HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DENGAN ANGKA ANAK PUTUS SEKOLAH DAN ANGKA KAWIN USIA MUDA (Studi Di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya) Oleh Ali Nurdin, H Yus Darusman, Siti Fadjarajani Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Pascasarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya The purpose of this research was to know the relationship between the prosperity degree with the child number break school and to know the relationship between the prosperity degree the number marry young age. This research use method descriptive correlational. The population were 6257 KK in subdistrict Tamansari. technique of sampel wewre some steps. The fist step was sampling area from 8 countryside in subdistrict Tamansari we gwt four countryside were Sumelap countryside, Mugarsari countryside, Taman Jaya countryside dan Setiawangi countryside, continued with stratified non proporsional random sampling, sampel 5% prom population so the sum of sampel 172 KK. Technique of data collecting use quesioners the child number break school and the number marry young age. The Instrumen have calculated of validity and reliability o. Technique analyse data use linear analysis regresi and duplicate constructively program SPSS Version 16. Based to research result, founded that there were relationship between the prosperity degree with the child number break school with correlation coefficient equal to 0,747 which the strong of category and give contribution equal to 0,558, it mean the prosperity degree give contribution 55,8% to the child number break school and the remain was 44,2 % influence by another factors, there were relationship between the prosperity degree the number marry young age.with correlation coefficient equal to 0,738 which the strong of category and give contribution 0,545, it mean the prosperity degree give contribution 54,5% to degree the number marry and the remain was 44,2 % influence by another factors. Key Word : the prosperity degrees, the child number break school, the number marry young age ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka anak putus sekolah dan hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka kawin usia muda.Penelitian ini menggunakan metode deskriftif korelasional. Populasinya 6257 KK di Kecamatan Tamansari. Teknik pengambilan sampel dilakukan melaui beberpa tahapan. Tahapan pertama diambil dengan Sampling area dari 8 Kelurahan di Kecamatan Tamansari kita ambil empat Kelurahan yang memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah yaitu Kelurahan Sumelap, Kelurahan Mugarsari, Kelurahan Taman Jaya dan Kelurahan Setiawangi, kemudian teknik pengambilan dilanjutkan dengan Stratified Non Proporsional Random Sampling, berdasarkan tingkat kesejahteraan oleh karena itu sampel yang diambil , yaitu 5% dari populasi, sehingga jumlah sampel sebanyak 172 KK, teknik pengumpulan data menggunakan angket angka anak putus sekolah dan angka kawin usia muda Instrumen tersebut telah diujicobakan validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier dan ganda dengan bantuan program SPSS versi 16.Berdasarkan hasil penelitian, maka ditemukan bahwa ada hubungan hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka anak putus sekolah besar 0,747 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 0,558 artinya bahwa tingkat kesejahteraan memberikan kontribusi sebesar 55,8% terhadap angka anak putus sekolah, dan sisanya sebesar 44,2% dipengaruhi oleh faktor lain, ada
1
hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka kawin usia muda Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,738 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi sebesar 0,545 artinya tingkat kesejahteraan memberikan kontribusi sebesar 54,5% terhadap angka kawin usia muda dan sisanya sebesar 45,5% dipengaruhi oleh faktor lain Kata Kunci : tingkat kesejahteraan,angka anak putus sekolah,angka kawin usia muda.
