perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI PERAWAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA AKPER RSPAD GATOT SOEBROTO
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga M inat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh: Khomsatun Ibrohim Sholeh NIM : S. 541102045
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Khomsatun Ibrohim Sholeh, 2012. Hubungan antara Minat menjadi Perawat dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Akper RSPAD Gatot Soebroto. Tesis, Pendidikan Profesi Kesehatan, Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan: Umum: Untuk menganalisis hubungan antara minat menjadi perawat dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pada mahasiswa Akper RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Khusus: (1) Menganalisis hubungan antara minat menjadi perawat dengan prestasi belajar. (2) M enganalisis hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. (3) M enganalisis hubungan antara m inat menjadi perawat dan motivasi dengan prestasi belajar secara bersama-sama. Metode: Penelitian ini dilaksanakan di Akper RSPAD Gatot Soebroto mulai bulan Februari – Juli 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adala h korelasi dan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akper RSPAD Gatot Soebroto tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 270 orang yang terdiri atas tingkat I, II dan III. Sampel diam bil pada mahasiswa tingkat satu (I) saja yang berjumlah 90 orang. Instrumen yang digunakan adala h kuesioner. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen menggunakan uji Analisis Regresi Berganda, Uji F, uji t, Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif. Tingkat signifikansi 5%. Hasil: (1) Variabel minat menjadi perawat berpengaruh dengan prestasi belajar dengan nilai t hitung sebesar 2,328, sumbangan relatif sebesar 55,79% dan sumbangan efektif sebesar 11,99%. (2) Variabel motivasi belajar keperawatan berpengaruh dengan prestasi belajar dengan nilai thitung sebesar 2,056, sumbanga n relatif sebesar 44,21% dan sumbangan efektif sebesar 9,51%. (3) Terdapat hubungan minat dan motivasi dengan prestasi belajar dengan uji F sebesar 11,900 dengan nilai koefisien determinasi sebesar R 2 = 21,5 % sehingga 21,5 % variasi yang terjadi pada prestasi belajar dapat dijelaskan oleh minat menjadi perawat dan motivasi belajar keperawatan melalui regresi Y = 1,296 + 0,012 X 1 + 0,011 X 2. Simpulan: (1) Ada hubungan positif yang signifikan antara m inat menjadi perawat dengan prestasi belajar. (2) Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar (3) Ada hubungan positif yang signifikan secara bersama antara minat menjadi perawat dan motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar. Kata kunci: minat menjadi perawat, motivasi belajar, prestasi belajar
5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Khomsatun Ibrohim Sholeh, 2012. The Correlation between the Interest and Learning motivation with the students achievement in Nurshing Academy RSPAD Gatot Soebroto. Thesis, Medical Education Profession. Postgraduate Program, Sebelas M aret University of Surakarta. Objective: General: To analyze the corelation of interest and motive with the achievement learn student in Nurshing Academy RSPAD Gatot Soebroto. Special: (1) Analysing relation between interest become the nurse with the achievement learn. (2) Analysing re lation between motivation learn with the achievement learn. (3) Analysing relation between interest become the nurse and motivate with the achievement learn by together. Method: This Research executed in nurshing RSPAD Gatot Soebroto start the Februari-July 2012. M ethod used in this research is correlation and descriptive. Population in this research is all student of Nurshing Academ y RSPAD Gatot Soebroto school year 2011/2012 up to 270 in level I, II and III. Sampel taken at student mount one (level I) amounting to 90 people. Instrument used by questionnary. Examination of Validity and reliabilitas instrument use the test analyse the doubled regression, F-test, t-test, and contribution relative and effective. The significant of 5%. Result: (1) The variabel Interest become the nurse have an effect on with the achievement learn with the value t of 2,328, contribution relative equal to 55,79% and effective contribution equal to 11,99%. (2) Variable motivate to learn the treatment have an effect on with the achievement learn with the value t of 2,056, contribution relative equal to 44,21% and effective contribution equal to 9,51%. (3) There are interest relation and motivate with the achievement learn with the test F to 11,900 with the value of coefficient determinasi equal to R2 = 21,5 % so that 21,5 % variation of that happened achievement learn explainable by interest become the nurse and motivate to learn the treatment through the regresi Y = 1,296 + 0,012 X1 + 0,011 X2. Conclusion: (1) There is positive relation which significant between interest become the nurse with the achievement learn. (2) There is positive relation which significant between motivation learn the treatment with the achievem ent learn. (3) There is positive relation which significant together between interest become the nurse and motivate to learn the treatment with the achievement learn. Keyword: interest become the nurse, motivate to learn the, achievement learn.
6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas menyusun tesis dengan judul “Hubungan antara minat menjadi perawat dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pada mahasiswa Akper RSPAD Gatot Soebroto”. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat M agister Kesehatan pada Pascasarjana Universitas Sebelas M aret Surakarta. Dalam penyusuna n tesis ini penulis banya k mengalami kesulitan namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan dapat teratasi, untuk itu penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Raviks Karsidi, Drs, MS selaku Rektor Universitas Sebelas M aret Surakarta. 2. Prof. Dr. Ahmad Yunus, Ir, MS selaku Direktur Program Pascasarjana Universita s Sebelas Maret Surakarta. 3. Dr. Hari Wujoso, dr, Sp. F, M M selaku Ketua Program Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dedy Achdiat Dasuki, dr., Sp.M, Brigadir Jenderal TNI selaku Direktur Kesehatan Angkatan Darat, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd selaku pembimbing I yang senantiasa dengan sabar membimbing dan mengarahkan dalam penulisan tesis ini. 6. Pancrasia M urdani, K, dr, MHPEd selaku pembimbing II yang senantiasa dengan tekun membimbing dan mengarahkan dalam penulisan tesis ini. 7. Ns. Kristianawati, S.Kep, M .Biomed selaku Direktur Akper RSPAD Gatot Soebroto yang telah memberikan izin penelitian tesis ini. 8. Istri dan anak-anakku tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan semangat sehingga dapat menyelesaikan tesis ini
7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Teman seperjuangan mahasiswa Pascasarjana program M agister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas M aret Surakarta yang telah menjalin kerjasama dalam menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Akhirnya semoga semua kebaikan yang diberikan memperoleh imbalan dari Allah SW T dan dicatat sebagai amal ibadah. Demi kesempurnaan dan perbaikan penelitian tesis ini penulis harapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Terima kasih.
Penulis
8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAM AN JUDUL ................................................................................... i HALAM AN PERSETUJUAN .....................................................................
ii
HALAM AN PENGESAHAN .......................................................................
iii
HALAM AN ABSTRAK ..............................................................................
v
HALAM AN ABSTRACT ............................................................................
vi
KATA PENGANTAR ................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xi
DAFTAR GAM BAR ....................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN .......................................................................
1
A.
Latar Belaka ng Masalah .....................................................
1
B.
Identifikasi Masalah ...........................................................
4
C.
Perumusan Masalah ...........................................................
5
D.
Tujuan Penelitian ................................................................
5
E.
M anfaat Penelitian ..............................................................
6
TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................
7
A.
Kajian Teori .......................................................................
7
1. M inat Belajar................................................................
7
2. Motivasi .......................................................................
18
3. Prestasi Belajar .............................................................
25
4. Profesi Keperawatan .....................................................
30
5. Akademi Keperawatan ................................................
33
Penelitian yang Relevan .....................................................
37
B.
9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C.
Kerangka Berpikir .............................................................
39
1. Hubungan minat dengan prestasi belajar ......................
39
2. Hubungan motivasi dengan prestasi bela jar .................
39
3. Hubungan minat dan motivasi dengan prestasi belajar .
40
Hipotesis ............................................................................
42
METODOLOGI PENELITIAN ..................................................
43
A. Desain Penelitian ...................................................................
43
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................
43
C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................
43
D. Tehnik Pengumpulan Data ....................................................
44
E. Variabel Penelitian ................................................................
46
F. Definisi Operasional ..............................................................
46
G. Tehnik Analisis Data ............................................................
47
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………
57
A. Hasil Penelitian ……………………………………………….
57
D. BAB III
BAB IV
BAB V
1.
Uji Prasyarat …………………………………………….
62
2.
Uji Hipotesis …………………………………………….
66
B. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………….
72
C. Keterbatasan Penelitian ………………………………………..
76
PENUTUP ………………………………………………………… 77 A. Kesimpulan ……………………………………………………. 77 B. Implikasi ……………………………………………………….. 77 C. Saran …………………………………………………………… 78
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
80
LAMPIRAN .................................................................................................
82
10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Daftar rekapitulasi penerimaan mahasiswa baru ............................ 2 Tabel 2.1 Konversi Nilai ..............................................................................
33
Tabel 3.1 Definisi Operasiona l .....................................................................
46
Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Variabel Minat menjadi Perawat .....................
58
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Minat Menjadi Perawat .................................
58
Tabel 4.3 Deskriptif Statistik Variabel Motivasi Belajar ...............................
59
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ...........................................
59
Tabel 4.5 Deskriptif Statistik Variabel Prestasi Belajar ................................
60
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar ............................................
61
Tabel 4.7 Hasil Uji Distribusi Normal Variabel Minat menjadi Perawat .......
62
Tabel 4.8 Hasil Uji Distribusi Normal Variabel Motivasi Belajar .................
63
Tabel 4.9 Hasil Uji Distribusi Normal Variabel Prestasi Belajar ...................
63
Tabel 4.10 Hasil Uji Distribusi Normal Residual ..........................................
64
Tabel 4.11 Hasil Uji Auto Korelasi ..............................................................
66
Tabel 4.12 Hubungan minat menjadi Perawat dengan prestasi Belajar ..........
67
Tabel 4.13 Hubungan Motivasi Belajar dengan prestasi Belajar ...................
68
Tabel 4.14 Hasil Analisis Koefisien Regresi berganda .................................
69
Tabel 4.15 Rangkuman hasil perhitungan Uji t .............................................
71
Tabel 4.16 Rangkuman hasil perhitungan SR, SE dan R 2 .............................
72
11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ..........................................................
Halaman 41
Gambar 3.1 Kurva Analisis F test .................................................................
52
Gambar 3.2 Kurva Analisis T test ................................................................
54
Gambar 4.1 Grafik Bata ng Frekuensi M inat Menjadi Perawat .......................
58
Gambar 4.2 Grafik Bata ng Motivasi Belajar Keperawatan ............................
60
Gambar 4.3 Grafik Bata ng Prestasi Belajar ...................................................
61
Gambar 4.4 Skatter Diagram X 1-Y ................................................................
65
Gambar 4.5 Skatter Diagram X 2-Y ................................................................
65
12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Angket Penelitian .......................................................
Halaman 82
Lampiran 2. Kuesioner Skala Minat menjadi Perawat .................................
85
Lampiran 3. Kuesioner Skala Motivasi .......................................................
87
Lampiran 4. Hasil Prestasi Belajar ..............................................................
89
Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliability Minat menjadi perawat (X 1) .........
90
Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliability M otivasi Belajar (X 2) ...................
93
Lampiran 7. Uji Normalitas Variabel X 1, X 2 dan Y .....................................
96
Lampiran 8. Uji Linearitas Variabel X1, X 2 ..................................................
97
Lampiran 9. Uji Regresi Linear ..................................................................
98
Lampiran 10. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif .......
99
13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Angket Penelitian .......................................................
Halaman 82
Lampiran 2. Kuesioner Skala Minat menjadi Perawat .................................
85
Lampiran 3. Kuesioner Skala Motivasi .......................................................
87
Lampiran 4. Hasil Prestasi Belajar ..............................................................
89
Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliability Minat menjadi perawat (X 1) .........
90
Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliability M otivasi Belajar (X 2) ...................
93
Lampiran 7. Uji Normalitas Variabel X 1, X 2 dan Y .....................................
96
Lampiran 8. Uji Linearitas Variabel X1, X 2 ..................................................
97
Lampiran 9. Uji Regresi Linear ..................................................................
98
Lampiran 10. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif .......
99
14
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1.
