K KEANEKA ARAGAM MAN SPES SIES KUT TU PUTIH H (HEM MIPTERA: PSEUDO OCOCCID DAE) PAD DA TANAM MAN B BUAH-BU UAHAN DII BOGOR R
BUS STANUL ARIFIN NASUTIO N ON
DEPAR RTEMEN PROTEK KSI TANA AMAN TAS PERT TANIAN FAKULT INS STITUT PERTANIA AN BOGO OR BOGOR 2012
ABSTRAK BUSTANUL ARIFIN NASUTION. Keanekaragaman Spesies Kutu Putih (Hemiptera : Pseudococcidae) pada Tanaman Buah-buahan di Bogor. Dibimbing oleh DEWI SARTIAMI. Tanaman buah merupakan komoditas pertanian yang memiliki banyak manfaat terutama bagi kesehatan. Tanaman buah-buahan di Indonesia terus mengalami penurunan produksi dari tahun ke tahun, salah satu penyebabnya adalah serangan hama dan penyakit pada tanaman buah-buahan. Hama pada tanaman buah-buahan dapat menurunkan kualitas dan kuantitas buah, salah satu serangga yang banyak menyerang tanaman buah-buahan adalah kutu putih (Hemiptera: Pseudococcidae). Keberadaan kutu putih Paracoccus marginatus dapat menurunkan produksi buah pepaya di kabupaten Bogor hingga 58% dan disaat bersamaan meningkatkan biaya produksi hingga 84% (Ivakdalam 2010). Oleh karena itu keanekaragaman spesies serangga ini perlu dipelajari. Kutu putih dikoleksi dari berbagai famili tanaman buah-buahan selama Januari – Juli 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 20 spesies kutu putih pada berbagai tanaman buah-buahan, yaitu: Dysmicoccus brevipes (Cockerell), D. debregeasiae (Green), D. lepelleyi (Betrem), D. neobrevipes Beardsley, Exallomochlus hispidus (Morrison), Ferrisia virgata (Cockerell), Hordeolicoccus eugeniae (Takahashi), Maconellicoccus hirsutus (Green), M. multipori (Takahashi), Nipaecoccus viridis (Newstead), Paracoccus marginatus Williams dan Granara de Willink, Planococcus minor (Maskell), Pseudococcus cryptus Hempel, P. longispinus (Targioni), P. viburni (Signoret), Rastrococcus chinensis Ferris, R. expeditionis Williams, R. jabadiu Williams, R. rubellus Williams dan R. spinosus (Robinson). Seluruh kutu putih yang ditemukan tersebar pada 23 tanaman inang, yaitu: alpukat, belimbing, buah naga, duku, jambu air, jambu biji, jambu bol, jeruk manis, jeruk nipis, jeruk pomelo, jeruk sunkist, lengkeng, mangga, manggis, nanas, nangka, pepaya, pisang, rambutan, sawo duren, sawo, sirsak dan srikaya. Kutu putih menyerang berbagai bagian tanaman, yaitu: batang, buah, bunga, daun dan ranting. Bagian tanaman yang paling banyak diserang kutu putih adalah daun. Kata kunci : Kutu putih, Pseudococcidae, buah, Hemiptera, Exallomochlus hispidus, mix population, embun madu.
KEANEKARAGAMAN SPESIES KUTU PUTIH (HEMIPTERA: PSEUDOCOCCIDAE) PADA TANAMAN BUAH-BUAHAN DI BOGOR
BUSTANUL ARIFIN NASUTION A34080078
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
Judul Skripsi Nama Mahasiswa NIM
: Keanekaragaman Spesies Kutu Putih (Hemiptera: Pseudococcidae) pada Tanaman Buah-buahan di Bogor. : Bustanul Arifin Nasution : A34080078
Disetujui, Dosen Pembimbing
Dra. Dewi Sartiami, MSi. NIP. 19641204 199103 2 001
Diketahui, Ketua Departemen
Dr. Ir. Abdjad Asih Nawangsih, MSi. NIP. 19650621 198910 2 001
Tanggal lulus:
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir pada tanggal 31 Agustus 1990 di Pasaman Sumatera Barat. Penulis merupakan anak pertama dari 4 bersaudara dari ayah bernama Bustian Nasution dan ibu Miswarwati Lubis. Penulis menyelesaikan pendidikan di MTs. Darul Arafah pada tahun 2005 dan menyelesaikan pendidikan di MAS Darul Arafah, Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) yang disponsori oleh Kementrian Agama Republik Indonesia atau lebih dikenal dengan CSS MoRA. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB, dan mengikuti Program Tingkat Persiapan Bersama selama 1 Tahun. Pada tahun 2009 penulis mengikuti MTQ tingkat IPB pada Perlombaan Debat Kandungan Al-quran dalam Bahasa Arab beregu dan berhasil menjadi juara ke-3. Pada tahun berikutnya penulis mengikuti perkuliahan pada Mayor Proteksi Tanaman. Penulis juga mengikuti Magang BEM FAPERTA selama satu bulan di Divisi Sosling. Pada tahun 2012 penulis menjadi semifinalis pada Lomba Cerdas Cermat Entomologi beregu pada Kongres PEI ke-8. Penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah HPT Setahun dan Vertebrata Hama masing-masing pada tahun 2011 dan 2012. Penulis memiliki pengalaman magang kerja di perusahaan pupuk PT. Nusa Palapa Gemilang (salah satu anak perusahaan PT. Pijar Nusa Pasific) pada tahun 2010.
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayat sehingga skripsi dengan judul “Keanekaragaman Spesies Kutu Putih (Hemiptera: Psedococcidae pada Tanaman Buah-buahan di Bogor” dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sesuai hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Juli 2012 di beberapa lokasi di Bogor dan di Laboraturium Biosistematika Serangga Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana S1 Pertanian di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan Dra. Dewi Sartiami, MSi selaku pembimbing yang telah memberikan saran, sumbangan pemikiran serta motivasi sejak awal jalannya penelitian sampai dengan akhir penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Nina Maryana, MSi selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi, dan ilmu pengetahuan selama di Departemen Proteksi Tanaman, Dr. Ir. Titiek Siti Yuliani, SU dan Endang Sri Ratna, PhD yang telah memberikan saran dan arahan terhadap penulisan skripsi ini, serta kedua orang tua dan keluarga besar Bustian Nasution yang selalu memberikan dukungan, doa, dan motivasi. Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada Umi Sallamatul Isniah yang telah banyak membantu dan memberi semangat selama penelitian sampai penulisan skripsi ini. Selain itu, ucapan terima kasih kepada Bu Iis yang banyak memberi masukan dalam penelitian ini. Kepada Fiqi, Ciptadi, Romi, Keisha, Fani yang telah berjuang bersama di Laboratorium Biosistematika Serangga. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, maka saran dan kritik yang membangun diharapkan dari pembaca agar laporan ini menjadi lebih baik. Demikian, semoga skripsi ini dapat bermanfaat menambah ilmu dan manfaat bagi pembaca. Bogor, September 2012
Bustanul Arifin Nasution
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .....................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
x
PENDAHULUAN ..................................................................................... Latar Belakang ................................................................................. Tujuan .............................................................................................. Manfaat ............................................................................................
1 1 2 2
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... Tanaman Buah-buahan ..................................................................... Taksonomi Tanaman Buah-buahan ........................................ Nilai Ekonomi Tanaman Buah-buahan .................................. Kutu Putih (Hemiptera: Pseudococcidae) ........................................ Taksonomi dan Biologi .......................................................... Morfologi Imago Betina .........................................................
3 3 3 3 4 4 4
BAHAN DAN METODE ......................................................................... Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... Pengoleksian Kutu Putih ................................................................. Pengambilan Foto Kutu Putih .......................................................... Pembuatan Preparat Mikroskop ....................................................... Identifikasi Kutu Putih dan Tanaman Buah-buahan .........................
8 8 8 8 8 9
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. Keragaman Spesies Kutu Putih ....................................................... Spesies Kutu Putih dan Tanaman Inangnya .................................... Bioekologi Kutu Putih .....................................................................
11 11 14 31
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. Kesimpulan ...................................................................................... Saran ................................................................................................
32 32 32
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
33
LAMPIRAN ..............................................................................................
35
DAFTAR TABEL Halaman 1 Perbedaan Planococcus citri dengan Planococcus minor ...................
10
2 Spesies kutu putih pada beberapa famili tanaman inang buah-buahan .........................................................................................
12
3 Tanaman inang kutu putih menurut Kalshoven (1981), Sartiami et al. (1999) dan hasil penelitian sendiri .......................................................
15
4 Tanaman buah-buahan inang kutu putih menurut Betrem (1937 dalam Williams 2004), Ben-Dov (1994) dan Williams (2004) ........................
16
DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Morfologi imago betina kutu putih secara umum (Williams dan Watson 1988) (Terjemahan Sartiami 1999) .........................................
7
2 Dysmicoccus brevipes: pada ranting sawo manila, koloni pada daun manis, pada daun nanas, pada daun jeruk pomelo, koloni pada buah belimbing dan pada tangkai bunga belimbing ....................................
14
3 Imago betina Dysmicoccus debregeasiae pada buah sirsak ................
18
4 Dysmicoccus lepelleyi: pada daun jeruk nipis, koloni pada daun jeruk nipis, koloni pada buah jeruk sunkist dan imago betina pada buah jeruk sunkist ................................................................................
19
5 Dysmicoccus neobrevipes: pada ranting sawo manila, pada buah srikaya, pada buah manggis dan koloni pada buah pisang ................
20
6 Exallomochlus hispidus: pada ranting duku, pada batang sawo manila, pada ranting sirsak, pada buah srikaya, pada buah manggis, pada nangka, koloni pada buah nangka dan koloni pada alpukat ...............
