ANALISIS KESENJANGAN HARAPAN ANTARA NASABAH DAN MANAJEMEN TERHADAP PENYAMPAIAN INFORMASI KEUANGAN (ROA, ROE, CAR) DAN NON KEUANGAN(PELAYANAN, PRINSIP SYARIAH, BIAYA PELAYANAN) BANK SYARIAH (Studi Empiris Bank Syariah di Semarang) Heri Sudarmaji STIE Totalwin Semarang ABSTRACT The use of revenue sharing between depositors mudharabah saving and the bank in the operation of Islamic Banks, has created an agency problem. Regarding with this problem, Banks should provide both financial and non financial information for the depositors mudharabah saving. This research tests again there is gap in the information provided by banks as the provider of information to the depositors as the user of the information. Based on asymmetry information theory, depositors as a party with less information, would demand more information to the banks. However for some reasons, banks might restrict the information provided to the depositors mudharabah saving One hundred seventy-five customers consists of mudharabah saving account customer, mudharabah investment account customer, wadiah current account customer and financing customer and ninety seven staffs of Islamic banks in Semarang using technical convenience sampling have been surveyed with questionnaire. This research used independent sample t-test in analyzing the expectation gap of the two groups. The result shows that in general, there is no expectation gap between overall customers and Islamic Banks Managers in both financial and non financial disclosure. But there exists expectation gap between mudharabah investment account customer and Islamic Bank Managers in financial and non financial disclosure. Keywords׃
Expectation Gap, Islamic Bank, Depositors,Mudharabah Saving Asymmetry Information, Financial Information, Non Financial Information
PENDAHULUAN Investasi pada instrumen keuangan atau financial assets menjadi sebuah cara yang banyak digemari oleh para pemilik modal untuk mengembangkan dana yang mereka miliki. Masyarakat yang semakin paham akan pasar keuangan, akan semakin pandai dalam menilai dan mengendalikan risiko investasi yang mereka lakukan. Laporan keuangan perusahaan dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada semua pihak, khususnya pihak di luar perusahaan dalam menggambil keputusan ekonomi. Hal tersebut berarti tujuan laporan keuangan jadi sangat penting sehingga laporan keuangan diharapkan lebih
berorientasi pada masa akan datang. Menurut standar akuntansi keuangan di Indonesia IAI, (2002) tujuan laporan keuangan yaitu untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Siti (2004), perilaku dan kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Bangkitnya ekonomi Islam menjadi fenomena yang menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam, Tahun 1990-an
31
Indonesia baru mengenal kegiatan perbankan syariah. Sejak awal kelahirannya bank syariah dilandasi dengan dua gerakan renaisance islam modern yaitu neorevivalis dan modernis (Saeed 2004). Menurut Antonio (2001) tujuan utama dari bank syariah adalah upaya kaum muslim untuk mendasari aspek kehidupan ekonominya berdasarkan Al Quran dan As Sunah. Dalam konteks bank syariah, pengungkapan informasi kinerja yang komprehensif termasuk informasi yang memungkinkan nasabah menilai keuntungan dan resiko menabung di Bank syariah sangatlah penting mengingat pembagian keuntungan nasabah Bank syariah bukan atas dasar bunga melainkan atas pembagian hasil investasi (Revenue Sharing). Pengungkapan merupakan salah satu alat yang penting untuk mengatasi masalah keagenan antara manajemen dan pemilik, karena dipandang sebagai upaya untuk mengurangi asimetri informasi (Chow dan Wong-Boren, 1987; Healy dan Palepu, 1993; Welker, 1995). Pengungkapan informasi kepada stakeholder bank syariah, seharusnya tidak terbatas pada informasi keuangan semata, melainkan juga informasi nonkeuangan yang memungkinkan nasabah mengetahui tingkat kesesuaian operasional bank dengan prinsip syariah. Berdasarkan uraian sebelumnya penelitian ini menguji kesenjangan harapan nasabah dan manajemen terhadap laporan keuangan (ROA, ROE, CAR) dan non keuangan di bank syariah (pelayanan, prinsip syariah, biaya pelayanan) : 1. Apakah terdapat kesenjangan harapan antara nasabah deposito mudharabah, tabungan mudharabah dengan manajemen bank syariah terhadap atribut