Minat a. Pengertian minat
Minat menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah keinginan. Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. M enurut Ensiklopedi Pendidikan, minat adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar. Menurut Slameto (2010), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. M inat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Ormrod (Astiningrum, 2007), menyatakan bahwa minat dapat dipandang sebagai suatu motivasi intrinsik yang mendorong seseorang untuk melakukan perilaku tertentu. Hal ini disebabkan karena perasaan positif akan menyertai tindakan yang didasari minat, misalnya saat seseorang terlibat dalam kegiatan yang menarik maka orang tersebut akan mengalam i perasaan bahagia. Minat memegang peranan penting dalam kehidupannya dan mempunyai dampak yang besar atas prilaku dan sikap, minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar, anak yang berminat terhadap sesuatu kegiatan baik itu bekerja
15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maupun belajar, akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan. William Amstrong (Zanikhan, 2008), menyatakan bahwa konsentrasi tidak ada bila tidak ada minat yang memadai, seseorang tidak akan melakukan kegiatan jika tidak ada minat, Lester dan Alice Crow juga menekankan beberapa pentingnya minat untuk mencapai sukses dalam hidup seseorang. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa m inat itu ada pada setiap individu dan minat itu timbul karena objek yang terpilih dari lingkungan menjadi perhatian individu tersebut. Perhatian dapat berkembang menjadi kuat dan mampu menimbulkan perasaan senang. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciriciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keingina n-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap keinginan, misalnya m inat untuk menjadi perawat. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang
lebih
menyukai
sesuatu
dari
pada
yang
lain.
Dapat
pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seseorang yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.
16
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sebagai contoh seseorang yang berminat terhadap pendidikan keperawatan maka perhatiannya akan selalu tertuju pada keadaan-keadaan yang berhubungan denga n dunia kesehatan atau keperawatan, sehingga untuk mewujudkan keinginan tersebut pendidikan keperawatan akan menjadi pilihannya. b. Faktor-faktor yang yang mempengaruhi minat M inat tidak dibawa seja k lahir, melainkan diperoleh kemudian setelah berinteraksi
dengan
lingkungan.
Minat terhadap
sesuatu
dipelajari dan
mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajarbelajar selanjutnya. Seorang perawat tidak dilahirkan untuk m enjadi perawat tetapi akibat pengalaman dan belajarnya kemudian tertarik untuk menjadi perawat. Mengutip pendapat dari para ahli yaitu Anne dkk, (2001) berpendapat bahwa minat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi, pemilihan kejuruan (vocational), jenis kelamin, umur, pengalaman, keturunan. Sedangkan Jones (Tagar, 2001) bahwa minat digolongkan menjadi dua, minat intrinsik dan minat ektrinsik. M inat instrinsik merupakan kecenderungan individu yang berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, sedangkan minat ekstrinsik kecenderungan individu untuk memilih aktifitas tersebut berdasarkan tujuan agar dapat memenuhi harapan-harapan orang tertentu dan sebagainya. Minat yang dimiliki siswa, baik yang ditimbulkan secara instrinsik maupun ekstrinsik akan dapat mempengaruhi perilakunya dalam mengikuti kegiatan pelajaran.
17
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Bernard (Sardiman, 2011) minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat partisipasi, pengalaman, kebiasaan, sehingga minat akan selalu terkait dengan soal kebutuhan atau keinginan Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor minat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, dan lingkungan individu. c. Meningkatnya minat menjadi Perawat Beberapa ahli berpendapat bahwa cara ya ng paling efektif untuk rnembangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan m inat-minat yang telah ada. Misalnya seseorang berminat pada pendidika n keperawatan, maka kepadanya diberikan pandangan-pandangan tentang dunia kesehatan, prospek atau masa depan dunia kesehatan khususnya keperawatan, prospek dunia kerja dan sebagainya. Menurut Tanner dan Tanner (Slameto, 2010), minat dapat dibentuk dengan jalan memberikan informasi-informasi menge nai subyek yang menjadi pilihannya. Misalnya tentang minat belajar di pendidikan keperawatan maka informasi yang diberikan meliputi apa itu perawat, peran dan fungsi perawat, bagaimana prosedur untuk menjadi perawat, prasarat apa yang harus dimiliki dan sebagainya. Dapat pula untuk rnembangkitkan minat dengan cara memberikan insentif. Dari penjelasan di atas ma ka faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi seorang perawat sebagai berikut : 1) Profesi Keperawatan Profesionalisme keperawatan merupakan proses dinamis dimana profesi keperawatan yang telah terbentuk mengalam i perubahan dan perkembangan 18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi dan kebutuhan masyarakat. Proses profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat. Profesi Keperawatan adalah profesi yang sudah mendapatkan pengakuan dari profesi lain, dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia agar keberadaannya mendapat pengakuan dari masyarakat (Lia M ulyati, 2009). Untuk mewujudkan pengakuan tersebut, maka perawat masih harus memperjuangkan langkah-la ngkah profesionalisme sesuai dengan keadaan dan lingkungan sosial di Indonesia. Proses ini merupakan tantangan bagi perawat Indonesia dan perlu dipersiapkan dengan baik, berencana, berkelanjutan dan tentunya memerlukan waktu yang lama. Indonesia telah memasuki era baru, yaitu era reformasi yang ditandai dengan perubahan-perubahan yang cepat disegala bidang, menuju kepada keadaan yang lebih baik. Di bidang kesehatan, tuntutan reformasi total muncul karena masih adanya ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan, kurangnya kemandirian dalam pembangunan bangsa dan derajat kesehatan masyarakat yang masih tertinggal di bandingkan dengan negara tetangga. Reformasi bidang kesehatan juga diperlukan karena adanya lima fenomena utama yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan yaitu perubahan pada dinamika kependudukan, temuan substansial IPTEK kesehatan/kedokteran, tantangan global, perubahan lingkungan dan demokrasi di segala bidang.
19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keperawatan sebagai profesi : 1. M empunyai body of knowledge Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan (nursing science) yang me ncakup ilmu–ilmu dasar (alam, sosia l, perilaku), ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan klinis dan ilmu keperawatan komunitas.Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi. Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan telah dikembangkan dengan mempunyai standar kompetensi yang berbeda-beda
mulai
D
III
Keperawatan
sampai
dengan
S3
akan
dikembangkan. 2. M emberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional. Oleh karena itu sistem pemberian Askep dikembangka n sebagai bagian integral dari sistem pemberian pela yanan kesehatan kepada masyarakat
yang
Pelayanan/askep
terdapat yang
di
setiap
dikembangkan
didasarkan pada kebutuhan
tatanan bersifat
pelayanan
kesehatan.
humanistik/menyeluruh
klien, berpedoman pada standar asuha n
keperawatan dan etika keperawatan. 3. M emiliki perhimpunan/organisasi profesi Keperawatan harus memiliki organisasi profesi, organisasi profesi ini sangat menentukan keberhasilan dalam upaya pengembangan citra keperawatan 20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebagai profesi serta mampu berperan aktif dalam upaya membangun keperawatan profesional dan berada di garda depan dalam inovasi keperawatan di Indonesia.
4. Pemberlakuan kode etik keperawatan Dalam
pelaksanaan
asuhan
keperawatan,
perawat
profesional
selalu
menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik keperawatan. 5. Otonomi Keperawatan memiliki kemandirian, wewenang, dan tanggung jawab untuk mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan standar asuhan keperawatan melalui proses keperawatan, penyelenggaraan pendidikan, riset keperawatan dan praktik keperawata n dalam bentuk legislasi keperawatan (Kepmenkes No.1239 Tahun 2001 ) 6. Motivasi bersifat altruistik M asyarakat profesional keperawatan Indonesia bertanggung jawab membina dan mendudukkan peran dan fungsi keperawatan sebagai pela yanan profesional dalam pembangunan kesehatan serta tetap berpegang pada sifat dan hakikat keperawatan sebagai profesi serta selalu berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Dengan melihat definisi, ciri profesi yang telah disebutkan diatas dapat kita analisis bahwa keperawatan di Indonesia dapat dikataka n sebagai suatu profesi. Sesuai Permenkes RI No.1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat, dijelaskan perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan 21
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosia l baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Jadi peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatukan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik keperawatan. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai cirri tepisah demi untuk kejelasan. Doheny (1992) mengidentifikasi beberapa elemen
peran perawat
profesional, meliputi : 1. Care Giver (pemberi asuhan keperawata n perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak la ngsung kepada klien, dengan menggunakan proses keperawatan meliputi : Pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi), 2. Client Advocate (pelindung klien), 3. Counsellor (pembimbing), 4. Educator (pendidik klien), 5. Collaborator (bekerja sama dengan tim), 6. Coordinator (perawat memanfaatkan semua sumber dan potensi yang ada baik materi maupun kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan maupun tumpang tindih),
22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Change Agent (sebagai pembaharu), 8. Consultant (sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik klien). Dalam
memberikan
pela yanan/asuhan
keperawatan,
perawat
memperhatikan individu sebagai ma khluk yang holistik dan unik. Peran utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien meliputi treatmen keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan dan menjalankan treatment medical sesuai dengan pendelegasian yang diberikan. 2)
Harapan / Cita – cita
Cita-cita adalah gambaran dalam fikiran tentang apa yang ingin dicapai dalam hidup. Setiap manusia pasti memiliki keinginan memiliki sesuatu atau menjadi apa dalam hidupnya. Jauh sebelum keinginannya tercapai terlebih dahulu orang menggambarkan dalam fikirannya apa dan siapa yang ingin digapai, misalnya gambaran tentang profesi perawat yang ingin dic apainya, maka bagaimana cara untuk mempelajari dan memahami se hingga mendapatkan status sosial sebagai perawat. Cita-cita merupakan implementasi dari kapasitas berfikir manusia, maka selalu terangsang untuk memperoleh yang lebih baik, membuang yang lama yang tidak memenuhi cita rasanya dan mengupayaka n hal baru yang dapat memuaskan jiwanya. Dalam perspektip ini maka cita-cita manusia hampir tidak pernah sama, karena cita-cita seseorang sangat bergantung kepada kapasitas dan corak jiwanya. Seorang perawat mempunyai cita-cita yang sejalan dengan kecenderungannya pada dunia keperawatan.
23
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam membangun cita-cita sering tidak menyadari dari mana datangnya cita-cita itu dan kapan mulai tumbuhnya, karena cita-cita tumbuh bersamaan dengan proses kehidupan yang berkesinambungan dimana ia terlibat langsung
3)
Rasa Kemanusiaan dan Sosial
Pekerjaan seorang perawat adalah pekerjaan manusiawi untuk menolong sesama manusia agar mendapatkan kesehatan yang tinggi dan untuk mengadakan lingkungan yang sehat bagi penderita maupun orang sehat. Perawatan adalah pekerjaan yang berguna dan penting, serta dapat memberi kepuasan batin bagi orang-orang
yang
memasukinya.
Perawat perlu mengatasi keperluan-keperluan dalam merawat penderita secara la ngsung/tidak langsung. Misalnya mengenai sikapnya, karena menghadapi penderita dari bermacam-macam tingkatan, umur, dan lain-lain. M aka perlu diperhatikan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan jasmani maupun rohani penderita, sehingga bila penderita itu memerlukan pertolongan dapat diberikan secara cepat. Perawat harus dapat memberi bimbingan hidup sehat kepada penderita. Dari uraian-uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan secara lebih spesifik bahwa syarat untuk menjadi perawat yang baik adalah : Berminat terhadap perawatan, sehingga perawat dapat memberikan kepuasan perawatan pada penderita. M empunyai rasa kasih sayang. M empunyai rasa sosial dan tabiat ramah.
24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
M empunyai kemampuan untuk menjaga nama baik perawat dan instansi/unit kerjanya Berpikiran dan berkelakuan baik serta berbadan sehat agar supaya sanggup menjalankan pekerjaannya.
