HOTEL BISNIS DENGAN PENERAPAN SISTEM AEROPONIK DI PURI KEMBANGAN Joseph Fredrik Chandra, Albertus Galih Prawata, Michael Isnaeni Djimantoro Jurusan Arsitektur, universitas Bina Nusantara, JL.KH.Syahdan No.9,Jakarta Barat 11480 021-5350660, 021-5345830
[email protected]
ABSTRACT The economic growth in Jakarta has made an impact on tourism sector which can be seen with the increased rate of hotel occupancy, it is become one of the reasons for establishment of bussiness hotel which is located in CBD Puri Indah. In the middle of economic and population growth, the public awareness of health quality has increased by starting to consume healthy food. Therefore, the Building farming concept will be applied to the building design, the farming method is using aeroponic system, which doesn’t need large of planting area and the aeroponic product is healthy and to be consumed. This system will be suitable for urban location that has lack of planting area. The aeroponic system implementation is done by selecting the aeroponic plant that can be used by hotel restorant. The selection of aeroponic plant that can be used by hotel restaurant has a growing requirements which will be selected by the climate condition. There are 6 plants that can be used, they are lettuce, cabbage, tomato, eggplant, cucumber, and basil. The success of this aeroponic system is depend on plant growth requirements and the most important one is the need of sunlight for the plant to perform photosynthesis. Therefore this research is aiming to find a suitable planting site based on the sun light requirement for the plant to growth. This research method is done by performing sun light simulation on the hotel form to find the suitable area for planting depend on their sunlight requirement.(J) Keyword : Bussiness Hotel, Building Farming, Aeroponic, Sun Light
ABSTRAK Meningkatnya perekonomian di jakarta berdampak pada kemajuan di sektor pariwisata yang dapat dilihat dengan meningkatnya okupansi hotel, hal tersebut mendorong untuk didirikannya sebuah hotel bisnis dengan lokasi proyek yang berada di pusat bisnis CBD Puri Indah. Di tengah pertumbuhan ekonomi dan penduduk, kesadaran masyarakat akan kesehatannya semakin meningkat dengan mengkonsumsi makanan sehat (healty food). Oleh karena itu perancangan hotel bisnis ini menerapkan konsep building farming menggunakan sistem aeroponik, dimana sistem aeroponik tidak membutuhkan tanah dan lahan yang luas dengan hasil produksi aeroponik yang sehat serta aman dikonsusmsi hal tersebut sangat cocok dengan lokasi perkotaan yang tidak memiliki lahan untuk menanam. Penerapan sistem aeroponik tersebut dilakukan dengan memilih jenis tanaman aeroponik yang dibutuhkan pada restoran hotel. Hasil pemilihan jenis tanaman aeroponik yang dapat digunakan untuk restoran hotel memiliki persyaratan tumbuh yang akan diseleksi kembali dengan kondisi lingkungan di jakarta, terdapat 6 jenis tanaman yang akan digunakan yaitu selada, sawi, tomat, terung, mentimun, dan kemangi. Adapun keberhasilan sistem aeroponik tesebut yang perlu diperhatikan adalah persyaratan tanamam untuk tumbuh salah satunya faktor kebutuhan cahaya dimana cahaya dibutuhkan tanaman untuk melakukan fotosintesis, oleh karena itu penelitian yang akan dilakukan adalah mencari lokasi penanaman yang cocok berdasarkan kebutuhan cahaya matahari tanaman yang digunakan. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan simulasi penchayaan pada gubahan massa hotel untuk mengetahui daerah yang dapat ditanaman dengan jenis tanaman aeroponik tertentu terkait dengan kebutuhan cahaya yang diperlukan tanaman yang digunakan.(JF) Kata kunci: Hotel Bisnis, Sistem Aeroponik, Cahaya Matahari
1
