HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN IDEAL SELF PEMILIHAN KARIR PADA PENCARI KERJA FRESH GRADUATE UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Oleh: Kristin Sulistyorini
[email protected] Program Studi PsikologiUniversitas Brawijaya Malang
ABSTRAK Penelitian ini hendak mengetahui hubungan antara resiliensi dengan ideal self pemilihan karir fresh graduate. Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bertahan dan tidak menyerah pada keadaan-keadaan yang sulit, serta berusaha untuk belajar dan beradaptasi dengan keadaan tersebut dan menjadi lebih baik. Ideal self merupakan sosok pribadi yang paling diinginkan individu untuk menjadi diri sendiri di segala bidang kehidupan. Ideal self pemilihan karir adalah sosok pribadi paling diinginkan oleh individu meliputi kualitas diri melalui proses sampai individu menemukan ideal self sesungguhnya, sehingga mampu memilih karir sesuai dengan keinginan dan kapasitas kemampuan diri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel sebanyak 100 orang, dengan teknik sampling yaitu accidental sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan skala resiliensi dan skala ideal self pemilihan karir. Hasil analisa ditemukan koefisien korelasi Product Moment (r) sebesar 0,613 dengan p = 0,000 yang menunjukkan hubungan yang cukup diantara kedua variabel. Berdasarkan hasil penelitian diketahui terdapat hubungan linear positif dan signifikan antara resiliensi dengan ideal self pemilihan karir artinya semakin tinggi resiliensi maka ideal self pemilihan karir akan semakin tinggi. Kata kunci: Resiliensi, ideal self, pemilihan karir, fresh graduate. ABSTRACT This study conducted to explore the correlation between resilience with ideal self of career selection on fresh graduate. Resilience is individual ability to persist and not given up on difficult situation, they have tried to learn and adapt with that situation to be better. Ideal self is most desirable figure to be themselves in many aspects of life. Ideal self of career selection is most desirable figure in work life, it means n individual expectations to be one self with a high quality self in a whole life aspects and ability to choose desirable career that appropriate with them ability. This study used quantitative research method with sample size of 100 people drawn by accidental sampling. Data was obtained using resilience scale and ideal self of career selection scale. The coefficient correlation with product moment correlation (r) was 0,613 with p=0,000 that means any enough correlations in the both variables. The result of study showed that there is a positive and significant linier relation between resilience and ideal self of career selection which showed that a higher resilience will respond a higher ideal self of career selection. Keywords: Resilience, ideal self, career selection, fresh graduate.
1
2
LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) kepadatan penduduk Indonesia tahun 2010 berjumlah 237,641 juta jiwa (BPS, 2012). Persoalan mengenai pencari kerja dan ketersediaan lapangan kerja di Indonesia mengundang perhatian masyarakat. Banyak sumber berita yang membahas permasalahan ini. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 120,4 juta jiwa dari jumlah penduduk Indonesia, jumlah angkatan kerja mengalami penambahan sebesar 3 juta jiwa dari tahun 2011 yang berjumlah 117, 4 juta jiwa. Jumlah pengangguran di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 6,32% atau 7,61 juta jiwa dari jumlah angkatan kerja. Jumlah pengangguran ini mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2011 yaitu sebesar 6,56% atau 8,12 juta jiwa (BPS, 2012). Sebuah persaingan timbul akibat suatu peluang kerja yang diinginkan lebih dari satu orang. Persaingan datang dari berbagai kalangan baik pengangguran terbuka maupun orang-orang yang sudah bekerja. Tingginya angka kelulusan juga menunjukkan banyaknya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersedia, akan