HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN MATERI THAHARAH DENGAN KEBIASAAN HIDUP BERSIH PADA SISWA DI MTs NU 10 PENAWAJA PAGERUYUNG KAB. KENDAL TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh MUHAMAD CHABIB MUSTOFA NIM 11107138
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011
HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN MATERI THAHARAH DENGAN KEBIASAAN HIDUP BERSIH PADA SISWA DI MTs NU 10 PENAWAJA PAGERUYUNG KAB. KENDAL TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh MUHAMAD CHABIB MUSTOFA NIM 11107138
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
šú
ïÌÎdgsÜ tFßJ ø9$#= Ïtä†ur tûüÎ/º§qG9$#= Ïtä† ©! $#¨b Î)
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (Q.S Al-Baqarah: 222)
b $J „} #Þ © ŽqgÜ 9#
Bersuci adalah sebagian dari iman (Al-Hadits)
Hari ini adalah penentu masa depan anda
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk: v Kedua orang tuaku Bapak Muh. Amin & Ibu Siti Mabsus tersayang yang telah membesarkanku dengan penuh cinta dan kesabaran. v Istriku tercinta Alimatun Nisa’yang senantiasa mendampingi, membantu dan memberikan motivasi dalam segala hal. Terimakasih Istriku. v Sahabat-Sahabat BFF tercinta, M. A. Ibadullah, Masruri S. F, Kurnia Rahman, Ahmad Khotim, Innayah. Terimakasih atas dukungan dan motivasinya. v Keluarga besar PAI E ’07 yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu trima kasih atas motivasi kalian
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahi robil’alamin, segala puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Taufiq serta Hidayah-Nya yang tiada terhimgga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Antara Penguasaan Materi Thaharah Dengan Kebiasaan Hidup bersih Pada Siswa MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal Tahun 2011” Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia yang mana beliaulah sebagai Rosul utusan Allah untuk membimbing umat manusia dari zaman jahiliyah sampai pada zaman yang modern ini. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tuhas untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam(SPd.I) di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul “Hubungan Antara Penguasaan Materi Thaharah Dengan Kebiasaan Hidup bersih SPada Siswa MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal Tahun 2011” Penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Progdi PAI STAIN Salatiga.
3. Drs. Bahroni, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Karyawan-karyawati STAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan. 6. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual. 7. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikannya diterima disisi Allah SWT. Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnnya serta para pembaca pada umumnya. Salatiga, 17 September 2011 Penulis
MUHAMAD CHABIB MUSTOFA 11107138
ABSTRAK Mustofa, Muhamad Chabib. 2011. Hubungan Antara Penguasaan Materi Thaharah Dengan Kebiasaan Hidup Bersih Pada Siswa di MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal. Skripsi, Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs Bahroni, M.Pd Kata kunci: Penguasaan Materi Thaharah dan Kebiasaan Hidup Bersih. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui penguasaan materi thaharah dan kebiasaan hidup bersih pada siswa di MTs NU PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penguasaan materi thaharah di MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal tahun 2011. 2. Bagaimana kebiasaan hidup bersih pada siswa di MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal tahun 2011. 3. Apakah ada hubungan antara Penguasaan Materi Thaharah Dengan Kebiasaan Hidup Bersih Pada Siswa di MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal tahun 2011. Jenis penelitian ini adalah enis penelitian kuantitatif dan tehnik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode angket, tes dan dokumentasi. Subyek penelitian iniadalah siswa MTS NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal kelas VIII sebanyak 150 siswa. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penguasaan materu thaharah tergolong tinggi sebanyak 51% (38 siswa). Sedangkan kebiasaan hidup bersih siswa juga tergolong tinggi yaitu sebanyak 69% (52 siswa). Setelah dianalisis menggunakan product moment diperoleh nilai rxy sebesar 0,535, pada taraf signifikan antara Penguasaan Materi Thaharah Dengan Kebiasaan Hidup Bersih Pada Siswa di MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal tahun 2011.
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ....................................................................... ii JUDUL .............................................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN......................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................... vii KATA PENGANTAR ....................................................................... ix ABSTRAK……………………………………………………………….. ..........................................................................................................xi DAFTAR ISI ..................................................................................... xii DAFTAR TABEL.............................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xix Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4 D. Hipotesis .................................................................................... 4 E. Kegunaan Penelitian…………………………………………….. 5 F. Definisi Operasional................................................................... 5
G. Metode Penelitian ...................................................................... 8 H. Sistematika Penulisan Skripsi ..................................................... 13 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penguasaan Materi ..................................................................... 15 B. Thaharah .................................................................................... 17 1. Pengertian Thaharah ............................................................ 17 2. Alat Bersuci......................................................................... 18 3. Thaharah Dari Hadats .......................................................... 19 4. Thaharah Dari Najis ............................................................ 38 C. Materi Thaharah di MTs............................................................. 41 D. Kebiasaan Hidup Bersih ............................................................. 42 1. Kebersihan Badan dan Pakaian ............................................. 42 2. Kebiasaan Lingkungan Sekolah ............................................ 43 3. Kebiasaan Tempat Tinggal ................................................... 44 4. Kebiasaan Tempat Umum .................................................... 45 5. Kebiasaan Tempat Ibadah..................................................... 46 E. Hubungan Thaharah dengan Kebiasaan Hidup Bersih................ 47 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum ........................................................................ 49 1. Sejarah Singkat MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung ....... 49 2. Identitas Sekolah ................................................................. 49 3. Visi dan Misi Sekolah.......................................................... 50 4. Letak Geografis ................................................................... 51
5. Struktur Organisasi .............................................................. 51 6. Keadaan Guru...................................................................... 52 7. Sarana dan Prasarana ........................................................... 54 8. Keadaan Siswa .................................................................... 55 9. Prestasi yang Dicapai........................................................... 56 B. Penyajian Data .......................................................................... 57 1. Daftar Nama Responden ...................................................... 57 2. Data Mentah Hasil Penelitian .............................................. 59 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data Hubungan Penguasaan Materi Thaharah dengan Kebiasaan Hidup Bersih ................................................... 66 1. Data Penguasaan Materi Thaharah ........................................ 67 2. Data Kebiasaan Hidup Bersih Siswa ..................................... 76 B. Interpretasi Data ........................................................................... 89 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 90 B. Saran-Sarana ................................................................................ 91 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR TABEL
Tabel I
Daftar guru MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung
Tabel II
Sarana
dan
prasarana
MTs
NU
10
PENAWAJA
Pageruyung Tabel III
Daftar jumlah siswa MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung tahun ajaran 2011/2012
Tabel IV
Daftar nama responden
Tabel V
Data mentah penguasaan materi thaharah
Tabel VI
Data mentah kebiasaan hidup bersih
Tabel VII
Data penguasaan maeri thaharah
Tabel VIII
Interval penguasaan materi thaharah
Tabel IX
Nilai nominasi penguasaan materi thaharah
Tabel X
Komparasi penguasaan materi thaharah
Tabel XI
Data kebiasaan hidup bersih siswa
Tabel XII
Interval kebiasaan hidup bersih siswa
Tabel XIII
Nilai nominasi kebiasaan hidup bersih siswa
Tabel XIV
Komparasi kebiasaan hidup bersih siswa
Tabel XV
Tabel kerja untuk mencari koefisien antara variabel penguasaan materi thaharah (X) dan variabel kebiasaan hidup bersih siswa (Y)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
: Struktur organisasi MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Pustaka 2. Riwayat Hidup Penulis 3. Surat Ijin Penelitian 4. Surat Pernyataan telah meneliti 5. Lembar Konsultasi 6. Laporan SKK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama Allah yang mempunyai ajaran sempurna dan memperhatikan semua sisi kehidupan para pemeluknya. Hal ini terwujud dengan adanya ajaran tentang menjaga kebersihan atau thaharah. Thaharah juga mempunyai arti kebersihan sebagaimana pendapat Sumaji (2008:4), “Thaharah juga bermakna kebersihan dari sesuatu yang khusus di dalamnya dengan makna ta’abbudi kepada Allah SWT”. Pada pembahasan masalah ibadah khususnya shalat, thaharah menempati posisi yang sangat penting dalam pelaksanaannya, karena thaharah adalah syarat mutlak syah dan tidak syahnya shalat yang dilaksanakan oleh seorang muslim. Allah SWT telah berfirman:
öN ä3 yd qã_ ãr (#qè=Å¡ øî $sù Ío4qn=¢Á 9$#’n<Î)óO çFôJ è% #sŒÎ)(#þqãYtB#uä šú
ïÏ%©!$#$pkš‰r'¯»tƒ
’n<Î)öN à6 n=ã_ ö‘r&ur öN ä3 Å™ râäãÎ/(#qßs |¡ øB$#ur È, Ïù#tyJ ø9$#’n<Î)öN ä3 tƒÏ‰ ÷ƒr&ur 4’n?tã ÷rrÓyÌ ó£D NçGYä. b Î)ur 4(#rã£g©Û $sù$Y6ãZã_ öN çGZä. b Î)ur 4Èû÷üt6÷ès3 ø9$# öN n=sù uä!$|¡ ÏiY9$#ãM çGó¡ yJ »s9÷rr&ÅÝ Í¬!$tóø9$#z` ÏiB Nä3 YÏiB Ó‰ tn r&uä!%y` ÷rr&@xÿy™ öN à6 Ïd qã_ âqÎ/(#qßs |¡ øB$sù $Y6ÍhŠsÛ #Y‰ ‹Ïè|¹ (#qßJ £J u‹tFsù [ä!$tB (#r߉ ÅgrB
` Å3 »s9ur 8l tym ô` ÏiB Nà6 ø‹n=tæ Ÿ@ yèôf uŠÏ9ª! $#߉ ƒÌãƒ$tB 4çm÷YÏiB Nä3 ƒÏ‰ ÷ƒr&ur ÇÏÈ šc
rãä3 ô± n@öN à6 ¯=yès9öN ä3 ø‹n=tæ ¼çmtGyJ ÷èÏR§N ÏGãŠÏ9ur öN ä.tÎdgsÜ ãŠÏ9߉ ƒÌãƒ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”.(Q.S. Al-Maidah.6) Masing-masing kita tahu bahwa bila seseorang berbadan dan berpakaian kotor, maka akan menimbulkan rasa jijik di hati orang yang melihatnya. Begitu juga jiika seseorang ingin bertemu dengan raja atau presiden maupun orang-orang terkemuka, maka seyogyanyalah ia berusaha berpenampilan baik dengan pakaian yang bagus dan bersih serta membersihkan tubuhnya dari kotoran maupun bau yang tidak sedap. Sesungguhnya Allah yang maha bijaksana telah mewajibkan wudlu dan mandi supaya manusia ketika melaksanakan ibadah dalam keadaan bersih dari kotoran dan hal-hal yang menjijikkan. Selain itu para malaikat membenci seorang hamba yang mendirikan shalat sementara ia berpakaian kotor dan berbau badan yang tidak enak. Dengan kedudukan yang sangat penting dalam syari’at Islam, thaharah menjadi satu poin yang sangat penting didalam membedakan
antara Islam dengan agama yang lain. Agama-agama selain Islam tidak mempunyai perhatian yang sangat tinggi dan agung yang melebihi agama Islam dalam hal kebersihan. Islam dalam ajarannya sangat peduli dengan kebersihan manusia dari bangun tidur sampai beranjak tidur kembali. Disinilah letak ketinggian agama Islam. Dengan demikian, ketika agama Islam disebut sebagai agama yang kumuh, lusuh, jorok, dan lain sebagainya, hal ini terletak pada mampu dan tidaknya seorang muslim mengimplementasikan ajaran-ajaran Islam di dalam kehidupannya. Melihat kondisi lingkungan di MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung yang tertata rapi dan bersih, timbul pertanyaan apakah keadaan tarsebut ada hubungannya dengan pembahasan materi thaharah yang tidak pernah lepas dari pembahasan mata pelajaran fiqih di sekolah ini, yang kemudian mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul: “HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN MATERI THAHARAH DENGAN KEBIASAAN HIDUP BERSIH PADA SISWA DI MTs NU 10 PENAWAJA PAGERUYUNG KAB.KENDAL TAHUN 2011”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penguasaan materi thaharah di MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal tahun 2011? 2. Bagaimana kebiasaan hidup bersih pada siswa di MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal tahun 2011? 3. Adakah korelasi antara penguasaan materi thaharah dengan kebiasaan hidup bersih pada siswa di MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal tahun 2011? C. Tujuan Panelitian 1. Untuk mengetahui penguasaan materi thaharah di MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal tahun 2011. 2. Untuk mengetahui kebiasaan hidup pada bersih siswa di MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal tahun 2011. 3. Untuk mengetahui adakah hubungan antara penguasaan materi thaharah dengan kebiasaan hidup bersih pada siswa di MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal tahun 2011. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan data yang terkumpul peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat terbukti atau sebaliknya. Berdasarkan uraian di atas, untuk memperoleh jawaban sementara peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Ada
hubungan positif antara penguasaan materi thaharah dengan kebiasaan hidup bersih siswa”. E. Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya hubungan antara penguasaan siswa tentang materi thaharah dengan kebiasaan hidup bersih siswa. Informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun teoritis. Secara praktis, apabila ada hubungan positif antara penguasaan siswa tentang materi thaharah dengan kebiasaan hidup bersih siswa, guru akan lebih professional dalam melaksanakan pembelajaran. Materi yang disampaikan guru kepada siswa tidak hanya sebatas untuk pengetahuan kognitif siswa, akan tetapi juga aplikasi yang dapat diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan pendidikan dan dapat memperkaya wawasan teoritik keilmuan serta pengetahuan yang diperoleh dari penelitian lapangan. F. Definisi Operasional Definisi istilah ini penulis maksudkan untuk mendeskripsikan istilah-istilah dalam judul skripsi, sehingga pembaca akan memperoleh kejelasan akan maksud yang terkandung di dalamnya dan membantu
mempermudah pembaca untuk memahami keterangan dan penjelasan selanjutnya. Judul di atas terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Kedua variabel tersebut adalah: 1. Variabel bebas yaitu penguasaan materi thaharah. a. Penguasaan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2007:604) definisi penguasaan adalah “Pemahaman untuk mengunakan kepandaian atas pengetahuan. Pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan, kepandaian, dsb”. b.