laporan kinerja keuangan bank syariah? 2. Apakah terdapat kesenjangan harapan antara deposito mudharabah, tabungan mudharabah dengan manajemen bank syariah terhadap atribut laporan kinerja non keuangan bank syariah? TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara manajer (agent) dengan pemilik (principal) perusahaan. Satu atau lebih principal memberi wewenang dan otoritas kepada agent untuk melakukan kepentingan principals. Manajer sebagai pihak yang diberi wewenang atas kegiatan perusahaan dan berkewajiban menyediakan laporan keuangan akan cenderung untuk melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya dan hal ini memacu terjadinya konflik keagenan. Pengungkapan merupakan salah satu alat yang penting untuk mengatasi masalah keagenan antara manajemen dan pemilik, karena dipandang sebagai upaya untuk mengurangi asimetri informasi Healy dan Palepu, (1983) dalam Khomsiyah dan Susanti (2003). Scott (2000) menyatakan bahwa terdapat dua tipe asimetri informasi yaitu: adverse selection dan moral hazard. Adverse selection adalah para manajer serta orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak informasi dibandingkan investor sebagai pihak luar. Sementara moral hazard adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pengguna saham ataupun pemberi pinjaman. Pengungkapan merupakan salah satu alat yang penting untuk mengatasi
32
masalah keagenan antara manajemen dan pemilik, karena dipandang sebagai upaya untuk mengurangi asimetri informasi (Chow dan Wong-Boren, 1987; Healy dan Palepu, 1993). Teori Sinyal Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Menurut Ratna dan Zuhrohtu (2006) sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori Sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Wolk et al., 2000). Informasi Keuangan Bank Syariah Pelaporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan sumber daya perusahaan terhadap berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan selama periode tertentu. Irfan (2002) menyatakan bahwa informasi akuntansi penting bagi para pengguna eksternal karena kelompok tersebut berada dalam kondisi yang paling besar
ketidakpastiannya. Berdasarkan hal tersebut, nasabah membutuhkan informasi keuangan yang selengkaplengkapnya untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan dan sistem bagi hasil bank syariah yang sebenarnya karena nasabah merupakan pihak yang paling besar ketidakpastianya. Keinginan nasabah untuk mendapatkan informasi keuangan yang selengkap-lengkapnya sulit dipenuhi oleh manajemen karena dipengaruhi beberapa faktor seperti biaya penyajian informasi, keinginan manajemen menghindari resiko untuk terlihat kelemahannya, dan waktu yang digunakan untuk menyajikan informasi (Khomsiyah, 2003). Disamping hal tersebut menurut Mardiyah (2002) manajemen perlu mempertimbangkan cost and benefit dalam menyajikan disclosure dalam laporan keuangan atau laporan tahunan. Pertimbangan cost and benefit juga dapat digunakan manajemen dalam memberikan penyampaian informasi keuangan, sehingga manajemen akan lebih selektif dalam menyampaikan informasi. Kesenjangan Informasi Keuangan Antara Nasabah dan Manajemen Menurut penelitian Plummer dan Tse (1999) menunjukkan pada saat kondisi keuangan perusahaan buruk, pengaruh laba terhadap harga saham menurun tetapi pengaruh laba terhadap harga obligasi meningkat. Pada saat kondisi keuangan perusahaan baik, pengaruh laba terhadap harga saham meningkat, tetapi pengaruh laba terhadap harga obligasi menurun. Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik hipotesis sebagai berikut. H1a: Terdapat kesenjangan harapan antara nasabah dan manajemen terhadap atribut laporan kinerja keuangan (ROA, ROE, CAR, pendapatan yang dibagihasilkan,
33
bagi hasil nasabah) bank syariah. Kesenjangan Informasi Keuangan Antara Nasabah Tabungan Mudharabah dan Manajemen Menurut penelitian Richardson (1998) menunjukkan bukti tingkat ketidakseimbangan informasi akan mempengaruhi tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan dan menunjukkan adanya hubungan yang positif signifikan antara ukuran ketidakseimbangan informasi (bid-ask spreads dan analyst’ forecast dispersion) dan manajemen laba setelah mengendalikan faktor lain yang dapat mempengaruhi manajemen laba, seperti variabilitas aliran kas, ukuran, risiko, dan pengungkapan keuangan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik hipotesis sebagai berikut. H1b: Terdapat kesenjangan harapan antara nasabah tabungan mudharabah dan manajemen terhadap atribut laporan kinerja keuangan (ROA, ROE, CAR, pendapatan yang dibagihasilkan, bagi hasil nasabah) bank syariah. Kesenjangan Informasi Keuangan Antara Nasabah Deposito Mudharabah dan Manajemen Menurut penelitian Halim, dkk (2005). Hasil penelitiannya bahwa perusahaan manufaktur yang termasuk Indeks LQ-45 terlihat melakukan tindakan manajemen laba. Asimetri informasi, kinerja masa kini dan masa depan, faktor leverage, ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada manajemen laba. Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik hipotesis sebagai berikut. H1c: Terdapat kesenjangan harapan antara nasabah deposito mudharabah dan manajemen terhadap atribut laporan kinerja keuangan (ROA, ROE, CAR,
