Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
DETERMINAN KINERJA KEUANGAN REVOLVING LOAN FUND: STUDI KASUS PADA UNIT PENGELOLA KEUANGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KABUPATEN GRESIK Haryanto
[email protected] Akhmad Riduwan Ikhsan Budi Riharjo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The aim of this study was to obtain empirical evidence about the determinants of financial performance Revolving Loan Fund (RLF) with independent variable institutional BKM, personnel officer UPK, the outpouring of time UPK, Incentives UPK, revolving capital UPK and idle Money on financial performance Revolving Loan Fund (RLF) which consists of LAR, PAR, CCR and ROI as the dependent variable. Statistical analysis by the method of Multinomial Logistic Regression showed that together these research variables have an influence on the financial performance of revolving loans (revolving loan fund). Partially statistically significant variables are: institutional variables BKM (KLB), and the outpouring of Time UPK (CWU). Keywords: Determinants of Financial Performance Revolving Loan Fund. ABSTRAKS Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang Determinan Kinerja keuangan Revolving Loan Fund (RLF) dengan variable independen kelembagaan BKM, personil petugas UPK, curahan waktu UPK, Insentif UPK, modal bergulir UPK dan idle Money terhadap Kinerja keuangan Revolving Loan Fund (RLF) yang terdiri dari LAR, PAR, CCR dan ROI sebagai variable dependent. Hasil analisis statistik dengan metode Multinomial Logistic Regression menunjukkan bahwa secara bersama-sama variable penelitian ini memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund). Secara parsial variable signifikan secara statistik diantaranya: variable kelembagaan BKM (KLB), dan Curahan Waktu UPK (CWU). Kata Kunci: Determinan Kinerja Keuangan Revolving Loan Fund. PENDAHULUAN Upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan sudah dilaksanakan sejak tahun 1999 melalui Program Penangulangan kemiskinan di Perkotaan (P2KP). Program ini menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa “Lembaga Kepemimpinan Masyarakat” yang representative, mengakar dan kondusif bagi perkembangan modal social (social capital) masyarakat di masa yang akan datang. Pada tahun 2008 secara penuh P2KP menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan) dan melakukan penguatan lembaga masyarakat yang dititikberatkan pada upaya penguatan pelakunya untuk mampu
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
menjadi nilai dan pada gilirannya mampu menjadi motor penggerak dalam melembagakan dan membudayakan kembali nilai-nilai luhur universal kemanusiaan (gerakan moral), prinsip-prinsip kemasyarakatan (gerakan tatapemerintahan yang baik) serta prinsi-prinsip pembangunan berkelanjutan (gerakan tridaya), sebagai nilai-nilai utama yang melandasi aktivitas penanggulangan kemiskinan oleh masyarakat setempat. Indokator Kinerja PNPM mandiri Perkotaan dalam Revolving Loan Fund adalah sebagai berikut: Pertama, minimal 70% kelurahan dengan program dana bergulir memiliki pinjaman beresiko ≥3 bulan < 10%, ini berarti program Revolving Loan Fund di PNPM Mandiri Perkotaan untuk kinerja Portofolio at Risk (PAR) < 10% dari Pinjaman KSM. Kedua, minimal 90% kelurahan dengan program dana bergulir memiliki rasio pendapatan dan biaya > 125%, ini berarti bahwa program Revolving Loan Fund untuk kinerja Cost Coverage Ratio (CCR) > 125%. Ketiga, Minimal 90% kelurahan dengan program dana bergulir memiliki tingkat pengembalian modal > 10%, ini berarti bahwa program revolving Loan Fund untuk kinerja Return on Investment (ROI) > 10%. Fakta lapangan Indikator kinerja PNPM Mandiri Perkotaan dalam Revolving Loan Fund sampai dengan Bulan Desember 2012 baik secara Nasional maupun yang terdapat pada Kabupaten Gresik belum mencapai Project Appraisal Document (PAD) yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum. Progress indicator kinerja pinjaman bergulir (revolving loan fund) pada bulan Desember 2013 baik secara nasional, dan daerah masih belum tercapai, sehingga perlu untuk dicari factor penyebab, kenapa kinerja keuangan unit pengelolah keuangan dalam program PNPM Mandiri perkotaan masih dibawah target nasional. Dari fenomena tersebut, maka penelitian ini mencoba untuk mencari factor penyebab dari