HUBUNGAN PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER
*Dodi Wijaya, **Fitrio Devi Antony
*Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Jember **Pendidikan Profesi Ners PSIK Universitas Jember
ABSTRACT East Java Maternal Mortality rate in 2010 was around 104,5-250 per 100.000 life childbirths. In Jember District, maternal mortality rate was 110 per 100.000 life childbirths. The maternal mortality was caused by hemorragic at childbirth, it is the reason why antenatal care need to do. Antenatal care before labor is primarily aimed to monitoring the growth and development of the fetus in the womb. Pregnancy assessment should be done by pregnant woman during pregnancy, starting from the first trimester until labor periode. Pregnant woman should visit health workers as early as possible since she was pregnant to get antenatal care. The aim of this research was to identify the relationship between the health care with antenatal care visit. This was analytik corelational design with cross sectional approach. Sampling was 40 pregnant woman. Data was collected by questioners. Bivariat analysis used Chi Square with significant level on 0,05. The result of research showed that the health care has significant relationship with the antenatal care visit (p value = 0,02). The research suggestion is to give health education and the information about the importance antenatal care by health workers in public health center Tempurejo. Key Word: Health Care, Antenatal Care
PENDAHULUAN Kehamilan
merupakan
awal
kesatuan yang saling mempengaruhi.
mulainya kehidupan berdua dimana ibu
Kesehatan
mempunyai
meningkatkan kesehatan, pertumbuhan,
tugas
penting
untuk
ibu
yang
dan
dan
proses
2009). Kehamilan yang sehat dan aman
persalinan. Janin dan ibu merupakan satu
dapat dilihat dari kondisi fisik yang prima
menghadapi
janin
akan
memelihara janinnya sampai cukup bulan sampai
perkembangan
optimal
(Manuaba,
serta keadaan mental ibu yang baik,
pertama (K1) dan keempat (K4). Cakupan
kondisi inilah yang diharapkan selama
kunjungan pertama (K1) adalah cakupan
perkembangan kehamilan (Bobak, 2005).
kontak pertama ibu hamil dengan tenaga
Upaya meningkatkan kondisi menjadi
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
optimal pada saat kehamilan dan keadaan
antenatal care. Cakupan K4 adalah
janin agar dapat terpantau dengan baik
cakupan ibu hamil yang mendapatkan
dibutuhkan perawatan sebelum bersalin
pelayanan antenatal care sesuai standar
yang dikenal dengan antenatal care.
(Dinkes Jatim, 2009).
Menurut Depkes RI (2009), antenatal
Cakupan K1 di Kabupaten Jember
care merupakan program yang terencana
pada tahun 2010 sebanyak 100% yang
berupa
dan
sudah melebihi dari target nasional yaitu
penanganan medik pada ibu hamil.
90%, namun masalah terjadi ketika
Tujuan antenatal care adalah untuk
cakupan K4 masih sekitar 75% yang
memantau
masih dibawah standar nasional yaitu
observasi,
memastikan
edukasi,
kemajuan kesehatan,
kehamilan, tumbuh
90% (Dinkes Jatim, 2010). Ibu hamil
kembang bayi serta untuk meningkatkan
yang berada di wilayah kerja Puskesmas
dan mempertahankan kesehatan fisik,
Tempurejo
mental, dan sosial ibu dan bayi. Ibu dalam
Kunjungan K4 ibu hamil di wilayah kerja
proses
Puskesmas
kehamilan
dan
diharapkan
aktif
sebanyak
68
Tempurejo
37,55%
sehingga akan meningkatkan kondisi
Tempurejo,
2010).
optimal ibu dan janinnya. Kunjungan
Puskesmas
Tempurejo
antenatal care selama kehamilan idealnya
Kecamatan yang memiliki kunjungan K4
dilakukan
ibu hamil terendah di Kabupaten Jember
bulan
sekali
pada
Jember,
primer
sekitar
melakukan kunjungan antenatal care,
satu
(Data
masih
orang.
