HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH (BODY IMAGE) DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMP N 6 YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Catur Baimi Setyaningsih NIM 09104241002
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JULI 2013
HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH (BODY IMAGE) DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMP N 6 YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Catur Baimi Setyaningsih NIM 09104241002
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JULI 2013
i
PfRSETUJUAN
Skripsi yang berjudul "HUBLINGAN ANTIAIL{ CITRA TUBUH (BODY IALAGE) DENGAhI PENERIMAAN DIRI PADA REMAIA PUTRI
DI SMP N
6
YOGYAKAR'TA'ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, 28 Juni 2013
2002t2
ia_
I
005
)
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang ada pada diri mereka ”. (Terjemah QS: Ar-Ra’d: 11)
No body is perfect. (Anonim)
Allah SWT telah menciptakan kita dalam keadaan terbaik, maka bersyukurlah. (Catur Baimi)
Puaslah dengan tubuhmu, maka kamu akan merasa cantik. (Catur Baimi)
v
PERSEMBAHAN
Saya persembahakan karya ini untuk: Bapak dan Ibuku terhebat, Mas Arip, Mas Pin, Mas Suroso, Mbak Piah, Mbak Dwi dan Mbak Niar serta ponakanku yang lucu-lucu Dek Daffa, Dek Elsa, Dek Umami, dan Dek Aqifa, Universitas Negeri Yogyakarta, Para Remaja Putri Indonesia.
vi
HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH (BODY IMAGE) DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMP N 6 YOGYAKARTA Oleh Catur Baimi Setyaningsih NIM 09104241002 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan remaja putri yang memiliki citra tubuh negatif sehingga sulit untuk menerima dirinya secara utuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara citra tubuh dengan penerimaan diri pada remaja putri kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Subyek penelitian adalah remaja putri kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta yang berjumlah 92 siswi. Alat pengumpulan data berupa skala citra tubuh dengan reliabilitas 0.952 dan skala penerimaan diri yang memiliki reliabilitas 0.956. Analisis data dilakukan dengan teknik statitik produt moment dari pearson. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar remaja putri kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta memiliki citra tubuh yang positif yaitu sebanyak 68 siswi (73.9%) dan penerimaan diri dalam kategori tinggi sebanyak 70 siswi (76.1%). Hasil uji statistik diperoleh ρ = 0.471. Hal ini berarti ada hubungan positif dan signifikan antara citra tubuh dengan penerimaan diri dengan sumbangan efektif sebesar 22.2%. Selebihnya, sebesar 77.8% terbentuknya penerimaan diri dipengaruhi oleh faktor lain. Kata kunci: citra tubuh, penerimaan diri.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Allahumma
shallii
‘alaa
Sayyidinaa
Muhammad wa ‘alaa aali Sayyidinaa Muhammad. Walhamdulillahirabbil’alamiin saya panjatkan atas kehadirat, karunia dan bimbingan-NYA yang berlimpah sehingga skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH (BODY IMAGE) DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMP N 6 YOGYAKARTA” dapat saya selesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Proses pembuatan skripsi ini banyak menerima bantuan, bimbingan, dan kebaikan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi mahasiswa UNY. 2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Unversitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Bapak Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah memberikan kemudahan dalam proses perijinan penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. 4. Ibu Rosita Endang Kusmaryani, M. Si. dan Bapak Fathur Rahman, M. Si. selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar memberikan bimbingan,
viii
arahan, dan petunjuk yang sangat berharga sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Bapak dan Ibu Guru serta seluruh keluarga besar SMP N 6 Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dalam penelitian yang telah dilakukan. 6. Bapak dan Ibu tersayang yang telah mendo’akan, memotivasi dan mengorbankan segalanya serta memberikan kasih sayang demi tercapainya cita-cita. 7. Kakak – kakak dan keluarga besarku yang telah banyak memotivasi dan mendo’akan saya selama ini. 8. Teman – teman mahasiswa BK A 2009 yang telah berjuang bersama dan saling berbagi motivasi serta bantuan dalam penyusunan skripsi. Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi remaja, Guru Bimbingan dan Konseling, orang tua, dan pembaca.
Yogyakarta,
Penulis
ix
Juni 2013
DAFTAR ISI Hal. HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i PERSETUJUAN ........................................................................................................ ii SURAT PERNYATAAN .......................................................................................... iii PENGESAHAN ......................................................................................................... iv MOTTO ..................................................................................................................... v PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................................. 9 C. Batasan Masalah .................................................................................................. 9 D. Rumusan Masalah ................................................................................................ 10 E. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 10 F. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penerimaan Diri (Self Acceptance) 1. Pengertian Penerimaan Diri (Self Acceptance) ............................................... 12 2. Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri (Self Acceptance) .................... 14 3. Terbentuknya Penerimaan Diri (Self Acceptance) ........................................... 19 4. Karakteristik Penerimaan Diri (self Acceptance) ............................................. 20 5. Dampak Penerimaan Diri (Self Acceptance) ................................................... 22
x
B. Citra Tubuh (Body Image) 1. Pengertian Citra Tubuh (Body Image) ............................................................. 24 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra Tubuh (Body Image) ...................... 27 3. Aspek-Aspek Citra Tubuh (Body Image)......................................................... 32 C. Siswa SMP sebagai Remaja 1. Pengertian Remaja ........................................................................................... 36 2. Karakteristik Remaja Awal .............................................................................. 37 3. Tugas Perkembangan Remaja .......................................................................... 40 4. Perkembangan Remaja..................................................................................... 42 D. Hubungan antara Citra Tubuh (Body Image) dengan Penerimaan Diri (Self Acceptance) pada Remaja Putri............................................................. 44 E. Hipotesis .............................................................................................................. 48
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ................................................................................................. 50 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 50 C. Variabel Penelitian................................................................................................ 51 D. Subyek Penelitian.................................................................................................. 51 E. Metode Pengumpulan Data................................................................................... 51 F. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 52 1. Definisi Operasional ...................................................................................... 53 2. Kisi-Kisi Instrumen ........................................................................................ 54 3. Uji Coba Instrumen ........................................................................................ 56 G. Teknik Analisis Data............................................................................................. 63 1. Uji Persyaratan Analisis ................................................................................. 63 2. Uji Hipotesis .................................................................................................. 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Waktu dan Tempat ......................................................................... 65 xi
2. Deskripsi Subyek Penelitian ........................................................................... 66 3. Deskripsi Data ................................................................................................ 66 B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas................................................................................................ 69 2. Uji Linearitas ................................................................................................ 70 C. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Korelasi ............................................................................................ 71 D. Pembahasan........................................................................................................... 73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................................... 82 B. Saran .................................................................................................................... 83 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 85 LAMPIRAN ............................................................................................................... 88
xii
DAFTAR TABEL Hal. Tabel 1. Kisi-kisi Skala Penerimaan Diri .................................................................... 55 Tabel 2. Kisi-kisi Skala Citra Tubuh ........................................................................... 56 Tabel 3. Kisi-Kisi Skala Penerimaan Diri Sebelum Uji Coba .................................... 59 Tabel 4. Kisi-Kisi Skala Penerimaan Diri Setelah Uji Coba ...................................... 60 Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Citra Tubuh (Body Image) Sebelum Uji Coba.............. 61 Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Citra Tubuh (Body Image) setelah Uji Coba................. 62 Tabel 7. Distribusi Frekuensi Relatif Citra Tubuh (Bidy Image) ................................ 67 Tabel 8. Distribusi Frekuensi Relatif Penerimaan Diri ............................................... 68 Tabel 9. Hasil Pengujian Normalitas .......................................................................... 70 Tabel 10. Hasil Pengujian Liniearitas ......................................................................... 71 Tabel 11. Hasil Ringkasan Analisis Korelasi antara Citra Tubuh (Body Image) dengan Penerimaan Diri ............................................................................. 72 Tabel 12. Tabel Silang antara Citra Tubuh (Body Image) dengan Penerimaan Diri........................................................................................... 80
xiii
DAFTAR GAMBAR Hal. Gambar 1. Hubungan antara Citra Tubuh dengan Penerimaan Diri ........................... 48 Gambar 2. Diagram Balok Distribusi Frekuensi Relatif Citra Tubuh (Body Image) dengan Penerimaan Diri ........................................................................... 68 Gambar 3. Diagram Balok Distribusi Frekuensi Relatif Penerimaan Diri ................. 69
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal. Lampiran 1. Angket Citra Tubuh dan Penerimaan Diri Sebelum Uji Coba ............... 89 Lampiran 2. Hasil Uji Coba Validitas dan Realibilitas Instrumen .............................. 99 Lampiran 3. Angket Citra Tubuh dan Penerimaan Diri Setelah Uji Coba .................. 118 Lampiran 4. Hasil Penelitian ....................................................................................... 127 Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian Dari UNY.......................................... 152 Lampiran 6. Surat Izin Penelitian Dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakara ...... 153 Lampiran 7. Surat Izin Penelitian Dari Pemerintah Kota Yogyakarta ....................... 154 Lampiran 8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari SMP N 6 Yogyakarta ............................................................................................. 155
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Saat ini media massa dihebohkan dengan penampilan beberapa gadis cantik yang menyerupai boneka berbie. Salah satu dari mereka yang cukup terkenal adalah Valeria Lukyanova. Gadis cantik ini telah melakukan beberapa kali operasi plastik bahkan rela memotong tulang rusuknya demi mendapatkan sosok sempurna seperti boneka berbie. Fenomena ini terlihat jelas bahwa manusia ingin hidup dalam keadaan yang sempurna. Begitu pula dengan remaja, mereka juga ingin tampil sempurna dalam setiap kesempatan. Padahal sebagai manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal ini menjadikan remaja tidak bisa menerima keadaan dirinya terutama keadaan fisik yang dimiliki. Remaja yang sedang mengalami perkembangan fisik kerap kali membuat mereka resah dan tidak nyaman. Perkembangan fisik adalah suatu perubahan fisik yang terjadi pada seseorang dan juga merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Menurut Hurlock (1980: 188), pertumbuhan fisik remaja meliputi perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer, dan perkembangan ciriciri seks sekunder. Monks (2002: 268) mengatakan pertumbuhan anggota-anggota badan remaja
lebih cepat dari pada badannya. Untuk sementara waktu remaja
1
mempunyai proporsi tubuh yang tidak seimbang, tangan dan kakinya lebih panjang dari pada perbandingan dengan badannya. Penampilan yang tidak proporsional ini sering membuat remaja merasa gusar dan tidak puas terhadap tubuhnya. Penilaian remaja atas bentuk tubuh yang dimiliki disebut dengan citra tubuh. Menurut Schilder (dalam Bell dan Rushforth, 2008: 1), citra tubuh adalah gambaran tentang tubuh seseorang
yang terbentuk dalam pikiran
individu itu sendiri, atau dengan kata lain gambaran tubuh individu menurut individu itu sendiri. Berbagai gambaran bentuk tubuh tersebut membuat remaja merasa tidak puas dengan keadaan fisiknya. Remaja sering merasa gemuk, kulit kurang cerah, hidung kurang mancung, dan lain sebagainya. Perasaan puas dan tidak puas terhadap bentuk tubuh membuat remaja memiliki citra tubuh yang positif dan negatif. Seperti yang diungkapkan oleh Chas dan Pruzinsky (dalam Kinanti, 2010: 20), “gambaran tubuh merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya berupa penilaian positif dan negatif”. Pandangan positif terhadap tubuh adalah kunci utama yang dapat membangun kesehatan psikologis dan perkembangan fisik pada wanita. Seperti yang dinyatakan oleh Wertheim (dalam Smolak dan Thomson, 2009: 47), “Positive body image plays a vital role in fostering healthy psychological and physical development in girls”. Remaja yang memiliki citra tubuh negatif akan membuat mereka mengalami banyak masalah dengan tubuhnya,
2
contohnya merasa tidak puas dengan tubuh yang dimiliki, gangguan makan, melakukan diet yang terlalu ketat, depresi, dan lain-lain. Survei yang dilakukan oleh American Association of University Women (dalam Huebscher, 2010: 5 ) diketahui bahwa, hanya 29% remaja putri yang merasa puas terhadap tubuh mereka dan 50% dari anak laki-laki merasa baik-baik saja terhadap tubuh mereka. Selain itu, survei yang dilakukan oleh Etcoff dari Harvard University dan Orbach dari London School Of Economic dalam Compaign for Real Beauty (Ken, 2005: 11), diketahui
bahwa 3% wanita Asia merasa cantik dan hanya 1% wanita
Indonesia yang berani menyatakan dirinya cantik. Melihat fenomena ini bisa kita ketahui bahwa wanita saat ini masih memiliki citra tubuh yang rendah. Seperti yang diungkapakan oleh Hurlock (1980: 211), bahwa hanya sedikit remaja yang mengalami kateksis tubuh atau merasa puas dengan tubuhnya. Ketidakpuasan terhadap citra tubuh tersebut pada umumnya terjadi pada remaja, tidak terkecuali juga remaja di SMP N 6 Yogyakarta. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 1 Februari 2013 diketahui bahwa ada beberapa siswa yang merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya. Mereka mengaku memiliki hidung yang tergolong pesek, rambut yang selalu bercabang, pantat yang kurang berisi, bentuk wajah, warna kulit yang hitam, dan bentuk betis kaki yang terlalu besar. Selain itu, siswa merasa kurang menerima keadaan fisiknya. Mereka melakukan upaya untuk memperbaiki diri agar tampil lebih menarik. Hal itu bisa kita lihat dari
3
beberapa siswa yang merubah penampilannya dengan melakukan rebonding rambut. Usaha-usaha yang dilakukan remaja dalam upaya memperbaiki diri tersebut pasti tidak terlepas dari faktor yang ada dilingkungannya. Salah satunya adalah media massa, baik itu televisi, film, majalah, koran dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Nemeroff (dalam Bell dan Rushforth, 2008: 3) bahwa “faktor yang dapat mempengaruhi citra tubuh adalah media massa seperti majalah fashion, iklan televisi, dan pertunjukkan yang saat ini banyak menghadirkan perempuan kurus sebagai sosok yang ideal”. Jadi, media massa yang menampilkan sosok bintangbintang yang sempurna dan ideal membuat remaja memiliki harapan yang tinggi untuk menyerupai idolanya. Kita sering menemui bahwasanya apa pun yang dipakai oleh idola kerap kali menjadi trend. Salah satunya adalah pakaian, karena pada masa ini remaja sangat memperhatikan penampilan. Diungkapkan oleh Hurlock (1998: 216) bahwasannya “remaja sangat memperhatikan pakaiannya”. Pakaian juga merupakan alat yang digunakan remaja untuk mengekspreikan dirinya, seperti yang diungkapkan oleh Burn (1993: 229) bahwa “pakaian digunakan remaja sebagai ukuran ekspresi diri, pencarian perhatian dan untuk mendapatkan perasaan harga diri”. Jadi, tidak heran jika ditemui juga di SMP N 6 Yogyakarta, ada remaja yang tidak menerima adanya aturan memakai sepatu hitam dari hari senin sampai kamis. Pastilah mereka menganggap aturan
4
tersebut menghambatnya untuk berekpresi dan mendapatkan perasaan berharga. Fenomena-fenomena di atas dengan jelas mengambarkan bahwa remaja merasa tidak puas dengan apa yang dimiliki, sehingga melakukan upaya-upaya dalam memperbaiki penampilannya. Hal ini tentu bertentangan dengan tugas perkembangnnya. Menurut Havighurst (dalam Panut dan Ida, 2005: 24), menyatakan bahwa “tugas perkembangan remaja adalah menerima kenyataan jasmani serta menggunakannya seefektif-efektifnya dengan perasaan puas”. Sejalan dengan itu menurut Hurlock (dalam Rita,dkk., 2008: 126), bahwa “salah satu tugas perkembangan remaja adalah menerima keadaan fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif”. Namun, jika remaja merasa
tidak
puas
atau
khawatir
terhadap
penampilannya
dapat
mengakibatkan kesulitan untuk menerima dirinya, sehingga akan timbul konflik, masalah dan ketidakbahagiaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock (1980:201), ”sulitlah bagi remaja (puber) untuk menerima dirinya sendiri, kalau dia merasa prihatin dan gelisah akan tubuhnya yang berubah dan mereka tidak puas dengan penampilan dirinya”. Padahal sumber dari kebahagiaan itu sendiri adalah mampu untuk menerima segala karakteritik yang ada dalam diri kita. Penerimaan diri adalah suatu tingkat kemampuan dan keinginan untuk hidup dengan segala karakteristik dirinya. “Individu yang dapat menerima dirinya diartikan sebagai individu yang tidak bermasalah dengan dirinya”, (Hurlock dalam Rina, 2004: 5). Selanjutnya, menurut Calhoun dan Acocella
5
(dalam Rina, 2004: 5-6), menyatakan bahwa “individu yang bisa menerima diri secara baik, tidak memiliki beban perasaan terhadap diri sendiri sehingga lebih banyak memiliki kesempatan untuk beradaptasi dengan lingkungan”. Penerimaan diri merupakan hal yang penting bagi remaja atas perubahan-perubahan perkembangan yang dialaminya. Individu yang mampu menerima dirinya dengan baik akan memiliki perkembangan mental dan kepribadian yang baik juga. Hurlock (1974: 435), menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan diri diantaranya adalah: 1) harapan yang realistis, 2) keberhasilan, 3) pemahaman dan wawasan diri 4) wawasan sosial, 5) konsep diri yang stabil, 6) adanya kondisi emosi yang menyenangkan, 7) penilaian orang lain. 8) pola asuh dimasa kecil yang baik, 9) perspektif diri, 10) tidak adanya hambatan dalam lingkungan. Remaja yang memiliki harapan realitis tentu akan mudah menerima dirinya. Contoh, remaja yang memiliki harapan untuk menyerupai idolanya, tentu ini adalah harapan yang terlalu tinggi dan susah dicapai. Remaja tentu akan mendapatkan kesulitan dalam mencapai keinginannya atau bahkan tidak akan pernah tercapai. Padahal, tingkat keberhasilan remaja dalam mencapai keinginannya akan menentukan tingkat kepuasannya. Jadi, remaja yang tidak bisa tampil sesuai dengan harapannya, akan memiliki kepuasan yang rendah terhadap penampilannya. Oleh sebab itu, remaja yang tidak puas dengan tubuh, penampilan dan segala karakteritik yang dipunya akan memiliki citra tubuh yang negatif. Gambaran atau citra tubuh yang dimiliki remaja tersebut akan sepadan dengan tingkat penerimaan diri remaja. Hal ini sesuai dengan
6
pendapat Jourard dan Secord (Burn, 1993: 198) bahwa tingkat kepuasan mengenai gambaran tubuh (citra tubuh) sepadan dengan tingkat penerimaan diri remaja. Penerimaan diri terhadap citra tubuh yang dimiliki sangat diperlukan agar remaja tidak hanya terpaku pada penilaian negatif terhadap tubuhnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Farida Aprilia T. C (2008), terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan diri remaja terhadap penampilan fisik dengan kemampuan komunikasi interpersonal. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Arina Zulfa (2009), diketahui remaja yang pada awalnya berada kondisi fisik normal kemudian tiba-tiba mengalami kecelakaan dan dinyatakan menjadi penyadang cacat tuna netra. Mereka mengalami penolakan pada kondisinya yang baru seperti, marah, depresi, dan kemudian baru bisa menerima kenyataan yang dimilikinya. Penerimaan diri ini bersifat fluktuatif dan tidak stabil. Terutama saat ada permasalahan yang tidak dapat terselesaikan dan adanya pemikiran negatif terhadap keadaan. Diketahui juga dari penelitian Catharine (2009), penerimaan diri pada penyandang cacat bukan bawaan dipengaruhi oleh kecepatan perubahan yang dialami, waktu terjadinnya kecacatan, persiapan yang dialami individu dalam menghadapi perubahan, sikap lingkungan, serta beberapa efek kecacatan yang dialami individu terhadap gaya hidup, hobi, minat serta pekerjaan. Selain itu, ada juga penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ridha (2012) bahwa, terdapat hubungan positif yang signifikan antara body image dengan penerimaan diri pada mahasiswa Aceh yang tinggal di Asrama Yogyakarta.
7
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa perubahan fisik dan psikologis mempengaruhi pemahaman diri individu terhadap penerimaan diri.
Individu yang memiliki pandangan dan penilaian (citra
tubuh) yang baik terhadap dirinya akan lebih mudah untuk menerima dirinya, seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Ridha diatas. Pandangan dan penilaian terhadap diri bisa mencakup tentang penampilan fisik, intelektual, minat, bakat, dan kekurangan, serta kelebihannya. Penilaian tentang penampilan fisik sendiri sering disebut juga dengan citra tubuh. Rendahnya penerimaan diri pada remaja bisa jadi karena kurangnya pemahaman remaja terhadap perubahan-perubahan fisik yang harus terjadi pada mereka. Diungkapkan oleh Thomas (dalam Hurlock, 1980: 198), “jarang ada anak yang mengerti dasar perubahan yang terjadi pada dirinya dan temantemannya”. Akibatnya, anak merasa kurang menerima terhadap perubahan yang mereka hadapi. Terdapat banyak alasan mengapa anak kurang siap terhadap perubahan yang terjadi, misalnya orang tua yang kurang memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak. Selain itu, juga karena remaja merasa malu untuk bertanya kepada orang tua, teman, atau pun guru. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan wawasan baru kepada Guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam layanan pribadi dan sosial di sekolah. Guru BK bisa mengembangkan materi tentang pemahaman remaja terhadap citra tubuh yang dapat mempengaruhi penerimaan diri. Hal ini bisa membantu
remaja
memahami
perubahan
kondisi
fisik
pada
masa
perkembangannya sehingga dapat membantu remaja dalam menerima dirinya.
8
Berdasarkan fenomena-fenomena tentang ketidakpuasan citra tubuh. Sikap remaja yang kurang menerima keadaan fisiknya dimasa perkembangan. Pentingnya akan penerimaan diri bagi perkembangan kesehatan psikologis remaja membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan antara Citra Tubuh (Body Image) dengan Penerimaan Diri pada Remaja Putri Kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta”.
B. Identifikasi Masalah Dari
uraian
latar
belakang
tersebut
dapat
diidentifikasikan
permasalahan yang timbul dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Ditemui siswa yang merasa kurang puas dan resah dengan kondisi fisiknya. 2. Adanya siswa yang melanggar peraturan tata tertib sekolah agar kelihatan lebih menarik, seperti tidak menggunakan sepatu hitam putih pada hari senin sampai kamis. 3. Adanya siswa yang mengalami citra tubuh negatif. 4. Adanya siswa yang kurang menerima keadaan dirinya secara utuh. 5. Adanya Siswa SMP N 6 Yogyakarta yang memiliki citra tubuh negatif sehingga menyebabkan mereka kurang menerima keadaan dirinnya secara utuh.
9
C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut peneliti membatasi masalah tentang citra tubuh (body image) yang dapat menyebabkan remaja putri kelas VIII di SMP N 6 Yoyakarta kurang menerima dirinya secara utuh.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas maka peneliti dapat merumuskan permasalahan, “apakah ada hubungan positif antara citra tubuh (body image) dengan penerimaan diri pada remaja putri kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta?”.
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara citra tubuh (body image) dengan penerimaan diri pada remaja putri kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis. 1. Secara teoritis Penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada pembaca tentang pentingnya memiliki citra tubuh (body image) yang positif dan menerima
10
diri kita apa adanya. Selain itu, juga diharapkan mampu menambah ranah keilmuan dan sumber tela’ah untuk penelitian selanjutnya. 2. Secara praktis Penelitian ini dapat bermanfaat bagi: a. Siswa Siswa dapat berupaya memiliki citra tubuh yang positif dan meningkatkan penerimaan diri. b. Guru BK Guru BK dapat membantu meningkatkan citra tubuh (body image) remaja dengan memberikan materi-materi bimbingan mengenai citra tubuh dan penerimaan diri untuk meningkatkan pemahaman diri siswa. Diharapkan dengan hal itu dapat membantu para remaja untuk mengetahui proses kematangan. Remaja tidak membayangkan bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya bila mana dirinya berbeda dengan temannya. c. Orang Tua Orang tua dapat memberikan penilaian yang positif kepada perkembangan anaknya dan mengajarkan arti kecantikan yang tidak hanya dinilai dari fisik. d. Peneliti lainnya Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu dijadikan dasar buat melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan citra tubuh (body image) dan penerimaan diri.
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penerimaan Diri (Self Acceptance) 1. Pengertian Penerimaan diri (Self Acceptance) Menurut Chaplin (2006: 451) penerimaan diri (self acceptance) adalah sikap yang pada dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitaskualitas dan bakat sendiri serta pengakuan akan keterbatasan-keterbatasan sendiri. Suatu tingkat kemampuan dan keinginan individu untuk hidup dengan segala kerakteristik dirinya disebut dengan penerimaan diri (self acceptance) (Hurlock,1974: 442). Selain itu individu yang menerima dirinya mampu untuk bertanggung jawab dan menerima resiko atas perilakunya. Hal ini diungkapkan oleh Berger (Denmark, 1973: 7) bahwa “the definition of self acceptance is assumes responsibility for and accepts the consequences of his own behavior”. Supratiknya (dalam Alin Riwayati, 2010: 36) penerimaan diri merupakan kemampuan seseorang untuk memiliki penilaian yang realistik terhadap berbagai kelebihan dan kekurangan. Selain itu, masih menurut Supratiknya (2009: 84) bahwa menerima diri adalah memiliki penghargaan yang tinggi dan tidak bersikap sinis terhadap diri sendiri. Hal serupa juga diungkapkan oleh Johnson (1993: 304) bahwa penerimaan diri dipandang sebagai suatu keadaan seseorang yang memiliki penghargaan tinggi terhadap diri sendiri dan tidak sinis tentang dirinya. Sedangkan menurut
12
Allport (dalam Hjelle & Ziegler, 1981: 319) penerimaan diri adalah individu yang dapat bertoleransi dengan frustasi atau kejadian yang tidak menyenangkan dan mengakui kelebihan yang dimilikinya. Menurut Maslow (dalam Muh. Farozin & Kartika, 2004: 89-90) penerimaan diri adalah salah satu bentuk aktulisasi diri. Sedangkan aktualisasi diri adalah usaha memenuhi dorongan hakiki manusia untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimiliki dengan cara melakukan segala sesuatu yang terbaik. Jadi, individu yang yang dapat menerima dirinya akan berusaha menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimiliki dengan cara melakukan segala sesuatu yang terbaik. Selain itu menurut Key (dalam Jahja, 2011: 238) penerimaan diri adalah menerima diri sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuan sendiri. Hurlock (1974: 434) penerimaan diri (self acceptance) merupakan kontribusi penting dalam pembentukan kepribadian yang sehat. Individu yang menerima diri dengan baik tidak memiliki beban perasaan terhadap diri sendiri dan memiliki banyak kesempatan untuk beradaptasi dengan lingkungan (Calhoun & Acocella dalam Rina, 2004: 5). Individu yang semakin besar memiliki penerimaan diri maka semakin besar pula penerimaan orang lain atas diri kita sehingga, orang yang mampu menerima diri akan mudah untuk bersosialisasi dengan lingkungan. Sebaliknya jika individu menolak dirinya biasanya tidak bahagia dan tidak
13
bisa membangun serta melestarikan hubungan yang baik dengan orang lain (Supratiknya,2009: 85). Berdasarkan berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri adalah kemampuan seseorang untuk memiliki penilaian realistis terhadap kekurangan dan kelebihan, memiliki kemampuan dan keyakinan untuk hidup dengan segala karakteristik, memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri dan dapat bertanggung jawab atas perilakunya. Individu yang mampu menerima dirinya akan semakin diterima dan disukai oleh orang lain sehingga, mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sebaliknya jika individu tidak bisa menerima dirinya maka merasa tidak bahagia bahkan membenci diri sendiri sehingga, akan mengalami kesulitan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. 2. Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri (Self Acceptance) Menurut Hurlock (1974: 434-436) ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan diri seseorang, diantaranya sebagai berikut: a. Pemahaman Diri atau Wawasan Diri (Self Understanding) Pemahaman diri (self understanding) adalah sebuah pengakuan, kesadaran dan cara pandang mengenai dirinya secara jujur, nyata dan apa adanya. Seseorang yang memiliki pemahman diri tidak hanya memiliki kapasitas intelektual namun juga memiliki kesempatan untuk menemukan jati dirinya. Kurangnya pemahaman diri dapat disebabkan oleh ketidaktahuan, kurangnya kesempatan
14
untuk menemukan jati diri, atau seseorang yang berpura-pura tentang dirinya agar bisa disukai. Pemahaman diri dan penerimaan diri berjalan secara berdampingan, berarti individu yang dapat memahami diri sendiri akan semakin dapat menerima dirinya. Aspek penerimaan diri bisa meliputi, kondisi fisik, psikis, intelektual, bakat dan minat yang menjadi kelebihan dan kekurangnnya. Kurangnya pemahaman diri menyebabkan ketidaksesuaian antara konsep diri yang diinginkan dan konsep diri yang diidealkan hal ini diperoleh dari kontak sosial. b. Harapan yang Realistis (Realistic Expectations) Ketika seseorang memiliki harapan untuk mencapai prestasi secara realistis maka dia akan memiliki kesempatan untuk mencapainya. Hal ini dapat memberikan kepuasan diri yang menjadi dasar dalam penerimaan diri. Harapan yang realistik bisa timbul bila individu menentukan sendiri harapannya dan disesuaikan dengan pemahaman mengenai kemampuannya, serta bukan diarahkan oleh orang lain dalam mencapai tujuannya. Individu yang mungkin memiliki tujuan realistis namun kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan dia bisa jadi mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh, seseorang memiliki bakat adminitrasi dalam berbisnis atau idustri, namun dia tidak memiliki pendidikan yang cukup, maka
kemungkinan dia tidak memiliki peluang untuk
mendemonstrasikan potensi yang dimilikinya.
15
c. Tidak
Adanya
Hambatan
dalam
Lingkungan
(Absence
of
Environmenta; Obstacles) Seseorang yang telah memiliki harapan realistik, namun lingkungan sekitar tidak memberikan
kesempatan
atau
bahkan
menghalangi maka harapan tersebut akan sulit dicapai. Hal ini bisa mengakibatkan individu mengalami kesulitan menerima dirinya namun, ketika rintangan tersebut mampu untuk dilalui maka dia sanggup mencapai kesuksesan dan puas terhadap prestasi yang telah dicapai. Orang yang puas dengan apa yang dicapai dapat membuat mereka mampu untuk menerima dirinya. d. Sikap Dari Masyarakat yang Menyenangkan (Favorable Sosial Attitudes) Individu yang diterima dengan baik oleh masyarakat dapat membuatnya memiliki penerimaan diri yang baik. Harapan yang realistis dari masyarakat akan membuat individu dapat memahami kekurangan
dan
kelebihannya.
