43
BAB IV PROFIL MESIN PENCARI GOOGLE
Mesin Pencari Google yang telah menjadi mesin pencari terbesar saat ini memiliki sejarah pembentukan yang sangat panjang. Berawal dari ide dua orang mahasiswa, Larry Page dan Sergey Brin untuk membuat sebuah program yang dapat mengindeks website. Battele (2007) menjelaskan sejarah Google secara terperinci sebagai berikut.
4.1. Penemu Google Pencipta Google adalah Larry Page dan Sergey Brin, dua orang mahasiswa program doktor jurusan Komputer Sains di Universitas Stanford. Page dan Brin pertama kali bertemu pada musim panas tahun 1995 sebelum mereka masuk di Stanford. Sebelum memasuki Universitas Stanford, Page telah kuliah di Fakultas Komputer Sains di California Utara, sementara Brin telah kuliah pula di University of Michigan. Universitas Stanford terkenal sebagai universitas yang mengkombinasikan kemampuan akademik dan kemampuan berusaha. Mahasiswa Stanford merupakan mahasiswa-mahasiswa yang datang dengan mimpi membuat perusahaan, menjadi kaya, dan membuat tanda dalam sejarah teknologi. Beberapa nama besar lahir di Universitas Stanford seperti Hewlett-Packard, Silicon Graphics, Yahoo, Excite, dan Google. Pada saat pertama kali bertemu Page dan Brin tidak merasa cocok satu sama lain karena memiliki sifat yang beda. Walaupun memiliki sifat yang berbeda, mereka memiliki satu kesenangan yang sama mengenai sains komputer.
44
Awal dari pembuatan Google dimulai dari sebuah perdebatan argumentasi antara Page dan Brin pada saat menyusuri kota. Mereka memperdebatkan mengenai masalah nilai pendekatan untuk sebuah rencana pembangunan kota.
4.2. Sejarah Mesin Pencari Google Proyek Google berawal dari disertasi Page yang sangat tertarik mengenai World Wide Web (WWW) yang terus tumbuh. Atas pengaruh pembimbingnya, seorang pionir di bidang Human Computer Interaction (HCI), Page memutuskan untuk memfokuskan perhatiannya pada penelitian internet. Pada awalnya Page tidak memiliki ide tentang pencarian di internet. Page mengemukakan bahwa ia tertarik dengan karakteristik matematika dari internet. Setiap komputer dianggap sebagai titik dan setiap link dari setiap website adalah sebuah hubungan antar-titik. Akhirnya Page memilih topik mengenai masalah struktur link di internet.
4.1.1. Back Rub Page menyadari bahwa ketika seseorang diberikan sebuah link ke suatu website, maka orang tersebut tidak mengetahui website mana saja yang memiliki link ke website tersebut. Hal tersebut sangat mengganggu Page karena menurutnya sangat penting untuk mengetahui dari mana saja sebuah link pada suatu website berasal. Page mengibaratkan seperti sebuah publikasi akademik yang dikutip oleh publikasi akademik yang lain, maka sangat penting untuk mengetahui siapa saja yang mengutip hasil karya publikasi seorang ahli. Page merancang sebuah proyek bernama Back Rub yang dapat melihat dari mana saja link yang mengacu pada suatu website. Page merancang Back Rub
45
bukan hanya untuk skala kecil, namun sebuah proyek untuk ukuran yang lebih luas, yaitu World Wide Web atau internet keseluruhan. Kerumitan dan skala ide yang diterapkan Page menarik Brin untuk ikut serta dalam proyek tersebut.
4.1.2. Peringkat Sejalan dengan proyek Back Rub yang dikerjakan oleh Page dan Brin, mereka harus pula mengindeks seluruh jaringan internet untuk mendapatkan asal link yang diteliti. Page membuat sebuah mesin pengindeks yang dapat bekerja secara otomatis. Page menyadari pentingnya pula konsep peringkat dalam dunia penerbitan akademik. Menurut teorinya, struktur grafik internet tidak hanya menunjukkan siapa yang memasang link ke siapa, namun yang lebih penting lagi adalah tingkat kepentingan dari siapa yang memasang link ke siapa, berdasarkan berbagai atribut sebuah website yang memasang link tersebut. Atribut tersebut, seperti teks di sekitar link, sangat berpengaruh dalam menentukan peringkat dan relevansi. Page dan Brin membuat sebuah algoritma baru yang akan menghitung jumlah link ke website tertentu dan jumlah link dari website yang memasang website tersebut atau disebut sebagai Page Rank.
4.1.3. Mesin Pencari Page dan Brin dengan cepat menyadari bahwa hasil pengindeks-an Back Rub jauh lebih baik daripada mesin pencari tradisional seperti AltaVista dan Excite. Tidak hanya karena sistem yang baik, Page dan Brin menyadari bahwa sistem ini bisa membesar sesuai perkembangan internet. Hasil yang lebih baik
46
akan didapatkan seiring dengan semakin besarnya internet dan semakin banyaknya link. Fakta yang menunjukkan bahwa Back Rub adalah sebuah mesin pencari yang baik di internet membawa Page dan Brin menamakan program pencarian tersebut sebagai Google setelah sebelumnya bernama “googol”. Rilis Google pertama kali dilakukan di website Universitas Stanford pada bulan Agustus 1996.
4.2.
Google sebagai Sebuah Perusahaan Google semakin mendapat banyak sorotan di Stanford. Page dan Brin
kemudian mulai berpikir untuk menjadikan proyek Google mereka sebagai perusahaan yang dapat menghasilkan uang. Melalui Stanford, Page dan Brin memiliki akses ke Silicon Valley, tempat berbagai perusahaan teknologi besar berada. Page dan Brin mengalami sebuah dilema karena sudah terlalu ramainya pasar mesin pencari yang didukung oleh dana besar seperti Yahoo, Excite, AltaVista, Infoseek. Dengan menggunakan modal yang mereka miliki, maka mereka akan dengan mudah dihancurkan oleh perusahaan-perusahaan dengan modal yang besar. Usaha yang dilakukan oleh Page dan Brin adalah dengan melisensi proyek Google dan menawarkan Google pada perusahaan-perusahaan besar di Silicon Valley seperti Excite, Yahoo, dan Infoseek, namun seluruh perusahaan tersebut menolak teknologi yang ditawarkan Page dan Brin. Page dan Brin kembali ke kampus dan melanjutkan proyek Google dengan tetap menggunakan alamat website di google.stanford.edu.
47
Penasihat akademik Page dan Brin, David Cheriton, kepala Distibuted System Group Stanford, menyarankan agar Page dan Brin menemui Andy Bechtolsheim, pendiri SUN untuk mempresentasikan Google. Setelah melakukan demo terhadap Bechtolsheim, Google akhirnya dibeli olehnya dengan harga $ 100.000. Setelah dibeli oleh Bechtolsheim, Google mengganti namanya menjadi Google Inc.
4.3.
Google sebagai Alat Bisnis Saat ini Google telah menjadi sebuah perusahaan besar dengan nilai
investasi bernilai jutaan US Dolar. Google telah menjadi sebuah mesin pencari yang terbanyak digunakan oleh pengguna internet, bahkan hingga membuat pesaing-pesaingnya seperti Excite, Yahoo dan Infoseek harus mengalami kebangkrutan. Pada awalnya, Google melakukan pencarian uang dengan cara tradisonal, yaitu dengan memasang iklan dan banner di website mereka, namun pihak Google menemukan cara-cara baru dalam pencarian uang mereka dengan menjual “link iklan” yang ada dalam website sesuai banyaknya klik yang dihasilkan pada pencarian dengan kata kunci tertentu (dikenal dengan Google Adwords). Kekuatan Google sebagai mesin pencari dimanfaatkan oleh sebagian besar pebisnis dengan memasang iklan pada kata kunci yang popular pada Mesin Pencari Google. Pebisnis membayar uang untuk setiap klik yang ditekan oleh pengunjung Mesin Pencari Google. Selain melalui cara berbayar dengan menggunakan Google Adword, pebisnis online pun mempelajari cara-cara alami untuk mendapatkan peringkat teratas pada halaman Mesin Pencari Google.
