HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT KELURAHAN IMANDI DENGAN TINDAKAN PEMANFAATAN PUSKESMAS IMANDI Ni Putu S. Fratika*, Jane M. Pangemanan*, Jimmy Rumampuk* *Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Latar belakang:Puskesmas adalah unit pelaksana tehnis (UPT) dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.Puskesmas adalah salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan kepada masyarakat.Nilai pemanfaatan puskesmas sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat dan kegiatan sumber daya manusia.Diketahui dalam 1 tahun terakhir terjadi penurunan pemanfaatan puskesmas Imandi oleh masyarakat hingga 4,43%.Beberapa kondisi yang dapat diduga menyebabkan rendahnya pengetahuan masyarakat untuk berobat di Puskesmas diantaranya karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat sehingga pemahaman mereka tentang manfaat pelayanan puskesmas masih kurang Metode penelitian :Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional study. Sampel berjumlah 92 responden yang diambil secara purposive sampel.Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Analisis hubungan menggunakan uji chi squaredengan CI 95% dan α = 0,05. Hasil penelitian:Hasil menunjukkan bahwa sebesar 92,4% responden memiliki pengetahuan tentang fungsi Puskesmas yang baik, sebesar 92,4% memiliki sikap yang baik terhadap Puskesmas, memiliki tindakan pemanfaatan Puskesmas yang baik sebesar 80,4%. Analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square menghasilkan hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan pemanfaatan Puskesmas dengan nilai p= 0,000 dan hubungan antara sikap dengan tindakan pemanfaatan Puskesmas dengan nilai p= 0,000. Kesimpulan:terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan sikap masyarakat dengan tindakan pemanfaatan puskesmas Imandi.Peneliti menyarakan agar masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah yaitu melalui sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama/dasar (Puskesmas). ABSTRACTION Background of Belakang:Puskesmas is unit executor of tehnis ( UPT) of Public Health Service sub-province/town which carry out development of health in one or some of district region. Puskesmas is one of the tip of lance service of health to society. Assess exploiting of puskesmas very determined by role and also society and activity of resource of manusia. in 1 the last year happened degradation of exploiting of Imandi puskesmas by society till 4,43%. Some condition of able to be anticipated by low causing of him knowledge of society to medicinize in Puskesmas among others because lowering of storey; level education of society so that the understanding of them about benefit service of puskesmas still less Method research : This research represent analytic survey with device of cross study sectional. Sampel amount to 92 taken responder by purposive sampel.Data taken by using kuesioner. Relation/Link analysis use test of chi CI square 95% and = 0,05. Result of penelitian:Hasil indicate that equal to 92,4% responder have knowledge about function of Puskesmas good, equal to 92,4% owning attitude which do well by Puskesmas, owning action exploiting of good Puskesmas equal to 80,4%. Bivariate analysis by using test of chi square yield.knowledge storey;level with action exploiting of Puskesmas with value of p= 0,000 and attitude with action exploiting of Puskesmas with value of p= 0,000. conclution: have a meaning of society attitude and knowledge with action exploiting of Imandi. Peneliti fig puskesmas society to expected can improve exploiting of service of health provided by government that is passing medium service of health of first storey. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan Pemanfaatan Puskesmas.
