JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
SURYA MEDIKA
Volume 9. No. 1 Januari 2013
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA DI DESA POHRUBOH CONDONG-CATUR DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA Oleh : Asri Priyani Muryatiningsih ABSTRACT Background: Self-actualization is influenced by several things, such as self-confidence. According to Lauster (2000) self-confidence is a belief in the ability of self so that, someone is not easily influenced by others. Objective: To determine the relationship between self-esteem with self-actualization in adolescents in the Pohruboh Village Condong-Catur Depok Sleman, Yogyakarta. Method: This study used quantitative descriptive method with cross sectional approach. Analysis of data with SPSS for AMOS using Spearman rho correlation test (). Result: Study Model in a condition goodness of fit with CFI value (1,000)> 0.90, so that the model does not need to be modified models. From the test results of several variables is found that the effect of self-actualization with value of p (0,001<0,05) with a change contribution is 35.6%. There is relationship Appreciation interest with self-actualization with the value of p (0.001 <0.05) with change contributed 88.6%. There is a relationship with the Autonomous Focus Self-actualization with the value of p (0.001 <0.05) with change contributed 83.5%. There is a relationship with the spontaneity of self-actualization observation with a value of p (0.001 <0.05), a contribution of 93.5%. There is a relationship Humorous rejection with self-actualization with the value of p (0.001 <0.05) contributions made 81.1%. There is a self-Optimistic relationship with Confidence with p (0.001 <0.05) contribution of 91%. There is a relationship Ambition contend with Confidence with P values (0.001 <0.05) with a contribution of 88.2%. There is a relationship Dare to be accepted with confidence with the value of p (0.001 <0.05) with a contribution of 82%. There is personal different relationship between self-actualization with the value of p (0.001 <0.05) with the contribution of changes is 89%. Conclusion: There is a relationship of self-actualization with confidence. There is a relationship with appreciation the interest of self-actualization. There is a relationship Autonomous Focus on self-actualization. There is a relationship of spontaneity observations with self-actualization. There is a humorous relationship with the denial of self-actualization. There is a relationship independent optimistic with confidence. There is a relationship ambition contend with confidence. There is a relationship accepted with confidence bold. There is a relationship between personal relationships difference to self-actualization. Keywords: self-confidence, self-actualization and adolescents.
STIKes Surya Global Yogyakarta
43
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
Volume 9. No. 1 Januari 2013
PENDAHULUAN Kemampuan seseorang untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang dimiliki atau aktualisasi diri merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Aktualisasi diri juga merupakan salah satu kebutuhan yang diharapkan dapat terpenuhi oleh setiap orang. Maslow (Koswara, 2001) menandai kebutuhan akan aktualisasi diri sebagai hasrat individu untuk menjadi orang sesuai dengan keinginan dan potensinya. Adanya keinginan untuk mengaktualisasikan diri merupakan wujud bahwa seseorang adalah pribadi yang keberadaannya diperhitungkan ketika berada di dalam lingkungan sosialnya, karena dengan aktualisasi diri yang tepat seseorang dapat menggunakan kontrol dalam kehidupan mereka, dan juga lebih mengembangkan respek diri, sehingga dengan demikian dapat lebih memahami akan keberadaan diri yang sebenarnya. Shauger (dalam Mahrita, 1997) menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah anggapan seseorang tentang kompetensi dan keterampilan yang dimiliki serta kesanggupan untuk menangani berbagai macam situasi. Selanjutnya Burns (dalam Iswi dharmanjaya dan Agung, 2005) mengatakan dengan kepercayaan diri yang cukup, seseorang individu akan dapat mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya dengan yakin dan mantap. Kepercayaan yang tinggi sangat berperan dalam memberikan sumbangan yang bermakna dalam proses kehidupan seseorang, karena apabila individu percaya dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka akan timbul motivasi pada diri individu untuk melakukan hal-hal dalam hidupnya. Terhambatnya pengaktualisasian diri remaja dapat dilihat dalam bentuk -