Penerimaan
masyarakat
dapat
ditujukan dengan: 1) tidak adanya prasangka buruk, 2) adanya penghargaan terhadap kemampuan sosial orang lain, 3) kesediaan individu untuk memiliki kebiasaan yang ada dilingkungan sekitar. e. Tidak Adanya Tekanan Emosional yang Berat (Absence of Severe Emotional Stress) Tekanan emosional dapat menyebabkan gangguan fisik dan psikologis. Biasanya pekerjaan rumah dan lingkungan kerja dapat
16
membuat individu merasa tertekan. Individu yang terhindar dari tekanan memungkinkannya untuk dapat melakukan hal terbaik dan memiliki orientasi diri, orientasi terhadap lingkungan, merasa relax dan bahagia. Selain itu, individu yang terhindar dari tekanan juga akan merasa lebih relax dan bahagia. Kondisi ini sangat berperan dalam evaluasi sosial yang mana menjadi dasar dalam evaluasi diri dan penerimaan diri. f. Keberhasilan (Preponderance Successes) Secara kualitatif atau pun kuantitatif, keberhasilan yang dialami dapat menimbulkan penerimaan diri, sebaliknya kegagalan yang dialami dapat mengakibatkan adanya penolakan diri. g. Identifikasi Penyesuaian Diri yang Baik dengan Orang Lain (Identification with Well-adjusted People) Individu yang mengidentifikasi penyesuaian diri orang lain dengan baik dapat membangun sikap positif terhadap diri sendiri, penilaian diri dan penerimaan diri. Penilaian yang didapat selama dirumah dapat berkontribusi penting dalam pembentukan pribadi yang sehat. Seharusnya seorang ibu menjadi sumber identifikasi bagi anakanaknya, dan memiliki penilaian yang berpengaruh dalam kepribadian anak-anaknya.
17
h. Perspektif Diri (Self Perspective) Individu yang memiliki perspektif diri mampu memahami diri sendiri dan orang lain. Perspektif diri yang luas dapat meningkatkan penerimaan diri individu. i. Pola Asuh yang Baik Dimasa Kecil ( Good Childhood Training) Pendidikan yang baik selama dirumah dan sekolah dapat berpengaruh dalam perkembangan diri dan konsep diri. Pola asuh yang demokratis membuat individu memiliki kepribadian yang sehat dan cenderung mampu menghargai dirinya sendiri sehingga, memiliki kontrol diri yang baik. j. Konsep Diri yang Stabil (Stable Self Concept) Individu yang memiliki konsep diri akan mampu memahami dirinya dalam setiap waktu. Jika konsep diri individu bagus maka dia mampu menerima dirinya, sebaliknya jika konsep diri individu rendah maka individu akan melakukan penolakan diri. Individu yang tidak memiliki konsep diri stabil misalnya, kadang menyukai dirinya dan kadang tidak meyukai dirinya, maka ia akan sulit menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya kepada orang lain, karena individu sendiri memiliki ambivalensi terhadap dirinya. Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi penerimaan diri terdiri dari pemahaman diri (self understanding), harapan yang realistis (realistic expectations), tidak adanya hambatan dalam lingkungan (absence of environmenta; obstacles),
18
sikap dari masyarakat yang menyenangkan (favorable sosial attitudes), tidak adanya tekanan emosional yang berat (absence of severe emotional stress), keberhasilan (preponderance successes), identifikasi penyesuaian diri yang baik dengan orang lain (identification with well-adjusted people), perspektif diri (self perspective), pola asuh yang baik dimasa kecil ( good childhood training), dan konsep diri yang stabil (stable self concept). 3. Terbentuknya Penerimaan Diri (Self Acceptance) Individu
yang
memiliki
penerimaan
diri
akan
memiliki
penghargaan yang tinggi terhadap dirinya. Supratiknya (2009: 86-87) menyatakan bahwa penghargaan diri terhadap diri sendiri atau penghargaan orang lain terhadap dirinya dapat dilihat dari hal sebagai berikut: a. Reflected Self Acceptance atau Refleksi Penerimaan Diri Membuat kesimpulan tentang diri kita berdasarkan pandangan orang lain kepada kita. Jika orang lain menyukai diri kita, maka kita pun menyukai diri kita. b. Basic Self Acceptance atau Penerimaan Diri Dasar Keyakinan bahwa diri kita diterima secara instrinsik dan tanpa syarat. c. Conditional Self acceptance atau Penerimaan Diri Bersyarat Penerimaan diri yang didasarkan seberapa baik kita memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat.
19
d. Self Evaluation atau Evaluasi Diri Penilaian seberapa positif apa yang kita miliki dibandingkan dengan apa yang miliki oleh orang lain yang sebaya dengan diri kita. e. Real-Ideal Comparison atau Perbandingan antara yang Real dan Ideal Kesesuaian antara diri kita yang sebenarnya dan pandangan diri kita yang seharusnya. Berdasarkan ungkapan diatas, penghargaan terhadap diri kita yang merupakan proses terbentuknya penerimaan diri dapat dilihat dengan lima tahap yaitu refleksi penerimaan diri, penerimaan diri dasar, penerimaan diri bersyarat, evaluasi diri dan perbandingan antara yang real dan ideal. 4. Karakteristik Penerimaan Diri (Self Acceptance) Menurut Jersild (Hurlock, 1974: 434) karakteristik individu yang memiliki penerimaan diri adalah sebagai berikut: a. Memiliki harapan yang realistis terhadap keadaan dan menghargai dirinya sendiri. b. Memiliki pendirian diri yang kuat dan tidak terpaku pada pendapat orang lain. c. Memiliki penilaian yang realistis terhadap keterbatasan dan kelebihan yang dimiliki tanpa mencela diri secara irasional. d. Menerima apa yang dimiliki dan bisa melakukan apa yang diinginkan. e. Menerima kelemahan tanpa menyalahkan diri sendiri.
20
Menurut Berger & Philips (dalam Muryantinah, dkk., 1998: 3) penerimaan diri memiliki aspek-aspek sebagai berikut: a. Mempunyai
keyakinan
akan
kemampuan
dalam
menghadapi
kehidupan, sehingga yakin dan dapat melakukan sesuatu yang bermanfaat dan optimis. b. Sikap dan perilakunya lebih berdasarkan nilai-nilai dan standar yang ada pada dirinya dari pada didasari oleh tekanan-tekanan dari luar dirinya. c. Menganggap dirinya berharga sebagai manusia yang sederajat dengan orang lain. Individu memandang dirinya secara positif yang ditandai dengan mencintai diri sendiri dan tidak membandingkan dengan orang lain. d. Berani memikul tanggung jawab terhadap perilakunya. Individu berani memikil resiko terhadap perilakunya sehingga mampu mengatasi masalah tanpa menyalahkan orang lain. e. Menerima pujian dan celaan secara objektif. f. Tidak menyalahkan dirinya akan keterbatasan yang dimiliki atau pun mengingkari kelebihannya. g. Tidak merasa ditolak orang lain, tidak pemalu, serta menganggap dirinya berbeda dari orang lain. Jadi, individu yang memiliki penerimaan diri akan memiliki harapan yang realistis (nilai-nilai standar), penilaian yang realistis (nilainilai standar), pendirian diri yang kuat, harga diri, menerima kelebihan
21
dan kekurangan, memiliki keyakinan akan kemampuan dalam menghadapi kehidupan, menerima pujian dan celaan secara objektif, berani memikul tanggung jawab terhadap perilakunya, tidak merasa ditolak, tidak pemalu, dan menganggap dirinya berbeda dengan orang lain. Berdasarkan pendapat Jersil dan Berger diatas, maka dalam membuat alat ukur penerimaan diri peneliti menggunakan aspek-aspek sebagai berikut: a. Penilaian yang realistis. Penilaian realitis merupakan cara pandang individu terhadap dirinya yang sebenarnya, baik itu mengenai kelebihan dan kekurangannya. b. Memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri. Individu memandang dirinya secara positif yang ditandai dengan mencintai diri sendiri dan tidak membandingkan dengan orang lain. c. Memiliki keyakinan akan kemampuan dalam menghadapi kehidupan. Individu yang memiliki kemampuan utnuk menghadapi kehidupan akan merasa yakin dapat melakukan sesuatu yang bermanfaat dan optimis. d. Bertanggung jawab. Individu berani memikil resiko terhadap perilakunya sehingga mampu mengatasi masalah tanpa menyalahkan orang lain. 5. Dampak Penerimaan Diri (Self Acceptance) Hurlock (1974: 436-437) menyatakan bahwa individu yang menerima dirinya memiliki dampak sebagi berikut:
22
a. Dalam penyesuaian diri Karakteristik individu yang memiliki penyesuain diri merasa bahagia dengan keadaan diri sendiri dan tidak ingin menjadi orang lain. Individu mengakui segala kelemahan dan kelebihannya, serta memiliki kepercayaan diri (self confidence) dan harga diri (self esteem). Selain itu, Individu rela menerima kritikan dari orang lain, sehingga memiliki penilaian (evaluasi diri) yang realistis dan dapat menggunakan potensi yang dimiliki secara efektif. Individu juga memiliki kepercayaan untuk menyelesaikan masalah hidupnya bahkan bisa memaknainya sebagai kehidupan yang berharga. b. Dalam penyesuaian sosial Individu yang memiliki penerimaan diri mampu bertoleransi dengan orang lain. Ia biasanya tertarik untuk membantu orang lain dan mampu untuk menunjukkan rasa empatinya, sehingga semakin diterima oleh orang lain. Individu juga memiliki penyesuaian sosial yang lebih baik dari pada individu yang berorientasi pada diri sendiri (self oriented) karena biasanya mereka merasa tidak kuat dan rendah diri. Johnson (1993: 310), mengungkapkan bahwa individu yang memiliki penerimaan diri mencerminkan bahwa dirinya memiliki psikologis yang sehat. Individu yang sehat secara psikologis akan melihat dirinya disukai, berguna dan dapat diterima oleh orang lain. Penerimaan diri dan penerimaan orang lain sangat itu sangat berhubungan. Jika
23
individu berfikir dirinya baik maka dia juga telah berfikir bahwa orang lain baik. Individu memiliki asumsi bahwa orang lain akan menyukainya. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa dampak penerimaan diri dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu: pertama, dalam penyesuaian diri yang ditunjukkan dengan rasa bahagia mengakui kelemahan dan kelebihannya, memiliki kepercayaan diri, harga diri, menerima kritikan, memiliki penilaian yang realistis dan mampu mengatasi masalah hidup. Kedua, dalam penyesuaian sosial ditunjukkan dengan kemampuan bertoleransi, membantu orang lain, dan berempati.
B. Citra Tubuh (Body Image) 1. Pengertian Citra Tubuh (Body Image) Menurut Chaplin (2006: 63), body image adalah ide individu mengenai penampilan tubuhnya dihadapan (bagi) orang lain. Schilder (dalam Bell & Rushforth, 2008: 1), citra tubuh adalah gambaran tentang tubuh seseorang yang terbentuk dalam pikiran individu itu sendiri, atau dengan kata lain gambaran tubuh individu menurut individu itu sendiri. Gambaran mengenai ukuran, bentuk tubuh, dan karakteristik bagian tubuh lainnya disebut dengan citra tubuh
(Slade dalam Bell & Rushforth,
2008:1). Citra tubuh dapat diartikan sebagai gambaran seseorang mengenai penampilan (ukuran dan bentuk) tubuh mereka dan sikap terhadap karakteristik tubuh yang dimiliki. Citra tubuh memiliki tiga komponen
24
yaitu perceptual (persepsi), bagaimana individu melihat tubuhnya, attitudinal (sikap), bagaimana perasaan individu mengenai penampilannya, dan behavioural (perilaku) dimana persepsi dan sikap mempengaruhi perilaku individu
(Bell dan Rushforth, 2008: 97). Perilaku remaja
biasanya ditunjukkan dengan berupaya memperbaiki penampilannya seperti, melakukan diet, membuat model rambut, dan upaya-upaya lainnya agar penampilannya lebih menarik. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bell dan Rushforth (2008: 2), bahwa individu berupaya merawat tubuhnya dengan pakaian, kosmetik, membentuk model rambut dan sebagainya sehingga dapat membuat dirinya senang dan bangga terhadap penampilan fisik yang dimiliki. Menurut Thompson, dkk (dalam Tiurma Yustisi sari, 2009: 28), body image adalah evaluasi terhadap ukuran tubuh seseorang, berat atau pun aspek tubuh lainnya yang mengarah kepada penampilan fisik. Evaluasi dibagi menjadi tiga komponen yaitu persepsi, yang secara umum mengarah kepada keakuratan dalam mempersepsikan ukuran (perkiraan ukuran tubuh), komponen subyektif yang mengarah pada kepuasan, perhatian, evaluasi kognitif dan kecemasan serta komponen perilaku, yang memfokuskan kepada penghindaran individu terhadap situasi yang mengakibatkan ketidaknyamanan terhadap penampilan fisik. Seperti yang diungkapkan oleh Chas (Thompson dan Smolak, 2009: 188), bahwa evaluasi penampilan (appearance evaluation) dan orientasi penampilan
25
(appearance orientation) menjadi komponen penting dalam evaluasi diri (self evaluation). Grogan (MacLachlan & Gallagher, 2004: 5), citra tubuh adalah persepsi, pikiran dan perasaan yang dimiliki individu mengenai tubuhnya. Gambaran mental dan evaluasi seseorang mengenai penampilan, persepsi dan sikap dalam bertingkah laku disebut juga dengan citra tubuh (Hence dalam Bell dan Rushforth, 2008: 1). Sedangkan menurut Chas dan Pruzinsky (dalam Kinanti, 2010: 20), citra tubuh merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya berupa penilaian positif dan negatif. Penilaian positif terhadap kondisi tubuh bisa di sebut juga dengan citra tubuh positif dan penilaian negatif terhadap kondisi tubuh disebut dengan citra tubuh negatif. Citra tubuh positif adalah gambaran atau pandangan individu mengenai tubuhnya secara positif, yang ditandai dengan
perasaan
puas
individu
menerima
tubuhnya
dan
tidak
mengkhawatirkan makanan yang hendak dimakan. Selain itu, citra tubuh positif merupakan peran penting dalam mengembangkan kesehatan psikologis dan perkembangan fisik pada wanita. Hal ini diungkapkan oleh Wertheim, dkk, (dalam Thompson dan Smolak, 2009: 47), “Positive body image plays a vital role in fostering healthy psychological and physical development in girls”. Citra tubuh negatif adalah pandangan negatif individu mengenai tubuh yang dimiliki. Pada umumnya citra tubuh negatif memiliki beberapa komponen
seperti
mengalami
26
gangguan
persepsi,
mengalami
ketidakpuasan dan perasaan negatif mengenai ukuran dan berat badan, serta perilaku seperti berupaya menjadi kurus dengan melakukan diet atau menurunkan berat badan, dan menjadikan penampilan kriteria utama dalam evaluasi diri (Bell dan Rushforth, 2008: 1-2). Jadi, citra tubuh adalah evaluasi (penilaian) individu mengenai penampilan (ukuran dan bentuk) tubuh secara keseluruhan, sikap yang ditunjukkan oleh perasaan (kecemasan dan kepuasan) individu mengenai penampilan dan karakteristik bagian tubuh, serta perilaku yang dapat dilihat dari usaha individu merubah penampilannya atau melakukan usaha untuk memperbaiki penampilan (orientasi penampilan).
Orang yang
memiliki citra tubuh positif akan memiliki psikologis yang sehat. Sedangkan, individu yang memiliki citra tubuh negatif akan mengalami gangguan persepsi mengenai penampilannya, mengalami ketidakpuasan dan perasaan negatif mengenai ukuran dan berat badan 2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Citra Tubuh (Body Image) Terbentuknya
citra
tubuh
ada
banyak
hal
yang
dapat
mempengaruhinya, seperti media yang selalu menampilkan wanita cantik dan sempurna. Selain itu, masyarakat juga memiliki standar ideal yang harus dimiliki remaja agar mereka diakui cantik. Secara lebih jelas dan terperinci maka Bell dan Rushforth (2008: 3-8), menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi citra tubuh (body image), diantaranya sebagai berikut:
27
a. Budaya (Culture) McCarthy (Bell dan Rushforth, 2008: 3), mengatakan bahwa budaya memberikan pengaruh yang besar dalam pembentukan citra tubuh. Hal ini bisa terjadi karena adanya standar ideal dari masyarakat, seperti kecantikan yang diukur oleh jenis warna kulit, kurus, mancung dll. Standar masyarakat inilah yang membuat individu yang tidak sesuai dengan harapan merasa rendah diri dan memiliki citra tubuh yang negatif. b. Media Media massa seperti majalah fashion, iklan televisi, dan pertunjukkan yang saat ini banyak menghadirkan perempuan kurus sebagai sosok yang ideal (Nemeroff dalam Bell dan Rushforth, 2008: 3). Diungkapkan juga oleh Ogden (2000: 142), bahwa majalah, koran, televisi, film, dan sebagian novel menggunakan perempuan yang memiliki tubuh kurus. Karakter yang diperankan para model seperti mengilustrasikan dalam dunia nyata, padahal dalam kenyataanya tidak semua orang kurus. Sosok model yang ditunjukkan dalam media massa atau pun media elektronik mempengaruhi individu untuk meniru, sehingga berusaha untuk tampil sesuai dengan idolanya. Jika harapan yang diingkan tidak tercapai bisa membuat individu tidak puas dengan yang dimiliki.
28
c. Jenis kelamin (Gender) Harga diri perempuan biasanya terletak dari seberapa besar dirinya merasa menarik. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Guiney dan Furlong (Bell dan Rushforth, 2008: 6), “female selfesteem is often conditional on perceived attractiveness”. Hal serupa juga diungkapkan oleh Cobb (2007: 85), “satisfied adolescence are with their bodies roughly predicts their levels of self esteem, especially for girl”. Kepuasan remaja terhadap tubuh mereka dapat memprediksi tingkat harga diri (self esteem) terutama pada perempuan. Citra diri individu sangat berkaitan dengan citra tubuh yang dimiliki. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan jati dirinya. Biasanya pada laki-laki lebih memiliki citra tubuh yang positif dibandingkan dengan perempuan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Field dan Rosenblum,dkk (dalam Cobb, 2007: 86), “boy have more positive body image than girl”. Perempuan biasanya ingin tampil dengan keadaan lebih kurus dan laki-laki ingin tampil dengan otot yang kekar. Namun hal ini tidak berlaku untuk semua daerah, karena biasanya masing-masing daerah memiliki standar ideal sendiri. d. Usia (Age) Diusia muda biasanya perempuan sangat memperhatikan dirinya dan berusaha memperbaiki penampilanya. Terutama remaja yang sering mendapatkan kritikan tentang penampilannya, karena
29
informasi tersebut penentu identitas dirinya. Perempuan yang memiliki kepercayaan diri rendah merasa harus bertanggung jawab untuk kegagalan yang dimiliki. “Body dissatisfaction or its salience tends to decrease with age ...” (Lewis & Whitbourne,dkk., dalam Bell dan Rushforth, 2008: 6). Kepuasan terhadap tubuh akan berkurang dengan beriringnya usia. Semakin tua individu maka tidak terlalu mempermasalahkan
penampilannya.
Walaupun
ada
bentuk
ketidakpuasan terhadap tubuh tapi tidak separah waktu masa puber. e. Keluarga dan sosial (Family and Social) Harapan dan pendapat baik itu secara verbal dan non verbal yang terjadi selama interaksi didalam keluarga, teman sebaya dan orang yang ditemuinnya, mengenai penampilan fisiknya dapat membentuk standar untuk membandingkan diri. “Studies have shown correlations between parents' concerns about their own and/or their children's weight, and body dissatisfaction in their daughters” (Slade dalam Bell dan Rushforth, 2008: 7). Perhatian orang tua terhadap berat badan yang dimiliki anaknya memiki hubungan dengan kepuasan tubuh yang dimiliki anaknya. Diungkapkan juga oleh Santrock (2010: 61), “lack of parental suport dan dietary restraint preceded future decreases in body satifaction”. Kurangnya dorongan orang tua dan pengendalian pola makan (diet) dapat mengurangi kepuasan tubuh.
30
Saat berinteraksi dengan keluarga, teman bahkan dengan orang yang tidak dikenal remaja sering membandingkan dirinya dengan orang yang ditemuinya. Hal serupa diungkapkan oleh Cobb (dalam Slade dalam Bell dan Rushforth, 2008: 7), “Adolescence ... always involve comparisons with other”. f. Berat badan (body weight) Berat badan merupakan salah satu penentu utama dalam ketidakpuasan tubuh. Diungkapkan oleh Slade (dalam Bell dan Rushforth, 2008: 7), “people who are obese must feel bad about their bodies. Negatif body image is higer among female and those who were obese as children”. Individu yang gemuk merasa jelek dengan tubuh yang mereka miliki. Negatif body image lebih banyak dimiliki oleh perempuan dan anak yang obesitas. g. Konsep diri (self concept) Individu yang memiliki konsep diri dapat memberikan penilaian positif terhadap tubuh dan dapat menghadapi kejadian yang mengancam citra tubuhnya. h. Kasih sayang (attachment) “Insecure attachment, whereby individuals are seeking love and acceptance yet feel unworthy, may foster negative body image” (Bell dan Rushforth, 2008: 7). Kurangnya kasih sayang ketika individu mencari cinta dan kurangnya penerimaan sosial dapat menyebabkan citra tubuh yang negatif. Individu yang sering
31
mendapatkan pujian dan penerimaan yang baik dari orang lain akan memiliki konsep diri yang baik sehingga, dapat meningkatkan citra tubuh kearah yang lebih positif. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi citra diri (body image) adalah budaya, media, jenis kelamin, usai, keluarga, lingkungan sosial, berat badan, konsep diri dan kasih sayang. 3. Aspek-Aspek Citra Tubuh (Body Image) Citra tubuh adalah sesuatu yang menarik untuk dibahas karena pada dasarnya manusia ingin tampil cantik dan sempurna dihadapan orang. Namun, citra tubuh tidak hanya semata-mata membahas tentang kecantikan namun sampai aspek psikologis. Dalam hal ini Rice &Dolgin (Farida, 2012: 37), menyatakan aspek-aspek yang tekandung dalam citra tubuh adalah sebagai berikut: a. Physical Attractiveness Physical attractiveness and body image have an important relationship to the adolescence self evaluation, popularity, and peer acceptance (Davidson&McCabe,2006). Physical attractiveness influences personality development, social relationship, and social behavior. Attractive adolescents are generally thought of in positif terms: warm, friendly, succesfull, and inteligent. b. Body type and ideals There is three body type heve been identified: 1. Ectomorphs are tall, long, thin and narrow, with a sleder, bony, lanky build. 2. Endomorphs are at the other extreme, with soft, round, thick, heavy trunks and limbs and the wrestker-type buld. 3. Mesomorphs are fall between these two type, they have aquare, strong, well muscled bodies, with medium lenght limb and wide shoulders. 32
c. Weight Few adolescence desire to be obese, and even many they are concerned about their weight. The boys and the girl weere often or always thought about their weight and virtually the same number and attemp to lose weight dieting. In addition, of course, overweight adolescencent face social rehection and have lowered self esteem. Timing of their own development in relation to what is considered normal. Citra tubuh memiliki beberapa aspek pengukuran yang dapat menyatakan bahwasannya positif atau negatif, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Daya pikat fisik Para remaja menganggap penting untuk memiliki daya pikat secara fisik. Mereka merasa bahwa individu yang memiliki penampilan menarik akan mudah untuk diterima oleh lingkungan sosial dan teman sebaya. b. Tipe tubuh dan ideal Ada beberapa tipe tubuh yang dimiliki manusia diantaranya adalah endoformic (pendek gemuk), mesomorphic (berotot dan bahu serta pinggang lebar) dan ectomorphic (tinggi kurus). Selain itu, menurut Hipocrates (dalam panut & ida, 2005: 28), mengolongkan manusia dalam type habitus apoplecticus (gemuk pendek) dan type habitus phtisicus (tinggi kurus). c. Berat badan Banyak anak yang mencemasakan tentang berat badan yang dimiliki dan beberapa diantara melakukan diet. Remaja yang mengalami 33
kegemukan merasa terganggu hubungan sosial dan memiliki harga diri (self esteem) yang rendah. Menurut Cash (dalam Kinanti, 2010: 36), menyatakan aspek atau dimensi yang ada dalam citra tubuh adalah sebagai berikut: a. Evaluasi penampilan (appearance evaluation). Penilaian tentang perasaan tingkat bahagia, menarik dan kepuasan mengenai penampilan secara keseluruhan baik penilaian dari diri sendiri maupun reaksi dari orang lain. b. Orientasi penampilan (appearance orientation). Usaha yang dilakukan individu untuk memperbaiki penampilannya baik melalui upaya merubah penampilan atau melakukan perawatan. c. Kepuasan terhadap bagian tubuh (body area satisfaction). Tingkat kepuasan individu terhadap bagian tubuh secara spesifik, baik itu tubuh bagian atas (wajah, rambut, dll), tubuh bagian tengah (pinggang, dan perut ), dan tubuh bagian bawah (kaki, paha, pantat, dll). Individu yang merasa puas tidak membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. d. Kecemasan terhadap berat badan (weight preocupation) Kecemasan individu mengenai berat badannya baik itu kegemukan dan kekurusan yang ditampilkan dengan mengatur pola makan. e. Pengkategorian ukuran tubuh (self classified weight) Persepsi individu mengenai berat badannya.
34
Jadi, dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa citra tubuh memiliki aspek-aspek tentang evaluasim penampilan yang dapat meliputi daya fisik, orientasi penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh, kecemasan berat badan, pengkategorian tipe tubuh. Berdasarkan pendapat Jersil dan Berger diatas, maka dalam membuat alat ukur citra tubuh peneliti menggunakan aspek-aspek sebagai berikut: a. Evaluasi penampilan. Penilaian penampilan secara keseluruhan mengenai penampilan baik dari dalam diri sendiri maupun reaksi dari orang lain. b. Orientasi penampilan. Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki penampilan baik merubah penampilan ataupun melakukan perawatan. c. Kepuasan terhadap bagian tubuh. Penilaian kondisi tubuh secara keseluruhan. Individu merasa puas dan tidak membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. d. Berat badan. Reaksi individu menerima berat badannya baik itu kecemasan atau upaya mengatur pola makan.
35
C. Siswa SMP sebagai Remaja 1. Pengertian Remaja Remaja berasal dari kata adolescence atau adolescere yang berarti “tumbuh” atau tumbuh mencapai kematangan. Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurangkurangnya dalam masalah hak (Piaget dalam Hurlock, 1980: 206). Masa remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting dengan matangnya psikis, psikososial, dan organ-organ fisik (Heriana, 2012: 17). Jika dilihat dari rentang usia, menurut Hurlock (1980: 206) awal masa remaja berlansung kira-kira dari 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun dan akhir masa remaja bermula dari 16 atau 17 sampai 18 tahun. Selain itu, menurut Thomburg (dalam Heriana, 2012: 18), remaja digolongkan menjadi tiga tahap yaitu masa remaja awal (usia 13-14 tahun dan individu di bangku SMP), masa remaja tengah (15-17 tahun yang mana individu di bangku SMA) dan remaja akhir (18-21 tahun). Kematangan remaja perempuan dan laki-laki biasanya mengalami perbedaan waktu. Oleh karena itu,
Mappiare (dalam Heriana, 2012)
mengungkapkan bahwa masa remaja berlangsung antara umur 12-21 tahun untuk wanita dan 13-22 tahun untuk laki-laki. Jadi, dapat disimpulkan bahwa remaja awal atau remaja usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah individu yang sedang
36
mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik, psikis dan psikososial. Rentang usia yang dimiliki antara 12 sampai 14 atau 15 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik, psikis, psikososial, dan seksualnya semakin mencapai kematangan segingga mampu membaur dengan masyarakat paling tidak dalam urusan hak. 2. Karakteristik Remaja Awal Setiap periode pasti memiliki karakter yang berbeda. Maka dalam hal ini akan dijelaskan mengenai karakteristik masa remaja yang membedakan dengan masa sebelum atau sesudahnya. Hurlock (1980: 207209), mengungkapkan ciri-ciri remaja sebagai berikut: a. Masa remaja sebagai periode yang penting Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai, dan mental baru. b. Masa remaja sebagai periode peralihan Perubahan fisik yang dialami mengharuskannya untuk menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang bergeser. Individu bukan lagi anak jadi harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan. Remaja tidak lagi anak dan juga belum dewasa. c. Masa remaja sebagai periode perubahan Selama masa remaja perubahan fisik terjadi dengan pesat maka perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung dengan pesat. Sebaliknya jika perubahan fisik menurun maka perubahan sikap dan
37
perilaku juga menurun. Ada beberapa perubahan secara universal yaitu pertama, meningginya emosi, intensitasnya tergantung dengan tingkat perubahan fisik dan psikis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh, minat, dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial. Ketiga, perubahan minat dan pola perilaku serta sikap ambivalen remaja terhadap perubahan. d. Masa remaja sebagai usia bermasalah Saat mengatasi masalah remaja sering mendapat kesulitan, karena tidak lagi dibantu oleh orang tua dan gurunya. Selain itu, remaja juga menganggap dirinya mandiri sehingga menolak bantuan dari orang dewasa. Namun, masalah yang diselesaikan dengan cara yang diyakini sering tidak berhasil seperti yang diharapkan. e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas Remaja mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas dengan menjadi sama dengan teman-temannya. Remaja butuh pengakuan atas keberadaannya sehingga, menggunakan simbol status dalam bentuk mobil, pakaian, dan kepemilikan barang-barang. Namun, banyak juga remaja yang mengalami kritis identitas. f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Banyaknya pandangan negatif mengenai remaja dapat mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap diri sendiri. Pandangan negatif membuat sulit peralihan menjadi dewasa. Selain itu, membuat anak sungkan untuk meminta bantuan kepada orang tua atau orang dewasa.
