Item1 Item6 Item11 Item12 Item13 Item14
Corrected ItemTotal Correlation .529 .219 .792 .774 .767 .739
r Tabel
Keterangan
0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374
Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid
Item22 Item23 Item33 Item34 Item37 Item38 Item39 Item40
.457 .083 .384 .598 .754 .708 .823 .603
0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374
Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.4 Validitas Item Indikator 2 Berdasarka
n tabel tersebut maka dari 14 aitem, 12 valid dan 2 tidak valid jadi item yang tidak valid harus di keluarkan atau gugur. Tabel 4.5 Validitas Item Indikator 3 Corrected Itemr Tabel Keterangan Total Correlation Item15 .537 0.374 Valid Item16 .617 0.374 Valid Item17 .902 0.374 Valid Item18 .874 0.374 Valid Item20 .810 0.374 Valid Item28 .329 0.374 Tidak valid Berdasarkan tabel tersebut maka dari 6 item, 5 valid dan 1 tidak valid jadi item yang tidak valid harus dikeluarkan atau gugur.
Tabel 4.6 Validitas Item Indikator 4
Item5 Item9 Item21 Item24 Item25 Item27 Item30 Item31 Item32 Item36
Corrected ItemTotal Correlation .436 .435 .173 .693 .234 .544 .133 .558 .334 .506
r Tabel
Keterangan
0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374
Valid Valid Tidak valid Valid Tidak Valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid
Berdasarkan tabel tersebut dari 10 item, 6 item valid dan 4 item tidak valid maka item yang
tidak valid harus dikeluarkan atau gugur. Dari beberapa tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa item yang valid berjumlah 29 item yaitu: 1, 2, 3, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 27, 29, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40. Sedangkan sisa yang lain dianggap gugur atau tidak valid.
c.
Hasil uji validitas untuk skala penerimaan diri dari semua indikator Tabel 4.7 Hasil Item Valid Variabel Penerimaan Diri
Item
Corrected Item-Total Correlation
r Tabel
Keterangan
Item2 Item3 Item4 Item5 Item7 Item10 Item11 Item17 Item18 Item22 Item23 Item27 Item28 Item31 Item33 Item34 Item35 Item37 Item39 Item40
.417 .381 .473 .531 .401 .557 .429 .404 .669 .585 .511 .581 .406 .484 .375 .407 .383 .705 .446 .379
.374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari keterangan tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa item yang valid berjumlah 20 item yaitu: : 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 17, 18, 22, 23, 27, 28, 31, 33, 34, 35, 37, 39, 40. Item ini dinyatakan valid karena > rTabel.
Tabel 4.8 Hasil Item Tidak Valid Variabel Penerimaan Diri Item Item1 Item6 Item8 Item9 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item19 Item20 Item21 Item24 Item25 Item26 Item29 Item30 Item32 Item36 Item38
Corrected Item-Total Correlation .174 .333 .064 -.124 .256 .047 -.361 .159 -.241 .214 .114 .134 .248 .329 .196 .125 .246 .201 .213 .255
r Tabel .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374 .374
Keterangan Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid
Dari keterangan tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa item yang tidak valid berjumlah 20 item yaitu 1, 6, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 24, 25, 26, 29, 30, 32, 36 dan 38. Item ini dinyatakan tidak valid karena < rTabel.
d.
Hasil uji validitas variabel penerimaan diri dari tiap-tiap indikator Tabel 4.9 Validitas Item Indikator 1 Corrected Item-Total Correlation
r Tabel
Keterangan
Item1
.174
0.374
Tidak valid
Item3
.381
0.374
Valid
Item6
.333
0.374
Tidak valid
Item15
.159
0.374
Tidak valid
Item21
.134
0.374
Tidak valid
Item25
.329
0.374
Tidak valid
Item34
.407
0.374
Valid
Berdasarkan tabel tersebut dari 7 item, 2 item valid dan 5 item tidak valid maka item yang tidak valid harus dikeluarkan atau gugur.
Tabel 4.10 Validitas Item Indikator 2 Corrected Item-Total Correlation
r Tabel
Keterangan
Item2
.417
0.374
Valid
Item22
.585
0.374
Valid
Item26
.196
0.374
Tidak valid
Item28
.406
0.374
Valid
Item31
.484
0.374
Valid
Berdasarkan tabel tersebut dari 5 item, maka tiga item dinyatakan valid dan dua item dianggap gugur karena < r tabel. Tabel 4.11 Validitas Item Indikator 3 Corrected Item-Total Correlation
r Tabel
Keterangan
Item4
.473
0.374
Valid
Item5
.531
0.374
Valid
Item27
.581
0.374
Valid
Item33
.375
0.374
Valid
Item40
.379
0.374
Valid
Berdasarkan tabel tersebut dari 5 item, semua item dinyatakan valid karena >r tabel Tabel 4.12 Validitas Item Indikator 4 Corrected Item-Total Correlation
r Tabel
Keterangan
Item7
.401
0.374
Valid
Item10
.557
0.374
Valid
Item18
.669
0.374
Valid
Item23 .511 0.374 Valid Berdasarkan tabel tersebutdari 4 item semua item dinyatakan valid karena >r tabel Tabel 4.13 Validitas Item Indikator 5
Corrected Item-Total Correlation
r Tabel
Keterangan
Item8
.064
0.374
Tidak valid
Item16
-.241
0.374
Tidak valid
Item19
.214
0.374
Tidak valid
Item24
.248
0.374
Tidak valid
Item36
.201
0.374
Tidak valid
Berdasarkan tabel tersebut dari 5 item, semua item dinyatakan tidak valid maka dinyatakan gugur karena < r tabel. Tabel 4.14 Validitas Item Indikator 6 Corrected Item-Total Correlation
r Tabel
Keterangan
Item11
.429
0.374
Valid
Item13
.047
0.374
Tidak valid
Item17
.404
0.374
Valid
Item20
.114
0.374
Tidak valid
Item36
.213
0.374
Tidak valid
Item38 .255 0.374 Tidak valid Berdasarkan tabel tersebut dari 6 item,2 item dinyatakan valid dan 4 item dinyatakan tidak valid maka harus dikeluarkan atau gugur.