Nilai moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh para anggota suatu masyarakat tertentu sebagai “yang salah” atau “yang benar” (Berkowit Z,1964 ). Pertimbangan moral adalah penilaian tentang benar dan baiknya sebuah tindakan. Akan tetapi tida k semua penilaian tentang “baik” dan “benar” itu merupakan pertimbanga n moral, banyak dia ntaranya justru merupakan penilaian terhadap kebaikan / kebenaran, estesis, teknologis / bijak. Jadi jelas bahwa seorang perawat harus benar-benar mempertimbangkan nilai-nilai moral dalam setiap tindakannya. Seorang perawat harus mempunyai prinsip-prinsip moral, tetapi prinsip moral itu bukan sebagai suatu peraturan konkret untuk bertindak, namun sebagai suatu pedoman umum untuk memilih apaka h tindakan-tindaka n yang dilakukan perawat itu benar atau salah. Seorang perawat harus mempunyai rasa kemanusiaan dan moralitas yang tinggi terhadap sesama. Karena dengan begitu, antara perawat dan pasien aka n terjalin hubungan ya ng baik. Perawat akan merasakan kepuasan batin, bila ia mampu membantu penyembuhan pasien dan si pasien sendiri merasa puas atas pela yanan perawatan yang diberikan, dengan kata lain terjadi interaksi antara perawat dan pasien.
25
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Pengalaman pribadi Kemampuan keperawatan
perawat masih
dalam
rendah.
melaksanakan Disebabkan
pendokumentasian
karena
belum
asuhan
adanya
standar
dokumentasi keperawatan yang baku. Untuk itu perawat perlu menyusun suatu model dokumentasi yang baru, lebih efisien dan lebih bermakna dalam pencatatan dan penyimpanannya yang meliputi ketrampilan komunikasi, ketrampilan dokumentasi dan ketrampilan standar dokumentasi. Kegiatan perawat sendiri dalam melakukan dokumentasi asuhan keperawatan dipengauhi oleh beberapa faktor antara lain : tingkat pendidikan, pengetahuan, motivasi,
format asuhan
keperawatan serta kemampuan perawat dalam
mendokumentasikan asuhan keperawatan dan pengalaman kerja dari perawat itu sendiri.
2. Motivasi a. Pengertian Motivasi Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin Movere yang berarti menggera kkan
(to
move).
M enurut
Mitchell
dalam
W inardi
(
2001)
mengemukakan bahwa motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diara hkannya dan terjadinya bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam orang itu, kekuatan pendorong itulah yang disebut sebagai motif. Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. M otif dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di 26
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam subyek untuk melakukan aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata motif maka motivas i dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. M otif menjadi aktif pada saat-saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak (Sardiman, 2011) Menurut Mc Donald dalam Sardiman (2011) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian tersebut motivasi mengandung tiga elemen yaitu mengawali adanya perubahan energi, munculnya rasa feeling dan dirangsang karena adanya tujuan, sehingga motivasi adalah sebagai suatu yang komplek. Dalam kegiatan belajar motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelekktual yang mempunyai peranan menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa dengan motivasi yang kuat akan
mempunyai banyak energi untuk
melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 2011) b. Macam-Macam Motivasi (Sardiman, 2011) 1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
27
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, sehingga tanpa dipelajari. Misal dorongan makan, minum dorongan bekerja, dorongan seksual. Frandsen (Sardiman, 2011) memberi istilah Phsycological drives. b) Motif yang dipelajari disini motif timbul karena dipelajari. Contoh dorongan untuk belajar dan mengajar. Disebut juga motif sosial sehingga diistilahkan dengan Affiliative needs. 2) Motivasi ja smaniah dan rohaniah Yang termasuk motivasi ja smaniah adalah reflek, insting, otomatis, nafsu, sedang yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan. 3) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik a) Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Contoh seorang siswa melakukan belajar karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau ketrampila n agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, sehingga motivasi muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan yang esensial bukan sekedar simbul dan seremonial belaka. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar (Usman, 2000). Sedangkan menurut Djamarah (2002), motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Menurut Winata dalam Erriniati (2001) ada beberapa strategi dalam mengajar untuk membangun motivasi intrinsik. Strategi tersebut adalah sebagai berikut: 28
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(1)
Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa.
(2)
Memberikan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok.
(3)
Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan tugas dan memanfaatkan sumber belajar di sekolah.
(4)
Sesekali memberikan penghargaan pada siswa atas pekerjaannya.
(5)
Meminta siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaannya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Seseorang yang mem iliki motivasi intrinsik dalam dirinya maka secara sadar akan melakukan suatu kegiata n yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. b) Motivasi ekstrinsik adalah aktifnya atau berfungsinya motif karena adanya rangsangan dari luar. Contoh siswa belajar karena aka n menghadapi ujian dengan harapan nilai baik dan me ndapat pujian atau hadiah. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya (Usman, 2000). Sedangkan menurut Djamarah (2002), motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. M otivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi instrinsik antata lain: (1) Kompetisi (persaingan) : guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain. (2) Pace Making (membuat tujuan sementara atu dekat): Pada awal kegiatan
belajar
mengajar
guru,
hendaknya
terlebih
dahulu
menyampaikan kepada siswa TIK yang akan dicapai sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TIK tersebut. (3) Tujuan yang
jelas,
motif mendorong individu untuk mencapai
tujuan. M akin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakuakan sesuatu perbuatan. (4) Kesempurnaan untuk sukses: Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek ya ng sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha mandiri, tentu saja dengan bimbingan guru. (5) Minat yang besar, m otif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.
30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(6) Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan m emperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa. Dari uraian di atas diketahui bahwa motivsi e kstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya perangsang dari laur, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya. c. Indikator Motivasi Belajar Menurut Keller seperti yang di kutip oleh Prasetya, Suciati, danWardani dikemukakan model ARCS (Attention, Relevance, Confidance, and Satisfaction) 1) Perhatian Perhatian siswa didorong oleh rasa ingin tahu. Oleh sebab itu rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan sehingga siswa aka n memberikan perhatian, dan perhatian tersebut terpelihara selama proses belajar mengajar, bahkan lebih lama lagi. Rasa ingin tahu ini dapat dirangsang atau dipancing melalui elemen-elemen yang baru, aneh, lain dengan yang sudah ada. Apabila elemen-elemen seperti itu dimasukan dalam rancangan pembelajaran, hal itu akan menstimulir rasa ingin tahu siswa. Namun yang perlu diperhatikan stimulir tersebut
31
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ja ngan terlalu berlebihan, sebab akan menjadikan hal yang biasaan dan kurang keefektifannya. 2) Relevan Relevan menunjukkan adanya hubungan antara materi pelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Motivasi akan terpelihara apabila mereka menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi, atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Kebutuhan pribadi dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu motivasi pribadi, motif instuental, dan motif cultural. 3) Kepercayaan Diri Merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan linkungan. Konsep tersebut berhubungan dengan keyakinan pribadi siswa bahwa dirinya memiliki untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Hal ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses di masa yang lampau. Dengan demikian ada hubungan spiral antara pengalaman sukses dengan motivasi. Motivasi dapat menghasilkan ketekunan yang membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas berikutnya. 4) Kepuasan Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan m enghasilkan kepuasan, dan siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan serupa. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh 32
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa. Untuk memelihara dan meningkatkan motivasi siswa, guru dapat menggunakan pemberian penguatan berupa pujian, kesempatan dan lain-lain. Berkaitan dengan hal tersebut di atas sudah sangat jelas sekali bahwa, seseorang di dalam melakukan sesuatu tindakan pasti mempunyai suatu alasan yang dijadikan dasar, atas sebab apa dia melakuka n tindakan tersebut. 3. Prestasi Belajar a. Definisi Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah siswa mendapat pengajaran dalam waktu tertentu. Hasil pengajaran dapat dikatakan berhasil apabila pengajaran itu mencapai tujuan yang ingin diraih yaitu tujuan belajar (Isnanto, 2005). Sedang menurut Tirtonegoro (2004) prestasi belajar adalah hasil penilaian, hasil usaha kegiatan belajar ya ng dinyatakan dalam bentuk simbol, angka maupun huruf yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai anak dalam periode tertentu. Kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam pendidikan di sekolah, ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Prestasi belajar seseorang tidak aka n langsung kelihatan, tanpa melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Belajar dapat terjadi melalui interaksi dengan lingkungan, bergaul dengan orang lain, mem egang benda dan dalam hal ini seseorang harus aktif se ndiri, melibatkan diri dengan segala pemikiran, kemauan dan perasaannya. 33
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil akhir dari suatu proses belajar yang dijalani oleh seseorang akan dinilai dengan angka atau huruf. Jika seseorang melakukan usaha yang sungguh-sungguh dalam proses belajarnya maka akan diperoleh nilai yang tinggi. Sebaliknya jika seseorang dalam proses belajarnya tidak sungguh-sungguh dan hanya bermalasmalasan maka nilai yang diperolehnya akan kurang memuaskan. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat peremial dalam sejarah karena rentang kehidupannya, manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya masing-masing (Arifin, 2000). Prestasi belajar semakin terasa penting dipermasalahkan karena mempunyai beberapa fungsi utama yaitu: 1)
Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa.
2)
Prestasi belajar siswa lambang pemusatan hasrat ingin tahu.
3)
Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu kegiatan pendidikan.
4)
Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap siswa.
Pada dasarnya prestasi adalah hasil maksimal dari suatu pembelajaran atau kegiatan yang menunjukkan tentang adanya penguasaan sejumlah pengetahuan atau kecakapan tertentu. Bukari (1997) berpendapat bahwa prestasi adalah “hasil yang dicapai anak sebagai hasil belajar yang berupa angka, huruf serta tindakan hasil belajar yang dicapai”. Morgan dalam Ngalim Purwanto (2001) menjelaskan bahwa belajar adalah “setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu 34
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hasil latihan dan pengalaman”. Kimbel dan Gagerham dalam Sukarno (2001: 13) menjelaskan bahwa “ belajar itu 1) ditandai perubahan tingkah laku,
2)
perubahan itu secara relatif tetap, 3) perubahan itu merupakan hasil dari pengalaman dan latihan, 4) latihan dan pengalaman itu diberi pengetahuan”. Winkel (2001) menyatakan “belajar merupakan suatu aktivitas menta l yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan sikap yang secara relatif konstan dan berbekas”. Prestasi belajar menurut Tirtonegoro (2004) adalah “penilaian hasil usaha bentuk simbol, angka, huruf ataupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai setiap anak dalam suatu periode tertentu”. Sukarno (2001: 16) menyatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu hasil maksimal yang diperolah dengan usahanya dalam rangka me ngaktualisasikan dan mempotensika n diri lewat belajar”. Dengan demikian, prestasi belajar diartikan sebagai hasil yang telah dicapai seseorang yang telah mengerjakan sesuatu hasil kegiatan belajar. Keberhasilan belajar atau disebut juga prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang yang telah mengerjakan serangkaian proses belajar mengajar atau penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang umumnya diwujudkan dalam bentuk nilai test b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Ahmadi (2004), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi: 1)
Faktor Internal
35
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Faktor jasmaniah (fisiologi) anak yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. Faktor jasmaniah seorang anak seperti adanya penglihatan yang baik tentunya dapat mempermudah aktifitas belajar membaca pada anak, karena anak dapat melihat dengan baik huruf-huruf yang terdapat dalam bacaan tersebut. b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas : (1) Faktor intelektif yang meliputi : (a) Faktor potensial yaitu kecepatan dan bakat (b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi ya ng tela h dimiliki. Bakat merupakan kecakapan pada diri seorang anak merupakan sejak kecil. Apabila seorang anak mempunyai bakat membaca dengan baik maka prestasi yang tinggi dapat diraih di kemudian hari. (2) Faktor non intele ktif, yaitu usur-unsur kepribadian terte ntu seperti sikap, kebiasaa n, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. Aktivitas membaca akan dilakukan oleh anak atau tidak sangat ditentukan oleh minat anak terhadap aktivitas tersebut. Di sini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas.