PENDAHULUAN Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dibangun untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh dan terpadu bagi seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah kerjanya (Muninjaya, 2004).Pemerintah mengembangkan puskesmas dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang sebagian besar masih tinggal di pedesaan. Sebelum era tahun 70-an, kebijakan pembangunan sarana pelayanan kesehatan lebih banyak diarahkan untuk membangun Rumah Sakit yang umumnya terletak diperkotaan sehingga tidak mudah diakses oleh sebagian besar masyarakat yang tinggal di pedesaan (Muninjaya, 2004).Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya menyelenggarakan pelayanan kesehatan.Adapun yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah segala upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam 1
satu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarkat (Azwar, 1999).Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan, yang disebut sarana atau pelayanan kesehatan (health service). Perilaku merupakan faktor kedua terbesar setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat.Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.karena pada dasarnya kesehatan bukan hanya untuk diketahui atau disadari dan disikapi, melainkan harus dikerjakan/dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena meskipun kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi tentang kesehatan, namun praktek tentang kesehatan atau perilaku hidup sehat masyarakat masih rendah (Notoatmodjo, 2010). Tahun 2012 terdapat 9.422 Puskesmas, yang terdiri dari 3.061 Puskesmas perawatan, dan 6.361 Puskesmas non perawatan yang tersebar di Indonesia (Anonimous, 2012). Sulawesi Utara memiliki 176 Puskesmas dan 14 Puskesmas diantaranya yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow (Anonimous, 2012). Menyadari Puskesmas di tengah-tengah masyarakat sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan seharusnya diimbangi dengan kecenderungan masyarakat untuk memanfaatkan Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan semakin besar.Akan tetapi kondisi yang terjadi bahwa pelayanan Puskesmas belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat.Hal ini terbukti dari rendahnya jumlah kunjungan masyarakat dalam memanfaatkan Puskesmas. Dalam 1 tahun terakhir dapat dilihat perbandingan pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan pada bulan Januari-Juni terdapat 2.248 kunjungan pasien, Sementara pada bulan Juli–Desember terjadi penurunan pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas Imandi dengan jumlah kunjungan 2.058, baik pada pasien asuransi kesehatan (Askes) dan juga pasien yang dikenakan biaya berobat (out of pocket)(Puskesmas Imandi, 2012).Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat kelurahan Imandi dengan tindakan pemanfaatan Puskesmas Imandi Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow. METODE Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectionalatau potong lintang.Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret-Mei 2013.Populasi pada penelitian ini yaitumasyarakat di Kelurahan Imandi,dimana kelurahan Imandi terdiri atas empat lingkungan. Populasinya yaitu kepala keluarga yang tinggal di Kelurahan Imandi.Jumlah kepala keluarga yang ada di Kelurahan Imandi yaitu sebanyak 1.160 Kepala Keluarga.Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel secara purposive sampledidasarkan pada suatu petimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri (Saryono, 2011).Dalam menentukan jumlah sampel dari populasi digunakan rumus: N n= 1 + N (𝑑2 ) Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = Derajat penyimpangan 0,1 (10%) Jadi, 1160 n= 1 + 1160 (0,12 ) 1160 n= 1 + 1160 (0,01) 1160 n= 1 + 11,6 2
