HOW TO PROMOTE CLUSTERS: POLICY EXPERIENCES FROM LATIN AMERICA Pada jurnal ini, menyatakan bahwa UMKM menjadi pilar dan mampu bertahan
dalam menghadapi
kondisi makroekonomi
pada
Negara-negara di amerika latin yang kurang baik. Cluster sering membuat manajerial
eksternalitas dan
positif
teknis.
yang
Bukti
membantu
empiris
pembelajaran
menunjukkan
bahwa
pengelompokan sangat umum di antara kegiatan skala kecil dan padat karya tradisional. Pengembangan
kegiatan ini
akan memberikan
kontribusi untuk struktur ukuran perusahaan yang lebih seimbang dan pola pertumbuhan yang lebih padat karya. Tidak ada definisi yang berlaku umum dari klaster industri. Istilah ini digunakan untuk berbagai pengaturan bisnis. Dalam arti luas, istilah “klaster'' hanya menggambarkan konsentrasi lokal dari kegiatan ekonomi tertentu. Apa yang membuat cluster begitu menarik bagi para pembuat kebijakan adalah, peluang untuk efisiensi kolektif yang berasal dari ekonomi eksternal yang positif, biaya transaksi yang rendah, dan aksi bersama. Tipologi Kluster di Amerika Latin Dalam
Kluster,
kelompok
serta
lingkungannya
selalu
berubah,
sehingga setiap cluster memiliki open-ended trajectory sehingga Cluster maka harus ditafsirkan sebagai sistem dinamis. Dikarenakan kedinamisan ini maka pada jurnal ini, dari jenis usaha nya, kluster dibagi dalam 3 kelas tipologi. 1. Paling sering adalah kelangsungan hidup kelompok usaha mikro dan kecil yang memproduksi barang-barang berkualitas rendah untuk pasar lokal, terutama dalam kegiatan di mana hambatan masuk rendah. Perusahaan-perusahaan
dalam cluster ini
memiliki karakteristik produktivitas dan upah yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan menengah dan skala besar. Selain itu, Tingkat spesialisasi antar perusahaan dan kerjasama rendah, mencerminkan kurangnya spesialis dalam
angkatan kerja lokal serta struktur sosial yang rapuh. 2. Beberapa kelompok yang terdiri dari banyak produsen yang lebih maju memproduksi untuk pasar domestic,
Mereka
biasanya terdiri dari campuran heterogen perusahaan mulai dari produsen kecil ke industri besar. Liberalisasi perdagangan memaksa
kelompok
ini
untuk
menghadapi
persaingan
internasional dan diinduksi jauh mencapai perubahan struktural. 3. Kluster perusahaan internasional ada di teknologi yang lebih kompleks, seperti industri elektronik dan otomotif. Kelompok ini didominasi oleh cabang besar produsen kelas dunia dan biasanya melayani pasar nasional dan internasional. Mereka biasanya memiliki sedikit keterkaitan dengan UKM dalam negeri dan lembaga. Ketiga tipe diatas tidak menangkap seluruh jajaran aglomerasi industri yang ada di Amerika Latin, Lainnya ada yang menampilkan setidaknya beberapa atribut dari cluster, yaitu ada kelompok di industri berbasis sumber daya, misalnya, agroindustri, industri petrokimia dan industri kertas, terutama di negara-negara yang lebih besar.
Contohnya
adalah industri unggas di Santa Catarina, industri petrokimia sekitar Cubatao dan Porto Alegre, atau aglomerasi perusahaan metalurgi di Para atau di Ciudad Guayana (Venezuela).
Kluster-kluster tersebut
lebih sering mengelola nya sendiri atau bergabungng dengan beberapa perusahaan besar. Karateristik UKM-UKM yang Survive di Brazil Cluster Amerika Latin hampir seluruhnya terdiri dari UKM dalam kegiatan dengan hambatan rendah untuk masuk, seperti produksi pakaian, sepatu, furnitur, dan perbaikan mobil. Seringkali perusahaanperusahaan klaster di daerah miskin, terdapat pengangguran terbuka atau terselubung yang tinggi, baik di kota-kota kecil atau daerah pedesaan di pinggiran kota-kota besar. Contoh pertama adalah cluster sepatu di San Mateo Atenco dan San Francisco del Rincon di Meksiko serta pembuat furnitur di Sarcho di
Kosta Rika, contoh kedua adalah logam dan lokakarya di takora (Lima), dan pakaian di Gamarra (Lima) dan Nezahualcoyotl (Mexico City). Ukuran cluster ini sangat bervariasi, mulai dari beberapa ratus hingga beberapa ribu perusahaan kecil.
