Health Risk Management Pada Unit Insektisida Padatan PT. Petrosida Gresik
Kurnia Ardiansyah Akbar Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja Fakutas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember Email:
[email protected] Abstrack Background: Insecticide producton in PT Petrosida Gresik is always hadle manually by worker. It can be high risk for the worker especially for health and finally it can effect to decreased of performance and productivity. Health risk management is needed for disease and accident prevention.in occupational health. Objective: The objective of the research to apply health risk management in Insecticide producton in PT Petrosida Gresik. Health risk management is contain of identify, analysis and manage health hazard in PT Petrosida Gresik. Methode: Participative observation is the methode of this research to get data for identify, analysis and manage health hazard in PT Petrosida Gresik. Quantitative Risk Analysis Matrix-Level Of Risk The Australia Standards / New Zealand Standards 4360, 2004 is used to calculating and tabulating data. Result:The result showed there are 63 risk factors with the spesification high risk 26 sources, medium risk 35 sources and low risk 2 sources and to manage the sources we can used hierarchy management. Keyword: health risk management, risk factor, PT. Petrosida Gresik Abstak Pendahuluan: Kegiatan produksi pada unit insektisida padatan PT Petrosida Gresik masih menggunakan proses manual secara keseluruhan sangat rentan terhadap risiko bahaya bagi pekerja. Bahaya tersebut sangat berpotensi mempengaruhi kesehatan pekerja yang pada akhirnya akan mempengaruhi performa kerja dan produktifitas pekerja. Penggunaan manajemen risiko kesehatan diperlukan dalam upaya preventif terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja. Tujuan Penelitian: melakukan health risk management di unit insektisida PT. Petrosida Gresik.. Metode Penelitian : Kegiatan health risk management meliputi mengidentifikasi bahaya kesehatan, melakukan analisis penilaian bahaya dan pengendalian risiko bahaya yang tepat di tempat kerja unit insektisida PT. Petrosida GresikMetode observasi partisipatif digunakan sebagai bahan identifikasi, analisis dan pengendalian health risk management. Perhitungan risiko dan pengolahan data dilakukan menggunakan Quantitative Risk Analysis Matrix-Level Of Risk The Australia Standards / New Zealand Standards 4360, 2004. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan terdapat 63 faktor risiko dengan tingkat risiko Tinggi berasal sejumlah 26 sumber bahaya, risiko sedang berasal sejumlah 35 sumber bahaya, dan risiko rendah berasal sejumlah 2 sumber bahaya dengan metode pengendalian menggunakan pengendalian berjenjeng sesuai hirarki pengendalian. Kata Kunci : health risk management, faktor risiko, PT. Petrosida Gresik
Kurnia Ardiansyah Akbar adalah Staf Pengajar Bagian Kesehatan Lingkungan san Kesehatan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember
26
27
Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016
Pendahuluan
oleh bahaya diantaranya adalah bahaya
PT Petrosida Gresik merupakan salah
paparan bahan kimia insektisida, bahaya debu
satu industri yang memberikan andil bagi
kimia, bahaya paparan panas di tempat kerja,
kemajuan Indonesia di bidang industri. PT
bahaya ergonomi terkait sikap kerja dan
Petrosida Gresik adalah sebuah produsen
bahaya-bahaya lain yang sangat berpotensi
bahan aktif pestisida, produk perlindungan
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
tanaman
pekerja
dan
merupakan Petrokimia
distributor
anak
pupuk
perusahaan
Gresik.
yang
dari
Perubahan
PT. selalu
dilakukan PT. Petrosida Gresik sejak tahun
yang
pada
mempengaruhi
akhirnya
performa
akan
kerja
dan
produktifitas pekerja. Penggunaan
manajemen
risiko
berdirinya perusahaan yaitu pada tahun
kesehatan diperlukan dalam upaya preventif
1984. Selama dua dekade berlangsungnya
terjadinya
proses
kecelakaan akibat kerja. Manajemen risiko
produksi,
mengalami
PT.
beberapa
Petrosida
Gresik
pergantian
pola
adalah
penyakit proses
akibat
kerja
manajemen
dimana
produksi dari hanya memproduksi bahan
kemungkinan
kimia aktif hingga sekarang produk yang
keuntungan dan kerugian yang berhubungan
dihasilkan berupa formulasi-formulasi yang
aktifitas
berasal dari hasil penelitian mendalam.1
dikendalikan dan atau penerapan kebijakan
Perubahan proses produksi, dari bahan
untuk
dan
diidentifikasi,
manajemen
dan
mendapatkan dievaluasi
dan
prosedur
untuk
kesempatan
dalam
kimia aktif menjadi proses formulasi juga
memaksimumkan
berdampak pada perubahan alur proses
mendapatkan
keuntungan
produksi dan juga mekanisasi yang terjadi
meminimumkan
kerugian.
pada PT. Petosida Gresik. Dengan proses
manajemen risiko haruslah menjadi bagian
formulasi, hampir semua proses produksi
integral dari pelaksanaan sistem manajemen
dilakukan menggunakan paralatan mesin atau
perusahaan/organisasi.
mekanisasi.
merupakan
Namun
terdapat
beberapa
proses
Pelaksanaan
Manajemen manajemen
untuk
meminimalkan
Salah satu kegiatan produksi yang dilakukan
menghindari risiko sama sekali. Manajemen
secara manual oleh tenaga manusia adalah
risiko adalah metoda yang tersusun secara
pada unit insektisida padatan.1
logis dan sistematis dari satu rangkaian
produksi
pada
unit
bahkan
risiko
produksi yang masih menggunakan manual.