SURYA MEDIKA bentuk negatif yang biasa disebut dengan kenakalan remaja seperti keterlibatannya dalam kasus narkoba, perkelahian, aksi corat-coret, dan sebagainya. Kenakalan remaja tersebut muncul disertai dengan adanya krisis identitas yang terjadi pada masa remaja dalam upayanya mencapai aktualisasi diri (http://www.Suara merdeka. com). Ciri utama dari individu-individu yang mengaktualisasikan dirinya adalah mereka melihat hidup secara jernih, tidak bersikap emosional, obyektif, tegas, dan memiliki pengertian yang lebih jelas tentang yang benar dan salah (Goble, 1987). Dengan demikian para remaja yang melakukan perkelahian, aksi coratcoret, terlibat narkoba, adalah remaja yang tidak dapat mengaktualisasikan dirinya. Menurut Koswara (2001) aktualisasi diri tidak harus dilakukan dengan menghasilkan suatu karya-karya yang besar, akan tetapi semua orang dapat mengaktualisasikan diri dengan jalan membuat yang terbaik, atau bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan bidang masing-masing. Aktualisasi diri ternyata bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Banyak hambatan-hambatan yang terjadi ketika seseorang akan mengaktualisasikan diri. Hambatan yang pertama berasal dari dalam diri individu itu sendiri yang berupa ketidaktahuan, keraguan, dan bahkan juga rasa takut dari individu untuk mengungkapkan potensi-potensi yang dimilikinya sehingga potensi-potensi yang dimilikinya tetap laten. Hambatan yang kedua berasal dari masyarakat, apabila kondisi masyarakat menunjang, maka proses pengaktualisasian diri akan dapat dicapai (Koswara, 2001). Aktualisasi diri dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah kepercayaan diri. Menurut Lauster (2000) 44
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
Volume 9. No. 1 Januari 2013
kepercayaan diri adalah keyakinan akan kemampuan diri sendiri sehingga seseorang tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Pendapat Lauster ini memperkuat pendapat Redenbach (Raudhah, 1998) yang menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan kemampuan mental untuk mengurangi pengaruh negatif dari keragu-raguan. Menurut Suryanto (2008), kepercayaan diri merupakan aspek yang sangat penting bagi seseorang untuk dapat mengembangkan potensinya. Jika seseorang memiliki bekal kepercayaan diri yang baik, maka individu tersebut akan dapat mengembangkan potensinya dengan mantap. Menurut pendapat lain bahwa Aktualisasi diri dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti yang dikemukakan oleh Maslow (1984). Dalam pandangan Maslow (1984) semua manusia memiliki perjuangan dan kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan dirinya. Jika seseorang merasakan suatu perasaan penghargaan dari dalam atau penghargaan diri maka seseorang akan merasa yakin dan aman akan dirinya, akan merasa adekuat (serasi dan seimbang). Lebih lanjut Maslow mengungkapkan bahwa aktualisasi diri seseorang dipengaruhi oleh harga dirinya. Seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi akan dapat mengaktualisasikan dirinya. Schultz (1991) menyebutkan bahwa tipe pekerjaan, kondisi ekomonis, pendidikan, serta kesehatan psikologis turut berpengaruh terhadap aktualisasi diri seseorang. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan Maret 2008 oleh penulis melalui observasi dan
SURYA MEDIKA wawancara pada 25 remaja dari jumlah remaja sebanyak 73 orang di Desa Pohruboh Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, di ketahui bahwa sekitar 45% remaja tersebut tidak mengetahui bakat yang dimili untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sehingga mereka merasa minder atau tidak percaya diri bahkan mereka merasa pasrah dengan keadaan saat ini. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti merumuskan suatu masalah yaitu : “Adakah hubungan antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri pada remaja di Desa Pohruboh Condong-Catur Depok Sleman Yogyakarta ?”. TUJUAN PENELITIAN Tujuan umum penelitian ini adalah Mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri pada remaja di Desa Pohruboh Condong-Catur Depok Sleman Yogyakarta. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) mengetahui hubungan antara apresiasi minat dengan aktualisasi diri, (2) mengetahui hubungan antara focus otonom dengan aktualisasi diri, (3) mengetahui hubungan antara pengamatan spontanitas dengan aktualisasi diri, (4) mengetahui hubungan antara humoris penolakan dengan aktualisasi diri, (5) mengetahui hubungan antara optimis mandiri dengan kepercayaan diri, (6) mengetahui hubungan ambisi berpendapat dengan kepercayaan diri, (7) mengetahui hubungan berani diterima dengan kepercayaan diri, (8) mengetahui hubungan hubungan pribadi perbedaan dengan aktualisasi diri.