Puskesmas
Wilayah
2011).
kerja
merupakan
trisemester I dan II, serta setiap dua
(Dinkes
Kunjungan
minggu sekali sampai ada tanda kelahiran
antenatal care yang kurang optimal pada
pada trisemester III (Manuaba, 1998).
K4 disebabkan oleh beberapa faktor,
Prioritas kegiatan antenatal care lebih
diantaranya kurangnya pengetahuan ibu
kepada promotif dan preventif, yang
hamil tentang kehamilan, dan kurangnya
dapat dilihat dari cakupan kunjungan
pelayanan memuaskan petugas kesehatan
Pelayanan
antenatal
care
untuk mengetahui apakah mutu pelayanan
meliputi 5 hal penting yang dikenal
yang diberikan tenaga kesehatan (perawat
dengan istilah 5T yaitu: timbang berat
& bidan) di lapangan sesuai dengan
badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi
harapan ibu hamil. Hasil Assesment Safe
fundus uteri, nilai status imunisasi TT,
Motherhood selama tahun 1990-1991,
dan
menyebutkan faktor yang mempengaruhi
memberikan
tablet
Fe.
Teknis
Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal
terjadinya
(SPM) dibidang kesehatan di kabupaten
pemeriksaan antenatal care yang kurang
atau kota memberikan 2 pelayanan
optimal dari segi kualitas dan kuantitas.
tambahan yaitu 7T, dimana 5T yang sebelumnya
ditambah
kematian
Berdasarkan
ibu
antara
uraian
di
lain
atas
pemberian
menjadi dasar peneliti untuk mengetahui
konseling dan tes laboratorium sederhana
hubungan pelayanan kesehatan dengan
(Hb & Protein urin) (Depkes RI, 2009).
kunjungan antenatal care. Penelitian ini
Pelayanan yang baik dalam antenatal
bertujuan
care meliputi mutu dimensi pelayanan,
pelayanan kesehatan dengan kunjungan
yaitu keandalan, ketanggapan, jaminan,
antenatal
kepedulian dan bukti langsung dari tenaga
Puskesmas
kesehatan. Dimensi ini sebagai dasar
Jember.
untuk
care
mengkaji
di
hubungan
wilayah
Tempurejo
kerja
Kabupaten
METODE PENELITIAN
Penelitian desain
ini
analitik
menggunakan
corelation
dengan
Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo pada bulan Mei
pendekatan cross sectional. Variabel yang
2012.
diteliti
mengunakan teknik systematic random
meliputi
pelayanan kesehatan
(keandalan,
ketanggapan,
kepedulian,
bukti
jaminan,
langsung)
dan
kunjungan antenatal care (K1- K4).
Teknik
pengambilan
sampel
sampling. Sampel didapatkan 40 sampel ibu hamil yang berada di wilayah kerja puskesmas Tempurejo.
Data
hasil
KIA/KMS ibu hamil yang didalamnya
penyebaran kuesioner tentang persepsi
terdapat catatan kunjungan antenatal
ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan
care.
yang sebelumnya telah diuji validitas dan
menggunakan uji chi square dengan nilai
reliabilitas instrumen (r hitung = 0,968, r
kemaknaan 0,05.
tabel
=
diambil
0,44)
serta
dari
menilai
Analisis
data
dilakukan
kartu
HASIL PENELITIAN Tabel 1. Rerata Karakteristik Responden Menurut Umur Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Pada Bulan Mei 2012 (n= 40) Variabel
Mean
Median
SD
Min - Max
95% CI
Umur
27,35
26,00
7,340
17 - 42
25,00 – 29,70
Sumber: Data Primer 2012
Hasil analisis umur didapatkan
umur tertua 42 tahun. Hasil estimasi
bahwa rata- rata umur ibu hamil yaitu
interval dapat disimpulkan bahwa 95%
27,35 tahun (95% CI:25,00 – 29,70),
diyakini
dengan median 26,00 dan standar deviasi
responden rata- rata berumur antara 25,00
7,340 tahun. Umur termuda 17 tahun dan
sampai dengan 29,70 tahun.
