HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MASYARAKAT MENGENAI PUKSESMAS KELILING DAN PEMANFAATAN FASILITAS PUSKESMAS KELILING
PROPOSAL PENELITIAN
Pembimbing : Dr. dr. Maskito A. S., MS
Penyusun : Nadya Y.D.H.P
030.07.173
Okky Nafiriana
030.10.214
Sely Fauziah
030.10.248
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PERIODE 16 MARET 2015 – 23 MEI 2015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UMUM UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MASYARAKAT MENGENAI PUSKEMAS KELILING DAN PEMANFAATAN FASILITAS PUSKESMAS KELILING Telah disusun oleh : NADYA Y.D.H.P
030.07.173
OKKY NAFIRIANA
030.10.214
SELY FAUZIAH
030.10.248
Periode
:
16 Maret 2015 – 23 Mei 2015
Tempat:
Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat, Jakarta Selatan Menyetujui:
Pembimbing Puskesmas
Kepala Puskesmas
dr. Rebekka Daulay
dr. Chitra R.C Pembimbing
Dr. dr. Maskito A.S, MS i
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Hubungan Antara Perilaku Masyarakat Mengenai Puskesmas Keliling dengan Pemanfaatan Puskesmas Keliling”. Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Penyusunan proposal penelitian ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, maka dari itu peneliti mengucapkan terima kasih. Peneliti juga menyadari bahwa proposal penelitian ini tidak luput dari kesalahan, baik salah ketik, kesalahan bahasa, maupun kesalahan lainnya oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin memohon maaf atas kekurangan pada skripsi ini. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini. Akhir kata, semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri, para pembaca, dan seluruh masyarakat Indonesia.
Jakarta, 11 April 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI HALAMAN HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL…………………................................. i KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii DAFTAR ISI …………………………………………………………………....... iii BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………....... 1 1.1. Latar belakang……………………………………………………….....1 1.2. Rumusan masalah ………………………………………………….......3 1.3. Tujuan …………………………………………….………………....... 4 1.3.1 Tujuan umum ...……………………………………………......... 4 1.3.2 Tujuan khusus ...………………………………………………… 4 1.4. Hipotesis …………………………………………………………….... 4 1.5. Manfaat …………………………………………………………...…... 5 1.5.1. Manfaat untuk ilmu pengetahuan ……………………………….5 1.5.2. Manfaat untuk profesi …………………………………….......... 5 1.5.3. Manfaat untuk masyarakat ........................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RINGKASAN PUSTAKA…………….. 7 2.1. Puskesmas ...…………………………………………………………... 7 2.1.1. Definisi Puskesmas …………………………………………….. 7 2.1.2. Prevalensi Puskesmas dan Jumlah Kunjungan Pasien .………… 8 2.1.3. Fungsi Puskesmas .……………………....................................... 10 2.1.4. Sejarah Perkembangan.………………........................................ 11 2.1.5. Kegiatan Pokok Puskesmas………………................................. 13 2.1.6. Wilayah Kerja Puskesmas .…………………............................. 22 2.1.7. Kedudukan Puskesmas………………........................................ 23 2.1.8. Satuan Penunjang.……………………........................................ 24 2.2. Puskesmas Pembantu………………………………............................. 24 2.3. Puskesmas Keliling ...…………………................................................. 25 2.3.1. Puskesmas Keliling Roda Empat ………………………….........25 2.3.2. Puskesmas Keliling Perairan/Terapung ........…………............... 26 2.4. Pelayanan Rawat Jalan ........................................................................... 27 2.5. Teori Harapan Pelanggan ................................................................... 29 2.6. Teori Kebutuhan Pelayanan Kesehatan................................................. 30 2.7. Sikap ..................................................................................................... 32 2.8. Perilaku Kesehatan ............................................................................... 34 2.9. Pengetahuan ........................................................................................ 38 2.10.Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan…………………………............... 40 2.11.Mutu Pelayanan Kesehatan .................................................................. 45 2.12.Faktor yang mempengaruhi kunjungan ulang………………………… 48 iii
2.13.Masyarakat…………………………......................................................51 2.14.Karakteristik Sosiodemografi ................................................................53 2.15.Ringkasan Pustaka……………………………………..........................56 2.16.Kerangka Teori ...................................................................................... 60 BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ……....… 61 3.1. Kerangka konsep……………………………………………………..... 61 3.2. Variabel Penelitian………………………………………………......... 62 3.3. Definisi Operasional………………………………………………....... 63 BAB IV METODE ……………………………………………………………..... 67 4.1. Desain penelitian………………………………………......................... 67 4.2. Lokasi dan waktu penelitian……………………………………........... 67 4.3. Populasi dan sampel penelitian……………………………………..…. 67 4.4. Bahan dan instrumen penelitian…………………………….................. 70 4.5. Analisis data……………………………………………………............ 70 4.5.1.Analisis Univariat ....................……………………………..…. 70 4.5.2.Analisis Bivariat ...................………………………………….. 70 4.6. Alur kerja penelitian………………………………………………........ 71 4.7. Etika penelitian…………………………………………........................72 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….............. 73
iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar belakang Tujuan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 adalah
meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan yang sehat, memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, upaya kesehatan, upaya kesehatan dilaksanakan secara merata, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehubungan dengan itu puskesmas sebagai unit palayanan kesehatan terdepan dengan mutu yang lebih baik dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Kecamatan sehat mencakup empat indikator utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk.1 Pada saat ini puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, puskesmas diperkuat dengan puskesmas pembantu serta puskesmas keliling. Jumlah puskesmas di Indonesia pada akhir tahun 2013 sebanyak 9655 unit dengan rincian jumlah puskesmas rawat inap 3.317 unit dan puskesmas non rawat inap sebanyak 6338 unit. Untuk Provinsi DKI
