Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
5 Hasil Kajian
5.1. DAYA DUKUNG INVESTASI 5.1.1. Pola Penggunaan Lahan Pola penggunaan lahan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah secara umum masih didominasi oleh daerah persawahan, perkebunan dan hutan Negara/lindung yang sekaligus berfungsi sebagai sumber mata pencaharian utama penduduk dan juga merupakan penunjang utama sistem perekonomian di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Lahan sawah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah mencapai areal seluas 44.189 hektar (Kabupaten Hulu Sungai Tengah Dalam Angka, 2010), akan tetapi sekitar 4.252 hektar lahan tidak diusahakan sementara. Lahan sawah yang umumnya diusahakan berupa sawah tadah hujan, sawah lebak, sawah irigasi (teknis, ½ teknis, dan sederhana), dan sawah pasang surut. Adanya lahan sawah yang sementara tidak diusahakan dapat dijadikan sebagai indikasi kurangnya tenaga kerja, musim yang tidak menentu, ketersediaan air (terlalu berlebihan atau kekeringan), dan pemasaran hasil yang kurang lancar. Dominasi kawasan non terbangun merupakan potensi bagi pengembangan tata ruang.
A. Kawasan Lindung Kawasan lindung mempunyai fungsi utama melindungi kelestarian fungsi sumber daya alam/buatan serta nilai budaya dan sejarah bangsa, seperti hutan lindung dan kawasan konservasi, yang harus dilindungi dari kegiatan produksi dan kegiatan manusia lainnya yang dapat mengurangi/merusak fungsi lindung. Kawasan lindung ini meliputi: 1. Kawasan Sempadan Sungai Kriteria kawasan sempadan sungai adalah kawasan yang berada sekurangkurangnya 100 meter dari kiri kanan sungai besar dan 50 meter kiri kanan anak sungai yang berada diluar permukiman, dan antara 10-15 meter untuk sungai di
5-
1
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
kawasan permukiman, yakni berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk jalan inspeksi. Kawasan jenis ini di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat pada:
Perlindungan pada sungai besar diluar kawasan permukiman ditetapkan minimum 100 meter. Yang termasuk sungai besar di Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini antara lain adalah Daerah Aliran Sungai Batang Alai dan DAS Barabai. Sungai Batang Alai dan Sungai Barabai ini hampir ada pada setiap kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Perlindungan terhadap anak-anak sungai diluar permukiman ditetapkan minimum 50 meter. Termasuk pada wilayah ini adalah pada seluruh anak Sungai Batang Alai dan Sungai Barabai yang hampir ada di setiap kecamatan, antara lain Udung Pakin, Timan, Jaringan, Kahakan, Panggang, Patikalain, Tuluhan, Kundan, Niwaang, Kinding, Labuhan, Mendaini, Baganang, Tewa, Bakinang, Manihasing, Mandai, Linau, Hungi, Taningai, Tandilang, Panghiki, Ditanakan, Paya, Kandudung,
Landung, Lipasung, Karangatunga, Batung,
Anangsipang, Harang, Haruyan, Panair, Tumpungan, Labukan, Karuh, Tawo, Hapulang, Bangkayan, Tarati, Waringin,
Barupantang,
Magunang,
Pesalangan,
Durianganang, Pangganghijau,
Tabu Darat, Awanglandas,
Danaubangkau, Sawang Kandangan, Pinagabang, Pandawan,
Salingsing,
Maragaran, Kuli dan Kiar.
Perlindungan pada sungai besar dan anak sungai yang melewati kawasan permukiman ditetapkan minimum 15 meter. Pada kawasan ini terdapat pada hampir setiap kecamatan. Mengingat kondisi saat ini, dimana sungai yang ada dimanfaatkan oleh masyarakat mengakibatkan wilayah lindung terutama sekitar sungai banyak yang digunakan sebagai kawasan budidaya (lahan pertanian atau permukiman), atau dengan kata lain tidak seluruh wilayah memenuhi syarat minimum ini. Maka sebaiknya pada kawasan sekitar sungai kegiatan budidaya harus dibatasi dan jika memungkinkan dialihkan untuk pengembangan fungsi tanaman lindung.
2. Kawasan Sekitar Danau/Waduk
Kriteria
kawasan
sekitar
danau/waduk
adalah
daratan
sepanjang
tepian
danau/waduk yang lebarnya proposional dengan bentuk dan kondisi fisik danau/waduk, yakni antara 50-100 meter dari titik pasang kearah darat. Perlindungan ini sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian dan kualitas waduk. Secara umum waduk memiliki fungsi sebagai: penyedia air, pembangkit tenaga listrik, pariwisata dan perikanan. Perlindungan waduk ini diukur dari tepi waduk saat
5-
2
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
pasang tertinggi yang proporsional dengan kondisinya dengan jarak antara 50 sampai 100 meter. Untuk waduk yang sedang dibangun yakni Bendung Batangalai perlu ditetapkan menjadi kawasan lindung. 3. Kawasan Sekitar Mata Air
Perlindungan pada sekitar mata air ini adalah minimum berjari-jari 200 meter dari sumber mata air tersebut. Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat mata air panas, sehingga rencana perlindungan pada sekitar mata air ini harus dilakukan karena banyaknya mata air yang lokasinya berdekatan dengan kawasan budidaya. Untuk mata air yang terletak pada kawasan lindung, perlindungannya tidak dilakukan secara khusus, sebab sudah sekaligus berfungsi sebagai perlindungan terhadap lingkungan dan air. Gambar 5.1. Garis Sempadan Sungai Kabupaten Hulu Sungai Tengah
5-
3
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Kawasan Sekitar Danau/Waduk
B.
Kawasan Suaka Alam Dan Cagar Budaya Kawasan suaka alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik didarat maupun di perairan yang berfungsi sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya sekaligus sebagai kawasan penyangga sistem kehidupan. Kawasan suaka alam terdiri dari kawasan cagar alam dan kawasan suaka margasatwa. 1. Kawasan Suaka Alam
Kriteria kawasan cagar alam adalah kawasan yang mempunyai keaneka ragaman jenis tumbuhan, satwa dan tipe ekosistemnya, memiliki formasi biota tertentu dan unit-unit penyusunan, mempunyai kondisi alam, baik biota ataupun fisiknya yang masih asli dan tidak mau terganggu manusia, mempunyai luas dan bentuk tertentu sebagai penunjang pengelolahan yang efektif dengan daerah penyangga yang cukup luas, mempunyai ciri khas dan dapat merupakan contoh tunggal di suatu daerah dimana keberadaannya memerlukan upaya konservasi. Kawasan cagar alam di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdiri dari wanawisata pegunungan Meratus, Gua Barangin dan Sumber Air Panas di Kecamatan Batang Alai Timur, Batu Benawa, Gua Liang Hadangan di Kecamatan Batu Benawa, Lok Laga Mu’ui di Kecamatan Haruyan, Air terjun Papagaran dan Sumber Air Panas di Kecamatan Hantakan. Kawasan ini merupakan kawasan yang dilindungi dengan pengembangan sebagai kawasan wisata yang mempertahankan bentuk dan fungsi ekosistemnya.
Kriteria kawasan hutan wisata adalah kawasan yang ditunjuk memiliki keadaan yang menarik dan indah secara alamiah maupun buatan manusia; memenuhi kebutuhan rekreasi dan olah raga, berlokasi dekat dengan pusatpusat
permukiman
penduduk,
tempat
berdiamnya
satwa
yang
dapat
dikembangbiakan sehingga memungkinkan perburuan secara teratur dengan mengutamakan segi rekreasi, olah raga dan kelestarian satwa, mempunyai luas yang cukup dan lapangannya tidak membahayakan. Kawasan ini berada di wilayah Pegunungan Meratus dan hutan wisata yang belum terkelola dengan baik pada kawasan wisata yang tersebut pada point a) di atas.
Kriteria kawasan perlindungan plasma nutfah adalah areal yang ditunjuk memiliki jenis plasma nutfah tertentu yang belum terdapat di dalam kawasan
5-
4
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
konservasi yang telah ditetapkan, merupakan areal tempat pemindahan satwa yang cukup luas dan lapangannya tidak membahayakan. Untuk kawasan jenis ini terletak di pegunungan Meratus. 2. Kawasan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Hutan Wisata Alam Merupakan kawasan berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan satwa yang beragam, memiliki arsitektur bentang alam yang baik dan memiliki akses yang baik untuk keperluan pariwisata. Taman Nasional tidak terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. 3. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan Merupakan tempat atau bangunan serta ruang dan sekitarnya bernilai budaya tinggi, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu yang mempunyai manfaat tinggi untuk pengembangan ilmu pengetahuan seperti Mesjid Keramat yang terdapat di Kecamatan Pandawan.
C.
Kawasan Budidaya Berdasarkan Keppres No. 57/1989, kawasan budidaya adalah kawasan yang kondisi fisik dan potensi sumberdaya alamnya dapat dimanfaatkan guna keperluan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia dan pelaksanaan pembangunan. Kawasan budidaya ini meliputi kawasan permukiman dan kawasan pertanian. 1. Kawasan Permukiman Wilayah kawasan permukiman perkotaan adalah kawasan Ibukota Kecamatan, yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang penetapan batas wilayah kota di lingkungan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Kegiatan dominan difungsikan untuk kegiatan yang bersifat kekotaan dan merupakan orientasi pergerakan penduduk yang ada pada wilayah sekitarnya. Sedangkan kawasan permukiman pedesaan adalah suatu kawasan untuk permukiman
dimana dominasi
kegiatan
adalah
lahan
pertanian,
tegalan,
perkebunan dan lahan kosong serta aksesibilitas umumnya kurang baik, jumlah sarana dan prasarana penunjang juga terbatas atau hampir tidak ada. Permukiman perdesaan pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk peningkatan pendapatan masyarakat melalui pemanfatan pekarangan untuk kegiatan penanaman buahbuahan, sayur-sayuran atau tanaman lainnya yang bernilai ekonomis. 2. Kawasan Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Tengah merupakan sentra pertanian terluas ke-9 (90.051 Ha) di Provinsi Kalimantan Selatan selain Kabupaten Kotabaru sebagai sentra terluas (511.688 Ha) yang diikuti seterusnya oleh Kabupaten Tanah Laut (246.361 Ha), Tabalong (245.809 Ha), Banjar (245.809 Ha), Barito Kuala (196.414 Ha),
5-
5
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tapin (195.801 Ha), Hulu Sungai Utara (156.304 Ha), dan Hulu Sungai Selatan (127.115 Ha). Kawasan pertanian yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebagian besar terdiri dari tanaman perkebunan (25.76 %) dan pertanian lahan basah (24.85%). Kondisi ini menunjukkan bahwa perekonomian wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah masih bertumpu pada sektor pertanian. Perkembangan kegiatan penduduk yang mengarah pada kegiatan non pertanian (misalnya industri, perumahan dan sebagainya) senderung mengurangi lahan pertanian yang ada. Kawasan ini terutama berkembang pada sekitar wilayah perkotaan dan wilayah yang terletak pada jalur utama jalan (wilayah yang memiliki aksesibilitas yang tinggi). Bidang pertanian merupakan salah satu bidang yang mempunyai nilai strategis dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan ekonomi wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah, sebab bidang ini masih dominan dan mepunyai daya serap tenaga kerja yang besar. Dalam pengembangan perlu memperhatikan nilai ekonomis dan aspek lingkungan, dengan penerapan pola agribisnis yang dilakukan melalui pengawasan mulai dari sistem tanam, pemeliharaan, hasil produksi dan pemasaran dari hasil pertanian dimana untuk sarana produksi. Rencana pengembangan dan pengelolaan kawasan pertanian adalah sebagai berikut:
Sawah Kawasan pertanian jenis sawah banyak dijumpai pada wilayah bagian Utara, Tengah dan Barat. Untuk kawasan pertanian sawah khususnya beririgasi teknis perlu ditingkatkan intensifikasinya, sementara untuk sawah tadah hujan perlu memperhatikan cara tanam dan pengolahan paska panen. Beberapa metode tanam untuk menunjang peningkatan produksi dan peningkatan nilai manfaat dapat dilakukan dengan cara pergantian irigasi, tumpang sari dan sebagainya.
Tegalan/kebun Campur Kawasan tegalan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah menyebar secara sporadis pada hampir seluruh bagian wilayah. Kawasan ini pada umumnya berada di wilayah bagian Timur dan Selatan. Yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kawasan tegalan ini adalah pola tanam yang harus berwawasan lingkungan berkaitan dengan morfologi lahan yang cendrung berkontur, dengan sistem guludan atau terasiring. Sementara itu untuk peningkatan nilai manfaat dapat dilakukan penerapan sistem pergiliran dan sebagainya.
5-
6
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Perkebunan Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah keberadaan kawasan jenis ini diwilayah bagian Tengah dan bagian Timur selatan, untuk pemanfaatannya dilakukan dengan peningkatan produktivitas.
Kawasan Hutan Produksi Kabupaten Hulu Sungai Tengah memiliki luas hutan produksi terbesar ke- 9 (106.812 Ha) di Provinsi Kalimantan Selatan disamping Kabupaten Kotabaru (1.045.371 Ha) sebagai daerah yang memiliki hutan produksi terluas, disusul berikutnya Kabupaten Tanah Laut (341.000 Ha), Banjar (316.453 Ha), Tabalong (281.338 Ha), Hulu Sungai Utara (234.844 Ha), Barito Kuala (231.875 Ha), Hulu Sungai Selatan (156.988 Ha), dan Tapin (212.847 Ha).
5.1.2. 5.1.2.1.
