i
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMASAR ONLINE BIDANG PERTANIAN SEBAGAI KONSUMEN MESIN PENCARI GOOGLE DENGAN PERINGKAT WEBSITE
IDHAM MUHAMAD HUSEN
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
2
ABSTRACT Several years later, become a revolution in Internet using as a impact of the discovery of a tool called Google Search Engine. Online marketers compete to placed their website at Google Search Engine page. Purpose of this study is to identify the uses of the Internet as part of marketing communication for agricultural product, to learn knowledge of Online Marketers for agricultural products to locate their website at the top of Google Search Engine results for some keyword, studying the behavior of Online Marketing for agricultural products as a Google Search Engine consumer or called Google Search Engine Optimizing, to analyze the relationship between knowledge and behavior of online marketers as consumers in Google Search engine, and analyze the relationship between the behavior of online marketers as Google search engine consumer and their websites ranking. This study uses quantitative approach research. Quantitative approach research is supported by quantitative and qualitative data collection methods. The results of this study is that the Internet as a means of a cheap and efficient marketing has been used by agricultural entepreneur. Mostly the online marketers, both individually or as a company have a high level of knowledge of Google Search Engine and medium Google Search Engine Optimizing behavior. There is a significant relationship between knowledge with Google Search Engine Optimizing behavior. There is also a significant relationship between the Google Search Engine Optimizing behavior with ranking of their business websites on the Google Search engine page.
Keywords: Google Search Engine, online marketer, knowledge about Google Search engine, Google Search Engine Optimizing behavior, and rangking on Google Search Engine page.
3
RINGKASAN IDHAM MUHAMAD HUSEN. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMASAR ONLINE BIDANG PERTANIAN SEBAGAI KONSUMEN MESIN PENCARI GOOGLE DENGAN PERINGKAT WEBSITE (Dibawah bimbingan Yatri Indah Kusumastuti). Beberapa tahun belakangan, terjadi sebuah revolusi dalam penggunaan internet dengan ditemukannya sebuah tool internet bernama Mesin Pencari Google. Penggunaan Mesin Pencari Google sebagai salah satu media pemasaran terampuh di internet tengah digiatkan oleh para pemasar online. Pemasar online bersaing agar website mereka terindeks oleh Mesin Pencari Google dan lebih dari itu, pemasar online melakukan beberapa upaya agar webiste mereka terindeks pada mesin pencari Google dengan posisi teratas di halaman pertama. Penempatan posisi teratas dalam pencarian Mesin Pencari Google menjadi suatu prioritas bagi Pemasar Online agar produk mereka dikenal oleh masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan volume penjualan produk mereka. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penggunaan internet sebagai
bagian
komunikasi
pemasaran
produk
pertanian,
mempelajari
pengetahuan Pemasar Online produk pertanian yang memiliki website yang berada pada urutan teratas pencarian Mesin Pencari Google, mempelajari perilaku Pemasar Online produk pertanian sebagai konsumen Mesin Pencari Google, menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pemasar online bidang pertanian sebagai konsumen Mesin Pencari Google, dan menganalisis hubungan antara perilaku pemasar online bidang pertanian sebagai konsumen Mesin Pencari Google dengan peringkat website. Responden adalah para pemasar bidang pertanian yang memasarkan produk mereka secara online melalui website atau blog dan memiliki peringkat yang tinggi atau berada pada halaman satu pencarian Mesin Pencari Google untuk kata kunci tertentu bidang pertanian secara luas. Rencana jumlah kuesioner yang akan disebarkan dalam penelitian ini adalah 110 kuesioner dengan asumsi return rate sebesar 27,4 persen (penelitian melalui pos oleh Rochany 2008), namun pada saat penelitian, jumlah kuesioner yang dikirimkan menjadi 137 kuesioner karena
4
pada pengiriman ke-110 jumlah responden yang membalas belum memenuhi batas minimal 30 responden (return rate sebesar 21,9 persen). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif tersebut didukung metode pengumpulan data secara kuantitatif dan kualitatif. Digunakan dua buah analisis hubungan dalam pengolahan data. Analisis uji Korelasi Pearson digunakan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan perilaku pemasar online bidang pertanian dalam menggunkan Mesin Pencari Google. Analisis uji Korelasi Rank Spearman digunakan untuk melihat hubungan antara perilaku pemasar online bidang pertanian dalam menggunakan Mesin Pencari Google dan peringkat website pada Mesin Pencari Google. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Internet sebagai sarana pemasaran yang murah dan efisien telah digunakan cukup luas oleh pengusaha bidang pertanian. Mesin Pencari Google sebagai mesin pencari yang terbesar ikut pula dimanfaatkan oleh pemasar online untuk memasarkan websitenya dengan biaya yang rendah. Secara garis besar pemasar online bidang pertanian, baik pemasar online perorangan maupun pemasar online yang telah berbentuk perusahaan memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap Mesin Pencari Google. Setelah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai cara Pengoptimatisasian Mesin Pencari Google, pemasar online melakukan perilaku pengoptimatisasian Mesin Pencari Google. Umumnya pemasar online yang melakukan perilaku pengoptimatisasian mesin pencari dengan nilai yang tinggi memiliki frekuensi yang hampir sama dengan pemasar online yang memiliki skor yang rendah (14:16). Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan pemasar online mengenai cara pengoptimatisasian dengan perilaku dalam pengotimatisasian Mesin Pencari Google. Terdapat pula hubungan yang signifikan antara perilaku pemasar online dalam pengoptimatisasian Mesin Pencari Google dengan peringkat atau urutan website bisnisnya pada Mesin Pencari Google.
5
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMASAR ONLINE BIDANG PERTANIAN SEBAGAI KONSUMEN MESIN PENCARI GOOGLE DENGAN PERINGKAT WEBSITE
Oleh: IDHAM MUHAMAD HUSEN I34052472
SKRIPSI sebagai Bagian Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
6
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi
: Hubungan Antara Pengetahuan dan Perilaku Pemasar Online Bidang Pertanian sebagai Konsumen Mesin Pencari Google dengan Peringkat Website Nama Mahasiswa : Idham Muhamad Husen NRP : I34052472 Mayor : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Intitut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Yatri Indah Kusumastuti, MSi NIP. 19660714 199103 2 002
Mengetahui, Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP. 19550630 198103 1 003
Tanggal Lulus Ujian:
7
LEMBAR PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMASAR ONLINE BIDANG PERTANIAN SEBAGAI KONSUMEN MESIN PENCARI GOOGLE DENGAN PERINGKAT WEBSITE” BELUM PERNAH DIAJUKAN DAN DITULIS PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK/LEMBAGA LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH TULISAN INI.
Bogor, Januari 2010
Idham Muhamad Husen I34052472
8
RIWAYAT HIDUP Idham Muhamad Husen (penulis), lahir di Bogor, pada tanggal 29 Maret 1987. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara yang lahir dari pasangan bapak Hasan Soleh (alm.), dan ibu Yetty Susiawaty. Penulis beralamat di Barata Pura blok 3 no 11 RT 04/04 Cimanggu Bogor 16164. Riwayat pendidikan penulis diawali dari Taman Kanak-kanak pada tahun 1992-1993 di TK Pertiwi III Bogor, yang kemudian dilanjutkan ke SD Negeri Polisi 5 Bogor pada tahun 1993-1999, SMP Negeri 4 Bogor pada tahun 19992002, dan SMA Negeri 1 Bogor pada tahun 2002-2005. Setelah lulus dari jenjang pendidikan SMA, penulis melanjutkan ke Institut Pertanian Bogor Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia pada 2005 hingga sekarang melalui jalur SPMB. Semenjak memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama hingga duduk di bangku kuliah, penulis telah aktif di berbagai organisasi, seperti Sekretaris II OSIS SMP Negeri 4 Bogor 2000/2001; Seksi Latihan Pramuka Penggalang Gudep 04-05 Pangkalan SMP Negeri 4 Bogor 2000/2001; Ketua Umum Kelompok Ilmiah Remaja SMP Negeri 4 Bogor 2000/2001; Wakil Bendahara OSIS SMA Negeri 1 Bogor 2002/2003; Bendahara Umum OSIS SMA Negeri 1 Bogor 2003/2004; Koordinator Subseksi Hubungan Internal Seksi Hubungan Sekolah Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Satya Soedirman Bogor 2003/2004; Anggota Divisi Sosial, Seni, dan Budaya Purna Bhakti Mahardika Bogor 2006/2009; Tim Formatur Pembentukan Himpunan Profesi Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB 2007; Anggota Subdivisi Advertising Divisi Multimedia dan Advertising Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor 2007/2008; Public Relation Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Kabinet Totalitas Perjuangan Institut Pertanian Bogor 2007/2008; dan terakhir menjadi Fasilitator program Teens Go Green kerjasama Yayasan KEHATI, PT. Pembangunan Jaya Ancol, dan DIKMENTI Jakarta 2008. Selain aktif dalam bidang organisasi, penulis pernah memiliki beberapa riwayat pekerjaan, seperti Tim Administrasi Bimbingan Belajar Privat Azzam Insani Cabang Bogor 2006; Manager Pemasaran Taman Kanak-Kanak dan Taman
9
Bermain Rumah Ceria SBJ Dramaga Bogor 2006; Tim Desain Grafis K’dele Production 2005 s.d. Sekarang; Asisten Dosen Dasar-dasar Komunikasi Departemen SKPM IPB tahun 2007; Asisten Dosen Perilaku Konsumen Departemen IKK IPB tahun 2007; Asisten Dosen Sosiologi Umum Departemen SKPM IPB tahun 2008/2009; Asisten Technology Management Manager Yayasan KEHATI 2008; Tim Surveyor Monitoring dan Evaluasi Keaksaraan Fungsional Jawa Barat, Departemen Pendidikan Nasional 2008; Tim Surveyor Identifikasi dan Perkembangan Dana Bantuan Perkuatan Bagi Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor, Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 2008; dan Tim Surveyor Quick Count Pemilihan Umum Presiden 2009 daerah Kabupaten Bogor yang diselenggarakan oleh Metro TV. Penulis pun pernah berkecimpung dalam bidang usaha dengan mendirikan SHIOBI, Shiomay Tepung Ubi pada tahun 2009.
10
KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Pengetahuan dan Perilaku Pemasar Online Bidang Pertanian sebagai Konsumen Mesin Pencari Google dengan Peringkat Website”. Salawat serta salam senantiasa tercurah pada junjungan umat manusia, Rasulullah SAW. Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Tujuan penulisan laporan akhir ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku pemasar online bidang pertanian sebagai konsumen Mesin Pencari Google, serta hubungan perilaku pemasar online bidang pertanian dan peringkat website pada Mesin Pencari Google. Semoga laporan akhir ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di Indonesia. Kritik dan saran selalu terbuka untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Bogor, Januari 2010
Penulis
11
UCAPAN TERIMAKASIH Penulisan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat, karunia, dan hidayah yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ir. Yatri Indah Kusumastuti, MSi sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan pengarahan kepada penulis. 2. Ir. Richard W. E. Lumintang, MSEA selaku penguji utama untuk saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan skripsi. 3. Ratri Virianita, S. Sos, Msi selaku dosen penguji wakil Departemen untuk saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan skripsi. 4. Prof. Amri Jahi sebagai dosen pembimbing akademik yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan kepada penulis. 5. Seluruh responden yang telah meluangkan waktu mengisi kuesioner di sela-sela kegiatan sebagai wirausahawan. 6. Papa (almarhum) serta mama yang selalu menjadi inspirasi hidup dan sebagai sumber semangat. 7. Ristia Oktora, penyuntik semangat, reminder hidup, serta editor yang baik. 8. Rifki Ayerseptian sebagai teman satu bimbingan yang selalu membantu memberikan saran dan kritik terhadap skripi penulis. 9. Reni, Iya, Arya, yang selalu mendukung semangat wirausaha penulis dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 10. Sahabat-sahabat di Departemen SKPM yang tidak dapat disebutkan satu persatu sebagai teman berbagi ilmu selama di bangku kuliah. 11. Seluruh staf dan dosen Departemen SKPM yang telah banyak membantu dalam memberikan ilmu dan segala urusan selama kuliah. Semoga semua bantuan, dukungan, nasehat, dan doa yang telah kalian berikan mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Amin.
12
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1.2. Perumusan Masalah .................................................................................. 1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................
1 1 3 4 5
BAB II PENDEKATAN TEORITIS ................................................................ 2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 2.1.1 Pengetahuan Konsumen ....................................................................... 2.1.2 Perilaku Konsumen .............................................................................. 2.1.3 Komoditas Pertanian ............................................................................ 2.1.3.1 Pemasaran dalam Komoditas Pertanian ........................................... 2.1.4 Komunikasi Pemasaran Berbasis Internet ............................................. 2.1.4.1 Konsumen Pengguna Internet ......................................................... 2.1.4.2 Komunikasi Pemasaran Berbasis Internet dalam Komoditas Pertanian .............................................................................. 2.1.5 Mesin Pencari (Search Engine) ............................................................ 2.1.5.1 Mesin Pencari Google ..................................................................... 2.1.6 Pemasar Online sebagai Konsumen Mesin Pencari Google ................... 2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 2.3.Hipotesis Penelitian .................................................................................... 2.4.Definisi Operasional ...................................................................................
6 6 6 6 10 10 12 13
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 3.1. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 3.2. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 3.3. Teknik Penentuan Responden .................................................................... 3.4. Pengolahan dan Analisis Data ...................................................................
39 39 40 40 42
BAB IV PROFIL MESIN PENCARI GOOGLE .............................................. 4.1. Penemu Google ......................................................................................... 4.2. Sejarah Mesin Pencari Google ................................................................... 4.2.1. Back Rub ............................................................................................. 4.2.2. Peringkat ............................................................................................. 4.2.3. Mesin Pencari ...................................................................................... 4.3. Google sebagai Sebuah Perusahaan ........................................................... 4.4. Google sebagai Alat Bisnis ........................................................................
43 43 44 44 45 45 46 47
BAB V PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI BAGIAN KOMUNIKASI PEMASARAN PRODUK PERTANIAN .........................................................
48
16 18 21 25 32 35 35
13
5.1 Internet dan Bisnis ..................................................................................... 5.2. Internet dan Bisnis di Indonesia ................................................................. 5.3. Penggunaan Internet oleh Pemasar Online Bidang Pertanian ..................... 5.3.1. Karakterisik Website Bidang Pertanian ................................................ 5.3.1.1. Jenis Website ................................................................................. 5.3.1.2. Kata Kunci Website ....................................................................... 5.3.1.3. Peringkat Website ........................................................................... 5.3.1.4. Daerah Asal Website ...................................................................... 5.3.2. Karakteristik Pemasar Online Bidang Pertanian ................................... 5.3.2.1. Pemasar Berbentuk Perusahaan ..................................................... 5.3.2.1.1. Jamu Borobudur ..................................................................... 5.3.2.2. Pemasar Perorangan ...................................................................... 5.3.2.2.1. Kategori Usia ......................................................................... 5.3.2.2.2. Jenis Kelamin ......................................................................... 5.3.2.2.3. Pendidikan Terakhir ............................................................... 5.3.2.2.4. Mata Pencaharian Utama ........................................................ 5.3.2.2.5. Lama Memasarkan Lewat Internet .......................................... 5.3.2.2.6. Pendapatan per Bulan dari Pemasaran Online ......................... 5.3.2.2.6.1. Hubungan Pendapatan dengan Urutan Website .................. BAB VI PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMASAR ONLINE BIDANG PERTANIAN SEBAGAI KONSUMEN MESIN PENCARI GOOGLE ........................................................................................................ 6.1. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Mesin Pencari Google ................. 6.1.1. Pengetahuan Umum Mengenai Mesin Pencari Google ......................... 6.1.2. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Link ....................................... 6.1.4. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Traffic ................................... 6.1.5. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Keyword ............................... 6.1.6. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Cara Update .......................... 6.2. Perilaku Pemasar Online Memanfaatkan Mesin Pencari Google ................ 6.2.1. Perilaku Pemasar Online dalam Pendaftaran ke Mesin Pencari ............ 6.2.2. Perilaku Pemasar Online Dalam Menyebarkan Link Website ............... 6.2.3. Perilaku Perilaku Pemasar Online Dalam Memperbanyak Kunjungan ke Website ................................................................................ 6.2.4. Perilaku Pemasar Online Membuat Kepadatan Kata Kunci .................. 6.2.5. Perilaku Pemasar Online Mengupdate Website ke Mesin Pencari Google ................................................................................ 6.3. Hubungan Antara Pengetahuan Pemasar Online dan Perilaku Pengoptimatisasian Mesin Pencari Google .........................................
48 49 50 51 51 52 53 55 57 57 57 58 59 60 60 61 62 63 64
65 65 66 68 70 71 73 74 75 77 79 80 82 84
BAB VII PERILAKU DAN PERINGKAT WEBSITE BISNIS BIDANG PERTANIAN SEBAGAI KONSUMEN MESIN PENCARI GOOGLE ........... 7.1. Perilaku Pemasar Online Bidang Pertanian ................................................ 7.2. Urutan Website Bisnis Bidang Pertanian .................................................... 7.3. Hubungan Antara Perilaku Pemasar Online dengan Urutan Website ..........
86 86 86 87
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 8.1. Kesimpulan ...............................................................................................
90 90
14
8.2. Saran ......................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... LAMPIRAN ....................................................................................................