48
BAB V PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI BAGIAN KOMUNIKASI PEMASARAN PRODUK PERTANIAN
5.1.
Internet dan Bisnis Internet yang semakin berkembang secara tidak langsung memaksa para
pelaku bisnis untuk melebarkan sayap usaha mereka tidak hanya melalui pemasaran secara offline tetapi juga harus memperhatikan pemasaran secara online. Menurut Hidayat (2008), saat ini telah tumbuh berbagai “gaya hidup baru” berbasiskan teknologi yang mengubah cara berpikir dan bertindak. Beberapa istilah untuk bisnis model baru tersebut disebut sebagai e-commerce, e-business, e-banking, dan term-term lain yang merefleksikan kehadiran ekonomi baru yang akan semakin menegaskan bahwa bisnis berbasis internet akan menjadi pemandangan biasa di kemudian hari. Saat ini banyak terjadi perubahan dalam perusahaan yang awalnya masih berbasiskan metode-metode konvensional, atau yang disebut sebagai “oldcompany” yang melakukan migrasi ke dunia maya atau melakukan “migrating to e-commerce”. Bisnis bernilai jutaan US Dolar maupun bisnis dengan modal yang sangat sedikit kini telah berpindah tempat ke dunia maya. Fenomena seperti ini disebut sebagai Post Capitalist Society oleh pakar manajemen Peter Ducker (1994) (dalam Hidayat 2008). Pada era ini, untuk mendirikan perusahaan, terutama sektor jasa, tidak diperlukan lagi modal yang besar dan pekerja yang banyak. Bisnis bisa dilakukan hanya dengan bermodal koneksi internet.
49
5.2.
Internet dan Bisnis di Indonesia Perkembangan dunia bisnis internet di Indonesia juga berkembang dengan
pesat mengikuti perkembangan bisnis internet dunia. Pada tahun 2007 (Chow 2008), penggunaan internet dunia didominasi oleh Asia. Hal ini menandakan bahwa penggunaan internet di Indonesia pun akan terus tumbuh mengikuti perkembangan penggunaan internet di Asia yang menduduki peringkat pertama. Menurut data pada tahun 2007 (Hidayat 2008) tingkat penetrasi penggunaan internet di Indonesia adalah sebesar 9 persen atau mencapai 25 juta jiwa dan akan terus tumbuh. Tingkat pertumbuhan pengguna internet di Indonesia dalam enam tahun terakhir pun tumbuh dengan sangat pesat yaitu sebesar 800 persen, yang tumbuh sangat pesat dibandingkan dengan negara Asia lainnya seperti Jepang (83,3 persen), Malaysia (265,6 persen), dan Singapura (101,8 persen) (Chow 2008). Perusahaan-perusahaan di Indonesia pun kini mulai mengadaptasi bentuk bisnis baru dalam dunia maya. Menurut analisis yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu melalui website analisis Alexa (www.alexa.com), perangkingan website yang diakses dari Indonesia ternyata tidak didominasi oleh website-website dari luar negeri. Urutan website yang paling banyak diakses oleh pengguna internet di Indonesia menurut analisis Alexa adalah: (1) facebook.com, (2) google.co.id, (3) google.com, (4) yahoo.com, (5) blogger.com, (5) youtube.com, (6) wordpress.com, (7) kaskus.us, (8) detik.com, (9) 4shared.com, (10) wikipedia.org, (11) kompas.com, (12) detiknews.com, (13) rapidshare.com, (14) klikbca.com, (15) twitter.com, (16) multiply.com, (17) detiksport.com, (18) friendster.com, (19) bp.bogspot.com. Urutan ke 7, 8, 11, 12, 14, dan 17
50
merupakan website yang berasal dari Indonesia mengalahkan beberapa website yang berasal dari luar negeri, sedangkan website berjenis bisnis pun menempati urutan teratas dalam perangkinan Alexa (kaskus.us pada urutan 7 dan klikbca.com pada urutan 14). Adanya website Indonesia terutama yang memiliki jenis bisnis dalam urutan perangkingan menurut analisis Alexa tersebut menandakan bahwa perkembangan internet untuk bisnis di Indonesia pun telah mencapai kemajuan yang signifikan.
5.3.
Penggunaan Internet oleh Pemasar Online Bidang Pertanian Bisnis dalam bidang pertanian merupakan ujung tombak perekonomian di
negara agraris seperti Indonesia. Penggunaan internet sebagai media pemasaran bisnis pertanian semakin tumbuh seiring perkembangan internet di Indonesia. Pada hasil pencarian dengan 192 kata kunci bidang pertanian secara luas pada Mesin Pencari Google menemukan 137 website berbasiskan bisnis pertanian pada halaman awal Mesin Pencari Google. Hal ini menandakan bahwa perkembangan pemasaran bisnis bidang pertanian melalui internet telah berkembang dengan cukup pesat. Pengiriman kuesioner melalui surat elektronik atau email kepada 137 pemilik website bidang pertanian menghasilkan 30 email balasan yang mengisi kuesioner dan dinyatakan valid. Tingkat pengembalian kuesioner melalui email adalah sebesar 21,9 persen, lebih kecil dibandingkan tingkat pengembalian melalui surat seperti yang dilakukan dalam penelitian Rochany (2008) yang memiliki tingkat pengembalian sebesar sebesar 27,4 persen.
51
5.3.1. Karakterisik Website Bidang Pertanian 5.3.1.1. Jenis Website Website responden merupakan website yang berbasiskan pertanian secara luas baik dalam pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan, maupun kehutanan. Pada Tabel 1 diuraikan persentase jenis website dari website responden. Presntase tertinggi sebanyak 10 buah website (34 persen) adalah jenis website mengenai budidaya tanaman. Jenis website budidaya tanaman merupakan website sebagai pembudidaya tanaman dan supplier beragam jenis tanaman seperti tanaman buah, tanaman organik, tanaman pangan, dan tanaman hias. Banyaknya website dengan jenis budidaya tanaman mengindikasikan bahwa bisnis dalam bidang budidaya tanaman merupakan bisnis bidang pertanian yang lebih banyak diminati oleh pemasar online dikarenakan peluang keuntungannya yang lebih terbuka lebar. Persentase jenis website kedua yang tertinggi adalah jenis website yang sedang “naik daun” saat ini yaitu website obat tradisional sebanyak 6 buah website (20 persen). Obat tradisional yang saat ini sedang berkembang seiring semakin majunya penelitian terhadap berbagai khasiat dari tanaman asli Indonesia ternyata berdampak terhadap semakin terbuka lebarnya pasar dari obat tradisional yang kemudian memunculkan para produsen yang ingin mendapat keuntungan dari munculnya berbagai obat herbal tersebut. Jenis website berikutnya adalah website budidaya dan supplier ternak darat serta bagian hilir produk makanan sebanyak 4 buah website (13 persen), website budidaya ikan sebanyak 3 website (10 persen) baik ikan hias maupun ikan konsumsi, kerajinan lokal sebanyak 2 website (7
52
persen), serta yang terendah merupakan website jasa dalam pertanian sebanyak 1 website (3 persen). Tabel 1. Jenis Website Jenis Website Budidaya Tanaman Budidaya Ternak Darat Budidaya Ikan Obat Tradisional Jasa Kerajinan Lokal Produk Makanan/Bahan Makanan Total
Frekuensi Persentase (website) (persen) 10 34 4 13 3 10 6 20 1 3 2 7 4 13 30 100
5.3.1.2. Kata Kunci Website Berbeda dengan jenis website, kata kunci website adalah kata atau frase yang digunakan atau diketikkan dalam pencarian Mesin Pencari Google ketika mencari calon responden hingga didapat website yang tertera dalam peringkat satu hingga sepuluh pada halaman pencarian Mesin Pencari Google. Kata kunci pada website responden tersebut (Tabel 2) adalah adenium, beras organik, buah naga, buah pear, coklat, eurphobia, ikan bawal, ikan cupang, jahe, jamur, jual anggrek, jual bawal, kambing, kelinci, koperasi, kultur jaringan, mahkota dewa, merica, pestisida alami, sarang semut, seledri, supplier adenium, supplier bawang putih, supplier bebek, dan tanaman obat.