DAYA DUKUNG MODAL SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA MODAL SOSIAL KEPENDUDUKAN Menurut Kabupaten Hulu Sungai Dalam Angka Tahun 2010, Kabupaten Hulu
Sungai Tengah terdiri dari 11 kecamatan, 161 desa dan 8 kelurahan. Jumlah rumah tanggga yang tercatat pada akhir tahun 2009 berdasarkan data registrasi mencapai 70.285 RT, dengan jumlah penduduk 240.436 orang yang terdiri dari 118.504 orang laki-laki dan 121.891 orang perempuan. Rata-rata jumlah penduduk setiap desa adalah 1.423 orang, setiap 1 km² adalah 163 orang dan setiap rumah tangga 3 orang. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Barabai (49.098 orang) sebaliknya jumlah penduduk yang terkecil berada di Kecamatan Batang Alai Timur (7.337 orang). Rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun Kab. HST berdasarkan jumlah penduduk dari tahun 2003 s/d 2007 sebesar 1,50 %. Rasio perbandingan penduduk laki-laki dengan perempuan adalah 97 : 100. Tingkat SDM diukur dari tingkat pendidikan penduduk, dimana perbandingan antara lulusan Diploma/S1 atau lebih: lulusan SLTA : lulusan SLTP : lulusan SD : tidak lulus sampai SD adalah: 17,00 : 19,40 : 20,41 : 22,50 : 7,50. Berdasarkan jenis pekerjaannya sebagian besar penduduk bekerja di sektor perdagangan dan jasa (65%). Tabel-tabel yang menjelaskan secara detail data-data tersebut di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
5-
7
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tabel 5.1. Jumlah, Kepadatan dan Laju Penduduk Perkecamatan di Kabupaten HST Tahun 2009 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KECAMATAN
LUAS JUMLAH (KM²) DESA/KEL
Haruyan 148.63 Batu Benawa 99 Batang Alai Selatan 189.8 Batang Alai Utara 70 Batang Alai Timur 247.94 Barabai 54.57 Labuhan Amas Selatan 86.54 Labuhan Amas Utara 162.4 Pandawan 144.24 Hantakan 191.98 Limpasu 77.49 Jumlah 1,472.59
17 14 19 14 11 18 18 16 21 12 9 169
JUMLAH PENDUDUK (Jiwa) 2005 2006 20,616 20,485 18,858 18,856 21,747 21,714 15,629 16,110 6,715 6,710 49,080 49,278 26,673 26,753 26,431 25,914 29,836 29,870 11,532 11,559 9,772 9,831 236,889 237,080
2007 21,064 18,903 21,692 17,336 7,121 49,213 26,768 26,324 30,123 11,656 10,182 240,382
2008 20,995 18,628 22,325 17,306 7,143 49,896 26,951 28,396 30,122 11,635 10,176 243,573
2009 20,993 18,261 21,706 17,346 7,337 49,098 27,099 26,831 30,191 11,857 9,717 240,436
LAJU PERTUMBUHAN KEPADATAN PENDUDUK (Jiwa/Km²) (%) 2005 2006 2007 2008 2009 -0.34 139 138 142 141 141 -3.40 190 190 191 184 184 0.06 115 114 114 114 114 0.06 223 230 248 248 248 3.03 27 27 29 30 30 -0.23 899 903 902 900 900 1.24 308 309 309 313 313 1.93 163 160 162 165 165 0.23 207 207 209 209 209 1.72 60 60 61 62 62 -4.57 126 127 131 125 125 0.02 161 161 163 163 163
Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Tengah Dalam Angka tahun 2010
Tabel 5.2. Komposisi Penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KECAMATAN Haruyan Batu Benawa Batang Alai Selatan Batang Alai Utara Batang Alai Timur Barabai Labuhan Amas Selatan Labuhan Amas Utara Pandawan Hantakan Limpasu Jumlah
PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN 10,593 10,400 8,975 9,286 10,598 11,108 8,564 13,603 3,807 3,530 23,738 25,370 13,256 13,843 13,228 13,603 14,881 15,269 5,946 5,911 4,928 4,789 118,514 126,712
JUMLAH (JIWA) 20,993 18,261 21,706 22,167 7,337 49,108 27,099 26,831 30,150 11,857 9,717 245,226
Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Tengah Dalam Angka tahun 2010
Tabel 5.3. Komposisi Penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah Menurut Pendidikan Tahun 2007 KECAMATAN Haruyan Batu Benawa Batang Alai Utara Barang Alai Selatan Barabai Labuhan Amas Selatan Labuhan Amas Utara Pandawan Hantakan JUMLAH
BELUM TIDAK TAMAT TAMAT SEKOLAH SD SD 2.150 1.441 4.323 1.917 1.285 3.854 2.797 1.875 5.624 3.131 2.098 6.295 5.144 3.448 10.344 2.810 1.883 5.650 2.917 1.955 5.864 3.155 2.114 6.343 1.245 835 2.504 25.266 16.934 50.801
TAMAT SLTP 3.921 3.496 5.102 5.710 9.383 5.125 5.320 5.754 2.271 46.082
TAMAT SMU 3.727 3.323 4.849 5.427 8.919 4.871 5.056 5.469 2.159 43.800
TAMAT AK 1.345 1.199 1.750 1.958 3.218 1.758 1.824 1.973 779 15.804
TAMAT PT 1.921 1.713 2.500 2.798 4.597 2.511 2.606 2.819 1.113 22.578
BUTA AKSARA 384 343 500 560 919 502 521 564 223 4.516
JUMLAH 19.212 17.130 24.997 27.977 45.972 25.110 26.063 28.191 11.129 225.781
Sumber : Data Pokok Kabupaten Hulu Sungai Tengah Sumber: Data Pokok Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2008
Gambar 5.4.
5-
8
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Grafik Komposisi Penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah Menurut Pendidikan Tahun 2007 ( Ji wa ) 60.000
Grafik 5.2. KOMPOSISI PENDUDUK KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH MENURUT PENIDIDIKAN TAHUN 1998 - 2002
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
0 BELUM SEKOLAH
TIDAK TAMAT SD
TAMAT SD
TAMAT LTP
TAMAT SMU
TAMAT AK
TAMAT PT
BUTA AKSARA
TAHUN 1998
1999
2000
2001
2002
Sumber: Data Pokok Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2008
Gambar 5.5. Banyaknya Pencari Kerja Yang Terdaftar dan Yang Ditempatkan Menurut Tingkat Pendidikan 2008
Tabel 5.6. Pekerjaan Penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah Pada Sektor Primer Tahun 2007 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
KECAMATAN Haruyan Batu Benawa Batang Alai Utara Barang Alai Selatan Barabai Labuhan Amas Selatan Labuhan Amas Utara Pandawan Hantakan JUMLAH
PETANI 3.122 2.783 4.062 4.546 7.470 3.766 2.802 3.524 1.113 33.188
PELADANG 384 343 437 560 223 1.947
BERKEBUN 792 664 1.062 1.329 517 471 33 881 1.210 6.959
PETERNAK 312 278 406 455 1.781 1.601 424 1.022 181 6.460
PERIKANAN 192 214 281 105 1.724 439 3.258 1.621 56 7.890
JUMLAH 4.802 4.282 6.248 6.995 11.492 6.277 6.517 7.048 2.783 56.444
Sumber : Data Pokok Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Sumber: Data Pokok Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2008
5-
9
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tabel 5.7. Pekerjaan Penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah Pada Sektor Industri 2007 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
KECAMATAN Haruyan Batu Benawa Batang Alai Utara Barang Alai Selatan Barabai Labuhan Amas Selatan Labuhan Amas Utara Pandawan Hantakan JUMLAH
KECIL 1.752 1.613 2.355 2.635 4.193 2.365 2.455 2.656 1.048 21.072
INDUSTRI SEDANG 450 442 645 722 1.076 648 672 727 287 5.669
BESAR 104 248 352
JUMLAH 2.306 2.055 3.000 3.357 5.517 3.013 3.127 3.383 1.335 27.093
Sumber : Data Pokok Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Sumber: Data Pokok Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2008
Tabel 5.8. Pekerjaan Penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah Pada Bidang Pemerintahan Tahun 2007 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
KECAMATAN Haruyan Batu Benawa Batang Alai Utara Barang Alai Selatan Barabai Labuhan Amas Selatan Labuhan Amas Utara Pandawan Hantakan JUMLAH
GURU 845 754 1.100 1.231 2.023 1.105 1.147 1.240 490 9.934
PNS 486 433 632 708 1.163 635 659 713 282 5.712
TNI/POLRI 211 188 275 308 506 276 287 310 122 2.484
PENSIUN 571 509 742 831 1.365 746 774 837 331 6.706
JUMLAH 2.113 1.884 2.749 3.078 5.057 2.762 2.867 3.100 1.225 24.836
Sumber : Data Pokok Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Sumber: Data Pokok Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2008
Tabel 5.9. Pekerjaan Penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah Pada Bidang Perdagangan dan Jasa Tahun 2007 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
KECAMATAN Haruyan Batu Benawa Batang Alai Utara Barang Alai Selatan Barabai Labuhan Amas Selatan Labuhan Amas Utara Pandawan Hantakan JUMLAH
BURUH 3.025 2.697 3.936 4.405 7.239 3.954 4.104 4.439 1.752 35.551
JASA 2.773 2.472 3.608 4.038 6.636 3.624 3.762 4.069 1.606 32.589
INDUSTRI 1.513 1.348 1.968 2.203 3.619 1.977 2.052 2.220 876 17.776
TK KY/BT TK CUKUR ANGKATAN PEDAGANG 945 63 630 3.655 843 56 562 3.259 1.230 82 820 4.756 1.377 92 918 5.323 2.262 151 1.508 8.747 1.236 82 824 4.777 1.283 86 855 4.959 1.387 92 925 5.364 548 37 365 2.117 11.110 741 7.407 42.958
JUMLAH 12.604 11.237 16.400 18.356 30.162 16.474 17.101 18.496 7.301 148.131
Sumber : Data Pokok Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Sumber: Data Pokok Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2008
5-
10
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tabel 5.10. Banyaknya Pencari Kerja Yang Terdaftar dan Yang Ditempatkan Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009 Tingkat Pendidikan Educational Background
01. 02. 03. 04. 05. 06.
(1) Sekolah Dasar SMTP SMU/SMK D1 / D2/ D3 Sarjana / S1 Pasca Sarjana(S2)
Pencari Kerja Yang / Job Applicants Who are Terdaftar Registered (2) 21 21 3.316 334 991 -
Jumlah / Total
Ditempatkan Placed (3) 321 26 145 208 188 -
4.683
888
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kab. HST Tahun 2010
Data Penduduk Miskin yang dikeluarkan BPS, menunjukkan penduduk miskin relatif tahun 2006 di HST adalah sejumlah 67.391 jiwa (28,43%), di Tahun 2007 telah menurun menjadi 51.664 Jiwa (21,49%). Perbaikan ini menunjukkan berbagai langkah perbaikan ekonomi yang kita lakukan cukup menolong warga kita dari jeratan kemiskinan. Sedangkan Kemiskinan absolut tahun 2006 di HST adalah sejumlah 24.881 jiwa (10,48%), di Tahun 2007 telah menurun menjadi 19.275 Jiwa (7,96%). Menurunnya angka kemiskinan absolut juga selain upaya pembangunan berbagai sektor yang kita lakukan, juga karena intervensi fiskal berupa pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada Keluarga Miskin. Diharapkan angka kemiskinan absolut akan terus menurun dengan diluncurkannya Program Keluarga Harapan (PKH) untuk keluarga miskin yang memiliki Ibu Hamil, Bayi, dan anak sekolah di 5 Kecamatan. Tabel 5.11. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten HST Tahun Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Hulu Sungai Tengah
2004
2005
2006
2007
2008
23.100
21.300
24.881
19.275
17.151
Sumber: kalsel.bps.go.id
5.1.2.2.
MODAL SOSIAL PENDIDIKAN Prasarana pendidikan umum di Kabupaten HST telah tersedia sampai tingkat
Perguruan Tinggi (PT). Namun pada umumnya penduduk di Kabupaten HST melanjutkan ke PT di Banjarmasin atau PT di Pulau Jawa. Prasarana pendidikan di tingkat kecamatan hanya sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), sedangkan SLTA hanya di Kecamatan-Kecamatan Haruyan, Bt. Alai Selatan, Barabai, Lab. Amas Selatan, Lab. Amas
5-
11
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Utara, Pandawan dan Bt. Alai Utara. Prasarana pendidikan yang paling minim berada di Kecamatan Bt. Alai Timur. Murid SD tahun 2009 mencapai 27.868 murid, sedangkan murid SLTP sekitar 5.291 murid dan di SLTA hanya 3.077 murid. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5.11. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Umum di Kabupaten HST 2009 Kecamatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Haruyan Batu Benawa Hantakan Bt. Alai Selatan Bt. Alai Timur Barabai Lab. Amas Selatan Lab. Amas Utara Pandawan Bt. Alai Utara Limpasu Jumlah
Sekolah TK SD SLTP 10 29 3 17 19 1 3 20 3 27 26 2 5 12 4 36 37 8 15 30 3 13 31 4 18 32 2 18 20 3 15 15 1 177 271 34
SLTA 1 1 3 1 1 1 1 9
Murid TK SD SLTP 293 2.219 341 590 2.230 191 142 1.631 231 804 2.386 379 150 1.149 345 2.065 5.897 2.098 633 2.835 391 364 3.065 609 1.050 3.407 190 475 1.796 385 311 1.253 131 6.875 27.868 5.291
SLTA 256 545 1.348 499 176 176 77 3.077
Guru TK SD SLTP 4 234 31 21 132 23 1 153 26 35 231 41 0 72 34 47 418 167 13 274 40 13 250 52 20 297 29 18 167 45 3 125 15 160 2.353 503
SLTA 17 27 77 29 15 20 15 200
Sumber: Kabupaten HST Dalam Angka, 2010
Tabel 5.12. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah di Kabupaten HST 2009 Kecamatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Haruyan Batu Benawa Hantakan Bt. Alai Selatan Bt. Alai Timur Barabai Lab. Amas Selatan Lab. Amas Utara Pandawan Bt. Alai Utara Limpasu Jumlah
MI 8 3 6 5 6 12 40
Sekolah MTs 1 1 1 3 4 2 3 5 2 22
MA 1 1 1 4 1 2 1 11
MI 527 885 562 401 789 999 3.570
Murid MTs 429 503 25 758 1.783 785 401 836 539 5.678
MA 209 63 199 1.313 115 70 128 2210
MI 116 61 118 73 104 191 663
Guru MTs 36 25 16 56 8 39 56 98 41 496
MA 18 16 23 145 22 41 17 270
Sumber: Kabupaten HST Dalam Angka, 2010
Tabel 5.13. Banyaknya Mahasiswa STAI Al-Washliyah Barabai 2009 Semester (1) Semester II, S1 Semester IV, S1 Semester VI, S1 Semester VII, S1 Semester X, S1 Semester XII, S1 Jumlah 2007/2008
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
(2) 55 40 100 58 29 282
(3) 135 205 150 70 21 581
(4) 190 245 250 128 50 865
Sumber: Kabupaten HST Dalam Angka, 2010
5-
12
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
5.1.2.3.
MODAL SOSIAL KESEHATAN Fasilitas Kesehatan, di Kota barabai cukup lengkap yaitu dengan hadirnya 1
Rumah Sakit Umum dalam skala besar terdapat di Jalan Murakata berupa Rumah Sakit Umum Daerah Damanhuri, 4 Puskesmas dan 1 Puskesmas Pembantu. Selain fasilitas ini tersebut juga ditunjang 9 praktek bidan dan 20 buah posyandu. Dengan jumlah tersebut, apabila ditinjau dari standar pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan dinilai sudah memenuhi, karena rasio jumlah penduduk terhadap jumlah fasilitas kesehatan setiap desa/kelurahan melebihi, belum lagi ditunjang dengan praktek dokter dan poliklinik yang berpraktek bersama. Tabel 5.14. Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Dokter Umum
(1)
(2)
(3)
(4)
(2)
(3)
(4)
(2)
(3)
(4)
2 3 1 3 2 10 2 4 2 1 1
1 1 1 2 1 1 -
7 -
2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1
5 3 5 4 2 4 7 3 4 5 3
12 12 6 13 4 3 10 11 18 7 5
14 11 13 10 16 97 14 13 9 6 8
22 21 8 23 8 30 23 18 27 14 9
11 10 6 15 18 18 8 14 19 9 9
31
6
7
19
45
101
211
201
137
Haruyan Batu Benawa Hantakan BAS BAT Barabai LAS LAU Pandawan BAU Limpasu Jumlah
Dokter Dokter Puskesmas Puskesmas Poskesdes Perawat Bidan Gigi Spesialis Lokal Pembantu
Dukun Bayi/ Dukun Kampung
Kecamatan
Sumber: Kabupaten HST Dalam Angka, 2010
Penyebaran prasarana kesehatan tiap kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 5.15. Banyaknya Sarana Kesehatan Setiap Kecamatan Tahun 2009 25 20
15 Poskesdes
10 5
Puskesmas pembantu
0
Puskesmas
Sumber: Kabupaten HST Dalam Angka, 2010
5-
13
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
5.1.2.4.
