Jurnal Keperawatan dan Kesehatan , Volume IV , No.2, Januari 2015
ORIGINAL RESEARCH HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT DIARE PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI 13 PAL V DR. Siti Syabariah, Ms BioMed2, Wuriani S.Kep.Ners2, Lidia Hastuti, M.Kes2, Lili Rustina1 1 Mahasiswa STIK Muhammadiyah Pontianak 2 Dosen STIK Muhammadiyah Pontianak Abstract
Background: diarrhea until now there have been public health problems, although generally still fluctuating, the pain Diarrhea and death reported by members of the service and health decreasing however, diarrhea is still often of incredible happenings that cause enough even to cause death Seen from the number of diarrhea cases of babies there is mistrust sesuaian with the age of above 5 years. At the age of up to five years or school-age increasing in number. Methods: The quantitative study, use the method of descriptive is a research undertaken to a condition or the phenomena that occur at a group of a subject Certain then proceed with a correlation is a research which aims to get a sense of the relation between two or more variables research. According to the research, the method is applicable in the research cross sectional study namely research cut the done simultaneously at the time, and only Held once. (Notoatmodjo, 2010 ). Result: Said the results of collecting data that has been held for research, to be examined in this chapter.The study is done at state elementary schools 13 pal v exercised on a date 25-26 January 2014.In these studies taking samples from 57 respondents, and then posted as many as 57 a questionnaire. A questionnaire that is distributed, from 57 everyone filled by respondent and be filled with the donation researchers Conclusion: According to the research, then be drawn conclusions the child had some runs over the past one month in state elementary schools (26.3 % 13 pal v, whereas the child never to diarrhea during last month in state elementary schools 13 pal v (73.7 %). Keyword: Among the schools on the diarrhea
24
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan , Volume IV , No.2, Januari 2015
PENDAHULUAN Anak merupakan individu yang unik dan bukan orang dewasa mini. Anak juga bukan merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi, masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara individual. Anak merupakan individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri. Seperti kita ketahui bahwa anak adalah potensi dan penerus cita-cita bangsa, yang dasarnya telah diletakkan oleh generasi sebelumnya. Jika anak dipelihara dengan baik, maka anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik pula sesuai dengan keinginan dan harapan. Penyakitdiare sampai kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi, dan kematian diare yang dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader kesehatan mengalami penurunan namun penyakit diare ini masih sering menimbulkan kejadian luar biasa yang cukup banyak bahkan menimbulkan kematian. Dilihat dari jumlah kasus diare pada usia balita terjadi ketidak sesuaian dengan usia diatas 5 thn. Pada usia diatas 5 thn atau pada usia sekolah cenderung meningkat jumlahnya. Melihat data-data diatas, tentu menjadi sebuah pertanyaan besar kenapa kasus diare ini memiliki frekuensi kejadian yang cukup besar. Tentunya kita harus melihat kembali faktor-faktor yang kemudian mempengaruhi tingkat kejadian kasus diare ini. Salah satu faktor yang tidak lepas menjadi penyebab meningkatnyakasus diare yaitu pengetahuan keluarga akan penyakit diare itu dan seberapa besar dampak dan bahayanya. Diare bukanlah sebuah penyakit yang baru, akan tetapi merupakan penyakit yang sering muncul. Karena seringnya itulah, masyarakat hanya menganggap bahwa penyakit ini cuma penyakit biasa dan tidak perlu tanggapan yang serius. Maka dari itulah pentingnya
25
keluarga mengetahui apa dan bagaimana bahayanya penyakit ini. Gambaran kondisi diatas, jelas sulit dan sukar untuk mencegah penularan penyakit infeksi. Khususnya mencegah terjadinya “cross infection” atau infeksi silang dari orang / personel tersebut ke penderitapenderita. Kondisi ini dapat diperparah lagi bila sanitasi lingkungan sekitar tempat tinggal dan ruang lingkup pekerjaan serta aktivitas lainnya tidak terjaga dengan baik (Sarwono Prawirohardjo, 2004) Diare adalah merupakan pasase feses yang encer dalam jumlah besar, juga terjadi pada banyak gangguan, termasuk infeksi bakteri dan virus, penyakit radang usus, gastroenteritis, sindrom malabsorpsi, dan alergi makanan. Diare dapat menyebabkan asidosis metabolik disertai penurunan pH dan HCO3. Anak yang masih kecil sangat beresiko mengalami dehidrasi akibat diare karena tubuh mereka memiliki kandungan air yang membentuk berat badan total dalam persentase yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa (Speer, Kathleen Morgan, 2008). Infeksi penyakit menular seperti diare dapat dicegah dengan cara selalu menjaga kebersihan Lingkungan Sekolah. Kebiasaan menjaga kebersihan Lingkungan Sekolah seperti membuang sampah dan menjaga kebersihan toilet. Mereka yang berhubungan langsung dengan berbagai macam orang disekitar, berarti juga berhubungan dengan bermacammacam virus dan kuman. Jadi menjaga kebersihan Lingkungan adalah pertahanan awal untuk menjaga kesehatan. Menurut ketua himpunan perawat pengendalian infeksi Indonesia, Costy Pandjaitan mengatakan data WHO infeksi yang terjadi akibat interaksi yang berlangsung di rumah dan Lingkungan (nasokomial) merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia (WHO 2010). Pencegahan juga bisa dilakukan dengan membersihkan Lingkungan Sekolah dengan rutin,
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan , Volume IV , No.2, Januari 2015
memperbaiki sistem ketahanan tubuh (Kementrian kesehatan, 2011 ). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ada tidaknya Hubungan antara Lingkungan Sekolah Terhadap Angka Kejadian Penyakit Diare Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 13 Pal V.
