HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN, ASUPAN ENERGI, DAN SCREEN TIME DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP KATOLIK SANTA THERESIA MALALAYANG KOTA MANADO Asrit Jessica Kario*, Nancy S. H. Malonda*, Woodford B. S. Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Remaja merupakan salah satu periode perkembangan manusia yang membutuhkan asupan zat gizi lebih banyak dari orang dewasa untuk masa pertumbuhan. Namun, adanya sosialisasi antar teman sebaya dan media massa mempengaruhi gaya hidup remaja terutama pada pemilihan makanan dibandingkan dengan nilai gizi dalam makanan atau minuman. Perkembangan teknologi membuat pola hidup remaja menjadi kurang aktif. Asupan energi yang tidak seimbang dan perilaku screen time yang berlebihan dapat berpengaruh terhadap masalah obesitas. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, asupan energi, dan screen time dengan status gizi pada pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional pada bulan Juli-September 2015. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII dan kelas IX di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado sebanyak 302 pelajar, dengan sampel 83 pelajar. Teknik pengambilan sampel, yaitu systematic random sampling. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis data adalah uji Chi Square dengan α = 0,05, CI = 95%. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square jenis kelamin dengan status gizi (p = 0,000), asupan energi dengan status gizi (p = 0,000), dan screen time dengan status gizi (p = 0,974). Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan status gizi, terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan status gizi, dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara screen time dengan status gizi. Kata Kunci: Jenis Kelamin, Asupan Energi, Screen Time, Status Gizi, Pelajar
ABSTRACT Adolescent is one period of human development that requires more nutrient intake from adults during growth period. However, socialization among peers and mass media affect teenage lifestyle, especially in food selection rather than the nutritional value of the food or beverage. Technological developments can make a less active lifestyle in adolescents. Obesity to death is the result of excessive screen time behavior and unbalanced energy intake. This study aims to know the relationship between gender, energy intake, and screen time with nutritional status of students in Saint Theresia Catholic Junior High School Malalayang, Manado. This research uses observational analysis with cross sectional approach, conducted from July to September 2015. Population observed is all students of class VIII and IX of Saint Theresia Catholic Junior High School Malalayang, Manado as many as 302 students, with 83 respondents as sample size. Sample method used in this research is systematic random sampling. Chi Square test is used as statistical test to analyze the data with α = 0,05, CI = 95%. Based on statistical analysis result with Chi Square test, it shows gender and nutritional status (p = 0,000), energy intake and nutritional status (p = 0,000), and screen time and nutritional status (p = 0,974). There is a significant relationship between gender and nutritional status, there is a significant relationship between energy intake and nutritional status, and there is no significant relationship between screen time and nutritional status. Keywords: Gender, Energy Intake, Screen Time, Nutritional Status, Student
PENDAHULUAN
Penelitian Kairupan (2012) di Kota Manado
Masalah gizi ganda menjadi masalah dunia yang
mendapatkan 93,2% pelajar tidak memenuhi
dihadapi negara-negara maju dan berkembang
rekomendasi AAP (The American Academy of
(Shrimpton dan Rock, 2012). Pada tahun 2013
Pediatrics)
di Sulawesi Utara, prevalensi anak gemuk
(televisi, permainan video, dan komputer)
berdasarkan IMT/U umur 13-15 tahun memiliki
pelajar mencapai 5 jam 19 menit/hari. Menurut
prevalensi di atas prevalensi nasional sebesar
WHO (2008) dalam Kairupan (2012), obesitas
15,8% sedangkan anak kurus berdasarkan
hingga kematian merupakan akibat dari perilaku
IMT/U dan anak pendek berdasarkan TB/U
screen time yang berlebihan.
dengan
rata-rata
screen
time
umur 13-15 tahun memiliki prevalensi di bawah
SMP Katolik Santa Theresia Malalayang
prevalensi nasional sebesar 7,6% dan 27,9%
Kota Manado merupakan salah satu sekolah
(Kemenkes RI, 2013). Pada pelajar usia 12-14
swasta yang memiliki pelajar dengan status
tahun di Kota Manado didapat status gizi
sosial ekonomi menengah ke atas sehingga
berdasarkan IMT/U terdapat 22,2% status gizi
dapat menjangkau berbagai makanan dan
obesitas, 28,9% status gizi lebih, dan 48,9%
minuman
serta
status gizi normal (Sompie dkk, 2015).
