PENGENDALIAN DEGRADASI SUMBERDAYA ALAM PESISIR MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR (Studi kasus di komunitas nelayan dan petambak Kota Bengkulu)
HENNY APRIANTY
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul : Pengendalian Degradasi Sumberdaya Pesisir melalui Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (Studi kasus di komunitas nelayan dan petambak Kota Bengkulu) adalah karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Bogor,
Agustus 2008
Henny Aprianty NRP 995233
ABSTRACT HENNY APRIANTY. Degradation Control of Coastal Resources through the Empowerment of the Coastal Community (A Case Study of Fishermen and pond owners in Bengkulu City). Under the guidance of HADI S. ALIKODRA, KOOSWARDHONO,M., ENDRIATMO SOETARTO and LALA M. KOLOPAKING. There are two phenomena regarding the coastal areas of Bengkulu City. First, in general coastal resources have not been optimally managed. Second, partially the condition of the coastal areas in Bengkulu City has been marked by abrasion, destruction of mangrove trees, destruction of coral riffs, and high volume of sedimentation, unorganized and poor dwelling areas on the coast, not to mention the socio-economic condition of the people which is still below the poverty line. This research was aimed at studying the condition of natural resources on the coastal area, community structure and institutional structure that marginalize fishing community with the destruction of coastal resources and formulating a strategy to control the degradation of coastal resources through the empowerment of coastal community. The study used qualitative approach, quantitative approach and Multicriteria Decision Analysis (MCDA) approach. Qualitative approach primarily used emik approach through a case study. Quantitative approach used a survey method and Multi-criteria Decision Analysis (MCDA) approach with A’WOT technique. The condition of coastal resources was analyzed by analytical method of production surplus for the potential fishery resources, ecological analysis, and correlation analysis of spatial data for the condition of mangrove resources. Community structure of fishermen used the framework of sustainable livelihood. Community institution of fishermen was analyzed with descriptive analysis. The strategy for community empowerment used the analysis of integrated concept, SWOT and AHP. The research result showed that the condition of coastal resources in Bengkulu City, especially marine fishery resources to have been “over-fishing”, where the actual potential had exceeded conservation potential. It was caused by the increase in production input; at the same time, the catch effort was going down. The mangrove forest in the research area had been degradated while had decreased in size from 2002 until 2007 by 174.94 ha or on the average of 35 ha/year. The destruction of mangrove forest in Teluk Sepang village was due to the change of function from mangrove forest to palm oil plantation, holticulture plantation and the collection area of coal. In the meantime, in Sumberjaya village and Kandang village, the destruction was caused by the opening of coastal ponds and dwelling areas. In the structure of fishing community, it was revealed that physical capital, human capital, financial capital, natural capital and social capital of the fishermen in Teluk Sepang, Kandang and Sumberjaya were considered low. Social structure was stratified based on the difference in economic condition and kinds of job which places an employer (toke) on the highest social stratification. Employers control production asset and capital. The second layer was occupied by tekong,
pond owners and cingkau. The lowest layer was occupied by pelacak fishermen and pond labourer. The domination of the upper layer on production asset and capital had brought about the dependence on them, creating a patron-client structure and influencing the production method of coastal community towards natural resources. The institutional structure of work relationship, institution of result sharing, institution of marketing and capitalization in the research area showed different patterns. Fishermen in Teluk Sepang and Kandang with traditional catch patterns, patron-client structure in the work relationship did not exit. Meanwhile Sumberjaya fishermen with modern fishing patterns (having more variations in catching equipment and catching fleet), the institution of work relationship showed the existence of patron-client relationship. The institution of profit loss sharing among fishermen in Teluk Sepang consisted of divided-into-two and divided-into-three patterns, in Kandang consisted of divided-into-two and divided-into-six pattern, while Sumberjaya fishermen divided the result based on catching tools used. Long fishing net, floating net, fishing tool, and fish trap used divided-into-two pattern. Purse seine used divided-into-four pattern. The marketing system and capitalization of coastal community in the reseach area were controlled by toke,juragan and fish seller (cingkau) as owner capital and production asset. With this description, each structure was controlled by the power which owned the production asset and capital that made it asymmetrical between those who played a role and who didn’t in the production process, which finally created an income gap. The income gap between potential fishermen acted as a trigger for the destruction of coastal resources. Controlling strategy of coastal resource degradation through the empowerment of coastal community in Bengkulu City is supporting program of the lowest layer coastal community with done communities intervention with step as (a) by creating of institution economic (a family cooperation) based on of relationship social; (b) by activity of conservation and rehabilitation of mangrove forest with developing partisipative community; (c) by the improvement in catching technology based on environmental-friendly principle through a profesion grouping and (d) by improvement silvofishery system in management of pond with developing butoum up.
