HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN, TINGKAT KELAS, PENGETAHUAN, DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN FASILITAS MCK DI SDN 01 KECUBUNG MULYA, LAMPUNG 2015 CONNECTIONS AMONG SEX, LEVEL OF CLASS, KNOWLEDGE, AND ATTITUDE TOWARDS THE USE OF TOILET FACILITIES AT KECUBUNG MULYA STATE ELEMENTARY SCHOOL 1 LAMPUNG 2015
OLEH : AGATHA DAYU NURMALITA
ARTIKEL ILMIAH
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIK SINT CAROLUS, JAKARTA BULAN FEBRUARI, TAHUN 2016
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS PROGRAM S-1 KEPERAWATAN JALUR B Laporan Penelitian Febuari 2016 Agatha Dayu Nurmalita HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN, TINGKAT KELAS, PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN FASILITAS MCK DI SDN 01 KECUBUNG MULYA, LAMPUNG 2015 Xiii+VII Bab, 72 Halaman, 12 Tabel, 6 Lampiran ABSTRAK Untuk memperoleh kesehatan yang baik, anak pun dibiasakan untuk memiliki perilaku hidup bersih dan sehat, salah satunya dalam penggunaan fasilitas MCK. Di SDN 01 Kecubung Mulya, Lampung diketahui bahwa sudah ada pelajaran tentang PHBS di sekolah tersebut. Namun, masih ada siswa yang tidak menggunakan fasilitas MCK saat buang air kecil, padahal fasilitas MCK sudah tersedia di sekolahan tersebut dengan keadaan kurang bersih dan bau. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian uji korelasional deskriptif dan cross sectional. Responden dalam penelitian ini berjumlah 83 anak dari kelas IV, V dan VI. Analisis statistik menggunakan uji chi square dan Kendall’s Tau B. Hasil analisa univariat diperoleh responden terbanyak berjenis kelamin laki-laki 61,4%, kelas terbanyak yang menjadi responden adalah kelas V 34,9%, pengetahuan responden dalam kategori baik 88,0%, sikap responden dengan kategori positif 98,8% dan perilaku responden dalam kategori baik 91,6%. Sedangkan hasil analisa bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin ( P Value 0.074) , pengetahuan ( P Value 0.859) ,sikap ( P Value 0.309) dengan perilaku penggunaan fasilitas MCK sedangkan Ada hubungan antara tingkat kelas dengan perilaku penggunaan fasilitas MCK (P Value 0.043). Kesimpulannya semakin tinggi tingkat kelas maka akan semakin mudah anak tersebut untuk menerima informasi. Sehingga akan lebih mudah terbentuk sikap dan perilaku yang baik. Hal tersebut perlu juga didukung oleh lingkungan sekitar anak, baik di rumah maupun di sekolah. Kata Kunci : Jenis Kelamin, Tingkat Kelas, Pengetahuan, Sikap, Perilaku penggunaan fasilitas MCK Daftar Pustaka : 11 Buku + 13 Artikel
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS S1 NURSING PROGRAM LINE B Research Report February 2016 Agatha Dayu Nurmalita
CONNECTIONS AMONG SEX, LEVEL OF CLASS, KNOWLEDGE, AND ATTITUDE TOWARDS THE USE OF TOILET FACILITIES AT KECUBUNG MULYA STATE ELEMENTARY SCHOOL 1 (SDN 01), LAMPUNG 2015 Xiii + chapter VII, 72 pages, 12 tables, 6 appendixes ABSTRACT To obtain a good health, a child must be accustomed to having a clean and healthy behavior; one of which is about the use of toilet facilities. At SDN 01 Kecubung Mulya, Lampung, it has been noticed that there is a subject about Clean and Healthy Behaviors (PHBS) in that school. However, there are still some students that cannot use toilet facilities when they are urinating, though in fact, there are toilet facilities available in that school. On the other side, the available toilet facilities are not in clean condition and it is stinky as well. The research was a quantitative research with the design of the research was descriptive correlational test and cross sectional test. The respondents in the research were 83 children from 4th, 5th, and 6th grade. The statistics analysis used chi square test and Kendall’s Tau B. The result of the univariate analysis showed that the biggest respondents were male of 61.4%, the most class becoming respondents was grade 5 of 34.9%, the knowledge respondent in good category was 88.0%, the respondents’ attitude was positive category was 98.8% and the attitude of the respondents in good category was 91.6%. While the bivariate analysis showed that there was no connection between the sex (p value = 0.074), knowledge (p value = 0.859), attitude (p value = 0.309) with the behavior of using the toilet facilities while there was a connection between the level of the class and the behavior of using the toilet facilities (p value = 0.043). The conclusion is that the higher the level of the class, the easier for the children to obtain information. Therefore, there will be much easier to shape the good attitude and behavior. This thing must be supported by the environment around the children, either at home or school. Keywords