1
Jakarta jumlah puskesmas sebanyak 340 dengan jumlah puskesmas rawat inap 30 unit dan non rawat inap 310 unit.2 Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas didukung oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Jaringan pelayanan Puskesmas terdiri atas Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan bidan desa. Puskesmas keliling yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang sifatnya bergerak (mobile), untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung Puskesmas. Bantuan sarana kesehatan ini baik berupa kendaraan bermotor roda empat atau perahu bermotor, pengadaannya disesuaikan dengan keadaan dan prasarana komunikasi yang ada di daerah yang bersangkutan. Tujuan diselenggarakannya kegiatan Puskesmas KeIiIing tersebut untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan pelayanan medis dan KB lewat Puskesmas, sehingga mampu meningkatkan jumlah kunjungan rata-rata per hari. Jika dilihat perkembangan fisiknya maka upaya Puskesmas Keliling tersebut selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.3 Dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat, puskesmas belum dimanfaatkan secara maksimal. Mengingat jumlah kunjungan pasien di Puskemas yang masih rendah. Hal tersebut dapat berpengaruh pada status kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk diadakannya puskesmas keliling yang bertujuan untuk membantu puskesmas dalam wilayah kerjanya sehingga dapat menjangkau masyarakat.4 Prevalensi jumlah kunjungan pasien di Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat Pada tahun 2013 yaitu berkisar 74%.5 Jumlah tersebut belum memenuhi target nasional sebesar 90%.6
2
Rendahnya pemanfaatan fasilitas Puskesmas menurut penelitian sebelumnya diantaranya berkaitan dengan beberapa factor yaitu: faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, ekonomi, mutu pelayanan, perilaku yang mencangkup pengetahuan dan sikap mengenai kesehatan.7 Namun pada penelitian yang lain dikatakan bahwa faktor seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan jarak tidak berkaitan dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan di Puskesmas. Beberapa pandangan yang berkembang di masyarakat terkait rendahnya jumlah kunjungan masyarakat ke puskesmas ialah buruknya citra pelayanan di puskesmas, di antaranya pegawai puskesmas yang tidak disiplin, kurang ramah, kurang profesional, pengobatan yang tidak manjur, fasilitas gedung maupun peralatan medis dan non medis kurang memadai di mana masyarakat harus dirujuk untuk melanjutkan pengobatan atau pemeriksaan yang sebenarnya masih dapat dilakukan di puskesmas, atau untuk membeli obat-obatan yang tidak tersedia di puskesmas. padahal kondisi geografis di beberapa tempat tidak mendukung akibat jauhnya jarak tempuh, tidak ada transportasi, jam buka puskesmas yang terbatas dan lain-lain. 8,9 Oleh karena jumlah kunjungan pasien yang masih rendah di Indonesia, khususnya di Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat maka upaya untuk meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya yaitu dengan diadakan program Puskesmas keliling. Dengan data yang masih terbatas maka penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan antara pengadaan puskesmas keliling dengan jumlah kunjungan pasien di Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat”. 1.2
Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan pokok
penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan: apakah ada hubungan antara perilaku masyarakat mengenai puskesmas keliling dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling.
3
1.3
Tujuan penelitian 1.3.1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 1.3.2
Tujuan khusus
1. Mengetahui hubungan antara karakter sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan) dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling. 2. Mengetahui hubungan antara perilaku dalam aspek sikap mengenai puskesmas keliling dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling. 3. Mengetahui hubungan antara perilaku dalam aspek pengetahuan mengenai puskesmas keliling dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling.
1.4
Hipotesis Berdasarkan masalah tersebut diatas, peneliti dapat menulis hipotesis sebagai
berikut : 1. Terdapat hubungan antara karakter sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan) dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling. 2. Terdapat hubungan antara perilaku dalam aspek sikap mengenai puskesmas keliling dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling. 3. Terdapat hubungan antara perilaku dalam aspek pengetahuan mengenai puskesmas keliling dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling.
4
1.5
Manfaat penelitian : 1.5.1
Manfaat untuk ilmu pengetahuan o Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang tertarik dengan penelitian mengenai hubungan antara perilaku masyarakat mengenai puskesmas keliling dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling.
1.5.2
Manfaat untuk profesi o Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menulis sebuah karya ilmiah. o Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan sebuah penelitian.
1.5.3
Manfaat untuk masyarakat o Hasil penelitian ini dapat sebagai sebagai tambahan pengetahuan tentang pemanfaatan puskesmas keliling sehingga diharapkan masyarakat sadar akan pentingnya pelayanan kesehatan. o Hasil penelitian ini dapat sebagai tambahan pengetahuan bagi institusi kesehatan pemanfaatan
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
fasilitas
puskesmas
keliling
sehingga
dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas keliling.
BAB II
5
TINJAUAN DAN RINGKASAN PUSTAKA 2.1
PUSKESMAS
2.1.1
DEFINISI PUSKEMAS Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Kecamatan sehat mencakup empat indikator utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk.1
2.1.2
PREVALENSI PUSKESMAS DAN JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN Pada saat ini puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air.
Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, puskesmas diperkuat dengan puskesmas pembantu serta puskesmas keliling. Jumlah puskesmas di Indonesia pada akhir tahun 2013 sebanyak 9655 unit dengan rincian jumlah puskesmas rawat inap 3.317 unit dan puskesmas non rawat inap sebanyak 6338 unit. Untuk Provinsi DKI Jakarta jumlah puskesmas sebanyak 340 dengan jumlah puskesmas rawat inap 30 unit dan non rawat inap 310 unit.2 Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2007 menunjukkan sekitar 33% penduduk yang sakit berobat ke Puskesmas, sedangkan layanan kesehatan lain yang dituju adalah praktik dokter, poliklinik dan rumah sakit swasta. Rendahnya pemanfaatan pelayanan Puskesmas tersebut mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah umur, pengetahuan, status pendidikan, ekonomi,
6
jarak, waktu tempuh, perilaku petugas kesehatan, kebutuhan kesehatan dan stigma atau pengaruh luar terhadap pelayanan Puskesmas.10 Indonesia memiliki banyak keanekaragaman. Keanekaragaman yang ada di Indonesia seperti tingkat perkembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di berbagai daerah. Budaya memeriksakan kesehatan secara dini anggota keluarga belum tampak. Hal ini terlihat banyaknya klien yang datang ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan keadaan kesehatan sebagai tindakan kuratif belum didukung sepenuhnya oleh upaya promotif dan preventif. Selain itu, tidak semua masyarakat dengan mudah mendapatkan akses pelayanan puskesmas karena keadaan geografis, luas wilayah, sarana penghubung dan kepadatan penduduk. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi kebutuhan, kesadaran dan minat masyarakat untuk datang berobat dan berkunjung ke pelayanan kesehatan.11 Syafriadi, Kusnanto dan Lazuardi menyebutkan bahwa faktor keterpencilan, sulit dan mahalnya transportasi merupakan hambatan untuk menjangkau sarana kesehatan. Nurcahyani menyimpulkan ada hubungan antara biaya berobat, biaya transportasi, jarak dan lama waktu terhadap pemanfaatan pelayanan.12 Menurut Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2012, total jumlah penduduk kota Jakarta yaitu 9.991.788 jiwa dan didapatkan jumlah kunjungan rawat jalan di puskesmas Provinsi DKI Jakarta sebanyak 8.713.223 orang (87,2 %). Jumlah kunjungan tersebut terbagi menjadi wilayah Jakarta Selatan sebanyak 1.958.314 orang, Jakarta Pusat 1.089.037 orang, Jakarta Utara 1.528.803 orang, Jakarta Barat 1.579.928 orang, Jakarta Timur 2.552.099 orang dan Kepulauan Seribu 5.042 orang. Dari data tersebut dapat disimpulkan persentase jumlah kunjungan rawat jalan pada Puskesmas di Jakarta Selatan sebanyak 19,5%.13
2.1.3
KEGIATAN POKOK PUSKESMAS
7
Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Dua puluh kegiatan pokok puskesmas adalah : 1. Upaya kesehatan ibu dan anak 2. Upaya keluarga berencana 3. Upaya peningkatan gizi 4. Upaya kesehatan lingkungan 5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 6. Upaya pengobatan 7. Upaya penyuluhan 8. Upaya kesehatan sekolah 9. Upaya kesehatan olah raga 10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat 11. Upaya peningkatan kesehatan kerja 12. Upaya kesehatan gigi dan mulut 13. Upaya kesehatan jiwa 14. Upaya kesehatan mata 15. Laboratorium kesehatan 16. Upaya pencatatan dan pelaporan 17. Upaya pembinaan peran serta masyarakat 18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional 19. Upaya kesehatan remaja 20. Dana sehat1
2.2
PUSKESMAS KELILING Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas didukung
oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Jaringan pelayanan Puskesmas terdiri atas Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan bidan desa. Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan 8
kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatankegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan-kegiatan puskesmas keliling adalah: 1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh pelayanan puskesmas atau puskesmas pembantu, 4 hari dalam 1 minggu 2. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa 3. Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi penderita dalam rangka rujukan bagi kasusu gawat darurat 4. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio visual Untuk memperluas, memperlancar dan meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas serta menunjang pelaksanaan rujukan medis dan kesehatan, maka perlu diadakan Puskesmas Keliling baik Roda-4 maupun Perairan/ Terapung.2 2.3
PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan pemakai jasa pelayanan kesehatan akan meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Pelanggan yang puas akan membuka peluang hubungan yang harmonis antara pemberi jasa dan konsumen, memberikan dasar yang baik bagi kunjungan ulang, loyalitas pelanggan dan membentuk rekomendasi promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan pemberi jasa.14 Menurut Andersen faktor – faktor yang menentukan pemanfaatan pelayanan kesehatan meliputi : 1. Karakteristik
pemungkin
(Predisposing
Characteristics),
yang
menggambarkan fakta bahwa setiap individu mempunyai kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda – beda yang digolongkan atas : a. Ciri demografi seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan dan 9
jumlah keluarga b. Struktur sosial, seperti tingkat pendidikan, pekerjaan dan kesukuan c. Sikap dan pengetahuan individu terhadap pelayanan kesehatan 2. Karakteristik pendukung (Enabling characteristics), yang menjelaskan bahwa meskipun individu mepunyai predisposisi untuk menggunakan pelayanan kesehatan, tidak akan bertindak menggunakannya kecuali mampu memperolehnya. Penggunaan pelayanan kesehatan yang ada tergantung pada kemampuan konsumen untuk membayar. Yang termasuk karakteristik ini adalah : a. sumber keluarga (family resources), yang meliputi pendapatan keluarga, cakupan asuransi kesehatan dan pihak – pihak yang membiayai individu atau keluarga dalam mengkonsumsi pelayanan kesehatan b. sumber daya masyarakat (community resources), yang meliputi tersedianya pelayanan kesehatan, ketercapaian pelayanan dan sumber – sumber yang ada didalam masyarakat. 3. Karakteristik kebutuhan (need). Faktor predisposisi dan factor pendukung dapat terwujud menjadi tindakan pencarian pengobatan, apabila tindakan itu dirasakan sebagai kebutuhan. Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Kebutuhan pelayanan kesehatan dapat dikategorikan menjadi : a. Kebutuhan yang dirasakan (perceived need), yaitu keadaan kesehatan b.