Tabel 4.15 Validitas Item Indikator 7
Item9 Item12 Item14 Item29
Corrected Item-Total Correlation -.123 .256 -.361 .125
r Tabel
Keterangan
0.374 0.374 0.374 0.374
Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid
Item30 Item35 Item37 Item39
.246 .383 .705 .446
0.374 0.374 0.374 0.374
Tidak valid Valid Valid Valid
Dari tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa item yang valid ada yaitu: Dari beberapa tabel diatas, hasil uji validitas ini didapatkan item yang valid berjumlah 20 yaitu: 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 17, 18, 22, 23, 27, 28, 31, 33, 34, 35, 37, 39, 40. Sedangkan sisa yang lain dianggap gugur atau tidak valid.
b. Uji Reliabilitas Dari hasil uji reliabilitas alat ukur terhadap tiap-tiap aiten. Skala dukungan social yang valid diperoleh dengan nilai koefisien Cronbach's Alpha sebesar 0.941 dengan p = 0.022. Maka instrument tersebut dikatakan reliabel. Artinya sebagian item sangat reliabel sebagai instrument pengumpul data Tabel 4.16 Uji Reliabilitas Dukungan Sosial
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
0.941
29
Pada uji reliabilitas penerimaan diri, nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0.889. Maka instrument tersebut dikatakan reliabel. Artinya sebagian item sangat reliabel sebagai instrument pengumpul data.
Tabel 4.17 Uji Reliabilitas Penerimaan Diri
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
0.889
20
c. Uji Normalitas Data Uji normalitas adalah pengujian untuk melihat apakah sebaran dari variabelvariabel penelitian sudah mengikuti distribusi kurva normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan program Statistical Package For Social Sciene (SPSS) versi 16 for windows. Adapun uji normalitas data yang digunakan ini adalah menggunakan Kolmogorov-Smirnov serta Shapiro-Wilk. Kaidah yang digunakan untuk menguji normalitas adalah jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal. Begitu pula sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi adalah normal. Dari uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Variabel Dukungan Sosial Pada variabel dukungan sosial diperoleh hasil statistik = .088 dengan derajat kebebasan df = 30 dan nilai signifikansi sebesar 0,200 > 0,05 berarti sebaran data adalah normal. b) Variabel Penerimaan Diri Pada variabel Penerimaan Diri diperoleh hasil statistik = .095 dengan derajat kebebasan df = 30 dan nilai signifikansi sebesar 0,200 > 0,05 berarti sebaran data adalah normal. Dari uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Variabel Dukungan Sosial
Pada variabel dukungan sosial diperoleh hasil statistik = .971 dengan derajat kebebasan df = 30 dan nilai signifikansi sebesar 0,575 > 0,05 berarti sebaran data adalah normal. b) Variabel Penerimaan Diri P Variabel
ada
Kolmogorov-Smirnova Statistic
variabel
Df
Sig.
Shapiro-Wilk Statist
Df
Sig.
ic
Penerima Diri
Dukungan Sosial
.088
30
.200*
.971
30
.575
diperoleh
Penerimaan Diri
.095
30
.200*
.979
30
.803
an
hasil statistik = .979 dengan derajat kebebasan df = 30 dan nilai signifikansi sebesar 0,803 > 0,05 berarti sebaran data adalah normal. Tabel 4.18 Uji Normalitas
d. Uji Linieritas Hubungan Uji linieritas hubungan ini dilakukan untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan membandingkan regresi kuadrat dan hasil perbandingan ini ditunjukkan dalam nilai-nilai f beda. Dalam melakukan uji linieritas hubungan menggunakan regresi dengan program komputer Statistical
Package For Social Sciene (SPSS) versi 16 for windows. Kaidah yang digunakan untuk menguji linieritas hubungan adalah jika signifikansi < 0.05 maka hubungannya adalah linier, dan sebaliknya jika signifikansi > maka hubungannya tidak linier. Dari hasil uji linieritas tersebut dapat dijelaskan hubungan antara dukungan sosial terhadap penerimaan diri pada penderita pasca stroke diperoleh harga R square = .174 dengan F = 5.904 dan nilai signifikansi sebesar .022 < 0.05 berarti hubungannya linier. Tabel 4.19 Uji Linieritas Hubungan Variabel X-Y
R-Square
F
P
Keterangan
Dukungan Sosial
.174
5.904
0.022
Korelasinya
terhadap Penerimaan
linier
Diri
Setelah uji asumsi/ persyarat dilakukan, selanjutnya melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian yang diajukan dengan teknik korelasi product moment. Berdasarkan dari hasil uji linieritas hubungan, maka instrument ini memiliki syarat untuk dianalisis dengan menggunakan data korelasi product moment.