tetapi lapangan kerja yang ada tidak sebanding dengan tingginya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan demikian untuk mendapatkan sebuah pekerjaan bukanlah hal yang mudah, karena masing-masing individu akan saling bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Persaingan untuk mendapatkan peluang kerja datang baik dari angkatan kerja maupun pekerja yang hendak mencari pekerjaan baru. Penelitian ini akan lebih berfokus pada individu yang telah lulus dari kuliah disebut sebagai fresh graduate. Fresh graduate juga termasuk dalam angkatan pencari kerja. Hendrawan (2011) mengatakan bahwa tidak semua orang mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya, hal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang menjadi penyebab dari hal tersebut antara lain individu kurang mampu dalam memetakan kekuatan dan kelemahan diri, rendahnya kemampuan individu memahami bakat dan minatnya dalam mencari pekerjaan, tidak adanya kesesuaian antara bakat dan minat dengan pendidikan formal yang dimiliki, rendahnya pengetahuan tentang pemahaman praktis mengenai strategi mencari pekerjaan, rendahnya pengetahuan tentang dunia kerja serta persyaratan kompetensi yang diminta, rendahnya kemampuan individu dalam membangun relasi yang efektif dengan dunia kerja, rendahnya kemampuan sosial dan kepemimpinan. Faktor eksternal yang menjadi penyebab hal tersebut antara lain banyaknya pesaing dalam memperebutkan pekerjaan, terbatasnya peluang kerja yang tersedia, semakin besarnya tuntutan mengenai kompetensi dan persyaratan kerja yang diinginkan oleh perusahaan, relasi yang belum terbangun dengan baik antara penyedia tenaga kerja dengan pencari kerja, dan rendahnya minat pencari kerja untuk mengembangkan usaha-usaha mandiri. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui daya pegas (resiliensi) dan ideal self yang dimiliki oleh fresh graduate dari Universitas Brawijaya dalam memilih karir. Universitas Brawijaya Malang merupakan salah satu universitas negeri di Indonesia yang memiliki perkembangan jumlah lulusan mahasiswa setiap tahunnya. Perkembangan mahasiswa lulusan Universitas Brawijaya dari tahun 2008 hingga 2011 mengalami peningkatan, yaitu dari 3.322 orang pada tahun 2008 menjadi 6.496 orang pada tahun 2011 (Universitas Brawijaya, 2011). Universitas Brawijaya Malang memberikan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri melalui berbagai kegiatan organisasi meliputi kewirausahaan,
3
musikalitas, jurnalistik, seni dan budaya. Kegiatan ini memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk memahami bidang keahlian mereka serta sebagai wadah dalam mengasah soft skill yang dimiliki. Bidang minat dan keahlian yang telah diasah mahasiswa melalui kegiatan organisasi tersebut dapat dijadikan sebagai bekal ketika fresh graduate memilih karir setelah lulus. Kerjasama yang dilakukan oleh Universitas Brawijaya baik dengan pihak dalam negeri maupun luar negeri dapat menjadi sarana bagi lulusan baru Universitas Brawijaya sebagai langkah awal dalam meniti karir. Lulusan baru yang berasal dari Universitas Brawijaya akan mendapatkan peluang kerja yang lebih besar karena terdapat kerjasama antar instansi dimana terdapat kepercayaan akan kualitas yang dimiliki oleh kedua instansi tersebut. Setiap individu memiliki harapan yang besar untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan begitu pula dengan fresh graduate. Banyak orang yang berminat untuk bekerja di perusahaan ternama, sedangkan perusahaan yang kurang dikenal memiliki sedikit peminat sehingga hal ini turut mempengaruhi banyak sedikitnya jumlah peminat pada tiap-tiap perusahaan. Peminat kerja di perusahaan ternama terutama fresh graduate akan mempunyai banyak kompetitor dalam mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Pada proses pemilihan karir, setiap individu mempunyai standar tertentu bagi dirinya sendiri yang disebut sebagai ideal self. Ideal self menurut Tracy (Barnabas, 2005) merupakan salah satu komponen konsep diri yang terdiri dari segala harapan, impian, visi serta idaman yang dimiliki oleh individu. Ideal self terbentuk dari kebaikan, nilai-nilai dan sifat-sifat yang paling kita kagumi dari diri kita maupun dari diri orang lain yang kita hormati. Individu yang belum mendapatkan pekerjaan terutama fresh graduate memiliki beban secara psikologis seperti perasaan cemas serta ketakutan akan kegagalan. Masing-masing individu memiliki reaksi yang berbeda-beda ketika menemui sebuah kegagalan. Reaksi yang timbul meliputi stress, kecemasan, ketakutan, trauma namun adapula yang terus mencoba meskipun mengalami kegagalan berulangkali (Reivich&Shatte, 2002). Dalam proses mencapai tujuan dibutuhkan resiliensi, akan tetapi daya juang tiap individu berbeda-beda. Reivich dan Shatte (2002) berpendapat bahwa resiliensi merupakan kapasitas individu untuk merespon secara sehat pada saat ia menghadapi kesulitan atau trauma. Resiliensi terbentuk melalui pemikiran yang memungkinkan individu untuk mencari pengalaman yang baru dan memandang kehidupan sebagai sebuah kemajuan. Individu yang memiliki resiliensi baik mampu memahami bahwa sebuah kesalahan bukan akhir dari segalanya. Individu dapat mengambil makna dari kesalahan dan menggunakan pengetahuan untuk meraih sesuatu yang lebih tinggi. Individu juga akan menguji dirinya dan berusaha memecahkan persoalan dengan bijaksana. Resiliensi memiliki keterkaitan dengan aspek-aspek yang dimiliki oleh diri individu. Connor & Davidson (2003) menyebutkan bahwa resiliensi berkaitan dengan kompetensi personal, standar yang tinggi dan keuletan; kepercayaan pada diri sendiri, memiliki toleransi terhadap aspek negatif dan kuat/tegar dalam menghadapi stres; menerima perubahan secara positif dan dapat membuat hubungan yang aman (mampu beradaptasi) dengan orang lain; kontrol/pengendalian diri dalam mencapai tujuan dan bagaimana meminta atau mendapatkan bantuan dari orag lain; pengaruh spiritual terhadap Tuhan. Dengan adanya fenomena yang ada bahwa setiap individu memiliki ideal selfnya masing-masing dalam pemilihan karir, maka setelah menyelesaikan perkuliahannya
4
individu akan mencoba untuk merealisasikan keinginannya untuk mendapatkan karir yang diinginkannya. Seperti yang telah penulis uraikan sebelumnya bahwa jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan peluang kerja yang ada sehingga menimbulkan persaingan. Hal ini menarik perhatian penulis untuk resiliensi yang dimiliki oleh fresh graduate ketika menginginkan suatu pekerjaan dengan judul “Hubungan antara Resiliensi dengan Ideal Self Pemilihan Karir pada Pencari Kerja Fresh Graduate Universitas Brawijaya Malang”. LANDASAN TEORI A. Resiliensi Menurut Reivich dan Shatte (2002), resiliensi adalah kapasitas untuk merespon secara sehat dan produktif ketika menghadapi kesulitan atau trauma, dimana hal itu penting untuk mengelola tekanan hidup sehari-hari. Resiliensi merupakan seperangkat pikiran yang memungkinkan untuk mencari pengalaman baru dan memandang kehidupan sebagai sebuah kemajuan. Resiliensi menghasilkan dan mempertahankan sikap positif untuk digali. Individu dengan resiliensi yang baik memahami bahwa kesalahan bukanlah akhir dari segalanya. Individu mengambil makna dari kesalahan dan menggunakan pengetahuan untuk meraih sesuatu yang lebih tinggi. Individu mengasah dirinya dan memecahkan persoalan dengan bijaksana, dan energik. Aspek resiliensi menurut Wagnild dan Young (1993) terdiri dari 2 dimensi yaitu kompetensi diri dan penerimaan diri dan hidup. Menurut Wagnild dan Young kompetensi diri terdiri dari kepercayaan diri, kemandirian, determinasi, keunggulan, akal pemikiran, dan ketekunan hati (Moorhousse & Caltabiano, 2007). Wagnild dan Young berpendapat bahwa aspek penerimaan diri dalam resiliensi terdiri dari kemampuan beradaptasi, fleksibilitas, dan keseimbangan perspektif hidup (Moorhousse & Caltabiano, 2007). B. Ideal Self Menurut Rogers self dapat