20
7 Ferrisia virgata: pada daun sawo duren, pada daun jeruk pomelo, pada buah rambutan, pada buah srikaya dan pada daun sirsak .....................................................................................................
22
8 Hordeolicoccus eugeniae: pada ranting rambutan, pada tangkai daun jambu bol dan koloni pada ranting belimbing ......................................
22
9 Koloni Maconellicoccus hirsutus pada tangkai daun jambu biji ......... 10 Maconellicoccus multipori: pada daun sirsak dan koloni pada tangkai daun sirsak ............................................................................................
23 23
11 Nipaecoccus viridis: pada daun nangka dan koloni pada tangkai daun nangka ..........................................................................................
24
12 Imago betina Paracoccus marginatus pada daun pepaya ....................
24
13 Planococcus minor: pada daun pisang, pada daun jambu biji, pada batang buah naga, pada daun sirsak, pada daun rambutan dan pada buah srikaya .................................................................................
25
14 Pseudococcus cryptus: pada ranting rambutan, pada daun sirsak pada daun manggis dan pada daun alpukat ..........................................
26
15 Pseudococcus longispinus: pada tangkai daun sirsak, pada buah rambutan, pada daun sawo duren, pada bunga jambu air dan pada daun pisang ...........................................................................................
26
16 Pseudococcus viburni: koloni pada buah pepaya dan imago betina pada buah pepaya .................................................................................
27
17 Rastrococcus chinensis: koloni pada daun jambu air dan imago betina pada daun jambu air ..................................................................
27
18 Imago betina Rastrococcus expeditionis pada daun rambutan ............
28
ix
19 Rastrococcus jabadiu: pada ranting rambutan, pada ranting lengkeng, pada ranting duku dan pada daun jeruk pomelo .................
29
20 Imago betina Rastrococcus rubellus pada daun sawo duren ...............
29
21 Rastrococcus spinosus: pada daun duku, pada daun manggis, koloni pada daun jeruk pomelo, pada daun jambu air, pada daun pisang, pada daun mangga, pada daun sawo duren dan pada daun nangka ..................................................................................................
30
22 Organ defensif: Dysmicoccus debregeasiae pada buah sirsak dan D. lepelleyi pada daun jeruk nipis ........................................................
31
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Tabel lampiran 1 Famili tanaman buah-buahan inang kutu putih, nama umum dan nama ilmiahnya ...........................................
35
Tabel lampiran 2 Data koleksi kutu putih (Hemiptera: Pseudococcidae) ...
36
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Tanaman buah merupakan komoditas pertanian yang memiliki banyak manfaat terutama bagi kesehatan. Buah-buahan merupakan sumber utama zat gizi mikro yang terdiri atas vitamin dan mineral. Buah-buahan berfungsi sebagai zat pengatur, kekurangan konsumsi buah-buahan dapat berpengaruh negatif terhadap kondisi gizi seseorang (Aswatini et al. 2008).
Pasar ekspor buah sangat terbuka lebar, selama ini permintaan ekspor buah Indonesia belum terpenuhi, Singapura mengimpor buah-buahan 223.000 ton dengan nilai $US 113 juta. Indonesia hanya mampu memasok 552 ton atau 0,25% dari keseluruhan yang dibutuhkan negara itu dengan nilai $US 700.000. Buah mangga dan manggis merupakan buah yang memiliki nilai signifikan dalam pasar ini, masing-masing menguasai sebesar 21% dan 17% pangsa pasar Singapura (Anderson 2009). Durian, pepaya, nanas, dan rambutan tidak masuk dalam catatan ekspor Indonesia ke Singapura dan hanya kurang dari 1 ton pisang yang tercatat di ekspor oleh Indonesia. Buah pepaya merupakan buah yang tumbuh dengan cukup cepat dan mudah dalam pengiriman, namun tidak terdapat dalam daftar ekspor Indonesia ke Singapura (Anderson 2009). Tanaman buah-buahan di Indonesia terus mengalami penurunan produksi dari tahun ke tahun, pada tahun 2010 rata-rata produksi buah di Indonesia bahkan mengalami penurunan hingga 15% dari tahun sebelumnya (Badan Pusat Statistik 2010). Salah satu serangga yang banyak menyerang tanaman buah-buahan adalah kutu
putih
(Hemiptera:
Pseudococcidae).
Berbagai
spesies
dari
famili
Pseudococcidae menyerang banyak komoditas penting seperti jeruk, nanas, apel, mangga dan beberapa tanaman buah lainnya (Williams dan Granara de Willink 1992). Kutu putih dapat menimbulkan kerusakan langsung dan tidak langsung. Gejala kerusakan langsung pada tanaman yang disebabkan oleh hama ini berupa bercak-bercak klorosis, daun layu dan mengeriting, burik pada buah, tanaman tumbuh kerdil hingga kematian tanaman. Secara tidak langsung, hama ini dapat merusak tanaman karena mampu menjadi vektor beberapa penyakit tanaman. Selain itu keberadaan kutu putih pada tanaman buah-buahan mengundang
2
cendawan penyebab embun jelaga pada daun akibat eksresi embun madu oleh kutu putih. Salah satu spesies kutu putih yang sangat merugikan adalah Paracoccus marginatus. Ivakdalam (2010) mengatakan bahwa keberadaan kutu putih ini dapat menurunkan produksi buah pepaya di kabupaten Bogor hingga 58% dan disaat bersamaan meningkatkan biaya produksi hingga 84%. Keberadaan kutu putih pada komoditas-komoditas buah ekspor dapat menjadi gangguan kerjasama bilateral terutama di bidang perdagangan. Negaranegara importir menerapkan perjanjian Sanitary and Phytosanitary (SPS) sehingga produk ekspor Indonesia harus terbebas dari hama dan penyakit tanaman (Hidayat 2012). Kutu putih merupakan serangga yang memiliki kisaran inang yang luas. Sartiami et al. (1999) menemukan 14 spesies kutu putih tersebar pada 18 tanaman inang buah-buahan berbeda, kutu putih Exallomochus hispidus bahkan ditemukan pada 12 tanaman inang buah-buahan, yaitu: belimbing, duku, durian, jambu biji, mangga, manggis, nangka, pisang, rambutan, sawo, srikaya dan sirsak. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mempelajari keanekaragaman spesies kutu putih (Hemiptera : Pesudococcidae) pada tanaman buah-buahan. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang spesies kutu putih (Hemiptera : Pesudococcidae) yang menyerang tanaman buah-buahan dan dapat dijadikan acuan dalam menentukan metode pengendalian yang sesuai dengan spesies kutu putih (Hemiptera : Pesudococcidae).
3
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Buah-buahan Taksonomi Tanaman Buah-buahan Tanaman buah-buahan termasuk ke dalam divisi Spermatophyta atau tumbuhan biji. Biji berasal dari bakal biji yang biasa disebut makrosporangium, di dalamnya dihasilkan makrospora yang tidak pernah meninggalkan tempatnya, makrospora selanjutnya berkembang menjadi makroportalium dengan arkegonium serta sel telurnya. Setelah terjadi pembuahan, zigot yang terbentuk berkembang menjadi embrio kemudian, bakal biji yang telah mengandung embrio berkembang menjadi biji. Tanaman buah-buahan termasuk ke dalam subdivisi Gymnospermae dan Angiospermae. Subdivisi Angiospermae terbagi ke dalam dua kelas yaitu Monokotil dan Dikotil. Tanaman buah yang termasuk ke dalam kelas Monokotil adalah nanas dan pisang, sedangkan alpukat, belimbing, buah naga, duku, jambu air, jambu biji, jambu bol, jeruk manis, jeruk nipis, jeruk pomelo, jeruk sunkist, lengkeng, mangga, manggis, nangka, pepaya, rambutan, sawo duren, sawo, sirsak dan srikaya termasuk ke dalam kelas Dikotil (Tjitrosoepomo 2007). Nilai Ekonomi Tanaman Buah-buahan Tanaman unggul Indonesia tidak semuanya berasal dari Indonesia, buah yang berasal dari negara lain juga dapat dijadikan buah unggul Indonesia, asalkan sudah bisa diperbanyak dan dibudidayakan di Indonesia. Contoh tanaman buah unggul Indonesia yang berasal dari negara lain adalah alpukat dan pisang Cavendish.Tanaman buah-buahan itu sudah lama menjadi komoditas ekspor dan berpotensi untuk terus dikembangkan (AgroMedia 2009). Buah-buahan mempunyai nilai ekonomi tinggi yang dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan petani, baik petani berskala kecil, menengah maupun besar. Keunggulan tanaman buah-buahan tersebut berupa nilai jual yang tinggi, keragaman jenis, ketersediaan sumberdaya lahan dan teknologi, serta potensi serapan pasar di dalam negeri dan Internasional yang terus meningkat (Ditjen Hortikultura 2011).
4
Kutu Putih (Hemiptera: Pseudococcidae) Taksonomi dan Biologi Kutu putih termasuk ke dalam superfamili Coccoidea, famili Pseudococcidae dan ordo Hemiptera. Pada saat ini sebagian besar ahli membagi famili Pseudococcidae ke dalam empat subfamili yaitu: Trabutininae, Rhizoecinae, Sphaerococcinae dan Pseudococcinae. Imago betina kutu putih biasanya tidak aktif bergerak dan tidak memiliki ovipositor, sebagai gantinya imago betina kutu putih mengeluarkan keturunan melalui vulva (Borror et al. 1996). Kutu putih mempunyai alat mulut bertipe menusuk-mengisap yang terdiri dari: sebuah rostrum, sepasang stilet mandibel, sepasang stilet maksila dan sebuah labrum kecil. Serangga ini disebut kutu putih karena hampir seluruh tubuhnya dilapisi lilin yang berwarna putih, lilin tersebut dikeluarkan dari porus trilokular pada kutikula melalui proses ekskresi (Williams dan Granara de Willink 1992).