53
Tabel 2. Kata Kunci Website Kata Kunci Adenium Beras organic Buah naga Buah pear Coklat Eurphobia Ikan bawal Ikan cupang Jahe Jamur Jual anggrek Jual bawal Jual bawang Kambing Kelinci Koperasi Kultur jaringan Mahkota dewa Merica Pestisida alami Sarang semut Seledri Supplier adenium Supplier bawang putih Supplier bebek Tanaman obat Total
Frekuensi (website) 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 30
5.3.1.3. Peringkat Website Website responden merupakan website yang terdapat pada halaman pertama pencarian suatu kata kunci pada Mesin Pencari Google. Halaman pertama Mesin Pencari Google akan menampilkan sepuluh alamat website yang memiliki urutan teratas. Website yang ditampilkan memiliki peringkat yang menurun dari urutan teratas pencarian. Semakin baik komponen suatu website maka urutan alamat website tersebut akan semakin atas. Maka website yang berada pada
54
peringkat pertama (urutan teratas) memiliki komponen website yang lebih baik dibandingkan peringkat berikutnya (urutan lebih bawah maupun halaman selanjutnya). Pada Gambar 8 terlihat bahwa terdapat lebih banyak website pada urutan kategori tinggi (peringkat 1-4) dengan jumlah 43 persen (13 buah website). Urutan kategori sedang (peringkat 5-7) ditempati oleh 37 persen website (11 buah website) dan sebanyak 20 persen website (6 buah website) berada pada urutan kategori rendah (peringkat 8-10). Banyaknya jumlah website pada urutan teratas menandakan bahwa telah banyak pemasar online bidang pertanian yang berhasil
membawa website-nya pada peringkat teratas pencarian Mesin Pencari Google dan semakin banyak yang telah memanfaatkan pemasaran melalui Mesin Pencari
Google secara efektif.
Persentase Urutan Website Urutan :
20% 43%
37%
Gambar 8. Persentase Urutan Website
1-4
(Tinggi)
5-7
(Sedang)
8-10
(Rendah)
55
5.3.1.4. Daerah Asal Website Website responden memiliki daerah asal yang beragam. Pada Tabel 3 diuraikan mengenai persentase jumlah daerah asal website. Sebanyak 33 persen website responden (10 buah website) berada di provinsi Jawa Barat, seperti Bandung, Bekasi, Bogor, Depok, Cianjur, dan Cimahi. Banyaknya website responden yang berada di Provinsi Jawa Barat dapat diartikan bahwa di provinsi tersebut lebih banyak bisnis bidang pertanian yang telah menggunakan website dan melakukan pemasaran secara online terhadap website tersebut sehingga dapat diindex oleh Mesin Pencari Google dan menempati halaman awal pencarian pada Mesin Pencari Google. Provinsi Jawa Tengah memiliki persentase kedua tertinggi dengan 23 persen website (7 website). Urutan berikutnya dengan jumlah persentase 13 persen (4 website) adalah Provinsi DKI Jakarta, kemudian Provinsi Banten dengan jumlah persentase sebanyak 10 persen (3 website). Persentase paling kecil merupakan website dari Provinsi Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan luar Pulau Jawa (masing-masing 7 persen atau sebanyak 2 buah website). Sedikitnya jumlah persentase di Jawa Timur, Yogyakarta, serta luar Pulau Jawa menandakan bahwa pertanian berbasis website lebih terpusat di Pulau Jawa terutama bagian barat Pulau Jawa.
56
Tabel 3. Asal Daerah Website Provinsi Jakarta Banten Jawa Barat Jawa Tengah Yogyakarta Jawa Timur Luar Jawa Total
Frekuensi (website) 4 3 10 7 2 2 2 30
Persentase (persen) 13 10 33 23 7 7 7 100
5.3.2. Karakteristik Pemasar Online Bidang Pertanian Pemasar online sebagai responden terdiri dari perorangan dan satu perusahaan besar. Pemasaran yang dilakukan melalui media Mesin Pencari Google oleh para pemasar online perorangan salah satu faktornya adalah untuk meringankan biaya pemasaran. Pemasaran melalui Mesin Pencari Google dapat dilakukan hampir tanpa modal. Menurut Onggo (2008), tidak sedikit Googlepreneur (sebutannya untuk pemasar online yang memanfaatkan Google sebagai media pemasaran utama) yang sukses secara finansial karena berpromosi melalui Mesin Pencari Google dan tanpa mengeluarkan modal sama sekali atau hanya mengeluarkan modal yang sangat sedikit namun menghasilkan financial return yang sangat besar. Tidak salah jika Mesin Pencari Google dimanfaatkan sebagai media pemasaran yang hanya mengeluarkan sedikit biaya dengan jangkauan yang efektif karena Mesin Pencari Google dimanfaatkan oleh mayoritas (51 persen) pengguna mesin pencari di seluruh dunia melampaui Yahoo (24 persen), MSN (13 persen), AOL (5 persen), Ask Jeeves (5 persen), dan mesin pencari lainnya (2 persen) (Battelle 2007).
57
5.3.2.1. Pemasar Berbentuk Perusahaan Hanya terdapat satu responden berbentuk perusahaan. Perusahaan responden merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang obat tradisional. Lebih banyaknya responden pemilik website sebagai pemasar perorangan menandakan bahwa perusahaan besar di bidang pertanian belum merasa perlu melakukan suatu upaya untuk menempatkan website mereka pada ururan teratas pada pencarian Mesin Pencari Google, bahkan belum perlu ditingkatkannya perluasan pemasaran secara online melalui website. Pemasar perorangan merasa memerlukan website sebagai salah satu sarana pemasaran yang efektif, efisien karena umumnya pemasar perorangan merupakan pemasar dengan modal yang kecil, dan tepat sasaran dengan mengupayakan berada pada urutan teratas pencarian Mesin Pencari Google pada suatu kata kunci untuk mencari produk atau jasa yang mereka tawarkan. Minimnya bisnis dengan modal besar dan berbentuk industri yang merasa memerlukan pemasaran melalui website terutama pemasaran melalui media Mesin Pencari Google selain ditandai dengan hanya terdapatnya satu responden yang berbentuk perusahaan, juga peringkat yang diraih oleh responden tersebut yang hanya mendapatkan urutan kesepuluh atau termasuk kategori urutan yang rendah.
5.3.2.1.1. Jamu Borobudur Responden yang berbentuk perusahaan hanya industri jamu Borobudur yang memiliki alamat website http://www.jamuborobudur.com. Jamu Bobudur merupakan perusahaan obat tradisional yang bergerak dalam penyediaan barang dan jasa yang berhubungan dengan herbal atau obat tradisional. Produk yang
58
dihasilkan oleh Industri Jamu Borobudur adalah bahan baku herbal, serbuk herbal, ekstrak berbentuk kering dan cair, serta produk freeze dried. Selain berbentuk produk, hal lain yang ditawarkan oleh industri Jamu Borobudur adalah jasa dalam kontrak manufaktur dan privat label, pengembangan formula, freeze drying herbal dan bahan makanan, serta formulasi khusus dan ekstrak herbal. Industri Jamu Borobudur bertempat di Semarang, Jawa Tengah. Produk yang dihasilkan oleh Industri Jamu Borobudur telah tersebar luas dan memiliki jenis yang sangat beragam seperti ekstrak pace, pare, pasak bumi, patikan, pegagan, temulawak, sirih, jati belanda, meniran, katuk, dan jambu biji. Industri Jamu Borobudur telah mendapatkan ISO 9001 untuk produk-produknya. Tidak didapat keterangan mengenai jumlah karyawan, pendapatan per bulan, lama berdiri perusahaan, dan lama memasarkan produk secara online.
Gambar 9. Contoh Ilustrasi Produk Jamu Borobudur dalam Website
5.3.2.2. Pemasar Perorangan Sebanyak 97 persen responden merupakan pemasar online perorangan atau dengan bisnis dalam kelompok kecil. Pemasar online perorangan melakukan pemasaran secara online terhadap produk dan jasa pertanian sebagai pekerjaan
59
utama (wiraswasta) maupun pekerjaan paruh waktu (dengan mata pencaharian utama sebagai karyawan swasta dan PNS). Pemasar online perorangan memiliki usia 22 tahun hingga 50 tahun. Pemasar online memiliki pendidikan terakhir dari SMA hingga S2 dengan lama memasarkan secara online selama 7 tahun hingga baru memasarkan secara online. Pemasaran secara online menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit. Penghasilan per bulan yang didapat dari pemasaran melalui website adalah berkisar dari Rp. 750.000,00-5.000.000,00.
