HASIL ANALISIS JALUR (PATH ANALYZE) -
Amos 22 mix SPSS versi 17 -
Diagram Path :
Hipotesis Penelitian : (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Semakin meningkat Semakin meningkat Semakin meningkat Semakin meningkat Semakin meningkat Semakin meningkat Semakin meningkat
indeks Doow Jones maka IHSG juga akan semakin meningkat harga minyak dunia maka IHSG semakin menurun inflasi maka IHSG semakin menurun indeks Dow Jones maka nilai tukar akan semakin menurun harga minyak maka nilai tukar juga akan semakin menurun inflasi maka nilai tukar juga akan semakin meningkat nilai tukar maka IHSG semakin menurun
HASIL ANALISIS JALUR (PATH ANALYZE) -
Amos 22 mix SPSS versi 17 -
UJI KESESUAIAN MODEL Berikut ini adalah uji kesesuaian model dari analisis jalur berikut : (1) Uji Statistika Chi-Square & Significant Probability Hipotesis: Ho : Model layak digunakan Ha : Model tidak layak digunakan Taraf signifikan : 0,05 Kriteria pengujian : Tolak Ho jika sig. < 0,05 Hasil Pengujian : Computation of degrees of freedom (Default model)
1
Number of distinct sample moments:
5
Number of distinct parameters to be estimated:
1 2
Degrees of freedom (15 - 12):
3
Result (Default model)
Minimum was achieved Chi-square = 4,782 Degrees of freedom = 3 Probability level = ,188
Berdasarkan output AMOS di atas, nilai chi square hasil pengujian adalah 4,782 dan nilai signifikan hasil pengujian adalah 0,188. Nilai sig. lebih besar dari 0,05 yang berarti Ho tidak ditolak dan disimpulkan bahwa model layak digunakan (2) Root Mean Squares Error of Aproximation (RMSEA) Nilai RMSEA yang disyaratkan adalah lebih kecil dari 0,08 Hasil pengujian : RMSEA
Model Default model Independence model
RMSEA ,077 ,652
LO 90 ,000 ,601
HI 90 ,200 ,705
PCLOSE ,283 ,000
Berdasarkan keluaran AMOS di atas, nilai RMSEA yang didapat adalah 0,077, nilai ini lebih kecil dari 0,08 yang berarti model layak digunakan. (3) Goodness of Fit Index (GFI) Nilai GFI berada pada rentang antara 0 sampai dengan 1, semakin tinggi nilai GFI maka semakin baik model yang dibentuk. Nilai GFI yang diharapkan adalah lebih dari 0,9. Hasil Pengujian : RMR, GFI
Model Default model Saturated model Independence model
RMR 100504,332 ,000 1222320,248
GFI ,981 1,000 ,554
AGFI ,906
PGFI ,196
,331
,369
Berdasarkan output AMOS di atas, nilai GFI hasil analisis jalur adalah 0,981 yang berarti model yang terbentuk termasuk dalam kriteria layak karena memiliki nilai GFI > 0,9. (4) Adjust Goodness of Fit Index (AGFI) Nilai AGFI berada pada rentang antara 0 sampai dengan 1, semakin tinggi nilai AGFI maka semakin baik model yang dibentuk. Nilai AGFI yang diharapkan adalah lebih dari 0,8. Hasil Pengujian : RMR, GFI
Model Default model Saturated model Independence model
RMR 100504,332 ,000 1222320,248
GFI ,981 1,000 ,554
AGFI ,906
PGFI ,196
,331
,369
Berdasarkan output AMOS di atas, nilai AGFI hasil analisis jalur adalah 0,906 yang berarti model yang terbentuk termasuk dalam kriteria layak karena memiliki nilai GFI > 0,8 (5) CMIN/DF Nilai CMIN/DF merupakan nilai chi square dari model yang dibentuk. Model dianggap mewakili data jika nilai sig. hasil pengujian lebih dari 0,05. CMIN
Model Default model Saturated model Independence model
NPAR 12 15 5
CMIN 4,782 ,000 435,519
DF 3 0 10
P ,188
CMIN/DF 1,594
,000
43,552
Berdasarkan output AMOS di atas, nilai CMIN model adalah sebesar 4,782 dengan nilai signifikan sebesar 0,188. Nilai sig. hasil pengujian lebih besar dari 0,05 yang berarti model yang dibentuk dapat mewakili data. (6) Comparative Fit Index (CFI) Nilai CFI berada pada rentang antara 0 smpai dengan 1, semakin tinggi nilai CFI maka model semakin sesuai. Hasil pengujian : Baseline Comparisons
Model Default model Saturated model Independence model
NFI Delta1 ,989 1,000 ,000
RFI rho1 ,963 ,000
IFI Delta2 ,996 1,000 ,000
TLI rho2 ,986 ,000
CFI ,996 1,000 ,000
Berdasarkan output di atas, nilai CFI adalah 0,996, nilai ini cukup besar karena mendekati 1 sehingga dapat dikatakan bahwa model sesuai (7) Tucker Lewis Index (TLI) Nilai TLI membandingkan sebuah model yang dikali terhadap baseline model. Nilai TLI yang disyaratkan adalah lebih besar atau sama dengan 0,95. Hasil pengujian : Baseline Comparisons
Model Default model Saturated model Independence model
NFI Delta1 ,989 1,000 ,000
RFI rho1 ,963 ,000
IFI Delta2 ,996 1,000 ,000
TLI rho2 ,986 ,000
CFI ,996 1,000 ,000
Berdasarkan output AMOS di atas, nilai TLI adalah 0,986, nilai ini lebih besar dari 0,95 yang berarti model dapat diterima.