Morfologi Imago Betina Identifikasi kutu putih didasarkan pada morfologi tubuh imago betina, karena imago jantan kutu putih jarang ditemukan di alam (McKenzie 1967). Menurut Williams (2004) imago betina kutu putih Pseudococcidae memiliki morfologi tubuh yang sangat khas (Gambar 1). Kutu putih memiliki bentuk tubuh memanjang, oval, atau bulat. Tubuh kutu putih ini sering menjadi berubah bentuk setelah dibuat preparat. Bagian-bagian tubuh kutu putih dapat dijadikan pembeda untuk setiap spesies, antara lain : Antena. Sebagian besar antena terdiri dari 6-9 segmen, tetapi kadangkadang tereduksi menjadi 2, 4, atau 5 segmen. Umumnya segmen terakhir lebih lebar dan lebih panjang daripada segmen II dari belakang. Tungkai. Pseudococcidae memiliki tungkai yang berkembang dengan baik. Genus Planococcus tidak memiliki dentikel pada kuku tarsus, namun memiliki porus translusen di permukaan anterior koksa, femur atau tibia pada tungkai belakang. Porus translusen jarang pada tungkai bagian trokanter. Ostiol. Pseudococcidae biasanya memiliki dua pasang ostiol, sepasang pada anterior dan sepasang pada posterior tubuh, contohnya genus Planococcus dan Pseudococcus. Ostiol kadang-kadang tidak dimiliki oleh kutu putih, atau ada tetapi hanya sepasang pada bagian posterior seperti halnya Rastrococcus
5
iceryodes. Bentuk ostiol berupa belahan yang terdiri dari beberapa seta dan porus trilokular. Organ ini berfungsi sebagai alat pertahanan. Cincin Anal. Organ ini terletak pada ujung abdomen bagian dorsal. Cincin ini berfungsi untuk mengeluarkan embun madu yang merupakan limbah dari pencernaan kutu ini. Porus. Umumnya famili ini memiliki 4 jenis porus yaitu: porus trilokular, lempeng porus multilokular, porus quinquelokular dan porus diskoidal. Porus trilokular terdapat pada tubuh bagian ventral dan dorsal, berbentuk segitiga, dan bentuknya akan sama pada setiap spesies yang sama, Porus ini berfungsi untuk menghasilkan lilin. Lempeng porus multilokular terdapat di sekitar vulva atau kadang-kadang terdapat pada tubuh bagian dorsal hingga bagian anterior, berfungsi untuk membuat kantung telur atau untuk melindungi telur-telur yang diletakkan oleh imago betina. Spesies yang memiliki sedikit porus ini biasanya bersifat vivipar. Porus quinquelokular berbentuk segi lima dan dimiliki oleh genus Planococcus dan Rastrococcus dan beberapa spesies dari Phenacoccus. Porus diskoidal memiliki bentuk berupa lingkaran sederhana dan menyebar diseluruh permukaan tubuh, kadang-kadang sebesar porus trilokular dan berbentuk cembung pada segmen posterior, dorsal, dan mata. Beberapa kutu putih yang memiliki porus diskoidal di sekitar mata yaitu Dysmicoccus brevipes, Hordeolicoccus eugeniae dan beberapa spesies dari genus Pseudococcus. Tubular Duct. Organ ini terdiri dari dua bentuk yang berbeda yaitu: oral collar tubular duct dan oral rim tubular duct. Oral collar tubular duct menghasilkan lilin untuk membentuk kantung telur dan terdapat pada bagian ventral. Oral rim tubular duct umumnya sering ditemukan pada kutu putih yang bersifat ovipar (bertelur), umumnya bentuknya lebih besar daripada oral collar tubular duct. Seta. Bentuk seta pada famili ini bisa berbentuk kerucut, lanseolat, atau truncate (ujungnya terpotong). Biasanya bentuk dan jumlah seta ini digunakan untuk mengidentifikasi spesies. Genus Rastrococcus memiliki seta serari berbentuk truncate.
6
Vulva. Organ ini hanya dimiliki oleh kutu putih yang telah mencapai fase imago, dan terletak pada bagian ventral antara segmen VII dan VIII. Lobus Anal. Organ ini berbentuk bulat dan agak menonjol, terletak di sisi cincin anal dan masing-masing lobus anal memiliki seta apikal. Serari. Organ ini hanya dimiliki oleh famili pseudococcidae dan biasanya berjumlah 1-18 pasang serari, dan terletak di bagian sisi tubuhnya yang berfungsi sebagai penghasil tonjolan lilin lateral. Pada bagian posterior terdapat dua pasang serari, yaitu serari lobus anal dan serari penultimate. Pada bagian anterior terdapat tiga pasang serari yang disebut dengan frontal (C1), preokular (C2), dan okular (C3) (Williams dan Watson 1988; Williams dan Granara de Willink 1992; Williams 2004).
7
Gambar 1 Morfologi imago betina kutu putih secara umum (Williams danWatson 1988) (Terjemahan Sartiami 1999)
8
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari 2012 sampai bulan Juli 2012. Pengambilan sampel kutu putih dari berbagai tanaman buah-buahan dilakukan di beberapa tempat di Bogor yaitu Kelurahan Balumbang Jaya (Kecamatan Bogor Barat), Kelurahan Babakan (Kecamatan Dramaga), Desa Tajur (Kecamatan Bogor Barat), Kecamatan Ciawi, Kecamatan Megamendung dan Desa Leuwisadeng (Kecamatan Leuwiliang). Pembuatan preparat mikroskop dan identifikasi kutu putih dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Pengoleksian Kutu Putih Pengoleksian kutu putih dilakukan dengan cara memotong bagian tanaman buah-buahan terserang yang ditemukan di lapang, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik atau kotak serangga yang telah disiapkan. Pengambilan Foto Kutu Putih Kutu putih yang telah terkumpul kemudian diletakkan dibawah mikroskop stereo lalu difoto dengan menggunakan kamera digital. Setelah itu kutu putih dipisahkan dari bagian tanaman yang terserang dengan menggunakan jarum bertangkai tipis di bawah mikroskop stereo, kemudian
diawetkan ke dalam
tabung appendorf berisi larutan alkohol dengan konsentrasi 70% untuk kemudian dilakukan pembuatan preparat mikroskop. Pembuatan Preparat Mikroskop Kutu putih hasil koleksi dilubangi pada bagian dorsal, kemudian dimasukkan ke dalam gelas arloji, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi larutan alkohol 95% dan dipanaskan selama 5 menit, setelah dipanaskan kutu putih kemudian dipindahkan ke dalam tabung reaksi berisi larutan KOH 10% selama 5-10 menit (sampai transparan). Setelah itu kutu putih dimasukkan ke dalam gelas arloji dan dibersihkan di dalam KOH 10% dengan menggunakan jarum mikro di bawah mikroskop stereo. Setelah itu kutu putih dicuci 2 kali dengan akuades, kemudian dimasukkan ke dalam asam alkohol 50% selama 10
9
menit, lalu ditambahkan asam fuchsin sebanyak 3 tetes dan didiamkan selama 20 menit. Setelah warna dari asam fuchsin terserap pada tubuh kutu putih, ditambahkan asam asetat glasial dan didiamkan selama 10 menit. Kutu putih kemudian dimasukkan ke dalam alkohol 80% selama 5 menit lalu diganti dengan alkohol 95% selama 10 menit, lalu alkohol absolut selama 10 menit, kemudian dimasukkan ke dalam larutan carbol xylene selama 2 menit, lalu diganti lagi dengan alkohol absolut selama 10 menit. Setelah itu kutu putih dipindahkan ke dalam gelas arloji berisi larutan minyak cengkeh selama 2 menit. Kemudian spesimen kutu putih dipindahkan ke gelas objek yang telah ditetesi dengan minyak cengkeh untuk ditata dengan rapi. Setelah posisi kutu putih baik lalu ditetesi kanada balsam untuk merekatkan preparat dan dilakukan pemasangan spesimen kutu pada gelas preparat (Williams & Watson 1988). Preparat yang telah dipasang dan ditata dengan posisi tubuh bagian ventral menghadap ke atas, tungkai depan mengarah ke bagian anterior, tungkai tengah dan tungkai belakang mengarah ke bagian posterior tubuh kutu putih, selanjutnya dikeringkan di dalam wadah pemanas supaya balsam kanada cepat kering dan posisi spesimen tidak bergeser. Identifikasi Kutu Putih dan Tanaman Buah-buahan Kutu putih yang ditemukan pada saat penelitian diidentifikasi dengan kunci identifikasi Williams dan Watson (1988), Cox (1989) (Tabel 1), Williams dan Granara de Willink (1992) serta Williams (2004). Identifikasi Tanaman Buah-buahan Tanaman buah-buahan inang kutu putih diidentifikasi menggunakan buku 1001 Garden Plants in Singapore (Min et al. 2003), Panduan Tanaman Hias Indonesia (Soerotaroeno 2009), dan Ekologi Jenis Pohon Tropika (Istomo 2008).
10
Tabel 1 Perbedaan Planococcus citri dengan Planococcus minor Kode Karakter A Jumlah tubular duct di kepala bagian ventral. B
Jumlah tubular duct yang berdekatan dengan sepasang serari ke-8 pada bagian ventral.
C
Adanya tubular duct yang terletak diantara serari ke-2 dan ke-3. Jumlah lempeng porus multilokular di belakang koksa tungkai depan. Perbandingan panjang tibia + tarsus dengan trokanter + femur pada tungkai belakang.