Kegiatan
atau
dalam
untuk
kegiatan : identifikasi, analisa, pengendalian.2
insektisida padatan yang masih menggunakan
Tujuan Penelitian ini adalah melakukan
proses manual secara keseluruhan sangat
health risk management di Unit Insektisida PT.
rentan terhadap risiko bahaya bagi pekerja.
Petrosida Gresik. Kegiatan risk management
Bahaya yang dihadapi semakin nyata karena
meliputi mengidentifikasi bahaya kesehatan,
pekerja pada unit tersebut terpapar langsung
melakukan analisis penilaian bahaya dan
Kurnia Ardiansyah Akbar: Health Risk...
28
pengendalian risiko bahaya yang tepat di
Perhitungan risiko dan pengolahan data
tempat kerja unit insektisida PT. Petrosida
dilakukan menggunakan Quantitative Risk
Gresik.
Analysis Matrix-Level Of Risk
The Australia
Standards / New Zealand Standards 4360, Metode Penelitian
2004.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dalam pelaksanaannya serta
Hasil Penelitian dan Pembahasan
analasis data dilakukan secara kuantitatif.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
Penelitian dilakukan di PT. Petrosida Gresik
di PT. Petrosida Gresik, diketahui bahwa
dengan
terdapat beberapa bahaya baik risiko ringan
menggunakan
metode
observasi
partisipatif. Metode observasi partisipatif
sedang dan berat
dilakukan selama satu bulan antara 27 Agustus 2012 hingga 24 September 2012.
1.
Hasil observasi partisipatif digunakan sebagai
bahan
pengendalian
identifikasi, health
risk
analisis
dan
Identifikasi Risiko
Insektisida padatan yang memiliki alur proses produksi sebagai berikut:
management.
Gambar 1 Alur Proses Produksi Insektisida Padatan Produk A
Penyiapan Bahan Baku Produk
Penimbangan bahan
insektida
Pengangkutan Produk
A
ini,
khusunya pada produk A, maka perlu
dilakukan
oleh
diketahui aktivitas secara rinci pada tiap-tiap
manusia dalam arti kata masih dilakukan
tahapan sehingga dengan mengetahui rincian
secara manual. Meskipun demikian, beberapa
aktivitas, kita akan mengetahui risiko apa saja
tahapan proses tersebut dilakukan sudah
yang dapat terjadi baik pada pekerja ataupun
dilakukan oleh beberapa mesin. Namun,
lingkungan
masih banyaknya proses yang dilakukan dan
padatan pada PT. Petrosida Gresik.
penanganannya
bersentuhan
padatan
Pengepakan
Pengemasan
banyak
langsung
dengan
manusia,
Telah
kerja
pada
diketahui
unit
Insektisida
seblumnya
bahwa
mengakibatkan proses ini memiliki risiko
bahan yang digunakan dalam proses produksi
bahaya yang besar baik terhadap pekerja
pada produk A yang dimiliki PT. Petrosida
ataupun lingkungan kerja.
Gresik adalah bahan kimia. Setiap bahan
Melihat gambar 1, kita dapat melihat
kimia memilki karakteristik dan sifat yang
bahwa secara garis besar proses yang dilalui
berbeda-beda. Perbedaan karakteristik dan
terdiri
Untuk
sifat bahan kimia ini juga sangat menentukan
mengidentifikasi bahaya pada unit Insektisida
terhadap penanganannya. Selain itu, setiap
dari
5
tahapan
proses.
29
Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016
bahan kimia pasti akan memiliki akibat yang
2.
Analisis Risiko
spesifik terhadap kesehatan manusia yang
Untuk mengurangi beban tambahan
terpapar. Oleh sebab itu mengetahui bahan
kerja bagi pekerja unit produksi insektisida
kimia
sangat
padatan, beberapa paparan yang merupakan
membantu dalam melakukan langkah-langkah
sumber risiko harus ditanggulangi. Namun
strategis terkait penanganan yang tepat
sebelum
terhadap bahan kimia tersebut.
pengendalian maka perlu diketahui terlebih
Pada Produk B ini, bahan kimia yang
dahulu
digunakan adalah Manganese ethylenebis
menurut kriteria, yang diantaranya risiko
complex with zinc salt dengan rumus empiris
tinggi berasal dari 26 sumber bahaya, risiko
(C4H6N2S4Mn)x. (Zn)y dengan bahan aktif
sedang berasal dari 35 sumber bahaya dan
yaitu Mancozeb 80%. Bahan ini memiliki
risiko rendah berasal dari 2 sumber bahaya
yang
kita
hadapi
akan
ukuran 75 mikron IS Sleve dengan pH 6,5.
