PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA STRES AKADEMIK DAN KECENDERUNGAN IMPULSIVE BUYING PADA MAHASISWA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Benedictus Yulivendra Wicaksana 129114070
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
“WHAT IS THE POINT OF BEING ALIVE IF YOU DON’T AT LEAST TRY TO DO SOMETHING REMARKABLE” -PAPER TOWNS-
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya ilmiah ini kepada:
Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, perlindungan serta kesempatan yang senantiasa diberikan kepada saya.
Untuk Ayah, Bapak, Pak Bos, yang dengan sabar dan semangat melawan strokenya agar dapat melihat anaknya yang nakal bertoga.
Untuk Ibuk yang senatiasa memberikan nasihat, semangat dan mendengarkan keluh kesah penulis.
Untuk Mas Adit yang mau mengorbankan waktu, pikiran dan tenaga untuk penulis.
Untuk semua orang-orang baik yang ada di sekitar penulis.
Dan untuk orang-orang yang sering memandang sebelah mata mahasiswamahasiswa yang membutuhkan waktu lebih untuk menyelesaikan tugas akhir. Hargailah setiap orang yang sedang berproses.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA STRES AKADEMIK DAN KECENDERUNGAN IMPULSIVE BUYING PADA MAHASISWA
Benedictus Yulivendra Wicaksana ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres akademik dan kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara stres akademik dengan kecenderungan perilaku impulsive buying pada mahasiswa. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 200 orang mahasiswa. Alat pengumpulan data yang digunakan ialah skala stres akademik dan skala kecenderungan impulsive buying yang diadaptasi dalam bahasa indonesia oleh peneliti. Skala stres akademik memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,895 dan skala kecenderungan impulsive buying memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,920. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Spearman’s rho dikarenakan sebaran data pada kedua variabel bersifat tidak normal. Hasil penelitian ini menghasilkan r sebesar 0,216 dan nilai p sebesar 0,001 < 0,05. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan adanya hubungan positif antara stres akademik dan kecenderungan impulsive buying. Hal ini berarti semakin tinggi stres akademik yang dialami oleh individu maka kecenderungan impulsive buying akan semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah stres akademik yang dialami individu maka kecenderungan impulsive buying akan semakin rendah.
Kata kunci : stres akademik, kecenderungan impulsive buying, mahasiswa
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE RELATIONSHIP BETWEEN ACADEMIC STRESS AND IMPULSIVE BUYING TENDENCY IN COLLEGE STUDENT Benedictus Yulivendra Wicaksana ABSTRACT This research aimed to investigate the correlation between academic stress and impulsive buying tendency in college student. The hypothesis was that there was positive relationship between academic stress and impulsive buying tendency in college student. The subject in research were 200 college student. Data instrument be used were the scale of academic stress and impulsive buying tendency are adapted in Indonesian by researchers. The alpha reliability coefficient of academic stress scale was 0.895 and coefficient of impulsive buying tendency scale was 0.920. The technique of data analysis being used was Spearman's rho correlation test because data on both variables are not normal. The research showed that value of r was 0.216 with p 0.001 < 0.05. The results indicated a positive correlation between academic stress and impulsive buying tendency. It was means that the higher the academic stress experienced by college student, the impulsive buying tendency will be higher. On the contrary, the lower academic stress experienced by college student, the impulsive buying tendency will be lower.
Keyword : academic stress, impulsive buying tendency, college student
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan dan pendampingan selama proses pengerjaan skripsi ini. Pada proses penulisan skripsi ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M. Si Selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. Ibu P. Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing selama proses penyusunan skripsi. Terimakasih ibu atas semua bantuan, bimbingan, waktu, saran, serta kesabaran yang telah diberikan. 4. Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si., selaku dosen pembimbing akademik 2012 yang selalu memberikan saran, dukungan dan bantuan selama penulis menempuh studi. 5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah berbagi ilmu dan memberikan semangat. 6. Mas Muji (Glory), Mas Gandung, Ibu Nanik, dan juga Pak Gik yang telah membantu penulis dalam berbagai urusan kuliah dan praktikum tes. 7. Seluruh subjek penelitian saya yang sudah mau direpotkan dan mendoakan keberhasilan saya.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Bapak, Ibu dan Mas Adit yang selalu mendoakan, memberikan semangat, dan menunggu dengan sabar sampai skripsi ini selesai. Terima kasih atas pikiran, tenaga dan biaya yang sudah banyak dicurahkan untuk saya, selalu bersyukur bisa berada ditengahtengah kalian. 9. Terima kasih kepada Bapak Erik Hookom., M.Ed yang telah banyak memberikan masukan, saran dan membantu saya dalam proses adaptasi skala saya. Thank you sir. 10. Terima kasih Robert, Vita, Yosua, Zelda, Della, Mbak Lisa, Yuyun, Yatim, Agnes, Boncel, Made, Indun, Nia, Suci, Pamendes yang telah banyak membantu dalam proses pengerjaan, adaptasi skala, penyebaran skala dan analisis data. Terima kasih ndan. 11. Terima kasih kepada “Geng Cinta” Teteh, Yosu dan Vita yang selalu mendengarkan segala curhat dan kebodohan saya, serta banyak membantu saya dalam hal akademik terutama japok. Makasih banyak Geng tercinta!! 12. Terima kasih kepada Grego, Gerald, Brada Rezki, Bayu, GM, Kelek, Dimas, Wewen, Delima, Ilona “micin”, Danar, Edo, Gempol, Yuda, Gede, Yosu. Terima kasih atas kekonyolan tak terkira yang sudah banyak kita lakukan di masa lalu, semoga di masa depan kita dapat berubah menjadi lebih baik. 13. Terima kasih kepada “Njepatters PF15” Yosu, Nata, Melani, Bella, Rere, Dhanis dan seluruh teman-teman panitia PSYCHFST2K15.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terima kasih atas kesempatan untuk dapat berdinamika dan bekerja sama dengan kalian 14. Teman-teman “Crocodile Drug” Aji Ojek, Petuk, Aprek, Sinyo, Gempol, Anggung, Saktoy, dan Grego Gresek. Terima kasih atas segala hiburan dan aktifitas inap menginap yang senantiasa kita lakukan. 15. Teman-teman sepermainan di Tuban Triya, Nurul, Zukun, Aris, Sinco, Rangga, Mubin. Terima kasih atas dukungan yang senantiasa kalian berikan. Sukses selalu untuk kalian. 16. Teman-teman “Gagal ke Bali” Suci, Ema, Agata, Melani, Sakti, Duwek dan Kelek. Terima kasih atas dinamika kita bersama. Semoga dilain kesempatan kita bisa berkumpul bersama lagi dan merealisasikan rencana kita. 17. Teman-teman Komisi D Vita, Vero, Praba, David dan seluruh anggota DPMF Psikologi 2013/2014. Terima kasih telah memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar berorganisasi bersama kalian. 18. Keluarga besar UKF Psynema. Terima kasih sudah mengijinkan saya berkarya bersama kalian. Sukses selalu salam KNTT !!. 19. Teman-teman UK Bulutangkis Mas Ucil, Pika, Danar, Silvi, dll. Terima kasih sudah mengijinkan saya berkeringat bersama kalian. 20. Teman-teman “070”, terima kasih karena saya bisa menjadi bagian dari kalian.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ..................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN MOTTO ........................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... vi ASBTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ........................................................................................................... viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9 BAB II DASAR TEORI ..................................................................................... 11 A. Impulsive Buying (Pembelian Impulsif) .................................................. 11 1. Definisi Impulsive Buying ................................................................. 11 2. Aspek-Aspek Impulsive Buying ......................................................... 13
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impulsive Buying ...................... 16 B. Stres Akademik ........................................................................................ 22 1. Definisi Stres ...................................................................................... 22 2. Definisi Stres Akademik .................................................................... 23 3. Pengukuran Stres Akademik .............................................................. 24 4. Dampak Stres ..................................................................................... 26 C. Mahasiswa ................................................................................................ 27 D. Dinamika Stres Akademik dan Kecenderungan Impulsive Buying.......... 28 E. Skema Penelitian ...................................................................................... 32 F. Hipotesis................................................................................................... 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................. 34 A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 34 B. Variabel Penelitian ................................................................................... 34 C. Definisi Operasional................................................................................. 35 1. Stres Akademik .................................................................................. 35 2. Kecenderungan Impulsive Buying ...................................................... 36 D. Subjek Penelitian...................................................................................... 36 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ....................................................... 37 1. Skala Stres Akademik ........................................................................ 37 2. Skala Kecenderungan Impulsive Buying ............................................ 39 F. Validitas dan Reliabilitas ......................................................................... 41 1. Validitas ............................................................................................. 41 2. Seleksi Item ........................................................................................ 42 3. Reliabilitas ......................................................................................... 46 G. Metode Analisis Data ............................................................................... 47 1. Uji Asumsi ......................................................................................... 47 2. Uji Hipotesis ...................................................................................... 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 49 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 49
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Deskripsi Subjek Penelitian ..................................................................... 49 C. Deskripsi Data Penelitian ......................................................................... 50 D. Hasil Penelitian ........................................................................................ 53 E. Analisis Tambahan ................................................................................... 56 F. PEMBAHASAN ...................................................................................... 59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 64 A. Kesimpulan .............................................................................................. 64 B. Saran ......................................................................................................... 64 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66 LAMPIRAN ......................................................................................................... 73
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Stres Akademik .................................... 38 Tabel 2. Skor Favorable Skala Stres Akademik....................................... 39 Tabel 3. Distribusi Item Skala Kecenderungan Impulsive Buying ........... 40 Tabel 4. Skor Favorable Skala Kecenderungan Impulsive Buying .......... 41 Tabel 5. Skor Unfavorable Skala Kecenderungan Impulsive Buying ...... 41 Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Stres Akademik Setelah Seleksi Aitem 44 Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Kecenderungan Impulsive Buying Setelah Seleksi Aitem ......................................................................... 45 Table 8. Identitas Subjek Penelitian ......................................................... 50 Tabel 9. Deskripsi Data Variabel Stres Akademik dan Kecenderungan Impulsive Buying .................................................................... 51 Tabel 10. Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Empiris Stres Akademik .. 51 Tabel 11. Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Empiris Kecenderungan Impulsive Buying .................................................................... 52 Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Stres Akademik dan Kecenderungan Impulsive Buying .................................................................... 53 Tabel 13. Hasil Uji Linearitas Stres Akademik dan Kecenderungan Impulsive Buying .................................................................... 55 Tabel 14. Hasil Uji Hipotesis Variabel Stres Akademik dan Kecenderungan Impulsive Buying .......................................... 56 Tabel 15. Hasil Uji Perbedaan Stres Akademik Berdasarkan Uang Saku Perbulan.................................................................................. 57 Tabel 16. Hasil Uji Perbedaan Kecenderungan Impulsive Buying Berdasarkan Uang Saku Perbulan .......................................... 58 xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Skema Dinamika Hubungan Antara Stres Akademik dan Kecenderungan Impulsive Buying Pada Mahasiswa .............. 32 Gambar 2. Scatter Plot Stres Akademik ................................................... 54 Gambar 3. Scatter Plot Kecenderungan Impulsive Buying ...................... 54
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Skala Uji Coba ..................................................................... 73 Lampiran 2. Reliabilitas Skala ................................................................. 84 Lampiran 3. Skala Penelitian ................................................................... 88 Lampiran 4. Deskripsi Subjek .................................................................. 98 Lampiran 5. Uji Asumsi .......................................................................... 100 Lampiran 6. Uji Hipotesis ....................................................................... 103 Lampiran 7. Analisis Tambahan ............................................................. 105
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Impulsive buying (pembelian impulsif) merupakan suatu perilaku pembelian yang sudah tidak asing lagi. Berdasarkan penelitian pasar yang dilakukan LaRose (2001), diperkirakan 75% pembelian yang terjadi di Amerika Utara dilakukan secara impulsif. Bahkan menurut Lin & Chuang (2005) pembelian impulsif mencapai lebih dari 80% pada beberapa produk di Amerika. Park (dalam Heatharie, 2012), menyatakan bahwa diperkirakan lebih dari 4 Milliar US dolar penjualan tahunan di Amerika Serikat terjadi melalui pembelian impulsif. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat dengan budaya individualis seperti Amerika telah bergerak menjadi individu yang semakin impulsif. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kacen & Lee (2002) ditemukan bahwa masyarakat dengan budaya individualis seperti Amerika memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat Asia yang menganut budaya kolektif. Hal ini menurut Triandis (1995) lebih dikarenakan kemampuan individu dengan budaya kolektif yang dapat menempatkan perasaan mereka dengan tepat saat akan bertindak. Kacen & Lee (2002) menambahkan bahwa masyarakat berbudaya kolektif dapat menekan dorongan untuk melakukan pembelian impulsif dan bertindak secara konsisten sesuai norma-norma budaya yang 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
menganggap pembelian impulsif sebagai suatu perilaku emosional yang cenderung individualis. Akan tetapi dalam studi yang dilakukan oleh Nielsen terhadap konsumen Indonesia yang merupakan penganut budaya kolektif, ditemukan bahwa para konsumen tersebut telah menjadi semakin impulsif dalam
berbelanja
berdasarkan
beberapa
indikasi-indikasi
yang
menunjukkan hal tersebut. Survei ini diperoleh melalui wawancara terhadap 1.804 responden di 5 kota besar di Indonesia (AC Nielsen, 2013). Sebelumnya dalam studi yang sama yang dilakukan oleh Nielsen pada Desember 2010 sampai Januari 2011 ditemukan bahwa pebelanja di Indonesia telah menjadi lebih impulsif. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan sebesar dua kali lipat sejak tahun 2003 pembeli yang mengaku tidak pernah membuat rencana belanja saat melakukan proses berbelanja (Post Industrial, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu pembelian impulsif di Indonesia semakin meningkat. Impulsive buying (pembelian impulsif) merupakan aktivitas pembelian yang tidak terencana yang dilakukan tanpa adanya suatu pertimbangan dan penilaian atau evaluasi tertentu terhadap manfaat dari produk yang dibeli (Rook, 1987). Rook (1987) mendefinisikan pembelian impulsif sebagai pembelian yang ditandai dengan terjadi secara tiba-tiba, kuat, sering keras hati, mendorong pada pembelian secara spontan, dan disertai perasaan senang dan kegembiraan. Individu yang melakukan impulsive buying cenderung tertarik secara emosional terhadap suatu barang atau objek dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
berusaha dengan segera untuk memenuhi keinginan, sehingga kurang memperhatikan dampak negatif dari hal yang dilakukan (Kacen & Lee, 2002). Konsumen yang impulsif akan membeli suatu produk bukan dengan alasan yang penting ataupun untuk memenuhi kebutuhannya, melainkan untuk mencari kesenangan dan bagian dari gaya hidup modern (Herabadi, Verplanken & Knippenberg, 2009). Pembelian impulsif dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum faktor yang mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif dibedakan menjadi dua yaitu faktor dari luar diri (eksternal) dan faktor dari dalam diri (internal). Faktor dari luar diri (eksternal) terdiri dari desain produk, harga menarik yang ditawarkan, dan media iklan (Cahyorini & Zalfiana, 2011; Muruganantham & Bhakat, 2003). Selain itu konformitas, lingkungan toko, dan promosi toko juga termasuk sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi pembelian impulsif (Marretha, 2013; Verplanken & Herabadi, 2001; Rook, 1987). Faktor dari dalam diri (internal) dari pembelian impulsif lebih berfokus pada isyarat internal dan karakteristik dalam diri individu, yang membuat individu terlibat dalam perilaku pembelian impulsif (Karbasivar & Yarahmadi, 2011). Faktor tersebut antara lain kepribadian seseorang (Karbasivar & Yarahmadi, 2011), jenis kelamin dan usia (Wood, dalam Ghani, Imran, & Jan, 2011), serta regulasi diri (Vohs & Faber, 2007). Selain itu juga terdapat mood dan kondisi emosional seseorang (Rook,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
