HUBUNGAN ANTARA PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS DAN KOMITMEN KARIER PADA GURU SMA SWASTA UMUM BINAAN DISDIKPORA KOTA SALATIGA
Dwi Setya Ariani, Sutarto Wijono dan Adi Setiawan
[email protected],
[email protected],
[email protected] Fakultas Psikologi, Program Studi Magister Sains Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRACT The purpose of this research is to verify the correlation between Psychological Empowerment and Career Commitment. There are two scales used in this research, i.e. Psychological Empowerment Scales by Spreitzer (1995) and Career Commitment Scale by Carson & Bedeian (1994). The participants of this research are 60 teachers of private high-school in Salatiga, Indonesia. Data analysis uses SPSS 16 Program. Statistic’s method to be used is pearson product moment correlation test. The result of statistic test shows that there is significant correlation between Psychological Empowerment and Career Commitment. Keywords: Psychological Empowerment, Career Commitment, teachers at private highschool in Salatiga, Indonesia.
Pendidik
yang
Mutu pendidikan merupakan salah
pendidik
profesionalyang
tolok
sebuah
meningkatkan mutu pendidikan nasional
Berbicara mengenai kualitas
(sumber: Pasal 4 UU RI No.14 tahun
pendidikan pastilah melibatkan peran
2005 tentang guru dan dosen). Upaya
‘pendidik’, baik guru maupun dosen.
memaksimalkan
PENGANTAR
satu
bangsa.
ukur
kemajuan
123
dimaksud
fungsi
adalah berfungsi
guru
untuk
meningkatan mutu pendidikan bukan hal
merupakan
yang mudah. Hal paling dasar dimulai
melakukan segala aktifitas yang selaras
dari perhatian terhadap SDM guru itu
dengan nilai-nilai/tuntutan profesi guru
sendiri. Berkaitan dengan SDM guru,
(Carson
Indonesia
peran/pentingnya
memiliki
prinsip
motivasi
&
guru
Bedeian,
untuk
1994).
‘komitmen’
Apa guru
profesionalitas untuk profesi guru yang
terhadap
tertulis pada Pasal 7 UU RI No.14
pendapat Carson dan Bedeian (1994)
Tahun 2005 tentang guru dan dosen,
tersebut, maka guru yang memiliki
yang menegaskan bahwa seorang guru
komitmen terhadap karier diasumsikan
maupun
berpikir fokus kepada satu profesi
dosen
harus
memiliki
’komitmen’ dalam profesinya.
karier
?
Mengacu
pada
(guru) yang saat ini sedang dijalani,
Sejalan dengan hal tersebut,
serta
membuat
keputusan
untuk
mengarah
kepada
Weick dan McDaniel (dalam Somech &
berperilaku
Bogler,
bahwa
perkembangan karier dalam profesi
‘guru’
tersebut. Hal ini jelas akan membentuk
2002)
pekerjaan
menegaskan
sebagai
seorang
yang
mensyaratkan ‘komitmen’ yang tinggi
figur
melebihi
menghadapi
hasrat
untuk
mendapat
guru
yang
mampu
tantangan
bertahan
dan
mampu
uang/materi, serta mensyaratkan adopsi
meningkatkan kualitas diri mengikuti
nilai-nilai
berkaitan
tuntutan profesi. Pada akhirnya, guru
dengan pekerjaan tersebut. Hal ini jelas
yang memiliki Komitmen Karier tinggi
menegaskan
dimungkinkan mengalami pertumbuhan
merupakan
spesifik
yang
bahwa salah
satu
‘komitmen’ aspek
yang
intelektual dan skill sesuai bidang tugas,
dituntut dalam profesi guru.
sehingga
Secara teoritis, komitmen guru
didikan
dan
ilmu
yang
diberikan kepada siswa berkualitas dan
terhadap karier (Komitmen Karier guru)
selalu update.