yang dirasakan Evaluate / clinical diagnosis yang merupakan penilaian keadaan sakit didasarkan oleh penilaian petugas. Model pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang diajukan oleh Andersen pada tahun 1984, sering disebut sebagai model penentu siklus kehidupan (life cycle determinants model) atau model perilaku pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan (behaviour model of health services utilization).15
10
Predisposing Enabling : - Family - Family Need : Composition Use Resources Illnes - Social - Community Response Structure Resources - Health Gambar Beliefs 1. Model perilaku pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
2.4
FAKTOR-FAKTOR
YANG
BERHUBUNGAN
DENGAN
PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN 2.4.1
PERILAKU KESEHATAN Perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi,
perilaku dan kejadian di sekitar kita di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Perilaku konsumen dapat juga disebut sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini Ada beberapa macam teori tentang perilaku, antara lain : 1. perilaku merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan praktik atau tindakan 2. perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti : pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya masyarakat. Perilaku seseorang terdiri dari tiga bagian penting, yaitu kognitif, afektif dan
11
psikomotor. Kognitif dapat diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap atau tanggapan dan psikomotori diukur melalui tindakan (praktik) yang dilakukan Pengetahuan terhadap manfaat suatu kegiatan akan menyebabkan orang mempunyai sikap yang positif terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap yang positif ini akan mempengaruhi niat untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut. Niat untuk ikut serta dalam suatu kegiatan sangat tergantung pada seseorang mempunyai sikap positif atau tidak terhadap kegiatan. Adanya niat untuk melakukan suatu kegiatan akhirnya sangat menentukan apakah kegiatan akhirnya dilakukan. Kegiatan yang sudah dilakukan inilah yang disebut dengan perilaku.16 Perilaku kesehatan menurut Skinner sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Becker dalam Notoatmodjo membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan yang diantaranya adalah : 1. Perilaku Hidup Sehat Perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang
untuk
mempertahankan
dan
meningkatkan
kesehatannya yang mencakup antara lain : a. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet) b. Olahraga teratur c. Tidak merokok d. Tidak minum minuman keras dan narkoba e. Istirahat yang cukup f. Mengendalikan stress g. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks 2. Perilaku Sakit (Illness Behaviour) Perilaku sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang gejala dan penyebab penyakit, dan sebagainya. 12
3. Perilaku Peran Sakit (The Sick Role Behaviour) Orang sakit (pasien) mempunyai hak dan kewajiban sebagai orang sakit, yang harus diketahui oleh orang lain (terutama keluarganya). Perilaku ini disebut perilaku peran sakit (the sick role) yang meliputi : a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan b. Mengenal / mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/penyembuhan penyakit yang layak c.
Mengetahui hak (misalnya ; hak memperoleh perawatan, memperoleh pelayanan kesehatan, dan sebagainya) dan kewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada dokter/petugas kesehatan, tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan sebagainya).17
2.4.1.1 SIKAP (ATTITUDE) Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Jadi manifestasi dari sikap tidak dapat langsung dilihat, namun hanya dapat ditafsirkan. Menurut Allport dalam Notoatmodjo sikap mempunyai 3 komponen pokok yang bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude), yaitu : 1. 2.
3.
Kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu objek Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek Kecenderungan untuk bertindak.16
Sikap terhadap kesehatan dapat mempengaruhi tindakan masyarakat terhadap kesadaran hidup sehat. Sikap terhadap kesehatan berupa pendapat atau penilaian individu terdapat hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharan kesehatan.8 2.4.1.2 PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)
13
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).17 Pengukuran
pengetahuan
dilakukan
dengan
mengajukan
pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan persepsi masyarakat tentang penggunaan puskesmas dan konsep sehat sakit masyarakat atau pengertian masyarakat tentang penyakit. Indikator yang dapat digunaakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi : Pengetahuan tentang sehat dan penyakit meliputi : 1. Penyebab penyakit a. Gejala dan tanda-tanda penyakit b. Bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan c. Bagaimana cara penularannya d. Bagaimana cara pencegahannya 2. Pengetahuan tentang cara hidup sehat a. Jenis-jenis makanan yang bergizi b. Manfaat makanan yang bergizi bagi kesehatan c. Pentingnya olahraga bagi kesehatan d. Penyakit-penyakit atau bahaya merokok, minum-minuman keras, narkoba, dan sebagainya e. Pentingnya istirahat cukup, rekreasi, dan lain sebagainya bagi kesehatan 3. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan a. Manfaat air bersih b. Cara-cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk kotoran dan c.
sampah Manfaat pencahayaan dan penerangan rumah sehat
14
d.
Akibat polusi bagi kesehatan17
Menurut Green dalam Notoatmodjo, pengetahuan menjadi salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang atau masyarakat terhadap kesehatan. Jika masyarakat tahu apa saja pelayanan puskesmas, maka kemungkinan masyarakat akan menggunakan fasilitas kesehatan juga akan berubah seiring dengan pengetahuan seperti apa yang diketahuinya. Pendapat tersebut juga sejalan dengan penelitian Endang yang menyatakan bahwa pengetahuan rendah menyebabkan masyarakat memilih pengobatan non medis.17,18 2.4.2
KARAKTERISTIK SOSIODEMOGRAFI
2.4.2.1 UMUR Usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Dalam model system kesehatan (Health System Models) menyebutkan bahwa umur termasuk dalam faktor sosial demografis yang mempengaruhi seseorang untuk mencari pengobatan dan menggunakan pelayanan kesehatan.17 Menurut Hall dan Donan mengatakan bahwa ada hubungan antara umur dengan pemilihan pelayanan kesehatan. Semakin dewasa maka semakin mengerti akan pemilihan pemanfaatan pelayanan kesehatan karena berhubungan dengan pola pikir. 2.4.2.2 JENIS KELAMIN (PR) 2.4.2.3 PENDIDIKAN Menurut Dictionary of Education pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk tingkah laku lainnya di dalam lingkungan masyarakat. Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan merupakan alat yang digunakan untuk merubah perilaku manusia.
15
Pendidikan merupakan unsur karakteristik personal yang sering dihubungkan dengan derajat kesehatan seseorang/masyarakat. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk menyerap informasi dalam bidang kesehatan. 2.4.2.4 PEKERJAAN Kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan barang atau jasa dimanapun merupakan sebuah pekerjaan. Pekerjaan dapat dilakukan dengan memanfaatkan tenaga fisik maupun kemampuan memutar otak demi memenuhi target menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat. Pekerjaan menjadi factor penyebab seseorang untuk berperilaku terhadap kesehatannya. Hal ini disebabkan karena pekerjaan menjadi factor risiko seorang mengalami sakit maupun penyakitnya.(63) 2.4.2.5 PENGHASILAN Penghasilan adalah penghasilan/upah rata-rata per bulan yang didapatkan dibandingkan dengan beban keluarga. Andersen yang dikutif oleh Notoatmojo (2003) mengatakan bahwa komponen penghasilan masuk dalam komponen predisposing. Komponen ini digunakan untuk menggambarkan fakta, bahwa individu mempunyai kecendrungan yang berbeda-beda untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Menurut penelian sebelumnya mengatakan bahwa terdapat hubungan antara pendapatan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. (rahmawati jurnal).