Keywords: degradation of coastal resources, community structure, community institution, community empowerment.
RINGKASAN HENNY APRIANTY. Pengendalian Degradasi Sumberdaya Pesisir melalui Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (Studi kasus pada nelayan dan petambak Kota Bengkulu). Dibimbing oleh HADI S. ALIKODRA, KOOSWARDHONO,M., ENDRIATMO SOETARTO dan LALA M. KOLOPAKING. Ada dua fenomena yang tergambar di wilayah pesisir Kota Bengkulu, pertama pada umumnya pengelolaan sumberdaya pesisir belum dilakukan secara optimal, kedua secara parsial kondisi sebagian wilayah pesisir Kota Bengkulu mengalami kerusakan seperti abrasi pantai, rusaknya hutan mangrove, rusaknya terumbu karang, serta tingginya sedimentasi, penataan pemukiman di pinggir pantai yang kurang rapi dan kumuh, sementara itu kondisi sosial ekonomi tetap berada dibawah garis kemiskinan, tingginya konflik di wilayah pesisir dan banyak pemakaian alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengkaji kondisi sumberdaya alam wilayah pesisir, struktur masyarakat dan struktur kelembagaan yang memarginalkan masyarakat pesisir dengan tindakan kerusakan sumberdaya pesisir dan merumuskan strategi pengendalian degradasi sumberdaya pesisir melalui pemberdayaan masyarakat pesisir. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif dan pendekatan Multicriteria Decision Analysis (MCDA). Pendekatan kualitatif lebih mengutamakan pendekatan emik dengan metode studi kasus. Pendekatan kuantitatif dengan metode survei dan pendekatan multicriteria decision analysis (MCDA) dengan teknik A’WOT. Kondisi sumberdaya alam wilayah pesisir dianalisis menggunakan analisis ekologis dan analisis korelasi data spatial. Struktur masyarakat pesisir menggunakan kerangka sustainable livelihood. Kelembagaan masyarakat pesisir dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Strategi pemberdayaan masyarakat menggunakan analisis konsep keterpaduan SWOT dan AHP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sumberdaya alam pesisir Kota Bengkulu diantaranya sumberdaya perikanan laut telah terjadi tangkap lebih (overfishing) dikarenakan potensi aktual melebihi potensi lestari. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan input produksi, tetapi upaya tangkap mengalami penurunan. Hutan mangrove di daerah penelitian mengalami degradasi, dimana terjadi penurunan luas dari tahun 2002 sampai tahun 2007 sebesar 174,94 ha atau rata-rata 35 ha/tahun. Penyebab kerusakan hutan mangrove di Kelurahan Teluk Sepang dikarenakan berubahnya fungsi hutan mangrove menjadi perkebunan sawit, perkebunan hortikultura dan tempat penampungan batu bara. Di Kelurahan Kandang dikarenakan pembukaan tambak. Sedangkan di Kelurahan Sumberjaya, dikarenakan pembukaan tambak dan permukiman. Dalam struktur masyarakat pesisir terungkap bahwa modal fisik, modal manusia, modal finansial, modal alamiah dan modal sosial yang dimiliki di Teluk Sepang, Kandang dan Sumberjaya terkategori rendah. Struktur sosial terstratifikasi berdasarkan perbedaan ekonomi dan jenis pekerjaan yang menempatkan juragan/toke pada lapisan sosial teratas. Juragan/toke menguasai aset produksi dan modal. Lapisan kedua ditempati oleh tekong, petambak dan cingkau. Lapisan paling bawah adalah nelayan pelacak dan buruh tambak.