Secara
umum
minat
dapat diartikan
sebagai suatu
kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. M inat juga diartikan sebagai sikap positif anak terhadap aspek-aspek lingkungan. 36
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ada juga yang mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang. c) Faktor kematangan fisik maupun psikis. Membaca merupakan proses aktif dari pikiran yang dilakukan melalui mata terhadap bacaan. Dalam kegiatan membaca, pembaca memproses informasi dari teks yang dibaca untuk memperoleh ma kna. M embaca merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, karena membaca tidak hanya untuk memperoleh informasi, tetapi berfungsi sebagai alat untuk memperluas pengetahuan bahasa seseorang. Dengan demikian, anak sejak kelas awal SD perlu memperoleh latihan membaca dengan baik khususnya membaca permulaan. 2) Faktor eksternal (a) Faktor lingkungan sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga; lingkungan
sosial;
lingkungan
masyarakat;
dan
lingkungan
kelompok (b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. (c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim. Berdasarkan uraian di atas maka daktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dipengaruhi oleh dirinya sendiri (internal) maupun dari luar diri (eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor 37
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. c. Indikator Prestasi Belajar Prestasi belajar biasanya dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor di antaranya ia lah dorongan dari dalam (motif), bahan yang dipelajari, alat-alat pelajaran, banyaknva waktu yang digunakan, cara belajar dan sebagainya (Purwanto, 2001). Secara unit dapat diuraikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah: 1) Motif Prestasi belajar banyak ditentukan oleh motif, di mana motif tersebut dibedakan menjadi dua yaitu motif intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif yang berasal dari diri siswa itu sendiri, sedang motif intrinsik adalah motif yang berasal dari luar diri siswa. Dalam hal ini motif intrinsik dianggap mempunyai pengaruh yang kuat terhadap prestasi belajar. Karena dengan adanya motif intrinsik siswa telah mempunyai kesadaran betapa pentingnya ilmu baginya. Sebaliknya jika motivasi dari dalam diri siswa lemah m aka siswa enggan belajar sehingga prestasi yang dicapai sangat rendah. 2) Bahan yang dipelajari
38
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bahan yang terlalu tinggi tidak sesuai denga n kemampuan siswa atau tidak menarik perhatian siswa atau sebaliknya akan menghasilkan prestasi yang berbeda. 3) Alat-alat pelajaran Mendidik atau mengajar tanpa alat pengajaran hasilnya kurang baik bila dibandingkan dengan mendidik dan mengajar dengan menggunakan alat atau peraga yang lengkap. Sebab dengan alat atau peraga yang lengkap dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran, serta akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang me ndalam, sehingga pelajaran yang diterima tidak mudah dilupakan. 4) Banyaknya waktu yang diperlukan Banyaknya materi yang diberikan kepada siswa sangat dipengaruhi oleh waktu yang dipergunakan. Kita menyadari bahwa waktu yang singkat tidak mungkin mendapatka n suatu hasil yang memuaskan. Maka materi yang diberikan dalam waktu yang lama dengan efisien, memungkinkan mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik. 5) Cara Belajar Cara Belajar adalah suatu usaha siswa untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik. Cara-cara tersebut tentu berbeda antara yang satu dengan yang lain. Ada yang bela jar secara kelompok lebih baik hasilnya dan sebaliknya ada yang belajar secara individu. Belajar yang baik adalah belajar sedikit demi sedikit dan secara rutin
39
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebaliknya belajar dengan cara mendadak dalam keadaan serba tidak siap tentunya hasilnya kurang memuaskan. Berdasarkan uraian di atas maka motif, bahan yang dipelajari, alatalat pela jaran, banyaknya waktu yang diperlukan, cara belajar merupakan aspek yang saling mendukung dalam prestasi belajar. d. Alat Untuk Mengukur Keberhasilan Belajar Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mengidentifikasi besar kecilnya obyek atau gejala. Berbicara masalah pengukuran tidak bisa terlepas dari kegiatan evaluasi yang mana evaluasi merupakan kelanjutan setelah dilakukan proses pengukuran. Menurut Winkel (2001) Evaluasi berarti penentuan sampai berapa jauh sesuatu berharga, bermutu atau bernilai. Evaluasi terhadap hasil belajar yang dicapai oleh pebelajar dan terhadap proses belajar mengajar mengandung penilaian terhadap hasil belajar atau proses belajar itu, sampai seberapa jauh keduanya dapat dinilai baik. Bloom (2001) telah menerapkan dua bentuk evaluasi yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama proses belajar mengajar masih berlangsung, sehingga diperoleh feedback mengenai kemajuan yang telah tercapai. Sedang yang dimaksud evaluasi sumatif ya itu penggunaan tes-tes pada akhir satu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa unit pelajaran atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan mungkin pada saat satu bidang studi selesai dipelajari. Fungsi evaluasi belajar adalah untuk menimbulkan motivasi pada siswa, memberikan umpan balik kepada siswa, memberi umpan balik pada tenaga
40
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengajar, memberi informasi pada orang tua, memperoleh informasi tentang kelulusan,mempertanggungjawabkan suatu program studi. Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan ujian tertulis . lesan, kuis, praktik maupun presentasi hasil dari penugasan. Hasil dari kegiatan evaluasi berupa nilai yang dinyatakan dalam Indek Prestasi (IP), dengan rumus : (IP) = Ki x Ni Keterangan: K = Jumlah SKS mata kuliah yang diambil N = Nilai masing-masing mata kuliah i =Indek (Pedoman Evaluasi Program D III Keperawatan, 2000) Indek Prestasi Ujian Akhir Program adalah angka yang menunjukan prestasi belajar mahasiswa yang dihitung berdasarkan nilai ujian akhir program dan dipakai sebagai parameter mutu lulusan, dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 2.1 Konversi Nilai NILAI ABSOLUT
NILAI NILAI M UTU
LAMBANG
PRESTASI
79 – 100
3,51 - 4,00
A
Sangat Baik
68 – 78
2,75 – 3,50
B
Baik
56 – 67
2,00 - 2,74
C
Cukup
41 – 55
1,00 - 1,99
D
Kurang
0 – 40
0,00 - 0,99
E
Kurang Sekali
(Pusdiknakes, Depkes RI, 2001)
4. Akademi Keperawatan (Akper) a. Tujuan Pendidikan 41
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menghasilkan perawat profesional pemula yang kompeten dalam: 1) M elaksanakan pelayanan keperawatan 2) M enunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam mengelola asuhan keperawatan. 3) Berperan serta dalam kegiatan penelitian. 4) Berperan serta aktif dalam mendidik dan melatih pasien dalam kemandirian hidup sehat. 5) M engembangkan diri secara terus menerus untuk meningkatka n kemampuan secara professional. 6) M emelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang sesuai dengan etika keperawatan dalam melaksanakan profesinya. 7) Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang efektif, produktif, terbuka, menerima perubahan serta berorientasi ke masa depan,sesuai dengan perannya. (Kurikulum Pendidikan DIII Keperawatan, 2006) b. Kurikulum Pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan pada program Pcndidikan Diploma III Keperawatan mempergunakan kurikulum Nasional yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional dengan surat keputusan nomor 239/U/1999 tanggal 4 Oktober 1999. Kurikulum disusun berlandaskan pada Visi, Misi dari Pendidikan Diploma III Keperawatan Falsafah keperawatan yang mencakup konsep manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan serta berorientasi pada kaidah-kaidah pendidika n
42
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tinggi nasional, organisasi kurikulum yang mengarahkan jalannya program pendidikan, tujuan program pendidikan dan tujuan institusi. c. Pedoman Implementasi. 1) Beban dan lama Studi Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No : 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar M ahasiswa dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No: 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, Program Pendidikan Diploma III Keperawatan memiliki lama studi 6 semester dengan batas maksimal 10 semester. Kurikulum terdiri dari kurikulum inti sebesar 96 SKS dan muatan pelengkap dapat dikembangkan sebesar 14-24 SKS. Kurikulum inti terdiri dari teori 42 SKS (44%), praktikum dan klinik 56 SKS (56%). Kurikulum Insitusional dapat dikembangkan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas institusi yang bersangkutan. 2) Penga laman Belajar Penga laman belajar meliputi teori (T), praktikum (P) dan klinik (K) atau lapangan (L) Satuan kredit semester (SKS) adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadwal perminggu sebanyak 1 (satu) jam perkuliahan atau 2 (dua) jam praktikum atau 4 (empat) jam kerja klinik/lapangan. Kegiatan praktikum dilaksanakan di laboratorium kelas atau klinik dengan menggunakan metoda simulasi, demonstrasi, role play dan bedside teaching. Kegiatan pcmbelajaran klinik atau lapangan dilaksanakan langsung di lahan
43
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
praktek dengan berbagai metoda yang sesuai, misalnya bedside teaching, conference (konfere nsi) dan nursing round (ronde keperawatan). Pengalaman belajar praktikum merupakan prasarat pengalaman belajar klinik, di mana mahasiswa melaksanakan praktek di laboratorium terlebih dahulu di bawah bimbingan dosen untuk selanjutnya belajar klinik di bawah bimbingan instruktur klinik dan dosen. 3) Lahan Praktek Lahan praktek yang digunakan harus mendukung pencapaian kompetensi mahasiswaa Diploma III Keperawatan, dengan kriteria
tersedia kasus yang
mendukung dan memiliki instruktur klinik yang m emenuhi kriteria. Lahan prakte k meliputi rumah sakit umum kelas A, B dan C , rumah sakit khusus, Puskesmas, kelompok khusus, misal anak sekolah disekolah, pekerja industri, lansia di panti wredha atau panti asuhan. 4) Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan guna menilai sejauh mana kompetensi yang tela h dicapai atau dikuasai oleh mahasiswa sebagai hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai dari setiap mata kuliah dan penilaian pencapaian kompetensi. Evaluasi hasil belajar dari setiap mata kuliah mencakup evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi pencapaian kompetensi dilakukan setelah kegiatan belajar dilaksanakan untuk kompetensi yang diharapkan. Evaluasi pencapaian kompetensi menggunakan Pedoman Penilaian Pencapaian Kompetensi yang sesuai, misalnya menggunakan OSCE (Objective Structure Competencies Evaluation) atau
ASCA
44
(Objective
commit to user
Structure
Competency
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Assesment) atau CPE (Clinical Practice Examination), baik teori maupun ketrampilan yang terintegrasi dikelas, dilaboratorium dan lahan praklek. OSCE adalah suatu penilaian yang terstruktur dari kompetensi yang telah dikuasai ole h mahasiswa, terutama untuk evaluasi formatif. Sedang CPE adalah metoda penilaian untuk mengukur pengetahuan ketrampilan dan pengelolaan kasus yang dipresentasikan dan digunakan untuk evaluasi sumatife. 5) Yudisium Yudisium adalah penetapan kelulusan akhir studi mahasiswa pada program Diploma III Keperawatan. Predikat kelulusan terdiri dari 3 (tiga) tingkat, yaitu : memuaskan, sangat memuaskan dan dengan pujian. Indeks Prestasi Komulatif (IPK) sebagai dasar penentuan predikat kelulusan seperti pada label 2.1
B. Penelitian yang Relevan 1. Ismahmudi (2007) yang berjudul ”Hubungan Antara Minat dan M otivasi M ahasiswa Mengikuti Pembelajaran Klinik Keperawatan dengan Pencapaian Target Keterampilan Klinik di Akper Muhammadiyah Samarinda, Kalimantan Timur”. Penelitian ini menekankan pada hubungan antara minat dan motivasi mengikuti pembelajaran klinik dengan pencapaian target keterampilan klinik. M etode penelitiannya adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan crossectional dan analisa data dengan spearman rank. Pengambilan sampel dengan total sampling. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa minat belajar mahasiswa mayoritas adalah tinggi (47,8%), motivasi belajar mahasiswa mayoritas adalah sangat tinggi (65,1%) dan pencapaian target keterampilan
45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
klinik mata ajara n bagi mahasiswa berada pada kategori tercapai. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara minat motivasi mahasiswa mengikuti pembelajaran klinik keperawatan dengan pencapaian target keterampilan klinik (nilai rho berkisar antara 0,60 s/d 0,79). 2. M aay (2004) yang berjudul ”Hubungan Motivasi, Kepatuhan dan Intelegensi dalam Pembelajaran Laboratorium Teknik Keperawatan Dasar dengan Kemampuan Keterampilan Klinik: KDM II Mahasiswa di Laboratorium Akademi Keperawatan Panti Rapih Yogyakarta”. Penelitian ini me nekankan pada
hubungan
pembelajaran
antara
motivasi,
laboratorium
kepatuhan
dengan
dan
kemampuan
intelegensi
dalam
keterampilan
klinik.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancanga n retrospektif. Subyek dipilih dengan tehnik random sampling. Analisa data dengan
pearson.