informasi
cukup tinggi. Berdasarkan
paparan
teknologi
media hal
Remaja merupakan salah satu periode
tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui
dari perkembangan kehidupan manusia yang
hubungan antara jenis kelamin, asupan energi,
membutuhkan asupan zat gizi lebih banyak
dan screen time dengan status gizi pada pelajar
daripada orang dewasa karena untuk masa
di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang
pertumbuhan. Namun, gaya hidup pada remaja
Kota Manado.
lebih dipengaruhi oleh sosialisasi antar teman sebaya dan media massa. Makanan yang tinggi energi disukai remaja karena memberikan rasa
METODE PENELITIAN
gurih dan lezat. Peningkatan asupan energi
Penelitian
dapat berpengaruh pada peningkatan Indeks
observasional analitik dengan pendekatan cross
Massa Tubuh (IMT) (Dieny, 2014).
sectional yang dilakukan pada bulan Juli-
ini
merupakan
penelitian
Perkembangan teknologi membuat pola
September 2015. Populasi yaitu seluruh siswa
hidup remaja menjadi kurang aktif. Remaja
kelas VIII dan kelas IX di SMP Katolik Santa
memilih menggunakan waktu luang sehari-hari
Theresia Malalayang Kota Manado sebanyak
untuk menonton televisi, menggunakan laptop
302 pelajar, dengan sampel 75 pelajar. Untuk
atau komputer, telepon genggam, ataupun
mempertahankan sampel minimal, maka besar
permainan video dibandingkan beraktivitas di
sampel ditambah 10% sehingga total sampel
luar rumah (Strasburger and Hogan, 2013).
menjadi 83 pelajar. Teknik pengambilan
sampel, yaitu systematic random sampling.
energi perempuan umur 12 tahun, yaitu sebesar
Banyaknya sampel yang diambil pada tiap kelas
2121,2 kalori dan 1712,7 kalori.
ditentukan secara proporsional. Penentuan status gizi pelajar dengan
B. Screen Time Pelajar SMP Katolik Santa
mengukur berat badan dan tinggi badan
Theresia Malalayang Kota Manado
menggunakan timbangan merek Seca dengan
Rata-rata screen time penelitian ini ialah 8 jam
ketelitian 0,1 kg dan microtoise merek Seca
5 menit/hari. Penelitian Kairupan (2012) di Kota
yang mempunyai ketelitian 0,1 cm. Pengukuran
Manado menemukan pelajar berumur 11-15
asupan energi pelajar menggunakan formulir
tahun menghabiskan 5 jam 19 menit/hari
food recall 3 x 24 jam dengan bantuan food
beraktivitas di depan layar media elektronik.
model. Penilaian screen time pelajar dengan
Perbedaan hasil screen time dalam penelitian ini
menggunakan
dengan penelitian Kairupan (2012) di Kota
kuesioner
Screen
Time
Frequency. Analisis statistik jenis kelamin,
Manado
asupan energi, dan screen time dengan status
elektronik yang ditanyakan saat wawancara
gizi menggunakan uji Chi square dengan α =
berbeda. Pada penelitian ini menanyakan waktu
0,05, CI = 95%.
yang dihabiskan pelajar untuk menghadap televisi,
disebabkan
bioskop,
penggunaan
permainan
media
video,
HASIL DAN PEMBAHASAN
komputer/laptop, dan telepon genggam/tab PC
A. Asupan Energi Pelajar SMP Katolik
sedangkan pada penelitian Kairupan (2012)
Santa Theresia Malalayang Kota Manado
hanya menanyakan waktu menghadap televisi,
Zat gizi dalam makanan dibutuhkan tubuh untuk
permainan video, dan komputer/laptop.
menghasilkan
energi,
membangun
dan
Status kepemilikan media elektronik di
memelihara jaringan, serta mengatur proses
rumah mempengaruhi screen time pada pelajar.
kehidupan (Almatsier dkk, 2011).
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa seluruh
Berdasarkan penelitian pada pelajar SMP
pelajar setidaknya memiliki beberapa media
Katolik Santa Theresia Malalayang Kota
elektronik yang ditanyakan dalam wawancara
Manado dengan wawancara menggunakan food
seperti
recall 3 x 24 jam, jika dikaji berdasarkan jenis
genggam, permainan video, alat pemutar
kelamin dan umur, asupan energi laki-laki umur
VCD/DVD, dan tablet PC. Sekitar 51,8%
13-14 tahun sebesar 2287,2 kalori lebih tinggi
pelajar memiliki semua media elektronik.
dibandingkan dengan asupan energi perempuan
Kepemilikan
umur 13-14 tahun sebesar 1924,9 kalori. Begitu
tingginya
juga dengan asupan energi laki-laki umur 12
menggunakan media elektronik di rumah
tahun lebih tinggi dibandingkan dengan asupan
apalagi jika media elektronik diletakkan dalam
televisi,
ini
komputer/laptop,
dapat
kemudahan
telepon
memperlihatkan akses
pelajar
kamar. Menurut Sirard et al. (2010) terdapat
Pada penelitian ini tidak ditemukan pelajar yang
hubungan antara kepemilikan media elektronik
memiliki status gizi kurus dan sangat kurus.
di dalam rumah dengan screen time media elektronik yang dimiliki.