16
2.5
RINGKASAN PUSTAKA Tabel 1. Ringkasan pustaka
Peneliti
Lokasi
Desain
Ika Lestari
penelitian Desa Setu
penelitian Deskriptif analitik
Subyek studi Variabel
Hasil penelitian
April – 2010
- Terdapat hubungan antara pelayanan kesehatan program puskesmas keliling dan tingkat kesadaran hidup sehat yang dinilai dari aspek sikap, pengetahuan dan tindakan.
2014
- Pendidikan berhubungan
30 Provinsi
Cross
16.021
penelitian Variabel tergantung : Pelayanan kesehatan Variabel bebas : Program puskesmas keliling, Tingkat kesadaran hidup sehat Variabel
Indonesia
sectional
responden
bebas : Usia,
dengan kunjungan pasien ke
jenis
puskesmas.
Tangerang
71 kepala keluarga
Selatan
Supardi S
Lama waktu
agustus
kelamin, pekerjaan,
- Ekonomi berhubungan
ekonomi,
kunjungan pasien ke
pendidikan
puskesmas
17
Variabel
- Pekerjaan berhubungan
tergantung :
dengan kunjungan pasien ke
kunjungan
Puskesmas
pasien ke Achmad
Binjai
Deskriptif
Rifai
Rachmawati
Makasar
Cross Sectional
100 responden
95 responden
puskesmas Variabel tergantung : Pemanfaatan pelayanan puskesmas, Variabel bebas : biaya berobat, lokasi, fasilitas, perilaku petugas dan perilaku dokter
Variabel tergantung :
Desember 2004
- Terdapat hubungan antara perilaku petugas dan pemanfaatan pelayanan kesehatan - Terdapat hubungan antara perilaku dokter dan pemanfaatan pelayanan kesehatan - Tidak terdapat hubungan antara biaya berobat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan
Maret, 2014
- Terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dan
18
Pemanfaatan pelayanan kesehatan Variabel bebas : Struktur social, keyakinan, pendapatan, pengetahuan Mujahidah
Sulawesi Selatan
pemanfaatan pelayanan kesehatan. - Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
April, 2013 Cross Sectional
86
Variabel tergantung : pemanfaatan pelayanan kesehatan Variable bebas : perilaku konsumen
Terdapat hubungan antara sikap konsumen dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
19
2.6
KERANGKA TEORI
Karakteristik Usia sosiodemografi Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan Pendapatan
Pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling
Perilaku terhadap Sikap keliling puskesmas Pengetahuan Tindakan
Mutu Pelayanan Kehandalan Puskesmas keliling Daya tanggap Jaminan Empati Fasilitas Fisik Gambar 2. Kerangka Teori
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1
Kerangka konsep Karakteristik sosiodemografi Usia Jenis kelamin
20
Pendidikan Pekerjaan Pendapatan
Pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling
Perilaku terhadap Sikap keliling puskesmas Pengetahuan Tindakan Gambar 3. Kerangka Konsep 3.2
Variabel Penelitian 3.2.1
Variabel Tergantung : Pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling
3.2.2
Variabel bebas : perilaku (sikap, pengetahuan, dan tindakan) terhadap puskesmas keliling
3.2.2.1.Karakteristik sosiodemografi subjek : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan
21
3.3
DEFINISI OPERASIONAL Tabel 2. Definisi operasional
Variabel penelitian
Definisi operasional
Cara pengukuran
Alat ukur
Skala pengukuran
Hasil pengukuran
Pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling
Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pemakai jasa pelayanan kesehatan
Wawancara dan Kuesioner
Kuesioner
Nominal
1. Ya 2. Tidak
Usia
Lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan)
Wawancara dan Kuesioner
Kuesioner
Ordinal
1. 20-40 tahun 2. 40-60 tahun 3. > 60 tahun
Jenis Kelamin Status gender yang dibawa sejak lahir berupa laki-laki ataupun perempuan
Wawancara dan kuesioner
Kuesioner
Nominal
1. Laki-laki 2. Perempuan
Referensi
Hoetomo, 2005
22
Pendidikan
Proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk tingkah laku lainnya di dalam lingkungan masyarakat.
Wawancara dan kuesioner
Kuesioner
Ordinal
1.Tidak sekolah 2.SD 3.SMP 4.SMA 5.Sarjana/diploma
Pekerjaan
Kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan barang atau jasa.
Wawancara dan kuesioner
Kuesioner
Nominal
1.Tidak bekerja 2.Ibu rumah tangga 3.pegawai negeri 4.pegawai swasta 5.lainnya
Pendapatan
Penghasilan/upah ratarata per bulan yang didapatkan dibandingkan dengan beban keluarga
Wawancara dan kuesioner
Kuesioner
Ordinal
1. <1.000.000 2. 1.000.0002.000.000 3.<2.000.000
Perilaku dalam aspek Pengetahuan terhadap pelayanan kesehatan
Hasil ‘tahu’ yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek.
Wawancara dan Kuesioner
Kuesioner
Ordinal
1.Baik 2.Cukup 3.Kurang
Azwar, 2007
Notoatmodjo, 2007
23
Perilaku dalam aspek sikap terhadap pelayanan kesehatan
Reaksi atau respon seseorang terhadap pelayanan kesehatan
Wawancara dan Kuesioner
Kuesioner
Ordinal
1.Sangat setuju 2.Setuju 3.Kurang setuju 4.Tidak setuju 5.Sangat tidak setuju
Notoatmodjo, 2003
24
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ini merupakan penelitian analitik untuk mengetahui hubungan antara perilaku masyarakat mengenai puskesmas keliling dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling. Penelitian ini menggunakan studi observasional dengan desain potong lintang atau cross-sectional dengan variabel tergantung yaitu pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling dan variabel bebas yaitu perilaku masyarakat dalam aspek sikap mengenai puskesmas keliling, perilaku masyarakat dalam aspek pengetahuan mengenai puskesmas keliling dan karakteristik sosiodemografi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan). 4.2 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RW 003 dan RW 005 Kelurahan Kuningan Barat dimulai dari April 2015 sampai dengan Mei 2015. 4.3 Populasi dan Sampel penelitian Populasi pada penelitian ini adalah kepala keluarga atau perwakilan dalam keluarga di RW 003 dan RW 005 Kelurahan Kuningan Barat, pemilihan sampel secara stratified random sampling dengan cara sampel dipilih secara acak untuk setiap strata, kemudian hasilnya dapat digabungkan menjadi satu sampel. Variabel yang digunakan untuk stratifikasi yaitu umur. Sampel dari penelitian adalah sebagian dari populasi yang memiliki kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut : Kriteria inklusi: 1. Bersedia untuk mengisi kuesioner dan bersedia untuk diwawancara. 2. Kepala keluarga/perwakilan yang berusia lebih dari 20 tahun.
