PENGARUH SKALA USAHA, SEKTOR INDUSTRI, LAMA USAHA, PENDIDIKAN MANAJER/PEMILIK, PELATIHAN AKUNTANSI, DAN MASA MEMIMPIN PERUSAHAAN TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI (Studi Empiris pada UMKM Binaan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Kecamatan Kejajar) Muhammad Elfan Kaukab Endah Susanti Sri Hartiyah FAKULTAS EKONOMI UNSIQ JAWA TENGAH DI WONOSOBO
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Skala Usaha, Sektor Industri, Lama Usaha, Pendidikan Manajer/Pemilik, Pelatihan Akuntansi, dan Masa Memimpin Perusahaan Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi pada UMKM Binaan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Variabelvariabel yang diteliti adalah skala usaha, sektor industri, lama usaha, pendidikan manajer/pemilik, pelatihan akuntansi, dan masa memimpin perusahaan. Latar belakang penelitian ini adalah keterbatasan UMKM dalam menggunakan dan menghasilkan informasi akuntansi mengakibatkan kegagalan dalam pengembangan usaha. Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling methode, diperoleh sampel sebanyak 42 manajer/pemilik UMKM dari populasi sebanyak 99 manajer/pemilik UMKM di Kecamatan Kejajar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel sektor industri dan pelatihan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi dengan arah koefisien positif. Sedangkan variabel skala usaha, sektor industri, lama usaha, pendidikan manajer/pemilik dan masa memimpin perusahaan tidak terbukti berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan atau keterbatasan, terutama mengenai penyampelan. Data yang didapat sangat sedikit dibandingkan penelitian terdahulu. Oleh karena itu penelitian sejenis perlu dilakukan dengan sample yang lebih besar dan mengambil lokasi yang lebih luas sehingga dapat ditarik kesimpulan yang lebih kuat. Kata kunci
: penggunaan informasi akuntansi, skala usaha, sektor industri, lama usaha, pendidikan manajer/pemilik, pelatihan akuntansi dan masa memimpin perusahaan.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan oleh pengguna informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan, terutama pelaku bisnis (Holmes dan Nicholls 1989). Sawers (2007) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan. Informasi akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan manfaat bagi para pemakai adalah informasi akuntansi statutori, informasi anggaran dan informasi akuntansi tambahan. Lungu, Caraiani, Dascalu (2007) dan Morris (2007) menyatakan satu bahwa salah satu sistem informasi yang sangat dibutuhkan adalah sistem informasi akuntansi. Keterbatasan UMKM dalam menggunakan dan menghasilkan informasi akuntansi mengakibatkan kegagalan dalam pengembangan usaha. Pemerintah telah menegaskan pentingnya pencatatan dan penyelenggaraan informasi akuntansi pada UMKM yang tertuang dalam Undang-undang UMKM No.9 Tahun 1995 dan Undang-undang Perpajakan No.2 Tahun 2007 tentang Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi. Hanya saja banyak pengusaha kecil dan menengah kurang menyadari akan pentingnya hal ini. Handayani (2011) mengungkapkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah di Indonesia, menyatakan bahwa variabel signifikan yang berpengaruh adalah masa memimpin perusahaan, pendidikan pemilik, umur perusahaan dan pelatihan akuntansi yang diikuti pemilik. Wahyudi (2009) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah di Indonesia, menyatakan bahwa variabel yang signifikan berpengaruh antara lain pendidikan pemilik atau manager, skala usaha, masa memimpin perusahaan, umur perusahaan dan pelatihan akuntansi yang diikuti pemilik atau manajer. Variabel yang signifikan berpengaruh antara lain, ukuran bisnis, masa manajemen memimpin operasional usaha, sektor industri dan pendidikan pemilik atau manajer usaha. Penelitian ini menggunakan usaha mikro, kecil dan menengah binaan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Kecamatan Kejajar dengan alasan menurut data Surat Penetapan Camat Tahun 2003 sampai dengan 2014 ada 99 kelompok usaha yang dibina, dilatih dan dibiayai oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Kecamatan Kejajar sedangkan Kecamatan Kejajar memiliki potensi lokal berupa buah carica dan buah beat, sayur kentang, paprika, dan cabai bandung serta beberapa tanaman yang dapat dijadikan kerajinan seperti bambu cendani, galar dan panggal selain itu Kecamatan Kejajar juga memiliki potensi lokal berupa pariwisata yang dewasa ini kian ramai didatangi wisatawan baik manca maupun domestik, serta diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang penggunaan informasi akuntansi pada UMKM di Kecamatan Kejajar. Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah skala usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM binaan UPK di Kecamatan Kejajar?
2.