Dominasi lapisan atas terhadap aset produksi dan modal menimbulkan ketergantungan relatif tinggi sehingga menciptkan struktur patron klien yang mempengaruhi cara produksi (made of production) masyarakat pesisir terhadap sumberdaya alam. Struktur kelembagaan hubungan kerja, kelembagaan bagi hasil, kelembagaan pemasaran dan permodalan di daerah penelitian menunjukkan pola yang berbeda. Nelayan Teluk Sepang dan Nelayan Kandang dengan pola nelayan tangkap tradisional, kelembagaan hubungan kerja tidak menunjukkan ada struktur patron klien. Sedangkan nelayan Sumberjaya dengan pola nelayan modern (lebih beragam alat tangkap dan armada penangkapan), kelembagaan hubungan kerja menunjukkan adanya hubungan patron klien. Kelembagaan bagi hasil nelayan Teluk Sepang dengan pola bagi dua dan bagi tiga. Pola bagi hasil Nelayan Kandang bagi dua dan bagi enam. Nelayan Sumberjaya, bagi hasilnya berdasarkan alat tangkap. Alat tangkap jaring payang (gillnet), jaring insang hanyut/udang, pancing, dan bagan perahu mempuyai pola bagi dua. Alat tangkap jaring pukat cincin (purse seine) mempuyai pola bagi empat. Sistem pemasaran dan permodalan nelayan Teluk Sepang di kendalikan oleh bagian pemasaran dari kelompok nelayan, sedangkan pemasaran hasil di Nelayan Kandang dikendalikan toke/juragan/keluarga. Sementara itu sistem pemasaran dan permodalan Nelayan Sumberjaya di kendalikan juragan/toke dan cingkau (pedagang ikan). Dengan gambaran tersebut ternyata masing-masing struktur digerakkan kekuatan yang memiliki asset produksi dan modal sehingga menimbulkan hubungan asimetris antara yang berperan dan yang tidak berperan dalam proses produksi, yang akhirnya menciptakan ketimpangan pendapatan. Ketimpangan pendapatan antar nelayan berpotensi sebagai pemicu kerusakan sumberdaya alam pesisir. Hubungan kerja, bagi hasil dan pemasaran serta permodalan dalam komunitas petambak sebagian besar digerakkan oleh pemilik modal (juragan/toke/perusahaan ikan) sehingga terbentuk pola hubungan patron klien yang selain merupakan hubungan kerja secara ekonomi juga terjadi hubungan sosial. Semakin menguatnya sistem patron klien dikalangan petambak menciptakan ketidak merataan distribusi pendapatan sehingga menyebabkan kemiskinan yang berpotensi mendorong tindakan merusak sumberdaya alam pesisir. Strategi pengendalian degradasi sumberdaya pesisir melalui pemberdayaan masyarakat pesisir adalah program pendampingan dengan melakukan intervensi komunitas dengan langkah-langkah pemberdayaan yang bertujuan (a) pembentukan kelembagaan ekonomi (koperasi keluarga) berbasiskan kekerabatan, (b) kegiatan konservasi dan rehabilitasi hutan mangrove dengan pendekatan partisipatif; (c) pengembangan teknologi penangkapan yang ramah lingkungan melalui kelompok-kelompok profesi, dan (d) mengembangkan sistem silvofishery dalam pengelolaan tambak dengan pendekatanm buttom up.