Kriteria eksklusi :
25
1. Kepala keluaraga/perwakilan dalam keluarga yang memiliki keadaan atau penyakit yang menghambat dalam proses penelitian diantaranya karena kesulitan berbicara pada pasien stroke, afasia motorik, kecacatan fisik misalnya lumpuh. Perhitungan sampel pada penelitian ini dengan pencarian populasi infinit dan dilanjuti dengan pencarian populasi finit dan penambahan dari nilai drop out sebesar 10% dari populasi finit. Perhitungan populasi infinit pada penelitian ini menggunakan rumus:
Keterangan rumus diatas: No : besar sampel optimal yang dibutuhkan α
: pada tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96
p
: prevalensi yang menderita penyakit/peristiwa yang diteliti
q
: prevalensi yang menderita penyakit/peristiwa yang diteliti (1-p)
d
: akurasi dari ketepatan pengukuran Maka berdasarkan rumus di atas maka perhitungan populasi infinit pada
penelitian ini: p = 73% = 73/100 = 0,73
q = 1- p
26
= 1- 0,73 = 0,27
no
=
1,962 x 0,73 x 0,27 = 300 0,052
populasi infinit sebanyak 300 sampel Perhitungan populasi finit pada penetian ini menggunakan rumus:
Keterangan rumus diatas: N1 : populasi finit No : besar dari populasi infinit N : besar sampel populasi finit. Maka berdasarkan rumus di atas perhitungan populasi finit pada penelitian ini:
n
=
300
= 71
1 + 300 / 93 populasi finit sejumlah 71 sampel Dari hasil yang didapat akan ditambah kriteria drop out sebesar 10%. Perhitungan kriteria drop out pada penelitian ini: Penilaian drop out = 71 x 10/100 = 7,1 Maka dari populasi finit akan ditambah kriteria drop out sebesar 18 sampel.
27
Populasi keseluruhan yang akan diteliti pada penelitian ini: Jumlah sampel yang akan diteliti = populasi finit + kriteria drop out = 71 + 7 = 78 sampel Maka pada penelitian ini akan diteliti sebanyak 78 pasien yang ikut serta dalam Puskesmas Keliling. 4.4 Bahan dan Instrumen Penelitian
Data primer diperoleh dari kepala keluarga atau perwakilan dari keluarga di RW 003 dan RW 005 Kelurahan Kuningan Barat dengan mengisi kuesioner yang berisi karakteristik sosiodemografi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan), perilaku dalam aspek sikap mengenai puskesmas keliling, perilaku dalam aspek pengetahuan mengenai puskesmas keliling dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling, data yang didapat selanjutnya akan diolah dan dianalisis. 4.5 Analisis data 4.5.1 Analisis univariat Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi variabel dependen yaitu pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling dan variabel independen yaitu karakteristik sosiodemografi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan), perilaku dalam aspek sikap mengenai puskesmas keliling dan perilaku dalam aspek pengetahuan mengenai puskesmas keliling. 4.5.2 Analisis bivariat Analisis bivariat untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variable dependen dan independen. Analisis bivarat ini menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 5%. Bila P-value <0,05 maka hasil perhitungan secara statistik menunjukan adanya hubungan antara variabel pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling dan variabel karakteristik sosiodemografi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan), perilaku dalam aspek sikap mengenai puskesmas keliling dan perilaku dalam aspek pengetahuan mengenai puskesmas 28
keliling. Jika P-value >0,05 maka hasil perhitungan secara statistik menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling dan variabel karakteristik sosiodemografi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan), perilaku dalam aspek sikap mengenai puskesmas keliling dan perilaku dalam aspek pengetahuan mengenai puskesmas keliling. Analisa data dalam penelitian ini akan menggunakan program Statistics Program for Social Science (SPSS) for Windows versi 20.0. 4.6 Alur kerja penelitian Pasien yang berkunjung ke Puskesmas Keliling Pengumpulan Data
Wawancara dan kuesioner pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling
Wawancara dan kuesioner
karakteristik sosiodemografi, perilaku dalam aspek sikap dan pengetahuan mengenai puskesmas keliling pengetahuan mengenai
Analisis Data
Gambar 3. Alur penelitian 4.7 Etika penelitian Proses penelitian dimulai dengan informed consent. Informed consent dalam penelitian ini dengan memberikan penjelasan secara lisan kepada responden yaitu
29
kepala keluarga atau perwakilan dari keluarga di RW 003 dan RW 005 Kelurahan Kuningan Barat mengenai tujuan serta manfaat dari penelitian yang peneliti akan lakukan. Apabila responden setuju maka responden akan diberikan lembar persetujuan untuk di tanda tangani oleh reponden sebagai tanda setuju ikut serta dalam penelitian. Pada lembar persetujuan juga terdapat penjelasan mengenai proses kelangsungan dari penelitian untuk menghindari kesalahpahaman dalam proses penjelasan secara lisan. Setelah mendapatkan tanda persetujuan dari kepala keluarga atau perwakilan dari keluarga di RW 003 dan RW 005 Kelurahan Kuningan Barat maka penelitian akan dilanjutkan baik dengan wawancara ataupun kuesioner. Pada penelitian ini responden akan mendapatkan jaminan kerahasiaan dari data yang akan didapatkan dari responden. Data tersebut hanya dapat dilihat oleh seseorang yang bersangkutan dari proses penelitian seperti peneliti dan dosen pembimbing.
DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kebijakan dasar Puskesmas ( Menuju Indonesia sehat 2010 ). Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta. 2003. 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Data Dasar Puskesmas keadaam Desember
2013.
Available
at
:
www.depkes.go.id/DataDasarPuskesmasPenganta2013pdf. Accessed April 07, 2015.
30
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. PERMENKES No 75 Tahun 2014
tentang
Puskesmas.
Available
at
:
www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/PMK-No-75-Th-2014-ttgPuskesmas.pdf. Accessed April 06, 2015. 4. Purba, Risma Oktoria. 2009. Perilaku Masyarakat terhadap Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas Pembantu di Desa Jaharun A Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009. 5. Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat. Laporan Tahunan Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat Tahun 2012. Jakarta: Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat; 2013. 6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Laporan Riskesdas Nasional 2010.
Available
at
:
http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/download/TabelRiskesdas2010.pdf. Accessed April 06,2015. 7. Salmawati. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi tingkat kepuasan terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien Askes Sosial dan Askeskin di Instalasi Rawat Inap RSUD Sawah Lunto.2006. 8. Rifai, Achmad. 2005. Pengaruh Persepsi Masyarakat terhadap Pemanfaatan Pelayanan Pengobatan di Puskesmas Binjai Kota. Tesis-Pasca sarjana Usu, Medan. 9. Sudibyo Supardi, Rini Sasanti, Handayani. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pasien berobat ke Puskesmas. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan 2008:1:11-8. 10. Departemen Kesehatan RI. Laporan Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007. Jakarta: Depkes RI; 2007. 11. Effendi, F dan Makhfudi.
Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta:
Salemba Medika; 2009. 12. Syafriadi, Kusnanto H, Fuad A. Pemanfaaatan Puskesmas Baru di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu. 2008 13. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2012. 31
14. Solikhah. 2008. Hubungan Kepuasan Pasien Dengan Minat Pasien Dalam Pemanfaatan Pelayanan Pengobatan. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta. Vol 11 : 192-199 15. Andersen, Ronald, et all. 1975. Equity in Health Service, Empirical Analysis Social Policy. Ballinger Publishing. Cambridge Mass 16. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. 17. Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta 18. Saragih R. Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Pelayanan Puskesmas Di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. JDA.2010:59-68. 19. Departemen Kesehatan RI, Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I, Sistem Upaya Kesehatan Puskesmas, Jakarta, 2005 20. Sholihin, N. Faktor-faktor pemanfaatan pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) II Tambak kecamatan tambak kabupaten Banyumas. Majalah kedokteran universitas muhammadiyah purwokerto. 2008: 1-2. 21. Departemen Kesehatan RI. Sistem Kesehatan Nasional 2004. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2004. 22. Departemen Kesehatan RI. Laporan Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007. Jakarta: Depkes RI; 2007. 23. Effendi, F dan Makhfudi. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika; 2009. 24. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2012. 25. Kementerian Kesehatan RI. Data Dasar Puskesmas Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2013. 26. Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan. Laporan Kegiatan Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan Tahun 2013. Jakarta: Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan; 2014. 27. Budi, D.S. 2010.Efisiensi Relatif Puskesmas-Puskesmas di Kabupaten Pati Tahun 2009 [tesis]. Jakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
32
28. Wasis B, Agus Suprapto, Sarwanto, dkk, 2005. Pengembangan Model Rekruitmen dan Pendayagunaan Tenaga Keperawatan di Daerah Terpencil. Surabaya: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan Abstrak Hasil penelitian 2005. 29. Ristrini, Sulistyowati, Siswanto, dkk. 2004. Intervensi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penumbuhkembangan Upaya Kesehatan yang Berbasis masyarakat Miskin di Pedesaan Dalam rangka ”Making Pregnancy Safer”. Surabaya: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan. Laporan Akhir Penelitian. 30. Handayani L, Evie S, Siswanto, dkk. 2006. Upaya Revitalisasi Pelayanan Kesehatan Puskesmas dan jaringannya dalam rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan. Surabaya:Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan. Laporan Akhir Penelitian 31. Timyan Judith, et al., 1997. Akses pelayanan: Bukan Sekedar Jarak Masalah Jarak. Dalam: Kesehatan Wanita, Sebuah Perspektif Global. Editor: Marge Koblinsky, Judith Timyan, Jill Gay. Jogjakarta, GadjahMada University Press. 32. Wasis B, Agus Suprapto, Ristrini, 2007. Studi tentang Rekruitmen, Seleksi dan Alokasi Kegiatan Tenaga Keperawatan di Daerah Terpencil di Jatim dan NTT.Surabaya: Pusat Penelitian dan PengembanganSistem dan Kebijakan Kesehatan Buletin Sistem Kesehatan. Vol. 10 No. 2 April 2007. 33. Ayuningtyas,2006, Sistem Pemberian Insentif yang Berpihak pada Sumber Daya Manusia Kesehatan di Derah Terpencil, Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. Vol 9, No. 02 Juni 2006 PP: 90. 34. Herlina, 2006, Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dasar puskesmas di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2006,Tesis, FKM UI, Jakarta 35. Hartati, Tjahjono Kuntjoro, 2007, Mutu Pelayanan Puskesmas Dengan Pembebasan Tarif Retribusi Di Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara, Working Paper Series No.04, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
33
36. Iwan, Ali Ghufron Mukti, Sigit Riyarto, 2008,Evaluasi Besaran Premi Terhadap Kesesuaian Paket Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Daerah, Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, No. 02 Juni l 2008, Vol.11 p.49 -57 37. Jauhari, 2004, Analisis hubungan antara tingkat Kepuasan dengan keinginan pasien kembali memanfaatkan pelayanan Rawat Inap RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung, Tesis, FKM UI, Jakarta. 38. Gani,Ascorbat, 2005, Demand for Health services in Rural Area of Karang Anyar Regency, Central Java,Indonesia, Thesis for Doctor of Public Health, Jhons Hopkins University,Baltimore,Maryland,222 hlm. 39. Rofianti. Kepuasan Pasien Baru di Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru Provinsi Riau. MIKM Undip Semarang (Tesis) 2007)Panduan, 2004 40. Jacobalis, Samsi., Beberapa Teknik dalam Manajemen Mutu, Manajemen Rumah Sakit, Universitas Gadjahmada, Yogyakarta, 2008 41. Gifari, A.B., Manajemen Umum Rumah Sakit, ManajemenPerumahsakitan. Irsjan, Jakarta, 2005 42. Bennet , F.J., Diagnosa Komunitas dan Program Kesehatan,. Penerjemah Andi Harsono, Yayasan Esentia Medika, Jakarta. 2005. 43. Purwanto, Heri., Komunikasi Untuk Perawat, Peneribit EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 2005 44. Sunu, Pramudya, Peran SDM Dalam Penerapan ISO 9000, Kajian Peran SDM Dengan Pendekatan TQM, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2005. 45. Perry, Anne Griffin; Patricia A. Potter., Ketrampilan dan Prosedur Dasar (Pocket Guide ti Basic Skills and Procedures), Penerbit EGC, Peneribit Buku Kedokteran, Jakarta, 2008. 46. Gunarsa, Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2003 47. Ibrahim, B., TQM Panduan Untuk Menghadapi Persaingan Global,. Djambatan, Jakarta Center, Jakarta, 2010.