dibagi 2 yaitu : Real Self dan Ideal Self. Real Self adalah keadaan diri individu saat ini, sementara Ideal Self adalah keadaan diri individu yang ingin dilihat oleh individu itu sendiri atau apa yang ingin dicapai oleh individu tersebut (Sobur, 2003). Ideal self menurut Tracy merupakan salah satu komponen self concept. Ideal self terdiri dari segala harapan, impian, visi serta idaman yang dimiliki oleh individu. Ideal self terbentuk dari kebaikan, nilai-nilai dan sifat-sifat yang paling kita kagumi dari diri kita maupun dari diri orang lain yang kita hormati. Ideal self merupakan sosok yang paling kita inginkan untuk menjadi diri kita di segala bidang kehidupan. Selama individu mengalami masa pertumbuhan dari remaja hingga dewasa, ideal self akan selalu berubah-ubah dan tidak tetap. Selama kurun waktu tersebut, individu terus mencari ideal self yang dirasa cocok dengan dirinya, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah kualitas diri yang ingin dicapai melalui sebuah proses yang panjang dan pada akhirnya individu tersebut menemukan ideal self yang sesungguhnya. Jika individu tidak berhati-hati membentuk dan memilih ideal self ini secara sadar, maka hal tersebut akan cenderung menetap dan tidak tepat sebagai ideal self (Barnabas, 2005). Menurut Boyatzis dan Akrivou (2006) dimensi ideal self terdiri dari gambaran keinginan masa depan, harapan dan identitas utama kepribadian. Menurut Boyatzis dan Akrivou (2006) gambaran masa depan seseorang terdiri dari mimpi, aspirasi dan fantasi. Sedangkan dalam harapan seseorang terdapat optimisme dan self efficacy. Jadi yang dimaksud dalam hal ini adalah bagaimana individu mampu mengekspresikan self efficacy
5
yang dimiliki. Identitas utama kepribadian terdiri dari kumpulan bawah sadar individu, hal tersebut berhubungan dengan motivasi bawah sadar dan perilaku individu, serta konsistensi pengambilan peran dalam pengaturan sosial. C. Ideal Self Pemilihan Karir Simamora menyatakan bahwa karir merupakan urutan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut. Perencanaan karir merupakan proses yang disengaja di mana dengan melaluinya seseorang menjadi sadar akan atribut-atribut yang berhubungan dengan karir personal dan serangkaian langkah sepanjang hidup memberikan sumbangan pemenuhan karir (Yasin, 2012). Menurut Stuart dan Laraia individu cenderung menetapkan sesuatu sesuai dengan kemampuan diri yang dimilikinya. Seseorang tidak akan mungkin menetapkan suatu harapan atau tujuan jika tidak mampu mengupayakan diri untuk mencapai tujuan atau hal-hal yang berada diluar batas kemampuannya (Samiatik, 2012). Individu perlu memahami tujuan awal untuk meraih karir yang diinginkan. Dengan demikian individu mampu memahami batasan pilihan karir dan konsisten terhadap nilai ideal yang dianut (Tracy,2006). Jadi ideal self yang digunakan dalam pemilihan karir adalah sosok paling diinginkan oleh individu dalam bidang pekerjaan, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah kualitas diri yang ingin dicapai oleh individu dalam bidang karir melalui suatu proses sampai individu menemukan ideal self sesungguhnya, serta mampu memilih karir sesuai dengan keinginan dan kapasitas kemampuan diri. METODE Responden dan Desain Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah pencari kerja lulusan baru Strata 1 (S1) Universitas Brawijaya Malang. Sampel dalam penelitian ini adalah pencari kerja lulusan baru Strata 1 (S1) Universitas Brawijaya Malang dengan rentang waktu kelulusan >6 bulan hinga >12 bulan, serta dapat ditemukan melalui adanya rekruitmen kerja yang dilakukan oleh perusahaan yang bekerjasama dengan Job Placement Center (JPC). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling menggunakan accidental sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantiatif. Jenis rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional (correlational research) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas berupa resiliensi (X) dengan variabel terikat berupa ideal self pemilihan karir (Y). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas sebaran dan uji linieritas hubungan. Sedangkan uji hipotesis menggunakan Product Moment Correlation. Alat Ukur Dan Prosedur Penelitian Skala Resiliensi dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wagnild dan Young (1993), Penulis menggunakan RS yang diadaptasi dari Wagnild & Young (1993) dan menggunakan skala Likert 4 interval. Skala tersebut terdiri dari 2 dimensi utama yaitu