5.3.2.2.1. Kategori Usia Pada Tabel 4 terlihat bahwa persentase usia terbanyak pemasar online perorangan adalah usia 26-35 yang mencapai 48 persen (sebanyak 14 orang). Persentase terbanyak berikutnya adalah dibawah usia 26 tahun (24 persen atau sebanyak 7 orang), usia 36-40 dan diatas usia 41 masing-masing sebanyak 7 persen atau sebanyak 2 orang responden. Usia termuda responden adalah 22 tahun sedangkan usia tertua adalah 50 tahun. Usia responden terbanyak adalah usia 26 tahun. Persentase yang besar pada responden usia muda mengindikasikan bahwa pemasar online mayoritas merupakan orang dengan usia yang relatif muda. Tabel 4. Kategori Usia Usia <26 26-35 36-40 >41 tidak mengisi Total
Frekuensi (orang)
Persentase (persen) 7 14 2 2 4 29
24 48 7 7 14 100
60
5.3.2.2.2. Jenis Kelamin Pemasaran
secara
online
masih
didominasi
oleh
responden
berjeniskelamin laki-laki. Gambar 10 menunjukkan bahwa 83 persen responden (24 orang) merupakan responden berjenis kelamin laki-laki, sedangkan responden berjenis kelamin perempuan hanya memiliki persentase sebesar 10 persen (3 orang). Pemasaran secara online yang digambarkan sebagai pekerjaan yang membutuhkan teknologi tinggi masih didominasi oleh laki-laki dibandingkan oleh
perempuan.
Persentase Jenis Kelamin 10%
7%
Jenis Kelamin: Laki-laki Perempuan
83%
tidak mengisi
Gambar 10. Persentase Jenis Kelamin Pemasar Online
5.3.2.2.3. Pendidikan Terakhir Pendidikan SMA menjadi pendidikan terendah responden. Seperti terlihat
pada Tabel 5, pendidikan terendah responden adalah SMA dengan pendidikan tertinggi S2. Mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir sarjana atau S1
dengan jumlah 62 persen (18 orang), SMA 17 persen (5 orang), kemudian S2 dan
61
Diploma sebanyak 7 persen (2 orang). Tingkat pendidikan yang tinggi masih menjadi syarat utama penguasaan website dan hal tersebut menandakan bahwa teknologi website belum menyentuh petani kalangan menengah ke bawah yang rata-rata masih berpendidikan rendah. Tabel 5. Pendidikan Terakhir Frekuensi Pendidikan Terakhir
(orang)
Persentase (persen)
Diploma
2
7
S1
18
62
S2
2
7
SMA
5
17
tidak mengisi
2
7
Total
29
100
5.3.2.2.4. Mata Pencaharian Utama Memiliki pekerjaan sendiri atau berwiraswasta merupakan pilihan mayoritas responden sebanyak 69 persen (20 orang) seperti terlihat pada Gambar 11. Mata pencaharian utama lain dari responden adalah sebagai karyawan swasta sebesar 21 persen (6 orang), dan sebagai PNS sebanyak 3 persen (1 orang). Hal ini mengindikasikan bahwa berbisnis sendiri secara penuh waktu dipilih oleh mayoritas responden, sementara sebagian kecil menjalankan bisnis sendiri secara paruh waktu disela-sela kegiatan sebagai karyawan swasta maupun PNS.
62
Persentase Mata Pencaharian Utama 7%
21%
Mata Pencaharian: 3%
Karyawan swasta PNS wiraswasta
69%
tidak mengisi
Gambar 11. Persentase Mata Pencaharian Utama Pemasar Online
5.3.2.2.5. Lama Memasarkan Lewat Internet Responden mayoritas merupakan orang yang baru menggunakan website sebagai sarana pemasaran. Seperti yang terlihat pada Tabel 6, secara berturut-turut
persentase lama memasarkan secara online dari responden dari jumlah presntase terbanyak adalah baru melakukan selama satu tahun (35 persen atau 10 orang),
tiga tahun (17 persen atau 5 orang), dua tahun (14 persen atau 4 orang), empat tahun (10 persen atau 3 orang), dan lima tahun serta baru memulai pada tahun ini sebanyak 7 persen (2 orang). Banyaknya pemasar online yang baru memulai satu tahun belakangan mengindikasikan bahwa ukuran waktu lamanya memulai
membuat website bukanlah hal yang paling utama agar terindeks pada urutan awal Mesin Pencari Google.
63
Tabel 6. Lama Memasarkan Online Lama Memasarkan Online (tahun) Frekuensi (Orang) 7 1 5 2 4 3 3 5 2 4 1 baru memulai tidak mengisi Total
10 2 2 29
Persentase (persen) 3 7 10 17 14 35 7 7 100
5.3.2.2.6. Pendapatan per Bulan dari Pemasaran Online Memasarkan suatu produk atau jasa secara online baik sebagai pekerjaan paruh waktu maupun secara penuh dipilih oleh responden karena menghasilkan pendapatan yang cukup tinggi. Presntase pendapatan per bulan responden, seperti terlihat pada Tabel 7, yang tertinggi adalah dari kategori Rp. 2.500.000,003.000.000,00 sebanyak 31 persen (9 orang), Rp. 1.000.000,00-2.000.000,00 sebanyak 28 persen (8 orang), Rp. 3.500.000,00-4.000.000,00 sebanyak 17 persen (5 orang), dan Rp. 4.500.000,00-5.000.000,00 sebanyak 7 persen (2 orang). Pendapatan yang besar dapat menjadikan berbisnis dalam bidang pertanian dengan pemasaran secara online dapat dijadikan sebagai pekerjaan utama. Tabel 7. Rata-rata Pendapatan per Bulan Pendapatan Frekuensi Persentase (Rupiah) (orang) (persen) <1.000.000 1 3 1.000.000-2.000.000 8 28 2.500.000-3.000.000 9 31 3.500.000-4.000.000 5 17 4.500.000-5.000.000 2 7 tidak mengisi 4 14 Total
29
100
64
5.3.2.2.6.1. Hubungan Pendapatan dengan Urutan Website Pendapatan yang tinggi memiliki hubungan yang erat dengan peringkat website pada Mesin Pencari Google. Pada Tabel 8 terlihat bahwa website dengan pendapatan yang lebih tinggi berada pada urutan yang tinggi pada Mesin Pencari Google. Empat pemasar online yang memperoleh penghasilan Rp. 3.500.0004.000.000 per bulan dari website berada pada peringkat atas pada Mesin Pencari Google dan pemasar online dengan penghasilan tertinggi (Rp. 4.500.0005.000.000 per bulan) memiliki website yang berada pada urutan tinggi ( 1 orang) dan urutan rendah (1 orang). Hal ini mengindikasikan bahwa urutan yang pada Mesin Pencari Google berpengaruh terhadap penghasilan dari website yang dipasarkan. Website yang memiliki urutan yang lebih tinggi memperoleh penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan website yang berada pada urutan yang rendah. Tabel 8. Hubungan Antara Pendapatan dan Urutan Kategori Urutan Uraian Keterangan Rendah Sedang <1.000.000 0 0 1.000.000-2.000.000 0 Kategori 4 2.500.000-3.000.000 Penghasilan 3 5 3.500.000-4.000.000 1 (Rupiah) 0 4.500.000-5.000.000 0 1 tidak mengisi 1 1 Total 5 11
Tinggi 1 4 1 4 1 2 13
Total 1 8 9 5 2 4 29
65
BAB VI PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMASAR ONLINE BIDANG PERTANIAN SEBAGAI KONSUMEN MESIN PENCARI GOOGLE
6.1. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Mesin Pencari Google Pengetahuan pemasar online mengenai Mesin Pencari Google merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh para pemasar online bidang pertanian mengenai Mesin Pencari Google. Pengetahuan pemasar online mengenai Mesin Pencari Google meliputi pengetahuan umum mengenai Mesin Pencari Google, pengetahuan mengenai link sebagai teknik optimatisasi Mesin Pencari termasuk pertukaran link dengan website lain, pengetahuan mengenai traffic atau kepadatan pengunjung ke website, pengetahuan mengenai kata kunci dan pemadatan kata kunci agar mudah terindex oleh Mesin Pencari Google, serta pengetahuan mengenai cara melakukan update isi website kepada Mesin Pencari Google. Secara garis besar pemasar online bidang pertanian, baik pemasar online perorangan maupun pemasar online yang telah berbentuk perusahaan (pemasar online yang berbentuk perusahaan telah menggunakan divisi khusus tersendiri untuk melakukan maintenance terhadap website), memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap Mesin Pencari Google. Dengan mengajukan 15 pertanyaan pengetahuan dengan pemberian skor 1 untuk jawaban yang salah, skor 2 untuk jawaban yang benar, serta skor 0 untuk jawaban “tidak tahu”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 12 diperoleh hasil bahwa sebanyak 73 persen (22 orang) pemasar online merupakan pemasar online dengan tingkat pengetahuan tinggi, sedangkan sebanyak 27 persen (8 orang) memiliki
66
pengetahuan yang rendah. Skor merupakan range antara minimal skor 15 hingga maksimal skor 30. Skor pengetahuan rendah merupakan skor pengetahuan yang berada pada range nilai 15-22. Skor pengetahuan tinggi merupakan skor pengetahuan yang berada pada range nilai 23-30. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 16 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 30. Seluruh skor pengetahuan
memiliki rata-rata skor 25,1 dengan standar deviasi 4, 4,389 389 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki pengetahuan pada kategori pengetahuan tinggi.