PENDAHULUAN Padatnya kota Jakarta dan berkurangnya lahan pertanian akibat pengalihfungsian lahan pertanian menyebabkan Jakarta tergantung akan pasokan pangan dari daerah sekitar Jakarta Faktanya komoditas yang masuk ke Jabodetabek, 60% berasal dari jawa barat, 25% dari jawa tengah dan sisanya berasal dari Sumatra – Madura seperti yang dikutip dari Direktorat Jendral Perdagangan Dalam Negeri (Deo, 2012), oleh karena itu pertanian di perkotaan dibutuhkan untuk mengurangi ketergantungan akan pasokan dari daerah sekitar. Pertanian di perkotaan tersebut diaplikasikan dengan konsep Building Farming, dimana produksi pertanian yang dilakukan pada sebuah bangunan. Penerapan konsep Building Farming tersebut diterapkan pada proyek hotel bisnis yang berada di Puri Kembangan yang akan dikembangkan menjadi pusat bisnis. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, konsumsi makanan sehat atau healty food seperti konsumsi sayur – sayuran mulai meningkat (Dwilistyanti, R., 2009), hal tersebut juga dinyatakan serupa oleh Direktur Pemasaran Domestik, Ditjen PPHP Kementrian Pertanian, Gardjita Budi bahwa tingkat konsumsi sayuran masyarakat akan meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan dan juga mulai meningkatnya perhatian orang terhadap makanan sehat (healty food)(Budi, G., 2010). Oleh karena itu penerapan konsep Building Farming pada proyek hotel dilakukan dengan sistem tanam aeroponik yang hasil produksinya lebih bergizi dan aman untuk dikonsumsi, selain sistem aeroponik juga memiliki beberapa keuntungan lainnya dibandingkan dengan menanam secara konvensional ataupun secara hidroponik (Dwilistyanti, R., 2009; Sylvia, 2012). Keberhasilan produksi pertanian tersebut tidak lepas dari faktor lingkungan (Suhardiyanto, 2009), faktor yang perlu diperhatikan untuk pertumbuhan tanaman tersebut tidak lain adalah faktor cahaya matahari karena pada dasarnya, tanaman membutuhkan cahaya matahari tanaman untuk melakukan proses fotosintesis, oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah membahas mengenai lokasi perletakan tanaman dalam sebuah gubahan massa hotel terkait dengan jenis tanaman yang digunakan dan kebutuhan cahaya tanaman tersebut.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang dilakukan dengan cara simulasi menggunakan software ecotect. Pengumpulan data dilakukan terlebih dahulu bersumber dari studi pustaka karya – karya ilmiah pertanian mengenai sistem aeroponik, persyaratan tumbuh tanaman dan resep – resep masakan hotel untuk mengetahui jenis tanaman yang kemudian akan digunakan. Pengumpulan data berupa jenis tanaman yang dapat dilakukan dengan sistem aeroponik dan bahan baku masakan hotel dianalisis untuk mendapatkan jenis tanaman aeroponik yang digunakan pada restoran hotel, hasil analisa tersebut kemudian akan dikaitkan lagi dengan data persyaratan tumbuh tanaman, seperti kebutuhan cahaya, suhu dan elevasi yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan di jakarta, jenis tanaman yang tidak memenuhi persyaratan dieliminasi, hasil analisa tersebut akan mendapatkan jenis tanaman yang sesuai dengan lokasi jakarta dan kebutuhan cahayanya. Berikut ini kerangka alur penelitian yang dilakukan.
2
Permasalahan Dimana posisi perletakan atau zoning area penanaman aeroponik pada bangunan hotel bisnis terkait dengan persyaratan tumbuh tanaman?
Persyaratan Tumbuh Tanaman (kebutuhan cahaya)
Jenis tanaman aeroponik yang digunakan di restoran hotel
Hotel
Lama cahaya yang diterima gubahan massa
Tanaman Aeroponik
Pengumpulan Data
Pengumpulan Data
Pengumpulan Data
Studi Literatur
Studi Literatur
Simulasi Ecotect
Analisa Data
Analisa Data
Hasil Analisa
Hasil Analisa
Jenis tanaman aeroponik yang dibutuhkan di restoran hotel dan dapat tumbuh sesuai persyaratan kebutuhan cahayanya
Area penanaman dengan lamanya cahaya yang didapat diarea tersebut
Gambar 1. Kerangka Alur Penelitian
Berdasarkan kebutuhan cahaya yang diperlukan tanaman, dilakukan simulasi terhadap gubahan massa hotel setelah melewati tahap analisa tapak untuk mendapatkan bentuk gubahan massa. Simulasi pencahayaan dilakukan terhadap gubahan massa untuk mendapatkan area – area dengan lama cahaya yang mengenai area pada gubahan massa tersebut. Hasil simulasi gubahan massa tersebut kemudian dikaitkan dengan jenis tanaman yang digunakan dengan persyaratan kebutuhan cahaya tanaman, hasil akhir dari penelitian ini adalah area penanaman pada gubahan massa dengan jenis tanaman yang digunakan pada area tersebut.
