HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI HIDUP BERSIH DENGAN PERILAKU DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya)
Oleh Supyan, H. Rudi Priyadi, Hj. Nani Ratnaningsih Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Program Pascasarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRACT The purpose of this research was to know the relationship the headmaster the leadership with the student behavior in maintaining the cleanliness of the environment to know the relationship the motivation of cleanliness with the student behavior in maintaining the cleanliness of the environment and to know the relationship between the motivation of cleanliness and the headmaster leadership with the the student behavior in maintaining the cleanliness of the environment. This research uses descriptive method. The population were students of the eighth grade of Junior High School Cikatomas 2 containing 114 people. The sampel were taken by using proporsional random sampling as many as 34 people. The technique of collecting data used quesioner of the motivation of cleanliness, quesioners about the headmaster leadership and the student behavior in maintaining the cleanliness of the environment. The technique of analysis data used linear analysis regresi and constructively duplicated program SPSS Version 16. Based on the result of research,it’s founded that there were relationship between the headmaster leadership with the student behavior in maintaining the cleanliness of the environment with correlation coefficient equal to 0,570 which show middle category of correlation and give contribution 32,5%. There were relationship between the cleanliness motivation with the student behavior in maintaining the cleanness of the environment with correlation coefficient equal to 0,563 which show middle category of correlation and give contribution equal to 31,7%, and that there were relationship between the headmaster leadership and the motivation of cleanliness with the student behavior in maintaining the cleanliness of the environment with correlation coefficient equal to 0,706 which show strong category of correlation and give contribution equal to 49,8%, Key Word : the headmaster leadership, the motivation of cleanliness, the student behavior in maintaining the cleanliness of the environment. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan untuk mengetahui hubungan antara motivasi hidup bersih dengan perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan dan mengetahui hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi hidup bersih dengan perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan Penelitian ini menggunakan metode deskriftif. Populasinya Siswa kelas VIII SMPN 2 Cikatomas yang berjumlah 114 orang. Sampel diambil dengan proporsional random sampling sehingga jumlah sampel 34 orang, teknik pengumpulan data menggunakan angket kepemimpinan kepala sekolah, motivasi hidup bersih dan angket perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier dan ganda dengan bantuan program SPSS versi 16.
1
Berdasarkan hasil penelitian, maka ditemukan bahwa terdapat hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan dengan koefisien korelasi sebesar 0,570 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi sebesar 32,5%. Terdapat hubungan antara motivasi hidup bersih dengan perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan dengan koefisien korelasi sebesar 0,563 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi sebesar 31,7%, dan terdapat hubungan antara motivasi hidup bersih dan kepemimpinan kepala sekolah dengan siswa memelihara kebersihan lingkungan dengan koefisien sebesar 0,706, yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 49,8%. Kata Kunci : kepemimpinan kepala sekolah, motivasi hidup bersih, perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan
PENDAHULUAN Hidup dan kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh lingkungan. Tuntutan kehidupan mendorong manusia beradaptasi dengan lingkungan melalui berbagai cara sesuai kemampuan, bahkan dorongan ini tidak terbatas pada adaptasi, melainkan memotivasi memberdayakannya melalui penyeimbangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan pola hubungan manusia dengan alam lingkungannya ditentukan oleh kearifan serta rasa tanggung jawab dari manusia itu sendiri sebagai makhluk dominan dalam memanfaatkan alam lingkungannya. Kearifan serta tanggung jawab dalam mengelola lingkungan baik sebagai jaminan kelangsungan hidup maupun pemenuhan, merupakan perwujudan kesadaran etik lingkungan hidup dalam diri setiap orang. Permasalahan lingkungan semakin dirasakan oleh manusia baik pada tingkat global sampai ke tingkat lokal. Gejala kerusakan lingkungan dapat disaksikan baik secara langsung atau tidak langsung. Pada tingkat global sudah tampak adanya gejala perubahan iklim global sebagai akibat menipisnya lapisan ozon, dan diperkirakan akan bepengaruh terhadap ekosistem permukaan bumi. Sebaliknya pada tingkat lokal telah banyak kasus-kasus kerusakan lingkungan sebagai akibat ulah aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumberdaya lingkungan di luar batas daya dukung alam. Dampak yang dirasakan
