BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi suatu negara menjadi salah satu hal yang paling penting dalam hubungan antar negara. Negara-negara berusaha untuk dapat meningkatkan perekonomiannya dengan menjalin kerja sama ekonomi dengan negara lain. Indonesia sebagai negara berkembang terus berusaha membuka diri untuk melakukan hubungan dagang dengan berbagai mitra bisnis yang dianggap strategis oleh Indonesia. Sebagai negara berkembang Indonesia mengekspor berbagai macam komoditas ke negara-negara lain. Indonesia mengeskpor berbagai komoditas baik ke negara berkembang maupun negara maju. Indonesia memiliki begitu banyak negara tujuan ekspornya diantaranya Korea Selatan. Perdagangan internasional ini biasanya diawali dengan pembukaan hubungan diplomatik antara dua negara. Indonesia dan Korea Selatan merupakan mitra dagang yang terus melakukan perdagangan internasional sejak dibukanya hubungan diplomatik pada tahun 1966. Hubungan bilateral, khususnya hubungan dagang antara Korea Selatan dan Indonesia terus mengalami perkembangan yang pesat dari tahun ke tahun. Perkembangan ini dapat dilihat dari banyaknya kerjasama di bidang ekonomi yang dilakukan oleh Indonesia dan Korea Selatan.
1
Hubungan dagang antara Indonesia dan Korea Selatan mengalami pasang surut. Dalam hubungan dagang antar kedua negara yang dibina dengan sangat baik, terjadi beberapa masalah di dalamnya. Salah satu masalah yang terjadi adalah pengenaan bea masuk anti dumping produk kertas Indonesia oleh Korea Selatan. Pengenaan bea masuk anti dumping produk kertas Indonesia ini diawali oleh produsen kertas Korea yang merasa dirugikan. Industri kertas Korea Selatan tidak dapat bersaing dengan produk kertas Indonesia dan hal tersebut menyebabkan kerugian pada perusahaan kertas dalam negeri Korea. Industri kertas Korea juga merasa bahwa harga produk kertas Indonesia tidak wajar dan dibawah harga jual yang seharusnya, maka dari itu perusahaan setempat memutuskan untuk mengajukan petisi anti dumping. Industri kertas Korea yang merasa dirugikan oleh produksi kertas Indonesia mengajukan petisi antidumping terhadap produk kertas Indonesia kepada Korean Trade Commission (KTC) pada tanggal 30 September 2002. Industri kertas Korea Selatan yang mengajukan petisi di antaranya adalah Donga Paper, Co., Ltd., Samil Paper, Co., Ltd., Jun Won-Joo, Hankuk Paper Manufacturing, Co., Ltd, dan Hansol Paper. Produser kertas Indonesia yang dilaporkan melakukan dumping adalah PT Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk., PT
2
Pindo Deli Pulp & Paper Mills, PT Pabrik Kertas Tj'iwi Kimia, Tbk., dan April Pine Paper Trading, Pte., Ltd.1 PT Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk merupakan salah satu perusahaan yang termasuk dalam Grup Sinar Mas. Perusahaan ini bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan, pertambangan, dan perhutanan. PT Indah Kiat Pulp & Paper berpusat di Jakarta dan memiliki pabrik di Tangerang, Serang, dan Riau. 2 PT Pindo Deli Pulp & Paper Mills merupakan perusahaan lain yang tergabung dengan Grup Sinar Mas dan memiliki 2 pabrik di Karawang, Jawa Barat. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1975 dan sampai saat ini sudah mempekerjakan sekitar 10.000 karyawan.3 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia merupakan perusahaan ketiga yang juga termasuk dalam Grup Sinar Mas. Produsen kertas ini dibangun oleh Eka Tjipta Wijaya pada tahun 1972. Pabrik kertas ini terletak di Mojokerto, Jawa Timur. 4
1
http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website_kpi/index.php?module=news_detail&news_content_id=3 92&detail=true. Website diakses pada tanggal 8 September 2012. Pukul 08.25. 2 http://www.securities.com/Public/companyprofile/ID/Indah_Kiat_Pulp___Paper_Tbk_PT_en_1610957.html 3 www.asiapulppaper.com/.../PD%20Investor%20Kit%202012.p. 4 http://www.tjiwi.co.id/index.php/the-company/history
3
APRIL Fine Paper Trading Limited merupakan perusahaan produsen kertas yang beroperasi sejak tahun 1998. Perusahaan ini berkolasi di Singapur dan menanam tanaman bahan baku di Sumatra yang merupakan hutan tropis. 5 Dalam skripsi ini akan membahas produk kertas Indonesia yang dikenakan bea masuk anti dumping sebesar 2,8% sampai 8,2% berlaku mulai tanggal 7 November 2003. Produk kertas Indonesia yang dikenakan bea masuk antindumping oleh Korea Selatan terdiri dari PPC (plain paper copier / business information paper) dan WF (uncoated woodfree printing paper). Indonesia merasa dirugikan dengan adanya pengenaan bea masuk anti dumping terhadap produk kertas produksi Indonesia yang ditetapkan oleh Korea Selatan. Karena merasa dirugikan, Indonesia pun melaporkan hal ini kepada Dispute Settlement Body (DSB) atas adanya pengenaan bea masuk antidumping produk kertas Indonesia oleh Korea Selatan. Indonesia dan Korea Selatan melakukan konsultasi informal sesuai dengan prosedur DSBWTO pada tanggal 7-8 Juli 2004. Indonesia merasa bahwa tidak ada tanggapan serius dari pihak Korea Selatan maka Indonesia mengajukan masalah Dumping tersebut ke tingkat Panel. Setelah 2 bulan masalah ini diangkat, DSB secara resmi menerbitkan laporan Panel mengenai sengketa dagang antara Indonesia dan Korea mengenai bea masuk antidumping produk kertas Indonesia di Korea.
