Jurnal Psikologi Agustus 2012, Vol. 1, No. 2, hal 61-73
Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Komitmen Organisasi Pada Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Syaiful Anwar Malang
Feryana Dwi Rahayu Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan
Abstrak Salah satu cara menumbuhkan komitmen adalah dengan implementasi budaya organisasi. Komitmen organisasi adalah kesediaan untuk mendedikasikan diri pada nilai dan tujuan organisasi. Budaya organisasi adalah sistem nilai–nilai dan semangat yang mendasari cara mengelola dan mengorganisas ikan perusahaan. Penelitian dilakukan dengan tujuan mengetahui secara empiris korelasi antara budaya organisasi dengan komitmen organisasi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode skala yang terdiri dari skala komitmen organisasi dan budaya organisasi. Penelitian ini dilakukan Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Syaiful Anwar dengan jumlah populasi sebanyak 83 orang, dengan 48 perawat sebagai sampel penelitian dengan karakteristik perawat yang berusia 20-39 tahun, lama bekerja minimal 1 tahun dan berpendidikan terahkir DIII Keperawatan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Hasil analisis dengan metode analisis regresi sederhana mendapatkan rxy = 0,723 dengan p = 0,000 (p<0,05) yang berarti ada hubungan positif antara budaya organisasi dengan komitmen organisasi. Semakin tinggi budaya organisasi maka semakin tinggi komitmen organisasi. Sumbangan efektif budaya organisasi terhadap komitmen organisasi sebesar 52,2% dan faktor lain memberi pengaruh sebesar 47,8 %. Kata Kunci : Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi
kerja dari negara lain dapat secara be-
Pendahuluan
bas masuk ke Indonesia. Hal tersebut AFTA (Asia Free Trade Area) un-
tentunya menjadi suatu tantangan ter-
tuk wilayah ASEAN yang dimulai pa-
sendiri bagi perusahaan domestik un-
da tahun 2003, ternyata memberikan
tuk dapat tetap bertahan dalam per-
dampak bagi perusahaan–perusahaan
saingan global ini.
di wilayah Asia Tenggara, tidak terke-
Rumah sakit adalah organisasi
cuali perusahaan–perusahaan Indone-
yang unik dan kompleks karena ia
sia. Kompetisi yang harus dihadapi
merupakan institusi yang padat karya,
oleh perusahaan–perusahaan bers-
mempunyai sifat–sifat dan ciri–ciri
kala nasional menyebabkan tenaga
serta fungsi–fungsi yang khusus dalam
61
proses menghasilkan jasa medik dan
walaupun mereka memiliki job desk
mempunyai berbagai kelompok
yang sama. Beberapa orang yang ter-
profesi dalam pelayanan pederita.
pengaruh pada ahkirnya mengambil
Permasalahan yang sering di-
keputusan untuk berpindah kerja ke
hadapi oleh rumah sakit agar men-
perusahaan lain, tapi tidak sedikit
capai keberhasilan adalah masalah
pula yang memutuskan untuk tetap
antara sumber daya manusia dengan
bekerja di perusahaan terkait.
organisasi, yang berkaitan dengan
Komitmen seseorang pada orga-
tuntutan–tuntutan baik dari orga-
nisasi atau perusahaan dalam dunia
nisasi maupun sumber daya manusia
kerja seringkali menjadi isu yang sa-
itu sendiri. Salah satu masalah yang
ngat penting. Beberapa organisasi
menonjol adalah sikap karyawan
memasukan unsur komitmen sebagai
yang kurang menguntungkan bagi
salah satu syarat untuk memegang sua-
kemajuan organisasi. Rumah sakit
tu jabatan atau posisi tertentu dalam
sebagai institusi padat karya tidak
kualifikasi
terlepas dari berbagi persoalan.
Hanya saja banyak pengusaha mau-
lowongan
pekerjaan.