melakukan jumlah
penanganan
sumber
Berdasarkan
bahaya
jumlah
atau spesifik
penggolongan
Bahan kimia ini tidak mudah meledak dan
sumber bahaya diatas maka diketahui bahwa
tidak korosif. Mancozeb 80%,
merupakan
risiko bahaya terbaanyak dari unit produksi
bahan kimia aktif dengn toksisitas akut per
insektisida padatan adalah berasal dari
oral LD 50 jika melebihi 2000mg/kg BB
kriteria
(dilakukan pada tikus jantan), akut demal
pengendalian
risiko
LD50 jika melebihi 2000 mg/kg BB dan akut
merupakan
prioritas
inhalasi LC50 jika 4,97 mg/l udara.Beberapa
diselesaikan
bahaya kesehatan yang dapat disebabkan oleh
dilanjutkan pada pengendalian risiko pada
bahan kimia yang digunakan produk ini
tingkat sedang dan rendah.
adalah pada kulit
mengakibatkan
risiko
sendang.
terlebih
Namun
maka,
risiko
utama dahulu
dalam tinggi untuk
kemudian
gatal,
Beberapa sumber bahaya secara garis
terasa panas dan perih; mata mengakibatkan
besar yang terdapat pada unit produksi
Iritasi;
pernafasan
insektisida padatan PT. Petrosida Gresik,
hilang
keseimbangan;
dapat
mengakibatkan
pencernaan
dapat
getaran fortklift. Getaran yang diakibatkan
mengakibatkan Mual, mati rasa, muntah
forklift pada pengemudianya desebut dengan
berkepanjangan diikuti keja hingga kondisi
Getaran pada seluruh tubuh atau umum
tidak sadar.
(whole body vibration). Getaran pada seluruh
Berdasarkan hasil identifikasi risiko
tubuh atau umum (whole body vibration) yaitu
bahaya di atas yang dilakukan berdasarkan 5
terjadi getaran pada tubuh pekerja yang
alur
bekerja sambil duduk atau sedang berdiri
proses
keseluruhan,
dan
22
ternyata
aktivitas
secara
identifikasi
risiko
dimana
landasanya
yang
menimbulkan
sumber bahaya pada proses produksi produk
getaran. Biasanya frekuensi getaran ini adalah
A yang dimiliki PT. Petrosida Gresik memiliki
sebesar 5-20 Hz. Getaran seperti ini biasanya
63 sumber bahaya.
dialami oleh pengemudi kendaraan seperti :
Kurnia Ardiansyah Akbar: Health Risk...
30
traktor, bus, helikopter, atau bahkan kapal.
bekerja sambil duduk atau sedang berdiri
Efek pada organ tertentu bergantung pada
tetapi landasannya bergetar.
resonansi alamiah organ tersebut: dada (3-6
Risiko bahaya kedua adalah Paparan
Hz), kepala (20-30 Hz), rahang (100-150 Hz),
debu kimia. Untuk mengantisipasi efek negatif
dan seterusnya.3
paparan debu kimia di tempat kerja, maka
Disamping rasa tidak nyaman yang
perlu dilakukan upaya pencegahan dan
ditimbulkan oleh goyangan organ seperti ini,
perlindungan
menurut
telah
kesehatan tenaga kerja. Salah satu upaya
yang
pencegahan tersebut adalah menetapkan Nilai
menimbulkan osteoarthritis tulang belakang.
Ambang Batas (NAB) zat kimia di udara
Menambahnya tonus otot-otot oleh karena
tempat kerja
getaran dibawah frekuensi 20 Hz menjadi
Indonesia (SNI) sehingga para pengusaha
sebab
dapat
beberapa
dilaporkan
efek
penelitian, jangka
kelelahan.
lama
Kontraksi
statis
ini
terhadap
keselamatan
dan
menjadi Standar Nasional
mengendalikan
lingkungan
kerja
mengacu
pada
menyebabkan penimbunan asam laktat dalam
perusahaannya
alat-alat
panjang
Standar ini. Standar ini memuat tentang Nilai
waktu reaksi. Rasa tidak enak menjadi sebab
Ambang Batas rata-rata tertimbang waktu
kurangnya
Rangsangan-
(time weighted average) zat kimia di udara
rangsangan pada system retikuler di otak
tempat kerja, di mana terdapat tenaga kerja
menjadi sebab mabuk. Sebaliknya, frekuensi
yang dapat terpapar zat kimia sehari-hari
diatas 20 Hz menyebabkan pengenduran otot.
selama tidak lebih dari 8 jam per hari atau 40
Lain dari itu getaran-getaran frekuensi tinggi
jam per minggu, serta cara untuk menentukan
30- 50 Hz digunakan dalam kedokteran olah
Nilai Ambang Batas campuran untuk udara
raga
tempat kerja yang mengandung lebih dari
dengan
untuk
bertambahnya
perhatian.
memulihkan
otot
sesudah
kontraksi luar biasa. 3
dengan
satu macam zat kimia.