bukan
hanya
bersifat
lokal
akan
tetapi
dapat
meluas
secara
global/internasional. Salah satu problem bangsa Indonesia saat ini adalah merosotnya kualitas lingkungan/krisis lingkungan dari akibat eksploitasi tidak terkendali dan akibat
2
rendahnya kepedulian terhadap lingkungan dan kurangnya budaya peduli terhadap kebersihan atau kesehatan lingkungan. Sekolah merupakan tempat berkerja guru dan tempat belajar siswa. Agar guru bisa bekerja dan siswa bisa belajar baik, maka mutu lingkungan sekolah harus baik, yaitu lingkungan yang dapat membuat guru dan siswa melakukan aktivitas secara kondusif. Hal ini berarti pengelolaan sekolah harus dilaksanakan dengan baik. Menurut Wahjosumidjo (2012: 349), keberhasilan suatu sekolah pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas penampilan seorang kepala sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan bertugas menyelenggarakan proses pendidikan dan proses belajar mengajar dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang diberi tugas untuk memimpin sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan sekolah. Kepala sekolah diharapkan menjadi pemimpin dan inovator di sekolah yang dipimpinnya. Oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah sangat signifikan dengan keberhasilan sekolah. Kepala Sekolah sebagai pemimpin dalam pendidikan formal perlu memiliki wawasan ke depan. Kebijakan Sekolah sebagai bagian dari fungsi kepemimpinannya, mencangkup cara-cara dan usaha dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing dan menggerakan guru, staf tata usaha, siswa serta orang tua. Dalam kontek mengupayakan suatu kebijakan, terutama berkaitan dengan kebersihan lingkungan bertindak sebagai leader (pemimpin) yang dituntut untuk mampu doing the right things, di mana seorang manajerial harus mampu dan berani mengambil prakarsa keputusan dalam mengimplementasikan kebijakan secara tepat dan kreatif sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Kebersihan lingkungan sekolah adalah suatu faktor pembentuk mutu lingkungan sekolah. Oleh karena itu sekolah yang bersih akan membuat guru dan siswa melakukan aktivitas secara kondusif di sekolah mengakibatkan guru dan siswa merasa nyaman disekolah. Sebaliknya sekolah yang kotor akan membuat guru dan siswa kurang senang dan kurang nyaman di sekolah, yang mengakibatkan guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar tidak nyaman. Oleh karena itu kebersihan lingkungan sekolah perlu mendapat perhatian dari semua pihak, terutama pihak sekolah yang terdiri dari Kepala
3
Sekolah, guru dan siswa. Dengan perkataan lain supaya lingkungan sekolah bersih, maka perilaku guru dan siswa harus baik, disiplin sesuai dengan ketentuan dan harapan. Perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah tercipta karena berbagai
faktor,
salah
satunya
karena kepemimpinan kepala
sekolah
yang
mengkondisikan sehingga perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan tercipta. Perilaku siswa dalam memelihara kebersihan umumnya sangat terbatas, siswa membersihkan lingkungan sekolah hanya berdasarkan kewajiban sebagai anak didik, sesuai dengan jadwal piket atau jadwal untuk membersihkan kelasnya masing-masing, tanpa didasari oleh kesadaran masing-masing siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan. Oleh karena itu peran kepemimpinan kepala sekolah untuk menanamkan keperdulian siswa terhadap kebersihan lingkungan perlu dilaksanakan secara terencana, sistematik, terarah dan berkesinambungan. Selain faktor kepemimpinan kepala sekolah, faktor lain yang berpengaruh terhadap perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungn sekolah motivasi hidup bersih dari diri siswa. Motivasi adalah dorongan, daya penggerak atau kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat. Dengan motivasi hidup bersih yang baik akan menyebabkan perilaku yang baik untuk memelihara kebersihan lingkungan sekolah. Perumusan masalah merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian ilmiah. Perumusan masalah berguna untuk mengatasi kerancuan dalam pelaksanaan penelitian. Berdasarkan masalah yang dijadikan fokus penelitian, masalah pokok penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Adakah hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan sekolah? 2. Adakah hubungan antara motivasi hidup bersih dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah? 3. Adakah hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi hidup bersih dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah? .