pendapatan yang dibagihasilkan, bagi hasil nasabah) bank syariah. Kesenjangan Informasi Keuangan Antara Nasabah Giro dan Manajemen Menurut Penelitian Mardiyah (2002) menunjukkan bahwa asimetri informasi rendah maka dibutuhkan disclosure yang semakin andal agar dapat menurunkan cost of capital, Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik hipotesis sebagai berikut. H1d: Terdapat kesenjangan harapan antara nasabah giro dan manajemen terhadap atribut laporan kinerja keuangan (ROA, ROE, CAR, pendapatan yang dibagihasilkan, bagi hasil nasabah) bank syariah. Kesenjangan Informasi Keuangan Antara Nasabah Pembiayaan dan Manajemen Menurut penelitian Richardson (1998) menunjukkan bukti tingkat ketidakseimbangan informasi akan mempengaruhi tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan dan menunjukkan adanya hubungan yang positif signifikan antara ukuran ketidakseimbangan informasi (bid-ask spreads dan analyst’ forecast dispersion) dan manajemen laba setelah mengendalikan faktor lain yang dapat mempengaruhi manajemen laba, seperti variabilitas aliran kas, ukuran, risiko, dan pengungkapan keuangan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik hipotesis sebagai berikut. H1e: Terdapat kesenjangan harapan antara nasabah pembiayaan dan manajemen terhadap atribut laporan kinerja keuangan (ROA, ROE, CAR, pendapatan yang dibagihasilkan, bagi hasil nasabah) bank syariah.
34
Kesenjangan Informasi Non Keuangan Antara Nasabah dan Manajemen Syakir (2008) menyebutkan, perbankan syariah merupakan industri yang dibangun berdasarkan prinsip syariah. Hal serupa juga terjadi pada industri produk halal. Karena itu, perbankan syariah sudah seharusnya mendukung perkembangan industri produk halal. Terlebih, sekitar 80 persen penduduk di Indonesia merupakan Muslim. ''Selain itu, makanan dan minuman halal dapat dikonsumsi yang non Muslim yang 20 persen itu. Jadi, perkembangan industri halal merupakan kebutuhan,'' katanya (Republika, 2008). Hal tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan perolehan informasi antara nasabah dan manajemen, dimana manajemen tidak bisa menyampaikan informasi non keuangan yang lengkap sedangkan nasabah membutuhkan informasi non keuangan yang lengkap. Kondisi tersebut dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan harapan penyampaian informasi non keuangan antara nasabah dan manajemen. Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik hipotesis sebagai berikut. H2a: Terdapat kesenjangan harapan antara nasabah dan manajemen terhadap atribut laporan kinerja non keuangan bank syariah. Kesenjangan Informasi Non Keuangan Nasabah Tabungan Mudharabah dan Manajemen Bank Syariah Informasi lain yang perlu disampaikan dalam laporan kinerja bank syariah adalah informasi yang terkait dengan diluar kinerja keuangan. Informasi tersebut meliputi kesesuaian dengan prinsip syariah, jenis layanan (pembiayaan dan penghimpunan), standar pelayanan pada nasabah, serta informasi tentang bidang dan kualitas
pembiayaan yang sedang dilakukan oleh Bank Syariah (Yusoh dan Ismail, 2001). Menurut Penelitian Bhattacharya dan Spiegel (1991) dalam Richardson (1998) berpendapat bahwa asimetri informasi menyebabkan ketidakinginan untuk berdagang dan meningkatkan biaya modal seperti investor “melindungi harga” miliknya melawan kerugian potensial dari perdagangan dengan partisipan pasar yang memiliki informasi lebih baik. Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik hipotesis sebagai berikut. H2b: Terdapat kesenjangan harapan antara nasabah tabungan mudharabah dan manajemen terhadap atribut laporan kinerja non keuangan bank syariah. Kesenjangan Informasi Non Keuangan Nasabah Deposito Mudharabah dan Manajemen Bank Syariah Menurut penelitian Welker (1995), Gonedes (1980), Greenstein dan Sami (1994), Lang dan Lundholm (1996) dalam Khomsiyah dan Susanti (2003) menyatakan bahwa pengungkapan (disclosure) mempunyai hubungan negatif dengan asimetri informasi. Berdasarkan pernyataan tersebut, asimetri informasi dapat dikurangi dengan adanya pengungkapan, dengan kata lain kebijakan pengungkapan yang lebih informatif akan mengurangi asimetri informasi. Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik hipotesis sebagai berikut. H2c: Terdapat kesenjangan harapan antara nasabah deposito mudharabah dan manajemen terhadap atribut laporan kinerja non keuangan bank syariah. Kesenjangan Informasi Non Keuangan Nasabah Giro dan Manajemen Bank Syariah