MODAL SOSIAL KEAGAMAAN Suku yang menempati Kab. HST didominasi oleh 2 suku, yaitu: suku Banjar dan
suku Dayak Bukit. Sedangkan suku lain relatif kecil jumlahnya, yaitu: suku Jawa, suku Madura, Tionghoa, Bugis, dan Batak. Mayoritas agama yang dianut penduduk HST adalah Islam sebesar 98,64% dari total penduduk. Rincian banyaknya penganut agama dapat dilihat pada Tabel 2.17. Acara keagamaan yang dominan adalah: hari raya iedul fitri dan iedul adha, peringatan isra mi’rajd, peringatan maulud nabi, dan yasinan. Acara yang cukup unik adalah peringatan maulud nabi yang umumnya diadakan bergiliran setiap rumah selama bulan maulId, dimana dibalik tradisi ini terdapat semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Sebagian komunitas di Kab. HST adalah suku Dayak Bukit yang bermukim di Pegunungan Meratus. Suku ini dahulu (sekarang sebagian) menempati rumah Balai, yang merupakan rumah komunal yang dihuni puluhan keluarga. Rumah Balai saat ini masih digunakan untuk acara-acara ritual. Kebiasaan sebagian masyarakat Kab. HST adalah penggunaan sungai sebagai tempat beraktifitas mandi-cuci-kakus. Pada permukiman yang padat seperti di perkotaan, konsentrasi aktifitas ini mencemari air sungai yang kemungkinan besar mengurangi kualitas airnya. Di perkotaan kegiatan pencemaran ini ditambah lagi dengan pembuangan limbah industri dan rumah tangga dan sampah ke sungai. Tabel 5.16. Komposisi Penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah Menurut Agama Tahun 2009 Kecamatan District
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
(1) Haruyan Batu Benawa Hantakan BAS BAT Barabai LAS LAU Pandawan BAU Limpasu
Jumlah / Total
Islam Moslems (2) 21.028 18.831 9.295 20.733 3.889 49.664 26.916 26.466 30.122 16.145 9.999 233.088
Protestan Protestants
Katolik Catholic
Hindu Hindu
Budha Buddhist
Lainnya Others
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
25 53 377 24 49 531
1 9 51 61
1 16 580 292 8 897
35 35
2.161 2.898 5.059
Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Tengah Dalam Angka Tahun 2010
5-
14
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tabel 5.17. Prasarana Agama di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2009 Kecamatan District (1) 1. Haruyan 2. Batu Benawa 3. Hantakan 4. BAS 5. BAT 6. Barabai 7. LAS 8. LAU 9. Pandawan 10. BAU 11. Limpasu Jumlah / Total
(2) 27 21 22 26 9 24 32 23 32 20 18
Langgar/ Mushala Prayer House (3) 73 56 21 79 9 130 94 90 .95 60 34
254
741
Mesjid Mosque
Gereja Church
Pura Shrine
Vihara Vihara
(4) 1 -
(5) -
(6) -
Balai Adat Public Hall (7) 28 26 -
1
-
-
54
Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Tengah Dalam Angka Tahun 2010
5.1.3. DAYA DUKUNG PEREKONOMIAN DAERAH Perkembangan sektor ekonomi merupakan indikator penting untuk mengetahui hasil pembangunan yang telah dicapai, serta untuk menentukan arah dan sasaran pembangunan di masa mendatang. Adapun aspek sosial ekonomi yang dipaparkan berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita.
5.1.3.1.
Struktur Ekonomi Struktur dan kegiatan ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Tengah dapat diamati dari
angka kontribusi masing-masing sektor terhadap total PDRB. Selama tahun 2007-2009, perkembangan kontribusi PDRB Kabupaten Hulu Sungai Tengah masih didominasi tiga sektor yaitu sektor pertanian, sektor jasa, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Ketiga sektor ini menyumbang sekitar 74% daripada PDRB yang tercipta di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Sampai dengan tahun 2009, tidak tampak pergeseran struktur ekonomi secara fundamental – masih didominasi Sektor Pertanian (40,49%), Sektor Jasa (19,42%), dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (14,15%). Namun berdasarkan perkembangan kontribusi (sektor dominan) ini selama tahun 2007-2009, pada tahun-tahun mendatang terdapat kecenderungan pergeseran. Selama periode tersebut, kontribusi sektor pertanian berangsur-angsur mengalami penurunan, sementara sektor jasa dan sektor bank/lembaga keuangan menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Di sisi lain dalam kurun waktu 5 tahun tersebut, nampaknya sektor-sektor lain – selain ketiga sektor di atas – belum cukup signifikan untuk menggeser peran ketiga sektor di atas dalam penciptaan PDRB di
5-
15
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa ketiga sektor ini (pertanian; jasa, serta perdagangan, hotel; dan restoran) merupakan pembentuk struktur ekonomi yang paling kuat pengaruhnya. Tabel 5.18. Perkembangan PDRB (Juta Rupiah) Kabupaten Hulu Sungai Tengah Menurut Harga Berlaku Tahun 2009 Tahun No.
Sektor
1 2 3 4 5 6
Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Telekomunikasi Bank, Lembaga keuangan Lainnya
7 8 9
Jasa-jasa
PRODUK DOMESTIK BROTO
2007*)
2008**)
2009**)
Persentasi Laju Tahun 2009 Pertumbuhan (%) (%) 41,21 26,25 0,60 29,74 6,86 8,00 0,31 12,34 3,46 21,45
554.259,69 7.029,12 108.417,57 4.765,33 48.824,60
641.229,04 9.028,67 124.698,34 5.491,90 56.017,84
809.562,48 11.714,13 134.674,21 6.169,72 68.031,43
205.878,48
232.374,62
261.203,54
13,30
12,41
90.329,96
101.165,10
124.420,41
6,33
22,99
92.553,27
106.846,97
123.615,12
6,29
15,69
298.415,75
369.742,61
425.091,36
21,64
14,97
1.410.473,78
1.646.595,09
1.964.482,40
100,00
19,31
Sumber: BPS Kabupaten Hulu Sungai Tengah Dalam angka 2010 Ket.: *) Angka Diperbaiki / Repaired Number **) Angka Sementara/ Temporary Number
Tabel 5.19. Perkembangan PDRB (Juta Rupiah) Kabupaten Hulu Sungai Tengah Menurut Harga Konstan 2000 Tahun 2009 Tahun No.
Sektor
1 2 3 4 5 6
2008**)
Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Telekomunikasi Bank, Lembaga keuangan Lainnya
354.629,40 3.893,40 81.836,94 2.533,50 37.444,78
386.616,88 4.329,70 85.811,13 2.738,02 41.053,21
423.344,43 4.735,89 89.782,81 2.963,35 43.528,88
129.402,15
140.478,20
147.913,78
14,36
5,29
62.396,75
63.825,06
68.277,71
6,53
6,98
56.056,77
58.175,76
61.953,17
5,95
6,49
Jasa-jasa
186.010,61
195.102,76
202.989,81
19,95
4,04
PRODUK DOMESTIK BROTO 914.204,30 978.130,72 1.045.489,83 Sumber: BPS Kabupaten Hulu Sungai Tengah Dalam angka 2010
100,00
6,89
7 8 9
2009**)
Persentasi Laju Tahun 2009 Pertumbuhan (%) (%) 40,49 9,50 0,45 9,38 8,77 4,63 0,28 8,23 4,20 6,03
2007*)
Ket.: *) Angka Diperbaiki / Repaired Number **) Angka Sementara/ Temporary Number
5.1.3.2.
Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan, serta untuk memberikan indikasi tentang sejauh mana aktivitas
perekonomian yang terjadi pada suatu periode tertentu telah menghasilkan tambahan pendapatan bagi penduduk.
5-
16
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Tengah selama tahun 2007-2009 yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000 mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami penurunan
sebesar
0,10% (tahun 2009). Perkembangan nilai investasi dari tahun 2004-2006 menunjukkan bahwa terjadi penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan jumlah investasi di Provinsi Kalimantan Selatan. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa tantangan Kabupaten Hulu Sungai Tengah dalam menarik investor semakin berat karena daerahnya bukan merupakan tujuan utama para investor yang ingin menanamkan modalnya dalam kawasan regional Provinsi Kalimantan Selatan.
5.1.3.3.
Pendapatan Per Kapita Pendapatan/PDRB per kapita dapat memberikan informasi tingkat kesejahteraan
penduduk di suatu wilayah. PDRB per kapita dapat dilihat dari dua sisi, yaitu PDRB per kapita atas dasar harga berlaku dan PDRB per kapita atas dasar harga konstan. Laju pertumbuhan PDRB per kapita yang riil biasanya didasarkan atas dasar harga konstan yang umumnya digunakan sebagai salah satu alat untuk mengukur ekonomi rakyat secara keseluruhan dalam arti luas, yaitu berapa banyak barang riil dan jasa-jasa yang dihasilkan untuk keperluan konsumsi dan investasi penduduk. Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten Hulu Sungai Tengah atas dasar harga berlaku selama kurun waktu 2007 sampai 2009, menunjukkan peningkatan yang cukup berarti pada setiap tahunnya yaitu tahun 2007 sebesar Rp.5.823.860, tahun 2008 sebesar Rp.6.743.030, sedangkan untuk tahun 2009 sebesar Rp.7.981.870. Jika dilihat dari PDRB per kapita atas dasar harga konstan, PDRB per kapita Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga menunjukkan kecenderungan pola yang naik, bahkan pada tahun 2009 kenaikannya cukup besar mencapai 4,58%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa selama 5 (lima) tahun terakhir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terjadi proses perbaikan dan kemajuan ekonomi. Kendatipun demikian angka PDRB per kapita tersebut belum dapat menggambarkan tingkat penyebaran pendapatan masyarakat di setiap strata ekonomi.
5.1.3.4.
Kedudukan, Peran Dan Fungsi Wilayah Dalam Konteks Regional Secara geografis, Kota Barabai sebagai pusat pertumbuhan Kabupaten Hulu
Sungai Tengah, memiliki keuntungan karena posisinya yang relatif sentral terhadap wilayah Pahuluan/Banua Anam dan berada pada persimpangan jalan regional dengan fasilitas transportasi skala regional. Posisi ini memberikan kesempatan bagi Kota Barabai menjadi kota transit (transit city) untuk pergerakan yang ada di wilayah Pahuluan/Banua Anam
5-
17
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
khususnya dan Kalimantan Selatan pada umumnya. Letak yang strategis ini memiliki peran dan fungsi yang besar dalam menentukan roda pertumbuhan dan perkembangan perekonomian wilayah. Sejalan dengan hal ini, dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Kota Barabai diposisikan menjadi salah satu Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) sebagai pusat pelayanan primer, meliputi penetapan Kota Barabai sebagai pusat layanan administrasi pemerintahan tingkat lokal; serta pusat layanan regional untuk industri, perdagangan dan jasa bagi Kota Rantau, Kandangan, Amuntai, Paringin dan Tanjung. Selain itu, Kota Barabai diarahkan sebagai pusat pengembangan Wilayah Pembangunan (WP) II Pahuluan/Banua Anam – HST, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Tabalong dan Balangan – menggantikan Kota Kandangan. Kondisi ini dapat memacu pertumbuhan perdagangan di kecamatan lain di wilayah Hulu Sungai Tengah, juga dapat memperlancar distribusi produksi pertanian dan industri pengolahan. Selain itu, Kota Barabai menjadi salah satu pusat industri kecil kosmetika tradisional. Pada mulanya, kosmetika tradisional tersebut hanya digunakan untuk upacara adat yang diwariskan secara turun-temurun ini. Namun seiring masuknya budaya niaga melayu, produksi kosmetika tradisional ini bergeser menjadi sebuah bisnis rumah tangga yang mampu mendorong peningkatan pendapatan keluarga. Industri kecil lainnya yang mendapatkan perhatian serius dari pemerintah setempat adalah usaha jamu tradisional dan industri kopiah. Pasaran kedua produk tersebut tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi sudah menjangkau pasar mancanegara. Kopiah, misalnya, sudah mampu menembus pasar Afrika dan Timur Tengah. Sedangkan di dalam negeri, kopiah sudah beredar di pasar grosir seperti Tanah Abang, Jakarta.
5.1.4. DAYA DUKUNG INFRASTRUKTUR 5.1.4.1.
Kondisi Penataan Bangunan Dan Lingkungan Kondisi penataan bangunan dan lingkungan yang dipaparkan meliputi intensitas
pemanfaatan lahan, kondisi fisik bangunan, komposisi garis langit (skyline) bangunan, ekspresi arsitektur bangunan.
A. Intensitas Pemanfaatan Lahan Intensitas pemanfaatan lahan meliputi: Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), ketinggian bangunan, Garis Sempadan Bangunan (GSB).
5-
18
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Tingkat penyebaran kepadatan di kawasan perencanaan bervariasi, berkisar antara 30%-80% dari luas lahan. Kondisi KDB di kawasan perencanaan adalah sebagai berikut: KDB 50%-60% merupakan KDB dominan, meliputi daerah pusat Kota Barabai, Jalan Havea Baru, Jalan Bhakti, Jalan Tri Kesuma dan Jalan Putri Harapan; KDB 30-50% berada pada bagian tengah Kota Barabai, meliputi Jalan Murakata, Jalan Sibli Imansyah, Jalan P. M. Noor, Jalan Ganesha; KDB 60-70% meliputi wilayah pasar, yaitu di Jalan Trikusuma, jalan Bima, wilayah Jalan HM. Ramli.
2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Secara umum, KLB di kawasan perencanaan berkisar antara 60–240. Kondisi KLB di kawasan perencanaan adalah sebagai berikut: Di Koridor Jalan H. Hasan Basry (mulai dari pertigaan Jl. Hasan Basry-Jl. Murakata sampai dengan pertigaaan Jl. Basry-Jl. PM. Noor) memiliki KLB berkisar antara 60->100 atau 1 – 2 lantai; Di Koridor Jalan H. Hasan Basry (sekitar wilayah Pasar I, Pasar II dan Pasar III) terdapat kompleks Pertokoan Pasar Murakata, serta pertokoan dan penginapan memiliki KLB 120– 240 atau 2 – 3 lantai; Pada pusat Kota Barabai (kawasan pemerintahan dan perkantoran) memliki KLB 60-100 atau 1 – 2 lantai. 3.
Garis Sempadan Bangunan (GSB) Menurut RPIJM Kab. HST tahun 2009, secara umum Garis Sempadan Bangunan (GSB) di kawasan perencanaan dapat dikatakan beraturan dan baik (GSB ≥1/2 ROW); hanya sebagian kawasan yang memiliki GSB kurang baik dan tidak beraturan (GSB <1/2 ROW). Kawasan perencanaan yang memiliki GSB baik, meliputi daerah pusat Kota Barabai (kawasan pemerintahan dan perkantoran). Sedangkan kawasan yang memiliki GSB kurang baik (GSB <1/2 ROW) meliputi Jalan Havea Baru, Jalan Hevea, Jalan Trikusuma, sebagian wilayah Pasar I, Pasar II dan Pasar III. Kondisi GSB di kawasan perencanaan sebagai berikut:
Sebagian besar bangunan pemerintahan dan perkantoran di pusat Kota Barabai memiliki GSB berkisar antara 10 – 11 meter;
Pada koridor Jalan H. Hasan Basry (sekitar wilayah Pasar I, Pasar II dan Pasar III) terdapat kompleks Pertokoan Pasar Murakata, serta pertokoan dan penginapan dengan GSB berkisar antara 5 – 10 meter;
5-
19
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Pada sebagian koridor Jalan Havea Baru, Jalan Hevea dan Jalan Trikusuma terdapat permukiman penduduk dengan GSB berkisar antara 1,5 – 3 meter.
Gambar 5.2. Potongan Melintang A-A’ GSB Pemerintahan dan Perkantoran di Pusat Kota Barabai
Gambar 5.3. Potongan Melintang B-B’ GSB Kopleks Perkotaan di Pusat Kota Barabai
5-
20
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Gambar 5.4. Potongan Melintang C-C’ GSB Kopleks Permukiman
4. Ketinggian Bangunan Secara umum, jumlah lantai di kawasan perencanaan berkisar antara
1 – 3
lantai dengan ketinggian bangunan antara 3-5 meter dari permukaan tanah, diukur dari as ke as lantai. Pola ketinggian di Pusat Kota seragam artinya hampir sama antar bangunan, misalnya Jalan Brigjen H. Hasan Basry, Jalan Trikusuma, Jalan P. M. Noor, Jalan Ulama. Sedangkan di wilayah lain memiliki pola ketinggian bangunan yang beragam. Jumlah bangunan berlantai dua umumnya terletak pada tiap-tiap perempatan dan pertigaan, yaitu di wilayah pertigaan Burung Enggang, pertigaan Jalan Sabli Imansyah, perempatan Jalan Perintis Kemerdekaan, dan sebagian besar wilayah Pasar I, Pasar II dan Pasar III. 5. Status Kepemilikan Lahan/Tanah Di luar dari lahan/tanah untuk publik (jalan, pedestrian way, ruang terbuka), lahan di kawasan rencana terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu: hak kepemilikan oleh pemerintah/negara, serta hak kepemilikan oleh masyarakat dan swata. Secara keseluruhan, status kepemilikan lahan di kawasan perencanaan didominasi hak kepemilikan masyarakat dan swata; terutama di koridor Jalan Hevea, Jalan Trikesuma, dan lapis kedua Jalan Hasan Basry. Hak kepemilikan oleh masyarakat dan swata terdiri dari: tanah yang merupakan hak milik (Sertifikat Hak Milik/SHM), serta tanah yang merupakan hak pakai dan hak lainnya (Sertifikat Hak Guna Bangunan/HGB, Sertifikat Hak Guna Usaha /HGU, segel adat, surat jual beli).
5-
21
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tabel 5.20. Hak Kepemilikan Lahan Oleh Pemerintah Kabupaten HST No
No. Sertifikat
Tanggal Penerbitan
Jenis Tanah
Luas
Lokasi Kel./Desa Barabai Selatan
Jalan Di sekitar Tugu Pancasila/Barisan Toko 7 (wilayah Pasar I, Pasar II dan Pasar III - pertigaan Jl. Hasan Basry dan Jl. Perintis Kemerdekaan ) Kawasan perkantoran Bupati (sekitar Jl. Dwi Dharma dan Jl. Bhakti - Koridor Jl. Hasan Basry)
1
Hp. No. 07 (sertifikat tidak ada)
29-Mar-03
Sebidang tanah Gedung Veteran Kab. HST
204
2
Hp. No. 11
23-Mar-04
Sebidang tanah Kantor DPRD
1.840
Barabai Selatan
3
Hp. No. 16
25-Agust-06
Sebidang tanah berdiri bangunan MIS Al Miftah
893
Barabai Darat
4
Hp. No. 18
24-Mar-04
Sebidang tanah pekarangan tempat cuci mobil
317
Barabai Selatan
5
Hp. No. 21
26-Apr-02
Sebidang tanah Kantor PU
1.283
Barabai Selatan
Kawasan perkantoran Bupati (sekitar Jl. Dwi Dharma dan Jl. Bhakti - Koridor Jl. Hasan Basry)
6
Hp. No. 25
29-Mar-03
Sebidang tanah berdiri bangunan dari kayu
565
Barabai Selatan
Kawasan perkantoran Bupati (di samping Rumah Dinas Bupati)
7
Hp. No. 28
25-Apr-05
1.354
Barabai Selatan
Kawasan perkantoran Bupati (sekitar Jl. Dwi Dharma dan Jl. Bhakti - Koridor Jl. Hasan Basry)
Sebidang tanah perumahan (Rumah Dinas Bupati) Sumber: Kantor Arsip Pemkab HST, 31 Juli 2008
Sekitar Koridor Jalan Hevea (perempatan Jl. Perintis Kemerdekaan - Jl. Hevea - Jl. Trikesuma) Kawasan perkantoran Bupati (sekitar Jl. Dwi Dharma dan Jl. Bhakti - Koridor Jl. Hasan Basry)
Sebaran kepemilikan lahan oleh pemerintah lebih terkonsentrasi di Kawasan perkantoran Bupati (sekitar Jl. Dwi Dharma dan Jl. Bhakti - Koridor Jl. Hasan Basry). Ada sebagian tanah di kawasan perencanaan yang status kepemilikannya tidak jelas/tanah sengketa, karena terjadi overlapping klaim penguasaan tanah antara pemerintah dan masyarakat – akibat kebakaran besar di pusat Kota Barabai tahun 1999, dokumen/arsip negara/pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (termasuk sertifikat kepemilikan tanah) banyak yang rusak atau hilang. B. Kondisi Fisik Bangunan Kondisi fisik bangunan meliputi: kondisi bangunan, kepadatan bangunan, konstruksi dan ekspresi arsitektur. Menurut hasil analisis dapat disimpulkan: 1. Kondisi Bangunan Kondisi bangunan di kawasan rencana sangat beragam, baik dilihat dari kondisi fisik (baik, sedang, buruk) maupun jenis struktur (permanen, semi permanent, temporer). Kondisi bangunan untuk kawasan pertokoan, perdagangan dan jasa relatif baik, terutama umur bangunan yang relatif lebih baru dan terdapat di sepanjang kiri kanan koridor Jalan Brigjen H. Hasan Basry. Kecuali permukiman penduduk di Kawasan Kampung Arab, Kawasan Hevea, Kawasan Kampung Kadi dan Mualimin, serta kawasan permukiman tepian Sungai Barabai di Jalan
5-
22
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Trikusuma (perempatan Jl. Perintis Kemerdekaan – Jl. Trikusuma – Jl. Hevea) memiliki kondisi buruk dan/atau berstruktur temporer, sehingga diperlukan penataan/peremajaan (redevelopment). 2. Konstruksi Bangunan Jenis konstruksi bangunan di kawasan rencana sangat beragam, baik dilihat dari jenis dan sistem struktur maupun material bangunan. Penyebaran bangunanbangunan berkonstruksi kayu masih terpola meliputi: bantaran Sungai Barabai dan wilayah jalan-jalan tua seperti Jalan Keramat, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Hevea, Jalan Trikusuma. Sedangkan, bangunan berkonstruksi modern menyebar di seluruh wilayah Kota Barabai, meliputi: Jalan H. Hasan Basry, Jalan Ganesha, Jalan P. M. Noor, Jalan Perwira, Jalan Bhakti dan jalan-jalan utama di Kota Barabai. Bangunan tua dan bangunan tradisional; sebagian besar menggunakan material kayu
dengan
sistem
konstruksi
yang
masih tradisional dan
konvensional; Bangunan baru dan modern; menggunakan konstruksi beton dan sistem struktur modern. Bangunan-bangunan pemerintahan seperti Kantor Bupati, Masjid Agung dan Stadion Barabai sudah menerapkan sistem sruktur yang modern. 3. Kepadatan Bangunan Tinjauan kepadatan bangunan di kawasan perencanaan diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Dikategorikan tinggi apabila jumlah bangunan setiap Ha ≥40 bangunan, sedang (20 – 40 bangunan/Ha) dan rendah ≤20 bangunan/Ha.
Kawasan perencanaan yang memiliki tingkat kepadatan bangunan tinggi, meliputi Kawasan Pasar Lama (sebagian wilayah Pasar I, Pasar II dan Pasar III), Kawasan Kampung Arab, Kawasan Hevea, Kawasan Kampung Kadi dan Mualimin, serta kawasan permukiman tepian Sungai Barabai di Jalan Trikusuma;
Kawasan perencanaan yang memiliki tingkat kepadatan bangunan sedang hingga rendah berada di kawasan pemerintahan dan perkantoran (Jalan H. Hasan Basry), Jalan Murakata, Jalan Sibli Imansyah, Jalan P. M. Noor, Jalan Ganesha.
C. Komposisi Garis Langit Bangunan/Skyline Garis langit bangunan di kawasan rencana relatif datar, hanya sedikit terdapat penonjolan ketinggian. Garis langit di kawasan rencana tidak terlalu signifikan, karena
5-
23
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
view dari jalan tidak memperlihatkan secara jelas, kecuali view dari sungai yang dapat melihat deretan garis langit bangunan dengan sangat jelas. D. Ekspresi Arsitektur Bangunan Karakter arsitektural bangunan dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok, yaitu arsitektur tradisional, arsitektur lokal (tropis secara umum), arsitektur modern, dan arsitektur post modern, Arsitektur Kolonial atau Post Kolonial. Arsitektur Modern/Post Modern; meliputi sebagian wilayah Kota Barabai terutama di pusat kota, yaitu Jalan Ganesha, Jalan P. M. Noor, Jalan Perwira dan Jalan Bhakti; Arsitektur Lokal (tropis secara umum); meliputi wilayah Kota Barabai, yaitu di Jalan H. Hasan Basry, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Trikusuma. Arsitektur Kolonial atau Post Kolonial; terdapat di kawasan perdagangan lama Kota Barabai – dahulu dikenal dengan sebutan Pasar Seng – dimana kawasan ini masih terdapat bangunan asli bercorak Arsitektur Post Kolonial (dikenal dengan Barisan Toko Tujuh). Arsitektur Tradisional; jumlahnya sangat sedikit, misalnya di Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Trikusuma, di bantaran Sungai Barabai dan sekitar Kawasan Pasar Lama (sekitar wilayah Pasar I, Pasar II dan Pasar III).
5.1.4.2.
Kondisi Permukiman Wilayah kawasan permukiman perkotaan adalah kawasan Ibukota Kecamatan,
yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah tentang penetapan batas wilayah kota di lingkungan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Kegiatan dominan difungsikan untuk kegiatan yang bersifat kekotaan dan merupakan orientasi pergerakan penduduk yang ada pada wilayah sekitarnya. Sedangkan kawasan permukiman pedesaan adalah suatu kawasan untuk permukiman dimana dominasi kegiatan adalah lahan pertanian, tegalan, perkebunan dan lahan kosong serta aksesibilitas umumnya kurang baik, jumlah sarana dan prasarana penunjang juga terbatas atau hampir tidak ada. Permukiman perdesaan pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk peningkatan pendapatan masyarakat melalui pemanfatan pekarangan untuk kegiatan penanaman buah-buahan, sayur-sayuran atau tanaman lainnya yang bernilai ekonomis. Dari peta tersebut terlihat beberapa jenis penggunaan lahan eksisting. Permukiman terkonsentrasi pada kota-kota, dimana semakin besar orde kota semakin terkonsentrasi permukiman. Permukiman lainnya tersebar secara linear mengikuti dimana terdapat jalur jalan, dimana semakin besar kelas jalannya, maka semakin tebal (banyak) permukiman di sepanjang jalan tersebut.
5-
24
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
5.1.4.3.
Kondisi Pengelolaan Air Minum Menurut data MDGs Air Minum, Cakupan pelayanan air minum pada daerah
perkotaan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah baru mencapai 71,58%, yang meliputi sistem perpipaan sebanyak 69,58% dan sistem non perpipaan yang terlindungi sebanyak 2%. Diperkirakan masih terdapat masyarakat miskin di perkotaan yang belum terlayani air minum baik dengan sistem perpipaan maupun sistem non perpipaan yang terlindungi sebanyak 6.552 jiwa (28,24%). Cakupan pelayanan air minum pada daerah perdesaan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah baru mencapai 26% dari seluruh penduduk perdesaan, yang meliputi sistem perpipaan 23% dan sistem non perpipaan yang terlindungi 3%. Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah masih terdapat IKK rawan air minum sebanyak 3 IKK, dan desa rawan air minum sebanyak 48 desa. Meskipun sebagian kawasan saat ini telah memperoleh pelayanan air bersih dari PDAM, baik secara sambungan langsung maupun kran umum, tetapi sebagian besar masyarakat (khususnya penghuni di tepian Sungai Barabai) masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan air bersih sehari-hari mandi, cuci dan kakus (MCK). Jamban dan kamar mandi terapung masih sering digunakan oleh penduduk yang bermukim di sepanjang bantaran Sungai Barabai.
5.1.4.4.
Kondisi Pengelolaan Air Limbah
A. Sistem Pengelolaan Sanitasi itu adalah bagian dari sistem pembuangan air limbah yang menyangkut pembuangan air kotor dari rumah tangga, kantor, hotel, pertokoan, (air buangan dari WC, air cucian dan sebagainya). Selain dari rumah tangga, air limbah itu sendiri pada dasarnya berasal dari berbagai sektor seperti industri, pertanian, kesehatan, dan lainlain. Sumber utama air limbah rumah tangga dari masyarakat adalah berasal dari perumahan dan daerah perdagangan. Untuk daerah tertentu, banyaknya air limbah dapat diukur secara langsung. 1. Sistem Sanitasi Setempat (On Site Sanitation) Proses pembuangan dan pengolahan air limbah dilakukan secara bersamaan di tempat yang biasanya menggunakan cubluk atau septiktank. Pembuangan air limbah dengan sistem ini dalam praktek sehari-harinya dapat kita lihat dalam kegiatan: a.
Individual, yaitu sistem pembuangan melalui kloset, peturasan yang dilakukan oleh masing-masing keluarga pada setiap rumah.
5-
25
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
b.
Komunal, yaitu sistem pembuangan melalui kloset yang dilakukan secara bersama-sama oleh beberapa keluarga yang biasanya berupa jamban jamak, MCK umum, atau septiktank komunal.
2. Sistem Sanitasi Tidak setempat/ Terpusat (Off Site Sanitation) Proses pembuangan air limbah atau penyaluran air limbah yang berasal dari rumah-rumah dan berbagai fasilitas lainnya seperti air sisa mandi, air sisa cucian, dan seterusnya serta air limbah yang berasal dari sisa-sisa proses industri yang kemudian dialirkan melalui jaringan perpipaan menuju IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk diolah secara terpusat. Pada dasarnya sistem sanitasi dibedakan 2 tipe menurut skala layanan yaitu sistem rumah tangga dan sistem sanitasi masyarakat. Sistem sanitasi rumah tangga itu meliputi: a.
Lubang kakus, pada dasarnya terdiri dari papan lemping pada lubang tanah yang ditutup dengan super struktur, merupakan fasilitas umum yang ditemukan di pedesaan dan area yang tidak ramai (kepadatan penduduk kurang dari 300500 orang per hektar). Lubang kakus sederhana memberi peningkatan pada serangga dan masalah penyakit lama yang menyebabkan pengembangan tipe perbaikan seperti lubang kakus berventilasi (VIP_Latrine) dan Reed Odour Earth Closet (ROEC).
b.
Toilet Pour_Flush (PF Toilet), pada intinya lubang kakus dalam bentuk atau perbaikan tipe, yang mana papan pendek dibuat dengan segel air. Terutama jika papan pendek tidak pada jumlah kakus itu sendiri, toilet PF bisa dipasang di dalam rumah.
c.
Toilet Pengkomposan, ketika beroperasi pada sejumlah mode, seperti toilet kolong ganda pengkomposan (DVC), juga sama penting seperti kakus lubang sekarang dengan dua kolong pendekatan meskipun satu. Ketika satu kolong kira-kira tiga perempat penuh diisi dengan tanah dan disegel, setelah abu dan bahan organik ditambahkan untuk menyerap bau dan kelembaban. Kolong lain kemudian digunakan untuk suatu masa untuk membuat kompos aman digunakan sebagai pupuk tanah (yakni, kira-kira satu tahun).
d.
Aquaprivies, terdiri dari papan pendek diatas septiktank kecil yang menghilangkan pengaruhnya pada rendaman jauh. Tanki biasanya perlu dibersihkan setiap dua atau tiga tahun.
Sedangkan pada sistem sanitasi masyarakat, hal itu meliputi :
5-
26
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
a.
Timba kakus; timba ditempatkan pada kolong besi dan secara langsung di bawah plat pendek secara periodik dikosongkan oleh pekerja pembersih atau binatang pemakan bangkai. Kotoran manusia yang terkumpul diambil kemudian ditempatkan ke tempat pemberian perlakuan. Umumnya sistem ini diperbolehkan.
b.
Toilet Vault; toilet ini mirip dengan toilet PF kecuali toilet tersebut ditutup. Dalam interval yang teratur toilet vault tersebut dikosongkan oleh pompa dan dikumpulkan ke dalam truk.
c.
Pembuangan kotoran; pembuangan kotoran konvensional memerlukan kirakira 10-20 liter air masing-masing penyiraman, dengan demikian mematasi penggunaan rumah-rumah dengan penghubungan rumah kepada sistem suplai air.
Penataan dan pengelolaan air limbah domestik (berasal dari rumah tangga) di kotakota di Kalimantan Selatan selain Banjarmasin (Banjarbaru, Martapura, Marabahan, Pelaihari, Rantau, Kandangan, Barabai, Amuntai, Paringin, Tanjung, Kotabaru dan Batulicin), pada saat sekarang belum ada institusi yang melakukannya secara khusus. Penataan dan pengelolaan air limbah dilakukan baru terbatas pada himbauan dari pemerintah daerah setempat kepada masyarakat agar senantiasa menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan permukiman, termasuk kebersihan saluran dan sungai-sungai yang ada di dalam kota. Sedangkan limbah industri relatif belum ada atau sangat kecil sekali yang berasal dari rumah sakit, pertokoan, industri kecil dan pasar. Sedangkan limbah industri relatif belum ada atau sangat kecil sekali. Kecilnya perhatian terhadap penataan dan pengelolaan air limbah domestik di kotakota tersebut memiliki beberapa alasan sebagai berikut:
Tingkat kepadatan penduduk masih rendah;
Air limbah yang dihasilkan tingkat pencemarannya masih kurang;
Penanganan air limbah belum masuk skala prioritas;
Belum ada institusi yang menangani secara khusus;
Tingkat pertumbuhan industri / pabrik relatif masih kurang;
Kemampuan lahan untuk meresapkan air masih cukup tinggi;
Penggunaan lahan untuk kawasan permukiman relatif masih sedikit;
Keseimbangan ekosistem relatif masih stabil;
Permasalahan lingkungan masih sederhana.
Kondisi pengelolaan limbah di masing-masing di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
5-
27
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tabel 5.21. Kondisi Pengelolaan Air Limbah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Sistem Data Umum Tahun 2005
Sistem On Site Tangki Septik Tank Individu Tangki Septik Tank Komunal Dengan Cubluk Melakukan pengurasan lumpur Sistem off site terpusat Sistem off site lokal Tidak terlayani
Hulu Sungai Tengah Jmh Pend. 243.573 Jmh KK 67.931 KK 2 Kepd. 140 jiwa/km Laju 1,33 % 50 % KK, hanya dengan tangki septik Sebagian besar, 40 % Tidak ada Diperkirakan sekitar 20 % Diperkirakan belum ada Belum ada Belum ada Diperkirakan sekitar 30 %, dibuang ke sungai atau tidak punya jamban keluarga
Sumber: MDGs
B. Tingkat Kesehatan Masyarakat Dan Lingkungan Umur Harapan Hidup (AHH) penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah 62,2 tahun pada tahun 2005. Selain itu, Angka Keluhan Kesehatan (AKK) yang dialami warga Kabupaten Hulu Sungai Tengah, menunjukkan angka yang relatif rendah yaitu sebesar 18,7 %. Rendahnya AKK menunjukkan kesehatan penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah relatif baik, dimana kesehatan seseorang sangat dipengaruhi gaya hidup, gizi, kondisi lingkungan, serta banyak hal lainnya. Pelayanan PDAM telah mencakup 8 kecamatan: Haruyan, Labuan Amas Selatan, Labuan Amas Utara, Pandawan, Barabai, Batu Benawa, Batang Alai Selatan, dan Batang Alai Utara. Ke depan, sedang dikembangkan jaringan dan intake untuk menjangkau kecamatan lainnya yang belum terlayani. Saat ini terus dilakukan secara bertahap program interkoneksi jaringan antar kecamatan dengan wilayah cakupan layanan sebesar 16,67 %. Sumber air baku yang digunakan pada umumnya adalah air permukaan dari air Sungai Barabai, Sungai Pagat dan sungai lainnya. Kondisi air yang jelek (tidak layak minum) dan kurangnya jumlah air yang dikonsumsi bisa mengakibatkan berbagai macam penyakit. Penyakit yang terjadi akibat kualitas air yang kurang baik yaitu diare tercatat sebanyak 732 penderita dari 10 Puskesmas di Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada tahun 2005. C. Prasarana Dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Secara umum, pengelolaan air limbah domestik (berasal dari rumah tangga) di kotakota di Kalimantan Selatan selain Banjarmasin (Banjarbaru, Martapura, Marabahan, Pelaihari, Rantau, Kandangan, Barabai, Amuntai, Paringin, Tanjung, Kotabaru dan Batulicin), pada saat sekarang belum ada institusi yang melakukannya secara khusus.
5-
28
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Hal ini menyebabkan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah masih bersifat on site dimana sistem penanganan air limbah domestik yang dilakukan secara individual dengan
fasilitas
dan
pelayanan
dari
satu
atau
beberapa
bangunan,
yang
pengolahannya diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber.
5.1.4.5.
Kondisi Pengelolaan Persampahan
A. Gambaran Umum Apabila dilihat dari jenisnya, volume pelayanan pengelolaan per-sampahan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah saat ini cukup berimbang antara layanan pengelolaan sampah domestik dan sampah non domestik. Untuk sampah domestik, merupakan sampah yang bersumber dari aktivitas rumah tangga, sedangkan untuk sampah non domestik pelayanan pengelolaan persampahan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah lebih didominasi oleh sampah yang bersumber dari aktivitas pasar dibanding aktivitas lain seperti institusi perkantoran dan fasilitas umum yang relatif masih sedikit. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terletak di Desa Telang, Kecamatan Bt. Alai Utara dengan luas 7 Ha dan sudah terisi sebanyak 5 Ha (71,46 %) yang berjarak 12,35 km (dari Simpang 3 Mandingin) dengan pengelolaan menggunakan sistem controlled landfill. Skala pengelolaan sampah di Kota Barabai menurut (draft Kriteria Teknis Prasarana dan Sarana Sistem Pengelolaan Persampahan, Departemen PU, 2006), adalah Skala Kota, yaitu pengelolaan yang dilakukan untuk melayani sebagian masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah kota. Pengelolaan sampah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah khususnya kota Barabai mulai dari pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir ditangani oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH). B. Kondisi Sistem Prasarana Dan Sarana Pengelolaan Persampahan Pelayanan pengelolaan persampahan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah sebesar 75,00 m3/hari, lebih didominasi oleh sampah yang bersumber pada aktivitas pasar yaitu sebesar 33,00 m3/hari dan rumah tangga sebesar 32,00 m3/hari nya. Sedangkan timbulan sampah dari aktivitas institusi/ perkantoran, fasilitas umum dan lainnya masih relatif sedikit. Volume sampah yang tertangani di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dapat dilihat pada Tabel berikut.
5-
29
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tabel 5.22. Volume Sampah Yang Ditangani Berdasarkan Jenisnya Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah No. 1 2 3 4 5
3
Sumber Sampah
Volume (m /hari)
Pasar Rumah tangga Sampah alam Institusi / kantor Fasilitas umum Jumlah
33,00 32,00 3,00 4,00 3,00 75,00
Sumber: Database Persampahan Kalsel, 2007
Jumlah penduduk yang mampu terlayani di Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah sebesar 37.584 jiwa atau sebesar 73,88 % dari jumlah penduduk di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dari jumlah penduduk yang mampu terlayani persampahan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah sebanyak 37.584 jiwa, maka termasuk kategori kota kecil sehingga standar volume timbulan sampah yang dipergunakan adalah 2,5 liter/orang/hari. Dengan demikian volume timbulan sampahnya adalah 93,96 m3/hari (Perhitungan Standar Dinas Pekerjaan Umum-DPU). Luas wilayah pelayanan adalah seluas 26,49 km2 atau sebesar 45,46 % dari luas wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Kondisi wilayah layanan pengolahan persampahan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 5.23. Wilayah Pelayanan Persampahan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Luas Wilayah (km 2) No
Nama Kelurahan / Desa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Barabai Utara Barabai Timur Barabai Selatan Barabai Barat Barabai Darat Bukat Awang Besar Ayuang Babai Bakapas Banua Budi Banua Jingah Banua Binjai Benawa Tengah Gambah Kayu Bawang Mandingin Pajukungan Matang Ginalon Jumlah Persentase (%)
Luas Wilayah Kota 2,00 1,00 1,52 2,00 2,00 3,52 3,53 5,00 1,75 4,50 3,50 4,00 3,50 2,25 2,50 3,00 5,00 4,00 3,70 58,27 -
Luas Wilayah Pelayanan 2,00 1,00 1,52 2,00 2,00 3,52
3,50 2,25
5,00 3,70 26,49 45,46
Jlh. Penduduk Kota (Jiwa) Jumlah Jumlah Penduduk Penduduk Kota Terlayani 5.124 5.124 4.098 4.098 1.835 1.835 3.641 3.641 8.344 8.344 2.969 2.969 1.115 1.697 1.359 1.231 1.481 2.161 2.062 2.062 3.779 3.779 1.503 1.485 3.880 3.880 1.259 1.852 1.852 50.875 37.584 73,88
Kecamatan
Barabai
Pandawan
Sumber: Database Persampahan Kalsel, 2007
Jumlah sarana pengangkutan sampah di Kota Barabai yaitu 45 unit yang meliputi Dump Truck 5 unit, Amroll Truck 2 Unit, Mobil pickup 1 unit. Jumlah dan kondisi sarana
5-
30
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
pengangkutan sampah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 5.24. Sarana dan Prasarana Persampahan Kompleks Perumahan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah No 1
2
3 4 5
6
7 8
9 10
11 12
Jenis Peralatan/Merk/Tipe/Kapasitas Dump Truck: - Toyota/By 42/3431 CC - Toyota/By 43/3660 CC - Isuzu/TLD 56/3300 CC - Toyota/By 43/2368 CC - Toyota Dyna Arm Rool Truck: - Toyota/By 43/3660 CC - Isuzu/TLD 56/4334 CC - Hino Tangki Air: - Isuzu Excavator: - Komatsu/PC 200/123 HP Mobil Pick Up: - Toyota Kijang - Toyota Hilux TPS - Bak kayu - Pas bata - Kontainer - Tong - Tempat sampah beton - Tempat sampah tunggal plastik - Tempat sampah double plastik - Tempat sampah dorong - Gerobak sampah - Gerobak sampah bermesin Mesin rumput - Tonaka - Tomikagaka Mist Blower - Solo Peralatan Lain - Cangkul - Sekup - Linggis - Gancu - Parang - Gergaji Transfer Depo 540 m² TPA 90000 m²
Jumlah (Buah)
Kondisi Alat Baik Rusak
1 2 1 1 2
1 2 1 1 2
1 1 1
1 1 1
1
1
1
1
1 1
1 1
122 35 13 152 50 100 150 50 39 3
122 35 13 152 50 100 150 50 39 3
6 1
6 1
3
2
10 5 4 4 2 1 1 1
10 5 4 4 2 1 1 1
1
Sumber: Badan Pengelola Lingkungan Hidup kab. HST dalam Laporan Volume Sampah Kota Barabai 2009
Upaya pengurangan sampah melalui berbagai kegiatan 3R (reduce, reuse, recycle) belum ada sehingga praktis seluruh timbulan sampah akan diangkut langsung ke TPA. Pola Penanganan sampah dari sumber sampai dengan pembuangan/pengolahan akhir dilakukan tanpa penanganan khusus.
5-
31
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Pewadahan: dilakukan oleh individu dalam bak sampah yang telah tersedia atau dengan kantong-kantong plastik untuk dikumpulkan dan diangkut oleh petugas pengangkut sampah ke TPS atau Transfer Depo yang ada. Pengumpulan: Pengumpulan sampah dilakukan di TPS yang telah tersedia yaitu sebanyak 108 TPS. Kontruksi TPS di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebagain besar berupa bak kayu. Kondisi dan titik-titik lokasi TPS di pada Kabupaten Hulu Sungai Tengah dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5.25. Lokasi TPS Kabupaten Hulu Sungai Tengah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Lokasi Jl. Murakata Jl. H.M. Syarkawie Jl. H. Sibli Imansyah Jl. Antasari Jl. Abdul Muis Redhani Jl. H. Hasan Baseri Jl. Karamat Manjang Komplek Pasar Baru Komplek Pasar Lama Jl. Ulama Jl. Kamasan Jl. Sarigading Jl. Pangeran H. M. Noor Jl. H. Damanhuri Jl. Surapati Komplek Kenanga Komplek Melati I Komplek Melati II Jl. Kampung Melayu Jl. Maha'a Jl. Bungur Jl. Bhakti Jl. Kartini Jl. Bintara Jl. Bhima Jl. Pasar I Jl. Perintis Kemerdekaan Jl. SMP Jl. Komplek Pelajar Jl. Hevea Jl. Trikesuma Jl. H. M. Ramli Jl. Mualimin Jl. Telaga Sei Tabuk Jl. Banua Binjai Komp Bawan Permai Istiqamah Putera Istiqamah Puteri Komp Batung Permai Komplek PU Kantor Pemda Rumah Bupati Gedung Murakata Jl Asrama Polisi Pagat
Jenis Konstruksi Pas Bak KontiBata Kayu ner 4 2 1 2 2 5 6 5 3 1 4 6 2 1 1 4 5 3 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 3 2 1 1 10 1 2 4 1 1 5 2 3 3 4 5 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1
Pewadahan (Bak/Tong)
2 2 15
2
1 2 2 2
2 4 2 2
Kondisi TPS Baik 6 3 2 5 6 4 3 10 2 1 1 4 7 1 2 1 3 3 1 2 2 4 2 5 1 1 10 3 4 1 5 5 7 4 2 1 2 2 4 2 1 1 1 1
Rusak
1 1
1
1
1
5-
32
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
No 45 46 47 48 49 50 51 Sumber:
Lokasi Batalyon 621 Barabai Terminal P Hambawang Pasar PT Hambawang Pasar Birayang Terminal Birayang Guntur Permai Jl Garuda JUMLAH
Jenis Konstruksi Pas Bak KontiBata Kayu ner 9 1 1 1 1 1 1 2 47 100 13
Pewadahan (Bak/Tong)
Kondisi TPS Baik
Rusak
9 1 1 1 1 114 2 2 152 155 5 Badan Pengelola Lingkungan Hidup kab. HST dalam Laporan Volume Sampah Kota Barabai 2009
Pemindahan dan Pengangkutan, menggunakan sarana angkutan yang ada berupa dump truck, arm roll truck dan mobil pick up, serta gerobak sampah. Pengolahan dan Pembuangan Akhir di TPA dilakukan dengan cara open dumping. TPA telah dilengkapi dengan alat berat yaitu excavator dalam proses pengelolaan sampah, sehingga mempermudah proses pengolahan akhir sampah di TPA.
C. Aspek Pendanaan Aspek pendanaan bidang persampahan Kabupaten Hulu Sungai Tengah diperoleh berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Dati II Hulu Sungai Tengah No. 6 tahun 1997 tantang perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Hulu Sungai Tengah Nomor: 01 Tahun 1992 tentang Pengelolaan dan Retribusi Sampah. Penetapan besarnya tarif retribusi sesuai pengelompokan berdasarkan tingkat daya listrik yang digunakan dan penarikannya bekerjasama dengan PLN. Penarikan retribusi sampah rumah tangga dan gedung kantor dilakukan oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH), sedang retribusi sampah lainnya dilaksanakan oleh UPTD pengelola pasar. Besarnya tarif retribusi sampah untuk Kota Barabai dapat dilihat pada Tabel berikut.
5-
33
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tabel 5.26. Tarif Retribusi Sampah Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Sumber: Badan Pengelola Lingkungan Hidup kab. HST dalam Laporan Volume Sampah Kota Barabai 2009
D. Aspek Kelembagaan Pelayanan Persampahan Institusi pengelola persampahan kota Barabai menurut Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Hulu Sungai Tengah Nomor 13 Tahun 2007 adalah dilakukan oleh Badan Pengelola
Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Hulu
Sungai
Tengah.
Pelaksanaan
pengelolaan persampahan di lapangan diolakukan oleh petugas khusus kebersihan yaitu tenaga kontrak pasukan kuning yang jenis pekerjaannya dikelompokkan menjadi: Petugas kebersihan persampahan angkutan truk sampah Petugas kebersihan persampahan pasar dan terminal Petugas kebersihan persampahan jalan dan bahu jalan Petugas kebersihan persampahan saluran drainase Petugas kebersihan persampahan ruang trebuka hijau Petugas kebersihan transfer depo Petugas kebersiihan persampahan TPA
5-
34
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tabel 5.27. Daftar Petugas Kebersihan Persampahan Kota Barabai Tahun 2009 No
Petugas Kebersihan
Jumlah (Orang)
1
Sopir
8
2
Sopir cadangan
2
3
Angkutan truk
17
4
Pasar Keramat Barabai
6
5
Terminal Pedesaaan Barabai
2
6
Terminal/pasar agribisnis Barabai
2
7
Pasar lama/Plaza/Pasar Garuda Barabai
21
8
Pujisera
1
9
Jalan dan bahu jalan
9
10
Saluran drainase
12
11
Ruang terbuka hijau
27
12
Terminal dan Pasar Pantai Hambawang
3
13
Terminal dan Pasar Birayang
2
14
Transfer Depo
1
15
TPA Telang
2
16
Listrik Jumlah
1 116
Sumber: Badan Pengelola Lingkungan Hidup kab. HST dalam Laporan Volume Sampah Kota Barabai 2009
Pengelolaan yang ditangani oleh tingkat sub dinas dalam suatu dinas yang menangani 2 bidang yaitu Pekerjaan umum, dan pengembangan wilayah menunjukkan pengelolaan akan berjalan kurang optimal karena perhatian akan menjadi kurang terfokus serta tanggungjawab dalam kebijakan terutama pengelolaan pendanaan harus melalui beberapa tahapan birokrasi. Pelaksanaan pengelolaan persampahan adalah skala kota yang khusus melayani Kota Barabai, sedangkan daerah lain dilayani sesuai permintaan atau bahkan tidak dilayani (pengolahan sampah secara swadaya dengan dibakar atau ditimbun). E. Aspek Peraturan Perundang-undangan Peraturan perundangan terkait bidang pengelolaan sampah yang telah ada saat ini adalah Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Hulu Sungai Tengah Nomor 6 Tahun 1997 yang mengatur mengenai hal retribusi dalam penyelenggaraan kebersihan dan pengelolaan sampah. F.
Aspek Peran Serta Masyarakat Pembayaran retribusi dalam penyelenggaraan kebersihan dan kegiatan pengelolaan sampah merupakan salah satu wujud peran serta masyarakat dalam pengelolaan
5-
35
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
persampahan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Bentuk lain dari peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan adalah dengan pewadahan sampah di lokasi bak-bak sampah yang tersedia. Namun pembakaran sampah masih banyak dijumpai khususnya oleh masyarakat yang berada di luar Kota Barabai mengingat masih terbatasnya wilayah cakupan layanan untuk saat ini. Begitu pula halnya dengan pemilahan sampah yang pada umumnya masih dilakukan secara sporadis. Secara umum sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tabel 5.28. Sistem Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah No (1) 1
2
Uraian (2) Pengelolaan a. Kelembagaan - Bentuk Institusi - SDM b. Wilayah pengelolaan c. Peran serta swasta Teknik Operasional a. Cakupan pelayanan b. Perkiraan timbunan sampah c. Timbulan sampah yang terangkut - permukiman - non-permukiman - total - Kapasitas layanan TPA
Satuan (3)
Volume (4)
Keterangan (5)
Badab Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Orang 116 Petugas kebersihan : 116 orang Kota Barabai Tidak ada Luas wil Kab HST: 58,27 Km2 Luas wilayah layanan: 26,49 Km2
% m3/hari
93,96
m3/hari
32,00
3
43,00
3
75,00
3
75,00
m /hari m /hari m /hari
Jumlah penduduk terlayani: 73,48%
Pasar, Institusi/perkantoran, Fasum, Jalan Persentase layanan: 79.82% dari jumlah timbulan sampah per hari
- Kapasitas layanan Truk 7 unit Kondisi baik pengumpulan sampah sampah 3 Pembiayaan a. Biaya pengelolaan Rp/tahun 1.392.929.000 Tahun 2006 b. Pendapatan retribusi Rp/tahun 4.497.000 Tahun 2006 4 Hukum dan Peraturan Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Nomor 13 Tahun 2007 5 Sosialisasi pengelolaan sampah ke masyarakat Sumber : Hasil Analisis
2.6.6
Kondisi Drainase
A. Gambaran Umum Luas wilayah urban Kota Barabai yaitu 26,49 Km2 dengan total penduduk 50.875 jiwa. Sedangkan di wilayah urban, penduduk kota Barabai adalah 37.584 jiwa. Tingkat pelayanan drainase berdasarkan jumlah penduduk mencapai 73,88%. Kondisi topografi Kota Barabai termasuk dalam kategori landai hingga bergelombang dengan kelerengan 3-15%. Kota Barabai berada pada ketinggian 0 - 25 mdpl atau merupakan daerah dataran rendah yang memiliki curah hujan rata-rata 208 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan sebanyak 16 hari. Secara topografi, Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdiri dari 3 (tiga) kawasan yakni: kawasan rawa, dataran rendah, dan wilayah pegunungan Meratus. Sebanyak 19,26% wilayah kota Barabai merupakan lahan terbangun yang
5-
36
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
meliputi areal perkantoran, pemukiman, jalan dan sarana publik lainnya, serta 39,22% adalah areal persawahan tadah hujan. Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah utamanya Kota Barabai dilewati sungai Barabai yang merupakan sungai utama di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
B. Kondisi Sarana Dan Prasarana Drainase Kota Barabai Jaringan drainase yang terdapat di Kota Barabai berupa saluran permanen dan alamiah penampung dan penyalur air hujan. Saluran-saluran permanen yang merupakan drainase mikro terdiri dari jaringan-jaringan saluran sekunder dan tersier sebagian besar berupa saluran terbuka berbentuk U maupun persegi dan saluran-saluran tertutup yang terdapat di sepanjang jalan yaitu pada kedua sisi jalan raya. Selain pada sisi jalan raya, saluran-saluran drainase buatan juga terdapat pada kawasan pemukiman yang umumnya adalah saluran tersier drainase. Sedangkan saluran drainase alamiah adalah sungai-sungai yang berada dalam wilayah Barabai. Sungai-sungai di wilayah Barabai dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.29. Saluran Drainase Utama Kota Barabai No.
Nama Saluran
Status/Fungsi
1
Sungai Barabai
Sungai Utama
2
Sungai Telaga
Anak Sungai
3
Sungai Tabuk
Anak Sungai
Keterangan Outlet aliran/ buangan
Sumber: Database Drainase dan Persampahan KalSel 2007
Sungai yang ada di wilayah kota Barabai juga dimanfaatkan warga untuk sarana MCK, terutama dimanfaatkan oleh warga kurang mampu. Kondisi ini selain tidak baik untuk kesehatan, juga dapat mengakibatkan penyempitan aliran sungai karena warga kerap mendirikan bagunan permanen dan semi permanen di sisi sungai. Di kabupaten Hulu Sungai Tengah khususnya kota Barabai terdapat saluran-saluran drainase sekunder dan tersier. Saluran sekunder umumnya terdapat di sisi jalan utama dan wilayah pusat kota, sedang saluran tersier lebih banyak terdapat di areal pemukiman warga. Panjang saluran sekunder dan tersier di wilayah kota Barabai dapat dilihat pada tabel berikut.
5-
37
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tabel 5.30. Panjang Saluran Drainase di Kota Barabai Jenis Saluran
Panjang (m)
Primer
-
Sekunder
16.463,80
Tersier
770,00
Kwartier
-
Sumber: Database Drainase dan Persampahan KalSel 2007
Kondisi dinding saluran yang rusak (roboh), tersumbat sampah (terutama pada kawasan pasar dan pemukiman) dan sedimentasi oleh lumpur, slope (kemeringan) saluran yang kurang mengakibatkan kurang optimalnya kinerja saluran drainase yang ada di Kota Barabai. Hal tersebut mengakibatkan beberapa genangan di wilayah kota Barabai saat hujan, selain juga dikarenakan intensitas hujan yang tinggi. Kawasan kota Barabai yang teridentifikasi mengalami genangan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.31. Daerah Genangan di Kota Barabai No. 1
Nama Wilayah
Penyebab
Kawasan sekitar aliran sungai Barabai
Intensitas hujan yang tinggi, luapan air
sungai
Barabai
akibat
penyempitan aliran oleh bangunan Sumber: Database Drainase dan Persampahan KalSel 2007
C. Kelembagaan Pengelolaan Drainase Kota Barabai Pengelolaan sistem drainase Kota Barabai dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Pengelolaan sistem drainase yang hanya dilakukan oleh satu instansi akan memberikan keuntungan yaitu lebih mudah melakukan perencanaan pembangunan sistem drainase, pemeliharaan saluran drainase yang ada lebih mudah dikoordinasi, serta penanganan genangan akibat kurang berfungsinya sistem drainase perkotaan lebih mudah dilakukan.
D. Pendanaan Pengelolaan Drainase Kota Barabai Pendanaan pengelolaan sistem jaringan drainase di Kota Barabai dipenuhi melalui APBD Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati Hulu Sungai Tengah.
5-
38
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
E. Peraturan Perundangan Menyangkut Pengelolaan Drainase Kota Barabai Peraturan perundangan terkait pengelolaan sistem jaringan drainase tertuang dalam peraturan tentang RTRW Kabupaten Hulu Sungai Tengah, RDTR Kota Barabai, peraturan pembiayaan pengelolaan sistem drainase melalui APBD, serta peraturan tentang pengaturan pemukiman. Acuan yang digunakan dalam penyusunan kebijakan bidang drainase kota Barabai adalah: Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan 2007-2026; Keputusan
Gubernur
Kalimantan
Selatan
Tahun
2005
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2006 – 2010 menurut Peraturan Bupati No. 6 Tahun 2006; Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Hulu Sungai Tengah tahun 2011-2015; Draft RTRW kabupaten Hulu Sungai Tengah; Draft RDTR Kota Barabai.
F.
Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Drainase Kota Barabai Peran serta masyarakat dalam menjaga dan memelihara fungsi saluran drainase sesuai dengan peruntukannya masih perlu dioptimalkan. Penataan dan pemeliharaan jaringan drainase seakan-akan menjadi tanggung jawab sepenuhnya pemerintah daerah melalui dinas/instansi teknis terkait. Kondisi yang demikian merupakan salah satu faktor penghambat dalam proses pembangunan pada sub sektor drainase di Kota Barabai. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap sanitasi lingkungan seperti membuang sampah ke dalam saluran drainase yang menyebabkan penyumbatan saluran drainase. Masyarakat juga seringkali mendirikan bangunan permanen yang menutup saluran drainase sehingga menyulitkan pemeliharaan saluran drainase. Pendirian bangunan dalam garis sempadan sungai yang merupakan saluran drainase alamiah dan utama oleh masyarakat mengakibatkan penyempitan aliran sungai yang pada akhirnya dapat mengakibatkan banjir. Kesemua hal tersebut dapat menghambat pembangunan sistem drainase secara keseluruhan.
5.2.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAN INVESTASI
Analisis shift share ini berfungsi untuk menggambarkan hubungan yang dimiliki sebuah daerah dengan daerah daerah lain, untuk mengetahui prospek produktivitas perekonomian daerah dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besar yaitu Provinsi Kalimantan Selatan. Analisis yang dihasilkan data mengenai :
5-
39
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
1. Prospek pertumbuhan ekonomi sehingga dapat di analisis prospek investasi di daerah dengan nilai ratio 1,12 menunjukkan bahwa pertumbuhan perekonomian dapat berkembang 12 % di atas PDRB yang ada sehingga investasi di daerah ini sangat prospektif berkembang dan dapat menyerap tenaga kerja lebih besar lagi. Sektor
yang sangat besar
perkembangannya adalah sektor
perdagangan,
pertambangan, lembaga keuangan, kontruksi, pertanian, industri dan transportasi semuanya diatas pertumbuhan provinsi. 2. Proporsional shift yang menggambarkan pertumbuhan sektor ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Tengah dibandingkan dengan pertumbuhan daerah yang menjadi perbandingan yaitu Provinsi Kalimantan Selatan. 3. Differential Shift yang menggambarkan daya saing sektor perekonomian Kabupaten Hulu Sungai Tengah dalam perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan. Tabel 5.32. Distribusi dan Ratio PDRB Kabupaten HST dan Provinsi Kalsel PDRB Kab. HST Sektor 1. Pertanian
PDRB Kalsel
Ratio
Ratio
PDRB
2009
2010
2009
2010
HST
Kalsel
Agregat
( Eij)
( E'ij )
( Ei )
( E'i )
( ri )
( Ri)
(Ra)
756.358,25
830.373,48
7087238,41
7259481,76
1,10
1,02
1,06
10.308,44
11.880,34
6331865,08
6811199,68
1,15
1,08
1,06
137.367,70
151.454,83
3157342,87
3247973,75
1,10
1,03
1,06
6.472,46
7.437,47
144309,45
155552,82
1,15
1,08
1,06
66.670,80
76.164,82
1603456,8
1707343,74
1,14
1,06
1,06
6. Perdagangan
260.658,73
302.544,58
4426975,4
4731901,96
1,16
1,07
1,06
7. Transportasi
116.232,12
126.833,47
2522354,93
2684843,7
1,09
1,06
1,06
8. Lembaga Keuangan
128.947,50
147.642,20
1175552,14
1260123,08
1,14
1,07
1,06
9. Jasa-jasa
429.482,30
485.729,79
2602535,47
2815703,36
1,13
1,08
1,06
2. Pertambangan 3. Industri 4. Listrik, Gas, & Air 5. Kontruksi
Jumlah
1.912.498,29 2.140.060,98 29051630,55 30674123,85 1,12 1,06 Sumber :Kabupaten HST dan Provinsi Kalsel dalam Angka Tahun 2010 dan 2011, BPS Kabupaten HST dan Kalsel
Berdasarkan analisis Industry Mix Growth maka dapat disimpulkan bahwa sektor ekonomi yang berkembang positif dan dapat mendorong investor menanamkan modalnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah karena prospeknya juga positif adalah : 1. Sektor Pertambangan 1,99 2. Sektor Listrik, Air dan Gas 2,21 3. Sektor Kontruksi 0,89 4. Sektor Perdagangan 1,30 5. Sektor Transportasi 0,86 6. Sektor Lembaga Keungan 1,61
5-
40
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
7. Sektor Jasa-jasa 2,61 Berkembangnya sektor jasa-jasa ini selain jasa pemerintahan, jasa peruahaan yang paling menonjol pada sektor riel adalah pesatnya layanana jasa perbengkelan dan pergudangan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tingginya sektor listrik, air, gas serta didukung oleh perkembangan sektor perdagangan dan lembaga keuangan merupakan indikasi potenis dan prospek investasi dan daerah ini cukup baik dan berkembang karena investasi terjadi disuatu daerah sudah pasti ada sektor ekonomi yang menjadi ikutan. Sektor ekonomi yang menjadi ikutan tersebut adalah sektor jasa, listrik, air, gas, perdagangan dan lembaga keuangan. Hal itu disebabkan suatu investasi akan menimbulkan agglomerasi bagi kegiatan perekonomian lainnya. Sedangkan sektor yang kurang berkembang adalah sektor pertanian (-3,15) dan sektor industri (-2,71). Sektor yang memiliki daya saing urutan dari yang paling tinggi adalah sektor perdagangan, kontruksi, pertambangan, industri, pertanian, lembaga keuangan, listrik, air dan gas,serta jasa-jasa. Tabel 5.33. Hasil Perhitungan Shift Share Perekonomian HST
Sektor
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas, & Air Kontruksi Perdagangan Transportasi Lembaga Keuangan Jasa-jasa
PDRB HST 9,79 15,25 10,26 14,91 14,24 16,07 9,12 14,50 13,10
NG (Ra-1) 5,58 5,58 5,58 5,58 5,58 5,58 5,58 5,58 5,58
IMG (RiRa) (3,15) 1,99 (2,71) 2,21 0,89 1,30 0,86 1,61 2,61
RSG(riRi) 7,36 7,68 7,38 7,12 7,76 9,18 2,68 7,30 4,91
Effek Bersih 4,20 9,66 4,67 9,32 8,66 10,48 3,54 8,91 7,51
Kenaikan Rangking Aktual 9,79 15,25 10,26 14,91 14,24 16,07 9,12 14,50 13,10
8 2 7 3 5 1 9 4 6
Kretaria Analisis Shift Share : IMG Positif menunjukkan sektor ekonomi yang berkembang IMG negatif menunjukkan sektor ekonomi yang tidak berkembang RSG positif berarti posisi daya saing kuat RSG negatif berarti posisi daya saing yang lemah Efek bersih positif berarti sebagai penambah PDRB Propinsi Efek bersih negatif berarti sebagai pengurang PDRB Propinsi
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut ternyata sektor perekonomian yang memiliki nilai rangking tertinggi adalah sektor perdagangan , pertambangan, LAG, lembaga keuangan, kontruksi, jasa-jasa, industri, pertanian dan transportasi. Sektor perdagangan
5-
41
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
yang rangkin satu ini didukung oleh tingginya penyaluran kredit modal usaha yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk usaha perdagangan. Sedangkan tingginya nilai IMG yang menunjukkan pertumbuhan positif tertinggi sektor jasa-jasa yang nilainya 2,61 ditunjang oleh besarnya kredit investasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dari tahun 2006 sampai 2010 dan perkembangan bulanan tahun 2011 sejak Januari – Juni 2011 (enam bulan pertama). Kondisi perekonomian secara makro terkait dengan ekonomi base di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.34. Ekonomi Base Kab.HST 2011 Sektor 1. Pertanian 2. Pertambangan 3. Industri 4. Listrik, Gas, & Air 5. Kontruksi 6. Perdagangan 7. Transportasi 8. Lembaga Keuangan 9. Jasa-jasa
Ekonomi Base (Spesialisasi Ekonomi Daerah) HST Kalsel
0,39 0,01 0,07 0,00 0,04 0,14 0,06 0,07 0,23
0,24 0,22 0,11 0,01 0,06 0,15 0,09 0,04 0,09
Sumber : BPS Kab. HST dan Prov. Kalsel, 2011 (Data diolah)
Ekonomi base di Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini terletak pada sektor pertanian (39%), jasa-jasa (23 %), dan perdagangan (14%), namun dalam distribusi kredit yang mendukung investasi ternyata yang paling besar adalah kredit sektor perdagangan (47,25%), jasa-jasa (36,52%), dan kontruksi (5,17%) sementara pertanian hanya 3,43 %. Rendahnya pembiayaan sektor pertanian ini bukan prospek investasi ian ini bukan prospek investasi sektor ini kurang baik namun karena masih lemahnya kemampuan petani untuk akses perbankan dan perbankan masih belum terlalu percaya terhadap sektor pertanian yang masih sangat tergantung dengan kondisi cuaca dalam produksinya. Namun untuk sub sektor perkebunan sudah cukup menjanjikan.
5-
42
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tabel 5.35. Distribusi Kredit berdasarkan Sektor Perekonomian Distribusi Kredit 3,43 0,04 3,67 0,11 5,17 47,25 1,14 2,67 36,52
SEKTOR PEREKONOMIAN Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Sumber : BI Banjarmasin, 2011 (Data diolah)
Besarnya penyaluran kredit pada sektor ekonomi perdagangan (47,25 %) dan jasa (36,52%) ternyata didukung hasil survei yang menunjukkan ternyata uji terhadap potensi jenis usaha terbanyak adalah perdagangan yaitu 62% dan jasa 29,6%. Gambaran ini menunjukkan bahwa begitu besarya potensi dan prospek jenis usaha ini dalam berkontribusi terhadap perekonomian daerah. Selanjutnya diperlukan strategi dan arah kebijakan yang dapat memndorong sektor ini lebih berkembang dan menjadi leading sektor bagi Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tabel 5.36. Penyaluran Kredit berdasarkan Lapangan Usaha di Kab. HST 2011 (dalam jutaan) Bulan/2011 Kabupaten Hulu Sungai Tengah Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
120.831
149.103
165.636
178.832
184.043
184.261
8.783
7.623
7.346
7.426
6.893
6.329
82
79
76
74
71
68
6.536
6.414
6.793
6.708
7.018
6.759
258
680
652
687
703
210
3.137
3.087
3.325
8.886
8.953
9.521
79.839
81.241
87.482
88.347
89.718
87.068
1.591
1.981
2.048
2.070
2.181
2.103
4.358
4.302
4.111
4.208
4.370
4.920
16.247
43.695
53.802
60.427
64.137
67.283
23,3974
11,0885
7,9668
2,9142
0,1182
Perkembangan Sumber : BI Banjarmasin, 2011 (Data diolah)
Apabila sektor perdagangan dan jasa yang menjadi leading sektor maka hal itu akan lebih banyak menyerap tenaga kerja karena merupakan sektor yang padat karya. Dengan penyerapan tenaga kerja yang lebih besar maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Multiflier efek perekonomian akan semakin tinggi dan prospektif karena sektor ini merupakan sektor perekonomian yang sustainable dibandingkan perekonomian kabupaten
5-
43
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
lain yang mengandalkan sumber daya alam seperti pertambangan yang dampaknya lingkungannya lebih berat dan hasil eksploitasinya hanya beberapa tahun. Asumsi yang dapat dipertanggung jawabkan adalah dengan besarnya penyaluran kredit dan berkembangnya sektor keuangan di daerah ini maka hal itu menunjukkan daerah ini menjadi daerah perputaran perekonomian yang prospektif dan bankable. Penggunaan kucuran kredit masih cukup dominan untuk modal kerja dan umumnya untuk usaha perdagangan dan jasa sementara penggunaan untuk investasi yang umumnya untuk usaha industri masih kecil. Namun dari penggunaan modal kerja maupun investasi sama-sama kegiatan penyaluran kredit yang semuanya untuk investasi pada sektor perekonomian. Perkembangan penyaluran kredit yang positif baik modal kerja maupun investasi menunjukkan adanya optimisme dan kepercayaan perbankan terhadap UMKM yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, sehingga ini dapat dijadikan asumsi prospek investasi dan potensi investasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Penyaluran kredit tidak akan terjadi jika usahanya tidak layak dan bankable sehingga perkembangan ini memberikan harapan bahwa dunia usaha sektor perekonomian daerah berkembang cukup baik hal ini dapat dilihat dari membaiknya pendapatan perkapita penduduk (lihat tabel 5.39).
Tabel 5.37. Penyaluran Kredit berdasarkan Penggunaan (dalam jutaan) Jenis Penyaluran Kredit (dalam Jutaan Rp ) Total Kredit Modal Kerja Investasi Perkembangan Kredit Modal Kerja (%) Perkembangan Kredit Investasi (%)
Jan-11 120.831 100.538 20.293
Peb 11 149.103 124.926 24.177
Mar-11 165.636 139.745 25.891
Apr-11 178.832 149.319 29.513
Mei-11 184.043 153.729 30.314
Jun-11 184.261 154.456 29.805
24,26
11,86
6,85
2,95
0,47
19,14
7,09
13,99
2,72
(1,68)
Sumber : BI Banjarmasin, 2011 (Data diolah)
Perkembangan
penyaluran
kredit
dari
tahun
2006-2010
memperlihatkan
perkembangna yang sangat tinggi yaitu 2007 sebesar 30,90%, 2008 sebesar 37,04%, 2009 sebesar 35,16% dan 2010 sebesar 31,41%, bahkan kredit investasi mencapai 51,77% hal ini memperlihatkan perkembangan yang sangat bagus.Perkembangan jumlah kucuran kredit seiring dengan bertambahnya lembaga keuangan dan perbankan di Kabupaten HST yang semula hanya ada bank BNI, BRI, Mandiri dan Bank Kalsel, sekarang bertambah dengan kehadiran Bank Danamon, Bank Mega, dan Perbankan Syariah.
5-
44
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tabel 5.38. Perkembangan Penyaluran Kredit Tahun 2006-2010 (dalam jutaan)
Jenis Penyaluran Kredit Modal Kerja Investasi Konsumsi Total Perkembangan Total Kredit Perkembangan Kredit Modal Perkembangn Kredit Investasi Perkembanan Kredit Konsumsi
2006 63.898 13.933 98.790 176.621
2007
2008
2009
2010
102.146 106.934 127.769 124.172 11.246 16.384 17.026 25.840 117.810 193.522 283.431 412.723 231.202 316.840 428.226 562.735 30,90 37,04 35,16 31,41 59,86 4,69 19,48 (2,82) (19,29) 45,69 3,92 51,77 19,25 64,27 46,46 45,62
Sumber : BI Banjarmasin, 2011 (Data diolah)
Membaiknya perekonomian di Kapaten Hulu Sungai Tengah diiringi dengan membaiknya kesejahteraan masyarakat yang tergambar dari peningkatan pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Tengah berikut ini : Tabel 5.39. Pendapatan Perkapita Kab. HST 2008-2010
5.3.
Tahun
Rp (000) AHB
Rp (000) AHK
2008*) 2009*) 2010**)
6.860,53 7.908,60 8.790,19
4.075,37 4.318,49 4.489,10
POTENSI EKONOMI DAN INVESTASI Untuk menganalisis potensi investasi secara riel maka kajian ini berusaha melakukan
uji petik pada kegiatan perekonomian yang dominan berkembang di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan responden yang berhasil di survei mencapai 71 orang yang bergerak pada berbagai kegiatan jenis usaha (hasil pengolahan data terlampir). Jenis usaha yang dominan masih bergerak pada bidang perdagangan 62%, jasa-jasa 29,6%, industri 2,8%, sedangkan jenis usaha pertanian, transportasi, LAG, Keuangan masing-masing 1,4%.
5-
45
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Gambar 5.5. Piramid Distribusi Bidang Usaha di Kabupaten HST (Survei 2011)
Industri, Pertanian dll (4,2%)
Jasa-Jasa (29,6%)
Perdagangan (62 %)
5.3.1. POTENSI SUMBER DAYA ALAM Potensi sumber daya alam di Kabupaten Hulu Sungai Tengah tersebar pada kecamatan berupa : -
Sumber daya mineral galian c seperti batu gunung, colar, pasir dll berada di Kecamatan Batang Alai Utara, Batang Alai Selatan, Batang Alai Timur, Batu Benawa, Haruyan.
-
Sumber daya mineral batu bara berada di Kecamatan Batang Alai Timur dan Haruyan
-
Kegiatan sektor pertanian menyebar secara merata pada semua kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Sumber bahan baku kegiatan perekonomian di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
masih sangat dominan bahan baku lokal (40,8%), regional 26,8 %, nasional 12,7 %, import 1,4 % dan lainnya 4,8 %. 5.3.2. POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA Potensi sumber daya sangat penting dalam kegiatan perekonomian sebab sumber daya manusia sebagai pelaku usaha apakah sebagai pemilik atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang paling penting. Sebagai labor (tenaga kerja) diperlukan tenaga kerja yang produktiftivitasnya tinggi dan berkualitas, sedangkan sebagai pelaku
5-
46
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
usaha (entrepruneur) adalah potensi faktor produksi skill yang efektif mendorong bergeraknya kegiatan ekonomi. Hasil survei menunjukan kualitas SDM pelaku usaha di Kabupaten HST berada diatas rata-rata sebab pendidikannya sudah sangat baik. Pendidikan pelaku ekonomi dominan berpendidikan SLTA (59,2%), Sarjana (15,5%). SLTP (12,7%), Diploma (7%) dan Tamat SD ke bawah hanya 5,6%. Pelaku usaha dominan lakilaki (81,7%) dan perempuan 19,3%. Pelaku usaha yang sudah menikah 87,3%, dengan usia semuanya (100%) antara 24-66 tahun sebagai usia yang masih sangat produktif. -
Rata-rata penduduk di Kabupaten Hulu Sungai Tengah berpendidikan yang memadai
-
Sumber daya manusia di Kabupaten Hulu Sungai Tengah memiliki keterampilan dan keahlian dibidang pertanian, perdagangan dan jasa Gambar 5.6. Tingkat Pendidikan Pelaku Usaha di Kabupaten HST (Survei 2011)
60 50 40
SD
30
SLTP SLTA
20
PT
10 0 Persentase
Pengembangan kempuan SDM yang telah didapatkan adalah : -
Bantuan pengembangan 9,9%
-
Bantuan perbankan 8,5%
-
Bantuan kewirausahaan 11,3 %
-
Bantuan produksi 12,7%
-
Bantuan proposal usaha 4,2%
-
Bantuan pengelolaan keuangan 5,6%
-
Banntuan pemasaran 8,5%
-
Bantuan manajemen 7%
-
Bantuan pelatihan komputer / IT 7% Berdasarkan hasil survei ini maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan pelaku
usaha di Kabupaten HST masih perlu ditingkatkan karena rata-rata masih dibawah 10 % padahal potensi pendidikannya sangat memadai dan mereka menyatakan bahwa 14,1%
5-
47
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
hasil bantuan tersebut sangat bermanfaat dan mendukung perbaikan usaha dan manajemen baik produksi, pemasaran maupun pelayanan terhadap konsumen. Tenaga kerja yang digunakan dalama kegiatan usaha 1-5 orang masih sangat dominan yaitu mencapai 80,3%, 5-10 orang sebesar 7 % dan 10 orang ke atas sebesar 12,7%.
5.3.3. POTENSI KOMODITI Potensi komoditi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada bidang pertanian mengalami surplus yang dapat mensupply kabupaten/kota se Kalimantan Selatan bahkan ke Kalimantan Tengah dan Timur. Komoditi tersebut dijual ke pengumpul di Sub Terminal Agribisnis Pasar Keramat untuk di jual ke berbagai daerah di luar Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Kegiatan bidang perdagangan dan jasa di Kabupaten HST menjadi pusat dan pintu masuk bagi daerah lainnya se Banua Anam sehingga kegiatan perekonomian menjadi dinamis. Komoditi industri makanan seperti Apam Barabai, Kue Lam, Kacang Asing dll berkembang pesat dan komoditi industri rumah tangga sepert Kopiah Haji sudah mencapai ke pasaran internasional dengan dijual ke Malaysia, Brunei, Arab Saudi dan Afrika. Komoditi perkebunan yang juga dapat menembus pasar internasional adalah produks karet alam sedangkan hasil pertanian lainnya masih sebagai komoditi yang dijual ke pasar lokal dan regional. Komoditi sektor jasa industri perbengkelan yang berkembang pesat menjadi pusat pengembangan di kawasan Banua Anam.
5.3.4. INFRASTRUKTUR Pemerintah daerah melakukan pembangunan jalan lingkungan pertanian untuk mendukung kegiatan pertanian di daerah. Fasilitas ekonomi yang juga mendukung adalah keberadaan pasar yang memadai dan cukup luas seperti pasar baru Keramat, pasar lama serta pasar kecamatan yang umumnya sudah cukup baik seperti pasar Pantai Hambawang dan Birayang. Akses jalan ke setiap kecamatan dan desa sudah cukup baik dan memadai demikian pula sarana transportasinya cukup tersedia sehingga mobilitas barang dan jasa menjadi sangat lancar dan mendukung. Pendukung usaha lainnya yang sudah cukup baik adalah legalitas usaha yang dimiliki sudah ada seperti HO (25,4%), SIUP 73,2%, TDP sebesar 7%, NPWP 28,2%, lainnya seperti PBB dan ijin pemerintah setempat (kades//lurah) 8,4%. Regulasi saat ini menurut responden 14,1% sudah mendukung kegiatan usaha, sehingga optimisme responden terhadap perekonomian yang membaik mencapai 12,7%, selebihnya masih merasa tidak menentu dan sulit.
5-
48
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Gambar 5.7 Perijinan Usaha di Kabupaten HST (Survei 2011)
80 70 60
HO
50
NPWP
40
SIUP
30
TDP
20
Ijin Lainnya
10 0 Perijinan
5.3.5. INVESTASI YANG SUDAH BERJALAN DIBERBAGAI BIDANG Investasi pemerintah yang sudah berjalan baik belanja pembangunan langsung maupun tidak langsung. Sedangkan program pemberdayaan pembangunan yang juga mendorong iklim investasi adalah dengan adanya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) berupa PNPM - PISEW, PNPM – Perkotaan, PNPM – Pedesaan, Penyaluran KUR dll.
5.3.6. PROSPEK INVESTASI Prospek investasi unggulan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada usaha pertanian berupa Karet, Padi dan hasil buah-buahan sedangkan usaha yang prospektif lainnya adalah perdagangan dan jasa. -
Aset yang dimiliki 10-100 juta 1,4%, 100 juta – 1 milyar 5,6%, diatas 1 milyar 5,6% dan sisanya dibawah 10 juta (87,4%).
-
Omset penjualan yang mencapai di atas 100 juta per minggu (100-500 juta perminggu) mencapai 7 %, 10-100 juta perminggu 65%, 1-10 juta perminggu 28 %.
-
Kapasitas produksi diatas 1 milyar sebesar 4,2%, 1-10 juta 18,6% sisanya kapasitas produksi antara 10 juta – 1 milyar sebesar 78,2%.
5-
49
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Gambar 5.8. Kapasitas Usaha di Kabupaten HST (Survei 2011)
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Aset Omset Produksi
< 10 jt
-
10-100 jt
> 100 jt
Tingkat keuntungan 1-10 % sebesar 19,4%, keuntungan 10-30% sebesar 68% dan keuntungan yang diatas 30 % adalah 12,6%.
-
Teknologi yang dipakai dalam produksi sudah modern 54,9 %, semi modern 12,7% dan tradisional 32,4%.
-
Permintaan pasar yang dominan adalah masih dari lokal 59,2% namun regional sudah cukup besar yaitu 15,5% dan nasional 4,2% sisanya permintaan dapat dari lokal, regional maupun nasional.
5.3.7. LEMBAGA KEUANGAN PENDUKUNG Lembaga keuangan pendukung berupa bank, LKSP, Koperasi. Berdasarkan hasil survei ternyata responden yang berhubungan dengan perbankan dari bank 8,5 % seperti bank BRI, BNI, dan Mandiri. Modal sendiri yang dimiliki responden berkisar dari yang 1-10 juta 11,4%, 10-100 juta sebesar 69,8%, di atas 100 juta - 1 Milyar 15,2% dan diatas 1 milyar sebesar 5,6%. Besarnya modal pinjaman 1-10 juta 2,8 %, kurang dari 1 milyar (100 juta - 1 milyar) 1,4%, di atas 1 milyar 5,6% dan sisanya tidak pinjam ke perbankan. Keberadaan dana bergulir menurut responden 74,6% sudah cukup, masih kurang 11,3%, lebih dari cukup 5,6 % dan tidak mendapatkan dana bergulir 8,5%.
5-
50
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Gambar 5.9 Permodalan Usaha di Kabupaten HST (Survei 2011)
80 70 60 50
Modal Sendiri
40
Perbankan
30
Lainnya
20 10 0 <10jt
5.4.
10-100jt
>100 jt
ANALISIS SWOT EKONOMI DAN INVESTAS Konsep dasar Pengkajian Prospek dan Investasi Kabupaten Hulu Sungai Tengah
dibuat berdasarkan analisis matriks SWOT yang ada. Analisis SWOT ini bertujuan untuk memperoleh semacam core strategy, seperti : Strategi yang memanfaatkan kekuatan dan kesempatan yang ada secara terbuka Strategi yang mengatasi ancaman yang ada. Strategi yang memperbaiki kelemahan yang ada.
Beberapa aspek SWOT meliputi aspek kekuatan (S), kelemahan (W), peluang (O) dan ancaman (T). 1.
Kekuatan(Strength) adalah potensi yang berasal dari dalam objek atau wilayah itu sendiri dan dapat dikembangkan agar menjadi lebih tangguh sehingga dapat bertahan di pasaran. -
Potensi sumber daya yang memadai seperti bahan baku dan sumber daya manusia
-
Daya dukung invetasi berupa pola penggunaan lahan dominan sektor pertanian dan perkebunan serta sumber daya hutan yang potensial, semuanya menunjang mata pencaharian utama dan penunjang sistem perekonomian daerah yang berorientasi agraris. Daya dukung investasi yang tidak kalah pentingnya adalah modal sosial, ekonomi dan budaya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sangat mendukung karena penduduknya berpendidikan sangat memadai karena yang tidak lulus SD hanya 7,5% selebihnya sudah berpendidikan tuntas 9 tahun. Pekerjaan penduduk yang utama sebanyak 238.028 orang, distribusi yang bekerja pada sektor pertanian
5-
51
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
23,71%, perdagangan 18,06%, buruh 14,94%, jasa 13,69%, industri 11,38%, pemerintahan 10,43%, kontruksi 4,67% dan transportasi 3,11 %. -
Fasilitas umum, jalan, jembatan, pendidikan, kesehatan dan keagamaan cukup merata di setiap kecamatan dengan akses yang mudah bagi masyarakat sehingga sangat mendukung investasi di daerah ini.
-
Dalam hal dukungan sektor perekonomian masih didominasi oleh sektor pertanian 40,94%, jasa 19,42% dan perdagangan 14,15% dengan pertumbuhan ekonomi ratarata dalam 10 tahun ini sebesar 6,89% dan pendapatan perkapita Rp.7,9 juta rupiah (2009) dan Rp 8,7 juta (2010).
-
Letak yang sangat strategis dan branch image yang sangat baikKelemahan (Weakness) adalah aspek yang merupakan masalah atau kendala yang berasal dari dalam objek atau wilayah itu sendiri.
-
Masih terbatasnya permodalan usaha
-
Banyaknya usaha sejenis
-
Mahalnya bahan baku
2.
Peluang (Opportunities) adalah kesempatan yang berasal dari luar wilayah aatau objek yang dimaksud. Kesempatan dapat muncul sebagai akibat dari kebijakan pemerintah, peraturan dan kondisi ekonomi secara global. -
Terbukanya pasar regional dan nasional bahkan internasional untuk beberapa komoditi HST seperti kopiah haji, kacang jaruk, produk perbengkelan dll
-
SDM kabupaten HST yang inovatif dan kreatif dengan pendidikan yang memadai dapat bersinergi dengan SDM yang datang dari luar sehingga menghasilkan produk yang lebih kompetitif
3.
Ancaman (Threat) adalah hal yang berasal dari luar objek atau wilayah studi dan dapat mendatangkan kerugian bagi wilayah atau objek yang menjadi objek studi. -
Produk sejenis yang diproduksi oleh kawasan regional
-
Tingginya keinginan konsumen untuk mendapatkan produk dengan kualitas terbaik sehingga produk kompetitor menjadi pilihan konsumen yang sudah ada
-
Kabupaten HST sebagai kawasan yang sangat terbuka yaitu daerah transit memudahkan kompetitor untuk menarik potensi Kabupaten HST.
Keempat aspek di atas saling terkait satu dengan yang lain. Dengan adanya keterkaitan tersebut maka akan diperoleh beberapa strategi atau konsep dasar pengembangan yang dapat digunakan dalam pengembangan Kawasan Kota baik fisik maupun non fisik. Untuk melihat potensi sektor perdagangan yang berkembang pesat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah maka survei yang dilakuan secara uji petik pada pedagang
5-
52
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
besar, menengah dan kecil untuk dijadikan asumsi besaran penjualan sektor perdagangan secara keseluruhan. Tabel 5.40 dan Tabel 5.41 memperlihatkan asumsi perhitungan jumlah pedagang sebesar 792 unit dengan total penjualan pertahun Rp
27.922.514.976
menggunakan produk consumer good dari PT. Unilever dan Garuda Food maka dengan asumsi produk mereka 5 persen dari total yang mereka jual maka total omzet penjualan secara keseluruhan mencapai Rp 2.931.864.072.480. Berdasarkan perhitungan ini memperlihatkan prospek dunia usaha perdangangan merupakan kekuatan perekonomian daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah sehingga dapat menjadi leading sector yang menjadi supplier bagi daerah sekitar seperti Kabupaten Balangan, HSS, HSU maupun Tabalong. Kota Barabai menjadi pusat perdagangan di Banua Anam yang multipliernya memberikan efek terhadap perkembangan usaha dan perekonomian daerah sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat tanpa terlalu mengandalkan ekploitasi terhadap potensi sumber daya alam. Sektor jasa dan sector keuangan bersinergi dalam mendorong sector perdagangan dapat berkembang lebih pesat lagi.
Tabel5.40 Hasil Uji Petik Omzet Penjualan Pedagang Besar, Menengah dan Kecil di Kabupaten HST KLASIFIKASI
PEDAGANG
RERATA PENJUALAN
BESAR
MENENGAH
MENENGAH
KECIL
KECIL
PER PEKAN
SR
CORP 1
CORP 2
SUT 1
SUT 2
> 3jt 1-3jt 300-999rb 0-300rb Persentase Total
24 6 1
7 36 52 118 26,9 213
12 22 55 95 23,2 184
1 14 216 29,2 231
3 6 124 16,8 133
OMZEK/PEKAN
3,9 31 Rp
259.646.059
Rp
261.962.232
Rp
36.895.288
Rp
15.243.701
Rp
7.971.782
PERBULAN
Rp
1.038.584.236
Rp
1.047.848.928
Rp
147.581.152
Rp
60.974.804
Rp
31.887.128
PERTAHUN SELURUH PENJUALAN PERDAGANGAN DI KABUPATEN HST
Rp
12.463.010.832
Rp
12.574.187.136
Rp
1.770.973.824
Rp
731.697.648
Rp
382.645.536
Rp 1.308.616.137.360
Rp 1.320.289.649.280
Rp 185.952.251.520
Rp 76.828.253.040
Rp 40.177.781.280
Sumber : Data Primer (Hasil Uji Petik,2011) Struktur UKM sektor perdagangan dapat dilihat pada tabel 5.40 persentase pedagang besar sebesar 3,9 %, pedagang menengah sebesar 51,1 %, dan pedagangr kecil sebesar 46 %. Struktur ini memberikan gambaran bahwa potensi sektor perdagangan memiliki prospek yang sangat baik karena sebesar 51,1 % merupakan pedagang menengah yang dapat melayani konsumen sebagai agen bagi pedagang kecil yang tersebar baik di Kabupaten HST maupun sekitarnya.
5-
53
Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tabel 5.41 Asumsi Perhitungan Omzet Penjualan Sektor Perdagangan di Kabupaten HST OMZET PENJUALAN PERBULAN PERTAHUN SELURUH PENJUALAN
SEKTOR PERDAGANGAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH Rp 2.326.876.248 Rp 27.922.514.976 Rp 2.931.864.072.480
Sumber : Data Primer (Hasil Uji Petik,2011)
Omzet penjualan perbulan sektor perdagangan yang mencapai Rp. 2.931.864.072.480 maka peredaran uang di Kabupaten HST juga meningkat sehingga menambah perekonomian daerah melalui konsumsi masyarakat sehingga dapat menarik investor dalam berinvestas di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Iklim investasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang cukup kondusif dan infrastruktur yang cukup memadai sehingga investasi di daerah ini cukup menarik pada sector-sektor yang tidak mengeksploitasi sumber daya alam dengan demikian kemandirian daerah akan lebih focus pada PDRB hijau yang tidak mengandalkan sector pertambangan yang dapat merusak kelestarian lingkungan. Hal ini sesuai dengan visi misi pembangunan daerah yang menekankan pada pembangunan yang berkelanjutan.
5-
54