4
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah. 2. Untuk mengetahui hubungan motivasi hidup bersih dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah. 3. Untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi hidup bersih dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah. METODE PENELITIAN Dalam
penelitian
yang
dilaksanakan
menggunakan
metode
deskriptif
korelasional. Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2012:2) merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaaan tertentu. Metode penelitian memegang peranan penting dalam suatu penelitian untuk mencapai tujuan, serta merupakan jalan untuk memecahkan suatu masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Cikatomas Kabupaten
Tasikmalaya yang berjumlah 114 orang Teknik pengambilan sampel menggunakan cara Proporsional Random sampling berdasarkan strata pendidikan. Sampel pada penelitian ini adalah 30% dari jumlah populasi yaitu 34 orang Teknik pengumpulan data penelitian yang dilakukan melalui : 1. Angket kepemimpinankepala sekolah 2. Angket motivasi hidup bersih 3. Angket perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan Jika analisis data menggunakan SPSS maka pedoman pengambilan keputusan untuk uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Persyaratan kedua dalam pengujian persyaratan analisis adalah uji linieritas regresi. Pengujian hipotesis mengunakan rumus korelasi Product momen, uji korelasi ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel atau lebih yang bukan berarti hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat. Sedangkan sifat korelasinya akan menentukan arah korelasinya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.Kepemimpinan Kepala Sekolah Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 34 orang. Kemudian hasil dari tes diolah/dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 yang
5
menunjukan bahwa skor minimum sebesar 63 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 133. Dengan rata-rata (mean) 106,44 dengan standar deviasi 17,24 dan nilai tengahnya sebesar 110. Kepemimpinan kepala sekolah termasuk kategori sedang, hal ini terlihat dari skor rata-rata mendekati skor mediannya dan nilai rata-rata (mean) sebesar 106,44 > nilai skor min + 2 SD sebesar 97,48. Gambaran skor dapat dilihat pada histogram kepemimpinan
kepala sekolah
berikut:
Gambar 1.1
Histogram Kepemimpinan Kepala Sekolah
2. Motivasi Hidup Bersih Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 34 orang. Diperoleh skor minimum 62 dan skor maksimum 151, rata-ratanya sebesar 112,65 standar deviasi sebesar 23,46 dan nilai tengahnya sebesar 113,5. Motivasi hidup bersih termasuk kategori sedang, hal ini terlihat dari skor rata-rata mendekati mediannya dan nilai rata-rata (mean) sebesar 112,65 > nilai skor min + 2 SD sebesar 108,92
6
Gambaran skor dapat dilihat pada histogram
motivasi hidup bersih berikut:
Gambar 1.2 Histogram Motivasi Hidup Bersih
3.Perilaku Siswa Dalam Memelihara Kebersihan Lingkungan sekolah Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 34 orang. Diperoleh skor minimum sebesar 39 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 130. Dengan rata-rata (mean) 90,06 dengan standar deviasi 21,38 dan nilai tengah sebesar 89,5. Perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah dapat dikategorikan sedang, hal ini dikarenakan skor rata-rata mendekati skor mediannya dan nilai rata-rata (mean) 90,06 > nilai skor min + 2 SD sebesar 81,76. Gambaran skor dapat dilihat pada histogram perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah berikut:
Gambar 1.3 Histogram Perilaku Siswa Dalam Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah
7
Pengujian Hipotesis 1. Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Dengan Perilaku Siswa Dalam Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah (Y) Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan. Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya
dinyatakan
dalam bentuk persamaan regresi yaitu
Y= a + bx. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 14,798 dan koefisien arah regresi b sebesar 0,707. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 14,798 + 0,707 X1 Kekuatan hubungan antara kepemimpinan perilaku
kepala sekolah (X1) dengan
siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah (Y) pada model
persamaan Y= 14,798 + 0,707 X1 dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2) adalah 0,325% Ini berarti kepemimpinan
kepala sekolah memberikan konstribusi sebesar
32,5% terhadap perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, motivasi, minat, dan lingkungan. Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,570 yang termasuk kategori keeratan sedang. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan. 2. Hubungan Antara Motivasi Hidup Bersih (X2) Dengan Perilaku Siswa Dalam Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah (Y) Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara motivasi hidup bersih
dengan perilaku
siswa
dalam memelihara kebersihan
lingkungan. Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya dinyatakan dalam
bentuk persamaan regresi yaitu : Y= a
+ bx. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 32,266 dan koefisien arah regresi b sebesar 0,513. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 32,266 + 0,513X2.
