HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK
Manuscript
Oleh Eko Sugianto G2A009115
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2013
Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Komunikasi Interpersonal pada Remaja Putri di SMP Negeri 1 Sayung Demak Eko Sugianto1, Eni Hidayati2, Wulandari Meikawati3 1
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS Dosen Keperawatan Jiwa Fikkes UNIMUS 3 Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UNIMUS 2
Abstrak Masa remaja awal ditandai dengan peningkatan yang cepat dari pertumbuhan dan pematangan fisik. Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting pada seseorang. Tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak menimbulkan masalah pada diri seseorang. Kondisi ini menyebabkan krisis kepercayaan diri pada remaja. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan komunikasi interpersonal pada remaja putri di SMP Negeri 1 Sayung Demak. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dalam bentuk korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMP Negeri 1 Sayung kelas VII dengan jumlah 186. Teknik sampling yang digunakan proporsional random sampling berjumlah 127 orang. Variabel independent adalah kepercayaan diri dan variabel dependent adalah komunikasi interpersonal. Instrumen dengan kuesioner kemudian di analisis dengan uji korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri responden sebagian besar adalah rendah 66,1%). Komunikasi interpersonal sebagian besar adalah baik 62,2%. Terdapat hubungan yang bermakna antara kepercayaan diri dengan komunikasi interpersonal pada Remaja Putri di SMP Negeri 1 Sayung Demak dengan nilai p sebesar 0,001. Berdasarkan hasil penelitian maka diharapkan remaja hendaknya dapat menumbuhkan kepercayaan diri yang tinggi dengan memahami setiap potensi yang ada dalam dirinya sehingga mampu menunjukkan kemampuan komunikasi interpersonal yang baik di masyarakat. Kata Kunci : Kepercayaan diri, Komunikasi interpersonal
Abstract Early adolescent was characterized bay a rapid increase of growth and physical maturation. Confidence is one of the personality important to someone. Without any self-trust many will cause trouble on oneself. Low self-esteem can affect interpersonal communication skills in sdolescents. Research purpose to determine the correlation between self-confidence with interpersonal communication to girl adolescent in SMP Negeri 1 Sayung Demak. Research design was a quantitative research design in the form correlation with cross sectional approach. The population in this study were all students of SMP Negeri 1 sayung class VII with the number 186. The sampling technique used proportional random sampling amount to 127 people. Independent variable is confidence and the dependent variable is interpersonal communication. Instrument with the questionnaire then in analysis with the correlation of spearman rank test.
Results showed that most of the respondents have low self-confidence, it was 66,1%. Interpersonal communication was mostly good, it was 62,2%. There was a significant correlation between self-confidence with interpersonal communication to girl adolescent in women in SMP Negeri 1 Sayung Demak with p-value 0,001. Based on the research result were expected to youth should be high confidence by understanding each of the potential that exists within him that was able to demonstrate good interpersonal communication skills in the community. Keywords : self-confidence, interpersonal communication.
PENDAHULUAN Remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa, di mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas, dan terjadi perubahanperubahan
psikologik
serta kognitif.
Tercapainya tumbuh
kembang
yang optimal
tergantung pada potensi biologik. Tingkat tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan biofisikopsikososial. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda memberikan ciri tersendiri pada setiap remaja (Soetjiningsih, 2004).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah remaja di Indonesia usia 10-24 tahun adalah sebesar 64 juta jiwa, artinya 27,6 % dari total penduduk Indonesia (237,6 jiwa. Jumlah remaja yang ada di provinsi Jawa Tengah mencapai 5.687.846 jiwa (BPS, 2010). Jumlah tersebut merupakan jumlah yang cukup besar sehingga memerlukan perhatian berkaitan dengan tugas perkembangan yang akan dilalui oleh remaja.