Persentase Pengetahuan 27%
tinggi 73%
rendah
Gambar 12. Pengetahuan Pemasar Online Terhadap Mesin Pencari Google
6.1.1. Pengetahuan Umum Mengenai Mesin Pencari Google Pengetahuan umum pemasar online mengenai Mesin Pencari Google merupakan pengetahuan umum yang dimiliki oleh para pemasar online bidang pertanian mengenai Mesin Pencari Google. Pengetahuan umum pemasar online mengenai Mesin Pencari Google meliputi lima buah pertanyaan umum mengenai
jenis website Mesin Pencari Google, urutan diakses sebagai website mesin pencari
67
diantara website mesin pencari lain, pendiri Mesin Pencari Google, cara Mesin Pencari Google melakukan pengindeks-an terhadap website, dan layanan Mesin Pencari Google. Pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat pengetahuan umum yang tinggi terhadap Mesin Pencari Google. Dengan mengajukan lima pertanyaan pengetahuan umum dengan pemberian skor 1 untuk jawaban yang salah , skor 2 untuk jawaban yang benar, serta skor 0 untuk jawaban “tidak tahu”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 13 diperoleh hasil bahwa sebanyak 80 persen (24 orang) pemasar online merupakan pemasar online dengan tingkat pengetahuan umum yang tinggi, sedangkan sebanyak 20 persen (6 orang) memiliki tingkat pengetahuan umum yang rendah. Skor merupakan range antara minimal skor 5 hingga maksimal skor 10. Skor pengetahuan umum yang rendah merupakan skor pengetahuan umum yang berada pada range nilai 0-7. Skor pengetahuan umum yang tinggi merupakan skor pengetahuan umum yang berada pada range nilai 8-10. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 5 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 10. Seluruh skor pengetahuan
umum
memiliki rata-rata skor 8,63 dengan standar deviasi 1,712 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki pengetahuan umum pada kategori pengetahuan umum tinggi.
68
Pengetahuan Umum Tentang Google 20%
tinggi rendah 80%
Gambar 13. Pengetahuan Umum Pemasar Online Tentang Mesin Pencari Google
6.1.2. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Link Pengetahuan
pemasar
online
mengenai
link
website
merupakan
pengetahuan yang dimiliki oleh para pemasar online bidang pertanian mengenai
link dan pertukarannya yang dapat mempengaruhi urutan website pada Mesin Pencari Google. Pengetahuan pemasar online mengenai mengenai link meliputi empat buah pertanyaan mengenai pengaruh banyaknya link yang mengacu pada
website dengan urutan website pada Mesin Pencari Google, penggunaan backdoor website atau website penipu yang memiliki kata kunci tertentu (umumnya kata kunci porno) yang berisi link ke website utama yang akan menjatuhkan urutan
website pada Mesin Pencari Google, perlunya melakukan kerjasama pertukaran link dengan website lain yang sejenis, serta keperluan untuk melakukan promosi melalui media online (forum, iklan baris, chatting, atau melalui situs jejaring sosial).
69
Pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat pengetahuan terhadap link yang tinggi. Dengan mengajukan empat pertanyaan pengetahuan mengenai link dengan pemberian skor 1 untuk jawaban yang salah, skor 2 untuk jawaban yang benar, serta skor 0 untuk jawaban “tidak tahu”, tahu”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 14 diperoleh hasil bahwa sebanyak 57 persen
(17 orang) pemasar online merupakan pemasar online
dengan tingkat
pengetahuan mengenai link yang tinggi, sedangkan sebanyak 43 persen (13 orang) memiliki tingkat pengetahuan mengenai link yang rendah. Skor merupakan range
antara minimal skor 4 hingga maksimal skor 8. Skor pengetahuan mengenai link yang rendah merupakan skor pengetahuan mengenai link yang berada pada range nilai 0-6. Skor pengetahuan mengenai link yang tinggi merupakan skor pengetahuan umum yang berada pada range nilai 7-8. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 4 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 8. Seluruh skor pengetahuan mengenai link
memiliki rata-rata skor 6,47 dengan standar deviasi 1,592 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki pengetahuan mengenai link pada kategori pengetahuan mengenai link yang tinggi.
Pengetahuan Mengenai Link 43% 57%
tinggi rendah
Gambar 14. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Link pada Website
70
6.1.4. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Traffic Pengetahuan pemasar online mengenai traffic website merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh para pemasar online bidang pertanian mengenai traffic atau kepadatan pengunjung ke website yang dapat mempengaruhi urutan website pada Mesin Pencari Google. Pengetahuan pemasar online mengenai traffic meliputi dua buah pertanyaan mengenai promosi secara nyata (offline), serta keperluan untuk meningkatkan kepadatan pengunjung agar mendapat urutan yang lebih tinggi pada Mesin Pencari Google. Pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat pengetahuan mengenai traffic yang tinggi. Dengan mengajukan dua pertanyaan pengetahuan mengenai traffic dengan pemberian skor 1 untuk jawaban yang salah, skor 2 untuk jawaban yang benar, serta skor 0 untuk jawaban “tidak tahu”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 15 diperoleh hasil bahwa sebanyak 93 persen (28 orang) pemasar online merupakan pemasar online
dengan tingkat
pengetahuan mengenai traffic yang tinggi, sedangkan sebanyak 7 persen (2 orang) memiliki tingkat pengetahuan mengenai traffic yang rendah. Skor merupakan range antara minimal skor 2 hingga maksimal skor 4. Skor pengetahuan mengenai traffic yang rendah merupakan skor pengetahuan mengenai traffic yang berada pada range nilai 0-2. Skor pengetahuan mengenai traffic yang tinggi merupakan skor pengetahuan mengenai traffic yang berada pada range nilai 3-4. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 0 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 4. Seluruh skor pengetahuan mengenai link memiliki rata-rata skor 3,57 dengan standar deviasi 0,935 yang berarti rata-rata
71
pemasar online memiliki pengetahuan mengenai traffic pada kategori pengetahuan mengenai traffic yang tinggi.