Fenomena yang berkembang da-
pun pegawai yang masih belum
lam dunia industri dan organisasi ada-
memahami arti komitmen yang se-
lah para profesional cenderung lebih
benarnya. Padahal pemahaman ter-
berkomitmen terhadap profesi dari-
sebut sangatlah penting agar tercip-
pada perusahaan tempatnya bekerja.
ta kondisi kerja yang kondusif se-
Karyawan yang berkomitmen terha-
hingga perusahaan dapat berjalan
dap profesi tidak selalu merujuk pa-
secara efisien dan efektif. Mowday et
da suatu organisasi, sehingga ka-
al (dalam Winahyu, 2007, h. 135) me-
ryawan seperti ini selalu berpindah–
nyatakan karyawan yang memiliki
pindah kerja ke tempat lain (Fine-
komitmen tinggi pada organisasi akan
man dkk., 2005). Fenomena tersebut
lebih termotivasi untuk hadir dalam
salah satunya disebabkan oleh adanya
organisai dan berusaha mencapai tu-
kesenjangan antara karyawan yang
juan organisasi. Karyawan yang me-
bekerja disatu perusahaan dengan kar-
miliki komitmen yang tinggi pada
yawan yang bekerja di tempat lain,
organisasi cenderung lebih stabil dan
62
produktif sehingga lebih mengun-
angkan dalam bentuk penyatuan
tungkan organisasi.
pandangan untuk mencapai tujuan
Sikap komitmen organisasi di-
perusahaan.
tentukan menurut variabel orang
Sesuai dengan konteks pem-
(usia, kedudukan dalam organisasi,
berdayaan sumber daya manusia,
dan disposisi seperti efektivitas posi-
agar menghasilkan karyawan yang
tif atau negatif, atau atribusi kontrol
profesional dengan integritas yang
internal atau eksternal) dan organisasi
tinggi, diperlukan adanya acuan ba-
(desain pekerjaan, nilai organisasi,
ku yang diberlakukan oleh suatu pe-
dukungan, dan gaya kepemimpi-
rusahaan. Acuan baku tersebut ada-
nan). Bahkan faktor non-organisasi,
lah budaya organisasi yang secara
seperti adanya alternatif lain setelah
sistematis
memutuskan
bergabung
untuk meningkatkan komitmen
dengan organisasi, akan mempe-
kerjanya bagi perusahaan (Moeljo-
ngaruhi komitmen selanjutnya.
no, 2005, h. 2). Budaya organisasi
(Luthans, 2007, h. 249). Komit-
adalah keyakinan bersama dan nilai
men karyawan dapat dikebangkan
bersama yang memberikan makna
dengan organisasi merekrut dan me-
bagi anggota sebuah institusi dan
nyeleksi calon karyawan yang me-
menjadikan keyakinan dan nilai ter-
miliki kecocokan dengan nilai orga-
sebut sebagai aturan atau pedoman
nisasi (Teresia dan Suyasa, 2008, h.
berperilaku di dalam organisasi.
untuk
156).
menuntun
karyawan
Sondang Siagian (2002, h.
Susanto (1997, h. 15) menyata-
187) berpendapat bahwa perilaku
kan banyak perusahaan yang menga-
dan kebiasaan kerja setiap anggota,
lami penurunan usaha karena hanya
sudah dilakukan sejak berdirinya or-
terpaku oleh kegiatan operasional
ganisasi, yang terus dipertahankan
tanpa memperhatikan sumber daya
dan diterapkan hingga menjadi bu-
manusia yang dimiliki. Kekuatan
daya organisasi. Salah satu faktor
sumber daya manusia dibentuk oleh
yang membedakan satu organisasi
sifat dan karakter yang berbeda dari
dengan organisasi lainnya ialah bu-
masing–masing individu, yang ditu-
dayanya. Budaya organisasi karya-
63
wan Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Berdasarkan
data
ketenagaan
Syaiful Anwar Malang tercermin
bagian keperawatan Rumah Sakit
dalam 7 nilai dan karakter dasar
Umum Daerah Dr. Syaiful Anwar
karyawan
Malang
Rumah
Sakit
Umum
akhir
tahun
2008
juga
Daerah Dr. Syaiful Anwar Malang
didapati 3 perawat keluar dan 5 orang
yang membedakan Rumah Sakit ini
perawat
dengan organisasi lainnya.
menjadikan satu tolak ukur bagi
Pengaruh lingkungan yang tidak
rumah
berpindah
sakit
divisi,
terhadap
ini
komitmen
dapat dikontrol memaksa organisasi
perawat. Jika kondisi ini diabaikan
untuk mengupayakan memperbaiki
terus–menerus
faktor internal karena merupakan as-
menutup
pek yang dapat dikontrol oleh peru-
turnover pada perawat Rumah Sakit
sahaan. Hasil penelitian Yogi Kur-
Umum Daerah Dr. Syaiful Anwar
niawan (2006, h. 119) tentang Studi
Malang akan terus meningkat.