D E F a
Barisan lempeng porus multilokular di segmen VI pada bagian posterior.
Skor : 0-35 = P. minor 36-120 = P. citri
Nilai 0-3 4-13 14-35 0-2 3-7 8-30 Yes No 0-6 7-12 1.00-1.07 1.08-1.17 1.18-1.30 Baris tunggal Intermediet Baris ganda
Skora 0 10 40 0 10 40 10 0 5 0 0 5 10 15 5 10
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keanekaragaman Spesies Kutu Putih Pada penelitian ini ditemukan 20 spesies kutu putih yang menyerang 23 jenis tanaman buah-buahan (Tabel 2 ), yaitu: Dysmicoccus brevipes (Cockerell), D. debregeasiae (Green), D. lepelleyi (Betrem), D. neobrevipes Beardsley, Exallomochlus hispidus (Morrison), Ferrisia virgata (Cockerell), Hordeolicoccus eugeniae
(Takahashi),
Maconellicoccus
hirsutus
(Green),
M.
multipori
(Takahashi), Nipaecoccus viridis (Newstead), Paracoccus marginatus Williams dan Granara de Willink, Planococcus minor (Maskell), Pseudococcus cryptus Hempel, P. longispinus (Targioni), P. viburni (Signoret), Rastrococcus chinensis Ferris, R. expeditionis Williams, R. jabadiu Williams, R. rubellus Williams dan R. spinosus (Robinson). Spesies kutu putih yang paling banyak ditemukan pada tanaman buahbuahan adalah R. spinosus, spesies ini ditemukan pada delapan tanaman buahbuahan dari delapan famili tanaman berbeda, yaitu: duku (Meliaceae), jambu air (Myrtaceae), jeruk pomelo (Rutaceae), mangga (Anacardiaceae), manggis (Clusiaceae),
nangka
(Moraceae),
pisang
(Musaceae)
dan
sawo
duren
(Sapotaceae). Kutu putih E. hispidus menghuni tujuh tanaman buah-buahan. Kutu putih P. minor ditemukan menghuni enam tanaman inang. Kutu putih D. brevipes, F. virgata, P. cryptus dan P. longispinus ditemukan pada lima tanaman inang, sedangkan kutu putih D. neobrevipes dan R. jabadiu ditemukan pada empat tanaman inang. Kutu putih H. eugeniae ditemukan pada tiga tanaman inang dan kutu putih D. lepelleyi ditemukan pada dua tanaman inang. Kutu putih M. hirsutus, M. multipori, N. viridis, P. marginatus, P. viburni, R. chinensis, R. expeditionis dan R. rubellus masing-masing hanya ditemukan pada satu tanaman inang saja. Tanaman inang buah-buahan dalam penelitian ini termasuk dalam 15 famili tanaman (Tabel lampiran 1). Famili tanaman yang paling banyak diserang kutu putih adalah famili Annonaceae, Sapindaceae, dan Sapotaceae. Ketiga famili tanaman ini dihuni oleh tujuh spesies kutu putih, sedangkan famili Anacardiaceae, Bromeliaceae, dan Cactaceae hanya dihuni satu spesies kutu putih.
Tabel 2 Spesies kutu putih pada beberapa famili tanaman inang buah-buahan Inanga No.
Spesies kutu putih
Alpukat
Buah naga
Duku
Mangga
Manggis
Nanas
Nangka
Pepaya
Pisang
(Lauraceae)
(Cactaceae)
(Meliaceae)
(Anacardiaceae)
(Clusiaceae)
(Bromeliaceae)
(Moraceae)
(Caricaceae)
(Musaceae)
Lengkeng
Rambutan
(Sapindaceae)
1 2 3 4 5
-
√
√ -
-
√
-
√
-
√ -
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
-
-
√
-
-
-
-
-
√ -
-
-
√ -
√ √ -
-
√ √ √ -
√ √
√
√
-
√
-
√
√ -
√ √ -
√
12
Dysmicoccus brevipes D. debregeasiae D. lepelleyi D. neobrevipes Exallomochlus √ hispidus 6 Ferrisia virgata 7 Hordeolicoccus eugeniae 8 Maconellicoccus hirsutus 9 M. multipori 10 Nipaecoccus viridis 11 Paracoccuss marginatus 12 Planococcus minor √ 13 Pseudococcus cryptus √ 14 P. longispinus 15 P. viburni 16 Rastrococcus chinensis 17 R. expeditionis 18 R. jabadiu R. rubellus 19 20 R. spinosus a Spesies kutu putih pada tanaman inang : (√) ada, (-) tidak
Tabel 2 lanjutan..........
No.
Spesies kutu putih
Sawo
Sawo Duren
Jambu air
(Sapotaceae) 1 2 3 4 5
Dysmicoccus brevipes D. debregeasiae D. lepelleyi D. neobrevipes Exallomochlus hispidus
6 7
Ferrisia virgata Hordeolicoccus eugeniae Maconellicoccus hirsutus M. multipori Nipaecoccus viridis Paracoccuss marginatus Planococcus minor Pseudococcus cryptus P. longispinus P. viburni Rastrococcus chinensis
8 9 10 11 12 13 14 15 16
√ √
Jambu biji
Jambu bol
Jeruk manis
Inanga Jeruk nipis
(Myrtaceae)
Jeruk pomelo
Jeruk sunkist
(Rutaceae)
√ -
-
-
-
√ -
√ -
√ -
√ -
√ -
-
-
√
-
-
√ -
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√ -
√ -
√ -
-
√ -
Srikaya
(Annonaceae)
-
Belimbing (Oxalidaceae)
√ -
√
√ -
-
√ √ -
√ √ -
√
-
-
-
-
-
-
-
-
√ -
-
-
√ -
√ -
-
-
√ √ -
√ -
-
-
-
√ √
-
-
-
-
-
13
17 R. expeditionis 18 R. jabadiu 19 R. rubellus √ 20 R. spinosus √ √ a Spesies kutu putih pada tanaman inang : (√) ada, (-) tidak
Sirsak
Spesies Kutu Putih dan Tanaman Inangnya Dysmicoccus brevipes. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih D. brevipes (Gambar 2) ditemukan pada lima tanaman inang, yaitu: belimbing, jeruk manis, jeruk pomelo, nanas dan sawo (Tabel 3). Pada tanaman sawo kutu putih ini ditemukan pada bagian buah dan ranting (Gambar 2A), pada jeruk manis (Gambar 2B), nanas (Gambar 2C) dan jeruk pomelo (Gambar 2D) ditemukan di daun. Pada buah belimbing, bagian tanaman yang terserang adalah buah (Gambar 2E) , tangkai buah (Gambar 2F), tangkai bunga dan ranting. Kalshoven (1981) mengatakan kutu putih ini ditemukan pada akar tanaman nanas, Sartiami et al. (1999) menyebutkan kutu ini ditemukan pada tanaman nanas dan juga nangka, Williams (2004) mencatat kutu ini menyerang nanas di Bogor (Tabel 4). Williams juga mengatakan kutu putih ini telah ditemukan oleh Betrem pada tahun 1937. Ben-Dov (1994) juga telah melaporkan temuan kutu putih ini. Tanaman belimbing dan jeruk pomelo merupakan tanaman inang buah-buahan baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain. C
B
A
D
F
E
2 mm
2 mm
2mm
2 mm
2 mm
2 mm
Gambar 2 Dysmicoccus brevipes: pada ranting sawo manila (A), koloni pada daun jeruk manis (B), pada daun nanas (C), pada daun jeruk pomelo (D), koloni pada buah belimbing (E) dan pada tangkai bunga belimbing (F)
15
Tabel 3 Tanaman inang kutu putih menurut Kalshoven (1981), Sartiami et al. (1999) dan hasil penelitian sendiri No. 1
Dysmicoccus brevipes
Nanas
Sartiami et al. (1999) Nangka dan nanas
2
D.debregeasiae
-
-
3
D. lepelleyi
-
-
4
D. neobrevipes
-
-
5
Exallomochlus hispidus
-
6
Ferrisia virgata
Jeruk
7
Tanaman buah
9
Hordeolicoccus eugeniae Maconellicoccus hirsutus M. multipori
Belimbing, duku, durian, jambu biji, jeruk, mangga, manggis, nangka, nanas, pisang, rambutan dan sirsak Jambu biji, rambutan dan srikaya Belimbing, jambu air dan rambutan -
-
Sirsak
Sirsak
10
Nipaecoccus viridis
-
Nangka
Nangka
11
Paracoccus marginatus Planococcus minor
-
-
Pepaya
-
Jambu biji, pisang dan rambutan
13
Pseudococcus cryptus
-
Jambu air, jeruk, mangga dan pisang
14
P. longispinus
Tanaman buah
-
15
P. viburni
-
-
Buah naga, jambu biji, pisang, rambutan, sirsak dan srikaya Alpukat, jeruk manis, jeruk nipis, manggis dan rambutan Pisang, rambutan, sawo duren dan sirsak Pepaya
16
-
Jambu air dan jambu bol -
Jambu air
17
Rastrococcus chinensis R. expeditionis
18
R. jabadiu
-
19
R. rubellus
-
Lengkeng, pisang dan rambutan -
Duku, jeruk pomelo, lengkeng, rambutan dan sawo duren
20
R. spinosus
Mangga dan jeruk
Mangga, jeruk, jambu bol, manggis dan nangka
Duku, jeruk pomelo, jambu air, mangga, manggis, nangka, pisang dan sawo duren
8
12
a
Spesies kutu putiha
Kalshoven (1981)
-
Spesies kutu putih: (-) tidak ditemukan pada tanaman buah-buahan
Hasil penelitian sendiri Belimbing, jeruk pomelo, jeruk manis, nanas dan sawo Sirsak Jeruk nipis dan jeruk sunkist Manggis, pisang, sawo dan srikaya Alpukat, duku, manggis, nangka, sawo, sirsak dan srikaya Jeruk pomelo, rambutan, sawo, sirsak dan srikaya Belimbing, jambu bol dan rambutan Jambu biji
Rambutan
16
Tabel 4 Tanaman buah-buahan inang kutu putih menurut Betrem (1937 dalam Williams 2004), Ben-Dov (1994) dan Williams (2004) No.