8
Kekuatan hubungan antara motivasi hidup bersih (X2) dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah (Y) pada model persamaan Y = 32,266 + 0,513X2 dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2) adalah 0,317. Ini berarti motivasi hidup bersih memberikan kontribusi sebesar 31,7% terhadap perilaku
siswa
dalam memelihara kebersihan lingkungan, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, minat, dan lingkungan. Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi
sebesar
0,563 yang termasuk kategori keeratan
sedang. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara
motivasi
hidup bersih dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan. 3. Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Dan Motivasi Hidup Bersih (X2) Dengan Perilaku Siswa Dalam Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah (Y) Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi hidup bersih dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan. Pengujian hipotesis menggunakan regresi dan korelasi berganda, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + b1X1 + b2X2. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 13,265 dan koefisien arah regresi b1 sebesar 0,396 dan arah regresi b2 sebesar 0,552. Bentuk hubungan antara ketiga variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 13,265 + 0,396 X1 + 0,552 X2 Kekuatan hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan
motivasi
hidup bersih (X2) dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan.(Y) pada model persamaan Y = 13,265 + 0,396 X1 + 0,552 X2 dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2) adalah 0,498 Ini berarti kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi hidup bersih memberikan kontribusi sebesar 49,8% terhadap perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, motivasi, minat dan lingkungan. Analisis korelasi terhadap pasangan ketiga variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,706 yang termasuk kategori keeratan kuat. Dengan demikian, hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan
motivasi hidup bersih dengan perilaku
lingkungan. 9
siswa dalam memelihara kebersihan
Fungsi kepemimpinan menurut Kartono (1992:93) sebagai berikut: Fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau membangunkan motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-garingan komunikasi yang baik, memberikan pengawasan yang efesien, dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan, waktu dan perencanaan. Menurut pendapat di atas terlihat jelas terdapat hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun motivasi termasuk di dalamnya motivasi hidup bersih siswa. Kepemimpinan kepala sekolah akan mampu memadu, menuntun dan membimbing para siswa untuk berperilaku dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah. Sehingga semakin baik kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi hidup bersih maka semakin baik pula perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,570 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi (R2) sebesar 0,325%, artinya bahwa kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi sebesar 32,5% terhadap perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan.Semakin baik kepemimpinan kepala sekolah, maka akan semakin baik perilaku
siswa
memelihara kebersihan lingkungan. 2.
Ada hubungan antara
motivasi hidup bersih
dengan perilaku
siswa
memelihara kebersihan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,563 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi (R2) sebesar 0,317%, artinya motivasi hidup bersih
memberikan kontribusi sebesar 31,7% terhadap perilaku siswa
memelihara kebersihan lingkungan. Semakin baik motivasi hidup bersih, maka akan semakin baik perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan. 3.
Ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi hidup bersih dengan perilaku
siswa memelihara kebersihan lingkungan. Hal ini
10
dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,706 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi (R2) sebesar 0,498%, artinya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi hidup bersih memberikan kontribusi sebesar 49,8% terhadap perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan. Semakin baik kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi hidup bersih maka semakin baik perilaku
siswa memelihara
kebersihan lingkungan. Saran Berdasarkan pada simpulan di atas, saran-saran yang diajukan adalah : 1. Dalam upaya meningkatkan perilaku
siswa untuk memelihara kebersihan
di lingkungan akan lebih baik dilakukan kerja sama yang lebih efektif lagi diantara semua unsur terkait, yang bisa memotivasi
siswa dalam
memelihara kebersihan di lingkungan. 2. Dengan ditemukannya beberapa hasil penelitian ini, dimana kepemimpinan kepala sekolah
dan perilaku
siswa dalam memelihara kebersihan di
lingkungan sekolah masih kurang, maka diharapkan pemerintah mulai mengambil langkah-langkah
untuk lebih bisa memberikan pemahaman
untuk memelihara kebersihan di lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA Kartono, Kartini (2011) Pemimpin dan Kepemimpinan Apakah Kepemimpinan Abnormal itu ?Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sugiyono (2003) Statistik Untuk Penelitian, Bandung : Alpfabeta. Wahjosumidjo. (2011). Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
11