124
Selain itu, Komitmen Karier guru patut
menjadi
perhatian
melakukan
mengingat
yang
identifikasi
disinyalir
faktor-faktor
berpengaruh
kuat
terdapat dampak negatif yang ditemukan
terhadap Komitmen Karier guru. Salah
bila
memiliki
satu faktor yang disinyalir menghambat
Komitmen Karier. Guru yang tidak
guru untuk berkomitmen penuh terhadap
memiliki Komitmen Karier cenderung
karier adalah masalah ekonomi, bahwa
berpikir dan berperilaku ganda dalam
penghargaan
hal profesi, seperti: berpikir untuk alih
hanya sekadar pujian “Pahlawan Tanpa
profesi, bertindak curang/menghalalkan
Tanda Jasa” sedangkan nasib guru
segala cara untuk m,eraih keuntungan
terjebak dalam kemiskinan (Sukadi,
sebesar-besarnya dalam bekerja, serta
2007).
memiliki daya juang yang rendah saat
mendesak guru untuk mencari tambahan
menghadapi tantangan (Farisi, 2011;
penghasilan sehingga kurang waktu
Sukadi, 2007).
untuk membaca, menulis, meningkatkan
seorang
guru
Berdasarkan
tidak
Penghasilan
profesi
yang
guru
minim
Komitmen
diri, dan pada akhirnya menjalankan
Karier guru serta mengingat dampak
profesi secara tidak profesional (Farisi,
negatif
2011).
bila
memilikin penulis
peran
terhadap
seorang
Komitmen tertarik
guru
tidak
Karier,
maka
untuk
Lebih lanjut, masalah ekonomi
meneliti
sebenarnya
telah
terjawab
dengan
Komitmen Karier guru di Salatiga,
adanya program sertifikasi untuk para
khususnya pada guru ‘SMA swasta
guru. Namun, kembali lagi masih
binaan Disdikpora’ kota Salatiga.
ditemukan kelemahan dalam program
Oleh
karena
mewujudkan
sertifikasi. Fenomena yang ada di
Komitmen Karier guru tidak mudah
sekolah-sekolah adalah guru-guru yang
dilakukan,
dipanggil
maka
penulis
mencoba
125
untuk
sertifikasi
hanya
mengejar komponen portofolio yang
(Psychological
relatif mudah, seperti mengikuti seminar
merupakan
peningkatan
motivasi
sebagai
intrinsik
individu
terhadap
formalitas
sertifikat
(Farisi,
untuk
mendapat Seperti
tugas/pekerjaannya (Speritzer, 1995).
pernyataan Fasli Jalal dalam workshop
Guru dengan tingkat Pemberdayaan
Kepala Sekolah SMK se-kota Semarang
Psikologis yang tinggi mampu meredam
bahwa sangat sedikit bapak Ibu guru
rasa ketidakmampuan dan terhindar dari
peserta uji sertifikasi yang melampirkan
hilangnya kendali atas dirinya sendiri
komponen karya pengembangan profesi
dalam melakukan pekerjaan sebagai
(Farisi, 2011). Hal ini jelas bertentangan
guru (Spreitzer, 2007). Kemampuan
dengan idealnya seorang guru yang
meredam rasa ketidakmampuan serta
memiliki Komitmen Karier. Oleh karena
kuatnya
itu, faktor ekonomi bukanlah faktor
memungkinkan guru untuk bertahan dan
tunggal dan bukan faktor utama yang
berperilaku sejalan dengan tuntutan
selama
profesi, dengan kata lain mencapai
ini
2011).
Empowerment)
diduga
menghambat
terbentuknya Komitmen Karier guru.
kontrol
diri
tersebut
tingkat Komitmen Karier yang tinggi.
Terdapat faktor-faktor lain yang
Penjelasan tersebut sejalan dengan
dapat mempengaruhi Komitmen Karier
hasil penelitian Bogler dan Somech
guru. Faktor internal berasal dari dalam
(2004) yang memberi bukti bahwa dari
diri guru itu sendiri, yang dapat berupa
enam
minat terhadap profesi guru maupun
Psikologis,
karakteristik
efficacy,
gender,
personal
status
guru
pernikahan,
(usia,
diemnsi tiga
Pemberdayaan diantaranya
professional
growth,
(selfdan
dan
status) merupakan prediktor signifikan
sebagainya). Sebagai salah satu faktor
Komitmen Karier guru. Ketiga dimensi
internal,
tersebut mampu menjelaskan 40% dari
Pembedayaan
Psikologis
126
seluruh varian yang mempengaruhi
guru
Komitmen Karier guru.