45
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
SURYA MEDIKA
Volume 9. No. 1 Januari 2013
METODE PENELITIAN 0; 0;
e2
e1
0;
1
e3
1
ambisi-berpendapat optimis-mandiri
1
0;
1
berani-diterima kepercayaan diri
0
0;
pengamatan-spontanitas
1
aktualisasi diri
1 0;
z1
1
e5
humoris-penolakan hub pribadi-perbedaan
fokus-otonom 1 0;
e6
apresiasi-minat 1
0;
1 0;
1 0;
e9
e8
e7
Gambar 1. Model Penelitian Model penelitian yang ditunjukkan oleh gambar 1 menunjukkan hipotesishipotesis penelitian. Hipotesis penelitian meliputi (1) Secara parsial hubungan kepercayaan diri dengan aktualisasi diri, (2) hubungan apresiasi minat dengan aktualisasi diri, (3) hubungan facus otonom dengan aktualisasi diri, (4) hubungan pengamatan spontanitas dengan aktualisasi diri, (5) hubungan humoris penolakan dengan aktualisasi diri, (6) hubungan optimis mandiri dengan kepercayaan diri, (7) hubungan ambisi berpendapat dengan kepercayaan diri, (8) hubungan berani diterima dengan kepercayaan diri, (9) hubungan antara hubungan pribadi perbedaan dengan aktualisasi diri. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif analisis kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Kuantitatif maksudnya adalah analisis data menggunakan datadata numerical atau angka yang diolah dengan metode stastistika. Cross sectional maksudnya adalah suatu penelitian di mana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan variabelvariabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2005). POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh remaja dengan jumlah 73 yang tinggal di wilayah Desa Pohruboh Condong-Catur Depok Sleman Yogyakarta. Sampel penelitian ini adalah remaja di Desa Pohruboh CondongCatur Depok Sleman Yogyakarta yang berjumlah 55 orang. Cara pengambilan 46
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
SURYA MEDIKA
Volume 9. No. 1 Januari 2013
sampel pada penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampel yaitu tehnik pengambilan sempel yang didasarkan atas tujuan tertentu bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tertentu. Adapun kriteria yang diambil dalam sampel penelitian, meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. INSTRUMEN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan koesioner untuk mengumpulkan data terkait dengan penelitian yang akan digunakan. ANALISIS DATA Analisi data mengunakan the Structural Equation Model (SEM) dalam model dan pengujian hipotesis. SEM atau model persamaan struktural adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit, secara simultan (bersama-sama) (Ferdinand, 2006). Yang dimaksud dengan rumit adalah model-model simultan yang dibentuk melalui lebih dari
satu variabel dependen pada saat yang sama berperan sebagai variabel dependent bagi hubungan berjenjang lainnya. Dalam penelitian analisis data yang digunakan meliputi analisis kelayakan model (gooness of fit), reggression weights, direct effects dan indirect effects. Reggression weights menunjukkan pengaruh antar variabel. Direct effects menunjukkan kontribusi yang diberikan oleh dua variabel secara langsung, sedangkan indirect effects menunjukkan kontribusi yang diberikan oleh dua variabel secara tidak langsung. Analisis kelayakan model dilakukan dengan mengetahui nilai Comparative Fit Index (CFI). Nilai CFI yang direkomendasikan adalah lebih besar dari 0,90. Berdasarkan hasil olah data diketahui nilai CFI sebesar 1,000 (>0,90). Artinya penelitian memenuhi kriteria gooness of fit, sehingga dalam penelitian ini model layak digunakan dan tidak perlu dilakukan modifikasi model. Hasil uji reggression weights penulis sajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Reggression Weights aktualisasi diri x7 x6 x5 x4 x1 x2 x3 x8
