Pengaruh SistemPengendalian Internal, Sistem Kompensasi, Moralitas Individu dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Kasus pada Koperasi di Wonosobo)
Heny Damayanti M. Elfan Kaukab Sri Hartiyah Program Studi AkuntansiFakultas Ekonomi Universitas Sains Al Qur’an
ABSTRAK Penelitian ini merupakan Studi Kasus mengenai “Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Sistem Kompensasi, Moralitas Individu dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi,” penelitian ini dilakukan pada koperasi di Kabupaten Wonosobo. Penarikan sampel dari populasi menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria koperasi yang di jadikan responden adalah koperasi berbadan hukum yang sudah berumur diatas 10 tahun sejumlah sebanyak 60 koperasi dan yang diberikan kuesioner adalah bagian keuangan dan administrasi. Metode penelitian ini menggunakan kuesioner. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sistem pengendalian intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H1 diterima). Sistem kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H2 diterima). Moralitas individu berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima (H3 diterima). Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima (H4 diterima). Hasil penelitian ini memberikan implikasi praktik bagi koperasi di Wonosobo, karena kecurangan akuntansi merupakan salah satu unsur yang utama dalam korupsi. Sehingga upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi memerlukan usaha yang menyeluruh, tidak secara partial. Maka hendaknya dilakukan dengan mengefektifkan pengendalian internal, termasuk penegakan hukum, perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian, serta pelaksanaan good governance pada lembaga koperasi, karena koperasi sebagai soko guru ekonomi harus diselamatkan dari adanya kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh pengurus dan karyawan. Mengeliminir perilaku tidak etis manajemen dan kecurangan akuntansi koperasi hendaknya dilakukan bila salah satu unsur yang utamanya yaitu penanggung jawab penyusunan laporan keuangan taat pada aturan akuntansi. Kata kunci: Sistem Pengendalian Intern, Sistem Kompensasi, Moralitas Individu dan Asimetri Informasi, Kecenderungan Kecurangan Akuntansi.
LATAR BELAKANG Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media dan menjadi isu yang menonjol serta penting di mata pemain bisnis dunia. Kecurangan merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan sehingga dapat menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena tekanan Untuk melakukan penyelewengan atau dorongan Untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Padaumumnya, kecurangan akuntansi berkaitan erat dengan korupsi. Berbagai tindakan yang lazim dilakukan dalam korupsi di antaranya adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen yang merugikan keuangan atau perekonomian negara (Alison 2006). Kecurangan akuntansi di Indonesia atau yang biasa kita sebut korupsi saat ini sudah meningkat. Indonesia Corruption Watch mengatakan, tahun 2013 ini menjadi tahun dengan kemarakan kasus korupsi. Di dalam konferensi persnya yang diadakan di Jakarta, Kamis (7/2/2013), ICW memaparkan ada kecenderungan penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), khususnya dari bantuan sosial dan hibah yang akan digunakan untuk kepentingan suksesi Pemilu 2014. Terdapat tren peningkatan anggaran bantuan sosial hibah yang akan rawan dibajak oleh fungsionaris partai yang masih menjabat (Rahmawati 2009). Kecenderungan kecurangan akuntansi sekarang ini tidak hanya terjadi pada perusahaan swasta, perusahan milik negara dan pemerintahan, akan tetapi banyak kecurangan-kecurangan terjadi pada koperasi. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Wonosobo sampai dengan tahun 2014 sudah terjadi 26 kasus penggelapan/kecurangan dalam bidang akuntansi (Dinas Koperasi dan UMKM, 2014). Hal ini mengindikasikan bahwa kejahatan dalam akuntansi tidak hanya melanda perusahaan dan pemerintahan, akan tetapi sudah terjadi pada koperasi. Untuk itu perlu kontrol yang lebih ketat pada perkembangan koperasi kedepan dengan melibatkan semua stekholder. Sistem pengendalian intern merupakan faktor yang dianggap mampu mempengaruhi kecenderungan kecurangana kuntansi. Banyaknya kasus kecurangan diakibatkan karena tidaka danya system pengendalian internal sehingga lemahnya pengawasan atau kontrol, tidak adanya kejujuran, peraturan dan kinerja kerja lemah mengakibatkan para pembuat kejahatan leluasa dapat melakukan aksinya. Kecenderungan kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh Ada atau tidaknya peluang Untuk melakukan hal tersebut (Fawzi 2011). Peluang tersebut dapat diminimalisir dengan adanya pengendalian internal yang efektif. Smith et al., (1997) menyatakan bahwa pengendalian internal yang efektif akan mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi. AICPA (American Institute of Crified Public Accountant, 1947) menjelaskan bahwa pengendalian internal sangatpenting, antara lain untukmemberikan perlindungan bagientitas terhadap kelemahan manusia serta Untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dan tindakan yang tidak sesuaid engan aturan (Boynton and Kell, 1996). Sistem kompensasi juga merupakan salah satu faktor yang penyebab terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi. Kompensasi merupakan komponen biaya yang dibayarkan oleh organisasi pada karyawan. Bagi karyawan kompensasi merupakan faktor yang menentukan ingkat kesejahteraan, sedang bagi organisasi kompensasi merupakan komponen biaya yang mempengaruhi tingkat efisiensi dan profitabilitas
(Thoyibatunet al. 2009). Penelitian yang dilakukan olehThoyibatunet al. (2009) yang menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Moralitas individu juga mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi. Kecurangan akuntansi sangat erat hubungannya dengan etika. Kecurangan akuntansi merupakan suatu tindakan ilegal sebagai bagian dari perilaku tidak etis, oleh karena itu ada hukum yang harus ditegakkan sebagai bagian dari usaha penegakan standar moral. Wilopo (2006) menemukan bahwa semakin tinggi level penalaran moral individu akan membuat orang berfikir bahwa kecurangan dalam akuntansi adalah hal yang dianggap menyimpang. Bernardi dan Guptill(2008) menemukan bahwa semakin tinggi level moral individu akan semakin sensitif terhadap isu-isu etika. Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi adalah asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan (Rahmawati dkk 2006). Ryan (1996) seperti dikutip Fanani (2009) yang mendefinisikan asimetri informasi sebagai kondisi dimana adanya perbedaan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi dengan pihak pemegang saham dan stakeholder yang tidak memiliki informasi karena sebagai pengguna informasi (user). Pengertian tersebut memberikan kesimpulan bahwa terjadinya asimetri informasi karena adanya perbedaan perolehan informasi tentang perusahaan yang diterima oleh pihak pengguna informasi dalam hal ini investor dengan pihak manajemen perusahaan sebagai pihak yang mengoperasikan usaha dan berada didalam perusahaan. Asimetri informasi yang mungkin timbul disini akan mendorong agen untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui prinsipal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aryanto et. al., (2013) menunjukkan bahwa asimetri informasi mempengaruhi kecenderungan terjadinya kecurangan akuntansi.
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengendalian Intern (X1) Sistem Kompensasi (X2)
H1 H2 H3-
Moralitas Individu (X3)
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Y)
H4+
Asimetri Informasi (X4)
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen yang diciptakan untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian efektivitas, efesiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan keandalan penyajian laporan keuangan. Sistem pengendalian internal sangat dibutuhkan di Indonesia mengingat otonomi yang semakin besar. Berdasarkan hasil KMPG Fraud Survey 2012 ditemukan bahwa fraud terjadi karena pelaku internal tidak berfikir mereka akan tertangkap, ini menjadi faktor utama penyebab terjadinya kecurangan yaitu sebesar 25% dari total kasus kecurangan yang terjadi. Faktor kedua adalah diabaikannya sistem pengendalian internal yang telah ada sebesar 23%, kemudian tidak memadainya pengendalian internal juga menjadi faktor terjadinya fraud yaitu sebesar 7%, sehingga dapat dilihat bahwa pengendalian internal memiliki fungsi yang sangat penting bagi sebuah organisasi, termasuk koperasi (Amrizal 2013). Adanya pengendalian internal yang efektif, memungkinkan terjadinya pengecekan saling silang (cross check) terhadap pekerjaan seseorang oleh orang lain (Puspasari & Suwardi 2012). Hal ini menurunkan peluang terjadinya kecenderungan kecurangan dan mengalokasikan kesalahan. Wright (2003) dalam Wilopo (2006) menyatakan bahwa pengendalian internal yang efektif mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi. Kecenderungan kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh ada atau tidaknya peluang atau kesempatan. Peluang yang besar membuat kecenderungan kecurangan akuntansi lebih sering terjadi, dan sebaliknya. Penerapan pengendalian internal yang efektif yang didukung dengan regulasi yang memadai akan mencegah berbagai bentuk overstated dan ketidakwajaran yang merugikan berbagai pihak yang bekepentingan (Wright 2003). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun et al. (2009), Puspasari & Suwardi (2012) Aryanto et. al., (2013) menunjukkan bahwa pengendalian intern berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat di hipotesiskan sebagai berikut : H1:
Pengendalian intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.