DIAGRAM PATH & PERSAMAAN JALUR Diagram Jalur yang terbentuk dari hasil analisis jalur adalah :
Berdasarkan diagram jalur yang terbentuk, dapat dibentuk beberapa 3 persamaan jalur sebagai berikut : (1) Kurs = 0,61 DJIA – 0,64 Minyak + 0,26 Inflasi + 0,85 (2) IHSG = 1,13 DJIA 0,85 Minyak -0,17 Inflasi + 0,91 (3) IHSG = -0,39 Kurs + 0,91
UJI HIPOTESIS Berikut ini adalah tabel yang memuat nilai t dan sig. hasil analisis jalur, hasil inilah yang akan digunakan sebagai pedoman dalam pengujian hipotesis : Hasil estimasi :
Kurs Kurs Kurs IHSG IHSG IHSG IHSG
<--<--<--<--<--<--<---
DJIA Minyak Inflasi Minyak DJIA Inflasi Kurs
Estimate ,338 -45,545 190,360 -5,711 ,434 -84,419 -,268
S.E. ,021 2,721 27,771 2,907 ,022 18,448 ,055
C.R. 15,937 -16,736 6,855 -1,964 19,856 -4,576 -4,891
P Label *** *** *** ,049 *** *** ***
Koefisien Jalur : Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Kurs Kurs Kurs IHSG IHSG IHSG IHSG
<--- DJIA <--- Minyak <--- Inflasi <--- Minyak <--- DJIA <--- Inflasi <--- Kurs
Estimate ,611 -,641 ,263 -,116 1,128 -,168 -,386
(1) H1 : Semakin meningkat indeks Doow Jones maka IHSG juga akan semakin meningkat Pengujian hipotesis 1 dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh Index Doow Jones (DJIA) terhadap IHSG. Berikut adalah rangkaian pengujiannya : Hipotesis : Ho : DJIA tidak berpengaruh terhadap IHSG Ha : DJIA berpengaruh terhadap IHSG Taraf signifikan : 0,05 Kriteria Pengujian : Tolak Ho jika sig. < 0,05 Hasil Pengujian :
IHSG <--- DJIA
Estimate S.E. C.R. P Label ,434 ,022 19,856 ***
Berdasarkan output AMOS di atas, nilai p value ditulis dalam lambang triple bintang yang berarti nilai sig, tersebut sangat kecil dan dipastikan nilainya lebih kecil dari 0,05, dengan demikian Ho ditolak dan disimpulkan bahwa DJIA berpengaruh terhadap IHSG.
Berdasarkan koefisien jalur yang terbentuk, koefisien jalur DJIA terhadap IHSG bertanda positif yang berarti pengaruh DJIA terhadap IHSG bersifat positif, yaitu semakin tinggi DJIA maka IHSG juga akan semakin tinggi begitu sebaliknya. .>> H1 diterima (2) H2 : Semakin meningkat Minyak maka IHSG juga akan semakin menurun Pengujian hipotesis 2 dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh minyak terhadap IHSG. Berikut adalah rangkaian pengujiannya : Hipotesis : Ho : minyak tidak berpengaruh terhadap IHSG Ha : minyak berpengaruh terhadap IHSG Taraf signifikan : 0,05 Kriteria Pengujian : Tolak Ho jika sig. < 0,05 Hasil Pengujian :
IHSG <--- Minyak
Estimate S.E. C.R. P Label -5,711 2,907 -1,964 ,049
Berdasarkan output AMOS di atas, nilai p value (sig) yang didapat adalah 0,049, nilai ini lebih kecil dari 0,05, yang berarti Ho ditolak dan disimpulkan bahwa minyak berpengaruh terhadap IHSG. Berdasarkan koefisien jalur yang terbentuk, koefisien jalur minyak terhadap IHSG bertanda negatif yang berarti pengaruh minyak terhadap IHSG bersifat negatif, yaitu semakin tinggi minyak maka IHSG akan semakin turun begitu sebaliknya .>> H2 diterima (3) H3 : Semakin meningkat Inflasi maka IHSG juga akan semakin menurun Pengujian hipotesis 3 dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh inflasi terhadap IHSG. Berikut adalah rangkaian pengujiannya : Hipotesis : Ho : inflasi tidak berpengaruh terhadap IHSG Ha : inflasi berpengaruh terhadap IHSG Taraf signifikan : 0,05 Kriteria Pengujian : Tolak Ho jika sig. < 0,05 Hasil Pengujian :
IHSG <--- Inflasi
Estimate S.E. C.R. P Label -84,419 18,448 -4,576 ***
Berdasarkan output AMOS di atas, nilai p value (sig) yang didapat ditulis dalam lambang triple bintang yang berarti nilai signifikan tersebut sangat kecil dan dipastikan nilainya lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti Ho ditolak dan disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap IHSG.
Berdasarkan koefisien jalur yang terbentuk, koefisien jalur inflasi terhadap IHSG bertanda negatif yang berarti pengaruh inflasi terhadap IHSG bersifat negatif, yaitu semakin tinggi inflasi maka IHSG akan semakin turun begitu sebaliknya. .>> H3 diterima (4) H4 : Semakin meningkat DJIA maka Nilai Tukar (KURS) akan semakin menurun Pengujian hipotesis 4 dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh DJIA terhadap nilai tukar (KURS). Berikut adalah rangkaian pengujiannya : Hipotesis : Ho : DJIA tidak berpengaruh terhadap nilai tukar (KURS) Ha : DJIA berpengaruh terhadap nilai tukar (KURS) Taraf signifikan : 0,05 Kriteria Pengujian : Tolak Ho jika sig. < 0,05 Hasil Pengujian : Estimate S.E. C.R. P Label Kurs <--- DJIA ,338 ,021 15,937 ***
Berdasarkan output AMOS di atas, nilai p value (sig) yang didapat ditulis dalam lambang triple bintang yang berarti nilai signifikan tersebut sangat kecil dan dipastikan nilainya lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti Ho ditolak dan disimpulkan bahwa DJIA berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar (KURS). Berdasarkan koefisien jalur yang terbentuk, koefisien jalur DJIA terhadap nilai tukar (KURS) bertanda positif yang berarti pengaruh DJIA terhadap nilai tukar (KURS) bersifat positif, yaitu semakin tinggi DJIA maka semakin tinggi pula nilai tukar (KURS) begitu sebaliknya. .>> H4 tidak diterima (5) H5 : Semakin meningkat Harga minyak maka Nilai Tukar (KURS) juga akan semakin menurun Pengujian hipotesis 5 dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh Harga minyak terhadap Nilai Tukar (KURS). Berikut adalah rangkaian pengujiannya : Hipotesis : Ho : Harga minyak tidak berpengaruh terhadap Nilai Tukar (KURS) Ha : Harga minyak berpengaruh terhadap Nilai Tukar (KURS) Taraf signifikan : 0,05 Kriteria Pengujian : Tolak Ho jika sig. < 0,05 Hasil Pengujian :
Kurs <--- Minyak
Estimate S.E. C.R. P Label -45,545 2,721 -16,736 ***
Berdasarkan output AMOS di atas, nilai p value (sig) yang didapat ditulis dalam lambang triple bintang yang berarti nilai signifikan tersebut sangat kecil dan dipastikan nilainya lebih kecil dari
0,05, hal ini berarti Ho ditolak dan disimpulkan bahwa Harga minyak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Tukar (KURS). Berdasarkan koefisien jalur yang terbentuk, koefisien jalur Harga minyak terhadap Nilai Tukar (KURS) bertanda negatif yang berarti pengaruh Harga minyak terhadap Nilai Tukar (KURS) bersifat negatif, yaitu semakin tinggi Harga minyak maka Nilai Tukar (KURS) akan semakin turun begitu sebaliknya. .>> H5 diterima (6) H6 : Semakin meningkat inflasi maka nilai tukar juga akan semakin meningkat Pengujian hipotesis 1 dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh inflasi terhadap kurs. Berikut adalah rangkaian pengujiannya : Hipotesis : Ho : Inflasi tidak berpengaruh terhadap Kurs Ha : Inflasi berpengaruh terhadap Kurs Taraf signifikan : 0,05 Kriteria Pengujian : Tolak Ho jika sig. < 0,05 Hasil Pengujian :
Kurs <--- Inflasi
Estimate S.E. C.R. P Label 190,360 27,771 6,855 ***
Berdasarkan output AMOS di atas, nilai p value ditulis dalam lambang triple bintang yang berarti nilai sig, tersebut sangat kecil dan dipastikan nilainya lebih kecil dari 0,05, dengan demikian Ho ditolak dan disimpulkan bahwa Inflasi berpengaruh terhadap nilai tukar (Kurs) Berdasarkan koefisien jalur yang terbentuk, koefisien jalur Inflasi terhadap Kurs bertanda positif yang berarti pengaruh Inflasi terhadap Kurs bersifat positif, yaitu semakin tinggi Inflasi maka nilai tukar (Kurs) juga akan semakin tinggi begitu sebaliknya. .>> H6 diterima (7) H7 : Semakin meningkat nilai tukar maka IHSG akan semakin menurun Pengujian hipotesis 7 dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh nilai tukar terhadap IHSG. Berikut adalah rangkaian pengujiannya : Hipotesis : Ho : Nilai tukar (kurs) tidak berpengaruh terhadap IHSG Ha : Nilai tukar (kurs) berpengaruh terhadap IHSG Taraf signifikan : 0,05 Kriteria Pengujian : Tolak Ho jika sig. < 0,05 Hasil Pengujian :
IHSG <--- Kurs
Estimate S.E. C.R. P Label -,268 ,055 -4,891 ***
Berdasarkan output AMOS di atas, nilai p value ditulis dalam lambang triple bintang yang berarti nilai sig, tersebut sangat kecil dan dipastikan nilainya lebih kecil dari 0,05, dengan demikian Ho ditolak dan disimpulkan bahwa Nilai tukar berpengaruh terhadap IHSG Berdasarkan koefisien jalur yang terbentuk, koefisien jalur nilai tukar terhadap IHSG bertanda negatif yang berarti pengaruh nilai tukar terhadap IHSG bersifat negatif, yaitu semakin tinggi nilai tukar maka IHSG akan semakin menurun begitu sebaliknya. .>> H7 diterima
DIRECT EFFECT & INDIRECT EFFECT Koefisien Jalur : Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Kurs Kurs Kurs IHSG IHSG IHSG IHSG
<--- DJIA <--- Minyak <--- Inflasi <--- Minyak <--- DJIA <--- Inflasi <--- Kurs
Estimate ,611 -,641 ,263 -,116 1,128 -,168 -,386
Berdasarkan hasil analisis jalur tersebut, besar pengaruh langsung dan tidak langsnung variabel DJIA, minyak dan inflasi terhadap IHSG dapat dirumuskan sebagai berikut : Pengaruh DJIA terhadap IHSG Pengaruh langsung = 1,128 Pengaruh tidak langsung = |0,611 x –(0,386) |= 0, 4354 Pengaruh langsung > pengaruh tidak langsung yang bararti DJIA berpengaruh langsung terhadap IHSG tanpa melalaui perantara Kurs, dengan demikian Kurs bukan variabel intervening dalam model hubungan antara DJIA dan IHSG Pengaruh Minyak terhadap IHSG Pengaruh langsung = |-0,168| = 0,168 Pengaruh tidak langsung = |0,641 x –(0,386) |= 0,2474 Pengaruh tidak langsung > pengaruh langsung yang bararti minyak berpengaruh langsung terhadap IHSG melalaui perantara Kurs, dengan demikian Kurs aadalah variabel intervening dalam model hubungan antara minyak dan IHSG Pengaruh Inflasi terhadap IHSG Pengaruh langsung = |-0,168| = 0,168 Pengaruh tidak langsung = 0,263 x –(0,386) |= 0,1015
Pengaruh langsung > pengaruh tidak langsung yang bararti inflasi berpengaruh langsung terhadap IHSG melalaui perantara Kurs, dengan demikian Kurs aadalah variabel intervening dalam model hubungan antara inflasidan IHSG