berkontribusi
Bagaimana
Pemberdayaan
Psikologis
di
sekolah,
cenderung
terhadap
Kontribusi
tersebut
lebih
sekolah.
diekspresikan
berinteraksi
melalui besarnya komitmen terhadap
denganKomitmen Karier guru? Pada
karier dan sekolah (Bogler & Somech,
penelitian
Bogler
dan
Somech
2004). Melalui professional growth,
(2004),hal
tersebut
terjadi
melalui
guru
yang
merasa
bekerja
dalam
beberapa proses. Melalui self-efficacy,
lingkungan kondusif yang menstimulasi
guru yang memiliki harapan tinggi
pertumbuhan dan perkembangan profesi
terhadap diri sendiri untuk sukses di
akan merasa berkomitmen terhadap
sekolah akan mengeluarkan fungsi-
kariernya (Bogler & Somech, 2004).
fungsi ekstra dari dalam dirinya. Pada
Berlawanan
dengan
hasil-hasil
akhirnya guru tersebut merasa lebih
penelitian di atas, penelitian Bogler dan
berkomitmen
dan
Somech (2002) menunjukkan bahwa
ini
tidak semua dimensi Pemberdayaan
profesinya
terhadap sebagai
sekolah
guru.
Hal
berdasarkan pada teori Albert Bandura
Psikologis
(Bogler & Somech, 2004) tentang
Komitmen
outcome
bepengaruh
terhadap
Karier
guru.
Dimensi
participation
in
decision
making
memperkirakan bahwa suatu perilaku
(partisipasi
dalam
dapat menghasilkan outcome tertentu)
keputusan)
dan efficacy expectancy (perilaku ke
berpengaruh terhadap Komitmen Karier
arah outcome yang diharapkan).
guru. Dengan demikian, masih terdapat
expectancy
(individu
Melalui status, guru yang merasa
pro
kontra
ditemukan
mengenai
diperlakukan secara profesional, diakui,
Pemberdayaan
dan dihargai kompetensinya oleh kolega
Komitmen Karier.
127
pengambilan ‘tidak’
pengaruh
Psikologisterhadap
Serangkaian penjelasan mengenai hasil-hasil
penelitian
di
Karier
atas
mengenaiketerkaitan
Pemberdayaan
Skala
Pemberdayaan
Psikologis.
menekankan bahwa masih terdapat pro kontra
dan
Skala Komitmen Karier yang
antara
digunakan dalam penelitian ini adalah
dan
hasil modifikai dari Career Commitment
hal
Scale milik Carson &Bedeian (1994).
Psikologis
Komitmen
Karier.
Berdasarkan
tersebut,
maka
penulis
melalui
Career
Commitment
Scale
tersebut
penelitian ini mencoba untuk menguji
digunakan dalam penelitian Carson dan
hubungan
Bedeian (1994) dan terbukti memiliki
antara
Pemberdayaan
Psikologis dan Komitmen Karier pada
properti
guru
diterima dengan koefisien reliabilitas
SMA
swasta
umum
binaan
psikometrik
yang
dapat
Disdikpora kota Salatiga..
berkisar antara 0.79-0.85. Skala tersebut
METODE PENELITIAN
memiliki tiga subskala sesuai dengan
a. Partisipan Penelitian
aspek Komitmen Karier, yaitu subskala
Partisipan
dalam
penelitian
ini
Career Identity, Career Resilience, dan
adalah 60 orang guru yang bekerja di 3
Career Planning.
SMA swasta umum binaan Disdikpora
Sedangkan
alat
ukur
kota Salatiga, yaitu: SMA Kristen 1,
Pemberdayaan
SMA Kristen 2, dan SMA Kristen Satya
digunakan dalam penelitian ini adalah
Wacana, yang diambil secara acak dari
Skala Pemberdayaan Psikologis hasil
5 SMA swasta umum binaan Disdikpora
modifikasi
kota Salatiga.
