HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI 47 KOTA MANADO Brian R. Lengkong*, Woodford B. S. Joseph,. Victor D. Pijoh Bidang Minat Kesling Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
ABSTRACT In Indonesia infectious disease caused by worms still high prevalence of 60% - 80%. Based on data from Manado City Health Department that worm disease cases were recorded in 2012 from January to December was 103 cases, and in the health center Tuminting which amounted to 21 cases. The purpose of this study to analyze the relationship between personal hygiene with worm infestation in 47 public elementary school students Manado city. Types of analytic survey research with cross sectional research design. This study was conducted in 47 public primary schools, in March to April 2013. The population in this study grade IV, V and VI Elementary School 47, amounting to 162 students. Samples totaling 111 people were selected by using simple random sampling technique. Bivariate analysis using the Fisher Exact Test trials (CI = 95% and α = 0.05 (5%), and SPSS ver.20 for windows. Results of this study showed the value of the variable relationship of footwear, p = 0.059, p = handwashing habits 0.093, p = 356 nail hygiene, and bathing habits p = 0.046. There was no relationship between the use of footwear with worm infestation, there is no relationship between the habit of washing hands with worm infestation, there was no correlation between the cleanliness of nails with a worm infestation, there is a relationship between the bathing habits of worm infestation. Keywords: personal hygiene, infestation warms, student at elementary school ABSTRAK Di Indonesia penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing masih tinggi prevalensinya yaitu 60% - 80%. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Manado bahwa kasus penyakit kecacingan yang tercatat pada tahun 2012 dari bulan Januari sampai Desember adalah 103 kasus, dan di Puskesmas Tuminting yaitu berjumlah 21 kasus. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara higiene perorangan dengan infestasi cacing pada pelajar Sekolah Dasar Negeri 47 kota Manado. Jenis penelitian survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 47, pada bulan Maret sampai bulan April 2013. Populasi pada penelitian ini siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri 47 yang berjumlah 162 siswa. Sampel berjumlah 111 orang dipilih dengan menggunakan teknik simple random sampling. Analisis bivariat menggunakan uji Fisher Exact Test (CI = 95% dan α=0,05 (5%), dan spss ver.20 for windows. Hasil penelitian ini menunjukan nilai hubungan variabel penggunaan alas kaki p=0,059, kebiasaan mencuci tangan p=0,093, kebersihan kuku p=356, dan kebiasaan mandi p=0,046. Tidak terdapat hubungan antara penggunaan alas kaki dengan infestasi cacing, tidak terdapat hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan infestasi cacing, tidak terdapat hubungan antara kebersihan kuku dengan infestasi cacing, terdapat hubungan antara kebiasaan mandi dengan infestasi cacing. Kata Kunci : Higiene perorangan, Investasi cacing, anak Sekolah Dasar
PENDAHULUAN
Penyakit kecacingan erat hubungannya dengan kebiasaan hidup sehari-hari. Penyakit kecacingan biasanya tidak menyebabkan penyakit yang berat dan angka kematian tidak terlalu tinggi namun dalam keadaan kronis pada anak dapat menyebabkan kekurangan gizi yang berakibat menurunnya daya tahan tubuh dan pada akhirnya akan menimbulkan gangguan pada tumbuh kembang anak. Khusus pada anak usia sekolah, keadaan ini akan mengakibatkan kemampuan mereka dalam mengikuti pelajaran akan menjadi berkurang (Safar, 2010). World Health Organization (WHO) tahun 2012 memperkirakan lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi dunia terinfeksi dengan cacing yang ditularkan melalui tanah. Lebih dari 270 juta anak usia prasekolah dan lebih dari 600 juta anak usia sekolah tinggal di daerah di mana parasit ini ditularkan secara intensif dan membutuhkan pengobatan serta tindakan pencegahan. Di Indonesia penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing masih tinggi prevalensinya yaitu 60% - 80%. Hal ini terjadi dikarenakan Indonesia berada dalam posisi geografis yang temperatur dan kelembaban yang sesuai untuk tempat hidup dan berkembang biaknya cacing. Pengaruh lingkungan global dan semakin meningkatnya komunitas manusia serta kesadaran untuk menciptakan perilaku higiene dan sanitasi yang semakin menurun merupakan faktor yang mempunyai andil yang besar terhadap penularan parasit ini. Penyakit infeksi kecacingan juga merupakan masalah kesehatan masyarakat terbanyak setelah malnutrisi (Kep-Menkes, 2006). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Manado bahwa kasus penyakit kecacingan yang tercatat pada tahun 2012 dari
bulan Januari sampai Desember adalah 103 kasus, dan di Puskesmas Tuminting yaitu berjumlah 21 kasus. Penulusuran lebih lanjut pada anak usia sekolah dasar masih perlu dilakukan mengingat kondisi sanitasi lingkungan di wilayah sekitar Tempat Pembuangan Akhir masih kurang sehat, disamping itu daerah penelitian juga merupakan daerah pinggiran kota, dimana daerah tersebut merupakan daerah yang jarang dijamah oleh pemerintah.