91 92 94
15
DAFTAR TABEL Teks Nomor Tabel Halaman 1. Jenis Website .............................................................................................. 52 2. Kata Kunci Website .................................................................................... 53 3. Asal Daerah Website .................................................................................. 56 4. Kategori Usia ............................................................................................. 59 5. Pendidikan Terakhir ................................................................................... 61 6. Lama Memasarkan Online ......................................................................... 63 7. Rata-rata Pendapatan per Bulan .................................................................. 63 8. Hubungan Antara Pendapatan dan Urutan .................................................. 64 9. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pengoptimatisasian Mesin Pencari Pemasar Online ...................... 84 10. Urutan Website............................................................................................ 87 11. Hubungan Antara Perilaku Pemasar Online dalam Pengoptimatisasian Mesin Pencari Google dengan Urutan Website pada Mesin Pencari Google .......... 88 Lampiran Nomor Tabel Halaman 1. Daftar Kata Kunci yang Digunakan dalam Penelitian ................................. 95 2. Teknik Analisis Data .................................................................................. 96 3. Perhitungan Korelasi antar Variabel ........................................................... 96
16
DAFTAR GAMBAR Teks Nomor Gambar Halaman 1. Grafik Penggunaan Internet di Dunia pada Tahun 2007 ............................. 14 2. Perkiraan Biaya Tambahan Konsumen dalam Berbagai Media .................. 20 3. Persentase Penggunaan Mesin Pencari ...................................................... 22 4. Halaman Mesin Pencari Google ............................................................... 24 5. Halaman Pendaftaran Google ............................................................... 26 6. Tampilan Google Suggest ......................................................................... 29 7. Bagan Kerangka Pemikiran ....................................................................... 34 8. Persentase Urutan Website ........................................................................ 54 9. Contoh Ilustrasi Produk Jamu Borobudur yang Ditampilkan di Website...................................................................... 58 10. Persentase Jenis Kelamin Pemasar Online ................................................. 60 11. Persentase Mata Pencaharian Utama Pemasar Online ................................ 62 12. Pengetahuan Pemasar Online Terhadap Mesin Pencari Google .................. 66 13. Pengetahuan Umum Pemasar Online Tentang Mesin Pencari Google ................................................................. 68 14. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Link pada Website ....................... 69 15. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Traffic pada Website ................... 71 16. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Keyword pada Website ................ 72 17. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Cara Melakukan Update pada Mesin Pencari Google .......................................................................................... 74 18. Perilaku Pemasar Online dalam Optimatisasi Mesin Pencari ..................... 75 19. Perilaku Pemasar Online dalam Pendaftaran ke Mesin Pencari .................. 77 20 Perilaku Pemasar Online Dalam Menyebarkan Link Websitenya ............... 78 21. Perilaku Pemasar Online Dalam Memperbanyak Kunjungan ke Websitenya ......................................................................... 80 22. Perilaku Pemasar Online Membuat Kepadatan Kata Kunci ........................ 82 23. Perilaku Pemasar Online Mengupdate Website ke Mesin Pencari Google ............................................................................... 83 Lampiran Nomor Gambar Halaman 1. Tampilan Kuesioner dalam Excel .............................................................. 97
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu hal terpenting di dalam suatu bidang usaha. Pemasaran menjadi ujung tombak dalam hal pengenalan produk suatu bidang usaha dan mempengaruhi tingkat penggunaan produk tersebut di masyarakat. Penggunaan teknik pemasaran yang baik akan menjadi keuntungan tersendiri bagi suatu bidang usaha yang pada akhirnya akan berakibat terhadap kenaikan tingkat penjualan. Komunikasi yang baik di dalam proses pemasaran menjadi hal yang mutlak untuk memperoleh hasil pemasaran yang baik pula (Battele 2007). Produk pertanian sebagai salah satu komoditas non migas terbesar di Indonesia seharusnya sudah ditunjang dengan konsep pemasaran yang baik. Hal tersebut penting untuk dilakukan agar tetap dapat bertahan dalam persaingan dengan produk-produk lain baik dalam bidang sejenis maupun dalam bidang yang lain yang berhubungan secara subtitusi. Pertumbuhan produk pertanian seiring dengan pemberlakuan revitalisasi pertanian di Indonesia menjadi semakin pesat dan tumbuh dengan sangat besar. Pertumbuhan yang pesat ini akan menjadi terbuang sia-sia bila tidak ditindaklanjuti dengan proses pemasaran yang baik pada sektor hilir dari komoditas pertanian. Komunikasi Pemasaran yang tepat dapat mendorong komoditas pertanian menjadi lebih dikenal di masyarakat dan tentunya lebih memiliki nilai tambah secara ekonomis dalam perputaran di pasar bebas (Henderson, et.al. 2000).
2
Dunia global dewasa ini telah menuntut masyarakat untuk menghasilkan inovasi-inovasi yang lebih baik agar tidak hanya menjadi follower yang tertinggal kemajuan teknologi. Kemajuan tidak hanya berlaku pada komoditas sektor elektronik saja, bidang pemasaran pun mulai berbenah diri dalam menghadapi inovasi-inovasi baru. Salah satu teknologi terkini dalam dunia pemasaran adalah penggunaan internet sebagai salah satu media pemasaran. Penggunaan internet memiliki berbagai keuntungan karena mudah dan perkembangannya yang sangat pesat di Indonesia, bahkan di seluruh dunia (Wheatley dan Briar 2005). Produk pertanian pun kini telah banyak menggunakan internet sebagai salah satu media pemasarannya. Internet merupakan pasar bagi permintaan dan penawaran secara lebih mengglobal. Kemudahan dalam mengakses internet menjadi salah satu alasan banyaknya masyarakat yang menggunakan produk teknologi ini. Salah satu segmen masyarakat pengguna internet adalah konsumen produk pertanian (Henderson, et. al. 2000). Beberapa tahun belakangan, terjadi sebuah revolusi dalam penggunaan internet dengan ditemukannya sebuah tool internet bernama Mesin Pencari Google. Mesin Pencari Google yang pada awalnya diciptakan hanya untuk menjadi sebuah tool pencari dan pengindeks berbagai website di internet telah mengalami kemajuan pesat dengan menjadi salah satu media pemasaran baik secara alami maupun dengan berbayar. Penggunaan Mesin Pencari Google sebagai salah satu media pemasaran terampuh di internet tengah digiatkan oleh para pemasar online. Pemasar online bersaing agar website mereka terindeks oleh Mesin Pencari Google dan lebih dari itu, pemasar online melakukan beberapa upaya agar webiste mereka terindeks pada mesin pencari Google dengan posisi
3
teratas di halaman pertama. Penempatan posisi teratas dalam pencarian Mesin Pencari Google menjadi suatu prioritas bagi Pemasar Online agar produk mereka dikenal oleh masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan volume penjualan produk mereka. Mesin Pencari Google dipilih sebagai salah satu media pemasaran karena merupakan Search engine terbesar dan memiliki tingkat kunjungan terbesar dalam kelas Search engine. Google merupakan website dengan tingkat akses paling besar di seluruh dunia. Kata “googling” telah menjadi suatu gaya hidup dalam berinternet. Kata “googling” telah menjadi suatu kata kerja tersendiri di Amerika Serikat. Tidak mengherankan bila banyak pengusaha, terutama pemasar secara online, secara nyata menggunakan jasa Mesin Pencari Google sebagai sarana pemasaran (Onggo 2008).
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang disusunlah beberapa perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penggunaan internet sebagai bagian komunikasi pemasaran produk pertanian? 2. Bagaimanakah pengetahuan Pemasar Online produk pertanian yang memiliki website yang berada pada urutan teratas pencarian Mesin Pencari terhadap Mesin Pencari Google? 3. Bagaimanakah perilaku Pemasar Online produk pertanian sebagai konsumen Mesin Pencari Google agar websitenya berada pada urutan teratas pencarian Mesin Pencari Google?
4
4. Bagaimanakah hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pemasar online bidang pertanian sebagai konsumen Mesin Pencari Google? 5. Bagaimanakah hubungan antara perilaku pemasar online bidang pertanian sebagai konsumen Mesin Pencari Google dengan peringkat website?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang disusunlah beberapa tujuan penulisan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi
penggunaan
internet sebagai
bagian
komunikasi
pemasaran produk pertanian. 2. Mempelajari pengetahuan Pemasar Online produk pertanian yang memiliki website yang berada pada urutan teratas pencarian Mesin Pencari Google. 3. Mempelajari perilaku Pemasar Online produk pertanian sebagai konsumen Mesin Pencari Google. 4. Menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pemasar online bidang pertanian sebagai konsumen Mesin Pencari Google 5. Menganalisis hubungan antara perilaku pemasar online bidang pertanian sebagai konsumen Mesin Pencari Google dengan peringkat website.
5
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Masyarakat dapat lebih mengetahui mengenai penggunaan Mesin Pencari Google dimana masyarakat bertindak sebagai pengguna atau konsumen Mesin Pencari Google. Wawasan dapat lebih bertambah mengenai bagaimana salah satu cara menggunakan Mesin Pencari Google. 2. Bagi Dunia Bisnis/Konsumen Mesin Pencari Google Bagi masyarakat yang bergerak dalam bidang pemasaran atau dunia bisnis bidang pertanian dapat lebih mengetahui peran Mesin Pencari Google dalam pemasaran suatu produk dan mengetahui aktivitas konsumen dalam menggunakan Mesin Pencari Google. Peningkatan keuntungan menjadi manfaat utama bagi pelaku bisnis sebagai pengguna Mesin Pencari Google. 3. Bagi Perguruan Tinggi Program ini merupakan perwujudan dari Tridharma Perguruan Tinggi yang diharapkan dapat meningkatkan khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang konsumen. Hal ini dapat memacu intelektualitas di kalangan mahasiswa dan secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi.
6
BAB II PENDEKATAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengetahuan Konsumen Semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen (Sumarwan 2004). Terdapat tiga kategori pengetahuan konsumen menurut Mowen dan Minor (1998 dalam Sumarwan 2004): Pengetahuan obyektif, pengetahuan subyektif dan informasi mengenai pengetahuan lainnya.
Sedangkan Engel, Blackwell dan
Miniard (1995, dalam Sumarwan 2004) membagi pengetahuan konsumen ke dalam tiga macam, yaitu: 1. Pengetahuan Produk, meliputi: kategori produk, merk, terminologi, produk, atribut atau fitur produk, harga produk, kepercayaan produk. 2. Pengetahuan pembelian, meliputi: pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko, penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko. 3. Pengetahuan pemakaian: pengetahuan konsumen mengenai manfaat dari produk.
2.1.2 Perilaku Konsumen Berbagai definisi mengenai perilaku konsumen diajukan oleh para ahli konsumen.
Istilah
perilaku
konsumen
diartikan
sebagai
perilaku
yang
diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan
7
kebutuhan mereka (Shiffman dan Kanuk 1994, dalam Sumarwan 2004). Definisi lain mengenai perilaku konsumen menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1993, dalam Sumarwan 2004) adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Sedangkan menurut Winardi (1991) yang dikutip dalam Sumarwan (2004), perilaku konsumen merupakan perilaku yang ditunjukan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa. Menurut J.F. Engel dalam Basu Swastha dan Hani Handoko (2000) definisi perilaku konsumen adalah sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan dan persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Terdapat dua elemen penting dari arti perilaku konsumen, yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa secara ekonomis (Mulyani 2007). Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor lingkungan ekstern dan lingkungan intern, kedua faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Faktor lingkungan ekstern, meliputi : 1. Kebudayaan: Kebudayaan adalah simbol dan fakta yang komplek, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan
8
pengatur perilaku manusia dalam masyarakat yang ada (Basu Swastha dan Hani Handoko 2000). Kebudayaan ini memainkan peranan penting dalam pembentukan sikap konsumen dan merupakan petunjuk penting mengenai nilai-nilai yang akan dianut oleh seorang konsumen. 2. Kelas sosial Menurut kelas sosial masyarakat dikelompokkan ke dalam tiga golongan yaitu : a. Golongan atas Golongan ini terdiri dari pengusaha-pengusaha kaya, pengusaha menengah. b. Golongan menengah Termasuk dalam golongan ini adalah karyawan instansi pemerintah, pengusaha menengah. c. Golongan rendah Termasuk dalam kelas ini antara lain buruh-buruh pabrik, pegawai rendah, tukang becak dan pedagang kecil. 3. Kelompok sosial dan kelompok referensi a. Kelompok sosial Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat individu-individu berinteraksi satu sama lain karena adanya hubungan diantara mereka (Basu Swastha dan Hani Handoko 2000). Kelompok ini meliputi keluarga, teman, tetangga. b. Kelompok Referensi
9
Kelompok referensi merupakan kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk kepribadian dan perilakunya. Kelompok ini meliputi organisasi profesi, kelompok pengajian, kelompok kerja dan lainlain. 4. Keluarga Keluarga merupakan individu yang membentuk keluarga baru, setiap anggota dalam keluarga dapat mempengaruhi suatu pengambilan keputusan. b. Faktor lingkungan intern 1. Motivasi Motivasi merupakan keadaan dalam diri seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. 2. Pengamatan Pengamatan merupakan suatu proses dengan mana konsumen (manusia) menyadari dan menginterpretasikan aspek ingkungannya. 3. Belajar Belajar adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman. 4. Kepribadian Kepribadian
merupakan
organisasi
dari
faktor-faktor
psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. 5. Sikap
biologis,
10
Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan pikir (neural) yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek, yang diorganisir melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung dan dinamis terhadap pelaku.
2.1.3 Komoditas Pertanian Pertanian memegang peranan penting dalam komoditas dunia. Selain produk migas, produk pertanian merupakan komoditas yang terus meningkat. Menurut penelitian Jean Kinsey dan Brian Buhr (2003), industri makanan dan pertanian meningkat sekurangnya-kurangnya 9 persen dari produk bersih domestik Amerika Serikat. Enam puluh persen dari peningkatan tersebut berasal dari aktivitas penjualan. Industri makanan dan pertanian tersebut menyerap lebih dari 14 persen tenaga kerja, 71 persen-nya berasal dari aktivitas penjualan. Toko ritel makanan, restauran, dan bar menjual lebih dari $890 milyar makanan dan minuman setiap tahunnya. Setengah dari penjualan tersebut berasal dari toko grosir dengan 1-2 persen penjualan melalui internet. Konsumen Amerika membayar kurang dari 12 persen dari pajak pendapatan mereka dalam makanan. Hal ini diproleh dari perbandingan pendapatan yang tinggi dan efisiensi dalam sistem distribusi pertanian dan makanan.
2.1.3.1 Pemasaran dalam Komoditas Pertanian Pemasaran merupakan sebuah nyawa dalam suatu usaha (Suharno 2007). Sebaik apapun produk yang akan dipasarkan, bila tidak melalui pemasaran yang baik maka produk tersebut tidak akan dikenal oleh masyarakat sehingga
11
pemasaran menjadi hal yang sangat penting di dalam pengelolaan suatu usaha. Pasar pertanian yang telah ada saat ini sudah dikelola dengan sangat baik. Sistem pemasaran yang baik digunakan untuk menunjang pengelolaan produk-produk hasil pertanian. Umumnya, pengelolaan produk pertanian yang baik hanya dilakukan oleh petani “menengah ke atas”. Petani kecil belum sama sekali menyentuh konsep pemasaran. Konsep pemasaran yang digunakan oleh petani kecil sangat sederhana. Konsep yang digunakan adalah bagaimana menemukan tengkulak yang mampu membayar lebih hasil pertaniannya. Bahkan petani kecil lebih sering tidak memiliki pilihan untuk memilih tengkulak sehingga hasil pertanian mereka dimonopoli oleh para tengkulak. Pemasaran yang sedikit lebih baik dilakukan oleh petani yang telah berkumpul dalam suatu koperasi. Hal ini pun hanya terbatas pada pemasaran langsung dengan menjualnya di pasar terdekat tanpa adanya konsep promosi yang lebih lanjut. Pemasaran yang baik dilakukan hanya oleh petani besar, modal yang besar menjadi alasan mengapa konsep pemasaran yang baik hanya dilakukan oleh petani besar. Mengenai media pemasaran dalam pertanian, sebuah survei telah dilakukan di Amerika Serikat dan memberikan gambaran bahwa responden yang merupakan petani menggunakan metode pemasaran berupa iklan dari mulut ke mulut dan mayoritas (53 persen) menggunakan kartu nama, tetapi hanya 41 persen yang menggunakan iklan di surat kabar, 39 persen memiliki brosur penjualan, 27 persen mengirimkan email kepada pelanggan, dan 23 persen menggunakan pamflet pinggir jalan (Baer and Brown 2007).
12
2.1.4 Komunikasi Pemasaran Berbasis Internet Internet merupakan salah satu media pemasaran yang tumbuh secara signifikan dalam dunia internasional. Penggunaan internet menjadi hal yang tidak terpisahkan dari aktivitas masyarakat internasional. Aktivitas browsing memiliki urutan pertama dalam berinternet, aktivitas kedua dan ketiga adalah menulis secara online dan melakukan searching (Onggo 2008). Urutan pertama dari aktivitas masyarakat dalam berinternet adalah browsing atau aktivitas mencari. Aktivitas mencari inilah yang dimanfaatkan oleh produsen untuk memasarkan produk mereka. Kegiatan masyarakat dalam mencari dijadikan sebagai suatu kesempatan produsen agar produknya dilihat ketika konsumen melakukan kegiatan mencari. Kegiatan mencari yang lebih spesifik juga sering dilakukan oleh manusia ketika mereka menginginkan sesuatu. Proses memilih “hal yang mereka ingin cari” saja menjadikan pemasar haruslah mengetahui “apa yang sering dicari oleh masyarakat” untuk menentukan target pasar mereka. Internet telah banyak digunakan oleh para pemasar sebagai salah satu saluran yang efektif menjangkau masyarakat luas (diakses oleh jutaan orang di dunia) dan memiliki nilai investasi yang terhitung lebih rendah dibandingkan dengan media promosi lainnya. Kemudahan yang ditawarkan oleh internet membuat pemasar tidak ingin tertinggal dalam penggunaan internet sebagai salah satu alternatif media pemasaran. Tidak heran bila dewasa ini banyak bermunculan berbagai website sebagai sarana promosi dari suatu perusahaan. Menurut penelitian terhadap tujuh perusahaan di Australia (Poon, et. al. 1997) terdapat empat tingkatan model bagi perusahaan dalam intensitas internet
13
yang ditemukan dalam penelitian terhadap tujuh perusahaan tersebut. Masingmasing tingkatan model itu adalah: 1. Tingkat pertama, merupakan Pencari untuk Keuntungan Bisnis. Tingkatan ini menggunakan internet, terutama dalam mailing list dan newsgroup, untuk mengeksplorasi keuntungan bisnis potensial. 2. Tingkatan kedua, merupakan Pengeksplor Kemungkinan Kolaborasi. Penggunaan internet digunakan sebagai media untuk mencari kolaborasi. 3. Tingkatan ketiga, merupakan Pengkonsolidasi Detail Proyek. Tingkatan ini menggunakan teknologi internet untuk mengkosolidasikan detail proyek terutama melalui email. 4. Tingkatan keempat, merupakan Penukar Struktur Informasi. Penggunaan email menjadi hal yang primer dalam tingkatan ini untuk saling mempertukarkan dokumen dan dokumentasi melalui internet.
2.1.4.1 Konsumen Pengguna Internet Internet merupakan media yang sangat menjanjikan dalam pertumbuhan penggunanya. Konsumen potensial banyak terdapat dalam dunia maya. Pada grafik diperlihatkan mengenai jumlah pengguna internet pada tahun 2007.