38
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis Remaja memandang dirinya dan orang lain sebagaimana yang diingikan bukan sebagaimana adanya. Akhirnya, pandangan idealis yang berlebihan tersebut telah menganggunya dan secara berlahan mereka mulai melepasnya untuk mendapatkan status dewasa. h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Perubahan yang ditampilkan dalam bentuk pakaian ternyata dinilai belum mendapatkan kesan dewasa. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa seperti,
merokok,
minum
alkohol,
obat-obatan,
dll.
mereka
menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan. Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa pada usia remaja belum begitu merasakan kepuasan dan kebahagiaan. Oleh sebab itu, Hurlock (1980: 201), mengungkapan beberapa esensi kunci kebahagian. Beberapa diantaranya adalah sikap menerima (acceptance), kasih sayang (afection) dan prestasi (achievement) atau sering disebut dengan “tiga A kebehagiaan”. a. Penerimaan (acceptance) Penerimaan diri maupun penerimaan sosial sama pentingnya berpengaruh dalam kebahagian. Remaja yang menerima dirinya akan semakin diterima oleh lingkungan sosial. Selain itu, remaja yang menyukai dan menerima dirinya akan semakin bahagia sehingga, akan
39
semakin puas dengan statusnya karena merasa disukai dan diterima oleh kelompok sosial. Individu yang memiliki penerimaan diri akan memiliki penyesuaian diri dan penyesuaian sosial yang baik. b. Kasih sayang (afection) Meskipun remaja berusaha tidak memperdulikan kebutuhan kasih sayang, sebenarnya mereka sangat membutuhkan kasih sayang dari orang lain. Harapan untuk mendapatkan kasih sayang sebenarnya lebih besar dari pada masa sebelumnya karena, ia merasa tidak puas dengan diri sendiri dan dengan kehidupan pada umumnya. c. Prestasi (achievment) Prestasi berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang tidak realistis akan sulit dicapai dan akan timbul kegagalan sehingga individu merasa tidak puas dan tidak bahagia. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kunci terpenting dalam mencapai kebahagiaan adalah menerima diri sendiri karena hal ini akan berpengaruh pada penerimaan dan bentuk kasih sayang yang akan didapatkan dari orang lain sehingga mampu berprestasi secara maksimal. 3. Tugas Perkembangan Remaja Tugas
perkembangan
remaja
yang
harus
dilalui
menurut
Havighurst (Rita, dkk., 2008: 126), adalah sebagai berikut: a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria mau pun wanita. b. Mencapai peran sosial pria dan wanita.
40
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. e. Mempersiapkan karir ekonomi. f. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. g. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi. Senada dengan pendapat diatas Heriana (2012: 25), menyebutkan tugas perkembangan remaja adalah: a. Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkan secara efektif. b. Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang tua c. Remaja mampu bergaul lebih matang. d. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri. e. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma. Selanjutnya tugas-tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (dalam Heriana, 2012: 28-29), adalah sebagai berikut: a. Mampu menerima keadaan fisiknya. b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa. c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis. d. Mencapai kemandirian emosional. e. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat. f. Memahami dan menginteralisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua. g. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa. h. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tugas perkembangan remaja adalah: a. Menerima keadaan fisik dan memanfaatkan tubuh secara efektif. b. Dapat menjalin hubungan dengan baik antara teman sebaya baik dengan laki-laki atau perempuan, serta dengan sosial secara luas. 41
c. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa. d. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri. e. Mempersiapkan karir ekonomi. f. Menerima dan memahami peran seks orang dewasa. g. Memperlihatkan perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. h. Mempersiapkan perkawinan dan tanggung jawab keluarga. Berdasarkan tugas perkembangan remaja tersebut yang sering menjadi masalah adalah kurangnya pemahaman dan penerimaan keadaan fisik serta kurangnya pengetahuan dan penerimaan atas diri sendiri. 4. Perkembangan Remaja Masa remaja ditandai dengan percepatan kematangan seksual, pertumbuhan fisik, dan perkembangan sosial. Agoes (2004: 20), mengungkapkan bahwa kematangan seksual remaja putri ditandai dengan mengalami menstruasi (menarche) pertama. Selain itu, Agoes (Heriana, 2012: 8), mengungkapkan karakteristik perkembangan fisik remaja putri adalah
pertumbuhan
payudara,
pertumbuhan
rambut
kemaluan,
petumbuhan badan/tubuh, haid (menarche) dan pertumbuhan bulu ketiak. Sedangkan menurut Muss (Heriana, 2012: 9), membuat urutan pertumbuhan fisik remaja putri sebagai berikut: a. Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota dan badan menjadi panjang). b. Pertumbuhan payudara. c. Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap dikemaluan. d. Mencapai petumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya. 42
e. Bulu kemaluan menjadi kriting f. Haid g. Tumbuh bulu-bulu ketiak. Hurlock (1980: 211), perubahan fisik remaja tergolong menjadi dua bentuk yaitu perubahan internal dan eksternal. Perubahan internal mencakup tinggi, berat, proporsi tubuh, organ seks, dan ciri-ciri seks sekunder sedangkan, perubahan eksternal mencakup sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem endokrin, dan jaringan tubuh. Sistem endokrin akan menghasilkan hormon yang memiliki aktivitas tertentu pada aktivitas organ-organ tubuh. Hormon seks yang diproduksi secara cepat memacu bertambahnya dorongan seksual remaja. Remaja mulai terangsang karena organ reproduksinya mulai matang (Heriana, 2012: 41-44). Adanya perubahan hormon seksual membuat remaja memiliki emosional yang tidak stabil. Sering remaja mengalami kecemasan dan keprihatinan terhadap perubahan bentuk tubuh karena tubuh tumbuh asimetris seperti, kaki tumbuh lebih dulu kemudian tungkai dan lengan sehingga, kelihatan lucu dan membuat remaja merasa minder dan tidak percaya diri. Remaja putri biasanya sangat memperhatikan kecantikan wajahnya, seperti sering membandingkan kecantikannya dengan remaja putri lainnya. Sering kita temui remaja putri yang mempermasalahkan besar-kecilnya payudara yang dimiliki dengan remaja putri lainya. Selain itu, banyak juga remaja putri yang mempermasalahkan keadaan fisik, baik itu rambut, gigi, betis, paha, dan bahkan kulit.
43
Kecemasan yang dimiliki remaja membuatnya tergerak melakukan perbaikan kondisi fisik seperti, melakukan diet, olah raga berlebihan, perawatan tubuh secara intensif, memakai pemutih wajah, operasi wajah, dan lain sebagainya. Melihat hal ini tak heran lagi jika Hurlock (1980: 211), mengungkapkan bahwa hanya sedikit remaja yang mengalami kateksis atau merasa puas dengan tubuhnya. Semua upaya yang dilakukan remaja dalam memperbaiki kondisi tubuh bertujuan untuk mendapatkan pengakuan sosial. Para remaja mulai sadar bahwa penampilan sangat berpengaruh dalam menjalin hubungan sosial. Selain itu, kematangan seksualnya juga berdampak pada rasa ingin tahunya kepada lawan jenis bahkan jatuh cinta. Hal ini juga membuatnya sangat memperhatikan penampilan untuk menarik lawan jenis. Minat terhadap penampilan tidak hanya mencakup pakaian tetapi juga perhiasan, kerapian, daya tarik, dan bentuk tubuh (Hurlock,1980: 219).
D. Hubungan antara Citra Tubuh (Body Image) dengan Penerimaan Diri (Self Acceptance) Pada Remaja Putri. Masa remaja ditandai dengan percepatan kematangan seksual, pertumbuhan
fisik
dan
perkembangan
sosial.
Agoes
(2004:
20),
mengungkapkan bahwa kematangan seksual remaja putri ditandai dengan mengalami menstruasi (menarche) pertama. Selain itu, Agoes (Heriana, 2012: 8), mengungkapkan karakteristik perkembangan fisik remaja putri adalah
44
pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut kemaluan, petumbuhan badan/tubuh, haid (menarche), dan pertumbuhan bulu ketiak. Percepatan
pertumbuhan
pada
remaja
berimplikasi
pada
perkembangan psikosial yang ditandai dengan kedekatan remaja pada teman sebaya dari pada orang tua atau keluarganya (Rita, dkk, 2008: 127). Walaupun remaja memiliki minat yang tinggi dengan teman sebaya namun, menurut Hurlock (1980: 213), bahwa penyesuaian sosial adalah salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit. Hal ini terjadi karena adanya penyesuaian baru dalam kelompok sosial, perilaku sosial, nilai-nilai baru dalam penyeleksian persahabatan, nilai–nilai baru dalam dukungan, dan penolakan sosial, serta nilai baru dalam seleksi pemimpin. Para remaja dalam menjalin hubungan sosial mulai sadar bahwa hubungannya sangat dipengaruhi oleh penampilan sehingga membuat minat terhadap penampilannya mulai meningkat. Selain itu, kematangan seksualnya juga berdampak pada rasa ingin tahunya kepada lawan jenis bahkan jatuh cinta. Hal ini juga membuatnya sangat memperhatikan penampilan untuk menarik lawan jenis. Minat terhadap penampilan tidak hanya mencakup pakaian tetapi juga perhiasan, kerapian, daya tarik, dan bentuk tubuh (Hurlock,1980: 219). Remaja mulai mencemaskan bentuk tubuhnya karena anggota badan tumbuh tidak simetris seperti, kaki tumbuh lebih dulu kemudian tungkai dan lengan sehingga, kelihatan lucu dan membuat remaja merasa minder dan tidak percaya diri.
45
Ketidakpuasan dengan citra tubuh pada remaja kian meningkat karena adanya penilaian yang tidak objektif kepada diri sendiri. Selain itu, adanya standar ideal dari masyarakat dan media yang selalu menampilkan sosok wanita ideal atau sempurna, juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi citra tubuh remaja. Ketidakpuasan citra tubuh juga bisa diartikan sebagai individu yang memiliki citra tubuh negatif. Selain itu, kurangnya pemahaman remaja terhadap dirinya sendiri bisa mengakibatkan citra tubuh yang negatif. Seperti yang diungkapkan Thomas (dalam Hurlock, 1980: 198), “jarang ada anak yang mengerti dasar perubahan yang terjadi pada dirinya dan temantemannya”. Pemahaman diri (self understanding) adalah sebuah pengakuan, kesadaran dan cara pandang mengenai dirinya secara jujur, nyata, dan apa adanya. Aspek penerimaan diri bisa meliputi, kondisi fisik, psikis, bakat, dan minat yang menjadi kelebihan dan kekurangannya. Remaja yang semakin memahami dirinya maka akan semakin menerima dirinya (Hurlock, 1974: 435). Ketidakpuasan remaja dapat mengakibatkan kesulitan untuk menerima dirinya, sehingga akan timbul konflik, masalah dan ketidakbahagiaan. Diungkapkan oleh Hurlock (1980:201), ”sulitlah bagi remaja (puber) untuk menerima dirinya sendiri, kalau dia merasa prihatin dan gelisah akan tubuhnya yang berubah dan mereka tidak puas dengan penampilan dirinya”. Padahal sumber dari kebahagiaan itu sendiri adalah mampu untuk menerima segala karakteristik yang ada dalam diri kita. Hurlock (1980:201) mengungkapkan bahwa, “kebahagiaan bisa dicapai dengan penerimaan
46
(acceptance) baik itu penerimaan diri (self acceptance) atau pun penerimaan sosial (social acceptance)”. Selain itu, menurut Mumpuniarti (Ary Dwi Noviyanti, 2012: 45), “ada tiga macam penerimaan untuk mencapai penyesuaian yang memuaskan yaitu: 1. Penerimaan fisik, yang mengandung arti bahwa individu menyadari akan sifat kekurangan, tahu sebabnya, dan tahu kemungkinannya. 2. Peneriman secara sosial, artinya individu sadar tentang akibat-akibat yang dapat terjadi mengenai kekurangannya terhadap orang lain atau kaintannya dengan pekerjaan. 3. Penerimaan secara psikologis, artinya individu tidak menujukan gejala emosionalnya karena kekurangannya. Jika melihat pendapat kedua ahli diatas dapat dikatakan bahwa yang termasuk penerimaan diri adalah penerimaan secara fisik dan psikologis. Upaya untuk mencapai kebahagiaan itu sendiri diperlukan adanya penerimaan diri dan penerimaan sosial. Jadi, penilaian remaja terhadap penampilan (citra tubuh) dapat menunjukkan seberapa mampu remaja menerima keadaan fisiknya. Jika, remaja memiliki standar penampilan yang tinggi, maka itu bisa jadi membuat terjebak dalam ketidakpuasan, karena standar itu terlalu susah untuk diraih. Standar yang dimiliki bisa karena dirinya sendiri atau pun dari lingkungan sosial. Pendapat atau pun standar ideal yang dimiliki masyarakat, sangat berpengaruh terhadap kepuasan dan ketidakpuasan remaja terhadap dirinya. Hal serupa juga diungkapkan oleh McCarthy (Bell dan Rushforth, 2008: 3), mengatakan bahwa:
47
Budaya memberikan pengaruh yang besar dalam pembentukan citra tubuh. Hal ini bisa terjadi karena adanya standar ideal dari masyarakat, seperti kecantikan yang diukur oleh jenis warna kulit, kurus, mancung dll. Standar masyarakat inilah yang membuat individu yang tidak sesuai dengan harapan merasa rendah diri dan memiliki citra tubuh yang negatif. Padahal menurut Hurlock (1980: 201), bahwa “semakin tingginya kesadaran akan pentingnya penampilan dalam kehidupan sosial akan membuat keprihatinan semakin bertambah. Semakin kuatnya keprihatinan akan dukungan sosial terhadap dirinya maka ia akan semakin mengkhawatirkan penampilannya”. Seharusnya, remaja mampu memahami keadaannya sehingga dapat menerima apapun kondisi dirinya. Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara citra tubuh (body image) dengan penerimaan diri (self acceptance) remaja putri. Remaja yang memiliki citra tubuh postif maka akan semakin tinggi penerimaan dirinya. Sebaliknya remaja yang memiliki citra tubuh negatif akan semakin rendah penerimaan dirinya.
E. Hipotesis Berdasarkan rumusan yang telah dibuat dan penjelasan diatas, maka peneliti membuat hipotesis bahwa ada hubungan positif antara citra tubuh (body image) dengan penerimaan diri pada remaja putri di SMP N 6 Yogyakarta. Citra Tubuh
Penerimaan Diri
(X)
(Y)
Gamabar 1. Hubungan antara citra tubuh dengan penerimaan diri.
48
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif korelasional karena penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel, tanpa melakukan perubahan, tambahan, atau manipulasi terhadap data yang sudah ada. Penelitian yang dilakukan mengenai hubungan anatara citra tubuh (body image) dengan penerimaan diri pada remaja putri kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta. Penelitian ini mencari hubungan antara variabel citra tubuh (body image) dengan variabel penerimaan diri.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian bertempat di SMP N 6 Yogyakarta yang beralamat di Jln. Monginsidi 1 Yogyakarta. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013. Peneliti memilih lokasi tersebut karena ditemukan siswa yang merasa kurang puas dan resah dengan kondisi fisiknya sehingga kurang menerima kondisi dirinya secara utuh. Selain itu, ada beberapa siswa yang melanggar tata tertib sekolah seperti, tidak menggunakan sepatu hitam putih sesuai yang ditetapkan dan memilih memakai sepatu berwarna agar terlihat lebih menarik.
49
C. Variabel Penelitian Variabel adalah semua objek penelitian yang menunjukkan variasi, baik dalam jenisnya, maupun dalam tingkatanya (Sutrisno Hadi, 2004: 250). Variabel dibagi menjadi dua yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependent (terikat). Variabel bebas (independent) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independent) (Sugiyono (2010: 61). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu citra tubuh (body image) sebagai variabel bebas dan penerimaan diri sebagai variabel terikat.
D. Subyek Penelitian Penelitian ini mengambil 92 remaja putri kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta sebagai subyek penelitian. Remaja putri tersebut tersebar dalam 7 kelas, namun memiliki kecenderungan karakteristik yang homogen.
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2007: 24). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik skala citra tubuh (body image) dan skala penerimaan diri.
50
Penelitian ini menggunakan skala yang dimodifikasi dari skala likert. Skala likert terdiri dari lima pilihan jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), netral (N), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Peneliti kemudian sengaja menghilangkan jawaban netral sebagai alternatif jawaban bagi responden. Hal ini dilakukan Untuk mengurangi kecenderungan responden menjawab pilihan netral. Maka terbentuklah modifikasi skala likert menjadi empat pilihan yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung). Masing-masing jawaban memiliki rentang nilai 1-4, bobot penilaian untuk pernyataan favorabel yaitu SS=4, S=3, ST=2 dan STS=1, sedangkan untuk bobot unfavorable yaitu SS=1, S=2, ST=3 dan STS=4.
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lebih cermat, lebih lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2002: 136). Tahap-tahap pembuatan instrumen dalam penelitian ini adalah membuat definisi operasional, kisi-kisi instrumen dan mengujicobakan instrumen yang telah dibuat.
51
1. Definisi Operasional a. Penerimaan Diri Penerimaan diri adalah kemampuan seseorang untuk memiliki penilaian realistis terhadap kekurangan dan kelebihan, memiliki kemampuan dan keyakinan untuk hidup dengan segala karakteristik, memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri dan dapat bertanggung jawab atas perilakunya. Penerimaan diri dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala penerimaan diri yang dibuat oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek penerimaan diri yaitu; 1) Penilaian yang realistis; 2) Memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri; 3) Memiliki keyakinan akan kemampuan dalam menghadapi kehidupan; 4) Berani memikul tanggung jawab terhadap perilakunya. Ada pun kategorisasi penerimaan diri dilakukan dengan tempat kategori yaitu: 1. Individu yang memiliki rentang skor antara 178,75 – 220 termasuk dalam kategori sangat tinggi. 2. Individu yang memiliki rentang skor antara 137,50 – 178,74 termasuk dalam kategori tinggi 3. Individu yang memiliki rentang skor antara 96,25 – 137,49 termasuk dalam kategori rendah. 4. Individu yang memiliki rentang skor antara 55 – 96,24 termasuk dalam kategori sangat rendah.
52
b. Citra Tubuh (Body Image) Citra tubuh adalah evaluasi (penilaian) individu mengenai penampilan (ukuran dan bentuk) tubuh secara keseluruhan, sikap yang ditunjukkan oleh perasaan (kecemasan dan kepuasan) individu mengenai penampilan dan karakteristik bagian tubuh, serta perilaku yang dapat dilihat dari usaha individu merubah penampilanya atau melakukan
usaha
untuk
memperbaiki
penampilan
(orientasi
penampilan). Alat ukur yang digunakan untuk mengukur citra tubuh adalah skala citra tubuh yang dibuat oleh peneliti berdasarkan aspekaspek sebagai berikut; 1) Evaluasi penampilan; 2) Orientasi penampilan; 3) Kecemasan berat badan; 4) Kepuasan terhadap bagian tubuh. Kategorisasi citra tubuh terbagai menjadi empat kategori yaitu: 1. Individu yang memiliki rentang skor antara 185,25 – 228 termasuk dalam kategori sangat positif. 2. Individu yang memiliki rentang skor antara 142,50 – 185,24 termasuk dalam kategori positif. 3. Individu yang memiliki rentang skor antara 99,75 – 142,49 termasuk dalam kategori negatif. 4. Individu yang memiliki rentang skor antara 57 – 99,74 termasuk dalam kategori sangat negatif. 2. Kisi-Kisi Instrumen Kisi-kisi instrumen adalah penyusunan variabel menjadi sub variabel kamudian dikembangkan menjadi indikator dan deskriptor,
53
sehingga terbentuklah item-item pernyataan (Riduwan, 2007: 44). Instrumen yang digunakan adalah skala citra tubuh (body image) dan skala penerimaan diri. Oleh sebab itu, disusunlah kisi-kisi skala citra tubuh (body image) dan kisi-kisi skala penerimaan diri. Tabel 1. Kisi-Kisi Skala Penerimaan Diri No. 1.
2.
3.
4.
Aspek Penilaian yang realistis.
Memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri.
Memiliki kemampuan menghadapi kehidupan.
Bertanggung jawab.
Indikator
Deskriptor
Cara pandang individu terhadap dirinya yang sebenarnya.
Memandang dirinya secara positif baik secara fisik dan kehidupan yang dimiliki.
Yakin bahwa dirinya mampu menghasilkan kerja yang berguna.
Berani menerima resiko terhadap perilakunya.
Total
Menerima kekurangan.
No Item F UF 1, 2, 30, 35, 19, 57. 44, 52.
8
Mengakui kelebihan. mencintai kehidupan yang dimiliki.
4, 7, 27, 42. 8, 11, 12, 47.
Tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Optimis.
10, 24, 48, 59.
Mampu mengatasi masalah akibat perilakunya. Tidak menyalahkan orang lain.
6, 18, 32, 50, 62. 20, 23, 38, 54.
8
8
9, 25, 33, 36. 8
13, 14, 31.
21, 37, 39, 56. 8
22, 34, 45, 53. 5, 55, 58, 63.
26, 28, 46, 61. 3, 17, 41, 43.
49, 51, 60, 64.
15, 16, 29, 40.
31
54
∑ Item
33
8
8
8 64
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Citra Tubuh (Body Image) No
Aspek
Indikator
Deskriptor
Evaluasi Penampilan
Penilaian mengenai penampilan secara keseluruhan.
Kepuasan individu terhadap penampilan yang dimiliki. Reaksi individu terhadap penilaian orang lain. Merubah penampilan.
1.
Orientasi Penampilan 2.
3.
Kepuasan terhadap bagian tubuh.
Berat badan. 4.
Usaha yang dilakukan individu untuk memperbaiki penampilan.
Penilaian terhadap kondisi tubuh secara keseluruhan.
Kecemasan terhadap berat badan.
No Item F UF 1, 4, 52, 9,13, 19, 56. 62.
17, 49, 58, 53.
8, 21, 23, 27.
2, 24, 25, 47.
5, 16, 38, 45.
Melakukan perawatan tubuh.
6, 31, 32, 46.
15, 22, 26, 28.
Individu merasa puas dengan kondisi tubuh. Upaya membandingkan kondisi tubuh diri sendiri dengan orang lain. Perasaan individu menerima kondisi berat badan. Mengatur pola makan.
29, 35, 41, 42.
48, 55, 57, 64.
3, 30, 44, 63.
50, 59, 61, 60.
Total
∑ Item
8
8
8
8
8
8
20, 33, 34, 36.
12, 18, 54, 43.
37, 39, 40, 51.
7, 10, 11, 14.
32
32
8 8 64
Keterangan: F : Favorable UF : Unfavorable
3. Uji Coba Instrumen Penelitian yang bermutu tergantung dari baik tidaknya instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel maka dalam penelitian ini perlu dilakukan uji coba intrumen. Sugiyono (2012: 125) menyatakan untuk subjek uji coba digunakan sekitar 30 orang. Jumlah 30 55
orang dapat memberikan ditribusi skor (nilai) mendekati kurva normal. Subyek uji coba instrumen yang dipakai berjumlah 35 remaja putri kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta. Subyek uji coba ini tidak terhitung dalam subyek penelitian. Keuntungan melakukan uji coba instrumen di tempat penelitian adalah semakin dekatnya karakteristik subyek uji coba dengan subyek penelitian. Prosedur pengambilan subyek uji coba intrumen dilakukan dengan memanggil daftar remaja putri yang ada diabsen secara acak sebanyak tiga orang remaja putri untuk masing-masing kelas. Setelah itu remaja yang telah tersebutkan namanya dikumpulkan di ruang BK untuk mengisi instrumen yang akan diujicobakan. a. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid akan memiliki validitas yang tinggi dan sebaliknya. Instrumen dikatakan valid apa bila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2002: 144). Validitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan teknik pengujian validitas konstrak dan validitas isi, karena instrumen penelitian disusun berlandaskan teori yang relevan dan dirancang dengan menggunakan kisi-kisis intrumen yang dikonsultasikan kepada dosen pembimbing sebagai ahli (expert judment), kemudian diujicobakan dan dianalisis dengan analisis butir.
56
Validitas digunakan dengan mengkorelasikan antara skor tiap item dengan skor total. Teknik uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson. Kemudian, perhitungannya dibantu dengan menggunakan SPSS for Windows 16.00 Version. Itemitem soal yang dinyatakan sahih apabila memiliki koofisien korelasi rhitung ≥ rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Apabila koefisien validitas itu kurang dari rhitung maka dianggap sebagai item yang tidak memuaskan. Pada skala penerimaan diri didapatkan 55 item yang valid dari 64 item yang diuji cobakan dengan koefisien item total valid bergerak dari 0,383 sampai 0,745. Ada 9 item yang dinyatakan tidak valid yaitu item pernyataan nomor 5, 6, 9, 16, 21, 22, 23, 41, dan 60. Butir pernyataan yang gugur pada skala penerimaan diri dapat dilihat pada tabel 3 dengan butir pernyataan yang gugur telah digaris bawahi dan dicetak tebal, serta kisi-kisi skala setelah uji coba dan perubahan no item telah ditandai dengan tanda kurung yang dapat dilihat pada tabel 3.
57
Tabel 3. Kisi-Kisi Skala Penerimaan Diri Sebelum Uji Coba No. 1.
2.
3.
4.
Aspek Penilaian yang realistis.
Memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri.
Memiliki kemampuan menghadapi kehidupan.
Bertanggung jawab.
Indikator
Deskriptor
Cara pandang individu terhadap dirinya yang sebenarnya.
Menerima kekurangan.
No Item F UF 1, 2, 30, 35, 19, 57. 44, 52.
∑ Item
8
Memandang dirinya secara positif baik secara fisik dan kehidupan yang dimiliki.
Yakin bahwa dirinya mampu menghasilkan kerja yang berguna.
Berani menerima resiko terhadap perilakunya.
Mengakui kelebihan. mencintai kehidupan yang dimiliki.
4, 7, 27, 42. 8, 11, 12, 47.
Tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Optimis.
10, 24, 48, 59.
Mampu mengatasi masalah akibat perilakunya. Tidak menyalahkan orang lain.
Total
8
8
9, 25, 33, 36. 8
13, 14, 31.
21, 37, 39, 56. 8
22, 34, 45, 53. 5, 55, 58, 63.
26, 28, 46, 61. 3, 17, 41, 43.
49, 51, 60, 64.
15, 16, 29, 40.
31
58
6, 18, 32, 50, 62. 20, 23, 38, 54.
33
8
8
8 64
Tabel 4. Kisi-Kisi Skala Penerimaan Diri Setelah Uji Coba No. 1.
2.
3.
4.
Aspek Penilaian yang realistis.
Memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri.
Memiliki kemampuan menghadapi kehidupan.
Bertanggung jawab.
Indikator
Deskriptor
Cara pandang individu terhadap dirinya yang sebenarnya.
Menerima kekurangan.
Memandang dirinya secara positif baik secara fisik dan kehidupan yang dimiliki.
Yakin bahwa dirinya mampu menghasilkan kerja yang berguna.
Berani menerima resiko terhadap perilakunya.
No Item F UF 1, 2, 30, 35, 19, 44, 52. 57(22).
Mengakui kelebihan. mencintai kehidupan yang dimiliki.
4, 7, 27, 42. 8, 11, 12, 47.
Tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Optimis.
10, 24, 48, 59(23).
25, 33, 36.
13, 14, 31.
37, 39, 56 (21)
Mampu mengatasi masalah akibat perilakunya. Tidak menyalahkan orang lain.
Total
18, 32, 50, 62(9) 20, 38, 54.
∑ Item
8
8
7
6
6
34, 45, 53. 55(41), 58(55), 63 (6). 49, 51, 64(5) 28
26, 28, 46, 61 (16). 3, 17, 43.
7
6 15, 29, 40. 27
6 55
Uji coba pada skala citra tubuh (body image) diperoleh 57 item yang valid dari 64 item yang diuji cobakan dengan koefisien item total valid bergerak dari 0,411 sampai 0,693. Ada pun item yang di nyatakan tidak valid yaitu 6, 7, 13, 20, 50, 55, dan 58. Butir pernyataan yang gugur pada skala citra tubuh dapat dilihat pada tabel 4 dengan nomor butir pernyataan yang gugur telah
59
digaris bawahi dan dicetak tebal, serta kisi-kisi skala setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Citra Tubuh (Body Image) Sebelum Uji Coba No
Aspek
Indikator
Deskriptor
Evaluasi Penampilan
Penilaian mengenai penampilan secara keseluruhan.
Kepuasan individu terhadap penampilan yang dimiliki. Reaksi individu terhadap penilaian orang lain. Merubah penampilan.
1.
Orientasi Penampilan 2.
3.
Kepuasan terhadap bagian tubuh.
Berat badan. 4.
Usaha yang dilakukan individu untuk memperbaiki penampilan.
Penilaian terhadap kondisi tubuh secara keseluruhan.
Kecemasan terhadap berat badan.
No Item F UF 1, 4, 52, 9,13, 19, 56. 62.
17, 49, 58, 53.
8, 21, 23, 27.
2, 24, 25, 47.
5, 16, 38, 45.
Melakukan perawatan tubuh.
6, 31, 32, 46.
15, 22, 26, 28.
Individu merasa puas dengan kondisi tubuh. Upaya membandingkan kondisi tubuh diri sendiri dengan orang lain. Perasaan individu menerima kondisi berat badan. Mengatur pola makan.
29, 35, 41, 42.
48, 55, 57, 64.
3, 30, 44, 63.
50, 59, 61, 60.
Total
8
8
8
8
8
8
20, 33, 34, 36.
12, 18, 54, 43.
37, 39, 40, 51.
7, 10, 11, 14.
32
60
∑ Item
32
8 8 64
Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Citra Tubuh (Body Image) setelah Uji Coba No
Aspek
Indikator
Deskriptor
Evaluasi Penampilan
Penilaian mengenai penampilan secara keseluruhan.
Kepuasan individu terhadap penampilan yang dimiliki. Reaksi individu terhadap penilaian orang lain. Merubah penampilan.
1.
Orientasi Penampilan 2.
3.
Kepuasan terhadap bagian tubuh.
Berat badan. 4.
Usaha yang dilakukan individu untuk memperbaiki penampilan.
Penilaian terhadap kondisi tubuh secara keseluruhan.
Kecemasan terhadap berat badan.
No Item F UF 1, 4, 52, 9, 19, 56. 62(13).
∑ Item
7
17, 49, 53.
8, 21, 23, 27.
2, 24, 25, 47.
5, 16, 38, 45.
Melakukan perawatan tubuh.
31, 32, 46.
15, 22, 26, 28.
Individu merasa puas dengan kondisi tubuh. Upaya membandingkan kondisi tubuh diri sendiri dengan orang lain. Perasaan individu menerima kondisi berat badan. Mengatur pola makan.
29, 35, 41, 42.
48, 57, 64(6).
7
3, 30, 44, 63(7).
59(55), 61(20), 60(50).
7
33, 34, 36.
12, 18, 54, 43.
7
37, 39, 40, 51.
10, 11, 14.