Spesies kutu putiha
Betrem (1937)
1
Dysmicoccus brevipes
Nanas
2
D.debregeasiae
-
3
D. lepelleyi
4
Ben-Dov (1999)
Williams (2004)
Jambu mete, mangga, sirsak, srikaya, nanas, semangka, pepino, kesemek, alpukat, sukun, pisang, jambu biji, arbei, apel, jeruk dan lemon -
Nanas, mangga, Cucurbita sp., rambutan, sawo dan anggur
Duku dan sirsak
Duku dan sirsak
D. neobrevipes
-
Nanas, manggis, semangka, sukun, pisang, lemon, jeruk manis, jeruk nipis dan sawo
5
Exallomochlus hispidus
Sirsak
-
6
Ferrisia virgata
-
7
-
8
Hordeolicoccus eugeniae Maconellicoccus hirsutus
Jambu mete, mangga, sirsak, srikaya, nanas, pepaya, semangka, pepino, alpukat, buah delima, sukun, pisang, jambu biji, jeruk asam, zaitun, lemon, Citrus paradisi, leci, dan anggur Eugenia sp.
Rambutan, manggis, pisang, sirsak, leci Citrus sp., mangga dan jambu biji Mangga, manggis srikaya, sirsak, nanas, semangka, duku, sukun, nangka, jambu biji, buah delima, pisang, jambu bol, rambutan san sawo Duku, manggis, durian, jambu biji, jeruk pomelo, sawo, lengkeng, nangka dan sirsak Jambu mete, mangga, srikaya, murbei, pisang, jambu biji, apel, jeruk pomelo, lemon, rambutan, durian dan sawo
9
M. multipori
-
10
Nipaecoccus viridis
-
Jeruk dan mangga
Kedondong, sirsak, srikaya, buah delima, sukun, jambu biji dan Citrus sp. Mangga, buah delima, murbei, jambu biji, Citrus medica, Citrus paradisi, jeruk manis, jeruk asam, jeruk pomelo dan anggur
Jeruk
Rambutan Sirsak dan rambutan Garcinia sp., durian dan belimbing Cempedak, mangga, sirsak, nangka, murbei, pisang, Eugenia sp., jambu biji, belimbing, jeruk pomelo, rambutan dan anggur
a
Spesies kutu putih: (-) tidak ditemukan pada tanaman buah-buahan
17
Tabel 4 lanjutan.......... No. 11
Spesies kutu putiha
Betrem (1937)
Ben-Dov (1999)
Williams (2004)
Paracoccus marginatus Planococcus minor
-
Pepaya
-
-
Sirsak
13
Pseudococcus cryptus
-
14
P. longispinus
Jeruk
15
P. viburni
-
16
-
17
Rastrococcus chinensis R. expeditionis
Jambu mete, mangga, sirsak, srikaya, kedondong, nanas, kenari, semangka, pepino, alpukat, sukun, nangka, juwet, jambu bol, pisang, jambu biji, buah pir, Citrus paradisi, C. reticulata, jeruk asam, jeruk manis, jeruk pomelo, jeruk nipis, lemon, sawo dan anggur. Mangga, alpukat, sukun, pisang, jambu biji, C. paradisi, C.reticulata, jeruk asam, jeruk manis, jeruk pomelo, jeruk nipis dan lemon Jambu mete, mangga, sirsak, pepaya, alpukat, sukun, keluwih, cempedak, pisang, jambu biji, belimbing, arbei, apel, buah pir, jeruk pomelo, jeruk manis, C. parasidi, jeruk asam, rambutan dan anggur Annona sp., nanas, pepaya, pepino, kesemek, buah delima, arbei, apel, buah pir, jeruk masam, lemon, C. reticulata, leci dan anggur Eugenia sp.
-
Famili Sapotaceae
Jambu air dan Eugenia sp. Famili Sapotaceae
18
R. jabadiu
-
Rambutan
Rambutan
19
R. rubellus
-
Mangga dan C. microcarpa
20
R. spinosus
Mangga dan sukun
Jambu mete
C. microcarpa, mangga dan jeruk asam Jambu mete, mangga, sirsak, manggis, duku, sukun, nangka, jambu air, jambu biji dan Citrus sp.
12
Lemon, manggis, mangga, jambu air, jeruk, jambu biji dan rambutan Buah pir, jeruk pomelo dan rambutan
Mangga
a
Spesies kutu putih: (-) tidak ditemukan pada tanaman buah-buahan
18
Dysmicoccus debregeasiae. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih D. debregeasiae hanya ditemukan pada satu tanaman inang yaitu sirsak (Gambar 3). Kutu putih ini menyerang hampir di seluruh bagian tanaman sirsak, yaitu: batang, ranting, daun, bunga dan juga buah. Bentuk lilin kutu putih ini mirip dengan kutu putih Phenacoccus solani, namun garis yang tidak ditutupi lilin pada kutu putih ini lebih panjang, integumen kutu putih ini berwarna ungu. Kalshoven (1981) dan Sartiami et al. (1999) tidak menemukan kutu putih ini. Williams (2004) mencatat kutu putih ini pernah ditemukan di Kaban Jahe pada tanaman Citrus sp. tahun 1930 dan di Bogor pada tanaman Ficus sp. tahun 1964. Tanaman sirsak termasuk tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.
2 mm
Gambar 3 Imago betina Dysmicoccus debregeasiae pada buah sirsak Dysmicoccus lepelleyi. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih D. lepelleyi (Gambar 4) ditemukan pada tanaman jeruk nipis (Gambar 4A dan 4B) dan jeruk sunkist (Gambar 4C dan 4D). Kalshoven (1981) dan Sartiami et al. (1999) belum melaporkan temuan kutu putih ini. Williams (2004) mencatat kutu putih ini ditemukan pada tanaman sirsak, mangga, jambu biji dan Citrus sp. di Bogor. Kutu putih ini juga ditemukan pada rambutan, manggis, pisang dan sawo di Pulau Jawa. Williams juga mengatakan spesies ini ditemukan oleh Betrem pada tahun 1937 dengan nama ilmiah Pseudococcus lepelleyi. Ben-Dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini. Tanaman jeruk nipis dan jeruk sunkist merupakan tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.
19 A
B
2 mm
C
2 mm
D
2 mm
2 mm
Gambar 4 Dysmicoccus lepelleyi: pada daun jeruk nipis (A), koloni pada daun jeruk nipis (B), koloni pada buah jeruk sunkist (C) dan imago betina pada buah jeruk sunkist (D) Dysmicoccus neobrevipes. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih D. neobrevipes (Gambar 5) ditemukan pada ranting tanaman sawo (Gambar 5A) serta daun dan batang tanaman pisang. Kutu putih ini juga ditemukan pada buah tanaman inang, yaitu: srikaya (Gambar 5B), manggis (Gambar 5C), pisang (Gambar 5D) dan sawo. Kalshoven (1981) dan Sartiami (1999) belum melaporkan temuan kutu ini. Saumiati (2006) melaporkan kutu ini ditemukan pada tanaman palem hias (Veitchia merrillii) di Bogor. Williams (2004) telah mencatat keempat inang tersebut dalam daftar temuannya di Filipina sebelum penelitian ini dilakukan. Exallomochlus hispidus. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih E. hispidus (Gambar 6) ditemukan pada tujuh tanaman inang, yaitu: pada tanaman duku (Gambar 6A), pada sawo (Gambar 6B), sirsak (Gambar 6C), pada srikaya (Gambar 6D), manggis (Gambar 6E), nangka (Gambar 6F dan 6G) dan alpukat (Gambar 6H). Keberadaan kutu putih ini belum dilaporkan oleh Kalshoven (1981), bernama
namun Sartiami et al. (1999) melaporkan kutu putih ini
ilmiah Cataenococcus hispidus dan telah dinyatakan menghuni 12
tanaman buah-buahan sebagai tanaman inangnya. Menurut Williams (2004) Cataenococcus merupakan nama genus sebelum diubah menjadi Exallomochlus.