14
Gambar 1. Grafik Penggunaan Internet di Dunia pada Tahun 2007 Sumber: internetworldstats.com dalam Chow (2008) Pada tahun 2007, pengguna internet dunia telah mencapai 1,195 miliar orang. Pertumbuhan terbesar terjadi di Asia dengan pertumbuhan pengguna internet telah mencapai 437 juta orang. Jumlah ini merupakan yang terbesar dibandingkan benua lainnya. Di Eropa, pengguna internet mencapai jumlah 322 juta orang, yang kemudian disusul oleh Amerika Utara (253 juta orang), Amerika Latin (110 juta orang), Afrika (34 juta orang, Timur Tengah (20 juta orang), dan
Australia/Oseania (19 juta orang). Jumlah yang sangat besar ini merupakan indikasi banyaknya konsumen internet yang juga merupakan konsumen yang sangat potensial bagi perusahaan dalam mempromosikan produknya. Penelitian terhadap konsumen online di internet (Lohse, et. al. 1999) membagi segmen konsumen online berdasarkan empat segmen berdasarkan kesimultanan dari WVTM1 dan WVTM2: (1). ”Tidak Pernah Membeli”, (2). ”Dropout”, (3). ”Newbies”, dan (4). ”Pembeli Setia”. Segmen ”Tidak Pernah”
merepresentasikan 14 persen panelis yang tidak pernah melakukan pembelian melalui internet di kedua periode survei. Panelis yang tidak melakukan pembelian
15
online di tahun 1998 tetapi melakukan pembelian di tahun 1997, berjumlah 14 persen dilabeli dalam segmen ”Dropout”. Segmen ”Newbies” berjumlah 31 persen responden yang melakukan pembelian pada tahun 1998 tetapi tidak melakukan pembelian di tahun 1997. dan segmen ”Pembeli Setia” memiliki jumlah responden terbanyak (41 persen) yang melakukan pembelian di kedua tahun tersebut. Segmen (1) dan (2) memiliki penghasilan yang lebih rendah, bekerja lebih sedikit, melakukan aktifitas di internet yang lebih sedikit, dan mengeluarkan biaya yang lebih sedikit per minggunya dalam internet dibandingkan segmen (3) dan (4). Segmen (1) dan (2) juga lebih meremehkan mengenai privasi online. Besarnya pasar bagi konsumen di internet ini diperkuat Broder (2001 dalam Battelle 2005) yang menyebutkan bahwa ia menolak ide yang menyatakan bahwa kebanyakan pencarian konsumen di internet adalah mencari informasi. Menurutnya, kebanyakan pencarian adalah aktivitas transaksional dan navigasi. Beberapa fakta mengenai penelitian Broder adalah: 1. Hampir 15 persen pencari berharap mendapatkan koleksi ”link yang bagus” dari subjek yang dicari, bukan ”dokumen yang bagus” 2. Pertanyaan berbau seksual mendominasi sekitar 12 persen dari catatan yang ada 3. Sekitar 25 persen pencari justru mencari website spesifik yang sebenarnya sudah mereka ketahui 4. Sekitar 36 persen pencari berminat mencari informasi yang bersifat transaksional.
16
Battelle menyebut pencarian tersebut sebagai pencarian komersial. Persentase pencarian komersial di internet adalah lebih dari 35 persen.
2.1.4.2 Komunikasi Pemasaran Berbasis Internet dalam Komoditas Pertanian Pertanian merupakan sektor yang terus berkembang. Dalam penggunaan internet sebagai alternatif pemasaran internet. Penelitian Henderson, et. al. (2004), pertanian akan menjadi lima besar dalam sektor industri (Setelah industri kimia, komputer, perlengkapan industri, dan energi) dan memiliki 8 persen dari seluruh total ekonomi online bisnis-ke-bisnis (Goldman Sachs 1999). Menurutnya, walaupun perusahaan agribisnis menemui tantangannya dalam model bisnis dan prakteknya untuk menghadapi pertumbuhan e-commerce, penjualan bisnis-kebisnis diprediksi tumbuh dari US$ 34 milyar pada tahun 2000 menjadi US$ 124 milyar pada tahun 2004 (Little 2000), termasuk pertanian. Industri makanan dan pertanian menggunakan e-commerce (perdagangan elektonik) melalui tiga cara (Kinsey, et. al. 2003): 1. Pembelian internet untuk konsumen yang disebut sebagai e-commerce bisnis-konsumen (business-to-consumer e-commerce). 2. E-commerce bisnis-bisnis (business-to-business e-commerce) untuk penemuan pasar pertukaran yang digunakan oleh suplier makanan dalam rantai persediaan. 3. E-commerce hubungan bisnis-bisnis (business-to-business e-commerce) yang mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi pendapatan tersebut, penyimpanan dan pengiriman makanan kepada toko ritel atau pusat distribusi.
17
Sejalan dengan pengelompokan perusahaan dalam mengakses internet, menurut pada survei tahun 2000 didapatkan hasil yang menarik perhatian dalam pengelompokkan penggunaan internet dalam perusahaan yang berbasiskan agribisnis Ehmke (2001) berupa: 1. Dari semua sampel valid, 51,2 persen perusahaan (128 responden) melaporkan telah memiliki website. Kurang dari setengah perusahaan (48,2 persen) melaporkan telah merigistrasikan sebuah alamat URL (Universal Resource Locator). 2. Dari semua perusahaan yang memiliki website, kira-kira 40 persen telah melakukan penjualan melalui e-commerce. Ini merupakan sekitar 20 persen dari keseluruhan responden. 3. Berdasarkan penjualan tahunan dan jumlah pekerja, perusahaan yang memiliki sebuah website merupakan perusahaan yang lebih besar daripada perusahaan tanpa website. Peningkatan secara signifikan keuntungan penjualan produk pertanian menurut Baer dan Brown (2007) menunjukkan bahwa besarnya bisnis pertanian memiliki efek dalam adopsi website perusahaan pertanian, mengindikasikan bahwa biaya yang harus dikeluarkan dalam pembuatan website yang menyebabkan lebih sering dipakainya sarana website
oleh petani besar
dibandingkan petani kecil selain itu, kepemilikan akses internet yang cepat meningkatkan kemungkinan adopsi website bagi perusahaan pertanian. Dari hasil penelitian Baer dan Brown (2007) disimpulkan bahwa secara keseluruhan, 48 persen perusahaan berbasis agribisnis tidak mengevaluasi kampanye pemasaran mereka dan kekurangan evaluasi ini meningkat 60 persen untuk petani tanpa
18
website dan menurun 31 persen untuk petani dengan website. Ketika diadakan metode pengujian evaluasi periklanan, 60 persen petani pengguna website menanyakan pelanggannya darimana mereka mendengar mengenai bisnis mereka, dibandingkan 36 persen petani tanpa website. 12 persen petani pengguna website menggunakan kupon yang mengindikasikan periklanan, dan hanya 2 persen petani tanpa website yang menggunakan website tersebut, dan 30 persen petani pengguna website melihat kemungkinan kampanye melalui media lain yang dapat meningkatkan penjualan, dibandingakan dengan 13 persen petani tanpa website. Pemahaman mengenai periklanan membuat petani untuk melihat metode dan kesempatan
yang
mungkin
untuk
mempromosikan
bisnis
mereka,
mengindikasikan hasil positif dari penggunaan metode periklanan dari adopsi website.
Ini
mungkin
menandakan
bahwa
membangun
kebiasaan
dan
keterampilan periklanan sebagai alat bisnis merupakan langkah awal untuk adopsi website.
2.1.5 Mesin Pencari (Search engine) Pemasaran dengan menggunakan sarana website ternyata tidak semudah yang terbayangkan. Munculnya jutaan website baru di internet membuat pilihan masyarakat menjadi semakin banyak dan berbagai website pun menjadi tenggelam dalam jutaan website yang terus bermunculan. Diperlukan suatu pendekatan yang signifikan agar website yang ada tidak tenggelam menghadapi website-website baru yang terus bermunculan. Website pun pada akhirnya perlu mendapat perlakuan pemasaran agar dikenal oleh masyarakat yang akan menguntungkan pemasar bila websitenya dikenal dan produknya menjadi lebih sering dibeli.
19
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk melakukan pemasaran website adalah melalui situs pencari atau Search engine. Fakta menunjukkan bahwa lebih dari 87 persen pengguna internet individu dan korporat menggunakan situs pencari untuk mencari berbagai informasi yang berguna termasuk untuk membeli dan menyewa barang atau mitra bisnis di dalam negeri dan di mancanegara (Onggo
2008).
Mayoritas
kegiatan
manusia
dalam
berinternet
adalah
menggunakan mesin pencari dan mengetikkan kata atau kalimat yang mereka ingin ketahui. Jaffray (dikutip dalam Battelle 2007) memperkirakan bahwa di dunia ini terjadi lebih dari 550 juta pencarian setiap harinya pada tahun 2003. Angka ini terus tumbuh 10-20 persen setiap tahunnya. Perusahaan riset Amerika Netratings memperkirakan bahwa pencarian di Amerika tumbuh lebih cepat lagi, sekitar 30 persen setiap tahunnya. Pada musim panas 2004, proyek ”Pew Internet & American Life” merilis tulisan tentang penggunaan internet di Amerika. Tulisan tersebut menyimpulkan bahwa dari semua pengguna internet di Amerika, sekitar 85 persen menggunakan mesin pencari. Angka 85 persen ini setara dengan 107 juta orang di Amerika saja. Lebih dari dua per tiga dari jumlah tersebut adalah pengguna yang aktif mencari. Mereka menggunakan satu atau lebih mesin pencari dan melakukan lebih dari dua kali pencarian dalam seminggu dan rata-rata lebih dari 30 persen pencarian setiap bulannya. Menurut riset bank investasi Jaffray (dalam Battele 2007), penggunaan mesin pencarian terus berkembang sekitar 20 persen per tahun. Uniknya, kebanyakan penambahan ini justru datang dari pengguna baru. Jumlah pencarian yang mereka lakukan juga meningkat sekitar 25 persen per tahunnya.
20
Penggunaan Mesin Pencari menjadi salah satu alternatif dalam pemasaran
website. Kemungkinan website akan lebih dikenal semakin besar bila website tersebut terindeks oleh Mesin Pencari dan kemungkinan tersebut akan lebih besar
lagi bila website tampil dalam urutan teratas dalam Mesin Pencari yang bersangkutan. Masyarakat umumnya hanya akan melihat website yang tampil
pada urutan 1-10 dalam indeks Mesin Pencari saja dan akan mengabaikan indeks yang lebih jauh. Pentingnya peran Mesin Pencari seperti dimuat dalam dalam laporan Dieringer Research group, adalah bahwa tahun 2003 hampir 100 juta orang melakukan pembelian setelah melakukan pencarian di internet dan 115 juta orang mencari informasi tentang produk. Pasar bisnis di dalam “Dunia Mesin Pencarian”
menjadi sangat terbuka lebar. Gambar 2 menggambarkan mengenai biaya tambahan konsumen dalam berbagai media.
Gambar 2.Perkiraan Biaya Tambahan Konsumen dalam Berbagai Media Sumber: Battelle (2007)
21
Media Pencarian membutuhkan biaya yang lebih sedikit dibandingkan dengan iklan melalui Yellow Pages, Tayangan Iklan Online, e-mail, maupun surat langsung. Konsumen dan pemasar online lebih memilih media dengan biaya yang lebih rendah dengan hasil yang sangat besar. Internet menyediakan cara paling efisien dan murah bagi dunia bisnis untuk menemukan informasi (Battelle 2005). Dalam waktu lima tahun terakhir jumlah pemasang iklan yang telah mengimplementasikan diri dalam program pencarian dalam bidang marketing telah berkembang dari 1.000 menjadi 100.000. Mesin Pencari Google sendiri telah mengklaim ada lebih dari 225.000 orang yang telah memasang iklan dalam Mesin Pencari Google.
2.1.5.1 Mesin Pencari Google Search engine terpopuler yang digunakan oleh masyarakat internasional (juga termasuk Indonesia) adalah Mesin Pencari Google (Battelle 2008). Pada Gambar 3 digambarkan pembagian pasar dari berbabagi Mesin Pencari. Google menguasai 51 persen atau lebih dari setengah pangsa pasar pencarian global. Saingan terbesar Google dalam bisnis pencarian adalah Yahoo yang menempati urutan kedua dalam penguasaan pangsa pasar pencarian dengan pangsa pasar sebesar 24 persen, kemudian diikuti oleh Mesin Pencari populer lainnya seperti MSN, AOL, dan Ask Jeeves masing-masing menguasai pasar pencarian sebesar 13 persen, 5 persen, dan 5 persen. Mesin pencari lainnya yang kurang populer hanya menguasai pasar sebesar 2 persen.
22
Gambar 3. Persentase Penggunaan Mesin Pencari Sumber: Battelle 2007 Sebuah mesin pencari terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pengindeks, indeks, dan sistem untuk menangani pertanyaan. Sistem bertugas menjadi interface dan penghubung dari pertanyaan yang diajukan ke dalam indeks. Sistem pula yang bertugas mengatur semua semua pertanyaan penting yang relevan dan menentukan kualitas dan kecepatan mesin. Mesin Pencari Google menggunakan pendekatan algoritma yang sangat kompleks untuk mengindeks website yang telah terdaftar dan kemudian mengurutkannya sesuai kriteria Google agar agar masyarakat mendapatkan hasil yang benar-benar akurat dalam pencarian kata kunci yang
mereka ketikkan. Penelitian yang dilakukan oleh Zhang dan Lane (2001) dalam mencari
Website
Pertanian
Berbahasa
Inggris
Terbaik
dari
Perspektif
Internasional telah mendekati pendekatan algoritma yang dibuat Google dalam
merangking berbagai website dan menempatkan website-website tersebut dalam halaman Google. Kriteria yang digunakan oleh Geli Zhang dan David Lane dalam mengamati dan menentukan website terbaik adalah sebagai berikut:
23
1. Website yang sangat berguna, mendalam, dan memungkinkan informasi secara bebas biaya. 2. Diorganisir secara baik dan kemudahan dalam akses dan navigasi. 3. Terdapat versi bahasa Inggris bila bahasa aslinya di luar bahasa Inggris. 4. Menyediakan jaringan yang efisien atau memiliki nilai baik dalam jaringan kepada website yang baik dan relevan lainnya. Pemasar Online secara terpisah telah mempelajari cara agar menjadi urutan pertama dalam indeks suatu search engine. Sejalan dengan kepopuleran Google sebagai search engine yang paling sering digunakan oleh masyarakat maka pemasar online pun turut pula mempelajari bagaimana cara Mesin Pencari Google mengindeks website dan dengan algoritma tertentu menempatkan indeks website tersebut secara berurutan berdasarkan tigkat kepentingannya. Selain menggunakan berbagai cara alami yang akan menempatkan suatu website dalam urutan teratas halaman Mesin Pencari Google, terdapat pula cara lain yang dapat menempatkan website pada halaman depan Mesin Pencari Google. Cara ini menggunakan pendekatan komersial agar website selalu berada pada halaman depan pencarian Google saat suatu kata kunci yang bersangkutan dituliskan oleh konsumen. Google menerapkan metode menempatkan kata-kata kunci suatu website pada halaman awal pencarian Google dengan menempati space di sebelah kanan tanpa mempengaruhi hasil pencarian alami Google di kolom kiri yang lebih besar. Dengan menggunakan metode ini, pemasang kata kunci harus mengeluarkan biaya tambahan yang dibayarkan kepada Google dengan berbasiskan bayaran setiap iklan mereka diklik oleh konsumen (kemudian
24
iklan tersebut dinamakan sebagai iklan pay per click). Iklan hanya dibayar oleh pemasang iklan berdasarkan jumlah klik yang dilakukan konsumen terhadap katakata kunci website.
Hasil Pencarian Alami Hasil Pencarian Berbayar
Gambar 4. Halaman Mesin Pencari Google Sumber: Onggo (2008) Gambar 4 menggambarkan contoh halaman Mesin Pencari Google. Ketika konsumen mengetikkan suatu kata kunci tertentu, Google akan menampilkan website yang memiliki kata kunci yang sama dengan kata kunci yang dicari. Pada kolom kiri, Google akan menampilkan pencarian alami yang dilakukan oleh Google dengan peng-indeks-an berbagai website yang terdapat di seluruh jaringan internet. Kolom kanan akan menampilkan hasil pencarian pada database iklan pay per click yang telah mendaftar di Google. Menurut Majestic Research (dalam Battelle 2007) mengenai iklan dalam hasil pencarian, sekitar 40-50 persen dari
25
pencarian yang dilakukan akan menampilkan iklan bersamaan dengan ditampilkannya hasil pencarian. Kolom di sebelah kanan dengan space yang lebih kecil akan selalu menampilkan iklan yang sama pada halaman awal maupun halaman-halaman selanjutnya, sedangkan iklan di kolom sebelah kiri akan merangking website di seluruh jaringan internet sesuai algoritma Mesin Pencari Google. Website yang paling sesuai dengan logika algoritma Google akan ditempatkan dalam urutan paling atas pada halaman awal. Pada urutan dan halaman berikutnya dari Mesin Pencari Google akan ditampilkan website lain yang secara berurutan kurang sesuai dengan logika algoritma Google. Beragam alasan Google menempatkan suatu website dalam urutan teratas dalam pencarian secara alami. Diantara faktor penentu pengindeks-an Google adalah adanya kata kunci yang spesifik dan hubungan antara website dengan website lain yang memiliki kata kunci yang sama. Pemasar online pun melakukan kerja pemasaran agar website mereka terindeks dalam Google dengan cara menggunakan kata kunci yang spesifik dalam pembuatan website mereka dan melakukan hubungan yang baik antar website dengan kata kunci yang sama agar terjalin suatu pertukaran jaringan yang akan semakin menguatkan posisi website mereka di dalam indeks Mesin Pencari Google. Pada akhirnya tercipta hubungan yang baik antara satu website dengan website lainnya yang bertujuan untuk menguatkan posisi website di dalam indeks Mesin Pencari Google.
2.1.6 Pemasar Online sebagai Konsumen Mesin Pencari Google Engel, Blackwell, dan Miniard (1995, dalam Sumarwan (2004) menyatakan terdapat lima tahap pengolahan informasi yaitu pemaparan, perhatian,
26
pemahaman, penerimaan, dan retensi. Pemasar online melakukan tahap perhatian dan pemahaman terhadap Mesin Pencari Google sebagai search engine terpopuler di masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pemasaran terhadap website mereka agar website mereka muncul pada saat konsumen mencari kata kunci yang berhubungan dengan produk pemasar online tersebut. Pemasar online umumnya akan melakukan beberapa teknik agar website mereka diindeks di Google dan menempati peringkat teratas. Agar suatu website dapat diindeks oleh Google, pemasar online akan melakukan pendaftaran terlebih dahulu pada halaman pendaftaran Google (pendaftaran dilakukan di alamat http://www.google.com/addurl) maupun mesin pencari lainnya. Pada tahap ini, pemasar online akan mengetikkan judul website, alamat website, serta deskripsi website mereka. Peng-indeks-an akan dilakukan oleh Google terhadap website yang didaftarkan secepat mungkin setelah pemasar online melakukan pendaftaran.