Empowerment Scale milik Spreitzer
b. Alat Ukur Penelitian
(1995). Skala Pemberdayaan Psikologis
Alat ukur dalam penelitian ini terdiri
tersebut
dari 2 skala, yaitu: Skala Komitmen
Psikologis
dari
telah
yang
Psychological
digunakan
dalam
penelitian Spreitzer (1995) dan memiliki
128
koefisien realibilitas sebesar 0.72. Skala
dan memiliki koefisien cronbach alpha
tersebut memiliki empat subskala sesuai
sebesar 0,90.
dengan aspek Pemberdayaan Psikologis,
HASIL DAN PEMBAHASAN
yaitu subskala Meaning, Competence,
Data yang diperoleh dari penelitian
Self Determination, dan Impact. c. Hasil
Seleksi
ini
dianalisa
menggunakan
metode
statistik regresi linier berganda dengan
Aitem
danReliabilitas Alat Ukur
bantuan program SPSS 16.
Seleksi aitem dan uji reliabilitas alat
HASIL UJI KORELASI
ukur dilakukan dengan bantuan program
Berdasarkan tabel 3.1 di bawah,
SPSS 16. Seleksi aitem dilakukan
terlihat bahwa nilai-p adalah 0.043
dengan menyisihkan aitem dengan nilai
(lebih kecil dari 0.05) maka hasil
corrected item total correlations < 0,25
penelitian
(Azwar, 1999). Berikut adalah hasil
menerima H1 yang berarti bahwa
seleksi aitem dan uji reliabilitas alat
terdapat
ukur dengan N=60; taraf signifikansi
Pemberdayaan
5%:
Komitmen Karier Pada Guru SMA
1). Skala Komitmen Karier
Swasta Umum Binaan Disdikpora Kota
Dari 25 aitem, terdapat 4 aitem yang
ini
menolak
hubungan
yang
H0
dan
signifikan
Psikologis
dan
Salatiga.Hubungan yang terjadi antara
tidak dapat dipertahankan. Terdapat 24
Pemberdayaan
aitem yang dianggap layak dan memiliki
Komitmen
koefisien cronbach alpha sebesar 0,86.
positif,
2). Skala Pemberdayaan Psikologis
correlation sebesar 0,262. Hal ini berarti
Dari 25 aitem, terdapat 2 aitem yang
tidak
dapat
Karier
dengan
Psikologis
dan
tersebut
bersifat
koefisien
pearson
bahwa semakin tinggi Pemberdayaan
dipertahankan.
Terdapat 23 aitem yang dianggap layak
129
Psikolgis
maka
Komitmen
Karier.
semakin Demikian
tinggi juga
sebaliknya, semakin rendah tingkat Pemberdayaan Psikologis maka semakin rendah Komitmen Karier. Tabel 3.1 Correlations
Pemberdayaan Ps ikologis Komitm en Kari er
Pearson Correl ation Sig. (2-tailed) N Pearson Correl ation Sig. (2-tailed) N
Pemberdayaa n Psikologi s 1.000 . 60 .262* .043 60
Komitm en Karier .262* .043 60 1.000 . 60
*. Correlation is s ignificant at the 0.05 level (2-tailed).
.
pandangan
PEMBAHASAN
tersebutdan
Berdasarkan uji korelasi, pada
merefleksikannnya pada keadaan riil
Tabel 3.1 di atas diperoleh nilai-p 0.043
sehingga membentuk identitas diri. Oleh
(lebih kecil dari 0.05). Oleh karena itu,
karena keyakinan dan penguasaan diri
dapat
terhadap
dikatakan
hubungan
bahwa
yang
Pemberdayaan
terdapat signifikan
Psikologis
(Pemberdayaan
dan
aspek
profesi
Psikologis)
menjadi
bagian dalam identitas diri guru, maka
Komitmen Karier.
semakin kuatindividual characteristics
Terdapat kemungkinan terjadinya interaksi
seluruh
antara
(Pemberdayaan
Pemberdayaan
Psikologis)
tesebutsemakin besar kemungkinan guru
Psikologis dan Komitmen Karier, yaitu:
mengambil keputusan dan berperilaku
Guru yang memiliki pandangan
konsisten dengan hakekat profesi serta
bahwa keyakinan dan penguasaan diri
searah
terhadap
sebagai guru (Komitmen Karier).