2. Pelaksanaan penelitian Penyebaran kuesioner kepada subyek penelitian dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah metode Cross Sectional Studi yaitu penelitian potong lintang yang dilakukan secara bersamaan pada saat itu juga dan hanya dilakukan satu kali. Hubungan lingkungan sekolah terhadap kejadian diare pada anak usia sekolah di Sekolah Dasar Negeri 13 Pal V. Penyelesaian penelitian dilakukan dengan pengolahan dan analisa data yang telah didapatkan, selanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan skripsi.
METODE PENELITIAN Penelitian ini peneliti menggunakan penelitian jenis kuantitatif dengan metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk suatu kondisi atau fenomena yang terjadi pada suatu kelompok subjek tertentu yang kemudian dilanjutkan dengan metode korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian. Berdasarkan tujuan penelitian, maka rancangan penelitian yang digunakan adalah metode Cross Sectional Studi yaitu penelitian potong lintang yang dilakukan secara bersamaan pada saat itu juga dan hanya dilakukan satu kali. (Notoatmodjo, 2010) Dalam penelitian ini peneliti menggambarkan fenomena gambaran hubugan lingkungan Sekolah terhadap kejadian penyakit diare pada anak Sekolah DasarNegeri 13 Pal V. peneliti menggunakan cara yaitu dengan pembagian kuesioner. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah DasarNegeri 13 Pal V. Penelitian dilaksanakan kurang lebih satu bulan mula idari bulan Desember 2013– Januari 2014 dengan bentuk kegiatan sebagai berikut: 1. Tahap persiapan: a. Persiapan kuesioner dan skala penilaian yang disusun oleh peneliti b. Pengurusan perizinan dan meminta kesediaan subyek penelitian ataspartisipasi dalam penelitian yang dilakukan c. Pemilihan subyek penelitian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Suyanto (2011), populasi penelitian adalah keseluruhan dari objek penelitian. Dalam penelitian ini populasi yang diambil peneliti adalah Siswa kelas IV dan V diSekolah Dasar Negeri 13 Pal V. Sampel penelitian adalah sebagian yang diambi ldari keseluruhan objek penelitian dandiangga pmewakili populas i(Suyanto, 2011). Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Probability Sampling atau Random Sampling yang berarti semua subjek populasi mempunyai kesempatan yang sama atau peluang untuk menjadi sampel. Sampel yang peneliti ambil menggunakan sampel acak stratifikasi (Stratified sampling) yaitu dilakukan dengan mengambil sejumlah sampel dari masing-masing kelas. Caranya dengan menggunakan rumus : Sampel yang akan diambil = Jumlah
populasi kelas x sampel Setelah didapatkan sampel dari masingmasing kelas maka dilanjutkan dengan sampel acak sistematis (systematic sampling) yaitu memberikan nomor urut populasi kemudian membagi jumlah populasi dengan perkiraan sampel yang diinginkan sehingga didapat interval sampel. 26
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan , Volume IV , No.2, Januari 2015
Dari jumlah keseluruhan populasi, peneliti mengambil 57 orang sampel dengan kriteria inklusi: 1. Usia 9 sampai 10 tahun 2. Duduk di kelas IV dan V SD 3. Sudah bisa membaca dan menulis 4. Bisa berbahasa Indonesia 5. Mampu memahami penjelasan yang diberikan.