1987) yang merupakan faktor yang mendasari perilaku pembelian impulsif. Perilaku pembelian impulsif lebih sering ditemukan pada individuindividu yang berusia muda. Mai, Jung, Lantz dan Loeb (dalam Ghani et al, 2011) berpendapat bahwa orang-orang muda lebih mungkin untuk menjadi pelopor dalam mengadopsi gaya hidup modern. Hal ini berkaitan dengan kemampuan mengontrol ekspresi emosional yang dimiliki orang muda. Orang yang lebih tua akan cenderung lebih mampu mengendalikan ekspresi emosional dibandingkan dengan orang yang lebih muda (Lawton, Kleban, Rajogopal, & Dean, 1992; Mc Conatha 1994, dalam Lin & Chuang, 2005). Rook (1987) juga mengatakan bahwa rasionalitas dan kemampuan untuk menahan keinginan berbelanja meningkat seiring pertambahan usia. Sejalan dengan pendapat tersebut, Lin dan Lin (2005) menyatakan bahwa subjek dengan rentang usia 15-19 tahun, lebih impulsif dibandingkan usia lainnya. Selain itu Wood (dalam Ghani et al, 2011) juga menyatakan bahwa kecenderungan pembelian impulsif sendiri ditemukan meningkat pada subjek yang memiliki rentang usia antara 18-39 tahun dan akan menurun setelah melewati usia 39 tahun. Rentang usia 18-39 tahun merupakan usia individu yang rentan memiliki kecenderungan pembelian impulsif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Salah satu individu yang termasuk dalam rentang usia 18-39 tahun adalah mahasiswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran-pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia antara 18-30 tahun. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mahasiswa merupakan orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institusi atau akademi ( www.kamusbahasaindonesia.org ). Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi juga disebut sebagai mahasiswa ( Takwin, 2008). Dalam menjalani kehidupan perkuliahan, sebagai seorang mahasiswa mereka diharuskan untuk menempuh studi akademis yang meliputi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang mahasiswa. Mata kuliah yang terlalu banyak seringkali membuat mahasiswa sulit fokus dan tidak menguasai materi kuliah secara mendalam. Banyaknya jumlah mata kuliah di Indonesia, membuahkan kesan bahwa mahasiswa harus serba bisa (Republika.co.id). Hal ini membuat jumlah mahasiswa yang mengalami stres akademik meningkat setiap semester (Govaerst & Gregoire, 2004) dan hal ini dialami oleh sebagian besar pelajar dunia (Brown, 2006; Christie & MacMullin, 1998; Dodds & Lin, 1991; Gallagher & Millar, 1996; Huah, 2008; Tang & Westwood, 2007, dalam Deb, Strodl, & Sun, 2014). Di Indonesia sendiri, fenomena tentang stres akademik sering terdengar seiring dengan munculnya berbagi pemberitaan tentang kasuskasus karena stres akademik di berbagai media massa. Pada 1 Juni 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
seorang mahasiswa Universitas Indonesia melakukan aksi bunuh diri dikarenakan nilainya turun dan skripsi yang dia ajukan ditolak (www.bintang.com). Selain itu terdapat pula kasus mahasiswa Surya University, Tangerang yang melakukan gantung diri karena mengalami stres saat menjalani masa-masa ujian (www.harianterbit.com). Kasus lain juga ditemukan di Medan, dimana seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara melakukan pembunuhan terhadap dosennya sendiri, karena dosen tersebut sering memarahi dan memberikan nilai yang kurang baik (www.kompas.com). Tiga kasus yang telah disebutkan merupakan kasus yang terjadi pada tahun 2016. Stres akademik diartikan sebagai suatu keadaan dimana individu mengalami tekanan hasil persepsi dan penilaian tentang stressor akademik, yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan di perguruan tinggi (Govaerst & Gregoire, 2004). Stres akademik juga diidentifikasi sebagai stress yang diakibatkan oleh terlalu banyaknya tugas, persaingan dengan teman, kegagalan, kekurangan uang saku (Fairbrother & Warn, 2003), kurang baiknya hubungan dengan teman atau dosen, keluarga, atau masalah yang ada di rumah (Agolla & Ongori, 2009). Kehidupan akademik yang meliputi bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan teman sesama mahasiswa dengan karakteristik dan latar belakang berbeda, mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatankegiatan non-akademis, dan bekerja untuk menambah uang saku juga turut mempengaruhi stress akademik mahasiswa (Govaerst & Gregoire,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
2004). Sumber stress akademik yang dialami oleh mahasiswa dapat terjadi dari beberapa sumber. Davidson (2001) menyatakan sumber stress akademik meliputi situasi yang monoton, kebisingan, tugas yang terlalu banyak, harapan yang mengada-ada, ketidakjelasan, kurang adanya kontrol, keadaan bahaya dan kritis, tidak dihargai, diacuhkan, kehilangan kesempatan,
aturan
yang
membingungkan,
tuntutan
yang
saling
bertentangan, dan deadline tugas perkuliahan. Womble (2001) juga menambahkan bahwa stressor akademik meliputi manajemen waktu, masalah finansial, gangguan tidur dan aktivitas sosial. Penelitian Liu (2005) kepada 368 siswa sekolah Cina mengemukakan bahwa 90% siswa mengalami stress akademik disebabkan karena ujian, kurangnya prestasi di sekolah, tugas sekolah, iklim sekolah yang kurang mendukung serta ketatnya peraturan sekolah. Stress dikalangan mahasiswa sendiri juga didukung dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti sebelum Ujian Akhir Semester Genap Tahun Akademik 2014/2015 pada tanggal 2-4 Desember 2015. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di berbagai sosial media, ditemukan bahwa banyak mahasiswa yang menceritakan mengenai stress yang mereka alami saat mengerjakan tugas. Hal tersebut terjadi menjelang hari pengumpulan tugas yang biasanya dilakukan saat UTS dan UAS. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara pada tanggal 1 Desember 2015 terhadap 3 mahasiswa semester 5 yang sedang menghadapi banyak tugas menjelang UAS. Berdasarkan hasil wawancara diketahui para mahasiswa tersebut mengalami stres
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
karena diharuskan mengerjakan berbagai laporan dengan tenggang waktu yang menurut mereka terlalu singkat. Hal didasarkan pada beberapa gejala yang dialami oleh para mahasiswa tersebut seperti kurangnya nafsu makan sakit kepala, kurangnya konsentrasi di kelas, suasana hati mudah berubah, serta kurangnya sosialisasi dengan orang lain yang sesuai dengan gejala stres yang dikemukakan oleh Sarafino (2008). Stres yang dialami oleh para mahasiswa tersebut cenderung berdampak pada ketidakstabilan emosi yang mereka miliki. Ketidakstabilan emosi merupakan salah satu dampak yang paling terlihat ketika seseorang mengalami stress (Female.Kompas.com). Moksnes, Moljord, Espnes dan Byrne (2010) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa stres dalam hidup dapat mengakibatkan ketidakstabilan emosi. Pada tahun 2011 Shahjenan, Qureshi, Zeb & Saifullah dalam penelitiannya menemukan bahwa impulsive buying berkorelasi secara positif dengan salah satu ciri kepribadian big five yaitu neurotik (ketidakstabilan emosi) yang berarti individu yang mengalami ketidakstabilan emosi, kecemasan, suasana hati yang buruk dan kesedihan akan memiliki kecenderungan yang lebih dalam menampilkan perilaku impulsive buying. Rook (1987) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa pembelian impulsif secara psikologis sering dikaitkan dengan kondisi emosional seseorang. Selain itu Silvera, Anne & Fredric (2008) menyatakan bahwa impulsive buying pada dasarnya sering dilakukan banyak orang untuk mengurangi mood atau perasaan negatif karena kegagalan akan sesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
atau untuk membuat diri merasa lebih baik. Youn (dalam Dawson & Kim, 2009) menambahkan bahwa keadaan emosional, suasana hati, dan perasaan diri yang merupakan keadaan afektif seseorang merupakan salah satu faktor internal dari kecenderungan pembelian impulsif. Hal ini terjadi karena dalam proses pengambilan keputusan impulsive buying yang dipengaruhi oleh kognisi dan afeksi, segi afeksi lebih mengemuka dibandingkan dengan segi kognitif (Coley & Burgess, 2003). B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu apakah terdapat hubungan antara stress akademik dengan kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stress akademik dengan kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang psikologi konsumen dan psikologi pendidikan mengenai kecenderungan impulsive buying dan stres akademik pada mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
2. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini diharap dapat memberikan evaluasi kepada
mahasiswa
mempengaruhi
mengenai
kecenderungan
stres
akademik
impulsive
yang
buying,
dapat
sehingga
mahasiswa dapat lebih berhati-hati terhadap perilaku membeli suatu produk secara spontan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Impulsive Buying (Pembelian Impulsif) 1. Definisi Impulsive Buying Istilah impulsive buying mulai berkembang pada tahun 1950an. Clover (1950) dalam penelitiannya, menemukan bahwa kebijakan tokotoko ritel dalam memudahkan konsumen untuk melakukan pembelian secara impulsif membuat beberapa produk terjual secara lebih baik. Stern (1962) kemudian menemukan bahwa kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh toko-toko ritel tersebut merupakan salah satu faktor yang mendorong konsumen menampilkan perilaku membeli secara impulsif. Pada tahun 1967-1990 an istilah impulsive buying semakin berkembang dan banyak dipengaruhi serta berhubungan dengan beberapa faktor lain seperti, karakteristik dan demografi (Kollat & Willet, 1967), emosi (antusiasme,
hiburan,
sukacita)
(Weinberg
&
Gottwald
dalam
muruganantham & Bhakat, (2013)) kontrol diri (Hoch & Loewenstein, 1991), suasana hati (Rook & Gardner 1993), gender (Dittmar, Beattie & Friese 1995) dan sosio-ekonomi (Wood, 1998). Rook dan Gardner (dalam Kacen & Lee, 2002) mendefinisikan Impulsive buying (pembelian impulsif) sebagai suatu pembelian yang tidak direncanakan yang dikarakteristikkan oleh pengambilan keputusan yang
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
berlangsung relatif cepat, serta bias subjektif dalam hal ingin memiliki suatu barang dengan segera. Bayley dan Nancarrow (1998) mendefinisikan perilaku pembelian impulsif sebagai perilaku yang tiba-tiba, menarik, perilaku pembelian hedonis yang kompleks dimana kecepatan dari proses keputusan
pembelian
impulsif
menghalangi
pertimbangan
serta
kebijaksanaan dan disengaja. Rook (1987) mendefinisikan Impulsive buying (pembelian impulsif) sebagai suatu aktivitas pembelian yang tidak terencana yang dilakukan tanpa adanya suatu pertimbangan dan penilaian atau evaluasi tertentu terhadap manfaat dari produk yang dibeli. Rook (1987) menjelaskan bahwa terdapat tiga ciri utama yang memberikan definisi komprehensif mengenai pembelian impulsif yaitu pembelian yang tidak direncanakan, sulit untuk mengontrol, dan disertai dengan respon emosional. Kacen dan Lee (2002) juga menyatakan bahwa impulsive buying mempunyai sejumlah karakteristik seperti adanya perasaan yang berlebihan akan ketertarikan dari produk yang dijual, adanya perasaan untuk segera memiliki produk yang dijual, keinginan untuk mengabaikan segala konsekuensi dari pembelian sebuah produk, adanya perasaan puas yang dirasakan, serta adanya konflik yang terjadi antara pengendalian dengan kegemaran di dalam diri orang tersebut. Pembelian impulsif merupakan pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh konflik pikiran, dan dorongan emosional (Verplanken & Herabadi, 2001). Ketika terjadi, pembelian impulsif akan memberikan pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
emosional lebih dari pada rasional (Thompson, dalam Semuel 2007). Hal ini senada dengan Rook (1987) yang menyatakan bahwa pembelian impulsif lebih cenderung dipengaruhi oleh emosional dibandingkan dengan rasional. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif
merupakan
pembelian
yang tiba-tiba,
cepat
dan
tidak
direncanakan, tanpa pertimbangan yang matang serta mengabaikan konsekuensi yang ditimbulkan, pembelian ini bersifat mendesak dan lebih didasari oleh respon emosional yang bertujuan untuk kesenangan akan kepemilikan suatu barang dengan segera. 2. Aspek-aspek Impulsive Buying Penelitian yang dilakukan Rook pada tahun 1987 dengan responden individu-individu yang pernah melakukan impulsive buying, menemukan 8 perilaku khas yang muncul ketika seseorang melakukan hal tersebut yaitu: dorongan spontan untuk membeli, kekuasaan dan paksaan (intensitas dan kekuatan), kegembiraan dan stimulasi, sinkronisitas, kekuatan yang fantastis dari animasi produk, elemen hedonis: merasa baik dan buruk, konflik: baik atau lawan buruk, kontrol atau kesenangan, serta mengabaikan konsekuensi. Berdasarkan penelitian tersebut Engel, Blackwell dan Miniard (1995) memberikan penjelasan mengenai karakteristik pembelian yang impulsif yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
a. Spontanitas Pembelian ini tidak diharapkan dan memotivasi konsumen untuk membeli sekarang, sering sebagi respons terhadap stimulasi visual yang langsung ditempat penjualan. b. Kekuatan, Kompulsi, dan Intensitas Mungkin ada motivasi untuk mengesampingkan semua yang lain dan bertindak dengan seketika. c. Kegairahan dan Stimulasi Desakan mendadak untuk membeli sering disertai dengan emosi yang dicirikan sebagai “menggairahkan.” “menggetarkan,” atau “liar.” d. Ketidakpedulian Akan Akibat Desakan untuk membeli dapat menjadi begitu sulit ditolak sehingga akibat yang mungkin negatif diabaikan. Pada tahun 2001 Verplanken dan Herabadi mengidentifikasi dua aspek utama yang membentuk perilaku pembelian impulsif (impulsive buying) yaitu aspek kognitif dan aspek afektif: a. Aspek Kognitif Menurut Verplanken dan Herabadi (2001), aspek kognitif dalam pembelian impulsif merujuk kepada kurang adanya perencanaan dan pertimbangan yang matang sebelum mengambil keputusan dalam melakukan pembelian. Suatu pembelian mungkin tidak direncanakan atau dipertimbangkan karena beberapa alasan. Misalnya pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
pembelian yang tampak tidak direncanakan, justu telah direncanakan jauh sebelumnya, atau dalam hal ini terjadi pengulangan dari kebiasaan membeli maka hal ini tidak dapat dinyatakan sebagai pembelian impulsif (Verplanken dan Aarts, dalam Verplanken dan Herabadi, 2001). Dalam aspek kognitif konsumen akan cenderung mudah terpengaruh oleh harga produk yang ditawarkan dan keuntungan yang diperoleh ketika membeli produk tersebut (Herabadi et al, 2009). Selain itu Rook (1987) menyatakan pada aspek kognitif terdapat pembelian impulsif secara spontan yakni pembelian yang cenderung mendadak, dan cepat dikarenakan promosi atau pengaruh stimulus visual yang menarik dan pembelian impulsif seringkali mengabaikan atau cenderung tidak peduli terhadap konsekuensinya. b. Aspek Afektif Aspek afektif atau aspek emosional merupakan aspek kedua dari pembelian impulsif (Verplanken & Herabandi 2001). Aspek ini merupakan respon emosional yang muncul terlebih dahulu, secara serentak, atau setelah terjadi pembelian yang tidak direncanakan. Emosi paling menonjol yang biasanya berhubungan dengan pembelian impulsif adalah kegembiraan dan kesenangan. Selain itu muncul perasaan secara tiba-tiba untuk ingin segera memiliki sesuatu sebelum melakukan pembelian impulsif, hal ini mungkin saja diakibatkan oleh perilaku kompulsif ringan (Verplanken & Herabandi 2001). Rasa menyesal juga mungkin akan dirasakan setelah melakukan pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
impulsif, yaitu ketika menyadari telah banyak uang yang dibelanjakan (Ditmar & Drury, dalam Verplanken & Herabandi, 2001). Pada aspek ini, ketika seseorang sedang “merasakan dorongan tak tertahankan untuk membeli” ia akan merasa harus melakukan pembelian impulsif (Coley & Burgess, 2003). Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aspek kognitif merupakan kecenderungan individu dalam melakukan pembelian impulsif berdasarkan kurangnya perencanaan dan pertimbangan, serta lebih didasari akan ketertarikan dan keuntungan yang akan diperoleh. Sedangkan aspek afektif merupakan kecenderungan individu dalam melakukan pembelian impulsif berdasarkan dorongan tak tertahankan untuk membeli yang menimbulkan perasaan senang dan gembira sebagai bentuk respon emosional setelah melakukan pembelian impulsif. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Impulsive buying Dalam melakukan perilaku pembelian impulsif (impulsive buying) konsumen akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor Internal Faktor internal dari pembelian impulsif berfokus langsung pada individu, melihat isyarat internal dan karakteristik individu yang membuat mereka terlibat dalam perilaku pembelian impulsif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
(Karbasivar & Yarahmadi, 2011). Pada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya ditemukan bahwa keadaan emosi seseorang dapat mempengaruhi pembelian impulsif seseorang (Kacen & Lee, 2002; Verpanken & Herabadi, 2001; Youn, 2000); Sneath, Lacey, & Kenneth, 2009). Konsumen yang lebih responsif terhadap keadaan afektif (keadaan emosi, mood, perasaan diri) (Youn & Faber, 2000) dan kurang responsif terhadap keadaan kognitif akan mengalami dorongan yang kuat untuk membeli dan lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku pembelian impulsif (Dholakia, 2000; Rook, 1987; Youn & Faber, 2000). Keadaan emosi yang berbeda pada tiap individu, juga dapat menghasilkan perilaku pembelian impulsif yang berbeda (Hawkins, Roger, Coney, & Mookerjee, 2007). Individu dengan keadaan emosi yang tidak stabil, akan memiliki kecenderung yang lebih untuk melakukan perilaku pembelian impulsif. Hal ini dilakukan individu sebagai upaya untuk meningkatkan mood dan menghindari persepsi psikologis yang negatif (rendah diri dan perasaan atau suasana hati yang negatif) dengan perasaan senang dan gembira setelah melakukan pembelian impulsif (Sneat, Lacey, Kenneth-Hansel 2009; Verpanken & Herabadi, 2001). Selain keadaan emosi, Kacen dan Lee (2002) mengungkapkan bahwa
evaluasi
normatif
yang
dimiliki
individu
juga
turut
mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif. Rook dan Fisher
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
(1995) mendefinisikan evaluasi normatif sebagai “penilaian yang dibuat oleh konsumen tentang kesesuaian pembelian impulsif dalam situasi pembelian tertentu”. Pandangan negatif cenderung muncul tentang pembelian impulsif pada umumnya, seperti melihat perilaku pembelian impulsif sebagai pembelian yang tidak rasional, tidak dewasa, boros, dan beresiko (Rook & Fisher, 1995). Konsumen mungkin merasakan penyesalan setelah melakukan pembelian impulsif (Dittmar & Drudy, dalam Verplanken & Herabandi, 2001). Akan tetapi, pada kenyataannya sebagian besar konsumen tidak menemukan bahwa pembelian impulsif yang mereka lakukan adalah perilaku yang tidak pantas dan tidak menilai itu salah (Rook, 1987; Hausman, 2000). Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa kepribadian yang dimiliki oleh tiap-tiap individu juga dapat mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki seseorang (Verplanken & Herabadi, 2001; Karbasivar & Yarahmadi, 2011;
Verplanken
&
Sato,
2011).