indicator kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) yang tidak dapat mencapai Project Appraisal Document (PAD). Faktor penyebab ketidak mampuan capaian kinerja RLF tersebut dari sisi pemberdayaan masyarakat, karena masyarakatlah yang menjalankan program ini sekaligus pemetik manfaat dari dana pinjaman bergulir. Dalam upaya pendidikan pemberdayaan di masyarakat dituntut ada petugas UPK untuk menyajikan laporan keuangan secara transparan dan akuntabel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang: Pertama, memperoleh hasil kajian tentang prediksi Faktor kelembagaan BKM, Personal Petugas UPK, Curahan Waktu UPK, Insentif Petugas UPK, Modal Bergulir UPK, dan Idle Money mampu digunakan untuk memrediksi Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund). Kedua, memperoleh hasil analisis mengenai besarnya nilai signifikansi Faktor kelembagaan BKM, Personal Petugas UPK, Curahan Waktu UPK, Insentif Petugas UPK, Modal Bergulir UPK, dan Idle Money terhadap terhadap Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) baik secara bersama-sama maupun secara sendirisendiri pada unit pengelola keuangan pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik. Dan ketiga, memperoleh hasil analisis mengenai besarnya daya klasifikasi model Multionomial Logit Regression dalam memrediksi masingmasing kelompok Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) pada unit pengelola keuangan pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Pinjaman Bergulir (Revolving Loan Fund) Pinjaman bergulir adalah pinjaman dalam PNPM Mandiri Perkotaan yang diberikan kepada masyarakat miskin melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Pinjaman bergulir adalah
2
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
modal pinjaman yang diberikan kepada masyarakat untuk membantu kegiatan yang bersifat produktif dalam rangka menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja. Pinjaman dapat juga digunakan untuk memulai usaha baru yang tidak bertentangan dengan undangundang, kesusilaan dan kesopanan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Mandiri menyatakan bahwa pengertian dana bergulir adalah seluruh dana program dan bersifat pinjaman dari Unit Pengelola Keuangan (UPK) yang digunakan oleh masyarakat untuk mendanai kegiatan ekonomi masyarakat yang disalurkan melalui kelompok kelompok masyarakat. Laporan Keuangan UPK Pola pembukuan dan pencatatan utama dalam kelembagaan UPK PKM PNPM Mandiri Perkotaan tetap mengacu pada Standart Akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), namun terdapat penyesuaian khusus yang sengaja didesain untuk kepentingan kelancaran program dan untuk mempermudah proses pencatatan ditingkatan masyarakat, mengingat latar belakang pendidikan pelaku sangat beragam dari tingkat SLTP/sederajat hingga sarjana. Terkait dengan hal tersebut di atas, maka penyusunan Laporan Keuangan UPK BKM disusun terdiri dari Neraca UPK, Laporan Laba Rugi UPK dan Laporan Lainnya. Indikator Kinerja Keuangan Laporan Indikator Kinerja Keuangan adalah Laporan yang berisikan indikator kinerja yang telah dicapai oleh UPK dalam mengelola Pinjaman Bergulirnya. Indikator Utama kinerja Pinjaman Bergulir UPK terdiri dari 4 indikator yaitu (1) LAR – Jumlah KSM Penunggak, (2) PAR – jumlah tunggakan pinjaman KSM > 3 bulan , (3) ROI – Tingkat Perputaran Investasi, dan (4) CCR – Tingkat Penutupan Biaya UPK . Melalui indikator utama tersebut ditetapkan kinerja UPK apakah termasuk memuaskan, minimum, atau ditunda. Sedangkan indikator untuk mengukur kinerja RLF UPK/BKM dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 1 Kriteria Pengukuran Kinerja RLF UPK/ BKM Indikator LAR PAR ROI CCR
Memuaskan < 10 % < 10 % > 10 % > 125 %
Minimum > 10 % > 10 % >0% > 100 %
Ditunda > 20 % > 20 % <0% < 100 %
Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta karya (2012) dalam bukunya Pedoman Teknis Pinjaman Bergulir menyatakan bahwa Walaupun upaya pencegahan timbulnya pinjaman bermasalah sudah dilakukan sedemikian rupa, namun bukan tidak mungkin bahwa pinjaman bermasalah tersebut masih saja muncul. Tindakan yang dapat dilakukan UPK dalam menyelesaikan pinjaman bermasalah tersebut pada dasarnya bisa dilakukan melalui 3 pendekatan, yaitu : (a) menagih tunggakan; (b) menyelamatkan pinjaman bermasalah; dan (c) menagih melalui jalur hukum.