B. Pengujian Hipotesis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan penerimaan diri terhadap penderita pasca stroke pada pasien Rawat jalan Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Dari hasil uji analisis korelasi product moment diperoleh nilai korelasi sebesar .417 dengan signifikansi sebesar .022 karena signifikansi <0.05 maka Ho ditolak berarti Ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan penerimaan diri terhadap penderita pasca stroke pada pasien Rawat jalan Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 4.20 Korelasi antara Variabel X dan Y Correlations Variabel Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Dukungan Sosial
Penerimaan Diri
Dukungan Sosial
1.000
.417
Penerimaan Diri
.417
1.000
Dukungan Sosial
.
.022
Penerimaan Diri
.022
.
Dukungan Sosial
30
30
Penerimaan Diri
30
30
Pada tabel correlation memuat hubungan antara dua variabel, dari tabel tersebut diperoleh besarnya korelasi 0,417 dengan signifikansi 0,022. Karena signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri. Namun, jika dilihat dari hasi koefisiensi determinan (r2) yaitu : r = 0.417 maka r2 = 0,17389. Berdasarkan Sumbangan Efeksi (SE) 17,4% yang rendah, maka dapat disimpulkan bahwa variabel dukungan sosial hanya berperan sedikit dalam penerimaan diri penderita pasca stroke, sedangkan sisanya sebesar 82,6% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diungkap dalam penelitian ini. C. Pembahasan Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan penerimaan diri pada penderita pasca stroke. Artinya ada hubungan positif antara dukungan sosial dan penerimaan diri, hal ini berarti semakin tinggi dukungan sosial yang diberikan pada penderita pasca stroke, maka semakin tinggi pula penerimaan diri yang dimunculkan oleh si penderita dan sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang diberikan maka semakin rendah tersebut.
pula penerimaan diri yang dimunculkan oleh penderita
Hasil ini menguatkan pendapat Willi (dalam Destiani, 2008) menyatakan bahwa penerimaan diri yang tinggi akan memberikan sumbangan positif pada kesehatan mental. Artinya ketika penderita pasca stroke mempunyai penerimaan diri yang tinggi maka akan dapat memiliki kesehatan mental yang baik dan dapat memacu semangat untuk mencapai kesembuhan. Ada hubungan yang erat antara penerimaan diri dengan kesehatan fisik.
Schlutz
(Izzaty, 1996) mengatakan bahwa penerimaan diri memiliki hubungan yang erat dengan tingkat fisiologik. Tingkat fisiologik yang dimaksud adalah tingkat kesehatan individu yang dilihat dari kelancaran kerja organ tubuh dan aktifitas dasar, seperti makan, minum, istirahat dan kehidupan seksual, yang semuanya merupakan faktor penunjang utama kesehatan fisik. Individu yang bisa menerima keadaan dirinya tidak memiliki hambatan dalam hal ini. Hasil penelitian ini juga sependapat dengan pernyataan bahwa penerimaan diri penting karena merupakan asas bagi membentuk diri yang baik supaya dapat menerima kelebihan dan kekurangan yang ada. Penerimaan diri yang baik dapat mengawali diri dari unsur-unsur yang tidak baik serta menunjukkan tingkah laku yang terbaik dan dapat meningkatkan diri untuk menghadapi cobaan hidup (ptsn.com, 2005). Pernyataan Hurlock (2006) berikut juga sejalan dengan penelitian ini yaitu bahwa individu yang menerima dirinya memiliki penilaian yang realistik tentang sumber daya yang dimilikinya. Artinya, individu tersebut memiliki kepastian akan standar dan teguh dalam pendirian, serta mempunyai penilaian yang realistik terhadap keterbatasannya tanpa mencela diri. Jadi, orang yang memiliki penerimaan diri yang baik tahu kemampuan yang dimilikinya dan bisa mengatasi cara mengelolanya. Walaupun dukungan sosial hanya berperan sedikit dalam memunculkan penerimaan diri pada pasien pasca stroke, hanya 17,4%, namun dukungan sosial tidak boleh diabaikan begitu saja, karena hal ini berkaitan dengan kehidupan soial antara penderita dan orang-orang tedekatnya. Hal ini didukung oleh Thorits (dalam Sarason) bahwa dukungan sosial berperan
dalam membantu dan membangkitkan individu dalam menjalani hidupnya dan memenuhi kebutuhan psikologis dalam menghadapi kejadian-kejadian yang traumatis dan penuh tekanan. Katc dan Kahn (2000) berpendapat, dukungan sosial adalah perasaan positif, menyukai, kepercayaan, dan perhatian dari orang lain yaitu orang yang berarti dalam kehidupan individu yang bersangkutan, pengakuan, kepercayaan seseorang dan bantuan langsung dalam bentuk tertentu. Dukungan sosial pada umumnya menggambarkan mengenai peranan atau pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh orang lain yang berarti seperti anggota keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja. Oleh karena itu, agar penderita pasca stroke dapat memunculkan penerimaan diri yang baik diperlukan timdakan untuk menghadapi kondisi-kondisi stress atau depresi tersebut. Bukan hanya dukungan-dukungan positif yang diberikan pada penderita pasca stroke, namun penderita pasca stroke perlu melakukan coping terhadap stressor tersebut. Dari teori tersebut dapat diperoleh suatu pengetahuan bahwa memang benar variabel X (dukungan sosial) dalam penelitian ini belum memiliki pengaruh yang besar secara signifikan terhadap penerimaan diri. Hal ini wajar saja terjadi karena ada beberapa faktor yang di luar kendali penulis dan tidak dapat dikontrol sehingga mempengaruhi hasil penelitian. Adapun beberapa sebab yang menjadikan mengapa penelitian ini kurang dapat mengungkap fakta sebenarnya yang terjadi dilapangan: 1. Saat melakukan penelitian, keadaan subjek seperti suasana hati (mood) tidak dapat dikendalikan oleh peneliti dan ketika waktu pengerjaan terkadang kurang kondusif karena subjek juga harus menunggu antrian yang terkadang tiba-tiba panggilan pemeriksaan terdengar. 2. Berdasarkan usia, subjek penelitian yang tergolong lanjut sehingga pemikiran yang terkadang tidak stabil membuat jawaban-jawaban yang diberikan tidak terarah. 3.