Beberapa
peniliti
telah
menyimpulkan bahwa sifat dari kepribadian yang dimiliki oleh konsumen dapat memberikan gambaran yang lebih untuk perilaku impulsif dibandingkan sifat-sifat lainnya (Beatty & Ferrell, 1998; Rook & Fisher, 1995; Weunetal, 1998; dalam Karbasivar & Yarahmadi, 2011). Para peneliti juga berpendapat bahwa kepribadian dapat membantu dalam menentukan taraf kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki seseorang (Beatty & Ferrell, 1998; Rook &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Fisher, 1995, dalam Karbasivar & Yarahmadi, 2011). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shahjehan et.al (2012) tentang hubungan antara kepribadian dengan perilaku pembelian impulsif dan kompulsif, dari peneliatian yang dilakukan ditemukan hasil bahwa terdapat hubungan antara pembelian impulsif dengan kepribadian. Faktor internal yang juga mempengaruhi pembelian impulsif adalah demografi individu. Kollat dan Willet (dalam Muruganantham & Bhakat, 2013) menemukan bahwa karakteristik demografi konsumen mempengaruhi pembelian impulsif. Salah satu karakteristik demografi yang dapat mempengaruhi kecenderung pembelian impulsif adalah gender (Dittmar, Beattie & Friese, 1995; Lin & Chuang, 2005, dalam Muruganantham & Bhakat, 2013). Pria cenderung terlibat dalam pembelian impulsif terhadap barang yang nyaman dan berperan penting yang menggambarkan aktivitas dan kebebasan mereka. Sedangkan perempuan cenderung membeli barang simbolik dan barang yang cenderung menggambarkan diri mereka yang terkait dengan penampilan dan aspek emosional diri (Dittmar et al, 1995). Selain
gender,
faktor
demografi
lain
yang
mempengaruhi
kecenderungan pembelian impulsif adalah usia (Bellenger, Robertson, & Hirschman, dalam Lin & Chuang, 2005; Wood dalam Ghani et al, 2011. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lin & Lin (2005) mengenai penelitian kecenderungan pembelian impulsif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
remaja Taiwan, dari penelitian yang dilakukan ditemukan hasil bahwa pada subjek dengan rentang usia 15-19 tahun ditemukan hasil bahwa usia 19 tahun lebih impulsif dibandingkan usia lainnya. Berdasarkan
faktor-faktor
yang
disebutkan,
maka
dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif yaitu keadaan emosi, evaluasi normatif konsumen, kepribadian, serta demografi konsumen yang terdiri dari jenis kelamin dan usia. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal dari pembelian impulsif merujuk pada isyarat pemasaran atau rangsangan yang ditempatkan dan dikendalikan oleh pemasar dalam upaya untuk memikat konsumen dalam perilaku pembelian (Youn & Faber, 2000). Selain itu Amirrulah (2002) menyatakan bahwa faktor eksternal merupakan perubahan-perubahan dari lingkungan luar yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu barang. Lingkungan toko merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif. Lingkungan toko yang terdiri dari ukuran, suasana, desain dan format toko, serta berbagai aktivitas pemasaran seperti penjualan dan iklan merupakan faktor eksternal dari pembelian impulsif (Muruganantham & Bhakat, 2013). Promosi penjualan yang inovatif, pesan-pesan yang kreatif dan penggunaan teknologi yang tepat di toko-toko ritel semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
membuat pembelian impulsif sebagai perilaku yang relevan dimiliki oleh konsumen saat ini (Schiffman & Kanuk, 2010). Berbagai rangsangan di dalam toko seperti pencahayaan, tata letak, presentasi barang, perlengkapan toko, penutup lantai, warna, suara, bau, dan pakaian serta perilaku penjual dan pelayan toko secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi konsumen ( Applebaum, dalam Muruganantham & Bhakat, 2013). Konformitas juga merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pembelian impulsif. Semakin tinggi tingkat konformitas seseorang, maka semakin tinggi pula pembelian impulsif yang dilakukan (Maretta, 2013; Sitohang, 2009). Konformitas merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku membeli remaja menjadi semakin impulsif. Konformitas terbentuk dalam pribadi remaja karena remaja belajar dari lingkungan sosialnya, bagaimana caranya agar ia dapat diterima dan diakui oleh orang lain dengan kemampuan yang ia miliki, sehingga semua ciri khas remaja dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, tingkah laku, dan lain sebagainya dipengaruhi pergaulan dengan teman-teman sebayanya (Swastha & Handoko, 2000). Berdasarkan faktor-faktor yang disebutkan, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif yaitu lingkungan toko yang terdiri dari ukuran, suasana, desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
dan format toko, serta berbagai strategi penjualan dan iklan serta konformitas yang dilakukan konsumen. B. Stres Akademik 1. Definisi Stres Menurut Sarafino (1990) stres merupakan suatu kondisi yang disebabkan
oleh
interaksi
antara
individu
dengan
lingkungan,
menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan, berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial individu tersebut. Stres juga merupakan suatu keadaan ketika seseorang berespon terhadap perubahan yang terjadi dari situasi normal dan stabil dalam hidupnya (Kozier, 2004). Folkman dan Lazarus (1985) mendefinisikan stres sebagai segala peristiwa/kejadian baik berupa tuntutan-tuntutan lingkungan maupun tuntutan-tuntutan internal (fisiologis/psikologis) yang menuntut, membebani atau melebihi kapasitas sumber daya adaptif individu. Stres dapat berdampak positif maupun negatif bagi individu (Smith, 2002; Tweed et al., 2004; Stevenson & Harper, 2006; dalam Anggola & Ognori 2009). Hal ini tergantung pada derajat stres yang mereka alami sebagai bentuk penilaian kognitif mereka terhadap stressor (pemicu stres) yang mereka terima (Desmita, 2009; Sarafino, 1990). Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan atau kondisi seseorang dalam menghadapi lingkungan. Hans Selye (dalam Desmita, 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
membagi stres menjadi tiga bentuk yakni, distres, eustres, dan neustres. Distres diasosiasikan sebagai respon terhadap stres yang bersifat tidak memuaskan dan merusak pada keseimbangan fungsi tubuh individu. Sedangkan eustres merupakan respons terhadap stres yang bersifat memuaskan yang dapat membangkitkan fungsi optimal tubuh, baik fungsi fisik maupun fungsi psikis individu. Adapun neustres mengacu pada respon stres individual yang bersifat netral, yang tidak memberi akibat negatif ataupun positif, namun menyebabkan tubuh berada pada fungsi internal yang mantap, tetap berada dalam keadaan homeostatis (Elmira, 1993; Sarafino, 1990; Brannon & Feist, 2000; dalam Desmita, 2009). Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa stres merupakan suatu kondisi hasil interaksi individu dengan lingkungan yang menjadi stressor bagi individu yang bersifat mengancam dan menganggu, yang melebihi kapasitas sumber daya adaptif individu dan dapat menimbulkan tiga bentuk stres yaitu distres, eustres, dan neustres serta dapat berdampak positif dan negatif bagi individu yang mengalami stres. 2. Definisi Stres Akademik Stres akademik, diartikan sebagai suatu keadaan individu yang mengalami tekanan hasil persepsi dan penilaian tentang stressor akademik, yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan di perguruan tinggi (Govaerst & Gregoire, 2004). Stres ini dapat didefinisikan sebagai stres yang berhubungan dengan pendidikan yang meliputi sekolah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
kurikulum, guru, metode ulangan dan penilaian (Nanwani, 2009). Stres akademik juga diidentifikasi sebagai stres yang diakibatkan oleh terlalu banyaknya tugas, persaingan dengan teman, kegagalan, kekurangan uang saku (Fairbrother & Warn, 2003), kurang baiknya hubungan dengan teman atau dosen, keluarga, atau masalah yang ada di rumah (Agolla & Ongori, 2009).
Desmita, 2009 menambahkan definisi lain dari stres akademik
atau school stress, yaitu suatu ketegangan emosional yang muncul dari peristiwa-peristiwa kehidupan di sekolah dan perasaan terancamnya keselamatan atau harga diri siswa, sehingga memunculkan reaksi-reaksi fisik, psikologis, dan tingkah laku yang berdampak pada penyesuaian psikologi dan prestasi akademik. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa stres akademik merupakan suatu keadaan hasil interaksi individu dengan lingkungan pendidikan yang menjadi stressor akademik bagi individu yang dapat berdampak pada penyesuaian psikologi dan prestasi akademik individu. 3. Pengukuran Stres Akademik Pada penelitian mengenai stres akademik, terdapat beberapa peneliti yang merancang dan mengembangkan instrumen untuk mengukur stres akademik berdasarkan jenjang pendidikan. Di Negara-negara barat terdapat beberapa instrumen yang sering digunakan. Untuk mengukur mengukur stres akademik secara umum di kalangan mahasiswa perguruan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
tinggi terdapat Academic Stress Scale (ASS; Kohn & Frazer, 1986), Student Stress Inventory (SSI; Zeidner, 1992), dan The Academic Stress Questionnaire (ASQ; Abouserie, 1994). Sementara untuk mengukur stres akademik dikalangan siswa SMP dan SMA terdapat School Stressors Inventory for Adolescent (SSIA; Fanshawe & Burnett, 1991) dan High School Stressors Scale (HSSS; Burnett & Fanshawe, 1997). Di negara-negara timur sendiri terdapat juga beberapa peneliti yang mengembangkan instrumen stres akademik. Ang dan Huan (2006) mengembangkan Academic Expectations Stress Inventory (AESI) yang berfokus kepada ekspektasi diri sendiri dan ekspektasi dari guru dan orang tua yang menjadi aspek utama stres akademik siswa SMP dan SMA di Asia. Kemudian terdapat Scale for Assessing Academic Stress (SAAS; Sinha, Sharma & Mahendra, 2001) yang dikembangkan untuk siswa SMA dan mahasiswa di Nepal. Selain itu terdapat juga skala inventori stres akademik yang digunakan untuk mengetahui stres akademik mahasiswa universitas teknologi Taiwan yang dikembangkan oleh Lin dan Chen (2009). Dalam menyusun skala ini Lin dan Chen melakukan wawancara terlebih dahulu terhadap mahasiswa di 10 universitas dan perguruan tinggi teknologi dengan teknik wawancara stratified random sampling untuk mendapatkan data yang mendalam. Data yang didapat kemudian diolah berdasarkan metode kualitatif. Berdasarkan hasil coding oleh peer encoders dan setelah kategorisasi dan generalisasi data, para dosen dan mahasiswa diminta untuk membantu dalam diskusi untuk menggubah data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
coding menjadi item kuesioner pre-test. Kemudian lima ahli diminta untuk memeriksa validitas isi, sebelum skala diuji coba kepada 400 mahasiswa. Setelah melakukan uji coba, dilakukan pengujian data statistik menggunakan SPSS for windows untuk melakukan analisis faktor eksploratori. Total varians yang didapat oleh skala Lin dan Chen adalah 70,91 %. Sedangkan nilai reliabilitas alfa cronbach yang dimiliki sebesar 0.90 dengan korelasi item total antara 0.631-0.857. Ini menunjukkan 7 faktor stres akademik (stres pengajar, stres hasil, stres ujian, stres belajar dalam kelompok, stres teman sebaya, stres manajemen waktu dan stres yang diakibatkan diri sendiri) skala pre-test memiliki keandalan dan mencapai level standar estimasi (George & Mallery, 2003). Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai pengukuran stres akademik, peneliti memilih untuk menggunakan skala yang dikembangkan oleh Lin dan Chen (2009). Hal tersebut dikarenakan skala tersebut memiliki nilai reliabilitas yang tergolong memuaskan dan kesesuaian subjek dalam penelitian ini dengan skala yang dipilih oleh peneliti. 4. Dampak Stres Beberapa peneliti mengindikasikan bahwa, meskipun berada pada tingkatan sedang kecemasan yang merupakan akibat dari stres, dapat meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kinerja individu. Pada tingkat tinggi kecemasan dapat bersifat maladaptif dan dapat berkontribusi terhadap berbagai masalah psikososial pada pelajar di sekolahnya. Tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
yang terlalu tinggi dari kecemasan merupakan salah satu faktor penting munculnya tiga subtype gangguan kecemasan yaitu separation anxiety disorder, overanxious disorders, dan avoidant disorder (Kiselica, dalam Desmita 2009). Selain itu, stres yang tinggi akan menunjukkan lebih banyak problem tingkah laku, tidak disukai oleh teman, konsep diri yang buruk, serta sikap terhadap sekolah dan prestasi akademis yang rendah (Kiselica, dalam Desmita 2009). Sejalan dengan hal tersebut, diperkirakan 10% hingga 30% pelajar yang mengalami stres akademik, mengalami penurunan prestasi belajarnya (Johnson, dalam Desmita 2009). Fiminian dan Cross (1987), juga menyatakan bahwa stres yang tinggi di sekolah lebih memungkinkan untuk menentang dan berbicara di belakang guru, membuat keributan dan kelucuan di dalam kelas, serta mengalami sakit kepala dan sakit perut. Berdasarakan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa, stres pada tingkatan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perilaku maladaptif dan kecenderungan akan gangguan kecemasan dalam diri individu. Selain itu stres juga dapat menyebabkan penurunan prestasi akademik dan munculnya problem tingkah laku pada siswa. C. Mahasiswa Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1, ayat (6) dinyatakan bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