Materi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2007:723) disebutkan bahwa yang dimaksud materi adalah “Sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan, dibicarakan, dikarangkan, dsb”.
c. Thaharah Menurut Abdurrahman dan Bakhri (2006:24), “Secara bahasa, thaharah berrti bersih atau suci, sedangkan dalam tinjauan agama berarti mengerjakan sesuatu yang mernyebabkan seseorang diperbolehkan mengerjakan shalat”. Jadi Penguasaan siswa tentang materi thaharah adalah kamampuan siswa dalam memahami dan mendalami apa yang disampaikan dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat mempraktekkan tata cara bersuci dalam kehidupan nyata.
2. Variabel terikat atau variable yang mendapat korelasi, yaitu kebiasaan hidup bersih. a. Kebiasaan Adalah sesuatu yang biasa untuk dikerjakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:146) b. Hidup bersih Hidup yang terbebas dari kotoran. Jadi kebiasaan hidup bersih adalah membiasakan diri agar dalam keseharian tubuh dan lingkungan tempat kita tinggal terhindar dari kotoran. Selanjutnya untuk melengkapi pengertian istilah dari variabel yang digunakan dalam judul penelitian ini, diuraikan pula variabel tersebut sebagai berikut: a. Penguasaan meteri thaharah, dengan indikator sebagai berikut: 1) Memahami rukun wudhu 2) Memahami sunah wudhu 3) Memahami hal-hal yang membatalhan wudhu 4) Memehami rukun dan tata cara mandi wajib 5) Memahami sunah mandi wajib 6) Memahami hal-hal yang mewajibkan mandi 7) Memahami syarat dan rukun tayamum 8) Memahami macam-macam najis dan cara mensucikannya b. Kebiasaan hidup bersih, dengan indikator sebagai berikut: 1) Menjaga kebersihan badan
2) Menjaga kebersihan tempat tinggal 3) Membuang sampah pada tempatnya 4) Melaksanakan tugas piket 5) Menjaga kebersihan tempat-tempat umum G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasi. Hal ini disebabkan karena penelitian ini meneliti tentang hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu penguasaan siswa tentang materi thaharah sebagai variabel pertama dan kebiasaan hidup bersih siswa sebagai variabel kedua. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs NU Pageruyung Kab. Kendal tahun 2011. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi atau disebut juga universe adalah sekelompok individu atau objek yang memiliki karakteristik yang sama. Candra (1995:37). Dalam penelitian ini yang dimaksud populasi adalah siswa MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal
tahun 2011kelas VIII sebanyak 150 siswa yang dibagi dalam 5 kelas, dengan rincian sebagai berikut: 1) Kelas A sebanyak 30 siswa 2) Kelas B sebanyak 30 siswa 3) Kelas C sebanyak 30 siswa 4) Kelas D sebanyak 30 siswa 5) Kelas E sebanyak 30 siswa b. Sampel Sampel adalah merupakan sebagian kecil dari populasi atau objek yang memiliki karakteristik sama. Candra (1995:37), Tehnik pengambilan sampel menurut Arikunto (1978:120) adalah apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Sedangkan bila subjeknya lebih dari 100 orang dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih sesuai dengan kemampuannya”. Karena populasi yang diteliti lebih dari 100, maka penulis menetapkan sampel sebesar 50% yaitu sebanyak 75 siswa. Dari sampel 75 siswa tersebut, penulis mengambil sampel dari kelas A sebanyak 15 siswa, kelas B sebanyak 15 siswa, kelas C sebanyak 15 siswa, kelas D sebanyak 15 siswa, kelas E sebanyak 15 siswa.
Adapun tehnik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah random sampling, yaitu pengambilan secara random atau acak, dengan cara: 1) Mengambil populasi dari kelas A yang berjumlah 30 siswa diambil sampel sebanyak 15 siswa 2) Mengambil populasi dari kelas B yang berjumlah 30 siswa diambil sampel sebanyak 15 siswa 3) Mengambil populasi dari kelas C yang berjumlah 30 siswa diambil sampel sebanyak 15 siswa 4) Mengambil populasi dari kelas D yang berjumlah 30 siswa diambil sampel sebanyak 15 siswa 5) Mengambil populasi dari kelas E yang berjumlah 30 siswa diambil sampel sebanyak 15 siswa 4. Metode Pengumpulan Data Langkah-langkah yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan metode tes, angket, dan metode dokumentasi. a. Metode tes Merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden guna mendapatkan data yang baik Metode ini digunakan untuk mengungkap data penguasaan materi thaharah pada siswa.
b. Metode Angket Merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden guna mendapatkan data yang baik. Metode ini digunakan untuk mengungkap data kebiasaan hidup bersih siswa. c. Metode Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lenger, agenda, dan sebagainya (Arikunto,2002:274). Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data-data mengenai seluk-beluk MTs NU Pageruyung Kab. Kendal dan juga mengetahui nilai / hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih sebelum diadakan penelitian. 5. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa angket dan dokumentasi yang terdapat dalam lampiran. a. Tes Digunakan untuk memperoleh data penguasaan materi thaharah. b. Angket Digunakan untuk memperoleh data kebiasaan hidup bersih pada siswakebiasaan hidup bersih siswa.
c. Dokumentasi Dokumentasi, untuk mencari data secara global tentang keadaan sekolah MTs NU kabupaten Kendal tahun 2011 dengan mengambil dokumentasi yang tersedia di sekolah. 6. Analisis Data Setelah data dikumpulkan dengan lengkap selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Pada tahap ini dilakukan perhitungan melalui prosentase dan analisis tiap-tiap item. Untuk menganalisis ini penulis menggunakan rumus: F P=
X 100%
N Keterangan: P: Persentase F: Frekuensi N: Jumlah total sampel Untuk mengetahui hubungan dua variable tersebut peneliti menggunakan rumus product moment. Adapun rumusnya sebagaimana berikut: N∑xy – (x) (y)
rxy=
{ N∑x² - (∑x)² } { N∑y² - (∑y)²} Keterangan:
rxy
: Koefisien korelasi fariabel x dan y
xy
: Produk dari fariabel x dan y
x
: Penguasaan siswa tentang materi thaharah (variabel I)
y
: Kebiasaaan hidup bersih siswa (variabel II)
N
: Jumlah sampel
H. Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun dalam lima bab yang sistematisnya penulis jabarkan sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan
menguraikan
tentang
latar
belakang
masalah, rumusanmasalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian,
kegunaan
penelitian,definisi
operasional,
metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II
Kajian pustaka meliputi tinjauan tentang penguasaan siswa tentang materi thaharah, tinjauan tentang kebiasaan hidup bersih siswa, dan korelasi antara penguasaan siswa tentang materi thaharah dengan kebiasaan hidup bersih siswa.
BAB III
Hasil penelitian yang terdiri atas gambaran umum kondisi MTs NU Pageruyung Kab. Kendal dan penyajian data.
BAB IV
Analisis datameliputi analisis deskriptif tiap-tiap variabel yaitu penguasaan siswa tentang materi thaharah dan kebiasaan hidup bersih siswa, pengujian hipotesis yaitu
korelasi antara penguasaan siswa tentang materi thaharah dengan kebiasaan hidup bersih siswa,dan pembahasan BAB V
Kesimpulan dan saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A Penguasaan Materi Tim
Pengembang
meneranrkan
bahwa
Ilmu
Pendidikan
biasanya
kriteria
FIP-UPI
(2007:152)
keberhasilan
proses
pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Maka, demi terwujudnya hal tersebut perlu diprhatikan beberapa hal agar penguasaan siswa terhadap materi palajaran dapat diwujudkan secara maksimal. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau memaksimalkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan suasana pembelajaran yang dapat dinikmati oleh peserta didik, sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi kecerdasannya secara optimal. Hamzah (2008:26), memberikan gambaran untuk dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sebagai berikut: a. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bermain dan berkreativitas b. Member suasana aman dan bebas secara psikologis c. Menerapkan disiplin yang tidak kaku
d. Member kebebasan berfikir kreatif dan partisipasi secara aktif. 2. Menentukan metode yang tepat serta meteri yang sesuai dengan kemampuan siswa. Hal ini seperti ditulis oleh Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2007:126), agar para siswa atau mahasiswa dapat mengembangklan semua potensi, kecakapan dan karakteristiknya secara optiman, dibutuhkan pendekatan, model, dan metoe pembelajaran yang seuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan siswa atau mahasiswa tersebut. 3. Guru memberikan penguat atau reinforcement, yaitu respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku tersebut. Karena penguatan dari pendidik dapat menciptakan suasana persaingan yang sehat di kalangan peserta didik untuk meningkatkan produktivitas peserta didik dalam penguasaan materi pembelajaran (Simamora, 2009:81). 4. Metode lain untuk meningkatkan penguasaan atau pemahaman terhadap materi pelajaran adalah dengan mengulang-ulang di rumah pelajaran yang telah disampaikan di kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Deporter (1999:236), dengan mengulang akan merekatkan pembelajaran dalam memori dan meningkatkan pemahaman terhadap materi.
Selanjutnya,
untuk
dapat
mengetahui sejauh
mana
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran perlu dilakukan evaluasi
(Simanjutak,
memberikan
motivasi
2007:vii).
Evaluasi
ini
juga
dapat
terhadap
siswa
untuk
terus
dapat
meningkatkan kemampuan akademiknya. B Thaharah 1. Pengertian Thaharah Menurut Abdurrahman (2006:24), secara bahasa, thaharah berrti bersih atau suci, sedangkan dalam tinjauan agama berarti mengerjakan sesuatu yang mernyebabkan seseorang diperbolehkan mengerjakan shalat. Nasution (1987:9) juga memberikan pengertian thaharah menurut bahasa berarti bersih (nadhafah) dan suci (nazahah). Begitu
juga
dengan Al-Mahfani
(2008:1)
memberikan
pengertian thaharah secara bahasa adalah bersih atau suci. Sedangkan menurut istilah fiqih, yang dimaksud dengan thaharah adalah bersuci dengan alat-alat dan ara-cara yang telah ditetapkan oleh syara’untuk meenghilangkan segala najis dan hadats. Dalam hukum islam, masalah bersuci menduduki tempat yang paling penting dan utama dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Sang Khaliq. Dalam sebuah hadits dikatakan:
ŽqgÞ Šö0ox ¹ ! #@ ;+„w Allah tidak akan menerima salat yang tidak disertai dengan bersuci. (H.R. Ahmad, Nasa’I dan Ibnu Majjah dari Utsman).
2. Alat Bersuci Alat yang digunakan untuk bersuci atau thaharah ada empat macam, yaitu: a. Air, yaitu air yang suci dan mensucikan b. Debu yang suci dan bersih dari kotoran c. Sama’ atau kulit hewan yang telah disucikan. d. Batu untuk istinja’, dengan syarat satuan, beku dan suci (Al-Faridy, 2009:10) Al-Mahfani (2008:5) memberikan keterangan mengenai alat bersuci yaitu: a. Air. Tidak semua air dapat digunakan untuk bersuci, dan berikut ini macam-macam air: 1) Air mutlak, adalah air yang dapat digunakan untuk bersuci, yaitu air yang suci dan mensucikan. Artinya air itu suci zatnya dan mensucikan yang lain. Yang termasuk air mutlak adalah: a) Air hujan b) Air salju c) Air embun
d) Air laut e) Air telaga f) Air sumur g) Air sungai 2) Air musta’mal, adalah air yang telah terpakai untuk bersuci. Air ini tetap suci dan mensucikan. Namun dalam pendapat lain, air musta’mal bisa mensucikan jika air tersebut ada dua kulah sebagaimana pendapat Rasjid (2006:15) 3) Air suci tetapi tidak mensucikanseperti air dalam buah-buahan dan air minum. 4) Air bernajisadalah air yang bercampur dengan najis. Dalam hal ini, jika sifat air tidak berubah, maka air tersebut tetap suci dan mensucikan. b. Debu Debu hanya bisa digunakan untuk bersuci dari hadats, dan tidak dapat digunakan untuk bersuci dari najis. Oleh sebab itu, jika selesai buang hajat dan tidak memungkinkan untuk bersuci dengan air, maka harus bersuci dahulu dengan benda padat. c. Benda padat, yaitu benda selain air dan debu, seperti batu, kayu, tanah kering, ataupun daun. 3. Thaharah dari Hadats
Dalam hal ini yaitu thaharah dari hadats ada tiga aspek, yaitu wudu, mandi, dan tayamum. Untuk lebih jelasnya penulis akan membahasnya secara lebih terperinci. a. Wudu 1) Pengertian Wudu Menurut bahasa, wudu berasal dari kata wada’ah yang berarti kebersihan, kecantikan, keindahan, dam cahaya (Salim, 2009:61). Sedangkan pengertian wudu secara istilah sebagaimana diungkapkan oleh Darajat (1995:35) adalah membasuh muka dan kedua tangan sampai siku, mengusap sebagian kepala dan membasuh kaki didahului dengan niat dan dilakukan dengan tertib. Senada dengan Darajat, Salim (2009:60) memberikan pengertian wudu ditinjau dari segi syariah adalam membasuh atau mengusap anggota badan tertentu yang sudah ditetapkan dan disyariatkan oleh Allah, dengan menggunakan air yang suci dan mensucikan. 2) Syarat Wudu a) Islam. b) Mumayiz, yaitu dapat membedakan baik buruknya sesuatu. c) Tidak berhadats besar. d) Dengan air suci dan mensucikan.
e) Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke kulit (anggota wudu).