Kata Kunci : degradasi sumberdaya alam pesisir, struktur masyarakat, kelembagaan masyarakat, pemberdayaan masyarakat.
© Hak Cipta Milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tampa mencantumkan atau menyebutkan sumber. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
PENGENDALIAN DEGRADASI SUMBERDAYA ALAM PESISIR MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR
(Studi kasus di komunitas nelayan dan petambak Kota Bengkulu)
HENNY APRIANTY
Disertasi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Penguji Luar Komisi pada
:
Ujian Tertutup
: DR. IR. Etty Riani, MS
Ujian Terbuka
: 1. Prof. DR. IR. Cecep Kusmana, MS 2. Prof. DR. IR. Abdullah Syarief M., MS
Judul Disertasi
Nama NRP Program Studi
: Pengendalian Degradasi Sumberdaya Pesisir melalui Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (Studi kasus di komunitas nelayan dan petambak Kota Bengkulu) : Henny Aprianty : 995233 : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Disetujui, Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Hadi S. Alikodra,MS Ketua
Prof. Dr. Ir. Kooswardhono M, M.Sc Anggota
Prof. Dr. Endriatmo Soetarto, MA Anggota
Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS Anggota
Diketahui,
Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Prof.Dr. Ir. Surjono H. Sutjahtjo,MS
Tanggal Ujian : 25 Agustus 2008
Dekan Sekolah Pascasarjana, Dekan
Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar N, MS
Tanggal Lulus : 09 September 2008
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahirrabil’aalamin. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Penulisan disertasi dengan judul: Pengendalian Degradasi Sumberdaya Alam Pesisir
melalui Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir (Studi kasus di komunitas nelayan dan petambak Kota Bengkulu).
Pengendalian degradasi sumberdaya alam pesisir Kota Bengkulu
dalam bentuk kelembagaan partisipatif yang mengintegrasikan kepentingan ekonomi dan kepentingan lingkungan yang berbasiskan kekerabatan. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga disampaikan kepada Prof. DR. Ir. Hadi S. Alikodra, MS selaku ketua komisi pembimbing, Prof. DR. Ir. Kooswardhono M, MSc, Prof. DR. Endriatmo Soetarto, MA dan DR. Ir. Lala M. Kolopaking, MS selaku anggota komisi pembimbing, atas bimbingan, dorongan semangat dan moril serta nasehat, sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada : 1. Rektor Universitas Prof. DR. Hazairin, SH Bengkulu yang telah memberikan izin tugas belajar di sekolah pascasarjana IPB. 2. Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Sekolah Pascasarjana IPB yang telah mengarahkan dan memfasilitasi penulis selama mengikuti pendidikan. 3. Penguji luar komisi pada ujian tertutup DR. IR. Etty Riany, MS. Prof. DR. IR. Cecep Kusmana, MS (Guru Besar Departemen Silvikultur, Fakultas kehutanan IPB) dan Prof. DR. IR. Abdulllah Syarief.M, MS. (Peneliti Utama Biologi Satwa Liar pada Puslitbang Hutan dan Konservasi, Departemen Kehutanan) sebagai penguji luas komisi pada ujian terbuka serta seluruh rekan-rekan yang secara langsung maupun tidak langsung telah memotivasi dalam penyelesaian disertasi. Do’a yang tulus dan ucapan terima kasih penulis sampaikan, khusus untuk suamiku tercinta Zurqani Ridwan, S.Sos, ananda Aurora Hega Ramadhanty,