Implementasi Kualitas Pelayanan Ke-
maka
tidak
kemungkinan
akan tingkat
Bertitik tolak pada penelitian
sehatan di Rumah Sakit Umum
tersebut
bahwa
ketidakpuasaan
Daerah Dr. Syaiful Anwar Malang
pengguna jasa layanan kesehatan dan
dengan menganalisa tingkat kese-
pasien RSUD Dr. Syaiful Anwar
suaian kepentingan dan tingkat pe-
Malang terhadap unsur-unsur pelaya-
laksanaan atau kinerja, menunjukan
nan dan tingkat turnover tersebut
bahwa beberapa unsur pelayanan yang
menjadi indikator komitmen karya-
diukur diantaranya adalah kecepatan
wan
pelayanan, kesopanan dan kerama-
Malang kurang maksimal. Walaupun
han petugas, kewajaran biaya pe-
RSUD Dr. Syaiful Anwar Malang
layanan serta kepastian jadwal waktu
telah memiliki budaya organisasi
pelayanan, dalam pelaksanaannya di-
yang diwujudkan melalui nilai dan
nilai rendah dan cende-rung tidak
karakter dasar yang meliputi ramah,
sesuai dengan apa yang akan men-
profesional,
jadi keinginan sehingga tidak me-
dipercaya, mengedepankan pelaya-
muaskan pasien dan pengguna jasa.
nan serta komunikatif, namun be-
RSUD Dr. Syaiful Anwar
tanggap,
inovatif,
lum sepenuhnya dihayati oleh semua
64
orang sebagai anggota organisasi.
nilai-nilai yang diyakini oleh semua
Karyawan belum mempunyai rasa
anggota organisasi dan yang dipelajari,
ikut memiliki terhadap organisasi
diterapkan serta dikembangkan secara
mereka.
berkesinambungan dan dipelihara
Penelitian
mengenai
budaya
dalam waktu yang cukup lama, ber-
organisasi dan komitmen organisasi
fungsi
belum pernah diadakan di Rumah
memecahkan masalah penyesuaian
Sakit Umum Daerah Dr. Syaiful
eksternal dan integrasi internal yang
Anwar Malang, sehingga peneliti
dapat dijadikan acuan berperilaku da-
merasa
lam organisasi untuk mencapai tujuan
tertarik
mengenai
untuk
komitmen
meneliti organisasi
sebagai
sistem
perekat,
perusahaan yang telah ditetapkan.
dikaitkan dengan budaya organisasi. Subjek Penelitian dan Instrumen Metode Penelitian
Penelitian Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah perawat Rumah
Definisi Operasional Komitmen organisasi ialah sikap
Sakit Umum Daerah Dr. Syaiful
karyawan yang tertarik dengan tu-
Anwar Malang dengan karakteristik
juan, nilai dan sasaran organisasi
subjek:
yang ditunjukan dengan adanya pe-
1. Pendidikan terakhir minimal
nerimaan individu atas nilai dan tu-
sekolah
perawat
kesehatan
juan organisasi serta memiliki kei-
atau DIII Keperawatan.
nginan untuk berafiliasi dengan or-
2. Masa kerja minimal 1 tahun.
ganisasi dan kesediaan bekerja keras
3. Usia berkisar antara 20 – 39 ta-
untuk organisasi sehingga membuat
hun.
individu betah dan tetap ingin ber-
Metode sampling yang digunakan
tahan di organisasi tersebut demi
dalam penelitian ini adalah probability
tercapainya tujuan dan kelangsungan
Sampling. Sedangkan sampel yang
organisasi.
diambil dilakukan dengan teknik sim-
Budaya organisasi adalah suatu
ple random sampling yaitu teknik
persepsi bersama terhadap sistem
pengambilan sampel yang dilakukan
65
dengan jalan memberikan kemung-
alat ukur yang terdiri dari dua buah
kinan yang sama bagi individu yang
skala, yaitu Skala Komitmen Or-
menjadi anggota populasi untuk dipi-
ganisasi dan Skala Budaya Organi-
lih menjadi anggota sampel peneli-
sasi. Uji coba skala dilakukan pada 35
tian.