<--<--<--<--<--<--<--<--<---
kepercayaan diri aktualisasi diri aktualisasi diri aktualisasi diri aktualisasi diri kepercayaan diri kepercayaan diri kepercayaan diri aktualisasi diri
Dari Hasil uji reggression weights diketahui bahwa Apabila nilai P value< taraf signifikansi yang ditentukan maka hipotesis diterima yang artinya ada pengaruh antar variabel. Dapat diamati pada tabel 1, bahwa hipotesis yang diterima meliputi (1) Adanya pengaruh
Estimate ,265 1,000 ,922 1,178 ,936 1,000 1,063 ,839 1,078
S.E. ,074
C.R. 3,601
P ***
,076 ,076 ,082
12,069 15,417 11,406
*** *** ***
,086 ,075 ,078
12,426 11,201 13,795
*** *** ***
Label
antara aktualisasi diri terhadap kepercayaan diri,(2) adanya pengaruh apresiasi minat terhadap aktualisasi diri, (3) adanya pengaruh focus otonom terhadap aktualisasi diri, (4) adanya pengaruh pengamatan spontanitas terhadap aktualisasi diri, (5) adanya 47
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
Volume 9. No. 1 Januari 2013
pengaruh humoris penolakan terhadap aktualisasi diri, (6) adanya pengaruh optimis mandiri terhadap kepercayaan diri, (7) adanya pengaruh ambisi berpendapat terhadap kepercayaan diri, (8) adanya pengaruh berani diterima terhadap kepercayaan diri, (9) adanya pengaruh hubungan pribadi perbedaan terhadap aktualisasi diri. HASIL DAN PEMBAHASAN Resonden yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh remaja dengan jumlah 73, Sampel penelitian ini adalah remaja di Desa Pohruboh Condong-Catur Depok Sleman Yogyakarta yang berjumlah 55 orang. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampel yaitu tehnik pengambilan sempel yang didasarkan atas tujuan tertentu bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tertentu. Adapun kriteria yang diambil dalam sampel penelitian, meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. a. Hubungan Kepercayaan diri dengan aktualisasi diri. Dari variabel yang diuji ada hubungan antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri. Hasil uji Regression Weight menunjukan bahwa nilai p (0,001) < 0,05 yang artinya ada hubungan. Ada hubungan disini artinya kepercayaan diri secara langsung memiliki hubungan dengan aktualisasi diri. Besar kontribusi yang diberikan oleh kepercayaan diri terhadap perubahan aktualisasi diri adalah sebesar 35,6%. Kepercayaan diri dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah Aktualisasi diri. Menurut Lauster (2000) kepercayaan diri adalah keyakinan akan kemampuan diri sendiri sehingga seseorang tidak
SURYA MEDIKA mudah terpengaruh oleh orang lain. Pendapat Lauster ini memperkuat pendapat Redenbach (Raudhah, 1998) yang menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan kemampuan mental untuk mengurangi pengaruh negatif dari keragu-raguan. Menurut Suryanto (2008), kepercayaan diri merupakan aspek yang sangat penting bagi seseorang untuk dapat mengembangkan potensinya. Jika seseorang memiliki bekal kepercayaan diri yang baik, maka individu tersebut akan dapat mengembangkan potensinya dengan mantap. b. Hubungan Apresiasi minat dengan Aktualisasi Diri. Uji regression weight menunjukkan nilai p (0,001) < 0,05 artinya ada hubungan. Artinya apresiasi minat memiliki hubungan dengan aktualisasi diri. Besar Kontribusi yang diberikan oleh apresiasi minat terhadap aktualisasi diri secara langsung sebesar 88,6%. c. Hubungan Focus Otonom terhadap Aktualisasi Diri. Focus Otonom memiliki nilai p (0,001) < 0,05 yang artinya ada hubungan. Dalam penelitian ini ada hubungan artinya Focus Otonom memiliki hubungan dengan Aktualisasi Diri seseorang. Besar Kontribusi yang diberikan oleh fokus otonom terhadap perubahan Aktualisasi Diri secara langsung sebesar 83,5%. d. Hubungan Pengamatan Spontanitas dengan Aktualisasi Diri. Uji hipotesis dengan menggunakan regression weight menunjukkan nilai p (0,001) < 0,05, artinya ada hubungan. Pengamatan Spontanitas memiliki hubungan dengan Aktualisasi Diri. Besar kontribusi yang diberikan Pengamatan 48