6
kompetensi diri; penerimaan diri dan hidup yang memiliki 24 aitem. Koefisien korelasi total bergerak dari 0,893 sampai dengan 0,905. Skala Ideal self Pemilihan Karir dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Boyatzis dan Akrivou (2006). Penulis menggunakan skala Ideal Self menggunakan skala Likert 4 interval. Skala ini terdiri dari tiga dimensi yaitu gambaran keinginan masa depan, harapan dan identitas utama kepribadian dengan 19 aitem. Koefisien korelasi total bergerak dari 0,881 sampai dengan 0,895. Jenis validitas pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Validitas isi terdiri dari validitas tampang (face validity) berarti instrument akan dinyatakan valid apabila kesimpulan dari aitem tes mengukur aspek yang relevan. Yang kedua adalah validitas logis (logical validity) yang merupakan validitas yang diperoleh melalui perencanaan isi test atau blue print berdasarkan rencana yang akan diuji (Azwar, 1986). Untuk melakukan pengujian terhadap validitas tampang maka peneliti melakukan evaluasi panel dengan meminta pendapat kepada subjek penelitian, dengan mencantumkan pernyataan tambahan berupa tampilan cover kuesioner, ukuran huruf dan kalimat-kalimat yang disampaikan pada kuesioner. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan internal consistency, yaitu dengan cara mengujicobakan instrumen sekali saja, kemudian data diperoleh akan dianalisis dengan teknik tertentu (Widayat, 2004). Menurut Arikunto (2010) suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai (alpha> 0,60). Hasil perhitungan estimasi reliabilitas Cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for the Social Science)16 sebagai berikut: Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas No 1 2
Skala Resiliensi Ideal Self Pemilihan Karir
Cronbach 0,905 0,895
Keterangan Reliabel Reliabel
Sumber: Diolah oleh Peneliti Prosedur penelitian dimulai dengan tahap persiapan, hal-hal yang dilakukan mengunjungi lokasi penelitian di Job Placement Center Universitas Brawijaya Malang dan meminta ijin untuk melaksanakan penelitian; mempersiapkan instrumen penelitian berupa skala Resiliensi dan Ideal Self Pemilihan Karir. Kemudian mengujicobakan alat ukur kepada para sarjana baru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang sedang mencari kerja sebanyak 50 subjek dengan menggunakan kedua skala tersebut untuk menentukan validitas dan reliabilitas alat ukur. Tahapan yang kedua adalah tahap pelaksanaan. Pada tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan diantaranya penyebaran instrumen penelitian dengan menyebarkan kuesioner skala Resiliensi dan Ideal Self Pemilihan Karir pada pencari kerja berstatus fresh graduate yang berasal dari Universitas Brawijaya Malang untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilaksanakan secara individual kepada 100 orang pencari kerja di Job Placement Center Universitas Brawijaya Malang pada tanggal 5-22 Mei 2014. Tahapan yang terakhir adalah tahap analisis data.Kegiatan yang dilakukan pada tahap analisa data diantaranyameninjau kembali lembaran skala yang telah dikumpulkan dan menyeleksi kelengkapan jawaban subjek, memberikan skor atau penilaian terhadap jawaban yang telah diberikan oleh subjek, merapikan dan mengatur data yang diperoleh dari hasil penilaian untuk keperluan analisa, melakukan analisa data dengan bantuan software komputer berupa SPSS 16.0 for windows, kemudian memberikan interpretasi terhadap hasil analisa tersebut.