3
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
Pengembangan Hipotesis Menurut Kementrian Pekerjaan Umum (2010) Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah lembaga kepemimpinan msyarakat yang mengakar, representative dan dipercaya yang dibentuk melalui kesadaran kritis masyarakat untuk menggali kembali nilai-nilai luhur kemanusia dan nilai-nilai kemsyarakatan sebagai pondasi modal social (capital social) kehidupan masyarakat. Salah satu peran penting dari Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir yang dikelolah oleh Unit Pengelolah Keuangan (UPK). Usman (2009) menunjukkan bahwa faktor internal yang meliputi ; (1) pengambilan keputusan, (2) data keuangan serta (3) analisa kredit yang menyebabkan kemacetan pinjaman bergulir pada PNPM Mandiri. Dari ketiga indikator yang ada dalam faktor internal tersebut masing-masing memiliki pengaruh terhadap kemacetan pinjaman bergulir. Menurut Kementrian Pekerjaan Umum (2012) dalam ketentuan dasar pinjaman bergulir bahwa BKM telah mengangkat Pengawas UPK (2–3 orang) dan petugas UPK (minimal 2 orang). Semua telah memperoleh pelatihan dari PNPM Mandiri Perkotaan dan telah memiliki uraian tugas dan tanggung jawab. Yu dan Park (2005) menunjukkan bahwa perampingan (downsizing) karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Menurut Lachman (1980), pengusaha memiliki nilai-nilai pribadi yang unik dan sikap terhadap pekerjaan dan kehidupan, seperti kejujuran, tugas, waktu, tanggung jawab dan etika perilaku. Mereka melampirkan lebih penting untuk nilai-nilai dan sikap dalam operasi organisasi mereka. Hasil penelitian Wijewardena et.el (2008) menunjukkan ada hubungan yang kuat antara mentalitas manager dengan kinerja keuangan. Motivasi merupakan salah satu hal yang mempengaruhi perilaku manusiamotivasi disebut juga sebagai pendorong, keinginan, pendukung atau kebutuhan–kebutuhan yang dapat membuat seseorang bersemangat dengan termotivasi untukmengurangi serta memenuhi dorongan diri sendiri, sehingga dapat bertindak danberbuat menurut cara-cara tertentu yang akan membawa ke arah yang optimal. Sedangkan menurut Simanungkalit (2009), Sistem penyebaran pekerjaan dan kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku anggota-anggota organisasi. Adapun indikator budaya kerja adalah sebagai berikut: Inisiatif, Toleransi, Kejelasan arah organisasi, Dukungan dari manajemen, Kontrol, Sistem Imbalan. Kementrian Pekerjaan Umum (2012) modal UPK terdiri dari modal awal pinjaman bergulir, modal PNPM, Pemupukan modal dan modal dari sumber lainnya. Satria dan Lestari (2012) membuktikan bahwa Semakin tinggi volume penjualan yang dihasilkan maka modal kerja berputar semakin cepat sehingga modal cepat kembali ke perusahaan yang disertai keuntungan yang tinggi pula, adanya keuntungan yang tinggi menyebabkan ROI perusahaan juga meningkat. ROI yang mengalami peningkatan akan mampu menarik minat pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan sehingga modal kerja mengalami peningkatan. Sedangkan penelitian Singagerda (2004), Menuh (2008) dan Nurcahyo (2009), Chary et al. (2011), Rajesh et al. (2011), Nur dan Saad (2010) yang menemukan Perputaran Modal kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Berangkat dari deskripsi teoritis dan empiris dan juga perumusan masalah yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka berikut hipotesis penelitiannya: H1: Faktor kelembagaan BKM, Personal Petugas UPK, Curahan Waktu UPK, Insentif Petugas UPK, Modal Bergulir UPK, dan Idle Money dapat digunakan untuk memrediksi kategori Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund).