Gambar 5. Halaman Pendaftaran Google Sumber: Baihaqi 2008 Proses
pendaftaran
akan
memungkinkan
mesin
crawler
Google
mengetahui keberadaan website dan secara otomatis menjelajah website yang didaftarkan dan mengurutkan dalam indeks halaman Google. Setelah proses
27
pendaftaran, pemasar online akan melakukan teknik-teknik lain agar website mereka menempati urutan pertama dalam halaman Mesin Pencari Google. Ahli internet marketing, Suwandi Chow (2008) menyebutkan beberapa cara agar suatu website dapat menempati urutan teratas dalam indeks Google maupun mesin pencari lainnya secara alami. Teknik-teknik yang diuraikan oleh Chow adalah sebagai berikut: 1. Melakukan SEO (Search engine Optimizing) SEO merupakan perlakuan terhadap isi website agar website menjadi search engine friendly. Beberapa perlakuan dilakukan terhadap isi website secara teknis. Diantaranya adalah: a. Memberi Nama Domain yang mengandung kata kunci b. Memberi judul website yang mengandung kata kunci c. Membuat isi dari website mengandung kata kunci spesifik d. Memberi nama file foto dan gambar dengan mengandung kata kunci Pemberian nama-nama dengan kata kunci yang spesifik akan membuat mesin pencari akan lebih mudah menampilkan website tersebut ketika konsumen melakukan pencarian terhadap kata kunci yang sesuai dengan kata kunci website. Mengenai Search engine Optimizing, ahli internet marketing lainnya, Onggo (2008) menggunakan teknik lain yang lebih mendetail dalam meriset dan membuat website agar menjadi website yang search engine friendly. Teknik tersebut adalah sebagai berikut:
28
a. Lakukan riset frase kata kunci yang paling lazim dan populer untuk mewakili produk yang anda jual. Pencarian riset frase kata kunci dilakukan secara manual dan melalui bantuan Google. Riset frase secara manual dilakukan dengan melakukan survei terhadap orang di sekitar pemasar online, sedangkan
riset
melalui
Google
dapat
dilakukan
dengan
mengetikkan kata kunci yang diinginkan oleh pemasar online dan menyambungkannya dengan kata lain yang sesuai sehingga membentuk sebuah frase. Konsumen online umumnya melakukan pencarian dengan mengetikkan suatu frase kata dengan dua hingga tiga suku kata dibandingkan satu suku kata saja. Menurut laporan Majestic Research pada bulan Juni 2004 (Battelle 2007), orang yang melakukan pencarian cenderung menggunakan kata yang pendek.
Sekitar
50
persen
dari
semua
pencarian
hanya
menggunakan dua atau tiga kata dan sekitar 20 persen hanya menggunakan satu kata. Hanya 5 persen yang menggunakan lebih dari enam kata. Pencarian melalui Google dapat dilakukan dengan mengakses website Google Suggest Labs yang dapat diakses pada halaman http://www.google.com/webhp?complete=1&hl=en.
29
Gambar 6. Tampilan Google Suggest Sumber: Baihaqi 2008 b. Mencari tahu website yang berada di halaman satu pencarían. Untuk mencari tahu website yang berada di halaman satu pencarian dan di urutan teratas dapat digunakan Mesin Pencari Google maupun mesin pencari lainnya dan ketikkan kata kunci spesifik bagi website yang akan dibuat. Setelah mengetahui peringkat atas bagi kata kunci tersebut kemudian dilakukan analisis dengan melihat secara langsung website yang bersangkutan. Analisis dilakukan terhadap isi, judul, url, dan link dari website bersangkutan. c. Buatlah agar situs web bersahabat dengan situs pencari. Membuat
situs
web
yang
bersahabat
dilakukan
dengan
memperbanyak kata kunci spesifik dalam isi, judul, url, link, serta nama gambar dan foto.
30
d. Bantu situs pencari agar mudah mengindeks halaman web di situs. Membantu mesin pencari mudah mengindeks seluruh halaman dalam website dilakukan dengan memeriksa seluruh halaman dalam website, memeriksa link ke dalam setiap halaman, dan memastikan bahwa link bagi halaman yang bersangkutan memiliki nama yang search engine friendly. e. Miliki banyak link ke dalam situs web. Memiliki banyak link dengan melakukan kerjsama dengan pemilik website lain yang sejenis agar dapat saling bertukar link. f. Optimasi halaman-halaman web yang penting. Halaman web yang dianggap penting dibuat lebih search engine friendly dengan menggunakan kata kunci spesifik. g. Jangan melakukan hal yang membuat situs pencari ”marah”. Beberapa kecurangan pernah dilakukan oleh pemasar online di masa lalu untuk membantu membuat posisi pemasar online agar berada di urutan teratas dalam berbagai mesin pencari khususnya Google.
Google
memperbaharui
sistem
algoritmanya
dan
memberikan hukuman bagi website yang melakukan kecurangan dengan menurunkan peringkatnya dalam indeks Google hingga jauh di bawah. Beberapa jenis kecurangan yang dilakukan oleh pemasar online diantaranya adalah dengan menjejalkan kata kunci secara berulang-ulang di dalam judul website agar kata kunci website tersebut semakin banyak, menyembunyikan kata kunci dengan menyamarkan huruf kata kunci dengan warna latar website,
31
membuat website kembar dengan isi yang sama, serta membuat sistem link buatan. 2. Menulis artikel mengenai topik website dan menyebarkan artikel tersebut Seorang pemasar online harus sering membuat artikel mengenai topik dalam website yang memiliki link menuju website bersangkutan. Penyebaran artikel dapat dilakukan melalui jasa berbagai website yang merupakan pengumpul artikel. Website pengumpul artikel diantaranya adalah: www.ezinearticles.com, dan www.goarticles.com. 3. Memuat website dalam iklan baris Membuat iklan bagi website merupakan salah satu cara untuk memberitahukan mengenai keberadaan website dan menarik banyak pengunjung. Semakin banyak pengunjung ke suatu website, maka peringkat website tersebut akan semakin tinggi. 4. Menulis Blog Menulis blog dilakukan untuk menarik minat pengunjung agar dapat mengunjungi website. 5. Mengikuti Forum Keikutsertaan dalam berbagai forum di internet dapat mengenalkan website kepada konsumen yang lebih luas. 6. Melakukan Joint Venture Joint Venture atau kerjasama dilakukan dengan pemilik website lain yang memiliki website dengan kata kunci yang sama. Kerjasama dilakukan agar terjadi pertukaran link antar website. Jumlah link menuju website dari
32
website yang memiliki kata kunci yang sama dapat membuat peringkat website semakin tinggi.
2.2. Kerangka Pemikiran Pemasar online bidang pertanian mengetahui mengenai Mesin Pencari Google sebagai alat yang sangat baik untuk mendapatkan informasi di internet dan memiliki tingkat presisi pencarian yang sangat baik pula. Pemasar online bidang pertanian menggunakan Mesin Pencari Google untuk melakukan berbagai macam pencarian (googling). Pemasar online mengetahui bahwa pencarian pada Mesin Pencari Google sangat efektif untuk mencari suatu informasi mengenai suatu kata kunci tertentu. Pemasar online mulai tertarik untuk menjadikan Mesin Pencari Google sebagai sebuah alat pemasaran bagi websitenya karena keefektifan pencarian pada Mesin Pencari Google. Tingkat pengetahuan tersebut berkembang menjadi sebuah pengetahuan baru yang mengetahui bahwa Mesin Pencari Google tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai pencari informasi atau produk saja, tetapi dapat juga dimanfaatkan sebagai media pemasaran. Pemasar online mempelajari bahwa dapat dilakukan upaya-upaya tertentu pada suatu website untuk mencapai peringkat atas pada Mesin Pencari Google. Perlakuan yang dapat dilakukan pada website adalah dengan melakukan pertukaran Link serta memperbanyak link menuju websitenya, melakukan Joint Venture dengan pemilik website lain, melakukan Promosi baik secara online maupun offline melalui iklan baris internet, forum, ataupun melalui iklan pada website jejaring sosial, dan promosi melalui radio, televisi, koran, serta poster dan sarana promosi lainnya, tidak menggunakan Backdoor website,
33
peningkatan Traffic bagi websitenya, melakukan Pemadatan keyword, serta selalu melakukan update. Pemasar online kemudian menggunakan Mesin Pencari Google sebagai sarana pemasaran dengan perilaku penggunaan tertentu yang disebut sebagai Search engine Optimizing. Pemasar online melakukan Search engine Optimizing dengan melakukan pertukaran Link serta memperbanyak link menuju websitenya, melakukan Joint Venture dengan pemilik website lain, melakukan promosi, baik secara online maupun offline melalui iklan baris internet, forum internet, ataupun melalui iklan pada website jejaring sosial, dan promosi melalui radio, televisi, koran, serta poster dan sarana promosi lainnya, tidak menggunakan Backdoor website, peningkatan Traffic bagi websitenya, melakukan Pemadatan keyword, serta selalu melakukan update. Upaya yang telah dilakukan oleh pemasar online berdampak pada perolehan posisi yang terus meningkat pada peringkat Mesin Pencari Google. Website yang diberikan perlakuan khusus tersebut berada pada halaman awal pencarian Mesin Pencari Google sehingga memudahkan pengguna Mesin Pencari Google untuk melihat website tersebut ketika pengguna Mesin Pencari Google melakukan pencarian atas suatu kata kunci tertentu. Mesin Pencari Google yang telah dimanfaatkan sebagai sarana pemasaran oleh pemasar online juga digunakan oleh konsumen sesuai pencarian dengan kata kunci yang sesuai dengan kata kunci yang dimiliki oleh pemasar online sebagai bahan informasi. Pengguna Mesin Pencari Google umumnya hanya tertarik pada hasil pencarian pada halaman awal Mesin Pencari Google. Pengguna Mesin Pencari Google akan dibawa untuk masuk ke website yang mendapatkan
34
peringkat atas pada pencarian Mesin Pencari Google. Konsumen online akan melihat penawaran pada website bidang pertanian dan pada akhirnya akan melakukan pembelian dan menggunakan produk dari pemasar online sesuai hasil pencarian konsumen tersebut pada Mesin Pencari Google.
Tingkat Pengetahuan
PEMASAR ONLINE BIDANG PERTANIAN
Mengenai Google Link (Joint Venture, Promosi online, Backdoor website), Traffic (promosi offline), Pemadatan Keyword (nama, header, meta name, hidden keyword, nama foto dan link, isi), Update
Pemanfaatan Google sebagai sarana pemasaran online/menjadi konsumen Google
Perilaku Penggunaan Google sebagai sarana pemasaran
Peringkat Atas
PEMBELI ONLINE Alur pemasaran langsung Alur pemasaran tidak langsung Alur pembelian
Gambar 7. Bagan Kerangka Pemikiran
35
2.5.
Hipotesis Penelitian
1. Semakin tinggi tingkat pengetahuan pemasar online bidang pertanian mengenai Mesin Pencari Google, pemasar online akan melakukan Search engine Optimizing terhadap Mesin Pencari Google H1: r1 > 0 H0: r1 ≤ 0 2. Semakin banyak perilaku pemasar online bidang pertanian dalam Search engine Optimizing terhadap Mesin Pencari Google, website yang dipasarkan akan berada di peringkat teratas Mesin Pencari Google. H1: r2 > 0 H0: r2 ≤ 0 2.6.
Definisi Operasional
1. Mesin Pencari Google merupakan sebuah mesin pencari di internet yang memiliki tampilan sederhana dengan fitur yang sangat lengkap dan memiliki pengguna terbesar di seluruh dunia. Mesin Pencari Google dapat diakses pada alamat www.google.com. 2. Urutan pada Mesin Pencari Google merupakan suatu perangkingan website yang muncul ketika diketikkan suatu kata kunci tertentu pada halaman Mesin Pencari Google. Skor urutan tinggi: 1 Skor urutan rendah: 10 3. Pengetahuan pemasar online bidang pertanian terhadap Mesin Pencari Google merupakan semua informasi yang dimiliki pemasar online bidang pertanian mengenai berbagai fitur serta pengetahuan lainnya yang terkait
36
dengan Mesin Pencari Google dan informasi yang berhubungan dengan fungsi Mesin Pencari Google dalam pemasaran produk secara online. Pengetahuan pemasar online dibagi menjadi pertanyaan benar dan salah untuk mengukur tingkat pengetahuan pemasar online terhadap Mesin Pencari Google. Skor pengetahuan rendah: 15 Skor pengetahuan tinggi: 30 4. Perilaku (search engine optimizing-pengoptimatisasian mesin pencari) pemasar online merupakan
bidang pertanian terhadap Mesin Pencari Google
perilaku
yang
diperlihatkan
pemasar
online
dalam
menggunakan Mesin Pencari Google dalam membantu pemasaran produk dan jasa. Skor perilaku rendah: 22 Skor perilaku tinggi: 88 5. Pemasar Online bidang pertanian merupakan pengguna internet dengan tujuan komersial yaitu untuk memasarkan produk dan jasa kepada para pengguna internet agar mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Produk yang ditawarkan merupakan alat dan komoditas pertanian, serta hasil olahannya. 6. Link adalah nama tulisan yang mengandung jaringan menuju website lain atau suatu halaman website. Bekerja bila pengguna melakukan klik terhadap link tersebut. Google menggunakan banyaknya link menuju suatu website sebagai salah satu pertimbangan peringkat. Semakin banyak link
37
pada suatu website dari website lain akan semakin meningkatkan peringkat pada halaman pencarian Google. 7. Joint Venture adalah kerjasama antar pemilik website. Umumnya kerjasama untuk bertukar link untuk ditempatkan pada masing-masing website. 8. Promosi online adalah promosi terhadap suatu website yang dilakukan melalui internet. Dapat dilakukan melalui iklan baris internet, forum, ataupun melalui iklan pada website jejaring sosial. Berguna selain untuk memperkenalkan
suatu
website
kepada
masyarakat
juga
untuk
memperbanyak link serta meningkatkan pengunjung ke website yang bersangkutan (traffic). 9. Backdoor website adalah website palsu yang dibuat webmaster suatu website yang berisi link menuju website utama. Umumnya berisi kata kunci yang bukan kata kunci sebenarnya dari website utama. Berfungsi untuk memperbanyak link serta mengantarkan pengunjung yang mencari kata kunci yang berbeda untuk masuk ke website utama. Pada masa lalu digunakan untuk membantu meningkatkan peringkat website pada Mesin Pencari Google, namun kini Google mengkategorikannya sebagai kecurangan dan menurunkan peringkat suatu website bila menggunakan metode ini. 10. Traffic adalah suatu istilah untuk pengunjung dalam dunia online. Semakin banyak traffic pada suatu website akan semakin menaikkan peringkat pada Mesin Pencari Google.
38
11. Promosi offline adalah promosi yang dilakukan bukan melalui internet. Dilakukan melalui koran, radio, televisi, poster, dll. Berfungsi untuk meningkatkan traffic. 12. Pemadatan keyword adalah memperbanyak kata kunci tertentu pada suatu website. Semakin banyak kata spesifik tertentu, peringkat untuk pencarian kata kunci tersebut pada Mesin Pencari Google akan semakin tinggi. Dilakukan melalui pemberian nama website, pemberian meta-name (nama website dalam bahasa scripti, nama foto, link, dan pemadatan kata kunci pada isi website, sedangkan pemberian kata kunci secara tersembunyi dengan menyamarkan warna seperti warna background dan terus mengulang kata kunci secara tidak normal kini dianggap sebagai kecurangan oleh Google. 13. Update merupakan pemberitahuan kepada Mesin Pencari Google apabila webmaster menambahkan isi ataupun mengubah isi website melalui fasilitas yang disediakan oleh Google yang bernama ”ping”.
39
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ciri deduktif, hubungan penyebab, dan análisis statistik. Penelitian secara kuantitatif dipilih karena kasus penelitian merupakan peneilitian yang berawal dari teori dan merupakan penelitian mengenai suatu hubungan atau penyebab, yaitu bahwa perilaku Search Engine Optimizing dipengaruhi oleh Pengetahuan mengenai Mesin Pencari Google sebagai alat pemasaran dan peringkat yang baik dalam Mesin Pencari Google dipengaruhi oleh perilaku yang baik dalam Search engine Optimizing, serta didukung dengan data yang disajikan secara statistik. Pendekatan kuantitatif tersebut didukung metode pengumpulan data secara kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode survei. Survei yang digunakan adalah kuesioner dalam bentuk Excel yang akan dikirimkan melalui email ke alamat email responden. Kuesioner dibagi menjadi tiga bagian, yaitu data dan karakteristik pribadi responden, pengetahuan responden mengenai Mesin Pencari Google (pertanyaan benar-salah), serta perilaku responden dalam menggunakan Mesin Pencari Google (prioritas, jarang dilakukan, dilakukan satu kali pada waktu membuat website, dan tidak pernah melakukan). Banyaknya kuesioner ditentukan maksimal dua puluh lima pertanyaan untuk masing-masing bagian. Penentuan batas maksimal pertanyaan dilakukan untuk meminimalisir kejenuhan reponden dalam mengisi kuesioner
40
karena pengisian kuesioner tidak melalui pendampingan peneliti. Pengumpulan data secara kualitatif dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap website beberapa responden. Pengamatan dilakukan terhadap seluruh website tanpa memberitahu pemilik website terlebih dahulu dengan mengamati website responden.
3.2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara online melalui email. Data primer juga diperoleh dengan melakukan pengamatan untuk mengamati website yang bersangkutan. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur mengenai Search engine Optimizing dan studi lain yang relevan dengan kajian penelitian ini.
3.3. Teknik Penentuan Responden Metode penentuan responden yang digunakan adalah random sampling atau secara tidak sengaja, populasi penelitan merupakan pemasar online bidang pertanian yang berada pada urutan teratas pada pencarian kata kunci tertentu bidang pertanian Mesin Pencari Google. Responden adalah para pemasar bidang pertanian yang memasarkan produk mereka secara online melalui website atau blog dan memiliki peringkat yang tinggi atau berada pada halaman satu pencarian Mesin Pencari Google untuk kata kunci tertentu bidang pertanian secara luas. Hasil pencarian tersebut kemudian diklasifikasikan sesuai peringkat yang terdapat pada Mesin Pencari google.
41
Hasil
penelitian
Rochany
(2008),
menunjukkan
bahwa
tingkat
pengembalian (return rate) kuesioner yang dikirimkan melalui pos adalah sebesar 27,4 persen. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan belum lazimnya penelitian yang dilakukan melalui email di Indonesia, maka dalam penelitian ini mengacu kepada pengiriman kuesioner melalui pos. Rencana jumlah kuesioner yang akan disebarkan dalam penelitian ini adalah 110 kuesioner dengan asumsi return rate sebesar 27,4 persen mengacu pada penelitian melalui pos yang dilakukan oleh Rochany (2008), namun pada saat penelitian, jumlah kuesioner yang dikirimkan menjadi 137 kuesioner karena pada pengiriman ke-110 jumlah responden yang membalas belum memenuhi batas minimal 30 responden (return rate sebesar 21,9 persen). Jumlah kata kunci bidang pertanian yang diketikkan pada Mesin Pencari Google adalah 192 kata kunci dengan 152 kata kunci frase bidang pertanian, 20 kata kunci dengan penambahan kata ”supplier” pada awal kata kunci sebelum frase, serta 20 kata kunci dengan penambahan kata ”jual” pada awal kata kunci sebelum frase. Jumlah responden yang diambil adalah sebanyak 30 orang pengelola website bidang pertanian atau usaha bidang pertanian dengan berbagai kata kunci tertentu yang menempati halaman awal pada pencarian Mesin Pencari Google yang memberikan respon terhadap email permohonan yang dikirimkan dan mengirim kembali email kuesioner yang telah diisi (Adiputra, et. Al. 2004). Pertanyaan penelitian dikirimkan kepada pengelola website bisnis bidang pertanian melalui email dengan mengirimkan file kuesioner bertipe Excel 2003 dan responden mengisi langsung kuesioner pada file yang dikirimkan dan diminta untuk mengembalikan kuesioner ke email peneliti.