Pengetahuan Mengenai Traffic 7%
tinggi rendah 93%
Gambar 15. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Traffic pada Website
6.1.5. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Keyword Pengetahuan pemasar online mengenai keyword website merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh para pemasar online bidang pertanian mengenai
keyword atau kepadatan kata kunci spesifik suatu website yang dapat mempengaruhi urutan website pada Mesin Pencari Google untuk kata kunci
tersebut. Pengetahuan pemasar online mengenai keyword meliputi enam buah pertanyaan mengenai nama atau judul website yang berisi kata kunci, pemakaian
header atau kepala website yang berisi kata kunci, penggunaan meta name atau nama pengindeks website yang berisi kata kunci, pemakaian kata kunci tersembunyi atau hidden keyword yang tidak dianjurkan oleh Mesin Pencari Google, pemakaian judul foto yang sesuai dengan kata kunci, serta isi website
yang sesuai kata kunci.
72
Pemasar online bidang pertanian memiliki memiliki tingkat pengetahuan mengenai keyword yang tinggi. Dengan mengajukan enam pertanyaan pengetahuan mengenai keyword dengan pemberian skor 1 untuk jawaban yang salah, skor 2 untuk jawaban yang benar, serta skor 0 untuk jawaban “tidak tahu”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 16 diperoleh hasil bahwa sebanyak
67 persen (20 orang) pemasar online merupakan pemasar online dengan tingkat pengetahuan mengenai keyword yang tinggi, sedangkan sebanyak 33 persen (10
orang) memiliki tingkat pengetahuan mengenai keyword yang rendah. Skor merupakan range antara minimal skor 0 hingga maksimal skor 12. Skor pengetahuan mengenai keyword yang rendah merupakan skor pengetahuan
mengenai keyword yang berada pada range nilai 0-9. Skor pengetahuan mengenai keyword yang tinggi merupakan skor pengetahuan mengenai keyword yang berada pada range nilai 10-12. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 6 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 12. Seluruh skor pengetahuan mengenai
keyword memiliki rata-rata skor 9,97 dengan standar deviasi 1,921 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki pengetahuan mengenai keyword pada kategori pengetahuan mengenai keyword yang tinggi.
Pengetahuan Mengenai Keyword 33% tinggi
67%
rendah
Gambar 16. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Keyword pada Website
73
6.1.5. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Cara Update Pengetahuan pemasar online mengenai cara mengupdate website merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh para pemasar online bidang pertanian mengenai cara mengupdate website pada index Mesin Pencari Google yang dapat mempengaruhi urutan website pada Mesin Pencari Google. Pengetahuan pemasar online mengenai cara mengupdate meliputi satu buah pertanyaan mengenai ketersediaan fasilitas update oleh Mesin Pencari Google. Pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat pengetahuan mengenai cara mengupdate yang tinggi. Dengan mengajukan satu pertanyaan pengetahuan mengenai cara mengupdate dengan pemberian skor 1 untuk jawaban yang salah, skor 2 untuk jawaban yang benar, serta skor 0 untuk jawaban “tidak tahu”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 17 diperoleh hasil bahwa sebanyak 73 persen (22 orang) pemasar online merupakan pemasar online dengan tingkat pengetahuan mengenai cara meng-update yang tinggi, sedangkan sebanyak 27 persen (8 orang) memiliki tingkat pengetahuan mengenai cara mengupdate yang rendah. Skor merupakan range antara minimal skor 0 hingga maksimal skor 2. Skor pengetahuan mengenai cara meng-update yang rendah merupakan skor pengetahuan mengenai cara meng-update yang berada pada range nilai 0-1. Skor pengetahuan mengenai cara meng-update yang tinggi merupakan skor pengetahuan mengenai cara meng-update yang memiliki nilai 2. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 0 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 2. Seluruh skor pengetahuan mengenai cara meng-update memiliki rata-rata skor 1,5 dengan standar deviasi 0,86.
74
Pengetahuan Mengenai Cara Melakukan Update 27% tinggi
73%
rendah
Gambar 17. Pengetahuan Pemasar Online Mengenai Cara Melakukan Update pada Mesin Pencari Google
6.2. Perilaku Pemasar Online Memanfaatkan Mesin Pencari Google Perilaku Pemasar Online Memanfaatkan Mesin Pencari Google merupakan perilaku yang dilakukan oleh pemasar online untuk mengoptimatisasi mesin
pencari (Search engine Optimizing) agar websitenya berada pada urutan teratas pada Mesin Pencari, khususnya Mesin Pencari Google. Perilaku pemasar online dalam memanfaatkan Mesin Pencari Google meliputi berbagai perilaku yang dapat meningkatkan urutan pada Mesin Pencari Google seperti perilaku pendaftaran ke mesin pencari, perilaku menyebarkan link websitenya, perilaku memperbanyak kepadatan pengunjung, perilaku memperbanyak kepadatan kata kunci, serta perilaku meng-update ke Mesin Pencari Google apabila terdapat
perubahan atau penambahan isi website. Sebagian besar pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat perilaku yang rendah terhadap Mesin Pencari Google. Dengan mengajukan 22 pertanyaan perilaku dengan pemberian skor 1 untuk jawaban “tidak pernah”, skor 2 untuk jawaban “dilakukan hanya satu kali”, skor 3 untuk jawaban “jarang”, serta skor 4
75
untuk jawaban “prioritas”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 18 diperoleh hasil bahwa hanya sebanyak 47 persen (14 orang) pemasar online yang termasuk melakukan melakukan perilaku dengan skor tinggi, sedangkan sebanyak 53 persen (16 orang) memiliki perilaku dengan skor yang rendah. Skor merupakan range antara skor minimal 22 hingga skor maksimal 88. Skor perilaku rendah merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 22-55. Skor
perilaku tinggi merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 56-88. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah 35 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah 79. Seluruh skor pengetahuan memiliki rata-rata
skor 56,3 dengan standar deviasi 12,166 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki perilaku diatas kategori tinggi.
Persentase Perilaku
47% 53%
tinggi rendah
Gambar 18. Perilaku Pemasar Online dalam Optimatisasi Mesin Pencari
6.2.1. Perilaku Pemasar Online dalam Pendaftaran ke Mesin Pencari Perilaku pemasar online dalam pendaftaran ke mesin pencari merupakan perilaku yang dilakukan oleh pemasar online dalam melakukan pendaftara website
76
ke Mesin Pencari khususnya Mesin Pencari Google. Perilaku pemasar online dalam pendaftaran ke mesin pencari meliputi dua buah pertanyaan mengenai perilaku pendaftaran ke Mesin Pencari Google dan perilaku pendaftaran ke mesin pencari lainnya (Yahoo, AOL, MSN, dll). Mayoritas pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat perilaku pendaftaran ke mesin pencari dengan skor yang rendah. Dengan mengajukan dua pertanyaan perilaku pendaftaran terhadap mesin pencari dengan pemberian skor 1 untuk jawaban “tidak pernah”, skor 2 untuk jawaban “dilakukan hanya satu kali”, skor 3 untuk jawaban “jarang”, serta skor 4 untuk jawaban “prioritas”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 19 diperoleh hasil bahwa sebanyak 27 persen (8 orang) pemasar online merupakan pemasar online dengan perilaku pendafatran terhadap mesin pencari dengan skor yang tinggi, sedangkan sebanyak 73 persen (22 orang) merupakan pemasar online dengan perilaku pendaftaran dengan skor yang rendah. Skor merupakan range antara minimal skor 2 hingga maksimal skor 8. Skor perilaku pendaftaran terhadap mesin pencari yang rendah merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 2-5. Skor perilaku pendaftaran terhadap mesin pencari yang tinggi merupakan skor yang berada pada range nilai 6-8. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 2 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 8. Seluruh skor perilaku pendaftaran memiliki rata-rata skor 4,57 dengan standar deviasi 1,851 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki perilaku pendaftaran yang rendah.