Pernyataan-pernyataan yang dibuat penulis dalam skala yang diberikan kurang
mengungkap hal yang terjadi 4. Adanya bias dari keluarga pasien yang ingin terlihat baik sehingga tidak dapat mengungkap fakta yang sebenarnya,di samping itu pengisian kuosioner oleh penderita kurang bisa dilakukan dengan konsentrasi yang baik karena dilakukan di ruang tunggu dalam situasi yang cukup ramai. Maka menyadari itu semua, beberapa saran yang diperkirakan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peningkatan kualitas penelitian selanjutnya adalah 1) sebaiknya peneliti benar-benar mengerti kondisi subjek, 2) hendaknya memilih variabel X yang tepat dan indikator yang lebih beragam dan lebih sesuai dengan apa yang ada di lapangan, 3) hendaknya peneliti bisa mengontrol kondisi subjek ketika pengisian skala dengan pendekatan-pendekatan sebelum penelitian, 4) selanjutnya menyusun skala yang lebih mudah diterima oleh subjek dengan menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan sosial dan penerimaan diri terhadap penderita pasca stroke pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Dengan demikian hipotesis yang diajukan menyatakan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dan penerimaan diri penderita pasca stroke. B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini secara empiris membuktikan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dan penerimaan diri terhadap penderita pasca stroke pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Namun, karena penelitian ini masih banyak kekurangan, maka diharapkan kajian ini dapat diteliti dengan lebih sempurna lagi, maka disarankan : 1. Kepada pihak rumah sakit, khususnya dokter yang berinteraksi langsung dengan penderita pasca stroke perlu sekali meningkatkan pelayananan dengan memberikan semangat dan dukungan-dukungan positif agar pasien lebih menerima keadaan dirinya dan termotivasi untuk lebih giat melakukan terapi dalam mencapai kesembuhan mereka. 2. Kepada civitas akademika khususnya mahasiswa psikologi klinis untuk lebih jeli membaca kasus atau isu-isu yang bisa dikaji lebih mendalam untuk dapat menambah ilmu pengetahuan 80 klinis memiliki kajian ilmu yang luas, bukan hanya dan membuktikan bahwa Psikologi
dibidang kesehatan atau kejiwaan namun dalam semua bidang psikologi klinis merupakan akar dari semua permasalahan yang ada dan didalamnya ada fungsi dari ilmu Psikologi untuk memberi sumbangan pemikiran, karena hanya psikologi yang mengetahui perilaku manusia. 3. Kepada peneliti selanjutnya, sebaiknya memilih variabel dan subjek penelitian yang cocok agar tidak terlalu sulit ketika pengumpulan data dilapangan, selain itu juga harus memperhatikan perkembangan diluar penelitian ini, yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Assalamualaikum. Wr. Wb Dengan hormat, Dalam kesempatan ini saya mohon bantuan anda untuk mengisi pernyataan-pernyataan dibawah ini. Dalam mengisi pernyataan-pernyataan yang tersedia, anda diminta untuk mengisi seluruh nomor yang tersedia dan jangan ada satupun yang terlewatkan. Tidak ada jawaban yang salah. Oleh karena itu sangat diharapkan jawaban yang jujur dan apa adanya. Segala identitas yang menyangkut diri anda akan dirahasiakan sesuai dengan kode etik penelitian. Segala partisipasi dan ketulusan anda dalam memberikan jawaban sangat saya hargai dan saya sampaikan teimakasih.
I.
Petunjuk pengisian 1. Pilihlah jawaban yang anda anggap benar dengan memberi tanda silang (X) pada setiap kolom jawaban 2. Jika salah beri tanda sama dengan ( = ) pada jawaban yang telah disilangi.