: Sex, Level of Class, Knowledge, Attitude, Behaviors of Using Toilet Facilities
Reference
: 11 books + 13 articles
A. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PENELITIAN WHO (2006) mengatakan bahwa perkembangan kesehatan anak merupakan dasar yang sangat penting untuk kemajuan suatu bangsa. Mengingat akan hal tersebut, maka perkembangan kesehatan anak harus dipantau dengan baik, termasuk lingkungan sekitarnya baik di rumah maupun di sekolah. Sekolah merupakan perpanjangan tangan keluarga dalam meletakkan dasar perilaku untuk kehidupan anak selanjutnya, termasuk perilaku kesehatan. Salah satu perilaku hidup bersih dan sehat adalah perilaku penggunaan fasilitas MCK (jamban). Sejak tahun 2012, Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya, telah membentuk Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SPBM) dalam rangka mendukung upaya pencapaian target MDG pada 2015, yaitu menurunkan sebesar separuh dari proporsi penduduk yang belum memiliki akses sanitasi dasar serta sasaran RPJMN 2010-2014 dalam bidang sanitasi yaitu stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan peningkatan layanan pengelolaan air limbah. Di Provinsi Lampung, menurut Sekretaris Dinas Pengairan dan Pemukiman Provinsi Lampung Heru Wahyudi saat Satker PAMS Provinsi Lampung menggelar Pelatihan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) DAK SLBM TA. 2015, terdapat Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) untuk mencapai target Universal Acces (100 – 0 – 100 ), yaitu 100 % pelayanan Air Minum, 0% kawasan kumuh dan 100 % akses Sanitasi layak. Program SLBM menegaskan perlunya kebersihan diri, toilet yang dipakai dan terawat, pengelolaan air minum dan air limbah serta promosi kesehatan yang semuanya bertujuan untuk memutus perpindahan bakteri yang bersumber dari limbah dan kotoran manusia. Melihat program yang telah dicanangkan oleh pemerintah, penggunaan fasilitas MCK di sekolahan merupakan perilaku yang harusnya sudah melekat di setiap siswa di SD. Berdasarkan wawancara
yang dilakukan kepada beberapa guru yang ada di SDN 01 Kecubung Mulya Tulang Bawang Lampung, diketahui bahwa siswa siswi SDN 01 Kecubung Mulya, Lampung sudah ada pelajaran tentang PHBS di sekolah tersebut. Namun, masih ada siswa yang tidak menggunakan fasilitas MCK saat buang air kecil, padahal fasilitas MCK sudah tersedia di sekolahan tersebut. Sedangkan fasilitas MCK yang tersedia keadaannya kurang bersih dan bau. 2. PERUMUSAN MASALAH Rumusan masalah yang diambil peneliti adalah apakah ada hubungan antara jenis kelamin, tingkat kelas, pengetahuan dan sikap terhadap perilaku penggunaan fasilitas MCK di SDN 1 Kecubung Mulya Lampung? 3. TUJUAN PENELITIAN a. Tujuan Umum : Teridentifikasi adanya hubungan antara jenis kelamin, tingkat kelas, pengetahuan dan sikap terhadap perilaku penggunaan fasilitas MCK di SDN 01 Kecubung Mulya, Lampung b. Tujuan Khusus
1) Teridentifikasi jenis kelamin siswa SDN 01 Kecubung Muya Lampung 2) Teridentifikasi tingkat kelas siswa di SDN 01 Kecubung Mulya 3) Teridentifikasi pengetahuan siswa SDN 01 Kecubung Mulya, Lampung mengenai perilaku hidup bersih dan sehat 4) Teridentifikasi sikap siswa SDN 01 Kecubung Mulya Lampung tentang perilaku hidup bersih dan sehat 5) Teridentifikasi perilaku siswa SDN 1 Kecubung Mulya, Lampung tentang penggunaan fasilitas MCK 6) Teridentifikasi hubungan antara jenis kelamin siswa SDN 1 Kecubung Mulya, Lampung dengan perilaku penggunaan fasilitas MCK 7) Teridentifikasi hubungan antara tingkat kelas siswa SDN 1 Kecubung Mulya, Lampung dengan perilaku penggunaan fasilitas MCK 8) Teridentifikasi hubungan antara pengetahuan siswa SDN 1 Kecubung Mulya, Lampung dengan perilaku penggunaan fasilitas MCK
9) Teridentifikasi hubungan antara sikap siswa SDN 1 Kecubung Mulya, Lampung dengan perilaku penggunaan fasilitas MCK B. METODE PENELITIAN 1. POPULASI DAN SAMPEL a. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah murid-murid kelas IV,V,VI SDN 01 Kecubung Mulya Lampung. Jumlah siswa kelas IV = 28 siswa, kelas V = 29 siswa dan kelas VI = 26 siswa. Sehingga jumlah totalnya adalah 83 siswa. b. Sampel penelitian Pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
Total
sampling.