perawat, yang berlangsung pada tangJumlah populasi penelitian se-
gal 26 Oktober 2009.
banyak 125 orang dan responden
Hasil perhitungan daya beda ai-
yang digunakan sebagai subjek pene-
tem pada uji coba skala dalam pene-
litian sebanyak 48 orang sedangkan
litian ini, yaitu untuk uji coba skala
35 orang digunakan sebagai subjek
komitmen
uji coba dalam penelitian.
daya beda dilakukan sebanyak 2
organisasi
perhitungan
Komitmen organisasi diungkap
kali putaran sedangkan uji coba
dengan skala komitmen organisasi.
skala budaya organisasi dilakukan
Aspek komitmen diungkap melalui
sebanyak 4 kali putaran.
aspek yang dikemukakan Schultz
Penelitian dilaksanakan di Ru-
dan Schultz (1993, h. 290).
mah Sakit Umum Daerah Dr. Syaiful
Skala Budaya Organisasi disusun
Anwar Malang yang terletak di jalan
dengan aspek budaya organisasi yang
J.A. Suprapto no.98 Malang, pada
diungkap Miller (1997, h. 274).
tanggal 2 November 2008.
Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Deskriptif Statistik Penelitian Variabel Budaya Organisasi Komitmen Organisasi
Mean 129,75 88,4
Std.Deviation N 7,233 48 6,378 48 Peneliti memberikan 2 skala yang
Penelitian ini dilakukan di Ru-
telah disusun kembali yaitu skala
mah Sakit Umum Daerah Dr. Syaiful
komitmen organisasi berjumlah 27
Anwar Malang yang terletak di jalan
aitem dan skala budaya organisasi
J.A Suprapto 98, Malang. Persiapan
berjumlah 41 aitem, disertai instruksi
alat ukur dilakukan dengan menyusun
66
cara mengerjakan atau pengisian ska-
variabel komitmen organisasi nor-
la.
mal. Populasi perawat Rumah Sakit
Hasil uji normalitas untuk varia-
Umum Daerah Dr. Syaiful Anwar
bel budaya organisasi diperoleh ni-
Malang berjumlah 125 orang, dan
lai K-SZ sebesar 0.915 dengan p =
jumlah subjek penelitian yang me-
0,373 (p > 0,05), menunjukan seba-
menuhi kriteria penelitian adalah 48
ran variabel budaya organisasi nor-
perawat.
mal.
Perawat
Rumah
Sakit
Umum Daerah Dr. Syaiful Anwar
Pengujian linieritas hubungan
Malang yang digunakan sebagai sub-
dilakukan dengan SPSS (Statistical
jek penelitian memiliki kriteria, yai-
Package for Sosial Science) for Win-
tu: telah menempuh pendidikan mi-
dows release 15.00.
nimal DIII Keperawatan, masa kerja minimal 1 tahun dan memiliki usia antara 20-39 tahun. Tabel 2. Koefisien Garis Persamaan Regresi Model
Unstandardized Coefficients B Std.Error 1 (constant) 5,741 11,674 Budaya 0,637 0,090 organisasi
Standardized Coefficients Beta 0,723
t
Sig
0,492 7,094
0,625 0,000
Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan teknik anali-
Hasil uji linieritas budaya organisasi
sis Kolmogrov-Smirnov Test, di-
dengan komitmen organisasi pada
peroleh hasil bahwa variabel ko-
perawat menunjukan F linier sebesar
mitmen organisasi pada perawat
50,332 dengan nilai p = 0,000 (p <
mempunyai
0,05) yang berarti korelasi antara dua
nilai
K-SZ
sebesar
0,988 dengan p = 0,284 (p > 0,05)
variabel tersebut bersifat linier.