HASIL DAN BAHASAN Budidaya tanaman menggunakan sistem aeroponik umumnya dilakukan dalam greenhouse yang mempunyai fungsi selain untuk melindungi tanaman dari sinar matahari berlebih dan gangguan hama dan penyakit, greenhouse digunakan untuk memanipulasi iklim agar sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman yang ditanam (Suhardiyanto H., 2009). Dalam perkembangannya aeroponik dapat dilakukan di luar bangunan, hanya saja perlu diperhatikan beberapa hal yang merupakan persyaratan tanaman itu sendiri untuk tumbuh. Keberhasilan penanaman di luar bangunan dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Rahimah, 2010). Tabel 1. Persyaratan tumbuh tanaman No 1
Faktor Curah Hujan
2
Kelembaban (RH)
Pengaruh Curah hujan tinggi menyebabkan lingkungan lembab sehingga tanaman mudah terserang hama dan penyakit Kelembaban baik berkisar 70%. Kelembaban mempengaruhi
Manipulasi Melindungi tanaman dengan plastik / dalam greenhouse
Ventilasi alami atau menggunakan blower, Menyemprotkan air
Penerapan Sistem, melindungi tanaman dengan plastik atau naungan Sistem, dengan pemasangan sprinkler atau
3
3
Intensitas Cahaya
4
Elevasi
5
Suhu
6
Keasaman (pH)
evapotranspirasi. RH tinggi menyebabkan daya serah akar berkurang sehingga mudah terserang penyakit, RH rendah menyebabkan daya serap tinggi, apabila kurang air tanaman layu. Mempengaruhi fotosintesis, kurang cahaya tanaman menjadi kurus, pucat, dan rentan terserang penyakit. Berlebihan cahaya tanaman dapat hangus atau terbakar. Merupakan keberhasilan tanaman di daerah tertentu Suhu optimal tanaman adalah 250C – 270C, suhu terlalu tinggi dapat menyebabkan proses pertumbuhan tanaman terganggu. Pada sistem hidroponik temperatur yang digunakan umumnya berkisar 280C - 300C. Pengaruh pertumbuhan tanaman
dengan sprinkler
blower
Penggunaan plastik UV
Perletakan tanaman di daerah yang terkena cahaya
Pemilihan jenis tanaman yang sesuai persyaratan lokasi Penentuan lokasi, penggunaan sprinkler
Pemilihan Jenis tanaman yang sesuai Pemilihan Jenis tanaman yang sesuai, sistem penggunaan sprinkler.
Penyesuaian pemberian Sistem, dengan larutan nutrisi dengan pemberian kebutuhan tanaman larutan nutrisi untuk mencapai pH yang yang sesuai sesuai Sumber : Jurnal – Jurnal Pertanian, Rahimah, 2010; Diansari M.,2008; Suhardiyanto 2009; Sari, 2012 Faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan ini adalah penentuan jenis tanaman yang digunakan yang akan dikaitkan dengan persyaratan suhu dan elevasi tanaman untuk tumbuh, jenis tanaman yang hidup pada suhu yang terlalu rendah tidak akan digunakan. Faktor peryaratan seperti intensitas cahaya yang dibutuhkan tanaman akan disesuaikan dengan zoning atau posisi letak tanaman dalam bangunan. Sedangkan pH, suhu, kelembaban dan curah hujan merupakan faktor – faktor yang dapat dimanipulasi dengan perencanaan sistem (pemberian sprinkler, pemberian larutan nutrisi, atau pemberian naungan) (Diansari M, 2008). Adapun faktor persyaratan cahaya tanaman dapat dibagi menjadi 3 terkait dengan kebutuhan cahaya langsung minimum yang diperlukan oleh tanaman. Tabel 2. Persyaratan kebutuhan cahaya tanaman Kategori Full Sun Partial Sun Full Shade
Direct Sun 6 jam 3 jam < 3 jam
Cahaya Langit 8 – 12 jam 4 – 8 jam sedikit
Sumber: Shafer K., 2012 Pemilihan jenis tanaman aeroponik yang digunakan pada hotel dilakukan dengan mengumpulkan data jenis tanaman yang dapat dilakukan dengan menggunakan sistem aeroponik dan bahan yang digunakan masakan hotel. Berikut ini contoh masakan hotel dengan tanaman aeroponik yang digunakan
4