Peneliti
mengambil seluruh siswa siswi masing-masing kelas IV,V,VI SDN 01 Kecubung Mulya, Lampung sejumlah 83 siswa. 2. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Kecubung Mulya Kecamatan Gedung Aji, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, pada 8-10 September 2015 3. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA Tingkat validitas setiap item butir pertanyaan, diketahui dengan mencari df (derajat bebas) yaitu jumlah seluruh butir pertanyaan dikurangi 2, tingkat signiifikan 0,05, bila lebih besar dari table r berarti butir pertanyaan bersifat valid. Apabila seluruh butir pertanyaannya adalah valid, maka kemudian lihat nilai Cronbach’s Alpha untuk menguji tingkat reliabilitasnya dan nilainya harus lebih besar dari 0,6. Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan sebanyak dua kali. Uji validitas yang pertama dilakukan terhadap 10 siswa kelas IV, 10 siswa kelas V, 10 siswa kelas VI di SDN 01 Aji Jaya KNPI. Uji validitas dan reliabilitas yang pertama ini tidak valid dan tidak reliabel karena nilai alpha Cronbach nya untuk pengetahuan dan sikap masing-masing sebesar 0,48 dan 0,51 sedangkan untuk perilaku nilai alpha Cronbach nya sebesar 0,805. Uji validitas diulang lagi pada variabel pengetahuan dan sikap di SDN 01 Kecubung Jaya, uji tersebut dilakukan terhadap 10 siswa kelas IV, 10 siswa kelas V, 10 siswa kelas VI. Hasil alpha Cronbach untuk
variabel pengetahuan 0,78 dengan jumlah valid 13 pernyataan dari 20 pernyataan. Sedangkan variabel sikap hasil alpha cronbachnya 0,86 dan jumlah pernyataan yang valid 19 dari 20 pernyataan. 4. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA Pada
penelitian
ini
pengumpulan
data
dilakukan
dengan
menggunakan instrument berupa kuesioner yang di buat oleh peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep , dimana pertanyaan yang dibuat dikembangkan dari variabel-variabel yang ada. Responden diminta untuk menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Angket atau kuesioner ini dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pernyataan yang berupa formulir-formulir dan diajukan secara tertulis. Kuesioner di bagi kedalam 4 komponen. Komponen pertama berupa pernyataan tentang identitas responden, komponen kedua berupa kuesioner
tentang pengetahuan
responden yang terdiri dari 13 pernyataan dengan menggunakan skala Guttman. Komponen ketiga berupa kuesioner tentang sikap responden yang terdiri dari 19 pernyataan dengan menggunakan skala Likert. Komponen keempat berupa kuesioner tentang perilaku responden yang terdiri dari 11 pernyataan dengan menggunakan skala likert. 5. ANALISA DATA Analisa penelitian ini menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. a. Analisis univariat Teknik ini dilakukan terhadap setiap variabel hasil dari penelitian. Analisis univariat dapat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase. Variabel univariat dari penelitian ini adalah jenis kelamin, tingkat kelas, pengetahuan, sikap dan perilaku. b. Analisis bivariat Adalah analisis tabel silang dua variabel independen ( jenis kelamin, tingkat kelas, pengetahuan dan sikap) dengan faktor dependen (perilaku penggunaan fasilitas MCK) . pada analisis bivariat akan menggunakan uji statistik pada tingkat kepercayaan 95% dengan 0,05 ( jika p value < 0,05 maka artinya ada hubungan bermakna antar variabel, jika p value > 0,05 maka artinya tidak ada hubungan antar variabel. Uji
statistik yang digunakan Kendall’s Tau b dan chi square. Kendall’s tau b adalah menguji keeratan hubungan antara variabel X dengan variabel Y . Kendall’s tau b digunakan untuk perhitungan data berskala ordinal (Tingkat kelas, pengetahuan, sikap dan perilaku). C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Distribusi Karakteristik Responden Tabel V.1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di SDN 01 Kecubung Mulya Lampung Tahun 2015 No.
Jenis Kelamin
1.
Perempuan
32
38,6 %
2.
Laki-laki
51
61,4 %
Total
Frekuensi
83
Persentasi (%)
100 %
(Sumber : Data primer yang sudah diolah) Berdasarkan tabel V.1, diketahui dari 83 responden, sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 51 orang ( 61,4%). Tabel V.2 Distribusi Responden Menurut Tingkat Kelas di SDN 01 Kecubung Mulya Lampung Tahun 2015 No.
Tingkat Kelas
Frekuensi
Persentasi (%)
1.
Kelas IV
28
33,7 %
2.
Kelas V
29
34,9 %
3.
Kelas VI
26
31,3 %
83
100 %
Total
(Sumber : Data primer yang sudah diolah) Berdasarkan tabel V.2 diketahui bahwa dari 83 responden yang mengisi kuesioner, terbanyak ada dikelas V dengan jumlah 29 ( 34,9 %) dan yang paling sedikit 26 anak ( 31,3 %) kelas VI.
Tabel V.3 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan di SDN 01 Kecubung Mulya Lampung Tahun 2015 No.
Pengetahuan
Frekuensi
Persentasi (%)
1.