Berdasarkan data diatas maka dipandang penting untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara higiene perorangan dengan infestasi cacing pada pelajar Sekolah Dasar Negeri 47 Kota Manado METODE PENELITAN Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional (studi potong lintang). Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 47 Kelurahan Sumompo Kecamatan Tuminting Kota Manado, pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2013. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas IV, V dan VI Sekolah dasar Negeri 47 Kecamatan Sumompo yang berjumlah 162 siswa. Dengan kriteria : a) Kriteria Inklusi : Siswa kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar Negeri 47 Kelurahan Sumompo Kecamatan Tuminting Kota Manado, dapat berkomunikasi dengan baik, siswa yang bersedia menjadi responden, mendapatkan izin dari orang tua, b) Kriteria Eksklusi : Siswa kelas I, II, III Sekolah Dasar Negeri 47 Manado, dikarenakan akan kesulitan dalam komunikasi, tidak bersedia menjadi responden. Sampel dalam penelitian ini adalah 111 dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random
sampling, dengan mempergunakan tabel random. Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah higiene perorangan, yang akan diukur yaitu : penggunaan alas kaki, kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku, dan kebiasaan mandi. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah investasi cacing.
Jenis Cacing Ascaris lumbricoides Trichuris trichiura Total
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Prevalensi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Cacing Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 47 Manado
80
1
20
5
100
Total Positif
P
Negatif
N
%
N
%
n
%
Baik
2
1,8
86
77,4
88
79,3
Tidak Baik Kebiasaan cuci tangan Baik Tidakbaik Kebersihan kuku Baik Tidak baik Kebiasaan mandi Baik Tidak baik Total
3
2,7
20
18,1
23
20,7
1 4
0,9 3,7
64 42
57,6 37,8
65 46
58,5 41,5
0,093
3 2
2,7 1,8
44 62
39,6 55,9
23 53
42,3 57,7
0,356
2 3 6
1,8 2,7 4,5
88 18 106
79,2 16,3 95,5
90 21 111
81 19 100
Kuisioner, kuisioner yang digunakan adalah kuisioner yang tervaliditas dan tereabilitas dan Laboratorium, Laboratorium yang digunakan adalah Laboratorium Parasitologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi Manado
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20. data yang telah diolah selanjutnya di analisis dengan menggunakan uji Fisher’s Exact Test untuk mengetahui hubungan antara perilaku tentang penyakit kecacingan dengan infestasi cacing.
4
Cacingan Higiene perorangan Penggunaan alas kaki
Pengolahan dan Analisis Data
%
Tabel 2. Tabulasi silang antara higiene perorangan dengan infestasi cacing
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan yaitu
Teknik Pengumpulan Data Wawancara yaitu peneliti melakukan wawancara (interview) dengan responden sesuai dengan daftar pertanyaan tertulis mendapatkan data tentang higiene perorangan dan Pemeriksaan Laboratorium yaitu data tentang infestasi cacing diperoleh dari hasil pemeriksaan feses responden di Laboratorium Parasitologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi Manado.
Frekuensi
0,059
0,046
Hubungan antara Penggunaan Alas Kaki dengan Infestasi Cacing Hasil analisa data memperoleh hasil yaitu antara penggunaan alas kaki dengan infestasi cacing mempunyai probabilitas sebesar 0,059 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan alas kaki dengan infestasi cacing pada pelajar di SD negeri 47 Kota Manado. Tanah halaman yang ada di sekeliling rumah merupakan tempat bermain paling disukai bagi anak. Manakala pada tanah halaman tersebut mengandung larva infektif cacing tambang, peluang anak untuk terinfeksi cacing tambang akan semakin besar. Meskipun penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 47 tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara variabel penggunaan alas kaki dengan infeksi cacing dikarenakan tidak ditemukannya cacing tambang pada pemeriksaan laboratorium. Untuk
menghindari infeksi dari cacing Necator Americanus dan Ancylostoma duodenale antara lain dengan memakai sandal atau sepatu. Dalam penelitian di Sekolah Dasar Negeri 47 Manado tidak terdapat hubungan antara penggunaan alas kaki dengan infestasi cacing usus, dikarenakan jenis infestasi cacing cacing yang ditemukan pada penelitian ini yaitu ascaris lumbricoides dan trichuris trichiura, dimana jenis cacing ini ditularkan melalui mulut dan bukan menembus kulit melalui kaki sebagaimana Necator Americanus dan Ancylostoma duodenale. Hubungan antara Kebiasaan Mencuci Tangan dengan Infestasi Cacing Hasil analisa data memperoleh hasil yaitu antara kebiasaan mencuci tangan dengan infestasi cacing mempunyai probabilitas sebesar 0,093 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan infestasi cacing pada pelajar di SD negeri 47 Kota Manado. Anak-anak paling sering terserang penyakit cacingan karena biasanya jari jari tangan mereka dimasukkan ke dalam mulut, atau makan nasi tanpa cuci tangan, namun demikian sesekali orang dewasa juga perutnya terdapat cacing, cacing yang biasa ditemui cacing gelang, cacing tambang, cacing benang, cacing pita, dan cacing kremi. Telur cacing gelang keluar bersama tinja pada tempat yang lembab dan tidak terkena sinar matahari, telur tersebut tumbuh menjadi infektif. Infeksi cacing gelang terjadi bila telur yang infektif masuk melalui mulut bersama makanan atau minuman dan dapat pula melalui tangan yang kotor (tercemar tanah dengan telur cacing) (Depkes, 2006). Kebiasaan cuci tangan sebelum makan memakai air dan sabun mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan pencegahan infeksi kecacingan, karena dengan mencuci tangan dengan air dan
sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme terutama parasit cacing. Oleh karenanya, mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun dapat lebih efektif membersihkan kotoran dan telur cacing yang menempel pada permukaan kulit, kuku dan jari-jari pada kedua tangan. Hubungan antara kebersihan kuku dengan Infestasi Cacing Hasil analisa data memperoleh hasil yaitu antara kebersihan kuku dengan infestasi cacing mempunyai probabilitas sebesar 0,356 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara kebersihan kuku dengan infestasi cacing pada pelajar di SD negeri 47 Kota Manado. Meskipun tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara kebersihan kuku dengan infestasi cacing usus akan tetapi harus tetap menjaga kuku selalu bersih untuk tindakan pencegahan. Salah satu usaha pencegahan penyakit cacingan yaitu memelihara kebersihan diri dengan baik seperti memotong kuku. Kebersihan perorangan penting untuk pencegahan, kuku sebaiknya selalu dipotong pendek untuk menghindari penularan cacing dari tangan ke mulut. Hubungan antara Kebiasaan Mandi dengan Infestasi Cacing Hasil analisa data memperoleh hasil yaitu antara kebersihan kuku dengan infestasi cacing mempunyai probabilitas sebesar 0,046 (p>0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan mandi dengan infestasi cacing pada pelajar di SD negeri 47 Kota Manado. Faktor higiene perorangan sangat mempengaruhi kesehatan. Terutama apabila seseorang memiliki kebiasaankebiasaan yang buruk seperti jarang bersihbersih, jarang mandi, dan juga jarang
mengganti baju dan pakaian dalam. Hal ini dapat memberikan peluang terhadap cacing untuk menyebar dan menginfeksi manusia. PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 47 Manado tentang kecacingan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Tidak terdapat hubungan antara penggunaan alas kaki dengan infestasi cacing pada pelajar Sekolah Dasar Negeri 47 Manado 2. Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan infestasi cacing pada pelajar Sekolah Dasar Negeri 47 Manado. 3. Tidak terdapat hubungan antara kebersihan kuku dengan infestasi cacing pada pelajar Sekolah Dasar Negeri 47 Manado. 4. Terdapat hubungan antara kebiasaan mandi dengan infestasi cacing pada pelajar Sekolah Dasar Negeri 47 Manado. Saran 1. Perlunya peningkatan penyuluhan kesehatan dalam hal pencegahan dan pengobatan penyakit cacingan dari Puskesmas Tuminting kepada masyarakat khususnya pada siswa Sekolah Dasar. 2. Pihak Sekolah diharapkan dapat bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Manado dalam penyediaan media informasi kesehatan (poster, liflet dan lainlain) khususnya mengenai higiene perorangan pada siswa. 3. Orang tua siswa perlu meningkatkan pengawasan aktifitas anak untuk menghindari penyakit cacing atau penyakit infeksi lainnya
DAFTAR PUSTAKA Dareda. K, 2011, Hubungan Antara Higiene Perorangan dengan Infestasi Cacing Usus Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 199 Manado, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado, (online), http://idimanado.org/ (diakses 31 Januari 2013) Dachi. A. R, 2005, Hubungan Perilaku Anak Sekolah Dasar No. 174593 Hotaguan Terhadap Infeksi Cacing Perut di Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir, Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia, Vol. 1, No. 2 Isro’in, L, dan Andarmoyo, S. 2012. Personal Hygiene Konsep, Proses, dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Jalaluddin. 2009. Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, Tesis, Medan, Universitas Sumatera Utara. Ottay R, I. 2009. Hubungan Antara Perilaku dengan kejadian penyakit kecacingan di tempat pembuangan sampah Sumompo. Jurnal Biomedik, vol 2. No. 2. 1 Maret 2010. Texanto. H. A, 2008, Hubungan Antara Status Higiene Individu Dengan Angka Kejadian Soil Transmitte Helminthes di SDN 03 Pringapus, kabuaten semarang, Jawa Tengah, Jurnal Universitas Diponegoro, vol. 2, no. 5, Maret 2008
WHO, 2012. Soil-transmitted helminth infections (online) http://www.who.int/ mediacentre/factsheets/fs366/en/ diakses tanggal 5 Februari 2013. Widayanti. L, 2008, Hubungan Status Ekonomi Dengan Enterobius Vermincularis pada Siswa Ssekolah Dasar Negeri Panggung Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Semarang, Jawa Tengah, Jurnal Universitas Diponegoro, vol. 2, no. 3, maret 2008 Winita. R, Mulyanti, dan Astuti. H, 2012, Upaya Pemberantasan Kecacingan Di Sekolah Dasar, Makara, Kesehatan, vol. 16, no. 2, Desember 2012