Nasution (1987:11) tidak mencantumkan tidak berhadats besar sebagai salah satu syarat wudu, namun ia menambahkan harus masuk waktu salat, yaitu khusus bagi orang yang hadatsnya berkepanjangan. 3) Rukun Wudu Yaitu perkara-perkara yang harus dipenuhi dalam wudu ada 6 yaitu: a) Niat,
yaitu menyatakan di dalam hati “saya niat
menghilangkan hadats kecil sebagai kewajiban karena Allah” atau “saya niat bersuci dari hadats kecil sebagai kewajiban karena Allah”. Atau “saya niat melaksanakan kewajiban berwudu karena Allah“. Niat itu dilakukan ketika membasuh muka, baik membasuhnya dari bagian atas muka atau bagian tengah, maupun bagian bawah dari muka. Apabila ada bagian muka yang dibasuh sebelum niat maka bagian tersebut harus diulangi basuhannya setelah niat. Hal ini juga senada dengan Daradjat (1995:36), bahwa
niat
perbuatan.
dilakukan
bergandengan
dengan
awal
Bagi seseorang yang menderita penyakit yang membuatnya batal terus menerus seperti penyakit beser (air kencing yang merembes terus menerus) dan sejenisnya, atau wanita yang mengalami darah penyakit niatnya berbeda yaitu dengan menyatkan di dalam hatinya “saya niat berwudu sebagai kewajiban untuk dibolehkan sholat”. Dia tidak boleh niat menghilangkan hadats kecil karena dengan kondisinya seperti itu hadatsnya terus menerus bahkan ketika dia berwudu sehingga tidak akan hilang dengan wudunya. Diharuskan pula bagi orang seperti itu untuk melaksanakan wudu setelah masuk waktu sholat kemudian membersihkan najisnya dan membalut tempat keluar najis sehingga najisnya tidak mengenai pakaian sholat atau anggota badannya yang lain, Perdana (2010) b) Membasuh muka. Batasan muka dari atas ke bawah adalah antara tempat tumbuh rambut hingga ujung dagu, dan dari samping antara kedua telinga. Diharuskan membasuh muka dengan melewati batasan di atas dan tidak terdapat sesuatu yang menghalangi air mengenai seluruh kulit muka sehingga diyakini bahwa seluruh bagian muka telah terbasuh. c) Membasuh dua tangan hingga siku.
Dalam membasuh kedua tangan ini harus diyakin bahwa air basuhan mengenai seluruh bagian tangan dari ujung jari sampai siku dan tidak boleh terdapat sesuatu yang menghalanginya bahkan kotoran yang terdapat di bawah kuku apabila keberadaannya menghalangi air sampai ke ujung jari ia harus dibersihkan, kalau tidak dibersihkan maka wudunya menjadi tidak sah yang mengakibatkan sholatnya tidak sah. d) Mengusap sebagian kepala atau rambut dengan tangan yang telah dibasahi. Batas rambut yang diusap ialah rambut yang berada dibagian kepala, bukan rambut yang berada di luar batas kepala bagi pemilik rambut yang panjang. Rasjid (2006:25) memberikan keterangan mengenai mengusap sebagian kepala, bahwa sebaiknya tidak kurang dari selebar ubun-ubun, baik yang disapu itu kulit kepala ataupun rambut. e) Membasuh dua kaki hingga dua mata kaki. Sebagaimana halnya dengan tangan kedua kaki terdapat kuku-kuku jari kaki yang terkadang menyimpan kotoran. Kotoran tersebut harus dibersihkan agar air basuhan mengenai ujung-ujung jari kaki yang terletak di
bawah kuku, kalau tidak maka wudunya menjadi tidak sah yang berakibat solatnya tidak sah pula. f) Tertib, yaitu berurutan dalam melaksanakan basuhanbasuhan sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Abu Hanifah dalam Nahrawi, (2009) mengatakan bahwa niat dan tartib bukanlah rukun wudu, Jadi rukun wudu dalam pandangan beliau hanya ada empat perkara. Imam Malik menambahkan, selain yang 6 di atas, keharusan tadlik, yaitu menggosok-gosok anggota wudu dengan air agar masuk ke pori-pori. Beliau juga menambahkan almuwalat, yaitu kesinambungan tanpa jeda dalam melakukannya. Namun beliau tidak memasukkan tertib sebagai rukun. Jadi rukun wudu menurut versi beliau ada 7 perkara. Imam Ahmad bin Hanbal menambahkan keharusan tertib dan al-muwalat tapi tidak menambahkan at-tadlik. Jadi menurut beliau tentang rukun wudu ada 7 perkara. 4) Sunah Wudu Ada beberapa hal yang sunnah dilakukan dalam mengerjakan wudu yaitu: a) Membaca basmalah pada awalnya b) Membasuh kedua telapak tangan sampai ke pergelangan sebanyak tiga kali sebelum berkumur.
c) Madhmadhah (berkumur) yaitu memasukkan air ke mulut sambil menggoncangkannya, kemudian membuangnya. d) Istinsyaq, yaitu memasukkan air ke hidung kemudian membuangnya. Hal ini berdasarkan hadits nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya: Barangsiapa berwudu hendaklah ia menaruh air di hidungnya kemudian menghembuskannya. e) Menyapu seluruh kepala. f) Menyapu kedua telinga. Setelah
selesai
menyapu
kepala,
disunahkan
menyapu kedua daun telinga luar dan dalamnya dengan. g) Menyela-nyela janggut dengan jari. h) Mendahulukan yang kanan atas kiri. i) Membasuh setiap anggota tiga kali. j) Muwalah atau berturut-turut, yakni melakukan perbuatan wudu secara berurutan,tidak berselang lama antara satu dengan yang lainnya. k) Menghadap kiblat. l) Menggosok anggota-anggota wudu khususnya bagian tumit. m) Menggunakan air dengan hemat.
Demikian sunah-sunah wudu yang ditulis oleh Nasution (1987:17-23). Sabiq (1973:94) menambahkan beberapa hal yaitu: a) Menggosok gigi atau siwak. Siwak bisa menggunakan kayu yang biasa dipakai untuk menggosok gigi atau bias juga menggunakan sikat gigi. b) Menyilang-nyilangi anak-anak jari, baik jari-jari tangan maupun jari-jari kaki. c) Berdoa pada setiap basuhan anggota wudu. d) Berdoa sesesai berwudu. e) Salat sunah selesai berwudu. Rasjid (2006:30) juga menambahkan membaca dua kalimat syahadat sesudah berwudu. Demikian beberapa suhah-sunah wudu yang dapat penulis himpun dari beberapa buku yang berkaitan dengan masalah wudu. Disini dapat penulis sampaikan, paling tidak ada 18 sunah wudu yang dianjurkan untuk dikerjakan. 5) Hal-Hal yang Membatalkan Wudu Menurut Rasjid (2006:30) ada empat hal yang dapat menyebabkan batalnya wudu, yaitu: a) Keluar sesuatu dar dubur atau qubul, atau dari salah satunya, baik berupa benda padat, cair, maupun angin, baik
yang biasa maupun yang tidak biasa, seperti darah, baik yang keluar itu najis ataupun suci, seperti ulat. b) Hilang akal, baik disebabkan karena gila, mabuk, ataupun tidur dengan tempat keluar angin tidak tertutup (tidak dalam posisi duduk). c) Bersentuhan kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang bukan mahram dan keduanya telah baligh. Hal ini adalah pendapat imam syafi’i. Sedangkan Imam Abu Hanifah memahami kata bersentuhan sebagai bersetubuh, sehingga persentuhan biasa antara kulit laki-laki dan perempuan tidaklah membatalkan wudu, kecuali jika
dilakukan dengan
syahwat, Baqir (2008:76) d) Menyentuh
kemaluan
dengan
telapak
tangan,
baik
kemaluannya sendiri ataupun orang lain, baik kemaluan orang dewasa maupun kemaluan anak-anak. Al-Qathani (2006:87) menyebutkan bahwa makan daging unta dan keluar dari agama islam termasuk perkara yang dapat membatalkan wudu. 6) Hikmah Wudu Salah satu hikmah wudu adalah sebagai pembersihan diri dan penyempurnaan nikmat Allah yang diberikan kepada
manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat AlMaidah ayat 6:
(#qè=Å¡ øî $sù Ío4qn=¢Á 9$#’n<Î)óO çFôJ è% #sŒÎ)(#þqãYtB#uä šú
ïÏ©!$#$pkš‰r'¯»tƒ
öN ä3 Å™ râäãÎ/(#qßs |¡ øB$#ur È, Ïù#tyJ ø9$#’n<Î)öN ä3 tƒÏ‰ ÷ƒr&ur öN ä3 yd qã_ ãr b Î)ur 4(#rã£g©Û $sù$Y6ãZã_ öN çGZä. b Î)ur 4Èû÷üt6÷ès3 ø9$#’n<Î)öN à6 n=ã_ ö‘r&ur ÅÝ Í¬!$tóø9$#z` ÏiB Nä3 YÏiB Ó‰ tn r&uä!%y` ÷rr&@xÿy™ 4’n?tã ÷rrÓyÌ ó£D NçGYä. #Y‰ ‹Ïè|¹ (#qßJ £J u‹tFsù [ä!$tB (#r߉ ÅgrB öN n=sù uä!$|¡ ÏiY9$#ãM çGó¡ yJ »s9÷rr& ª! $#߉ ƒÌãƒ$tB 4çm÷YÏiB Nä3 ƒÏ‰ ÷ƒr&ur öN à6 Ïd qã_ âqÎ/(#qßs |¡ øB$sù $Y6ÍhŠsÛ §N ÏGãŠÏ9ur öN ä.tÎdgsÜ ãŠÏ9߉ ƒÌãƒ` Å3 »s9ur 8l tym ô` ÏiB Nà6 ø‹n=tæ Ÿ@ yèôf uŠÏ9 ÇÏÈ šc
rãä3 ô± n@öN à6 ¯=yès9öN ä3 ø‹n=tæ ¼çmtGyJ ÷èÏR
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. a) Bermanfaat bagi kesehatan (1) Membasuh tangan hingga pergelangan. Tangan adalah salah satu media yang sangat rentan terhadap penularan penyakit. Setiap kita
bersentuhan dengan benda atau tangan orang lain, maka potensi berpindahnya kuman besar terjadi, seperti pada penyakit batuk, pilek, diare dan lain-lain. Dengan membasuh tangan, maka tangan menjadi bersih, sehat dan suci. Sensasi rasa segar pada syaraf-syaraf tangan membuat kita merasa santai dan pikiran menjadi kendor dan tenang setelah bekerja atau melakukan aktifitas keseharian. Membasuh tangan dilakukan dengan sempurna dengan menyilangkan jarijari kanan dengan jari-jari kiri. Bacalah bismillah di permulaan membasuh tangan. Selingilah dengan berdzikir atau beristighfar mengingat nikmat Allah. rasakan kesejukan air mengalir dalam batin anda. Ini adalah pintu menuju sholat khusyuk. Dan baru-baru ini penelitian yang dilakukan Great Lakes Recruits Command Center Angkatan Laut Amerika Serikat di Illinois membuktikan mencuci tangan secara teratur dapat memperlambat penyebaran virus demam serta penyakit inveksi lain (Musbikin, 2008:93). (2) Berkumur Mulut adalah tempat makanan dikunyah. Adanya sisa-sisa pencernaan, menjadikan mulut sebagai
tempat bersarangnya bibit penyakit, mulut juga tampat keluar kata-kata buruk, ghibah dan fitnah yang menyakiti orang lain. Mencuci mulut dengan cara berkumur-kumur dan menggosok gigi dapat membersihkan bibit penyakit dan simbol penyucian diri dari hal-hal yang dilarang agama. Baduweilan dalam Musbikin (2008:17) menyebutkan bahwa berkumur ketika berwudu ternyata dapat mencegah penyakit pilek sebanyak 30%. (3) Mencuci lubang hidung. Allah telah memberi kita nikmat berupa bulubulu hidung yang menyaring kotoran dari udara yang kita hirup. Namun karena polusi yang berlebihan, kuman masih dapat bersarang di hidung. Dengan mencuci hidung, bibit-bibit penyakit pilek, batuk, flu, cacar air dan TBC dapat dihindarkan masuk ke dalam tubuh kita. Pernafasan menjadi lancar sehingga baik bagi paru-paru kita. Sertailah dengan berdzikir atau beristighfar mengingat nikmat Allah. Menghirup air ke hidung satu kali dapat membersihkan sebagian kuman yang menempel dalam rongga hidung. Dan jika seseorang menghirup air ke
hidung sebanyak tiga kali dapat membersihkan seluruh kuman yang ada di rongga hidung (Al-Bantanie, 2010:58) (4) Membasuh muka Membasuh dan disertai gosokan lembut pada wajah, akan membersihkan kotoran yang melekat dan menyegarkan kulit wajah. Selain peredaran darah menjadi lancar, wajah akan terlihat bersih dan segar. Muka adalah tempat mata. Mata terkadang melakukan dosa-dosa kecil baik yang sengaja maupun yang tidak kita sengaja yang perlu disucikan. Basuhlah sambil berdzikir dan beristighfar kepada Allah. (5) Membasuh kedua tangan dan sampai siku Membasuh tangan disertai gosokan lembut dapat memulihkan fisik yang kelelahan, bahkan mampu mengatasii pembengkakan di daerah tangan, lengan dan siku. Tangan juga terkadang melakukan atau mengantar kita pada perbuatan dosa- dosa kecil sehingga perlu disucikan. Basuhlah kedua tangan dan hingga siku-siku sambil berdzikir dan beristighfar kepada Allah. (6) Membasuh kepala Membasuh kepala baik sebagian kepala atau keseluruhan kepala bahkan sampai ke tengkuk dapat
menurunkan suhu badan. Membasuh kepala sangat baik untuk menurunkan stress dan tekanan darah tinggi serta melancarkan darah ke otak. Basuhlah sambil berdzikir dan beristighfar kepada Allah. Kita berdo’a agar dosadosa akibat pikiran-pikiran kita yang buruk kepada orang lain dapat dihapuskan dan tidak kita ulangi. (7) Mengusap telinga Membasuh telinga sambil memijit-mijit dapat menjadi terapi untuk menurunkan emosi. Di saat kita tegang atau marah, terasa kuping menjadi panas dan memerah. Usapan air pada telinga akan mampu menghilangkan ketegangan ini. Telinga juga tempat kita terkadang mendengar hal-hal buruk tentang orang lain atau suara/bunyi maksiat yang menjadikan kita berdosa karenanya perlu kita sucikan. Basuhlah bagian dalam dan luar telinga sambil berdzikir dan beristighfar kepada Allah. (8) Mencuci kaki hingga mata kaki. Mencuci kaki dapat melancarkan peredaran darah, menguatkan kaki dan memberikan efek menenangkan dan membuat kita tidur nyenyak. Kaki terkadang juga dapat membawa kita pada hal-hal yang
dilarang oleh agama sehingga perlu disucikan. Basuhlah sambil berdzikir dan beristighfar kepada Allah. b. Mandi Wajib 1) Pengertian Mandi Wajib Mandi wajib disebut juga mandi besar, mandi junub atau mandi janabat, adalah salah satu cara bersuci dengan cara mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan niat menghilangkan hadats besar Baqir (2008:81). Daradjat (1995:54) memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan mandi wajib adalah meratakan air yang suci pada seluruh badan disertai dengan niat. Dari dua pengertian tersebut penulis dapat memberikan pengertian, bahwa mandi wajib adalah bersuci dengan cara mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan menggunakan air yang suci dan dengan niat menghilangkan hadats besar. 2) Hal-Hal yang Mewajibkan Mandi a) Bersetubuh atau melakukan hubungan seksual baik keluar mani ataupun tidak. b) Keluar mani, baik itu disengaja ataupun tidak. c) Meninggal dunia. d) Haid.