pada perguruan tinggi tertentu. Sarwono (1978) menyatakan bahwa mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran-pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia antara 18-30 tahun. Selain itu mahasiswa adalah orang yang belajar diperguruan tinggi, baik universitas, institut, atau akademi (KBBI). Mahasiswa merupakan suatu golongan dari masyarakat atau bagian dari masyarakat yang mempunyai dua sifat manusia muda dan calon intelektual, dan sebagai calon intelektual, mahasiswa harus dapat atau mampu untuk berpikir secara kritis terhadap kenyataan sosial, sedangkan sebagai manusia muda, mahasiswa seringkali tidak mengukur resiko yang menimpa dirinya Sarwono (1978). Selain itu mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa (Takwin, 2008). Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar secara resmi dan belajar di perguruan tinggi, universitas, insitut, maupun akademi dan termasuk dalam bagian masyarakat yang tergolong sebagai manusia muda dan calon intelektual. D. Dinamika Hubungan antara Stres dengan Kecenderungan Impulsive Buying Pada Mahasiswa Dalam menjalani kegiatan perkuliahan, seorang mahasiswa diharuskan untuk menempuh studi akademis yang meliputi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang mahasiswa. Tidak jarang tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut, membuat mereka mengalami suatu tekanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
yang melampaui kemampuan dirinya. Di Indonesia sendiri, banyaknya jumlah mata kuliah, membuahkan kesan bahwa mahasiswa harus serba bisa (Republika.co.id) sehingga jumlah mahasiswa yang mengalami stres akademik meningkat dalam tiap semester (Govaerst & Gregoire 2004). Beberapa studi yang dilakukan terhadap institusi pendidikan menunjukkan, adanya kesulitan yang berhubungan dengan proses belajar berada pada puncak daftar dalam hal prevalensi dan tingkat stres yang dirasakan oleh individu (De Andari et al., 2000; Dumont, 2000; Geisthardt & Munsch, 1996, dalam Govaerst & Gregoire 2004). Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Liu (2005) kepada 368 siswa sekolah di Cina. Dalam penelitian tersebut diketahui 90% siswa mengalami stres akademik yang disebabkan oleh ujian, kurangnya prestasi di sekolah, tugas sekolah, iklim sekolah yang kurang mendukung serta ketatnya peraturan sekolah. Seorang individu akan memandang situasi sebagai stres jika dia merasakan dirinya memiliki sumber daya yang kurang memadai untuk menangani tuntutan yang dirasakan dari sebuah situasi. Sebaliknya, seorang individu tidak akan merasa stres ketika dia merasa mereka telah memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk berurusan dengan situasi yang dihadapi (Govaerst & Gregoire 2004). Stres akademik memiliki konsekuensi positif dan konsekuensi negatif (Smith, 2002; Tweed et al., 2004; Stevenson & Harper, 2006; dalam Anggola & Ognori 2009). Hal ini tergantung pada derajat stres yang mereka alami sebagai bentuk penilaian kognitif mereka terhadap stressor (Desmita, 2009). Individu yang mengalami stres pada tingkat yang moderat atau sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
akan dapat meningkatkan kesadaran, kesiapan, kualitas diri dan prestasi belajar. Individu yang mengalami tingkat stres tinggi akan menunjukkan kemunduran prestasi, kecemasan dan tingkah laku maladaptif, berbagai problem psikososial, dan ketidakstabilan emosi (Desmita, 2009; Kiselica, dalam Desmita 2009; Sarafino, 2008). Moksnes, Moljord, Espnes dan Byrne (2010) menambahkan bahwa stres dalam hidup dapat mengakibatkan ketidakstabilan emosi pada individu, dan hal tersebut juga sering dikaitkan dengan perilaku pembelian impulsif (Rook, 1987). Shahjenan, et al (2011) dalam penelitiannya, menyatakan bahwa ketidakstabilan emosi yang merupakan salah satu gejala stres dalam aspek psikososial dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam melakukan pembelian impulsif, sehingga individu yang sedang memiliki ketidakstabilan emosi lebih rentan untuk menampilkan perilaku pembelian impulsif. Beberapa penelitian yang dilakukan cenderung mengungkapkan bahwa sasaran utama iklan adalah mereka yang memiliki emosi yang masih kurang stabil, hal ini dilakukan karena mereka lebih mudah dipengaruhi untuk melakukan pembelian impulsif (Republika.co.id). Konsumen yang impulsif akan membeli suatu produk tanpa alasan yang penting ataupun untuk memenuhi kebutuhannya, melainkan untuk mencari kesenangan dan bagian dari gaya hidup modern (Herabadi, et al., 2009). Minimnya informasi yang diterima oleh individu yang melakukan pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
impulsif mengakibatkan pengambilan keputusan menjadi relatif cepat dan singkat (Dawson & Kim, 2009) dan hal ini menghalangi pertimbangan serta kebijaksanaan dalam melakukan pembelian (Bayley & Nancarrow, 1998). Selain itu dalam pembelian impulsif keputusan individu dalam melakukan pembelian lebih dipengaruhi oleh emosional daripada rasional (Rook, 1987). Keputusan yang diambil berdasarkan kondisi emosional ini juga menyebabkan individu dengan ketidakstabilan emosi lebih rentan untuk melakukan pembelian impulsif (Shahjenan et al, 2011) Selain itu emosi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam melakukan pembelian impulsif. Beberapa peneliti menyatakan bahwa keadaan emosi seseorang dapat mempengaruhi pembelian impulsif (Kacen & Lee, 2002; Verpanken & Herabadi, 2001; Youn & Faber 2000). Individu dengan keadaan emosi yang tidak stabil, akan memiliki kecenderung yang lebih untuk melakukan perilaku pembelian impulsif. Hal ini dilakukan individu sebagai upaya untuk meningkatkan mood dan menghindari persepsi psikologis yang negatif (rendah diri dan perasaan atau suasana hati yang negatif) dengan perasaan senang dan gembira(positif) setelah melakukan pembelian impulsif (Sneat et al, 2009; Verpanken & Herabadi, 2001). Sneath et al (2009) juga menyatakan bahwa pembelian impulsif merupakan upaya yang dilakukan dalam meningkatkan mood.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Gambar 1. Skema Dinamika Hubungan Antara Stres Akademik Dengan Kecenderungan Pembelian Impulsif Pada Mahasiswa Stres Akademik Pada Mahasiswa
Mahasiswa Mengalami
Mahasiswa Mengalami
Tingkat Stres Akademik
Tingkat Stres Akademik
yang Tinggi
yang Rendah
Mahasiwa mengalami
Mahasiswa dapat
kemunduran prestasi,
meningkatkan
kecemasan dan tingkah
kesadaran, kesiapan,
laku maladaptif serta
kualitas diri, prestasi
ketidakstabilan emosi
belajar, dan
yang membuat mereka
menganggap stressor
mudah terstimulasi dan
sebagai suatu tantangan
mengambil keputusan berdasarkan kondisi emosi Kecenderungan Pembelian Impulsif Kecenderungan Pembelian Impulsif pada Mahasiswa Tinggi
pada Mahasiswa Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
E. Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara stres akademik dengan kecenderungan perilaku pembelian impulsif pada mahasiswa. Sehingga semakin tinggi stres akademik, maka kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah stres akademik, maka semakin rendah pula kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistik (Azwar, 2004). Data yang berupa angka tersebut berasal dari pengukuran dengan skala terhadap variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif korelasional yang menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel-variabel yang diukur dengan instrumen-instrumen penelitian (Creswell, 2012). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara stress akademik dengan kecenderungan perilaku impulsive buying pada mahasiswa. B. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel
bebas
merupakan
variabel
yang
menyebabkan,
mempengaruhi, atau berefek pada outcome (Creswell, 2012).Variabel bebas dalam penelitian ini merupakan stres akademik.
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
2. Variabel Tergantung Variabel tergantung merupakan variabel yang bergantung pada variabel bebas, dimana variabel tergantung merupakan outcome atau hasil dari pengaruh variabel bebas (Creswell, 2012) Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kecenderungan perilaku impulsive buying. C. Definisi Operasional 1. Stres Akademik Stres akademik merupakan suatu keadaan hasil interaksi individu dengan lingkungan pendidikan yang menjadi stressor akademik bagi individu yang dapat berdampak pada penyesuaian psikologi dan prestasi akademik individu. Stres akademik biasanya akan muncul ketika mahasiswa berinteraksi dengan lingkungan pendidikan yang meliputi institusi pendidikan, kurikulum, pengajar, serta metode ujian dan penilaian. Stres akademik akan diukur menggunakan skala stres akademik milik Lin dan Chen (2009) yang telah diadaptasi dalam bahasa indonesia dan telah memperoleh professional judgement. Semakin tinggi skor skala stres akademik yang diperoleh, maka semakin tinggi pula stres akademik pada mahasiswa. Sedangkan semakin rendah skor skala stres akademik yang diperoleh, menunjukkan bahwa stres akademik pada mahasiswa rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
2. Kecenderungan Impulsive Buying pada Mahasiswa Kecenderungan Impulsive buying (pembelian impulsif) merupakan kecenderungan pembelian yang tiba-tiba, cepat dan tidak direncanakan, tanpa yang matang pertimbangan serta mengabaikan konsekuensi yang ditimbulkan, pembelian ini bersifat mendesak dan lebih didasari oleh respon emosional yang bertujuan untuk kesenangan akan kepemilikan suatu barang dengan segera. Penelitian ini menggunakan aspek impulsive buying yang meliputi aspek kognitif dan aspek afektif. Kecenderungan pembelian impulsif akan diukur menggunakan skala kecenderungan pembelian impulsif yang disusun oleh Huwae (2009). Semakin tinggi skor pada skala kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki, maka menunjukkan
semakin
tinggi
kecenderungan
pembelian
impulsif.
Sebaliknya, semakin rendah skor kecenderungan pembelian impulsif, maka kecenderungan untuk melakukan pembelian impulsif semakin rendah. D. Subjek Penelitian Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa dengan rentang usia 18-30 tahun. Karateristik lain dari subjek adalah mahasiswa yang sedang berada dalam semester yang memiliki tugas padat atau mahasiswa yang sedang mengerjakan banyak laporan. Teknik pengambilan sampel menggunakan convience sampling yaitu teknik penarikan sampel yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
didasari pada ketersediaan dan
kemudahan dalam menemukan sampel.
(Prasetyo, 2008). E. Metode dan Alat Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran skala. Menurut Azwar (2009) metode skala merupakan suatu metode pengumpulan data yang berbentuk laporan diri sendiri berisi daftar atau kumpulan pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu. Skala yang akan digunakan adalah skala stres akademik dan skala kecenderungan impulsive buying (pembelian impulsif) pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode Summarated Rating yang merupakan penskalaan model Likert. Penskalaan model ini merupakan skala yang disusun untuk mengungkap sikap pro dan kontra, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju terhadap suatu objek sosial yang diperlakukan sebagai objek sikap( Azwar, 2009). 1. Skala Stres Akademik Skala stres akademik dalam penelitian ini merupakan skala adaptasi yang mengacu pada 7 faktor hasil analisis faktor stres akademik yang dikemukakan oleh Lin dan Chen (2009) yang meliputi stres pengajar, stres hasil, stres ujian, stres belajar dalam kelompok, stres teman sebaya, stres manajemen waktu dan stres yang diakibatkan diri sendiri. Skala ini terdiri dari 34 item yang tersusun atas pernyataan favorable. Akan tetapi dalam penelitian ini, dari 34 item skala stres akademik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
dikembangkan oleh Lin dan Chen (2009) dilakukan analisis ulang karena terdapat beberapa aitem yang kurang menggambarkan stres akademik sehingga terpilih 14 aitem yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 1. Distribusi Item Skala Stres Akademik No.
Stressor
Nomor Aitem
Jumlah
Bobot
1.
Stres Pengajar
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
9
26,5 %
2.
Stres Hasil
10, 11, 12, 13, 14,
5
14,7 %
3.
Stres Ujian
15, 16, 17, 18
4
11,76 %
4.
Stres Belajar Dalam Kelompok
19, 20, 21, 22, 23
5
14,7 %
5.
Stres Teman Sebaya
24, 25, 26, 27
4
11,76 %
6.
Stres Manajemen Waktu
28, 29, 30
3
8,82 %
7.
Stres Diri Sendiri
31, 32, 33, 34
4
11,76 %
34
100%
Total
Pada skala Kecenderungan Stres Akademik setiap aitem memiliki empat alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh subjek yaitu : Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Nilai tertinggi 5 diberikan untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), nilai 4 diberikan untuk jawaban Sesuai (S), nilai 3 diberikan untuk jawaban Netral (N), nilai 2 diberikan untuk jawaban Tidak Sesuai (TS) dan nilai 1 diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Tabel 2. Skor Favorable Skala Stres Akademik Jawaban
Skor
Sangat Sesuai
5
Sesuai
4
Netral
3
Tidak Sesuai
2
Sangat Tidak Sesuai
1
2. Skala Kecenderungan Impulsive Buying Skala kecenderungan impulsive buying terdiri dari 2 aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Skala ini terdiri dari 16 aitem pada tiaptiap aspeknya. Pada tiap aitem terdapat 2 bentuk penyataan yaitu pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Skala ini mengacu kepada skala pembelian impulsif yang dikembangkan oleh Huwae (2009). Peneliti memilih untuk menggunakan skala ini karena memiliki nilai koefisien reliabilitas (α) sebesar 0,920 yang tergolong baik dan reliabel sebagai alat pengambilan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Kecenderungan Impulsive Buying Nomor Aitem No.
Aspek
Favorable
Unfavorabl e
Jumlah
Bobot
1.
Aspek Kognitif
1, 2, 3, 4, 19, 20, 21, 22,
5, 6, 7, 8, 9, 23, 24, 25
16
50%
2.