Pengumpulan
data
untuk
motivasi
dan
kepatuhan
menggunakan kuesioner dan intelegensi dengan alat ukur IQ oleh psikologi UGM. Hasil penelitian yaitu bahwa motivasi mahasiswa 100% kategori baik dan 0% kategori kurang. Uji hipotesis terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi dengan kemampuan keterampilan klinik dengan tingkat kemaknaan rendah dan nilai koefisien korelasi 0,300. 3. Cristyani (2007) yang berjudul “Gambaran Faktor Internal Mahasiswa PSIK A dalam Melaksanakan Pembelajaran Keterampilan di Skill. Lab Keperawatan FK UGM (Fakultas Kedokteran Universitas Gajah M ada)” Penelitian ini menekankan pada gambaran faktor internal mahasiswa yang meliputi minat, motivasi, kesiapan belajar dan kelelahan belajar pada mahasiswa PSIK A
46
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam melaksanakan pembelajaran keterampilan keperawatan di Skill Lab. FK UGM. Metode Penelitiannya yaitu deskriptif dengan rancangan crossecsional, sampel penelitian berjumlah 70 mahasiswa dengan tehnik random sampling dan pengumpulan data dengan kuesioner. Hasil penelitian ya itu: faktor internal mahasiswa PSIK program A dalam melaksanakan pembelajaran ketrampilan keperawatan berada dalam kategori sedang. Subvariabel minat, motivasi dan kesiapan be lajar berada dalam kategori sedang dan subvariabel kelelahan belajar berada dalam kategori rendah. Kesimpulannya yaitu minat, motivasi, kesiapan belajar yang berkategori sedang dan kelelahan belajar yang berkategori re ndah tidak menjadi penghambat bagi mahasiswa untuk melaksanakan pembelajaran keterampilan keperawatan di Skill Lab. FK UGM.
C. Kerangka Berpikir 1. Hubungan minat menjadi perawat dengan Prestasi Belajar Minat adalah ketertarikan seseorang terhadap obyek tertentu sehingga ada kecenderungan jiwa terhadap keinginan, seperti halnya seorang yang berminat masuk pendidikan keperawatan. Beberapa faktor yang dapat membangkitkan minat seseorang antara lain : membangkitkan adanya suatu kebutuhan, menghubungkan
dengan
persoalan
pengalaman
yang
lampau,
memberi
kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik dan menggunakan berbagai 47
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
macam bentuk mengajar. M inat akan mendorong seseorang untuk melakukan aktifitas sesuai dengan kebutuhannya, misal seorang mahasiswa akan tergerak untuk aktif belajar sehingga dapat memperoleh hasil atau prestasi seperti yang diharapka n. M inat yang tinggi terhadap pilihan jurusan pendidikan maka akan timbul semangat yang tinggi untuk memfasilitasi dalam rangka m eraih prestasi, sebaliknya minat yang rendah akan menimbulkan ketidak tertarikan dalam belajarnya sehingga tidak ada upaya untuk meraih prestasi.
2. Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar Seperti halnya m inat, motivasi belajar seseorang yang tinggi merupakan motor penggera k untuk melakukan aktifltas belajar dan selalu berusaha untuk mencapai hasil seperti apa yang diinginkan atau cita-citakan. Misal seorang mahasiswa dengan motivasi yang tinggi untuk menjadi perawat maka akan termotivasi untuk belajar sehingga akan memperoleh hasil belajar atau prestasi belajar yang baik. Mengingat keterikatan yang cukup kuat antara motivasi bela jar dengan prestasi belajar, timbul dugaan bahwa penyebab prestasi belajar yang rendah dika langan mahasiswa adalah kurangnya motivasi dalam menjalankan kegiatan belajarnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Agnes M aria (2005) menunjukkan bahwa setelah mengendalikan faktor intelegensi dan motivasi intrinsik diperoleh hasil ada pengaruh yang signifikan dari keempat komponen motivasi belajar ekstrinsik terhadap prestasi belajar dengan R2 sebesar 26.5% 3. Hubungan minat menjadi perawat dan motivasi belajar dengan prestasi belajar
48
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Minat dan motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar sehingga seseorang merasa senang dan terpanggil untuk meningkatkan mutu pembelajaran, karena faktor-faktor tcrsebut lebih berpengaruh untuk mewujudkan aktivitas untuk mencapai suatu tujuan terutama dalam meraih prestasi belajar secara optimal. Sebuah hasil penelitian faktor-faktor penentu tinggi rendahnya prestasi belajar yang dilakukan oleh Herpratiwi (2006) dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa aspek motivasi belajar terhadap pelajaran sebesar 27,86% dan aspek minat dilihat dari komponen perhatian dari siswa 24,15%, bila dibanding dengan aspek-aspek yang lain seperti ketertarikan dengan materi pelajaran, keyakinan dan percaya diri siswa. Minat dan motivasi yang tinggi akan semakin menguatkan atau meneguhkan seseorang atau individu untuk melakukan atau berbuat dalam mencapai apa yang diinginkan, sehingga seorang mahasiswa dengan minat dan motivasi yang tinggi akan jauh lebih semangat untuk selalu berusaha atau belajar sehingga diperoleh hasil atau prestasi belajar yang tinggi pula. Sebaliknya seseorang yang tidak ada minat maka akan menurunkan semangat sehingga tidak ada dorongan atau motivasi untuk berusaha kearah pencapaian suatu hasil yang baik. . Seperti pendapat Sardiman (2006) bahwa proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Dari uraian tersebut diatas dapat di simpulkan bahwa minat akan mempengaruhi motivasi bela jar, semakin tinggi motivasi akan semakin baik hasil atau prestasi belajarnya, begitu juga sebaliknya semakin rendah minat maka motivasi akan menurun sehingga mempengaruhi hasil atau prestasi belajar yang rendah pula.
49
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selain kedua faktor minat (X1) dan motivasi (X2) tersebut di atas prestasi belajar dapat juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti kecerdasan, bakat, konsentrasi, kemampuan kognitif, reaksi, organisasi dan ulangan, sosial, ekonomi dan lingkungan proses belajar mengajar. Dari berbagai faktor tersebut diatas peneliti hanya mengambil atau meneliti minat dan motivasi saja sedang faktor yang lain tidak diteliti Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir
Minat Menjadi Perawat : 1. Profesi Perawat 2. Harapan / Cita – cita 3. Rasa Kemanusiaan dan Sosial 4. Penga laman pribadi
PRESTASI BELAJAR Motivasi Belajar : 1. Perhatian 2. Relevan 3. Kepercayaan Diri 4. Kepuasan D. Hipotesis
1. Ada hubungan positif antara minat menjadi perawat dengan prestasi belajar. 2. Ada hubungan positif antara motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar
50
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Ada hubungan positif secara bersama antara minat menjadi perawat dan motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar.
51
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGl PENELITIAN
A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan korelasional. Yaitu mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor berdasar pada koefisien korelasi (Sunarjo, 2000). Alasan menggunakan metoda deskriptif korelasional ini adalah untuk memberi gambaran hubungan variabel bebas yaitu minat dan motivasi dengan variabel terikat yaitu prestasi belajar. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada institusi Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian di laksanakan pada bulan Februari – Juli 2012. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akper RSPAD Gatot Soebroto tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 270 orang yang terdiri atas tingkat I, II dan III 2. Sampel
52
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti. Apabila subyek kurang dari 100, maka semua diambil, sehingga merupakan penelitian populasi, selanjutnya bila jumlah subyek besar maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% dari populasi (Arikunto, 2002). Jumlah sampel dalam penelitian ini diambil pada mahasiswa tingkat satu (I) yang berjumlah 90 orang, karena masih mempunyai idealism e yang tinggi dan belum terpengaruh oleh lingkungan luar. Berbagai macam teknik atau cara pengambilan sampel, menurut Sutrisno Hadi (2004) ada dua macam yaitu teknik random sampling dan non random sampling. Teknik random sampling dapat dilakukan dengan cara acak dapat dengan melalui undian, ordinal dan randomisasi dari label bilangan ra ndom, sedang teknik non random sampling tidak memberi kesempatan seluruh individu menjadi anggota sampel, cara ini dapat ditempuh dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasar ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket Data variabel bebas berupa minat belajar dan motivasi belajar diambil menggunakan sistem angket yang juga biasa disebut kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002) Alasan peneliti menggunakan angket adalah: a.
Angket penggunaannya sistem atis dari sederhana
b.
Menghemat waktu, biaya dan dana 53
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
c.
digilib.uns.ac.id
Data diperoleh secara obyektif dari responden
Ada berbagai jenis angket yang dibedakan berdasar cara menjawab, bentuk jawaban yang diberikan dan bentuk angket. Dari kriteria tesebut maka angket yang digunakan adalah menggunakan angket terbuka dengan chek list dan tiap alternatif jawaban menggunakan skala Likert. Jawaban setiap pertanyaan disusun dalam gradasi dari positif (favorable) sampai negatif (Unfavorable), berupa katakata Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS), masing-masing diberi skor satu sampai empat (1 - 4). Setiap alternatif jawaban mempunyai bobot atau skor yang berbeda-beda. Pemberian skor untuk tiap-tiap alternatif jawaban disesuaikan dengan kriteria item. Untuk pertanyaan yang favorable maka penghitungan skor atau nilainya adalah: 1. Sangat Setuju (SS)
: nilai 4
2. Setuju (S)
: nilai 3
3. Tidak Setuju (TS)
: nilai 2
4. Sangat Tidak Setuju (STS)
: nilai 1
Sedang pertanyaan yang unfavorable perhitungan skor atau nilainya adalah : 1. Sangat Setuju (SS)
: nilai 1
2. Setuju (S)
: nilai 2
3. Tidak Setuju (TS)
: nilai 3
4. Sangat Tidak Setuju (STS)
: nilai 4
2. Dokumentasi
54
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Arikunto (2003) menjelaskan bahwa metoda dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat legger, agenda dan sebagainya. Peneliti menggunakan metoda dokumentasi untuk mendapatkan data variabel terikat mengenai hasil prestasi belajar berupa indek prestasi komulatif ujian akhir semester. E. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat satu variabel terikat yaitu prestasi belajar dan dua variabel bebas minat menjadi perawat dan motivasi belajar keperawatan. 1. Variabel prestasi belajar (Y) 2. Variabel minat menjadi perawat (X 1) 3. Variabel motivasi belajar keperawatan (X 2) F. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional NO
VARIABEL
1
Minat menjadi Perawat adalah ketertarikan seseorang untuk memilih profesi perawat yang dianggap sesuai dengan keinginannya.
2
Indikator
a. Profesi Perawat b. Harapan / citacita c. M engabdi kepada kemanusiaan dan rasa jiwa sosial d. Pengalaman pribadi Motivasi penggerak dan pendorong a. Perhatian tingkah laku manusia baik dari b. Relevan dalam maupun dari luar untuk c. Kepercayaan diri melakukan aktifitas agar mencapai d. Kepuasan tujuan tertentu
55
commit to user
SKALA PENGUKURAN Alat Ukur: Angket Skala: Interval
Alat Ukur: Angket Skala: Interval
perpustakaan.uns.ac.id
3
digilib.uns.ac.id
Prestasi belajar adalah hasil yang tela h dicapai seseorang yang telah mengerjakan serangkaian proses belajar mengajar atau penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang umumnya diwujudkan dalam bentuk nilai test
Indek Prestasi Ujian Akhir Program
Alat ukur : dokumentasi Skala: Interval
G. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Validitas Butir Validitas adalah suatu ukuran yang mewujudkan ke validan / kesakhihan suatu instrumen (Arikunto, 2003). Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengukur data variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran tentang variabel yang
dimaksud, sesuai dengan cara pengujiannya ada dua macam yaitu :
validitas
internal dan validitas eksternal. Dalam penelitian ini uji validitas yaitu validitas internal. Validitas internal adalah validitas yang dicapai
apabila terdapat
kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan (Arikunto, 2003). Dengan kata lain sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas internal apabila
setiap bagian instrumen mendukung misi instrumen secara
keseluruhan yaitu mengungkapkan data dari variabel yang dimaksud. Sebelum 56
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
instrumen digunakan sebagai alat pengumpulan data maka uji coba dilakukan terlebih dahulu kepada 15 responden yang diambil secara acak. Uji validitas internal yang dilakukan yaitu analisis butir yaitu mengkorelasikan skor-skor yang ada pada butir dengan skor total. Sedangkan rumus yang digunakan dalam mengukur validitas instrumen ini adalah rumus Product moment dari Pearson. N
rxy N
XY
X2
X X
2
N
Y Y2
Y
2
Keterangan : r
xy
= Koefisien korelasi suatu butir
N
= Cacah objek
X
= Skor Butir
Y
= Skor total Untuk menilai valid tidaknya instrumen, dilakukan dengan mengkonsultasikan
hasil kerjanya denga n r tabel product moment. Jika diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel berarti r tersebut valid.