PENDAHULUAN
Pada masa sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer, pendidikan memegang peranan penting. Pada saat orang–orang berlomba untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin, tetapi disisi lain ada sebagian masyarakat yang tidak dapat mengenyam pendidikan secara layak, baik dari tingkat dasar maupun sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu ada juga anggota masyarakat yang sudah dapat mengenyam pendidikan dasar namun pada akhirnya putus sekolah juga. Ada banyak faktor yang menyebabkan putus sekolah seperti keterbatasan dana pendidikan karena kesulitan ekonomi,kurangnya fasilitas pendidikan dan karena adanya faktor lingkungan (pergaulan). Pemenuhan hak pendidikan tersebut diperoleh secara formal di sekolah, secara informal melalui keluarga. Khususnya pendidikan formal tidak semua anak mendapatkan haknya karena kondisi-kondisi yang memungkinkan orang tuanya tidak dapat memenuhinya. Kemiskinan karena tingkat pendidikan orang tua rendah merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan keterlantaran pemenuhan hak anak dalam bidang pendidikan formal sehingga anak mengalami putus sekolah. Permasalahan lain yang juga menjadi pekerjaan rumah pemerintah adalah meningkatnya kawin muda. Rata-rata usia kawin pertama yang rendah dari penduduk suatu daerah mencerminkan keadaan sosial ekonomi yang rendah dari daerah tersebut. Perempuan dan laki-laki tidak banyak mempunyai alternatif kegiatan lain sehingga menikah muda dan meninggalkan bangku sekolah. Remaja dimungkinkan untuk menikah pada usia dibawah 20 tahun sesuai dengan Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 bahwa usia minimal menikah bagi perempuan adalah 16 tahun dan bagi laki-laki 19 tahun. pada kenyataannya, kematangan seseorang banyak juga tergantung pada perkembangan emosi, latar belakang pendidikan, sosial, dan lain sebagainya. Perkawinan usia dini memberi dampak peningkatan resiko kehamilan yang pada
2
akhirnya dapat menyebabkan kematian maternal dan bayi, meningkatnya infeksi menular seksual atau HIV/AIDS, berkurangnya kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan laju pertumbuhan penduduk, fungsi sosial dan ekonomi yang menurun pada remaja wanita yang kawin muda, serta banyak dampak lain akibat perkawinan usia muda. Dalam melaksanakan pernikahan dijumpai norma-norma dan syarat-syarat yang mengatur pernikahan serta permasalahannya. Dengan dikeluarkannya UU Perkawinan No 1 pasal 1 tahun 1974 pasal 6 dan diharapkan dapat menampung aspirasi masyarakat yang diharapkan pelaksanaannya secara murni dan konsekuen. Kesenjangan atau permasalahan yang ada di Kecamatan Tamansari adalah tingkat kesejahteraan warganya yang masih rendah. Hal ini terlihat dari kondisi tingkat kesejahteraan masyarakat yang sebagian besar termasuk kondisi masyarakat prasejahtera dan sejahtera I, mereka hanya mampu memenuhi kebutuahan dasar seperti sandang dan pangan saja. Data yang diperoleh dari sejumlah sekolah yang ada di Kecamatan Tamansari menunjukan tingkat anak putus sekolah masih tinggi baik pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Angka anak putus sekolah di Kecamatan Tamansari terlihat pada Tabel 1.1 dibawah ini. Tabel 1.1 Data 3 Tahun Terakhir Jumlah Siswa Putus Sekolah Di Kecamatan Tamansari No Nama Sekolah Jumlah Siswa Putus Sekolah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2010/2011 2011/2012 2012/2013 Mts. Sifaurrahman 5 4 4 MA Sifaurraahman 5 5 3 Mts. Arahmah 4 3 3 SMK MJPS 3 3 2 Mts Manarul Huda 5 4 4 SPMA 5 5 5 SMKN 3 7 7 6 SMAN 8 5 8 7 SMPN 15 5 6 6 Mts. Raudlatuttaallum 4 4 4 MA Raudlatuttaallum 2 3 4 SMPN 21 5 5 5 Mts. Ciangir 3 3 4 SMP I Almujahid 4 2 2 SMP Plus Bustanul Ulum 5 3 4 Mts. Negeri Tamansari 5 4 5 Jumlah 72 69 68 Sumber : Data UPTD Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya 3
Selain permasalahan anak putus sekolah, permasalahan lain yang juga dihadapi oleh Kecamatan Tamansari adalah masih adanya remaja yang kawin muda. Walaupun berdasarkan data dari KUA Kecamatan Tamansari tidak ada remaja yang kawin muda. Hal ini disebabkan karena banyak terjadi pemanipulasian data usia bagi remaja yang akan menikah agar tidak melanggar aturan undang-undang perkawinan, walaupun kenyataannya usianya memang belum memenuhi persyaratan. Permasalahan anak putus sekolah dan menikah usia muda juga berpengaruh pada akhirnya pada tingkat kesejahteraan. Hal ini disebabkan anak yang putus sekolah cenderung susah untuk memperoleh pekerjaan yang berarti semakin banyak anak putus sekolah semakin rendahlah tingkat kesejahteraan masyarakat nantinya. Begitu pula dengan semakin banyaknya usia kawin usia muda pada akhirnya akan menyumbang banyaknya masyarakat