penting,
profesi
adalah
kemudian
hal
yang
menghayati
130
dengan
pertumbuhan
karier
Asumsi di atas berlandaskan pada
Hasil
penelitian
menunjukkan
teori career motivation London (1983)
bahwa
mengenai
signifikan Pemberdayaan Psikologis dan
interaksi
individual
characteristicsdancareer decision and
terdapat
hubungan
yang
Komitmen Karier. Temuan ini diharapkan menjadi
behavior “InteraksiIndividual
characteristics
pedoman bagi sekolah dalam menyusun
dandecisions and bevaiors dapat terjadi
kebijakan/peraturan
dan semakin kuat pengaruhnya jika
mendorong Pemberdayaan Psikologis
individual characteristic semakin stabil
guru, seperti: memberikan kelonggaran
dan terintegrasi dalam konsep diri (self
kepada guru untuk menerapkan ilmu
consept) individu”.
maupun
KESIMPULAN DAN SARAN
mengusahakan
a. Kesimpulan
melanjutkan pendidikan, membiasakan
Penelitian
strategi para
yang
mengajar, guru
untuk
hubungan
iklim demokratis atau terbuka terhadap
antara Pemberdayaan Psikologis dan
usulan yang muncul dari para guru
Komitmen Karier pada guru SMA
terkait sistem belajar mengajar. Dengan
swasta umum binaan Disdikpora kota
demikian, diharapkan para guru mampu
Salatiga ini menghasilkan data yang
berkembang
mengindikasikan
prestasi
hubungan
mengenai
sekolah
bahwa yang
Pemberdayaan
terdapat signifikan
Psikologis
yang
dimungkinkan
dan
mencapai
berkembang
potensi
maksimal bertahan sepanjang
dan
sehingga dan kariernya
Komitmen Karier.
sebagai guru, dengan kata lain mencapai
b. Saran
tingkat Komitmen Karier yang tinggi.
1). Saran Bagi Sekolah
2). Saran Bidang Penelitian
131
Berdasarkan pengalaman penulis selama melakukan
penelitian
ini
Azwar, S. (1999a). Penyusunan skala
dengan
psikologi.Yogyakarta:
memperhitungkan berbagai kelemahan
Pustaka Pelajar.
dalam penelitian ini, penulis sangat
Bogler, R., & Somech, A. (2004).
menyarankan bagi peneliti selanjutnya
Influence
untuk melakukan penelitian melibatkan
empowerment
partisipan guru dari SMA negeri untuk
organizational
meningkatkan penelitian.
teacher
on
teachers’
commitment,
generalisasi
hasil
professional commitment and
tersebut
juga
organizational
Hal
dimaksudkan
of
diperoleh
behavior in school. Teaching
perbandingan antara guru SMA swasta
and Teacher Education, 20,
dan
277-289.
guru
supaya
citizenship
SMA
negeri,
sehingga
diketahui karakteristik hasil penelitian
Carson, K. D., & Bedeian, A. G. (1994).
pada kedua jenis SMA tersebut. Selain
itu
penulis
Career
commitment:
juga
construction of a measure and
menyarankan bagi peneliti selanjutnya,
examination of its psychometric
jika dimungkinkan, untuk melakukan
properties.
pengambilan data penelitian serentak
Vocational Behavior, 44, 237-
dengan
262.
mengumpulkan
partisipan
penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk
Farisi,
M.
I.
Journal
(2011).
of
Fakta-fakta
meminimalisir jumlah angket yang cacat
penelitian tentang profesi guru
(tidak sempurna) maupun mencegah
dan
angket yang tidak dikembalikan.
guru.
DAFTAR PUSTAKA
Kependidikan, 6(5), 1-8.
132
pengembangan Interaksi:
profesi Jurnal
London, M. (1983). Toward a theory of
Jurnal
Pendidikan
dan
career motivation. Academy of
Pengajaran UNDIKSHA, 523-
Management
539. UU RI No.14 tahun 2005
Review,
8(4),
tentang guru dan dosen.
620-630. Somech, A. & Bogler, R. (2002). Antecedents and consequences of teacher organizational and professional
commitment.
Educational
Administration
Quarterly, 38(4), 555-557. Spreitzer, G. M. (1995). Psychological empowerment in the workplace: dimensions, measurement, and validation.
Academy
of
Management Journal, 38(5), 1442-1465. Spreitzer,G.M.(2007).Giving peace a chance
organizational
leadership,empowerment, peace,
Journal
Organizational
and of
Behavior,
28,1077-1095. Sukadi. (2007). Guru yang profesional dan tunjangan profesi guru.
133