Tabel 3. Jenis tanaman aeroponik di restoran hotel Kategori Appertizers
Nama Masakan Orange-Garlic Marinated Shrimp
Porsi 1-2
Fresh-look Salad
1-2
Kuantitas 2 siung 1 sdm
Tanaman aeroponik Bwg Putih Thyme
20 g Mentimun 20 g Paprika Sumber: Resep Makanan ala Hotel Bintang 5, Jethro Ido Pasaribu, 2012; Mukhtar, 2004; Tim Blank, 20012 Dari hasil pengumpulan data tersebut yang kemudian dianalisa untuk mengetahui jenis tanaman yang digunakan didapat 19 jenis tanaman aeroponik yang digunakan di hotel. 19 jenis tanaman tersebut kemudian diseleksi persyaratan tumbuhnya berupa elevasi penanaman dan suhunya sesuai dengan lokasi penanaman atau tidaknya. Adapun Suhu udara rata – rata lingkungan tapak (Jakarta) menurut data Badan Pusat Statistik berkisar 270C - 290C. Kategori tanaman yang dapat tumbuh yang digunakan adalah faktor ketinggian dapat ditanam di dataran rendah dan dapat tumbuh dengan suhu di atas 250C (Rahimah, 2010; Diansari, 2008). Sehingga dari 19 jenis tanaman tersebut hanya terdapat 6 jenis tanaman yang paling cocok suhu di Jakarta. Jenis tanaman tersebut kemudian dicari kebutuhan cahayanya dengan mengelompokan tanaman berdasarkan jenis tanaman full sun, partial sun, atau part shade. Tabel 4. Persyaratan jenis tanaman yang digunakan No
Jenis Tanaman
Ketinggian
1
Tomat (Lycopersicon esculentum) Selada (Lactuca sativa L.)
Dataran Rendah – Tinggi (0 – 1250 m) Dataran Rendah – Tinggi (5 – 2200 m) Dataran Rendah – Tinggi (0 – 1000 m) Dataran Rendah – Tinggi (1000 1200 m) Dataran Menengah – Tinggi (700 – 1500 m) Dataran Rendah – Tinggi (100 – 500 m) Dataran Rendah – Tinggi (0 – 1200 m) Dataran Rendah Tinggi (1 - 1200 m) Dataran Rendah – Tinggi (1 – 1000 m) Dataran Tinggi (1000 – 1500 m)
2
3
4
5
Mentimun (Cucumis sativus L.) Seledri (Apium graveolens) Paprika (Capsicum annuum L.)
6
Sawi (Brassica juncea)
7
Kubis (Brassica oleracea L.) Terung (Solanum melongena) Brokoli (Brassica oleracea ver italica) Stroberi (Fragaria vesca) Jinten (Nigella sativa)
8
9
10 11
Kebutuhan Direct Sun 6 jam
Suhu 24 – 28
Dapat Tumbuh V
3 jam
22 - 27
V
6 jam
21 – 26
V
3 jam
18 – 24
X
6 jam
16 – 25
X
3 jam
22 – 33
V
3 jam
15 - 25
X
6 jam
22 - 30
V
3 jam
15 - 24
X
6 jam
17 - 20
X
6 jam
5 - 25
X
5
12
13
14
15
16 17
18
Ketumbar (Coriandrum sativum) Rosemary (Rosmarinus officinalis L.) Peterseli (Petroselinum cripcum) Oregano (Origanum vulgare L.) Thyme (Thymus vulgaris) Kemangi (Ocinum basilicum) Bawang Putih (Allium sativum)
-
3 jam
15 - 23
X
-
6 jam
20 - 25
X
Dataran Rendah – Tinggi (450 – 1100 m) -
6 jam (naungan)
18 - 21
X
6 jam
10 - 13
X
-
6 jam
21 - 24
X
Dataran Rendah Tinggi (1 - 1100 m) -
6 jam
5 - 30
V
3 jam
15 – 20
X
19
Serai 3 jam 18 - 25 X (Cymbopogon Nardus) Sumber : Jurnal Pertanian; Litbang Departemen Pertanian; Departemen Kehutanan Tabel 6. Jenis Tanaman dengan kebutuhan Cahayanya No 1 2 3 4 5 6
Jenis Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum) Selada (Lactuca sativa L.) Mentimun (Cucumis sativus L.) Sawi (Brassica juncea) Terung (Solanum melongena) Kemangi (Ocinum basilicum)
Kategori Full Sun
Kebutuhan Direct Sun 6 jam
Partial Shade
3 jam
Full Sun
6 jam
Partial Shade
3 jam
Full Sun
6 jam
Full Sun
6 jam
6 jenis tanaman tersebut kemudian akan diaplikasikan ke dalam gubahan massa. Bentuk gubahan massa didapatkan pada tahap analisa tapak. Berikut ini adalah hasil simulasi pencahayaan yang dilakukan terhadap gubahan massa dengan pengaturan simulasi yang dilakukan berdasarkan gerak semu matahari dengan tanggal simulasi yang diambil berdasarkan titik terjauh matahari yaitu pada bulan maret/september, juni dan desember.