Selain pengendalian internal, sistem kompensasi juga mampu mempengaruhi terjadinya kecurangan akuntansi. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Simamora (2004) menyatakan kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para pegawai sebagai ganti kontribusinya kepada organisasi. Kompensasi menurut Wayne seperti dikutip Mangkuprawira 2002 meliputi bentuk tunai langsung, pembayaran tidak langsung dalam bentuk manfaat karyawan, dan insentif untuk memotivasi karyawan agar bekerja keras untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Siagian (2003) menyatakan bahwa dalam mengembangkan dan menerapkan sistem kompensasi/imbalan, kepentingan organisasi dan kepentingan pegawai mutlak perlu diperhitungkan. Rivai (2005) menyebutkan beberapa tujuan manajemen kompensasi efektif, yaitu untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, mempertahankan pegawai yang ada, menjamin keadilan, penghargaan terhadap perilaku yang diinginkan, mengendalikan biaya, dan mengikuti aturan hukum. Hal ini dilakukan untuk mengurangi adanya kecenderungan kecurangan akuntansi atau bahkan kecurangan tidak terjadi sama sekali. Pengurus koperasi diberi wewenang oleh pengawas koperasi untuk mengelola koperasi, bertanggung jawab untuk memaksimalkan kinerja dalam pencapaian tujuan
koperasi, dan melaporkan tanggung jawabnya melalui rapat anggota tahunan (RAT). Pemberian kompensasi yang memadai membuat pengurus koperasi bertindak sesuai dengan keinginan dari pengawas koperasi, yaitu memberikan informasi yang sebenarnya tentang keadaan koperasi. Pengurus koperasi akan bertindak sesuai dengan keinginan pengawas koperasi jika mereka mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan kinerjanya. Pemberian kompensasi ini dapat mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun et al. (2009)dan Aryanto et. al., (2013)menunjukkan bahwa sistem kompensasi berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat di hipotesiskan sebagai berikut : H2 :
Sistem kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.
Moralitas individu dalam penelitian ini adalah pertimbangan etis sebagai pertimbangan-pertimbangan apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dilema etis (Wibowo 2007). Teori yangmenjelaskan kecenderungan kecurangan akuntansi terdapat di teori Gone dalam Wahyudi (2006) kecendrunganfraud juga berasal dari dalam diri individu itu sendiri, salah satunya moralitas. Moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia, sehingga bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia. Magnis (2001) mengatakan bahwa sikap moral yang sebenarnya disebut moralitas. Ia mengatakan moralitas sebagai sikap hati orang yang terungkap dalam tindakan lahiriah. Jadi moralitas adalah sikap dan pebuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih. Amin Widjaja (1992) menyatakan alasan yang melatar belakangi kecurangan adalah pengurus tidak mengindahkan moral (unscruplulous). Dengan mengetahui sifat dan karakteristik manusia yang paling mungkin melakukan kecurangan, pemerintahan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan akuntansi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2014) menunjukkan bahwa moralitas individu berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat di hipotesiskan sebagai berikut : H3:
Moralitas individu berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
Kecurangan akuntansi sangat erat hubungannya dengan asimetri informasi karena merupakan garis wewenang. Asimetri informasi adalah ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh pengurus dan pengawas, ketika pengawas tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja pengurus, sebaliknya pengawas memiliki lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja dan perusahaan secara keseluruhan (Miranti Senja 2011). Asimetri informasi merupakan keadaan dimana pihak dalam perusahaan mengetahui informasi yang lebih baik dibanding pihak luar perusahaan (stakeholder). Jika keadaan tersebut terjadi, maka akan membuka peluang bagi pihak dalam perusahaan untuk melakukan kecurangan.