Apabila seseorang telah berhenti dari haid, ia wajib mandi agar ia dapat salat dan dapat bercampur dengan suaminya. e) Melahirkan. f) Orang yang masuk islam. Demikian hal-hal yang menyebabkan orang diwajibkan untuk mandi menurut pendapat Daradjat (1995:54). Pendapat tersebut juga dikuatkan oleh Baqir (2008:81). 3) Rukun dan Tatacara Mandi Wajib Rukun mandi wajib ada dua hal, yaitu: a) Niat b) Mengalirkan air ke seluruh tubuh Cara mandi seperti itu sudah cukup untuk mengangkat hadats besar. Akan tetapi demi kesempurnaannya disunahkan mengikuti tatacara mandi Rasulullah saw sebagaimana ditulis oleh Baqir (2008:86) berikut ini: (1) Sebelum mandi terlebih dahulu membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali. (2) Membasuh kemaluan. (3) Berwudu secara sempurna (sebelum mengalirkan air ke seluruh badan.
(4) Menyiramkan air ke kepala sebanyak tiga kali sambil memasukkan air dengan jari-jari tangan ke sela-sela rambut sehingga membasahi kulit kepala. (5) Mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan memulai sisi kanan sebelum sisi kiri sambil menggosok-gosok bagian yang sulit terkena air. 4) Hikmah Mandi Allah Yang Maha Bijaksana telah mewajibkan mandi setelah keluarnya mani dan tidak mewajibkannya setelah keluarnya air seni. Sementara kdua macam air ini sama-sama keluar dari tempat da organ yang sama. Hal ini karena adanya hikmah yang dalam dan rahasia yang mengagumkan. Sesungguhnya air seni adala zat yang terdiri dari sisasisa makanan dan minuman, sedangkan air mani adalah zat yang terdiri atas sel-sel seluruh bagian-bagian tubuh manusia. Makanya kita melihat dampak pada tubuh akibat keluarnya air mani dan tidak ada dampak akibat keluarnya air seni. Sehingga tidak heran kita melihat seseorang kalau terlalu berlebihan dalam mengadakan hubungan intim badannya akan lemah dan kurang bertenaga. Ditulis oleh Al-Jarjawi (2006:109) bahwa mandi dengan air akan mengembalikan kekuatan badan yang telah hilang yang disebabkan keluarnya mani. Selain itu juga dapat
mengilangkan bau yang tidak sedap yang dapat membahayakan tubuh seseorang dan tubuh pasangannya yang ia gauli. As-Sayyid (2007:254) menjelaskan bahwa hikmah mandi adalah agar seorang muslim menghadiri salat jum’at dengan badan yang harum, sehingga tidak mengganggu jamaah lain dengan bau badannya, juga tidak mengganggu para malaikat yang menyaksikan salat jum’at. Sebab, malaikat terganggu dengan apa yang mengganggu bani adam. c. Tayamum 1) Pengertian Tayamum Tayamum secara bahasa adalah menyengaja, sedangkan menurut agama adalah mengusapkan debu yang suci ke wajah dan kedua tangan sebagai ganti wudu, mandi, atau membasuh anggota
dengan
syarat-syarat
yang
telah
ditentukan
Abdurrahman (2006:32) Pengertian tayamum menurut Daradjat (1995:63) ialah menuju kepada tanah untuk menyapukan dua tangan dan muka dengan niat agar dapat mengerjakan salat dan sebagainya. Sedangkan Yusuf (2008:21) memberikan pengertian tayamum sebagai bersuci dari hadats kecil atau besar dengan mengusapkan tanah (debu) ke muka dan tangan sebagai pengganti air karena alasan tertentu yang ditetapkan oleh syari’at.
Dari ketiga pengertian diatas dapat diambil satu pengertian bahwa tayamum adalah bersuci dari hadats kecil ataupun besar menggunakan debu sebagai pengganti air karena alasan tertentu yang ditetapkan oleh syari’at dengan cara menyapukan debu ke muka dan dua tangan untuk mengerjakan salat dan sebagainya. Tayamum sebagai keringanan yang diberikan kepada orang-orang yang tidak mendapatkan air atau untuk orang yang tidak dapat menggunakan air karena halangan tertentu. Adapun halangan yang dibolehkan untuk bertayamum adalah: a) Sakit, dan jika ia menggunakan air akan memperparah sakitnya. b) Bepergian jauh. c) Tidak ada air, atau ada air tetapi ia lebih membutuhkannya untuk minum. 2) Syarat Tayamum Adapun syarat tayamum adalah: a) Sudah masuk waktu salat b) Sudah berusaha mencari air tetapi tidak mendapatkannya, sedangkan waktu salat sudah tiba. c) Menggunakan debu yang suci. d) Menghilangkan najis terlebih dahulu jika terkena najis. 3) Rukun Tayamum
a) Niat Orang yang akan melakukan tayamum hendaklah berniat untuk mengerjakan salat dan sebagainya, bukan semata-mata untuk menghilangkan hadats, sebab tayamum sifatnya
tidak
dapat
menghilangkan
hadats,
hanya
diperbolehkan untuk melakukan salat karena darurat, Rasjid (2006:40) b) Mengusap muka atau wajah. c) Mengusap tangan sampai siku. d) Tertib. 4) Hal-Hal yang Membatalkan Tayamum a) Segala sesuatu yang membatalkan wudu. b) Melihat adanya air. 2. Thaharah Dari Najis a. Pengertian Najis Najis secara bahasa adalan sesuatu yang kotor atau menjijikkan. Sedangkan menurut syari’at Islam adalah suatu kotoran yang dapat menghalangi syahnya ibadah yang menuntut kesucian lahir seperti salat dan tawaf (Al-Maffani, 2008:8) Setiap muslim wajib untuk menghilangkan dan mensucikan diri dari hadats dan najis, baik yang menempel pada badannya ataupun pada pakaian yang dikenakannya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Muddatstsir ayat 4
ÇÍÈ öÎdgsÜ sù y7 t/$u‹ÏOur “Dan pakaianmu bersihkanlah”.
b. Macam-macam Najis dan Cara Mensucikannya Masih menurut Al-Maffani (2008:8), para ulama fiqih membagi najis ke dalam tiga bagian: 1) Najis mukhofafah atau najis ringan. Termasuk ke dalam najis ini adalah air kencing bayi laki-laki yang belum makan apa-apa selain air susu ibunya. Dan cara mensucikannya adalah dengan memercikan air pada tempat yang kena kencing tersebut. 2) Najis mutawasitah atau najis sedang. Termasuk najis mutawasitah adalah segala sesuatu yang keluar dari qubul dan dubur manusia, seperti air kencing (termasuk air kencing bayi perempuanyang belum makan apaapa kecuali air susu ibu) darah haid, nifas, dan lain-lain. Dan cara mensucikannya adalah harus dicuci hingga hilang rasa , bekas, dan baunya. Najis mutawasitah dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu:
a) Najis ‘ainiyah, yaitu najis yang berwujud atau nampak dan dapat dilihat dengan jelas. Cara Mensucikannya adalah dengan menghilangkan najis terlebih dahulu, kemudian mencucinya dengan air. b) Najis hukmiyah, yaitu najis yang tidak tampak oleh mata, namun terasa baunya. Cara mensucikannya cukup disiram dengan air. 3) Najis mughaladhah atau najis berat. Termasuk najis berat adalah air liur anjing. Dan cara mensucikannya adalah dibasuh sebanyak tujuh kali yyang salah satunya dicampur dengan debu. c. Najis Marfu’ atau najis yang dimaafkan. Najis marfu’ adalah najis yang sangat sulit untuk dihindari dan jika dihindari akan menyengsarakan orang. Berikut beberapa contoh najis marfu’ menurut Darmanto (2006:16): 1) Darah binatang yang tidak mengalir darahnya, seperti nyamuk dan kutu. 2) Najis yang tidak terlihat oleh mata, seperti debu yang bercampur dengan benda najis. 3) Nanah atau darah pada bisul yang masih menempel pada kulit yang sulit untuk menghindarinya.
Al-Maffani, (2008:9) memberikan penjelasan jika jumlah darahnya itu sangat sedikit. 4) Percikan air yang bercampur najis ketika berjalan pada suatu tempat yang becek dan sulit untuk menghindarinya. 5) Kotoran dalam ikan yang terlalu kecil sehingga sulit untuk membersihkannya. 6) Bangkai cicak atau tikus yang jatuh pada makanan yang kering nasi, cukup membuang bagian yang terkena tanpa harus membuang seluruhnya.
Namun,
jika
makanannya
cair,
seluruhnya dianggap najis karena tidak dapat membedakan bagian mana yang terkena najis. C Materi Thaharah di MTs Adapun materi thaharah yang diajarkan di MTs NU Pageruyung adalah sebagai berikut: Madrasah
: MTs NU PAGERUYUNG
Kelas/Semester
: VII/ I
Mata Pelajaran
: Fikih
Standar Kompetensi : 1. Melaksanakan ketentuan thaharah (bersuci). Kompetensi Dasar 1.1 Menjelaskan
: macam-macam
najis
dan
tatacara
thaharahnya
(bersucinya). 1.2 Menjelaskan hadast kecil dan tatacara thaharahnya (bersucinya ). 1.3 Menjelaskan hadast besar dan tatacara thaharahnya .
1.4 Menjelaskan tayamum dan tatacaranya. Indikator
:
1.1.1
Menjelaskan pengertian najis .
1.1.2
Mengidentifikasikan macam-macam najis .
1.1.3
Membedakan najis mukhaffafah, mutawasithah,mughaladhah .
1.1.4
Menentukan macam-macam air.
1.1.5
Membandingkan ciri air mutlaq, musta’mal, makruh, mutanajis.
1.1.6
Mendemonstrasika cara bersuci dari najis.
2.1.1
Menjelaskan pengertian hadast kecil.
2.1.2
Mengidentifikasi ciri-ciri hadast kecil.
2.1.3
Menyebutkan contoh yang termasuk hadats kecil.
2.1.4
Menjelaskan pengertian wudu.
2.1.5
Menetukan syarat dan rukun wudu.
2.1.6
Menunjukkan sunnah wudu.
2.1.7
10.Mengemukakan hal-hal yang membatalkan wudu.
2.1.8
11.Mempraktekkan tata cara wudu.
3.1.2
Menjelaskan pengertian hadast besar.
3.1.3
Menjelaskan contoh hadast besar.
4.1.1
Menjelaskan penger-tian tayammum.
4.1.2
Menjelaskan syarat dan rukun tayammum.
4.1.3
Menjelaskan hal-hal yang membatalkan tayammum.
4.1.4
Menjelaskan sebab-sebab tayammum.
4.1.5
Mempraktikan cara bertayammum.
