HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUWANGI, KABUPATEN BOYOLALI, JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran
Diajukan oleh : Rahayu Prabaningtyas J500110055
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ABSTRACT Corelation between Family Functions and Compliance of Antenatal Care in Puskesmas Juwangi, Boyolali District, Central Java Rahayu Prabaningtyas, Anika Candrasari, Mohammad Shoim Dasuki Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta Background: Maternal mortality in developing country is still high. Based on UNICEF data at 2012, maternal mortality rate is 228 per 100.000 live births. One of the factors cause high maternal mortality is non-compliance in taking antenatal care during pregnancy. From the preliminary survey in Dinas Kesehatan Boyolali, antenatal visit in district Juwangi still low i.e 60,88%. According to Agustini et al (2013) expectant mothers with a low family support has the possibility of ANC coverage is incomplete 6,363 times. Family has an important role in instilling the motivation for pregnant women because the family is the closest part of them. Aim: To analyze the corelation between family function and complience of antenatal care. Methods: Design of this study using analytic observational with cross-sectional approach. 60 samples taken using purposive sampling method. The samples are post partum mothers on May-August 2014 in Puskesmas Juwangi Boyolali District Central Java. Result: Based on family functions, 34 families (56,7%) were classified as healthy families with 32 pregnant women dutifully carrying out ANC, 22 family (38,3%) were less healthy with 9 pregnant women dutifully, and 4 family (6,7%) were unhealthy with 1 pregnant women dutifully. From statistical tests Spearman obtained r=0,606 p<0,001 (Ξ±<0,05). Conclusion: There is significant corelation between family functions and compliance of antenatal care. Key words: Family Function, Compliance, Antenatal Care
berkaitan dengan kehamilan dan
PENDAHULUAN Setiap perempuan penyebab
hari,
sekitar
meninggal yang
dapat
800
persalinan. Rasio kematian ibu di
akibat
negara berkembang pada tahun 2013
dicegah
adalah 230 per 100.000 kelahiran
hidup, sedangkan di negara maju 16
Disamping
per 100.000 kelahiran hidup. (WHO,
diperberat dengan adanya faktor
2014).
risiko 3 Terlambat yaitu terlambat
Data dari UNICEF Indonesia pada bahwa
tahun
2012
rasio
menunjukkan
kematian
ibu
itu,
kondisi
tersebut
mengambil keputusan di tingkat keluarga,
terlambat
merujuk,
terlambat menangani dan 4 Terlalu
diperkirakan sekitar 228 per 100.000
yaitu
kelahiran hidup. Angka tersebut
(dibawah 20 tahun), terlalu tua
masih terbilang tinggi mengingat
(diatas 35 tahun), terlalu dekat (jarak
target MDGs pada tahun 2015 yaitu
melahirkan kurang dari 2 tahun),
102 per 100.000 kelahiran hidup
serta terlalu banyak (lebih dari 4 kali
(UNICEF, 2012).
melahirkan) (Kemenkes RI, 2010;
Menurut profil
kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
melahirkan
terlalu
muda
Jekti dan Mutiatikum, 2011).
angka kematian ibu di Jawa Tengah
Dianjurkan bagi ibu hamil agar
hingga triwulan 3 pada tahun 2013
sedini mungkin mengunjungi bidan
angka kematian ibu di Jawa Tengah
atau
masih sangat tinggi yaitu 515 kasus
pelayanan antenatal care (ANC).
per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes
Menurut
Jateng, 2013).