Hasil penelitian Handayani dan Putra (2013) menunjukkan hubungan positif asimetri informasi terhadap pengungkapan laporan keuangan, yang berarti semakin tinggi asimetri informasi maka kecenderungan kecurangan laporan keuangan semakin meningkat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aryanto et. al., (2013) menunjukkan bahwa asimetri informasi mempengaruhi kecenderungan terjadinya kecurangan akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat di hipotesiskan sebagai berikut : H4 :
Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah koperasi di Kabupaten Wonosobo yang sudah mempunyai badan hukum berjumlah 147 koperasi. Penarikan sampel dari populasi menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria koperasi yang dijadikan sampel adalah koperasi berbadan hukum yang sudah berumur diatas 10 tahun sebanyak 60 koperasi dan yang diberikan kuesioner adalah bagian keuangan. Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif. Dimana Untuk Mencapai tujuan pertama yaitu menganalisis pengaruh pengendalian intern, system kompensasi, moralitas individu dana simetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda (Multiple regression alanalisis).Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 + e Dimana : Y : Kecenderungan kecurangan akuntansi (variabel dependen) : Konstanta b1 : Koefisien regresi variabel pengendalian intern b2 : Koefisien regresi variabel sistem kompensasi b3 : Koefisien regresi variabel moralitas individu b4 : Koefisien regresi variabel asimetri informasi X1 : Variabel pengendalian intern (variabel independen) X2 : Variabel sistem kompensasi (variabel independen) X3 : Variabel moralitas individu (variabel independen) X4 : Variabel asimetri informasi (variabel independen) e : error ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi ganda dilakukan untuk menguji hipotesis yang hasilnya disajikan pada tabel 1
Tabel 1 Hasil Pengujian Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Sistem Kompensasi, Moralitas Individu, dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Pengujian Coeff T Signifikan Hasil Sistem pengendalian intern -0,412 -6,254 0,000 Hipotesis diterima Sistem kompensasi -0,325 -4,868 0,000 Hipotesis diterima Moralitas individu -0,231 -2,846 0,007 Hipotesis diterima Asimetri informasi 0,296 5,687 0,000 Hipotesis diterima Y = 34,77 – 0,412X1 – 0,325X2 – 0,231X3 + 0,296X4 + e a. Pengaruh sistem pengendalian intern terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi karyawan (H1) memiliki koefisien -0,412 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Sehingga H1 yang menyatakan sistem pengendalian internmempunyai pengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya, semakin baik pelaksanaan pengendalian internal, maka akan mengurangi kecenderungan karyawan untuk berbuat curang. b. Pengaruh sistem kompensasiterhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H2) memiliki koefisien -0,325 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Sehingga H2 yang menyatakan sistem kompensasi mempunyai pengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya adanya penerapan kompensasi yang baik akan membuat karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam laporan keuangan. c. Pengaruh moralitas individuterhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H3) memiliki koefisien -0,231 dengan tingkat signifikansi 0,007 lebih kecil dari 0,05. Sehingga H3 yang menyatakan moralitas individumempunyai pengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya, semakin bermoral seorang karyawan maka karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam laporan keuangan. d. Pengaruh asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H4) memiliki koefisien 0,296 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Sehingga H4 yang menyatakan asimetri informasi mempunyai pengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya, kurangnya informasi antara pengawas dan pengurus koperasi yang ditandai adanya informasi yang tidak jelas dari pengawas dan pengurus koperasi akan membuat karyawan untuk berbuat curang dalam membuat laporan keuangan. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Hipotesis satu (H1) menyatakan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Artinya, semakin baik pelaksanaan pengendalian internal, maka akan mengurangi kecenderungan karyawan untuk berbuat curang. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun (2009), Puspasari & Suwardi (2012) Aryanto et. al., (2013) yang menunjukkan bahwa pengendalian intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.
Sistem pengendalian internal merupakan proses yang dijalankan untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum, dan efektivitas dan efisiensi operasi. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi akurat dan memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya. Kecenderungan kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh ada atau tidaknya peluang untuk melakukan hal tersebut. Peluang tersebut dapat diminimalisir dengan adanya pengendalian internal yang efektif. Pengendalian internal yang efektif akan mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi. Pengendalian internal sangat penting, antara lain untuk memberikan perlindungan bagi entitas terhadap kelemahan manusia serta untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (Boynton and Kell, 1996). Pengendalian intern pada koperasi dilakukan oleh pengawas untuk mengontrol keuangan koperasi. Kontrol dilakukan tiap 3 bulan sekali dengan mengecek laporan keuangan triwulan. Dengan adanya kontrol pengawas diharapkan tidak terjadi kecurangan laporan keuangan Pengaruh Sistem Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Hipotesis dua (H2) menyatakan bahwa sistem kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Artinya adanya penerapan kompensasi yang baik akan membuat karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Thoyibatun (2009)dan Aryanto et. al., (2013)menunjukkan bahwa sistem kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi kepada karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial pada periode yang tetap. Sistem kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh, memperkerjakan, dan mempertahankan karyawan. Bagi organisasi, kompensasi memiliki arti penting karena kompensasi mencerminkan upaya organisasi dalam mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Beberapa pengalaman menunjukkan bahwa kompensasi yang tidak memadai dapat menurunkan prestasi kerja, motivasi kerja, dan kepuasan kerja karyawan, bahkan dapat menyebabkan karyawan untuk berbuat curang. Pengawas koperasi memberi wewenang kepada pengurus untuk mengelola koperasi, bertanggung jawab untuk memaksimalkan keuntungan, dan melaporkan tanggung jawabnya melalui media laporan keuangan. Pemberian kompensasi yang memadai membuat karyawan bertindak sesuai dengan keinginan dari pengurus, yaitu memberikan informasi yang sebenarnya tentang keadaan koperasi. Karyawan akan bertindak sesuai dengan keinginan pengurus dan pengawas koperasi jika mereka mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan kinerjanya. Pemberian kompensasi ini dapat mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi.