6
Tabel 7. Lokasi penanaman dengan lama cahaya yang diterima Bagian Depan Gubahan Massa
Bagian Belakang Gubahan Massa
4 3
1
4
1 5
2
2 3
No 1 2 3 4 5
Bagian Depan Gubahan Massa Lamanya penyinaran 6 jam 4 jam 30 menit 3 jam 45 menit >6 jam 0 jam
No 1 2 3 4
Bagian Belakang Gubahan Massa Lamanya penyinaran 3 jam 30 menit 3 jam 45 menit 0 jam >6 jam
Dari hasil simulasi tersebut (tabel 7) dapat dilihat area – area yang terkena cahaya matahari langsung dan lama cahaya mengenai area tersebut. Lamanya cahaya mengenai area gubahan massa tersebut merupakan hasil ringkasan simulasi yang dilakukan pada bulan – bulan menurut gerak semu matahari. Lama penyinaran yang diterima pada setiap zona gubahan massa tersebut kemudian dikategorikan sesuai kebutuhan tanaman pada tumbuhan (tabel 2) yaitu di atas 6 jam (jenis tanaman full sun) 3 – 6 jam (jenis tanaman partial shade), dan di bawah 3 jam (jenis tanaman full shade) sehingga area penanaman seperti pada tabel di bawah ini (tabel 8 3). Tabel 8. Lokasi penanaman dengan lama cahaya yang diterima Bagian Depan Gubahan Massa
Bagian Belakang Gubahan Massa
7
Hatch
Lamanya Penyinaran (Direct Sun) >=6jam 3 – 6 jam <3jam
Dengan mengetahui lokasi dan lama penyinaran pada gubahan massa, tanaman menurut kategori full sun dan part shade dapat diaplikasikan pada gubahan massa sesuai dengan kebutuhan cahayanya. Berikut ini aplikasi 6 jenis tanaman pada gubahan massa. Min 6 Jam Direct Sun
Min 3 Jam Direct Sun
Sawi Tomat Terung Mentimun
Selada
Kemangi Gambar 2. Perletakan Tanaman Depan Gubahan Massa
Min 3 Jam Direct Sun
Min 6 Jam Direct Sun
Sawi
Tomat Terung Mentimun
Selada
Kemangi Gambar 3. Perletakan Tanaman Belakang Gubahan Massa Penanaman pada gubahan massa tersebut dilakukan dengan menggunakan sistem aeroponik. Sistem aeroponik itu sendiri merupakn salah satu turunan dari sistem tanam hidroponik kultur larutan nutrisi dimana larutan nutrisi disemprotkan ke akar tanaman dalam suatu wadah tertutup dengan menggunakan
8
sprinkler (Suhardiyanto, 2010). Sistem aeroponik yang digunakan adalah secara modular, terdapat chamber (wadah penanaman) yang disusun secara vertikal dengan sistem irigasi dilakukan secara tertutup menggunakan pipa PVC dan sprinkler. Larutan nutrisi yang terbuang dari hasil pengkabutan akan jatuh ke chamber kemudian dialirkan ke reservoir larutan nutrisi untuk digunakan kembali sehingga tidak ada larutan nutrisi yang terbuang. Berikut ini skematik sistem pengairan aeroponik dan modul aeroponik yang digunakan :
Modul Aeroponik Modul Aeroponik Modul Aeroponik Reservoir Larutan Nutrisi
Pompa
Gambar 4. Skematik sistem irigasi
Gambar 5. Chamber Aeroponik Modul aeroponik tersebut disusun secara vertikal dan diletakan di bangunan pada area yang sudah diteliti pencahayaannya. Posisi perletakan modul aeroponik salah satunya ditempatkan pada lantai podium pada area display aeroponik, dimana tamu hotel dapat melihat penggunaan sistem aeroponik pada bangunan hotel bisnis tersebut dari dalam maupun dari luar. Berikut ini gambaran modul aeroponik yang digunakan dan gambaran suasana ruang display aeroponik dimana modul aeroponik diletakan.