D Kebiasaan Hidup Bersih 1. Kebersihan Badan dan Pakaian Sayyid (2006:77) memberikan keterangan dunia kedokteran telah menyampaikan pentingnya menjaga kebersihan diri agar penyakit tidak mudah menular pada kita yaitu dengan cara: a. Menutup tempat makanan dan minuman, dan tidak membiarkannya terbuka, sehingga makanan terhindar dari penyebaran penyakit. b. Jangan minum dari mulut botol minuman secara langsung. c. Menjaga kebersihan luar dan dalam, demikian juga dengan sandal, sepatu, dan peralatan-peralatan lainnya. d. Menjaga kebersihan sikat gigi. 2. Kebersihan Lingkungan Sekolah Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit bagi anak jika tidak dikelola dengan baik. Umur anak sekolah sendiri merupakan masa rawan terserang gangguan berbagai penyakit misalnya penyakit kecacingan perut, demam berdarah, diare, dsb. Daya tahan tubuh anakanak di masa sekolah masih belum sebaik daya tahan tubuh orang dewasa. Maka, Demi tercapainya lingkungan sehat dan bersih kita sebaiknya melakukan tindakan yang berswifat mengatasi masalah tersebut, tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melarang siswa membuang sampah sembarangan.
b. Guru selalu memberi contoh membuang sampah pada tempatnya c. Guru
wajib
menasehati
siswa
yang
membuang
sampah
sembarangan. d.
Mencatat pada buku pelanggaran
e. Memberi sanksi tersendiri terhadap siswa yang membuang sampah sembarangan. f. Petugas piket pada hari itu juga membersihkan kelas dan lingkungan sekitar. Dengan menyadarkan
tindakan-tindakan siswa
untuk
tersebut
menjaga
diharapkan
kebersihan.
mampu
Kebersihan
berpengaruh besar tehadap kesehatan maka dari itu kebersihan perlu dijaga. 3. Kebersihan tempat tinggal Tempat tinggal adalah tempat dimana kita hidup dan berkumpul bersama ayah, ibu, kakak, adik dan lain-lainnya. Di rumah itulah kita tidur, belajar, makan, mandi, berbagi rasa dengan keluarga. Oleh sebab itu agar kita sehat dan betah dirumah maka kebersihan, kenyamanan, kerapian dan keindahan rumah harus selau terjaga dengan baik. Misalnya, kamar tidur kita harus selalu bersih dan rapi, meja belajar dan buku-buku ditata dengan baik agar tidak berserakan disana sini.
Halaman rumah, kamar mandi harus selalu diberishkan agar serangga pembawa penyakit seperti lalat dan nyamuk tidak bersarang ditempat – tempat tersebut. Kebersihan tempat tinggal ini sangat penting dan akan memberikan pengaruh positif terhadap keluarga tersebut. Selain untuk menghindari penyakit, kebersihan lingkungan tempat tinggal akan menjadikan penghuninya merasa nyaman, tentram dan damai. Tempat tinggal seperti inilah yang sering dikatakan orang dengan ungkapan : Rumahku itulah surgaku.
4. Kebersihan Tempat Umum Tempat Umum artinya tempat-tempat yang biasa dikunjungi dan dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Tempat tersebut bukan milik pribadi misalnya terminal, pasar, stasiun, halte bus, tempat rekreasi dan sebagainya. Tempat umum ini biasanya terdapat diberrbagai tempat – tempat strategis. Tempat-tempat umum harus dijaga kebersihannya. Jangan sampai kita termasuk orang yang mengotori tempat tersebut. Misalnya, kita tidak membuang sampah sembarangan seperti kertas, puntung rokok, bekas bungkus permen dan sebagainya. Sebab hal itu tidak hanya akan mendatangkan berbagai penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat sekitar, tetapi juga menimbulkan bahaya lain seperti banjir.
Kita mempunyai kewajiban yang sama dengan warga lain untuk mewujudkan tempat umum yang bersih. Bila kewajiban tersebut dapat kita lakukan dengan baik, maka berarti kita telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain (orang banyak). Dan Allah SWT pasti akan memberikan balasan (pahala) yang setimpat kepada kita yang telah melakukan sesuatu pekerjaan yang baik itu. Kebersihan tempat-tempat umum sangat penting artinya. Hal ini akan memberikan pengaruh terhadap upaya menumbuhkan citra masyarakat yang ertib dan teratur. Pada umumnya setiap orang sudah tahu (menyadari) manfaat kebersihan dalam kehidupan. Namun pada kenyataannya dimana-mana masih saja kita menjumpai tempat-tempat yang kotor bahkan sangat kotor. Kita pun sering endengar dan membaca berita tentang mewabahnya penyakit akibat dari lingkungan yang tidak bersih. Jadi tidak ada alasan lagi bagi kita, insan-insan beriman bahwa mencintai kebersihan itu adalah suatu keharusan. Sayyid (2006:82) mengatakan, diantara metode pencegahan penyakit adalah dengan menaruh perhatian khusus terhadap jalan-jalan umum agar tidak terjadi pencemaran udara oleh jamur-jamur, bakteri, dan mikro bakteri yang disebabkan sampah-sampah yang dibuang sembarangan. 5. Kebersihan Tempat Ibadah
Tempat – tempat ibadah, seperti Masjid dan Musholla adalah tempat untuk melakukan penyembahan kepada Allah SWT dan kegiatan-kegiatan
yang bertujuan baik lainnya. Agar tercipta
ketenangan dan kekhusu’an dalam beribadah, maka keberihan tempat ibadah juga mutlak diperlukan. Jika tempat-tempat ibadah tidak terjaga kebrsihannya maka ibadah akan terganggu dan menyebabkan orang enggan untuk datang ketempat tersebut. Menjaga kebersihan Masjid atau Musholla menjadi tanggung jawab seluruh Jama’ah dan masyarakat sekitar. Jadi, meskipun di suatu masjid sudah ada petugas kebersihannya, kita tidak boleh membebankan tanggung jawab menjaga kebersihan masjid itu kepadanya. Al-Hilali (2005:321) menyatakan bahwa wajib membersihkan dan menjaga kebersihan masjid dari segala kotoran, karena masjid adalah rumah Allah. E Hubungan Thaharah dengan Kebiasaan Hidup Bersih Masing-masing kita tahu bahwa bila seseorang berpakaian dan berbadan kotor, maka akan menimbulkan rasa jijik di hati orang yang melihatnya. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah kebersihan, karena kebersihan dalam islam adalah termasuk ibadah (AshShayim, 20026). Tebba (2004:77), kebersihan adalah alat untuk mendapat rahmat dan hidayah Allah. Karena itu umat islam harus selalu membersihkan diri,
pakaian, lingkungan, dan pikirannya. Kebersihan yang dilakukan dengan cara berwudu sangat membantu untuk mencapai hal ini. Al-Mahfani (2008:1001) juga mengatakan, menjaga kebersihan atau biasa diistilahkan dengan thaharah (bersuci) menduduki tempat yang paling penting dan paling penting dan paling utama dalam beribadah untuk mendekatkan diri kepada sang khaliq. Allah swt telah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 222:
ÇËËËÈ šú
ïÌÎdgsÜ tFßJ ø9$#= Ïtä†ur tûüÎ/º§qG9$#= Ïtä† ©! $#¨b Î)
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Taubat dan kebersihan menjadi dua kata kunci yang tidak terpisahkan pada ayat ini. Bahwa Allah mencintai keduanya, bukan salah satu saja. Masalah bersuci dalam islam tidak semata-mata menyangkut atau merujuk pada beberapa perbuatan ibadah tertentu, akan tetapi, menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan langsung dengan sang khaliq ataupun sesame manusia. Kebersihan dan kesucian tidak hanya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun juga dalam rangka menjaga kebersihan hidup, yakni pola hidup bersih. Sungguh, Islam adalah agama yang sangat memperhatikan kebersihan. Jika wahyu yang pertama kali turun menjelaskan tentang perintah
membaca,
maka
wahyu
kedua
adalah
perintah
untuk
membersihkan pakaian. Sebagaimana firman Allah dalam surat AlMuddatsir ayat 4.
ÇÍÈ öÎdgsÜ sù y7 t/$u‹ÏOur “Dan pakaianmu bersihkanlah”. Islam sangat menekankan pentingnya menjaga kebersihan. Mulai dari permasalahan yang sederhana sampai yang sangat serius. Sebut saja anjuran untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi dengan bersiwak. Dan salah satu kelebihan islam adalah bahwa wudu dan shalat seseorang tidak akan diterima kecuali jika bajunya bersih, tidak terkena najis kecuali setelah najis tersebut dihilangkanbaik bau maupun warnanya (Musbikin, 2008:230).
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung adalah sebuah lembaga pendidikan yang bernaung di bawah bendera LP Ma'arif Kab. Kendal didirikan 23 Juli 1983. oleh para ulama dan cendekiawan di Kecamatan Pageruyung Kabupaten Kendal dengan tujuan untuk ikut membantu mencapai tujuan pendidikan nasional mencerdaskan kehidupan bangsa dengan membentuk manusia pandai dan benar serta dapat menjalankan syariat Islam yang berhaluan ahlussunah wal jama'ah ala nahdhatul ulama'. Dalam perkembangannya MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyunmg mengalami banyak kemajuan yang dapat di sejajarkan dengan sekolah lain. 2. Identitas Sekolah Nama sekolak
: MTs NU 10 PENAWAJA
Alamat sekolah
:Jl. Pucakwangi 04 Kec. Pageruyung Kendal
NSS/NSM/NDS
: 12133240008
Jenjang Akreditasi
: Terakreditasi B
Tahun Didirikan
: 1983
Tahun Beroperasi
: 1983
Status sekolah
: Swasta
Kepemilikan Tanah
: Milik Yayasan
Surat Ijin Bangunan
: 605.1/370/IMB/VII/2010
Luas tanah
: 2.998 m²
Luas bangunan
: 1200 m²
3. Visi dan Misi Sekolah MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung sebagai
lembaga
pendidikan dasar berciri khas Islam perlu mempertimbangkan harapan murid, orang tua murid, lembaga pengguna lulusan madrasah dan masyaraakat dalam merumuskan perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, era reformasi dan globalisasi yang sangat cepat. MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung mewujudkan harapan dan respon dalam visi “ UNGGUL DALAM PRESTASI, BERAKHLAKUL MENUJU TAQWA” Adapun Misi dari MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung adalah: a. Melaksanakan kegiatan belajar dengan berkualitas dalam rangka menciptakan output yang berkualitas.