Sebaliknya apabila r hitung lebih kecil
daripada r tabel maka instrument dikatakan tidak valid dan tidak layak digunakan untuk pengambilan data. Adapun langkah untuk menguji validitas setiap butir adalah sebagai berikut : a.
M embuat tabel analisis butir untuk variabel X dan Y
b.
M engkorelasikan jumlah skor masing-masing butir dengan skor total
c.
Hasil yang diperoleh masing-masing perhitungan tersebut dikonsultasikan dengan Product Moment. 57
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat dipergunakan sebagai alat
pengumpulan data karena
instrumen sudah baik (Arikunto, 2003). Instrumen yang sudah dapat dipercaya (reliabel) akan menghasilkan data ya ng dapat dipercaya juga. Reliabel menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu. Pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpa, karena instrumen dalam penelitian ini berbentuk kuesioner yang skornya merupakan rentangan antara 1 – 4 dan uji validitas menggunakan item total. Seperti yang dikemukakan Arikunto, (2003) bahwa untuk mencari reliabilitas instrumen ya ng skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian maka menggunakan rumus Alpa sebagai berikut :
k k 1
1
S j2 Sx
2
Keterangan : = Koefisien reliabilitas instrument k
= Banyaknya item soal S j 2 = Jumlah Varian Butir
S x2
= Varian Soal
Instrumen dikatakan reliabel jika koefisien Alpha > 60% (Anwar, 2002). 2. Teknik Analisis Data a.
Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas 58
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mem punyai distribusi normal ataukah tidak. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak digunaka n uji Kolmogorov-Smirnov Test. Kritera pengujian apabila nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal. 2) Uji Linearitas Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat berbentuk linier atau tidak. Untuk keperluan uji linieritas ini digunakan uji statistik F yang rumusnya sebagai berikut: F=
RK reg RK res
Keterangan : F
= koefisien regresi
RKreg = rerata kuadrat garis regresi RKres = rerata kuadrat residu (Sugiyono, 2007) Kriteria pengujian linieritas adalah jika nilai F hasil perhitungan lebih kecil dari nilai F tabel dengan taraf signifikansi 5%, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat berbentuk linier. 3) Uji Multikolunearitas Pengujian multikolinieritas adalah untuk melihat apakah terdapat lebih dari satu hubungan linier antara variabel independen yang dijelaskan dari
59
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
model regresi. Untuk mengetahui gejala tersebut, pada program SPSS ditentukan denga n menggunakan dua cara. a) Jika nilai dari Variance Inflation Factor (VIF) pada Colinieritas Statistic berada di sektor 1; b) Jika nilai Tolerance pada Colinieritas Statistic mendekati nilai 1 (Santoso, 2003). 4) Uji Heterokedastisitas Untuk
menguji apakah
dalam
sebuah
model regresi,
terjadi
ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dapat juga dikataka n bahwa suatu asumsi klasik dari model regresi linear klasik adalah gangguan. Uji semuanya mempunyai varians yang sama. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka terdapat masalah heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan pengujian menurut Glejser. Kriteria pengujiannya dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel. Hasil pendeteksian tidak menunjukkan adanya heterokedastisitas apabila nilai t hitung dari masing-masing variabel independen < t tabel. 5) Uji Autokorelasi Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada hasil perhitungan dari model regresi linear berganda digunakan uji Durbin Watson (DW). Dari hasil perhitungan model regresi linear berganda antara variabel independen dengan variabel dependen diperoleh nilai D-W hitung. Dengan 60
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kritik pengujian dua sisi dan tingkat signifikansi 0,05 digunakan ketentuan d U < DW hitung < 4-d U. b.
Uji Hipotesis
1)
Analisis Regresi Berganda
Persamaan rumusnya yang dirumuskan adala h. Y=
0
+
1X 1
+
2X2
+ e (Ghozali, 2004)
Keterangan Y = X1 = X2 = = 0 n = e = 2)
Prestasi belajar Minat belajar Motivasi belajar Konstanta Koefisien Regreasi variabel pengga nggu
Uji F Analisis F-test dimaksudkan untuk menguji apakah secara bersama-sama
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Rumus yang dimaksud adalah sebagai berikut :
F
SSR / k (Sugiyono, 2007) SSE (n 1 k)
Keterangan SSR SSE k
= = =
Sum of Square Regresion Sum of Square Residual Banyaknya prediktor, yaitu X1, X 2.
a) Menentukan Hipotesis 1
2
= 0, artinya tidak ada pengaruh positif secara bersama-
sama variabel X1, X2. terhadap variabel Y
61
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ha :
1
-sama
2
variabel X 1, X2. terhadap variabel Y b) Level of Significance ( Derajat kebebasan dk = n-1-k F tabel = ( ; k; n-1-k) c) Kriteria Pengujian Gambar 3.1 Kurva Analisis F test
iterima Ho
Ditolak Ho F ( ; k ; n – 1 – k)
Ho diterima bila : F hitung
F tabel
Ho ditolak bila : F hitung > F tabel d) Nilai F
F
hitung
SSR / k (Sugiyono, 2007) SSE n 1 k
e) Keputusan Dengan membandingkan antara F hitung dan F tabel , maka akan dapat menentukan apakah Ho diterima atau ditolak. Apabila Ho diterima maka tidak ada pengaruh positif secara bersama-sama variabel X 1, X 2. terhadap variabel Y. Apabila Ho ditolak maka ada pengaruh positif secara bersama-sama variabel X1, X2. terhadap variabel Y 3)
Uji t-test 62
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisis t-test digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen (Y) secara parsial. Berdasarkan analisis tersebut akan diketahui signifikan tindakan pengaruh variabel X1 terhadap Y, X2 terhadap Y. Proses pengujian partial regression coeficient dilakukan dengan la ngkah-la ngkah sebagai berikut: a) Hipotesis Ho :
= 0, artinya tidak ada pengaruh positif antara variabel independen
(X) secara parsial terhadap variabel
dependen (Y). Ho :
0, artinya
ada
independen
pengaruh
positif
antara
(X) secara parsial terhadap variabel
dependen (Y) b) Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05 c)
Nilai kritis t
/2; db;k; n-1-k
d) Kriteria Pengujian Gambar 3.2 Kurva Analisis T test
Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho
-t e)
variabel
Daerah Penolakan Ho
-t (
( / 2; n– 1 –
Perhitungan uji t
63
commit to user
/ 2; n –1 –
perpustakaan.uns.ac.id
t
digilib.uns.ac.id
b Sb f)
Keputusan Pengujian Apabila Ho diterima maka tidak ada pengaruh positif antara variabel independen
(X) secara parsia l terhadap variabel
dependen (Y) Apabila Ho ditolak maka ada pengaruh positif antara variabel independen (X) secara parsial terhadap variabel dependen (Y).
4)
Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efe ktif Untuk mencari besarnya sumbangan relatif m asing-masing variabel bebas (prediktor) terhadap variabel terikat (kriterium) menggunakan rumus sebagai berikut : a) Prediktor X1 SR% X1 =
a 1 x1 y x100% a1 x 1 y a 2 x 2 y
b) Prediktor X2 SR% X2 =
a 2 x2 y x100% a1 x 1 y a 2 x 2 y
Keterangan : SR%X 1
= sumbangan relatif X1
SR%X 2
= sumbangan relatif X2 64
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a1
= koefisien prediktor X1
a2
= koefisien prediktor X2
x1 y
= jumlah produk antara x1 dan y
x2 y
= jumlah produk antara x2 dan y
(Sugiyono, 2007: 26) Adapun untuk mencari besarnya sumbangan efektif masing-masing variabel
bebas
(prediktor)
terhadap
menggunakan rumus sebagai berikut: a) Prediktor X1 SE%X 1 = SR%X1 x R² b) Prediktor X2 SE%X 2 = SR%X2 x R² Keterangan : SE%X1 = sumbangan efektif X 1 SE%X2 = sumbangan efektif X2 SR%X1 = sumbangan relatif X 1 SR%X2 = sumbangan relatif X 2 R²
= koefisien korelasi determinasi
(Sugiyono, 2007)
65
commit to user
variabel
terikat
(kriterium)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu dua variabel bebas terdiri dari variabel minat menjadi perawat (X 1) dan motivasi belajar (X2) serta variabel terikat berupa prestasi belajar (Y). Angket yang digunakan sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan try out terhadap 30 mahasiswa. Tujuan try out adalah untuk mengetahui adanya item-item yang tidak memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa semua item (27 item) dalam angket untuk variabel minat menjadi perawat adalah valid ( > r tabel 0.3739) dan reliabel (nilai Cronbach alpha 0,932 > r tabel 0.3739). Untuk variable motivasi belajar menunjukkan bahwa semua item (20 item) dalam angket adalah valid ( > r tabel 0,4329) dan reliabel (nilai Cronbach alpha 0,934 > r table 0.3739). Data dari hasil penelitian disajikan dalam bentuk deskripsi data dari semua variabel, meliputi: 1. M inat Menjadi Perawat (X1) Minat menjadi perawat adalah sesuatu yang
dianggapnya
ketertarikan seseorang
sesuai
untuk
memilih
dengan keinginannya. Indikator minat
menjadi perawat ini adalah profesi keperawatan, harapan/cita-cita, pengabdian rasa kemanusiaan, pengalaman pribadi, Berdasarkan tabel 4.1 menunjukka n bahwa dari jawaban responden sebanyak 90 orang diketahui skor minimal 72 dan
66
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
skor maksimal 105. Dari data ini diperoleh nilai rata-rata sebesar 86,76 dan standar deviasi 6,656. Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Variabel Minat Menjadi Perawat
N
Minat Menjadi Perawat 90 0 86.76 86.00 81 6.656 72 105 7808
Valid Missing
Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum
Berdasar tabel distribusi frekuensi dari variabel minat menjadi perawat (X 1) dengan grafik batang adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Minat Menjadi Perawat Minat Menjadi
Interval
Frekuensi
Persentase
Rendah
72 – 83
34
37,78%
Sedang
84 – 95
46
51,11%
Tinggi
96 – 105
10
11,11%
90
100.00%
Perawat
Jumlah
Gambar 4.1 Grafik Batang Frekuensi Minat Menjadi Perawat
60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00%
Rendah
Sedang
67
commit to user
Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Motivasi Belajar Keperawatan (X 2) Motivasi adalah penggerak dan pendorong tingkah laku manusia baik dari dalam
maupun
dari
luar
untuk melakukan aktifitas agar mencapai
tujuan tertentu. Indikator motivasi belajar keperawatan adalah perhatian, relevan, kepercayaan diri, dan kepuasan. Berdasarkan tabel 4.3 menunjukka n bahwa skor minimal motivasi belajar keperawatan adalah 52 dan skor maksimal 80. Dari data ini diperoleh nilai rata-rata sebesar 65,09 dan standar deviasi 6,283. Tabel 4.3 Deskriptif Statistik Variabel Motivasi Belajar
N
Motivasi Belajar 90 0 65.09 64.00 60 6.283 52 80 5858
Valid Missing
Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum
Berdasar tabel distribusi frekuensi dari variabel motivasi belajar keperawatan (X 2) dengan grafik batang adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Keperawatan Minat Menjadi
Interval
Frekuensi
Persentase
Rendah
52 – 61
26
28,89%
Sedang
62 – 71
47
52,22%
Tinggi
72 – 80
17
18,89%
90
100.00%
Perawat
Jumlah
68
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.2 Grafik Batang Motivasi Belajar Keperawatan
60, 00%
50, 00%
40, 00%
30, 00%
20, 00%
10, 00%
0, 00%
Rendah
Sedang
Tinggi
3. Prestasi Belajar (Y) Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang yang telah mengerjakan serangkaian proses belajar mengajar atau
penguasaan pengetahuan dan
keterampilan yang umumnya diwujudkan dalam bentuk nilai test. Pengukuran prestasi belajar dengan menggunakan Indek Prestasi Ujian Akhir Program. Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa nila i minimal prestasi belajar dalam indeks prestasi mahasiswa adalah 2,74 dan nilai maksimal 3,73. Dari data ini diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,06 dan standar deviasi 0,289.