20 A
B
2 mm
2 mm
D
C
2 mm
2 mm
Gambar 5 Dysmicoccus neobrevipes: pada ranting sawo manila (A) , pada buah srikaya (B), pada buah manggis (C) dan koloni pada buah pisang (D) A
C
B
2 mm
D
2 mm
2 mm
E
F
2 mm
2 mm
2 mm
G
H
2 mm
2 mm
Gambar 6 Exallomochlus hispidus: pada ranting duku (A), pada batang sawo manila (B), pada ranting sirsak (C), pada buah srikaya (D), pada buah manggis (E), pada buah nangka (F), koloni pada buah nangka (G), dan koloni pada alpukat (H) Lebih lanjut Williams mengatakan bahwa spesies ini telah ditemukan di Pulau Sumatera oleh Green pada tahun 1930 dan Betrem pada tahun 1937 di
21
Pulau Jawa, saat itu E. hispidus diidentifikasi sebagai Pseudococcus jacobsoni. Ben-Dov (1994) juga telah melaporkan temuan kutu putih ini namun bukan pada tanaman buah-buahan. Tanaman alpukat dan srikaya termasuk inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain. Pada tanaman inangnya, kutu putih ini ditemukan pada daun, ranting, batang, dan buah tanaman inang. Bagian tanaman inang yang tidak diserang kutu putih ini hanya bunga. Ferrisia virgata. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih F. virgata (Gambar 7) ditemukan pada lima tanaman inang, yaitu: sawo duren (Gambar 7A), jeruk pomelo (Gambar 7B), rambutan (Gambar 7C), srikaya (Gambar 7D) dan sirsak (Gambar 7E). Kalshoven (1981) telah melaporkan temuan kutu pada tanaman jeruk, Sartiami et al. (1999) melaporkan temuan kutu ini pada tiga jenis tanaman buah-buahan inang yaitu: jambu bji, rambutan dan srikaya, Williams (2004) mencatat durian sebagai inang kutu ini di Bogor. Williams juga mengatakan spesies ini pertama kali ditemukan di Pulau Jawa oleh Keucheu pada tahun 1915 dan Betrem pada tahun 1937. Ben-Dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini. Tanaman sawo duren merupakan tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain. Hordeolicoccus eugeniae. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih H. eugeniae (Gambar 8) ditemukan pada tiga tanaman inang, yaitu: belimbing (Gambar 8A), jambu bol (Gambar 8B) dan rambutan (Gambar 8C). Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu putih ini, namun Sartiami et al. (1999) menemukan kutu putih ini pada tiga tanaman inang yaitu: belimbing, jambu air dan rambutan. Pada saat itu kutu putih ini diidentifikasi sebagai spesies Kelompok Phenacoccus (KP). Williams (2004) mencantumkan tanaman rambutan sebagai tanaman inang kutu putih ini. Williams juga mengatakan spesies ini pertama kali ditemukan oleh Takahashi pada tahun 1942. Tanaman jambu bol merupakan inang baru bagi kutu putih ini karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.
22 B
A
C
2 mm
2 mm
2 mm
E
D
2 mm
2 mm
Gambar 7 Ferrisia virgata: pada daun sawo duren (A), pada daun jeruk pomelo (B), pada buah rambutan (C), pada buah srikaya (D) dan pada daun sirsak (E) A
B
2 mm
2 mm
C
2 mm
Gambar 8 Hordeolicoccus eugeniae: pada ranting rambutan (A) , pada tangkai daun jambu bol (B) dan koloni pada ranting belimbing (C) Maconellicoccus hirsutus. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa M. hirsutus (Gambar 9) hanya ditemukan pada satu inang yaitu jambu biji. Kalshoven (1981) telah melaporkan temuan kutu putih ini pada tanaman buah, Sartiami et al. (1999) belum melaporkan temuan kutu putih ini. Williams (2004) mencatat tanaman inang lain kutu putih ini yaitu rambutan dan sirsak, keduanya ditemukan di Pulau Lombok. Williams juga mengatakan spesies ini pertama kali dilaporkan di Indonesia oleh Betrem pada tahun 1937. Ben-Dov (1994) juga telah melaporkan temuan kutu putih ini.
23
2 mm
Gambar 9 Koloni Maconellicoccus hirsutus pada tangkai daun jambu biji Maconellicoccus multipori. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa kutu putih M. multipori (Gambar 3) ditemukan pada daun tanaman sirsak (Gambar 3A dan 3B). Bentuk tubuh kutu putih ini oval lonjong, integumen berwarna ungu dengan lapisan lilin yang tipis. Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu putih ini, namun Sartiami et al. (1999) menemukan kutu putih ini bercampur dengan E. hispidus pada satu tanaman sirsak. Williams (2004) mencatat kutu putih ini ditemukan di Jambi dan Sibolangit namun bukan pada tanaman buah. A
B
2 mm
2 mm
Gambar 10 Maconellicoccus multipori: pada daun sirsak (A) dan koloni pada tangkai daun sirsak (B) Nipaecoccus viridis. Berdasarkan hasil penelitian ini kutu putih N. viridis (Gambar 11) hanya ditemukan pada satu tanaman inang yaitu nangka, bentuk kutu putih ini agak bundar dan dilapisi lilin berwarna putih, integumen tubuh imago berwarna hitam keabuan. Kutu putih ini ditemukan pada daun (Gambar 11A), tangkai daun (Gambar 11B) dan ranting. Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu putih ini, Sartiami et al. (1999) menemukan kutu ini pada tanaman tanaman inang yang sama yaitu nangka. Ben-Dov (1994) telah melaporkan temuan kutu ini. Williams (2004) mencatat tanaman inang lain yang masih satu genus dengan nangka yaitu cempedak yang ditemukan di Bogor.
24 A
B
2 mm
2 mm
Gambar 11 Nipaecoccus viridis: pada daun nangka (A) dan koloni pada tangkai daun nangka (B) Paracoccus marginatus. Berdasarkan hasil penelitian ini kutu putih P. marginatus (Gambar 12) ditemukan pada daun, batang dan buah pepaya. Spesies ini merupakan serangga eksotik yang berasal dari amerika tengah. Kutu putih ini pertama kali dilaporkan masuk ke Indonesia pada tahun 2008. Kutu putih ini ditemukan pada tanaman pepaya di Kebun Raya Bogor (Muniappan et al. 2008). Populasi P. marginatus bercampur dengan P. viburni pada daun tanaman pepaya.
2 mm
Gambar 12 Imago betina Paracoccus marginatus pada daun papaya Planococcus minor. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih P. minor (Gambar 13) ditemukan pada enam tanaman inang, yaitu: pisang (Gambar 13A), jambu biji (Gambar 13B), buah naga (Gambar 13C),
sirsak
(Gambar 13D), rambutan (Gambar 13E) dan srikaya (Gambar 13F). Kalshoven (1981) tidak melaporkan temuan kutu putih ini, Sartiami et al. (1999) melaporkan kutu putih ini ditemukan pada jambu biji, pisang dan rambutan. Williams (2004) telah mencantumkan sirsak sebagai inang kutu putih ini daftar temuannya. Cox (1989) dan Ben-Dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini. Tanaman buah naga merupakan tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di indonesia maupun di negara lain.
25 A
C
B
2 mm
D
2 mm
E
2 mm
2 mm
F
2 mm
2 mm
Gambar 13 Planococcus minor: pada daun pisang (A) , pada daun jambu biji (B), pada batang buah naga (C), pada daun sirsak (D), pada daun rambutan (E) dan pada buah srikaya (F) Pseudococcus cryptus. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih P. cryptus (Gambar 14) ditemukan pada lima tanaman inang, yaitu: rambutan (Gambar 14A), jeruk nipis (Gambar 14B), manggis (Gambar 14C), alpukat (Gambar 14D), dan jeruk manis. Kutu putih ini bercampur dengan kutu putih D. brevipes pada tanaman jeruk manis sehingga bentuk morfologinya tidak difoto. Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu ini, Sartiami et al. (1999) menemukan kutu putih ini pada empat tanaman inang yaitu: jambu air, jeruk, mangga dan pisang. Williams (2004) telah mencantumkan tanaman manggis dan rambutan sebagai inang kutu putih ini. Ben-Dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini. Pseudococcus longispinus. Berdasarkan hasil
penelitian ini diketahui
bahwa kutu putih P. longispinus (Gambar 15) ditemukan pada lima tanaman inang, yaitu: sirsak (Gambar 15A), rambutan (Gambar 15B), sawo duren (Gambar 15C), jambu air (Gambar 15D) dan pisang (Gambar 15E). Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu putih ini pada tanaman buah, Sartiami et al. (1999) belum menemukan kutu putih ini. Williams (2004) mencatat temuan kutu putih ini di Bogor namun bukan pada tanaman buah-buahan. Lebih lanjut Williams mengatakan bahwa spesies ini pertama kali dilaporkan di Indonesia oleh Betrem pada tahun 1937. Ben-Dov (1994)
telah melaporkan temuan kutu putih ini.
26
Tanaman sawo duren dan jambu air merupakan tanaman inang baru bagi spesies ini karena belum pernah dilaporkan sebelumnya, baik di Indonesia maupun di negara lain. A
B
C
2 mm
2 mm
2 mm
D
2 mm
Gambar 14 Pseudococcus cryptus: pada ranting rambutan (A) , pada daun sirsak (B), pada daun manggis (C), pada daun alpukat (D) B
A
C
2 mm
2 mm
2 mm
D
E
2 mm
2 mm
Gambar 15 Pseudococcus longispinus: pada tangkai daun sirsak (A) , pada buah rambutan (B), pada daun sawo duren (C), pada bunga jambu air (D) dan pada daun pisang (E) Pseudococcus viburni. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa P. viburni (Gambar 16) ditemukan pada tanaman pepaya. Bagian tanaman yang terserang kutu putih ini adalah buah (Gambar 16A dan 16B), daun dan juga
27
batang. Bentuk lilin imago betina kutu putih ini mirip dengan Pseudococcus jackbeardsleyi. Kalshoven (1981) dan Sartiami et al. (1999) tidak menemukan kutu putih ini. Williams (2004) mencatat kutu putih ini dalam daftar temuannya di Pulau Jawa (Bandungan), namun bukan pada tanaman buah. Tanaman pepaya merupakan tanaman inang buah-buahan yang baru bagi kutu putih ini di Indonesia, namun Ben-Dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini pada tanaman pepaya di negara lain. A
B
2 mm
2 mm
Gambar 16 Pseudococcus viburni: koloni pada buah pepaya (A) dan imago betina pada buah pepaya (B) Rastrococcus chinensis. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih R. chinensis (Gambar 17) ditemukan pada jambu air (Gambar 17A dan 17B). Bentuk lilin kutu putih ini mirip dengan R. spinosus, namun bentuk lilin kutu putih ini lebih mirip bintang. Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu ini, Sartiami et al. (1999) menemukan kutu ini pada dua tanaman inang yaitu jambu air dan jambu bol. Williams (2004) mencantumkan jambu air sebagai tanaman inang kutu putih ini. Ben-Dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini. B
A
2 mm
2 mm
Gambar 17 Rastrococcus chinensis: koloni pada daun jambu air (A) dan imago betina pada daun jambu air (B) Rastrococcus expeditionis. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih R. expeditionis (Gambar 18) ditemukan pada permukaan bawah daun
28
rambutan. Kalshoven (1981) dan Sartiami et al. (1999) tidak menemukan kutu putih ini. Bentuk lilin kutu putih ini mirip dengan R. spinosus, namun integumennya berwarna oranye. Williams (2004) telah melaporkan kutu putih ini ditemukan pada famili Sapotaceae di Sulawesi Utara. Tanaman rambutan merupakan tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.