II. Identitas Pasien 1. Inisial
:
2. No Responden
:
3. Tanggal diisi
:
Skala Dukungan Sosial Pasien RSI Jemursari dalam
SS
S
R
TS
STS
2. Suami/istri memberi pujian terhadap usaha
SS
S
R
TS
STS
3. Suami/istri tetap mencintai dan menyayangi saya 4. Keluarga memaklumi bahwa sakit yang saya alami adalah suatu musibah. 5. Keluarga memberikan semangat saat saya melakukan terapi 6. Keluarga menggerutu jika saya meminta pertolongan mereka 7. Suami/istri tidak ada yang berusaha mengerti kondisi saya 8. Ucapan saya selalu diabaikan oleh suami/istri 9. Keluarga memarahi saya jika saya melakukan kesalahan 10. Saya dianggap sebagai beban keluarga 11. Keluarga menyediakan waktu untuk pengobatan saya 12. Keluarga sangat berperan dalam perawatan sakit saya 13. Keluarga bersedia membiayai biaya perawatan dan pengobatan saya 14. Keluarga berusaha mencarikan peralatan terapi yang saya perlukan 15. Keluarga mengajak saya berkonsultasi secara teratur 16. Keluarga merencanakan jadwal terapi untuk saya 17. Keluarga memberitahu tentang hasil pemeriksaan dari dokter 18. Keluarga mengingatkan saya untuk kontrol ke dokter 19. Keluarga mengingatkan saya tentang perilaku-perilaku yang memperburuk penyakit saya
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
20. Keluarga memberikan penjelasan tentang
SS
S
R
TS
STS
21. Keluarga keberatan mendengar keluh kesah saya
SS
S
R
TS
STS
22. Keluarga
SS
S
R
TS
STS
1. Suami/istri
mendampingi
saya
perawatan penyembuhan saya
penyakit saya
meluangkan mengobrol dengan saya
waktu
untuk
23. Keluarga
mengabaikan kondisi kesehatan saya
perkembangan
SS
S
R
TS
STS
24. Keluarga mengajak saya untuk bersama-
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
31. Keluarga membawa saya bertemu dengan teman-teman saya
SS
S
R
TS
STS
32. Keluarga mengajak saya untuk pergi rekreasi
SS
S
R
TS
STS
33. Keluarga membiarkan saya pergi sendiri untuk berobat 17
SS
S
R
TS
STS
34. Anak-anak perawatan
dalam
SS
S
R
TS
STS
35. Suami/istri memperhatikan keadaan saya selama saya sakit
SS
S
R
TS
STS
36. Tetangga memaklumi bahwa sakit yang saya alami adalah suatu musibah
SS
S
R
TS
STS
37. Keluarga mengantarkan saya berobat 38. Keluarga mengingatkan saya untuk terapi
SS
S
R
TS
STS
SS SS
S S
R R
TS TS
STS STS
SS
S
R
TS
STS
sama mengambil keputusan dalam masalah keluarga 25. Keluarga bersikap halus dan menerima bila saya bersikap negative 26. Keluarga berat hati untuk memberikan
perhatian kepada saya 27. Usulan yang saya berikan didengar oleh
keluarga 28. Tidak ada seorangpun yang memberikan
nasehat agar keadaan saya menjadi lebih baik 29. Keluarga selalu memberi dukungan mental
sejak saya sakit 30. Jika ada masalah saya sering salah dalam
bertindak dan mengambil keputusan
mendampingi
saya
39. Keluarga menjaga pola makan saya 40. Keluarga mengingatkan saya untuk minum obat
78
Skala Penerimaan Diri Pasien RSI Jemur sari
1. Saya mampu menyelesaikan permasalahan saya sendiri R TS STS
SS
S
2. Saya merasa berharga dihadapan teman-teman R TS STS
SS
S
3. Saya merasa kurang maksimal dalam mewujudkan rencana R TS STS masa depan saya
SS
S
4. Saya mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru R TS STS
SS
S
5. Saya khawatir ada teman yang membenci saya karena R TS STS kekurangan yang saya miliki
SS
S
6. Saya merasa percaya diri dalam menghadapi hidup inI R TS STS
SS
S
7. Jika bertemu dengan orang lain, saya lebih memilih R TS STS memberikan senyuman daripada menyapanya
SS
S
8. Apa yang saya lakukan merupakan tanggungjawab saya sendiri R TS STS
SS
S
9. Saya tidak pernah menutupi kekurangan yang ada pada diri saya R TS STS
SS
S
10. Saya lebih suka menyendiri daripada berkumpul dengan R TS STS teman-teman
SS
S
11. Saya yakin orang lain mengkritik saya untuk kebaikan saya R TS STS
SS
S
12. Saya merasa puas dengan apa yang telah saya lakukan R TS STS
SS
S
79
13. Saya mengabaikan saran-saran dari keluarga R TS STS
SS
S
14. Saya merasa diri saya masih banyak kekurangan R TS STS
SS
S
15. Saya takut terjadi hal yang buruk terhadap diri saya R TS STS
SS
S
16. Saya berani mengakui kesalahan-kesalahan yang saya buat R TS STS
SS
S
17. Saya merasa putus asa atas kritik yang diberikan oleh orang lain R TS STS
SS
S
18. Saya merasa percaya diri R TS STS
SS
S
19. Saya cenderung menghindar jika ketahuan bersalah R TS STS
SS
S
20. Saya menerima setiap masukan yang baik atau yang buruk R TS STS bagi diri saya
SS
S
21. Saya dapat membuat keputusan dalam keadaan yang mendesak R TS STS
SS
S
22. Saya merasa bangga terhadap diri saya R TS STS
SS
S
23. Dalam suatu pembicaraan saya tegas memberikan pendapat R TS STS