ibu
hamil
yang
menjadi
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, dan Umur Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Pada Bulan Mei 2012 (n= 40) Variabel Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Total Jenis Pekerjaan Ibu rumah tangga Petani Lain- lain Total Umur Kehamilan Trisemester I Trisemester II Trisemsester III Total
Jumlah (orang)
Presentasi (%)
25 10 5 40
62,5 25,0 12,5 100
34 1 5 40
85,0 2,5 12,5 100
10 15 15 40
25 37,5 37,5 100
Sumber: Data Primer 2012
Hasil
analisis
pada
tabel
2
rumah tangga. Umur kehamilan ibu hamil
didapatkan bahwa tingkat pendidikan ibu
15%
berada
pada
hamil 25% berpendidikan SD. 34% Ibu
trisemester II dan III.
umur
kehamilan
hamil memiliki pekerjaan sebagai ibu
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Pada Bulan Mei 2012 (n= 40) Kunjungan Antenatal Care
Jumlah (orang)
Presentasi (%)
Sesuai dengan umur kehamilan
21
52,5
Tidak sesuai dengan umur kehamilan
19
47,5
Total
40
100
Sumber: Data Primer 2012
Hasil analisis tabel 3 didapatkan bahwa
ibu
hamil
yang
melakukan
52,5%
lebih banyak dibandingkan ibu
hamil
yang
melakukan
kunjungan
kunjungan antenatal care sesuai dengan
antenatal care tidak sesuai dengan umur
umur kehamilan yaitu 21 orang atau
kehamilan yaitu 19 orang atau 47,5%.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pelayanan Kesehatan pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Pada Bulan Mei 2012 (n= 40) Pelayanan Kesehatan Memuaskan Tidak memuaskan Total
Jumlah (orang) 21 19 40
Presentasi (%) 52,5 47,5 100
Sumber: Data Primer 2012
Hasil analisis tabel 4 didapatkan
lebih banyak dibandingkan ibu hamil
bahwa ibu hamil yang mempersepsikan
yang
pelayanan
kesehatan
kesehatan
yang
diberikan
mempersepsikan yang
pelayanan
diberikan
tenaga
tenaga kesehatan (perawat dan bidan)
kesehatan (perawat dan bidan) tidak
memuaskan sebayak 21 orang atau 52,5%
memuaskan yaitu 19 orang atau 47,5%.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pelayanan Kesehatan Dengan Kunjungan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Pada Bulan Mei 2012 (n= 40) Pelayanan Kesehatan Tidak memuaskan Memuaskan Total
Kunjungan Antenatal Care Tidak sesuai Sesuai 12 5 (30,0%) (12,5%) 7 16 (17,5%) (40,0%) 19 21 (47,5%) (52,5%)
Sumber: Data Primer 2012
Total
X²
p value
OR (95% CI)
17 (42,5%) 23 (47,5%) 40 (100%)
4,812
0,02
5,486 (1,39421,591)
Hasil tabel 5 menunjukkan bahwa
kesehatan
(perawat
dan
bidan)
proporsi ibu hamil yang mempersepsikan
memuaskan dengan kunjungan antenatak
pelayanan
care sesuai dengan umur kehamilannya
kesehatan
yang
diberikan
tenaga kesehatan (perawat dan bidan) tidak
memuaskan
dengan
yaitu sebanyak 16 orang (47,5%).