2 mm
Gambar 18 Imago betina Rastrococcus expeditionis pada daun rambutan Rastrococcus jabadiu. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih R. jabadiu (Gambar 19) ditemukan pada empat tanaman inang, yaitu: rambutan (Gambar 19A), lengkeng (Gambar 19B), duku (Gambar 19C) dan jeruk pomelo (Gambar 19D). Bentuk tubuh imago betina kutu putih ini bundar, di bagian pinggirnya terdapat lilin yang tebal. Kalshoven (1981) tidak menemukan spesies ini, namun Sartiami et al. (1999) menemukan kutu putih ini pada tiga tanaman inang yaitu: lengkeng, pisang dan rambutan. Williams (2004) telah melaporkan rambutan sebagai inang kutu putih ini. Tanaman duku dan jeruk pomelo merupakan tanaman inang buah-buahan baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun negara lain. Rastrococcus rubellus. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih R. rubellus (Gambar 20) ditemukan pada sawo duren di permukaan bawah daun. Bentuk lilin kutu putih ini mirip dengan R. spinosus, namun integumennya berwarna merah. Kalshoven (1981) dan Sartiami et al. (1999) tidak menemukan kutu ini. Williams (2004) melaporkan jeruk masam dan mangga sebagai tanaman inang kutu putih ini. Tanaman duku, jeruk pomelo dan sawo duren merupakan tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.
29 A
B
2 mm
2 mm
C
D
2 mm
2 mm
Gambar 19 Rastrococcus jabadiu: pada ranting rambutan (A) , pada ranting lengkeng (B), pada ranting duku (C) dan pada daun jeruk pomelo (D)
2 mm
Gambar 20 Imago betina Rastrococcus rubellus pada daun sawo duren Rastrococcus spinosus. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih R. spinosus (Gambar 21) ditemukan pada delapan tanaman inang, yaitu: duku (Gambar 21A), manggis (Gambar 21B), jeruk pomelo (Gambar 21C), jambu air (Gambar 21D), pisang (Gambar 21E) mangga (Gambar 21F), sawo duren (Gambar 21G) dan nangka (Gambar 21H). Kalshoven (1981) telah mencatat temuan kutu ini pada tanaman mangga dan jeruk, Sartiami et al. (1999) menemukan R. spinosus pada lima tanaman inang, yaitu: mangga, jeruk, jambu bol, manggis dan nangka.Williams (2004) mencatat duku sebagai inang kutu ini di Filipina. Williams juga mengatakan kutu putih ini telah ditemukan oleh Green pada tahun 1922 dan Betrem pada tahun 1937. BenDov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini. Tanaman jeruk pomelo, pisang dan sawo duren merupakan tanaman buah-buahan inang baru bagi kutu
30
putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain. B
A
C
D
2 mm
2 mm
2 mm
E
F
2 mm
2 mm
2 mm
G
H
2 mm
2 mm
Gambar 21 Rastrococcus spinosus: pada daun duku (A) , pada daun manggis (B), koloni pada daun jeruk pomelo (C), pada daun jambu air (D), pada daun pisang (E), pada daun mangga (F), pada daun sawo duren (G) dan pada daun nangka (H)
31
Bioekologi Kutu Putih Seluruh kutu putih yang ditemukan tersebar pada 23 tanaman inang. Kutu putih menyerang berbagai bagian tanaman, yaitu: batang, buah, bunga, daun dan ranting (Tabel lampiran 2). Bagian tanaman yang paling banyak diserang kutu putih adalah permukaan bawah daun. Sebagian besar kutu putih yang ditemukan pada tanaman buah-buahan hidup berkoloni, pada satu tanaman buah terdapat beberapa spesies kutu putih atau yang lebih dikenal dengan percampuran populasi. Imago betina P. cryptus pada permukaan bawah daun jeruk manis tidak difoto karena bercampur dengan imago betina D. brevipes. Contoh lain fenomena ini yaitu pada satu buah rambutan terdapat tiga spesies kutu putih, yaitu: P. minor, P. longispinus dan F. virgata. Contoh berikutnya adalah kutu putih M. multipori, P. longispinus dan F. virgata bercampur pada ranting dan daun tanaman sirsak. Pada tanaman pepaya juga ditemukan fenomena ini yakni P. viburni dan P. marginatus bercampur pada daun tanaman pepaya. Contoh lainnya adalah ditemukannya D. brevipes dan D. neobrevipes bercampur pada buah sawo. Percampuran populasi pada kutu putih memang sering terjadi, hal serupa telah ditemukan oleh Sartiami et al. (1999). Pada saat merasa terganggu, kutu putih secara spontan akan mengeluarkan cairan melalui ostiol yang berfungsi sebagai organ defensif (Gambar 22 tanda panah). Pada saat pengamatan kutu putih D. debregeasiae (Gambar 22A) pada tanaman sirsak dan D. lepelleyi (Gambar 22B) pada tanaman jeruk nipis, kedua spesies tersebut mengeluarkan cairan ini. A
B
2 mm
2 mm
Gambar 22 Organ defensif : Dysmicoccus debregeasiae pada buah sirsak (A) dan D. lepelleyi pada daun jeruk nipis (B)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Kutu putih yang ditemukan pada tanaman buah-buahan berjumlah 20 spesies, yaitu: Dysmicoccus brevipes, D. debregeasiae, D. lepelleyi, D. neobrevipes, Exallomochlus hispidus, Ferrisia virgata, Hordeolicoccus eugeniae, Maconellicoccus hirsutus, M. multipori, Nipaecoccus viridis, Paracoccus marginatus, Planococcus minor, Pseudococcus cryptus, P. longispinus, P. viburni, Rastrococcus chinensis, R. expeditionis, R. jabadiu, R. rubellus dan R. spinosus. Seluruh kutu putih yang ditemukan tersebar pada 23 tanaman inang : alpukat, belimbing, buah naga, duku, jambu air, jambu biji, jambu bol, jeruk manis, jeruk nipis, jeruk pomelo, jeruk sunkist, lengkeng, mangga, manggis, nanas, nangka, pepaya, pisang, rambutan, sawo duren, sawo, sirsak dan srikaya. Kutu putih menyerang berbagai bagian tanaman : batang, buah, bunga, daun dan ranting. Bagian tanaman yang paling banyak diserang kutu putih adalah permukaan bawah daun. Pada satu tanaman buah terdapat beberapa spesies kutu putih atau yang lebih dikenal dengan percampuran populasi (mix population). Imago betina P. cryptus pada permukaan bawah daun jeruk manis tidak difoto karena bercampur dengan imago betina D. brevipes sehingga sulit dibedakan. Fenomena ini sering terjadi pada kutu putih. Saran Diharapkan ada penelitian lanjutan tentang cara pengendalian masingmasing spesies kutu putih (Hemiptera:Pseudococcidae) yang lebih spesifik untuk menentukan cara pengendalian yang lebih efektif.
33
DAFTAR PUSTAKA Anderson D. 2009. Survei singkat terhadap pasar buah-buahan dan sayuran segar Singapura peluang-peluang untuk eksportir-eksportir Indonesia [Internet]. [diunduh 2012 Februari 28]. Tersedia pada: http://www.amarta.net/amarta/ ConsultancyReport/ID/SingaporeVegetableMarketSurvey.pdf. Aswatini, Noveria M, Fitranita. 2008. Konsumsi sayur dan buah di masyarakat dalam konteks pemenuhan gizi seimbang. J Kepend Indon. 3(2): 97-119. Ben-Dov Y. 1994. A Systematic Catalogue of The Mealybug of The World (Insecta: Homoptera: Coccoidea: Pseudococcidae and Putoidae): with Data on Geographical Distribution, Host Plants, Biology and Economic Importance. London (UK): Intercep Ltd. Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Ed ke-6. Soetiyono P., penerjemah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari : An Introduction to The Study of Insect. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Produksi buah-buahan di Indonesia tahun 2006-2010 [Internet]. [ diunduh 2012 Februari 28]. Tersedia pada: http://www.deptan.go.id/ infoeksekutif/horti/Produksi-Buah.html. Cox JM. 1989. The mealybug genus Planococcus (Homoptera: Pseudococcidae). Bul Br M Nat Hist (Ent). 58 (1). 1-78. [DJH] Direktorat Jendral Hortikultura. 2011. Peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu produk tanaman buah berkelanjutan [Internet]. [diunduh 2012 Agustus 1]. Tersedia pada: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&qNilai+ ekonomi+tanaman+buah.pdf. Hidayat A. 2012. Mari kita mengenal: sanitary dan phytosanitary (SPS) [Internet]. Jakarta (ID): Kementrian Pertanian Republik Indonesia. [diunduh 2012 Agustus 28]. Tersedia pada: http://pphp.deptan.go.id/disp_informasi.html. Istomo. 2008. Ekologi Jenis Pohon Tropika. Diktat kuliah. Bogor (ID): Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan. Ivakdalam LM. 2010. Dampak ekonomi serangan hama asing invasif Paracoccus marginatus (Hemiptera: Pseudococcidae) pada usahatani pepaya di kabupaten Bogor [Tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Laan PA van der, penerjemah. Jakarta (ID): Ichtiar Baru- van Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesie. McKenzie HL. 1967. Mealybugs of California: With Taxonomy, Biology and Control of North American Species. Berkeley (US): University of California Press. Min CB, Omar-Hor K, Lin OC. 2003. 1001 Garden Plants in Singapore. Ed ke-2. Singapore (SG): National Parks Board.