yang memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah. Tingkat kesejahteraan yang diperoleh seseorang ditentukan oleh kemampuannya memenuhi kebutuhan dasarnya mulai dari kebutuhan akan sangang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. Meningkatnya anak putus sekolah tentu akan berimbas pada jenis pekerjaan yang nantinya akan diperoleh si anak untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Seorang anak yang putus sekolah cenderung akan memperoleh pekerjaan sebagi buruh karena tidak memiliki bekal pengetahuan dan bekal keterampilan yang cukup. Penghasilan seseorang yang bekerja sebagai seorang buruh tentu berbanding lurus dengan penghasilan yang diperolehnya artinya tingkat kesejahteraan yang akan diperoleh anak pun akan cenderung lebih rendah dibanding anak yang tidak putus sekolah. Begitu juga dengan meningkatnya kawin usia
muda akan berdampak pada
tingkat kesejahteraan masyarakat. Para remaja yang kawin usia muda tentu belum memiliki
bekal pekerjaan yang layak, yang pada akhirnya juga berpengaruh pada
penghasilan yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Sehingga pada akhirnya meningkatnya kawin usia muda akan membawa dampak pada penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat. Sehingga pada akhirnya meningkatnya anak putus sekolah dan
kawin usia
muda akan membawa dampak pada penurunan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji Hubungan Antara Tingkat Kesejahteraan Masyarakat dengan Angka Anak Putus Sekolah dan
4
Angka Kawin Usia Muda di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Adakah hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka anak putus sekolah? 2. Adakah hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka kawin usia muda? Sejalan dengan masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini adalah :
1) Untuk hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka anak putus sekolah. 2) Untuk mengetahui hubungan tingkat kesejahteraan dengan angka kawin usia muda METODE PENELITIAN Dalam penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode deskriptif
korelasional.
Menurut Iskandar (2012 : 174) bahwa penelitian deskriptif menggunakan teknik survei, bahwa dengan teknik survei suatu obyek penelitian dapat diungkapkan secara menyeluruh, dimana suatu survei tidak sekedar bertujuan memaparkan data tentang obyeknya, melainkan juga bermaksud menginterpretasikan dan membandingkannya dengan ukuran standar tertentu yang sudah ditetapkanya. Populasi dalam penelitian ini jumlah 6257 KK di Kecamatan Tamansari. Teknik pengambilan sampel dilakukan melaui beberpa tahapan. Tahapan pertama diambil dengan Sampling area dari 8 Kelurahan di Kecamatan Tamansari kita ambil empat Kelurahan yang memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah yaitu Kelurahan Sumelap, Kelurahan Mugarsari, Kelurahan Taman Jaya dan Kelurahan Setiawangi, kemudian teknik pengambilan dilanjutkan dengan
Stratified Non Proporsional Random
Sampling, berdasarkan tingkat kesejahteraan oleh karena itu sampel yang diambil , yaitu 5% dari populasi, sehingga jumlah sampel sebanyak 172 KK. adalah salah satu teknik pengambilan sampel secara acak dan berstrata tapi ada yang kurang proporsional pembagiannya terutama untuk jumlah bagian populasi yang kecil proporsinya tidak sama dengan yang jumlah bagian populasi yang jumlahnya besar (Riduwan, 2008:14) Teknik pengumpulan data penelitian yang dilakukan melalui instrumen penelitian,
pengertian instrumen pengumpulan data menurut Ridwan (2008 :51) adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti dalam kegiatannya menggumpulkan data.: 1. Angket angka anak putus sekolah
5
2. Angket angka kawin usia muda Jika analisis data menggunakan SPSS maka pedoman pengambilan keputusan untuk uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Persyaratan kedua dalam pengujian persyaratan analisis adalah uji linieritas regresi. Pengujian hipotesis mengunakan rumus korelasi Product momen, uji korelasi ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel atau lebih yang bukan berarti hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat. Sedangkan sifat korelasinya akan menentukan arah korelasinya. PEMBAHASAN 1. Tingkat Kesejahteraan
Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 172 KK. Kemudian diolah/dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menunjukan bahwa skor minimum sebesar 1
dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 5. Dengan rata-rata
(mean) 2,80 dengan standar deviasi
1,15 dan nilai tengahnya sebesar 3. Tingkat
kesejahteraan termasuk kategori rendah, hal ini terlihat dari skor rata-rata sebesar 2,8 > nilai skor min + 2 SD sebesar 3,3.