1160 12,6 n = 92 Responden Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 92 responden. Kriteria Sampel: 1. Kriteria Inklusi a. Minimal tinggal 6 bulan di kelurahan Imandi b. Bersedia menjadi responden dengan menandatangani Informed Consent. c. Bisa membaca dan menulis. d. Kepala keluarga. e. Dapat berkomunikasi dengan baik (tidak sakit berat, hilang kesadaran serta tidak mengalami gangguan jiwa). 2. Kriteria Eksklusi a. Tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Variabel Penelitian: 1. Variabelindependen (Variabel bebas) yaitu: pengetahuan dan sikap masyarakat Kelurahan Imandi. 2. Variabel dependen (Variabel terikat) tindakan pemanfaatan Puskesmas Imandi. Data primer dikumpulkan dengan melakukan wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner. Data sekunder adalah data dari kelurahan Imandi mengenai jumlah penduduk dan profil puskesmas Imandi. Instrumen penelitian: a. Perangkat alat tulis Terdiri dari buku tulis, ballpoint, pensil, penghapus dan lain-lain, yang digunakan untuk mencatat informasi yang dianggap penting untuk keperluan penelitian yang didapat dilapangan. b. Kuesioner Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden yang bersedia memberikan jawaban sesuai dengan permintaan peneliti.komputer, sebagai alat pengolah data dan penyusunan laporan. Analisis data: 1. Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel tergantung dari jenis datanya.Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini yaitu karakteristik responden, pengetahuan, sikap dan tindakan pemanfaatan Puskesmas. 2. Analisis bivariat Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi.Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat Kelurahan Imandi dengan tindakan pemanfaatan Puskesmas Imandi dengan menggunakan bantuan program SPSS uji statistic (chi-square). n=
HASIL Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Imandi Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow terletak di kelurahan Imandi dengan luas wilayah kerja ±81.560 M², bertanggung jawab atas 11 Desa/Kelurahan dalam wilayah kerjanya.Kelurahan Imandi Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kelurahan yang termasuk dalam wilayah kerja dari Puskesmas Imandi dengan luas wilayah ±15.400 M² dengan jumlah lingkungan sebanyak empat lingkungan. Tabel 1. Persentase Pengetahuan Responden Pengetahuan n % Baik Tidak baik Total
85
92,4 7,6
7 92 3
100
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang baik dari keseluruhan responden adalah sebanyak 85 orang (92,4%) sedangkan yang memiliki pengetahuan yang tidak baik sebanyak 7 orang (7,6%). Tabel 2. Persentase Sikap Responden Sikapn % Setuju Tidak Setuju Total
85
92,4
7
7,6 100
92
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki Sikap yang baik dari keseluruhan responden adalah sebanyak 85 orang (92,4%) sedangkan yang memiliki Sikap yang tidak baik sebanyak 7 orang (7,6%). Tabel 3. Persentase Tindakan Responden Tindakann % Baik Tidak baik Total
74 18
80,4 19,6
92
100
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki Tindakanpemanfaatan puskesmas adalah sebanyak 74 orang (80,4%) lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki tindakan tidak memanfaatkan puskesmas sebanyak 18 orang (19,6%). Tabel 4.Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Tindakan Pemanfaatan Puskesmas ImandiKecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow.
Pengetahuan Baik Tidak Baik Total
Tindakan Pemanfaatan Puskesmas Baik Tidak Baik n % n % 73 85,9 12 14,1 1 14,3 6 85,7 74 100 18 100
Total p n
%
85 7 92
100 100 100
0,000
Berdasarkan Tabel 4 dapat dinyatakan bahwa tindakan pemanfaatan puskesmas yang tidak baik pada responden yang berpengetahuan tidak baik sebesar 85,7% (6 orang) sedangkan tindakan pemanfaatan puskesmas yang baik pada responden yang berpengetahuan tidak baik sebesar 14,3% (1orang). Hasil penelitian pada data diatas menggunakan uji chi square serta diperoleh p<0,05 yaitu 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pemanfaatan puskesmas.
4
Tabel 5. Hubungan Antara Sikap dengan Tindakan pemanfaatan puskesmas Imandi. Tindakan pemanfaatan Total Puskesmas Sikap Baik Tidak Baik n % n % n % Baik 73 85,9 12 14,1 85 100 Tidak Baik 1 14,3 6 85,7 7 100 Total 74 100 18 100 92 100
p
0,000
Hasil pada Tabel 5 menggambarkan bahwa sikap tidak baik terhadap tindakan pemanfaatan puskesmas yang tidak baik pada masyarakat yakni 85,7% (6 orang) sedangkan yang memiliki sikap yang baik dan memiliki tindakan pemanfaatan puskesmas yang tidak baik sebanyak 14,1% (12 Orang).Hasil penelitian pada data diatasmenggunakan uji chi square serta diperoleh p<0,05 yaitu 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara sikap dengan tindakan pemanfaatan puskesmas. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh responden yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas ada 74 responden (80,4%) dan yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas 18 responden (19,6%).Dari angka-angka ini menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat Kelurahan Imandi memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Kesehatan merupakan tanggung jawab Negara dan semua pihak dan jaminan dari kebijakan social dan ekonomi yang bertujuan untuk memperkecil angka kesakitan dan resiko umum lainnya serta sanggup bertindak dan melayani dalam melakukan promosi, pencegahan, dan pemulihan (WHO,2005). Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang yang sakit dan/atau terkena masalah kesehatan pada dirinya atau keluarganya, untuk mencari penyembuhan, atau untuk mengatasi masalah kesehatan yang lainnya. Puskesmas merupakan salah satu institusi kesehatan dasar yang paling dekat dengan masyarakat. Pemberian informasi atau pesan kesehatan dan penyuluhan kesehatan dengan tujuan memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan yang diperlukan oleh seseorang atau masyarakat, sehingga akan memudahkan terjadinya perubahan kearah perilaku sehat. Pembangunan kesehatan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan peran serta dan perubahan perilaku masyarakat dalam menunjang kesehatan (Farich, 2012). Teori lain tentang pencarian pelayanan kesehatan oleh individu atau masyarakat adalah teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (1993). Teori tersebut mengemukakan bahwa beberapa cara yang dilakukan individu dalam bereaksi atau bertindak dalam menghadapi penyakit adalah tidak bertindak, bertindak mengobati sendiri, mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan modern baik pemerintah atau swasta. Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi sehat sakit sangat berkaitan dengan mencari pengobatan. Pokok pikiran tersebut akan mempengaruhi penggunaan fasilitas pelayanan yang disediakan. Hasil penelitian menggunakan uji chi square serta diperoleh p<0,05 yaitu 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pemanfaatan puskesmas maka hipotesis diterima. Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010). Disetiap wilayah masyarakat sudah terdapat berbagai tempat pelayanan kesehatan ataupun tempat berobat dari mulai bidan desa, posyandu, puskesmas pembantu, puskesmas, klinik dokter dan rumah sakit.Dalam memilih berbagai pelayanan kesehatan ini masyarakat memiliki hak ataupun kebebasan untuk sarana berobat mereka, yang mana disesuaikan dengan keadaan ekonomi dan kebutuhan mereka sendiri. Perubahan perilaku kesehatan melalui cara pendidikan atau promosi kesehatan diawali dengan cara pemberian informasi-informasi kesehatan. Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit, dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut. 5
Pengetahuan akan menimbulkan kesadaran mereka, dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya itu. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini memakan waktu lama, tetapi perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri (bukan karena paksaan). Persepsi masyarakat terhadap sehat-sakit erat hubungannya dengan perilaku pencarian pengobatan. Kedua pokok pikiran tersebut akan mempengaruhi atas dipakai atau tidak dipakainya fasilitas kesehatan yang disediakan. Apabila persepsi sehat-sakit belum sama dengan dengan konsep sehat-sakit kita, maka jelas masyarakat belum tentu atau tidak mau menggunakan fasilitas yang diberikan, bila persepsi sehat-sakit sudah sama dengan pengertian kita, maka kemungkinan besar fasilitas yang diberikan akan mereka pergunakan. Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas perlu ditunjang dengan adanya penelitian-penelitian social, budaya masyarakat, persepsi dan perilaku masyarakat tersebut terhadap sehatsakit dengan memberikan pendidikan kesehatan masyarakat. Dengan demikian pelayanan yang diberikan akan diterima oleh masyarakat. Hal tersebut didukung oleh pendapat Tombi (2012) bahwa ada hubungan yang bernakna antara pengetahuan dan sikap masyarakat Kelurahan Sindulang 1 dengan pemanfaatan Puskesmas Tuminting. Hasbi (2012), mengemukakan bahwa prasarana adalah tempat yang secara tidak langsung mendukung pelayanan kesehatan, dalam upaya mendukung pelayanan di Puskesmas diperlukan prasarana dan sarana yang memadai disesuaikan dengan kebutuhan.Sulityowati (2006) menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan tingkat pemanfaatan pelayanan. Hasil penelitian menggunakan uji chi square serta diperoleh p<0,05 yaitu 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara sikap dengan tindakan pemanfaatan puskesmas.Seperti telah disebutkan bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu factor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana (Notoatmodjo, 2010).Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perubahan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Menurut pendapat beberapa ahli, perilaku kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan penilaian terhadap objek kesehatan, selain itu perilaku kesehatan individu ditentukan juga oleh adanya orang lain yang dijadikan referensi serta sumber daya yang dapat mendukung perilaku seperti biaya, waktu dan tenaga. Hal ini mengandung makna bahwa sikap seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh social ekonomi saja tetapi juga oleh faktor-faktor yang lain seperti informasi, lingkungan dan termasuk pula kualitas interaksi social mereka di masyarakat. WHO (1999) menyatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku termasuk dalam hal pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah sumber daya dan sumber dana yang dimiliki antara lain kesempatan dan uang. Hasil penelitian Shobur (2005) yang menyatakan bahwa sebagian besar keluarga yang memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang memadai dan dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat adalah keluarga menengah yang dapat diartikan bahwa pengambilan keputusan pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan , keluarga juga mempertimbangkan pendapatan keluarga dan murahnya tempat pelayanan kesehatan. Penelitian Setyawan (2004) menyebutkan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan terkait juga dengan hal-hal antara lain biaya pengobatan, hasil pengobatan, kepercayaan kepada sarana pengobatan, kondisi waktu berobat, keberadaan sarana, pelayanan pengobatan, dan situasi di sarana pengobatan.Solikhah (2008) menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pasien. Menurut Andersen dan Newman (Tanpa Tahun), ada pengaruh social lain selain dari sistem pelayanan kesehatan yang secara langsung mempengaruhi penggunaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 76 (82,6%) yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas. Pemilihan pemanfaatan Puskesmas Imandi sebagai sarana pelayanan kesehatan prioritas tidak dapat terlepas dari pengaruh faktor pemilihan alternatif sarana pelayanan kesehatan lain, yaitu dengan adanya pilihan praktek dokter dan Bidan yang biaya pengobatannya juga masih dapat dijangkau oleh masyarakat dengan mutu pelayanan kesehatan yang baik. Selain itu kemungkinan ada faktor lain yang 6
tidak diteliti oleh peneliti yang mempengaruhi tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Imandi oleh masyarakat Kelurahan Imandi. Hasil observasi lapangan yang dilakukan, didapati bahwa di Kelurahan Imandi terdapat 2 tempat praktek dokter dan 2 bidan.Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada salah satu praktik dokter di Kelurahan Imandi, didapati bahwa biaya yang dikeluarkan pasien relatif masih bias dijangkau, walaupun memang lebih mahal daripada biaya yang dikeluarkan apabila berobat di Puskesmas Imandi. Kemungkinan lain yang mempengaruhi yakni waktu tunggu yang lama dan jam buka puskesmas Imandi yang sering terlambat merupakan salah satu penyebab masyarakat tidak memanfaatkan Puskesmas Imandi. Didukung oleh penelitian Yuliah (2001) menyatakan bahwa sikap petugas berhubungan dengan pemanfaatan Puskesmas. Menurut Notoatmodjo (2010), rendahnya utilisasi (penggunaan) fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit, Balai pengobatan, dan sebagainya tidak hanya disebabkan oleh faktor jarak antara fasilitas tersebut dengan masyarakat yang terlalu jauh (baik jarak secara fisik maupun social), tarif yang tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor masyarakat itu sendiri, diantaranya persepsi atau konsep dari masyarakat. Menurut penelitian Hermawan (2011) menyatakan bahwa walaupun banyak faktor penentu tingkat kesehatan masyarakat, tampaknya akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan memegang paranan penting.Nurcahyani (2000) menyatakan bahwa ada hubungan antara lama waktu tunggu dengan pemanfaatan pelayanan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengetahuan, sikap masyarakat dengan tindakan pemanfaatan Puskesmas di Kelurahan Imandi Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Sebagian besar Masyarakat di Kelurahan Imandi berpengetahuan baik mengenai fungsi dan pelayanan wajib di Puskesmas. 