b. Mengefektifkan bimbingan dan penyuluhan atau konseling dalam rangka mewujudkan ketertiban dan kedisiplinan di segala bidang. c. Mengefektifkan kelompok belajar dalam rangka meningkatkan prestasi dan mengakrabkan persaudaraan. d. Mengefektifkan tadarus Al-Qur’an, membaca asmaul husna, doa awal dan akhir belajar, jamaah sholat dhuhur dan mujahadah dalam rangka meningkatkan pendekatan kepada sang pencipta. e. Mengoptimalkan
penggunaan
perpustakaan
dalam
rangka
meningkatkan budaya membaca. 4. Letak Geografis MTs NU 10 PENAWAJA terletak di jalan Pucakwangi 04 kec. Pageruyung Kabupaten Kendal. Adapun secara geografis area tanahnya berdekatan dengan perumahan penduduk dan jalan raya pucakwangi. Dilihat dari letak geografis sangatlah strategis karena berada di tengah-tengah pemukiman penduduk dan berada di jalur transportasi yang tidak begitu ramai, namun transportasi dapat diperoleh dengan mudah, sehingga sangat mudah dijangkau oleh masyarakat dan proses belajar mengajarpun dapat berjalan lebih kondusif, karena kondisi lalulintas tidak terlalu ramai. 5. Struktur Organisasi Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam melaksanakan proses pendidikan, diperlukan organisasi yang baik. Adapun struktur
organisasi MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung adalah sebagai berikut:
Kepala Sekolah M. Slamet Nasichun
Wakil Kepala sekolah Drs.H.Asro Ali
sekretaris
bendahara
Meilina Ernawati, SPd
Prihatiningsih
Waka kurikulum
Waka Kesiswaan
Humas
Sigit Sugiharto
Mahadi
Turmudzi
Gambar 1 Struktur Organisasi MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung
6. Keadaanr Guru Keadaan guru di MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung berjumlah 31 orang, yang terdiri dari 27 guru tetap, 3 guru tidak tetap dan 1 PNS. Gambaran secara detail dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL I DAFTAR GURU MTs NU 10 PENAWAJA PAGERUYUNG
NO 1
NAMA M. Slamet Nasichun
MATA PELAJARAN Aqidah-Akhlaq
KETERANGAN GT Yayasan
2
Muhlasin
Mulok,Ta’lim M
GT Yayasan
IPA 3
Warodi
Bahasa Jawa
GT Yayasan
Penjaskes 4
Turmudi
SKI
GT Yayasan
5
A Zaenudin
Seni Budaya
GT Yayasan
6
Drs. Nur Yasin
Mulok, Ta’lim. M
GT Yayasan
7
Drs. H Asro Ali
Fiqih
GT Yayasan
8
Tri Eni Handayani S.Pd
IPS
GT Yayasan
9
Kodamiyah, S.Pd
PPKn
GT Yayasan
10
Triyoto, SPd
Biologi
GT Yayasan
11
Afandi
Bhs. Indonesia
GT Yayasan
12
Syamsul Huda, S.Ag
Aqidah-Akhlak
GT Yayasan
13
Suwrdi, S.Ag
Bhs. Inggris
GT Yayasan
14
Sigit Sugiharto, SE
Matematika
GT Yayasan
15
Abdul Aziz, S.Ag
Qur’an-Hadits
GT Yayasan
16
Tabiin Mukhlas, S.Ag
Fiqih GT Yayasan Aswaja 17
Mahadi, S.Ag
TIK
GT Yayasan
18
Meilina Ernawati, S.Pd
Bhs. Inggris
GT Yayasan
19
Sudari, S.Ag
IPS
GT Yayasan
20
Soim, S.Ag
Bhs. Arab
GT Yayasan
21
Ika Nur Fadilah, S.Pd
Fisik GT Yayasan Matematika 22 23
Nur Hidayah, S.Pd.I Siti NUr Marheni, S.PdI
Aqidah-Akhlak
GT Yayasan
Bhs. Inggris
GT Yayasan
24
M. Hamid Lutfi , M.Ag
Bhs. Arab
GT Yayasan
25
Tri Adiyanto, Spd
Matematika
GT Yayasan
26
Akip Umanti, S.Si
Penjaskes
GT Yayasan
27
Nur Huda, S.Hi
BTA
GT Yayasan
28
Aprilia Purbiyanti, S.Pd
Biologi
GTT Yayasan
29
Eri Tri Atmoko, S.Pd
Bhs. Indonesia
GTT Yayasan
30
Cuci Hartiningsih, S.Pd
BP/BK
GTT Yayasan
31
Heti Kristanti
BP/BK
PNS
7. Sarana dan Prasaran Untuk menunjang proses belajar mengajar, sangatlah mutlak diperlukan adanya sarana dan prasarana. Karena sarana dan prasarana banyak membantu dan memperlancar jalannya pendidikan serta meningkatkan mutu dan kualitas madrasah. Sarana dan prasarana atau fasilitas yang dimiliki dalam konteks ini adalah segala sesuatu yang tersedia sebagai pelengkap aktivitas pendidikan di MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung. Sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat dalam table berikut: TABEL II SARANA DAN PRASARANA MTs NU 10 PENAWAJA PAGERUYUNG NO
SARANA DAN PRASARANA
JUMLAH
1
Ruang kepala sekolah
1 ruang
2
Ruang kelas
15 ruang
3
Ruang guru
1 ruang
4
UKS
1 ruang
5
Perpustakaan
1 ruang
6
Kamar mandi/WC guru
2 ruang
7
Kamar mandi/WC siswa
4 ruang
8
Labolatorium
1 ruang
9
Gudang
1 ruang
10
Dapur
1 ruang
11
Mushola
1 ruang
12
Ruang komputer
1 ruang
Sedangkan sarana dan prasarana perlengkapan sekolah antara lain sebagai berikut: a. Kompter
: 30 unit
b. Mesin ketik
: 2 unit
c. Almari
: 14 unit
d. Rak buku
: 15 unit
e. Meja guru
: 31 unit
f. Kursi guru
: 38 unit
g. Meja siswa
: 240unit
h. Kursi siswa
: 480 unit
i. Papan tulis
:15 unit
8. Keadaan Siswa Jumlah siswa MTs 10 PENAWAJA Pageruyung pada tahun 2011/2012 berjumlah 446 siswa yang terdiri dari siswa laki-lki dan perempuan. Perincian selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini: TABEL III DAFTAR JUMLAH SISWA MTs NU 10 PENAWAJA PAGERUYUNG TAHUN AJARAN 2011/2012
Kelas
Jumlah siswa Laki-laki
perempuan
jumlah
1A
19
16
35
1B
15
20
35
1C
14
21
35
keterangan
1D
16
19
35
1E
21
14
35
2A
13
17
30
2B
12
18
30
2C
15
15
30
2D
17
13
30
2E
16
14
30
3A
11
18
29
3B
15
14
29
3C
18
12
30
3D
12
18
30
3E
18
10
28
JUMLAH
232
239
471
9. Prestasi yang Pernah Dicapai TABEL IV PRESTASI MTs NU 10 PENAWAJA No
Kejuaraan
Tahun
Prestasi
1
Pidato HBI Putra
1989
1II
2
Gerak Jalan Pi
1989
11
3
Kaligrafi
1992
II
4
MTQ Putri
1992
I
5
Pidato B. Inggris Putri
1998
Harapan II
6
Pramuka
1999
III
7
MTQ Putra
1999
II
8
CCQ HBI
2001
II
9
Rebana
2001
III
10
MTQ Putri
2001
II
11
Pidato B. Arab Pa.
12
Porseni MTs
13
Bola Volly Putri
14
Karate Putra
15
Karya Tulis
16
P3 K PMR
17
Pidato B. Arab Pa
2001
I
2005
III
2006
II
2006
Harapan I
2008
I
2009
I
2010
II
B Penyajian Data 1. Daftar Nama Responden TABEL V DAFTAR NAMA RESPONDEN NO
RESPONDEN
JENIS KELAMIN
KELAS
1
Devi Eka Saputri
Perempuan
VIII A
2
Laela Fitriyah
Perempuan
VIII A
3
Setiawan
Laki-laki
VIII A
4
Chairul Muhtadin
Laki-laki
VIII A
5
Riska Yuhana
Perempuan
VIII A
6
Akhlis Aulia Rahman
Laki-laki
VIII A
7
Choirul Muna
Laki-laki
VIII A
8
Khandirin
Laki-laki
VIII A
9
Miftahul Huda
Laki-laki
VIII A
10
Isti Yulisnawati
Perempuan
VIII A
11
Zakiyatul Muyazaroh
Perempuan
VIII A
12
Andi Kurnia Romadhon
Laki-laki
VIII A
13
Fatma Safitri
Perempuan
VIII A
14
Eka Hayatif
Perempuan
VIII A
15
Ahmad Wahid Musyafak
Laki-laki
16
Imam Muslim
Laki-laki
VIII A VIII B
17
Ja’far Nur Adzim
Laki-laki
VIII B
18
Istiqomah
Perempuan
VIII B
19
Lutfi Kumala Dewi
Perempuan
VIII B
20
M. Khoirul Mujab
Laki-laki
VIII B
21
Novi Andriani
Perempuan
VIII B
22
Nur Azizah
Perempuan
VIII B
23
Ika Widyawati
Perempuan
VIII B
24
Indah Safitri
Perempuan
VIII B
25
Muhamad Firqon
Laki-laki
VIII B
26
Rizki Zuniawan
Laki-laki
VIII B
27
Sri Murdasih
Perempuan
VIII B
28
Dicky Yusuf
Laki-laki
VIII B
29
Agus Purwanto
Laki-laki
VIII B
30
Iin Tarina
Perempuan
VIII B
31
Feri Tiana
Perempuan
VIII C
32
Khabib Munthoha
Laki-laki
VIII C
33
Lia Wijiastuti
Perempuan
VIII C
34
Siti Musriah
Perempuan
VIII C
35
Fahrur Rozi
Laki-laki
VIII C
36
Abdullah Mubarok
Laki-laki
VIII C
37
Andi Haryanto
Laki-laki
VIII C
38
Ana Yuliatun
Perempuan
VIII C
39
Muhamad Nafis
Laki-laki
VIII C
40
Rizqi Wafa
Laki-laki
VIII C
41
Arif Rochman
Laki-laki
VIII C
42
Indah Sulistiyani
Perempuan
VIII C
43
Khoirun Nisa
Perempuan
VIII C
44
Davitrin Miftahus Sidiq
Laki-laki
VIII C
45
Kholisatun Ismawati
Perempuan
VIII C
46
Dina Nadhifah
Perempuan
VIII D
47
Akhid Ma’ali
Laki-laki
VIII D
48
Ahmad Riyadi
Laki-laki
VIII D
49
Ridho Mahfud
Laki-laki
VIII D
50
Maesun
Laki-laki
VIII D
51
Siti Romyanah
Perempuan
VIII D
52
Wiwid Khoirun Nisa
Perempuan
VIII D
53
Tinwaroh
Perempuan
VIII D
54
Nasrohan
Laki-laki
VIII D
55
Zulida Fitriyani
Perempuan
VIII D
56
Amelia Ainu Zaro
Perempuan
VIII D
57
Farid Ikhwanudin
Laki-laki
VIII D
58
Lailul Muna
Perempuan
VIII D
59
Himatul Aliyah
Perempuan
VIII D
60
Kholisotul Maghfiroh
Perempuan
VIII D
61
Sauki Adib
Laki-laki
VIII E
62
Rizal Hidayat
Laki-laki
VIII E
63
Rike Andray Areliyani
Perempuan
VIII E
64
M. Yaskur
Laki-laki
VIII E
65
Handik Prasetyo
Laki-laki
VIII E
66
Mafruhatun Ni’mah
Perempuan
VIII E
67
Wahyu Cahyanti
Perempuan
VIII E
68
Sri Wulandari
Perempuan
VIII E
69
Rahmad Nur Fahroji
Laki-laki
VIII E
70
M. Khafabi Taufik
Laki-laki
VIII E
71
Novi Andriyani
Perempuan
VIII E
72
Ahmad Nur salim
Laki-laki
VIII E
73
Arif Rudiyanto
Laki-laki
VIII E
74
Ulya Asyhari
Perempuan
VIII E
75
Yuni Arofah
Perempuan
VIII E
2. Data Mentah Hasil Penelitian a. Data Penguasaan Materi Thaharah Untuk mendapatkan data dari penguasaan materi thaharah di MTs 10 PENAWAJA Pageruyung, penulis membuat soal tes yang disebarkan kepada responden. Soal tes tersebut terdiri dari 10 soal yang sesuai dengan indikator penguasaan materi thaharah dengan 3 alternatif jawaban. Setiap soal memiliki obot nilai 10. Hasil tes tersebut dikalkulasikan dengan data.
TABEL VI DATA PENGUASAAN MATERI THAHARAH NOMOR RESPONDEN JAWABAN BENAR
NILAI
1
5
50
2
6
60
3
5
50
4
7
70
5
7
70
6
5
50
7
8
80
8
6
60
9
7
70
10
7
70
11
7
70
12
5
50
13
5
50
14
6
60
15
6
60
16
6
60
17
6
60
18
8
80
19
8
80
20
9
90
21
7
70
22
10
100
23
5
50
24
8
80
25
7
70
26
7
70
27
7
70
28
7
70
29
6
60
30
6
60
31
7
70
32
8
80
33
5
50
34
7
70
35
4
40
36
9
90
37
8
80
38
7
70
39
7
70
40
6
60
41
6
60
42
6
60
43
6
60
44
6
60
45
6
60
46
7
70
47
5
50
48
4
40
49
5
50
50
5
50
51
5
50
52
7
70
53
6
60
54
6
60
55
6
60
56
7
70
57
7
70
58
5
50
59
7
70
60
7
70
61
4
40
62
7
70
63
7
70
64
7
70
65
6
60
66
6
60
67
7
70
68
10
100
69
8
80
70
9
90
71
6
60
72
7
70
73
5
50
74
7
70
75
6
60 488
JUMLAH
b. Data Kebiasaan Hidup Bersih Siswa Data tentang kebiasaan hidup bersih pada siswa MTs 10 PENAWAJA Pageruyung diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 soal, masing-masing pertanyaan disediakan 3 alternatif dengan bobot nilai sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A, memiliki nilai 5 b. Alternatif jawaban B, memiliki nilai 3 c. Alternatif jawaban C, memiliki nilai 1 TABELVII DATA KEBIASAAN HIDUP BERSIH Nomor Item
Nomor Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
b
b
a
b
a
b
b
b
b
b
2
a
b
a
b
a
b
b
b
a
b
3
a
b
b
b
a
a
b
a
a
b
4
a
b
b
b
b
a
a
a
a
b
5
b
b
b
b
b
a
b
a
a
a
6
a