Pengaruh Moralitas Individu Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Hipotesis tiga (H3) menyatakan bahwa moralitas individu berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya, semakin bermoral seorang karyawan maka karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2014) menunjukkan bahwa moralitas individu berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Tahapan pengembangan kesadaran moral individu menekankan bagaimana seorang individu berfikir tentang dilema etis, proses memutuskan apa yang benar dan
apa yang salah (Trevino, 1986). Rest (1986) seperti dikutip Muawanah dan Indriantoro (2001) menyatakan bahwa pemahaman (kesadaran) moral merupakan bagian dari kapasitas keseluruhan individual untuk memecahkan masalah-masalah etika. Hal ini untuk membuktikan terdapat hubungan antara pengembangan moral individu yang menghadapi dilema etis untuk berperilaku etis. Kohlberg(1969) menyatakan bahwa pengembangan moral dari orang pada tahapan lebih lanjut perkembangan moralnya lebih baik dari pengembangan moral yang baru pada tahap awal. Jika karyawan yang moralnya tinggi maka sedikit kemungkinan untuk melakukan kecurangan akuntansi, maka individu dapat diharapkan akan memandang perilaku meragukan (question behaviour) kurang diterima, dan sedikit kemungkinan untuk melakukan aktivitas tindakan tidak etis dibandingkan dengan individu yang perkembangan moralnya rendah. Seorang individu dengan proses kesadaran pengembangan moral yang semakin tinggi akan membuat karyawan untuk berlaku lebih berperilaku etis dengan tidak melakukan kecurangan dalam membuat laporan keuangan. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Hipotesis empat (H4) menyatakan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya, kurangnya informasi antara pengawas dan pengurus koperasi yang ditandai adanya informasi yang tidak jelas dari pengawas dan pengurus koperasi akan membuat karyawan untuk berbuat curang dalam membuat laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Widayati dan Nurlis, (2012) yang menyatakan bahwa asimetri informasi berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Salah satu kendala yang akan muncul antara pengawas dan pengurus koperasiadalah adanya asimetri informasi. Asimetri informasi ini timbul karena pengurustidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja karyawan dan karyawan memiliki lebih banyak informasi mengenai koperasi secara keseluruhan. Asimetri informasi yang terjadi antara pengawas dan pengurus koperasi mendorong karyawan untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja. Hal ini memacu karyawan untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Bila terjadi asimetri informasi, karyawan akan menyajikan laporan keuangan yang bermanfaat bagi mereka, demi motivasi untuk memperoleh kompensasi bonus yang tinggi, mempertahankan jabatan dan lain-lain. Demikian pula, bila terjadi asimetri informasi, karyawan akan membuat bias atau memanipulasi laporan keuangan sehingga kemungkinan untuk berbuat curang lebih tinggi. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini dapat dibuat simpulan sebagai berikut : 1. Sistem pengendalian intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H1 diterima). Artinya, semakin baik pelaksanaan pengendalian internal, maka akan mengurangi kecenderungan karyawan untuk berbuat curang.