Tidak Baik
10
12,0 %
2.
Baik
73
88,0 %
83
100 %
Total
(Sumber : Data primer yang sudah diolah) Berdasarkan tabel V.3, diketahui bahwa dari 83 responden, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 73 responden ( 88%). Kriteria pengetahuan yang baik adalah apabila lebih dari median. Median untuk variabel pengetahuan dalam penelitian ini adalah 7,5. Tabel V.4 Distribusi Responden Menurut Sikap di SDN 01 Kecubung Mulya Lampung Tahun 2015 No.
Sikap
Frekuensi
Persentasi (%)
1.
Negatif
1
1,2 %
2.
Positif
82
98,8 %
83
100 %
Total
(Sumber : Data primer yang sudah diolah) Berdasarkan tabel V.4, diketahui sebagian besar responden memiliki sifat yang positif yaitu sebanyak 82 anak ( 98,8%). Sifat positif bila hasilnya lebih dari median, median untuk variabel sifat adalah 57. Sedangkan yang memiliki sifat negatif hanya 1 responden ( 1,2%). Tabel V.5 Distribusi Responden Menurut Perilaku di SDN 01 Kecubung Mulya Lampung Tahun 2015 No.
Sikap
Frekuensi
1.
Tidak Baik Baik
7
8,4 %
76
91,6 %
83
100 %
2. Total
(Sumber : Data primer yang sudah diolah)
Persentasi (%)
Berdasarkan tabel V.5 diketahui bahwa lebih banyak responden memiliki perilaku yang baik yaitu sebanyak 76 responden ( 91,6 %). Perilaku yang baik jika hasilnya lebih dari median, dimana median untuk variabel ini adalah 16,5. 2. ANALISA BIVARIAT
Tabel V.6 Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Perilaku Penggunaan Fasilitas MCK Di SDN 01 Kecubung Mulya Lampung Tahun 2015 Perilaku Penggunaan Fasilitas MCK
Total
Nilai
Jenis Kelamin Tidak Baik
Baik
N
%
N
%
N
%
Perempuan
0
0%
32
100%
32
100%
Laki-laki
7
13,7%
44
86,3%
51
100%
Total
7
8,4%
76
91,6%
83
100%
P
,859
(Sumber : Data primer yang sudah diolah) Berdasarkan tabel V.6, responden yang memiliki perilaku tidak baik hanya laki-laki yaitu 7 responden (13,7%). Sedangkan semua responden perempuan berperilaku baik dalam penggunaan fasilitas MCK di SDN 01 Kecubung Mulya, Lampung. Hasil uji chi-square didapatkan p = 0.074 dengan α = 0.05 yang berarti Ha1 ditolak, artinya tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamim dan perilaku penggunaan fasilitas MCK di SDN 01 Kecubung Mulya, Lampung. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh A. Teguh (2012) tentang “Hubungan Kegiatan Dokter Kecil dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa Kelas IV dan V di SDN Pondok Labu 3”. Diketahui tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan perilaku hidup bersih dan sehat P value sebesar 0, 389. Berdasarkan Notoatmodjo (2012) mengatakan bahwa Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Respon setiap orang terhadap stimulus yang diberikan akan berbeda-beda. Yang membedakan
respon tersebut adalah determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu : determinan atau faktor internal ; karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan. Contoh jenis kelamin. Yang kedua adalah determinan atau faktor eksternal ; yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya , ekonomi , politik dan sebagainya. Berdasarkan teori tersebut, peneliti menganalisa bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku penggunaan fasilitas MCK di SDN 01 Kecubung Mulya, Lampung. Hal ini disebabkan karena, untuk membentuk perilaku banyak sekali faktor pendukungnya, tidak hanya dari jenis kelamin, tetapi juga bisa dari lingkungan sekitarnya. Perilaku responden laki-laki dan perempuan dalam penggunaan fasilitas MCK pun dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya juga baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah. Dari lingkungan rumah contohnya Responden melihat kebiasaan yang dilakukan oleh keluarganya, baik ayah, ibu ataupun kakaknya dalam menggunakan fasilitas MCK. Sedangkan dalam lingkungan sekolah, responden melihat kebiasaan yang dilakukan oleh guru-gurunya, kakak kelasnya sehingga terbentuk perilaku yang sesuai dengan kebiasaan tersebut. maka dari itu jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan tidak ada hubungannnya dengan perilaku penggunaan fasilitas MCK. Tabel V.7 Hubungan antara Tingkat Kelas Dengan Perilaku Penggunaan Fasilitas MCK di SDN 01 Kecubung Mulya Lampung Tahun 2015 Perilaku Penggunaan Fasilitas MCK
Total
Nilai
Tingkat Kelas Tidak Baik
Baik
N
%
N
%
N
%
Kelas IV
6
21,4%
22
78,6%
28
100%
Kelas V