Gambar 1.1 Histogram Angka Anak Putus Sekolah 2. Angka Anak Putus Sekolah
Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 172 KK. Kemudian diolah/dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menunjukan bahwa skor minimum sebesar 28 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 65 Dengan rata-rata (mean) 44,88 dengan standar deviasi 7,65 dan nilai tengahnya sebesar 45,5. Angka anak putus sekolah termasuk kategori sedang, hal ini terlihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 48,88 > nilai skor min + 2 SD sebesar 43,3 3. Angka Kawin Usia Muda
Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 172 KK. Kemudian diolah/dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menunjukan bahwa skor
6
minimum sebesar 26 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 61. Dengan rata-rata (mean) 42,57 dengan standar deviasi 6,75 dan nilai tengahnya sebesar 43. angka kawin usia muda termasuk kategori sedang, hal ini terlihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 42,57 > nilai skor min + 2 SD sebesar 39,5
Gambar 1.2 Histogram Angka Kawin Usia Muda Gambaran Pengkategorian data untuk masing-masing variabel terlihat pada Tabel 1.3 dibawah ini.
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Hubungan Antara Tingkat Kesejahteraan dengan Angka Anak Putus Sekolah Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara tingkat
kesejahteraan
dengan
angka
anak
putus
sekolah.Pengujian hipotesis
menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, dalam bentuk persamaan
umumnya
dinyatakan
regresi yaitu Y= a + bx. Dari hasil analisis regresi linier
sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 30,984 dan koefisien arah regresi b sebesar 4,598. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y1 = 30,984 + 4,598 X. Kekuatan hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka anak putus sekolah
7
pada model persamaan Y1 = 30,984 + 4,598 X.dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2) adalah 0,558 Ini berarti tingkat kesejahteraan memberikan konstribusi sebesar 55,8% terhadap angka anak putus sekolah, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, motivasi, minat,
dan lingkungan.Analisis korelasi terhadap
pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,747 yang termasuk kategori keeratan kuat. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka anak putus sekolah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara
tingkat
kesejahteraan dengan angka anak putus sekolah yang termasuk dalam kategori kuat, hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,747 yang memberikan kontribusi sebesar 55,8%. Hal ini mengandung makna bahwa angka anak putus sekolah dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan. Artinya bahwa semakin baik angka tingkat kesejahteraan maka semakin menurun angka nak putus sekolah. Tingkat kesejahteraan masyarakat sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut BKKBN (2012:33) penentuan indikator penentu keluarga sejahtera adalah kemampuan pemenuhuan kebutuhan dasarnya mulai kebutuhan akan sandang pangan papan, kesehatan dan pendidikan. Sehingga secara sederhana dapt dikatakan terdapat hubungan antara tingkat anak putus sekolah dengan tingkat kesejahteraan. Hubungan antara Tingkat Kesejahteraan dengan Angka Kawin Muda Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka kawin usia muda. Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, dalam
bentuk
persamaan
regresi
umumnya
dinyatakan
yaitu Y= a + bx. Dari hasil analisis regresi
linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 30,470 dan koefisien arah regresi b sebesar 4,318. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y2 = 30,470 + 4,318 X. Kekuatan hubungan antara tingkat kesejahteraan
dengan angka kawin usia
muda pada model persamaan Y2 = 30,470 + 4,318 X dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2) adalah 0,545 Ini berarti tingkat kesejahteraan memberikan kontribusi sebesar 54,5% terhadap angka kawin usia muda, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,738 yang termasuk kategori keeratan kuat.