b
c
b
b
a
b
a
a
a
7
a
b
a
a
a
a
b
a
a
b
8
a
b
a
b
b
b
a
b
a
b
9
a
b
a
b
a
a
a
b
b
b
10
b
b
b
b
a
a
b
a
a
b
11
a
b
b
b
a
a
a
a
a
b
12
a
b
b
b
a
b
b
b
b
b
13
a
b
b
b
b
b
b
b
b
b
14
a
b
b
b
a
a
b
b
a
b
15
a
b
b
b
a
b
b
b
b
b
16
a
c
a
b
a
a
a
b
b
b
17
a
b
b
b
a
a
b
b
a
b
18
a
b
a
b
a
a
b
a
a
a
19
a
b
a
a
a
a
a
a
a
b
20
a
a
a
a
a
a
a
a
b
b
21
a
a
b
b
b
a
a
a
b
b
22
a
b
c
a
a
a
a
a
a
b
23
a
b
c
a
a
b
b
b
b
b
24
a
b
a
a
a
a
a
a
a
b
25
a
b
b
b
b
a
b
a
a
b
26
a
b
b
b
a
a
b
a
b
b
27
a
b
b
b
b
a
b
a
a
b
28
a
b
b
b
b
a
b
a
a
b
29
a
b
b
b
a
a
b
a
b
b
30
a
a
b
b
b
b
b
b
a
b
31
b
a
a
b
b
a
b
a
a
b
32
a
b
a
a
a
a
b
a
a
b
33
b
b
b
b
b
a
b
a
a
b
34
b
b
b
b
b
a
b
a
a
a
35
a
c
b
b
b
b
b
a
a
a
36
a
b
a
a
a
a
a
a
a
b
37
a
b
a
a
a
a
a
a
a
b
38
b
b
b
b
b
a
b
a
a
b
39
b
a
b
a
a
a
c
a
a
b
40
a
b
b
b
b
a
a
b
a
b
41
a
b
c
c
b
a
b
a
a
b
42
a
b
b
b
a
b
b
a
a
b
43
b
b
b
b
a
a
b
a
a
b
44
b
b
c
b
b
a
b
a
a
b
45
a
b
c
b
b
a
b
a
a
b
46
a
b
b
b
b
b
b
a
a
b
47
a
b
b
c
b
b
b
b
a
b
48
a
b
b
b
b
b
b
b
b
b
49
a
b
b
b
a
b
b
b
b
b
50
a
b
b
b
b
a
b
b
b
b
51
a
a
b
b
b
b
b
b
b
b
52
b
b
a
a
a
b
b
a
a
b
53
b
b
b
b
a
a
b
a
a
b
54
b
b
b
b
a
a
b
a
a
b
55
a
b
b
b
a
b
b
b
b
b
56
a
c
b
b
a
a
b
a
a
a
57
a
b
b
a
a
a
b
a
a
b
58
a
b
b
a
b
b
b
b
b
b
59
b
b
b
b
a
a
b
a
a
b
60
b
b
b
b
a
a
b
a
a
b
61
a
c
c
b
b
b
b
a
b
b
62
b
c
c
a
a
a
b
a
a
b
63
a
b
b
b
a
a
b
a
a
b
64
a
b
b
b
a
a
b
b
a
b
65
a
b
b
b
a
a
b
a
b
b
66
b
b
b
b
a
b
b
a
a
a
67
b
b
a
b
a
b
b
a
a
b
68
a
b
a
a
a
a
a
a
a
b
69
a
b
a
a
a
a
a
a
a
b
70
a
b
a
a
a
a
a
a
a
b
71
a
b
b
b
a
a
b
b
a
b
72
a
b
b
b
a
b
b
b
a
a
73
a
b
b
b
b
b
b
b
b
b
74
a
b
b
b
b
a
b
a
a
b
75
a
b
b
b
b
a
b
a
a
b
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Data Hubungan Penguasaan Materi Thaharah dengan Kebiasaan Hidup Bersih Setelah data terkumpul, maka langkah yang penulis tempuh selanjutnya adalah menganalisis data. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban dari pokok permasalahan yang ditanyakan. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara penguasaan materi thaharah dengan kebiasaan hidup bersih siswa, maka data yang diperoleh akan dianalisis secara statistic. Hal ini disebabkan karena data yang terkumpul berjumlah banyak dan data bersifat kuantitatif. Adapun
dalam
menganalisis
data
tersebut,
penulis
menggunakan tehnik korelasi product moment yang rumusnya sebagai berikut:
N∑xy – (x) (y) rxy= { N∑x² - (∑x)² } { N∑y² - (∑y)²}
Keterangan: rxy
: koefisisen korelasi product moment
∑xy
: Jumlah x dan y
N
: Jumlah responden
∑x
: Jumlah seluruh sekor x
∑y
: jumlah seluruh sekor y Untuk langkah selanjutnya adalah menyiapkan tabel nilai
hubungan penguasaan materi thaharah dengan kebiasaan hidup bersih dan juga tabel kerja untuk mencari koefisisen korelasi antara variabel penguasaan materi thaharah dengan kebiasaan hidup bersih pada siswa MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal tahun 2011. 1. Data Penguasaan Materi Thaharah. Data penguasaan materi thaharah diperoleh dari tes yang terdiri dari 10 soal, yang setiap soal memiliki bobot 10 poin, sehingga apabila jawaban benar semua, maka nilainya adalah 100. Adapun hasil dari tes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL VII DATA PENGUASAAN MAERI THAHARAH DI MTs NU 10 PENAWAJA PAGERUYUNG TAHUN 2011/1012 NOMOR RESPONDEN JAWABAN BENAR NILAI 1
5
50
2
6
60
3
5
50
4
7
70
5
7
70
6
5
50
7
8
80
8
6
60
9
7
70
10
7
70
11
7
70
12
5
50
13
5
50
14
6
60
15
6
60
16
6
60
17
6
60
18
8
80
19
8
80
20
9
90
21
7
70
22
10
100
23
5
50
24
8
80
25
7
70
26
7
70
27
7
70
28
7
70
29
6
60
30
6
60
31
7
70
32
8
80
33
5
50
34
7
70
35
4
40
36
9
90
37
8
80
38
7
70
39
7
70
40
6
60
41
6
60
42
6
60
43
6
60
44
6
60
45
6
60
46
7
70
47
5
50
48
4
40
49
5
50
50
5
50
51
5
50
52
7
70
53
6
60
54
6
60
55
6
60
56
7
70
57
7
70
58
5
50
59
7
70
60
7
70
61
4
40
62
7
70
63
7
70
64
7
70
65
6
60
66
6
60
67
7
70
68
10
100
69
8
80
70
9
90
71
6
60
72
7
70
73
5
50
74
7
70
75
6
60
JUMLAH
488
Untuk mengetahui pengaruhi tingkat kebiasaan hidup bersih siswa MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung dengan jumlah soal 10 diketahui nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 10 secara ideal, maka berdasarkan rumus interval dapat dilihat sebagai berikut:
i
( Xt - Xr ) + 1 ki
i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval 3 (tinggi, sedang, rendah)
Jadi : i = 100-10+1 3 91 3 = 30,3
= 30 Kemudian dimasukan dalam tabel untuk mengetahui beberapa banyak siswa yang penguasaan materi thaharahnya baik, sedang, maupun rendah. TABEL VIII INTERVAL PENGUASAAN MATERI THAHARAH DI MTs NU 10 PENAWAJA PAGERUYUNG TAHUN 2011/1012 Nilai Interval Jumlah Siswa Nilai Nominasi 70-100
38
Tinggi
40-69
37
Sedang
10-39
0
Rendah
Dengan demikian dapat diketahui hasilnya sebagai berikut: a. Untuk tingkat perilaku keagamaan yang mendapat nilai tinggi antara 70-100 sebanyak 38 siswa b. Untuk tingkat perilaku keagamaan yang mendapa tnilai sedang antar 40-69 sebanyak 37 siswa c. Untuk tingkat perilaku keagamaan yang mendapat nilai rendah antara 10-39 sebanyak 0 siswa Kemudian dibuat tabel nominasi A (tinggi), B (sedang), C (rendah). TABLE IX NILAI NOMINASI PENGUASAAN MATERI THAHARAH DI MTs NU 10 PENAWAJA PAGERUYUNG TAHUN 2011/1012 NOMOR RESPONDEN SKOR NILAI NILAI NOMINASI 1
50
B
2
60
B
3
50
B
4
70
A
5
70
A
6
50
B
7
80
A
8
60
B
9
70
A
10
70
A
11
70
A
12
50
B
13
50
B
14
60
B
15
60
B
16
60
B
17
60
B
18
80
A
19
80
A
20
90
A
21
70
A
22
100
A
23
50
B
24
80
A
25
70
A
26
70
A
27
70
A
28
70
A
29
60
B
30
60
B
31
70
A
32
80
A
33
50
B
34
70
A
35
40
B
36
90
A
37
80
A
38
70
A
39
70
A
40
60
B
41
60
B
42
60
B
43
60
B
44
60
B
45
60
B
46
70
A
47
50
B
48
40
B
49
50
B
50
50
B
51
50
B
52
70
A
53
60
B
54
60
A
55
60
B
56
70
A
57
70
A
58
50
B
59
70
A
60
70
A
61
40
B
62
70
A
63
70
A
64
70
A
65
60
B
66
60
B
67
70
A
68
100
A
69
80
A
70
90
A
71
60
B
72
70
A
73
50
B
74
70
A
75
60
B
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang penguasaan materi thaharahnya tinggi, sedang dan rendah, kemudian masingmasing variabel diprosentasikan dengan rumus: P=
F x 100 % N
a. Untuk mengetahui persentase tingkat penguasaan materi thaharah siswa yang mendapat nilai A, sebanyak 56 siswa, adalah: 38 x 100 % 75
= 50,6% = 51% b. Untuk mengetahui persentase tingkat penguasaan materi thaharah siswa yang mendapat nilai B, sebanyak 19 siswa, adalah: 37 x 100 % 75
= 49,3 % = 49%
c. Untuk mengetahui persentase tingkat penguasaan materi thaharah siswa yang mendapat nilai C, sebanyak 0 siswa, adalah: 0 x 100 % 75
= 0% TABEL X KOMPARASI PENGUASAAN MATERI THAHARAH DI MTs NU 10 PENAWAJA PAGERUYUNG TAHUN 2011/1012 No Nilai Tingkat Interval Frekuensi Prosentase penguasaan materi thaharah 1
Baik
70-100
38
51%
2
Sedang
40-69
37
49%
3
Rendah
10-39
0
0%
75
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas tersebut, dapat diketahui bahwa: a. Siswa yang mendapatkan nilai A dari penguasaan materi thaharahnya, sebanyak 38 siswa dengan prosentase 51 % b. Siswa yang mendapatkan nilai B, dari penguasaan materi thaharahnya sebanyak 37 siswa dengan prosentase 41 % c. Siswa yang mendapatkannilai C dari penguasaan materi thaharahnya sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0%
2. Data Kebiasaan Hidup Bersih Siswa Adapun hasil angket dari kebiasaan hidup bersih pada siswa MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung dapat dilihat dalam tabel berikut: TABEL XI DATA KEBIASAAN HIDUP BERSIH SISWA DI MTs NU 10 PENAWAJA PAGERUYUNG TAHUN 2011/1012 Nomor Item Nomor Responden Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1
3
3 5
3
5
3
3
3
3
3
2
5
3 5
3
5
3
3
3
5
3
3
5
3 3
3
5
5
3
5
5
3
4
5
3 3
3
3
5
5
5
5
3
5
3
3 3
3
3
5
3
5
5
5
6
5
3 1
3
3
5
3
5
5
5
7
5
3 5
5
5
5
3
5
5
3
8
5
3 5
3
3
3
5
3
5
3
9
5
3 5
3
5
5
5
3
3
3
10
3
3 3
3
5
5
3
5
5
3
11
5
3 3
3
5
5
5
5
5
3
12
5
3 3
3
5
3
3
3
3
3
13
5
3 3
3
3
3
3
3
3
3
14
5
3 3
3
5
5
3
3
5
3
15
5
3 3
3
5
3
3
3
3
3
16
5
1 5
3
5
5
5
3
3
3
17
5
3 3
3
5
5
3
3
5
3
18
5
3 5
3
5
5
3
5
5
5
34 38 40 40 38 38 44 38 40 38 42 34 32 38 34 38 38 44
19
5
3 5
5
5
5
5
5
5
3
20
5
5 5
5
5
5
5
5
3
3
21
5
5 3
3
3
5
5
5
3
3
22
5
3 1
5
5
5
5
5
5
3
23
5
3 1
5
5
3
3
3
3
3
24
5
3 5
5
5
5
5
5
5
3
25
5
3 3
3
3
5
3
5
5
3
26
5
3 3
3
5
5
3
5
3
3
27
5
3 3
3
3
5
3
5
5
3
28
5
3 3
3
3
5
3
5
5
3
29
5
3 3
3
5
5
3
5
3
3
30
5
5 3
3
3
3
3
3
5
3
31
3
5 5
3
3
5
3
5
5
3
32
5
3 5
5
5
5
3
5
5
3
33
3
3 3
3
3
5
3
5
5
3
34
3
3 3
3
3
5
3
5
5
5
35
5
1 3
3
3
3
3
5
5
5
36
5
3 5
5
5
5
5
5
5
3
37
5
3 5
5
5
5
5
5
5
3
38
3
3 3
3
3
5
3
5
5
3
39
3
5 3
5
5
5
1
5
5
3
40
5
3 3
3
3
5
5
3
5
3
41
5
3 1
1
3
5
3
5
5
3
42
5
3 3
3
5
3
3
5
5
3
43
3
3 3
3
5
5
3
5
5
3
44
3
3 1
3
3
5
3
5
5
3
45
5
3 1
3
3
5
3
5
5
3
46 46 40 42 34 46 38 38 38 38 38 36 40 44 36 38 36 46 46 36 40 38 34 38 38 34 36
46
5
3 3
3
3
3
3
5
5
3
47
5
3 3
1
3
3
3
3
5
3
48
5
3 3
3
3
3
3
3
3
3
49
5
3 3
3
5
3
3
3
3
3
50
5
3 3
3
3
5
3
3
3
3
51
5
5 3
3
3
3
3
3
3
3
52
3
3 5
5
5
3
3
5
5
3
53
3
3 3
3
5
5
3
5
5
3
54
3
3 3
3
5
5
3
5
5
3
55
5
3 3
3
5
3
3
3
3
3
56
5
1 3
3
5
5
3
5
5
5
57
5
3 3
5
5
5
3
5
5
3
58
5
3 3
5
3
3
3
3
3
3
59
3
3 3
3
5
5
3
5
5
3
60
3
3 3
3
5
5
3
5
5
3
61
5
1 1
3
3
3
3
5
3
3
62
3
1 1
5
5
5
3
5
5
3
63
5
3 3
3
5
5
3
5
5
3
64
5
3 3
3
5
5
3
3
5
3
65
5
3 3
3
5
5
3
5
3
3
66
3
3 3
3
5
3
3
5
5
5
67
3
3 5
3
5
3
3
5
5
3
68
5
3 5
5
5
5
5
5
5
3
69
5
3 5
5
5
5
5
5
5
3
70
5
3 5
5
5
5
5
5
5
3
71
5
3 3
3
5
5
3
3
5
3
72
5
3 3
3
5
3
3
3
5
5
36 32 32 34 34 34 40 38 38 34 40 42 34 38 38 30 36 40 38 38 38 38 46 46 46 38 38
73
5
3 3
3
3
3
3
3
3
3
74
5
3 3
3
3
5
3
5
5
3
75
5
3 3
3
3
5
3
5
5
3
32 38 38
Kemudian di intervalkan dengan rumus sebagai berikut: Angket kebiasaan hidup bersih siswa dengan jumlah 10 item diketahui nilai tertinggi 46 dan nilai terendah 32 secara ideal, maka interval yang pas sebagai berikut: i=
( Xt - Xr ) + 1 ki
i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval 3 (tinggi, sedang, rendah)
Jadi I
(50 - 10) + 1 3 41 = 3 =
= 13,6 = 14 Kemudian dimasukan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang memiliki kebiasaan hidup bersih yang baik, sedang, maupun rendah.