Aspek Afektif
10, 11, 12, 13, 26, 27, 28, 29
14, 15, 16, 17, 18, 30, 31, 32
16
50%
32
100%
Total
Pada Skala Kecenderungan Impulsive Buying setiap aitem memiliki empat alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh subjek yaitu : Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Untuk pernyataan berbentuk favorable nilai tertinggi 4 diberikan untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), nilai 3 diberikan untuk jawaban Sesuai (S), nilai 2 diberikan untuk jawaban Tidak Sesuai (TS) dan nilai 1 diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Pada pernyataan berbentuk unfavorable nilai tertinggi 4 diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS), nilai 3 diberikan untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), nilai 2 diberikan untuk pilihan jawaban Sesuai (S), dan nilai 1 diberikan untuk jawaban Sangat Sesuai (SS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Tabel 4. Skor Favorable Skala Kecenderungan Impulsive Buying Jawaban
Skor
Sangat Sesuai
4
Sesuai
3
Tidak Sesuai
2
Sangat Tidak Sesuai
1
Tabel 5. Skor Unfavorable Skala Kecenderungan Impulsive Buying Jawaban
Skor
Sangat Sesuai
1
Sesuai
2
Tidak Sesuai
3
Sangat Tidak Sesuai
4
F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Noor (2011) menyatakan validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa yang diukur (akurasi instrumen). Menurut Azwar (2010) alat ukur yang dapat dikatakan memiliki validitas tinggi apabila alat ukur tersebut dapat menjalankan fungsi ukur atau akurat dalam melakukan pengukuran yang ingin diukur. Pengujian validitas yang digunakan dalam skala ini adalah validitas isi. Validitas isi adalah proses pengujian isi alat ukur yang dilakukan berdasarkan expert judgement (Azwar, 2009). Validitas ini dinilai berdasarkan penilaian dosen pembimbing sebagai expert judgement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
untuk mengetahui kesesuaian aitem-aitem dalam tes dengan aspek-aspek yang hendak diungkap. Selain itu validitas isi dalam skala stres akademik yang merupakan skala adaptasi didapatkan oleh peneliti berdasarkan penilaian dari professional judgement. Setelah dilakukan tryout pada skala stres akademik, validasi dilakukan kembali terhadap aitem aitem dalam skala stres akademik melalui penilaian dari professional judgement karena terdapat beberapa aitem yang kurang dapat mengukur stres akademik secara spesifik dan cenderung lebih mengukur stressor akademik. 2. Seleksi Aitem Seleksi aitem merupakan tahap selanjutnya setelah dilakukan validitas isi oleh expert judgement dan setelah dilakukan tryout. Tryout dilaksanakan di beberapa tempat yaitu Universitas Sanata Dharma, Universitas Gajah Mada, dan UPN Veteran Yogyakarta. Tryout diberikan kepada 100 mahasiswa. Berdasarkan hasil tryout didapatkan 94 data subjek mahasiswa yang memenuhi kriteria dan 6 data subjek lainnya tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi kriteria penilaian. Seleksi aitem dilakukan untuk melihat aitem-aitem mana yang memiliki nilai korelasi aitem total yang tinggi dan aitem mana yang memiliki nilai korelasi aitem total yang rendah. Seleksi aitem dapat dilakukan dengan melihat daya diskriminasi yang dimiliki oleh tiap-tiap aitem. Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2012). Daya diskriminasi diperoleh dengan mengkorelasikan antara skor aitem dengan skor item total. Korelasi antara skor aitem dengan skor total disebut koefisien korelasi aitem total (rix). Besar koefisien korelasi aitem total berada antara 0 sampai dengan 1,00 baik positif maupun negatif. Skor yang semakin mendekati 1,00 memiliki daya diskriminasi yang tinggi dan apabila mendekati angka 0 maka aitem yang bersangkuran memiliki daya diskriminasi yang rendah (Azwar, 2010). Pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total memiliki batasan rix ≥ 0,30. Aitem yang mencapai koefisien korelasi aitem total minimal 0,30 dapat dikatakan memiliki daya diskriminasi yang baik. Sebaliknya, aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem total kurang dari 0,30 merupakan aitem yang berdaya diskriminasi rendah. Jika jumlah aitem yang lolos kurang memenuhi jumlah yang diharapkan, maka skor korelasi item total dapat diturunkan menjadi 0,25 (Azwar, 2009). Nilai rix 0,30 dan taraf signifikansi 0,05 yang digunkan dalam penelitian ini menunjukkan, bahwa aitem yang digunakan memiliki skor koefisien korelasi aitem total ≥ 0,30 pada taraf signifikansi 0,05. Pengujian ini menggunakan program SPSS for windows. Pada skala stres akademik terdapat 34 aitem pernyataan. Aitemaitem ini kemudian diseleksi dengan melihat rix-nya. Aitem yang memiliki rix ≥ 0,30 dikategorikan sebagai aitem yang baik, sedangkan aitem yang memiliki nilai rix ≤ 0,30 dikategorikan sebagai aitem yang kurang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Hasil dari pengujian data skala stres akademik menunjukkan bahwa terdapat 33 aitem yang memiliki nilai rix ≥ 0,30, sedangkan aitem yang memiliki nilai rix ≤ 0,30 adalah aitem nomor 12 dengan nilai rix sebesar 0,238. Akan tetapi dalam Supratiknya (2014) dikatakan bahwa alat ukur yang ideal, semua item harus memiliki koefisien korelasi item-total diatas 0,20. Selain itu dikarenakan nilai Alfa Cronbach (α) skala adaptasi berada diatas 0,70 dan dikatakan memuaskan (Guilford, dalam Supratiknya 2014) maka peneliti tidak menggugurkan aitem nomor 12. Sehingga total aitem yang digunakan dalam skala ini adalah 34 aitem. Namun, peneliti kembali melakukan validasi terhadap aitem aitem dalam skala stres akademik melalui penilaian dari professional judgement karena terdapat beberapa aitem yang kurang dapat mengukur stres akademik secara spesifik dan cenderung lebih mengukur stressor akademik. Setelah dilakukan validasi terpilih 14 aitem yang digunakan dalam penelitian ini, dengan rentang rix 0,378 – 680. Sehingga dapat dikatakan aitem dalam penelitian ini memiliki daya diskriminasi yang baik (rix ≥ 0,30).
No. 1.
Total
Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Stres Akademik Setelah Seleksi Aitem Variabel Nomor Aitem Jumlah Bobot Stres Akademik
4, 5, 6, 7, 8, 13, 15, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 27
14
100 %
14
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Pada skala kecenderungan impulsive buying, terdapat 32 aitem, 16 aitem favorable dan 16 aitem unfavorable. Aitem aitem ini diseleksi dengan melihat rix-nya. Aitem yang memiliki rix ≥ 0,30 dikategorikan sebagai aitem yang baik, sedangkan aitem yang memiliki nilai rix ≤ 0,30 dikategorikan sebagai aitem yang kurang baik sehingga akan digugurkan. Hasil dari pengujian data skala kecenderungan impulsive buying menunjukkan bahwa terdapat 28 aitem yang memiliki nilai rix ≥ 0,30, sedangkan aitem yang memiliki nilai rix ≤ 0,30 adalah aitem 7, 9, 15, 25. Selanjutnya
untuk
menyeimbangkan
aitem,
peneliti
melakukan
penyeleksian kedua secara langsung dengan melihat skor terendah lainnya pada aspek afektif. Kemudian peneliti melakukan pengguguran pada skor rendah tersebut sehingga komposisi pada tiap aspek sama. Setelah melalui proses penyeleksian kedua, maka ditetapkan jumlah aitem yang tidak lolos adalah 6 aitem. Sehingga jumlah aitem yang lolos adalah 26 aitem Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Kecenderungan Impulsive Buying Setelah Seleksi Aitem Nomor Aitem No.
Aspek
Favorable
Unfavorable
Jumlah
Bobot
1.
Aspek Kognitif
1, 2, 3, 4, 19, 20, 21, 22,
5, 6, 8, 23, 24
13
50%
2.
Aspek Afektif
10, 11, 12, 13, 26, 27, 28, 29
16, 18, 30, 31, 32
13
50%
26
100%
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
3. Reliabilitas Menurut Noor (2011) reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana alat pengukur dikatakan konsisten, jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama. Penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal yang bertujuan untuk melihat konsistensi antar item atau antar bagian dalam tes. Untuk mencari estimasi reliabilitas konsistensi internal tersebut, digunakan rumus dari Alpha Cronbach (ɑ) (Azwar, 2009). Teknik ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisis data SPSS 16.0 for windows. Koefisien reliabilitas berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Jika koefisien skala semakin mendekati 1 maka dapat dikatakan skala tersebut memiliki koefisien reliabilitas yang baik (Azwar, 2010). Koefisien minimum yang dipandang memuaskan untuk reliabilitas skala adalah 0,70. Dibawah angka tersebut sebuah skala menjadi kurang memadai untuk digunakan bagi perorangan sebab hal itu menunjukkan bahwa kesalahan baku skor tampak sedemikian besar sehingga interpretasi skor menjadi meragukan (Guilford, dalam Supratiknya 2014). Skala stres akademik diuji dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach dan diperoleh nilai (ɑ) sebesar 0,884, dan setelah dilakukan analisis ulang terhadap aitem-aitem yang kurang menggambarkan stres
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
akademik secara spesifik diperoleh nilai (ɑ) sebesar 0,895. Pada skala kecenderungan impulsive buying nilai Alpha Cronbach yang diperoleh setelah mengalami seleksi aitem adalah 0,920. G. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak (Noor, 2011). Menurut Santoso (2010) uji ini dilakukan karena perhitungan statistik memiliki asumsi normalitas sebaran. Jika nilai sig. atau p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol gagal ditolak, karena distribusi sebaran data tidak memiliki perbedaan dengan data normal, atau data yang diuji memiliki distribusi normal. Sebaliknya, jika p < 0,05 maka dapat disimpulkan hipotesis nol ditolak, yang berarti data memiliki distribusi yang berbeda dari data normal, atau data memiliki distribusi tidak normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus. Peningkatan kuantitas pada satu variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan kuantitas pada variabel lainnya. Penurunan kuantitas pada satu variabel, akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
diikuti secara linear oleh penurunan kuantitas pada variabel lainnya. Uji linearitas digunakan untuk melihat bagaimana kekuatan hubungan antara dua variabel. Jika nilai sign atau p > 0,05 maka terdapat hubungan tidak linear atau hubungan antara dua varibel lemah (Santoso, 2010). 2. Uji Hipotesis Analisis penelitian ini menggunakan metode Product Moment Pearson jika hasil dari uji normalitas menunjukkan sebaran data normal. Sedangkan jika uji normalitas menunjukkan sebaran data tidak normal, maka pengujian hipotesis akan menggunakan teknik Spearman’s Rho Correlation dengan menggunakan SPSS for windows 16.0 (Santoso, 2003). Jika nilai sig. (p) < 0,05 maka hipotesis nol ditolak atau ada hubungan yang signifikan antara dua variabel. Sebaliknya, jika nilai sig. (p) > 0,05 maka hipotesis nol gagal ditolak atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel (Trihendrardi, 2009). Koefisien signifikansi yang dihasilkan bernilai -1 hingga +1, yang menunjukkan apakah hubungan tersebut positif atau negatif (Prasetyo, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini menggunakan subjek mahasiswa dengan kriteria rentang usia 18-30 tahun. Pengambilan data dilaksanakan di beberapa tempat di Yogyakarta yakni Universitas Sanata Dharma, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan di beberapa tempat yang berbeda berdasarkan ketersediaan dan kemudahan dalam memperoleh subjek penelitian. Pelaksanaan penelitian dimulai dari tanggal 24 November 2016 sampai dengan 29 November 2016. Total subjek yang digunakan dalam penelitian sebanyak 200 orang. B. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan mahasiswa yang berada dalam batasan usia 18 hingga 30 tahun. Berdasakan hasil penyebaran skala maka didapatkan identitas subjek sebagai berikut :
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Tabel 8. Identitas Subjek Penelitian Kriteria
Total Laki-laki
52 Orang
Perempuan
148 Orang
18 – 22 tahun
181 Orang
23 – 30 tahun
19 Orang
500 ribu-1 Juta
103 Orang
1 Juta-2 Juta
83 Orang
2 Juta-3 Juta
10 Orang
Lebih dari 3 Juta
4 Orang
Jenis Kelamin
Rentang Usia
Uang Saku Perbulan
200 Orang
200 Orang
200 Orang
C. Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan skala penelitian yang digunakan, maka didapatkan hasil perhitungan mean teoritik stres akademik sebagai berikut: Jumlah aitem
: 14
Nilai minimum
: 14 x 1 = 14
Nilai maximum
: 14 x 5 = 70
Rentang nilai
: 14 - 70
Jarak
: 70 – 14 = 56
Mean teoritik
: (min+max)/2 = (14+70)/2 = 42
Mean teoritik kecenderungan impulsive buying:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Jumlah aitem
: 26
Nilai minimum
: 26 x 1 = 26
Nilai maksimum
: 26 x 4 = 104
Rentang nilai
: 26 - 104
Jarak
: 104 – 26 = 78
Mean teoritik
: (min+max)/2 = (26+104)/2 = 65
Tabel 9. Deskripsi Data Variabel Stres Akademik dan Kecenderungan Impulsive Buying Variabel
N
SD
Teoritik Min
Stres Akademik
Max
Empiris Min
Mean Teoritik
Mean Empiris
Max
200
7,32 8
14
70
23
62
42
43,65
Kecenderungan 200 Impulsive Buying
8,64 3
26
104
54
94
65
69,67
Tabel 10. Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Empiris Stres Akademik One-Sample Test Test Value = 42
T Stres Akademik
3.184
Mean df Sig. (2-tailed) Difference 199
.002
1.650
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper .63
2.67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Pada tabel 4.3 hasil uji data dari one sample t test variabel stres akademik menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,002. Hasil data tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empiris variabel stres akademik. Hasil data menunjukkan bahwa mean teoritik dari variabel stres akademik sebesar 42, sedangkan mean empiris dari variabel stres akademik sebesar 43,65 dengan nilai signifikansi sebesar 0,002. Data tersebut menunjukkan bahwa mean empiris lebih besar dibandingkan dengan mean teoritik, maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki stres akademik yang tergolong tinggi. Tabel 11. Uji Beda MeanTeoritik dan Mean Empiris Kecenderungan Impulsive Buying One-Sample Test Test Value = 65
T Kecenderungan 7.642 Impulsive Buying
Mean df Sig. (2-tailed) Difference 199
.000
4.670
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
3.46
Pada tabel 4.4 hasil uji data dari one sample t test variabel kecenderungan impulsive buying menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil data tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empiris variabel kecenderungan impulsive buying. Hasil data menunjukkan bahwa mean teoritik dari variabel kecenderungan impulsive buying sebesar 65, sedangkan mean empiris dari
5.88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
variabel kecenderungan impulsive buying sebesar 69,67 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Data tersebut menunjukkan bahwa mean empiris lebih besar dibandingkan dengan mean teoritik, maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki kecenderungan impulsive buying yang tergolong tinggi. D. Hasil Penelitian 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak (Noor, 2011). Uji ini dilakukan karena perhitungan statistik memiliki asumsi normalitas sebaran (Santoso,2010). Data dikatakan normal apabila memiliki p > 0,05 (Sarwono, 2006). Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov Test SPSS 16.0 for windows. Tabel 12. Uji Normalitas Stres Akademik dan Kecenderungan Impulsive Buying Kolmogorov Smirnov Skala
Statistik
Df
Sig.
Keterangan
Stres Akademik
.059
200
.086
Data Normal
Kecenderungan
.081
200
.003
Data
Impulsive Buying
Tidak
Normal
Berdasarkan hasil analisis Kolmogorov Smirnov diperoleh nilai p untuk skala stres akademik sebesar 0,086 (p > 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Kesimpulan yang diambil yaitu variabel stres akademik memiliki sebaran
data
mengikuti
distribusi
normal.
Pada
variabel
kecenderungan impulsive buying, nilai p yang didapatkan sebesar 0,003 (p < 0,05). Kesimpulan yang diambil yaitu variabel kecenderungan impulsive buying memiliki distribusi data yang tidak normal.