Tengah, di Jawa Tengah sendiri
Penyebab langsung kematian ibu
dokter
untuk
Profil
mendapatkan
Kesehatan
Jawa
cakupan K-4 ibu hamil mengalami
yang terbanyak adalah: perdarahan,
penurunan
dibandingkan
dengan
hipertensi pada kehamilan, partus
tahun 2011 yakni sebesar 93,71%
macet, infeksi dan komplikasi aborsi.
pada tahun 2011 dan 92,99% pada
tahun 2012, masih di bawah target
eksternal
SPM 2015 (95%) (Profil Kesehatan
Faktor eksternal tersebut antara lain
Jateng, 2012).
pengalaman, fasilitas, dan sosial
Berdasarkan
hasil
survey
yang
mempengaruhi.
budaya. Sedangkan faktor internal
pendahuluan di Dinas Kesehatan
yang
mempengaruhi
antara
Boyolali didapatkan cakupan K-4
adalah
mencapai 92,54 %, masih di bawah
keyakinan, keinginan, motivasi, niat,
target SPM sebesar 95 %. Hasil
dan sikap (Notoatmodjo, 2010).
persepsi,
lain
pengetahuan,
pemantauan bagian Kesehatan Ibu
Motivasi sekunder timbul akibat
dan Anak (KIA), hingga akhir bulan
dorongan dari luar akibat interaksi
Maret 2014 cakupan terendah berada
dengan orang lain (Notoatmodjo,
di wilayah kerja Puskesmas Juwangi
2010). Dalam hal ini, keluarga
yaitu
mempunyai peran sebagai pihak di
sebesar
15,22%
dan
jika
dikalkulasikan hingga akhir tahun
luar
ibu
hamil
yang
hanya mencapai 60,88% yang mana
memberikan
masih sangat jauh dari SPM (95%).
merupakan bagian dari dukungan
motivasi.
dapat Motivasi
Pemanfaatan antenatal care oleh
atau peran serta keluarga sebagai
ibu hamil pada dasarnya merupakan
pihak yang dekat dengan ibu hamil
manifestasi dari salah satu bentuk
tersebut.
perilaku kesehatan (Murniati, 2007
terhadap ibu hamil dapat ditunjukkan
dalam Rauf et al, 2013). Perilaku
dengan cara mengingatkan jadwal
kesehatan dapat terbentuk karena
pemeriksaan kehamilan, mengantar
adanya faktor internal dan faktor
ibu
hamil
Dukungan
untuk
keluarga
memeriksakan
kandungannya, biaya
serta
untuk
menyiapkan memeriksakan
kandungannya (Rauf et al, 2013). Dukungan
keluarga
yang menerima dukungan keluarga tinggi
sebanyak
responden).
dapat
Ibu
49,3% hamil
(34 dengan
dukungan keluarga rendah memiliki
diwujudkan apabila fungsi keluarga
kemungkinan
berjalan
secara
optimal.
Fungsi
antenatal tidak lengkap 6,363 kali
tersebut
antara
lain
adaptasi,
lebih besar dari pada ibu dengan
kasih
dukungan keluarga tinggi (Agustini
kemitraan,
pertumbuhan,
sayang, dan kebersamaan (Azwar, 1996).
pelayanan
et al, 2013). Dari permasalahan di atas dapat
Dalam oleh
cakupan
penelitian
Agustini
hubungan antara fungsi keluarga dan
didapatkan hasil ibu hamil dengan
kepatuhan antenatal care. Penelitian
tingkat dukungan keluarga yang
ini bertujuan untuk menganalisis
rendah memiliki prosentase yang
adakah
cukup
keluarga terhadap antenatal care.
yaitu
tahun
ditarik permasalahan apakah terdapat
2013
tinggi
dkk
sebelumnya
50,7%
(35
hubungan
antara
fungsi
responden), sedangkan ibu hamil
penelitian
METODE PENELITIAN Penelitian desain
untuk
mempelajari
ini
menggunakan
hubungan faktor resiko dengan efek
penelitian
observasional
menggunakan
pendekatan
analitik dengan pendekatan cross
pengumpulan data sekaligus pada
sectional.
satu waktu (Notoadmojo, 2005).
Merupakan
suatu
Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Juwangi
π=
Kabupaten
1.96 β 0,50 (1 β 0,50) 0,01 π = 49 πrang
Boyolali Jawa Tengah. Pengambilan
Sampel penelitian dipilih dengan
sampel dengan rumus :
menggunakan purposive sampling
π=
π1βπ π (1 β π)
dan telah lolos kriteria restriksi.