kunjungan
Hasil
analisis
uji
statistik
antenatak care tidak sesuai dengan umur
diperoleh ada hubungan yang signifikan
kehamilannya
antara
sebanyak
12
orang
pelayanan
kesehatan
dengan
(30,0%), sisanya 5 orang (12,5%) ibu
kunjungan antenatal care di wilayah
hamil yang mempersepsikan pelayanan
kerja Puskesmas Tempurejo (p value =
kesehatan
tenaga
0,02 ). Hasil analisis pula didapatkan OR
kesehatan (perawat dan bidan) tidak
= 5,486 yang berarti ibu hamil yang
memuaskan dengan kunjungan antenatak
mempersepsikan
care sesuai dengan umur kehamilannya.
yang diberikan tenaga kesehatan (perawat
Proporsi ibu hamil yang mempersepsikan
dan bidan) memuaskan akan berpeluang
pelayanan
diberikan
5,486 kali untuk melakukan kunjungan
tenaga kesehatan (perawat dan bidan)
antenatal care yang sesuai dengan umur
memuaskan dengan kunjungan antenatak
kehamilan
care
hamil yang mempersepsikan pelayanan
yang
diberikan
kesehatan
tidak
sesuai
yang
dengan
umur
pelayanan
dibandingkan
dengan
kesehatan
jauh lebih sedikit dibandingkan ibu hamil
kesehatan (perawat dan bidan) tidak
yang
memuaskan (OR 95% CI: 1,394; 21,591).
kesehatan
yang
diberikan
pelayanan
diberikan
ibu
kehamilannya sebanyak 7 orang (30,0%),
mempersepsikan
yang
kesehatan
tenaga
tenaga
PEMBAHASAN Mengidentifikasi Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo. Pelayanan kesehatan merupakan
hamil merupakan bagian dari masyarakat
sub sistem pelayanan kesehatan yang
dan
tujuan
membutuhkan
utamanya
adalah
pelayanan
preventif dan promotif dengan sasaran masyarakat (Notoadmodjo, 2005). Ibu
merupakan
sehingga
perlu
perorangan
pelayanan diberikan
yang
kesehatan perhatian
lebih. Perhatian lebih diberikan
Dimensi
kualitas
pelayanan
kepada ibu hamil dikarenakan ibu hamil
kesehatan telah terurai semuanya dalam
memiliki tanggung jawab yang besar
instrumen kuesioner tentang pelayanan
untuk menjaga janin yang dikandung
kesehatan yang diterima ibu hamil selama
dalam keadaan sehat.
melakukan kunjungan antenatal care.
Menurut
Pohan
(2007)
Berdasarkan tabel 4 didapatkan hasil
mengatakan terdapat beberapa dimensi
yaitu sebanyak 21 ibu hamil (52,5%)
yang
mempersepsikan
mempengaruhi
pelayanan kepada
kesehatan pasien.
pelayanan
kualitas
sebuah
yang
diberikan
Dimensi
kualitas
kesehatan
kesehatan
memuaskan lebih banyak dibandingkan ibu
hamil
yang
mempersepsikan
(1)
pelayanan kesehatan tidak memuaskan
keadalan petugas dalam memberikan
yaitu 19 ibu hamil (47,5%). Pohan (2007)
pelayanan
menyebutkan
dengan
meliputi:
pelayanan
segera,
akurat,
bahwa
pasien
melihat
memuaskan, jujur, aman, tepat waktu dan
layanan kesehatan yang bermutu sebagai
adanya ketersediaan. (2) Ketanggapan
suatu layanan kesehatan yang dapat
tenaga
memenuhi kebutuhan yang dirasakannya
kesehatan
pelayanan
untuk
dengan
memberikan sesuai
dan diselenggarakan dengan cara yang
kebutuhan pasien. (3) Kepedulian tenaga
sopan, santun, tepat waktu, tanggap dan
kesehatan dalam melakukan hubungan,
mampu mengatasi keluhan pasien dalam
menjalin
melayani
hal ini mengenai kondisi ibu hamil. Hasil
dengan ramah. (4) Bukti langsung atau
persepsi ibu hamil terhadap pelayanan
berwujud dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang memuaskan dikarenakan
kesehatan dapat berupa fasilitas fisik,
tempat tinggal ibu hamil tidak jauh dari
penampilan
pelayanan
komunikasi,
tenaga
tanggap
dan
kesehatan,
dan
kesehatan,
sedangkan
ibu
peralatan serta alat komunikasi. Dimensi
hamil yang mempersepsikan pelayanan
kualitas
kesehatan
pelayanan
kesehatan
dapat
tidak
memuaskan
lebih
mempengaruhi pada harapan ibu hamil
dikarenakan letak fasilitas pelayanan
terhadap apa yang ibu hamil terima dan
kesehatan yang jauh dari tempat tinggal
rasakan terkait pelayanan antenatal care
ibu hamil. Pohan (2007) mengatakan
(Notoadmodjo, 2005).