SS
24. Saya merasa berat hati katika meminta maaf kepada orang lain R TS STS
SS
S
25. Saya menyerah dalam menghadapi semua permasalahan pada R TS STS diri saya
SS
S
26. Jika seseorang mengkritik saya secara langsung, R TS STS saya merasa direndahkan
SS
S
S
80
27. Saya merasa malu jika bertemu dengan orang lain R TS STS
SS
S
28. Saya gemar menolong orang lain R TS STS
SS
S
29. Saya bangga dengan kelebihan yang saya miliki R TS STS
SS
S
30. Saya menerima kekurangan yang saya miliki R TS STS
SS
S
31. Pujian dari keluarga adalah semangat bagi saya R TS STS
SS
S
32. Saya bertanggung jawab atas keputusan yang saya buat R TS STS
SS
S
33. Ketika bertemu dengan orang lain, saya lebih banyak diam R TS STS
SS
S
34. Saya merasa belum optimal dalam memanfaatkan saya R TS STS
SS
S
35. Keadaan yang saya miliki menghambat saya dalam berkarya R TS STS
SS
S
36. Saran dari teman saya abaikan R TS STS
SS
S
37. Saya merasa terganggu atas kekurangan saya R TS STS
SS
S
38. Saya memaafkan orang-orang yang mengejek saya R TS STS
SS
S
39. Saya tau bahwa diri saya tidak sempurna, tetapi saya bahagia R TS STS
SS
S
40. Saya mampu mengerjakan apa yang orang lain lakukan R TS STS
SS
S
81
=========Terimakasih atas partisipasi anda ==========
82
Uji Validitas Indikator 1 Dukungan Sosial Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary
N
% Reliability Statistics
Cases
Valid
30
100.0 Cronbach's Alpha
a
Excluded
0
.0 .666
Total
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N of Items
N
ITEM2
3.0000
.98261
30
ITEM3
3.3333
.75810
30
ITEM4
2.7667
.97143
30
ITEM7
2.3333
1.18419
30
ITEM8
2.2000
.92476
30
ITEM9
1.9333
1.14269
30
ITEM10
2.2667
1.11211
30
ITEM26
2.9000
.60743
30
10
83
ITEM29
2.9333
.86834
30
ITEM35
2.7667
1.00630
30
84
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
ITEM2
23.4333
18.323
.500
.606
ITEM3
23.1000
19.679
.482
.619
ITEM4
23.6667
20.782
.200
.666
ITEM7
24.1000
18.093
.397
.627
ITEM8
24.2333
21.013
.192
.666
ITEM9
24.5000
23.017
-.075
.728
ITEM10
24.1667
17.937
.459
.612
ITEM26
23.5333
21.361
.314
.648
ITEM29
23.5000
18.603
.552
.601
ITEM35
23.6667
18.575
.451
.616
Scale Statistics
Mean
26.4333
Variance
23.495
Std. Deviation
4.84721
N of Items
10
85
Uji Validitas Indikator 2 Dukungan Sosial Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
30
100.0
0
.0
30
100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .879
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
ITEM1
3.1000
1.06188
30
ITEM6
2.1000
1.32222
30
ITEM11
3.1000
.88474
30
ITEM12
3.2333
.89763
30
ITEM13
3.2667
.82768
30
ITEM14
3.2000
.88668
30
ITEM22
2.8667
.86037
30
ITEM23
2.5333
1.10589
30
ITEM33
2.5667
1.35655
30
ITEM34
2.5667
.97143
30
ITEM37
3.1667
.87428
30
ITEM38
3.2000
.71438
30
ITEM39
2.8667
1.07425
30
ITEM40
3.3667
.66868
30
N of Items 14
86
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
ITEM1
38.0333
63.689
.529
.872
ITEM6
39.0333
67.275
.219
.893
ITEM11
38.0333
61.964
.792
.860
ITEM12
37.9000
62.024
.774
.861
ITEM13
37.8667
63.016
.767
.862
ITEM14
37.9333
62.616
.739
.862
ITEM22
38.2667
66.616
.457
.875
ITEM23
38.6000
71.007
.083
.895
ITEM33
38.5667
63.633
.384
.884
ITEM34
38.5667
63.564
.598
.868
ITEM37
37.9667
62.585
.754
.862
ITEM38
37.9333
65.099
.708
.866
ITEM39
38.2667
59.030
.823
.856
ITEM40
37.7667
66.737
.603
.870
Scale Statistics Mean 41.1333
Variance 73.775
Std. Deviation 8.58922
N of Items 14
87
Uji Validitas Indikator 3 Dukungan Sosial Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
30
100.0
0
.0
30
100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.871
6
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
ITEM15
3.2333
.77385
30
ITEM16
2.8333
1.11675
30
ITEM17
2.5667
1.30472
30
ITEM18
2.8000
1.21485
30
ITEM20
2.8667
1.19578
30
ITEM28
2.9333
1.08066
30
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
ITEM15
14.0000
23.172
.537
.871
ITEM16
14.4000
20.317
.617
.858
ITEM17
14.6667
16.506
.902
.802
ITEM18
14.4333
17.426
.874
.809
ITEM20
14.3667
18.102
.810
.822
ITEM28
14.3000
23.183
.329
.902
88
Scale Statistics Mean
Variance
17.2333
Std. Deviation
27.771
N of Items
5.26984
6
Uji Validitas Indikator 4 Dukungan Sosial Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
Reliability Statistics
30
100.0
0
.0
30
100.0
Cronbach's Alpha .734
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
ITEM5
3.4333
.67891
30
ITEM19
2.6667
1.15470
30
ITEM21
1.9333
1.20153
30
ITEM24
2.0000
1.23176
30
ITEM25
2.8000
.66436
30
ITEM27
2.3000
1.11880
30
ITEM30
1.4333
.67891
30
ITEM31
2.1000
1.26899
30
ITEM32
1.7667
1.33089
30
ITEM36