atau diperbaiki jawaban pada kuesioner tersebut. 2. Coding Tahapan memberikan kode pada jawaban responden terdiri dari: a. Memberikode identitas responden untuk menjaga kerahasiaan identitas responden dan mempermudah proses penelusuran biodata responden bila diperlukan. b. Menetapkan kode untuk scoring jawaban respon den atau hasil observasi yang telah dilakukan. 3. Skoring Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat diberikan skor. 4. Entering Memasukkan data yang telah diskor kedalam komputer. Setelah data dicleaning, dicodiing, discoring dan dientering, maka langkah berikutnya adalah menganalisis data. Analisa data dilakukan untuk menjawab atau membuktikan diterima atau ditolak hipotesa yang telah ditegakkan (Suyanto, 2011). Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam mengumpul data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner pengetahuan dan praktek dapat dijabarkan sebagai berikut : Tingkat pengetahuan responden tentang teori mengenai diare. dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Jawabanya mendapat nilai 1 dan apabila jawaban tidak mendapat nilai 2. Skor jawaban dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 4.1 Skor Pengukuran Pengetahuan
Teknik Pengumpulan dan Analisa Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi : 1. Data tentang pengetahuan tentang diare. Data tentang pengetahuan tentang diare tangan dikumpulkan melalui kuesioner pengetahuan diareyang diisi oleh siswakelas IV dan V di Sekolah Dasar Negeri 13 Pal V. Pernyataan-pernyataan kuesioner dirumuskan untuk menggali tingkat pengetahuan siswakelas IV dan V di Sekolah Dasar Negeri 13 Pal V.tentang diare. 2. Data tentang perilaku pencegahan terhadap diare Data tentang perilaku pencegahan terhadap diare dikumpulkan melalui kuesioner tentang perilaku pencegahan terhadap diare yang diisi oleh siswa kelas IV dan V di Sekolah Dasar Negeri 13 Pal V.pernyataan-pernyataan kuesioner dirumuskan untuk menggali perilaku pencegahan diare pada siswa kelas IV dan V di Sekolah Dasar Negeri 13 Pal V. Sebelum melakukan analisa data beberapa tahapan harus dilakukan terlebih dahulu guna mendapatkan data yang valid.Tahapan tersebut terdiri dari : 1. Cleaning Tahapan ini dilakukan pada saat mengumpulkan data kuesioner danrespon den atau ketika memeriksa lemabar observasi. Memeriksa kembali apakah ada jawaban responden atau hasil observasi yang ganda atau belum dijawab. Jika ada, sampaikan kepada responden untuk diisi
Alternatif Jawaban
Ya (B) Tidak(S)
27
Skor Skor 1 Skor2
Jumlah
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan , Volume IV , No.2, Januari 2015
mendeskripsi kanhubungan antara variable bebas dan variable terikat yang di analisa dengan menggunakan rankspearmen. Pada bagian berikut akan disampaikan hasil dan analisis data terhadap peneliti guna menjawab pertanyaan dalam masalah penelitian.
Pelaksanaan Penelitian Hasil pengumpulan data yang telah dilaksanakan selama penelitian, akan dijelaskan pada bab ini. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 13 Pal V, yang dilaksanakan pada tanggal 25-26 Januari 2014. Pada penelitian ini di ambil sampel sebanyak 57 responden, kemudian disebarkan sebanyak 57 kuesioner. Dari 57 kuesioner yang disebarkan, semuanya terisi oleh responden maupun diisi dengan bantuan peneliti. Penyajian data khusus meliputi variable bebas yaitu lingkungan sekolah, sedangkan variable terikatnya tentang diare. Untuk mengetahui signifikansi atau hubungan antara variable dilakukan uji statistic dengan bantuan computer dengan tingkat kemaknaan p < 0,05, ketentuan terhadap penerimaan dan penolakan hipotesis apabila signifikansi p < 0,05, maka Ha gagal ditolak dan Ho ditolak, apabila p > 0,05 maka Ha ditolakdan Ho gagal ditolak. Hasil penelitian ini disajikan berupa data primer yang kemudian di analisis dalam dua tahap, yaitu analisis univariat yang mendeskripsikan variable bebas dan variable terikat dan hasil penelitian bivariat yakni Lingkungan sekolah
Diare
Analisis Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini meliputi variable bebas yaitu pengetahuan, lingkungan sekolah dan variable terikatnya kejadian diare. Analisis Bivariat Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau korelasi. Dalam penelitian ini, akan di uji hubungan lingkungan sekolah terhadap kejadian penyakit diare di Sekolah Dasar Negeri 13 Pal V. Analisis sanitasi lingkungan kejadian penyakit diare
Distribusi frekuensi responden dan Odd rasio hubungan lingkungan terhadap kejadian penyakit diare Januari 2014, n = 57 Total
R
OR
CI
P.V
0.598
0.723
2222.358
0.723
perna h
%
Tidak Pernah
%
Kurang baik
7
23.3
23
76.7
30
Baik
8
29.6
19
70.4
27
Total
15
26.3
42
73.7
57
Bermakna pada α=0,05
Tabel diatas menjelas kan hubungan lingkungan sekolah terhadap angka kejadian penyakit diare pada anak Sekolah dasar Negeri 13 Pal V. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa anak yang mengatakan lingkungan sekolah yang baik dan tidak baik sebanyak 73.7% dan anak yang pernah dan tidak pernah mengalami diare satu bulan terakhir sebanyak26.3%.