Pada penilaian status gizi berdasarkan TB/U ditemukan sebanyak 6,1% memiliki status
gizi
pendek.
Pelajar
mengalami
C. Status Gizi Pelajar SMP Katolik Santa
perubahan fisik yang cepat saat memasuki masa
Theresia Malalayang Kota Manado
remaja yang ditandai dengan peningkatan berat
Ketidakseimbangan dalam pemenuhan gizi
badan dan tinggi badan. Puncak pertambahan
dapat menyebabkan masalah gizi kurang dan
tinggi badan terjadi di usia 11 tahun pada anak
masalah gizi lebih (Dieny, 2014). Hasil
perempuan dan usia 14 tahun pada anak laki-
pengukuran status gizi berdasarkan IMT/U
laki. Ini membuat tinggi badan laki-laki lebih
menunjukkan bahwa 22,9% memiliki status gizi
tinggi daripada perempuan karena terjadi
obesitas dan 21,7% memiliki status gizi gemuk.
perbedaan
lamanya
proses
pertumbuhan
(Sulistyoningsih, 2012).
D. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Status Gizi Pada Pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado Tabel 1. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Status Gizi Pada Pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Obesitas n % 11 37,9 8 14,8 19 22,9
Status Gizi Gemuk n % 11 37,9 7 13 18 21,7
Normal n % 7 24,2 39 72,2 46 55,4
Total n 29 54 83
% 100 100 100
Nilai p
0,000
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 37,9%
Santa Theresia Malalayang Kota Manado.
pelajar laki-laki memiliki status gizi obesitas
Pelajar laki-laki cenderung memiliki status gizi
dan status gizi gemuk sedangkan 14,8% pelajar
lebih daripada perempuan karena perempuan
perempuan memiliki status gizi obesitas dan
sangat memperhatikan bentuk tubuh. Pelajar
13% pelajar perempuan memiliki status gizi
perempuan takut terlihat gemuk karena takut
gemuk. Hasil uji Chi square diperoleh bahwa
dijuluki seperti sayur labu atau pipi bakpau oleh
nilai p = 0,000, dimana p < α yang berarti ada
teman sebaya. Menurut Rosen dalam Dieny
hubungan yang bermakna antara jenis kelamin
(2014)
dengan status gizi pada pelajar di SMP Katolik
menyatakan
bahwa
remaja
putri
memiliki usaha untuk mengurangi berat badan empat kali lebih besar daripada remaja laki-laki. Pada
masa
remaja,
Intensitas
screen
time
yang
tinggi
berhubungan dengan berat badan lebih (Maher
perempuan
et al., 2012). Pada penelitian ini, laki-laki
membentuk lebih banyak jaringan lemak
memiliki rata-rata screen time lebih tinggi
sedangkan pada laki-laki membentuk lebih
daripada perempuan, yaitu 9 jam 30 menit.
banyak jaringan otot sehingga kebutuhan energi
Penelitian ini sejalan dengan Maher et al. (2012)
pada remaja laki-laki lebih tinggi dibandingkan
dan Lee et al. (2015) yang menyatakan bahwa
remaja perempuan. Kondisi ini membuat pelajar
kategori high screen time lebih banyak pada
laki-laki berpeluang memiliki asupan energi
remaja laki-laki daripada perempuan.
lebih besar yang dapat menyebabkan gizi lebih dibandingkan
dengan
pelajar
perempuan
(Almatsier, 2009).
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Rahayuningtyas (2012) dan Wang et al. (2014) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan status gizi.