Total
29
28
7
8
7
7 57
Dari hasil uji validitas ternyata butir-butir instrumen yang valid masih mewakili dari masing-masing indikator yang ada, sehingga instrumen tersebut masih bisa digunakan untuk mengambil data penelitian. Selanjutnya, butir-butir soal yang tidak valid dihapus dan tidak digunakan dalam penelitian. b. Uji Realibilitas Instrumen yang memiliki realibilitas adalah istrumen yang dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke 61
waktu. Dalam penelitian ini uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik konsistensi internal karena pengujian instrumen dilakukan sekali saja. Selanjutnya, untuk menganalisis uji coba digunakan teknik alpha cronbach karena instrumen menggunakan jawaban berskala interval. Instrumen dinyatakan reliabel apabila memiliki koefisien reliabilitas yang angkanya berkisar 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi realibilatas dan sebaliknya. Dalam penelitian ini, setelah item –item yang tidak valid direduksi maka dapat diperoleh realibilitas pada skala penerimaan diri adalah 0,956 dan realibilitas skala citra tubuh sebesar 0,952.
G. Teknis Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji persyaratan analisis dan uji hipotesis. 1. Uji Persyaratan Analis a. Normalitas Pada penelitian yang menggunakan statistik parametris, data yang diuji harus normal dan mempunyai skala interval atau rasio. Oleh sebab itu, untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh dalam penelitian ini dilakukanlah uji normalitas. Teknik yang digunakan untuk pengujian normalitas dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov (K-
62
S), yakni kolmogorov smirnov yang memiliki nilai lebih besar dari taraf signifikan 5% atau dapat ditulis p>0,05 maka data distribusi normal. b. Liniearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas (citra tubuh) dan variabel terikat (penerimaan diri) memiliki hubungan linear atau tidak. Uji linearitas ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi. Perhitungan uji linearitas pada penelitian ini menggunakan metode analisis berbasis SPSS for Windows 16.0 Version. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi kurang dari
0,05. Dengan
metode ini maka akan mempermudah dalam menganalisis data yang telah ada. 2. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji normalitas dan uji linearitas, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi. Dalam menganalisis hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment, dengan perhitungan melalui SPSS for Windows 16.00 Version.
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 April 2013 sampai 2 Mei 2013 di SMP N 6 Yogyakarta yang terletak di Jl. Monginsidi 1, Yogyakarta. Proses pengambilan data dilakukan secara bertahap. Pada tanggal 27 April 2013 pengambilan data dilakukan dikelas VIII A dan VIII F dan pada tanggal 29 April 2013 dilakukan dikelas VIII B, VIII E dan VIII G. Sedangkan, untuk kelas VIII C dan VIII D dilakukan pengambilan data pada tanggal 30 April. Selain itu, juga dilakukan penelitian pada tanggal 1-2 Mei 2013 karena ada beberapa siswa yang tidak datang sewaktu penelitian. SMP N 6 Yogyakarta termasuk sekolah yang memiliki disiplin tinggi. Banyak aturan yang diterapkan di SMP N 6 Yogyakarta. Peraturan tersebut tentu saja mengharuskan siswanya untuk mematuhi. Diantaranya adalah aturan berpakaian. Pada hari senin sampai kamis para siswa harus memakai sepatu hitam polos. Peraturan tersebut tentu membuat resah para siswa karena remaja sangat memprhatikan penampilan. Sepatu adalah salah satu pakaian yang harus diperhatikan remaja untuk menunjang penampilannya, sehingga banyak ditemui para siswa melanggarnya. Pelanggaran tersebut menjukkan bahwa remaja memiliki minat yang tinggi
64
terhadap penampilan. Minat tersebut juga dapat dilihat dari beberapa siswa yang merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya. Mereka mengaku memiliki hidung yang tergolong pesek, rambut yang selalu bercabang, pantat yang kurang berisi, bentuk wajah, warna kulit yang hitam, dan bentuk betis kaki yang terlalu besar. Mereka melakukan upaya untuk memperbaiki diri agar tampil lebih menarik. Hal itu bisa kita lihat dari beberapa siswa yang merubah penampilannya dengan merebonding rambut. 2. Deskripsi Subjek Penelitian Pada penelitian ini subyek penelitian adalah remaja putri kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta yang berjumlah 92 orang. sybyek penelitian tersebar dalam 7 kelas, namun masih memiliki kecenderungan karakteritik yang homogen. Pengambilan data diambil dengan menggunakan angket penerimaan diri dan angket citra tubuh (body image). Data yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk mengetahui hubungan citra tubuh (body image) dengan penerimaan diri pada siswa/remaja putri di SMP N 6 Yogyakarta. 3. Deskripsi Data a.
Citra Tubuh Skor jawaban yang tertinggi adalah 4 dan skor yang terendah adalah 1, sehingga kemungkinan nilai total skor tertinggi adalah 57 x 4 = 228 dan nilai total skor terendah adalah 57 x 1 = 57. Dari hasil pengumpulan data maka diperoleh skor total tertinggi
65
sebesar 208 dan skor total terendah sebesar 110. Hasil analisis statistik deskriptif hitung diperoleh nilai mean sebesar 157,37; median sebesar 157,00; mode sebesar 156; dan standar deviation sebesar 19,271, sedangkan distribusi frekuensi relatif dari skala citra tubuh (body image) tercantum pada tabel 7. Tabel 7. Distribusi Frekuensi Relatif Citra Tubuh (Body Image) No 1
Kategori Sangat Negatif
Rentang Skor 057,00 - 099,74
Frekuensi 0
Persentase (%) 0,0
2
Negatif
099,75 - 142,49
18
19,6
3
Positif
142,50 - 185,24
68
73,9
4
Sangat Positif
185,25 - 228,00
6
6,5
Jumlah
--
92
100
Pada tabel 7, terlihat bahwa siswi/remaja putri yang berada pada pengelompokan citra tubuh (body image) kategori sangat positif terdapat 6 siswi (6,5%), sedangkan untuk siswi yang berada pada pengelompokan citra tubuh (body image) kategori positif sebanyak 68 siswi (73,9%), dan siswi yang dalam pengelompkan citra tubuh (body image) negatif sebanyak 18 siswi (19,6%). Sementara tidak ditemukan siswi dalam pengelompokan citra tubuh (body image) dengan kategori sangat negatif (0,0%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswi kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta memiliki citra tubuh (body image) dengan kategori positif dengan persentase mencapai 73,9%. Sebaran data pada masing-masing kategori dapat dilihat melalui diagram berikut: 66
Persentase (%)
73,9
80 60 40 20 0
19,6
6,5
0 Sangat Negatif
Negatif
Positif
Sangat Positif
Kategori
Gambar 2. Diagram Balok Distribusi Frekuensi Relatif Citra Tubuh (Body Image)
b.
Penerimaan Diri Skor jawaban yang tertinggi adalah 4 dan skor yang terendah adalah 1, sehingga kemungkinan nilai total skor tertinggi adalah 55 x 4 = 220 dan nilai total skor terendah adalah 55 x 1 = 55. Dari hasil pengumpulan data maka diperoleh skor total tertinggi sebesar 199 dan skor total terendah sebesar 129. Hasil analisis statistik deskriptif hitung diperoleh nilai mean sebesar 166,54; median sebesar 168,00; mode sebesar 168; dan standar deviation sebesar 14,952, sedangkan distribusi frekuensi relatif dari skala penerimaan diri tercantum pada tabel 8. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Relatif Penerimaan Diri No
Kategori
Rentang Skor
Frekuensi
Persentase (%)
1
Sangat Rendah
055,00 - 096,24
0
0,0
2
Rendah
096,25 - 137,49
2
2,2
3
Tinggi
137,50 - 178,74
70
76,1
4
Sangat Tinggi
178,75 - 220,00
20
21,7
--
92
100
Jumlah
67
Pada tabel 8, terlihat bahwa siswa putri yang berada pada pengelompkan penerimaan diri dalam kategori sangat tinggi terdapat 20 siswi (21,7%), sedangkan untuk siswi yang berada pada pengelompokan penerimaan diri dalam kategori tinggi sebanyak 70 siswi (76,1%), dan siswi yang dalam pengelompkan penerimaan diri rendah sebanyak 2 siswi (2,2%). Sementara tidak ditemukan siswi dalam pengelompokan penerimaan diri dengan kategori sangat rendah (0,0%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswi kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta memiliki penerimaan diri dengan kategori tinggi dengan persentase mencapai 76,1%. Sebaran data pada masing-masing kategori dapat dilihat melalui diagram
Persentase (%)
berikut: 76,1
80 60
21,7
40 20 0
2,2
0
Sangat Rendah Rendah
Tinggi
Sangat Tinggi
Kategori
Gambar 3. Diagram Balok Distribusi Frekuensi Relatif Penerimaan Diri
B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk memastikan apakah sebuah data hasil pengukuran dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. 68
Normalitas merupakan syarat dalam teknik analisis statistik. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikan yang digunakan sebesar α=0,05. Data yang diuji adalah data total skor yang diperoleh pada masing-masing variabel. Hasil uji normalitas untuk variabel penerimaan diri dan citra tubuh (body image) berdasarkan perhitungan komputer program SPSS for windows release 16 dapat dilihat dalam tabel 9. Tabel 9. Hasil Pengujian Normalitas
Nama Variabel Penerimaan Diri
KolmogorovSmirnov Z 0,685
p
Keterangan
0,736
Normal
0,372
0,999
Normal
Citra Tubuh (Body Image)
Berdasarkan tabel 11, diperoleh nilai signifikan (p) pada variabel penerimaan diri sebesar 0,736 dan variabel citra tubuh (body image) sebesar 0,999. Masing-masing variabel telah menunjukkan bahwa nilai signifikansi (p) lebih besar dari taraf signifikansi 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebaran data pada variabel penerimaan diri dan citra tubuh dapat dikatakan normal. Jadi, asumsi normalitas data untuk kedua variabel penelitian telah terpenuhi. 2. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas (citra tubuh) dan variabel terikat (penerimaan diri) memiliki hubungan linear atau tidak. Pengujian terhadap linearitas hubungan
69
dilakukan melalui uji statistik F. Hubungan fungsional antara variabel terikat (Y) dinyatakan linear apabila harga fhitung lebih kecil dari harga Ftabel atau p>5%. Pada penelitian ini data dianalisis dengan bantuan komputer, maka dapat juga digunakan p (probabilitas kesalahan); apabila p>0,05; maka dinyatakan linear; dan apabila p<0,05 dinyatakan tidak linear. Hubungan fungsional variabel bebas dengan variabel terikat yaitu, citra tubuh (body image) dengan penerimaan diri pada remaja putri/siswi di SMP N 6 Yogyakarta. Dari hasil perhitungan liniearitas diperoleh harga Fhitung sebesar 0,771 nilai tersebut lebih kecil dari Ftabel = 1,670 dengan p sebesar 0,180. Ternyata p>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan fugsional antara variabel bebas dan variabel terikat dapat dikatakan linear. Hasil perhitungan uji linearitas dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 10. Hasil Pengujian Linearitas
Hubungan Variabel Penerimaan Diri * Body Image
df
F
55;35 0,771
F0.05
p
Keterangan
1,670
0,180
Linear
Tabel hasil pengujian linearitas menunjukkan bahwa variabel bebas citra tubuh (body image) beserta aspek-aspeknya mempunyai hubungan yang linear dengan penerimaan diri siswi/remaja putri di SMP N 6 Yogyakarta yang ditunjukkan p>0,05 dan Fhitung=0,771
C. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Korelasi
70
Hubungan antara citra tubuh (body image) dapat dilihat dengan menggunakan product moment dari Pearson yang dibantu dengan SPSS for windows release 16. Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara variabel citra tubuh (body image) dengan penerimaan diri. Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan dengan bantuan SPSS for windows release 16 diperoleh perhitungan sebagai berikut: Tabel 11. Hasil Ringkasan Analsis Korelasi antara Citra tubuh (Body Image) dengan Penerimaan Diri
Hubungan Variabel Penerimaan Diri * Body Image
df 90
ρ2
ρ
t
t0,05
p
0,471 0,222 5,071 1,671 <0,001
Keterangan Signifikan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, diperoleh k ρ = 0,471 menunjukkan ada hubungan positif dengan tingkat hubungan yang sedang. Koefisien determinasi ρ2 = 0,222 menunjukkan sebesar 22,2% keragaman penerimaan diri diperkirakan dapat dijelaskan oleh citra tubuh (body image), atau dengan kata lain sekitar 22,2% penerimaan diri siswa putri dipengaruhi body image. Hasil tersebut juga berarti bahwa 77,8% penerimaan diri dipengaruhi oleh variabel lain, selain citra tubuh (body image). Penjelasan diatas dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Rumusan hipotesis tersebut adalah: 71
Hipotesis alternatif (Ha) “Ada hubungan positif antara citra tubuh (body image) dengan penerimaan diri pada remaja putri di SMP N 6 Yogyakarta”. Hipotesis nihil (Ho), “Tidak ada hubungan positif antara citra tubuh (body image) dengan penerimaan diri pada remaja putri di SMP N 6 Yogyakarta”. Kriteria
penerimaan
Ha
apa
bila
p(sig)>0,05
atau
thitung>ttabel(α=0,05). Statistik uji yang digunakan adalah uji regresi sederhana pada level signifikansi 5% dengan df= 92-2 = 90. Harga thitung = 5,071, sedangkan ttabel (α= 0,05) = 1,671. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program SPSS for windows release 16 menghasilkan p(sig) = <0,001<0,05 dan thitung = 5,071, sedangkan ttabel (α = 0,05) sebesar 1,671, yang berarti tidak dapat menerima Ho, sehingga menerima Ha. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada level signifikansi 5% terdapat hubungan positif dan signifikan antara citra tubuh (body image) dengan penerimaan diri pada siswi/remaja putri di SMP N 6 Yogyakarta.
D. Pembahasan Pada usia remaja terjadi percepatan kematangan seksual, pertumbuhan fisik dan perkembangan sosial. Kematangan seksual dan pertumbuhan fisik yang dialami berimplikasi pada perkembangan psikososial. Dapat dilihat
72
ketika remaja mulai lebih dekat dengan teman sebaya dibandingkan dengan orang tua atau keluarganya.Walaupun minat terhadap sosial kian meningkat hal ini merupakan tugas perkembangan remaja yang tersulit (Hurlock, 1980: 213). Dalam penyesuaian sosial, remaja dituntut untuk tampil sesuai dengan trend atau gaya yang sedang digemari oleh teman sebayanya, karena dengan begitu dirinya akan mudah diterima. Para remaja yang mulai paham bahwa penampilan adalah kunci dalam menjalin sosial, kini minat terhadap penampilan mulai meningkat. Selain itu, kematangan seksualnya yang berdampak pada rasa ingin tahunya kepada lawan jenis bahkan jatuh cinta, juga memberikan kontribusi dalam memperhatikan penampilan. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah media massa, baik itu televisi, film, majalah, koran dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Nemeroff (dalam Bell dan Rushforth, 2008: 3) bahwa “faktor yang dapat mempengaruhi citra tubuh adalah media massa seperti majalah fashion, iklan televisi, dan pertunjukkan yang saat ini banyak menghadirkan perempuan kurus sebagai sosok yang ideal”. Jadi, media massa yang menampilkan sosok bintang-bintang yang sempurna dan ideal membuat remaja memiliki harapan yang tinggi untuk menyerupai idolanya. Kita sering menemui bahwasanya apa pun yang dipakai oleh idola kerap kali menjadi trend. Salah satunya adalah pakaian, karena pada masa ini remaja sangat memperhatikan penampilan. Diungkapkan oleh Hurlock (1998: 216) bahwasanya “remaja sangat memperhatikan pakaiannya”. Pakaian juga
73
merupakan alat yang digunakan remaja untuk mengekspresikan dirinya. Diugkapkan oleh Burn (1993: 229) bahwa “pakaian digunakan remaja sebagai ukuran ekspresi diri, pencarian perhatian dan untuk mendapatkan perasaan harga diri”. Minat dan perhatian yang terlalu besar terhadap penampilan termasuk bentuk tubuh membuat remaja mencemaskan bentuk tubuhnya. Kecemasan remaja terhadap bentuk tubuh akhirnya dapat berdampak pada tingkat kepuasan citra tubuh yang dimiliki remaja. Citra tubuh (body image) adalah evaluasi individu mengenai penampilan (ukuran dan bentuk) tubuh secara keseluruhan, sikap yang ditunjukkan oleh perasaan (kecemasan dan kepuasan) individu mengenai penampilan dan karakteristik bagian tubuh, serta perilaku yang dapat dilihat dari usaha individu merubah penampilannya atau
melakukan
usaha
untuk
memperbaiki
penampilan
(orientasi
penampilan). Selain teman sebaya dan tingkat kecemasan diatas, citra tubuh juga dipengaruhi adanya pendapat atau pun standar ideal yang dimiliki masyarakat. Hal serupa juga diungkapkan oleh McCarthy (Bell dan Rushforth, 2008: 3), bahwa: Budaya memberikan pengaruh yang besar dalam pembentukan citra tubuh. Hal ini bisa terjadi karena adanya standar ideal dari masyarakat, seperti kecantikan yang diukur oleh jenis warna kulit, kurus, mancung dll. Standar masyarakat inilah yang membuat individu yang tidak sesuai dengan harapan merasa rendah diri dan memiliki citra tubuh yang negatif. Selain itu Hurlock (1980 :201), “mengungkapkan bahwa perilaku orang disekitar
yang
menunjukkan
penolakan 74
pada
remaja
juga
dapat
membahayakan penerimaan diri remaja”. Oleh sebab itu, sering kita temui remaja yang merasa rendah diri karena tidak sesuai dengan standar masyarakat dan berupaya untuk merubah penampilan serta kondisi fisiknya. Hal itu bisa dilihat dari perilaku diet, merebonding rambut, memakai pemutih, behel gigi dan sebagainya. Bisa diartikan ini merupakan salah satu bentuk remaja menolak dan tidak bisa menerima dirinya sehingga melakukan perubahan dan perbaikan-perbaikan dalam penampilannya. Kesadaran remaja terhadap penampilan yang akhirnya berdampak pada upaya remaja, untuk memperbaiki penampilan. Hal ini menunjukkan semakin tingginya kecemasan atau ketidakapuasan remaja terhadap citra tubuh. Padahal menurut Hurlock (1980: 201), bahwa “semakin tingginya kesadaran akan pentingnya penampilan dalam kehidupan sosial akan membuat keprihatinan semakin bertambah. Semakin kuatnya keprihatinan akan
dukungan
sosial
terhadap
dirinya
maka
ia
akan
semakin
mengkhawatirkan penampilannya”. Pada remaja putri/siswi kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta juga ditemukan memiliki citra tubuh yang negatif yaitu sebanyak 18 siswi (19,6%). Walaupun ditemukan sebagian siswi memiliki citra tubuh yang negatif, namun sebagian besar siswi kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta masih memiliki citra tubuh yang positif yaitu sebanyak 68 siswi (73,9%) dan sebagian kecil lainnya memiliki citra tubuh yang sangat positif sebanyak 6 siswi (6,5%). Deskripsi data telah disajikan di tabel 8.
75
Penilaian penampilan (citra tubuh) yang dimiliki remaja akan berpengaruh terhadap kebahagiaan yang dirasakannya. Remaja yang bahagia dan puas dengan dirinya maka dia akan mampu untuk menerima dirinya. Seperti yang diugkapkan oleh Hurlock (1980:201), bahwa “kebahagiaan bisa dicapai dengan penerimaan (acceptance) baik itu penerimaan diri (self acceptance) atau pun penerimaan sosial (social acceptance)”. Selain itu, menurut Mumpuniarti (Ary Dwi Noviyanti, 2012: 45), “ada tiga macam penerimaan untuk mencapai penyesuaian yang memuaskan yaitu, 1) penerimaan fisik, yang mengandung arti bahwa individu menyadari akan sifat kekurangan, tahu sebabnya, dan tahu kemungkinannya, 2) penerimaan secara sosial, artinya individu sadar tentang akibat-akibat yang dapat terjadi mengenai kekurangannya terhadap orang lain atau kaitannya dengan pekerjaan, 3) penerimaan secara psikologis, artinya individu tidak menujukkan gejala emosionalnya karena kekurangannya. Jika melihat pendapat kedua ahli diatas dapat dikatakan bahwa yang termasuk penerimaan diri adalah penerimaan secara fisik dan psikologis. Upaya untuk mencapai kebahagiaan itu sendiri diperlukan adanya penerimaan diri dan penerimaan sosial. Penerimaan diri (self acceptance) sendiri mengandung arti kemampuan seseorang untuk memiliki penilaian realistis terhadap kekurangan dan kelebihan, memiliki kemampuan dan keyakinan untuk hidup dengan segala karakteristik, memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri dan dapat bertanggung jawab atas perilakunya. Jadi, remaja yang memiliki penerimaan diri akan memiliki, 1) penilaian yang
76
realistis terhadap dirinya baik memandang kekurangannya maupun kelebihannya, 2) penghargaan diri yang tinggi terhadapap diri sendiri. Ditunjukkan dengan kemampuannya mencintai diri sendiri baik secara fisik dan kehidupannya yang dialami. Selain itu, tidak sibuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain, 3) kemampuan untuk menghadapi kehidupan. Mampu melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain dan optimis menghadapi hidup dengan segala karakteristik yang dimiliki, 4) tanggung jawab. Mampu mengatasi masalah akibat yang muncul dari perilaku dan keputusannya, serta tidak sibuk menyalahkan orang lain atas apa yang dihadapi. Pada remaja kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta ditemukan ada 2 siswi (2,2%) yang memiliki penerimaan diri rendah, 70 siswi (76,1%) tinggi, dan 20 siswi (21,7%) sangat tinggi. Dapat simpulkan bahwa sebagian besar siswi/remaja putri kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta memiliki penerimaan diri yang tinggi. Terbentuknya penerimaan diri remaja banyak faktor yang dapat mempengaruhinya baik secara internal maupun eksternal. Diantaranya harapan yang dimiliki remaja. Remaja yang memiliki harapan realitis tentu akan mudah menerima dirinya. Contoh, remaja yang memiliki harapan untuk menyerupai idolanya, tentu ini adalah harapan yang terlalu tinggi dan susah dicapai. Remaja tentu akan mendapatkan kesulitan dalam mencapai keinginannya atau bahkan tidak akan pernah tercapai. Padahal, tingkat keberhasilan remaja dalam mencapai keinginannya akan menentukan tingkat
77
kepuasannya. Jadi, remaja yang tidak bisa tampil sesuai dengan harapannya, akan memiliki kepuasan yang rendah terhadap penampilannya. Oleh sebab itu, remaja yang tidak puas dengan tubuh, penampilan dan segala karakteritik yang dimiliki akan memiliki citra tubuh yang negatif. Diatas diterangkan 3 macam penerimaan untuk mencapai penyesuaian yang memuasakan yaitu penerimaan diri (penerimaan fisik dan psikologis) dan penerimaan sosial. Hal ini berarti penilaian remaja terhadap penampilan (citra tubuh) dapat mempengaruhi remaja terhadap kemampuannya untuk menerima diri. Jika remaja merasa tidak puas atau khawatir terhadap penampilan maka dapat mengakibatkan kesulitan untuk menerima dirinya, sehingga akan timbul konflik, masalah dan ketidakbahagiaan. Seperti yang diungkapkan Hurlock (1980:201), ”sulitlah bagi remaja (puber) untuk menerima dirinya sendiri, kalau dia merasa prihatin dan gelisah akan tubuhnya yang berubah dan mereka tidak puas dengan penampilan dirinya”. Padahal sumber dari kebahagiaan itu sendiri adalah mampu untuk menerima segala karakteritik yang ada dalam diri kita. Jadi, gambaran yang dimiliki remaja mengenai bentuk tubuhnya (citra tubuh) memiliki hubungan terhadap penerimaan dirinya. Terdapatnya hubungan antara citra tubuh (body image) dengan penerimaan diri juga dibuktikan oleh peneliti. Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini, diketahui bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara citra tubuh (body image) dengan penerimaan diri. Signifikansi korelasi citra tubuh (body image) dengan penerimaan diri
78
menghasilkan nilai 0,471 yang berarti ada berhubungan positif dengan tingkat hubungan yang sedang. Hasil uji signifikansi 5% menunjukan bahwa thitung(5,071) > ttabel (1,671), hal ini berarti menolak Ho dengan prasyarat p(sig) > 0,05 atau thitung > ttabel (α = 0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara citra tubuh (body image) dengan penerimaan diri pada siswi/remaja putri di SMP N 6 Yogyakarta. Sumbangan efektif yang diberikan oleh citra tubuh (body image) terhadap penerimaan diri remaja adalah sebesar 22,2%. Hal ini berarti 77,8% penerimaan diri dipengaruhi oleh faktor lain selain citra tubuh. Dengan demikian, penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muhammad Rida (2012) yang menyatakan bahwa, terdapat hubungan positif yang signifikan antara body image dengan penerimaan diri pada mahasiswa Aceh yang tinggal di Asrama Yogyakarta. Selain itu, juga sejalan dengan pendapat Jourard dan Secord (Burn, 1993: 198) bahwa tingkat kepuasan mengenai gambaran tubuh sepadan dengan tingkat penerimaan diri remaja. Tabel 12. Tabel Silang antara Citra Tubuh (Body Image) dengan Penerimaan Diri. Body_Image
Peneriamaan_Diri Rendah
Tinggi
Count % of Total
Sangat Tinggi Total
Positif
1
1
0
2
1.1%
1.1%
.0%
2.2%
16
51
3
70
17.4% 55.4%
3.3%
76.1%
16
3
20
1.1% 17.4%
3.3%
21.7%
6
92
Count % of Total
Count % of Total Count
Sangat Positif
Negatif
1
18
79
68
Total
Body_Image
Peneriamaan_Diri Rendah
Tinggi
Count % of Total
Sangat Tinggi Total
Positif
1
1
0
2
1.1%
1.1%
.0%
2.2%
16
51
3
70
17.4% 55.4%
3.3%
76.1%
16
3
20
1.1% 17.4%
3.3%
21.7%
6
92
Count % of Total
Count % of Total Count % of Total
Sangat Positif
Negatif
1
18
68
19.6% 73.9%
Total
6.5% 100.0%
Pada tabel 12. dapat memberikan gambaran bahwa penerimaan diri dapat dipengaruhi faktor lain selain citra tubuh (body image) yang tidak dibahas dalam penelitian. Dapat dilihat dari tabel diatas ditemukan keunikan yaitu, ada siswi yang memiliki citra tubuh (body image) negatif namun memiliki penerimaan diri yang tinggi yaitu sebanyak 16 siswi/remaja putri (17,4%) dan 1 siswi/remaja putri (1,1%) juga ditemui yang mana memiliki citra tubuh negatif namun memiliki penerimaan diri yang sangat tinggi. Selain itu, juga ditemui siswi yang memiliki citra tubuh dalam kategori positif namun memiliki penerimaan diri yang sangat positif yaitu sebanyak 16 siswi/remaja putri (17,4%) dan 1 siswi/remaja putri (1,1%) yang memiliki citra tubuh positif namun memiliki penerimaan diri yang rendah, serta yang memiliki citra tubuh sangat positif namun memiliki penerimaan diri yang tinggi yaitu sebanyak 3 siswi/remaja putri (3,3%). Hal ini membuktikan
80
bahwa selain citra tubuh penerimaan diri juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian. Berdasarkan data penelitian dan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan adanya hubungan positif dan signifikan antara citra tubuh (body image) dengan penerimaan diri pada siswi/remaja putri di SMP N 6 Yogyakarta. Hal ini berarti semakin baik citra tubuh (Body image), maka penerimaan diri akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah citra tubuh (body image) maka penerimaan diri akan semakin rendah.
81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diketahui citra tubuh yang dimiliki oleh 92 remaja putri kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta dalam kategori sangat positif sebanyak 6 siswi (6.5%), kategori positif sebanyak 68 siswi (73.9%), kategori negatif sebanyak 18 siswi (19.6%), dan tidak ditemukan dalam kategori sangat negatif (0.0%). Selain itu, juga diketahui penerimaan diri pada 92 remaja putri kelas VIII di SMP N 6 Yogyakarta dalam kategori sangat tinggi terdapat 20 siswi (21.7%), kategori tinggi sebanyak 70 siswi (76.1%), kategori rendah sebanyak 2 siswi (2.2%), dan tidak ditemukan remaja putri yang memiliki penerimaan diri sangat rendah (0.0%). Pada analisis korelasi juga ditemukan ρ = 0.471, sehingga dapat ditarik kesimpulkan bahwa “ada hubungan positif dan signifikan antara citra tubuh dengan penerimaan diri pada remaja putri di SMP N 6 Yogyakarta”. Sumbangan efektif citra tubuh yang diberikan terhadap penerimaan diri sebesar 22,2% yang ditunjukkan dengan nilai ρ2 = 0.222. Hal ini juga mengartikan bahwa 77.8% penerimaan diri dipengaruhi oleh faktor lain selain citra tubuh (body image).
82
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saransaran sebagai berikut ini: 1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling. Guru BK sebaiknya bisa membantu para remaja untuk mengetahui proses kematangan sehingga remaja tidak membayangkan bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya, bilamana dirinya berbeda dengan temannya. 2. Bagi Orang Tua. Keluarga sebaiknya memberikan stimulus-stimulus positif kepada remaja agar mampu meningkatkan citra tubuh yang positif, sehingga mampu memiliki penerimaan diri yang baik. Keluarga jangan mengajarkan bahwasannya kecantikan hanya dinilai secara fisik. 3. Bagi Siswa Sebaiknya para siswa meningkatkan penerimaan dirinya dengan segala karakteristik yang dimiliki. Bisa lebih memahami tugas perkembangannya sehingga siap dalam menghadapi perubahan fisik. Remaja tidak perlu cemas dengan perubahan fisik karena itu adalah hal yang wajar harus terjadi. Bertambahnya usai dan kematangan reproduksi maka penampilan fisik akan semakin memuaskan.
83
4. Bagi Peneliti Lain. Melihat masih ada 77,8% faktor lain yang dapat mempengaruhi penerimaan diri selain citra tubuh, maka pada peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penerimaan diri remaja.