kembali bahwa salah satu dimensi yang
menghambat dimensi layanan kesehatan
puskesmas dengan menempatkan bidan
adalah dimesi keterjangkauan atau akses
atau perawat di pos pelayanan kesehatan
terhadap layanan kesehatan yang meliputi
tersebut. Harapan keterjangkauan askes
aspek geografis, sosial, dan ekonomi.
pelayanan kesehatan oleh ibu hamil
Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian
diharapkan ibu hamil dapat melakukan
dari pemerintah untuk membangun pos-
kunjungan antenatal care dengan baik
pos pelayanan kesehatan yang jauh dari
sesuai dengan standar.
Menganalisis Kunjungan Antenatal Care ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo. Antenatal
care
merupakan
Berdasarkan tabel 3 didapatkan
kegiatan pengawasan sebelum persalinan
ibu hamil yang melakukan kunjungan
terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
antenatal care sesuai dengan umur
perkembangan
rahim.
kehamilan ada sebanyak 21 ibu hamil
Pemeriksaan kehamilan perlu dilakukan
(52,5%), lebih banyak dibandingkan ibu
oleh ibu hamil selama kehamilan, mulai
hamil
dari trisemester pertama sampai saat
antenatal care tidak sesuai dengan umur
berlangsungnya persalinan. Ibu hamil
kehamilan yaitu sebanyak 19 ibu hamil
diharapkan melakukan kunjungan kepada
(47,4%). Hasil tersebut dapat disimpulkan
tenaga
bahwa
janin
kesehatan
dalam
sedini
mungkin
yang
ada
melakukan
50%
ibu
kunjungan
hamil
telah
semenjak dirinya dinyatakan hamil untuk
melakukan kunjungan antenatal care
mendapatkan pelayanan antenatal care
sesuai dengan umur kehamilan dan
(Siswosuharjo, 2010). Menurut Manuaba
kunjungan
(1998), jadwal melakukan pemeriksaan
kehamilan. Kunjungan antenatal care
antenatal care sebanyak 12 sampai 13
yang sesuai dengan umur kehamilan
kali selama masa kehamilan. Pemeriksaan
penting sekali bagi ibu hamil karena
antenatal care dilakukan sebanyak empat
bertujuan
kali
negara
perkembangan dan komplikasi selama
Indonesia
kehamilan serta mempersiapkan kelahiran
sudah
berkembang
cukup
untuk
seperti
di
(Rochjati, 2003).
melalui
minimal
untuk
memberikan
sesuai
umur
mendeteksi
pendidikan
kesehatan yang
(Nadusel, 2010). Ibu hamil
memiliki
catatan
akhir sekolah dasar (SD). Ibu hamil
kunjungan
mengatakan tidak memahami pentingnya
antenatal care tidak sesuai dengan umur
pemeriksaan kesehatan selama kehamilan.