0
0%
29
100%
29
100%
Kelas VI
1
3,8%
25
96,2%
26
100%
Total
7
8,4%
76
91,6%
83
100%
P
.043
(Sumber : Data primer yang sudah diolah) Berdasarkan tabel V.7 memperlihatkan bahwa responden kelas IV yang memiliki perilaku tidak baik dalam penggunaan fasilitas MCK yang paling banyak adalah kelas IV yaitu 6 responden (21,4%) dan yang memiliki perilaku tidak baik paling sedikit adalah kelas V yaitu 0 responden. Sedangkan yang berperilaku baik dalam penggunaan fasilitas MCK
terbanyak adalah kelas V dengan jumlah 29 orang ( 21,4% ) dan yang paling sedikit adalah kelas IV yaitu sebanyak 22 orang (78,6%) .Hasil uji Kendall’s Tau-b didapatkan p = 0.043 dengan α = 0.05 yang berarti Ha2 diterima, artinya ada hubungan bermakna antara tingkat kelas dan perilaku penggunaan fasilitas MCK di SDN 01 Kecubung Mulya, Lampung. Luthfianti (2008) melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Mencuci Tangan Memakai Sabun Pada Siswa-Siswi Di Mi Al Istiqomah Dan SDN Kedaung Wetan Baru 2 Kedaung Wetan, Kota Tangerang Tahun 2008” . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan perilaku mencuci tangan anak berdasarkan jenjang kelas (p value= 0,0001). Perbedaan yang signifikan antara kelas 3 dengan kelas 5 serta antara kelas 4 dengan kelas 5. Wawan & Dewi dalam bukunya yang berjudul “Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia” (2011) menyatakan bahwa Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi. Begitupula dengan siswa-siswi tersebut, semakin tinggi tingkat kelas akan semakin mudah menerima informasi dan bisa berperilaku yang positif dalam menggunakan fasilitas MCK. Ketut Sulastri,dkk (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku anak sekolah tentang hidup bersih dan sehat di Sekolah Dasar Negeri wilayah Puskesmas Selemadeg Timur II” mengungkapkan bahwa tingkat pengetahuan yang dimiliki anak sekolah dasar kelas IV, V, dan VI berbeda. Pada umunya tingkat pengetahuan anak sekolah dasar kelas IV masih kurang dibandingkan dengan kakak kelas mereka yaitu kelas V dan VI. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, peneliti berasumsi bahwa adanya hubungan antara tingkat kelas dengan perilaku penggunaan fasilitas MCK di SDN 01 Kecubung Mulya, Lampung dikarenakan semakin tinggi tingkat kelas/ tingkat pendidikan seorang siswa, maka akan semakin mudah untuk menerima informasi sehingga akan bertambah pula pengetahuan yang siswa tersebut dapatkan tentang bagaimana harus berperilaku dalam menggunakan fasilitas MCK. Dengan semakin bertambahnya pengetahuan siswa-siswi tersebut, maka akan berdampak pada perilaku yang siswa-siswi terapkan dalam kehidupan sehari-hari, siswa-siswi tersebut akan menerapkan perilaku yang baik saat menggunakan fasilitas MCK.
Tabel V.8 Hubungan antara Pengetahuan Dengan Perilaku Penggunaan Fasilitas MCK di SDN 01 Kecubung Mulya Lampung Tahun 2015 Perilaku Penggunaan Fasilitas MCK
Total
Nilai
Pengetahuan Tidak Baik
Baik
N
%
N
%
N
%
Tidak Baik
1
10 %
9
90%
10
100%
Baik
6
8,2%
67
91,8%
73
100%
Total
7
8,4%
76
91,6%
83
100%
P
,859
(Sumber : Data primer yang sudah diolah) Berdasarkan tabel V.8 memperlihatkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan tidak baik maupun baik , kedua-duanya lebih besar frekuensinya yang mempunyai perilaku baik dalam penggunaan fasilitas MCK, yaitu sebesar 90% (9 anak) pada yang berpengetahuan tidak baik, dan 91,8% (67 orang) pada yang berpengetahuan baik. Sedangkan yang berperilaku tidak baik lebih banyak pada yang berpengetahuan baik, sebanyak 6 orang ( 8,2%).Hasil uji Kendall’s Tau-b didapatkan p = 0.859 dengan α = 0.05 yang berarti Ha3 ditolak, artinya tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan dan perilaku penggunaan fasilitas MCK di SDN 01 Kecubung Mulya, Lampung. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Maria Dian (2013) tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Cuci Tangan Di Lingkungan SDK Rana Loba Manggarai Timur Flores NTT” diketahui hasilnya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku cuci tangan siswa-siswi SDK Rana Loba, Kelurahan Rana Loba, Kabupaten Manggarai Timur dengan hasil uji Kendall’s Tau B P = 0,763. Menurut Maria Dian (2013), hal ini disebabkan karena tidak hanya pengetahuan tetapi juga kebiasaan dan lingkungan sekitar anak yang mempengaruhi anak tersebut dalam berperilaku. Menurut Notoatmodjo (2012) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Sedangkan menurut Wawan & Dewi (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ada 2 yaitu :faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas pendidikan, pekerjaan dan umur. Sedangkan faktor eksternal terdiri atas : faktor lingkungan dan sosial budaya. Sebelum siswa-siswi berperilaku yang positif dalam penggunaan fasilitas MCK,