84
DAFTAR PUSTAKA
A. Supratiknya. (1995). Tinjauan Psikologis: Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius. Agoes Dariyo. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia. Arina Zulfa. (2009). Penerimaan Diri Pada Remaja Penyandang Tuna Netra (di Bina Cacat Netra “Budi Mulya”, Malang). Abstrak Skripsi. Malang. Ary Dwi Noviyanti. (2012). Penerimaan Diri Tuna Daksa yang Bertempat Tinggal di YAKKUM Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: UNY Bell, Lorraine dan Rushforth, Jenny. (2008). Overcoming Body Image Distrubance: A Progran for People with Eating Disorder. New York: Routledge. Burn, R. B. (1993). Konsep Diri: Teori Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. (Ahli Bahasa: Eddy). Jakarta: Arcan. Chaplin, J. P. (2006). Kamus lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Chatharine. (2009). Gambaran Penerimaan Diri Pada Penyandang Cacat yang Bukan Bawaan. Abstrak Tesis. Jakarta: Atma Jaya. Cobb, Nancy. J. (2007). Adolescence, Change, And Diversity. New York: McGrow-Hill. Farid Aprilia, T. C. (2008). Hubungan Antara Penerimaan Diri Remaja Terhadap Penampilan Fisik Dengan Kemampuan Komunikasi Interpersonal. Abstrak Skripsi. Surakarta: Universita Muhammadyah Surakarta. Farida Ayu Vebriana. (2012). Hubungan Penerimaan Body Image Dengan Kepercayaan Diri Pada Siswa kelas X dan XI SMK Negeri 4 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FIP UNY. Hjlle, L.A & Zielger, D. J. (1992). Personality Theories, Basic Assumption, Research And Applications. Japan: McGrawHill Inter Book Company. Heriana Eka Dewi. (2012). Memahami Perkembangan Fisik Remaja. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Huebscher, Brenda. (2010). Relationship Between Body Image and Self Esteem Among Adolescence Girl. A Research Paper. Menomonie: University of Wisconsin-Stout. 85
Hurlock, E. B. (1974). Personality Development. New Delhi: McGrow-Hill. ___________. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Jahja, Yudrik. (2011)Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Johnson, David. W. (1993). Reaching Out: Interpersonal Effectiveness And Self Actualization, Fifth Edition. USA: Allyn and Bacon. Ken. (2005). Hanya Satu Persen Perempuan Indonesia yang Merasa Cantik. Senior (22-28 Juli 2005). hlm.11. Kinanti Indika. (2010). Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja yang Obesitas. Skripsi. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara. MacLachan, Malcolm & Gallagher, Pamela. (2004). Enabling Technologies: Body Image and Body Fuction. China: Elsevier Science. Muh. Farozin & Nur fathiyah. (2004). Pemahaman Tingkah Laku: Buku Pegangan Kuliah. Jakarta: Rineka Cipta. Muhammad Ridha. (2012). Hubungan Antara Body Image Dengan Penerimaan Diri Pada Mahasiswa Aceh di Yogyakarta. Jurnal EMPATHY (Vol.I No.1 Desember 2012). Abstrak. Monk, F. J. & Knoers, A.M.P. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagianya. (Alih Bahasa: Siti Rahayu Haditono). Yogyakarta: UGM Press. Ogden, Jane. (2000). Health Psychology: A Textbook (Second Edition). USA: Open University Press. Panut Panuju dan Ida Umami. (2005). Psikologi Remaja. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Rina Oktaviana. (2004). Hubungan antara Penerimaan Diri Terhadap Ciri-Ciri Perkembangan Sekunder dengan Konsep Diri pada Remaja Puteri SLTP N 10 Yogyakarta. Jurnal PSYCHE (Vol. 1 No. 2 tahun 2004). hlm. 5-6. Rita, E., dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Santrock, J. W. (2010). Adolescence (Edisi Ketiga). New York: McGrow-Hill. Sutrisno Hadi. (2002). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. 86
________. (2004). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. ________. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. ________. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta ________. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Smolak, Linda dan Thompson, J. P. (2009). Body Image, Eating Disorders, and Obesity in Youth: Assesment, Prevention, and Treatment (Second Edition). Washington, DC: American Psychological Association (APA).
87
LAMPIRAN
88
Lampiran 1. Angket Citra Tubuh dan Penerimaan Diri Sebelum Uji Coba
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
Pada halaman berikut ini terdapat sejumlah pernyataan yang harus adikadik tanggapi. Untuk menanggapi pernyataan-pernyataan tersebut, adik-adik cukup memberikan tanda centang (√ ) pada kolom jawaban yang telah tersedia. Perlu adik-adik ketahui bahwa jawaban dari pernyatan tersebut tidak ada yang salah atau benar. Selain itu, juga tidak akan berpengaruh pada nilai mata pelajaran apa pun. Jadi, kakak mohon untuk diisi semua sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Ada empat alternatif jawaban yang harus dipilih, yaitu:
SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai
Contoh: No.
1.
Pernyataan
SS
Penampilan saya sangat menarik.
S
TS
STS
√
Atas kerja sama adik-adik, kakak ucapkan terima kasih. Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tidak terhingga nilainya bagi kakak. Selamat mengerjakan dan semoga mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin...
89
SKALA PENERIMAAN DIRI
No.
Pernyataan
SS
1.
Saya merasa bangga dengan diri saya sendiri.
2.
Saya merasa bersyukur atas apa yang di berikan Tuhan kepada saya.
3.
Saya lari dari masalah yang sedang saya hadapi.
4.
Kekurangan yang saya miliki tidak menjadi hambatan saya untuk berprestasi.
5. 6. 7.
Saya mampu mengatasi segala masalah yang saya hadapi. Saya merasa kegagalan membuat saya terpuruk. Saya tidak perlu rendah diri atasa kekurangan yang saya miliki.
8.
Saya menyukai diri saya walau pun orang lain mungkin tidak menyukainya.
9.
Saya ingin menjadi orang lain yang lebih beruntung.
10.
Setiap manusia itu memiliki derajat yang sama termasuk diri saya sendiri.
11.
Saya bahagia dengan keadaan saya sekarang.
12.
Saya senang dengan tubuh yang saya miliki.
13.
Saya senang membantu orang lain.
14.
Saya
dapat
berprestasi
dikelas
dengan
kemampuan yang saya miliki. 15.
Saya menyalahkan orang lain saat menerima kegagalan. 90
S
TS
STS
16.
Kegagalan yang saya alami karena banyak faktor
termasuk
orang-orang
yang
ada
disekitar saya. 17.
Saya
merasa
tidak
sanggup
mengatasi
masalah yang ada dalam hidup saya. 18.
Saya merasa rendah diri saat mengalami kegagalan.
19.
Saya senang dengan keahlian yang saya miliki.
20.
Kehidupan ini tidak adil bagi saya.
21.
Saya yakin dapat meraih cita-cita saya.
22.
Saya merasa belum bisa membuat orang lain bahagia.
23.
Saya ingin merubah penampilan yang saya miliki.
24.
Setiap manusia itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
25.
Saya merasa iri dengan keadaan orang lain.
26.
Saya tidak yakin dapat melakukan apa yang telah menjadi tanggung jawab saya.
27.
Saya
dapat
mengambil
pelajaran
dari
kegagalan yang saya alami. 28.
Saya merasa kesulitan untuk meraih cita-cita saya.
29.
Saya mengkambinghitamkan orang lain atas masalah yang saya hadapi.
30.
Saya mengeluhkan kondisi saya saat ini.
91
31.
Saya dapat melakukan hal yang bermanfaat untuk orang lain.
32.
Saya tidak percaya diri dengan diri saya sendiri.
33.
Saya merasa orang lain lebih hebat dari saya.
34.
Saya yakin mampu melakukan apa yang saya inginkan.
35.
Tidak ada yang bisa saya banggakan dari diri saya.
36.
Saya merasa tidak seberuntung orang lain.
37.
Saya merasa apa yang saya lakukan tidak berarti untuk orang lain.
38.
Saya benci dengan diri saya sendiri.
39.
Saya merasa ragu dengan apa yang saya kerjakan.
40.
Orang disekitar saya membuat saya banyak masalah.
41.
Saya tidak bisa menyelesaikan masalah saya sendiri.
42.
Saya menerima kekurangan yang saya miliki.
43.
Saya berpura-pura tidak mengetahui atas kesalahan yang saya lakukan.
44.
Saya tidak memiliki kelebihan seperti yang dimiliki orang lain.
45.
Saya
terus
belajar
walapun
sering
mendapatkan kegagalan. 46.
Saya merasa ragu untuk dapat menyelesaikan rencana-rencana yang saya buat.
92
47.
Saya mencintai apa yang ada dalam diri saya.
48.
Walau pun saya memiliki kekurangan namun saya tidak ingin menjadi orang lain.
49.
Saya
menerima
kegagalan
saya
tanpa
menyalahkan orang lain. 50.
Saya malu dengan kekurangan yang saya miliki.
51.
Masalah yang saya hadapi bukan kesalahan orang lain.
52.
Saya merasa tidak memiliki keahlian yang menonjol.
53.
Saya yakin dapat mengerjakan rencanarencana yang saya buat.
54.
Saya merasa rendah diri dengan keadaan diri saya yang sebenarnya.
55.
Saya
sanggup
bertanggung
jawab
atas
kesalahan yang saya lakukan. 56.
Saya melakukan apa yang saya inginkan walaupun
mungkin
orang
lain
tidak
menyukainya. 57.
Saya puas dengan segala potensi yang saya miliki.
58.
Saya berani mengakui kesalahan yang saya lakukan.
59.
Saya merasa diri saya juga seberuntung orang lain.
60.
Menyalahkan orang lain atas masalah yang saya
hadapi
bukanlah
perilaku
bijaksana.
93
yang
61.
Saya merasa cepat putus asa jika yang saya inginkan tidak kunjung saya dapatkan.
62.
Saya tidak percaya diri dengan diri saya sendiri.
63.
Saya mampu menerima segala konsekuensi atas perbuatan yang saya lakukan.
64.
Saya tidak menyalahkan orang lain atas masalah yang saya hadapi.
SKALA CITRA TUBUH
No. 1. 2.
3.
4.
5.
6.
Pernyataan Saya menganggap penampilan saya menarik. Tidak
8.
ada
yang
perlu
diperbaiki
dari
penampilan saya. Bentuk tubuh saya tidak kalah menarik dengan teman-teman saya. Saya merasa cocok dengan pakaian yang saya pakai. Saya ingin merubah bagian tertentu dari tubuh saya. Saya
melakukan
olah
raga
untuk
mendapatkan tubuh yang sehat. Sya
7.
SS
memperhatikan
kadar
lemak
pada
makanan sebelum memakannya.
Penilaian orang lain terhadap penampilan saya membuat saya resah.
94
S
TS
STS
9
10
Saya merasa tidak cocok dengan pakaian yang saya pakai. Saya rela melakukan diet agar terlihat lebih menarik.
11
Saya cemas jika makan terlalu banyak.
12
Saya malu dengan berat badan saya.
13.
Penampilan saya tidak trendy. Saya mengkonsumsi produk-produk yang
14
dapat merubah berat badan saya agar lebih menarik.
15 16
17
Saya tidak bisa pergi tanpa make up Segala cara akan saya lakukan agar memiliki penampilan yang menarik. Komentar orang lain mengenai penampilan saya, tidak merubah rasa nyaman saya.
18
Saya ingin merubah berat badan saya.
19
Saya tidak puas dengan penampilan saya.
20.
21
22
Saya merasa nyaman dengan berat badan saya. Saya
merasa
risih
ketika
orang
lain
mengomentari penampilan saya. Saya membutuhkan waktu yang lama untuk berdandan agar terlihat cantik. Saya berupaya merubah penampilan jika
23
menurut orang lain penampilan saya kurang menarik.
95
24
25
26
27
28 29 30
31
32
33
Saya tidak ingin merubah bentuk tubuh saya. Saya sudah merasa cantik walau pun tidak merubah bentuk tubuh. Saya melakukan olah raga agar bentuk tubuh saya lebih seksi. Pendapat orang lain mengenai penampilan saya membuat saya kurang nyaman. Saya melakukan perawatan kecantikan yang teratur agar tampil lebih menarik. Semua bagian tubuh saya sangat memuaskan. Bagi saya tidak perlu merubah bentuk tubuh seperti orang lain. Saya tidak menggunakan waktu lama untuk tampil cantik sebelum keluar rumah. Saya tidak memiliki jadwal yang khusus untuk melakukan perawatan tubuh. Saya merasa senang dengan komentar orang lain mengenai berat badan saya.
34
Berat badan tidak menjadi masalah buat saya.
35
Saya puas dengan bentuk tubuh saya.
36
37
38
Saya tidak perlu mempermasalahkan berat badan saya. Saya tidak akan diet untuk mendapatkan tubuh yang menarik. Saya rela melakukan segala cara agar terlihat cantik.
96
39
40 41 42
43
44
45 46 47
48
Saya bebas memakan apa saja yang saya inginkan. Saya tidak perlu mengkonsumsi produkproduk yang dapat merubah berat badan saya. Saya menyukai semua bagian tubuh saya. Saya merasa senang dengan kondisi tubuh saya sekarang. Saya
merasa
resah
saat
orang
lain
mengomentari kondisi berat badan saya. Saya tidak suka membandingkan tubuh saya dengan orang lain. Cara apa pun akan saya tempuh untuk mendapatkan tubuh yang seksi. Tanpa make up pun saya sudah cantik. Penampilan saya tidak ada yang perlu dirubah. Saya tidak suka dengan bagian tertentu dari tubuh saya. Saya tetap menyukai penampilan saya walau
49
50.
51
52
pun orang lain tidak suka.
Saya
merasa
tubuh
orang
lain
lebih
sempurna. Makan banyak tidak menjadi masalah bagi saya. Saya
senang
dengan
penampila
sekarang.
97
saya
53
54 55.
56
57
Saya tetap bahagia walau pun orang lain bilang bentuk tubuh saya tidak menarik. Saya mengeluh dengan berat badan saya. Ada bagian tubuh tertentu yang tidak saya sukai. Penampilan saya sesuai dengan kondisi trend sekarang. Saya tidak puas dengan bentuk tubuh saya. Saya tidak memperdulikan pendapat orang
58.
lain walaupun mereka bilang penampilan saya kurang menarik.
59.
60.
Saya suka membandingkan tubuh saya dengan orang lain. Menurut saya bentuk tubuh teman-teman lebih menarik dibandingkan saya. Saya berupaya memiliki bentuk tubuh yang
61.
seindah bentuk tubuh orang yang saya kagumi.
62.
63.
64.
Penampilan saya kurang menarik. Setiap manusia memiliki keindahan tubuh masing-masing termasuk saya. Bentuk tubuh saya tidak memuaskan.
###Terimakasih atas Kerja Samanya.###
98
\o
\D
sI B B S bl I N N N N
('
@
(,
o)
(, s <,l N,
(,J S S 6) S (, S G) S 5 S S S GJ
(,
S (,
(r}
I
N
N'
N'
NN
AA
NN
,\)I
J
19OJII
I
JJ
(' (' (,J (r (' (' (' (' (! t) (, o\) lr) (, (r0 (l, C'J (r t\) U, S G) O) G, A S Ot 5 ! f, (r} S S ^ts (, G) Co (r) 5 (rl CO (, A (l, a) S C'J (, N (' O) (' (' (' .A (,' A (n (' (, .r G' OJ GJ (' ('
C.t
N
JIA
J
J
A
J
(J, N) JN
Cl) O)
(, O) (,
Cr)
O) S tA t$ (, N (, (, (, (, (' (' N (^) 5 (' (r) C'J
(}, (^) t\)
N) O) (r) S (r) C', (r) G) (,
J
^) O, (r'
S
(, I\)
(^)
N 5 A
(, N) N N N G) (l) N N N) l9 O) 5 (r 5 (r, O) 5 G) (, (, (, (r) C.)
5 S |O 5 $ S ! (' ! (, G, (, 5 (' 5 5 (' 5 Cr) (, O) lO (, (,
CJ
(, A (l) S (, 5 N) O) (' (' N ! ! (' (' 5 A (, ls ru (, j (,
@ (' (' S (' (' (' S G) S (r) O) (,
Q66dB666tsE666HG3dHddBQBueBSHJX66aS€
I
(, (, s a $
19 h)$ N l$ 5 (' (' (r) S (, N) (' (' (r
a (, N 5 5
(, (, (, (, S (' (' C' OJ (,
(' A O) (, (, S (, N) (, CD @ (, (, s (, }\) (, s (' r A (' a) 6) (r) (]) 5 5 (, (, (, (J (, \) N O) C, t$ (' (' (' (' - lJ (' N) (r .r r$ a (, (, ! (, N.) (, (, N) (' (, .! (^} 5 5 (' 5 5 A (j (, (/, (' N (, (, s s (, (n 5,8 .ts a t$ a (, 5 5 (, 5 5 a 5 (, A (' (, OI (, (, 5 (r, (lJ ! .f (, r N) (, @ N S A A S S 5 Co (, G)
- N A (, A 19 19 A, S (, N N N .A N N (' S ! N N S (' N (' (, 5 N t9 C, (, (r, C, (, (, (, h) 6) (, (, s (, 5 (, s
(' (' (' o) (, (,, (, (, (, (' (' (' (t} N) (^) (' (' l$ (' N ('
$ G! (, (, 5 (, N S G, (, (^, S Gl (, O, (, (r) (, (, (,
N N (' O) O) O) (' tr) r$ (^) (, S (,) N (, I$ G).j 5 (r) G) 5 5 $ S 5 N OI ! 5 5 E ! q) OJ t$
c) (r .r ca s o) (' N) CJ N (' l$ G) N) (' N) a$ r$ N CJ G) N (, l\)
G) O) l9 (t a) N S (, i
l$ (, (, N (, OJ N (, & (l) N 5 N Ot (, O) (, (l) t\) (, (J) 5 (' N CJ 5 (, S $ q' q' (' N Cd (, 5 (, (' 6) 5 CJ (' .A ed (, 5 (, 6' (, S (e) S (r, A N 5 q! N A S $ ! @ (/, (, G) - 5 0J (, (, s (, r 19 5 N cJ A (, l\) 5 N 6) 6) N) A ,\ (' $ (^) (' u) i.) C! N (, - (, 1\) (, 5 tJ (, (, (, .A s (, r (, 5 5 (, 5 (, 5 (, N) S
r r N N Cr' (l) (/) (, (, ! (,5 (, ! (r) S (:, .! OJ O, (J
C^' S (, (! (, Cr) (r) 5 (r) (, oJ oJ $ a9 (' (' N N S C^) S N (r) (' (, \) (' N t\) N N N (,J (t O) (, 5 A N, N) ! t$ N (,, N (})
\) N (l) N a' ! 5 A (j, O) (, (,) (, (, (/) N G) 5 (, $ (, (, (r) ! (, (, \) OJ (, (^)
(l) o o .s,! @ (, N (r) (r) C' O) (r, N N t$ G, (' U) OJ N) N, 5 G) (, & (^) (,
rQ (r) O) (l) OJ CO (' O' G' (, (, lO OJ r9 l\' O'
c) (, N t\) N (' U, N t\, A, N O, .A N (, (, (, (, N (, (n t9 (r) (, I (, (, l$ S N N) (, O) GJ CJ (, N, OJ N (,
N (' (,) (' $ (r rr} 19 s 5 N) Nt9 h) (' r N) N (' }\} A I r (, (,
A) N (, G) C., (, A C, (, CJ a) C,, O, (i (l, g, Cr) S OJ A 6) (, (, A) (, (^, &, r\, O, S (J 5 (j 5 N) (, N N, G) G) (, (, O) (, (,) A, O) O, O) l\) l$ N (, iJ lU 5 A ! (r, (, N, N) Crl G) (r) (, N OJ (r) (r)
N.}
N
t\) l\) 5 (j) s l$ (, (, 1\) r\, O) (l) (e) (, (, N $ CJ rr) O, (, (;, 5 C, 5 (, A, (, G) .! (' (r) O) (r) A Cl) O, G) S (J)
O' !
N I lr) tr) N (r) O, O A G) (, ed A (, N G) A N @ S (, (, CJ C., A (, N a$ O, &, (, (, (, .F Lrt (, (, O, O) (, @ A Ig (^) (, 6) (.o C0 (, l\J ^) NrNl$(r(r]\)N(rr\)(r(rGr(r(r(rt\)\)(rt\)C.r(rCrOJO)(rr!tN\rNtSO)tO19(r(, (, r r t\) A (, (, N N t\, N N l\, 5 t\) I t$ (J, N (r) G) l$ S G, l$ N N N 5 CJ N (' (, (' (' O) N t\) (, (' h) (' CO N 5 C0 (' O) 6) CJ (]' (,
l\)1\)I
(' - 5 19 I\) j N) (r r\) 'r) tr) C, N O, C, (, ! - N .\)
19 G) (r) a
5 (rl lu .E
O, G, o, A
CO
5 5 5 5 5 O) $ S ! Or N) 5 5 (' (' &
(' A N S l$ - (}) (, 5 O) s A (' (' (, (, ats'
o, o) 5
(r) tJ A
(' .E $ (r) (l} N
5 A 5 O' (rJ CO ! 5 6' 5 .E C'' Cr) l\} (,, O) O) (' G' qt.A G, S A G, & $ G, O) 5 lr, 5 (r) (r} 6) S 5 S 5 5 A (, 5 S 5 A $ C., 5 e,J s ! 5 5 5 S 5 5 Co S N lU O! S aJ (r, (l) I S O, (r) A r S (,) (' G' S A O) (' G' O) al} S O' N N S (l} r N (' 1\) I$ 1\) (, (,J N 19 co (r) N ]\) N c, 5 S A + 5 + S 5 Cr, (j) (, s (, r\) A A 5
G)
Cr, G,
N
r\) G' 5 (, A (,) G' (' S (, Cl) O, O, (, r (, - OJ (D cr),9 N O) (, Cr, Cl) 5 O) O) (, cJ oJ (, a a, co (r, ,!. + o) (, N u) G, (r) (, s (rt o, $ (rl
A A A r NIN 19 r\) ]\) N) (' a N O) Gl O! (, N &l $ o) ! ot Cr! (, (, (, (, o S & G' ! S S A C, 5 (r) 5 A (r} ! S S ! N - Ct, O) tr) I\, C'J 6) O) (l) tU a S N G' - N (' (,,S (, 5 (, (}) (.) O) S A t$ N N r$ l\} N' (I) (' O) a\' N) N O) t\) o, (, ! 5 G) tu (, S r CD (r) .8 .E
OJ
J o, N o, (, c, N (,) (/, (r) c, o, a) s a s o) (, A Cr) G, O) .$ S G, (r) O) S O) N Cr, N G) 19 S CJ (l, (, (, OJ CJ A
('
(, I$ A N (, A lr) (, (, (, (, C'd N (' Cr) o (, .} (r) q) G) (, 5 (, (J) (, 5 (, (, (^) A) s G) A CJ A Gr .s G) (, C" O' (r) 5 5 S N (, A A) @ (, (l) (r, 5 (, N (l} S (,) (rr * G) 5 a) (, q) (, ,,E N lo a lu (, E) o, o) (,) (, ,E G, S S I$ 5 (, 5 S !0 A 5 o) A (, N (n o, S ! S S S A lr) (r} O) S 5 + S (l) 5 0) O, A) 6, (, 5 (r, 19 5 5 (e' S 19 ..) S A (, S 5 5 S 5 (r! O' 5 \) 5 (r) N S S S U, N (r) (, q, O) (l) ll) GJ N (r, (r) (, r G) A (, N O) (n CO (rt OJ N CJ (, S 5 S (r) S C,, Co 0, G) Cr, Co O, A) O) 5 S 5 (r} O' S A! S $ A 5 A CO 5 (r' S CD 5 &) S (, S C'J
CO
(' A (^' (r, (, S N (' (, A Cr) (, (, (, (, (, N & C^) (, S @ N S t\) (,) (, (, N S (, r (,) l\) O) N) (, (, N) CO u (, A I\) a\) (,) (, s o, (, (, a c, 5 a (, (, (, s A u) a (, A (/, (, G) N a }t (f,' A (, 5 5 S A (, I (, 5 clj (, @ (f,) (' (, @ N A (, (,) A N N (' N O' O' J (' }\) A N' J N} N A J (' N N) N) (, (, N (, A +i (, 5 A) S (, .A l\) (, N) N CJ (, lO (, S N)
N (, (, N) N) @ N) (, (, (, (, (, Cr, r N) I N) (, (, (, (,) (, (, (, (, (, (, (, r 19 O, t$ l$ (, N (l) (r) a (, G) a) 5 (, A o @ a (, oJ c, a (l, (r) 1\, (, N A A O) OJ (, O, A 6) Ct &) G) Co Cr) (, A Cu a, r (, (, G) (, N 5 OJ S (, Or O) (, (, Co l$ N) 5 C.! (,
(, N) N) lQ (, (, N) (, (, (, - N (l) o - a s (n (}) (, o (, oJ s N N o) G) N O) N' G) O) (' (' (' (,) 1O h) N A N N N N'\) I IU
(, N A (,) l\) (, (d (, - l\)
ei,o @'.r
(J) (, A C, (, G, S C'J &) A E "L S S S 5 (, $ (, t, o) S 5 C, S'5 (, S (, CJ (, (, (, @ (, G' N @ (, A A (, 5 (, @ S (, A 5 N @ 5
I d 6 < 6 A li 6 S :
(, }. (, (, +t A) OJ q) (, (I) $ a, .!t Cr) .E (r, "E 5 (, 5 c,) S A A (, (, (, A A 5 S (, A (, A 5 (, NJ l\) C,J (, (, O, (r) (, O, A N N G) N S .A C^; N A (, (, (, S (, OJ (,) Co G) (n (, (, s (, (, 5 N h) A (r),\ (, S (, s S q) OJ (, S 5 S G) E 6)'E (J N) (' N r$ N a) (,' (, (, CJ (' Cd I$ (, S (I) t$ S N (,) (,) r r r N -E t$ (, (, (, (, (, N) (, A (r) N) 1\) .A G) N (,
ABES
5
{
z.
m
C
7
zU'
r c L o o @
U'
-
--{
(f
(,
cr
^c 3t
m*
Va
q)
r+
G)
(D
F
o-
a
c,
d
o-
po
o
(=
v)
H
!'.)
ts1
ps
Fo
Scale: Penerimaan Diri Correlations Variables=tot_pd
Pearson Correlation
Sum of Squares and Crossproducts
Sig. (1-tailed)
Covariance
N
pd_1
.735
**
.000
335.143
9.857
35
pd_2
.552
**
.000
210.286
6.185
35
pd_3
.490
**
.001
206.486
6.073
35
pd_4
.464
**
.002
208.229
6.124
35
pd_5
.096
.293
42.714
1.256
35
pd_6
.097
.289
44.086
1.297
35
pd_7
.468
**
.002
201.657
5.931
35
pd_8
.549
**
.000
275.800
8.112
35
.010
.477
6.771
.199
35
pd_9 pd_10
.484
**
.002
197.886
5.820
35
pd_11
.489
**
.001
221.486
6.514
35
pd_12
.457
**
.003
181.657
5.343
35
pd_13
.638
**
.000
231.400
6.806
35
pd_14
.632
**
.000
277.000
8.147
35
pd_15
.474
**
.002
252.229
7.418
35
.064
.358
30.286
.891
35
pd_16 pd_17
.616
**
.000
321.829
9.466
35
pd_18
.466
**
.002
237.514
6.986
35
pd_19
.597
**
.000
249.543
7.339
35
pd_20
.691
**
.000
344.886
10.144
35
100
Correlations Variables=tot_pd
Pearson Correlation
Sum of Squares and Crossproducts
Sig. (1-tailed)
Covariance
N
pd_21
.009
.478
3.629
.107
35
pd_22
-.071
.343
-26.571
-.782
35
pd_23
.090
.304
40.857
1.202
35
pd_24
.457
**
.003
161.857
4.761
35
pd_25
.609
**
.000
308.743
9.081
35
pd_26
.413
**
.007
164.600
4.841
35
pd_27
.463
**
.003
149.400
4.394
35
pd_28
.421
**
.006
177.514
5.221
35
pd_29
.502
**
.001
209.371
6.158
35
pd_30
.409
**
.007
176.343
5.187
35
pd_31
.446
**
.004
143.343
4.216
35
pd_32
.661
**
.000
330.114
9.709
35
pd_33
.488
**
.001
215.314
6.333
35
pd_34
.415
**
.007
152.829
4.495
35
pd_35
.683
**
.000
329.486
9.691
35
pd_36
.720
**
.000
365.257
10.743
35
pd_37
.761
**
.000
373.343
10.981
35
pd_38
.518
**
.001
198.371
5.834
35
pd_39
.643
**
.000
240.114
7.062
35
pd_40
.552
**
.000
331.571
9.752
35
.112
.261
45.686
1.344
35
pd_41
101
Correlations Variables=tot_pd
Pearson Correlation
Sum of Squares and Crossproducts
Sig. (1-tailed)
Covariance
N
pd_42
.547
**
.000
204.314
6.009
35
pd_43
.449
**
.003
183.314
5.392
35
pd_44
.783
**
.000
455.771
13.405
35
pd_45
.520
**
.001
182.486
5.367
35
pd_46
.464
**
.002
176.714
5.197
35
pd_47
.706
**
.000
243.629
7.166
35
pd_48
.478
**
.002
253.714
7.462
35
pd_49
.422
**
.006
181.657
5.343
35
pd_50
.653
**
.000
306.000
9.000
35
pd_51
.424
**
.006
238.086
7.003
35
pd_52
.481
**
.002
228.200
6.712
35
pd_53
.595
**
.000
240.029
7.060
35
pd_54
.520
**
.001
273.686
8.050
35
pd_55
.583
**
.000
288.829
8.495
35
pd_56
.425
**
.005
235.800
6.935
35
pd_57
.520
**
.001
217.257
6.390
35
pd_58
.531
**
.001
256.086
7.532
35
pd_59
.426
**
.005
212.686
6.255
35
.063
.359
37.400
1.100
35
pd_60 pd_61
.690
**
.000
399.200
11.741
35
pd_62
.661
**
.000
324.343
9.539
35
102
Correlations Variables=tot_pd
Pearson Correlation
Sum of Squares and Crossproducts
Sig. (1-tailed)
Covariance
N
pd_63
.482
**
.002
211.000
6.206
35
pd_64
.466
**
.002
196.486
5.779
35
13714.743
403.375
35
tot_pd
1
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Cronbach's Alpha Correlation if Item Deleted
pd_1
186.80
384.106
.720
.941
pd_2
186.51
391.316
.533
.942
pd_3
186.91
391.610
.466
.942
pd_4
186.83
391.558
.438
.942
pd_5
187.66
401.291
.063
.944
pd_6
188.11
401.222
.064
.944
pd_7
186.97
391.911
.443
.942
pd_8
186.69
387.692
.523
.942
pd_9
187.34
403.938
-.039
.946
pd_10
186.71
392.092
.461
.942
pd_11
186.91
390.787
.463
.942
pd_12
186.97
393.029
.433
.942
pd_13
186.89
390.045
.622
.942
103
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Cronbach's Alpha Correlation if Item Deleted
pd_14
187.09
387.492
.612
.942
pd_15
186.83
389.146
.443
.942
pd_16
187.51
402.081
.029
.944
pd_17
187.03
385.029
.592
.942
pd_18
187.26
389.961
.436
.942
pd_19
186.60
389.071
.577
.942
pd_20
186.71
383.622
.671
.941
pd_21
188.63
403.476
-.018
.944
pd_22
187.23
405.240
-.098
.945
pd_23
187.37
401.417
.057
.944
pd_24
186.37
394.123
.436
.942
pd_25
187.00
385.765
.585
.942
pd_26
187.29
394.034
.388
.943
pd_27
186.89
394.810
.444
.942
pd_28
187.26
393.314
.395
.943
pd_29
186.54
391.432
.479
.942
pd_30
187.20
393.400
.383
.943
pd_31
187.20
395.165
.427
.943
pd_32
187.46
384.491
.640
.941
pd_33
187.86
391.126
.463
.942
pd_34
187.03
394.676
.392
.943
pd_35
186.91
384.492
.663
.941
pd_36
187.17
382.440
.702
.941
104
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Cronbach's Alpha Correlation if Item Deleted
pd_37
187.20
381.929
.745
.941
pd_38
186.54
392.020
.497
.942
pd_39
187.46
389.550
.626
.942
pd_40
186.94
384.644
.521
.942
pd_41
187.31
401.045
.082
.944
pd_42
186.86
391.655
.528
.942
pd_43
186.86
392.950
.424
.942
pd_44
187.34
377.291
.766
.940
pd_45
186.91
392.904
.501
.942
pd_46
187.66
393.291
.442
.942
pd_47
186.63
389.299
.693
.941
pd_48
186.66
389.055
.447
.942
pd_49
186.97
393.087
.395
.943
pd_50
187.09
385.845
.633
.941
pd_51
187.11
390.045
.390
.943
pd_52
187.49
390.434
.454
.942
pd_53
187.43
389.605
.575
.942
pd_54
187.31
387.869
.492
.942
pd_55
187.03
386.911
.559
.942
pd_56
187.69
390.163
.391
.943
pd_57
187.17
390.970
.497
.942
pd_58
187.11
388.810
.505
.942
pd_59
187.31
391.398
.396
.943
105
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Cronbach's Alpha Correlation if Item Deleted
pd_60
186.89
401.928
.020
.945
pd_61
187.49
380.610
.667
.941
pd_62
187.20
384.812
.640
.941
pd_63
187.09
391.375
.456
.942
pd_64
186.91
392.198
.441
.942
Reliability Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 35
100.0
0
.0
35
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.943
64
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .956
N of Items 55
106
!