5
http://www.paperone.com/about-us/the-april-group.html
4
Indonesia memenangkan kasus bea masuk antidumping ini karena Indonesia dianggap tidak melanggar ketentuan WTO. Ini merupakan pertama kalinya Indonesia menjadi penggugat utama di dalam Panel karena biasanya Indonesia hanyalah menjadi pihak yang digugat ataupun hanya menjadi pihak ketiga. Ini merupakan keberhasilan pertama bagi Indonesia dalam memenangkan sengketa perdagangan internasional di Panel karena adanya kerja sama antara pihak kemendag dengan pengusaha.
1.2 Rumusan Masalah Berikut merupakan masalah yang ada pada sengketa pengenaan bea masuk anti dumping produk kertas Indonesia oleh Korea Selatan : 1. Faktor-faktor apa sajakah yang membuat produk kertas Indonesia dinilai melanggar ketentuan anti dumping oleh Korea Selatan? 2. Tindakan apa saja yang dilakukan oleh Indonesia dalam menanggapi tuduhan tersebut? 3. Article apakah yang membuat Indonesia dapat memenangkan sengketa bea masuk anti dumping ini? 4. Apakah hasil Panel telah dijalankan oleh kedua belah pihak baik oleh Indonesia maupun Korea Selatan?
5
1.3 Tujuan Penelitian Berikut merupakan tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini: 1. Untuk memahami faktor-faktor yang dinilai melanggar ketentuan bea masuk anti dumping di negara yang bersengketa yaitu Korea Selatan dan Indonesia. 2. Untuk dapat menganalisis tindakan pemerintah Indonesia dalam menanggapi tunduhan dumping produk kertas Indonesia oleh Korea Selatan dan Jepang. 3. Untuk menganalisis pasal-pasal yang digunakan oleh Indonesia untuk memenangkan sengketa tersebut ketika mengugat Korea Selatan dalam kasus bea masuk anti dumping. 4. Untuk menganalisis apakah keputusan panel yang dihasilkan sudah dijalankan oleh kedua belah pihak yang bersengketa.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis Penelitian yang dilakukan dalam rangka meyusun karya ilmiah ini memiliki beberapa manfaat bagi pihak peneliti maupun pihak pembaca. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan pengertian konsep dumping dan perangkat hukum antidumping dalam sistem perdagangan internasional. Dalam penelitian ini juga bermanfaat untuk mengetahui indicator-indikator yang digunakan dalam analisis antidumping.
6
1.4.2 Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai informasi bagi Kementerian Perdagangan dan Pemerintah Indonesia dalam mengambil tindakan-tindakan ketika menemui tuduhan dumping di kemudian hari. 1.4.3 Kegunaan Sosial Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan terhadap pembaca agar pembaca dapat lebih mengenal tentang dumping beserta perangkat hukum anti dumpingnya.
1.5 Sistematika Penulisan •
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini membahas tentang masalah apa saja yang akan diangkat dalam karya ilmiah ini, salah satu masalah yang dibahas adalah mengapa Indonesia dikenakan bea masuk antidumping oleh Korea, dll.
•
BAB II KERANGKA BERPIKIR Pada bab ini membahas tentang tinjauan konseptual yang membahas teori-teori, konsep, buku-buku yang digunakan sebagai sumber untuk karya ilmiah tersebut. Dalam bab ini peneliti menggunakan teori perdagangan internasional dan teori kebijakan perdagangan yang menyangkut dengan judul karya ilmiah tersebut. Dalam bab ini juga dibahas tentang liberalisme. Salah satu faktor pendorong perdagangan
7
internasional adalah liberalisme.
Teori-teori yang dibahas saling
bersangkutan satu dengan yang lainnya. •
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan metode penelitian apa yang dipilih oleh peneliti. Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif karena peneliti merasa metode kuatitatitf merupakan metode yang paling tepat dalam meneliti data-data statistik yang ada mengenai bea masuk anti dumping. Dalam bab ini juga dibahas tentang teknik pengumpulan data yang dipilih oleh peneliti untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam menyusun karya ilmiah
•
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas penjelasan dan penjabaran tentang apa saja yang telah dihasilkan dari penelitian tentang judul yang telah dipilih oleh peneliti.
•
BAB V KESIMPULAN Kesimpulan dapat didapat ketika semua pengamatan dan penelitian sudah dilakukan. Kesimpulan berisi tentang semua yang ada pada karya ilmiah secara ringkas.
•
DAFTAR PUSTAKA Di dalam daftar pustaka terdapat teori-teori, sumber-sumber data, kutipan yang dapat diakses melalui media cetak maupun media elektronik yang diperlukan dalam menyusun karya ilmiah.
8
•
LAMPIRAN Pada bagian ini akan disisipkan lampiran-lampiran, data-data, informasi-informasi yang terkait dengan karya ilmiah. Lampiranlampiran tersebut haruslah lampiran yang dapat menguatkan karya ilmiah yang ada.
9