2
π
Sampel yang diambil adalah ibu
Keterangan : n = Besar sampel, Z1a/2=
Derajat kemaknaan (95% =
1,96), P= Proporsi kasus terhadap populasi (karena tidak diketahui, maka
ditetapkan 50%
sehingga P = 0,50), d= Derajat penyimpangan
yang
diinginkan
terhadap populasi. Dalam penelitian ini peneliti menginginkan derajat penyimpangan sebesar 1% sehingga d = 0,01.
pasca
melahirkan
periode
Mei-
Agustus 2014. Jumlah sampel yaitu 60
responden
diambil
data
kehamilannya dengan
yang
waktu
selanjutnya pemeriksaan
lewat
buku
yang
KIA
bersamaan
dengan pengisian kuesioner APGAR Keluarga. Analisis data menggunakan uji SPSS Spearman sebagai uji korelasi dua variabel kategorik.
HASIL PENELITIAN Karakteristik
responden
yang
digunakan dalam penelitian ini dikaji berdasarkan usia, pendidikan, serta
paritas
yang
dapat
dilihat
distribusinya pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Pendidikan, dan Paritas Variabel < 20 tahun Usia 20-35 Tahun >35 tahun Sarjana SMA Pendidikan SMP SD Primipara Paritas Multipara
N 22 36 2 1 11 28 20 29 31
Presentase % 36,7 60,0 3,3 1,7 18,3 46,7 33,3 48,3 51,7
Berdasatkan tabel di atas, dapat
banyak
disimpulkan bahwa berdasarkan usia
pendidikan
mayoritas responden berusia antara
Sedangkan berdasarkan paritas lebih
20-35
dari
tahun.
karakteristik
Berdasarkan
pendidikan,
paling
responden hingga
separuh
menyelesaikan tamat
responden
multipara.
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan kepatuhan Antenatal care Kepatuhan Patuh Tidak Patuh Jumlah
N 42 18 60
Presentase (%) 70 30 100
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Fungsi Keluarga Fungsi Keluarga Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat Jumlah
N 34 22 4 60
Presentase (%) 56,7 37,7 6,7 100
SMP.
adalah
Berdasarkan tabel 3, didapatkan
fungsi
keluarga
dengan
baik
70% responden memenuhi kategori
sehingga dapat dikategorikan sebagai
patuh dalam melaksanakan Antenatal
keluarga sehat. Terdapat 22 keluarga
care,
(37,7%) yang masuk dalam kategori
sedangkan
30%
sisanya
termasuk dalam kategori tidak patuh.
keluarga
kurang
sehat,
Berdasarkan tabel 4, lebih dari
keluarga
(6,7%)
masuk
separuh responden yaitu sebanyak 34 keluarga
(56,7%)
dan
4
dalam
kategori keluarga tidak sehat.
melaksanakan
Tabel 5. Hubungan antara Fungsi Keluarga dan Kepatuhan Antenatal care
Fungsi Keluarga Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat Total
Kepatuhan ANC Tidak Patuh Patuh 32 2 9 13 1 3 44 16
Berdasarkan tabel 5, dari 60
Total
R
P
34 22 4 60
0,606
<0,001
diterima yaitu adanya hubungan
responden yang diteliti menunjukkan
antara
bahwa semakin sehat suatu keluarga
kepatuhan
maka kepatuhan untuk melaksanakan
diperoleh nilai koefisien korelasi (r)
antenatal care semakin meningkat.
0,606 yang menunjukkan adanya
Berdasarkan hasil uji statistik
korelasi
fungsi
keluarga
antenatal
positif
dengan
care.
serta
Dan
adanya
menggunakan uji hipotesis Spearman
hubungan yang kuat antara fungsi
dengan tingkat kepercayaan 95%,
keluarga dan kepatuhan antenatal
didapatkan p < 0,001 maka hipotesis
care.
adaptasi, kemitraan, pertumbuhan,
PEMBAHASAN Hasil
dari
penilitian
ini
didapatkan nilai r = 0,606 p=0,000
kasih
sayang,
dan
kebersamaan
(Azwar, 1996).