2.4333
.62606
30
Item-Total Statistics
N of Items 10
89
Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
ITEM5
19.4333
27.909
.436
.713
ITEM19
20.2000
25.131
.435
.706
ITEM21
20.9333
27.857
.173
.752
ITEM24
20.8667
21.982
.693
.656
ITEM25
20.0667
29.375
.234
.733
ITEM27
20.5667
24.254
.544
.688
ITEM30
21.4333
30.047
.133
.742
ITEM31
20.7667
23.082
.558
.683
ITEM32
21.1000
25.266
.334
.728
ITEM36
20.4333
27.771
.506
.708
Scale Statistics Mean
Variance
22.8667
Std. Deviation
31.499
N of Items
5.61238
10
Uji Validitas Indikator 1 Penerimaan Diri Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
30
100.0
0
.0
30
100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .534
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item Statistics Mean ITEM1
2.2000
Std. Deviation 1.29721
N 30
N of Items 7
90
ITEM3
1.9667
.88992
30
ITEM6
3.0000
.98261
30
ITEM15
2.5000
.68229
30
ITEM21
1.0000
.58722
30
ITEM25
2.7667
.72793
30
ITEM34
1.6333
.88992
30
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
ITEM1
12.8667
7.361
.174
.566
ITEM3
13.1000
7.610
.381
.446
ITEM6
12.0667
7.513
.333
.464
ITEM15
12.5667
9.151
.159
.530
ITEM21
14.0667
9.444
.134
.536
ITEM25
12.3000
8.355
.329
.476
ITEM34
13.4333
7.495
.407
.435
Scale Statistics Mean
Variance
15.0667
Std. Deviation
10.271
N of Items
3.20488
7
Uji Validitas Indikator 2 Penerimaan Diri Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .631
5
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
ITEM2
2.7333
.98027
30
ITEM22
3.1667
.83391
30
ITEM26
2.0333
1.06620
30
ITEM28
3.4000
.49827
30
ITEM31
3.1333
.68145
30
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
ITEM2
11.7333
4.409
.417
.564
ITEM22
11.3000
4.355
.585
.473
ITEM26
12.4333
5.013
.196
.703
ITEM28
11.0667
5.857
.406
.592
ITEM31
11.3333
5.126
.484
.542
Scale Statistics Mean
Variance
14.4667
Std. Deviation
7.085
N of Items
2.66178
Uji Validitas Indikator 3 Penerimaan Diri Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N
%
5
91
N of Items
92
Cases
Valid a
Excluded Total
30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.709
5
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
ITEM4
2.7667
1.13512
30
ITEM5
2.3000
1.11880
30
ITEM27
2.0333
1.09807
30
ITEM33
1.5333
.89955
30
ITEM40
1.2333
1.13512
30
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
ITEM4
7.1000
8.990
.473
.658
ITEM5
7.5667
8.737
.531
.633
ITEM27
7.8333
8.557
.581
.611
ITEM33
8.3333
10.506
.375
.694
ITEM40
8.6333
9.551
.379
.697
Scale Statistics
93
Mean
Variance
9.8667
Std. Deviation
13.499
N of Items
3.67408
5
Uji Validitas Indikator 4 Penerimaan Diri Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
30
100.0
0
.0
30
100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
a. Listwise deletion based on all variables in the
N of Items
.733
4
procedure.
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
ITEM7
1.6000
1.00344
30
ITEM10
1.7333
1.01483
30
ITEM18
2.9000
.88474
30
ITEM23
2.1667
1.20583
30
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
ITEM7
6.8000
6.441
.401
.739
ITEM10
6.6667
5.747
.557
.653
ITEM18
5.5000
5.845
.669
.604
ITEM23
6.2333
5.220
.511
.690
Scale Statistics
94
Mean
Variance
8.4000
Std. Deviation
9.490
N of Items
3.08053
4
Uji Validitas Indikator 5 Penerimaan Diri Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
Reliability Statistics
30
100.0
0
.0
30
100.0
Cronbach's Alpha
N of Items
.235
5
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
ITEM8
3.0333
.49013
30
ITEM16
3.0000
.45486
30
ITEM19
2.2000
.80516
30
ITEM24
2.3333
1.12444
30
ITEM36
2.9000
.60743
30
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
ITEM8
10.4333
3.013
.064
.232
ITEM16
10.4667
3.568
-.241
.391
ITEM19
11.2667
2.202
.214
.074
ITEM24
11.1333
1.430
.248
ITEM36
10.5667
2.599
.201
a
-.032
.123
95
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
ITEM8
10.4333
3.013
.064
.232
ITEM16
10.4667
3.568
-.241
.391
ITEM19
11.2667
2.202
.214
.074
ITEM24
11.1333
1.430
.248
ITEM36
10.5667
2.599
.201
a
-.032
.123
a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
Scale Statistics Mean 13.4667
Variance 3.361
Std. Deviation 1.83328
N of Items 5
96
Uji Validitas Indikator 6 Penerimaan Diri Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
30
100.0
0
.0
30
100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.472
6
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
ITEM11
2.7667
1.07265
30
ITEM13
2.2667
1.01483
30
ITEM17
1.7333
1.04826
30
ITEM20
2.4333
1.04000
30
ITEM36
2.2000
.80516
30
ITEM38
3.0000
.78784
30
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