siswa-siswi harus tahu terlebih dahulu bagaimana cara dan manfaat dari berperilaku yang positif dalam penggunaan fasilitas MCK. Hasil uji analisis diatas tidak sesuai dengan teori yang ada. Menurut asumsi, banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan siswa siswi tentang perilaku penggunaan fasilitas MCK, diantaranya adalah faktor lingkungan dan sosial budaya sekitar dimana siswa siswi tersebut tinggal. Para siswa yang memiliki pengetahuan yang baik belum tentu mau mempraktekkan pengetahuannya tersebut dalam tindakan nyata saat mereka menggunakan fasilitas MCK. Hal ini bisa terjadi karena kebanyakan para orang tua tidak terlalu menekankan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan dan perilaku penggunaan fasilitas MCK, ditambah lagi dari pihak sekolah tidak menangani secara serius perilaku siswa siswi yang negatif dalam menggunakan fasilitas MCK, contohnya yang buang air kecil sembarangan. Tabel V.9 Hubungan antara Sikap Dengan Perilaku Penggunaan Fasilitas MCK di SDN 01 Kecubung Mulya Lampung Tahun 2015 Perilaku Penggunaan Fasilitas MCK
Total
Nilai
Sikap Tidak Baik
Baik
N
%
N
%
N
%
Negatif
1
100%
0
0%
1
100%
Positif
6
7,3%
76
92,7%
82
100%
Total
7
8,4%
76
91,6%
83
100%
P
,309
(Sumber : Data primer yang sudah diolah) Berdasarkan tabel V.9 memperlihatkan bahwa responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 1 orang (100%) memiliki perilaku yang tidak baik dalam penggunaan fasilitas MCK dan tidak ada yang memiliki perilaku yang baik dalam penggunaan fasilitas MCK. Responden yang memiliki sikap positif dan perilaku penggunaan fasilitas MCK tidak baik sebanyak 6 orang ( 7,3 % ) dan yang memiliki sikap positif serta perilaku yang baik dalam penggunaan fasilitas MCK sebanyak 76 orang ( 92,7% ). Hasil uji Kendall’s Tau-b didapatkan p = 0.309 dengan α = 0.05 yang berarti Ha4 ditolak, artinya tidak ada hubungan bermakna antara sikap dan perilaku penggunaan fasilitas MCK di SDN 01 Kecubung Mulya, Lampung. Hasil tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zitty A.R Koem, dkk (2015) tentang “Hubungan Antara Pengetahuan
Dan Sikap Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Pelajar Di SD Inpres Sukur Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara”. Hasil dari penelitian tersebut adalah ada hubungan antara sikap dengan perilaku pengguna jamban di lingkungan perumahan penduduk di Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat dengan hasil uji Kendall’s Tau B nilai p = <0,005. Berdasarkan Notoatmodjo (2012) Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap yang utuh dibentuk dari 3 komponen yaitu : Kepercayaan (keyakinan) , ide, dan konsep terhadap suatu objek; kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek dan Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) . Sedangkan untuk menentukan sikap yang utuh ini pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Sikap siswa-siswi dalam perilaku penggunaan fasilitas MCK juga di pengaruhi oleh pengetahuan, pikiran keyakinan dan emosi yang selama ini siswa-siswi tersebut terapkan. Berdasarkan tahapan perkembangan psikososial menurut Erickson , dalam McLeod (2013) , siswa siswi SD umur 5-12 tahun adalah tahapan kompetensi vs inferioritas. Pada tahap ini, kelompok sebaya menjadi sangat penting bagi anak dan merupakan sumber utama harga diri anak. Anak mulai menunjukkan kompetensi tertentu yang dihargai oleh masyarakat dan orang-orang di sekitarnya, serta mulai mengembangkan rasa bangga atas prestasi yang telah mereka capai. Jika inisiatif anak tersebut didorong dan didukung, mereka menjadi percaya diri akan kemampuan mereka. Jika inisiatif ini tidak didukung, maka anak mulai merasa rendah diri dan meragukan kemampuannya sendiri. Hasil dari penelitian ini, didapatkan tidak ada hubungan antara sikap dan perilaku