42
3.4. Pengolahan dan Analisis Data Digunakan dua buah analisis hubungan dalam pengolahan data. Analisis uji Korelasi Pearson digunakan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan perilaku pemasar online bidang pertanian dalam menggunkan Mesin Pencari Google. Analisis uji Korelasi Rank Spearman digunakan untuk melihat hubungan antara perilaku pemasar online bidang pertanian dalam menggunakan Mesin Pencari Google dan peringkat website pada Mesin Pencari Google. Rumus Uji Pearson adalah sebagai berikut:
……………………………...(1)
keterangan: r= tingkat korelasi
x= peubah 1
y= peubah 2
Sumber: Walpole (1992)
Sedangkan rumus Uji Korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut:
……………………………...(2) keterangan: n= banyaknya pasangan data
Sumber: Walpole (1992)
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software komputer Excel 2007 dan SPSS 13.
43
BAB IV PROFIL MESIN PENCARI GOOGLE
Mesin Pencari Google yang telah menjadi mesin pencari terbesar saat ini memiliki sejarah pembentukan yang sangat panjang. Berawal dari ide dua orang mahasiswa, Larry Page dan Sergey Brin untuk membuat sebuah program yang dapat mengindeks website. Battele (2007) menjelaskan sejarah Google secara terperinci sebagai berikut.
4.1. Penemu Google Pencipta Google adalah Larry Page dan Sergey Brin, dua orang mahasiswa program doktor jurusan Komputer Sains di Universitas Stanford. Page dan Brin pertama kali bertemu pada musim panas tahun 1995 sebelum mereka masuk di Stanford. Sebelum memasuki Universitas Stanford, Page telah kuliah di Fakultas Komputer Sains di California Utara, sementara Brin telah kuliah pula di University of Michigan. Universitas Stanford terkenal sebagai universitas yang mengkombinasikan kemampuan akademik dan kemampuan berusaha. Mahasiswa Stanford merupakan mahasiswa-mahasiswa yang datang dengan mimpi membuat perusahaan, menjadi kaya, dan membuat tanda dalam sejarah teknologi. Beberapa nama besar lahir di Universitas Stanford seperti Hewlett-Packard, Silicon Graphics, Yahoo, Excite, dan Google. Pada saat pertama kali bertemu Page dan Brin tidak merasa cocok satu sama lain karena memiliki sifat yang beda. Walaupun memiliki sifat yang berbeda, mereka memiliki satu kesenangan yang sama mengenai sains komputer.
44
Awal dari pembuatan Google dimulai dari sebuah perdebatan argumentasi antara Page dan Brin pada saat menyusuri kota. Mereka memperdebatkan mengenai masalah nilai pendekatan untuk sebuah rencana pembangunan kota.
4.2. Sejarah Mesin Pencari Google Proyek Google berawal dari disertasi Page yang sangat tertarik mengenai World Wide Web (WWW) yang terus tumbuh. Atas pengaruh pembimbingnya, seorang pionir di bidang Human Computer Interaction (HCI), Page memutuskan untuk memfokuskan perhatiannya pada penelitian internet. Pada awalnya Page tidak memiliki ide tentang pencarian di internet. Page mengemukakan bahwa ia tertarik dengan karakteristik matematika dari internet. Setiap komputer dianggap sebagai titik dan setiap link dari setiap website adalah sebuah hubungan antar-titik. Akhirnya Page memilih topik mengenai masalah struktur link di internet.
4.1.1. Back Rub Page menyadari bahwa ketika seseorang diberikan sebuah link ke suatu website, maka orang tersebut tidak mengetahui website mana saja yang memiliki link ke website tersebut. Hal tersebut sangat mengganggu Page karena menurutnya sangat penting untuk mengetahui dari mana saja sebuah link pada suatu website berasal. Page mengibaratkan seperti sebuah publikasi akademik yang dikutip oleh publikasi akademik yang lain, maka sangat penting untuk mengetahui siapa saja yang mengutip hasil karya publikasi seorang ahli. Page merancang sebuah proyek bernama Back Rub yang dapat melihat dari mana saja link yang mengacu pada suatu website. Page merancang Back Rub
45
bukan hanya untuk skala kecil, namun sebuah proyek untuk ukuran yang lebih luas, yaitu World Wide Web atau internet keseluruhan. Kerumitan dan skala ide yang diterapkan Page menarik Brin untuk ikut serta dalam proyek tersebut.
4.1.2. Peringkat Sejalan dengan proyek Back Rub yang dikerjakan oleh Page dan Brin, mereka harus pula mengindeks seluruh jaringan internet untuk mendapatkan asal link yang diteliti. Page membuat sebuah mesin pengindeks yang dapat bekerja secara otomatis. Page menyadari pentingnya pula konsep peringkat dalam dunia penerbitan akademik. Menurut teorinya, struktur grafik internet tidak hanya menunjukkan siapa yang memasang link ke siapa, namun yang lebih penting lagi adalah tingkat kepentingan dari siapa yang memasang link ke siapa, berdasarkan berbagai atribut sebuah website yang memasang link tersebut. Atribut tersebut, seperti teks di sekitar link, sangat berpengaruh dalam menentukan peringkat dan relevansi. Page dan Brin membuat sebuah algoritma baru yang akan menghitung jumlah link ke website tertentu dan jumlah link dari website yang memasang website tersebut atau disebut sebagai Page Rank.
4.1.3. Mesin Pencari Page dan Brin dengan cepat menyadari bahwa hasil pengindeks-an Back Rub jauh lebih baik daripada mesin pencari tradisional seperti AltaVista dan Excite. Tidak hanya karena sistem yang baik, Page dan Brin menyadari bahwa sistem ini bisa membesar sesuai perkembangan internet. Hasil yang lebih baik
46
akan didapatkan seiring dengan semakin besarnya internet dan semakin banyaknya link. Fakta yang menunjukkan bahwa Back Rub adalah sebuah mesin pencari yang baik di internet membawa Page dan Brin menamakan program pencarian tersebut sebagai Google setelah sebelumnya bernama “googol”. Rilis Google pertama kali dilakukan di website Universitas Stanford pada bulan Agustus 1996.
4.2.
Google sebagai Sebuah Perusahaan Google semakin mendapat banyak sorotan di Stanford. Page dan Brin
kemudian mulai berpikir untuk menjadikan proyek Google mereka sebagai perusahaan yang dapat menghasilkan uang. Melalui Stanford, Page dan Brin memiliki akses ke Silicon Valley, tempat berbagai perusahaan teknologi besar berada. Page dan Brin mengalami sebuah dilema karena sudah terlalu ramainya pasar mesin pencari yang didukung oleh dana besar seperti Yahoo, Excite, AltaVista, Infoseek. Dengan menggunakan modal yang mereka miliki, maka mereka akan dengan mudah dihancurkan oleh perusahaan-perusahaan dengan modal yang besar. Usaha yang dilakukan oleh Page dan Brin adalah dengan melisensi proyek Google dan menawarkan Google pada perusahaan-perusahaan besar di Silicon Valley seperti Excite, Yahoo, dan Infoseek, namun seluruh perusahaan tersebut menolak teknologi yang ditawarkan Page dan Brin. Page dan Brin kembali ke kampus dan melanjutkan proyek Google dengan tetap menggunakan alamat website di google.stanford.edu.
47
Penasihat akademik Page dan Brin, David Cheriton, kepala Distibuted System Group Stanford, menyarankan agar Page dan Brin menemui Andy Bechtolsheim, pendiri SUN untuk mempresentasikan Google. Setelah melakukan demo terhadap Bechtolsheim, Google akhirnya dibeli olehnya dengan harga $ 100.000. Setelah dibeli oleh Bechtolsheim, Google mengganti namanya menjadi Google Inc.
4.3.
Google sebagai Alat Bisnis Saat ini Google telah menjadi sebuah perusahaan besar dengan nilai
investasi bernilai jutaan US Dolar. Google telah menjadi sebuah mesin pencari yang terbanyak digunakan oleh pengguna internet, bahkan hingga membuat pesaing-pesaingnya seperti Excite, Yahoo dan Infoseek harus mengalami kebangkrutan. Pada awalnya, Google melakukan pencarian uang dengan cara tradisonal, yaitu dengan memasang iklan dan banner di website mereka, namun pihak Google menemukan cara-cara baru dalam pencarian uang mereka dengan menjual “link iklan” yang ada dalam website sesuai banyaknya klik yang dihasilkan pada pencarian dengan kata kunci tertentu (dikenal dengan Google Adwords). Kekuatan Google sebagai mesin pencari dimanfaatkan oleh sebagian besar pebisnis dengan memasang iklan pada kata kunci yang popular pada Mesin Pencari Google. Pebisnis membayar uang untuk setiap klik yang ditekan oleh pengunjung Mesin Pencari Google. Selain melalui cara berbayar dengan menggunakan Google Adword, pebisnis online pun mempelajari cara-cara alami untuk mendapatkan peringkat teratas pada halaman Mesin Pencari Google.
48
BAB V PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI BAGIAN KOMUNIKASI PEMASARAN PRODUK PERTANIAN
5.1.
Internet dan Bisnis Internet yang semakin berkembang secara tidak langsung memaksa para
pelaku bisnis untuk melebarkan sayap usaha mereka tidak hanya melalui pemasaran secara offline tetapi juga harus memperhatikan pemasaran secara online. Menurut Hidayat (2008), saat ini telah tumbuh berbagai “gaya hidup baru” berbasiskan teknologi yang mengubah cara berpikir dan bertindak. Beberapa istilah untuk bisnis model baru tersebut disebut sebagai e-commerce, e-business, e-banking, dan term-term lain yang merefleksikan kehadiran ekonomi baru yang akan semakin menegaskan bahwa bisnis berbasis internet akan menjadi pemandangan biasa di kemudian hari. Saat ini banyak terjadi perubahan dalam perusahaan yang awalnya masih berbasiskan metode-metode konvensional, atau yang disebut sebagai “oldcompany” yang melakukan migrasi ke dunia maya atau melakukan “migrating to e-commerce”. Bisnis bernilai jutaan US Dolar maupun bisnis dengan modal yang sangat sedikit kini telah berpindah tempat ke dunia maya. Fenomena seperti ini disebut sebagai Post Capitalist Society oleh pakar manajemen Peter Ducker (1994) (dalam Hidayat 2008). Pada era ini, untuk mendirikan perusahaan, terutama sektor jasa, tidak diperlukan lagi modal yang besar dan pekerja yang banyak. Bisnis bisa dilakukan hanya dengan bermodal koneksi internet.
49
5.2.
Internet dan Bisnis di Indonesia Perkembangan dunia bisnis internet di Indonesia juga berkembang dengan
pesat mengikuti perkembangan bisnis internet dunia. Pada tahun 2007 (Chow 2008), penggunaan internet dunia didominasi oleh Asia. Hal ini menandakan bahwa penggunaan internet di Indonesia pun akan terus tumbuh mengikuti perkembangan penggunaan internet di Asia yang menduduki peringkat pertama. Menurut data pada tahun 2007 (Hidayat 2008) tingkat penetrasi penggunaan internet di Indonesia adalah sebesar 9 persen atau mencapai 25 juta jiwa dan akan terus tumbuh. Tingkat pertumbuhan pengguna internet di Indonesia dalam enam tahun terakhir pun tumbuh dengan sangat pesat yaitu sebesar 800 persen, yang tumbuh sangat pesat dibandingkan dengan negara Asia lainnya seperti Jepang (83,3 persen), Malaysia (265,6 persen), dan Singapura (101,8 persen) (Chow 2008). Perusahaan-perusahaan di Indonesia pun kini mulai mengadaptasi bentuk bisnis baru dalam dunia maya. Menurut analisis yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu melalui website analisis Alexa (www.alexa.com), perangkingan website yang diakses dari Indonesia ternyata tidak didominasi oleh website-website dari luar negeri. Urutan website yang paling banyak diakses oleh pengguna internet di Indonesia menurut analisis Alexa adalah: (1) facebook.com, (2) google.co.id, (3) google.com, (4) yahoo.com, (5) blogger.com, (5) youtube.com, (6) wordpress.com, (7) kaskus.us, (8) detik.com, (9) 4shared.com, (10) wikipedia.org, (11) kompas.com, (12) detiknews.com, (13) rapidshare.com, (14) klikbca.com, (15) twitter.com, (16) multiply.com, (17) detiksport.com, (18) friendster.com, (19) bp.bogspot.com. Urutan ke 7, 8, 11, 12, 14, dan 17
50
merupakan website yang berasal dari Indonesia mengalahkan beberapa website yang berasal dari luar negeri, sedangkan website berjenis bisnis pun menempati urutan teratas dalam perangkinan Alexa (kaskus.us pada urutan 7 dan klikbca.com pada urutan 14). Adanya website Indonesia terutama yang memiliki jenis bisnis dalam urutan perangkingan menurut analisis Alexa tersebut menandakan bahwa perkembangan internet untuk bisnis di Indonesia pun telah mencapai kemajuan yang signifikan.
5.3.
Penggunaan Internet oleh Pemasar Online Bidang Pertanian Bisnis dalam bidang pertanian merupakan ujung tombak perekonomian di
negara agraris seperti Indonesia. Penggunaan internet sebagai media pemasaran bisnis pertanian semakin tumbuh seiring perkembangan internet di Indonesia. Pada hasil pencarian dengan 192 kata kunci bidang pertanian secara luas pada Mesin Pencari Google menemukan 137 website berbasiskan bisnis pertanian pada halaman awal Mesin Pencari Google. Hal ini menandakan bahwa perkembangan pemasaran bisnis bidang pertanian melalui internet telah berkembang dengan cukup pesat. Pengiriman kuesioner melalui surat elektronik atau email kepada 137 pemilik website bidang pertanian menghasilkan 30 email balasan yang mengisi kuesioner dan dinyatakan valid. Tingkat pengembalian kuesioner melalui email adalah sebesar 21,9 persen, lebih kecil dibandingkan tingkat pengembalian melalui surat seperti yang dilakukan dalam penelitian Rochany (2008) yang memiliki tingkat pengembalian sebesar sebesar 27,4 persen.
51
5.3.1. Karakterisik Website Bidang Pertanian 5.3.1.1. Jenis Website Website responden merupakan website yang berbasiskan pertanian secara luas baik dalam pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan, maupun kehutanan. Pada Tabel 1 diuraikan persentase jenis website dari website responden. Presntase tertinggi sebanyak 10 buah website (34 persen) adalah jenis website mengenai budidaya tanaman. Jenis website budidaya tanaman merupakan website sebagai pembudidaya tanaman dan supplier beragam jenis tanaman seperti tanaman buah, tanaman organik, tanaman pangan, dan tanaman hias. Banyaknya website dengan jenis budidaya tanaman mengindikasikan bahwa bisnis dalam bidang budidaya tanaman merupakan bisnis bidang pertanian yang lebih banyak diminati oleh pemasar online dikarenakan peluang keuntungannya yang lebih terbuka lebar. Persentase jenis website kedua yang tertinggi adalah jenis website yang sedang “naik daun” saat ini yaitu website obat tradisional sebanyak 6 buah website (20 persen). Obat tradisional yang saat ini sedang berkembang seiring semakin majunya penelitian terhadap berbagai khasiat dari tanaman asli Indonesia ternyata berdampak terhadap semakin terbuka lebarnya pasar dari obat tradisional yang kemudian memunculkan para produsen yang ingin mendapat keuntungan dari munculnya berbagai obat herbal tersebut. Jenis website berikutnya adalah website budidaya dan supplier ternak darat serta bagian hilir produk makanan sebanyak 4 buah website (13 persen), website budidaya ikan sebanyak 3 website (10 persen) baik ikan hias maupun ikan konsumsi, kerajinan lokal sebanyak 2 website (7
52
persen), serta yang terendah merupakan website jasa dalam pertanian sebanyak 1 website (3 persen). Tabel 1. Jenis Website Jenis Website Budidaya Tanaman Budidaya Ternak Darat Budidaya Ikan Obat Tradisional Jasa Kerajinan Lokal Produk Makanan/Bahan Makanan Total
Frekuensi Persentase (website) (persen) 10 34 4 13 3 10 6 20 1 3 2 7 4 13 30 100
5.3.1.2. Kata Kunci Website Berbeda dengan jenis website, kata kunci website adalah kata atau frase yang digunakan atau diketikkan dalam pencarian Mesin Pencari Google ketika mencari calon responden hingga didapat website yang tertera dalam peringkat satu hingga sepuluh pada halaman pencarian Mesin Pencari Google. Kata kunci pada website responden tersebut (Tabel 2) adalah adenium, beras organik, buah naga, buah pear, coklat, eurphobia, ikan bawal, ikan cupang, jahe, jamur, jual anggrek, jual bawal, kambing, kelinci, koperasi, kultur jaringan, mahkota dewa, merica, pestisida alami, sarang semut, seledri, supplier adenium, supplier bawang putih, supplier bebek, dan tanaman obat.
53
Tabel 2. Kata Kunci Website Kata Kunci Adenium Beras organic Buah naga Buah pear Coklat Eurphobia Ikan bawal Ikan cupang Jahe Jamur Jual anggrek Jual bawal Jual bawang Kambing Kelinci Koperasi Kultur jaringan Mahkota dewa Merica Pestisida alami Sarang semut Seledri Supplier adenium Supplier bawang putih Supplier bebek Tanaman obat Total
Frekuensi (website) 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 30
5.3.1.3. Peringkat Website Website responden merupakan website yang terdapat pada halaman pertama pencarian suatu kata kunci pada Mesin Pencari Google. Halaman pertama Mesin Pencari Google akan menampilkan sepuluh alamat website yang memiliki urutan teratas. Website yang ditampilkan memiliki peringkat yang menurun dari urutan teratas pencarian. Semakin baik komponen suatu website maka urutan alamat website tersebut akan semakin atas. Maka website yang berada pada
54
peringkat pertama (urutan teratas) memiliki komponen website yang lebih baik dibandingkan peringkat berikutnya (urutan lebih bawah maupun halaman selanjutnya). Pada Gambar 8 terlihat bahwa terdapat lebih banyak website pada urutan kategori tinggi (peringkat 1-4) dengan jumlah 43 persen (13 buah website). Urutan kategori sedang (peringkat 5-7) ditempati oleh 37 persen website (11 buah website) dan sebanyak 20 persen website (6 buah website) berada pada urutan kategori rendah (peringkat 8-10). Banyaknya jumlah website pada urutan teratas menandakan bahwa telah banyak pemasar online bidang pertanian yang berhasil
membawa website-nya pada peringkat teratas pencarian Mesin Pencari Google dan semakin banyak yang telah memanfaatkan pemasaran melalui Mesin Pencari
Google secara efektif.