35
Menurut penelitian Healy dan Palepu (1983) dalam Khomsiyah dan Susanti (2003). Wolk et. al. (2000) menyatakan salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi keuangan dengan memberikan sinyal kepada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang. Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik hipotesis sebagai berikut. H2d: Terdapat kesenjangan harapan antara nasabah giro dan manajemen terhadap atribut
laporan kinerja non keuangan bank syariah. Kesenjangan Informasi Non Keuangan Nasabah Pembiayaan dan Manajemen Bank Syariah Menurut penelitian Lev (1988) berpendapat bahwa pengukuran yang dapat diamati dari likuiditas pasar digunakan untuk mengidentifikasi level asimetri informasi dalam menghadapi partisipan di pasar modal H2e: Terdapat kesenjangan harapan antara nasabah pembiayaan dan manajemen terhadap atribut laporan kinerja non keuangan bank syariah.
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Teoritis 1. 2. 3. 4. 5.
Laporan Keuangan : Capital Adequacy Ratio (CAR). Return on Asset (ROA). Return on Equity (ROE). Pendapatan yang Dibagihasilkan. Bagi Hasil Nasabah.
Laporan Non Keuangan : 1. Kesesuaian dengan Prinsip. 2. Kinerja Manajemen dan Staff Bank. 3. Pelayanan. 4. Biaya Transaksi.
GAP ANTARA NASABAH DEPOSITO MUDHARABAH, TABUNGAN MUDHARABAH DAN MANAJEMEN
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh nasabah dan staf manajemen Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah di kota Semarang. Jumlah bank syariah dan unit usaha syariah, Sampel penelitian yang digunakan adalah nasabah dan staf manjemen bank syariah di wilayah Semarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah convenience sampling, yaitu teknik memilih sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti dan peneliti memiliki kebebasan dalam memilih sampel yang akan digunakan (Indriantoro dan Supomo, 2002). Variabel Penelitian Variabel Independen Pelaporan kinerja keuangan atribut dalam hal persepsi terhadap
36
urgensi pelaporan kinerja keuangan, meliputi persepsi responden terhadap urgensi pelaporan berbagai kinerja keuangan bagi responden, seperti informasi pendapatan yang dibagihasilkan, bagi hasil untuk nasabah, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR). Pelaporan kinerja non keuangan atribut dalam hal persepsi terhadap urgensi pelaporan kinerja non keuangan, meliputi persepsi responden terhadap urgensi pelaporan berbagai kinerja non keuangan bagi responden, seperti kesesuaian dengan prinsip syariah, pelayanan (pembiayaan dan penghimpunan), kinerja manajemen dan staff bank biaya transaksi dan biaya berbagai pelayanan bank. Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan adalah kesenjangan antara nasabah dan manajemen. Teknik Pengumpulan Data Data dari penelitian ini adalah data primer. Pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti dengan menyebarkan kuesioner melalui dua tahap. Tahap pertama dengan datang langsung ke lokasi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di kota Semarang dan menyebarkan kuesioner satu per satu ke nasabah yang menjadi responden. Tahap kedua dengan menyebarkan kuesioner ke manajemen bank. Penyebaran kuisioner dilakukan tidak secara serentak, tetapi dengan waktu yang berbeda-beda, setelah itu manajemen bank terlebih dahulu diminta untuk membaca skenario yang ada dalam kuesioner. Teknik Penentuan Skala Peneliti mengukur pertanyaanpertanyaan yang telah dijawab oleh responden menggunakan skala likert dengan memberikan nilai untuk setiap alternatif jawaban. Pengukuran yang digunakan dengan skala likert 1 sampai