penggunaan fasilitas MCK. menurut analisis dari peneliti hal ini bisa disebabkan karena responden yang telah memiliki sikap yang positif belum tentu mampu mempraktikkan sikap tersebut ke dalam tindakan yang nyata karena mereka mencontoh perilaku orang-orang yang ada di sekitarnya baik di rumah maupun di lingkungan sekolah. Selain itu, sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya responden berada diakhir masa kanakkanak anak belajar untuk membuat kelompok dan berorganisasi. Responden menganggap keikutsertaan dalam kelompok menumbuhkan perasaan bahwa dirinya berharga. Tidak diterima dalam kelompok dapat membawa pada masalah emosional yang serius Teman‐teman mereka menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Jika teman mereka terbiasa memiliki perilaku penggunaan fasilitas MCK yang buruk, maka responden akan melakukan hal yang sama agar bisa diterima dikelompoknya. Selain itu, di
daerah penelitian juga kurang digalakkan untuk perilaku hidup bersih dan sehat terutama dari pihak puskesmas yang bertanggung jawab atas sekolah tersebut. D. SIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Peneliti telah melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara jenis kelamin, tingkat kelas, pengetahuan dan sikap terhadap perilaku penggunaan fasilitas MCK di SDN 01 Kecubung Mulya, Lampung. Peneliti melakukan peneliti melakukan penelitian kepada siswa-siswi kelas IV,V,VI SDN 01 Kecubung Mulya Lampung dengan jumlah siswa 83 anak. Dengan hasil penelitian sebagai berikut : Hasil Univariat : a) diketahui responden terbanyak berjenis kelamin Laki-laki yang berjumlah 51 orang (61,4%), tingkat kelas b) diketahui responden terbanyak kelas V dengan jumlah 29 anak (34,9%) c) tabel pengetahuan dapat disimpulkan bahwa dari 83 responden, sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik / lebih besar dari median yaitu sebanyak 73 anak ( 88,0%) d) Tabel sikap dapat disimpulkan bahwa sebagian besar juga memiliki sikap yang positif/ lebih besar dari pada median yaitu sebanyak 82 anak ( 98,8%) e) Tabel perilaku dapat disimpulkan bawa responden yang memiliki perilaku baik/ lebih dari median, lebih banyak dari pada yang berperilaku tidak baik. Yang berperilaku baik sebanyak 76 anak (91,6%). Hasil Bivariat : a) Tidak ada hubungan antara jenis kelamin ( P Value 0.074> 0.05), pengetahuan ( P Value 0.859 > 0.05) dan sikap ( P Value 0.309 > 0.05) dengan perilaku penggunaan fasilitas MCK di SDN 01 Kecubung Mulya, Lampung. b) Ada hubungan antara tingkat kelas dengan perilaku penggunaan fasilitas MCK di SDN 01 Kecubung Mulya, Lampung (P Value 0.043 <0.05). 2. SARAN a) Bagi SDN 01 Kecubung Mulya Bagi sekolah disarankan untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana perilaku yang baik dalam penggunaan fasilitas MCK, khususnya tentang membuang sampah tidak boleh di lubang WC dan tidak
boleh BAK di halaman sekolah. Serta diharapkan dapat menambah fasilitas kamar mandi di sekolah, serta melengkapi perlengkapan seperti sabun cuci tangan. Diharapkan juga bagi pihak sekolah untuk mengingatkan orang tua murid agar memberikan dorongan tentang perilaku hidup bersih dan sehat khususnya tentang perilaku penggunaan fasilitas MCK sejak dini kepada anak-anak serta membiasakan anak-anak untuk berperilaku yang positif saat menggunakan fasilitas MCK dimanapun
berada.
berkolaborasi
Diharapkan
dengan
pihak
juga
bagi
Puskesmas,
pihak agar
sekolah
pihak
untuk
puskesmas
menentukan jadwal berkunjung ke SDN 01 Kecubung Mulya, untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang bagaimana perilaku yang baik dalam menggunakan fasilitas MCK. b) Bagi STIK Sint Carolus Bagi STIK Sint Carolus diharapkan untuk menambah buku-buku di perpustakaan sebagai pendukung mahasiswa dalam melakukan penelitian. Serta diharapkan dapat meningkatkan program pengabdian masyarakat di jenjang pendidikan SD mengenai PHBS khusunya tentang penggunaan fasilitas MCK. c) Bagi Peneliti Selanjutnya Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan fasilitas MCK di lingkungan sekolah dasar yang lainnya, diharapkan juga bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang bagaimana peran petugas puskesmas dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada anak-anak tentang perilaku penggunaan fasilitas MCK.