Badan merupakan susunan elastis yang
Nilai Ambang Batas adalah standar
komplek dengan tulang sebagai penyokong
faktor bahaya di tempat kerja sebagai
alat-alat dan landasan kekuatan serta kerja
pedoman pengendalian agar tenaga kerja
otot. Kerangka, alat-alat, urat, dan otot
masih
memiliki sifat elastis yang bekerja secara
mengakibatkan
serentak sebagai peredam dan penghantar
kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk
getaran.
waktu tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40
Pengaruh
getaran
terhadap
dapat
menghadapinya penyakit
atau
tanpa gangguan
tubuh
jam seminggu. Kegunaan NAB ini sebagai
ditentukan sekali oleh posisi tubuh atau sikap
rekomendasi pada praktek higene perusahaan
kerja. getaran pada seluruh tubuh atau
dalam
umumnya (Whole Body Vibration) yaitu
lingkungan
terjadi getaran pada tubuh pekerja yang
mencegah dampaknya terhadap kesehatan
melakukan kerja
sebagai
penatalaksanaan upaya
untuk
31
Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016
(SE.01/Men/1997). Untuk debu kimia telah
forklift OSHA telah melakukan beberapa
ditetapkan oleh Departemen Tenaga Kerja
persyaratan dalam pemberian isyarat saat
dalam Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No
mengemudikan forklift. Hal tersebut masih
: SE. 01 / Men / 1997 tentang Nilai Ambang
belum
Batas Faktor Kimia di Udara Lingkungan
pengemudi forkliift di PT. Petrosida Gresik.
Kerja adalah sebesar 1 mg/m³.
dijalankan
dengan
benar
oleh
Terdapat
Risiko bahaya ke empat adalah paparan
juga peraturan yang mengatur mengenai
suhu panas ruangan. Suhu juga merupakan
Pengukuran debu total di lingkungan kerja
salah satu yang termasuk sebagai faktor fisik
dengan nilai ambang batas sebesar 10 mg/m³,
dlam lingkungan kerja yang diatur oleh
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor :
Republik
Nomor
KEP–51/MEN/2011 Tentang Nilai Ambang
tentang
Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja.6
4
Indonesia
1405/Menkes/SK/XI/2002
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Risiko bahaya kelima adalah pengangkutan
Perkantoran dan Industri. Nilai Ambang Batas
sack dan kardus oleh pekerja secara manual.
menunjukkan kadar dimana manusia dapat
Meskipun pekerjaan mengangkut atau lifting
bereaksi fisiologis terhadap suatu zat.5
yang dilakkan manusia terlihat sepele, namun
Risiko ketiga adalah tidak dipakainya
pada
kenyataannya
masih
banyak,
isyarat forklift dalam beroperasi. Dalam
pengangkutan yang dilakukan manusia tidak
pelaksanaan tugas sehari-hari seluruh sopir
sesuai dengan kaidah K3. Dalam ilmu K3
forklift harus menerapkan Prosedur Operasi
terdapat perhitungan yang dapat menghitung
Standar
seperti
apakah kegiatan lifting ini sudah sesuai
misalnya jika akan berbelok maka sopir harus
dengan kaidah K3 atau tidak. Salah satu cara
membunyikan
akan
yang digunakan untuk menghitung adalah
mundur membunyikan klaksonya 3x, tidak
Rumus RWL untuk Berat (Kg), Jarak (cm).
boleh menjalankan forklift dengan beban
Salah satu contoh kegiatan pengangkatan
pada ketinggian diatas 50cm, menyalakan
pada unit produksi insektisida padatan
lampu pada saat berjalan lurus dilorong yang
adalah:
(SOP)
khusus klaksonya
forklift 2x,
jika
panjang. Untuk beberapa bentuk operasional
Kurnia Ardiansyah Akbar: Health Risk...
32
Gambar 1. Proses Angkat Manual
Tabel 2. Perhitungan RWL Hand Location
Object Weight
Origin
L (lbs)
H
V
H
22
15,7
31,4
23,6
Vertical Distance
Destination
(D)
Asimetric Angle Original
V
Frequency
Destination
A 21,6
9,8
0
Untuk melakukan pengukuran risiko
A 0
Rate
Object Duration
Coupling ©
Lift/min
(HRS) 3
Fair 8
0 ,95
,95
digunakan dalam unit ini. Penggunaan silet
maka dilakukan perbandingan RWL dengan
yang
berat beban kardus yang sebesar 10,5 kg atau
mengakibatkan terjadinya kecelakaan saat
23,14 lbs.