Gambar 2. Scatter Plot Stres Akademik
Gambar 3. Scatter Plot Kecenderungan Impulsive Buying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
2. Uji Linearitas Uji linearitas menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus (Santoso, 2010). Uji asumsi linearitas dilakukan menggunakan test for linearity SPSS 16.0 for windows. Kedua variabel dinyatakan linear jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Hasil uji yang dilakukan menunjukkan variabel stres akademik dan variabel kecenderungan impulsive buying memiliki nilai signifikansi 0,003 (p < 0,05). Maka dapat disimpulkan kedua variabel memiliki hubungan yang linear. Tabel 13. Hasil Uji Linearitas Stres Akademik dan Kecenderungan Impulsive Buying
Stres Akademik Kecenderungan Impulsive buying
(Combined)
F 1.269
Sig. .165
Linearity
9.396
.003
Deviation from Linearity
1.023
.443
3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman Rho. Hal ini dilakukan karena distribusi aitem yang diperoleh dari uji normalitas menunjukkan data tidak normal. Koefisien yang dihasilkan bernilai -1 hingga +1, yang menunjukkan apakah hubungan tersebut positif atau negatif (Prasetyo, 2008). Jika nilai sig. (p) < 0,05 maka hipotesis nol ditolak atau ada hubungan yang signifikan antara dua variabel. Sebaliknya, jika nilai sig. (p) >
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
0,05 maka hipotesis nol gagal ditolak atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel (Trihendrardi, 2009). Tabel 14. Hasil Uji Hipotesis Variabel Stres Akademik dan Kecenderungan Impulsive Buying Stres Akademik
Spearman's rho
Stres Akademik
Correlation 1.000 Coefficient Sig. (1-tailed) . N 200 Kecenderu Correlation .216** ngan Coefficient Pembelian Impulsif Sig. (1-tailed) .001 N 200 **. Correlation is Significant at the 0.01level (1-tailed)
Kecenderu ngan Pembelian Impulsif .216** .001 200 1.000
. 200
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa variabel stres akademik berkorelasi secara positif dan signifikan dengan variabel kecenderungan impulsive buying (n = 200, r = 0,216, p = 0,001). Hal ini menunjukkan semakin tinggi stres akademik yang dialami oleh individu maka kecenderungan impulsive buying akan semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah stres akademik yang dialami individu maka kecenderungan impulsive buying akan semakin rendah. E. Analisis Data Tambahan Pada penelitian ini peneliti ingin melakukan uji perbedaan terhadap jumlah uang saku perbulan yang dimiliki oleh mahasiswa, agar dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
mengetahui secara lebih mendalam adakah perbedaan antara stres akademik dengan kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa berdasarkan jumlah uang saku perbulan yang dimiliki oleh mahasiswa. Uji perbedaan dilakukan pada uang saku perbulan mahasiswa dengan besaran 500 ribu-1 juta dan 1 juta-2 juta, dikarenakan pada dua kelompok tersebut perbedaan jumlah subjek tidak terlalu ekstrim. Analisis non parametrik digunakan karena data yang diperoleh berdistribusi tidak normal. Analisis non parametrik menggunakan Two Independent Samples dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua kelompok data sekaligus (Trihendradi, 2009). Two Independent Samples sendiri diperoleh dengan Uji Mann Whitney melalui program SPSS 16 for windows. Tabel 15. Hasil Uji Perbedaan Stres Akademik Berdasarkan Uang Saku Perbulan
Stres Akademik
Uang Saku Perbulan 500 Ribu-1 Juta
103
96.04
1 Juta-2 Juta
83
90.58
TOTAL
N
Mean Rank
Sig. (2-tailed
0.490
186
Pada tabel 15, dapat dilihat bahwa nilai mean mahasiswa dengan uang saku perbulan 500 ribu-1 juta lebih tinggi dari nilai mean mahasiswa dengan uang saku perbulan 1 juta-2 juta. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dengan uang saku perbulan 500 ribu-1 juta dalam penelitian ini memiliki stres akademik yang lebih tinggi dibandingkan subjek dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
uang saku perbulan 1 juta-2 juta. Akan tetapi, perbedaan uang saku perbulan yang dimiliki mahasiswa terhadap stres akademik tidak signifikan, karena nilai signifikansi yang dimiliki lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar 0.490. Tabel 16. Hasil Uji Perbedaan Kecenderungan Impulsive Buying Berdasarkan Uang Saku Perbulan Uang Saku Perbulan Kecenderungan 500 Ribu-1 Juta Impulsive 1 Juta-2 Juta Buying TOTAL
N
Mean Rank
103
83.34
83
106.10
Sig. (2-tailed
0.004
186
Berdasarkan tabel 16, dapat dilihat bahwa nilai mean mahasiswa dengan uang saku perbulan 500 ribu-1 juta lebih rendah dari nilai mean mahasiswa dengan uang saku perbulan 1 juta-2 juta. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dengan uang saku perbulan 500 ribu-1 juta dalam penelitian ini memiliki kecenderungan impulsive buying yang lebih rendah dibandingkan subjek dengan uang saku perbulan 1 juta-2 juta. Selain itu, terdapat perbedaan yang signifikan antara uang saku perbulan yang dimiliki mahasiswa dengan stres akademik, hal ini karena nilai signifikansi yang dimiliki kurang dari 0.05 yaitu sebesar 0.004. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara uang saku perbulan yang dimiliki mahasiswa dengan stres akademik (0.490 ≥ 0.05). Akan tetapi terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
perbedaan yang signifikan antara uang saku perbulan yang dimiliki mahasiswa dengan kecenderungan impulsive buying. Hal ini dikarenakan nilai signifikansi yang didapat kurang dari 0.05 (0.004). F. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres akademik dengan kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara stres akademik dengan kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa. Hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat positif dan signifikan (r = 0,216, p = 0,001). Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan semakin tinggi stres akademik yang dialami oleh individu maka kecenderungan impulsive buying akan semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah stres akademik yang dialami individu maka kecenderungan impulsive buying akan semakin rendah. Ketika melakukan kegiatan perkuliahan, seorang mahasiswa akan mengalami tekanan yang berasal dari hasil persepsi dan penilaian tentang stressor akademik yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan di perguruan tinggi yang tidak jarang membuat mereka mengalami stres akademik (Govaerst & Gregoire, 2004). Saat mengalami stres akademik yang tinggi mereka akan mengalami berbagai gejala stres seperti ketidakstabilan emosi yang merupakan salah satu gejala stres dalam aspek psikososial (Sarafino, 2008). Individu dengan ketidakstabilan emosi akan mudah mengalami perubahan suasana hati, mudah dipengaruhi oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
lingkungan sekitar, dan cenderung kurang berfikir ketika mengambil suatu tindakan (Hurlock, 1994). Hal ini juga turut mempengaruhi bagaimana perilaku individu dalam berbelanja karena ketika mudah dipengaruhi individu akan rentan terhadap stimulasi lingkungan dan akan melakukan pembelian impulsif (impulsive buying) (Republika.com, 2014). Selain itu individu yang kurang berfikir sebelum bertindak juga memiliki kecenderungan melakukan impulsive buying. Hal ini dikarenakan individu cenderung dipengaruhi oleh emosional dibandingkan dengan rasional ketika memutuskan membeli suatu barang (Rook, 1987). Individu yang sedang memiliki ketidakstabilan emosi lebih rentan untuk menampilkan perilaku impulsive buying (Shahjenan, et al (2011). Mahasiswa dengan stres akademik yang tinggi dan keadaan emosi yang tidak stabil, akan memiliki kecenderung yang lebih untuk melakukan perilaku impulsive buying. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan mood dan menghindari persepsi psikologis yang negatif (rendah diri dan perasaan atau suasana hati yang negatif) dengan perasaan senang dan gembira setelah melakukan impulsive buying (Sneat et al, 2009; Verpanken & Herabadi, 2001). Sebaliknya mahasiswa dengan stres akademik yang baik akan dapat meningkatkan kesadaran, kesiapan, kualitas diri dan prestasi belajar (Desmita, 2009). Mereka juga memiliki emosi yang stabil dan cenderung tenang, santai, serta selalu banyak berfikir dan pertimbangan sebelum bertindak dalam pola perilaku mereka (John & Srivastava, dalam Mathai & Haridas, 2014 ). Hal ini menunjukkan semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
mahasiswa memiliki stres akademik yang rendah, mereka akan memiliki kestabilan emosi yang baik dan kemungkinan melakukan impulsive buying cenderung rendah. Hal ini terjadi karena impulsive buying merupakan perilaku pembelian hedonis kompleks dimana kecepatan dari proses pengambilan keputusan impulsive buying menghalangi pertimbangan serta kebijaksanaan (Bayley & Nancarrow, 1998). Dari penelitian ini, subjek memiliki stres akademik yang tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil data yang menunjukkan bahwa mean empiris lebih besar dari pada mean teoritik (43,65 ˃ 42) dengan nilai signifikansi sebesar 0,002. Data tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empiris pada variabel stres akademik. Nilai mean empiris yang lebih besar dibandingkan nilai mean teoritik menunjukkan bahwa subjek penelitian termasuk orang yang memiliki tekanan stressor akademik yang tinggi. Mereka merasa dirinya memiliki sumber daya yang kurang memadai untuk menangani tuntutan akademik sehingga mereka mengalami stres akademik (Govaerst & Gregoire, 2004). Stres akademik yang dialami pada akhirnya menyebabkan ketidakstabilan emosi dalam diri subjek. Penelitian ini
juga
menunjukkan bahwa
subjek memiliki
kecenderungan impulsive buying yang tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari data yang menunjukkan bahwa mean empiris lebih tinggi dibandingkan dengan mean teoritik (69,67 > 65) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Data tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
teoritik dan mean empiris pada variabel kecenderungan impulsive buying. Kecenderungan impulsive buying yang tinggi menunjukkan bahwa impulsive
buying
lebih
cenderung
dipengaruhi
oleh
emosional
dibandingkan dengan rasional (Rook, 1987). Hal ini menunjukkan bahwa pembelian barang yang dilakukan subjek lebih didasari atas dorongan emosional, tiba-tiba, cepat, dan tidak direncanakan serta melalui pertimbangan yang kurang matang. Kecenderungan
impulsive
buying
yang tinggi
juga
dapat
dipengaruhi oleh promosi penjualan yang inovatif, pesan-pesan yang kreatif, penggunaan teknologi yang tepat oleh toko-toko ritel, suasana dan aktivitas pemasaran. Hal ini semakin membuat subjek merasa nyaman, sehingga menjadikan impulsive buying sebagai perilaku yang relevan dimiliki oleh konsumen saat ini (Sciffman & Kanuk, 2010; Muruganantham & Bhakat, 2013). Pada analisis data tambahan berdasarkan demografi uang saku perbulan yang dimiliki oleh mahasiswa terlihat bahwa tidak ada perbedaan stres akademik yang signifikan antara mahasiswa dengan uang saku perbulan sebesar 500 ribu-1 juta dan 1 juta-2 juta (p = 0.490 ; p ≥ 0.05). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Uskun, Kisioglu dan Ozturk (2008) yang menyatakan bahwa jumlah uang saku perbulan, tidak terkait dengan depresi, stres dan kecemasan yang dialami oleh mahasiswa. Hasil ini bertentangan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang mengungkapkan bahwa perbedaan jumlah uang saku dapat mempengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
tingkat stres akademik yang dimiliki oleh mahasiswa (Womble, 2001; Govaerst & Gregoire, 2004). Fairbrother dan Warn (2003) menambahkan bahwa kurangnya uang saku dapat mengakibatkan seseorang mengalami stres akademik. Terdapat perbedaan kecenderungan impulsive buying yang signifikan antara mahasiswa dengan uang saku perbulan sebesar 500 ribu-1 juta dan 1 juta-2 juta (p = 0.004 ; p ≤ 0.05). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Lin dan Lin (2005) yang menemukan bahwa, ketika individu memiliki jumlah uang saku yang lebih maka kecenderungan impulsive buying akan meningkat secara signifikan. Dalam studi yang dilakukan oleh Abratt dan Goodney (1990), ditemukan hasil bahwa uang saku yang lebih tingi merupakan salah satu dari beberapa faktor yang dapat menjelaskan tingkatan impulsive buying yang lebih tinggi. Mogelonsky (1994) menambahkan, bahwa impulsive buying lebih logis dilakukan oleh konsumen yang mampu melakukan pembelian secara impulsif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, stres akademik dan kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa memiliki hubungan yang positif serta signifikan (r = 0,216, p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi stres akademik mahasiswa maka kecenderungan impulsive buying akan semakin tinggi. Sebaliknya semakin rendah stres akademik mahasiswa maka kecenderungan impulsive buying akan semakin rendah. B. Keterbatasan Penelitian Beberapa aitem dalam skala stres akademik yang digunakan dalam penelitian ini kurang menggambarkan stres dan cenderung lebih menggambarkan stressor yang dihadapi oleh mahasiswa. Sehingga terdapat beberapa aitem yang harus diseleksi sebelum analisis dilakukan. Selain itu sebaran data pada penelitian ini adalah tidak normal, sehingga hasil dari penelitian ini tidak dapat di generalisasikan. C. Saran 1. Bagi Mahasiswa Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara stres akademik dengan impulsive buying. Oleh karena itu untuk
menghindari
perilaku
impulsive
buying
mahasiswa
diharapkan dapat mengelola stres yang mereka alami dengan
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
berbagai cara, sehingga stres yang mereka alami dapat berada pada tingkat rendah yang akan dapat meningkatkan kesadaran, kesiapan, kualitas diri dan prestasi belajar. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini memiliki distribusi data yang tidak normal. Sehingga data yang dihasilkan tidak dapat digeneralisasikan pada keseluruhan populasi. Oleh karena itu dalam penelitian selanjutnya, diharapkan subjek yang dilibatkan dalam penelitian diperluas sehingga dapat mewakili populasi. Selain itu bagi peneliti lain yang hendak menggunakan skala stres akademik dari Lin dan Chen (2009) agar lebih dapat memilah aitem-aitem yang dapat memberikan gambaran mengenai stres akademik dengan baik. Karena, terdapat beberapa aitem yang kurang dapat menggambarkan stres akademik dengan baik. Selain itu secara keseluruhan skala yang dikembangkan oleh Lin dan Chen (2009) lebih cenderung mengukur stressor akademik daripada mengukur stres akademik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Abouserie, R. (1994). Sources and levels of stress in relation to locus of control and self-esteem in university students. Educational Psychology, 14, 323330. Abratt, R., & Goodey, S. D., (1990). Unplanned Buying and In-Store Stimuli in Supermarkets. Managerialand Decision Economics, 11 (2), pp 111-121. Acting on Impulse: Very Few Children’s Book Purchases Are Planned (2013, Juni 18). Diakses pada Maret 15, 2016, from AC Nielsen.com: http://www.nielsen.com/us/en/insight/news/2015/acting.html Agolla, J. E., & Ongori, H. (2009). An Assasment of Academis Stress Among Undergraduated Students. Academic Journal, Educational Research And Review Vol. 4 (2). pp. 063-067. Akibat dari Serangan Stres. (2012, Februari 06). Diakses pada April 03, 2016, from Kompas.com: http://female.kompas.com/read/2012/02/06/14164442/7.akibat.dari.Serang anStres Amirullah, 2002. Perilaku Konsumen.(ed.ke-1), Jakarta; Graha Ilmu. Ang, R. P., & Huan, V. S. (2006). Academic Expectations Stress Inventory: Development, Factor Analysis, Reliability, and Validity. Educational and Psychological Measurement. 66 (3), pp 522-539. Azwar, Saifuddin. (2004). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saiffudin. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saiffudin. (2010). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saiffudin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bayley, G., Nancarrow, C. (1998). Impulse Purchasing: a Qualitative Exploration of the Phenomenon. An International Journal, Vol. 1. No. 2. Pp. 99-114. Burnett, P. C.,&Fanshawe, J. P. (1997). Measuring school-related stressors in adolescents. Journal of Youth and Adolescence, 26, 415-428. Cahyorini, A., Zalfiana,E. F. (2011). The Effect of Packaging Design on Impulsive Buying. Journal of Administrative Science & Organization, January 2011. pp 11-12. Clover, V. T. (1950). Relative Importance of Impulse Buying in Retail Stores. The Journal of Marketing, 15 (1), pp 66-70.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Coley, A & Burgess, B. (2003). Gender Differences in Cognitive and Affective Impulsive Buying. Journal of Fashion Marketing and Management. Vol. 7. No. 3, pp 282-295. Creswell, John W. (2012). Research Design Pendekatan Penelitian Kualitatif,. Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Davidson, J. (2001). Manajemen Waktu. Yogyakarta: Andi. Dawson, S., Kim, M. (2009). External and Internal Trigger Cues of Impulse Buying Online. An International Journal, Vol. 3 Iss 1. pp. 20-34. Deb, S., Strodl, E., Sun, J. (2014). Academic-Related Stress Among private Secondary School Students in India. Asian Educations and Development Studies, Vol. 3, No. 2, pp. 118-134. Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Dholakia, U. M. (2000). Temptation and Resistance: An Integrated Model of Consumption Impulse Formation and Enactment. Psychology & Marketing, Vol. 17, iss(11), pp 955-982. http://dx.doi.org/10.1002/15206793(200011)17:11<955::AID-MAR3>3.0.CO;2-J. Dittmar, H., Beattie, J., & Friese, S. (1995). Gender Identity and Material Symbols: Objects and Decision Considerations in Impulse Purchases. Journal of Economic Psychology, Vol. 16(3), pp 491-511. http://dx.doi.org/10.1016/0167-4870(95)00023-H. Engel, J., Blackwell, R., & Miniard, P. (1995). Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara Fairbrother K, Warn J (2003). Workplace Dimensions, Stress and Job Satisfaction. Journal Managerial Psychologhy. 18(1): 8-21. Fanshawe, J. P., & Burnett, P. C. (1991). Assessing school-related stressors and coping mechanisms in adolescents. British Journal of Educational Psychology, 61, 92-98. Fimian, M. J., & Cross, A. H. (1987). Stress and Burnout Among Preadolescent and Early Adolescent Gifted Student: A Preliminary Investigation, Journal of Early Adolescence, Vol. 6, pp 257-267 Folkman, S., & Lazarus, R. S. (1985). If It Changes It Must Be a Process: Study of Emotion and Coping During Three Stages of a College Examination, Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 48, pp 150-170 Ghani, U., Imran M., & Jan, F. A. (2011). The Impact of Demographic Characteristic on Impulse Buying Behavior of Urban Consumers in Peshawar, International Journal of Academic Research, Vol. 3. No. 5. II Part.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