Umumnya hal ini para wiraswasta-
wiraswasta baru ini berasal dari pekerja di sector formal yang kalah bersaing, di PHK, atau tidak mendapatkan tempat lagi di sector formal. Sehingga mereka beralih menjadi wirausha, sayang nya bahkan jika mereka
memiliki
keterampilan
kerajinan
mengagumkan,
mereka
biasanya tidak menguasai teknik manajemen modern dan tidak memiliki
kemampuan
untuk
mengatur
dan
terus
meningkatkan
produksi secara sistematis. Dilihat dari kondisi ini, tindakan mereka seringkali merupakan aktivitas yang menopang kelangsungan hidup orang sementara bukannya mencerminkan dinamika ekonomi. Mengapa akhirnya mereka membnetuk kluster? Di Meksiko misalnya, terjadi kejadian bagaimana kota-kota kecil tertentu mengkhususkan diri
dalam
produksi
garmen
khusus,
sweater
di
Santiago
Tangamandapio, kemeja pria di Tehuacan, celana dalam Almoloya del Rio dan lain sebagainya. lalu, Berdasar survei sepatu kecil dan produsen garmen di Kosta Rika, Honduras dan Meksiko menunjukkan bahwa alasan utama terjadi nya kluster adalah budaya bisnis berdasarkan imitasi. Semua kelompok ini dapat ditelusuri kembali ke seorang pengusaha pelopor yang belajar kerajinan yang relevan di tempat lain, memulai bisnis, dan anggota keluarga terlatih dan karyawan
lainnya.
Setelah
orang-orang
ini
telah
memperoleh
keterampilan yang diperlukan dan mengumpulkan beberapa modal awal, mereka meluncurkan bisnis mereka sendiri dalam industri yang sama. Sekolah kejuruan sering di luar jangkauan kaum miskin, khususnya di daerah pedesaan dan kumuh, sehingga praktek ini lebih diminati dan merupakan metode yang seringkali dilakukan. Pekerja mandiri akan sering melakukan bisnis di kampung halaman mereka atau pinggiran kota, di mana mereka mungkin memiliki sebuah bangunan sederhana atau sebidang tanah hubungan, dan keluarga dan persahabatan dapat digunakan untuk sourcing, pemasaran, atau untuk memenuhi kekurangan tenaga kerja sementara. Kemungkinan
untuk pindah lokasi dan
nilai-nilai
juga dapat dibatasi karena norma-norma sosial
yang
mungkin,
misalnya,
mengikat
pengusaha
perempuan untuk keluarga mereka. Akibatnya, jumlah usaha mikro yang membentuk cluster hidup tersebut meningkat. Clustering usaha mikro dan kecil memerlukan beberapa eksternalitas positif. Menurut survei peneliti dan studi yang dilakukan oleh Visser (1997), yang paling relevan adalah: •
Informasi mengenai limbah sourcing, pemasaran, dan desain produk pesaing,
•
Ketersediaan tenaga kerja semi-terampil, karena fakta bahwa banyak penduduk yang terlibat dalam kegiatan kluster utama, kadang-kadang
bahkan
sejak
kecil.
Meskipun
tidak
ada
keterampilan rumit yang diperlukan untuk memasuki bisnis, tenaga
kerja
yang
berpengalaman
dapat
meningkatkan
kelangsungan hidup perusahaan, •
Biaya pencarian yang lebih rendah bagi pelanggan, karena sekali
cluster
telah
mendapatkan
reputasi
sebagai
pusat
produksi untuk barang-barang tertentu, perantara datang dari seluruh ke tempat-tempat di mana mereka dapat memilih antara ratusan produsen dan gaya. Di Amerika Latin, pengelompokan industri manufaktur tersebar luas, dan ada jenis khas kelompok dalam hal ukuran perusahaan, pasar yang dilayani, cluster lintasan, dll. Cluster Amerika Latin digambarkan di atas memiliki tiga kekurangan utama yang sama, tetapi cara untuk mengatasi kekurangan harus sangat berbeda dalam setiap jenis cluster. Tiga kekurangan secara umum tersebut adalah: 1. Kurangnya UKM kompetitif 2. Kurangnya kemampuan inovatif 3. Rendahnya tingkat spesialisasi dan kerjasama antar perusahaan Pada
kekurangan
yang
pertama
yakni,
Heterogenitas
tingkat
pembangunan
dan
kurangnya
UKM
kompetitif,
dibahas
bahwa
kebanyakan kluster di dunia industrialisasi, UKM memainkan peran penting sebagai penyedia khusus input dan jasa. Namun, cluster
Amerika
Latin,
sebaliknya,
sebagian
besar
dalam
UKM
tidak
kompetitif. Perusahaan besar modern dapat hidup berdampingan dengan UKM, namun karena kesenjangan teknologi yang besar kerjasama antara kedua bagian tidak begitu terasa. Untuk mengatasi kekurangan kritis UKM kompetitif, beberapa cluster latin Amerika menawarkan kesempatan yang menjanjikan untuk meningkatkan transfer pengetahuan dari perusahaan modern untuk yang kurang maju, terutama di bidang-bidang seperti manajemen mutu, logistik modern, manajemen biaya, dan manajemen sumber daya manusia . Di negara-negara industri pengelompokan sering terjadi pada cabang berteknologi
tinggi
atau
desain-intensif
dan
melibatkan
produk
substansial dan inovasi proses. Di Amerika Latin, cluster hampir sepenuhnya terbatas pada standar produksi barang-barang konsumsisederhana atau operasi perakitan berorientasi ekspor tanpa inovasi substansial. Hal ini dibahas pada kelemahan kedua yaitu, kemampuan inovatif. Yang ingin ditekankan disini adalah kluster-kluster tersebut hanya memproduksi hal-hal yang telah lumrah tanpa melakukan modifikasi. Industri barang imitasi juga berjalan dengan cara meniru produk yang telah ada, namun hal itu tidak merangsang secara signifikan
terhadap
munculnya
kreatifitas
baru.