bekerja. Oleh karena itu penggunaannya perlu
LI origin = 23,14/12,65 = 1,83 Moderately Stressful Task =
3,28
Highly Stressful Task
dan
hati-hati
akan
diminimalisir untuk mengurangi kecelakaan dikarenakan oleh human factor. Risiko ketujuh adalah posisi kerja yang
Dari hasil di atas dapat diketahui tersebut
cermat
meskipun kecelakaan itu sendiri sering
LI detin = 23,14/7,04
kegiatan
tidak
sangat
berisiko
mengakibatkan cidera pada pekerja.
tidak ergonomis Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai di area kerja khususnya berhubungan dengan kekuatan
Risiko ke enam adalah terkena silet.
dan ketahanan manusia dalam melakuan
Silet merupakan salah satu benda tajam yang
pekerjaanya adalah musculoskeletal disorder.
0
33
Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016
Masalah ini sering dialami oleh para pekerja
pada alas kaki dalam sikap susuk dapat
yang melakukan gerakan yang sama dan
bergerak dengan relaksasi.7
berulang secara terus-menerus. Studi tentang
Pada posisi duduk tekanan tulang
musculoskeletal disorder pada berbagai jenis
belakang akan meningkat dibanding berdiri
industri banyak dilakukan dan hasilnya
atau berbaring, bila posisi duduk tidak benar.
menunjukkan bahwa keluhan otot skeletal
tekanan posisi tidak duduk 100%, maka
yang paling banyak dialami pekerja adalah
tekanan akan meningkat 140% bila sikap
otot bagian pinggang (low back poin) dan
duduk tegang dan kaku, dan tekanan akan
bahu.
meningkat menjadi 190% apabila saat duduk Setiap
perusahaan
untuk
dilakukan dengan membungkuk ke depan.
memperhatikan pekerjanya karena pekerja
Oleh karena itu perlu tempat duduk yang
merupakan aset perusahaan yang harus
benar dan dapat relaksasi.8
memberikan
kinerja
dituntut
terbaiknya
bagi
Risiko
kesembilan
Methylene
kondisi yang ergonomis, secara langsung akan
chloride
meningkatkan kinerjanya yang pada akhirnya
digunakan dalam banyak proses industri dan
akan meningkatkan produktivitas perusahaan
merupakan bagian dari kandungan dari
dan
banyak produk rumah tangga, termasuk semir
Sebaliknya
jika
biaya
manusia
perusahaan. bekerja
dari
lem.
paparan
perusahaan. Jika manusia bekerja dalam
mengurangi
chloride
adalah
(dichloromethane)
Methylene
secara
luas
dalam
sepatussemprot, cat anti bocor, penghilang
kondisi yang tidak ergonomis, akan dapat
noda, pewarna kayu, vernis, termasuk juga
menurunkan produktivitas perusahaan.
lem, minyak pelumas serta penghilang karat.
Risiko kedelapan adalah tempat duduk yang
tidak
duduk
zat ini merupakan penyebab kanker dan
rangka
mampu menyebabkan kerusakan pada janin
belakang
yang sedang bertumbuh, system reproduksi,
(vertebal) terutama pada pinggang (sacrum
system syaraf serta pernafasan. Oleh karena
lumbar dan thoracic) dan harus memiliki
itu paparan Methylene chloride dari lem
tahanan atau sandaran agar terhindar dari
menjadi
nyeri (back pain) dan terhindar cepat lelah
kesehatan pekerja.
haruslah
ergonomis.
nyaman
(muscolusskelatal)
Tempat
Diakui oleh para ilmuwan di bidang kesehatan
untuk dan
otot
tulang
salah
satu
risiko
serius
bagi
(fatique). Saat ini terdapat 80% orang hidup
Dari sembilan sumber bahaya yang ada
setelah dewasa mengalami nyeri pada bagan
pada unit produksi insektisida padatan PT.
tubuh belakang (back pain) karena berbagai
Petrosida Gresik, terdapat salah satu item
sebab,
ini
yaitu sumber bahaya yang berasal dari
mengakibatkan 40% orang tidak masuk kerja.
paparan debu kimia. Paparan debu kimia
Selain itu, ketika duduk kaki harus berada
dalam hal ini dibedakan menjadi 2 jenis
dan
karena
back
pain
paparan yaitu paparan melalui udara dan
Kurnia Ardiansyah Akbar: Health Risk...