Apakah sektor industri berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM binaan UPK di Kecamatan Kejajar? 3. Apakah lama usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM binaan UPK di Kecamatan Kejajar? 4. Apakah pendidikan manajer/pemilik berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM binaan UPK di Kecamatan Kejajar? 5. Apakah pelatihan akuntansi berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM binaan UPK di Kecamatan Kejajar? 6. Apakah masa memimpin perusahaan berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM binaan UPK di Kecamatan Kejajar? TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Informasi Akuntansi Salah satu informasi yang andal dan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan adalah informasi akuntansi. American Accounting Association (AAA 1917) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif dari suatu entitas yang disiapkan sesuai dengan serangkaian aturan atau standar. Ruang lingkup informasi akuntansi meliputi informasi kuantitatif tentang informasi kekayaan entitas, likuiditas, informasi berkenaan dengan distibusi nilai tambah diantara stake holder, dan sejumlah besar informasi berhubungan dengan ekonomi dalam perusahaan (Staubus 1985). Selanjutnya mereka menyatakan bahwa kondisi keuangan yang memburuk dan kekurangan catatan akuntansi akan membatasi akses untu memperoleh informasi yang diperlukan, sehingga akan menyebabkan kegagalan perusahaan. Skala Usaha Perkembangan perusahaan selalu diharapkan oleh pemilik yang berakibat pada skala perusahaan. Hal ini tentunya disebabkan dari kemajuan yang diperoleh perusahaan yang sangat membutuhkan jumlah karyawan yang lebih besar, terutama bagi perusahaan skala menengah seiring dengan bertambahnya aktivitas perusahaan dan semakin besarnya tingkat kompleksitas perusahaan, sehingga informasi akuntansi sangat dibutuhkan (Holmes dan Nicholls 1988). Sektor Industri Sektor industri yang dimaksud adalah mengelompokkan tujuh jenis usaha dan memperlihatkan bahwa informasi akuntansi tambahan merupakan informasi yang relatif besar digunakan pada jenis usaha, dibandingkan dengan sektor yang lain.(Holmes dan Nicholls 1988). Lama Usaha Lama usaha memperoleh banyak pembelajaran tentang informasi apa yang dibutuhkan dan disiapkan serta digunakan dalam pengambilan keputusan. Manajemen perusahaan akan membutuhkan informasi yang lebih banyak akan disiapkan dan digunakan dalam pengambilan keputusan apabila tingkat kompleksitas usaha serta persaingan semakin ketat (Budhijono dan kristyowati 2005) Pendidikan Manajer/Pemilik
Sedangkan latar belakang pendidikan formal yang dimaksud adalah pendidikan yang diperoleh dibangku sekolah formal. (Budhijono dan Kristyowati 2005). Pelatihan Akuntansi Pelatihan dapat dilakukan di dalam maupun di luar pekerjaan. Pelatihan yang dilakukan diluar pekerjaan umumnya bersifat formal. Latihan yang dilakukan diluar pekerjaan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan. Bila latihan formal seperti itu betul-betul dikaitkan dengan penggunaan dalam pekerjaan seharihari maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kinerja akan meningkat (Astuti 2005). Masa Memimpin Perusahaan Masa jabatan memimpin perusahaan diukur mulai dari manajemen tersebut menerima tanggung jawab sebagai manajer atau pemilik perusahaan sampai penelitian ini dilakukan. Menurut penelitian Holmes dan Nicholls (1989) bahwa masa jabatan pemimpin perusahaan selama lebih sepuluh tahun lebih mempersiapkan dan menggunakan informasi akuntansi. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: variabel Independen yang meliputi skala usaha, sektor industri, lama usaha, pendidikan manajer/pemilik, pelatihan akuntansi, dan masa memimpin perusahaan serta variabel dependennya adalah penggunaan informasi akuntansi. Skala Usaha Skala usaha berhubungan positif terhadap tingkat penyediaan informasi akuntansi, (Holmes and Nicholls, 1989) mengemukakan bahwa tingkat informasi akutansi yang disediakan tergantung pada skala usaha yang diukur dengan perputaran dan jumlah karyawan. Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa apabila skala usaha meningkat, maka proporsi perusahaan dalam penyediaan informasi akuntansi statutori, anggaran, informasi tambahan juga meningkat. Tingkat pemakaian teknik manajemen keuangan terdapat variasi dalam skala usaha perusahaan (Gorton 1999). Hasil studi itu menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar menggunakan teknik manajemen yang eksensif dibandingkan dengan perusahaan kecil karena perusahaan besar mempunyai prosedur monitor yang canggih. Hasil penelitian itu, tidak mendukung teori yang menyatakan bahwa kebutuhan informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan skala usaha dan karakteristik kepemilikan suatu entitas. Penambahan tenaga kerja pada perusahaan kecil dan menengah tidak dapat dielakkan jika terjadi perubahan aktivitas dalam perusahaan. Selanjutnya, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : Skala usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi. Sektor Industri Sektor industri suatu perusahaan akan memberikan variasi informasi akuntansi yang perlu disiapkan dan digunakan dibandingkan dengan suatu perusahaan dalam sektor industri yang berbeda. Penelitian yang dilakukan Holmes dan Nicholls (1988) di Australia memperlihatkan bahwa kelompok atau sektor industri mempengaruhi jumlah informasi akuntansi yang disiapkan dan digunakan perusahaan kecil. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa informasi akuntansi statutory-budget-additional lebih banyak disiapkan dan digunakan dalam sektor manufaktur dibandingkan dengan sektor lain, informasi akuntansi statutory-budget