yang menunjukan bahwa sebaran
67
Persamaan regresi pada hubu-
yawan dapat dikembangkan de-
ngan kedua variabel adalah Y =
ngan organisasi merekrut dan me-
5,741 + 0,637X. Persamaan terse-
nyeleksi calon karyawan yang
but menunjukan bahwa variabel
memiliki kecocokan dengan nilai
komitmen organisasi (Y) akan beru-
organisasi, organisasi memberlaku-
bah sebesar 0,637 untuk setiap unit
kan karyawan secara adil, memberi
perubahan yang terjadi pada variabel
kepuasaan bagi karyawan dan job
budaya organisasi (X). Koefisien de-
enrichment. Sweeney dan Mc Frank-
terminasi variabel budaya organisasi
lin (dalam Teresia dan Suyana, 2008,
terhadap komitmen organisasi sebesar
h. 156) juga menyatakan bahwa orga-
0,522. Menunjukan bahwa variabel
nisasi perlu memperjelas dan menso-
budaya
memberikan
sialisasikan nilai-nilai dasar, sikap
sumbangan efektif sebesar 52,2%
maupun tujuan organisasi. Hal ini
terhadap komitmen organisasi. Berda-
dimaksudkan
sarkan pengkategorian komitmen or-
mampu menginternalisasi nilai-nilai
ganisasi diperoleh hasil 37 perawat
organisasi tersebut.
organisasi
berada pada kategorisasi tinggi dan 11 berada
pada
kategorisasi
supaya
karyawan
Hasil perhitungan untuk komit-
sangat
men organisasi pada perawat Rumah
tinggi. Sedangkan, untuk pengkate-
Sakit Umum Daerah Dr. Syaiful
gorian budaya organisasi diperoleh
Anwar Malang menunjukan bahwa
25 perawat berada pada kategorisasi
komitmen organisasi pada kategori
tinggi dan 22 berada pada kategorisa-
tinggi, artinya perawat Rumah Sakit
si sangat tinggi.
Umum Daerah Dr. Syaiful Anwar
Nilai korelasi 0,723 menunjuk-
Malang memiliki komitmen yang
kan adanya hubungan yang kuat an-
tinggi. Kondisi ini menyatakan bah-
tara budaya organisasi dengan ko-
wa perawat Rumah Sakit Umum
mitmen organisasi perawat Rumah
Daerah Dr. Syaiful Anwar Malang
Sakit Umum Daerah Dr. Syaiful
telah mengalami fase komitmen se-
Anwar Malang. Greenberg (dalam
lama masa yang lama, hal ini berarti
Teresia dan Suyana, 2008, h. 156)
proses timbulnya komitmen organisasi
menyatakan bahwa komitmen kar-
sudah dapat dilihat dari potensi untuk
68
membangun komitmen yang dimili-
sisi, nilai dibalik budaya tersebut.
ki calon karyawan. Komitmen tim-
Tata cara (ritus) perilaku ini akan di-
bul ketika seseorang mulai be-
pertahankan secara fanatik dan tidak
kerja dan masa kerja yang lama
boleh dilanggar. Ritus dan ritual da-
mempengaruhi komitmen seseorang
lam Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
terhadap organisasinya.
Syaiful Anwar Malang ditunjukan
Sementara hasil pengujian hi-
dengan salah satunya adalah ke-
potesis untuk budaya organisasi
giatan kebaktian pagi bagi karya-
pada perawat Rumah Sakit Umum
wan beragama nasrani dalam rangka
Daerah Dr. Syaiful Anwar Malang
merealisasikan visi mereka untuk
menunjukan bahwa budaya orga-
menjadi rumah sakit yang holistik
nisasi pada kategori tinggi, artinya
termasuk didalamnya dalam keroha-
perawat Rumah Sakit Umum Daerah
nian. Selain itu, ritus atau ritual un-
Dr. Syaiful Anwar Malang memiliki
tuk memutar lagu–lagu rohani di
persepsi positif terhadap budaya
lorong–lorong rumah saki menjadi-
organisasi yang ada. Hal ini ditun-
kan salah satu bentuk budaya Ru-
jukan dengan hasil penelitian yang
mah Sakit ini yang tidak dimiliki
menyatakan
rumah sakit lain.
sebanyak 37
orang
memiliki persepsi positif terhadap
Hal ini sesuai dengan pendapat
budaya organisasi yang ada. Budaya
Robbins (1998, h. 250) menyata-
organisasi yang ada tergambar
kan pengaruh yang bermakna bagi
dalam beberapa aspek yaitu, tu-
perilaku dan sikap anggotanya. Ni-
juan, konsensus, kesatuan, prestasi,
lai inti organisasi itu akan dipe-
integritas, keunggulan, empirik dan
gang secara insentif dan dianut seca-
keakraban.