Muhammad Adha Ridwan, Ayahnda Drs. Nurdin Kulana, Ibunda Halimah Djapiloes, Kakanda Win Heryati, adinda Nopetri Elmanto dan Ahmad Yani serta keluarga besar yang senantiasa telah memberikan do’a, kesabaran, dorongan, harapan, pengertian dan bantuan yang diberikan selama menempuh pendidikan. Penulis menyadari bahwa disertasi ini tidak terlepas dari kelemahan dan kekurangan karena kesempurnaan hanyalah milik Allah. Semoga disertasi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pengembangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
Bogor,
Agustus 2008
Henny Aprianty
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Manna, Bengkulu Selatan pada tanggal 11 April 1971 sebagai anak kedua dari pasangan H. Drs. Nurdin Kulana dan Hj. Halimah Djapiloes. Pendidikan sarjana (S1) di tempuh di Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Bengkulu, lulus pada tahun 1994. Pada tahun 1995, penulis diterima di Program Studi Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) Program Pascasarjana (S2) Universitas Andalas Padang dan menamatkannya pada tahun 1998. Pada tahun yang sama penulis menjadi staf pengajar di Fakultas IlmuIlmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu. Selanjutnya pada tahun 1999/2000 melanjutkan ke program doktor (S3) pada program studi ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Sekolah Pascasarjana IPB. Penulis menikah pada tahun 1999 dengan Zurqani Ridwan, S.Sos dan telah dikarunia dua orang anak, yaitu putri pertama Aurora Hega Ramadhanty dan putra kedua Muhammad Adha Ridwan.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
iii v vii
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Penelitian 1.3. Kerangka Pemikiran 1.4. Perumusan Masalah Penelitian 1.5. Novelty
1 1 3 3 5 6
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerusakan Sumberdaya Alam Wilayah Pesisir 2.2. Sumberdaya Perikanan Laut 2.3. Hutan Mangrove 2.4. Struktur Masyarakat Pesisir 2.41. Masyarakat nelayan 2.4.2. Petambak 2.5. Kelembagaan Masyarakat Pesisir 2.5.1. Konsep Kelembagaan 2.5.2. Sistem Kelembagaan Masyarakat Pesisir 2.4. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
7 7 7 8 16 16 19 20 20 21 27
III. METODE PENELITIAN 3.1. Pemilihan Wilayah Studi dan Waktu Penelitian 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Pendekatan Penelitian 3.2.2. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.2.3. Unit Penelitian dan Jumlah Responden 3.2.4. Metode Analisis data
33 33 34 34 35 37 39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Eksploitasi Sumberdaya Alam Pesisir di Lokasi Penelitian 4.1.1. Usaha Perikanan Tangkap 4.1.2. Usaha Budidaya Tambak 4.2. Kondisi Sumberdaya Alam Pesisir Kota Bengkulu 4.2.1. Sumberdaya Perikanan Laut 4.2.2. Mangrove
48 48 48 54 58 58 62
i
4.3. Struktur Masyarakat Pesisir Kota Bengkulu 4.3.1. Keragaan Modal Struktur Masyarakat Pesisir 4.3.2. Pelapisan Sosial 4.4. Kelembagaan Masyarakat Pesisir Kota Bengkulu 4.4.1. Kelembagaan Perikanan Tangkap 4.4.2. Kelembagaan Budidaya Tambak 4.5. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 4.5.1. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Kota Bengkulu 4.5.2. Perencanaan Pengendalian Degradasi Sumberdaya Alam Pesisir melalui Intervensi Komunitas Masyarakat Pesisir Lapisan Bawah V.