2. Sistem kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H2 diterima). Artinya adanya penerapan kompensasi yang baik akan membuat karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam laporan keuangan 3. Moralitas individu berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima (H3 diterima). Artinya, semakin bermoral seorang karyawan maka karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam laporan keuangan. 4. Asimetri informasiberpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima (H4 diterima). Artinya, kurangnya informasi antara pengawas dan pengurus koperasi yang ditandai adanya informasi yang tidak jelas dari pengawas dan pengurus koperasi akan membuat karyawan berbuat curang dalam membuat laporan keuangan. Saran Setelah mengetahui hasil dari penelitian ini, beberapa saran yang dapat di rekomendasikan adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan kesimpulan di atas dapat ditarik garis besar bahwa pengendalian intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, oleh karena itu semakin baik pelaksanaan pengendalian internal, maka akan mengurangi kecenderungan karyawan untuk berbuat curang. Sehingga untuk mengurangi kecurangan akuntansi diperlukan pengendalian internal yang efektif baik terhadap karyawan, pengurus, maupun pengawas karena kecurangan akan dilakukan jika ada kesempatan dimana seseorang harus memiliki akses terhadap aset atau memiliki wewenang untuk mengatur prosedur pengendalian yang memperkenankan dilakukannya skema kecurangan. 2. Kompensasi mempunyai fungsi yang cukup penting di dalam memperlancar jalannya roda organisasi/perusahaan dan dapat mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi, sehingga kompensasi harus diberikan kepada karyawan karena sistem kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan dan mempertahankan karyawan. Sistem kompensasi dapat diberikan baik dengan sistem prestasi maupun sistem waktu. 3. Untuk mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi maka perlu diadakan pelatihan motivasi etika dan moralitas dalam hubungan kerja, untuk meningkatkan kualitas integritas pribadi dan perilaku beretika di tempat kerja, sehingga karyawan dan pimpinan memiliki moral yang unggul dari hati nurani, untuk membimbing perilaku dan cara berpikir dalam setiap tindakannya. 4. Temuan empirik ini membawa implikasi teoritik bahwa kecenderungan atau bahkan tindakan kecurangan akuntansi perlu dikaji tidak hanya melalui pendekatan ilmu akuntansi, tetapi juga perlu mengikut sertakan pendekatan serta teori-teori dari disiplin ilmu yang lain, di antaranya ilmu psikologi dan ilmu manajemen. Dengan adanya pendekatan lintas disiplin ilmu ini diharapkan akan diperoleh solusi teoritik atas permasalahan perilaku tidak etis manajemen dan kecurangan akuntansi perusahaan berikut faktor yang menjadi penyebabnya secara menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA Amrizal. 2013. Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Internal Auditor. BPKP Boynton, W. C., Walter G. Kell, 1996. Modern Auditing, 6th Ed. New York, Jhon Wiley & Sons, Inc. Dewi, Rencana Sari. 2014. Pengaruh Moralitas Individu dan Pengendalian Internal pada Kecurangan Akuntansi (Studi Eksperimen pada Pemerintah Daerah Provinsi Bali). Tesis. Denpasar : Program Pasca Sarjana. Universitas Udayana. Fauwzi, M. Glifandi Hari. 2011. Analisis Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Persepsi kesesuaian Kompensasi, Moralitas Manajemen Terhadap Perilaku Tidak Etis Dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Jurnal akuntansi dan ekonomi. Fanani, Z. 2009. “Kualitas Pelaporan Keuangan : Berbagai Faktor Penentu dan Konsekuensi Ekonomis”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Vol.6, No.1, Juni 2009. Indriani, Rini. Wachidatul Khoiriyah. 2010. “Pengaruh Kualitas Pelaporan Keuangan terhadap Asimetri Informasi”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Miranti, Senja. 2011. Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan yang Go Public di BEI. Skripsi S. Fakultas ekonomi. Universitas Negeri Padang. Novita Puspasari dan Eko Suwardi. 2012. Pengaruh Moralitas Individu Dan Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi Eksperimen Pada Konteks Pemerintahan Daerah. SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XV BANJARMASIN 20-23 September Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Puput Tri Komalasari, 2001, “Asimetri Informasi, Positive Accounting Theory, dan Manajemen laba”. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol.2 No.2 Rahmawati, dkk. 2006. “Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX. Padang. Rahmawati, Ardiana Peni. 2009. Analisis Faktor Internal dan Moralitas Manajemen terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Skripsi: Universitas Diponegoro. Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN. Smith, A. 1997.Detecting Falsified Financial Statement Using Multicriteria Analysis. The Case of Greece.Working paper.www.ssrn.com Thoyibatun, Siti. 2009. Faktor – Faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Tidak Etis dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Serta Akibatnya terhadap
Kinerja Organisasi.Ekuitas. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 16 No. 22012 Tunggal, Amin Widjaja. 1992. Pemeriksaan Kecurangan. Jakarta: Rineka Cipta. Veronica, 2003, “Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi”, Lintasan Ekonomi, Vol.XIX No.2 Wilopo. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi 9: Padang.