George, D. & Mallery, P. (2003). SPSS for Windows Step by Step: A Simple Guide and Reference. Boston: Allyn & Bacon. Govaerst, S. & Gregoire, J. (2004). Stressfull Academic Situations: Study on Appraisil Variables in Adolescence. British Journal of Clinical Psychology, 54, 261-271. Hausman, A. A. (2000). Multi-method Investigation of Consumer Motivations in Impulse Buying Behavior. Journal Consumer Marketing, Vol. 17(5), pp 403-419. Hawkins, D. I., Roger, I. J., Coney, K. A., & Mookerjee, A. (2007). Consumer Behavior. NewDelhi: McGraw Hill. Heatharie, A Jondry. 2012. Model Kecenderungan Pembelian Impulsive (Studi pada Konsumen Matahari Department Store Kota Ambon). Volume 11 No 3. Herabadi, A., Verplanken, B., & Knippenberg, A. Van. (2009). Consumption Experience of Impulse Buying in Indonesia: Emotional Arousal and Hedonistic Considerations. Asian Journal of Social Psychology, 12, 20-31. Hoch, S. J., & Loewenstein, G. F. (1991). Time-Inconsistent Preferences and Consumer Self-Control. Journal of Consumer Marketing, 17 (4), pp 492507. Huwae, G., H. (2014). Hubungan Etnocentrism Dan Kecenderungan Pembelian Impulsif Pada Remaja. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma. Hurlock, E. B. (1994). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi kelima). Jakarta: Erlangga. Kacen, J. J., Lee, J. A. (2002). The Influence of Culture on Consumer Impulsive Buying Behavior. Journal of Consumer Psychology, 12(2), 163-176 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diakses pada Maret 04, 2016, from kbbi.org: http://kamusbahasaindonesia.org/mahasiswa#jxzzIn4ToIfX2 Karbasivar, A., & Yarahmadi, H. (2011). Evaluating Effective Faktors on Consumer Impulse Buying Behavior. Asian Journal of Business Management Studies. 174-181. Kohn, J. P., & Frazer, G. H. (1986). An academic stress scale: Identification and rated importance of academic stressors. Psychological Reports, 59, 415426. Kollat, D., & Willet, R. (1967). Customer Impulse Purchasing Behavior. Journal of Marketing Research, 4(1), pp 21-31. Kozier. (2004). Fundamental of Nursing: Concepts, Process and Practice. New Jersey: Pearson prentice hall.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Kronologi Pembunuhan Dosen Oleh Mahasiswa Karena Masalah Nilai. (3 mei 2016). Diakses pada Januari 14, 2017, from Kompas.com: http://regional.kompas.com/read/2016/05/03/06393601/Kronologi.Pembun uhan.Dosen.oleh.Mahasiswa.karena.Masalah.Nilai LaRose, R. (2001, April), “On the negative effects of e-commerce: A sociocognitive ex-ploration of unregulated on-line buying”, Journal of Computer-Mediated Communication, 6(3.) Diakses pada Mei 12, 2016, from jcmc.indiana.edu: http://jcmc.indiana.edu/vol6/issue3/larose.html Lin, C. H., & Chuang, S. C. (2005). The Effect of Individual Differences on Adolescents’ Impulsive Buying Behavior. Adolescence 40(159), 551-558. Lin, C. H., & Lin, H. M. (2005). An Exploration of Taiwanese Adolescents Impulsive Buying Tendency. Adolescence 40 (157), 215-223. Liu X. (2005). Brief Reports: An Epidemiologic Survey of The Prevalence of Sleep Disorders among Children 2 to 12 years in Beijing. pp.266-268. Lin, Y. M., & Chen, F. S. (2009). Academic Stress Inventory of Student at Universities and Colleges of Technology. World Transaction on Engginering and Technology Education, Vol. 7, No. 2. Maretha, B. F. (2013). Peran Konformitas dalam Hubungan antara Harga Diri dan Impulsive Buying pada Remaja Putri. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Mathai, S. T., & Haridas, R., (2014). Personality its impact on impulse buying behavior among the retail customers in Kochin city. Journal of Business and Management, 16(4), pp. 48-55. Mengukur Beban Kuliah Mahasiswa. (2014, Agustus 15). Diakses pada April 03, 2016, from Republika.co.id: http://www.republika.co.id/berita/koran/pendidikankoran/14/08/15/nacq6x -mengukur-beban-kuliah-mahasiswa Mogelonsky, M. (1994). Poor and Unschooled, but a Smart Shopper. Journal of American Demographics, 16 (7), pp 141-145,. Moksnes, U.K., Moljord, I.E.O., Espnes, G.A. and Byrne, D.G. (2010), „„The association between stress and emotional states in adolescents: the role of gender and self-esteem‟‟, Personality and Individual Differences, Vol. 49 No. 5, pp. 430-5. Mowen, J. C., Minor, M. (2001) Consumer Behavior, 5th Ed. America: Harcourt. Mururganantham, G., & Bhakat, R. S. (2003). A Review of Impulse Buying Behavior. International Journal of Marketing Studies 5(3), 149-160.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Nanwani, A. A. (2009). Faktor-Faktor Penyebab Stres Akademik Pada Siswa kelas 5 SD Jubilee. Journal Psiko-Edukasi, Vol. 7, pp 46-61. Nilai Kuliah Jeblok Mahasiswa UI Nekat Bunuh Diri. (10 juni2016). Diakses pada Januari 14, 2017, from Bintang.com: http://www.bintang.com/lifestyle/read/2527768/nilai-kuliah-jeblokmahasiswa-ui-nekat-bunuh-diri Noor, J. (2011). Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah. Jakarta. Prenada Media. Pebelanja Indonesia Makin Impulsif. Post Industrial. (31 Juli 2011) Vol. 02 No. 07. Diakses pada Januari 14, 2017, from issuu.com: http://issuu.com/industrialpost/docs/industrialpostedisi_8. Prasetyo, B., Jannah, L. M. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Rook, Dennis. (1987). The Buying Impulse. Journal of Consumer Research, Vol.14 (September 1987), pp. 189-199. Rook, D. W., & Fisher, R. J. (1995). Normative Influences on Impulsive Buying Behavior. The Journal of Consumer Research, Vol. 22, iss(3), pp 305-313. http://dx.doi.org/10.1086/209452. Rook, D. W., & Gardner, M. P. (1993). In the Mood: Impulse Buying‟s Affective Antecedents. Research in Consumer Behavior, 6(7), pp 1-28. Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta: USD. Santoso, S. (2003). SPSS Mengubah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sarafino, E. P. (1990). Health Psychology: Biophysical Interactions. Toronto: John Wiley & Sons. Sarafino, E. P. (2008). Health Psychology: Biophysical Interactions. New York: John Wiley & Sons. Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sarwono, S.W. (1978). Perbedaan antara Pemimpin dan Aktivis dalam Gerakan Protes Mahasiswa. Jakarta: Bulan Bintang. Schiffman, L., & Kanuk, L. (2010). Consumer Behavior. New Delhi: Prentice Hall.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Semuel. H, (2007). Pengaruh Stimulus Media Iklan, Uang Saku, Usia, dan Gender Terhadap Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif (Studi Kasus Produk Pariwisata) Jurnal Ekonomi Universitas Petra. Diakses tanggal 11 Juli 2016. Shahjenan, A. Qureshi. JA. Zeb, F, Saifullah. K. (2011). The Effect of Personality on Impulsive and Compulsive Buying Behaviours. Afr. Journal Bussines Management. 6. Iss (6), 2187-2194. Sinha, U., Sharma, V., & Mahendra. K. (2001). Development of a Scale for Asessing Academic Stress: a Premiliminary Report. Journal of the Institute of Medicine, 23, pp 105-112. Sitohang, A. (2009). Hubungan antara Konformitas terhadap Kelompok teman Sebaya dengan Pembelian Impulsif. Skripsi(Tidak Diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Sneath, J. Z., Lacey, R., & Kennett-Hensel, P. A. (2009). Coping with a Natural Disaster: Losses, Emotions, and Impulsive and Compulsive Buying. Marketing Letters, Vol. 20 iss (1), pp 45-60. http://dx.doi.org/10.1007/s11002-008-9049-y. Stres Ujian Mahasiswa di Tangerang Gantung Diri. (19 mei 2016). Diakses pada Januari 14, 2017, from Harian Terbit.com: http://megapolitan.harianterbit.com/megapol/2016/05/19/62016/0/18/Stres -Ujian-Mahasiswa-di-Tangerang-Gantung-Diri. Stern, H. (1962). The Significance of Impulse Buying Today. Journal of Marketing, April, pp 59-62. Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: USD. Swasta & Handoko, (2000). Manajemen Pemasaran, Analisis Perilaku Konsumen. Jakarta. PT Prenhallindo. Takwin. (2008). Menjadi Mahasiswa. Diakses pada April 20, 2016, from bagustakwinmultiply.com: http://bagustakwin.multiply.com/journal/item/18. Triandis, H. C. (1994). Culture and Social Behavior. NewYork: McGraw Hill. Triantoro, S. (2007). Stress Ditinjau Dari Active Coping, Avoidance Coping dan Negative Coping, Konferensi Nasional Managemen. Fakultas Psikologi Ahmad Dahan Bandung. Trihendradi, C. (2009). Step By Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: CV. Andi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Uskun, E., Kisioglu, N. A., & Ozturk, M. (2008). Stres and Its Effect on Depression And Anxiety Among Undergraduates. Primary Care And Community Psychiatry . Vol 13, (2), pp 73-82. Verplanken, B., Herabadi, A. (2001). Individual Differencies In Impulse Buying Tendency: Feeling And No Thinking. European Journal of Personality. Eur. J. Press. Verplanken, B., Sato, A. (2011). The Psychology of Impulse Buying: An Integrative Self-Regulation Approach. Springer Science + Business Media. LLC. 34, pp 197-210. Vohs, Kathleen D., Faber, Ronald J. (2007). Spent Resources: Self Regulatory Resource Availability Affects Impulse Buying. Journal of Consumer Research, Vol. 33, March, pp 537-547. Womble, L. P. (2001). Impact of Stress Factors on College Student Academic Performance. University of North California at Charlotte. Diakses pada Mei 18, 2016: http://journal.com. Wood, M. (1998). Socio-economic Status, Delay of Gratification, and Impulse Buying. Journal of Economic Psychology, 19, pp 295-320. Youn, S., & Faber, R. J.(2000). Impulse Buying: Its Relation to Personality Traits and Cues. Advances in Consumer Research, Vol 27, pp 179-185. Zeidner, M. (1992). Sources of academic stress: The case of first year Jewish and Arab college students in Israel. Higher Education, 24, 25-40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1 Skala Uji Coba
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
SKALA PENELITIAN Digunakan Untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh : Benedictus Yulivendra Wicaksana (129114070)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Yogyakarta, November 2016 Kepada: Yth. Saudara/i yang berpartisipasi
Dengan hormat, saya : Nama
: Benedictus Yulivendra Wicaksana
Fakultas
: Psikologi
Universitas
: Sanata Dharma Yogyakarta
Dalam rangka penyusunan tugas akhir, untuk menyelesaikan tanggung jawab saya sebagai mahasiswa. Maka saya memohon bantuan dan kesediaan Saudara/i untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan yang telah saya susun dalam skala ini. Tanggapan yang Saudara/i berikan akan terjaga kerahasiaannya. Oleh karena itu, Saudara/i dimohon untuk menjawab sesuai dengan keadaan Saudara/i yang sebenarnya. Saya
mengucapkan
terimakasih
atas
kesediaan
Saudara/i
untuk
berpartisipasi dalam penelitian saya ini.
Hormat saya,
Benedictus Yulivendra Wicaksana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
DATA IDENTITAS
Inisial
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
SKALA I PETUNJUK PENGERJAAN Berikut ini terdapat 32 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) di dalam pilihan kotak yang tersedia, yaitu : SS
: Bila pernyataan tersebut “SANGAT SESUAI” dengan diri Anda
S
: Bila pernyataan tersebut “SESUAI” dengan diri Anda
TS
: Bila pernyataan tersebut “TIDAK SESUAI” dengan diri Anda
STS
: Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SESUAI” dengan diri
Anda Anda bebas dalam menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar maupun jawaban yang salah, karena jawaban yang Anda pilih mencerminkan diri Anda masing-masing. Contoh cara pengisian : Pernyataan
SS
Saya gemar membaca majalah
X
S
TS
STS
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban, Anda dapat memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah anda pilih sebelumnya dan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih menggambarkan diri Anda. Contoh koreksi : Pernyataan
SS
Saya gemar membaca majalah
X
S
TS X
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan !
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
No.
Pernyataan
SS
1.
Saya sering membeli barang tanpa saya sadari kegunaannya
2.
Saya kurang cermat menentukan barang yang saya beli
3.
Saya sering membeli barang diluar perencanaan
4.
Saya suka membeli sesuatu tanpa berfikir terlebih dahulu
5.
Saya berpikir cermat sebelum membeli sesuatu
6.
Saya selalu hati-hati dalam memutuskan untuk membeli barang
7.
Saya tahu barang yang saya beli adalah barang yang saya butuhkan
8.
Saya hanya membeli barang yang saya rencanakan untuk dibeli
9.
Daripada membeli barang yang menarik, lebih baik saya membeli barang yang bermanfaat
10.
Saya
kadang-kadang
membeli
barang
karena
saya
menyukainya, bukan karena saya membutuhkannya 11.
Saya langsung membeli barang yang saya suka
12.
Respon perasaan saya berlebihan saat saya sudah tertarik pada suatu barang
13.
Saya sering menemukan kesulitan untuk melewatkan barang yang diskon
14.
Saya merasa bahwa produk baru tidak harus dibeli saat itu juga
15.
Saya bukan tipe orang yang „jatuh cinta pada pandangan pertama‟ dengan hal-hal yang saya lihat di toko-toko
16.
Saya mampu mengontrol perasaan saya saat melihat sesuatu yang menarik di toko
17.
Saya mampu menunda pembelian barang yang saya sukai
18.
Saya membeli barang yang saya butuhkan, bukan barang yang saya sukai
19.
Saya sering membeli barang melebihi apa yang saya
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
rencanakan 20.
Saya mudah memutuskan untuk membeli barang-barang yang saya anggap menarik
21.
Saya membeli barang tanpa alasan yang tepat
22.
Saya tidak suka berpikir panjang saat memutuskan untuk membeli
23.
Dalam berbelanja, saya membeli barang yang telah saya rencanakan
24.
Saya membeli barnag dengan pertimbangan yang matang
25.
Dalam berbelanja, saya fokus pada barang yang saya butuhkan
26.
Saya merasa kurang mengontrol perasaan saya saat membeli barang
27.
Saya bisa menjadi sangat bersemangat jika saya melihat sesuatu yang menarik dan ingin saya beli
28.
Saya kadang tidak dapat menekan perasaan untuk membeli sesuatu
29.
Jika saya melihat sesuatu yang baru, saya ingin segera membelinya
30.
Saya tidak akan membeli barang secara berlebihan walaupun suasana hati saya sedang baik
31.
Saya tidak berlebihan merespon barang yang saya sukai
32.
Saya mampu mengendalikan suasana hati saya saat berbelanja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
SKALA II PETUNJUK PENGERJAAN Berikut ini terdapat 34 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) di dalam pilihan kotak yang tersedia, yaitu : SS
: Bila Anda “SANGAT SETUJU” dengan pernyataan tersebut
S
: Bila Anda “SETUJU” dengan pernyataan tersebut
N
: Bila Anda bersikap “NETRAL” terhadap pernyataan tersebut
TS
: Bila Anda“TIDAK SETUJU” dengan pernyataan tersebut
STS
: Bila Anda “SANGAT TIDAK SETUJU” dengan pernyataan tersebut Anda bebas dalam menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam
hal ini tidak ada jawaban yang benar maupun jawaban yang salah, karena jawaban yang Anda pilih mencerminkan diri Anda masing-masing. Contoh cara pengisian : Pernyataan Saya gemar membaca majalah
SS
S
N
TS
STS
X
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban, Anda dapat memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah anda pilih sebelumnya dan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih menggambarkan diri Anda. Contoh koreksi : Pernyataan Saya gemar membaca majalah
SS X
S
N
TS X
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan ! No. 1.
Pernyataan Saya merasa kalau bentuk dan isi dari latihan dan tugas dari beberapa dosen terlalu ketat
2.
Saya merasa kalau latihan dan tugas dari beberapa dosen terlalu sulit
3.
Saya merasa kalau latihan dan tugas dari beberapa dosen terlalu banyak
4.
Saya merasa kalau saya tidak mengerti sebagian besar materi yang diberikan dosen
5.