Para
pembuat
kebijakan sehingga harus mengejar tujuan upgrade cluster di Amerika Latin menuju ke arah inovasi dan pengembangan pengetahuan. Kurangnya inovasi sebagian besar adalah hasil dari lingkungan kebijakan proteksionis dari dekade terakhir, dan liberalisasi telah menciptakan kondisi kerangka kerja bahwa perusahaan memaksa untuk menjadi lebih efisien. Tekanan kompetitif sekarang memacu inovasi
di
beberapa
perusahaan
terkemuka,
khususnya
yang
mengekspor atau memiliki hubungan lain dengan pasar internasional yang kompetitif
Namun liberalisasi tidak cukup untuk meng-upgrade UKM, Untuk mencapai hal ini, intervensi kebijakan penting untuk dilakukan. Kesempatan terbaik untuk mempromosikan inovasi dapat ditemukan di cluster produksi massal dibedakan dengan kehadiran yang kuat dari perusahaan berbasis lokal. Di sini kebijakan harus mendukung hubungan dengan perusahaan utama,
meningkatkan
spesialisasi,
dan
membantu
untuk
mengembangkan lembaga-lembaga pendukung khusus. Dalam rangka untuk memastikan bahwa sumber daya tidak terbuang percuma maka pendekatan demand-driven harus diadopsi, yaitu perusahaan harus dibujuk untuk mengartikulasikan tuntutan khusus mereka untuk mendukung. Dalam TNC yang didominasi kluster, peluang untuk memicu UKM yang didorong inovasi lokal, terbatas pada peningkatan fungsi pemasok tertentu, karena cluster ini adalah sangat tergantung pada R & D di kantor
pusat
perusahaan,
sedangkan
di
UKM
bahwa
potensi
peningkatan teknologi paling dibatasi. Di sini harus fokus pada penyebarluasan metode produksi
modern yang disesuaikan dengan
sektor di mana perusahaan (bertujuan untuk) beroperasi. Sedangkan
pada
spesialisasi
dan
kekurangan kerjasama
ketiga antar
yakni,
Rendahnya
perusahaan,
tingkat
dibahas
bahwa
dibandingkan dengan kelompok inovatif di negara-negara industri, aglomerasi di Amerika Latin biasanya terdiri dari tahap hanya beberapa dari value chain, menjadi tuan rumah untuk beberapa layanan pelengkap, dan kekurangan modal sosial yang diperlukan untuk mencapai perjanjian kerja sama. Penerapan Teori Lokasi Pada Jurnal Pada jurnal ini hanya dibahas mengenai kluster dari perusahaan transnasional, atau dalam kata lain adalah kluster pada tipe tipologi satu, yakni Kluster perusahaan internasional yang memiliki teknologi yang
lebih
kompleks,
seperti
industri
elektronik
dan
otomotif.