Tabel 4.5 Deskriptif Statistik Variabel Prestasi Belajar
N
Valid Missing
Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum
69
commit to user
Prestasi Belajar 90 0 3.0636 3.0650 2.89(a) .28924 2.74 3.73 275.72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasar tabel distribusi frekuensi dari variabel prestasi belajar (Y) denga n grafik batang adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Nilai
Nilai
Absolut
Nilai M utu
Lambang
Prestasi
79 – 100
3,51 - 4,00
A
Sangat Baik (A)
9
10,00%
68 – 78
2,75 – 3,50
B
Baik (B)
69
76,67%
56 – 67
2,00 - 2,74
C
Cukup ( C )
12
13,33%
41 – 55
1,00 - 1,99
D
Kurang (D)
0
0,00%
0 – 40
0,00 - 0,99
E
Kurang Sekali (E)
0
0,00%
90
100,00%
Jumlah
Frekuensi Persentase
Gambar 4.3 Grafik Batang Prestasi Belajar
80 ,00% 70 ,00% 60 ,00% 50 ,00% 40 ,00% 30 ,00% 20 ,00% 10 ,00% 0,0 0% Sangat Baik (A)
Baik (B)
C uk up ( C )
70
commit to user
Kuran g (D)
Kuran g Sekali (E)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel terdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas yang dibantu program SPSS dapat dilihat dengan nilai p pada uji Kolmogorof Smirnov, maka interpretasinya adalah apabila nila i p > 0,05 maka data berdistribusi normal dan apabila p < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Hasilnya adalah sebagai berikut : 1) Variabel Minat menjadi Perawat Berdasarkan tabel 4.7 dapat disimpulkan nilai signifikansi variabel minat menjadi perawat sebesar 0,254 sehingga nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal. Tabel 4.7 Hasil Uji Distribusi Normal Variabel Minat Menjadi Perawat
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Minat Menjadi Perawat 90 86.76 6.656 .107 .107 -.066 1.015 .254
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
2) Variabel Motivasi Belajar Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan nilai signifikansi variabel motivasi belajar sebesar 0,071 sehingga nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal. 71
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.8 Hasil Uji Distribusi Normal Variabel Motivasi Belajar Motivasi Belajar N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
90 65.09 6.283 .147 .147 -.088 1.396 .071
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
3) Variabel Prestasi Belajar. Berdasarkan tabel 4.9 dapat disimpulkan nilai signifikansi variabel prestasi belajar sebesar 0,981 sehingga nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal.
Tabel 4.9 Hasil Uji Distribusi Normal Variabel Prestasi Belajar
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
72
commit to user
Prestasi Belajar 90 3.0636 .28924 .049 .049 -.039 .467 .981
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Residual
Tabel 4.10 Hasil Uji Distribusi Normal Residual Unstandardized Residual N Normal Parameters(a,b)
Mean
90 .0000000
Std. Deviation
.25630257
Most Extreme Differences
Absolute
.060
Positive
.060
Negative
-.045
Kolmogorov-Smirnov Z
.572
Asymp. Sig. (2-tailed)
.899
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Berdasarkan tabel 4.10 dapat disimpulkan nilai signifikansi residual sebesar 0,899 sehingga nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal.
b. Uji linieritas Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat berbentuk linier atau tidak. Kriteria pengujian linieritas adalah jika nilai-nilai scatter berada di sekitar garis diagonal maka dikatakan linier.
73
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Minat menjadi Perawat (X1) dengan Prestasi Be la jar (Y) Gambar 4.4 Skatter Diagram X 1-Y
Hasil uji didapatkan nilai-nilai scatter berada di sekitar garis diagonal maka dikatakan linier. 2) Motivasi Be lajar (X2) dengan Prestasi Belajar (Y) Hasil uji didapatkan nilai-nilai scatter berada di sekitar garis diagonal maka dikatakan linier. Gambar 4.5 Skatter Diagram X 2-Y
74
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Uji Autokorelasi Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode waktu t dengan kesalahan pada periode waktu t-1. Penelitian ini, pengujian autokorelasi dilakukan dengan model atau uji Durbin Watson. Adapun hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi Model 1
R .463(a)
R Square .215
Adjusted R Square .197
Std. Error of the Estimate .25923
DurbinWatson 1.977
Berdasarkan hasil tabel di atas menunjukkan bahwa hasil uji Durbin Watson sebesar 1,977, nilai DW (Durbin W atson) dengan z=5%, untuk n= 90 dengan K=2 diperoleh dl = 1,61 dan du = 1,70. Dari hasil yang diperoleh tersebut bahwa nilai DW sebesar 1,977, maka nilai DW berada diantara 1,70 < DW < 2,3 sehingga data penelitian tidak mengalami gejala autokorelasi. 2.
Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian disini adalah menguji hubungan antar variabel. Berikut disajikan hasil pengujian hipotesis dalam tabel: a. Analisis Hubungan M inat Menjadi Perawat dengan Prestasi Belajar Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan positif antara m inat menjadi perawat dengan prestasi belajar. Analisis yang digunakan untuk menguji hubungan variabel bebas dan variabel terkait dengan uji statistik product moment. Berdasarkan hasil yang didapatkan dengan menggunakan
75
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengolahan SPSS versi 15 nilai r hitung adalah 0,420 dan nilai p hitung adalah 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara minat menjadi perawat dengan prestasi belajar. Dimana semakin positif minat menjadi perawat maka prestasi belajar akan terus meningkat. Berikut ini disajikan tabel hubungan minat menjadi perawat dengan prestasi belajar. Tabel 4.12 Hubungan Minat Menjadi Perawat dengan Prestasi Belajar. Variabel
Nilai r
p-value
interpretasi
M inat Menjadi
0,420
0,000
Signifikan
Perawat Minat adalah ketertarikan seseorang terhadap obyek tertentu sehingga ada kecenderungan jiwa terhadap keinginan, seperti halnya seorang yang berminat masuk pendidikan keperawatan. Beberapa faktor yang dapat membangkitkan minat seseorang antara lain : membangkitka n adanya suatu kebutuhan, menghubungkan dengan persoalan penga laman yang lampau, m emberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik dan menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. M inat akan mendorong seseorang untuk melakukan aktifitas sesuai dengan kebutuhannya, misal seorang mahasiswa akan tergerak untuk aktif belajar sehingga dapat memperoleh hasil atau prestasi seperti yang diharapkan. M inat yang tinggi terhadap pilihan jurusan pendidikan maka akan timbul semangat yang tinggi untuk memfasilitasi dalam rangka meraih prestasi, sebaliknya minat yang rendah akan menimbulkan ketidak tertarikan dalam belajarnya sehingga tidak ada upaya untuk meraih prestasi.
76
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Analisis Hubungan M otivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Hipotesis yang diajuka n adala h terdapat hubungan positif antara motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar. Analisis yang digunakan untuk menguji hubungan variabel bebas dan variabel terkait dengan uji statistik product moment. Berdasarkan hasil yang didapatkan dengan menggunakan pengolahan SPSS versi 15 nilai r hitung adalah 0,407 dan nilai p hitung adalah 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar. Dimana semakin positif motivasi belajar maka prestasi belajar akan terus meningkat. Berikut ini disajikan tabel hubungan motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar. Tabel 4.13 Hubungan Motivasi belajar dengan Prestasi Belajar. Variabel
Nilai r
p-value
interpretasi
Motivasi belajar
0,407
0,000
Signifikan
Seperti halnya m inat, motivasi belajar seseorang yang tinggi merupakan motor penggerak untuk melakukan aktifitas belajar dan selalu berusaha untuk mencapai hasil seperti apa yang diinginkan atau cita-citakan. Misal seorang mahasiswa dengan motivasi yang tinggi untuk menjadi perawat maka akan termotivasi untuk belajar sehingga akan memperoleh hasil belajar atau prestasi belajar yang baik. M engingat keterikatan yang cukup kuat antara motivasi belajar denga n prestasi belajar, timbul dugaan bahwa penyebab prestasi belajar yang rendah dikalangan mahasiswa adalah kurangnya motivasi dalam menjalankan kegiatan belajarnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan ole h
77
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Agnes M aria (2005) menunjukkan bahwa setelah mengendalikan faktor intelegensi dan motivasi intrinsik diperoleh hasil ada pengaruh yang signifikan dari keempat komponen motivasi belajar ekstrinsik terhadap prestasi belajar dengan R 2 sebesar 26.5%. c. Analisis Regresi Berganda Metode Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Setelah dihitung dengan menggunakan komputer program SPSS 15, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.14 Hasil Analisis Koefisien Regresi Berganda Variabel Independen
Koefisien Regresi
thitung
Signifikansi
Keputusan
X1
0,012
2,328
0,022
Signifikan
X2
0,011
2,056
0,043
Signifikan
Konstanta : 1,296 R = 0,463 R2 = 0,215
F hitung = 11,900 Sig = 0,000
Berdasarkan tabel 4.14, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 1,296+0,012X 1+0,011X2 + e Interpretasi. 1) Konstanta (a) : 1,296 berarti apabila tidak ada variabel independen ( minat menjadi perawat dan motivasi belajar keperawatan ), maka nilai prestasi belajar mahasiswa sebesar 1,296. 2) b 1 = 0,012 : berarti apabila variabel m inat menjadi perawat meningkat 1 point sedangkan variabel motivasi belajar keperawatan
78
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tetap, maka variabel m inat menjadi perawat mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar sebesar 0,012. 3) b 2 = 0,011 : berarti apabila variabel motivasi belajar keperawatan meningkat 1 point sedangkan variabel minat menjadi perawat tetap, maka variabel motivasi belajar keperawatan mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar sebesar 0,011. Dari hasil di atas menunjukkan bahwa pengaruh positif variabel minat menjadi perawat lebih besar daripada variabel motivasi belajar keperawatan sehingga dapat dikatakan variabel minat menjadi perawat lebih dominan dari pada variabel motiva si belajar keperawatan. d. Uji F Digunakan untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen jika digunakan bersama-sama atau serentak. Dalam hal ini adalah untuk menguji apakah variabel minat menjadi perawat dan motivasi belajar keperawatan terhadap prestasi belajar apabila digunakan bersama-sama atau serentak. Dari uji F dengan menggunakan komputer program SPSS 15 diperoleh F hitung sebesar 11,900 dengan angka signifikan 0,000, sehingga nilai F hitung (11,900) > F tabel (3,09) maka H0 ditolak dan menerima H1 yaitu ada pengaruh yang signifikan antara minat menjadi perawat dan motivasi belajar keperawatan terhadap prestasi belajar.