dengan 5, untuk skor 1 menunjukkan sangat tidak penting dan 5 menunjukkan sangat penting. Uji Kualitas Data Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji kualitas data, yang meliputi stastistik deskriptif, uji validitas, uji reliabilitas dan uji normalitas. Uji Hipotesis dan Analisis Data Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat analisis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat analisis Uji beda ttest. Data berdistribusi normal diuji dengan menggunakan Uji beda t-test, sedangkan data tidak terdistribusi normal diuji dengan menggunakan mann whitney u-test. Hipotesis akan diterima jika nilai signifikansi (lebih kecil dari nilai alpha (0,05). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Kualitas Data Semua indikator penelitian mempunyai taraf signifikan 1%, berarti pengujian validitas dapat disimpulkan bahwa item-item pertanyaan terkait informasi keuangan nasabah dan manajemen ataupun informasi non keuangan nasabah serta manajemen menunjukkan valid dan reliabel Selanjutnya, item-item pertanyaan tersebut dapat dilakukan analisis data. Uji Normalitas Lapoan Keuangan dan Non Keuangan Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan one sample Kolmogrov-Smirnov test, dasar pengujiannnya dengan melihat angka probabilitas signifikansi dari uji Kolmogrov-Smirnov. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan data berdistribusi normal, karena angka signifikansinya lebih besar dari 0,05. Pengujian Hipotesis 1a Hasil pengujian hipotesis 1a diperoleh nilai sig (0,081) lebih besar dari pada alpha (0,05) sehingga 37
hipotesis nol dapat diterima dan hipotesis alternatif ditolak atau tidak terdapat kesenjangan harapan antara nasabah dan manajemen terhadap penyampaian informasi keuangan (hipotesis 1a tidak terbukti). Pengujian Hipotesis 1b Hasil pengujian hipotesis 1b diperoleh nilai sig. (0,038) yang berada dibawah persyaratan dengan taraf signifikan 0,05 (5%) sehingga hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima, yaitu terdapat kesenjangan harapan antara nasabah tabungan mudharabah dan manajemen terhadap penyampaian informasi keuangan (hipotesis 1b terbukti). Pengujian Hipotesis 1c Hasil pengujian hipotesis 1c diperoleh nilai sig. (0,029) yang berada dibawah persyaratan dengan taraf signifikan 0,05 (5%) sehingga hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima, yaitu terdapat kesenjangan harapan antara nasabah deposito mudharabah dan manajemen terhadap penyampaian informasi keuangan (hipotesis 1c terbukti). Pengujian Hipotesis 1d Hasil pengujian hipotesis 1d diperoleh nilai sig. (0,080) yang berada diatas persyaratan dengan taraf signifikan 0,05 (5%) sehingga hipotesis nol dapat diterima dan hipotesis alternatif ditolak, yaitu tidak terdapat kesenjangan harapan antara nasabah giro dan manajemen terhadap penyampaian informasi keuangan (hipotesis 1d tidak terbukti). Pengujian Hipotesis 1e Hasil pengujian hipotesis 1e diperoleh nilai sig. (0,262) yang berada diatas persyaratan dengan taraf signifikan 0,05 (5%) sehingga hipotesis nol dapat diterima dan hipotesis alternatif ditolak, yaitu tidak terdapat kesenjangan harapan antara nasabah pembiayaan dan manajemen terhadap
penyampaian informasi keuangan (hipotesis 1e tidak terbukti). Pengujian Hipotesis 2a Hasil pengujian hipotesis 2a diperoleh nilai sig. (0,058) yang berada diatas persyaratan dengan taraf signifikan 0,05 (5%) sehingga hipotesis nol dapat diterima dan hipotesis alternatif ditolak, yaitu tidak terdapat kesenjangan harapan antara nasabah dan manajemen terhadap penyampaian informasi non keuangan (hipotesis 2a tidak terbukti). Uji Hipotesis 2b Hasil pengujian hipotesis 2b diperoleh nilai sig. (0,032) yang berada dibawah persyaratan dengan taraf signifikan 0,05 (5%) sehingga hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima, yaitu terdapat kesenjangan harapan antara nasabah tabungan mudharabah dan manajemen terhadap penyampaian informasi non keuangan (hipotesis 2b terbukti). Pengujian Hipotesis 2c Hasil pengujian hipotesis 2c diperoleh nilai sig. (0,561) yang berada diatas persyaratan dengan taraf signifikan 0,05 (5%) sehingga hipotesis nol dapat diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Karena itu H 1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan harapan antara nasabah deposito dan manajemen terhadap penyampaian informasi non keuangan. Dengan demikian hipotesis 2c tidak terbukti. Pengujian Hipotesis 2d Hasil pengujian hipotesis 2d diperoleh nilai sig. (0,092) yang berada diatas persyaratan dengan taraf signifikan 0,05 (5%) sehingga hipotesis nol dapat diterima dan hipotesis alternatif ditolak, yaitu tidak terdapat kesenjangan harapan antara nasabah giro dan manajemen terhadap penyampaian informasi non keuangan (hipotesis 2d tidak terbukti).