77
Perilaku Pendaftaran 27%
tinggi
73%
rendah
Gambar 19. Perilaku Pemasar Online dalam Pendaftaran ke Mesin Pencari
6.2.2. Perilaku Pemasar Online dalam Menyebarkan Link Website Perilaku pemasar online dalam menyebarkan link website merupakan perilaku yang dilakukan oleh pemasar online untuk membuat link yang mengacu
ke websitenya dari luar websitenya atau dari website lain. Tersebarnya link yang mengacu ke website pemasar online dapat meningkatkan urutan pada Mesin Pencari Google. Perilaku pemasar online dalam menyebarkan link website
meliputi enam buah pertanyaan mengenai usaha pemasar online dalam penyebaran link website, usaha bekerjasama dengan website lain (melakukan joint venture), melakukan promosi melalui iklan baris di internet, forum-forum internet,
dan chatting, serta apakah pemasar online membuat backdoor website atau website tipuan yang biasanya memiliki kata kunci porno yang akan menggiring pengunjung ke website aslinya. Pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat perilaku penyebaran link yang tinggi. Dengan mengajukan enam pertanyaan perilaku penyebaran link dengan pemberian skor 1 untuk jawaban “tidak pernah”, skor 2 untuk jawaban
78
“dilakukan hanya satu kali”, skor 3 untuk jawaban “jarang”, “jarang”, serta skor 4 untuk jawaban “prioritas”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 20 diperoleh hasil bahwa sebanyak 53 persen (16 orang) pemasar online merupakan pemasar online dengan tingkat perilaku penyebaran link yang tinggi, sedangkan sebanyak 47 persen (14 orang) memiliki tingkat perilaku penyebaran link yang rendah. Skor perilaku penyebaran link merupakan range antara skor minimal 6 hingga skor maksimal 24. Skor penyebaran link yang rendah merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 0-15. Skor perilaku penyebaran link yang tinggi merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 16-24. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 7 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 23. Seluruh skor perilaku menyebarkan link
memiliki rata-rata skor 16,10 dengan standar deviasi 4,350 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki perilaku penyebaran link yang berada pada kategori tinggi.
Perilaku Menyebarkan Link
47% 53%
tinggi
rendah
Gambar 20. Perilaku Pemasar Online dalam Menyebarkan Link Websitenya
79
6.2.3. Perilaku Pemasar Online dalam Memperbanyak Kunjungan ke Website Perilaku pemasar online dalam memperbanyak kunjungan ke website merupakan perilaku yang diupayakan oleh pemasar online dalam memperbanyak kunjungan ke website untuk meningkatkan urutan website pada Mesin Pencari Google. Perilaku pemasar online dalam memperbanyak kunjungan ke website meliputi lima buah pertanyaan mengenai usaha pemasar online dalam meningkatkan kunjungan ke website, upaya melakukan promosi melalui surat kabar, radio, televisi, dan penyebaran pamflet atau selebaran atau poster.. Pemasar
online
bidang
pertanian
memiliki
tingkat
perilaku
memperbanyak kunjungan ke website yang rendah. Dengan mengajukan lima pertanyaan perilaku memperbanyak kunjungan ke website dengan pemberian skor 1 untuk jawaban “tidak pernah”, skor 2 untuk jawaban “dilakukan hanya satu kali”, skor 3 untuk jawaban “jarang”, serta skor 4 untuk jawaban “prioritas”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 21 diperoleh hasil bahwa hanya sebanyak 10 persen (3 orang) pemasar online dengan tingkat perilaku memperbanyak kunjungan ke website yang tinggi, sedangkan sebanyak 90 persen (27 orang) responden memiliki tingkat perilaku memperbanyak kunjungan yang rendah. Skor perilaku memperbanyak kunjungan ke website merupakan range antara skor minimal 5 hingga skor maksimal 20. Skor perilaku memperbanyak kunjungan yang rendah merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 0-12. Skor perilaku memperbanyak kunjungan yang tinggi merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 12-20. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 4 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 20. Seluruh skor perilaku memperbanyak
80
kunjungan memiliki rata-rata skor 9,4 dengan standar deviasi 3,4 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki perilaku memperbanyak yang berada pada kategori rendah.
Perilaku Memperbanyak Traffic 10%
tinggi rendah 90%
Gambar 21. Perilaku Pemasar Online dalam Memperbanyak Kunjungan ke Websitenya
6.2.4. Perilaku Pemasar Online Membuat Kepadatan Kata Kunci Perilaku pemasar online dalam membuat kepadatan kata kunci merupakan perilaku yang dilakukan oleh pemasar online untuk membuat websitenya menjadi lebih padat dengan kata-kata kunci yang diinginkan sehingga akan menambah peringkat pada Mesin Pencari Google untuk pencarian kata kunci tersebut.
Perilaku pemasar online dalam kepadatan kata kunci meliputi tujuh buah pertanyaan mengenai usaha pemasar online dalam memperbanyak kata kunci tertentu, memakai nama atau judul website, header atau kepala website, meta name, nama atau judul gambar, dan nama atau judul link dengan kata kunci tertentu yang diinginkan, dan apakah pemasar online menyebut suatu kata kunci
81
secara berulang-ulang dan menyembunyikannya dengan memakai warna yang sama dengan latar website. Mayoritas pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat perilaku pemadatan kata kunci yang tinggi. Dengan mengajukan tujuh pertanyaan perilaku pemadatan kata kunci dengan pemberian skor 1 untuk jawaban “tidak pernah”, skor 2 untuk jawaban “dilakukan hanya satu kali”, skor 3 untuk jawaban “jarang”, serta skor 4 untuk jawaban “prioritas”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 22 diperoleh hasil bahwa sebanyak 83 persen (25 orang) pemasar online merupakan pemasar online
yang melakukan pemadatan kata
kunci dengan kategori perilaku yang tinggi, sedangkan sebanyak 17 persen (5 orang) memiliki tingkat perilaku pemadatan kata kunci dengan kategori skor yang rendah. Skor perilaku pemadatan kata kunci merupakan range antara skor minimal 7 hingga skor maksimal 28. Skor pemadatan kata kunci yang rendah merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 0-17. Skor perilaku pemadatan kata kunci yang tinggi merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 17-28. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 10 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 28. Seluruh skor pemadatan kata kunci memiliki rata-rata skor 21,77 dengan standar deviasi 5,11 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki perilaku pemadatan kata kunci yang berada pada kategori tinggi.
82
Perilaku Memperbanyak Keyword 17%
tinggi rendah
83%
Gambar 22. Perilaku Pemasar Online Membuat Kepadatan Kata Kunci
6.2.5. Perilaku Pemasar Online Mengupdate Website ke Mesin Pencari Google Perilaku pemasar online mengupdate website ke mesin pencari google merupakan perilaku yang dilakukan oleh pemasar online untuk membuat suatu pemberitahuan ke Mesin Pencari Google bahwa pemasar online telah melakukan perubahan terhadap isi website baik pada saat pertama kali mendaftar ataupun ketika melakukan penambahan terhadap isi website. Perilaku pemasar online
mengupdate website ke mesin pencari google meliputi dua buah pertanyaan mengenai usaha pemasar online dalam melakukan update ke Mesin Pencari Google, serta penggunaan fasilitas otomatis pada Mesin Pencari Google untuk
melakukan update. Pemasar online bidang pertanian memiliki tingkat perilaku mengupdate website ke Mesin Pencari Google yang rendah. Dengan mengajukan dua pertanyaan perilaku mengupdate website ke Mesin Pencari Google dengan pemberian skor 1 untuk jawaban “tidak pernah”, skor 2 untuk jawaban “dilakukan
83
hanya satu kali”, skor 3 untuk jawaban “jarang”, serta skor 4 untuk jawaban “prioritas”, menurut hasil penelitian, seperti yang tersaji dalam Gambar 23 diperoleh hasil bahwa hanya sebanyak 27 persen (8 orang) pemasar online
merupakan pemasar online
dengan tingkat perilaku mengupdate website ke
Mesin Pencari Google yang tinggi, sedangkan sebanyak 73 persen (22 orang) memiliki tingkat perilaku penyebaran link yang rendah. Skor perilaku mengupdate
website ke Mesin Pencari Google merupakan range antara skor minimal 2 hingga skor maksimal 8. Skor perilaku mengupdate website ke Mesin Pencari Google yang rendah merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 2-5. Skor
perilaku penyebaran link yang tinggi merupakan skor perilaku yang berada pada range nilai 6-8. Skor minimal yang diperoleh pemasar online adalah skor 2 sedangkan skor maksimal yang diperoleh adalah skor 8. Seluruh skor perilaku mengupdate
website ke Mesin Pencari Google memiliki rata-rata skor 4,47 dengan standar deviasi 1,943 yang berarti rata-rata pemasar online memiliki perilaku mengupdate website ke Mesin Pencari Google yang berada pada kategori rendah.