34
Muniappan P, Shepard BM, Watson GW, Carner GR, Sartiami D, Rauf A, Hammig MD. 2008. First report of the papaya mealybug, Paracoccus marginatus (Hemiptera: Pseudococcidae), in Indonesia and India. J Agric Urban Entomol. 25(1): 37-40. AgroMedia. 2009. Buku Pintar Budi Daya Tanaman Buah Unggul Indonesia. Jakarta (ID): PT. AgroMedia Pustaka. Sartiami D, Sosromarsono S, Buchori D, Suryobroto B. 1999. Keragaman spesies kutu putih pada tanaman buah-buahan di daerah Bogor. Peranan Entomologi dalam Pengendalian Hama yang Ramah Lingkungan dan Ekonomis. Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI); 1999 Feb 16; Bogor. Bogor (ID): PEI. Hlm 429-435. Saumiati M. 2006. Kutu putih (Hemiptera: Pseudococcidae) pada tanaman palem hias Veitchia merrillii (Becc.) Moore di kota Bogor-Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID) : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Soerotaroeno IH. 2009. Tanaman Hias Indonesia. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Tjitrosoepome G. 2007. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Williams DJ. 2004. Mealybugs of Southern Asia. London (UK): The Natural History Museum. Williams DJ, Watson GW. 1988. The Scale Insect of The Tropical South Pasific Region. London (UK): CAB International Institute of Entomology. Williams DJ, Granara de Willink MC. 1992. Mealybugs of Central and South America. Wallingford (UK): CAB International.
LAMPIRAN
Tabel lampiran 1 Famili tanaman inang, nama umum dan nama ilmiahnya No.
Famili tanaman
Nama umum dan spesies tanaman
1
Anacardiaceae
Mangga : Mangifera indica
2
Annonaceae
Sirsak : Annona muricata Srikaya : Annona squamosa
3
Bromeliaceae
Nanas : Ananas comosus
4
Cactaceae
Buah naga : Hylocereus sp.
5
Caricaceae
Pepaya : Carica papaya
6
Clusiaceae
Manggis : Garcinia mangostana
7
Lauraceae
Alpukat : Persea americana
8
Meliaceae
Duku : Lansium domesticum
9
Moraceae
Nangka : Artocarpus heterophyllus
10
Myrtaceae
Jambu air : Syzigium aqueum Jambu biji : Psidium guajava Jambu bol : Syzigium malaccense
11
Musaceae
Pisang : Musa spp.
12
Oxalidaceae
Belimbing : Averrhoa carambola
13
Rutaceae
Jeruk manis : Citrus sinensis Jeruk nipis : Citrus aurantifolia Jeruk pomelo/Jeruk bali : Citrus maxima Jeruk sunkist : Citrus sp.
14
Sapindaceae
Lengkeng : Dimocarpus longan Rambutan : Nephelium lappaceum
15
Sapotaceae
Sawo : Manilkara zapota Sawo duren/Knito : Chrysophyllum cainito
36
Tabel lampiran 2 Data koleksi kutu putih (Hemiptera: Pseudococcidae) No Spesies 1
Dysmicoccus brevipes
Tanaman inang
Tempat dan Tanggal
Belimbing
Dramaga 25 Mei 2012 Tajur 2 Mei 2012 Tajur 2 Mei 2012 Tajur 2 Mei 2012 Dramaga 23 Maret 2012 Tajur 2 Mei 2012 Leuwiliang 24 April 2012 Dramaga 18 Maret 2012 Dramaga 21 April 2012 Balumbang jaya 26 Maret 2012 Dramaga 23 Maret 2012 Balumbang jaya 21 April 2012 Leuwiliang 24 April 2012 Dramaga 8 Mei 2012 Dramaga 21 April 2012 Leuwiliang 24 April 2012 Dramaga 8 mei 2012 Dramaga 21 April 2012 Dramaga 21 April 2012 Dramaga 8 Mei 2012
Jeruk manis Jeruk pomelo Nanas Sawo
2
D.debregeasiae
Sirsak
3
D. lepelleyi
Jeruk nipis
D. neobrevipes
Jeruk sunkist Manggis
4
Pisang Sawo Srikaya 5
Exallomochlus hispidus
Alpukat Duku Manggis Nangka
Sawo Sirsak Srikaya a
Bagian tanaman : (√) terserang, (-) tidak terserang
Bagian Tanaman yang Diseranga Daun
Ranting Bunga
Batang
Buah
-
√
√
-
√
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
√
-
-
√
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
-
√
-
-
-
-
√
√
-
-
√
√
-
√
-
-
√
-
-
-
-
√
√
√
-
-
-
√
√
-
-
-
-
-
-
-
√
-
-
-
√
√
√
-
√
√
√
√
-
√
-
√
√
-
-
√
√
√
-
-
√
-
37
Tabel lampiran 2 lanjutan.......... No Spesies 6
Ferrisia virgata
Tanaman inang
Tempat dan Tanggal
Jeruk pomelo Kelapa
Dramaga 8 Mei 2012 Dramaga 26 Juni 2012 Balumbang jaya 20 Feb 201 Dramaga 21 April 2012 Leuwiliang 24 April 2012 Tajur 2 Mei 2012 Ciawi 14 Mei 2012 Balumbang jaya 2 juli 2012 Ciawi 14 Mei 2012 Balumbang jaya 2 juli 2012 Dramaga 20 Juni 2012 Leuwiliang 24 April 2012 Dramaga 18 Maret 2012 Tajur 2 Mei 2012 Tajur 2 Mei 2012 Dramaga 20 Mei 2012 Balumbang jaya 11 Juli 2012 Dramaga 8 Mei 2012 Leuwiliang 24 April 2012 Tajur 2 Mei 2012 Leuwiliang 24 April 2012
Rambutan Sawo duren Sirsak Srikaya 7
Hordeolicoccus eugeniae
Belimbing Jambu bol Rambutan
8 9 10 11 12
Maconellicoccus Jambu biji hirsutus Sirsak M. multipori Nipaecoccus viridis Paracoccuss marginatus Planococcus minor
Nangka Pepaya Buah naga Jambu biji Pisang Rambutan Sirsak Srikaya
13 a
Pseudococcus cryptus
Alpukat
Bagian tanaman : (√) terserang, (-) tidak terserang
Bagian Tanaman yang Diseranga Daun
Ranting Bunga
Batang
Buah
√
√
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
-
-
-
-
√
√
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
√
-
√
√
-
√
-
√
√
-
√
-
√
√
-
√
-
-
√
-
-
√
√
√
-
-
-
√
√
-
-
-
√
-
-
√
√
-
-
-
√
-
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
-
-
-
-
38
Tabel lampiran 2 lanjutan.......... No Spesies 13
Pseudococcus cryptus
Tanaman inang
Tempat dan Tanggal
Jeruk manis Jeruk nipis Kelapa
Tajur 2 Mei 2012 Leuwiliang Leuwiliang 24 April 2012 Leuwisadeng 24 April 2012 Dramaga 8 Mei 2012 Leuwiliang 24 April 2012 Megamendung 14 Mei 2012 Balumbang jaya 20 Feb 2012 Dramaga 21 April 2012 Leuwiliang 24 April 2012 Tajur 2 Mei 2012 Balumbang jaya 4 Juli 2012 Dramaga 8 Mei 2012 Dramaga 8 Mei 2012 Dramaga 8 Mei 2012 Tajur 2 Mei 2012 Dramaga 8 Mei 2012 Balumbang jaya 19 Feb 2012
Manggis Rambutan 14
P. longispinus
Jambu air Pisang Rambutan Sawo duren Sirsak
15
P. viburni
Pepaya
16
Jambu air
17
Rastrococcus chinensis R. expeditionis
Rambutan
18
R. jabadiu
Duku Jeruk pomelo Lengkeng
Rambutan a
Bagian Tanaman yang Diseranga Daun
Ranting Bunga
Batang
Buah
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
√
√
-
-
-
√
-
√
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
-
-
-
-
√
√
-
-
-
√
-
-
√
√
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
√
-
√
-
√
√
-
-
-
-
√
-
-
-
√
√
-
-
-
√
√
-
-
-
Bagian tanaman : (√) terserang, (-) tidak terserang
39
Tabel lampiran 2 lanjutan.......... No Spesies 19 20
Rastrococcus rubellus R. spinosus
Tanaman inang
Tempat dan Tanggal
Sawo duren Duku
Dramaga 15 Mei 2012 Balumbang jaya 21 April 2012
Jambu air
Leuwiliang 24 April 2012 Balumbang jaya 23 Maret 2012 Dramaga 8 Mei 2012 Leuwisadeng 24 April 2012 Dramaga 21 April 2012 Balumbang jaya 23 Juli 2012 Dramaga 15 Mei 2012
Jeruk pomelo Manggis Nangka Pisang
a
Sawo duren
Bagian tanaman : (√) terserang, (-) tidak terserang
Bagian Tanaman yang Diseranga Daun
Ranting Bunga
Batang
Buah
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-