Kelompok ini didominasi oleh cabang besar produsen kelas dunia dan
biasanya melayani pasar nasional dan internasional. Mereka biasanya memiliki sedikit keterkaitan dengan UKM dalam negeri dan lembaga dan lebih memilih menjalin relasi dengan perusahaan transnasional. Mengenai bagaimana para investor (perusahaan multinasional) ini memilih lokasi, Para investor pertama awalnya memilih lokasi yang memiliki keuntungan lokasi mendasar atau tradisional, yakni seperti kedekatan dengan cost,
insentif
pasar, ketersediaan dan tenaga kerja yang low
fiskal
,
biaya
transportasi,
infrastruktur,
dan
telekomunikasi. Intinya para investor akan mendesak industry tersebut untuk meminimalkan biaya, dan keuntungan lokasi tersebut terdiri dari beberapa factor-faktor yang akan meminimalkan biaya jika semuanya diasumsikan tersedia. untuk
merakit
Di Northern Mexico, disana lebih dikhususkan
bagian-bagian
yang
kompleks,
sedangkan
untuk
penjualan dilakukan di lokasi yang dekat dengan pasar. Hal ini menjelaskan bahwa telah terjadi Konsentrasi kegiatan ekonomi spasial. Ada dua alasan mengapa jumlah perusahaan di situs produksi baru bisa berkembang biak dan tumbuh. Pertama, investor tambahan memproduksi barang sejenis dapat berinvestasi di dekatnya jika perusahaan pelopor berkinerja baik, sehingga menunjukkan bahwa tidak
ada
masalah
besar
dengan
tenaga
kerja,
transportasi,
pemerintah daerah dll Selain itu, lokasi dapat memanfaatkan beberapa eksternalitas positif yang berasal dari perusahaan perintis, termasuk pembentukan sebuah kolam atau bank tenaga kerja terlatih, atau akumulasi pengalaman dari pemerintah daerah dan asosiasi bisnis terkait kerjasama mereka dengan investor asing. Kedua, untuk beberapa industri yang jauh lebih efisien untuk memiliki produksi suku cadang dan komponen di sekitar pabrik
perakitan
akan
mulai
menarik
pemasok
komponen
dan
perusahaan jasa pelengkap.
Analisis Jurnal: Modal Sosial Jurnal ini secara keseluruhan memiliki nilai fungsional yang sangat
bagus dan bermanfaat yang menjelaskan bagaimana kluster dan pemilihan lokasi guna meminimalkan biaya transportasi di Negaranegara amerika latin. Yang dapat disimpulkan adalah bahwa Negaranegara di amerika latin, telah memiliki kegiatan ekonomi yang telah terkonstentrasi dan memiliki spesialisasi tersendiri. Seperti dinegaranegara lain, di Negara-negara amerika latin kluster-kluster tersebut ada yang dibentuk antar perusahaan atau UKM lokal yang baru berdiri, perpaduan industry infant tersebut dengan industry yang sudah jadi, atau
perpaduan
antara
industry
lokal
dengan
perusahaan
multinasional. Telah diterangkan pada pembahasan mengenai jurnal ini bahwa perusahaan-perusahaan multinasional yang memiliki kelebihan dalam hal modal dan strategi, memiliki keunggulan dalam hal lokasi. Dimana mereka dapat menentukan lokasi yang akan meringankan biaya transportasi , mereka dapat menentukan lokasi umumnya karena kemampuan financial mereka. Namun jika kita kaji berdasarkan teori dari Bourdieu (1986) yang mengklasifikasikan modal ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu: (a) modal ekonomi (economic capital), (b) modal kultural (cultural capital), dan (c) modal sosial (social capital). maka sebenarnya yang baru dibahas sejauh ini hanyalah modal ekonomi dalam kluster di amerika latin. Lantas bagaimana dengan modal social? Sebenarnya dalam jurnal ini dibahas mengenai hal tersebut namun belum mendalam, pada kelemahan kluster di Amerika Latin yakni pada kelemahan ketiga, Rendahnya tingkat spesialisasi dan kerjasama antar perusahaan, dibahas bahwa dibandingkan dengan kelompok inovatif di negaranegara industri, aglomerasi di Amerika Latin biasanya terdiri dari tahap hanya
beberapa
dari
value
chain,
menjadi
tuan
rumah
untuk
menyediakan layanan pelengkap seperti tanah dan pekerja, dan kekurangan modal sosial yang diperlukan untuk mencapai perjanjian kerja sama. Dalam banyak kasus, terutama di kelompok TNC (Transnational Coorporations), tingkat rendah integrasi di sepanjang Value Chain ini
terutama disebabkan oleh kesenjangan yang besar antara perusahaan teknologi memimpin dan UKM setempat, pentingnya modal sosial tidak boleh dianggap remeh. Oleh karena itu, networking dan insentif untuk berkerjasama
dapat
membantu
mengatasi
perilaku
oportunistik,
kurangnya kepercayaan, dan preferensi integrasi yang berbentuk vertical. Sehingga dengan penguatan modal social diharapkan akan dapat mengatasi
permasalahan-
permasalahan
seperti
kurangnya
UKM
Kompetitif maupun kurangnya inovasi pada UKM. Jika TNC mau bekerjasama maka akan terjadi transfer pengetahuan dari perusahaan modern untuk yang kurang maju, terutama di bidang-bidang seperti manajemen mutu, logistik modern, manajemen biaya, dan manajemen sumber daya
manusia .
setidaknya
hal
ini
akan
lebih
terasa
manfaatnya dibandingkan hanya transfer pengetahuan dan informasi dengan UKM yang telah kompetitif sebagai narasumber. Modal Sosial dalam Value Chain