(p<0,001) yang menunjukkan adanya
Sejalan dengan penelitian yang
hubungan bermakna antara fungsi
dilakukan oleh Agustini pada tahun
keluarga dan kepatuhan antenatal
2013,
care. Hal tersebut menunjukkan
hubungan antara dukungan keluarga
bahwa semakin baik suatu keluarga
dengan pelaksanaan antenatal care.
melaksanakan
Semakin rendah dukungan keluarga
fungsi-fungsinya,
menunjukkan
kemungkinan
adanya
maka akan semakin patuh pula ibu
maka
untuk
tidak
hamil dalam keluarga tersebut untuk
patuh dalam melaksanakan antenatal
melakukan antenatal care sesuai
care semakin tinggi.
dengan standar. Fungsi keluarga
Hasil penelitian ini didukung pula
merupakan fungsi yang dimiiki oleh
oleh penelitian sebelumnya oleh
keluarga,
digunakan
Carvalho dkk (2013) yang juga
untuk menegakkan diagnosis dan
meneliti hubungan antara dukungan
mengatasi masalah kesehatan yang
keluarga
dihadapi
yang
oleh
Dukungan
dapat
dengan
kunjungan
suatu
keluarga.
antenatal care (ANC) ibu hamil di
keluarga
dapat
Kabupaten Ermera Timor Leste.
diwujudkan apabila fungsi keluarga
Dalam
berjalan secara optimal. Lima aspek
menjelaskan
pokok
hubungan yang bermakna pada uji
fungsi
keluarga
adalah
penelitiannya, bahwa
Calvarlho adanya
analisis bivariat antara dukungan
mempengaruhi perilaku kesehatan,
keluarga dan kepatuhan ANC.
yaitu:
Pada
penelitian
ini,
pihak
1) Faktor predisposisi (predisposing
keluarga diwakili oleh suami sebagai
factor)
seseorang yang paling dekat dengan
Hal
ibu hamil. Sejalan dengan penelitian
pengetahuan, sikap, keyakinan,
yang dilakukan oleh Dewi dkk pada
kepercayaan, nilai-nilai, dan lain
tahun
sebagainya.
2014
tentang
hubungan
ini
terwujud
karakteristik sosial ekonomi dan
2) Faktor
dukungan suami dengan kelengkapan
factor)
antenatal
Puskesmas
Terwujud dalam lingkungan fisik,
Denpasar Selatan III menunjukan
dalam hal ini meliputi tersedia
hasil bahwa dukungan suami paling
atau tidaknya sarana kesehatan.
care
di
dominan kelengkapan
mempengaruhi
3) Faktor
kepatuhan
factor)
atau
antenatal care pada ibu hamil.
dalam
(enabling
(renforcing
sikap
dan
perilaku petugas kesehatan.
care
Meski banyak faktor yang dapat
perilaku
mempengaruhi kepatuhan ibu hamil
kesehatan. Menurut Lawrence Green
dalam melaksanakan antenatal care,
(1991) dalam Notoatmodjo (1996),
dukungan keluarga menjadi salah
ada beberapa faktor yang dapat
satu faktor yang sangat berpengaruh.
merupakan
antenatal
pendorong
Terwujud
Dalam penelitian ini, kepatuhan melaksanakan
pemungkin
dalam
bagian
dari
Pelaksanaan fungsi keluarga yang
optimal
menjadi
cikal
bakal
mendapatkan
dukungan
keluarga
membangun dukungan keluarga yang
terutama suami karena faktor yang
baik. Dengan dukungan keluarga
dapat mengurangi kecemasan pada
yang baik, maka dalam diri ibu hamil
wanita hamil antara lain dukungan
akan timbul motivasi yang kuat
suami, keluarga atau saudara lainnya,
untuk
orang tua, dan mertua. Sejalan pula
melaksanakan
pemeriksaan
antenatal sesuai standar. Dengan
dengan
demikian, dapat dilihat hubungan
penelitiannya mengenai hubungan
yang kuat antara fungsi keluarga
peran suami dan orang tua dengan
dengan kepatuhan antenatal care.