Gambar 6. Modul Aeroponik
9
Gambar 7. Ruang Display Aeroponik
Gambar 8. Ruang Display Aeroponik (Sky Lounge Area)
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari seluruh penelitian berkaitan dengan perancangan hotel bisnis adalah 1. Jenis tanaman aeroponik masih mengalami eksplorasi sehingga variasi tanaman dapat bertambah sesuai berkembangnya ilmu pengetahuan. 2. Dari 19 jenis tanaman aeroponik yang digunakan di hotel hanya terdapat 6 jenis tanaman yang dapat digunakan terkait dengan persyaratan lingkungannya. 3. Aplikasi 6 jenis tanaman dapat diaplikasikan ke gubahan massa yang sudah disimulasikan dengan area penanaman dan waktu pencahyaan yang diterima. 4. Area penanaman pada gubahan massa disesuaikan dengan perencanaan ruang dan desain. Penelitian ini hanya membahas mengenai area penanaman dengan jenis tanaman yang dapat ditanam pada hotel bisnis. Hal – hal yang bersifat produksi tanaman tidak dibahas pada penelitian ini ,masukan mengenai produksi tanaman dan jumlah kebutuhan tanaman hotel secara spesifik dapat menjadi penelitian selanjutnya, sehingga area penanaman dan luasan area penanaman dapat diperhitungkan. REFERENSI Budi, G. (2010). Perkembangan Trend Pemasaran Sayuran di Indonesia. Diakses dari eapvp.org/library/.../pdf/d1s1_perkembangan.pdf.
(20-4-2013)
Diansari, M. (2008). Pengaturan Suhu, Kelembaban, Waktu Pemberian Nutrisi, dan Waktu Pembuangan Air Untuk Pola Cocok Tanam Hidroponik Berbasis Mikrokontroler AVR Atmega 8535. Skripsi. Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok. Dwilistyanti, R. (2009). Analisis Faktor – Faktor Produksi Selada Aeroponik di Parung Farm Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ma’rufatin, A. (2011). Respon Pertumbuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Verietas Atlantis dan Super John dalam Sistem Aeroponik terhadap Periode Pencahayaan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
10
Mukhtar (2004). Usaha Pengolahan Dapur Dalam Peningkatan Kualitas Makanan Pada Hotel. Program Studi Pariwisata, Fakultas Sastra, Universitas Sumatra Utara, Medan. Pasaribu, J.I. (2012). Resep Makanan Oke Banget Ala Hotel Bintang Lima. Jakarta : Pustaka Utama
PT.
Gramedia
Rahimah, D.S. (2010). Budidaya bayam (var Amaranth 936 white leaf) dengan Sistem Hidroponik di Parung Farm, Bogor, Jakarta barat. Skripsi. Universitas Pertanian Bogor, Bogor. Sari, A.R. (2012). Pengaruh Kondisi Cuaca Pada Keragaan Tiga Varietas Padi Pada Musim Tanam II di Indramayu. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Shafer, K. (2012). What do Plant Symboll Really Mean?, Demstifying the Sun, Part Shade Symbols. Diakses (20-4-2013) dari www.landscapedesignandassociates.com.
Shade,
and
Suhardiyanto, H (2009). Teknologi Rumah Tanaman Untuk Iklim Tropika Basah, Pemodelan dan Pengendalian Lingkungan. Horikulture Technology Rumah Tanaman. (1) Suhardiyanto, H. (2010). Teknologi Hidroponik Untuk Budidaya Tanaman. Jurnal Horukultur. Sylvia, Kurnia A.S. Implementasi Sistem Pertanian Aeroponik pada Fasad Makalah Ilmiah Serap2.
Bangunan di Pusat Kota.
11