E. Hubungan Antara Asupan Energi dan Status Gizi Pada Pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado Tabel 2. Hubungan Antara Asupan Energi dengan Status Gizi Pada Pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado Asupan Energi Lebih Cukup Kurang Jumlah
Obesitas n % 14 56 4 9,3 1 6,7 19 22,3
Status Gizi Gemuk n % 7 28 9 20,9 2 13,3 18 21,7
Normal n % 4 16 30 69,8 12 80 46 55,4
Total n 25 43 15 83
% 100 100 100 100
Nilai p
0,000
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelajar
bermakna antara asupan energi dengan status
yang memiliki asupan energi lebih cenderung
gizi pada pelajar di SMP Katolik Santa Theresia
memiliki status gizi lebih. Sebanyak 56%
Malalayang Kota Manado.
pelajar yang asupan lebih memiliki status gizi
Asupan energi pada pelajar di SMP
obesitas, 69,8% pelajar yang asupan cukup
Katolik Santa Theresia Malalayang Kota
memiliki status gizi normal, dan 80% pelajar
Manado yang cenderung cukup dan lebih
yang asupan kurang memiliki status gizi normal.
dipengaruhi oleh faktor ekonomi pelajar yang
Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan
menengah ke atas yang memungkinkan pelajar
Chi square diperoleh bahwa nilai p = 0,000,
bebas untuk membeli dan mengasup makanan
dimana p < α yang berarti ada hubungan yang
dan minuman baik yang dijual di kantin sekolah
maupun di luar sekolah. Selain itu, pelajar ingin
besar. Kelebihan energi dalam konsumsi
mencoba
baru
makanan akan disimpan sebagai lemak yang
disebabkan keberadaan iklan/promosi makanan
menyebabkan berat badan lebih (Supariasa dkk,
atau
elektronik
2012). Penelitian ini sejalan dengan penelitian
maupun media cetak. Makanan yang diminati
Rahayuningtiyas (2012) dan Vertikal (2012)
oleh pelajar, seperti bakso goreng, pisang
yang menyatakan ada hubungan antara asupan
goreng, tahu goreng, ayam goreng, roti boy dan
energi dengan status gizi.
makanan
minuman
atau
melalui
minuman
media
makanan ringan (snack) memiliki nilai energi
F. Hubungan Antara Screen Time dengan Status Gizi Pada Pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado Tabel 3. Hubungan Antara Screen Time dengan Status Gizi Pada Pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado Screen Time High Screen Time Low Screen Time Jumlah
Obesitas n % 18 22,8 1 25 19 22,9
Status Gizi Gemuk n % 17 21,5 1 25 18 21,7
Total
Normal n % 44 55,7 2 50 46 55,4
n 79 4 83
% 100 100 100
Nilai p
0,974
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55,7%
menyebabkan peningkatan asupan makanan,
yang high screen time memiliki status gizi
high screen time di sisi lain dapat menyebabkan
normal sedangkan 50% yang low screen time
remaja melewatkan makan. Screen time dapat
memiliki status gizi normal. Pada hasil analisis
menyebabkan
uji statistik dengan menggunakan Chi square
membuat frekuensi dan porsi makan remaja
diperoleh bahwa nilai p = 0,974, dimana p > α
berkurang (Kairupan, 2012). Penelitian ini
yang berarti tidak ada hubungan antara screen
sejalan dengan penelitian Kairupan (2012) dan
time dengan status gizi pada pelajar di SMP
Lee et al. (2015) yang menyatakan bahwa tidak
Katolik Santa Theresia Malalayang Kota
ada hubungan antara screen time dan status gizi.
akibat
berlawanan
dengan
Manado. Tidak ditemukan hubungan antara screen time dengan status gizi dalam penelitian
KESIMPULAN
ini disebabkan pelajar memiliki aktivitas fisik
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara
sedang dan berat pada hari yang sama seperti
jenis kelamin dengan status gizi pada pelajar
olahraga voli, basket, renang, karate, tenis meja,
di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang
lari/jogging, sepakbola, lompat tali, bermain
Kota Manado.
sepeda,
naik/turun
tangga.
Selain
dapat
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan status gizi pada pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang
DAFTAR PUSTAKA
Kota Manado.
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara screen time dengan status gizi pada pelajar di SMP Katolik Santa Theresia
Almatsier S, Soetardjo S, dan Soekatri M. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Malalayang Kota Manado. Dieny, F. 2014. Permasalahan Gizi pada Remaja Putri. Yogyakarta: Graha Ilmu. SARAN 1. Bagi Sekolah a. Meningkatkan penggunaan
peraturan telepon
membatasi
genggam
pada
pelajar saat jam pelajaran berlangsung. b. Memberikan penyuluhan kepada orang tua tentang kerugian perilaku tidak aktif dan
asupan
makanan
yang
sesuai
kebutuhan pada status gizi bagi kesehatan remaja serta mendorong orang tua untuk memantau
asupan
makanan
yang
dikonsumsi pada remaja dan memberikan batasan screen time di rumah dengan mengalihkan perhatian pelajar dari media elektronik ke kegiatan olahraga, hobi, dan kegiatan sosial. 2. Bagi Pelajar Memperhatikan asupan makanan sesuai dengan kebutuhan dengan menerapkan pola gizi seimbang. 3. Bagi Peneliti Lainnya Meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi status gizi remaja seperti aktivitas fisik, media massa, teman sebaya, dan faktor ekonomi.