34
48. Ellis, Roger B; Gates, Robert J dan Kenworhy, Neil. Komunikasi Interpersonal Dalam Keperawatan, Teori dan Praktik, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 2010. 49. Parasuraman, A., Zeithaml, VA., Berry, L.L., SERVQUAL : A Multipleitem Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality, Journal of Retailing, 64 (1) : 12-41, 2005 50. Notoatmodjo, S, Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta, 2010 51. Febriyanti, Sri. Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan RSUD Muara Labuh tahun 2005. Skripsi. PSIKM Universitas Andalas Padang Tahun 2005 52. Haryono, E., 2005. Hubungan Persepsi Terhadap Kualitas Pelayanan dengan Minat Pemanfaatan Pelayanan Rawat Inap Puskesmas & BPS di Tapteng (Tesis Pascasarjana), UGM. 53. Suryatno, H. Persepsi Peserta Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang D.I. Yogyakarta, Tesis S2 IKM UGM, Yogyakarta. 2004. 54. Bryant, C., Kent, E.B., Lindenberger, J., and Schroiher, J.M. Increasing Consumer Satisfaction. Marketing Health Services.2005;15(6):5–17. 55. Syarief, O.R. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan di Rumah Sakit:Studi Kasus Al-Islam Bandung, Tesis S2 ITB, Bandung. 2008. 56. Ingerani, dkk,. Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Kesehatan di Propinsi DKI Jakarta. Laporan Penelitian Kerjasama Dinkes Prop. DKI Jakarta dan Badan Litbangkes Depkes RI, Jakarta, 2005. 57. Harun, Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Mutu Pelayanan Rumah Sakit Nirmala Suri Sukohardjo dengan Methode Servqual, Tesis Kajian Administrasi Rumah Sakit, FKMUI, Depok, 2004. 58. Aflah R, Kepuasan Pengunjung Usia Lanjut pada pelayanan pengobatan Puskesmas Kelurahan di Kotamadya Jakarta Timur, Tesis, FKMUI, Depok, 2005. 59. Endang H, Hubungan antara Mutu Proses Pelayanan Obat dengan Pengetahuan Penggunaan Obat Pasien dan Kepuasan Pasien di Puskesmas Pamulang dan
35
Puskesmas Paku Haji Kabupaten Tangerang, Tesis Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKMUI, Depok, 2008. 60. Gde Muninjaya,A.A, 2004, Survey Kepuasan Pengguna Jasa Pelayanan Kesehatan Perjan Rumah sakit Sanglah Denpasar, Jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan
Fakultas
Kedokteran
UGM
Vol.07/No.03/september/2005 p:115 – 123 61. Nirmala AA dan Muninjaya AAG., 2006, Tantangan Dalam Mengembangkan Universal Coverage Pembiayaan Kesehatan Masyarakat di Indonesia; Studi Kasus di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Denpasar : UPLEK FK Unud. 62. Gani,Ascobat,2006, Aspek ekonomi dalam pelayanan kesehatan, Makalah Kongres VI PERSI Hospital Expo , November 1993, Cermin Dunia Kedokteran, Edisi Khusus No. 90, 2006 63. Pohan,Imbalo S.,MPH,MHA,Dr,2006,Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-dasar
Pengertian
dan
Penerapan,Penerbit
Buku
Kedokteran
EGC,Jakarta 64. Razak, Amran,2005, Demand terhadap pelayanan kesehatan pada masyarakat pantai di Kotamadya ujung Pandang Tahun 2005,Tesis,FKM UI,Jakarta 65. Chriswardhani S, 2006, Pengembangan Indikator Kepuasan Pasien Rumah Sakit Dipropinsi Jawa Tengah, Riset Pembinaan Kesehatan Kerjasama FKM UNDIP dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI. 66. Danim, S , 2007, Metode Penelitian untuk Ilmu – ilmu Perilaku, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta 67. Dawud, 2008, “Peran Proses Manajemen Dalam Pengembangan Mutu Pelayanan Rumah Sakit”, Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia, No. 1 Vol. 1 68. Dirjen Yankesmas, 2008, Pokok Pikiran Kebijaksanaan Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan, Seminar Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Agustus 2008. 69. Faida, 2008, Analisis Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Memanfaatan Jasa Pelayanan Poli Umum di Rumah Sakit
36
Pemerintah dan Swasta sebagai Dasar Penyusunan Strategi Pemasaran, Tesis S2 Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta 70. Gerson, R.F., 2005, Mengukur Kepuasan Pelanggan, Panduan Menciptakan Pelayanan Bermutu. Penerbit PPM, Jakarta. 71. Kuswardani, 2006, Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan Jasa Puskesmas Melalui Pendekatan Dimensi Kualitas Jasa, tesis S2 Program Pasca Sarjana Magister Manajemen UNDIP Semarang. 72. Maya Ratri, 20008, Determinan Kepuasan Pasien Poliklinik Gigi dan Mulut RSI Pondok Kopi Jakarta Timur, Tesis S2 Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.
37