I EBE
II
B N bl U N I N X ts d d
t ddddd
r
r
19 5
G, OJ r N) (' (' G, I$ tr) 5 (, Cl) N N) S (' (, C, a).5 (,
C^, OJ
(,
(}) l\) lU N G) N) N s (, G) (, (r) (, N} S 5 (' G) N) (' (D G) N O) 5 Co (, O, (, C, 6) 5 (, (, (, (, (r) (, 5 N 1\) N (, Cr) (r) A CD S i0 lU (, (, (, (, l$ N) s CD (, N) N) I\) N) N N N) (' (' N N (r) (r) N) N N) N) O) CJ N G) G) OJ $ O) N (r) (' 6) N (l) r (' S (r) 6' G) (' 5 cl) l\, O' S (' N N N N U) CO 6) G) (, (r) O) N l\, (J) Cr) G) N
(, (^) C, (r, (, G)
d
N (r) (' (' (' O) (, (J (, N) N) A (,J (r, N O) (, (d OJ (, N) N) (, (, S ('
N Cr, N (, I r r tU (, r I$ J'\) N I (' Cl) G) CD .r N (, N) N r
N) (, N) (' (r) (, hJ (, N) (, G) (, lu (, (,
A (, (, (, G, O) (, (, (, l\) N) (, (^) (D 6) I\) 5 }\) S (r) (' (' ru (, (, N) N) (' t$ (, (, (, l$ 5 t\) (, t\) r! (r .a o) A (, (r) (, a N) (, (,) (, r (^) (, l\) 5 l\) (, (, t$ r S (, (, O) t\)
cD N N) cJ CO S I\) A} l$ 5
I\) (, G) ('
(' t$ f
N) (, S j $ 5 N N (, r r A
N CU S (' 5 5 N) J A 6) (, 5
to N)
(' (' A (d
(^) N) (' (r}
G) (, (' N) Cl) (, 5 ('
CJ ('
S N)
(, (,
1r) (, N, (, N S (,
(, t\) N) N) (}) l\) 6) (l) N) N t$ G' (r (]) G) I\) I\) N) (' J t$ 5 l$ (r, l$ t$.f N) (, r (r) (, N) N) (, G) A 6) tU O) O) Cr) N 5 5 (, (, t$ S t$ (r) (,) (' (r) (' (' (' N) (' (D N) (, I\) 5 5 N) (, (, (, t\) 5 (, tu o, 5 6) 5 G) (' to
(J (r) N 5 (, (, N (, (, 5 t\) N t\) (' N) ('
s t9 N N N) r\) 5 (, t$ (, N) (, 5 G) G) (' O) .s (l) (, IO N N (, O) S Cr) (, (r) S
IJN)
Biaf iltt88dddf,
INI
JJN)IJJN)I
EdBddEqBEaEEaBqEEdREdil
IN)JJII\)
X) 5 (, 5 r N) (, (, (, (, (, ,\) .s 5 S 5 (, .A 5 .A (, l\).! (, 5 (}, S (, N) (l) I'O N N I\) N) t\) (, (r) 5 5 (r.r l$ a 5 l$ ,5 cl) lu (, (, a (^) (, (}) o) (, N).8 (, (, o) G) (r.5 cr) 5 (, (, $ 5.r 5 5 (, 5 G)
N) .r S I (, $. (, (, 5 (r} (' (' tu I\) S 5 (, N (J) r (, a + lu (, (, l$ r Cr) S o) (, (, t\) N (n 5 (, N (, lU
N .f A N) (, 5 r (r) r
5 S c^, t\) (, (l) (, (, (, (, N 5 N O,' t\) N N r\) s (, (, 6) (r) (' 0) j s 5 I$ N N N N N N) I\) 5 N N) Cr) (, FJ N) N t$ O, (e) (, (l) (,) (^, l\) (, N l$ N lr) I N (, (, Cd N G, (, l\) iJ l\) C,) l$ N (, N N, N a$ N N 5 (, N N) N (, (, l\) (, (' (, C' (' (' N) (r) l.O (' (' 5 l\) r I (, (, {^) N) G) 5 N) 5 (, (, (, (, N) N)
ru N r N l\, N r t9 r c, .A t\) l\) (, N N (, c, s (, (, G) (, (, N) S A N N N T\) (' N (:) $ l$ (, (r) G) 6)
O)
(Jt
@
iA
6)
N)
A A
5
I
E E
q
o
(, &
G)
s(rl
N)
o
--l (o A (o
g
s --l
(o
CI)
(o 5
(,
(r) (^) (' (' 5 (' OJ A G) (, (, N (t (, (, O) 5 C^)
N
('
CD CD
G) rO N N Or N
5 (r) N)
(' s (, ru r
5 l\) (, 19 lr) 5 (, (, N (, O) (, A r\) S U) r t$ S N) N (r) O' N N N N J N) (^) .s (' (r) (r) N CD S (^) (' r N G) N (' N (I) N N O) l\) (J) lU (, l$ lO G) (, r N) $ (1)
t$ r l$ N CJ N (, C^,
(^, t\) N) N) O) I O) N N tr) l$ N O, N (,
.o @ \t o)
(, (, r N t\, N N G) O) CO t$ O) i\, (,'\, r N) Cr, 6l) N N N l\' N t$ t\) N N l\) $ t\) l\) ,\) (, N N S r (' N N N 6) 5 cl) N Cr) (l) N N G' (l) (' (r) S G) (' A $ N (' G' N O) N 1$ (r' S lo q, 6) I N N @ (, (, (, OJ lo (, Cr) C', N r (, & (r, N (, .S 5 '\) N 5 O, (, (, O) (, I\) r N S O, (, 5 S N G, O, 1\) CJ 5 G, N (, G) (l) Cr, J .f (, G) (, N Co (1, Cr, (, N) (, (, N O) I$ N 6) A) (o I (, N) N (l, 6) IU (, Cr, G) CJ OJ (, S (r) N Co CJ Co (r) CD O) (, N 5 S l$ (, (, (, N N (e, 5 N o) (, (, o) (r) (, N 0) o) N) o cJ o) (r) N) tu (r) 5 $ o) G) N) |o N N co 6) tu l$.E o N o) 5 (,, N O, .A G) 6) N N Cl) (,) 6) o) S 6) CU O) N S Co (r) S N Co O) (^' A r G) (r) N) O) G) (' (' g) 0J (, (, s o, G, or + a, G, N (r) 5 G, (, co h, $ G) {, s N co s (^} 5 oJ Jr 5 a} cd (l) (,) G) s g) O! (, + Gl (i N Ot CO 5 G, O, (, (l) +t €O (^) (, N O) (, {r) Cr} S Cr, Cr, O, O, $ 6),E $ |\) .} N OJ lr.} S 5 $ N (, lr) Cr, (, Co Co S C, G) (, O) N OJ,S S (r) fr) c) G, A' lr) G) (r) OJ S Cr, (, N 5 6) G) A 5 A S s CD (, $ O, (r, S O, A 5 N S 5 Cr, C,J (r, S (, 5 S 6) S 5 (r) S 5 A 5 5 O) l\, O) $ C, (, (^) lO C') S S (, .f G) (, S (r) N A (, S (, N S G) (^, r (l) C^, (, S (o (l, (, 5 OJ (, $ 5 5 S CrJ N C^, S S (r, CO O) C., a, N) (, Cd (r, S C, A (, CJ (, A, 5 S O.> A G, S (, S N) |o 6) a (, (, N (r) (, N) cJ 5 (' CD 5 (' r$ |O S 6) 5 6) .r 5 r\) ,5 N (, (' N) (' (' t$ CO CD (' (,G) N)(r) C,G) CJ CoN S(,(, I G,5l\)O)GJ(, CDN CJS l\}Ct (, cr) G)CiG) O, O)N S (J) I\) A 5 (' l$ 5 (, (' 5 (, (' (' (,) S lJ A) (' (' (' (r N G) (r) (r, C^) (,) (' A CO.r (' (' (' ! (' r Cr) r N I$ 6, N (, Cr, 5 (l) N N G, 6) N N 5 G) N O, O) (, lr) N N l$ N N C0 l$ N N N Nl r (^, N C, 6) q) CJ (^t S N tU N N O) r\) r CO cr) (, O) O) A) (^} (^) (, I\) (, (, N G, G) N (, G) (J, J S (, t\) N (, l\) O, q, Co (r t\) N S (r, N A, S OJ r (, (r t\) (, 5 l\) C, r N N) (, N l\) 5 O) tu o) (, f\) r c^, J\, o t$ t\) (, l\) (, c, co lu s (l) (, r G, (, N) N (, 5 (, r (^, N I\) Iu N a) (, r 5 r N t\) (, (, G) O) (, (, G) (, (^) (, r N C, (,) N (, G) (, (, G) N) (, G) tJ (^) l\) N) O, (, (, r c^) to l\, oJ o, t$ o 5 (, oJ (, (l) 5 tu \) N G) o) tu (, (, s (, (, N o) ]\) s c., G) Iu 6) (, (, I (r, N (' N 6) I$ Cl) 0) (r) (, N) (' Cr, (' N (' CD O' N) G' G) (r) (r) (' (' 6) S (' (r' (' t$ (' (r) (r) lu E r l\, o (r) r (^) cJ (, 5 l$ (,J 6, N G' 5.S (' S S (, 5 N u) (, (, (, t$ (, (r N N) (r) tu r N, r N (, I\) N G) (, (, 19 t\) lQ N t\J r N) N N) (, (t (, (, l\} N) l$ N (, N) (, Cr r\) l\) (t N) r s 19 (r) N (' Cr) C0 5 G) O) (' (' 6) (, r (' 5 5 5 5 S s N S S 5 (' (r) 5 (' N) 6) 5 Cr) N (,J N (l) S N (, N l\) I\) N (' N (' A} N) (^) l\, N) J l\} N N} T\) NJ A (' N'\) 1\) (' N) (' \) (' N} S r (' N (' (, (,J 5 N) o (, G) (, c, (, (, S (, S 5 (' G) N (, (, N) (, N $ (r, (, G, S N) N 5 r (' (' (, 19 (, A 6) ! (^) t\) CD (^) CO (' (J G) r 5 Cr.S N (' N) G) G) N (, (r) tO N) (, O) (, s ci o) $ (, (, (, (, 5 (, (, (, 5 (, (, 6) $ (, s (, a (, (, (, Iu (, 5 (, s (, (, G) a 5 (, (^, Co C) N (^) N N 5 l$ (r) (, (, N (, N N) (r) N 5 l\) (, (, N) (, N) N) (, (, .r 19 N) t\) (, O) t\) (,) r r\) l\) l\) tO O) (r r$ (, N) (, (, l\) r N (, C!) 5 S rU (, (, N N l\) (, OJ (, O) C, r (, N)
I$ N) J'$ N N N (' (, (r, (' (' (, s $ (, (l) N I\} (, 5 G) G) O)
nF,
N) N CD (, r cD N N) (' N N) N) A N) G, 6) (, (, C, (, 5 (, (, (, N (r, S (r) (, (, (,, l\.} N G) S (r) (, (^, N l\) S 5 (}) (, (, l\) r
j
,E OJ (' (' N N (r) N +t l$ 5 (^) (r) (^) l\) (l) tr) oJ (,J (r) S (, N Ci (, (r) (' (, N) l\) Cr) N S (, G) (, (d N CJ (r) S l\) (' A) .8 (, S (, CD O)
A(rrr(r(rNNC')(r)(r(r(tG)ACrtN)l\)(r(r,'Cr(r(n{rl\,N)(,]\)NCoCt)(rCDh)(rl\) t\) G) A (' (' (1) (' G) (^' O) (' 6) (' 6) cl) O' CO .E (' CJ (^' N) (, N) N N) l$ N N) N) N) N N N (r) N lr) Cr) 6) N N N G' .r $ (' (' O) (' (' A (r) (' (l) (' E OJ CD S S (' (' 5 N, (, lrJ oJ l$ l$ Cn G) (, (r} (, N N $ (, (, (, hJ G, 6) $
E
c
--l
l!,
a
z
m
C
n 3
a {
z.
(D
o o
C (-
r
(n
:f
{
g
(n
C
{ r
E 9.
o c
x
n m a
Scale: Citra Tubuh (Body Image) Correlations Variables=tot_bi
Pearson Correlation
Sum of Squares and Crossproducts
Sig. (1-tailed)
Covariance
N
bi_1
.465
**
.002
214.971
6.323
35
bi_2
.491
**
.001
218.714
6.433
35
bi_3
.507
**
.001
221.943
6.528
35
bi_4
.457
**
.003
168.229
4.948
35
bi_5
.467
**
.002
273.057
8.031
35
bi_6
.075
.334
35.771
1.052
35
bi_7
.031
.430
10.829
.318
35
bi_8
.607
**
.000
299.829
8.818
35
bi_9
.493
**
.001
200.629
5.901
35
bi_10
.448
**
.004
250.057
7.355
35
bi_11
.458
**
.003
261.600
7.694
35
bi_12
.529
**
.001
227.857
6.702
35
.094
.296
41.057
1.208
35
bi_13 bi_14
.524
**
.001
246.943
7.263
35
bi_15
.504
**
.001
201.429
5.924
35
bi_16
.558
**
.000
265.371
7.805
35
bi_17
.484
**
.002
218.914
6.439
35
bi_18
.456
**
.003
252.800
7.435
35
bi_19
.531
**
.001
288.600
8.488
35
.038
.414
21.029
.618
35
bi_20
108
Correlations Variables=tot_bi
Pearson Correlation
Sum of Squares and Crossproducts
Sig. (1-tailed)
Covariance
N
bi_21
.566
**
.000
384.429
11.307
35
bi_22
.558
**
.000
287.086
8.444
35
bi_23
.518
**
.001
310.743
9.139
35
bi_24
.530
**
.001
296.057
8.708
35
bi_25
.564
**
.000
273.600
8.047
35
bi_26
.553
**
.000
249.914
7.350
35
bi_27
.578
**
.000
264.743
7.787
35
bi_28
.534
**
.000
223.086
6.561
35
bi_29
.498
**
.001
247.800
7.288
35
bi_30
.713
**
.000
431.857
12.702
35
bi_31
.521
**
.001
247.771
7.287
35
bi_32
.482
**
.002
214.714
6.315
35
bi_33
.594
**
.000
315.657
9.284
35
bi_34
.541
**
.000
293.914
8.645
35
bi_35
.648
**
.000
296.743
8.728
35
bi_36
.636
**
.000
350.829
10.318
35
bi_37
.494
**
.001
306.514
9.015
35
bi_38
.497
**
.001
234.686
6.903
35
bi_39
.534
**
.000
298.686
8.785
35
bi_40
.627
**
.000
335.771
9.876
35
bi_41
.603
**
.000
297.971
8.764
35
109
Correlations Variables=tot_bi
Pearson Correlation
Sum of Squares and Crossproducts
Sig. (1-tailed)
Covariance
N
bi_42
.558
**
.000
275.829
8.113
35
bi_43
.579
**
.000
307.343
9.039
35
bi_44
.446
**
.004
242.600
7.135
35
bi_45
.446
**
.004
216.086
6.355
35
bi_46
.510
**
.001
258.229
7.595
35
bi_47
.449
**
.003
203.600
5.988
35
bi_48
.555
**
.000
334.971
9.852
35
bi_49
.565
**
.000
199.857
5.878
35
.005
.487
2.486
.073
35
bi_50 bi_51
.516
**
.001
334.457
9.837
35
bi_52
.587
**
.000
235.943
6.939
35
bi_53
.480
**
.002
185.457
5.455
35
bi_54
.447
**
.004
242.514
7.133
35
.128
.232
67.886
1.997
35
bi_55 bi_56
.478
**
.002
236.029
6.942
35
bi_57
.518
**
.001
202.829
5.966
35
.051
.386
19.543
.575
35
bi_58 bi_59
.513
**
.001
266.457
7.837
35
bi_60
.489
**
.001
260.114
7.650
35
bi_61
.436
**
.004
199.743
5.875
35
bi_62
.520
**
.001
234.914
6.909
35
110
Correlations Variables=tot_bi
Pearson Correlation
Sum of Squares and Crossproducts
Sig. (1-tailed)
Covariance
N
bi_63
.511
**
.001
189.714
5.580
35
bi_64
.502
**
.001
295.371
8.687
35
15094.171
443.946
35
tot_bi
1
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Item Deleted Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
bi_1
175.60
431.718
.440
.944
bi_2
175.94
431.467
.468
.944
bi_3
175.97
431.264
.485
.944
bi_4
175.26
434.314
.438
.944
bi_5
175.49
428.551
.435
.944
bi_6
175.20
442.282
.044
.946
bi_7
175.46
443.550
.008
.946
bi_8
175.46
426.785
.586
.943
bi_9
175.06
432.467
.472
.944
bi_10
175.49
429.845
.417
.944
bi_11
175.43
429.193
.427
.944
bi_12
175.09
430.904
.508
.944
bi_13
175.49
441.904
.065
.946
111
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Item Deleted Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
bi_14
174.97
429.852
.501
.944
bi_15
174.66
432.408
.484
.944
bi_16
175.40
428.776
.536
.944
bi_17
175.34
431.467
.461
.944
bi_18
175.83
429.676
.426
.944
bi_19
175.43
427.546
.504
.944
bi_20
175.86
443.303
.002
.946
bi_21
175.66
422.232
.534
.944
bi_22
175.11
427.575
.534
.944
bi_23
175.57
426.370
.487
.944
bi_24
175.49
427.139
.502
.944
bi_25
175.43
428.311
.541
.944
bi_26
175.34
429.644
.531
.944
bi_27
175.57
428.782
.558
.944
bi_28
175.11
431.163
.514
.944
bi_29
175.83
429.852
.473
.944
bi_30
175.09
419.257
.693
.943
bi_31
175.20
429.812
.498
.944
bi_32
174.94
431.703
.459
.944
bi_33
175.69
425.928
.571
.944
bi_34
175.34
427.232
.515
.944
bi_35
175.57
426.899
.630
.943
bi_36
175.46
423.903
.613
.943
112
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Item Deleted Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
bi_37
175.54
426.667
.462
.944
bi_38
175.31
430.575
.473
.944
bi_39
175.31
426.987
.506
.944
bi_40
175.20
424.753
.605
.943
bi_41
175.60
426.894
.582
.944
bi_42
175.46
428.197
.535
.944
bi_43
175.77
426.417
.555
.944
bi_44
175.43
430.252
.416
.944
bi_45
175.11
431.692
.420
.944
bi_46
175.26
429.255
.485
.944
bi_47
175.43
432.370
.425
.944
bi_48
175.60
424.953
.526
.944
bi_49
175.09
432.434
.549
.944
bi_50
175.91
444.198
-.024
.946
bi_51
175.29
425.092
.483
.944
bi_52
175.97
430.382
.570
.944
bi_53
175.29
433.328
.460
.944
bi_54
175.54
430.255
.417
.944
bi_55
175.71
440.504
.093
.946
bi_56
175.86
430.538
.452
.944
bi_57
175.46
432.314
.498
.944
bi_58
176.17
443.087
.025
.946
bi_59
175.29
428.798
.487
.944
113
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Item Deleted Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
bi_60
175.74
429.197
.462
.944
bi_61
175.57
432.605
.411
.944
bi_62
175.34
430.526
.497
.944
bi_63
174.94
433.055
.492
.944
bi_64
175.40
427.247
.472
.944
Reliability Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 35
100.0
0
.0
35
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.945
64
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .952
N of Items 57
114
RINGKASAN HASIL UJI COBA INSTRUMEN VALIDASI INSTRUMEN SCARA EMPIRIS Scale: Penerimaan Diri No
rix
ri(x-i)
p
Ket
No
Item
rix
ri(x-i)
p
Ket
Item
1
0.735
0.720
0.000
valid
33
0.488
0.463
0.001
valid
2
0.552
0.533
0.000
valid
34
0.415
0.392
0.007
valid
3
0.490
0.466
0.001
valid
35
0.683
0.663
0.000
valid
4
0.464
0.438
0.002
valid
36
0.720
0.702
0.000
valid
5
0.096
0.063
0.293
tdk valid
37
0.761
0.745
0.000
valid
6
0.097
0.064
0.289
tdk valid
38
0.518
0.497
0.001
valid
7
0.468
0.443
0.002
valid
39
0.643
0.626
0.000
valid
8
0.549
0.523
0.000
valid
40
0.552
0.521
0.000
valid
9
0.010
-0.039
0.477
tdk valid
41
0.112
0.082
0.261
tdk valid
10
0.484
0.461
0.002
valid
42
0.547
0.528
0.000
valid
11
0.489
0.463
0.001
valid
43
0.449
0.424
0.003
valid
12
0.457
0.433
0.003
valid
44
0.783
0.766
0.000
valid
13
0.638
0.622
0.000
valid
45
0.520
0.501
0.001
valid
14
0.632
0.612
0.000
valid
46
0.464
0.442
0.002
valid
15
0.474
0.443
0.002
valid
47
0.706
0.693
0.000
valid
16
0.064
0.029
0.358
tdk valid
48
0.478
0.447
0.002
valid
17
0.616
0.592
0.000
valid
49
0.422
0.395
0.006
valid
18
0.466
0.436
0.002
valid
50
0.653
0.633
0.000
valid
19
0.597
0.577
0.000
valid
51
0.424
0.390
0.006
valid
20
0.691
0.671
0.000
valid
52
0.481
0.454
0.002
valid
21
0.009
-0.018
0.478
tdk valid
53
0.595
0.575
0.000
valid
22
-0.071
-0.098
0.343
tdk valid
54
0.520
0.492
0.001
valid
23
0.090
0.057
0.304
tdk valid
55
0.583
0.559
0.000
valid
24
0.457
0.436
0.003
valid
56
0.425
0.391
0.005
valid
25
0.609
0.585
0.000
valid
57
0.520
0.497
0.001
valid
26
0.413
0.388
0.007
valid
58
0.531
0.505
0.001
valid
27
0.463
0.444
0.003
valid
59
0.426
0.396
0.005
valid
115
28
0.421
0.395
0.006
valid
60
0.063
0.020
0.359
tdk valid
29
0.502
0.479
0.001
valid
61
0.690
0.667
0.000
valid
30
0.409
0.383
0.007
valid
62
0.661
0.640
0.000
valid
31
0.446
0.427
0.004
valid
63
0.482
0.456
0.002
valid
32
0.661
0.640
0.000
valid
64
0.466
0.441
0.002
valid
Keterangan: rix = Pearson Correlation, dan ri(x-i) = Corrected Item-Total Correlation *) p-value < 0.05 atau rix > r0.05(35) = 0.334, maka butir dinyatakan “valid”
Scale: Citra Tubuh (Body Image) No
rix
ri(x-i)
p
Ket
No
Item
rix
ri(x-i)
p
Ket
Item
1
0.465
0.440
0.002
valid
33
0.594
0.571
0.000
valid
2
0.491
0.468
0.001
valid
34
0.541
0.515
0.000
valid
3
0.507
0.485
0.001
valid
35
0.648
0.630
0.000
valid
4
0.457
0.438
0.003
valid
36
0.636
0.613
0.000
valid
5
0.467
0.435
0.002
valid
37
0.494
0.462
0.001
valid
6
0.075
0.044
0.334
tdk valid
38
0.497
0.473
0.001
valid
7
0.031
0.008
0.430
tdk valid
39
0.534
0.506
0.000
valid
8
0.607
0.586
0.000
valid
40
0.627
0.605
0.000
valid
9
0.493
0.472
0.001
valid
41
0.603
0.582
0.000
valid
10
0.448
0.417
0.004
valid
42
0.558
0.535
0.000
valid
11
0.458
0.427
0.003
valid
43
0.579
0.555
0.000
valid
12
0.529
0.508
0.001
valid
44
0.446
0.416
0.004
valid
13
0.094
0.065
0.296
tdk valid
45
0.446
0.420
0.004
valid
14
0.524
0.501
0.001
valid
46
0.510
0.485
0.001
valid
15
0.504
0.484
0.001
valid
47
0.449
0.425
0.003
valid
16
0.558
0.536
0.000
valid
48
0.555
0.526
0.000
valid
17
0.484
0.461
0.002
valid
49
0.565
0.549
0.000
valid
18
0.456
0.426
0.003
valid
50
0.005
-0.024
0.487
tdk valid
19
0.531
0.504
0.001
valid
51
0.516
0.483
0.001
valid
116
20
0.038
0.002
0.414
tdk valid
52
0.587
0.570
0.000
valid
21
0.566
0.534
0.000
valid
53
0.480
0.460
0.002
valid
22
0.558
0.534
0.000
valid
54
0.447
0.417
0.004
valid
23
0.518
0.487
0.001
valid
55
0.128
0.093
0.232
tdk valid
24
0.530
0.502
0.001
valid
56
0.478
0.452
0.002
valid
25
0.564
0.541
0.000
valid
57
0.518
0.498
0.001
valid
26
0.553
0.531
0.000
valid
58
0.051
0.025
0.386
tdk valid
27
0.578
0.558
0.000
valid
59
0.513
0.487
0.001
valid
28
0.534
0.514
0.000
valid
60
0.489
0.462
0.001
valid
29
0.498
0.473
0.001
valid
61
0.436
0.411
0.004
valid
30
0.713
0.693
0.000
valid
62
0.520
0.497
0.001
valid
31
0.521
0.498
0.001
valid
63
0.511
0.492
0.001
valid
32
0.482
0.459
0.002
valid
64
0.502
0.472
0.001
valid
Keterangan: rix = Pearson Correlation, dan ri(x-i) = Corrected Item-Total Correlation *) p-value < 0.05 atau rix > r0.05(35) = 0.334, maka butir dinyatakan “valid”
ESTIMASI RELIABILITAS Alat Ukur (Skala)
Koefisien Alpha Cronbach, α
Keterangan
Jml Item
α
Jml Item
1 Penerimaan Diri
64
0.943
55
0.956
reliabel
2 Body Image
64
0.945
57
0.952
reliabel
117
α
Lampiran 3. Angket Citra Tubuh dan Penerimaan Diri Setelah Uji Coba
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
Pada halaman berikut ini terdapat sejumlah pernyataan yang harus adikadik tanggapi. Untuk menanggapi pernyataan-pernyataan tersebut, adik-adik cukup memberikan tanda centang (√ ) pada kolom jawaban yang telah tersedia. Perlu adik-adik ketahui bahwa jawaban dari pernyatan tersebut tidak ada yang salah atau benar. Selain itu, juga tidak akan berpengaruh pada nilai mata pelajaran apa pun. Jadi, kakak mohon untuk diisi semua sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Ada empat alternatif jawaban yang harus dipilih, yaitu:
SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai
Contoh: No.
1.
Pernyataan
SS
Penampilan saya sangat menarik.
S
TS
STS
√
Atas kerja sama adik-adik, kakak ucapkan terima kasih. Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tidak terhingga nilainya bagi kakak. Selamat mengerjakan dan semoga mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin...
118
SKALA PENERIMAAN DIRI
No.
Pernyataan
SS
1.
Saya merasa bangga dengan diri saya sendiri.
2.
Saya merasa bersyukur atas apa yang di berikan Tuhan kepada saya.
3.
Saya lari dari masalah yang sedang saya hadapi.
4.
Kekurangan yang saya miliki tidak menjadi hambatan saya untuk berprestasi.
5. 6. 7.
Saya tidak menyalahkan orang lain atas masalah yang saya hadapi. Saya mampu menerima segala konsekuensi atas perbuatan yang saya lakukan. Saya tidak perlu rendah diri atasa kekurangan yang saya miliki.
8.
Saya menyukai diri saya walau pun orang lain mungkin tidak menyukainya.
9.
Saya tidak percaya diri dengan diri saya sendiri.
10.
Setiap manusia itu memiliki derajat yang sama termasuk diri saya sendiri.
11.
Saya bahagia dengan keadaan saya sekarang.
12.
Saya senang dengan tubuh yang saya miliki.
13.
Saya senang membantu orang lain.
14.
Saya
dapat
berprestasi
dikelas
dengan
kemampuan yang saya miliki. 15.