Persentase Urutan Website Urutan :
20% 43%
37%
Gambar 8. Persentase Urutan Website
1-4
(Tinggi)
5-7
(Sedang)
8-10
(Rendah)
55
5.3.1.4. Daerah Asal Website Website responden memiliki daerah asal yang beragam. Pada Tabel 3 diuraikan mengenai persentase jumlah daerah asal website. Sebanyak 33 persen website responden (10 buah website) berada di provinsi Jawa Barat, seperti Bandung, Bekasi, Bogor, Depok, Cianjur, dan Cimahi. Banyaknya website responden yang berada di Provinsi Jawa Barat dapat diartikan bahwa di provinsi tersebut lebih banyak bisnis bidang pertanian yang telah menggunakan website dan melakukan pemasaran secara online terhadap website tersebut sehingga dapat diindex oleh Mesin Pencari Google dan menempati halaman awal pencarian pada Mesin Pencari Google. Provinsi Jawa Tengah memiliki persentase kedua tertinggi dengan 23 persen website (7 website). Urutan berikutnya dengan jumlah persentase 13 persen (4 website) adalah Provinsi DKI Jakarta, kemudian Provinsi Banten dengan jumlah persentase sebanyak 10 persen (3 website). Persentase paling kecil merupakan website dari Provinsi Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan luar Pulau Jawa (masing-masing 7 persen atau sebanyak 2 buah website). Sedikitnya jumlah persentase di Jawa Timur, Yogyakarta, serta luar Pulau Jawa menandakan bahwa pertanian berbasis website lebih terpusat di Pulau Jawa terutama bagian barat Pulau Jawa.
56
Tabel 3. Asal Daerah Website Provinsi Jakarta Banten Jawa Barat Jawa Tengah Yogyakarta Jawa Timur Luar Jawa Total
Frekuensi (website) 4 3 10 7 2 2 2 30
Persentase (persen) 13 10 33 23 7 7 7 100
5.3.2. Karakteristik Pemasar Online Bidang Pertanian Pemasar online sebagai responden terdiri dari perorangan dan satu perusahaan besar. Pemasaran yang dilakukan melalui media Mesin Pencari Google oleh para pemasar online perorangan salah satu faktornya adalah untuk meringankan biaya pemasaran. Pemasaran melalui Mesin Pencari Google dapat dilakukan hampir tanpa modal. Menurut Onggo (2008), tidak sedikit Googlepreneur (sebutannya untuk pemasar online yang memanfaatkan Google sebagai media pemasaran utama) yang sukses secara finansial karena berpromosi melalui Mesin Pencari Google dan tanpa mengeluarkan modal sama sekali atau hanya mengeluarkan modal yang sangat sedikit namun menghasilkan financial return yang sangat besar. Tidak salah jika Mesin Pencari Google dimanfaatkan sebagai media pemasaran yang hanya mengeluarkan sedikit biaya dengan jangkauan yang efektif karena Mesin Pencari Google dimanfaatkan oleh mayoritas (51 persen) pengguna mesin pencari di seluruh dunia melampaui Yahoo (24 persen), MSN (13 persen), AOL (5 persen), Ask Jeeves (5 persen), dan mesin pencari lainnya (2 persen) (Battelle 2007).
57
5.3.2.1. Pemasar Berbentuk Perusahaan Hanya terdapat satu responden berbentuk perusahaan. Perusahaan responden merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang obat tradisional. Lebih banyaknya responden pemilik website sebagai pemasar perorangan menandakan bahwa perusahaan besar di bidang pertanian belum merasa perlu melakukan suatu upaya untuk menempatkan website mereka pada ururan teratas pada pencarian Mesin Pencari Google, bahkan belum perlu ditingkatkannya perluasan pemasaran secara online melalui website. Pemasar perorangan merasa memerlukan website sebagai salah satu sarana pemasaran yang efektif, efisien karena umumnya pemasar perorangan merupakan pemasar dengan modal yang kecil, dan tepat sasaran dengan mengupayakan berada pada urutan teratas pencarian Mesin Pencari Google pada suatu kata kunci untuk mencari produk atau jasa yang mereka tawarkan. Minimnya bisnis dengan modal besar dan berbentuk industri yang merasa memerlukan pemasaran melalui website terutama pemasaran melalui media Mesin Pencari Google selain ditandai dengan hanya terdapatnya satu responden yang berbentuk perusahaan, juga peringkat yang diraih oleh responden tersebut yang hanya mendapatkan urutan kesepuluh atau termasuk kategori urutan yang rendah.
5.3.2.1.1. Jamu Borobudur Responden yang berbentuk perusahaan hanya industri jamu Borobudur yang memiliki alamat website http://www.jamuborobudur.com. Jamu Bobudur merupakan perusahaan obat tradisional yang bergerak dalam penyediaan barang dan jasa yang berhubungan dengan herbal atau obat tradisional. Produk yang
58
dihasilkan oleh Industri Jamu Borobudur adalah bahan baku herbal, serbuk herbal, ekstrak berbentuk kering dan cair, serta produk freeze dried. Selain berbentuk produk, hal lain yang ditawarkan oleh industri Jamu Borobudur adalah jasa dalam kontrak manufaktur dan privat label, pengembangan formula, freeze drying herbal dan bahan makanan, serta formulasi khusus dan ekstrak herbal. Industri Jamu Borobudur bertempat di Semarang, Jawa Tengah. Produk yang dihasilkan oleh Industri Jamu Borobudur telah tersebar luas dan memiliki jenis yang sangat beragam seperti ekstrak pace, pare, pasak bumi, patikan, pegagan, temulawak, sirih, jati belanda, meniran, katuk, dan jambu biji. Industri Jamu Borobudur telah mendapatkan ISO 9001 untuk produk-produknya. Tidak didapat keterangan mengenai jumlah karyawan, pendapatan per bulan, lama berdiri perusahaan, dan lama memasarkan produk secara online.
Gambar 9. Contoh Ilustrasi Produk Jamu Borobudur dalam Website
5.3.2.2. Pemasar Perorangan Sebanyak 97 persen responden merupakan pemasar online perorangan atau dengan bisnis dalam kelompok kecil. Pemasar online perorangan melakukan pemasaran secara online terhadap produk dan jasa pertanian sebagai pekerjaan
59
utama (wiraswasta) maupun pekerjaan paruh waktu (dengan mata pencaharian utama sebagai karyawan swasta dan PNS). Pemasar online perorangan memiliki usia 22 tahun hingga 50 tahun. Pemasar online memiliki pendidikan terakhir dari SMA hingga S2 dengan lama memasarkan secara online selama 7 tahun hingga baru memasarkan secara online. Pemasaran secara online menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit. Penghasilan per bulan yang didapat dari pemasaran melalui website adalah berkisar dari Rp. 750.000,00-5.000.000,00.
5.3.2.2.1. Kategori Usia Pada Tabel 4 terlihat bahwa persentase usia terbanyak pemasar online perorangan adalah usia 26-35 yang mencapai 48 persen (sebanyak 14 orang). Persentase terbanyak berikutnya adalah dibawah usia 26 tahun (24 persen atau sebanyak 7 orang), usia 36-40 dan diatas usia 41 masing-masing sebanyak 7 persen atau sebanyak 2 orang responden. Usia termuda responden adalah 22 tahun sedangkan usia tertua adalah 50 tahun. Usia responden terbanyak adalah usia 26 tahun. Persentase yang besar pada responden usia muda mengindikasikan bahwa pemasar online mayoritas merupakan orang dengan usia yang relatif muda. Tabel 4. Kategori Usia Usia <26 26-35 36-40 >41 tidak mengisi Total
Frekuensi (orang)
Persentase (persen) 7 14 2 2 4 29
24 48 7 7 14 100
60
5.3.2.2.2. Jenis Kelamin Pemasaran
secara
online
masih
didominasi
oleh
responden
berjeniskelamin laki-laki. Gambar 10 menunjukkan bahwa 83 persen responden (24 orang) merupakan responden berjenis kelamin laki-laki, sedangkan responden berjenis kelamin perempuan hanya memiliki persentase sebesar 10 persen (3 orang). Pemasaran secara online yang digambarkan sebagai pekerjaan yang membutuhkan teknologi tinggi masih didominasi oleh laki-laki dibandingkan oleh
perempuan.
Persentase Jenis Kelamin 10%
7%
Jenis Kelamin: Laki-laki Perempuan
83%
tidak mengisi
Gambar 10. Persentase Jenis Kelamin Pemasar Online
5.3.2.2.3. Pendidikan Terakhir Pendidikan SMA menjadi pendidikan terendah responden. Seperti terlihat
pada Tabel 5, pendidikan terendah responden adalah SMA dengan pendidikan tertinggi S2. Mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir sarjana atau S1
dengan jumlah 62 persen (18 orang), SMA 17 persen (5 orang), kemudian S2 dan
61
Diploma sebanyak 7 persen (2 orang). Tingkat pendidikan yang tinggi masih menjadi syarat utama penguasaan website dan hal tersebut menandakan bahwa teknologi website belum menyentuh petani kalangan menengah ke bawah yang rata-rata masih berpendidikan rendah. Tabel 5. Pendidikan Terakhir Frekuensi Pendidikan Terakhir
(orang)
Persentase (persen)
Diploma
2
7
S1
18
62
S2
2
7
SMA
5
17
tidak mengisi
2
7
Total
29
100
5.3.2.2.4. Mata Pencaharian Utama Memiliki pekerjaan sendiri atau berwiraswasta merupakan pilihan mayoritas responden sebanyak 69 persen (20 orang) seperti terlihat pada Gambar 11. Mata pencaharian utama lain dari responden adalah sebagai karyawan swasta sebesar 21 persen (6 orang), dan sebagai PNS sebanyak 3 persen (1 orang). Hal ini mengindikasikan bahwa berbisnis sendiri secara penuh waktu dipilih oleh mayoritas responden, sementara sebagian kecil menjalankan bisnis sendiri secara paruh waktu disela-sela kegiatan sebagai karyawan swasta maupun PNS.
62
Persentase Mata Pencaharian Utama 7%
21%
Mata Pencaharian: 3%
Karyawan swasta PNS wiraswasta
69%
tidak mengisi
Gambar 11. Persentase Mata Pencaharian Utama Pemasar Online
5.3.2.2.5. Lama Memasarkan Lewat Internet Responden mayoritas merupakan orang yang baru menggunakan website sebagai sarana pemasaran. Seperti yang terlihat pada Tabel 6, secara berturut-turut
persentase lama memasarkan secara online dari responden dari jumlah presntase terbanyak adalah baru melakukan selama satu tahun (35 persen atau 10 orang),
tiga tahun (17 persen atau 5 orang), dua tahun (14 persen atau 4 orang), empat tahun (10 persen atau 3 orang), dan lima tahun serta baru memulai pada tahun ini sebanyak 7 persen (2 orang). Banyaknya pemasar online yang baru memulai satu tahun belakangan mengindikasikan bahwa ukuran waktu lamanya memulai
membuat website bukanlah hal yang paling utama agar terindeks pada urutan awal Mesin Pencari Google.
63
Tabel 6. Lama Memasarkan Online Lama Memasarkan Online (tahun) Frekuensi (Orang) 7 1 5 2 4 3 3 5 2 4 1 baru memulai tidak mengisi Total
10 2 2 29
Persentase (persen) 3 7 10 17 14 35 7 7 100
5.3.2.2.6. Pendapatan per Bulan dari Pemasaran Online Memasarkan suatu produk atau jasa secara online baik sebagai pekerjaan paruh waktu maupun secara penuh dipilih oleh responden karena menghasilkan pendapatan yang cukup tinggi. Presntase pendapatan per bulan responden, seperti terlihat pada Tabel 7, yang tertinggi adalah dari kategori Rp. 2.500.000,003.000.000,00 sebanyak 31 persen (9 orang), Rp. 1.000.000,00-2.000.000,00 sebanyak 28 persen (8 orang), Rp. 3.500.000,00-4.000.000,00 sebanyak 17 persen (5 orang), dan Rp. 4.500.000,00-5.000.000,00 sebanyak 7 persen (2 orang). Pendapatan yang besar dapat menjadikan berbisnis dalam bidang pertanian dengan pemasaran secara online dapat dijadikan sebagai pekerjaan utama. Tabel 7. Rata-rata Pendapatan per Bulan Pendapatan Frekuensi Persentase (Rupiah) (orang) (persen) <1.000.000 1 3 1.000.000-2.000.000 8 28 2.500.000-3.000.000 9 31 3.500.000-4.000.000 5 17 4.500.000-5.000.000 2 7 tidak mengisi 4 14 Total
29
100
64
5.3.2.2.6.1. Hubungan Pendapatan dengan Urutan Website Pendapatan yang tinggi memiliki hubungan yang erat dengan peringkat website pada Mesin Pencari Google. Pada Tabel 8 terlihat bahwa website dengan pendapatan yang lebih tinggi berada pada urutan yang tinggi pada Mesin Pencari Google. Empat pemasar online yang memperoleh penghasilan Rp. 3.500.0004.000.000 per bulan dari website berada pada peringkat atas pada Mesin Pencari Google dan pemasar online dengan penghasilan tertinggi (Rp. 4.500.0005.000.000 per bulan) memiliki website yang berada pada urutan tinggi ( 1 orang) dan urutan rendah (1 orang). Hal ini mengindikasikan bahwa urutan yang pada Mesin Pencari Google berpengaruh terhadap penghasilan dari website yang dipasarkan. Website yang memiliki urutan yang lebih tinggi memperoleh penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan website yang berada pada urutan yang rendah. Tabel 8. Hubungan Antara Pendapatan dan Urutan Kategori Urutan Uraian Keterangan Rendah Sedang <1.000.000 0 0 1.000.000-2.000.000 0 Kategori 4 2.500.000-3.000.000 Penghasilan 3 5 3.500.000-4.000.000 1 (Rupiah) 0 4.500.000-5.000.000 0 1 tidak mengisi 1 1 Total 5 11
Tinggi 1 4 1 4 1 2 13
Total 1 8 9 5 2 4 29
65
BAB VI PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMASAR ONLINE BIDANG PERTANIAN SEBAGAI KONSUMEN MESIN PENCARI GOOGLE
6.1. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Mesin Pencari Google Pengetahuan pemasar online mengenai Mesin Pencari Google merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh para pemasar online bidang pertanian mengenai Mesin Pencari Google. Pengetahuan pemasar online mengenai Mesin Pencari Google meliputi pengetahuan umum mengenai Mesin Pencari Google, pengetahuan mengenai link sebagai teknik optimatisasi Mesin Pencari termasuk pertukaran link dengan website lain, pengetahuan mengenai traffic atau kepadatan pengunjung ke website, pengetahuan mengenai kata kunci dan pemadatan kata kunci agar mudah terindex oleh Mesin Pencari Google, serta pengetahuan mengenai cara melakukan update isi website kepada Mesin Pencari Google. Secara garis besar pemasar online bidang pertanian, baik pemasar online perorangan maupun pemasar online yang telah berbentuk perusahaan (pemasar online yang berbentuk perusahaan telah menggunakan divisi khusus tersendiri untuk melakukan maintenance terhadap website), memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap Mesin Pencari Google. Dengan mengajukan 15 pertanyaan pengetahuan dengan pemberian skor 1 untuk jawaban yang salah, skor 2 untuk jawaban yang benar, serta skor 0 untuk jawaban “tidak tahu”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 12 diperoleh hasil bahwa sebanyak 73 persen (22 orang) pemasar online merupakan pemasar online dengan tingkat pengetahuan tinggi, sedangkan sebanyak 27 persen (8 orang) memiliki
66
pengetahuan yang rendah. Skor merupakan range antara minimal skor 15 hingga maksimal skor 30. Skor pengetahuan rendah merupakan skor pengetahuan yang berada pada range nilai 15-22. Skor pengetahuan tinggi merupakan skor pengetahuan yang berada pada range nilai 23-30. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 16 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 30. Seluruh skor pengetahuan
memiliki rata-rata skor 25,1 dengan standar deviasi 4, 4,389 389 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki pengetahuan pada kategori pengetahuan tinggi.
Persentase Pengetahuan 27%
tinggi 73%
rendah
Gambar 12. Pengetahuan Pemasar Online Terhadap Mesin Pencari Google
6.1.1. Pengetahuan Umum Mengenai Mesin Pencari Google Pengetahuan umum pemasar online mengenai Mesin Pencari Google merupakan pengetahuan umum yang dimiliki oleh para pemasar online bidang pertanian mengenai Mesin Pencari Google. Pengetahuan umum pemasar online mengenai Mesin Pencari Google meliputi lima buah pertanyaan umum mengenai
jenis website Mesin Pencari Google, urutan diakses sebagai website mesin pencari
67
diantara website mesin pencari lain, pendiri Mesin Pencari Google, cara Mesin Pencari Google melakukan pengindeks-an terhadap website, dan layanan Mesin Pencari Google. Pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat pengetahuan umum yang tinggi terhadap Mesin Pencari Google. Dengan mengajukan lima pertanyaan pengetahuan umum dengan pemberian skor 1 untuk jawaban yang salah , skor 2 untuk jawaban yang benar, serta skor 0 untuk jawaban “tidak tahu”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 13 diperoleh hasil bahwa sebanyak 80 persen (24 orang) pemasar online merupakan pemasar online dengan tingkat pengetahuan umum yang tinggi, sedangkan sebanyak 20 persen (6 orang) memiliki tingkat pengetahuan umum yang rendah. Skor merupakan range antara minimal skor 5 hingga maksimal skor 10. Skor pengetahuan umum yang rendah merupakan skor pengetahuan umum yang berada pada range nilai 0-7. Skor pengetahuan umum yang tinggi merupakan skor pengetahuan umum yang berada pada range nilai 8-10. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 5 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 10. Seluruh skor pengetahuan
umum
memiliki rata-rata skor 8,63 dengan standar deviasi 1,712 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki pengetahuan umum pada kategori pengetahuan umum tinggi.