Beberapa dosen menyediakan materi yang terlalu banyak; hal ini menyebabkan saya tidak dapat menyelesaikan pembelajaran dan menyerap pengetahuan
6.
Saya merasa kalau ada banyak tekanan karena beberapa mata kuliah menggunakan bahasa asing
7.
Saya merasa kalau saya tidak dapat menyesuaikan dengan beberapa metode pembelajaran dosen
8.
Saya merasa ketika saya masuk ke universitas, saya tidak bisa mengikuti kecepatan mengajar dosen
9.
Dibeberapa perkuliahan, saya harus menghabiskan banyak waktu untuk mencari data dan informasi
10.
Saya merasa kalau orang tua saya berfikir kalau saya tidak serius dengan kuliah saya
11.
Saya mempunyai konflik dengan orang tua saya dikarenakan prestasi kuliah saya
12.
Saya merasa kalau ada perbedaan besar antara hasil belajar saat kuliah dan saat di SMA
13.
Saya khawatir kalau hasil akademik saya tidak akan memenuhi harapan orang tua saya
SS
S
N
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
14.
Saya merasa kalau hasil dari beberapa tes terakhir saya tidak sempurna dan mengalami kemunduran
15.
Saya tidak mendapatkan tidur yang cukup di malam hari karena saya khawatir akan ujian
16.
Saya begadang sebelum semua ujian, baik ujian semester maupun kuis di kelas
17.
Saya kuatir kalau saya harus mengulang mata kuliah wajib di mana saya gagal
18.
Saya merasa kalau ujian dan perkuliahan dari beberapa mata kuliah sangat bervariasi, ini menyebabkan saya tidak dapat mempersiapkannya secara matang
19.
Saya menemukan masalah tentang bagaimana bekerja sama dengan teman sekelas saya ketika beberapa latihan dan tugas mengharuskan kerja kelompok
20.
Ketika kerja berkelompok diperlukan untuk menyelesaikan latihan atau tugas, saya khawatir kalau saya tidak dapat menemukan anggota kelompok yang tepat
21.
Ketika saya memberikan pidato atau presentasi, saya khawatir kalau teman sekelas saya akan menertawakan ketidakmampuan saya menampilkan yang terbaik
22.
Terkadang, kata-kata yang digunakan teman sekelas saya dengan mudah membuat saya tidak percaya diri dan menyebabkan kerugian bagi saya
23.
Saya merasa gugup ketika harus membuat pidato atau memberikan presentasi
24.
Ketika saya ingin belajar sendiri, saya sering terganggu dengan obrolan teman sekelas
25.
Saya merasa kalau teman kelas saya sangat berisik selama pembelajaran, dan ini mempengaruhi situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
kelas saya 26.
Saya merasa kalau ada persaingan terbuka dan perjuangan terselubung diantara teman sekelas dikarenakan alasan prestasi akademik
27.
Saya sangat khawatir kalau hasil akademik saya tidak sebaik teman sekelas saya
28.
Saya merasa bahwa saya tidak dapat menyesuaikan dan mengatur waktu antara aktifitas akademik dan sosial secara efektif
29.
Saya merasa sangat sulit bagi saya untuk menyeimbangkan antara aktifitas sosial dan akademik
30.
Saya merasa kalau aktifitas sosial dan organisasi siswa mempengaruhi aktifitas akademik saya
31.
Saya merasa kalau level pembelajaran saya tidak sebaik teman sekelas saya
32.
Saya merasa kalau saya mempunyai banyak mata pelajaran yang membuat saya berusaha melebihi kapasitas saya
33.
Saya merasa kalau saya kurang tertarik dengan beberapa mata kuliah atau hal-hal akademik
34.
Saya merasa kalau setelah masuk ke universitas prestasi saya tidak sebagus yang saya harapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 Reliabilitas Skala
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
A. Reliabilitas Skala Kecenderungan Impulsive Buying Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .916
32
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
ITEM.1
67.4130
107.476
.513
.914
ITEM.2
67.3587
108.430
.475
.914
ITEM.3
67.1087
107.351
.515
.914
ITEM.4
67.4565
107.020
.592
.913
ITEM.5
67.5761
105.368
.707
.911
ITEM.6
67.5217
105.153
.657
.911
ITEM.7
67.6304
111.884
.270
.916
ITEM.8
67.1413
108.255
.463
.914
ITEM.9
67.5761
110.840
.253
.917
ITEM.10
66.9130
107.113
.533
.913
ITEM.11
67.4457
109.151
.426
.915
ITEM.12
67.0761
107.104
.492
.914
ITEM.13
67.3370
106.424
.486
.914
ITEM.14
67.8370
109.303
**.371
.916
ITEM.15
67.4674
109.482
.290
.917
ITEM.16
67.6957
107.335
.552
.913
ITEM.17
67.7935
110.781
**.378
.915
ITEM.18
67.5761
107.829
.508
.914
ITEM.19
67.0543
106.426
.569
.913
ITEM.20
67.0543
107.942
.456
.914
ITEM.21
67.4565
106.866
.586
.913
ITEM.22
67.4348
107.941
.503
.914
ITEM.23
67.4457
110.052
.365
.916
ITEM.24
67.5326
108.406
.478
.914
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
ITEM.25
67.4457
112.008
.209
.917
ITEM.26
67.2391
106.008
.575
.913
ITEM.27
66.6957
105.862
.584
.912
ITEM.28
67.2065
105.374
.664
.911
ITEM.29
67.5000
107.396
.506
.914
ITEM.30
67.4130
108.311
.513
.914
ITEM.31
67.5000
109.945
.390
.915
ITEM.32
67.6196
106.656
.569
.913
Abu-abu
:Seleksi pertama menggunakan kriteria indeks daya beda 0,30
Tanda (**)
:Seleksi keduasecara manual dengan melihat dua skor terendah pada aspek afektif untuk menstabilkan jumlah aitem
B. Reliabilitas Skala Stres Akademik Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .895
14
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
item4
42.21
78.900
.540
.889
item5
41.98
75.623
.675
.883
item6
42.00
76.116
.662
.884
item7
42.18
79.136
.516
.890
item8
41.98
76.025
.662
.884
item13
41.40
80.252
.378
.897
item15
42.22
78.695
.549
.889
item17
41.66
76.304
.610
.886
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
item20
41.68
76.289
.595
.887
item21
42.20
79.136
.508
.891
item22
42.20
78.867
.536
.889
item23
42.00
75.573
.680
.883
item24
41.67
76.202
.622
.886
item27
41.68
76.289
.595
.887
Scale Statistics Mean 45.16
Variance 89.030
Std. Deviation 9.436
N of Items 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 Skala Penelitian
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
SKALA PENELITIAN Digunakan Untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh : Benedictus Yulivendra Wicaksana (129114070)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Yogyakarta, November 2016 Kepada: Yth. Saudara/i yang berpartisipasi
Dengan hormat, saya : Nama
: Benedictus Yulivendra Wicaksana
Fakultas
: Psikologi
Universitas
: Sanata Dharma Yogyakarta
Dalam rangka penyusunan tugas akhir, untuk menyelesaikan tanggung jawab saya sebagai mahasiswa. Maka saya memohon bantuan dan kesediaan Saudara/i untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan yang telah saya susun dalam skala ini. Tanggapan yang Saudara/i berikan akan terjaga kerahasiaannya. Oleh karena itu, Saudara/i dimohon untuk menjawab sesuai dengan keadaan Saudara/i yang sebenarnya. Saya
mengucapkan
terimakasih
atas
kesediaan
Saudara/i
untuk
berpartisipasi dalam penelitian saya ini.
Hormat saya, Benedictus Yulivendra Wicaksana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
DATA IDENTITAS
Inisial
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:
Semester
:
Uang Saku Perbulan (lingkari salah satu)
: a. Rp
500.000,00 - Rp
1.000.000,00 b. Rp 1.000.000,00 - Rp 2.000.000,00 c. Rp 2.000.000,00 - Rp 3.000.000,00 d. Lebih dari Rp 3.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
SKALA I PETUNJUK PENGERJAAN Berikut ini terdapat 26 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) di dalam pilihan kotak yang tersedia, yaitu : SS
: Bila pernyataan tersebut “SANGAT SESUAI” dengan diri Anda
S
: Bila pernyataan tersebut “SESUAI” dengan diri Anda
TS
: Bila pernyataan tersebut “TIDAK SESUAI” dengan diri Anda
STS
: Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SESUAI” dengan diri
Anda Anda bebas dalam menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar maupun jawaban yang salah, karena jawaban yang Anda pilih mencerminkan diri Anda masing-masing. Contoh cara pengisian : Pernyataan
SS
Saya gemar membaca majalah
X
S
TS
STS
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban, Anda dapat memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah anda pilih sebelumnya dan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih menggambarkan diri Anda. Contoh koreksi : Pernyataan
SS
Saya gemar membaca majalah
X
S
TS X
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan !
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
No.
Pernyataan
SS
1.
Saya sering membeli barang tanpa saya sadari kegunaannya
2.
Saya kurang cermat menentukan barang yang saya beli
3.
Saya sering membeli barang diluar perencanaan
4.
Saya suka membeli sesuatu tanpa berfikir terlebih dahulu
5.
Saya berpikir cermat sebelum membeli sesuatu
6.
Saya selalu hati-hati dalam memutuskan untuk membeli barang
7.
Saya hanya membeli barang yang saya rencanakan untuk dibeli
8.
Saya
kadang-kadang
membeli
barang
karena
saya
menyukainya, bukan karena saya membutuhkannya 9.
Saya langsung membeli barang yang saya suka
10.
Respon perasaan saya berlebihan saat saya sudah tertarik pada suatu barang
11.
Saya sering menemukan kesulitan untuk melewatkan barang yang diskon
12.
Saya mampu mengontrol perasaan saya saat melihat sesuatu yang menarik di toko
13.
Saya membeli barang yang saya butuhkan, bukan barang yang saya sukai
14.
Saya sering membeli barang melebihi apa yang saya rencanakan
15.
Saya mudah memutuskan untuk membeli barang-barang yang saya anggap menarik
16.
Saya membeli barang tanpa alasan yang tepat
17.
Saya tidak suka berpikir panjang saat memutuskan untuk membeli
18.
Dalam berbelanja, saya membeli barang yang telah saya rencanakan
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
19.
Saya membeli barang dengan pertimbangan yang matang
20.
Saya merasa kurang mengontrol perasaan saya saat membeli barang
21.
Saya bisa menjadi sangat bersemangat jika saya melihat sesuatu yang menarik dan ingin saya beli
22.
Saya kadang tidak dapat menekan perasaan untuk membeli sesuatu
23.
Jika saya melihat sesuatu yang baru, saya ingin segera membelinya
24.
Saya tidak akan membeli barang secara berlebihan walaupun suasana hati saya sedang baik
25.
Saya tidak berlebihan merespon barang yang saya sukai
26.
Saya mampu mengendalikan suasana hati saya saat berbelanja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
SKALA II PETUNJUK PENGERJAAN Berikut ini terdapat 34 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) di dalam pilihan kotak yang tersedia, yaitu : SS
: Bila Anda “SANGAT SETUJU” dengan pernyataan tersebut
S
: Bila Anda “SETUJU” dengan pernyataan tersebut
N
: Bila Anda bersikap “NETRAL” terhadap pernyataan tersebut
TS
: Bila Anda“TIDAK SETUJU” dengan pernyataan tersebut
STS
: Bila Anda “SANGAT TIDAK SETUJU” dengan pernyataan tersebut Anda bebas dalam menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam
hal ini tidak ada jawaban yang benar maupun jawaban yang salah, karena jawaban yang Anda pilih mencerminkan diri Anda masing-masing. Contoh cara pengisian : Pernyataan Saya gemar membaca majalah
SS
S
N
TS
STS
X
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban, Anda dapat memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah anda pilih sebelumnya dan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih menggambarkan diri Anda. Contoh koreksi : Pernyataan Saya gemar membaca majalah
SS X
S
N
TS X
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Pastikan tidak ada jawaban yang terelwatkan. Selamat Mengerjakan ! No. 1.
Pernyataan Saya merasa kalau saya tidak mengerti sebagian besar materi yang diberikan dosen
2.
Beberapa dosen menyediakan materi yang terlalu banyak; hal ini menyebabkan saya tidak dapat menyelesaikan pembelajaran dan menyerap pengetahuan
3.
Saya merasa kalau ada banyak tekanan karena beberapa mata kuliah menggunakan bahasa asing
4.
Saya merasa kalau saya tidak dapat menyesuaikan dengan beberapa metode pembelajaran dosen
5.
Saya merasa ketika saya masuk ke universitas, saya tidak bisa mengikuti kecepatan mengajar dosen
6.
Saya khawatir kalau hasil akademik saya tidak akan memenuhi harapan orang tua saya
7.
Saya tidak mendapatkan tidur yang cukup di malam hari karena saya khawatir akan ujian
8.
Saya kuatir kalau saya harus mengulang mata kuliah wajib di mana saya gagal
9.
Ketika kerja berkelompok diperlukan untuk menyelesaikan latihan atau tugas, saya khawatir kalau saya tidak dapat menemukan anggota kelompok yang tepat
10.
Ketika saya memberikan pidato atau presentasi, saya khawatir kalau teman sekelas saya akan menertawakan ketidakmampuan saya menampilkan yang terbaik
11.
Terkadang, kata-kata yang digunakan teman sekelas saya dengan mudah membuat saya tidak percaya diri dan menyebabkan kerugian bagi saya
SS
S
N
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
12.
Saya merasa gugup ketika harus membuat pidato atau memberikan presentasi
13.
Ketika saya ingin belajar sendiri, saya sering terganggu dengan obrolan teman sekelas
14.
Saya sangat khawatir kalau hasil akademik saya tidak sebaik teman sekelas saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 Deskripsi Subjek
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
A. Stres Akademik dan Kecenderungan Impulsive Buying Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
IB
200
69.67
8.643
SA
200
43.65
7.328
One-Sample Test
One-Sample Test Test Value = 42 95% Confidence Interval of
t SA
df
3.184
199
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
.002
1.650
the Difference Lower
Upper
.63
2.67
One-Sample Test Test Value = 65 95% Confidence Interval of
t IB
7.642
df 199
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
.000
4.670
the Difference Lower 3.46
Upper 5.88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 Uji Asumsi
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
A. Uji Normalitas Case Processing Summary Cases Valid N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
IB
200
59.7%
135
40.3%
335
100.0%
SA
200
59.7%
135
40.3%
335
100.0%
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic IB
df
.081
SA
.059
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
200
.003
.973
200
.001
200
*
.991
200
.240
.086
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
B. Uji Linearitas Case Processing Summary Cases Included N IB * SA
Excluded
Percent 200
N
59.7%
Total
Percent 135
40.3%
N
Percent 335
100.0%
ANOVA Table Sum of Squares IB * SA
Between Groups
(Combined) Linearity Deviation from Linearity
df
Mean Square
F
Sig.
3081.336
34
90.628 1.269
.165
670.985
1
670.985 9.396
.003
2410.352
33
73.041 1.023
.443
Within Groups
11782.884 165
Total
14864.220 199
71.411
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Measures of Association R IB * SA
R Squared .212
.045
Eta
Eta Squared .455
.207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6 Uji Hipotesis
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Uji Hipotesis Spearman Rho Correlations IB Spearman's rho
IB
Correlation Coefficient
SA
1.000
Sig. (1-tailed)
**
.
.001
200
200
**
1.000
Sig. (1-tailed)
.001
.
N
200
200
N SA
.216
Correlation Coefficient
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
.216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 Analisis Tambahan
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
A. Stres Akademik Berdasarkan Uang Saku Perbulan Ranks Saku IV
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1
103
96.04
9329.50
2
83
90.58
7875.50
Total
186
a
Test Statistics
VAR00005 Mann-Whitney U
3973.500
Wilcoxon W
9329.500
Z
-.690
Asymp. Sig. (2-tailed)
.490
a. Grouping Variable: Uang Saku Perbulan
B. Kecenderungan Impulsive Buying Berdasarkan Uang Saku Perbulan Ranks Saku DV
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1
103
83.34
8584.50
2
83
106.10
8806.50
Total
186
a
Test Statistics
DV Mann-Whitney U
3.228E3
Wilcoxon W
8.584E3
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-2.869 .004
a. Grouping Variable: Uang Saku Perbulan