Saya menyalahkan orang lain saat menerima kegagalan. 119
S
TS
STS
16.
Saya merasa cepat putus asa jika yang saya inginkan tidak kunjung saya dapatkan.
17.
Saya
merasa
tidak
sanggup
mengatasi
masalah yang ada dalam hidup saya. 18.
Saya merasa rendah diri saat mengalami kegagalan.
19.
Saya senang dengan keahlian yang saya miliki.
20.
Kehidupan ini tidak adil bagi saya.
21.
Saya melakukan apa yang saya inginkan walaupun
mungkin
orang
lain
tidak
menyukainya. 22.
Saya puas dengan segala potensi yang saya miliki.
23.
Saya merasa diri saya juga seberuntung orang lain.
24.
Setiap manusia itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
25.
Saya merasa iri dengan keadaan orang lain.
26.
Saya tidak yakin dapat melakukan apa yang telah menjadi tanggung jawab saya.
27.
Saya
dapat
mengambil
pelajaran
dari
kegagalan yang saya alami. 28.
Saya merasa kesulitan untuk meraih cita-cita saya.
29.
Saya mengkambinghitamkan orang lain atas masalah yang saya hadapi.
30.
Saya mengeluhkan kondisi saya saat ini.
120
31.
Saya dapat melakukan hal yang bermanfaat untuk orang lain.
32.
Saya tidak percaya diri dengan diri saya sendiri.
33.
Saya merasa orang lain lebih hebat dari saya.
34.
Saya yakin mampu melakukan apa yang saya inginkan.
35.
Tidak ada yang bisa saya banggakan dari diri saya.
36.
Saya merasa tidak seberuntung orang lain.
37.
Saya merasa apa yang saya lakukan tidak berarti untuk orang lain.
38.
Saya benci dengan diri saya sendiri.
39.
Saya merasa ragu dengan apa yang saya kerjakan.
40.
Orang disekitar saya membuat saya banyak masalah.
41.
Saya
sanggup
bertanggung
jawab
atas
kesalahan yang saya lakukan. 42.
Saya menerima kekurangan yang saya miliki.
43.
Saya berpura-pura tidak mengetahui atas kesalahan yang saya lakukan.
44.
Saya tidak memiliki kelebihan seperti yang dimiliki orang lain.
45.
Saya
terus
belajar
walapun
sering
mendapatkan kegagalan. 46.
Saya merasa ragu untuk dapat menyelesaikan rencana-rencana yang saya buat.
121
47.
Saya mencintai apa yang ada dalam diri saya.
48.
Walau pun saya memiliki kekurangan namun saya tidak ingin menjadi orang lain.
49.
Saya
menerima
kegagalan
saya
tanpa
menyalahkan orang lain. 50.
Saya malu dengan kekurangan yang saya miliki.
51.
Masalah yang saya hadapi bukan kesalahan orang lain.
52.
Saya merasa tidak memiliki keahlian yang menonjol.
53.
Saya yakin dapat mengerjakan rencanarencana yang saya buat.
54.
Saya merasa rendah diri dengan keadaan diri saya yang sebenarnya.
55.
Saya berani mengakui kesalahan yang saya lakukan.
SKALA CITRA TUBUH
No.
Pernyataan
SS
1.
Saya menganggap penampilan saya menarik.
2.
Tidak ada yang perlu diperbaiki dari penampilan saya. Bentuk tubuh saya tidak kalah menarik
3.
4.
5.
dengan teman-teman saya. Saya merasa cocok dengan pakaian yang saya pakai. Saya ingin merubah bagian tertentu dari tubuh saya. 122
S
TS
STS
6.
7.
8.
9
10
Bentuk tubuh saya tidak memuaskan. Setiap manusia memiliki keindahan tubuh masing-masing termasuk saya. Penilaian orang lain terhadap penampilan saya membuat saya resah. Saya merasa tidak cocok dengan pakaian yang saya pakai. Saya rela melakukan diet agar terlihat lebih menarik.
11
Saya cemas jika makan terlalu banyak.
12
Saya malu dengan berat badan saya.
13.
Penampilan saya kurang menarik. Saya mengkonsumsi produk-produk yang
14
dapat merubah berat badan saya agar lebih menarik.
15 16
17
Saya tidak bisa pergi tanpa make up Segala cara akan saya lakukan agar memiliki penampilan yang menarik. Komentar orang lain mengenai penampilan saya, tidak merubah rasa nyaman saya.
18
Saya ingin merubah berat badan saya.
19
Saya tidak puas dengan penampilan saya. Saya berupaya memiliki bentuk tubuh yang
20.
seindah bentuk tubuh orang yang saya kagumi.
123
21
22
Saya
merasa
risih
ketika
orang
lain
mengomentari penampilan saya. Saya membutuhkan waktu yang lama untuk berdandan agar terlihat cantik. Saya berupaya merubah penampilan jika
23
menurut orang lain penampilan saya kurang menarik.
24
25
26
27
28 29 30
31
32
33 34
Saya tidak ingin merubah bentuk tubuh saya. Saya sudah merasa cantik walau pun tidak merubah bentuk tubuh. Saya melakukan olah raga agar bentuk tubuh saya lebih seksi. Pendapat orang lain mengenai penampilan saya membuat saya kurang nyaman. Saya melakukan perawatan kecantikan yang teratur agar tampil lebih menarik. Semua bagian tubuh saya sangat memuaskan. Bagi saya tidak perlu merubah bentuk tubuh seperti orang lain. Saya tidak menggunakan waktu lama untuk tampil cantik sebelum keluar rumah. Saya tidak memiliki jadwal yang khusus untuk melakukan perawatan tubuh. Saya merasa senang dengan komentar orang lain mengenai berat badan saya. Berat badan tidak menjadi masalah buat saya.
124
35 36
37
38
39
40 41 42
43
44
45 46 47
48
Saya puas dengan bentuk tubuh saya. Saya tidak perlu mempermasalahkan berat badan saya. Saya tidak akan diet untuk mendapatkan tubuh yang menarik. Saya rela melakukan segala cara agar terlihat cantik. Saya bebas memakan apa saja yang saya inginkan. Saya tidak perlu mengkonsumsi produkproduk yang dapat merubah berat badan saya. Saya menyukai semua bagian tubuh saya. Saya merasa senang dengan kondisi tubuh saya sekarang. Saya
merasa
resah
saat
orang
lain
mengomentari kondisi berat badan saya. Saya tidak suka membandingkan tubuh saya dengan orang lain. Cara apa pun akan saya tempuh untuk mendapatkan tubuh yang seksi. Tanpa make up pun saya sudah cantik. Penampilan saya tidak ada yang perlu dirubah. Saya tidak suka dengan bagian tertentu dari tubuh saya. Saya tetap menyukai penampilan saya walau
49
pun orang lain tidak suka.
125
50.
51
52
53
54 55.
56
57
Menurut saya bentuk tubuh teman-teman lebih menarik dibandingkan saya. Makan banyak tidak menjadi masalah bagi saya. Saya
senang
dengan
penampila
saya
sekarang. Saya tetap bahagia walau pun orang lain bilang bentuk tubuh saya tidak menarik. Saya mengeluh dengan berat badan saya. Saya suka membandingkan tubuh saya dengan orang lain. Penampilan saya sesuai dengan kondisi trend sekarang. Saya tidak puas dengan bentuk tubuh saya.
###Terimakasih atas Kerja Samanya.###
126
g (€
+i (u (l)
A (n
+ tr
6 t{
a (B
J
o
I U
z o
z f ts
; 0
z c o
z z E U
z
j t o
ts
; f
! E
I I b
I F
^l Y sr
al E
F
51
c
']
el
5
=E 4il
D
i
,
!
t-
$
I
!ts
i
i
l*
i
i$ i
1
I
i*x I
i i
I
iRn
ir" E8
ic"
i
I
69
i.s
i-!
i-I
e rl i-' et1
i 4
rs i's
a
[email protected]@@+6@F@O60F+
:. r. € 3.
E q q b. q
{
@Fd6ts6664-666F6
i qq B. $.
qqaq D.
Eq R.
!
qE
!!
qEqEsssqqE4qq
EttB-s-s-R-s-aF.8Ee-F-r.t8.t$.s.;.iRi.EqdBe-8.8.EqEs"e{s-R-EqtN.P.;8.x.3.Eqq.sEqqEq{.lq
a
r. $. . 3. s. q r. R € q q G q q q 3. 8. s. dddddddddddddd-ddddddddddddddddddddiooo(
dddddddddddddddddddddddddddddd{dddddododoao
cqqqEEqElesBaq&Eeqeqq?EsEEEBqeqsqqql!!qq!q!sqEqqtcE{cqgqisqE ddddddddddddddddd
ddddddddddddddt
3-s-s-s-5-q3.:-qiqi3.qs.q{tgE8B33s3gR:B88FB8tsF3t3E3Rg83SE38Ft9REPEx3 d ;' ;' ; ; ;' d' ;' ;' d' ; ;' d ;i ;- d ; ; n ; d d ; d d i d d ; d d d d d d i d d d d d .i d d seI3EEBts3tEEt3eIASBAS3S1E3RAttetItsts3.3E3-RR-t-R-g-t-B-t-3-ts8.EEqqEq{Bqq ad J;n;dd Jiddddidddddddddddddddddddddddddddddddod 65id66a6di665b66d6;-56U6b-dd6;-66b+66-d6666666c66qie-?-----@-c-o-o-q ; ; d ;- ;' ;' ; ;'.i' d d ; + d ; ; N- ; d d ; ; d d ; d d d d d d d d d d + d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d + d ---i ; ; ; ;-;;; -. p - ; - - - - ; ; ;-;;-;-;;
d
- - - - - dddddidddddddddddddddddddddddd"'":339-3-Ak'53333'3iE-at'3333X'g-q53R'
q8-6q;Es.qqqEEeeaEq:.Aqs-&*.EEREi*-r-t.&.8.8a&Eqiir.tqs.qEqiq{.qq_*.?qqq;qi dd$dSdddddddSadddddddddddddtdddd666dd(6(
a N o
E{RE&AqEqqe.E€iI&EEEE
6-5-6-E6-6-6-E-i,[6-6-.-6---E-q6-iq4i'iq{.i--d-b.;.4i4iqd-e.d-F.6-qqqqqI6-o.qo-o.qq9o-o"aq-6-o-qqo"q d d ddddddddddddd-ddddddddddddddddddddddddddddd dd
F&er*rF:&EFa9&sr9a&:3&E586r9tEEtEEEEE6Afi dddddddddddddddd{ddddddddddd i;ddi"i;ddddd;dddddddddddddidddJddiddddddddddddddddddddddddd =9et8rt*fi6hR9R=8a8ERh95F?FFE?EESqiaaiEqb.s.qF-qb.E"5.h.qe.EEE;3.EEEEq
ootoN
ddNftN
{dlr*a6
{oo6dr
+oddo'
lai'o
+046.
{-d+o
oo0od6
No(dl
oor*rl
F t
dl
r400000a+
* d t
tdttl**l*
odooiotoo
{@dd+ffioo
ddo+oooddd*d
$d_o6
d l
6nf * t
otllooelio*oon*oo*N
o * o I
dio*ood
aio+ol+t@lo
**aai
ta*{o
+ 6 r o r i
oloNtodd+o
toooo
40i*e
i
+ t
PeEsEESeEEP€PgEEAEtP-e-eq8*-S.2qqqS-qqqq8-q8"EqEE-qe.qqqqEqE-8etsa8PE8EF o N 6 a o d d d d d d N d d d d d d d N N o d ri c'i d d d d d d d ; n ; ; d;' ;;, ; d 6; ; ;- ;- N ;r'o'i
oooosol
ooo(oq
oodlo
dololo
oi*aa
+{i*l++ro*
6d6+t66666F66i&66566t.66FON66--6dOO-F-FF6--6e6 ;;;';':.;i;';---';i;';';'J;":;';:';-';i;'-';i;-;;d;;;;ddddddddddddddddddddddddd
o o
ol+l+rai*+*
J a.
ho6PE:9*eP:PPREHR*8HEA&BESgtgSEBB3s$SJgS53E86$SSBESEBE
N Fl
t
o U
F
z o
ts
f
z
r z
u 4
z o
z
I F
U
z u c j
I I
t
E
t
Eg -at
!b
e6 f
) o
iN i6
ooo@o
b6+ g8EE8fr PEES{TXRPESqE$*NFRShREE cn
tNONiOOoN-OOor-o-ooo@@E--oNoFool ei 6i di .i ct ct .t d rt .t .{ ..i oi oi .,i .i ci .f 6i 6i dt c,i .i rt .n ai rt .t o 6 .i
ts-
O- N- *_ O- N_
o- o- o-
q o- o^ o- o- *" o" a t- q 0q @-
S-
:-8-8-B-tr-q
! I I bI bbE>>
I I I Ei
F-
8-
@-
d ci
q
-- N- q
q q q ts q
N- l- O- -- O- O- 6- N- O- o- O- N- q N" N- N- @- N" N" O- ts- O- t" O- N" No66NOOO6AOOOOONNONdOONddOON
*- -- o- o-
:bbFpF888E=8SR8=88BEESb888$88$8F d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d.\i d d ct d c\i.\t ri ri si ri
d
@- O-
I
o@600*o O o ts lr{d 6 o-@ E,o O-O-F-o-F_o_--N-o-o-o-q@-t-o_o-o-@-o-o-o"odNd66 ddNoNo
F-8
oNNO*OOOONOOOOOOOOONdOdOOONNOOOO
I
dddddddddddddddddddddddddddd.i.i
bbF
:a
!
id
to
-oEEO-OEcOOtOO?OOO!-OOONOFOo t + N O o o O N O o e N O- -- o- i- -- t- t- t- -- N- *- *- t- o- o- o- \ ct ci ci..i oi si.,i oi oi ot d oI o d oi ct.'i ci at ai ai o .n ri.i ai rt rt rt dt rt d NO66tsOO o- 6- o- -- o- 6- @- 6- o- o- @- o- -- o- -. @- @- @- o- q @" 6- o- q q -- o- 6- o- o- @- oNNN6NNNNNO6dNNNNO c,,
bESR&S&:E8:=RE:::&b9EEE&9S&gF8ER .i a, o_
@@ooooo N N- @- i r q q o" o" o- o- 6-
at
e
iN io
ft st st si rt st r'i ri d si rt .,t ri ..t ct rt rt .\i oi r,i .t ri st rt .,i .{ r., .t F*oo60@ rooddo
N- o- o-
6- F- 6"
ci ni oi d; Fi .i ri ct ci rt dt ct o vj si o o o rt rt .i ct 6i.( .i at c,i .i r; rt ri 6i
NOIOOOSOo-NNN-NddoNOfl odoiooooooNooooNN6dNoNo
oovNooooodoooioodNNooo
+!tnntt+++-
of
c\_
oon{0
Od
ONN+ Noo
sN6(*
vlNodroo
ONOONNNOON
NNNNN
$ d d N o o N
ddod(NNfl
ooo6so600+ooioooaooo606toooooooN ooooooooooootooft oo*oNoo*oo6Noooo ONN{OOOOOOOoooOOOO+ONNN-OONOOOOo odNo606000000iooooo!(oooooNooooo n600noooN{oo{ooooo+o600$oodooloo
OoONOdNfl
O(FN*OOOdOOOiOOSoAOO-ff *ff looolNo6fr 60066666e6060?**+t*OOOOS60000*dO +NNOOOONO*OO*OOOONiNNNNNOONOOOOd oodioooNo+oooooooolNNNNdo0NNloNo ioo*+ooooNooos$4vooN$oodoNoNdoso
f
* o o o N J o N o o o o o o o:
l+f
0{{*NN6d{o
oooooooaovo{600N
OOON6OOOOOOOOTNNNN-OOdOfi
-NNOOONNN-dNNNOdNNOdNFNTNNilfl oNNof ooo+oo60Nooo+oooooo6000loodooood
ooNooooooo600aoo
looo1000d*oNoooooooooNN-ooNNoooo
N o I
o!6000000ioo*ti600loo!o$iioooool t tNoooooofl ro{o{t{{oN{{{{o6
oNNOOTOOOFOOOOOOOOINFNNNTdNNO+Or i$s+o!n+iin*O+++if *oo{sonoo+6ti*oioor6rio++ooo600l NNOONOOdOOO*frAOOfi{?O
ioqtto{oo{oo9{t+v33+!ooNiodo{ono to{wto$oo$oiviooo*$60f oooooiloooooi600aoooNdNddo+NN€ooo f N-(OOOOoOOOO9?*OOtONNd?!!NtOWtO iddr6
IINOiOOONOOOOO{OOOiN-OINoONNNOOO +*ONVOOOOTOOOOOOOO*NNOOTOONNOOOO ootoioioitooioooootooooooooooooo ooeoooootiooio*i*olooooo**ootooN
dNONdNOIOF O OOOOO+AOOOOOFON+OOO
*ONOOOOO-OO6OOOONOiN-NNToONNN6ON NdNNOdNOOoOON6OOooiNdfl TONiOOOOOOOO
*oooo9dNoodot*o*ooooNooNotNooNoo
A
ONOO+OOOO-Oi{OTS6OOONdN6OONOO*Ol o o o o i o co o o i 6 { o o o o o ! N 6 0 0 0 + o o o N o o o ooooli600NoooooisotNNNNoroa{ooo6
oooottoooNooo*{oooaNN+osooNNi+o+
ooNotNoooN*di60000000dNooooN&ooo
d c'i d d ct ci .'i .\i c,i o .i ct ri ri rt d si ri d N_ d $NNt+OOOOnOOiOO*OltOO*OdSON60iOn ooooii*0*oooon+ooo+*oto+!*fl
tsp3Eg9SSE3P8R8PBE8&&883p8P38p838 c\i d .{ ci d d .\t rt ..i ri
q d- o" o- 6- @- o- O- o- -- r- d-
iN
i{
a6
{ lo a
u
I !o.
r
,
;., ais .&
Oio
r
io' llo
iN,
i
iEi
io. iir i
t
o
i
:dl
o
jdl
ilih
:*!
I NONdOONNNNNNNNONOOONNNNNNOf
o f
ts d
U
d
i
t+,
r
i-' i I
(io
i-, io'
i*
66NNo666*6SNN-eN6fl dGoo{ddod*oo6No**vo?Nooo?oNodoo* ?oe*ooooorootoNoooooooooo6NoNooo :ts
to
*oololooooooiootooooonNtN*oooooi
-Not66ts6@O-No$OOts@OO-NO!6@ts@OOFN @o@60000@FNtsNtsNtsFFN@6066@@@@OOOO
iOOiOONOaOOOO6OAOOONdNNTOOdOOOOd
?oiiooooooiio
toolloooNo60000iol?oooooooooooot OdNOOotONOOOSO*OOOtTNONOONNNOOOi
io
i'iN I
8. o
=f
6"ts
B-ts
o
N"* {r
sH'? 8g!i,d6L
gooE
*ilUr
o r@-*-ts
[email protected]
*8
t $ ",',* * $ *rsr $ $ xo'er. *
xrrr.
9SO
F
!9'0 F
'
*
B xerz * R H xz'sz * E H *o'sr* R H *z'ut * $ Ns'ttu S xo'rz* R E *ro.t s I xsezs H H *eur*
F$ xo'ez
\t6ts @o-o"E
RH
ZL'e z8z
tqz
sgc
89e %f61. ts
%$6t F
%0'gl.
89t %t'L/r F
t8z
89'Z eS'Z
tr't tl'e lS'0 E
cr'oi
,8'o F
S9'0 ts
09'01
*z s*,
sez
L&e* %ttsr
682
9BZ
8m
89€
%dztF
%E'81
%,1'll ts
%tlLr esx szt;
6dZ
ms ses xe'rs b
esz
,92
s*,
89e
%tat
%6'0/
*
h
8se %r.'rsr
F
9ES ,9'O b
qS'o ts
Ze'O
e8'0 E E
%6'0/ F
dz B'Z f!'t
rg gs
06'Z 69'Of rgz
sgz
,62 89€ ase
eoe
aoz
,62 89€ %dol F 6rc 99€ %l'985 89e %9'9/ ts see %f,esh
oooF
/0'e
- 0Z'€ Sl,'0 ts - /r'e 8e'05' -
-
9l'0 F
€l'o;
89C
%6'0t ts
90e
gst
egc
%/'99
Yor-CS
e
b
lse
%g'!88
Bse
%z'ro
Yrr'6r;
%o't8 F
b
lCZ SOC
gge Yog'ZLr 890 %f€l;
8*
802 8gt %o't8 F eoe %ee8E 9rz 89€ %9'90 ts /€z 89€ %''ig F
692
LgZ
or. gee
g62
ile 89e %s'98 b e& 89e vdztts
zze
're 992
tgz 89e %g'ZLE 8re 898 %9't6F 89e %e'98F 89e %9'69 F
8Oe
uz gst t'at;
LgZ
s0€
a0'Z t/'O q t6t 89e %8'!9q ze-z es.ol trz 89€ %9'99 F 86'Z lr'0 F ttz ast %giln 16'z 09'01 892 89G %8'Zl I z8z 89t %s'gtF sgc %z'€8 b
l0'S 6''01 €€t b
's'0
* -
98'Z 9!'O* e6'Z 89'O u
-
-
- er'e 0''01 tl't Z$0F
- 8r-€ 6901
-
o@998 - 6ec ze-o b - tgz otoL
orE33 No68S orEPS 6E?$ o
o^3FS o89ts8
-8398
oSSoS *oPo$ ooEESl
-
oe'oE-
**s5s - €cc l.go b e3R-S - €z'z s9'oi1 - 06'Z tl'o E --SFB - \L'e &'oE
99'Z 89'Z
F
zdo ts
!/'0
E
}}Z
982,
89t
89C
t€e
%dsl h
Z$ }Se Y"r'ZeE
'92 082
%S'69 ts
%069 ts
%gs
6€'z zg'of
ol'e
Z8'0
89t b
o'
F
$E
t
%9'gl
%r'0/ ts
ts
sa'z
69'0
t6z
Sg€ %t'6BE
€SC
9/Z Sge %l9lr Aqe %v'tlE
9/'Z t0'€
992 0e'0
ts
8Z'S ZgOf
620
se'e
8/Z
890
8t'e 9901 8fZ 69'0 E 8d0 E
!!
ee
zoe
EE
-
- 812 t9'0 E - O9'O LS'08 - ri'e ,g'O; - 68'Z 00'0 F 08'01 'Z'e S9'0: - St'C - te, rs'oi - 082 01.'0 ts * ZCZ gs'o; ,9'0 L eCe es'oE - 'de
-t5$81 - rt'e
No3S8l
-os3E
o.33S -NERE
.SEEA
!FE&S
-oov{
6 N F{
66
il =Il c
r{d = =-^
gEgo aQIer" FF-O 3
flfiltI E a
i6
6
lta)
6r oa xl'o (tt -.
le ae :e vdi
(DOr ^i;IJ 660 ai 6i; {@6
:ESEER
ss6
<xxl ,
;;;; $=EE
6
-=sE EEEP Eg =d ==
frfr'ft. gHE
-Q ^6 ^r'
gg
N
C')
7
e
I
o F
z 0
z
f F t
o
c 2
z
o
I =
z U
c
: t F
o
f
; a
t a
i
fi.
I
I I a
, I
I
0
i I
8.3.s.r.q{R.qs.qs.6.B-EqqF.E-s"*.tqs"qEqqEs.qEqEg{qqqq!.qq?.E.EEEaqqcsEqSqEEqF. nododdddddddddddddNd ddddddddddddddd
Ed:-;-i-iin-:-qt-i-i-b-i{.iEE6-n"iqiitiqi
E s r E ts I : H 5 E B r E E I I : R e B B E r I h I F r E r i S : S E t Q : 3 Eq E Ab- 9EIEi t A g.A t aEf e.ff :.:;li;i-;;';';';'-.;';;;i;;-d;ddd*dddddddddddddddddd{.{Jddd;dddddddeddod = s.r.Eqs.3.Er.Es.s"r.ERs.s.gEEqqq3.s"3.8.r.r.qs.P.s.eqqqaEEqqqEEt"sEqq!_8.c"!qr.!qqi.F, ddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd( G"s.*.E&.q8"s.*.ER.5.qAr.Eqs.b.aq:-{E&t"E$.tEEqD.q.qcF.!.c!"iEcqEaaiq-qE3.EI.i,nEqsE N fl 6 o d dd d N 6 d d d?d d d d ddd d ddd dddd d d d dd{dd N N d d dd dd E.
RFsgpEBpRpegRPttSPpEtPPSsSFpSPEsEsSPEtPEqEPe-Et-=.8-3-P-A.9"B.Eqqq8-3F. ;-;'"i'dl,'";'.;-'"id;rJ*-d-addd-ddddddddddddddddJddddddddddddddddd?dNoN
oo-{d
o6dt6
6{tra
addnd+
dloto
NNoN
NdItN
ffflNJA
ddN*o
o6(*d dot" ddi*N
ooffr6 otnaa a6noN
dttot ol+_-
d+d6o
noo'N
do6tN
NdN'N+-
oeflodr466
d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d 6 N
*o:+d
odo66
olao+
iood-
N
q 8- a t 8. t 8. d 8-F.h-qq*.6.R.t=.E d ; ;-;;;-- ;-;-;-;; ; ; ; .; -; :. -; :. -1 .: :- ; ; d d ddddddddddd R s h e s 3 3 R ts 3 h e 8 s & t E t s I R t hs b r s I I t t E F I t E : + T b qE: : t EESE&EEE3. qEt tF g :"=;;iI'-;';';;.';;i;,-;;"';;kn;n;-n;';ii;n;i--';j;;kdi.i-dddddd;idddddddidddd r q q E i e q q r *- q ; E R q q & 8 *. a E & 9 q t q { c s e. q E a q q s q q q { E q s. E q i i q E i q q i, i. € i a E n i eddadddddnddoddddddddddddddddddddddNNd-N r-q&i:.s.aqqqiir.F.r.tt&"E:.t&.5.3.8.tttb.B.qs.8.EtEtEEq.iE.!.ti.-8.!.q.!Ei_8.9!._rF,!.S -E-i. d ddd ddddddd{ d6ddddaddd*dddddddddddddaddd
Nd-Ndddddddd;dd+ddddddddddd
b.6e.3.qq$.Eq;:.EqqiEEREcqEEe.q:.r.qEEEtEqtEq{&&EtEEEee$fl{E_qq-.EsiIEEi ddddddddd
6doN+
N(rdl
doo.t
dNNN+
N+oodJ__od*oe_N
t6Nit a(fio
PTERFft R35SBtg35BgeiS3$+9$9E38$8t33S3BE
_+doo
b&66+FbF+F+++@dibEfibi+++bb+ts6b6:fib6;66bbi6-qEF.96.o.N. a ;i - a a d a d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d.i.i
drrlo
oNN+N
oFoo9=gc*p9=9?REft
oo?{o*toit-laJi
oi(g*
6dooN
oldoo
h6
Jltir
oiNoddFtoN
ooo+o
a*
&g
:& Ad
eo o9 -E oa
oc
as
,-
-(6dt
tG
ii
;;
a
o
o
6
4E)
E
o
o
o
3
2
ca
O
i
3 a
)
a I
( E
E
6h f\i fi c,i .{ .f .,, r.i si
a,i
a{ N'c,i
ri
.i .i .f .f d d a, .{ .\i ; a{ a\, .,I .{ f{ at ci ft
ctr{ d.,i d rflfr{dr.a.'r iid a,I.,i.\i ctoijair,i jrn.'i € ri
c,I
EEgPE6F$EEBE8{8E6RRN=RF$E$E8B8E3
9PE6fr EEESEEE$FERgESEERES9EgFESPE6 fi r',
d d d .,i d
{ rt N
Nqo NO
_5h "EE
cq
rs.
t-& r-q
xo'oe
e6o'6e ts
ts
E g %,'se ts
! H $ $ Eg%rlsts ts
TOOOOOTN-6@OO E
d O O-N-N- {N-N-Ni-N-O-O_ ts-@-O 6 O O - O N O O O O @ O - 6 O O O N rt ct 6i 6i o oi si oi.i Gi.,, .,i .,i cf ci ci ..i r,i ci ci ct .i d N si si ni oi .t oi ct 'j
g %gss
r{.t d
R g %e'il
& t- ff- :_
I
B- EG-
d dd
:8
O.
N-
ro-(l!"
"
@-.{O
*-{o
@-f-q
[ o_*-\
o.
o.
o,
'l.'0 0r'0-asg'o
R $ ''otE E
F
*,'o-T
s $l vo8s9 R 3 %s'B/
Fg
k fr xo'zs " * E ,ro'er ts
-;
ts
E
%tE U %9'6S L %o'89 t
%O'SS---ts
%0'e9 ts %999 F %dgs--i
%qeg
''Ot %V'OI
or0 8s€ %z're 6 zg, esa %9'89 ts %l'Ot---; *s'al F *
8SZ 83€ zE wa, 6* 8* 692 8ge age gae 8se 89e 89€ 89e Bw ege
t€z 89e %8'29
Ltz zz slz giz i9a Ltz w tLz
ege
96g'og---F
6tz 8oe %t/3-"; gre 8sc %9'cs*5 !g 8s wot ts z.sz
9lz 098 %d9l F tuz 99e xde c t& gBe %t'tt ts LA e}a %Z'89---E r* sst %6'0l. ts
lg, egg %t'tg ts sa, ilst vl.qs---; ele 89€ %8'99 F e& s98 %z'99 r t@ est 'tst E 890 v"let-= 6Se
ts
89€ Y,Z'/3--F
960'8/ F
898 8Sg 96t'Z/ F
*a6w
09e %9'99 q
xe'es
ts
!-E E gs 3*
812 89€ q€z Bo€
Lu Ese xdze---f oez mc xe'zs ---i /rz 89e %0'81.--Te8t 8sE t6t r %9'9/-; --i r
sgE 89e %czt-; 9U 09€ %6'€9 E
fiz e* w'tt
0rz 09c %r'r.g--E
802
o& a*, %lel a
9U Bge %8',t9 ts 9rz Bge %/6s--E
ore 89€ %trg 6 €82 89€ %6'91. E etz Bge %8'99 F zg g* %s'89*-r g€a 896 %9'69 E 'L9 F 09a 89e ,a ggt %6'09-? as, ,9e %fLl--;
tgz 89t %r'qt
rZE
t@ 8*
L6'Z tg'O-f,
ztt^ glt--o.-
0.
me s9€ xzeaJ 8,1'0
u'o--F
08'0 c C
98'Ozs'o_?
ts's-i €/b o.