68
Pengetahuan Umum Tentang Google 20%
tinggi rendah 80%
Gambar 13. Pengetahuan Umum Pemasar Online Tentang Mesin Pencari Google
6.1.2. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Link Pengetahuan
pemasar
online
mengenai
link
website
merupakan
pengetahuan yang dimiliki oleh para pemasar online bidang pertanian mengenai
link dan pertukarannya yang dapat mempengaruhi urutan website pada Mesin Pencari Google. Pengetahuan pemasar online mengenai mengenai link meliputi empat buah pertanyaan mengenai pengaruh banyaknya link yang mengacu pada
website dengan urutan website pada Mesin Pencari Google, penggunaan backdoor website atau website penipu yang memiliki kata kunci tertentu (umumnya kata kunci porno) yang berisi link ke website utama yang akan menjatuhkan urutan
website pada Mesin Pencari Google, perlunya melakukan kerjasama pertukaran link dengan website lain yang sejenis, serta keperluan untuk melakukan promosi melalui media online (forum, iklan baris, chatting, atau melalui situs jejaring sosial).
69
Pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat pengetahuan terhadap link yang tinggi. Dengan mengajukan empat pertanyaan pengetahuan mengenai link dengan pemberian skor 1 untuk jawaban yang salah, skor 2 untuk jawaban yang benar, serta skor 0 untuk jawaban “tidak tahu”, tahu”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 14 diperoleh hasil bahwa sebanyak 57 persen
(17 orang) pemasar online merupakan pemasar online
dengan tingkat
pengetahuan mengenai link yang tinggi, sedangkan sebanyak 43 persen (13 orang) memiliki tingkat pengetahuan mengenai link yang rendah. Skor merupakan range
antara minimal skor 4 hingga maksimal skor 8. Skor pengetahuan mengenai link yang rendah merupakan skor pengetahuan mengenai link yang berada pada range nilai 0-6. Skor pengetahuan mengenai link yang tinggi merupakan skor pengetahuan umum yang berada pada range nilai 7-8. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 4 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 8. Seluruh skor pengetahuan mengenai link
memiliki rata-rata skor 6,47 dengan standar deviasi 1,592 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki pengetahuan mengenai link pada kategori pengetahuan mengenai link yang tinggi.
Pengetahuan Mengenai Link 43% 57%
tinggi rendah
Gambar 14. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Link pada Website
70
6.1.4. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Traffic Pengetahuan pemasar online mengenai traffic website merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh para pemasar online bidang pertanian mengenai traffic atau kepadatan pengunjung ke website yang dapat mempengaruhi urutan website pada Mesin Pencari Google. Pengetahuan pemasar online mengenai traffic meliputi dua buah pertanyaan mengenai promosi secara nyata (offline), serta keperluan untuk meningkatkan kepadatan pengunjung agar mendapat urutan yang lebih tinggi pada Mesin Pencari Google. Pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat pengetahuan mengenai traffic yang tinggi. Dengan mengajukan dua pertanyaan pengetahuan mengenai traffic dengan pemberian skor 1 untuk jawaban yang salah, skor 2 untuk jawaban yang benar, serta skor 0 untuk jawaban “tidak tahu”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 15 diperoleh hasil bahwa sebanyak 93 persen (28 orang) pemasar online merupakan pemasar online
dengan tingkat
pengetahuan mengenai traffic yang tinggi, sedangkan sebanyak 7 persen (2 orang) memiliki tingkat pengetahuan mengenai traffic yang rendah. Skor merupakan range antara minimal skor 2 hingga maksimal skor 4. Skor pengetahuan mengenai traffic yang rendah merupakan skor pengetahuan mengenai traffic yang berada pada range nilai 0-2. Skor pengetahuan mengenai traffic yang tinggi merupakan skor pengetahuan mengenai traffic yang berada pada range nilai 3-4. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 0 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 4. Seluruh skor pengetahuan mengenai link memiliki rata-rata skor 3,57 dengan standar deviasi 0,935 yang berarti rata-rata
71
pemasar online memiliki pengetahuan mengenai traffic pada kategori pengetahuan mengenai traffic yang tinggi.
Pengetahuan Mengenai Traffic 7%
tinggi rendah 93%
Gambar 15. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Traffic pada Website
6.1.5. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Keyword Pengetahuan pemasar online mengenai keyword website merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh para pemasar online bidang pertanian mengenai
keyword atau kepadatan kata kunci spesifik suatu website yang dapat mempengaruhi urutan website pada Mesin Pencari Google untuk kata kunci
tersebut. Pengetahuan pemasar online mengenai keyword meliputi enam buah pertanyaan mengenai nama atau judul website yang berisi kata kunci, pemakaian
header atau kepala website yang berisi kata kunci, penggunaan meta name atau nama pengindeks website yang berisi kata kunci, pemakaian kata kunci tersembunyi atau hidden keyword yang tidak dianjurkan oleh Mesin Pencari Google, pemakaian judul foto yang sesuai dengan kata kunci, serta isi website
yang sesuai kata kunci.
72
Pemasar online bidang pertanian memiliki memiliki tingkat pengetahuan mengenai keyword yang tinggi. Dengan mengajukan enam pertanyaan pengetahuan mengenai keyword dengan pemberian skor 1 untuk jawaban yang salah, skor 2 untuk jawaban yang benar, serta skor 0 untuk jawaban “tidak tahu”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 16 diperoleh hasil bahwa sebanyak
67 persen (20 orang) pemasar online merupakan pemasar online dengan tingkat pengetahuan mengenai keyword yang tinggi, sedangkan sebanyak 33 persen (10
orang) memiliki tingkat pengetahuan mengenai keyword yang rendah. Skor merupakan range antara minimal skor 0 hingga maksimal skor 12. Skor pengetahuan mengenai keyword yang rendah merupakan skor pengetahuan
mengenai keyword yang berada pada range nilai 0-9. Skor pengetahuan mengenai keyword yang tinggi merupakan skor pengetahuan mengenai keyword yang berada pada range nilai 10-12. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 6 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 12. Seluruh skor pengetahuan mengenai
keyword memiliki rata-rata skor 9,97 dengan standar deviasi 1,921 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki pengetahuan mengenai keyword pada kategori pengetahuan mengenai keyword yang tinggi.
Pengetahuan Mengenai Keyword 33% tinggi
67%
rendah
Gambar 16. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Keyword pada Website
73
6.1.5. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Cara Update Pengetahuan pemasar online mengenai cara mengupdate website merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh para pemasar online bidang pertanian mengenai cara mengupdate website pada index Mesin Pencari Google yang dapat mempengaruhi urutan website pada Mesin Pencari Google. Pengetahuan pemasar online mengenai cara mengupdate meliputi satu buah pertanyaan mengenai ketersediaan fasilitas update oleh Mesin Pencari Google. Pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat pengetahuan mengenai cara mengupdate yang tinggi. Dengan mengajukan satu pertanyaan pengetahuan mengenai cara mengupdate dengan pemberian skor 1 untuk jawaban yang salah, skor 2 untuk jawaban yang benar, serta skor 0 untuk jawaban “tidak tahu”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 17 diperoleh hasil bahwa sebanyak 73 persen (22 orang) pemasar online merupakan pemasar online dengan tingkat pengetahuan mengenai cara meng-update yang tinggi, sedangkan sebanyak 27 persen (8 orang) memiliki tingkat pengetahuan mengenai cara mengupdate yang rendah. Skor merupakan range antara minimal skor 0 hingga maksimal skor 2. Skor pengetahuan mengenai cara meng-update yang rendah merupakan skor pengetahuan mengenai cara meng-update yang berada pada range nilai 0-1. Skor pengetahuan mengenai cara meng-update yang tinggi merupakan skor pengetahuan mengenai cara meng-update yang memiliki nilai 2. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 0 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 2. Seluruh skor pengetahuan mengenai cara meng-update memiliki rata-rata skor 1,5 dengan standar deviasi 0,86.
74
Pengetahuan Mengenai Cara Melakukan Update 27% tinggi
73%
rendah
Gambar 17. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Cara Melakukan Update pada Mesin Pencari Google
6.2. Perilaku Pemasar Online Memanfaatkan Mesin Pencari Google Perilaku Pemasar Online Memanfaatkan Mesin Pencari Google merupakan perilaku yang dilakukan oleh pemasar online untuk mengoptimatisasi mesin
pencari (Search engine Optimizing) agar websitenya berada pada urutan teratas pada Mesin Pencari, khususnya Mesin Pencari Google. Perilaku pemasar online dalam memanfaatkan Mesin Pencari Google meliputi berbagai perilaku yang dapat meningkatkan urutan pada Mesin Pencari Google seperti perilaku pendaftaran ke mesin pencari, perilaku menyebarkan link websitenya, perilaku memperbanyak kepadatan pengunjung, perilaku memperbanyak kepadatan kata kunci, serta perilaku meng-update ke Mesin Pencari Google apabila terdapat
perubahan atau penambahan isi website. Sebagian besar pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat perilaku yang rendah terhadap Mesin Pencari Google. Dengan mengajukan 22 pertanyaan perilaku dengan pemberian skor 1 untuk jawaban “tidak pernah”, skor 2 untuk jawaban “dilakukan hanya satu kali”, skor 3 untuk jawaban “jarang”, serta skor 4
75
untuk jawaban “prioritas”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 18 diperoleh hasil bahwa hanya sebanyak 47 persen (14 orang) pemasar online yang termasuk melakukan melakukan perilaku dengan skor tinggi, sedangkan sebanyak 53 persen (16 orang) memiliki perilaku dengan skor yang rendah. Skor merupakan range antara skor minimal 22 hingga skor maksimal 88. Skor perilaku rendah merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 22-55. Skor
perilaku tinggi merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 56-88. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah 35 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah 79. Seluruh skor pengetahuan memiliki rata-rata
skor 56,3 dengan standar deviasi 12,166 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki perilaku diatas kategori tinggi.
Persentase Perilaku
47% 53%
tinggi rendah
Gambar 18. Perilaku Pemasar Online dalam Optimatisasi Mesin Pencari
6.2.1. Perilaku Pemasar Online dalam Pendaftaran ke Mesin Pencari Perilaku pemasar online dalam pendaftaran ke mesin pencari merupakan perilaku yang dilakukan oleh pemasar online dalam melakukan pendaftara website
76
ke Mesin Pencari khususnya Mesin Pencari Google. Perilaku pemasar online dalam pendaftaran ke mesin pencari meliputi dua buah pertanyaan mengenai perilaku pendaftaran ke Mesin Pencari Google dan perilaku pendaftaran ke mesin pencari lainnya (Yahoo, AOL, MSN, dll). Mayoritas pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat perilaku pendaftaran ke mesin pencari dengan skor yang rendah. Dengan mengajukan dua pertanyaan perilaku pendaftaran terhadap mesin pencari dengan pemberian skor 1 untuk jawaban “tidak pernah”, skor 2 untuk jawaban “dilakukan hanya satu kali”, skor 3 untuk jawaban “jarang”, serta skor 4 untuk jawaban “prioritas”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 19 diperoleh hasil bahwa sebanyak 27 persen (8 orang) pemasar online merupakan pemasar online dengan perilaku pendafatran terhadap mesin pencari dengan skor yang tinggi, sedangkan sebanyak 73 persen (22 orang) merupakan pemasar online dengan perilaku pendaftaran dengan skor yang rendah. Skor merupakan range antara minimal skor 2 hingga maksimal skor 8. Skor perilaku pendaftaran terhadap mesin pencari yang rendah merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 2-5. Skor perilaku pendaftaran terhadap mesin pencari yang tinggi merupakan skor yang berada pada range nilai 6-8. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 2 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 8. Seluruh skor perilaku pendaftaran memiliki rata-rata skor 4,57 dengan standar deviasi 1,851 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki perilaku pendaftaran yang rendah.
77
Perilaku Pendaftaran 27%
tinggi
73%
rendah
Gambar 19. Perilaku Pemasar Online dalam Pendaftaran ke Mesin Pencari
6.2.2. Perilaku Pemasar Online dalam Menyebarkan Link Website Perilaku pemasar online dalam menyebarkan link website merupakan perilaku yang dilakukan oleh pemasar online untuk membuat link yang mengacu
ke websitenya dari luar websitenya atau dari website lain. Tersebarnya link yang mengacu ke website pemasar online dapat meningkatkan urutan pada Mesin Pencari Google. Perilaku pemasar online dalam menyebarkan link website
meliputi enam buah pertanyaan mengenai usaha pemasar online dalam penyebaran link website, usaha bekerjasama dengan website lain (melakukan joint venture), melakukan promosi melalui iklan baris di internet, forum-forum internet,
dan chatting, serta apakah pemasar online membuat backdoor website atau website tipuan yang biasanya memiliki kata kunci porno yang akan menggiring pengunjung ke website aslinya. Pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat perilaku penyebaran link yang tinggi. Dengan mengajukan enam pertanyaan perilaku penyebaran link dengan pemberian skor 1 untuk jawaban “tidak pernah”, skor 2 untuk jawaban
78
“dilakukan hanya satu kali”, skor 3 untuk jawaban “jarang”, “jarang”, serta skor 4 untuk jawaban “prioritas”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 20 diperoleh hasil bahwa sebanyak 53 persen (16 orang) pemasar online merupakan pemasar online dengan tingkat perilaku penyebaran link yang tinggi, sedangkan sebanyak 47 persen (14 orang) memiliki tingkat perilaku penyebaran link yang rendah. Skor perilaku penyebaran link merupakan range antara skor minimal 6 hingga skor maksimal 24. Skor penyebaran link yang rendah merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 0-15. Skor perilaku penyebaran link yang tinggi merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 16-24. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 7 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 23. Seluruh skor perilaku menyebarkan link
memiliki rata-rata skor 16,10 dengan standar deviasi 4,350 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki perilaku penyebaran link yang berada pada kategori tinggi.
Perilaku Menyebarkan Link
47% 53%
tinggi
rendah
Gambar 20. Perilaku Pemasar Online dalam Menyebarkan Link Websitenya
79
6.2.3. Perilaku Pemasar Online dalam Memperbanyak Kunjungan ke Website Perilaku pemasar online dalam memperbanyak kunjungan ke website merupakan perilaku yang diupayakan oleh pemasar online dalam memperbanyak kunjungan ke website untuk meningkatkan urutan website pada Mesin Pencari Google. Perilaku pemasar online dalam memperbanyak kunjungan ke website meliputi lima buah pertanyaan mengenai usaha pemasar online dalam meningkatkan kunjungan ke website, upaya melakukan promosi melalui surat kabar, radio, televisi, dan penyebaran pamflet atau selebaran atau poster.. Pemasar
online
bidang
pertanian
memiliki
tingkat
perilaku
memperbanyak kunjungan ke website yang rendah. Dengan mengajukan lima pertanyaan perilaku memperbanyak kunjungan ke website dengan pemberian skor 1 untuk jawaban “tidak pernah”, skor 2 untuk jawaban “dilakukan hanya satu kali”, skor 3 untuk jawaban “jarang”, serta skor 4 untuk jawaban “prioritas”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 21 diperoleh hasil bahwa hanya sebanyak 10 persen (3 orang) pemasar online dengan tingkat perilaku memperbanyak kunjungan ke website yang tinggi, sedangkan sebanyak 90 persen (27 orang) responden memiliki tingkat perilaku memperbanyak kunjungan yang rendah. Skor perilaku memperbanyak kunjungan ke website merupakan range antara skor minimal 5 hingga skor maksimal 20. Skor perilaku memperbanyak kunjungan yang rendah merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 0-12. Skor perilaku memperbanyak kunjungan yang tinggi merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 12-20. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 4 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 20. Seluruh skor perilaku memperbanyak
80
kunjungan memiliki rata-rata skor 9,4 dengan standar deviasi 3,4 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki perilaku memperbanyak yang berada pada kategori rendah.
Perilaku Memperbanyak Traffic 10%
tinggi rendah 90%
Gambar 21. Perilaku Pemasar Online dalam Memperbanyak Kunjungan ke Websitenya
6.2.4. Perilaku Pemasar Online Membuat Kepadatan Kata Kunci Perilaku pemasar online dalam membuat kepadatan kata kunci merupakan perilaku yang dilakukan oleh pemasar online untuk membuat websitenya menjadi lebih padat dengan kata-kata kunci yang diinginkan sehingga akan menambah peringkat pada Mesin Pencari Google untuk pencarian kata kunci tersebut.
Perilaku pemasar online dalam kepadatan kata kunci meliputi tujuh buah pertanyaan mengenai usaha pemasar online dalam memperbanyak kata kunci tertentu, memakai nama atau judul website, header atau kepala website, meta name, nama atau judul gambar, dan nama atau judul link dengan kata kunci tertentu yang diinginkan, dan apakah pemasar online menyebut suatu kata kunci
81
secara berulang-ulang dan menyembunyikannya dengan memakai warna yang sama dengan latar website. Mayoritas pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat perilaku pemadatan kata kunci yang tinggi. Dengan mengajukan tujuh pertanyaan perilaku pemadatan kata kunci dengan pemberian skor 1 untuk jawaban “tidak pernah”, skor 2 untuk jawaban “dilakukan hanya satu kali”, skor 3 untuk jawaban “jarang”, serta skor 4 untuk jawaban “prioritas”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 22 diperoleh hasil bahwa sebanyak 83 persen (25 orang) pemasar online merupakan pemasar online
yang melakukan pemadatan kata
kunci dengan kategori perilaku yang tinggi, sedangkan sebanyak 17 persen (5 orang) memiliki tingkat perilaku pemadatan kata kunci dengan kategori skor yang rendah. Skor perilaku pemadatan kata kunci merupakan range antara skor minimal 7 hingga skor maksimal 28. Skor pemadatan kata kunci yang rendah merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 0-17. Skor perilaku pemadatan kata kunci yang tinggi merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 17-28. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 10 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 28. Seluruh skor pemadatan kata kunci memiliki rata-rata skor 21,77 dengan standar deviasi 5,11 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki perilaku pemadatan kata kunci yang berada pada kategori tinggi.
82
Perilaku Memperbanyak Keyword 17%
tinggi rendah
83%
Gambar 22. Perilaku Pemasar Online Membuat Kepadatan Kata Kunci
6.2.5. Perilaku Pemasar Online Mengupdate Website ke Mesin Pencari Google Perilaku pemasar online mengupdate website ke mesin pencari google merupakan perilaku yang dilakukan oleh pemasar online untuk membuat suatu pemberitahuan ke Mesin Pencari Google bahwa pemasar online telah melakukan perubahan terhadap isi website baik pada saat pertama kali mendaftar ataupun ketika melakukan penambahan terhadap isi website. Perilaku pemasar online
mengupdate website ke mesin pencari google meliputi dua buah pertanyaan mengenai usaha pemasar online dalam melakukan update ke Mesin Pencari Google, serta penggunaan fasilitas otomatis pada Mesin Pencari Google untuk
melakukan update. Pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat perilaku mengupdate website ke Mesin Pencari Google yang rendah. Dengan mengajukan dua pertanyaan perilaku mengupdate website ke Mesin Pencari Google dengan pemberian skor 1 untuk jawaban “tidak pernah”, skor 2 untuk jawaban “dilakukan
83
hanya satu kali”, skor 3 untuk jawaban “jarang”, serta skor 4 untuk jawaban “prioritas”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 23 diperoleh hasil bahwa hanya sebanyak 27 persen (8 orang) pemasar online
merupakan pemasar online
dengan tingkat perilaku mengupdate website ke
Mesin Pencari Google yang tinggi, sedangkan sebanyak 73 persen (22 orang) memiliki tingkat perilaku penyebaran link yang rendah. Skor perilaku mengupdate
website ke Mesin Pencari Google merupakan range antara skor minimal 2 hingga skor maksimal 8. Skor perilaku mengupdate website ke Mesin Pencari Google yang rendah merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 2-5. Skor
perilaku penyebaran link yang tinggi merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 6-8. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 2 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 8. Seluruh skor perilaku mengupdate
website ke Mesin Pencari Google memiliki rata-rata skor 4,47 dengan standar deviasi 1,943 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki perilaku mengupdate website ke Mesin Pencari Google yang berada pada kategori rendah.