38
Pengujian Hipotesis 2e Hasil pengujian hipotesis 2c diperoleh nilai sig. (0,641) yang berada diatas persyaratan dengan taraf signifikan 0,05 (5%) sehingga hipotesis nol dapat diterima dan hipotesis alternatif ditolak, yaitu tidak terdapat kesenjangan harapan antara nasabah pembiayaan dan manajemen terhadap penyampaian informasi non keuangan(hipotesis 2e tidak terbukti). PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas dapat disimpulkan bahwa umumnya tidak terdapat kesenjangan harapan antara antara nasabah dan manajemen bank syariah, baik dalam hal penyampaian informasi keuangan maupun penyampaian informasi non keuangan. Akan tetapi pada pengujian detail, ditunjukkan bahwa terdapat kesenjangan harapan antara nasabah deposito dengan manajemen bank syariah dalam hal penyampaian informasi keuangan dan non keuangan. Sedangkan nasabah tabungan terdapat kesenjangan harapan dengan manajemen dalam hal penyampaian informasi non keuangan. Pada nasabah tabungan, tidak terdapatnya kesenjangan harapan dengan manajemen dalam hal penyampaian informasi keuangan bisa disebabkan oleh rendahnya nilai tabungan yang ditempatkan, sehingga kebutuhan untuk memperoleh informasi yang lebih banyak bukanlah hal yang penting bagi nasabah jenis ini. Adapun pada nasabah giro, kendati rata-rata memiliki saldo giro yang besar, akad yang digunakan dalam giro adalah akad wadiah yang bersifat titipan dengan konsekuensi tidak berhak atas bagi hasil sebagaimana yang diperoleh nasabah deposito dengan akad mudharabah. Selanjutnya pada nasabah pembiayaan, keikutsertaan mereka menabung lebih karena keharusan
membayar cicilan pembiayaan yang pernah diperoleh dari bank syariah. Keterbatasan 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada lingkungan bank syariah dikota Semarang sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi untuk bank syariah daerah yang lain 2. Sampel yang digunakan pada masing-masing kelompok nasabah selain nasabah penabung masih minim Saran Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mempertimbangkan hal-hal berikut: 1. Wilayah penelitian sebaiknya diperluas, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi untuk lingkungan bank syariah daerah yang lain. 2. Jumlah sampel untuk masing-masing kelompok nasabah sebaiknya diperbanyak sehingga hasil pengujian dapat benar-benar diperbandingkan.