&
ts
66'1 99'Oa'e 69'0 r *z 99'O-;
rs i8
o"
*'z zz'0 a. tsz zz'o--f zzz 9/'0 zl'l es'o--;
&'z ot'z dr's @'z
€6'Z eA'O
wz
*z
It'a z9'o s 8o'E eL'o ( r9'z ll.'o-li hL'Z Oe'O--i alz m'o--il zr'z 96'0-T *'z z8'on'z s'o_-i
90'e
r€'€ os'o-T 6t'€ sz'o s
@'e ll.'0 06'Z 8s'0--f,
LZ?
Ge'z u.'0--i-
@'z llb-a@'0-
89'e 19'0
ta'z
t/z
LS'Z
-FEVS - l.€'C l9'0 b - ,!Z ttl'o a. - G'Z Ze'O--i - 6'Z 0B'O o, oPtRE - tg'Z @0 a, - ZA'Z //'o- ?A'Z le'OJ @EX:S - E'Z Z8'0 s - S'Z 66'0 --0.- 99'z z8'o 0. OXERS - s,L'Z !6'0 o. - &'Z e6'O--i - Sl'Z 1.8'O-_! Egs@8 - *Z !8'0 a @HYO6 l9'z 0/'0 q Ll'z rg'o--izr'e eg'o-E -*sgB OH89E ,Et'z cl'o 0. 8/'Z ez'o--; m'e oz'o--i* ztz ol,'0 a
ONBOS
N$E*S
o=9ES ?o6R3 *-SSE (?ft68 oN+5El
ioEXS
NfrE=B oBR@E
PEEoE oEENS @3;@S
.55rS -N6v{
IE
RgIbsts
o-*-q
h- E- R- ft- R-
*6OOcOts(ts-(N Jd J ddJdd
OO+O-ON
*d+
-_o.^q(
QQ&
9_ E-
N N N N N N N N r{.id.{d€dddddNdad =-
dd;J
FF*o6-ooofo6rotso?N
I
O- F" N- O- N- N- F- O- O- N- d- 6- N- ts- O" (- ?" O- O- 6( i
I : bE:
Oo:OtNAOFON-*6*OO
OdNOOI
d-ioodN
NFF-ONNONftOO
Od(dOO-ONO*
dNff
oon
!O<
*6O
NOO
N?
!o
A- b_ E- 8- N-
*S3og
do-O6 6 OOtsF O*-q@ -4661 6F 6ON@o@oooi6oN**F@ { ai nt r,t .,i d ai d ai d .,i ci r't di .i ct .,i ct .i r; .{ .i ai ..i 'j .i c,i si .i r,i ..i o o
dddd
F- a- ?- :- a- s_ t FI i { c_ E- s- :_ 6- =- F- :- Jddd Jd d(|I.,i
s. b- 8- 8- h- 8- F- E- F- E- S- R- F_ E"
dd_ddJddd
G h & a a g & a * E v c, 3 ddddddddd$ddddddddddddd d i6F666dr66 d;; -';6_
@_
qo"o- -^F"N- (_N-N- F-ts- ts- N-o-o-O^e N-r-ae-o-N-@-N-o-N"ts- l- o-*dilONNNON6N6NAOONNNNddOOO
i @_
is
ri-:_ q q i- 6- a_ 6-- ?- --
e tNIONN+nNVOddNOdNN+--NiNf - aFIOOOONO*OOSNd(OO6O$ONrNdO*d-di + OOONOOOON-!dOqf o !Nooodo{6N6oo0oNoNNoNOtNNOotoNNo
*oo-N-ooNNooNo*N-oo-o--{o
- NNoNdNN6o*NNoooNoOrtoooNNonoNNdN do(*f d ooaooooNoFooNdooilooN-NN-NN-loooo - nioOOOIdOFOOANOOOOoT-NN3ON-OOONO - N?OOoSOFN-o-d-ooNoN-F-NrNNeto d OOOOOOnOO-iNON*OOO*F-NN-ONNOOIO+
OOOtfl
r*{i+?6tosdow{ooooo*+io
- OO6OeSON(eOONOOOOOONdOoNNOONNOdO NoooN-oo-o-oN+oooNNoNFNNNooNooaoo
o ONOOONOOO*ONNdOfl
NOOOONOd-NOONONdOOOFOIf
-6000iooNo90NNNo6600dNNNo*odNN*Oo oNO*OOOiOS00dONONOO(NdOOd9NNOO*O{ r
tilooonNotoo+ovnNNloNooNloooolol
{d*
+toOOON@@lOON@OOFO€N @Ai n 6- o- F- 6- o- $- 6" F- F" -- a 6- 6- O- O- $- 6- O- f- 6- N_ O_ o- q *- F- o" 6- q o. o- -dft fl SO?NNN-NdN-NdgO 6NNONddedoNNNOff {lo66doo*!iN9$id90r*oioo6totoo - tf < oooooNtoNetN*dNoNoo+-roFoN?lo*oN
sd R E8h g N_ ESEBE E9 g & b F 818 .,i dt ct.i d rt .'i ri ri ri d o ci ci d ct a,i ct ct oi ct ri .,i at d .{ .\a d et d 6600006€o6@6@o@oooo@@o i 6-Q 6-d- o- 6- d- -, o, NF- D- C.l S- -- @.6- 6- N- 4_ \ o-s- o- -" N- -- *" o- o- q NNONodNdoeFNN-6NdONOO i N- o^ q a{ O- 6- O- ts- o- o, a- o" oq o- F- 6" o- F- rq F- q 6- *. ts- q d- N- o- 6- o- -" oOONNONO(NNNdNNNNddO-NNNdild(?NOOO
98:EE
i6
jo
ai* <'t'-i<
5i3
ia j
(i*
is I(
i
oOiNONtl-anOOiSlOlO*O6OO6OoNoOtON d oNooNoodo+od!NoooNo(d60roNNooN&6
OTONNOOFO*OtlOOiONOONOO-tOOOOOOO
jOF-dN-ONN?N
N**oO?NNoOOiOOONNIOO?OFOO
N OONO?tOtd-OOiOONOO*ONO*ONNONNiOO 6 OdNOoof N*ilOOOlrJ+N4*OllONtOOiiOtOO+SJON o t***o*{Nio?tto{too+oiv*f
r
- Ot*O6O*d*tNO6OONONSO6StOtOON* i N ONOOOOOTNTOOANO-OOt-NIONONNOdtOO
d oNNN+Oo(NTONiNOdOdONNOONONTOOI*N
o NNONNOiON-dNOi+NO
o NNONNOO-nOOOiNO?OdVOeNNFONOOdN60
NNNNNdONFNdFNNNNOONFNON-NNNNNOdN
o NFONOOOnNNONNNOdOOOFNON-ONFtNOO* -
NNTNNN-fr
O{NNNOO(dO6OONNOo6*FN-NdONONN{Oi N N N N N OO O ts N N O N O 6N N N N fr O N N N N N N N i O d 6sl6000sNoN6*rilN*6066Ns$os6 ooool O{NNOOONF'E?NNNOOdONN'NdOdN'Nf ON tOFNOOONddNOoNOOON+-dOO*NNNOOoOA rooo+ffotoloooff o(ooo((do(ododo*ll $NO(OOOAOIOOOdONOO*NNOfl t*NNdONO$ OOOOnOOONNIOOOO6OOOTdNONdONTNIOO
FNOTO@N@OO-NO!6@N6OO-NOtO@tsOOO-N co @@@@@@o6@NNtsNNNNNtsN@6@O@@OO@@OOO
-sotooNoo-NooNoNNooeNNoosdoNNNooe
o o6NOOOOOiOOOl6aOOOtOOOii60NNOtOt ( NONNdNNNNNNONNNNNNOONf -NNN.NNf dOE0OOoeOOOOOoO*oOoOOoOoFOONdOOOq
o iONOOOOdd-t*OOOOOOI-NOO-OOTNOOOi
d O6OO+NOir-ONOdONOOO+fl
(
lNo-oaoi
jS' NO*66*OS6dOQ$llOO*OONN*ONOON-OlO* oO*OOtOONOfr OOOOOOOO+NFdNNO((NOOO{ e ioNooo+oooooooooooodooddoodoooo{ i$1 NioaNoooddN600NNNoooff oNNNoNNNft NO*ONVOO-NrdONNOOdoOdrOd-+ONNO*lO NooNoooodN?6oNNooooo-o3o-odo(Nooo NOON-OdNNdNNNdOOO i
lk
is .t-
:E I
'to
f l"
iiz9
ca
ra:
os SN 6io oo N@ 'j 6i ON6 oi ci
-N
po6 a +
lr)
== XX !g) 0
;
r
==
o6
'Eo x=il *O
-;. vEs.^
5l
E{SEE
$lt*x EIqqq ld I3 t6
fr
&IR9E t._
E
l€_ I
plE EIE
ol-P8
,l'*'
3lE"' l6 l6 IO 'clZ ol- L d6E= ol 60=
lFNo
-.
slfi s,$
iF rS
o
EgR vxxl 'sg5 -ca
;;;;
E!
H$$-c-xc sEEP ==
trfiH 3HU
.-
{!!gQts_
EIo a;
OE oo
s '5
'6
o 6o Il
E
ililnil
-rro
Itl
EE !s
btr
.=d
65
c{ ta
I
Tabel 1. Distribusi Data
Case Summariesa Kelas
Peneriamaan_Diri
Body_Image
Peneriamaan_Diri
Body_Image
1
VIII A
162
134
Tinggi
Negatif
2
VIII A
178
174
Tinggi
Positif
3
VIII A
157
164
Tinggi
Positif
4
VIII A
168
165
Tinggi
Positif
5
VIII A
161
151
Tinggi
Positif
6
VIII A
156
156
Tinggi
Positif
7
VIII A
176
184
Tinggi
Positif
8
VIII A
168
168
Tinggi
Positif
9
VIII A
139
133
Tinggi
Negatif
10
VIII A
154
166
Tinggi
Positif
11
VIII A
145
150
Tinggi
Positif
12
VIII A
168
143
Tinggi
Positif
13
VIII A
173
164
Tinggi
Positif
14
VIII B
150
147
Tinggi
Positif
15
VIII B
183
145
Sangat Tinggi
Positif
16
VIII B
165
166
Tinggi
Positif
17
VIII B
140
155
Tinggi
Positif
18
VIII B
164
126
Tinggi
Negatif
19
VIII B
161
192
Tinggi
Sangat Positif
20
VIII B
170
139
Tinggi
Negatif
21
VIII B
183
162
Sangat Tinggi
Positif
22
VIII B
191
147
Sangat Tinggi
Positif
23
VIII B
150
140
Tinggi
Negatif
24
VIII B
191
203
Sangat Tinggi
Sangat Positif
133
Case Summariesa Kelas
Peneriamaan_Diri
Body_Image
Peneriamaan_Diri
Body_Image
25
VIII B
175
206
Tinggi
Sangat Positif
26
VIII B
144
150
Tinggi
Positif
27
VIII C
183
195
Sangat Tinggi
Sangat Positif
28
VIII C
167
148
Tinggi
Positif
29
VIII C
176
179
Tinggi
Positif
30
VIII C
162
161
Tinggi
Positif
31
VIII C
165
160
Tinggi
Positif
32
VIII C
166
151
Tinggi
Positif
33
VIII C
172
152
Tinggi
Positif
34
VIII C
184
176
Sangat Tinggi
Positif
35
VIII C
164
167
Tinggi
Positif
36
VIII C
172
174
Tinggi
Positif
37
VIII C
190
144
Sangat Tinggi
Positif
38
VIII C
159
131
Tinggi
Negatif
39
VIII D
180
148
Sangat Tinggi
Positif
40
VIII D
137
144
Rendah
Positif
41
VIII D
199
156
Sangat Tinggi
Positif
42
VIII D
168
163
Tinggi
Positif
43
VIII D
180
163
Sangat Tinggi
Positif
44
VIII D
150
119
Tinggi
Negatif
45
VIII D
171
159
Tinggi
Positif
46
VIII D
155
149
Tinggi
Positif
47
VIII D
178
158
Tinggi
Positif
48
VIII D
143
132
Tinggi
Negatif
49
VIII D
167
175
Tinggi
Positif
50
VIII D
172
189
Tinggi
Sangat Positif
134
Case Summariesa Kelas
Peneriamaan_Diri
Body_Image
Peneriamaan_Diri
Body_Image
51
VIII D
175
156
Tinggi
Positif
52
VIII E
192
184
Sangat Tinggi
Positif
53
VIII E
159
156
Tinggi
Positif
54
VIII E
180
165
Sangat Tinggi
Positif
55
VIII E
170
127
Tinggi
Negatif
56
VIII E
179
118
Sangat Tinggi
Negatif
57
VIII E
149
170
Tinggi
Positif
58
VIII E
184
170
Sangat Tinggi
Positif
59
VIII E
188
188
Sangat Tinggi
Sangat Positif
60
VIII E
156
143
Tinggi
Positif
61
VIII E
187
175
Sangat Tinggi
Positif
62
VIII E
151
168
Tinggi
Positif
63
VIII E
147
161
Tinggi
Positif
64
VIII E
179
156
Sangat Tinggi
Positif
65
VIII F
190
170
Sangat Tinggi
Positif
66
VIII F
168
160
Tinggi
Positif
67
VIII F
168
183
Tinggi
Positif
68
VIII F
160
138
Tinggi
Negatif
69
VIII F
152
146
Tinggi
Positif
70
VIII F
173
136
Tinggi
Negatif
71
VIII F
166
169
Tinggi
Positif
72
VIII F
169
154
Tinggi
Positif
73
VIII F
185
171
Sangat Tinggi
Positif
74
VIII F
174
139
Tinggi
Negatif
75
VIII F
174
172
Tinggi
Positif
76
VIII F
174
153
Tinggi
Positif
135
Case Summariesa Kelas
Peneriamaan_Diri
Body_Image
Peneriamaan_Diri
Body_Image
77
VIII F
170
166
Tinggi
Positif
78
VIII F
173
159
Tinggi
Positif
79
VIII F
196
185
Sangat Tinggi
Positif
80
VIII G
141
126
Tinggi
Negatif
81
VIII G
142
120
Tinggi
Negatif
82
VIII G
155
156
Tinggi
Positif
83
VIII G
144
154
Tinggi
Positif
84
VIII G
148
110
Tinggi
Negatif
85
VIII G
174
165
Tinggi
Positif
86
VIII G
171
138
Tinggi
Negatif
87
VIII G
129
126
Rendah
Negatif
88
VIII G
148
149
Tinggi
Positif
89
VIII G
157
152
Tinggi
Positif
90
VIII G
170
175
Tinggi
Positif
91
VIII G
164
165
Tinggi
Positif
92
VIII G
159
181
Tinggi
Positif
Total
N
92
92
92
136
92
92
Tabel 2. Diskripsi Penerimaan Diri Descriptive: Peneriamaan_Diri
Statistics Peneriamaan_Diri N
Valid
92
Missing
0
Mean
166.54
Median
168.00
Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range
168 14.952 223.570 -.177 .251 -.445 .498 70
Minimum
129
Maximum
199
137
Peneriamaan_Diri Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
129
1
1.1
1.1
1.1
137
1
1.1
1.1
2.2
139
1
1.1
1.1
3.3
140
1
1.1
1.1
4.3
141
1
1.1
1.1
5.4
142
1
1.1
1.1
6.5
143
1
1.1
1.1
7.6
144
2
2.2
2.2
9.8
145
1
1.1
1.1
10.9
147
1
1.1
1.1
12.0
148
2
2.2
2.2
14.1
149
1
1.1
1.1
15.2
150
3
3.3
3.3
18.5
151
1
1.1
1.1
19.6
152
1
1.1
1.1
20.7
154
1
1.1
1.1
21.7
155
2
2.2
2.2
23.9
156
2
2.2
2.2
26.1
157
2
2.2
2.2
28.3
159
3
3.3
3.3
31.5
160
1
1.1
1.1
32.6
161
2
2.2
2.2
34.8
162
2
2.2
2.2
37.0
164
3
3.3
3.3
40.2
138
Peneriamaan_Diri Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
165
2
2.2
2.2
42.4
166
2
2.2
2.2
44.6
167
2
2.2
2.2
46.7
168
6
6.5
6.5
53.3
169
1
1.1
1.1
54.3
170
4
4.3
4.3
58.7
171
2
2.2
2.2
60.9
172
3
3.3
3.3
64.1
173
3
3.3
3.3
67.4
174
4
4.3
4.3
71.7
175
2
2.2
2.2
73.9
176
2
2.2
2.2
76.1
178
2
2.2
2.2
78.3
179
2
2.2
2.2
80.4
180
3
3.3
3.3
83.7
183
3
3.3
3.3
87.0
184
2
2.2
2.2
89.1
185
1
1.1
1.1
90.2
187
1
1.1
1.1
91.3
188
1
1.1
1.1
92.4
190
2
2.2
2.2
94.6
191
2
2.2
2.2
96.7
192
1
1.1
1.1
97.8
196
1
1.1
1.1
98.9
139
Peneriamaan_Diri Frequency
Percent
Valid Percent
199
1
1.1
1.1
Total
92
100.0
100.0
Tabel 3. Diskripsi Citra Tubuh Descriptive: Body_Image Statistics Body_Image N
Valid
92
Missing
0
Mean
157.37
Median
157.00
Mode Std. Deviation Variance Skewness
156 19.271 371.378 -.006
Std. Error of Skewness
.251
Kurtosis
.007
Std. Error of Kurtosis
.498
Range
Cumulative Percent
96
Minimum
110
Maximum
206
140
100.0
Body_Image Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
110
1
1.1
1.1
1.1
118
1
1.1
1.1
2.2
119
1
1.1
1.1
3.3
120
1
1.1
1.1
4.3
126
3
3.3
3.3
7.6
127
1
1.1
1.1
8.7
131
1
1.1
1.1
9.8
132
1
1.1
1.1
10.9
133
1
1.1
1.1
12.0
134
1
1.1
1.1
13.0
136
1
1.1
1.1
14.1
138
2
2.2
2.2
16.3
139
2
2.2
2.2
18.5
140
1
1.1
1.1
19.6
143
2
2.2
2.2
21.7
144
2
2.2
2.2
23.9
145
1
1.1
1.1
25.0
146
1
1.1
1.1
26.1
147
2
2.2
2.2
28.3
148
2
2.2
2.2
30.4
149
2
2.2
2.2
32.6
150
2
2.2
2.2
34.8
151
2
2.2
2.2
37.0
152
2
2.2
2.2
39.1
141
Body_Image Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
153
1
1.1
1.1
40.2
154
2
2.2
2.2
42.4
155
1
1.1
1.1
43.5
156
6
6.5
6.5
50.0
158
1
1.1
1.1
51.1
159
2
2.2
2.2
53.3
160
2
2.2
2.2
55.4
161
2
2.2
2.2
57.6
162
1
1.1
1.1
58.7
163
2
2.2
2.2
60.9
164
2
2.2
2.2
63.0
165
4
4.3
4.3
67.4
166
3
3.3
3.3
70.7
167
1
1.1
1.1
71.7
168
2
2.2
2.2
73.9
169
1
1.1
1.1
75.0
170
3
3.3
3.3
78.3
171
1
1.1
1.1
79.3
172
1
1.1
1.1
80.4
174
2
2.2
2.2
82.6
175
3
3.3
3.3
85.9
176
1
1.1
1.1
87.0
179
1
1.1
1.1
88.0
181
1
1.1
1.1
89.1
142
Body_Image Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
183
1
1.1
1.1
90.2
184
2
2.2
2.2
92.4
185
1
1.1
1.1
93.5
188
1
1.1
1.1
94.6
189
1
1.1
1.1
95.7
192
1
1.1
1.1
96.7
195
1
1.1
1.1
97.8
203
1
1.1
1.1
98.9
206
1
1.1
1.1
100.0
Total
92
100.0
100.0
Tabel 4. Penghitungan Panduan Kategorisasi Penerimaan Diri Kategori
Rumus*
Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi
Rentang Skor 055,00 - 096,24 096,25 - 137,49 137,50 - 178,74 178,75 - 220,00
Hitungan
X <Mi–1.5Sdi Mi–1.5Sdi≤ X <Mi Mi≤ X <Mi+1.5Sdi Mi+1.5Sdi≤ X
X <096,25 096,25≤ X <137,50 137,50≤ X <178,75 178,75≤ X
Tabel 5. Kategori Penerimaan Diri Rentang No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
Skor 1
Sangat Rendah
055,00 - 096,24
0
0,0
2
Rendah
096,25 - 137,49
2
2,2
3
Tinggi
137,50 - 178,74
70
76,1
4
Sangat Tinggi
178,75 - 220,00
20
21,7
Jumlah
--
92
100
143
Persentase (%)
76,1
80 60 40 20 0
21,7
2,2
0
Sangat Rendah Tinggi Sangat Rendah Tinggi Kategori
Gambar 1. Diagram Balok Distribusi Frekuensi Relatif Penerimaan Diri
Tabel 6. Statistik Deskriptif Data Penerimaan Diri n
Rerata
87
(Y ) 166,54
SD (sY)
Varian (s2Y)
Modus (Ymod)
Median (Ymed)
Maksimal (Ymaks)
Minimal (Ymin)
14,95
223,57
168
168
199
129
Tabel 7. Penghitungan Panduan Kategorisasi Citra Tubuh (Body Image) Kategori
Rumus*
Sangat Negatif Negatif Positif Sangat Positif
Rentang Skor 057,00 - 099,74 099,75 - 142,49 142,50 - 185,24 185,25 - 228,00
Hitungan
X <Mi–1.5Sdi Mi–1.5Sdi≤ X <Mi Mi≤ X <Mi+1.5Sdi Mi+1.5Sdi≤ Mi+1.5Sdi≤ X X
X <099,75 099,75≤ X <142,50 142,50≤ X <185,25 185,25≤ X
Tabel 8. Kategori Citra Tubuh (Body Image) Rentang No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
Skor 1
Sangat Negatif
057,00 - 099,74
0
0,0
2
Negatif
099,75 - 142,49
18
19,6
3
Positif
142,50 - 185,24
68
73,9
4
SangatPositif
185,25 - 228,00
6
6,5
Jumlah
--
92
100
144
Persentase (%)
80 60 40 20 0
73,9 19,6
6,5
0 Sangat Negatif
Negatif
Positif
Sangat Positif
Kategori
Gambar 2. Diagram Balok Distribusi Frekuensi Relatif Citra Tubuh (Body Image)
Tabel 9. Statistik Deskriptif Data Citra Tubuh (Body Image) n 87
Rerata (X ) 157,37
SD (sX) 19,27
Varian (s2X) 371,38
Modus (Xmod) 156
Median (Xmed) 157
Maksimal (Xmaks) 206
Minimal (Xmin) 110
Tabel 10. Uji Normalitas Tests of Normality One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Peneriamaan_Diri N
Body_Image 92
92
Mean
166.54
157.37
Std. Deviation
14.952
19.271
Absolute
.071
.039
Positive
.051
.039
Negative
-.071
-.037
Kolmogorov-Smirnov Z
.685
.372
Asymp. Sig. (2-tailed)
.736
.999
Normal Parametersa
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
145
Tabel 11. Uji Linearitas Tests for Linearity Report Peneriamaan_Diri Body_Image
Mean
N
Std. Deviation
110
148.00
1
.
118
179.00
1
.
119
150.00
1
.
120
142.00
1
.
126
144.67
3
17.786
127
170.00
1
.
131
159.00
1
.
132
143.00
1
.
133
139.00
1
.
134
162.00
1
.
136
173.00
1
.
138
165.50
2
7.778
139
172.00
2
2.828
140
150.00
1
.
143
162.00
2
8.485
144
163.50
2
37.477
145
183.00
1
.
146
152.00
1
.
147
170.50
2
28.991
148
173.50
2
9.192
149
151.50
2
4.950
150
144.50
2
.707
151
163.50
2
3.536
146
Report Peneriamaan_Diri Body_Image
Mean
N
Std. Deviation
152
164.50
2
10.607
153
174.00
1
.
154
156.50
2
17.678
155
140.00
1
.
156
170.50
6
17.248
158
178.00
1
.
159
172.00
2
1.414
160
166.50
2
2.121
161
154.50
2
10.607
162
183.00
1
.
163
174.00
2
8.485
164
165.00
2
11.314
165
171.50
4
7.000
166
163.00
3
8.185
167
164.00
1
.
168
159.50
2
12.021
169
166.00
1
.
170
174.33
3
22.143
171
185.00
1
.
172
174.00
1
.
174
175.00
2
4.243
175
174.67
3
10.786
176
184.00
1
.
179
176.00
1
.
181
159.00
1
.
147
Report Peneriamaan_Diri Body_Image
Mean
N
Std. Deviation
183
168.00
1
.
184
184.00
2
11.314
185
196.00
1
.
188
188.00
1
.
189
172.00
1
.
192
161.00
1
.
195
183.00
1
.
203
191.00
1
.
206
175.00
1
.
Total
166.54
92
14.952
ANOVA Table Sum of Squares Peneriamaan_Diri * Body_Image
Between Groups (Combined)
Mean Square
df
F
Sig.
13188.326
56
235.506
1.152
.332
Linearity
4520.803
1
4520.803
22.110
.000
Deviation from Linearity
8667.523
55
157.591
.771
.810
7156.500
35
204.471
20344.826
91
Within Groups Total
Measures of Association R Peneriamaan_Diri * Body_Image
R Squared .471
.222
148
Eta
Eta Squared .805
.648
Tabel 12. Uji Hubungan Correlations Correlations Peneriamaan_Diri Peneriamaan_Diri
Pearson Correlation
Body_Image 1
Sig. (1-tailed)
.000
N Body_Image
Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
92
92
.471**
1
.000
N
92
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Regression Descriptive Statistics Mean
.471**
Std. Deviation
N
Peneriamaan_Diri
166.54
14.952
92
Body_Image
157.37
19.271
92
149
92
Model Summary
Model
R
R Square .471a
1
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
.222
.214
13.260
a. Predictors: (Constant), Body_Image
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
4520.803
1
4520.803
Residual
15824.023
90
175.822
Total
20344.826
91
F
Sig. 25.712
.000a
a. Predictors: (Constant), Body_Image b. Dependent Variable: Peneriamaan_Diri
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
108.986
11.435
.366
.072
Body_Image a. Dependent Variable: Peneriamaan_Diri
150
Standardized Coefficients Beta
t
.471
Sig. 9.531
.000
5.071
.000
Tabel 13. Tabel silang antara citra tubuh (body image) dengan penerimaan diri. Peneriamaan_Diri * Body_Image Crosstabulation Body_Image
Peneriamaan_Diri
Rendah
Count % of Total
Tinggi
Count % of Total
Sangat Tinggi
Count % of Total
Total
Count % of Total
Sangat Positif
Negatif
Positif
1
1
0
2
1.1%
1.1%
.0%
2.2%
16
51
3
70
17.4%
55.4%
3.3%
76.1%
1
16
3
20
1.1%
17.4%
3.3%
21.7%
18
68
6
92
19.6%
73.9%
6.5%
100.0%
151
Total
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN I-]NIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAII Alamat : Karangmalang, Yogyakarta 55281 Telp.(0274) 586168 Hunting,Fax.(0274) 54061 1; Dekan Telp. (027\ 520094 T elp.(027 4) 586 1 68 Psw. (221, 223, 224, 29 5,34 4, 3 45, 3 66, 368,369, 40 l, 402, 403,
No. : &r83 /LrN34.l tlPLtzot3 Lamp. : 1 (satu) Bendel
Hal
: Permohonan
Certificate No. QSC 00687
4 17 )
23
April2013
ProPosal
izin Penelitian
Yth. Gubemur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Cq. Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Provinsi DIY Kepatihan Danurejan Yogyakarta
Diberitahukan dengan hormat, bahwa untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik yang ditetapkan oleh JurusanPsikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, mahasiswa berikut ini diwaj ibkan mel aksanakan peneliti an: Nama
Catur Baimi Setyaningsih
NIM
09r04241002 Bimbingan dan Konseling/PPB Jl.Iromejan GK III I 667,Klitren, Yogyakarta
Prodi/Jurusan
Alamat
Sehubungan dengan hal itu, perkenankanlah kami memintakan izin mahasiswa tersebut melaksanakan kegiatan penelitian dengan ketentuan sebagai berikut:
Tujuan Lokasi Subyek
Obyek Waktu Judul
Memperoleh data penelitian tugas akhir skripsi SMP N 6 Yogyakarta Remaia Putri di SMP N 6 Yogyakarta Citra Tubuh (Body Image) dan Penerimaan Diri
April-Juni 2013 Hubungan antaraCitra Tubuh (Body Image) dengan Penerimaan Diri pada Remaja Putri di SMP N 6 Yogyakarta
Atas perhatian dan kerjasama yang baik kami mengucapkan terima kasih.
ffim
sY"ftqf,2),"t\E zt.iNr9EQl 4:t5 B\?\GV)/'-jl'rt.,#,fi}],li'' Tembusan Yth: LRektor ( sebagai laporan)
2.Wakil Dekan I FIP 3.Ketua Jurusan PPB FIP 4.Kabag TU 5.Kasubbag Pendidikan FIP 6.Mahasiswa yang bersangkutan Universitas Negeri Yogyakarta
LSZ
to, M.Pd. 19600902 t98102
KOTA. YCIGYAKARTA I}II{AS PB:NDTDIKAN
trEh,T &R.{]I{-fl AEI
SMP }WEGEEEI 6 YGGYAKARTA Ja.lan R\.I,
lvlonginsidi .i, Telepon (0274) 5L2268
'
YGGYAK,&R.TA 55233
SUffiAT" KffiTHRAN.IGAN f-dornor:A7A1251
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama [,ilP FangkaUGol Jabatan
:
: RETNA WURYANINGSII{, SPd
:19690726 1995122003 :Pembina lV/a : Kepala Sekolah
Dengan ini menerangkan bahwa:
Nlarna hJ[M Jurusan
: CATUR BAIMI SHTYANINGSIH : 09104241002
: Fak llmu Pendidikan UNY
: HUBUI,IGAN ANTARA CITRA PADA REMAJA PUTRI Dl DIR! (BODY PENERIUAAN TMAGE) DENGAN TUB1".'[-{ -r SMP[* 6 YOGYAKARTA PADA ANIGGAL 27 l,[']Rll - 2 ME! 2013. felah rnelakukan penelitian dengan judul proposal
Denrikian keterangan ini dlbuat untuk oapat digunakan seperlunya. 10 Juni 2013
or")
h
q /s
,L
A
ANINGSIH, SPd 726199512 2 003
155
SEGOR.O AMARTO
db
SEMANGAT GOT'ONG ROYONG AGATq]] MAR]NE NGAYOGYAKARTO
I<EL4i!\DIRIAN * KEDiSIPLNAN
- KIJIEDULIAN - IGBiR'SAMAAN