lebih banyak disiapkan dan digunakan dalam sektor perdagangan, dan informasi akuntansi statutory lebih banyak disiapkan dan digunakan sektor transportasi. Penelitian ini menggunakan sektor industri pengolahan yaitu suatu kegiatan perubahan barang dasar menjadi barang barang jadi atau setengah jadi atau dari yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih nilainya dengan maksud untuk dijual. Sesuai dengan uraian diatas, hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H2 : Sektor industri berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi. Lama Usaha Holmes dan Nicholss (1989) memperlihatkan bahwa penyediaan informasi akuntansi dipengaruhi oleh usia usaha. Hasil penelitian itu menyatakan bahwa perusahaan yang berdiri selama 10 tahun atau kurang, menyediakan lebih banyak informasi akuntansi statutori, informasi akuntansi anggaran, informasi akuntansi tambahan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan, berbeda dengan perusahaan yang berdiri selama 11-20 tahun. Studi ini menyatakan bahwa semakin muda usia perusahaan terdapat kecenderungan untuk menyatakan informasi akuntansi yang ekstensif untuk tujuan membuat keputusan yang dibandingkan dengan perusahaan yang lebih tua usianya. Wijewardena dan Tibbits (1999) menyatakan bahwa faktor-faktor perusahaan dan industri spesifik dalam menjelaskan variasi dalam pertumbuhan perusahaan kecil. Pertumbuhan dipengaruhi secara signifikan oleh sejumlah variabel termasuk umur perusahaan. Sesuai dengan uraian tersebut diatas, hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H3 : Lama usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi. Pendidikan Manajer/Pemilik Kemampuan dan keahlian pemilk atau manajer perusahaan kecil dan menengah ini sangat ditentukan dari pendidikan formal yang pernah ditempuh. Ini disebabkan karena perusahaan kecil dan menengah relatif tidak mampu menggunakan tenaga profesional akuntansi (akuntan) baik sebagai tenaga kerja perusahaan maupun sebagai pemberi jasa akuntansi. Selanjutnya, hipotesis yang menyatakan pengaruh pendidikan pemilik/manajer terhadap penggnaan informasi akuntansi adalah sebagai berikut : H4 : Pendidikan manajer/pemilik berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi. Pelatihan Akuntansi Banyak pembuat kebijakan berargumentasi bahwa perusahaan kecil dan besar dapat meningkatkan prestasinya melalui training provision (DTI 1996). Penelitian yang dilakukan Gee dan Nystrom (1999) menginvestigasi sejauhmana hubungan antara pelatihan keterampilan dan kualitas manajemen di manufaktur Amerika. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat pelatihan kemampuan dengan tingkat kualitas manajemen. Penelitian Holmes dan Nicholls (1988. 1989) menunjukkan bahwa pelatihan berhubungan positif terhadap sejauhmana penyediaan informasi akuntansi untuk membuat keputusan dalam perusahaan kecil. Manajemen yang dipakai dalam kursus pelatihan cenderung menghasilkan lebih banyak informasi akuntansi statutori, anggaran dan tambahan dibandingkan dengan mereka yang kurang pelatihan. Selanjutnya, hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H5 :
Pelatihan akuntansi berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi. Masa Memimpin Perusahaan Pemimpin perusahaan melakukan pengelolaan operasional perusahaan akan banyak memperoleh pengalaman dari berbagai pihak baik dari luar perusahaan maupun dari dalam perusahaan. Pengalaman manajer dalam mengelola perusahaan akan terus bertambah seiring dengan masa jabatannya memimpin perusahaan (Holmes dan Nicholls 1989). Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh tingkat persaingan usaha dalam industri itu maupun keadaan ekonomi dimana perusahaan itu berada. Informasi yang diperoleh dari dalam maupun dari luar perusahaan dipengaruhi oleh masa memimpin perusahaan. Selanjutnya, sesuai dengan uraian tersebut diatas, peneliti mengajukan hipotesis mengenai hubungan kedua variabel tersebut dengan rumusan sebagai berikut :
H6 :
Masa memimpin perusahaan berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka diajukan model penelitian sebagai berikut: GAMBAR 1 MODEL PENELITIAN Skala Usaha
(H1 + )
Sektor Industri
Lama Usaha
(H2 +)
(H3 +)
Pendidikan Manajer/Pemilik (H4 +)
Pelatihan Akuntansi
Penggunaan Informasi Akuntansil
(H5 +)
Masa Memimpin Perusahaan
(H6 +)
Sumber: Grace Tianna Solovida (2003), dimodifikasi
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan termasuk dalam penelitian kualitatif, yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Pemilik/Manajer UMKM binaan UPK Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo yang berjumlah 99 orang dan sampel penelitian ini berjumlah 42 orang, dari UPK Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo sejak berdirinya UPK Kecamatan Kejajar tahun 2003 sampai dengan 2014 dan telah memiliki perijinan dari UMKM Kabupaten Wonosobo. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan angket (kuesioner) dengan cara mendatangi responden secara langsung. Dengan mendatangi responden secara langsung diharapkan tingkat rensponse rate akan tinggi.