Perilaku Mengupdate Website 27% tinggi 73%
rendah
Gambar 23. Perilaku Pemasar Online Mengupdate Website ke Mesin Pencari Google
84
6.3. Hubungan Antara Pengetahuan Pemasar Online dan Perilaku Pengoptimatisasian Mesin Pencari Google Pada
Tabel
9
terlihat
bahwa
pengetahuan
mengenai
cara
pengoptimatisasian Mesin Pencari Google dan perilaku pengoptimatisasian Mesin Pencari Google memiliki hubungan yang positif. Hal ini terlihat jelas bahwa 13 pemasar online (43 persen) yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi juga memiliki tingkat perilaku yang tinggi pula. Pemasar online yang memiliki pengetahuan mengenai cara pengoptimatisasian Mesin Pencari Google cenderung melakukan teknik pengoptimatisasian Mesin Pencari Google terhadap website bisnis pertaniannya. Tabel 9. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pengoptimatisasian Mesin Pencari Pemasar Online
Uraian Keterangan Tingkat Pengetahuan (website)
Tingkat Perilaku (website) Rendah tinggi rendah tinggi
Total
Total
7
1
8
9 16
13 14
22 30
Pengetahuan pemasar online mengenai cara-cara mendapatkan urutan yang baik pada Mesin Pencari Google berpengaruh pada perilaku yang dilakukan oleh pemasar online. Berdasarkan Uji Korelasi Pearson, angka koefisien korelasi adalah 0,437 dengan melihat nilai probabilitas (Sig) 0,016 < 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel keeratannya kuat dan signifikan. Artinya bahwa hubungan antara pengetahuan pemasar online mengenai cara-cara mendapatkan urutan yang baik pada Mesin Pencari Google dengan perilaku yang dilakukan oleh pemasar online dalam mendapatkan urutan teratas
85
pada Mesin Pencari Google (Search engine Optimizing) memiliki hubungan yang erat. Koefisien korelasi bertanda positif (+) artinya hubungannya searah, yaitu kecenderungan pengetahuan yang semakin tinggi, maka perilaku yang dilakukan pun akan semakin tinggi. Koefisien korelasi tersebut signifikan pada
taraf
kepercayaan 95 persen. Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan pemasar online bidang pertanian mengenai Mesin Pencari Google dengan perilaku pemasar online dalam melakukan Search engine Optimizing terhadap Mesin Pencari Google. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa faktor yang mempengaruhi pemasar online dalam melakukan cara mendapatkan urutan teratas pada Mesin Pencari Google (Search engine Optimizing) adalah tingkat pengetahuan pemasar online tersebut terhadap Mesin Pencari Google dan cara mendapatkan urutan teratas pada Mesin Pencari Google. Hal ini sejalan dengan pernyataan Onggo (2008) bahwa pengoptimatisasian mesin pencari yang baik harus ditunjang dengan pengetahuan yang baik terlebih dahulu mengenai cara-cara melakukan optimatisasi mesin pencari yang matang.
86
BAB VII PERILAKU DAN PERINGKAT WEBSITE BISNIS BIDANG PERTANIAN SEBAGAI KONSUMEN MESIN PENCARI GOOGLE
7.1. Perilaku Pemasar Online Bidang Pertanian Pada Gambar 18 telah dibahas mengenai hasil perilaku pemasar online secara umum bahwa hanya sebanyak 47 persen (14 orang) pemasar online yang termasuk melakukan perilaku dengan skor tinggi, sedangkan sebanyak 53 persen (16 orang) memiliki perilaku dengan skor yang rendah. Umumnya pemasar online yang melakukan perilaku pengoptimatisasian mesin pencari dengan nilai yang tinggi memiliki frekuensi yang hampir sama dengan pemasar online yang memiliki skor yang rendah (14:16 persen).
7.2. Urutan Website Bisnis Bidang Pertanian Urutan website bisnis bidang pertanian pada halaman pencarian Mesin Pencari Google merupakan urutan yang didapatkan suatu website pada saat diketikkan suatu kata kunci bidang pertanian pada Mesin Pencari Google. Urutan website bisnis bidang pertanian dalam penelitian adalah peringkat 1 hingga 10 yang dilihat pada pengurutan dari atas ke bawah pada halaman pertama hasil pencarian suatu kata kunci Mesin Pencari Google. Pada Tabel 10 terlihat bahwa sebagian besar pemasar online bidang pertanian berada pada urutan 5 sebanyak 20 persen atau 6 website. Website yang berada pada urutan 1 berjumlah 3 website (10 persen), pada urutan 2 berjumlah 2 website (7 persen), pada urutan 3 dan 4 berjumlah 4 website (13 persen), pada
87
urutan 6 berjumlah 4 website (13 persen), pada urutan 7 berjumlah 1 website (3 persen), serta pada urutan 8, 9, dan 10 berjumlah masing-masing 2 website (7 persen). Frekuensi peringkat website yang tinggi (peringkat 1-5) lebih banyak dibandingkan frekuensi website yang memiliki peringkat rendah. Tabel 10. Urutan Website Urutan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Frekuensi (website) 3 2 4 4 6 4 1 2 2 2 30
Persentase (persen) 10 7 13 13 20 13 3 7 7 7 100
7.3. Hubungan Antara Perilaku Pemasar Online dengan Urutan Website Pada Tabel 11 terlihat bahwa perilaku pengoptimatisasian Mesin Pencari Google dan urutan website pada halaman pencarian Mesin Pencari Google memiliki hubungan yang positif. Hal ini terlihat jelas bahwa 10 pemasar online (33 persen) yang memiliki tingkat perilaku pengoptimatisasian Mesin Pencari Google terhadap website-nya juga memiliki urutan website pada halaman pencarian Mesin Pencari Google yang tinggi pula. Pemasar online yang memiliki perilaku pengoptimatisasian Mesin Pencari Google yang tinggi cenderung memiliki website yang berada pada urutan yang tinggi pada halaman pencarian Mesin Pencari Google ketika diketikkan kata kunci tertentu bidang pertanian.
88
Tabel 11. Hubungan Antara Perilaku Pemasar Online dalam Pengoptimatisasian Mesin Pencari Google dengan Urutan Website pada Mesin Pencari Google Uraian Urutan Website Total Keterangan rendah tinggi Tingkat Perilaku Rendah 7 9 16 (website) Tinggi 4 10 14 Total 11 19 30
Perilaku pemasar online yang melakukan cara-cara mendapatkan urutan yang baik pada Mesin Pencari Google berpengaruh terhadap urutan yang didapatkan oleh websitenya. Berdasarkan Uji Korelasi Rank Spearman, angka koefisien korelasi adalah -0.374 dengan melihat nilai probabilitas (Sig) 0,042 < 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel keeratannya kuat dan signifikan. Artinya bahwa hubungan antara perilaku pemasar online dalam melakukan cara-cara mendapatkan urutan yang baik pada Mesin Pencari Google dengan urutan yang didapatkan websitenya pada Mesin Pencari Google memiliki hubungan yang erat. Koefisien korelasi bertanda negatif (-) artinya hubungannya tidak searah, yaitu kecenderungan perilaku yang semakin tinggi, maka urutan yang didapatkan semakin memiliki peringkat yang tinggi dengan angka yang lebih rendah. Peringkat tertinggi adalah peringkat 1 sedangkan peringkat terendah adalah peringkat 10. Koefisien korelasi tersebut signifikan pada taraf kepercayaan 95 persen. Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku pemasar online bidang pertanian dalam melakukan Search engine Optimizing terhadap Mesin Pencari Google dengan urutan yang didapatkan oleh websitenya. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa faktor yang mempengaruhi urutan website bisnis bidang pertanian pada Mesin Pencari Google adalah perilaku
89
pemasar online dalam melakukan cara mendapatkan urutan teratas pada Mesin Pencari Google (Search engine Optimizing). Hal ini sejalan dengan pernyataan Onggo (2008) bahwa urutan yang tinggi pada Mesin Pencari Google harus didahului oleh perilaku pengoptimatisasian mesin pencari yang baik pula.
90
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan 1. Internet sebagai sarana pemasaran yang murah dan efisien telah digunakan cukup luas oleh pengusaha bidang pertanian. Pemasaran melalui cara ini dilakukan tidak hanya oleh perusahaan besar, tetapi juga dilakukan oleh pengusaha perorangan. Mesin Pencari Google sebagai mesin pencari yang terbesar juga dimanfaatkan oleh pemasar online untuk memasarkan websitenya dengan biaya yang rendah. 2. Secara garis besar pemasar online bidang pertanian, baik pemasar online perorangan maupun pemasar online yang telah berbentuk perusahaan memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap Mesin Pencari Google. 3. Umumnya pemasar online yang melakukan perilaku pengoptimatisasian mesin pencari dengan nilai yang tinggi memiliki frekuensi yang hampir sama dengan pemasar online yang memiliki skor yang rendah (14:16). 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan pemasar online mengenai cara pengoptimatisasian dengan perilaku dalam pengotimatisasian Mesin Pencari Google. 5. Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku pemasar online dalam pengoptimatisasian Mesin Pencari Google dengan peringkat atau urutan website bisnisnya pada Mesin Pencari Google.
91
8.2. Saran 1. Pengusaha bidang pertanian perlu beralih ke bentuk pemasaran virtual dengan memanfaatkan internet sebagai sarana pemasaran yang efektif dan efisien seiring dengan semakin besarnya pengguna internet di Indonesia bahkan di dunia internasional. 2. Pengusaha yang telah memiliki website dan memanfaatkan internet sebagai sarana pemasaran perlu menggunakan sarana pemasaran melalui mesin pencari khususnya Mesin Pencari Google sebagai mesin pencari terbesar saat ini yang dapat dilakukan dengan tanpa biaya. 3. Perlu dilakukan upaya-upaya meningkatkan peringkat website pada Mesin Pencari Google dengan melakukan Pengoptimatisasian Mesin Pencari (Search engine Optimizing) agar website berada pada halaman awal pencarian suatu kata kunci tertentu pada Mesin Pencari Google. 4. Pemerintah, khususnya melalui Depkominfo seharusnya mewadahi pemasaran berbagai usaha kecil dan menengah melalui website terpadu terkait dengan perberlakuan pasar bebas agar usaha kecil dan menengah di Indonesia dapat bersaing dalam pasar internasional. 5. Untuk penelitian selanjutnya, bila peneliti ingin melakukan penelitian melalui email, harus mempertimbangkan tingkat pengembalian yang kecil.
92
DAFTAR PUSTAKA Abate, Getachew, dan Colleta Moser. 2003. E-Commerce and Internet Use in Small Businesses: Trend and Issues. http://ageconsearch.umn.edu/bitstream/11722/1/sp03-04.pdf Adiputra, IG., Panju Hendrarso, Adriza. 2004. Metodologi Penelitian Bidang Sosial dan Bisnis. Denpasar: Yayasan Gayatri. Baer, G. Alexander and Cheryl Brown. 2007. Adoption of E-Marketing by DirectMarket Farms in the Northeastern United States. 19 http://ageconsearch.umn.edu/bitstream/43492/2/3802fr05.pdf.[diakses November 2008]. Baihaqi, Adam Pahlevi. 2008. Build and Hack Your Blogger Now!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Battelle, John. 2007. The Search. Bagaimana Google dan Para Pesaingnya Mengubah Aturan Bisnis dan Kebudayaan Kita. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Chow, Suwandi. 2008. Kaya dari Internet Marketing. Jakarta: Wijawiyata Media Utama. Ehmke, Cole, dkk. 2001. The Market for E-Commerce Services in Agriculture. http://ageconsearch.umn.edu/bitstream/20523/1/sp01eh01.pdf Fox, Vanessa. 2007. The Anatomy of Personalized Google Results. http://proquest.umi.com/pqdweb?index=13&did=75386648&SrchMode=1&si d=6&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS= 1227068620&clientId=77199 Henderson, Jason, Frank Dooley, dan Jay Akridge. 2000. Adoption of ECommerce Strategiesbfor Agribusiness Firms. http://ageconsearch.umn.edu/bitstream/21771/1/sp00he02.pdf Hoffman, L. Donna, dan Thomas P. Novak. 1996. A New Marketing Paradigm for Electronic Commerce. http://sloan.ucr.edu/blog/uploads/papers/A persen20New persen20Marketing persen20Paradigm persen20for persen20Electronic persen20Commerce persen20 persen5BHoffman, persen20Novak persen20- persen20Feb persen201996 persen5D.pdf Kinsey, Jean, dan Brian Buhr. 2003. E-Commerce: a New Business Model for The Food Supply/Demand Chain. http://ageconsearch.umn.edu/bitstream/14320/1/tr03-01.pdf Lohse, Gerald L., Steven Bellman, dan Eric J. Johnson. 1999. Consumer buying behavior on the Internet: Findings from panel data.
93
http://209.85.175.132/search?q=cache:GRpj7mb3bAJ:knowledge.wharton.upenn.edu/papers/793.pdf+ persen22Consumer+buying+behavior+on+the+Internet persen22+.pdf&hl=en&ct=clnk&cd=1Onggo, Bob Julius. 2008. GOOGLEpreneur, Kaya Lewat Google. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Onggo, Bob Julius. 2008. GOOGLEpreneur, Kaya Lewat Google. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Poon, Simpson dan Paula M.C. Swatman. 1997. Internet-based Small Business Communication: Seven Australian Cases. http://209.85.175.132/search?q=cache:GRpj7mb3bAJ:knowledge.wharton.upenn.edu/papers/793.pdf+ persen22Consumer+buying+behavior+on+the+Internet persen22+.pdf&hl=en&ct=clnk&cd=1. [diakses 17 November 2008]. Rochany, H. 2008. Analisis Perilaku Pengaduan Konsumen Melalui Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Harian Kompas Tahun 2007. [skripsi]. Bogor: Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. IPB Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor: IPB Press. Walpole, Ronald E. 1992. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Wibisono, Bandung. 2007. Perancangan Sistem Informasi Pemasaran Ikan Hias Melalui Media Internet pada CV. Dinar Cabang Tangerang. Bogor: Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Zhang, Geli, dan David M. Lane. 2001. Best English Lenguange Web Site in Agriculture from an International Perspective. http://proquest.umi.com/pqdweb?index=11&did=69559639&SrchMode=1&si d=6&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS= 1227068620&clientId=77199
94
LAMPIRAN
95
LAMPIRAN Tabel 1. Daftar Kata Kunci yang Digunakan dalam Penelitian 1
adenium
28
buah naga
55
ikan bandeng
82
kelapa sawit
109
136
telur ayam
163
supplier babi
190
110 111
pear pemberdayaan masyarakat pengusir tikus
2 3
aglaonema agribisnis
29 30
buah pear budidaya
56 57
ikan bawal ikan cupang
83 84
kelinci kemangi
137 138
telur bebek telur puyuh
164 165
191 192
kentang koperasi kopi kucai kucing kucing persia kultur jaringan lada
112 113 114 115 116 117 118 119
pepaya pir pisang pupuk rempah rosela sagu sapi
139 140 141 142 143 144 145 146
166 167 168 169 170 171 172 173
leci lele lengkeng lidah buaya mahkota dewa mawar melati melon mengkudu mentimun merica nangka pala palawija parkit patin
120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135
sarang semut sayur kol selada seledri semangka singkong sirih sirih merah stawberry talas tambak ikan tanaman hias tanaman obat tebu the telur
147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162
tembakau terigu ternak ayam ternak bebek ternak domba tikus tomat umpan ikan usaha mikro pertanian walang sangit wortel pestisida organik pestisida alami pestisida supplier adenium supplier aglaonema supplier anggrek supplier anggur supplier angsa supplier anjing supplier apel supplier apel malang supplier arwana supplier ayam
supplier bawal supplier bawang supplier bawang bombay supplier bawang merah bawang putih supplier bayam supplier bebek supplier belalang supplier beras jual adenium
4 5 6 7 8 9 10 11
anggrek anggur Angsa anjing anjing chihuahua Apel apel malang aquarium
31 32 33 34 35 36 37 38
budidaya wortel buncis bunga bakung bunga iris bunga kol bunga potong burung puyuh cabai
58 59 60 61 62 63 64 65
ikan discus ikan hias ikan kakap ikan koi ikan lele ikan lou han ikan mas ikan nila
85 86 87 88 89 90 91 92
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
arwana Ayam Babi bawal bawang bawang bombay bawang merah bawang putih bayam bebek belalang Beras beras organik Bibit Biji buah merah
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
cabe cacing cengkeh cokelat coklat domba duren durian eidelweis euphorbia gandum gula gulma hama hamster hidroponik
66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81
ikan patin Itik jagung Jahe jamur jangkrik Jeruk jual belalang kacang panjang kacang polong kacang tanah kambing kantung semar Kayu kedelai kelapa
93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108
174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189
jual aglaonema jual anggrek jual anggur jual angsa jual anjing jual apel jual apel malang jual arwana jual ayam jual babi jual bawal jual bawang jual bawang bombay jual bawang merah jual bawang putih jual bayam
jual bebek jual belalang jual beras
96
Tabel 2. Teknik Analisis Data No. Variabel Pengetahuan dengan 1. Perilaku 2. Perilaku dan Urutan
Skala Pengukuran
Meode Analisis Data
Rasio dan Rasio Rasio dan Nominal
uji Korelasi Pearson uji Korelasi Rank Spearman
Tabel 3. Perhitungan Korelasi antar Variabel Correlations Jumlah Perilaku
Jumlah Pengathuan Jumlah Pengeta huan
Pearson Correlation 1
.437(*)
Sig. (2-tailed)
.016
N Jumlah
30
30
.437(*)
1
Pearson Correlation
Perilak u Sig. (2-tailed)
.016
N
30
30
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data Pengolahan SPSS Correlations Jumlah Perilaku Spearman's rho
Jumlah
Perila ku
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Urutan
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data Pengolahan SPSS
Urutan
1.000
-.374(*)
.
.042
30
30
-.374(*)
1.000
.042
.
30
30
97
Gambar 1. Tampilan Kuesioner dalam Excel
98
99
100