8
Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka kawin usia muda. Kesulitan remaja untuk menyesuaian diri dalam kehidupan berkeluarga dan kesulitan menyesuaikan dengan norma dalam masyarakat juga dihadapi oleh remaja. Para remaja yang kawin muda tentu belum memiliki bekal pekerjaan yang layak, yang pada akhirnya juga berpengaruh pada penghasilan yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Sehinggga pada akhirnya meningkatnya kawin muda akan membawa dampak pada penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat. Sehingga secara sederhana dapat dikatakan
terdapat hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan
angka kawin muda. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Ada hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka anak putus sekolah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,747 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi (R2) sebesar 0,558, artinya bahwa tingkat kesejahteraan
memberikan kontribusi sebesar 55,8%
terhadap angka anak putus sekolah, dan sisanya sebesar 44,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Semakin baik tingkat kesejahteraan maka akan semakin menurun angka anak putus sekolah. 2.
Ada hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka kawin usia muda Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,738 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi (R2) sebesar 0,545 artinya tingkat kesejahteraan memberikan kontribusi sebesar 54,5% terhadap angka kawin usia mudaan sisanya sebesar 45,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Semakin baik tingkat kesejahteraan, maka akan semakin menurun angka kawin usia muda.
Saran
Berdasarkan pada simpulan di atas, saran-saran yang diajukan adalah : 1. Dalam upaya mengurangi angka anak putus sekolah, maka perlu ada usaha untuk meningkatkan tingkat kesajahteraan masyarakat. 2. Dengan ditemukannya beberapa hasil penelitian ini, dimana angka anak putus sekolah dan angka kawin usia muda berhubungan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat, maka diharapkan pemerintah mulai mengambil langkah-langkah untuk
9
lebih bisa mengurangi angka anak putus sekolah dan angka kawin usia muda melaui serangkaian program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 3. Untuk penelitian lanjutan, agar penelitian-penelitian yang akan datang dapat mencakup
materi yang lebih komprehensif, seperti jumlah anggota keluarga,
tingkat pendidikan dan lain sebagainya DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta. Bagoes Mantra,Ida (2012) Demografi Umum. Jakarta: Pustaka Pelajar BKKBN (2012) Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012 Kota Tasikmalaya. Tasikmalaya : Kantor Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Fahrudin, Adi. (2012). Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama Iskandar, Jusman (2012) Metode Penelitian Administrasi . Bandung: Puspaga Moertiningsih, Sri (2010) Dasar-Dsar Demografi . Jakarta Salemba Empat Nazir, Mohamad.(2011) .Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia. Ridwan (2008). Dasar-Dasar Statistika. Jakarta : Alfabeta. Sujianto,Agus Eko. (2009). Aplikasi Statistik SPSS 16,0. Jakarta : Prestasi Pustaka. Sugiyono.(2003). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiyono, (2012) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Alfabeta: Bandung Suharto, Edi.(2010) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung : Refika Aditama Sunarto (2008) Perkembangan Peserta Didik. Jakarta :Rineka Cipta Sujianto,Agus Eko. (2009). Aplikasi Statistik SPSS 16,0. Jakarta : Prestasi Pustaka. UU tentang Perkawinan No 1 Tahun 1974 UU Perlindungan Anak No 23 tahun 2002 UU tentang Perkawinan No 1 Tahun 1974
10