7
HASIL Hasil dari analisa deskriptif penelitian ini karakteristik subjek berdasarkan usia, jenis kelamin, fakultas, dan rentang waktu kelulusan tidak memiliki perbedaan yang sigifikan terhadap variabel resiliensi maupun ideal self pemilihan karir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik subjek berdasarkan usia, jenis kelamin, fakultas, dan rentang waktu kelulusan tidak berpengaruh papaun terhadap skala resiliensi maupun ideal self pemilihan karir. A. Uji Asumsi 1. Hasil UJi Normalitas Melalui uji normalitas diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
Resiliensi Ideal Self Pemilihan Karir
KolmogorovSmirnov (K-S) 0,919
Signifikansi 0,367(p>0,05)
Bentuk Distribusi Normal
1,550
0,16(p>0,05)
Normal
Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel Resiliensi memiliki KolmogorovSmirnov sebesar 0.919 dengan nilai signifikasi 0.367. Nilai tersebut lebih besar dibandingkan 0.05 yang berarti distribusi data variabel Resiliensi telah menyebar secara normal. Variabel kedua yaitu variabel Ideal Self Pemilihan Karir memiliki Kolmogorov-Smirnov sebesar 1.550 dengan nilai signifikansi 0.16 yang berarti nilai tersebut lebih besar dibandingkan dengan 0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel Ideal Self Pemilihan Karir menyebar secara normal. 2. Hasil Uji Linieritas Hubungan Melalui uji linieritas hubungan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Uji Linieritas Hubungan Variabel Resiliensi – Ideal Self Pemilihan Karir
Nilai F
Nilai Signifikan
Keterangan
54,363
0,000
Linear
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa uji linearitas pada penelitian ini dari kedua variabel menghasilkan nilai F sebesar 54.363 dan nilai signifikan 0,000 yang berarti lebih kecil daripada 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel resiliensi memiliki hubungan linear dengan variabel ideal self pemilihan karir. B. Hasil Uji Hipotesis Melalui uji hipotesis dengan product moment correlation diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Variabel Independen (X) Resiliensi
Variabel Dependen (Y) Ideal Self Pemilihan Karir
Korelasi Pearson
Signifikansi
0,613
0,000
8
Berdasarkan hasil uji korelasi dapat diperoleh besarnya korelasi antara variabel resiliensi dan variabel ideal self yaitu 0,613 dengan nilai signifikan 0,000. Hal ini menunjukkan suatu hubungan positif antara resiliensi dengan ideal self yang berarti terdapat hubungan yang cukup diantara keduanya. Selain itu nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara resiliensi dengan ideal self pemilihan karir, serta adanya hubungan yang cukup signifikan antara kedua variabel tersebut. DISKUSI Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh di lapangan, hasil data tersebut diolah menggunakan SPSS 16.0 for window. Pengolahan data dilakukan pada kedua variabel yaitu variabel resiliensi dan ideal self pemilihan karir menunjukkan hasil bahwa dari 100 subjek yang diteliti terlihat subjek yang memiliki resiliensi dengan kategori tinggi sebanyak 42 subjek dengan prosentase sebanyak 42%, subjek dengan kategori resiliensi sedang sebanyak 58 orang atau 58%, dan tidak terdapat subjek dengan kategori reiliensi rendah. Ideal self pemilihan karir yang memiliki kategori tinggi sebanyak 67 subjek dengan prosentase sebanyak 67%, subjek dengan kategori ideal self pemilihan karir dengan kategori sedang sejumlah 33 orang atau 33%, dan tidak terdapat subjek dengan kategori ideal self pemilihan karir rendah. Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, diketahui bahwa resiliensi memiliki hubungan positif dan korelasi yang cukup secara signifikan dengan ideal self pemilihan karir pada pencari kerja fresh graduate Universitas Brawijaya. Hal tersebut berarti semakin tinggi resiliensi maka semakin tinggi pula ideal self pemilihan karir pada pencari kerja fresh graduate Universitas Brawijaya begitupula sebaliknya. Hal tersebut terjadi dikarenakan hasil penelitian menunjukkan adanya koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,613. Menurut Suliyanto (2011), kuat atau tidaknya hubungan yang ditimbulkan diantara variabel ditunjukkan oleh besar kecilnya angka yang merupakan hasil perhitungan koefisien korelasi. Berdasarkan kriteria dari Suliyanto (2011) interval koefisien korelasi 0,50 sampai dengan 0,69 berarti memiliki korelasi cukup. Nilai signifikansi dari hasil analisis korelasi sebesar 0,000 yang nilai tersebut merupakan dibawah 0,05 atau dapat dikatakan signifikan. Hasil analisa secara statistik menunjukkan bahwa hipotesa yang diajukan oleh peneliti dapat diterima, karena hasil dari penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara resiliensi dengan ideal self pemilihan karir pada pencari kerja fresh graduate Universitas Brawijaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara resiliensi dengan ideal self pemilihan karir. Wagnild dan Young (1993) mengatakan bahwa pribadi yang resilien akan terlihat secara berkelanjutan dengan fleksibilitas yang dimiliki, banyaknya ide, banyak pandangan dalam menyelesaikan permasalahan. Begitu pula dengan Rogers yang berpendapat bahwa ideal self berisi semua atribut yang positif, misalnya setiap orang memiliki cita-cita untuk menjadi yang diinginkan (Feist & Feist, 2009). Sedangkan Yosandy (2010) berpendapat bahwa suatu idaman atau hal yang didambakan dapat mendorong individu untuk menuju kehidupan yang lebih baik serta berhubungan dengan peningkatan kepercayaan diri individu. Dengan demikian individu yang memiliki optimisme yang tinggi maka juga memiliki resiliensi yang tinggi pula, karena individu merasa optimis dan mampu meraih tujuannya.
9
Tinggi rendahnya resiliensi pada individu pencari kerja dipengaruhi oleh faktor resiko yang dimiliki seseorang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Moorhouse dan Caltabiano (2007) bahwa resiliensi terdiri dari tiga faktor yaitu faktor resiko, faktor pencegah dan hasil variabel. Faktor resiko terletak dalam individu, keluarga atau lingkungan / sistem sosial. Akumulasi dari kesengsaraan menghasilkan suatu situasi yang beresiko lebih besar, contohnya adalah kurangnya kemampuan mencari kerja, masa menganggur berkepanjangan, kesulitan finansial, dan sedikitnya pekerjaan yang tersedia akan menimbulkan efek resiko. Demikian pula dengan ideal self yang dimiliki oleh pencari kerja, Boyatziz dan Akrivou (2006) berpendapat bahwa ideal self akan memimpin seseorang mencapai visinya. Ideal self akan memancing tahap perubahan diri seseorang atau proses adaptasi, sehingga hal tersebut memiliki dampak pada perilaku individu, perasaan, dan persepsi dari ideal self akan menjadi suatu visi personal yang kuat. Para pencari kerja fresh graduate Universitas Brawijaya yang memiliki ideal self pemilihan karir yang baik akan memiliki optimisme dan self efficacy yang baik pula. Hal tersebut sesuai dengan karakter dari fungsi resiliensi menurut Reivich dan Shatte (2002) yaitu daya pantul atau bangkit kembali dari permasalahan, karena individu mempunyai keyakinan kuat bahwa mereka dapat mengontrol hasil dari kehidupannya dan individu yang mampu kembali pada kehidupan normal. Pemilihan karir yang dilakukan oleh individu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor eksternal dan internal. Menurut Tracy (2005) faktor eksternal yang dimaksudkan dalam hal ini adalah lingkungan sekitar individu seperti orang tua, terkadang orang tua memiliki harapan dan keinginan terkait dengan karir yang akan dipilih dan dijalani oleh anak. Faktor internal yang dimaksud dalam hal ini terkait dengan ideal self yang dimiliki oleh individu. Keterbatasan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1.
2.
3.
4.