Masa remaja awal ditandai dengan peningkatan yang cepat dari pertumbuhan dan pematangan fisik. Dalam periode remaja, individu mencapai kedewasaan fisik dan seksual, mengembangkan kemampuan penalaran yang lebih baik, dan membuat berbagai keputusan yang akan membentuk karir mereka kelak. Perubahan pada masa remaja memiliki implikasi untuk memahami berbagai resiko kesehatan yang biasa dialami para remaja, tingkah laku beresiko yang mereka jalani, dan berbagai kesempatan peningkatan kesehatan yang ada dalam masyarakat (Wong, 2008). Pada usia remaja awal (usia SLTP) remaja putri mengalami pubertas yakni perubahan fisik yang terkadang belum mencapai taraf proporsional. Hal ini menyebabkan mereka kurang percaya diri terhadap penampilannya Cara berpakaian, dan berdandan mempunyai faktor besar pada kepercayaan diri mereka.
Perubahan fisik pubertas tersebut dimulai sekitar usia 10 atau 11 tahun pada remaja putri, kira-kira 2 tahun sebelum perubahan pubertas pada remaja laki-laki. Kematangan seksual
dan
terjadinya
perubahan
bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan
kejiwaan remaja, sementara itu perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan bentuk tubuhnya yang kurang proporsional tersebut.
Kepercayaan diri merupakan sesuatu yang urgen untuk dimiliki setiap individu. Kepercayaan diri diperlukan baik oleh seorang anak maupun orang tua secara individual maupun kelompok (Gufron & Risnawitaa, 2010). Fenomena kurang percaya diri banyak terjadi pada remaja putri. Ketidakpuasan terhadap perubahan yang terjadi pada fisik atau tubuh remaja lebih banyak terjadi pada remaja putri. Remaja putri cenderung merasa tidak puas bukan hanya dengan tinggi badan dan berat badannya, melainkan juga bentuk tubuhnya yakni pada ukuran lingkar tubuh (dada, pinggang, dan panggul), kulit, dan juga wajah mereka. Gangguan akan perasaan kurang puas terhadap diri remaja putri tersebut akan mempengaruhi kepercayaan diri remaja putri. Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri dengan komunikasi interpersonal pada remaja putri.
METODE Desain penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dalam bentuk korelasi dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan belah lintang (Cross Sectional). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMP Negeri 1 Sayung kelas VII dengan jumlah 186 yang tersebar di 9 kelas. Sampelnya sebagian dari populasi yang diambil dengan tehnik proporsional random sampling, dengan kriteria mau menjadi responden, duduk di kelas 1. Sampel dari penelitian ini adalah 127. Variabel independent dalam penelitian ini adalah kepercayaan diri dan variabel dependennya dalah komunikasi interpersonal. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar kuesioner. Cara pengumpulan data : melakukan studi pendahuluan pada SMP Negeri 1 Sayung untuk mengetahui permasalahan tentang kemampuan motorik halus anak, kemudian setelah mengetahui permasalahan yang dihadapi remaja putri di SMP Negeri 1 sayung peneliti meminta ijin untuk pengambilan data. Peneliti menjelaskan tata cara pengisian kuesioner kemudian membagikan kuesioner tersebut kepada responden dan peneliti menunggui selama proses pengisian kuesioner. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar kepercayaan diri remaja putri adalah dalam kategori rendah yaitu sebanyak 66,1%. Diperoleh hasil diketahui bahwa sebagian besar komunikasi interpersonal responden dalam kategori baik yaitu sebanyak 66,1% (tabel 1 dan 2). Hasil analisis bivariat diperoleh bahwa ada hubungan antara kepercayaan diri dengan komunikasi interpersonal seperti pada gambar 1 (sketer plot). Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepercayaan Remaja Putri di SMP Negeri 1 Sayung Demak. Kepercayaan diri
Frekuensi
Persentase (%)
Rendah Tinggi
84 43
66,1 33,9
Jumlah
127
100
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Komunikasi Interpersonal Remaja Putri di SMP Negeri 1 Sayung Demak. Komunikasi Interpersonal
Frekuensi
Persentase (%)
Tidak baik Baik
79 48
62,2 37,8
Jumlah
127
100
Gambar 1. Hubungan kepercayaan diri dengan komunikasi interpersonal
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sebagian besar kepercayaan diri remaja putri adalah dalam kategori rendah yaitu sebanyak 66,1%. Hal ini menunjukkan bahwa remaja putri
yang menjadi responden penelitian memiliki kepercayaan diri yang rendah yang ditunjukkan dari hasil jawaban pada kuesioner. Kepercayaan diri merupaka atribut paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, karena dengan kepercayaan diri seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi (Gufron dan Risnawita, 2010).
Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar komunikasi interpersonal responden dalam kategori baik yaitu sebanyak 66,1%. Kemampuan komunikasi interpersonal ini ditunjukkan dari hasil jawaban kuesioner pada pernyataan percaya dengan orang tua dalam memberikan arahan, tidak suka memendam perasaan diri saya sendiri dan sebagainya. Kemampuan komunikasi sangat penting bagi setiap orang termasuk seorang remaja putri. Kemampuan untuk mengungkapkan isi hati diperlukan agar dapat tersampaikan maksud dan tujuan. Perasaan malu atau takut akan mengganggu bagi remaja putri untuk dapat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lancar.
Hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,290 dengan nilai p sebesar 0,001 (P< 0,05), sehingga dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara kepercayaan diri dengan komunikasi interpersonal pada Remaja Putri. Sebagaimana disebutkan oleh Gufron dan Risnawita (2010) bahwa kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting pada seseorang. Tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak menimbulkan masalah pada diri seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, karena dengan kepercayaan diri seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi. Kepercayaan diri yang tinggi pada remaja dapat membantu untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal pada remaja.
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Indriyati (2007) tentang hubungan antara komunikasi orang tua dan anak dengan kepercayaan diri didapatkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi orang tua dengan rasa percaya diri pada remaja. Penelitian lain yang dilakukan oleh Nuraini (2010) tentang hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal didapatkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa jika kepercayaan diri tinggi maka kecemasan komunikasi interpersonalnya rendah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sarwono (2011) yang menyatakan bahwa hubungan kepercayaan diri dapat meningkatkan komunikasi interpersonal
remaja putri. Dalam proses komunikasi tersebut diharapkan pula remaja putri dapat terbuka dan membuka diri terutama kepada orang tua atas segala perubahan yang terjadi pada diri mereka. Keinginan untuk bercerita, terbuka dengan orang tua tidak terlepas dari suatu hubungan komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak
PENUTUP Hasil penelitian yang dilakukan pada variabel kepercayaan diri responden sebagian besar adalah kategori rendah yaitu sebanyak 84 orang (66,1%). Sedangkan pada komunikasi interpersonal sebagian besar adalah kategori baik yaitu sebanyak 79 orang (62,2%). Hasil uji statistik lebih lanjut diperoleh bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kepercayaan diri dengan komunikasi interpersonal pada Remaja Putri di SMP Negeri 1 Sayung Demak dengan nilai p sebesar 0,001.
Mengingat hasil penelitian ini sangat bermakna terhadap komunikasi interpersonal pada remaja putri, sehingga peneliti mengharapkan remaja mampu menggali potensi yang ada pada dirinya, sehingga kepercayaan diri akan tumbuh dan komunikasi interpersonalnya juga akan lebih baik. Demikian juga orang tua diharapkan dapat membantu menanamkan kepercayaan diri pada remaja serta mengajarkan kemampuan komunikasi interpersonal sehingga anak mampu mengembangkan diri didalam masyarakat dengan kepercayaan diri yang tinggi dan mampu untuk bersosialisasi dengan baik.
KEPUSTAKAAN Gufron, M.N. dan Risnawita, R. (2010). Teori-teori psikologi. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media. Nuraini, D. (2010). Hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada siswa kelas VII dan VIII di SLTPN 1 Lumbang Pasuruan. Skripsi. Malang: Fakultas Psikologi UIN. Sarwono, S.W. (2011). Psikologi remaja. Edisi revisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Soetjiningsih (2004). Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto. Wong. D.L. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik. Edisi 6. Jakarta : EGC.