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penggunaan Informasi Akuntansi Informasi akuntansi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai informasi statutori, informasi anggaran dan informasi tambahan yang dihasilkan dari proses akuntansi yang digunakan sebagai dasar di dalam membuat keputusan. Penelitian ini menggunakan variabel penggunaan sistem informasi akuntansi berdasarkan konsep Fitriyah (2006) dengan indikator sebagai berikut : Pengetahuan deklaratif, Pengetahuan prosedural, Informasi statutory, Informasi anggaran, dan Informasi tambahan. Dengan pengukuran indikator konstruk menggunakan skala likert lima poin mulai dari sangat setuju (STS) dengan skor 1, tidak setuju (TS) dengan skor 2, cukup setuju (CS) dengan skor 3, setuju (S) dengan skor 4, sampai dengan sangat setuju (SS) dengan skor 5. Skala Usaha Perkembangan perusahaan selalu diharapkan oleh pemilik yang berakibat pada skala perusahaan. Penelitian ini menggunakan skala usaha mikro (omset/penjualan perhari < Rp 900 ribu) yang diberi nilai 0, skala usaha kecil (omset/penjualan perhari Rp 900 ribu - < Rp 7,5 juta) dengan nilai 1 dan skala usaha menengah (omset/penjualan perhari Rp 7,5 juta - < 150 juta) dengan nilai 2 Instrumen dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala rasio. Sektor Industri Sektor industri yang dimaksud adalah mengelompokkan dua sektor industri, dan memperlihatkan perbedaan informasi akuntansi tambahan yang relatif besar pada sektor manufaktur, dibandingkan dengan sektor yang lain. Pengukuran sektor industri manufaktur diberi nilai 0 dan sektor industri non manufaktur diberi nilai 1. Penelitian ini menggunakan jenis usaha berdasarkan konsep Holmes dan nicholls (1988) pengukuran jenis usaha bersifat kategorikal sesuai jenis usaha yang diletili, yaitu berdasarkan skala nominal. Lama Usaha Holmes dan Nicholls (1989) memerlihatkan bahwa penyediaan informasi akuntansi dipengaruhi oleh lama usaha. Hasil penelitian itu menyatakan bahwa perusahaan yang berdiri selama 10 tahun atau kurang, menyediakan lebih banyak informasi akuntansi statutori, informasi akuntansi anggaran, informasi akuntansi tambahan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan, berbeda dengan perusahaan yang berdiri selama 11-20 tahun. Penelitian ini mengukur variabel umur perusahaan berdasarkan waktu (dalam tahun) sejak pendirian perusahaan sampai dengan penelitian ini dilakukan. Jika perusahaan yang menjadi responden berdiri pada tahun 2000, maka umur perusahaan itu adalah 15 tahun, pengukuran variabel memakai skala nominal sebagai berikut: 0 - 10 tahun bernilai 0 dan > 10 tahun bernilai 1. Pendidikan Manajer/Pemilik Penelitian ini menggunakan variabel latar belakang pendidikan berdasarkan konsep Budhijono dan Kristyowati (2005). Pengukuran variabel memakai skala ordinal sebagai berikut; Sekolah Dasar (SD) bernilai 0, Sekolah Menengah Pertama (SMP) bernilai 1, Sekolah Menengah Umum (SMU) atau yang sederajad bernilai 2, Diploma (DIII) bernilai 3, Sarjana (S1) bernilai 4, dan Pascasarjana (S2) bernilai 5.
Pelatihan Akuntansi Pelatihan dapat dilakukan didalam maupun diluar pekerjaan. Pelatihan yang dilakukan diluar pekerjaan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan. Bila latihan formal seperti itu betul-betul dikaitkan dengan penggunaanya dalam pekerjaan sehari-hari maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kinerja akan meningkat. Penelitian ini menggunakan variabel pengalaman usaha berdasarkan konsep Astuti (2005) dengan indikator sebagai berikut: 1. Keikutsertaan responden dalam kegiatan pelatihan 2. Perlunya pelatihan sesuai bidang usaha untuk meningkatkan kinerja 3. Kesediaan mengikuti pelatihan 4. Pelatihan penting untuk memperbaiki kinerja Pengukuran indikator konstruk menggunakan skala likert lima poin mulai dari sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1, tidak setuju (TS) dengan skor 2, cukup setuju (CS) dengan skor 3, setuju (S) dengan skor 4, sampai dengan sangat setuju (SS) dengan skor 5. Masa Memimpin Perusahaan Masa jabatan memimpin perusahaan diukur mulai dari manajemen tersebut menerima tanggungjawab sebagai manajer/pimpinan perusahaan sampai penelitian ini dilakukan. Pengukuran variabel masa memimpin perusahaan menggunakan skala ordinal sebagai berikut: < 5 tahun bernilai 1, 6 – 10 tahun bernilai 2, 10 – 15 tahun bernilai 3 dan > 15 tahun bernilai 4. Teknik Analisis Data Statistik Deskriptif Untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian (umur, lokasi usaha, jenis usaha) dan deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian (masa memimpin perusahaan, pendidikan pemilik atau manajer, penelitian akuntansi yang diikuti, sektor industri, umur perusahaan serta skala usaha). Uji Kualitas Data Uji Validitas Uji validitas yang digunakan adalah dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor konstruksinya (Ghozali 2006). Untuk menentukan nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, perlu dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Uji Reliabilitas Suatu kuesioner dinyatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali 2006). Pengujian reliabilitas menggunakan tekhnik Conbrach Alpha (α). Menurut Nunnally (1967) dalam Ghozali (2006), suatu variabel dinyatakan reliable atau handal jika memiliki nilai Conbrach Alpa > 0,6. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Untuk menguji apakah distribusi normal dilakukan dengan cara menggunakan uji kolmogrov-smirnov. Dasar pengambilan keputusan adalah jika probabilitas signifikanya diatas kepercayaan 5% maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali 2006).