Perilaku Mengupdate Website 27% tinggi 73%
rendah
Gambar 23. Perilaku Pemasar Online Mengupdate Website ke Mesin Pencari Google
84
6.3. Hubungan Antara Pengetahuan Pemasar Online dan Perilaku Pengoptimatisasian Mesin Pencari Google Pada
Tabel
9
terlihat
bahwa
pengetahuan
mengenai
cara
pengoptimatisasian Mesin Pencari Google dan perilaku pengoptimatisasian Mesin Pencari Google memiliki hubungan yang positif. Hal ini terlihat jelas bahwa 13 pemasar online (43 persen) yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi juga memiliki tingkat perilaku yang tinggi pula. Pemasar online yang memiliki pengetahuan mengenai cara pengoptimatisasian Mesin Pencari Google cenderung melakukan teknik pengoptimatisasian Mesin Pencari Google terhadap website bisnis pertaniannya. Tabel 9. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pengoptimatisasian Mesin Pencari Pemasar Online
Uraian Keterangan Tingkat Pengetahuan (website)
Tingkat Perilaku (website) Rendah tinggi rendah tinggi
Total
Total
7
1
8
9 16
13 14
22 30
Pengetahuan pemasar online mengenai cara-cara mendapatkan urutan yang baik pada Mesin Pencari Google berpengaruh pada perilaku yang dilakukan oleh pemasar online. Berdasarkan Uji Korelasi Pearson, angka koefisien korelasi adalah 0,437 dengan melihat nilai probabilitas (Sig) 0,016 < 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel keeratannya kuat dan signifikan. Artinya bahwa hubungan antara pengetahuan pemasar online mengenai cara-cara mendapatkan urutan yang baik pada Mesin Pencari Google dengan perilaku yang dilakukan oleh pemasar online dalam mendapatkan urutan teratas
85
pada Mesin Pencari Google (Search engine Optimizing) memiliki hubungan yang erat. Koefisien korelasi bertanda positif (+) artinya hubungannya searah, yaitu kecenderungan pengetahuan yang semakin tinggi, maka perilaku yang dilakukan pun akan semakin tinggi. Koefisien korelasi tersebut signifikan pada
taraf
kepercayaan 95 persen. Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan pemasar online bidang pertanian mengenai Mesin Pencari Google dengan perilaku pemasar online dalam melakukan Search engine Optimizing terhadap Mesin Pencari Google. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa faktor yang mempengaruhi pemasar online dalam melakukan cara mendapatkan urutan teratas pada Mesin Pencari Google (Search engine Optimizing) adalah tingkat pengetahuan pemasar online tersebut terhadap Mesin Pencari Google dan cara mendapatkan urutan teratas pada Mesin Pencari Google. Hal ini sejalan dengan pernyataan Onggo (2008) bahwa pengoptimatisasian mesin pencari yang baik harus ditunjang dengan pengetahuan yang baik terlebih dahulu mengenai cara-cara melakukan optimatisasi mesin pencari yang matang.
86
BAB VII PERILAKU DAN PERINGKAT WEBSITE BISNIS BIDANG PERTANIAN SEBAGAI KONSUMEN MESIN PENCARI GOOGLE
7.1. Perilaku Pemasar Online Bidang Pertanian Pada Gambar 18 telah dibahas mengenai hasil perilaku pemasar online secara umum bahwa hanya sebanyak 47 persen (14 orang) pemasar online yang termasuk melakukan perilaku dengan skor tinggi, sedangkan sebanyak 53 persen (16 orang) memiliki perilaku dengan skor yang rendah. Umumnya pemasar online yang melakukan perilaku pengoptimatisasian mesin pencari dengan nilai yang tinggi memiliki frekuensi yang hampir sama dengan pemasar online yang memiliki skor yang rendah (14:16 persen).
7.2. Urutan Website Bisnis Bidang Pertanian Urutan website bisnis bidang pertanian pada halaman pencarian Mesin Pencari Google merupakan urutan yang didapatkan suatu website pada saat diketikkan suatu kata kunci bidang pertanian pada Mesin Pencari Google. Urutan website bisnis bidang pertanian dalam penelitian adalah peringkat 1 hingga 10 yang dilihat pada pengurutan dari atas ke bawah pada halaman pertama hasil pencarian suatu kata kunci Mesin Pencari Google. Pada Tabel 10 terlihat bahwa sebagian besar pemasar online bidang pertanian berada pada urutan 5 sebanyak 20 persen atau 6 website. Website yang berada pada urutan 1 berjumlah 3 website (10 persen), pada urutan 2 berjumlah 2 website (7 persen), pada urutan 3 dan 4 berjumlah 4 website (13 persen), pada
87
urutan 6 berjumlah 4 website (13 persen), pada urutan 7 berjumlah 1 website (3 persen), serta pada urutan 8, 9, dan 10 berjumlah masing-masing 2 website (7 persen). Frekuensi peringkat website yang tinggi (peringkat 1-5) lebih banyak dibandingkan frekuensi website yang memiliki peringkat rendah. Tabel 10. Urutan Website Urutan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Frekuensi (website) 3 2 4 4 6 4 1 2 2 2 30
Persentase (persen) 10 7 13 13 20 13 3 7 7 7 100
7.3. Hubungan Antara Perilaku Pemasar Online dengan Urutan Website Pada Tabel 11 terlihat bahwa perilaku pengoptimatisasian Mesin Pencari Google dan urutan website pada halaman pencarian Mesin Pencari Google memiliki hubungan yang positif. Hal ini terlihat jelas bahwa 10 pemasar online (33 persen) yang memiliki tingkat perilaku pengoptimatisasian Mesin Pencari Google terhadap website-nya juga memiliki urutan website pada halaman pencarian Mesin Pencari Google yang tinggi pula. Pemasar online yang memiliki perilaku pengoptimatisasian Mesin Pencari Google yang tinggi cenderung memiliki website yang berada pada urutan yang tinggi pada halaman pencarian Mesin Pencari Google ketika diketikkan kata kunci tertentu bidang pertanian.
88
Tabel 11. Hubungan Antara Perilaku Pemasar Online dalam Pengoptimatisasian Mesin Pencari Google dengan Urutan Website pada Mesin Pencari Google Uraian Urutan Website Total Keterangan rendah tinggi Tingkat Perilaku Rendah 7 9 16 (website) Tinggi 4 10 14 Total 11 19 30
Perilaku pemasar online yang melakukan cara-cara mendapatkan urutan yang baik pada Mesin Pencari Google berpengaruh terhadap urutan yang didapatkan oleh websitenya. Berdasarkan Uji Korelasi Rank Spearman, angka koefisien korelasi adalah -0.374 dengan melihat nilai probabilitas (Sig) 0,042 < 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel keeratannya kuat dan signifikan. Artinya bahwa hubungan antara perilaku pemasar online dalam melakukan cara-cara mendapatkan urutan yang baik pada Mesin Pencari Google dengan urutan yang didapatkan websitenya pada Mesin Pencari Google memiliki hubungan yang erat. Koefisien korelasi bertanda negatif (-) artinya hubungannya tidak searah, yaitu kecenderungan perilaku yang semakin tinggi, maka urutan yang didapatkan semakin memiliki peringkat yang tinggi dengan angka yang lebih rendah. Peringkat tertinggi adalah peringkat 1 sedangkan peringkat terendah adalah peringkat 10. Koefisien korelasi tersebut signifikan pada taraf kepercayaan 95 persen. Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku pemasar online bidang pertanian dalam melakukan Search engine Optimizing terhadap Mesin Pencari Google dengan urutan yang didapatkan oleh websitenya. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa faktor yang mempengaruhi urutan website bisnis bidang pertanian pada Mesin Pencari Google adalah perilaku
89
pemasar online dalam melakukan cara mendapatkan urutan teratas pada Mesin Pencari Google (Search engine Optimizing). Hal ini sejalan dengan pernyataan Onggo (2008) bahwa urutan yang tinggi pada Mesin Pencari Google harus didahului oleh perilaku pengoptimatisasian mesin pencari yang baik pula.