Responden hanya terbatas pada yang mencari kerja melalui Job Placement Center Universitas Brawijaya, sehingga tidak semua jurusan dalam universitas ikut serta seperti vokasi dan kebidanan. Dengan demikian meskipun terdapat jurusan yang tidak ikut serta, namun sebagian besar jurusan dari fakultas yang ada telah terwakili. Waktu pengambilan data kurang fleksibel karena dilakukan secara terjadwal sesuai dengan jadwal rekruitmen kerja. Sehingga dengan padatnya acara rekruitment kerja, maka proses pengambilan data dilakukan ketika subjek berada pada jam istirahat makan siang. Pencantuman judul skripsi pada halaman cover kuesioner dirasa dapat menimbulkan efek faking good pada responden yang mengisi kuesioner, meskipun sebagian besar reponden tidak mengerti maksud dari judul tersebut. Kurangnya literatur penelitian terdahulu mengenai ideal self pemilihan karir membuat peneliti mengalami kesulitan dalam menyusun skala, namun peneliti tetap mengacu pada konsep ideal self yang dihubungkan dengan pemilihan karir.
DAFTAR PUSTAKA Azwar, S (1986). Reabilitas dan Validitas; Interpretasi dan Komputasi. Yogyakarta: Liberty. Arikunto (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Barnabas, S (2005). Menjadi Pribadi yang Sukses. Jakarta: Gramedia. BPS. (2012). Jumlah Penduduk Indonesia. (Online). Diakses pada tanggal 21 Maret (2013). www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&id_subyek=12
10
___. (2012). Jumlah Angkatan Kerja Indonesia. (Online). Diakses pada tanggal 21 Maret(2013).www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=06 Boyatzis, R.E., Akrivou, K. (2006). The Ideal Self as The Driver of Intentional Change. Journal of Management Development, Vol. 25 No. 7. Connor dan Davidson (2003). Development of The New Resilience Scale : The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC). Journal of Depression and Anxiety. Vol 18 : 76-83. Feist, J., dan Feist, G. J. (2009). Theories of Personality 7th Edition. New York: McGraw-Hill.Handoko., T. Hani (1991). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Hendrawan, B. (2011). Artikel Analisis Psikologis Terhadap Kekuatan dan Kelemahan Individu Sebagai Upaya Memprediksi Peluang Keberhasilan dalam Memperoleh Pekerjaan. (Online). Diakses pada 23 Maret (2013). http://www.bennyhendrawan.com/2011/11/analisis-psikologis-terhadapkekuatan-.html?m=1 Moorhouse, A. dan Caltabiano, M.L. (2007). Resilience and Umplyoment: Exploring Risk and Protective Influences for The Outcome Variables of Depression and Assertive Job Searching. American Counseling Association, Journal of Employment Counseling, Vol. 44. Reivich, K. dan Shatte (2002). A. The Resilience Factor. New York : Random House, Inc. Samiatik (2012). Gambaran Ideal Self. (Online). Diakses pada tanggal 10 Juli 2013. http://samiatik.blogspot.com/2012/05/gambaran-konsep-diri-ideal.html Sobur, A. (2003). PsikologiUmum. Bandung: PustakaSetia. Suliyanto (2011). Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi SPSS. Yogyakarta: ANDI. Tracy, B. (2006). Maximus Achievement: Change Your Thinking Change Your Life. (Online). Diakses pada tanggal 22 Juni (2013). http://libro.eb20.net/Reader/rdr.aspx?b=219011 Universitas Brawijaya (2011). Kerjasama. (Online). Diakses pada tanggal 2 mei 2013. http://ub.ac.id/id/tentang_ub/kerjasama.html Wagnild, G.M. dan Young, H.M. (1993). Development and Psychometric Evaluation of the Resilience Scale. University of Washington, Journal of Nursing Measurement, Vol. 1, No. 2. Yasin, S. (2012). Pengertian Resiliensi, Definisi Konsep Jurnal Teori Psikologi. Diakes pada Tanggal 20 Juni 2013. http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertianresiliensi-definisi-konsep.html Yosandi, L.S. (2010). You Are The Real Personal Success (Edisi Indonesia). Jakarta: Elex Media Komputindo.