kehamilan
Menurut Depkes RI (2009) menyebutkan
menurut
dikarenakan
peneliti
kurangnya
lebih
dukungan
bahwa
kebijakan pelayanan antenatal
keluarga baik suami maupun orang tua
care merupakan kebijakan umum melalui
atau orang terdekat ibu hamil. Kondisi ini
pendekatan Tim. Pelayanan antenatal
dibuktikan dengan ada beberapa ibu
care diberikan sesuai dengan standar pada
hamil yang suaminyi bekerja diluar kota
jenjang
sehingga
meningkatkan peran serta masyarakat
dukungan
dan
perhatian
terhadap ibu hamil kurang optimal. Penyebab
ibu
hamil
pelayanan
yaitu
dengan
(suami, keluarga, dan kader kesehatan) yang
dalam
menunjang
penyelenggaraan
melakukan kunjungan antenatal care
pelayanan antenatal care dan pencegahan
tidak sesuai dengan umur kehamilan juga
resiko tinggi melalui kegiatan bimbingan
disebabkan
dan penyuluhan kesehatan. Peran serta
pengetahuan
dikarenakan ibu
hamil
kurangnya tentang
tenaga
kesehatan perlu
untuk
memotivasi
pemeriksaan kehamilan oleh petugas
keluarga
dilakukan
untuk
kesehatan hal ini dibuktikan dengan
memberikan dukungan kepada ibu hamil
62,5% ibu hamil memiliki pendidikan
selama kehamilan.
Hubungan Pelayanan Kesehatan Dengan Kunjungan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember. Hasil
analisis
5
kunjungan antenatal care yang tidak
menunjukkan ibu hamil yang menyatakan
sesuai dengan usia kehamilannya yaitu
bahwa pelayanan kesehatan memuaskan
sebanyak 30,0%. Hasil analisis statistik
dan memiliki kunjungan yang sesuai
memperoleh nilai p value sebesar 0,02
dengan usia kehamilannya sebanyak 40%
pada alpha 5%. Hasil ini menunjukkan
hal ini lebih banyak dari ibu hamil yang
bahwa ada hubungan yang signifikan
menyatakan bahwa pelayanan kesehatan
antara
tidak
kunjungan antenatal care.
memuaskan
pada
dan
tabel
memiliki
pelayanan
kesehatan
dengan
Berdasarkan analisis diatas maka
hal yang menyebabkan sebanyak 30%
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
dari responden menyatakan pelayanan
antara
dengan
tidak memuaskan adalah karena adanya
care.
dimensi-dimensi seperti yang dijelaskan
Variasi pernyataan ibu hamil diatas sesuai
Pohan (2007) yang tidak terpenuhi, yaitu
dengan pendapat Pohan (2007) yang
dimensi keterjangkauan adalah dimensi
meyatakan bahwa pasien yang berbeda
dimana klien menuntut akses menuju
memiliki kebutuhan dan keinginan yang
pelayanan
berbeda pula, sehingga kualitas atau mutu
dengan mudah, dimensi informasi adalah
bagi seseorang adalah sama dengan
dimensi dimana pemberian informasi
kepuasan maksimum yang dirasakannya.
terkait
Pasien yang pernah menggunakan suatu
diinginkan oleh rsponden dan dimensi
layanan dan merasa pelayanan itu baik,
kenyamanan adalah dimensi dimana pada
maka untuk selanjutnya pasien lebih
saat tindakan klien merasa bahwa tidak
condong untuk menggunakan pelayanan
akan terjadi suatu apapun pada saat
itu lagi. Pohan (2007) menyebutkan
dilakukan tindakan. Ketiga dimensi ini
bahwa kepuasaan yang didapat dari klien
menjadi
harus mencakup beberapa dimensi yaitu
responden
dimensi
pelayanan
frekuensi
kesehatan
kunjungan
kompetensi
antenatal
kesehatan
tindakan
hal
bisa
yang
yang
dijangkau
jelas
mendasari
menyatakan
yang
30%
pelayanan
teknis,
dimensi
kesehatan tidak memuaskan. Implikasi
akses,
dimensi
hasil penelitian yang mengungkapkan
efektifitas, dimensi efisiensi, dimensi
bahwa pelayanan kesehatan berhubungan
kesinambungan, dimensi kenyamanan,
dengan kunjungan antenatal care adalah
dimensi keamanan, dimensi informasi,
sebagai tenaga kesehatan harus mampu
dimensi ketepatan waktu, dan dimensi
meningkatkan
hubungan antarmanusia. Seiring dengan
dengan memperbaiki pelayanan antenatal
penjelasan dimensi menurut Pohan (2007)
care itu sendiri yaitu dengan melakukan
peneliti
tindakan antenatal care sesuai standar
keterjangkauan
dalam
atau
observasinya
juga
menemukan bahwa kendala utama atau
pelayanan
operasional yang ada.