DAFTAR PUSTAKA Antonio, M. Syafi’i. 2001. Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta. Beik, I. S., 2006, Urgensi Standarisasi Akuntansi Perbankan Syariah, www.tazkiaonline.com. Departemen Agama RI. 1995. Al-Qur’an dan Terjemahannya, PT. Karya Toha Putra, Semarang Djarwanto PS dan Subagyo, Pangestu, 1998. “Statistik Induktif”, Edisi keempat, BPFE, Yogyakarta Donna, Duddy Roesmara, 2006, Variabel-variabel yang Mempengaruhi Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia, FE UGM: Yogyakarta. Tesis. Frederic S. Mishkin dalam “Prudential Supervision Whal Works and
39
What Doesn’t”, NBER Conference Report. Chicago, The University of Chicago Press, 2001 Ghozali, Imam 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Halim, J, Meiden, C dan Tobing. 2005. Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Termasuk dalam Indeks LQ – 45. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Hameed, Shahul. 2002. Different Accounting for Different Worldviews the Need for an Islamic Accounting. Artikel Disampaikan pada Regional Panel Porum on Islamic Accounting, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tidak dipublikasikan. Healy, P, K. Palepu. 2001. Information Asymmetry, Corporate Disclosure, and The Capital Markets : A Review of The Empirical Disclosure Literature. Journal of Accounting and Economics 31. Hosen Nadratuzzaman dan Ali Hasan. 2007, Kamus Populer Keuangan dan Ekonomi Syariah, Cetakan I, Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat. Irfan, Ali., 2002, “Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi”, Lintasan Ekonomi, Vol. XIX No. 2, Juli 2002. Jensen,M dan Meckling,W. 1976.”Theory Of The Firm: Managerial Behaviour, Agency
Cost and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics, Vol.3. Khomsiyah, 2003, “Hubungan Corporate Governance dan Pengungkapan Informasi: Pengujian secara Simultan”, Proceeding Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, 16-17 Oktober 2003, hal. 200-209. Khomsiyah dan Susanti, 2003, “Pengungkapan, Asimetri Informasi dan Cost of Capital”, Proceeding Simposium Nasional Akuntansi VII, Surabaya, 16-17 Oktober 2003, hal. 1008-1018. Lev, B. 1988. Toward A Theory of Equitable and Efficient Accounting Policy. The Accounting Review 43, 1 – 22. Mardiyah, A. A., 2002, “Pengaruh Informasi Asimetri dan Disclosure terhadap Cost of Capital”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5 No 2, Mei 2002. Martanti, Catur. 2002. Evaluasi Pengakuan Laba dan Rugi Pembiayaan pada Lembaga Keuangan Syariah di Purwokerto, Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Qardhawi, Yusuf. 2001. Halal dan Haram dalam Islam, alih bahasa Didin Hafidzudin, dkk., Robbani Press, Jakarta. Republika 24 / 02 / 2008 Pembiayaan Produk Halal Supaya Ditingkatkan Richardson, V. J. 1998. Information Asymmetry and Earnings Management : Some Evidence. http /www.ssrn.com. Rosyidin, Ahmad Dahlan. 2004. Lembaga Mikro dan Pembiayaan Mudharabah, Global Pustaka Utama, Yogyakarta.
40
Sari,
R., dan Zuhrohtun, 2006, “Keinformatifan Laba di Pasar Obligasi dan Saham: Uji Liquidation Option Hyphothesis”, Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi IX, Agustus 2006. Schaik, D., 2001, “Islamic Banking”, The Arab Bank Review, 3 (1): hal. 45-52. Shiddieqy, Hasbi ash-. 1974, Pengantar Fiqh Muammalah, Bulan Bintang, Jakarta. Subroto, Bambang. 2004, “Pengungkapan, Pengauditan, dan Kepercayaan Investor”, Lintasan Ekonomi, Vol. XXI, No. 1, Januari 2004. Sudarsono, H., 2004, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Penerbit Ekonisia: Yogyakarta. Suparmoko, 1996, “Metode Penelitian Praktis” Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta. Siti, A. M., 2004, “Pengaruh Luas Ungkapan Sukarela dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan Publik di Indonesia”, Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7 No. 2, Mei 2004, hal. 192-206. Spence, M. 1973. “Job Market Signalling.” Quarterly Journal Of Economics. Vol 8 (3). Susanto, A., 2004, Membangun Loyalitas Nasabah Bank Syariah, www.tazkiaonline.com Syuja, Abu. 2000, Fathul Qorib Mujib, PT. Toha Putra, Semarang. Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, dan James L Dodd. 2000. Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach. SouthWestern College Publishing. Yusoh, Wan dan Wan Ismail. 2001. Islamic Accounting. Makalah disampaikan pada International Conference on Islamic Banking and Finance dan EKABA FE Universitas Trisaksi Jakarta, 1112 Juni 2001. Yunus, Mahmud, DR., 2001. Kamus Arab-Indonesia, PT Hidakarya Agung, Jakarta. Zulfikar, 2007, Produk Penghimpun Dana Bank Syariah, www.zulfikargroup.blogspot.com
41