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
Volume 9. No. 1 Januari 2013
Spontanitas terhadap perubahan Aktualisasi Diri adalah sebesar 93,5%. e. Hubungan Humoris Penolakan dengan Aktualisasi Diri. Humoris Penolakan memiliki nilai p (0,001) < 0,05 yang artinya ada hubungan. Dalam penelitian ini ada hubungan artinya Humoris Penolakan memiliki hubungan dengan aktualisasi diri seseorang. Besar Kontribusi yang diberikan oleh humoris penolakan terhadap perubahan aktualisasi diri secara langsung sebesar 81,1%. f. Hubungan Optimis Mandiri terhadap Kepercayaan Diri. Dari variabel yang diuji optimis mandiri memiliki hubungan dengan kepercayaan diri. Hasil uji Regression Weight menunjukan bahwa nilai p (0,001) < 0,05 yang artinya ada hubungan. Ada hubungan disini artinya optimis mandiri secara langsung memiliki hubungan dengan kepercayaan diri. Besar kontribusi yang diberikan oleh optimis mandiri terhadap perubahan kepercayaan diri adalah sebesar 91 %. g. Hubungan Ambisi Berpendapat dengan Kepercayaan Diri. Ambisi Berpendapatmemiliki nilai p (0,001) < 0,05 yang artinya ada hubungan. Dalam penelitian ini ada hubungan artinya Ambisi Berpendapat memiliki hubungan dengan kepercayaan diri seseorang. Besar Kontribusi yang diberikan oleh Ambisi Berpendapat terhadap perubahan kepercayaan diri secara langsung sebesar 88,2%. Terkait dengan kepercayaan diri ini, Koentjaraningrat (dalam Afiatin dan Martinah, 1998) menyatakan bahwa salah satu kelemahan generasi muda Indonesia adalah kurangnya kepercayaan diri. Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil penelitian Afiatin, dkk (dalam Afiatin dan
SURYA MEDIKA Martinah, 1998) terhadap remaja siswa SMTA di Kodya Yogyakarta menunjukkan bahwa permasalahan yang banyak dirasakan dan dialami oleh remaja pada dasarnya disebabkan oleh kurangnya kepercayaan diri. h. Hubungan Berani Diterima terhadap Kepercayaan Diri. Uji hipotesis dengan menggunakan regression weight menunjukkan nilai p (0,001) < 0,05, artinya ada hubungan. Ada hubungan artinya berani diterima memiliki hubungan dengan kepercayaan diri. Besar kontribusi yang diberikan oleh berani diterima terhadap perubahan kepercayaan diri seseorang adalah sebesar 82 %. i. Hubungan antara Hubungan Pribadi Perbedaan terhadap Aktualisasi Diri. Hubungan Pribadi Perbedaan memiliki nilai p (0,001) < 0,05 yang artinya ada hubungan. Dalam penelitian ini ada hubungan artinya Hubungan Pribadi Perbedaan memiliki hubungan dengan aktualisasi diri seseorang. Besar Kontribusi yang diberikan oleh Hubungan Pribadi Perbedaan terhadap perubahan aktualisasi diri secara langsung sebesar 89 %. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan teori yang dikaji disimpulkan bahwa: Ada hubungan Kepercayaan Diri dengan aktualisasi diri dengan nilai p (0,001) < 0,05. Besar kontribusi perubahan kepercayaan diri terhadap aktualisasi diri sebesar 35,6%. Ada hubungan Apresiasi minat dengan Aktualisasi Diri dengan nilai p (0,001) < 0,05. Besar kontribusi perubahan apresiasi minat terhadap aktualisasi diri sebesar 88,6%.