34
paparan dengan melakukan kontak langsung
dengan melakukan kontak langsung dengan
dengan bahan kimia. Dimana pada tabel
bahan kimia memiliki nilai risiko 6 yang
penilaian risiko bahaya, tingkat risiko antara
tergolong risiko tinggi.
satu dengan lainnya memiliki tingkat risiko
Berdasarkan penjelasan di atas maka
yang berbeda. Paparan debu kimia dari udara
dapat disimpulkan bahwa sumber bahaya
memiliki nilai risiko 15 yang tergolong tingkat
pada unit produksi insektisida padatan PT.
risiko sedang, sedangkan paparan debu kimia
Petrosida Gresik adalah:
Tabel 3. Sumber Bahaya Unit Insektisia Padatan
No
Sumber bahaya
Tingkat
Ranking
Risiko
Prioritas
1
Tidak dipakainya isyarat forklift dalam beroperasi
4, Tinggi
1
2
Paparan debu kimia (kontak langsung)
6, Tinggi
2
3
Posisi kerja yang tidak ergonomis
6, Tinggi
3
4
Getaran Fortklift
6, Tinggi
4
5
Pengangkutan yang dilakukan pekerja secara manual
6, Tinggi
5
6
Paparan Methylene chloride dari lem
6, Tinggi
6
7
Tempat duduk yang tidak ergonomis
6, Tinggi
7
8
Paparan debu kimia
15, sedang
8
9
Paparan suhu panas ruangan
15, sedang
9
10
Terkena Silet
18, rendah
10
Pengendalian Risiko
pada tiap-tiap aktivitas menjadikan sumber
Pada penilaian risiko bahaya telah
bahaya tersebut menjadi lebih diprioritaskan
dijelaskan bahwa sumber bahaya penyebab
dari pada sumber bahaya penyebab risiko
risiko bahaya yang terdapat pada unit
bahaya lainnya.
produksi
insektisida
sepuluh
dengan
padatan
berjumlah
Telah dijabarkan sebelumnya bahwa
penyelesaian
hirarki pengendalian risiko bahaya ada lima
masalah yang dapat dilihat pada tabel 3, maka
cara yaitu:1) Eliminasi, 2) Subtitusi, 3)
pengendalian risiko yang di utamakan adalah
Rekayasa teknik, 4) Administrasi, 5) APD
prioritas
risiko sumber bahaya yang memiliki prioritas pertama berdasarkan tingkat risiko dari yang paling tinggi ke yang paling rendah dan jika memiliki nilai risiko yang sama maka jumlah keseringan terbesar sumber bahaya muncul
35
Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016
Tabel 4. Pengendalian dan Pengendalian lanjutan sumber bahaya No
Sumber bahaya
F
Q
FxQ
Pengendalian
1
Tidak dipakainya isyarat forklift dalam beroperasi
C
1
4 Risiko Tinggi
mencantumkan SOP forklift pada tiap-tiap forklift
F
Residu Q FxQ
D
2
Pengendalian Lanjutan
12 Risiko Sedang
Melakukan pelatihan operator forklift
2
Paparan debu kimia (kontak langsung)
A
3
6 Risiko Tinggi
Mencantumkan SOP dan MSDS bahan kimia
C
3
13 Risiko Sedang
Memakai Cutle pack, fullface gas mask, sarung tangan plastik atau karet dan sepatu kerja
3
Posisi kerja yang tidak ergonomis
A
3
6 Risiko Tinggi
Memperbaiki stasiun kerja
D
5
24 Risiko Rendah
Mencantumkan SOP
D
5
24 Risiko Rendah
mencantumkan SOP
C
3
13 Risiko Sedang
penggunaan SOP
5
24 Risiko Rendah
Mencantumkan SOP dan penggunaan APD berupa sarung tangan karet dan gas mask
C
3
13 Risiko Sedang
Mencantumkan SOP bekerja denagn posisi duduk
D
5
D
5
E
5
4
Getaran Fortklift
A
3
6 Risiko Tinggi
Selalu melakukan cek percepatan getaran forklift dan llimit kerja sesuai besar getaran
5
Pengangkutan yang dilakukan pekerja secara manual
A
3
6 Risiko Tinggi
Rolling posisi kerja tiap 2 jam
6
Paparan Methylene chloride dari lem
3
6 Risiko Tinggi
7
Tempat duduk yang tidak ergonomis
A
3
6 Risiko Tinggi
8
Paparan debu kimia
A
5
9
Paparan panas
A
5
10
Terkena Silet
C
4
A
15 Risiko Sedang 15 Risiko Sedang 18 Risiko Rendah
Mengganti lem dengan bahan Methylene chloride yang lebih rendah konsentrasinya Mengganti dengan tempat duduk yang adjustable, memiliki sandaran dan tidak keras Menyediakan exhaust fan dapa area produksi Menyediakan exhaust fan dapa area produksi mengganti silet dengan gunting
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
beberapa
risiko
bahaya
dapat
ditanggulangi dengan beberapa cara, namun terdapat
beberapa
kendala
D
24 Risiko Rendah 24 Risiko Rendah 25 Risiko rendah
Mencantumkan SOP bekerja Mencantumkan SOP bekerja -
dapat dilakukan. Berikut ini adalah penjelasan pengendalian tiap-tiap sumber bahaya Penanganan
sumber
bahaya
tidak
yang
dipakainya isyarat forklift dalam beroperasi
menyebabkan pengendalian tersebut tidak
hanya memiliki 1 cara pengendalian yaitu
Kurnia Ardiansyah Akbar: Health Risk...
pengendalian
Pengendalian
pekerja. Hal tersebut belum dilakukan dan
administratif yang digunakan dapat dilakukan
saat ini pekerjaan masih dilakukan tanpa
dengan mencantumkan SOP forklift pada tiap-
meja dan kursi serta timbangan tidak
tiap
menghadap pekerja yang mengakibatkan
forklift
adminstatif.