ra meluas dalam suatu budaya yang
Budaya organisasi Rumah Sakit
kuat. Suatu budaya kuat memperli-
Umum Daerah Dr. Syaiful Anwar
hatkan kesepakatan yang tinggi dika-
Malang yang ada juga diwujudkan
langan anggota tentang apa yang ha-
dalam ritus dan ritual yaitu tata cara
rus dipertahankan oleh organisasi
berbuat dan berperilaku tertentu,
tersebut. Kebulatan maksud se-
yang menunjukan dan memperkuat
macam ini akan membina kohesi-
69
fitas, kesetiaan dan komitmen organi-
Hasil penelitian ini mengung-
sasional. Kualitas ini selanjutnya
kapkan sumbangan efektif variabel
akan mengurangi kecenderungan kar-
budaya organisasi terhadap komitmen
yawan untuk meninggalkan organisa-
organisasi yang ditunjukan melalui
si. Suatu organisasi untuk mencapai
koefisien determinasi sebesar 0,522.
keberhasilan
Angka tersebut menjelaskan bahwa
perlu
meningkatkan
faktor kinerja organisasi dengan
budaya
membentuk dan mengembangkan
sumbangan 5 2,2% terhadap komit-
suatu budaya organisasi yang men-
men organisasi.
dukung terciptanya komitmen karya-
organisasi
memberikan
Sedangkan 47,8% dari komitmen
wan.
organisasi dipengaruhi oleh faktor lain
Berdasarkan data yang ada, pera-
yang tidak diukur secara empirik
wat yang memiliki skor komitmen
pada penelitian ini, yaitu persepsi
tinggi mereka juga memiliki persepsi
terhadap tunjangan, tuntutan tugas,
budaya terhadap budaya organisasi
kepuasaan kerja dan kepemimpinan.
yang ditunjukan dengan skor yang
Persepsi
karyawan
terhadap
tinggi pula. Sedangkan 1 responden
pelaksanaan tunjangan mempenga-
yang memiliki skor komitmen sedang
ruhi tingkat komitmen karyawan.
namun memiliki skor yang tinggi ter-
tunjangan dapat meningkatkan lo-
hadap budaya organisasi. Hal ini me-
yalitas karyawan terhadap organisasi
nunjukan ada faktor lain yang mem-
dan meningkatkan semangat kerja
pengaruhi komitmen yang dimiliki
karyawan. Dessler juga mengung-
responden tersebut. Secara umum,
kapkan bahwa makin lama makin
dapat dikatakan usaha rumah sakit
banyak perusahaan yang mengakui
dalam mengimplementasikan budaya
bahwa mereka membutuhkan sistem
organisasi berhasil. Akan tetapi masih
tunjangan untuk berhasil merekrut,
dibutuhkan usaha lain untuk menekan
mempertahankan karyawan yang
angka turnover yang ada, karena ang-
baik dan mempertahankan produkti-
ka turnover yang ada akan meningkat
vitas yang tinggi (Rostiana dan
jika diabaikan.
Nisfiannor, 2007, h. 9).
70
Sedangkan sisanya 22,8% dipe-
Kesimpulan
ngaruhi faktor lain yang tidak Berdasarkan hasil dari analisis da-
diukur secara empirik dalam
ta dan pembahasan atas hasil peneli-
penelitian ini.
tian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Daftar Pustaka
Terdapat hubungan yang signiAzwar, Saifuddin. 1995. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
fikan antara Budaya Organisasi dengan Komitmen Organisasi pada
Perawat
Rumah
Sakit
______. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. . 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Umum Daerah Dr. Syaiful Anwar Malang. Hal tersebut menunjukan bahwa hipotesa peneliti
Baron, R.A. and Greenberg J. 1990. Behaviour in Organization Understanding the Human Side of Work. Newyork : A Division Siroon and Schuster. Inc.
diterima. 2.
Ada hubungan positif antara budaya organisasi dengan komitmen organisasi pada perawat.
Fineman, S., Sims, D., and Gabriel, Y. 2005. Organizing and Organizations Third Edition. British: Sage Publication, Ltd.
Semakin tinggi budaya organisasi semakin tinggi komitmen organisasi. 3.
Greenberg, J. & Baron, R. A. 1995. Behavior in Organizations 5th edition. New Jersey: Prentice Hall.