TABEL XII INTERVAL KEBIASAAN HIDUP BERSIH SISWA DI MTs NU 10 PENAWAJA PAGERUYUNG TAHUN 2011/1012 Nilai Interval Jumlah Siswa Nilai Nominasi 38-50
52
Baik
24-37
23
Sedang
10-23
0
Rendah
Dengan demikian dapat diketahui bahwa hasilnya sebagai berikut: a. Untuk kebiasaan idup bersih siswa yang tinggi, yaitu mendapat nilai antara 38-50 sebanyak 52 siswa b. Untuk kebiasaan idup bersih siswa
yang sedang, yaitu
mendapat nilai sedang antara 24-37 sebanyak 23 siswa c. Untuk kebiasaan idup bersih siswa
yang rendah, yaitu
mendapat nilai rendah antara 10-23 sebanyak 0 siswa. TABEL XIII NILAI NOMINASI KEBIASAAN HIDUP BERSIH SISWA DI MTs NU 10 PENAWAJA PAGERUYUNG TAHUN 2011/1012 NOMOR RESPONDEN SKOR NILAI NOMINASI 1
34
B
2
36
B
3
35
B
4
40
A
5
38
A
6
34
B
7
44
A
8
38
A
9
40
A
10
38
A
11
42
A
12
34
B
13
32
B
14
38
A
15
34
B
16
34
B
17
38
A
18
44
A
19
46
A
20
46
A
21
40
A
22
46
A
23
35
B
24
46
A
25
38
A
26
38
A
27
38
A
28
38
A
29
38
A
30
36
B
31
40
A
32
44
A
33
36
B
34
38
A
35
37
B
36
46
A
37
46
A
38
36
B
39
41
A
40
38
A
41
36
B
42
38
A
43
38
A
44
32
B
45
37
B
46
36
B
47
33
B
48
32
B
49
34
B
50
34
B
51
34
B
52
40
A
53
38
A
54
38
A
55
34
B
56
41
A
57
42
A
58
34
B
59
38
A
60
38
A
61
32
B
62
38
A
63
40
A
64
38
A
65
38
A
66
38
A
67
38
A
68
46
A
69
46
A
70
46
A
71
38
A
72
38
A
73
32
B
74
38
A
75
38
A
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang kebiasaan hidup bersihnya tinggi, sedang, dan rendah, kemudian masingmasing variabel diprosentasikan dengan rumus: P=
F x 100 % N
a. Untuk mengetahui kebiasaan hidup bersih siswa yang mendapat nilai A, sebanyak 52 siswa, sehingga: 52 x 100 % 75
= 69,3% = 69%
b. Untuk mengetahui kebiasaan hidup bersih yang mendapat nilai B, sebanyak 23 siswa, sehingga: 23 x 100 % 75
= 30,6% = 31% c. Untuk mengetahui kebiasaan hidup bersih yang mendapat nilai C, sebanyak 24 siswa, sehingga: 0 x 100 % 75
= 0%
No 1 2 3
TABEL XIV KOMPARASI KEBIASAAN HIDUP BERSIH SISWA DI MTs NU 10 PENAWAJA PAGERUYUNG TAHUN 2011/1012 Nilai Layanan kebiasaan Interval Frekuensi Prosentase hidup bersih siswa Baik 38-50 52 69 % Sedang 24-37 23 31% Rendah 10-23 0 0% jumlah 75 100 %
Dari tabel di atas tersebut, dapat diketahui bahwa: a. Siswa yang mendapatkan nilai A dari kebiasaan hidup bersihnya sebanyak 52 siswa dengan prosentase 69% b. Siswa yang mendapatkan nilai B dari kebiasaan hidup bersihnya sebanyak 23 siswa dengan prosentase 31% c. Siswa yang mendapatkan nilai C dari kebiasaan hidup bersihnya sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0%
TABEL XV TABEL KERJA UNTUK MENCARI KOEFISIEN ANTARA VARIABEL PENGUASAAN MATERI THAHARAH (X) DAN VARIABEL KEBIASAAN HIDUP BERSIH SISWA(Y) DI MTs NU 10 PENAWAJA PAGERUYUNG TAHUN 2011/1012 No x y x² y² xy 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
50
34
60
36
50
35
70
40
70
38
50
34
80
44
60
38
70
40
70
38
70
42
50
34
50
32
60
38
60
34
60
34
60
38
80
44
80
46
90
46
70
40
100
46
50
35
2500 3600 2500 4900 4900 2500 6400 3600 4900 4900 4900 2500 2500 3600 3600 3600 3600 6400 6400 8100 4900 10000 2500
1156
1700
1296
2160
1225
1750
1600
2800
1444
2660
1156
1700
1936
3520
1444
2280
1600
2800
1444
2660
1764
2940
1156
1700
1156
1600
1444
2280
1156
2040
1156
2040
1444
2280
1936
3520
2116
3680
2116
4140
1600
2800
2116
4600
1225
1750
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
80
46
70
38
70
38
70
38
70
38
60
38
60
36
70
40
80
44
50
36
70
38
40
37
90
46
80
46
70
36
70
41
60
38
60
36
60
38
60
38
60
32
60
37
70
36
50
33
40
32
50
34
50
34
6400 4900 4900 4900 4900 3600 3600 4900 6400 2500 4900 1600 8100 6400 4900 4900 3600 3600 3600 3600 3600 3600 4900 2500 1600 2500 2500
2116
3680
1444
2660
1444
2660
1444
2660
1444
2660
1444
2280
1296
2160
1600
2800
1936
3520
1296
1800
1444
2660
1369
1480
2116
4140
2166
3680
1296
2520
1681
2870
1444
2280
1296
2160
1444
2280
1444
2280
1024
1920
1369
2220
1296
2520
1089
1650
1024
1280
1146
1700
1156
1900
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 JUMLAH
50
34
70
40
60
38
60
38
60
34
70
41
70
42
50
34
70
38
70
38
40
32
70
38
70
40
70
38
60
38
60
38
70
38
100
46
80
46
90
46
60
38
70
38
50
32
70
38
60
38
∑4880
∑2871
2500 4900 3600 3600 3600 4900 4900 2500 4900 4900 1600 4900 4900 4900 3600 3600 4900 10000 6400 8100 3600 4900 2500 4900 3600 ∑x²329400
1156
1360
1600
2800
1444
2280
1444
2280
1156
2040
1681
2870
1764
2940
1156
1360
1444
2660
1444
2660
1040
1280
1444
2660
1600
2800
1444
2660
1444
2280
1444
2280
1444
2660
2116
4600
2116
3040
2116
4140
1444
2280
1444
2660
1024
1600
1444
2660
1444
2280
∑111251
∑188950
Diketahui: ∑x
: 4880
∑y
: 2871
∑x²
: 329400
∑y²
: 111251
∑xy
: 188950 N∑xy – (x) (y)
rxy= { N∑x² - (∑x)² } { N∑y² - (∑y)²}
75. 188950– (4880) (2871) rxy= { 75. 329400- (4880)² } { 75. 111521- (2871)²}
14319750 - 14010480 rxy= { 24705000 - 23814400} { 8343825 – 8242641}
160770 rxy= {890600 } { 101184}
160770 rxy= 90114470400
=
160770 300190.723
= 0.535
B. Interpretasi Data Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variable x dan y diketahui, maka untuk mengetahui dapat tidaknya hipotesis diterima harus dikonsultasikan nilai r xy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat dalam nilai r product moment sehingga diketahui bahwa r hitung signifikan atau tidak. Sesuai dengan responden sebanyak 75, dapat dilihat dalam table nilai r product moment adalah sebagai berikut: 1. Pada taraf signifikan 5%, r = 0,227 2. Pada taraf signifikan 1%, r = 0,296 Berdasarkan nilai dalam table tersebut dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang diperoleh sebagai berikut: 1. 0.535 > 0,227 pada taraf signifikan 5% 2. 0.535 > 0,296 pada taraf signifikan 1% Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat diketahui ada hubungan yang signifikan antara penguasaan meteri thaharah dengan kebiasaan hidup bersih pada siswa di MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal tahun 2011. Dengan demikian hipotesis diterima.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian dan analisis di atas, baik teoritik maupun empirik, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat penguasaan materi thaharah siswa dapat diketahuisebagai berikut: a. Siswa yang mendapatkan nilai A dari penguasaan materi thaharahnya, sebanyak 38 siswa dengan prosentase 51 % b. Siswa yang mendapatkan nilai B, dari penguasaan materi thaharahnya sebanyak 37 siswa dengan prosentase 49 % c. Siswa yang mendapatkannilai C dari penguasaan materi thaharahnya sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0% 2. Kebiasaan hidup bersih siswa dapat diketahui sebagai berikut: a. Siswa yang mendapatkan nilai A dari kebiasaan hidup bersihnya sebanyak 52 siswa dengan prosentase 69% b. Siswa yang mendapatkan nilai B dari kebiasaan hidup bersihnya sebanyak 23 siswa dengan prosentase 31% c. Siswa yang mendapatkan nilai C dari kebiasaan hidup bersihnya sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0% 3. Penguasaan materi thaharah berhubungan positif dengan kebiasaan hidup bersih pada siswa di MTs NU 10 PENAWAJA Pageruyung Kab. Kendal tahun 2011.
Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data yang diperoleh dari nilai rxy sebesar 0.535 dan selanjutnya dikonsultasikan dengan r table product moment dengan N = 75, pada taraf signifikasi 5% diperoleh 0,227, dan ternyata pada taraf signifikasi 1% diperoleh 0,296, sehingga r xy lebih besar dari pada r tabel (0.535 > 0,227 dan 0.535 > 0,296). B. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi guru a. Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, guru perlu memperhatikan tingkat kemampuan peserta didik agar meteri yang disampaikan dapat diterima oleh peserta didik dengan baik. b. Dalam menyampaikan materi thaharah, sebaiknya guru tidak hanya sebatas menyampaikan materi yang bersifat kognitif, akan tetapi juga memberikan pengertian tentang hikmah dari bersuci dan juga memberikan
motivasi
kepada
peserta
didik
untuk
dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bagi siswa a. Meskipun penguasaan meteri siswa tidak buruk, namun penguasaan tersebut perlu ditingkatkan. Selain untuk mengangkat prestasi akademik, materi thaharah yang diajarkan adalah materi yang akan selalu menjadi pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
mengingat thaharah juga menentukan sah dan tidaknya ibadah yang di jalankan b. Siswa juga perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan, sehingga citra agama islam yang cinta akan kebersihan tidak hanya menjadi buah bibir semata.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Faridy, Hasan Rifai, Iqbal Setyarso. 2009. 100++ Tanya Jawab Seputar Bersuci. Jakarta Selatan: Qultummedia Usman, Husaini, R. Purnomo Al-Jarjawi, Syekh Ali Ahmad. 1997. Indahnya Syari’at Islam. Terjemahan oleh Saleh Faisal. 2006. Jakarta: Gema Insani. Al-Qathani, Sa’id bin Ali bin Wahaf. 1997. Panduan Bersuci. Terjemahan oleh Muhammad Iqbal. 2006. Jakarta: Almahira. Al-Mahfani, M. Khalilurrahman. 2008a. Berkah Salat Dhuha. Jakarta Selatan: PT. Wahyumedia. _______2008b. Buku Pintar Shalat. Jakarta Selatan: Kawahmedia. Ayanih, Ummi. 2010. Dahsyatnya shalat dan Doa Ibu.jakarta: Raih Asa Sukses. Ayyub, Hasan Muhammad. 2007. Panduan Ibadah Khusus Pria. Jakarta: Almahira. Bagir, Muhammad. 2008. Fiqih Praktis. Bandung: karisma. Chalil, Munawar. 2008. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW. Jakarta: Gema Insani. Darajdat, Zakiah, & Rekan-rekan. 1995. Ilmu Fiqih I. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf. Hernacki, Mike. 1999. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantun Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Terjemahan oleh Ari Nilandari. 2010. Bandung: PT Mizan Pustaka. Khumais, Muhammad ‘Athiyah. 2004. Fiqih Perempuan. Jakarta: Media Da’wah. Muhammad, Abd Al-Basith. Tanpa tahun. Cara Nabi Mencegh Penyakit. Terjemahan oleh Khalifurrahman Fath. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta. Musbikin, Imam. 2008. Wudhu Sebagai Terapi. Yogyakarta: Penerbit Nusa Media.
Nada’, ‘Abdul ‘Aziz bin Fathi As-Sayyid. Tanpa tahun. Ensiklopedi Adab Islam Menurut Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i. Nahrawi, Amirah A. 2009. http://www.nahrawi.org/2009/04/syariah-wudhurukun-wudhu.html, diakses 2 Agustus 2011. Perdana, Aditya. 2010. Cara Bersuci (Thaharah), Rukun Wudhu. (http://www.adityaperdana.web.id/cara-bersuci-thaharah-rukunwudhu.html, diakses 2 Agustus 2011 ) Rasjid, Sulaiman.2006. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Raudhatun & Darnoto. 2006. Tuntunan Salat Praktis. Tangerang: PT ArgoMedia Pustaka. Sabiq, Sayyid. 1973. Fiqih Sunah 1. Bandung: PT Alma’arif. Salim, Mukhtar. Tanpa tahun. Sehat Jiwa Raga Denga Sholat. Terjemahan oleh Imam Ghazali Masykur. 2009. Klaten: Wafa Press. Setiady Akbar. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Bumi Aksara Simamora, Ns. Roymond. H. 2009. Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Tebba, Sudirman. 2004. Sehat Lahir Batin. Jakarta: PT serambi Ilmu Semesta. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan. PT. Imtima. Uno, Hamzah B, Masri Kudrat Umar. 2009. Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.