Kairupan, T. 2012. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dan Screen Time dengan Status Gizi pada Siswa-Siswa SMP Kristen Eben Haezar 2 Manado. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Volume 1 Nomor 2, Juli 2012 Halaman 45 – 55. Manado: Pascasarjana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi (http://jkesmas fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/20 13/02/81.pdf) diakses pada tanggal 10 Juni 2015. Kemenkes RI. 2013. Riskesdas 2013 dalam Angka. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (http://www. litbang.depkes.go.id/sites/do wnload/rkd2013/RKD_dalam_angka_non kuning.pdf) diakses pada tanggal 24 Mei 2015. Lee S, Wong J, Shanita S, Ismail M, Deurenberg P, and Poh B. 2015. Daily Physical Activity and Screen Time, but Not Other Sedentary Activities, Are Associated with Measures of Obesity during Childhood. International Journal of Environmental Research and Public Health Volume 12, Halaman 146 – 161 (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles /PMC4306854/pdf/ijerph-12-00146.pdf) diakses pada tanggal 20 Agustus 2015. Maher C, Olds T, Eisenmann J, and Dollman J. 2012. Screen Time is More Strongly
Associated than Physical Activity with Overweight and Obesity in 9- to 16-YearOld Australians. Acta Pediatrica 2012 Volume 101, Halaman 1170 – 1174 (http: //onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.16 51-2227.2012.02804.x/pdf) diakses pada tanggal 10 Juni 2015. Rahayuningtyas, F. 2012. Hubungan Antara Asupan Serat dan Faktor Lainnya dengan Status Gizi Lebih Pada Siswa SMPN 115 Jakarta Selatan Tahun 2012. Skripsi. Depok: Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. (http://lib.ui.ac.id/ file?file=di gital/20318965-S-PDF-Fiky% 20Rahayun ingtiyas.pdf) diakses pada tanggal 23 Mei 2015. Shrimpton, R. dan Rock, C. 2012. Indonesia Health Sector Review Indonesia: Menghadapi Beban Ganda Malnutrisi. Jakarta: World Bank (http://wwwwds. worldbank.org/external/default/WDSCont entServer/WDSP/IB/2013/01/18/0003508 81_20130118154840/Rendered/PDF/Non AsciiFileName0.pdf) diakses pada tanggal 12 Mei 2015. Sirard J, Laska M, Patnode C, Farbakhsh K, and Lytle L. 2010. Adolescent Physical Activity and Screen Time: Associations with The Physical Home Environment. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity Volume 7, Halaman 82 (http://www.ijbnpa.org/conte nt/pdf/14795868-7-82.pdf) diakses pada tanggal 10 Juni 2015. Sompie K, Mantik M, dan Rompis F. 2015. Hubungan Antara Status Gizi dengan Kadar Hemoglobin pada Remaja Usia 12 – 14 Tahun. Jurnal e-Clinic Volume 3 Nomor 1, Halaman 150 – 156 (http://down load.portalgaruda.org/article.php?article=2 91801&val=1001&title=HUBUNGAN%2 0ANTARA%20STATUS%20GIZI%20D ENGAN%20KADAR%20HEMOGLOBI N%20PADA%20REMAJA%20USIA%20 12-14%20TAHUN) diakses pada tanggal 10 Juni 2015.
Strasburger, V. and Hogan, M. 2013. Children, Adolescents, and The Media. American Academy of Pediatrics Volume 132 Nomor 5, Halaman 958 – 961 (http:// pediatrics.aappublications.org/content/132 /5/958.full.pdf+html) diakses pada tanggal 10 Juni 2015. Sulistyoningsih, H. 2012. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu. Supariasa I, Bakri B, dan Fajar I. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Vertikal, L. 2012. Aktivitas Fisik, Asupan Energi, dan Asupan Lemak Hubungannya dengan Gizi Lebih pada Siswa SD Negeri Pondok Cina 1 Depok Tahun 2012. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. (http:// lib.ui.ac.id/file?file= digital/20321 858-SLuh%20Anggi%20 Vertikal.pdf) diakses pada tanggal 4 Februari 2015. Wang L, Slawson D, Relyea G, Southerland J, and Wang Y. 2014. Prevalence of and Risk Factors for Adolescent Obesity in Southern Appalachia, 2012. Preventing Chronic Disease 2014, Volume 11 (http://www.cdc.gov/pcd/issues/2014/14_ 0348.htm) diakses pada tanggal 27 September 2015.