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan 5.2. Saran
74 77 98 103 103 123 129 129 139
144 144 145
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
146 155
ii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Karakter sumberdaya yang dihadapi masyarakat nelayan- petani Jumlah populasi responden di Kelurahan Sumberjaya Daftar 15 informan yang diwawancarai Indikator dan parameter kerangka Sustainable livelihood (SL) Standar matriks kombinasi SWOT Armada penangkapan nelayan di lokasi penelitian tahun 2006 Perkembangan armada penangkapan berdasarkan jenis mesin motor tahun 2004 dan tahun 2006 8. Pendapat responden tentang peningkatan usaha perikanan tangkap 9. Jumlah dan jenis produksi perikanan laut di daerah penelitian tahun 2004 dan tahun 2006 10. Jenis alat tangkap nelayan di daerah penelitian 11. Perkembangan luas tambak di daerah penelitian tahun 2002 dan tahun 2006 12. Analisis kualitas air di Kelurahan Kandang 13. Pendapat responden tentang berkembangnya usaha budidaya tambak di daerah penelitian 14. Perkembangan luas dan produksi tambak di Kota Bengkulu tahun 2002-2006 15. Jenis alat tangkap nelayan Kota Bengkulu 16. Upaya tangkap dan produksi perikanan laut Kota Bengkulu 17. Lokasi mangrove di Propinsi Bengkulu tahun 2002 18. Lokasi mangrove di Kota Bengkulu tahun 2002 19. Penurunan luas hutan mangrove di daerah penelitian pada tahun 2002 dan tahun 2006 20. Luas penutupan lahan (Landcover) di daerah penelitian 21. Etnis masyarakat pesisir di daerah penelitian 22. Modal fisikal nelayan di daerah penelitian 23. Kelompok usia di Teluk Sepang berdasarkan tingkat pendidikan 24. Kelompok usia di Sumberjaya berdasarkan tingkat pendidikan 25. Kelompok usia di Kandang berdasarkan tingkat pendidikan 26. Masalah kesehatan yang dialami masyarakat pesisir di daerah penelitian 27. Pendapatan nelayan di daerah penelitian 28. Pendapatan petambak di daerah penelitian 29. Sumber modal usaha masyarakat pesisir di daerah penelitian 30. Penguasaan armada penangkapan berdasarkan etnis di Teluk Sepang 31. Penguasaan armada penangkapan berdasarkan etnis di Sumberjaya
iii
17 38 39 42 46 48 49 51 51 53 55 55 56 57 58 59 62 63 64 73 76 77 81 81 82 83 85 86 87 89 89
32. Penguasaan armada penangkapan berdasarkan etnis di Kandang 33. Kondisi sanitasi lingkungan masyarakat pesisir di daerah penelitian 34. Dua pilihan masyarakat pesisir Teluk Sepang menghadapi musim paceklik 35. Dua pilihan masyarakat pesisir Sumberjaya menghadapi musim paceklik 36. Dua pilihan masyarakat pesisir Kandang menghadapi musim paceklik 37. Perbandingan tingkat kepercayaan dalam komunitas 38. Perbandingan tingkat kepercayaan dengan komunitas lain 39. Pendapat masyarakat pesisir berdasarkan prinsip kerjasama 40. Stratifikasi sosial masyarakat pesisir Kota Bengkulu dalam pandangan nelayan dan petambak 41. Pola hubungan kerja nelayan di daerah penelitian 42. Pola bagi hasil Nelayan Teluk Sepang 43. Pola bagi hasil Nelayan Kandang 44. Pola bagi hasil Nelayan Sumberjaya pada jaring pukat cincin 45. Pola bagi hasil Nelayan Sumberjaya pada jaring insang hanyut/udang 46. Pola bagi hasil Nelayan Sumberjaya pada jaring payang 47. Pola bagi hasil Nelayan Sumberjaya pada bagan perahu 48. Pola bagi hasil Nelayan Sumberjaya pada kapal pancing 49. Pola hubungan kerja petambak di daerah penelitian 50. Pola bagi hasil petambak di daerah penelitian 51. Tempat pemasaran hasil panen tambak di daerah penelitian 52. Sumber pinjaman modal bagi petambak di daerah penelitian 53. Hasil analisis dan akumulasi pendapat responden untuk komponen internal SWOT 54. Hasil analisis dan akumulasi pendapat responden untuk komponen eksternal SWOT 55. Matriks SWOT untuk penentuan strategi pemberdayaan masyarakat pesisir dalam pengendalian degradasi sumberdaya Pesisir Kota Bengkulu