2. Sebagian besar sikap masyarakat di Kelurahan Imandi Setuju terhadap pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas 3. Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan masyarakat di Kelurahan Imandi dengan pemanfaatan Puskesmas Imandi. 4. Terdapat hubungan bermakna antara sikap masyarakat di Kelurahan Imandi dengan pemanfaatan Puskesmas Imandi. SARAN 1. Bagi Masyarakat Diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah yaitu melalui sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama/dasar (Puskesmas). 2. Bagi Puskesmas Imandi Sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama Puskesmas harus lebih meningkatkan pelayanan kesehatan. Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui promosi kesehatan atau edukasi kepada masyarakat dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat, khususnya mengenai pelayanan yang ada di Puskesmas. 3. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan dalam pembuatan penelitian lebih lanjut, dengan melihat baik dari jumlah sampel, metode penelitian, penambahan variabel yang lain serta karakteristik masyarakat dan daerah. DAFTAR PUSTAKA Depkes. 2012. Database Puskesmas. (Online) http://www.bankdata.depkes.go.id/puskesmas/public/report/createtablepti, diakses pada tanggal 6 Februari 2013
7
Farich, A. 2012.Manajemen Pelayanan Kesehatan masyarakat. Yogyakarta: Gosyen PublishingHadi, S. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Kemenkes, 2004.Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 128 tahun 2004, Kebijakan Dasar Puskesmas.Jakarta. Diakses pada tanggal 19 februari 2013 Koentjoro, T. 2007. Regulasi Kesehatan Indonesia. Yogyakarta: Andi Muninjaya, A. A. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Kedokteran EGC Notoatmodjo, S. 2010a. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2010b. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Profil puskesmas Imandi, Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2012. Saryono. 2011. Metodologi penelitian kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendekia Setiadi, 2007.Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta: Graha ilmu Suyanto, 2011.Metodologi dan aplikasi penelitian keperawatan. Yogyakarta: Nuha medika Santjaka,2011. Statistik penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha medika Muslimin, Pengaruh tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pemanfaatan puskesmas di Kelurahan Bahari Kecamatan Tomia Timur kabupaten Wakatobi Tahun 2009.Jurnal SELAMI IPS edisi nomor 27 volume 2 tahun juli 2009. Diakses tanggal 17 april 2013. Hasbi, Analisis hubungan persepsi pasien tentang mutu pelayanan dengan pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan puskesmas poncol kota semarang tahun 2012. Jurnal kesehatan masyarakat universitas diponegoro.http://ejournals1.undip.ac.id/index.php.jkm. Diakses pada tanggal 7 april 2013. Murtini, Hubungan sikap masyarakat wilayah kerja puskesmas dengan pemanfaatan pelayanan rawat inap di puskesmas mergangsan kota Yogyakarta. Fakultas kesehatan masyarakat universitas ahmad dahlan Yogyakarta. Diakses pada tanggal 2 februari 2013. Solikhah, hubungan kepuasan pasien dengan minat pasien dalam pemanfaatan ulang pelayanan pengobatan tahun 2008. Jurnal manajemen pelayanan kesehatan fakultas kesehatan masyarakat universitas ahmad dahlan yogyakarta. Diakses pada tanggal 8 februari 2013. Hermawan, analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan masyarakat berobat di puskesmas kecamatan buayan tahun 2011.Jurnal ilmiah kesehatan keperawatan.digilib.stikesmuhgombong.ac.id/download.php. Diakses pada tanggal 12 april 2013. Nurchayani, beberapa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan engobatan di puskesmas bandarharjo kota semarang tahun 2000. (Skripsi). eprints.undip.ac.id/5970/1/0924.pdf. Diakses pada tanggal 6 april 2013. Sukmawati, analisis faktor dominan pada pemanfaatan pelayanan kesehatan lansia dengan utilization of health service theory. (skripsi). Diakses pada tanggal 12 april 2013. Tombi, H. 2012. Hubungan antara karakteristik masyarakat kelurahan sindulang 1 dengan pemanfaatan puskesmas tuminting (jurnal). Manado: Universitas Sam Ratulangi Yuliah, pemanfaatan puskesmas ditinjau dari aspek pengguna jasa, penyelenggara pelayanan dan pendukung di puskesmas pasar kemis kabupaten tangerang tahun 2001.(Tesis) www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-73114.Diakses pada tanggal 12 april 2013.
8