Uji Multikolonieritas Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolonieritas maka dilakukan dengan melihat nilai tolerance lawanya Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independenya (Ghozali 2006). Heterokedastisitas Untuk melakukan pengujian terhadap asumsi ini dilakukan dengan menggunakan analisis dengan grafik plots. Apabila titik-titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu y maka dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali 2006). Analisis Data Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Persamaanya adalah sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e Keterangan: Y : penggunaan informasi akuntansi α : nilai intersep (konstan) β1 – β5 : koefisien arah regresi X1 : skala usaha X2 : sektor industri X3 : lama usaha X4 : pendidikan manajer/pemilik X5 : pelatihan akuntansi X6 : masa memimpin perusahaan e : error Jika koefisien regresi (β1, β2, β3 β4, β5, β6) signifikan dan positif maka, skala usaha, sektor industri, lama usaha, pendidikan manajer/pemilik, pelatihan akuntansi, dan masa memimpin perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi. Uji Hipotesis Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas secara parsial atau individual terhadap variabel terikat. Koefisien Determinasi (R²) Koefisien determinan (R²) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan paling baik dalam analisis regresi, dimana hal yang ditunjukkan oleh besarnya koefisiensi determinasi (R²) antara 0 (nol) dan 1 (satu). elain itu koefisien determinasi dipergunakan untuk mengetahui presentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada manajer/pemilik UMKM Binaan UPK yang ada di Kecamatan Kejajar, menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria responden adalah manajer/pemilik UMKM yang pernah mengakses pinjaman bergulir berupa
Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) atau Usaha Ekonomi Produktif (UEP), pernah mendapatkan permodalan berupa dana hibah dari UPK atau pernah mengikuti pelatihan manajemen pemasaran, manajemen perusahaan atau pelatihan lainnya dari UPK Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo sejak berdirinya UPK Kecamatan Kejajar tahun 2003 sampai dengan 2014 dan telah memiliki perijinan dari UMKM Kabupaten Wonosobo sejumlah 42 UMKM. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode survey yaitu dengan cara mendatangi responden secara langsung dan diambil sendiri oleh peneliti. Adapun batas waktu pengumpulan kuesioner adalah 1 minggu terhitung dari hari masuknya kuesioner kepada responden. Tabel 1 Jumlah Sampel Dan Tingkat Pengembaliannya Kuesioner Keterangan Jumlah Kuesioner disebar 42 Kuesioner kembali 36 Kuesioner gugur 2 Kuesioner diolah 34 Sumber : Data Primer diolah Statistik Deskriptif Gambaran Umum Responden 1. Karakteristik Raesponden Berdasarkan Skala Usaha Responden untuk kategori skala usaha dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2 Karakteristik Manajer/Pemilik Berdasarkan Skala Usaha Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid Mikro 16 47.1 47.1 47.1 Kecil 18 52.9 52.9 100.0 Menengah 0 0.0 0.0 100.0 Total 34 100.0 100.0 Sumber : Data primer diolah 2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Sektor Industri Responden untuk kategori sektor industri dapat dilihat pada sebagaimana tabel berikut : Tabel 3 Karakteristik Manajer/Pemilik Berdasarkan Sektor Industri Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid Manufaktur 19 55.9 55.9 55.9 Non 15 44.1 44.1 100.0 Manufaktur Total 34 100.0 100.0
Sumber : Data primer diolah
3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha Kategori berikut adalah karakteristik responden berdasarkan Lama Usaha. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4 Karakteristik Manajer/Pemilik Berdasarkan Lama Usaha Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid 0-10 20 58.8 58.8 58.8 Tahun >10 14 41.2 41.2 100.0 Tahun Total 34 100.0 100.0 Sumber : Data primer diolah
4.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan. Kategori berikut adalah karakteristik responden berdasarkan pendidikan manajer/pemilik. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5 Karakteristik Manajer/Pemilik Berdasarkan Pendidikan Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid SD 5 14.7 14.7 14.7 SMP 7 20.6 20.6 35.3 SMU 13 38.2 38.2 73.5 DIII 3 8.8 8.8 82.4 S1 6 17.6 17.6 100.0 S2 0 0.0 0.0 100.0 Total 34 100.0 100.0 Sumber : Data primer diolah
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Memimpin Perusahaan. Kategori berikut adalah karakteristik responden berdasarkan masa memimpin perusahaan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6 Karakteristik Manajer/Pemilik Berdasarkan Masa Memimpin Perusahaan Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid <5 Tahun 21 61.8 61.8 61.8 6-10 10 29.4 29.4 91.2 Tahun 10-15 1 2.9 2.9 94.1 Tahun >15 Tahun 2 5.9 5.9 100.0 Total 34 100.0 100.0 Sumber : Data primer diolah Deskripsi Variabel Variabel-variabel penelitian yaitu skala usaha, sektor industri, lama usaha, pendidikan manajer/pemilik, pelatihan akuntansi dan masa memimpin perusahaan terhadap penggunaan informasi akuntansi, ditampilkan dalam tabel statistik deskriptif yang dapat dilihat dalam Tabel berikut: Tabel 7 Deskripsi Statistik Variabel-Variabel Penelitian Std, Rata-rata Kisaran Kisaran Rata-rata Variabel Deviation Aktual Aktual Teoritis Teoritis Penggunaan Informasi 2.236 21.18 16-25 5-25 15 Akuntansi Pelatihan Akuntansi 1.643 18.29 15-20 4-20 12 Sumber: Data primer diolah Penggunaan Informasi Akuntansi Variabel penggunaan informasi akuntansi diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari 5 pertanyaan. Seperti terlihat pada tabel 7, skala pengukuran yang rendah akan menunjukkan bahwa manajer/pemilik UMKM tidak menerapkan penggunaan informasi akuntansi dalam kegiatan usahanya, sedangkan skala pengukuran yang tinggi menunjukkan bahwa manajer/pemilik UMKM telah menerapkan informasi akuntansi pada usahanya. Skala Usaha Variabel Skala Usaha diukur dengan menggunakan instrumen kuesioner yang diubah menjadi variabel dummy. Kode 0 mewakili skala usaha mikro (omset/penjualan perhari < Rp 900 ribu). Sedangkan kode 1 mewakili skala usaha kecil (omset/penjualan perhari Rp 900 ribu - < Rp 7,5 juta) dan kode 2 yang mewakili skala usaha menengah (omset/penjualan perhari Rp 7,5 juta - < 150 juta).
Dapat dijelaskan bahwa responden dalam penelitian ini berada di status skala usaha mikro sebanyak 47,1% dan skala usaha kecil sebanyak 52,9%. Sektor Industri Variabel Sektor Industri diukur dengan menggunakan instrumen kuesioner yang diubah menjadi variabel dummy. Kode 0 mewakili sektor industri manufaktur yaitu mengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Sedangkan kode 1 mewakili sektor industri non manufaktur yaitu hanya mengemas barang yang sudah jadi untuk dijual kembali. Dapat dijelaskan bahwa manajer/pemilik UMKM yang menjadi responden dalam penelitian ini sebagian besar berada di status sektor industri manufaktur sebanyak 55,9% dan sektor industri non manufaktur sebanyak 44,1%. Lama Usaha Variabel Lama Usaha diukur dengan menggunakan instrumen kuesioner yang diubah menjadi variabel dummy. Kode 0 mewakili lama usaha 0-10 tahun. Sedangkan kode 1 mewakili lama usaha >10 tahun. Dapat disimpulkan bahwa manajer/pemilik UMKM yang menjadi responden dalam penelitian ini sebagian besar berada di status lama usaha 0-10 tahun sebanyak 58,8% dan status lama usaha >10 tahun sebanyak 41,2%. Pendidikan Manajer/Pemilik Variabel Pendidikan Manajer/Pemilik diukur dengan menggunakan instrumen kuesioner yang diubah menjadi variabel dummy. Kode 0 untuk pendidikan Sekolah Dasar (SD), kode 1 untuk pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), kode 2 untuk pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU), kode 3 untuk pendidikan Diploma (DIII), kode 4 untuk pendidikan Sarjana (S1) dan kode 5 untuk pendidikan Pascasarjana (S2). Dapat dijelaskan bahwa manajer/pemilik UMKM yang menjadi responden dalam penelitian ini sebagian besar berada di status pendidikan SD sebanyak 14,7%, pendidikan SMP sebanyak 20,6%, pendidikan SMU sebanyak 38,2%, pendidikan DII sebanyak 8,8% dan pendidikan S1 sebanyak 17,6%. Pelatihan Akuntansi Variabel Pelatihan Akuntansi diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari 4 pertanyaan. Seperti terlihat pada tabel 7, skala pengukuran yang rendah akan menunjukkan manajer/pemilik UMKM belum pernah mengikuti pelatihan akuntansi sedangkan skala pengukuran yang tinggi menunjukkan manajer/pemilik UMKM sudah pernah mengikuti pelatihan akuntansi. Masa Memimpin Perusahaan Variabel Masa Memimpin Perusahaan diukur dengan menggunakan instrumen kuesioner yang diubah menjadi variabel dummy. Kode 1 mewakili masa memimpin perusahaan <5 tahun, kode 2 mewakili masa memimpin perusahaan 6–10 tahun, kode 3 mewakili masa memimpin perusahaan 10–15 tahun dan kode 4
mewakili masa memimpin perusahaan >15 tahun. Dapat dijelaskan bahwa manajer/pemilik UMKM yang menjadi responden dalam penelitian ini berada di status masa memimpin perusahaan <5 tahun sebanyak 61,8%, 6-10 tahun sebanyak 29,4%, 10-15 tahun sebanyak 2,9% dan >15 tahun sebanyak 5,9%. Uji Kualitas Data Validitas Uji validitas yang digunakan adalah dengan menghitung korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8 Hasil Uji Validitas Variabel Kisaran Korelasi Signifikansi Keterangan Penggunaan Informasi 0,646** - 0,825** 0,00 Valid Akuntansi Pelatihan Akuntansi 0,608** - 0,821** 0,00 Valid Sumber: Data primer diolah Reliabilitas Hasil uji reliabilitas ini ditunjukkan pada tabel 9. Tabel 9 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach Batas Variabel Tanda Keterangan Alpha alpha Penggunaan Informasi 0,863 > 0,6 Reliabel Akuntansi Pelatihan 0,849 > 0,6 Reliabel Akuntansi Sumber: Data primer diolah Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas Tabel 10 di bawah ini menunjukkan ringkasan dari hasil uji multikolinieritas. Tabel 10 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Collinearity Statistics Independen Kesimpulan Tolerance VIF Skala Usaha 0.840 Sektor Industri 0.881 Lama Usaha 0.831 Pendidikan 0.669 Manajer/Pemilik Pelatihan 0.926 Akuntansi Masa Memimpin 0.724 Perusahaan Sumber: Data primer diolah
1.190 1.135 1.204
Tidak ada multikolinearitas Tidak ada multikolinearitas Tidak ada multikolinearitas
1.496
Tidak ada multikolinearitas
1.080
Tidak ada multikolinieritas
1.381
Tidak ada multikolinieritas
Uji Heteroskedastisitas Uji heterokesdastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer diolah Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 34 a,,b Normal Parameters Mean .0000000 Std. Deviation 1.48131227 Most Extreme Absolute .094 Differences Positive .054 Negatif -.094 Kolmogorov-Smirnov Z .094 Asymp. Sig. (2-tailed) .200c.d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Pengujian Hipotesis Pengujian Pengaruh Skala Usaha, Sektor Industri, Lama Usaha, Pendidikan Manajer/Pemilik, Pelatihan Akuntansi dan Masa Memimpin Perusahaan Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi. Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan regresi linier berganda menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 12 Hasil Pengujian Pengaruh Skala Usaha, Sektor Industri, Lama Usaha, Pendidikan Manajer/Pemilik, Pelatihan Akuntansi dan Masa Memimpin Perusahaan Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi. Pengujian Coeff T Signifikan Hasil Skala Usaha 1.099 1.791 .085 Hipotesis ditolak Sektor Industri 2.709 4.494 .000 Hipotesis diterima Lama Usaha .381 .609 .548 Hipotesis ditolak Pendidikan -.296 -1.083 .288 Hipotesis ditolak Manajer/Pemilik Pelatihan Akuntansi .531 2.945 .007 Hipotesis diterima Masa Memimpin -.089 -.219 .828 Hipotesis ditolak Perusahaan Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Persamaanya adalah sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e Y = 10.238 + 1,099 X1 + 2.709X2 + 0,381X3 + -0,296 X4 + 0.531X5 + -0,089 X6 + e Keterangan: Y : penggunaan informasi akuntansi α : nilai intersep (konstan) β1 – β5 : koefisien arah regresi X1 : skala usaha X2 : sektor industri X3 : lama usaha X4 : pendidikan manajer/pemilik X5 : pelatihan akuntansi X6 : masa memimpin perusahaan e : error
Uji Koefisien Determinasi (R2) Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 13 Hasil Pengujian R2 Model Summaryb R Adjusted Std. Error of the Model R Square R Square Estimate a 1 ,749 ,561 ,463 1,638 Sumber: Data primer diolah Pembahasan Pengaruh skala usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi Hasil hipotesis (H1) menunjukkan bahwa skala usaha tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Hasil ini sama dengan hasil penelitian Grece Tiana Solovida (2003) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh variabel dummy skala usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah. Sementara itu penelitian Murniati (2002), mengemukakan terdapat pengaruh yang signifikan variabel skala usaha terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah, maka dapat disimpulkan bahwa skala usaha mikro maupun kecil juga menggunakan informasi akuntansi sebagai yang nantinya bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajerial bagi UMKM meskipun transaksi bisnis dari UMKM belum bersifat kompleks dan tingkat transaksi perusahaan belum tinggi. Pengaruh sektor industri terhadap penggunaan informasi akuntansi Hasil hipotesis (H2) menunjukkan bahwa sektor industri berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Hasil ini sama dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Vena Purnamasari (2009) dan Grece Tianna Solovida (2003) atau penelitian yang dilakukan oleh Holmes dan nicholls (1988), dan belakang oleh penelitian Murniati (2002) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif variabel sektor industri terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah, maka semakin banyak pengalaman yang mereka peroleh untuk menjalankan operasional perusahaannya. Hal tersebut akan berdampak terhadap bagaimana perusahaan menyikapi informasi akuntansi yang ada. Pengaruh lama usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi Hasil hipotesis (H3) menunjukkan bahwa lama usaha tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Dengan demikian, H3 tidak terdukung. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Grece (2003) dan Murniati (2002) yang menunjukkan hasil bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Namun penelitian Wahyudi (2009) yang menunjukkan hasil bahwa umur perusahaan/lama usaha tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Dalam uji regresi pada penelitian ini, lama usaha tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi yang disebabkan oleh banyaknya
UMKM yang telah menggunakan informasi akuntansi meskipun lama usahanya kurang dari 10 tahun. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan logika teori dalam pembahasan sebelumnya Holmes dan Nicholls (1988) yang menyebutkan bahwa penyediaan informasi akuntansi dipengaruhi oleh usia usaha. Pengaruh pendidikan manajer/pemilik terhadap penggunaan informasi akuntansi Hasil hipotesis (H4) menunjukkan bahwa pendidikan manajer/pemilik tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Grece Tiana solovida (2003) dan Linear Diah Sitoresmi (2013) yang menunjukkan hasil bahwa umur pendidikan manajer/pemilik berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Dilihat dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa informasi akuntansi pada UMKM di Kecamatan Kejajar yang dewasa ini Kecamatan Kejajar sebagai sentra pariwisata yang ramai didatangi wisatawan baik domestik maupun manca sehingga sangat dibutuhkan informasi akuntansi tanpa terpengaruh oleh pendidikan manajer/pemilik, meskipun informasi akuntansi yang mereka gunakan masih jauh dari standar akuntansi. Pengaruh pelatihan akuntansi terhadap penggunaan informasi akuntansi Hasil hipotesis (H5) menunjukkan bahwa pelatihan akuntansi berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Holmes dan Nicholls (1988) dan penelitian Murniati (2002) juga oleh Grece (2003) dan Linear Diah Sitoresmi (2013) yang menunjukkan hasil bahwa pelatihan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Dilihat dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa semakin sering pelatihan formal akuntansi yang diikuti manajer/pemilik UMKM, maka akan menyebabkan peningkatan penggunaan informasi akuntansi pada UMKM. Pengaruh masa memimpin perusahaan terhadap penggunaan informasi akuntansi Hasil hipotesis (H6) menunjukkan bahwa masa memimpin perusahaan tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Hasil ini sama dengan penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Vena Purnamasari (2009) yang menunjukkan hasil bahwa masa jabatan manajer/pemilik perusahaan berpengaruh negatif terhadap penyediaan informasi akuntansi oleh UMKM di Jawa Tengah. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil Murniati (2002) yang mengemukakan bahwa semakin lama masa jabatan manajer/pemilik maka semakin berpengalaman dalam menjalankan usaha. Jadi ditolaknya hipotesis ini disebabkan manajer/pimpinan perusahaan yang sudah lama tersebut latar belakang pendidikannya adalah SMU lebih mengutamakan prinsip kehati-hatian didalam menjalankan bisnis usahanya sehingga meskipun baru beberapa tahun memimpin perusahaan tetapi informasi akuntansi harus diterapkan
sejak awal sehingga berkembang atau tidaknya perusahaan dapat dilihat dari informasi akuntansi tersebut sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan manajerial. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian empiris H1 menunjukkan bahwa skala usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. 2. Hasil H2 menunjukkan bahwa sektor industri berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. 3. Hasil H3 menunjukkan bahwa lama usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. 4. Hasil H4 menunjukkan bahwa pendidikan manajer/pemilik tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. 5. Hasil H5 menunjukkan bahwa pelatihan akuntansi berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi. 6. Hasil H6 menunjukkan bahwa masa memimpin perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Tidak terdukungnya beberapa hipotesis dalam penelitian ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi, misalnya informasi akuntansi adalah kebutuhan yang mendasar untuk berdirinya suatu usaha seperti UMKM yang tentunya informasi akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengambilan setiap keputusan. Saran Setelah mengetahui hasil dari penelitian ini, beberapa saran yang dapat di rekomendasikan adalah sebagai berikut : 1. Learning process harus diefektifkan dan dipercepat dengan memberikan pelatihan-pelatihan secara intensif yang dapat diselenggarakan oleh perguruan tinggi bekerja sarna dengan instansi terkait. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan UMKM di Kabupaten Wonosobo. 2. Perlu ditingkatkan dahulu persepsi atas kebermanfaatan informasi akuntansi sehingga intensitas penggunaan informasi akuntansi dapat ditingkatkan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan mempetimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi. Keterbatasan Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan atau keterbatasan, terutama mengenai penyampelan. Data yang didapat sangat sedikit dibandingkan penelitian terdahulu. Oleh karena itu penelitian sejenis perlu dilakukan dengan sample yang lebih besar dan mengambil lokasi yang lebih luas sehingga dapat ditarik kesimpulan yang lebih kuat.
