HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH Studi Kasus Peternak Anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur
Oleh : JUNITA ELFRIDA CAPAH A 14105676
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN JUNITA ELFRIDA CAPAH. Hubungan Antara Penetapan Harga Susu di Koperasi dengan Struktur Biaya Produksi dan Pendapatan Usahaternak Sapi Perah. Studi Kasus Peternak Anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur. Di bawah Bimbingan JUNIAR ATMAKUSUMA.
Usaha peternakan sapi perah di Indonesia sudah dimulai sejak akhir abad 19. Usahaternak di Indonesia pada umumnya masih usaha peternakan rakyat. Kendala utama dari peternak rakyat ini adalah kualitas susu yang rendah dan modal yang terbatas. Peternak bernaung di bawah koperasi dengan harapan bahwa akan terjaminnya penjualan susu yang mereka hasilkan. Pada kenyataannya, harga susu yang diterima peternak dari koperasi relatif tetap sementara harga faktorfaktor produksi yang digunakan dalam usahaternak sapi perah cenderung meningkat. Kondisi ini tidak lagi menguntungkan bagi peternak khususnya peternak anggota koperasi. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Menganalisis struktur dan besaran biaya produksi usahaternak sapi perah; (2) Menganalisis pendapatan peternak usahaternak sapi perah dan titik impas atau Break Even Point (BEP) peternak anggota koperasi, dan (3) Menganalisis apakah harga susu yang ditetapkan koperasi kepada peternak anggotanya sudah mampu menutupi seluruh biaya produksi peternak. Penelitian ini dilakukan di KUD Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Pengumpulan data dilakukan sejak Bulan April sampai Mei 2008. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan pengurus koperasi dan peternak yang menjadi anggota koperasi. Data sekunder diperoleh dari laporan biaya bulanan dan laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis biaya produksi, analisis pendapatan dan analisis titik impas atau Break Even Point (BEP). Peternak responden dibagi menjadi tiga skala yaitu skala I (kecil), skala II (sedang), dan skala III (besar). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, persentase pemilikan sapi laktasi di daerah penelitian masih di bawah 60 persen. Pemilikan sapi laktasi akan menentukan produksi dan besar kecilnya pendapatan peternak dari usahaternak sapi perah. Produksi susu rata-rata di daerah penelitian adalah 8,58 liter per ekor per hari.
Struktur biaya tetap pada ke tiga skala adalah sama dengan biaya terbesar adalah biaya penyusutan ternak. Persentase biaya tetap terhadap biaya totalnya secara keseluruhan sebesar 11,24 persen. Struktur biaya variabel terbesar pada skala I adalah biaya tenaga kerja, sedangkan struktur biaya variabel terbesar pada skala II dan skala III adalah biaya pakan. Rata-rata biaya produksi total usahaternak sapi perah sebesar Rp 2.481,80 per liter susu. Semakin besar skala usahaternak sapi perah maka, biaya produksi rata-rata per liter susu akan menjadi semakin kecil. Penerimaan peternak anggota KUD Mandiri Cipanas terdiri dari penerimaan penjualan susu dan penerimaan dari penjualan sapi perah baik yang afkir, sapi betina atau pedet. Semakin besar skala usahaternak, maka semakin tinggi pula tingkat penerimaannya. Secara keseluruhan, semua peternak responden mampu menutupi seluruh biaya tunainya. Harga susu yang ditetapkan koperasi belum mampu menutupi seluruh biaya total peternak. Penerimaan penjualan susu pada peternak skala I dan skala II belum mampu menutupi seluruh biaya totalnya. Akan tetapi, dengan adanya penerimaan dari penjualan sapi maka peternak ini dapat menutupi seluruh biaya totalnya. Penerimaan penjualan susu pada peternak skala III sudah mampu menutupi biaya totalnya. Analisis R/C rasio penjualan susu atas biaya totalnya dan analisis titik impas menunjukkan bahwa secara keseluruhan, peternak di daerah penelitian mengalami kerugian karena harga susu per liter yang diterima peternak dari koperasi belum mampu menutupi biaya produksi susu per liternya. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka peternak pada skala yang lebih kecil tidak mampu melanjutkan usahaternak sapi perahnya. Saran yang diajukan dari penelitian ini adalah peningkatan penyuluhan dari KUD Mandiri Cipanas kepada peternak anggotanya dalam hal tatalaksana usahaternak sapi perah. Upaya penyuluhan ini seperti upaya peningkatan kualitas susu dan persentase sapi laktasi agar mencapai skala yang menguntungkan dengan memperhatikan umur beranak pertama, selang beranak, lamanya masa laktasi dan masa kering. Agar peternak anggotanya tetap semangat dan aktif, maka KUD Mandiri Cipanas harus memperhatikan biaya produksi peternak dalam menetapkan harga susu di KUD, sehingga peternak anggotanya tidak mengalami kerugian dengan memanfaatkan sebagian margin keuntungan KUD untuk menutupi biaya produksi susu peternak anggotanya. KUD juga bisa meningkatkan pemberian bantuan kredit usahaternak kepada peternak anggotanya untuk lebih memperbesar skala usahaternaknya sehingga mencapai skala yang lebih menguntungkan.
HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH Studi Kasus Peternak Anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur
Oleh : JUNITA ELFRIDA CAPAH A 14105676
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Judul : HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH Studi Kasus Peternak Anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur Nama : Junita Elfrida Capah Nrp : A 14105676
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Juniar Atmakusuma, MS NIP. 130 804 891
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus Ujian :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sidikalang pada tanggal 19 Juni 1984. Penulis merupakan anak ke dua dari empat bersaudara puteri dari Bapak Wahidin Capah, S.Pd dan Ibu Rosmaida Sinaga. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 030281 Sidikalang pada tahun 1996. Pada tahun 1999 menyelesaikan pendidikan menengah di SLTPN 2 Sidikalang dan tahun 2002 menyelesaikan pendidikan di SMUN 1 Sidikalang. Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor Program Diploma III melalui jalur USMI dan menyelesaikan pendidikan di Program Diploma III pada tahun 2005. Tahun 2006 penulis diterima pada Program Esktensi Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi guru private mata pelajaran Akuntansi dan Ekonomi SMU Kelas XI di Sekolah Pelita Harapan.
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU TULISAN ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Juli 2008
Junita Elfrida Capah A 14105676
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur pada Tuhan Yesus atas segala berkat dan penyertaan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak dan Mama yang tercinta, atas segala doa, dukungan semangat dalam bentuk apapun, perhatian dan kasih sayang yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 2. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, banyak arahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 3. Ir. Asi Halomoan Napitupulu, MSc selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah memberikan masukan-masukan yang berarti untuk penulisan skripsi ini. 4. Ir. Yayah K. Wagiono, MEc selaku dosen penguji utama dalam ujian skripsi atas kritikan dan sarannya guna perbaikan skripsi ini. 5. Dra. Yusalina, MS selaku dosen penguji mewakili komisi pendidikan dalam ujian skripsi. 6. Bang Arif atas bantuan dana, Ivo dan Nciho atas doa dan dukungan semangatnya. 7. Siska atas kesediaannya sebagai pembahas dalam seminar hasil penelitian. 8. Bapak Aan, Bapak Edi dan Bapak Ade sebagai petugas KUD atas segala bantuan dan dukungan selama penelitian. 9. Adik-adik di GreenHouse : Tia, Ivo, Yuni, Rima dan Dian atas kebersamaan dan selalu membuatku ceria.
10. Sahabat-sahabat terbaikku : Nova, Septi, Irene, Vera, Cici, Ka Ika dan Ka Angra atas kasih sayang dan persahabatan yang indah dengan kalian. Aku bangga punya sahabat seperti kalian. 11. Sanma untuk semua waktu, perhatian dan kasih sayangnya. 12. Teman-teman di Wisma Borobudur dan KMKE : Bang Juan, Joni, David, Majus, Hotna, Lustri dan teman-teman yang lain atas dorongan semangatnya.
I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian. Salah satu usaha
peternakan adalah peternakan sapi perah sebagai penghasil susu. Susu merupakan komoditi peternakan yang penting untuk dikonsumsi karena mengandung sumber protein hewani dengan kandungan nilai gizi yang lengkap dan seimbang. Susu tidak hanya dapat dikonsumsi dalam bentuk susu sapi segar tetapi juga dalam bentuk susu olahan seperti susu bubuk, susu kental manis, yoghurt, keju dan mentega. Susu segar ini diperoleh dari peternak sapi perah kemudian diolah kembali oleh Industri Pengolahan Susu. Perkembangan usahaternak sapi perah di Indonesia sudah dimulai pada akhir abad 19, tepatnya tahun 1981 sampai tahun 1983. Kondisi usahaternak sapi perah pada umumnya masih peternakan rakyat yang diusahakan oleh rumah tangga. Lokasi peternakan pada umumnya berada di daerah pegunungan sehingga pemasaran susu menjadi lebih sulit karena sulitnya transportasi. Pembangunan sektor peternakan khususnya usahaternak sapi perah perlu dilakukan karena kemampuan pasok susu peternak lokal saat ini baru mencapai 25 persen sampai 30 persen dari kebutuhan susu nasional yang mencapai empat juta liter setahun (Direktorat Jenderal Peternakan, 2007). Kebutuhan konsumsi susu dalam negeri selama ini dipenuhi oleh impor dari beberapa negara seperti dari Australia dan Selandia Baru. Perkembangan ekspor dan impor susu Indonesia tahun 2001 sampai 2005 dapat dilihat pada Tabel 1.