49
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
SURYA MEDIKA
Volume 9. No. 1 Januari 2013
Ada hubungan Fokus Otonom dengan Aktualisasi Diri dengan nilai p (0,001) < 0,05. Besar kontribusi perubahan focus otonom terhadap aktualisasi diri sebesar 83,5%. Ada hubungan Pengamatan spontanitas dengan Aktualisasi Diri dengan nilai p (0,001) < 0,05. Besar kontribusi perubahan pengamatan spontanitas terhadap aktualisasi diri sebesar 93,5%. Ada hubungan Humoris penolakan dengan Aktualisasi Diri dengan nilai p (0,001) < 0,05. Besar kontribusi perubahan humoris penolakan terhadap aktualisasi diri sebesar 81,1%. Ada hubungan Optimis mandiri dengan Kepercayaan diri dengan nilai p (0,001) < 0,05. Besar kontribusi perubahan optimis mandiri terhadap kepercayaan diri sebesar 91 %. Ada hubungan Ambisi berpendapat dengan Kepercayaan diri dengan nilai p (0,001) < 0,05. Besar kontribusi perubahan ambisi berpendapat terhadap kepercayaan diri sebesar 88,2%. Ada hubungan Berani diterima dengan Kepercayaan diri dengan nilai p (0,001) < 0,05. Ada korelasi antara Hubungan pribadi perbedaan dengan Aktualisasi diri dengan nilai p (0,001) < 0,05. Besar kontribusi perubahan hubungan pribadi perbedaan terhadap aktualisasi diri sebesar 89 %. DAFTAR PUSTAKA Afiatin, T., & Martinah, S. M., 1998. Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Melalui Konseling Kelompok. Jurnal Psikologika, No. 6 / 67-79. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Ferdinand, Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk Skripsi, Tesis dan Disertasi
Ilmu Manajemen, Badan Penerbit Diponegoro. 2006 Goble.
Semarang: Universitas
1987. The Third Force Psychology Of Abraham Maslow.
Iswi dharmanjaya, A dan Agung, G. (2005). Satu hari menjadi lebih percaya diri. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Koswara, 2001, Teori-teori Kepribadian.Bandung : Eresco Lauster, P. 2000. The Personality Test. Jakarta: Bumi Aksara Maslow, Abraham. 1984. Motivation And Personality. New York: Harper And Row Publisher Notoatmodjo. (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Redenbach, R. 1998. Tampil penuh dengan percaya diri. Jakarta : PT. Handal Niaga Pustaka. Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius. Mahrita, E. (1997). Pengembangan inventori kepercayaan diri (penelitian reliabilitas, validitas dan norma pada sampel mahasiswa berusia 18-27. tahun di Jakarta dan sekitarnya). skripsi (tidak diterbitkan). Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Suryanto.(2008).Evaluasi
Pendidikan,
Jakarta, Rineka Cipta www. Suara Merdeka. Com.
50