iv
89 90 92 93 93 94 94 96 102 104 113 114 115 115 116 116 116 124 125 126 128 130 131
133
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Halaman
Kerangka pemikiran pengendalian degradasi sumberdaya pesisir Kota Bengkulu melalui pemberdayaan masyarakat pesisir Lokasi penelitian di Kota Bengkulu Rangkaian kerja analisis SWOT Proses hirarki penentuan prioritas strategi pengendalian degradasi sumberdaya pesisir melalui pemberdayaan masyarakat pesisir Perkembangan armada penangkapan Nelayan Teluk Sepang menurut jenis mesin di Kota Bengkulu tahun 2004 dan tahun 2006 Perkembangan armada penangkapan Nelayan Sumberjaya menurut jenis mesin di Kota Bengkulu tahun 2004 dan tahun 2006 Perkembangan armada penangkapan nelayan Kandang menurut jenis mesin di Kota Bengkulu tahun 2004 dan tahun 2004 Perkembangan produksi perikanan Laut di daerah penelitian tahun 2004 dan tahun 2006 Perkembangan jenis alat tangkap nelayan di daerah penelitian tahun 2004 dan tahun 2006 Perkembangan luas tambak di daerah penelitian tahun 2004 dan tahun 2006 55 Perkembangan luas dan produksi tambak di daerah penelitian Produksi aktual, potensi lestari dan upaya tangkap sumberdaya perikanan laut Kota Bengkulu tahun 1990-2006 Perkembangan armada tangkap di Kota Bengkulu tahun 1990-2006 Penurunan luas mangrove di daerah penelitian Sebaran mangrove di Kelurahan Sumberjaya tahun 2002 Sebaran mangrove di Kelurahan Sumberjaya tahun 2007 Sebaran mangrove di Kelurahan Teluk Sepang tahun 2002 Sebaran mangrove di Kelurahan Teluk Sepang tahun 2007 Sebaran mangrove di Kelurahan Kandang tahun 2002 Sebaran mangrove di Kelurahan Kandang tahun 2007 Pola I hubungan kerja Nelayan Teluk Sepang Pola II hubungan kerja Nelayan Teluk Sepang Pola I hubungan kerja nelayan sampan di Kandang Pola II hubungan kerja Nelayan Kandang Pola hubungan kerja tekong dan pelacak di Sumberjaya Pola hubungan kerja juragan/toke dan nelayan di Sumberjaya Distribusi pemasaran ikan pada komunitas Nelayan Teluk Sepang
v
5 33 46 47 49 49 50 51 53
57 60 61 64 66 67 68 69 70 71 106 106 106 107 108 110 117
28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42.
Distribusi pemasaran udang pada komunitas Nelayan Teluk Sepang Distribusi pemasaran hasil tangkapan Nelayan Kandang Distribusi pemasaran ikan nelayan jaring payang/bagan perahu/pancing Distribusi pemasaran ikan nelayan jaring hanyut/udang Distribusi pemasaran ikan nelayan pikat cincin Pola hubungan kerja kegiatan pertambakan di daerah penelitian Rantai perdagangan hasil panen tambak di daerah penelitian Hasil analisis matrik SWOT dengan kombinasi faktor internal dan eksternal Strategi pemberdayaan masyarakat pesisir dengan komponen prioritas SWOT Prioritas komponen kekuatan (Strength) Prioritas komponen kelemahan (Weaknesses) Prioritas komponen peluang (Opportunity) Prioritas komponen ancaman (Treaths) Prioritas kriteria pemberdayaan masyarakat pesisir Kota Bengkulu Prioritas strategi pemberdayaan masyarakat pesisir Kota Bengkulu
vi
118 119 120 120 121 124 127 132 135 135 136 137 138 139 139
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. 2. 3. 4.
hal Pedoman wawancara pokok penelitian struktur sosial Kuesioner penentuan strategi pemberdayaan masyarakat pesisir alam pengendalian degradasi sumberdaya pesisir Kota Bengkulu Tabel keragaan modal struktur masyarakat pesisir di daerah penelitian Gambaran umum daerah penelitian
Vii
155 156 157 158