terhadap
28
PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian di Sekolah Dasar negeri 13 Pal V mengenai hubungan lingkungan sekolah terhadap kejadian penyakit diare pada anak sekolah dasar dengan jumlah responden 57 orang, didapat kan hasil bahwa ada beberapa responden yang mengatakan kalau lingkungan sekolah tidak bersih dan ada
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan , Volume IV , No.2, Januari 2015
sebagiannya lagi mengatakan lingkungan sekolah bersih. Dari 57 responden semuanya aktif dalam melakukan pengisian quisioner. Dari variable diare didapatkan hasil dari 57 sampel ada 15 responden yang pernah mengalami diare dalam satu bulan terakhir. Analisis bivariat hubungan antara lingkungan sekolah dengan kejadian penyakit diare dengan mengunakan uji rank spearmen. Analisis mengenai hubungan lingkungan sekolah terhadap kejadian penyakit diare. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 13 Pal V, yang dilaksanakan pada tanggal 25- 26 Januari 2014. Pada penelitian ini di ambil sampel sebanyak 57 responden, kemudian di sebarkan sebanyak 57 kuesioner. Dari 57 kuesioner yang disebarkan, semuanya terisi oleh responden. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa anak yang mengatakan lingkungan baik sebanyak 27 orang dan anak yang mengatakan lingkungan sekolah yang tidak baik sebanyak 30 orang dari data yang di peroleh bahwa ada hubungan antara lingkungan sekolah terhadap kejadian diare pada anak sekolah dasar. Penelitan ini juga pernah dilakukan Atan baas (2008) bahwa ada hubungan lingkungan sekolah terhadap antara lingkungan sekolah terhadap angka kejadian penyakit diare pada anak sekolah dasar. KESIMPULAN Berdasarkan tujuan penelitian yang diharapkan, maka dapa tditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Frekuensi anak yang pernah mengalami diare selama satu bulan terahir di Sekolah dasar Negeri 13 Pal V sebanyak 26.3%. 2. Frekuensi anak yang tidak pernah mengalami diare selama satu bulan terakhir di Sekolah Dasar Negeri 13 Pal V sebanyak 73.7%. 3. Frekuensi sanitasi lingkungan yang baik di Sekolah Dasar Negeri 13 Pal V sebanyak 47.4%. 4. Frekuensi sanitasi lingkungan yang tidak baik di Sekolah DasarNegeri 13 Pal V sebanyak53.6%. 5. Ada hubungan antara lingkungan sekolah terhadap angka kejadian penyakit diare
pada anak sekolah Dasar Negeri 13 Pal V dengan nilai signifikan p value sebesar 0,000 (p < 0,723) berarti Ha gagal ditolak dan Ho ditolak. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2002. Pedoman Pembrantasan Penyakit Diare. Dep Kes R.I Jakarta.
Budihardjo Ir, Eko, Prof. M.S.C, Kota dan Lingkungan, United Nation, University Pers Jakarta, LP3ES, 2003
Daldiyono. 1990. Diare, Dalam sulaiman A. Daldiyono, N., Akbar A.A., dan Rani Editor. Gastroentrologi-hepatologi. informedika.
CV
Hendarwanto. 1996. Diare Akut karena Infeksi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi ketiga. Pusat Informasi dan Penerbit Ilmu Penyakit Dalam FKUI: 451-57. Jakarta
Rohmah, Sofi Ainur. 2012. Upaya Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Lingkungan Sehat:Studi Kasus SDNBI Tlogowaru Malang. Supriadi, Erwan Agus. 2007. "Studi tentang Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat di Sekolah Dasar Negeri Tasikmadu 2 Kota Malang.
Syaugi Al-Fanjari Dr, Ahmad. Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam, Bumi Aksara; Desember 1996
29