36
dan
melakukan
pelatihan
operator forklift untuk lebih meningkatkan
pekerjaan
kemampuan
Pengendalian administratif yang digunakan
dan
kesadaran
dalam
mengoperasionalkan forklift.
jauh
dari
kata
ergonomis.
dapat dilakukan dengan mencantumkan SOP
Penanganan sumber bahaya paparan debu kimia (kontak langsung) memiliki 3 cara
yang
tujuannya
untuk
meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
pengendalian yaitu pengendalian rekayasa
Penanganan sumber bahaya getaran
teknis, adminstatif dan APD. Pengendalian
fortklift memiliki 1 cara pengendalian yaitu
dengan rekayasa teknik dengan automasi dan
pengendalian
mekanisasi nyatanya masih sulit dilakukan
administratif yang digunakan dapat dilakukan
oleh PT. Petrosida Gresik. Hal tersebut karena
dengan selalu melakukan cek percepatan
belum ditemukannya mesin yang cocok
getaran, mencantumkan SOP dan llimit kerja
dengan karakteristik bahan kimia
sesuai besar getaranyang bertujuan untuk
yang
adminstatif.
memiliki kandungan air dan sangat mudah
mrlindungi
menggumpal.
pekerja operator forklift.
Pengendalian
administratif
yang digunakan dapat dilakukan dengan
kesehatan
Penanganan
Pengendalian
dan
keselamatan
sumber
bahaya
mencantumkan SOP dan MSDS bahan kimia
pengangkutan yang dilakukan pekerja secara
untuk
manual memiliki 1 cara pengendalian yaitu
meningkatkan
kehati-hatian
dan
kewaspadaan dalam melakukan pekerjaan.
pengendalian
Adapun pengendalian terakhir dari risiko
administratif yang digunakan dapat dilakukan
bahaya ini adalah penggunaan APD meliputi
dengan Rolling posisi kerja tiap 2 jam dan
penggunaan Memakai Cutle pack, fullface gas
penggunaan SOP bertujuan untuk melindungi
mask, sarung tangan plastik atau karet dan
kesehtan dan keselamatan pekerja.
sepatu kerja.
adminstatif.
Pengendalian
Penanganan sumber bahaya paparan
Penanganan sumber bahaya posisi kerja
Methylene chloride dari lem memiliki 3 cara
yang tidak ergonomis memiliki 2 cara
pengendalian yaitu pengendalian subtitusi
pengendalian yaitu pengendalian rekayasa
bahan, adminstatif dan APD. Pengendalian
teknis dan adminstatif. Pengendalian dengan
dengan subtitusi bahan dalam kasus ini
rekayasa teknik dengan memperbaiki stasiun
adalah
kerja maksudnya dalam hal ini, pelaksanaan
kandungan Methylene chloride dengan yang
pekerjaan
dengan
tidak mengandung bahan kimia tersebut. Atau
peralatan yang sesuai misalkan meja dan
jika terlalu memberatkan pada baya produksi
kursi serta timbangan yang dihadapkan pada
dapat
hedaknya
di
dukung
mengganti
menggunakan
lem
lem
yang
memiliki
dengan
kadar
37
Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016
Methylene
chloride
yang
rendah.
hatian dan kewaspadaan dalam melakukan
Pengendalian administratif yang digunakan
pekerjaan. Adapun pengendalian terakhir dari
dapat dilakukan dengan mencantumkan SOP
risiko bahaya ini adalah penggunaan APD
untuk
dan
meliputi penggunaan Memakai Cutle pack,
kewaspadaan dalam melakukan pekerjaan.
fullface gas mask, sarung tangan plastik atau
Adapun pengendalian terakhir dari risiko
karet dan sepatu kerja.
meningkatkan
lebih
kehati-hatian
bahaya ini adalah penggunaan APD meliputi
Penanganan sumber bahaya paparan
penggunaan sarung tangan karet dan gas
suhu
mask saat bekerja.
pengendalian yaitu pengendalian rekayasa
Penanganan sumber bahaya tempat
panas
ruangan
memiliki
2
cara
teknis dan adminstatif. Pengendalian dengan
duduk yang tidak ergonomis memiliki 2 cara
rekayasa
pengendalian yaitu pengendalian subtitusi
peralatan exhaust fan pada tempat kerja
dan administrasi. Pengendalian subtitusi yang
produksi. Tujuannya adalah memberikan
digunakan dapat dilakukan dengan Mengganti
ventilasi
dengan
menurunkan
tempat
duduk
yang
adjustable,
teknik
tambahan suhu
dengan
mengadakan
sehingga
membantu
ruangan
dan
juga
memiliki sandaran dan tidak keras. Meskipun
mereduksi debu kimia yang terakumulasi
akan berdampak pada biaya yang dikeluarkan
dalam
oleh perusahaan, namun penyediaan ini telah
yang digunakan dapat dilakukan dengan
terbukti sangat meningkatkan produktivitas
mencantumkan SOP bahan kimia untuk
pekerja
meningkatkan
dalam
bekerja.
Pengendalian
administratif yang digunakan dapat dilakukan
gedung.Pengendalian
administratif
kehati-hatian
dan
kewaspadaan dalam melakukan pekerjaan.
dengan mencantumkan SOP bekerja dengaan
Penanganan sumber bahaya terkena
duduk untuk meningkatkan keamanan dalam
silet Sumber bahaya yang menjadi risiko
melakukan pekerjaan
bahaya di unit produksi insektisida padatan
Penanganan sumber bahaya paparan
ini memiliki 3 cara pengendalian yaitu
debu kimia memiliki 3 cara pengendalian
pengendalian subtitusi bahan, adminstatif dan
yaitu
teknis,
APD. Pengendalian dengan subtitusi alat
adminstatif dan APD. Pengendalian dengan
dalam kasus ini adalah mengganti silet
rekayasa
mengadakan
dengan gunting. Karena dalam pemakaiannya
peralatan exhaust fan pada tempat kerja
gunting memiliki risiko lebih kecil dalam
produksi. Tujuannya adalah memberikan
mencederai
ventilasi tambahan dan juga mereduksi debu
administratif yang digunakan dapat dilakukan
kimia yang terakumulasi dalam gedung.
dengan
Pengendalian administratif yang digunakan
meningkatkan
dapat dilakukan dengan mencantumkan SOP
kewaspadaan dalam melakukan pekerjaan.
bahan kimia untuk meningkatkan kehati-
Adapun pengendalian terakhir dari risiko
pengendalian teknik
rekayasa
dengan
pekerja. mencantumkan
Pengendalian SOP
kehati-hatian
untuk dan
Kurnia Ardiansyah Akbar: Health Risk...
bahaya ini adalah penggunaan APD meliputi
2.
penggunaan sarung tangan kain.
Australia
Standards/New
Standards
4360
4360:2004. Simpulan dan Saran
38
Zealand
(2004),
AS/NZS
AS/NZS 4360:2004
Australian/New Zealand Standard Risk
Hasil penelitian menunjukkan terdapat
Management,
Standards
Australia
63 faktor risiko dengan tingkat risiko Tinggi
International Ltd., Sydney, New South
berasal sejumlah 26 sumber bahaya, risiko
Wales.
sedang berasal sejumlah 35 sumber bahaya,
3. Santoso, Gempur. 2004. Ergonomi Manusia,
dan risiko rendah berasal sejumlah 2 sumber
Peralatan
bahaya
Pustaka.Sidoarjo
dengan
metode
pengenalian
menggunakan pengenalian berjenjeng sesuai hirarki pengendalian.
4.
Dan
Lingkungan.
Prestasi
Departemen Tenaga Kerja Republik
Berdasarkan asal
Indonesia. Surat Edaran Menteri Tenaga
sumber bahaya yang terdiri dari 10 item
Kerja No : SE. 01 / Men / 1997 tentang Nilai
maka
Ambang Batas Faktor Kimia di Udara
pengendalian
yang
dilaksanakan
diantaranya mencantumkan SOP forklift pada
Lingkungan Kerja. 17 Maret 1997.
tiap-tiap forklift, Mencantumkan SOP dan
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
MSDS bahan kimia, Memperbaiki stasiun
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
kerja, Selalu melakukan cek percepatan
Indonesia
getaran forklift dan limit kerja sesuai besar
1405/Menkes/SK/XI/2002
getaran, Rolling posisi kerja tiap 2 jam,
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Mengganti lem dengan bahan Methylene
Perkantoran dan Industri. 26 Oktober
chloride yang lebih, Mengganti dengan tempat
2002.
duduk yang adjustable, memiliki sandaran
6.
Nomor
Kementerian
Tenaga
Kerja
dan
dan tidak keras, Menyediakan exhaust fan
Transimgarsi
pada area produksi, dan mengganti silet
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor :
dengan gunting.
KEP–51/MEN/2011 Tentang Nilai Ambang
Untuk mereduksi jumlah risiko bahaya kesehatan
di
unit
insektisida
padatan,
Republik
tentang
Indonesia.
Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja. 9 April 2011
hendaknya dilakukan Sistem Managemen K3
7. Ablett, Richard. 2001. Prevention back pain.
yang paripurna serta pengendalian sumber
Positive Health Publication Ltd. London
bahaya untuk mencapai kesehatan yang
8. Nurmianto, Eko. 2003. Ergonomi, Konsep
optimal.
Dasar
Dan
Surabaya Daftar Rujukan 1. Petrosida, 2011. Profil Perusahaan PT. Petrosida Gresik. PT. Petrosida. Gresik
Aplikasinya.
Guna
Widya.