79
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Uji t-test Uji t digunakan untuk menguji signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Dalam hal ini adalah untuk melihat dari variabel minat menjadi perawat dan motivasi belajar keperawatan terhadap prestasi belajar. Dari uji t menggunakan SPSS 15 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.15 Rangkuman Hasil Perhitungan uji t Harga t Variabel X1 ~ Y
;dk 0,05;89
N 90
X2 ~ Y
Ket
thitung
ttabel
2,328 2,056
1,99
Signifikan
1,99
Signifikan
Dari rangkuman hasil perhitungan pada tabel 4.15 di atas, diperoleh hasil t hitung variabel minat menjadi perawat terhadap prestasi belajar sebesar 2,328. Nilai thitung (2,328) > ttabel (1,99), maka kesimpulannya adalah menolak H0 dan menerima H1 yaitu ada pengaruh yang signifikan antara minat menjadi perawat terhadap prestasi belajar. Uji t untuk variabel motivasi belajar keperawatan terhadap prestasi belajar diperoleh sebesar 2,056. Nilai t hitung (2,056) > ttabel (1,99), maka kesimpulannya adalah menolak H0 dan menerima H1 yaitu ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar keperawatan terhadap prestasi belajar. f. Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE) Sumbangan
relatif
maupun
sumbangan
efektif
digunakan
untuk
mengetahui kontribusi masing-masing variabel independen (X 1 dan X2)
80
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhadap variabel dependen (Y). Hasil perhitungan sumbangan relatif dan atau sumbangan efektif dapat dilihat dari hasil sebagai berikut : Tabel 4.16 Rangkuman Hasil Perhitungan SR, SE dan R2 SR
SE
R2
M inat menjadi perawat (X 1)
55,79%
11,995%
0,215
Motivasi belajar keperawatan
44,21%
9,505%
0,215
Variabel
(X2) Berdasarkan tabel 4.16 diatas bahwa sumbangan relatif variabel minat menjadi perawat terhadap prestasi belajar adalah sebesar 55,79%, sedangkan variabel motivasi belajar keperawatan adalah sebesar 44,21%. Berdasarkan hasil tersebut bahwa variabel minat menjadi perawat lebih mampu mempengaruhi terhadap prestasi belajar. Koefisien determinasi sebesar R 2 = 21,5%, ini menunjukkan bahwa 11,995% variasi yang terjadi pada prestasi belajar dapat dijelaskan oleh minat menjadi perawat melalui regresi Y = 1,479 + 0,018 X 1 dan 9,505% variasi yang terjadi pada prestasi belajar dapat dijelaskan oleh motivasi belajar melalui regresi Y = 1,843 + 0,019 X 2.
g. Koefisien Determinasi (R 2) Koefisien determinasi sebesar R 2 = 21,5 %, ini menunjukkan bahwa 21,5 % variasi yang terjadi pada prestasi belajar dapat dijelaskan oleh m inat menjadi perawat
dan
motivasi
belajar
keperawatan
melalui
regresi Y =
1,296 + 0,012 X1 + 0,011 X2. B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat lakukan pembahasan sebagai berikut :
81
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
1.
digilib.uns.ac.id
Hubungan minat menjadi perawat dengan Prestasi Belajar Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel minat menjadi perawat
berpengaruh dengan prestasi belajar. Hal ini dapat diketahui dari hasil uji t bahwa nilai thitung (2,328) > ttabel (1,99), sehingga hipotesis penelitian dapat dibuktikan. Minat adalah ketertarikan seseorang terhadap obyek tertentu sehingga ada kecenderungan jiwa terhadap keinginan, seperti halnya seorang yang berminat masuk pendidikan keperawatan. Beberapa faktor yang dapat membangkitkan minat seseorang antara lain : membangkitkan adanya suatu kebutuhan, menghubungkan
dengan
persoalan
pengalaman
yang
lampau,
memberi
kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik dan me ngguna kan berbagai macam bentuk mengajar. M inat akan mendorong seseorang untuk melakukan aktifitas sesuai dengan kebutuhannya, misal seorang mahasiswa akan tergerak untuk aktif belajar sehingga dapat memperoleh hasil atau prestasi seperti yang diharapkan. M inat yang tinggi terhadap pilihan jurusan pendidikan maka akan timbul semangat yang tinggi untuk memfasilitasi dalam rangka m eraih prestasi, sebaliknya minat yang rendah akan menimbulkan ketidak tertarikan dalam belajarnya sehingga tidak ada upaya untuk meraih prestasi. Menurut Tanner dan Tanner (Slameto, 2010), minat dapat dibentuk dengan jalan memberikan informasi-informasi mengenai subyek yang menjadi pilihannya. Misalnya tentang minat belajar di pendidikan keperawatan maka informasi yang diberikan meliputi apa itu perawat, peran dan fungsi perawat, bagaimana prosedur untuk menjadi perawat, prasarat apa yang harus dimiliki dan sebagainya. Dapat pula untuk rnembangkitkan minat dengan cara memberikan insentif.
82
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Hubungan motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar Hasil penelitian
ini menunjukkan
bahwa
variabel motivasi
belajar
keperawatan berpengaruh dengan prestasi belajar. Hal ini dapat diketahui dari hasil uji t bahwa nilai t hitung (2,056) > ttabel (1,99), sehingga hipotesis penelitian dapat dibuktikan. Seperti halnya minat, motivasi belajar seseorang yang tinggi merupakan motor penggerak untuk melakukan aktifitas belajar dan selalu berusaha untuk mencapai hasil seperti apa yang diinginkan atau cita-cita kan. Misal seorang mahasiswa dengan motivasi yang tinggi untuk menjadi perawat maka akan termotivasi untuk belajar sehingga akan memperoleh hasil belajar atau prestasi belajar yang baik. Mengingat keterikatan yang cukup kuat antara motivasi belajar dengan prestasi belajar, timbul dugaan bahwa penyebab prestasi belajar yang
rendah
dikalangan
mahasiswa
adalah
kurangnya
motivasi
dalam
menjalankan kegiatan belajarnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Agnes Maria (2005) menunjukkan bahwa setelah menge ndalikan faktor intelegensi dan motivasi intrinsik diperoleh hasil ada pengaruh yang signifikan dari keempat komponen motivasi belajar ekstrinsik terhadap prestasi belajar dengan R 2 sebesar 26.5%.
3.
Hubungan minat menjadi perawat dan motivasi belajar dengan prestasi
belajar Terdapat hubungan m inat dan motivasi dengan prestasi belajar. Hasil ini berdasarkan hasil uji F sebesar 11,900 dengan angka signifikan 0,000, sehingga hipotesis penelitian yang berbunyi “Ada hubungan positif secara bersama antara
83
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
minat menjadi perawat dan motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar” dapat dibuktikan. Minat dan motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar sehingga seseorang merasa senang dan terpanggil untuk
meningkatkan mutu pembelajaran, karena faktor-faktor tersebut lebih
berpengaruh untuk mewujudkan aktivitas untuk mencapai suatu tujuan terutama dalam meraih prestasi belajar secara optimal. Sebuah hasil penelitian faktor-faktor penentu tinggi rendahnya prestasi bela jar yang dilakukan oleh Herpratiwi (2006) dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa aspek motivasi belajar terhadap pelajaran sebesar 27,86% dan aspek minat dilihat dari komponen perhatian dari siswa 24,15%, bila dibanding dengan aspek-aspek yang lain seperti ketertarikan dengan materi pelajaran, keyakina n dan percaya diri siswa. Minat dan motivasi yang tinggi akan semakin menguatkan atau meneguhkan seseorang atau individu untuk melakukan atau berbuat dalam mencapai apa yang diinginkan, sehingga seorang mahasiswa dengan minat dan motivasi yang tinggi akan jauh lebih semangat untuk selalu berusaha atau belajar sehingga diperoleh hasil atau prestasi belajar yang tinggi pula. Sebaliknya seseorang yang tidak ada minat maka akan menurunka n semangat sehingga tidak ada dorongan atau motivasi untuk berusaha kearah pencapaian suatu hasil yang baik. Seperti pendapat Sardiman (2006) bahwa proses belajar itu akan berjalan la ncar kalau disertai dengan minat. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa minat akan mempengaruhi motivasi belajar, semakin tinggi motivasi aka n semakin baik hasil atau prestasi belajarnya, begitu juga sebaliknya semakin rendah m inat maka motivasi akan menurun sehingga mempengaruhi hasil atau
84
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
prestasi belajar yang rendah pula. Selain kedua faktor minat (X1) dan motivasi (X2) tersebut di atas prestasi belajar dapat juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti kecerdasan, bakat, konsentrasi, kemampuan kognitif, reaksi, organisasi dan ulangan, sosial, ekonomi dan lingkungan proses belajar mengajar. Dari berbagai faktor tersebut diatas peneliti hanya mengambil atau meneliti minat dan motivasi saja sedang faktor yang lain tidak diteliti.
C. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti telah berusaha seoptimal mungkin, namun demikian masih ada beberapa kelemahan dan keterbatasan
dalam melakukan
penelitian, yaitu Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini adalah kuesioner/angket, dimana setiap sampel/responden tidak dilakukan uji kejujuran, sehingga dalam mengisi kuesioner/angket belum tentu sesuai dengan kenyataan pada dirinya.
85
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada hubungan positif yang signifikan antara minat menjadi perawat dengan prestasi belajar, makin besar minat menjadi perawat semakin tinggi prestasi belajar yang diperoleh. 2. Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar, semakin besar motivasi belajar semakin tinggi prestasi belajar yang diperoleh. 3. Ada hubungan positif yang signifikan secara bersama antara minat menjadi perawat dan motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar, semakin besar minat menjadi perawat dan motivasi belajar semakin tinggi prestasi yang akan diperoleh.
B. Implikasi 1. Implikasi Teoritis Berdasarkan kesimpulan di atas mengenai hubungan minat menjadi perawat dan motivasi belajar keperawatan dengan prestasi belajar yang membuktikan bahwa semakin tinggi minat dan motivasi belajar keperawatan maka semakin baik pula prestasi yang didapat mahasiswa. M inat akan menambah kegembiraan pada setiap kegiatan belajar yang ditekuni mahasiswa. Apabila individu berminat maka pengalaman mereka a kan lebih menyenangkan dan 86
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kegiatan belajar akan dilakukan optimal. Oleh karena itu mahasiswa diharapkan terus menumbuhkan dan me ngembangkan minat dan motivasi belajar yang lebih baik sehingga akan memperoleh prestasi yang maksimal. 2. Implikasi Praktis Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas maka hasil penelitian ini bisa dijadikan
pertimbangan
bagi pengelola
akademik
untuk
perbaikan
dan
peningkatan mutu bagi mahasiswa dan dosen dalam belajar keperawatan. Mahasiswa yang berminat dan bermotivasi tinggi perlu diimbangi dengan kemampuan dosen sebagai fa silitator dan motivator untuk meningkatkan prestasi yang lebih baik. C. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran yang diharapkan dapat manfaat bagi institusi pendidikan maupun mahasiswa Akper RSPAD Gatot Soebroto.
Adapun saran-saran yang dapat diberikan sebagai
berikut : 1. Bagi institusi pendidikan a. Perlu diketahui tingkatan m inat dan motivasi para peserta didik pada awal proses belajar mengajar sebagai data dasar dalam memberikan pembinaan. b. Penyelenggaraan proses belajar mengajar yang didukung oleh sarana dan prasarana serta SDM yang memadai sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar bagi mahasiswa. c. Diupayakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga meningkatkan minat dan motivasi bela jar mahasiswa. 87
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Oleh karena rata-rata mahasiswa memiliki minat dan motivasi yang sedang, untuk mencapai hasil prestasi yang optimal perlu memperbaiki dan meningkatkan kualita s proses belajar mengajar. 2. Bagi mahasiswa a. Mahasiswa hendaknya dapat mengikuti kegiatan proses belajar mengajar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dari institusi pendidikan. b. Adanya penghargaan bagi mahasiswa yang berprestasi dan sanksi bagi yang melanggar sehingga memacu minat dan motivasi mahasiswa dalam belajarnya. c. Terfasilitasinya kebutuhan belajar mahasiswa sehingga meningkatkan semangat dan gairah belajar maha siswa. d. Perlu dipertahankan minat dan motivasi ya ng telah dim iliki sehingga prestasi belajar akan bisa dipertahankan atau lebih dioptimalkan. 3. Bagi Sumber Daya Manusia a. Semakin banyak sumber daya manusia yang mampu meningkatkan m inat untuk menjadi perawat maka a kan diperoleh prestasi belajar yang tinggi. b. Semakin banyak sumber daya manusia yang mampu meningkatka n motivasi belajar maka akan diperoleh prestasi yang lebih tinggi.
88
commit to user