ITEM11
11.6333
5.895
.429
.300
ITEM13
12.1333
7.982
.047
.530
ITEM17
12.6667
6.092
.404
.320
ITEM20
11.9667
7.551
.114
.497
ITEM36
12.2000
7.683
.213
.439
ITEM38
11.4000
7.559
.255
.422
Scale Statistics Mean
Variance
Std. Deviation
N of Items
97
Scale Statistics Mean 14.4000
Variance 9.283
Std. Deviation 3.04676
N of Items 6
98
Uji Validitas Indikator 7 Penerimaan Diri Case Processing Summary N
% Reliability Statistics
Cases
Valid
30
100.0
0
.0
30
100.0
Cronbach's Alpha
a
Excluded
N of Items
.476 Total
8
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
ITEM9
3.0000
.69481
30
ITEM12
2.4667
.89955
30
ITEM14
.7333
.44978
30
ITEM29
3.2333
.56832
30
ITEM30
3.3000
.46609
30
ITEM35
1.5333
1.07425
30
ITEM37
1.9333
1.11211
30
ITEM39
3.6667
.47946
30
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
ITEM9
16.8667
7.982
-.123
.557
ITEM12
17.4000
6.041
.256
.424
ITEM14
19.1333
8.740
-.361
.572
ITEM29
16.6333
7.275
.125
.472
ITEM30
16.5667
7.151
.246
.443
ITEM35
18.3333
4.989
.383
.348
ITEM37
17.9333
3.720
.705
.094
99
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
ITEM9
16.8667
7.982
-.123
.557
ITEM12
17.4000
6.041
.256
.424
ITEM14
19.1333
8.740
-.361
.572
ITEM29
16.6333
7.275
.125
.472
ITEM30
16.5667
7.151
.246
.443
ITEM35
18.3333
4.989
.383
.348
ITEM37
17.9333
3.720
.705
.094
ITEM39
16.2000
6.648
.446
.390
Scale Statistics Mean 19.8667
Variance 7.982
Std. Deviation 2.82517
N of Items 8
100
Uji Reliabilitas Dukungan Sosial Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N Cases
Valid a
Excluded Total
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items .941
29
101
Uji Reliabilitas Penerimaan Diri Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N Cases
Valid a
Excluded Total
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items .889
20
102
Uji Normalitas Dukungan Sosial Dan Penerimaan Diri Case Processing Summary Cases Valid N
Missing Percent
N
Total Percent
N
Percent
Duk.Sos
30
100.0%
0
.0%
30
100.0%
Pen.Diri
30
100.0%
0
.0%
30
100.0%
Descriptives Statistic Duk.Sos
Mean 95% Confidence Interval for Mean
1.0767E2 Lower Bound
99.9763
Upper Bound
1.1536E2
5% Trimmed Mean
1.0794E2
Median
1.0600E2
Variance
3.76015
424.161
Std. Deviation
Pen.Diri
Std. Error
2.05952E1
Minimum
67.00
Maximum
144.00
Range
77.00
Interquartile Range
32.00
Skewness
-.223
.427
Kurtosis
-.621
.833
95.5333
2.88864
Mean 95% Confidence Interval for
Lower Bound
89.6254
Mean
Upper Bound
1.0144E2
5% Trimmed Mean
95.7963
Median
98.0000
Variance
250.326
103
Std. Deviation
1.58217E1
Minimum
61.00
Maximum
126.00
Range
65.00
Interquartile Range
24.00
Skewness
-.282
.427
Kurtosis
-.465
.833
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Duk.Sos Pen.Diri
df
.088 .095
Shapiro-Wilk Sig.
30 30
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Pen.Diri
Statistic
df
Sig.
*
.971
30
.575
*
.979
30
.803
.200 .200
104
105
Duk.Sos
106
107
Uji Korelasi Dukungan Sosial dan Penerimaan Diri Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation
N
Duk.Sos
1.0767E2
20.59517
30
Pen.Diri
95.5333
15.82171
30
Correlations Duk.Sos Duk.Sos
Pearson Correlation
Pen.Diri 1
Sig. (2-tailed) N Pen.Diri
.022 30
30
*
1
Pearson Correlation
.417
Sig. (2-tailed)
.022
N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
*
.417
30
30
108
Nama Pasien/ Responden Rawat Jalan Rumah sakit Islam Jemur Sari No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Sulistiani Sri Suhardiyo Julaicha Djumaijah Abdul Wahid Suwignyo Abdul Latif Satochah Aminil Hidayah Hartatik Wiranti Suhartini Sumiati Jumadi Luluk Ulfah Agus Salim Nurudin Burhanudin Mulki Soenaryoto Abdul Aziz Mas Suroto M. Yusuf Dwiyatmo Reso Mujiyono Wanda Grace Moeljono Ida Bagus Rahayu
JeN. Kel L L P P L L L P P P P P P L P P L L L L L L L L L L P L L P
Umur 57 50 75 51 45 64 62 62 48 47 48 52 35 40 36 42 47 48 54 68 73 73 40 52 72 42 55 69 43 50
Alamat Jemur Wonosari Lebar Rungkut- Surabaya Sukolegok-Sukodono Rungkut Tengah - Surabaya Sidosermo -Surabaya Rungkut Asri Utara Bendul merisi selatan Simo balur Waru - Sidoarjo Bendul merisi besar Gunung Anyar Kidul Pucangan Berbek Kendal Sari Medokan Asri barat Delta Sari Indah Bendul Merisi sesar Pasar Waru Wonocolo Jemur Gang Lebar Rungkut Tengah - Surabaya Sarono Jiwo Sidosermo -Surabaya Siwalan Kerto Kutisari Selatan Gunung anyar Sawah baru Rusun Wonorejo Taman cendrawasih Pumpungan Mangga - surabaya
Pend. Akhir SMP S1 SD SD SMA S1 S1 SMA SMP SMP SD SD SMP S1 SD SMA SMA SMA S1 SMA SMP SMP SMA S1 SMP SD SMP S1 S1 SMP
Agama Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam