eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (2) : 437-451 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DEPARTEMEN PRODUKSI PT.SIMS JAYA KALTIM DI BATU KAJANG KEC BATU SOPANG KABUPATEN PASER Henry Tonapa1 Abstrak Hipotesis dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan antara pengembangan karyawan (X) terhadap produktivitas kerja karyawan (Y) departemen produksi PT.Sims Jaya Kaltim di batu kajang kec batu sopang kabupaten paser. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan karyawan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan departmen produksi PT.Sims Jaya Kaltim di Batu Kajang Kabupaten Paser. Hal ini ditunjukkan dari nilai regresi linier sederhana sebesar 0,315 dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,346 dalam kateogori memiliki hubungan yang rendah antara pengembangan karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan, dan nilai koefisien determinasi sebesar 12% yang artinya variabel pengembangan karyawan memiliki pengaruh sebesar 12% terhadap variabel produktivitas kerja karyawan departmen produksi di PT. Sims Jaya Kaltim, sisanya sebesar 88% ditentukan atau dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak disertakan di dalam penelitian.
Kata Kunci : Pengembangan Karyawan dan Produktivitas Kerja Karyawan Pendahuluan Peranan manusia dalam pembangunan sekarang ini sangat besar dan tidak dapat dikesampingkan. Manusia dituntut untuk tidak selalu menjadi objek pembangunan saja tetapi juga harus menjadi subjek pembangunan, untuk menjadi subjek pembangunan yang handal diperlukan suatu pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan menjadikan manusia yang produktif serta mandiri. Setiap perusahaan akan selalu dihadapkan pada permasalahan sumber daya manusia yang sangat berpengaruh pada kualitas dan produktivitas kerja karyawan. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mempunyai kemampuan dalam mengolah perusahaan dengan sebaik-baiknya. Tinggi rendahnya tingkat produktivitas kerja karyawan sangat erat hubungannya dengan tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia yang mengelola maupun dikelola. Pimpinan yang efektif menyadari bahwa pengembangan karyawan adalah suatu proses yang berjalan secara terus-menerus dan tidak hanya proses sesaat saja. Masalah-masalah baru, pengetahuan dan jabatan baru selalu timbul di dalam 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016 : 437-451
organisasi yang dinamis dan merupakan tantangan bagi manajemen untuk menempatkan karyawan yang memiliki profesionalitas yang baik untuk mencapai target atau tujuan yang telah diberikan manejeman perusahaan. PT.Sims Jaya Kaltim memberikan program pengembangan kepada karyawannya setiap 3 bulan sekali dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawannya. Program pengembangan karyawan tersebut berupa pelatihan khusus pengawas (Promosi Pengawas) yaitu, pengawas lama yang akan menduduki jabatan baru yang lebih tinggi karena prestasi yang ia miliki dan pelatihan khusus (operator), dimana pelatihan khusus tersebut meliputi: 1) Skill Up : Tranning yang diberikan kepada operator yang telah memiliki kompetensi unit spesifikasi kecil ke unit yang spesifikasinya lebih besar. 2) Similar : Tranning yang diberikan kepada operator yang telah memiliki kompetensi pada unit dengan merek tertentu dengan merek lainnya yang jenis dan spesifikasinya sama. 3) Multi skill : Program Tranning yang diberikan kepada operator yang hanya memiliki kompetensi satu jenis alat menjadi lebih dari satu jenis alat dengan tipe terkecil. 4) Green : Program Tranning yang diberikan kepada seseorang yang belum memiliki keahlian mengoperasikan alat berat menjadi seorang operator alat berat. Pelaksanaan program pengembangan karyawan yang dilakukan PT.Sims Jaya Kaltim dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan umumnya berjalan lancar sesuai harapan manajemen, akan tetapi yang terjadi di lapangan setelah dilaksanakannya program pengembangan karyawan tersebut masih terdapat masalah berupa produktivitas karyawan yang tidak kunjung meningkat, sehingga berdampak pada tidak tercapainya target produksi perusahaan. Rumusan masalah Apakah pengembangan karyawan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan departemen produksi PT.Sims Jaya Kaltim di Batu Kajang Kec Batu Sopang Kabupaten Paser ? Tujuan penelitian Untuk mengetahui dan menguji pengaruh pengembangan karyawan (X) terhadap produktivitas kerja karyawan (Y) departemen produksi PT.Sims Jaya Kaltim di Batu Kajang Kec Batu Sopang Kabupaten Paser. Manfaat penelitian a. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi atau input bagi manajemen dalam menentukan kebijaksanaan atau mengambil keputusan dalam rangka meningkatkan pengembangan karyawan sehingga produktivitas kerja karyawan meningkat dan sebagai bahan pertimbangan, jika perlu dapat dipakai untuk mengadakan perbaikan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan. 438
Pengaruh Pengembangan Karyawan terhadap Produktivitas Kerja (Henry T)
b. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi penambah informasi ilmiah dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia serta sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. Kerangka Dasar Teori Pengertian manajemen sumber daya manusia Manajemen sumber daya manusia adalah suatu manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peran manusia dalam organisasi perusahaan. Unsur MSDM adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada perusahaan, fokus yang dipelajari MSDM ini hanya masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja. Hasibuan (2007:69) Selanjutnya menurut Sunyoto (2012:2) Manajemen sumber daya manusia adalah sebagai penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan, dan pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi. Pengertian Pengembangan Karyawan Menurut Yuli (2005:73) Pengembangan karyawan merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana karyawan memepelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna memiliki Keterampilan teknis (Technical skill), kedisiplinan karyawan, dan tingkat kerja sama antar karyawan. Menurut Hasibuan (2009:69) Pengembangan karyawan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan. Tujuan Pengembangan Karyawan Pengembangan karyawan bertujuan dan bermanfaat bagi perusahaan, karaywan, konsumen atau masyarakat yang mengkomsumsi barang/jasa yang dihasilkan perusahaan. Tujuan pengembangan karyawan menurut Hasibuan (2007:70) Hakikatnya menyangkut hal-hal berikut: 1) Produktivitas kerja 2) Efisiensi 3) Kerusakan 4) Kecelakaan 5) Pelayanan 6) Moral 7) Karier 8) Konseptual 9) Kepemimpinan 10) Balas jasa 11) Konsumen Jenis-Jenis Pengembangan Berikut adalah pengertian jenis-jenis pengembangan menurut beberapa ahli: 439
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016 : 437-451
Menurut Hasibuan (2007:73). Terdapat dua jenis pengembangan yaitu: 1) Pengembangan secara informal 2) Pengembangan secara formal Manfaat Pengembangan Karyawan Menurut Sunyoto (2012:146) Manfaat program pengembangan bagi karyawan, antara lain: 1) Para karyawan akan tebantu dalam membuat suatu keputusan yang lebih baik. 2) Meningkatkan kemampuan para karyawan dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya. 3) Terjadinya internalisasi dan operasionalsasi factor-faktor motivasional. 4) Menciptakan suatu dorongan atau semangat bagi para karaywan untuk terus meningkatkan kemampuan kerja. 5) Meningkatkan kemampuan dalam mengatasi stress, frustasi, dan konflik yang akan menguatkan rasa percaya diri karyawan. 6) Dapat memanfaatkan ketersediaan informasi tentang berbagai program untuk pertumbuhan setiap karyawan secara teknikal dan intelektual. 7) Dapat meningkatkan kepuasan krja 8) Meningkatkan sikap atas kemampuan seseorang. 9) Meningkatkan tekad mandiri karyawan. 10) Dapat mengatasi dan mengurangi ketakutan karyawan dalam menghadapi pekerjaan atau tanggung jawab baru dimasa depan. Tahap-tahap pengembangan karyawan 1) Menentukan kebutuhan pengembangan karyawan 2) Penentuan sasaran 3) Penetapan isi program 4) Identifikasi prinsip-prinsip belajar 5) Pelaksanaan program Pengertian produktivitas kerja Menurut Simamora (2004 :610) Produktivitas kerja karyawan adalah kemampuan memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan Ouput dan Input yang optimal. Oleh karena itu produktivitas dapat tercapai apabila seorang individu dapat melakukan suatu pekerjaan dengan maksimal dan memiliki kemampuan yang baik dalam memanfaatkan fasilitas yang diberikan untuk memperoleh suatu hasil yang maksimal. Ervianto (2010:35) Produktivitas kerja didefinisikan sebagai rasio antara output dan input, atau rasio antara hasil produk dengan total sumber daya yang digunakan. Pengukuran Produktivitas Kerja Menurut Simamora (2004:612) faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi: Kuantitas Kerja, Kualitas kerja, dan Ketepatan waktu. Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut: 440
Pengaruh Pengembangan Karyawan terhadap Produktivitas Kerja (Henry T)
1) Kuantitas kerja 2) Kualitas kerja 3) Ketepatan waktu Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja Menurut Sedarmayanti (2010:74) Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja diantaranya adalah: 1) Sikap mental 2) Pendidikan 3) Keterampilan 4) Manajemen 5) Hubungan industrial pancasila (HIP) 6) Tingkat penghasilan 7) Gizi dan kesehatan 8) Jaminan sosial 9) Lingkungan dan iklim kerja 10) Sarana dan produksi 11) Teknologi 12) Kesempatan berprestasi Strategi meningkatkan produktivitas Menurut Darsono dan Siswandoko (2011:168) Terdapat beberapa strategi dalam meningkatkan produktivitas kerja yaitu: 1) Penggunaan material (bahan baku) yang efisien. 2) Menempatkan SDM berdasarkan kompetensinya. 3) Penggunaan alat kerja (teknologi) yang tepat guna. 4) Penggunaan metode kerja (ilmu) yang tepat guna. 5) Penggunaan modal berbiaya rendah (modal harus lebih rendah) 6) Penggunaan informasi yang tepat guna. Hubungan pengembangan karyawan dengan produktivitas Tujuan sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan dukungan sumber daya manusia dalam mencapai tujuan organisasi yang dapat dilakukan melalui pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan merupakan salah satu unsure penting dalam meningkatkan keunggulan bersaing dalam lingkungan bisnis yang terus berubah. Karyawan baru yang diterima perusahaan melalui proses perekrutan dan seleksi sering kali belum memahami secara benar bagaimana cara melakukan pekerjaan yang diberikan, sehingga perusahaan masih perlu mengadakan program pengembangan karyawan. Melalui program pengembangan karyawan dalam perusahaan, maka peusahaan mengharapkan adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, keahlian, sikap, moral serta disiplin karyawan, sehingga akan membantu perusahaan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian pengembangan karyawan ini akan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, sehingga produksi yang dihasilkan semakin bertambah dan karyawan
441
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016 : 437-451
akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan. Sedarmayanti (2010:76) Hipotesis H0 : Tidak ada pengaruh signifikan antara pengembangan karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan departemen produksi PT.Sims Jaya Kaltim di Batu Kajang Kabupaten Paser. Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara pengembangan karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan departemen produksi PT.Sims Jaya Kaltim di Batu Kajang Kabupaten Paser. Definisi konsepsional 1) Pengembangan karyawan merupakan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan atau memaksimalkan keterampilan dan kemampuan intelektual atau emosional, pengetahuan, perubahan perilaku baik pada masa sekarang maupun yang akan datang. 2) Peoduktivitas kerja karyawan adalah kemampuan menghasilkan barang dan jasa dari berbagai sumber daya atau faktor produksi yang digunakan yang sesuai dengan yang diharapkan dalam waktu yang tepat yang secara terus menerus berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan dalam suatu perusahaan. Metode Penelitian Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analisis kuantitatif. Menurut sifatnya penelitian yang penulis gunakan termasuk dalam penelitian Deskriptif Kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Definisi operasional Definisi operasional merupakan unsur yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini definisi operasional merupakan salah satu unsur yang membantu peneliti untuk menentukan variabel yang akan diukur. Dengan demikian definisi definisi operasional adalah sebagai berikut: 1) Indikator pengembangan karyawan (variabel X) a. Keterampilan teknis b. Kedisiplinan karyawan c. Tingkat kerjasama 2) Indikator produktivitas kerja karyawan (variabel Y) a. Kualitas kerja b. Kuantitas kerja c. Ketepatan waktu
442
Pengaruh Pengembangan Karyawan terhadap Produktivitas Kerja (Henry T)
Populasi, sampel dan sampling Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono (2009:89). Pada penelitian ini Populasinya adalah seluruh jumlah karyawan departemen produksi PT. Sims Jaya Kaltim yang berjumlah 824 orang. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan sample adalah bagian populasi yang hendak diteliti dan mewakili karakteristik populasi. Apabila populasi penelitian berjumlah < 100, maka sampel yang diambil adalah semuanya, namun apabila populasi penelitian berjumlah > 100, maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Arikunto (2010:134) Sample yang akan diteliti dalam hal ini adalah karyawan departemen produksi yang bekerja pada PT.Sims Jaya Kaltim. Dalam menentukan besarnya jumlah sampel yang akan diteliti, peneliti akan menggunakan Metode Slovin dengan rumus sebagai berikut : N n= 1 + N .e 2 Keterangan : n = Jumlah sample minimal N = Populasi e = Tingkat kesalahan jadi besar sample adalah : 824 n= 1 + 824(0.1) 2 = 89.177 = 89 Catatan* 0,1 adalah nilai e (error) yang di telah di konversi dari persentase sebesar 10%. Dari perhitungan di atas, telah kita dapatkan nilai minimum sampel adalah sebesar 89.177. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mengunakan Metode Probability Sampling, dengan pendekatan teknik Simple Random Sampling. Probability Sampling adalah metode pemilihan sampel dimana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Sedangkan teknik Simple Random Sampling adalah teknik pengambilan sampel sederhana yang dilakukan secara acak (random), dikatakan sederhana karena pemilihan sample dilakukan tanpa harus memperhatikan strata yang ada pada populasi tersebut. Teknik pengumpulan data 1) Penelitian kepustakaan 2) Penelitian lapangan: 443
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016 : 437-451
a. Kuisioner b. Studi dokumentasi c. Observasi Alat pengukur data Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan instrument untuk mengumpulkan data. Pertanyaan yang akan diajukan berupa pernyataan dalam skala likert. Sugiyono (2010:134) Mengatakan, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social dalam penelitian. Fenomena social ini telah ditetapkan secara spesifikasi oleh penelitian yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan ke dalam indikator dan dijadikan titik tolak ukur untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan dan pertanyaan. Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka dalam peneliti ini penulis memberikan skor atas jawaban responden, menggunakan jenjang 5 (1,2,3,4,5) dengan kriteria sebagai berikut: 1) Bila responden memilih jawaban (a) maka akan diberi nilai 5 2) Bila responden memilih jawaban (b) maka akan diberi nilai 4 3) Bila responden memilih jawaban (c) maka akan diberi nilai 3 4) Bila responden memilih jawaban (d) maka akan diberi nilai 2 5) Bila responden memilih jawaban (e) maka akan diberi nilai 1 Dengan instrumen penelitian yang menggunakan jawaban seperti berikut: a) Sangat Setuju b) Setuju c) Ragu-ragu d) Tidak Setuju e) Sangat Tidak Setuju Teknik analisis data Metode Analisis Deskriptif, Metode dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokan, dianalisis kemudian diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian. Metode Analisis Kuantitatif, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Regresi Linear Sederhana. Metode analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara pengembangan karyawan (X) dengan produktivitas kerja (Y) Adapun model persamaan regresi linier sederhana yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a + bX + e Dimana : 444
Pengaruh Pengembangan Karyawan terhadap Produktivitas Kerja (Henry T)
X = Pengembangan Karyawan Y = Produktivitas kerja a = Konstanta b = Koofisien regresi e = Standart error Dimana nilai a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : n(∑ Yi ) ∑ X i2 − (∑ X i )(∑ X i Yi ) a= n ∑ X i2 − (∑ X i ) 2
( (
b=
) )
n(∑ X iYi ) − (∑ X i )(∑ Yi )
(
)
n ∑ X i2 − (∑ X i ) 2
Sumber : Sugiyono (2011:261) Uji hipotesis Uji reabilitas Uji reabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS member fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach alpha (α). Suatu variabel yang diaktakan reliable jika memberikan nilai α>0,60. Syofian (2013:58) Uji validitas instrumen Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung (untuk setiap butir dapat dilihat pada kolom cored item total correlations) dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n-k, dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah item. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan tersebut dikatakan valid. Syofian (2013:64) Sample uji validitas minimal 10% dari jumlah populasi Saifuddin (2007:82) Uji validitas dan reabilitas dilakukan terhadap 89 orang karyawan departmen produksi PT.Sims Jaya Kaltim di batu kajang kec batu sopang kabupaten paser. Analisis koefisien korelasi Analisis Koefisien Korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keeratan atau kekuatan hubungan antara Pengembangan Karyawan sebagai variabel X dan Produktivitas kerja karyawan sebagai variabel Y dengan menggunakan persamaan korelasi pearsion dinyatakan dalam rumus: n ∑ xiyi − ∑ xi ∑ yi rxy = 2 2 n ∑ xi 2 − ∑ xi n ∑ yi 2 − ∑ yi
{(
( ) ( )( ) ) ( ) }{ ( ) (
)}
Sumber : Sugiyono (2008:274) Keterangan : r = Koefisien korelasi (-1≤ r ≥ + 1), dimana : 445
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016 : 437-451
x = Variabel bebas y = Variabel terikat n = Jumlah sempel Adapun menurut Sugiyono (2008:231) Untuk menginterprestasikan hasil penelitian korelasi adalah sebagai berikut: Tabel Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan 0.00 - 0.199 Sangat rendah 0.20 - 0.399 Rendah 0.30 - 0.599 Sedang 0.60 - 0.799 Kuat 0.80 - 1.00 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2008:231) Nilai koefisien korelasi menurut Sugiyono (2008:260) Berkisar antara -1 sampai dengan +1 yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut: 1) Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear positif, yaitu makin besar variabel X maka semakin besar variabel Y. 2) Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear negatif, yaitu semakin kecil nilai variabel X maka semakin besar variabel Y atau sebaliknya semakin besar variabel X maka semakin kecil variabel Y. 3) Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dengan variabel Y. 4) Jika nilai r = 1, atau r = -1, telah terjadi hubungan linear sempurna, yaitu berupa gari lurus, sedangkan bagi r yang mengarah kearah angka 0 maka garis semakin tidak lurus. Perhitungan koefisien determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh antara dua variabel atau lebih. Semakin besar R2 maka semakin besar pengaruh antar variabel yang tidak bebas dengan variabel bebas. R2 ini mempunyai jangkauan antara 0 dan 1. Semakin mendekati ke 1 semakin besar proporsi variabel bebas tersebut menjelaskan variabel tidak bebas. Hal ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: Kd = r2 x 100% Sumber : Sarwono (2006:87) Keterangan: Kd = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi Jadwal penelitian Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan pada perusahaan PT. Sims Jaya Kaltim yang berlokasikan di Batu Kajang Kec. Batu Sopang, Kabupaten Paser. Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Oktober 2015.
446
Pengaruh Pengembangan Karyawan terhadap Produktivitas Kerja (Henry T)
Hasil Penelitian Analisis dan pembahasan Analisis regresi linier sederhana Persamaan regresi Untuk menganalisis seberapa jauh variabel yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan dapat menggunakan model regresi linier sederhana, yang mana menjadi variabel terikat adalah produktivitas kerja karyawan (Y) sedangkan variabel bebas adalah Pengembangan Karyawan (X). Bentuk dari model regresi yang dimaksud adalah: Y = a + bX Dimana: a = Konstanta b = Koefisien regresi X = Pengembangan Karyawan Tabel Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Coefficientsa Unstandardized Standardized T Sig. Coefficients Coefficients Model B Std.Error Beta 17.652 2.266 7.790 .000 1 (Constant) X .315 .091 .347 3.448 .001 a. Dependent Variabel: Y Sumber: Hasil Perhitungan SPSS.21 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kolom kedua (Unstandardized Coefficients) bagian B pada baris pertama diperoleh persamaan regresi linier sederhana adalah sebagai berikut: Y = 17.652 + 0,315X Dari persamaan regresi tersebut dapat diketahui bahwa nilai dari konstanta (a) adalah 17.652 dan nilai koefisien arah regresi (b) adalah 0,315. Nilai konstanta (a) ini menunjukkan bahwa pada saat Pengembangan Karyawan (X) bernilai nol, maka Produktivitas Kerja Karyawan (Y) akan bernilai 17.652. sedangkan nilai dari koefisien arah regresi (b) menunjukkan bahwa ketika terjadi kenaikan Pengembangan Karyawan sebesar satu satuan, maka Produktivitas kerja karyawan akan meningkat sebesar 0,315 satuan. Selain itu terlihat tanda positif (+) yang berarti adanya pengaruh yang positif antara Pengembangan Karyawan terhadap Produktivitas kerja karyawan. Untuk mengetahui koefisien regresi signifikan atau tidak, maka dapat melakukan perbandingan sig dengan a.sig (0,000) < a.(0,05), sehingga H0 ditolak. Jadi, Pengembangan Karyawan (X) berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Y).
447
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016 : 437-451
Koefisien korelasi Koefisien korelasi ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara Pengembangan Karyawan (X) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Y). nilai R berkisar antara 0 sampai 1, semakin mendekati 1 berarti hubungannya semakin kuat, sebaliknya semakin mendekati 0 maka hubungannya semakin lemah. Menurut Sugiyono (2010:250) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut: 1) 0,00 – 0,199 = Sangat rendah 2) 0,20 – 0,399 = Rendah 3) 0,40 – 0,599 = Sedang 4) 0,60 – 0,799 = Kuat 5) 0,80 – 1,000 = Sangat Kuat Tabel Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Model Summary Model R R square Adjusted R Std. Error of square the Estimate a 1 .347 .120 .110 3.866 a. Predictors: (constant), X Sumber: Hasil Perhitungan SPSS.21 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai R = 0,347 yang berarti bahwa hubungan antara variabel Pengembangan Karyawan (X) dengan variabel Produktivitas Kerja Karyawan (Y) dalam kategori Rendah. Koefisien determinasi Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R square. Nilai R square dikatakan baik jika diatas nilai 0,05 karena nilai R square berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya sampel dengan data deret waktu (time series) memiliki R square dikatakan cukup tinggi dengan nilai diatas 0,05. Tabel Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Model Summary Model R R square Adjusted R Std. Error of square the Estimate 1 .347a .120 .110 3.866 a. Predictors: (Constant), X Sumber: Hasil Perhitungan SPSS.21 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0,120 maka Koefisien Determinasinya sebagai berikut: KD = (r)2 x 100% = 0,120 x 100% 448
Pengaruh Pengembangan Karyawan terhadap Produktivitas Kerja (Henry T)
= 12% Dengan demikian maka pengaruh dari variabel Pengembangan Karyawan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Departemen Produksi pada PT.Sims Jaya Kaltim di Batu Kajang Kabupaten Paser sebesar 12%, sedangkan sisanya 100% 12% = 88% ditentukan atau dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak disertakan didalam penelitian. Pembahasan Berikut ini peneliti akan membahas hasil dari penelitian terhadap pembuktian hipotesis antara Pengembangan Karyawan (X) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Y) departemen produksi PT.Sims Jaya Kaltim di Batu Kajang Kec Batu Sopang Kabupaten Paser. Secara umum penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian responden terhadap variabel-variabel penelitian sudah cukup baik. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya tanggapan Setuju dari responden terhadap masing-masing variabel penelitian. Namun ada beberapa responden yang menjawab ragu-ragu terhadap beberapa indikator penelitian. Seperti indikator cakap dalam bidang pekerjaan sebesar 24,72%, dari hasil komunikasi yang peneliti lakukan dengan beberapa karyawan yang menjawab ragu-ragu, mereka mengatakan bahwa “ada beberapa pekerjaan yang belum mereka kuasai sendiri, sehingga mereka membutuhkan seorang pengawas yang memandu pekerjaan mereka. Selanjutnya beberapa responden menjawab ragu-ragu terhadap indikator mentaati peraturan perusahaan sebesar 26,97%, ini di sebabkan karena beberapa responden tidak serius dalam melakukan pengisian kuisioner, karena faktor kelelahan seusai bekerja, disamping itu penyebab lainnya adalah karyawan tidak menyadari telah melanggar peraturan perusahaan karena banyaknya peraturan yang harus ditaati. Berdasarkan analisis variabel Pengembangan Karyawan (X) dan variabel Produktivitas Kerja (Y) dengan indikator terdiri dari variabel X yaitu: Keterampilan Teknis (Technical Skill), Kedisiplinan Karyawan, Tingkat Kerjasama dan variabel Y yaitu: Kualitas Kerja, Kuantitas Kerja dan Ketepatan Waktu. Mayoritas responden menjawab setuju dengan adanya kegiatan pengembangan karyawan guna untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sedarmayanti (2010:76) melalui program pengembangan karyawan di dalam perusahaan, maka perusahaan mengharapkan adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, keahlian, sikap, moral serta disiplin karyawan, sehingga akan membantu perusahaan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. dengan demikian pengembangan karyawan ini akan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, sehingga produksi yang dihasilkan semakin bertambah dan karyawan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa variabel Pengembangan Karyawan berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan 449
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016 : 437-451
departemen produksi PT.Sims Jaya Kaltim di Batu Kajang Kabupaten Paser. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan sig dengan α. Sig (0,00) < α. (0,05) dan nilai regresi linier sederhana yang telah diuji oleh peneliti diperoleh a = 17.652 dan nilai b = 0,315. Jika dimasukkan kedalam persamaan regresi sederhana maka nilainya adalah Y=17.652+0,315. Dari hasil regresi terlihat konstanta Y bernilai positif artinya jika pengembangan karyawan naik sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan produktivitas kerja (Y) sebesar 0,315. Artinya PT.Sims Jaya Kaltim diharapkan dapat menerapkan pengembangan karyawan dengan baik sesuai dengan metode-metode yang ada sehingga produktivitas kerja karyawan akan semakin tinggi, jika produktivitas kerja karyawan semakin tinggi maka akan memudahkan perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuannya. Selanjutnya berdasarkan hasil uji koefisien korelasi (R) didapati nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,347 dan termasuk dalam kategori hubungan yang rendah antara pengembangan karyawan terhadap produktivitas kerja seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:231), jika berada pada interval (0,02 – 0,399), sedangkan untuk nilai koefisien determinasi sebesar 12% yang artinya pengembangan karyawan memiliki pengaruh 12% terhadap produktivitas kerja karyawan PT.Sims Jaya Kaltim di Batu Kajang Kabupaten Paser, dikarenakan oleh faktor seperti, tidak seriusnya karyawan dalam pengisian kuisioner, sehingga berdampak pada hasil perhitungan SPSS yang rendah. Berdasarkan analisis-analisis tersebut, maka hipotesis yang peneliti ajukan yaitu Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara pengembangan karyawan terhadap produktivitas Kerja Karyawan PT.Sims Jaya Kaltim di Batu Kajang kec batu sopang Kabupaten Paser dapat diterima serta terbukti kebenarannya. Penutup Pengembangan Karyawan berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Departemen Produksi PT.Sims Jaya Kaltim di Batu Kajang Kec Batu Sopang Kabupaten Paser. Dengan demikian sesuai dengan hipotesis awal maka Ha diterima dan H0 ditolak. Pengawas dilapangan sebaiknya memberikan pengarahan singkat kepada karyawan tentang pekerjaan apa saja yang harus mereka lakukan di lapangan sebelum para karyawan mulai bekerja, sehingga seluruh karyawan cakap dalam bidang pekerjaan masing-masing. Sebaiknya Pengawas dilapangan memberikan sanksi tegas kepada karyawan yang tidak disiplin atau yang tidak mematuhi Standard Operating Procedure (SOP) dalam melakukan proses produksi. Sebaiknya Pimpinan Tranning Centre PT.Sims Jaya Kaltim lebih memperhatikan lagi pengembangan karyawan dalam bentuk pelatihan yang diberikan kepada karyawan, terutama bagi karyawan yang belum benar-benar menguasai tentang tata cara pengoperasian alat dalam proses produksi.
450
Pengaruh Pengembangan Karyawan terhadap Produktivitas Kerja (Henry T)
Sebaiknya para pengawas dilapangan lebih menekankan kepada karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu, sehingga proses produksi tetap berjalan lancar. Daftar Pustaka Darsono & Siswandoko, Tjatjuk, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21, Nusantara Consuling, Jakarta Ervianto, 2010, Teori Aplikasi Manajemen, Yogyakarta Fathoni, Abdurrahmat, 2006, Organisasi Dan Manajemen Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta Hasibuan, S.P, Malayu, 2006, Manajemen Dasar, Bumi Aksara, Jakarta Hasibuan, S.P, Malayu, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kesepuluh, Bumi Aksara, Jakarta Hasibuan, S.P, Malayu, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketujuh, Bumi Aksara, Jakarta Hariandja, Efendi, Hardiwati, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Grasindo, Jakarta Kusnendi, 2010, Ekonomi Sumber Daya Manusia, PPUT, Jakarta Mulyono, M, 2009, Penerapan Produktivitas Dalam Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta Manullang, 2009, Manajemen Personalia, Ghalia Indonesia, Jakarta Marwansyah, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, Alfabeta, Bandung Notoatmodjo, Soekidjo, 2009, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta Nurmansyah, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia, Unilak Press, Pekanbaru Ravianto, j, 2010, Produktivitas dan Pengukuran, cetakan I, Jakarta Samsudin, Sadili, 2009, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta Saifuddin, Azwar, 2007, Metode PenelitianPustaka Pelajar, Yogyakarta Sedarmayanti, 2010, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Mandar Maju, Jakarta Sutrisno, Edy, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Kencana Prenada, Jakarta Sunyoto, Danang, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Caps (K), Jakarta Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alphabeta, Jakarta 451