kesehatan
KESIMPULAN Ada hubungan yang signifikan antara
pelayanan
dengan
antenatal care, selain itu dukungan
kunjungan antenatal care di wilayah
keluarga (suami, orang tua, dan orang
kerja Puskesmas Tempurejo (p value =
terdekat) ibu hamil perlu ditingkatkan
0,02 ). Hasil analisis pula didapatkan OR
guna memberikan dukungan kepada ibu
= 5,486 yang berarti ibu hamil yang
hamil.
mempersepsikan
kesehatan
khususnya ibu hamil perlu ditingkatkan
yang diberikan tenaga kesehatan (perawat
dan meningkatkan pengetahuan kepada
dan bidan) memuaskan akan berpeluang
masyarakat khususnya ibu hamil tentang
5,486 kali untuk melakukan kunjungan
pentingnya
antenatal care yang sesuai dengan umur
kehamilan. Hasil penelitian ini pula dapat
kehamilan
ibu
dijadikan rekomendasi untuk melakukan
hamil yang mempersepsikan pelayanan
penelitian tentang persepsi ibu hamil
kesehatan
tenaga
tentang kehamilan dan mengetahui respon
kesehatan (perawat dan bidan) tidak
ibu hamil dan suami dengan adanya
memuaskan (OR 95% CI: 1,394; 21,591).
tindakan antenatal care.
Hasil
kesehatan
hamil dalam meningkatkan kunjungan
pelayanan
dibandingkan
yang
dengan
diberikan
penelitian
ini
Akses
pelayanan
pemeriksaan
kesehatan
selama
dapat
memberikan masukan kepada tenaga kesehatan untuk lebih memotivasi ibu
DAFTAR PUSTAKA Bobak, Lowdermilk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta :EGC
Chopra, Deppak. 2006. Panduan Holistik Kehamilan dan Kelahiran. Bandung : Kaifa
Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta : EGC
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Chamberlain, G & Morgan, M. 2002. ABC Of Antenatal Care. Fourth Edition. London: BMJ Books
Dinas Kesehatan Jawa Timur. 2009. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2008. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. _______________________. 2010. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2010. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. 2011. Profil Kesehatan Kabupaten Jember 2010. Jember: Badan Penerbit Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Effi, M. 2002. Hubungan Peran Suami, Orang Tua dengan Praktik Ibu hamil dalam Pelayanan Antenatal dan Persalinan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang. Tidak Dipublikasikan. Thesis. Universitas Diponegoro. Gupte, Suraj. 2004. Panduan Perawatan Anak. Jakarta : Pustaka Populer Obor. Henderson dan Jones. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC. Komalasari, R. (Ed). 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas .Edisi 4. Jakarta: EGC. Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Manuaba, I.A.C. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.edisi 2. Jakarta :EGC
Nadesul, H. 2010. Cara Sehat Selama Hamil. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. __________. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. __________. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Pohan, Imbalo S. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta :EGC Rochjati, P. 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga University Press. Saminem. 2009. Kehamilan Normal Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC. Siswosuharjo, S & Chakrawati, F. 2010. Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. Semarang: Penebar Plus