Berdasarkan data yang diperoleh responden menyatakan perawat
Hadi,S. 2000. Statistik. Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset.
memiliki persepsi yang tinggi terhadap budaya organisasi ru-
Hodge, B.J., Anthony, W.P.,Gales, L.1996. Organizational Theory 5th Edition. America: Prentice Hall Inc.
mah sakit. 4.
Berdasarkan data yang diperoleh respoden memiliki komit-
Ivancevich, J.M., Matteson, M.R. 2000. Organizational Behaviour and Manajemen 6th Edition. Newyork: Mc Graw Hill.
men yang tinggi. 5.
Budaya
Organisasi
memiliki
sumbangan efektif sebesar 55,2%
Kottler and Haskett. 2006. Budaya Korporat dan Kinerj a. Jakarta :
terhadap Komitmen Organisasi.
71
SAGA. Luthans, Fred. 2007. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.
Robbins, S.P. 1993. Perilaku Organisasi. Jilid I. Jakarta : Prenhallindo. ,S.P . 1998. Perilaku Organisasi.
Martini, Y dan Rostiana. 2003. Komitmen Organisasi Ditinjau Berdasarkan Iklim Organisasi dan Motivasi Berprestasi. Phronesis. Jakarta. 5 (9): 21-31.
Rostiana dan Nisfiannoor, 2007. Persepsi Karyawan terhadap Pemberian Tunjangan dan Komitmen Organisasi. Phronesis. Jurnal Ilmiah Psikologi Industri dan Organisasi. 9 (1) : 1-12.
Menkes RI. Keputusan Menkes No 1280/Menkes/ SK/X/2002 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perawat.
Schein, E.H. (1991) Organizational Culture and Leadership. JosseyBass, San Fransisco.
Meyer, J.P., Allen, N.J., Smith C.A. 1993. Commitment to organizations and occupations : extension and test of a three component conseptualization. Journal of Applied Psychology. 78, 4, 538-551.
Shultz, D.P., Shultz,S.E. 1993. Psychology and Work Today an Introduction to Industrial and Organizational 6th Edition. Newyork : Mc Milan Publising. Siagian, A.P. 1998. Manajemen Abad 21. Jakarta : Bumi Aksara
Meyer, J.P., Becker, T.E., Vandenberghe C. 2004. Employee commitment and motivation : a conceptual analysis and integrative model. Journal of Applied Psychology. 89, 6, 991-1007
.2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Steers, R.M. 1980. Efektivitas Organisasi (terjemahan). Jakarta : Erlangga. Sugiono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : ALFA BETA. Sunarto. 2005. Mengelola Karyawan. Yogyakarta : AMUS.
Miller, L.M. 1992. Manajemen Era Baru : Beberapa Pandangan Mengenai Budaya Perusahaan Modern. Jakarta : Erlangga.Moeldjono, D.2005. Cultured ! Budaya Organisasi Dalam Tantangan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Susanto, A. 1997. Budaya Perusahaan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Gramedia.
Ndraha,T. 2005. Teori Budaya Organisasi. Jakarta : Rineka Cipta.
Tanajaya, Musa, Noegroho,S. 1995. Perbedaan Faktor-faktor Keterikatan Kerja Karyawan Terhadap Organisasi Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Jurnal Psikologi Indonesia Pusat. Jakarta Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia Pusat. 1: 8-16.
Reichers, A.E. 1986. Conflict and Organizational Commitment. Journal of Applied Psychology, 71, 508514. Rifani, R. 2003. Kontrak Psikologis dan Komitmen Karyawan Terhadap Perusahaan. Jurnal Kepemilikan dan Penelitian. Psikologi Intelektual. 1: 55-62.
Temaluru, J. 2001. Hubungan antara Komitmen terhadap Organisasi
72
dan Faktor -faktor Demografis dengan Kepuasan Kerja Karyawan. Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia dari Perspektif Psikologi Industri Organisasi. Depok: Bagian PIO Fakultas Psikologi UI.
Karyawan Call Center di PT. X. Phronesis. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi. 10 (2) : 154 – 157. Undang-Undang No.5 tahun 1973/ Badan Pemeriksa Keuangan/ Republik Indonesia tentang Resume Hasil Pemeriksaan.
Teresia & Suyasa. 2008. Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behaviour pada
Winarsunu, 2004. Statistik. Malang: UMM Malang
73