E. DAFTAR PUSTAKA Amalia, Imanda. 2009. Hubungan Antara Pendidikan, Pendapatan Dan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Pedagang Hidangan Istimewa Kampung (Hik) Pasar Kliwon Dan Jebres Kota Surakarta. eprints.ums.ac.id/5963/1/J410050016.PDF. Diperoleh 20 Januari 2016 A.Teguh.2012. Hubungan Kegiatan Dokter Kecil dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa Kelas IV dan V di SDN Pondok Labu 3. eprints.uny.ac.id/9443/4/bab%205%20-%2010604227049.pdf. diperoleh 20 Januari 2016
Carlo,Nasfryzal dkk (2012) “Prilaku Pengguna Jamban Keluarga Pada Lingkungan Perumahan Penduduk Kota Padang” http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/jlsa/article/view/230/206. Di Peroleh 18 Januari 2016 Darkusno, Koko. (2014) Tugas-TugasPerkembangan. httpfile.upi.edukoko_darkusno.a. Diperoleh 14 juni 2015 Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. (2009). Menggunakan Jamban Sehat. http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream/123456789/1444/2/BK20 09-A.pdf. Diperoleh 28 JUli 2015. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2012. www.depkes.go.id/...2012/08_Profil_Kes_Prov.Lampung_2012.pdf. diperoleh 20 April 2015 Ekasari, Mia F. Dkk. (2008). Keperawatan Komunitas. Upaya Memandirikan Masyarakat Untuk Hidup Sehat . Jakarta : Trans Info Media Hidayat, A.Aziz Alimul. (2007). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta : salemba medika Imron & Munif, Amrul. (2010). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan bahan ajar untuk mahasiswa. Jakarta: Sagung Seto Jahang, Maria Dian I. ( 2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Cuci Tangan Di Lingkungan SDK Rana Loba Manggarai Timur Flores- NTT. STIK Sint Carolus : Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2012. Program Perkotaan Berbasis Masyarakat. http://ciptakarya.pu.go.id/spbmusri/index.php?page=sanitasi/tentang. diperoleh 20 Febuari 2016 Kusuma, Lilia Indah, dkk. (2013). Hubungan Antara TRIAS UKS dengan Pelaksanaan PHBS di Sekolah Dasar Negeri Plalangan 01 dan SD Palalangan 04 Gunung Pati Semerang. http://eprints.dinus.ac.id/7788/1/jurnal_12468.pdf. diperoleh 7 Juli 2015.
Luthfianti (2008) .Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Mencuci Tangan Memakai Sabun Pada Siswa-Siswi Di Mi Al Istiqomah Dan SDN Kedaung Wetan Baru 2 Kedaung Wetan, Kota Tangerang Tahun 2008. lib.ui.ac.id/file?file=digital/123091-S-5280-Faktor-faktor-Analisis.pdf diperoleh 21 Febuari 2016 Maryunani, Anik. (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta : TIM McLeod, S. A. (2013). Erik Erikson. www.simplypsychology.org/ErikErikson.html diperoleh 20 Febuari 2016 MPU Bidang Kesehatan. (2014). Profil Provinsi Lampung. http://mpu.bidangkesehatan.net/index.php/profil-anggota/lllll. diperoleh 28 Mei 2015 Ningsih, Dwi Yunia. (2014). Hubungan Kondisi Lingkungan Sekolah Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat(PHBS) Pada Siswa SMA Negeri Di Kota Sanggau Tahun 2014. http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/viewFile/7826/7923. diperoleh & Agustus 2015 Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Kesehatan Masyaratak Ilmu & Seni.Jakarta: Rineka Cipta Nurdin, Adnil Edwin. (2012).Tumbuh Kembang Perilaku Manusia. Jakarta : EGC (2012). Promosi Kesehatan. Teori & Aplikasi.Jakarta : Rineka Cipta Potter & Perry. (2005) Buku Ajar Fundamental Keperawatan konsep, proses dan praktik edisi 4. Jakarta : EGC Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Ringkasan Eksekutif Data Dan Informasi Kesehatan Provinsi Lampung. http://www.pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/kunjunga n-kerja/old/lampung.pdf. Diperoleh 28 Mei 2015. Sulastri, Ketut.dkk. (2014). Hubungan Tingkat pengetahuan dengan perilaku anak sekolah tentang hidup bersih dan sehat di Sekolah Dasar Negeri Wilayah Puskesma Selemadeg Timur II. http://poltekkesdenpasar.ac.id/files/jurnal%20kesehatan%20lingkungan/Ketut%20Sulastri1,%20I %20Nyoman%20Purna2,%20I%20NyomanGede%20Suyasa3.pdf. Diperoleh 7 Agustus 2015
Supardi, sudibyo dan Rustika. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan . Jakarta : TIM Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sugiyanto. (2009) Karakteristik Anak Usia SD. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Karakteristik%20Siswa%20SD. pdf. Diperoleh 7 Juli 2015 Syaodih, Ernawulan.Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/196510011998022ernawulan_syaodih/perkembangan_peserta_didik_sd.pdf. diperoleh 7 Juli 2015 Utami, Ni Made Sari. Hubungan Pelaksanaan Program UKS Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak Usia Sekolah Kelas IV Dan V Di SDN Pangkalan Jati 1. library.upnvj.ac.id/pdf/s1keperawatan09/205312029/bab6.pdf. Diperoleh 20 Januari 2016 Wawan & Dewi. (2011).Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan prilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika Water sanitation & Cities. (2015). Satker PAMS Provinsi Lampung Gelar Pelatihan TFL DAK SLBM TA. 2015. http://ciptakarya.pu.go.id/water/post.php?q=5135-Satker-PAMS-ProvinsiLampung.html diperoleh 20 Febuari 2016 Zitty A.R Koem, dkk (2015) “Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Pelajar Di SD Inpres Sukur Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara” http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/viewFile/10219/98 06. Diperoleh 19 Febuari 2016