perilaku ibu hamil dalam pelayangan
Didukung oleh Sari (2006) dalam
antenatal, didapatkan hasil hubungan
Dewi (2014) yang mengemukakan
yang signifikan antara peran suami
bahwa kecemasan yang dialami oleh
dan
wanita
pelayanan antenatal.
hamil
lebih
banyak
Hafidz
perilaku
(2007)
ibu
dalam
hamil
dalam
didapatkan pada mereka yang kurang
KESIMPULAN Terdapat
SARAN hubungan
yang
1. Bagi peneliti selanjutnya: a. Disarankan untuk melakukan
signifikan antara fungsi keluarga dan kepatuhan antenatal care di wilayah kerja puskesmas Juwangi Kabupaten
penelitian multivariat. b. Perlu sampel
adanya dari
generalisasi segi
wilayah,
sehingga hasil penelitian dapat Boyolali Jawa Tengah.
digunakan secara umum c. Apabila memungkinkan, dapat dilakukan penelitian langsung
kepada
responden
tanpa
peran serta keluarga dalam
perantara agar peneliti dapat
menyukseskan
program
mengetahui tanggapan lagsung
pemerintah terkait antenatal
dari responden mengenai poin-
care sesuai standar
poin yang diteliti. 2. Bagi Puskesmas Juwangi, perlu adanya penyuluhan mengenai
DAFTAR PUSTAKA Agustini N. N. M., Nunuk S., Pancrasia M., 2013. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Cakupan Pelayanan Antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng 1. Jurnal Magister Kedokteran Keluarga 1: 67-79 Azwar A., 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Ed 1. Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia pp. 21-34 Carvalho H.D.F.P., N.T. Suryadhi, L.P. Lila Purwandari., 2013. Hubungan antara Pendidikan, Pengetahuan, Sikap, Perilaku dan Dukungan Keluarga dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil di Kabupaten Ermera Timor Leste, 2013. Public Health and Preventive Medicine Archive 2(1) : 22-7 Dahlan S., 2013. Statistik untuk Kedokteran dan Keseshatan. Ed 3. Jakarta: Salemba Medika
Depkes, 2010. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Keseshatan . 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Keseshatan Dewi M.K., Widarini, Nyoman Mangku Karmaya, 2014. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi dan Dukungan Suami dengan Kelengkapan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Denpasar Selatan III. Public Health and Preventive Medicine Archive 2(1): 60-7 Dinkes, 2012. Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Graham J.R., 1990. LMMPI-2 Assessing Personality and Psychopatology. New York: Oxford University Press Hafidz E.M., 2007. Hubungan Peran Suami dan Orang Tua dengan Perilaku Ibu Hamil dalam Pelayanan Antenatal dan Persalinan di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia 2(2): 87-97
/handle/123456789/5481/NUR%20I NAYAH%20RAUF%20%28K%201 11%2009%20343.pdf?sequence=1 (18 Juli 2014)
Jekti R. P., Mutiatikum, D., 2011. Hubungan Antara Kepatuhan Antenatal Care dengan Pemilihan Penolong Persalinan. Jurnal Keseshatan Reproduksi 1(2): 84-91
UNICEF, 2012. Ringkasan Kajian Kesehatan Ibu dan Anak. http://www.unicef.org/indonesia/id/ A5__B_Ringkasan_Kajian_Kesehatan_R EV.pdf (8 Mei 2014)
Kemenkes, 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Kementrian Kesehatan Direktur Bina Kesehatan Masyarakat Marmi, 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Ed 1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar pp 9-20 Menkes, 2010. Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Kematian Bayi Perlu Kerja Keras. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia ( Juli, 2014) Notoatmodjo S., 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Ed 1. Jakarta: Rineka Cipta pp 20-23, 72-77 , 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed 2. Jakarta: Rineka Cipta Rauf N.I., Muh. Yusran A., Balqis, 2013. Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Minahasa Upa Kota Makasar Tahun 2013. Bagian AKK Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin. http://repository.unhas.ac.id/bitsream
WHO, 2014. Maternal Mortality. http://www.who.int/mediacentre/fact sheet/fs348/en ( Juli 2014)