DAFTAR PUSTAKA AAA, 1971, Report of the Committee on Foundation of accounting Measurement, Supplement to Vol. xVI of the Accounting Review. Anthony, R.N., 1965, Planning and Control Systems : A Framework For Analisys, BostonHarvard Business School Arizali Aufar. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi pada UMKM. Bandung Arnold, J. And Hope, T., 1990, Accounting for Management Decision, Second Edition, Prentice-Hall Astuti. 2007. Pengaruh karakteristik internal perusahaan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di Kabupaten Kudus. Tesis dipublikasikan. UNDIP. Belkaoui, A.R., 2000. Accounting Theory, Fourth edition, Business Press, Thomson Learning. Budhijono dan Kristyowati. 2005. Sistem Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil.akuntabilitas. Vol 5, 47-60 Calderon, Thomas G., 1990, Reporting Entity Size and The Need for Accounting Information, Akron Business and Economic Review, Vol.21, No.1. 104-117 Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil. 1995. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.jakarta.Indonesia Era Astuti. 2007. Pengaruh Karakteristik Internal Perusahaan Terhadap Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Perusahaan Kecil dan Menengah. Kudus Gee, M.V and Nystrom, P.C, 1999. Strategic Fit Between Skills Training and Levels of Quality Management: An Empirical Study of American Manufacturing Plants. Human Resources Planning. Vol.22 Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang Gorton, Matthew, 1999, “Use of Financial Management Techniques in The OK-Based Small and Medium Sized Enterprises Empirical Research Finding”, Journal Financial Management and Analysis. Grace Tiana Solovida, 2003, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi pada Perusahaan Kecil dan Menengah di Jawa Tengah. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan) Handayani, Bestari Dwi. 2011. Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Usaha Kecil dan Menengah. Akuntabilitas. Sept 2011, Vol. 11, No.1, ISSN 1412 – 0240. Haswel, S., and Holmes, S., 1989, “Estimating the Small Business Failure Rate: A Reappraisal”, Journal of Small Business Management. Holmes, Scoott and Des Nicholls.1989. Modelling The Accounting Information Requirement of Small Business. Accounting and Business Research, Vol.19, no 74, pp. 143 – 150, 1989 Holmes, Scott and Des Nicholls.1988. An Analysis of the Use of accounting By Australian Small Business. Journal of Small Business Management Jain, P., 1999, On-the Job Training : A Key tu Human Resources Development, Library Management, Vol. 20 Linear Diah Sitoresmi dan Fuad. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi pada Usaha Kecil dan Menengah. Semarang. Lungu C, Caraiani C, Dascalu C. 2007. New Directions of Financial reporting within global Accounting Standards for small and medium-sized entities. Journal of Accounting Research, 40 (1).
Murniati. 2002. Investigasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Perusahaan Kecil dan Menengah Seminar Nasional Akuntansi. Semarang. Peterson, R.A, Kometzky, G., and Ridgway, N.M. 1993. Perceived Causes of Small Business Failure : A. Research Note. American Journal of Small Business, 8 (1). 15-19. Rakhmad Ady Firmansyah. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil dan Menengah. Malang Ria Nita Sari dan Aris Budi Setyawan. 2010. Persepsi Pemilik dan Pengetahuan Akuntansi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah atas Penggunaan Informasi Akuntansi. Depok Sawers, A. 2007. To What Extent Would the Proposed IFRS for SMEs be Independent of the Full IFRS System. International Journal of Academic Research , Vol. 2 No. 4. Surat Penetapan Camat (SPC). 2003-2014. Data Kelompok dan Pemanfaat Pelatihan Peningkatan Kualitas Hidup.Kejajar.Wonosobo St. Vena Purnamasari, Agnes Advensia Chrismastuti, dan Stephana Dyah Ayu R. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Perusahaan Kecil dan Menengah. Jawa Tengah Staubus, G.J., 1985, An Introduced Theory of Accounting Measurement Scale: A Practical Guide to Their Development and Use, Oxford University Press Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). 2014. Profil UMKM Kabupaten Wonosobo. Wonosobo Wahyudi, Muhamad. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Yogyakarta. Semarang: Program Pasca Sarjana UNDIP Semarang. Wichmann, H., 1983, “Accounting and Marketing-Key Small Business Problem”, American Journal of Small Business, spring. Wijewardena, Hema & Tibbits, Garry, E., 1999, “Factors Contributing to The Growth Small Manufacturing Firms: Data From Australia” Journal of Small Busines Management, Vol. 32.