4
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
H2.: Faktor kelembagaan BKM, Personal Petugas UPK, Curahan Waktu UPK, Insentif Petugas UPK, Modal Bergulir UPK, dan Idle Money berpengaruh baik secara parsial maupun secara bersama-sama terhadap Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) pada unit pengelola keuangan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik. H 3: Model Multionomial Logit Regression memiliki daya klasifikasi tinggi dalam mengelompokkan Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) pada unit pengelola keuangan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik. Model Penelitian dan Kerangka Berpikir Berdasarkan landasan teori dan penelitian-penelitian terdahulu diatas, mengenai berbagai hubungan antara variabel independen determinan kinerja keuangan Revolving Load Fund (Kelembagaan BKM, Personil UPK, Waktu Layanan Pinjaman, Insentif UPK, dan Modal UPK) dan variabel dependen Kinerja Keuangan (LAR, PAR, ROI dan CCr), maka dapat digambarkan kerangka pemikiran teoritis dari penelitian, yaitu sebagai berikut :
Kelembagaan BKM Personil UPK Kinerja Keuangan UPK (LAR, PAR, ROI, CCr)
Curahan Waktu UPK
Insentif UPK
Modal UPK Idle Money UPK METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode survey, karena digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, yaitu dengan cara mengedarkan kuesioner (Sugiono, hal. 6, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah Petugas Unit Pengelolaan Keuangan (UPK) Program Nasional Pemberdayaan Mansyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM MP) di Kabupaten Gresik yang tersebar di 5 kecamatan yaitu kecamatan Gresik, Kebomas, Manyar, Menganti dan Driorejo, dan sampelnya meliputi Petugas UPK yang sudah mengikuti pelatihan penguatan UPK dan telah menerima bantuan Pinjaman Bergulir (Revolving Loan Fund) dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan. Dalam penelitian ini, metode respon yang digunakan peneliti adalah Skala Penscoran untuk menggali data primer dari variable independen yaitu responden dapat menjawab dengan tegas dengan memberikan Cheklis pada kolom kuisioner. Jawaban responden
5
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
kemudian dibuatkan skor antara 1 sampai 4. Variabel Independen juga menggunakan skala nominal untuk variable Insentif Petugas UPK, Modal bergulir UPK, dan Idle Money. Sampel dalam penelitian ini adalah petugas Unit Pengelolaan Keuangan (UPK) yang ada di Kabupaten Gresik sejumlah 103 desa atau kelurahan yang diambil sampelnya dengan menggunakan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut : (a) Petugas Unit Pengelolaan Keuangan (UPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Telah mengikuti pelatihan Penguatan UPK; (b) Petugas UPK yang telah mengelolah Dana Pinjaman Bergulir sebagai Modal Pinjaman Bergulir dari Pemerintah; (c) Petugas UPK masih mempunyai nasabah kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang masih aktif; dan (d) Petugas UPK menpunyai laporan keuangan sesuai dengan petunjuk teknis pembukuan UPK. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2010. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan perbankan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2010, (2) Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan untuk periode 31 desember 2007-2010 yang dinyatakan dalam rupiah, (3) Data perusahaan yang tersedia lengkap mengenai kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independent dan komite audit. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen Variabel independen atau variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah sebagai berikut: Tabel 2 Variabel Independen Variabel Indikator Butir Score Kelembagaan BKM 1. Tidak Berdaya 1 2. Berdaya 2 3. Mandiri 3 4. Madani 4 Personil UPK 1. Personil 1 orang 1 2. Personil 2 orang 2 3. Personil 3 orang 3 4. Personil 4 orang 4 Curahan Waktu 1. Curahan waktu 1 hari 1 UPK 2. Curahan waktu 2 hari 2 3. Curahan waktu 3 hari 3 4. Curahan waktu 4 hari 4 Insentif UPK Jumlah Gaji dalam laporan keuangan Nominal Modal UPK Jumlah modal bergulir dalam laporan Nominal keuangan Idle Money Jumlah Idle Money dalam laporan keuangan Nominal Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan Revolving Loan Fund yang mengacu pada Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya (2012)
6
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
tentang Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan bahwa Kriteria Kinerja Pinjaman Bergulir sebagai berikut: Tabel 3 Kriteria Kinerja Pinjaman Bergulir
Indikator
Penghitungan
Loan at Risk (LAR)
Jml Peminjam (KSM) yang menunggak > 3 bulan / Jml Peminjam (KSM) Peminjam yang menunggak > 3 bulan / realisasi Jml Pendapatan tunai / Jml Pengeluaran Tunai Laba Bersih / Modal yang Diinvestasikan
Portofolio at Risk (PAR) Cost Coverage Ratio (CCR) Return on Invesment (ROI)
Kinerja Keuangan RLF Memuaskan Minimal Penundaan (Satisfaction) (Minimum) (Suspent) < 10% < 20% >= 20%
< 10%
< 20%
>= 20%
> 125%
> 100%
<= 100%
> 10%
> 0%
<= 0%
Kinerja laporan keuangan Revolving lound Fund yang dikelolah oleh Unit Pengelolah Keuangan di atas, kemudian oleh peneliti diberikan skala penskoran sebagai berikut: Tabel.4 Scala Penskoran Kinerja Keuangan RLF Unit Pengelolah Keuangan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Kinerja Keuangan RLF Memuaskan (Satisfaction) Minimal (Minimum) Penundaan (Suspent)
Rating Scala 3 2 1
Teknik Analisa Data Untuk menjawab rumusan masalah digunakan model Multinomial Logistic Regression. Dalam kasus multinomial, variable dependen berupa variabel kategori yang dikelompokkan menjadi lebih dari 3 (tiga) kategori, yaitu: kelompok 1 unit pengelola keuangan yang mempunyai kinerja penundaan (suspent); kelompok 2 unit pengelola keuangan yang mempunyai kinerja minimum; dan kelompok 3, unit pengelola keuangan yang mempunyai kinerja memuaskan (satisfaction). Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, dapat digunakan alat uji statistik dalam model regresi linear berganda. Adapun model Multinomial Logistic Regression adalah sebagai berikut: KKRLF = α + β1KBU + β2 PPU + β 3CWU + β 4 LnIPU + β 5 LnMBU + β 6 LnIDM + Keterangan: KKRLF KLB PPU CWU
: Kinerja Keuangan Revolving Loan Fund : Kelembagaan BKM : Personil Petugas UPK : Curahan Waktu UPK
7
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
LnIPU : Insentif Petugas UPK LnMBU : Modal Bergulir UPK LnIDM : Idle Money atau dana yang tidak digulirkan Semua teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS version 21 for windows. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Regresi Multinomial Logit Case processing model Tabel 5. menunjukkan ringkasan case processing model sebagai berikut: Tabel 5. Case Processing Summary N Marginal Percentage 1 6 6,5% KKRLF 2 28 30,1% 3 59 63,4% Valid 93 100,0% Missing 0 Total 93 Subpopulation 93a a. The dependent variable has only one value observed in 93 (100,0%) subpopulations. Sumber: Data diolah Nilai proporsional tingkat akurasi kesempatan untuk setiap kategori dalam model KKRLF 1, KKRLF 2 maupun KKRLF 3 sebesar 0.652+0.3012+0.6342 = 2.293, dengan demikian kriteria proporsionalitas kesempatan untuk setiap kelompok sebesar (1.25 x 22.93%) = 28.66%. Nilai ini (28.66%) kemudian harus dibandingkan dengan persentase daya klasifikasi model penelitian secara keseluruhan (overall percentage classification) yaitu sebesar 88.2% (lihat output-nya pada Table 7) yang merupakan akumulasi kuadratik dari nilai marginal percentage untuk masing-masing kelompok. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model yang dibentuk memiliki daya klasifikasi yang nyata atau bermanfaat (a useful model) karena nilai klasifikasi secara keseluruhan (overall percentage classification) lebih besar dari overall percentage accuracy rate. Goodness of fit Model Hasil analisis dengan menggunakan metode person menunjukkan bahwa model fit (1.000), hal ini mengindikasikan bahwa model yang dirumuskan dalam penelitian layak atau memiliki nilai kebaikan untuk dipergunakan dalam penelitian ini. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut:
8
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
Tabel 6 Goodness of fit Model Goodness-of-Fit Chi-Square df Pearson 54,471 172 Deviance 47,277 172 sumber: hasil olah data
Sig. 1,000 1,000
Apabila dalam model regresi biasa (Ordinary Least Square) maka besarnya kemampuan variabel independen dalam menjelaskan mengenai apa yang terjadi pada variabel dependen dapat dilihat dari nilai R square-nya (R2). Sementara itu, tingkat atau derajat perubahan (bertambah atau berkurang) komposisi variabel independen dalam model yang dibentuk dapat diketahui dari nilai Adjusted R Square. Pseudo R Square Dalam model Logistik, baik itu yang bersifat binomial atau regresi logistik biasa maupun Regresi Logistic Multinomial, besarnya kemampuan variabel independen dalam menjelaskan berbagai perubahan yang terjadi pada variabel dependen diketahui dari nilai Pseudo R Square, baik itu Cox and Snell, Nagelkerke maupun McFadden. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa Nilai Cox and Snell sebesar 68.2%, sementara nilai Nagelkerke sebesar 84.3% dan terakhir nilai McFadden sebesar 69.3%. Oleh karena itu, dengan menggunakan nilai-nilai yang ada dalam Pseudo R Square terdapat 3 (tiga) output umum dari hasil analisis Regresi Multinomial Logit, yaitu Nagelkerke, Cox and Snell dan McFadden. Berdasarkan nilai Nagelkerke, maka besarnya kemampuan variabel independen yang terdiri dari variabel Kelembagaan BKM (KLB), Personal Petugas UPK (PPU), Curahan Waktu UPK (CWU), Insentif Petugas UPK (IPU), Modal Bergulir UPK (MBU) dan Idle Money (IDM) mampu menjelaskan tingkat perubahan pada variabel dependen (kinerja keuangan revolving loan fund) hanya sebesar 84.3%, artinya masih ada sebesar 15.7% variabel-variabel yang ada diluar model penelitian ini yang mampu menjelaskan bagaimana kecenderungan kinerja keuangan revolving loan fund. Tabel 7 Pseudo R-Square Cox and Snell ,682 Nagelkerke ,843 McFadden ,693 Sumber: data diolah Classification Analisis lebih lanjut dengan daya klasifikasi untuk kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3 dapat dilihat dalam table 8 di bawah ini:
9
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
Tabel 8 Observed
1 2 3 Overall Percentage
Classification Predicted 1 2 3 4 1 0 5,4%
2 24 5 33,3%
0 3 54 61,3%
Percent Correct 66,7% 85,7% 91,5% 88,2%
Hasil analisis multinomial logit regression dengan variable KLB, PPU, CWU, LnIPU, LnMBU, LnIDM dan kinerja keuangan revolving loan fund memiliki daya klasifikasi total sebesar 88,2 %. Pengujian Hipotesis Hasil pengujian Hipotesis Pertama Dalam model pengujian ini akan diperoleh mengenai tingkat presensi relasional antara variabel dependen dengan kombinasi variabel independen yang didasarkan pada signifikansi statistik. Dalam analisis ini diketahui bahwa tingkat probabilitas Model ChiSquare (106,532) sebesar 0.000. Oleh karena itu nilai p-value lebih kecil dari 1% . Secara lebih lengkap hasil analisis mengenai kemampuan variable Independent dan variable dalam memprediksi dependent diperlihatkan dalam Table 9 sebagai berikut: Tabel 9 Pengujian Kesesuian Model Model Fitting Information Model Model Likelihood Ratio Tests Fitting Criteria -2 Log Chidf Sig. Likelihoo Square d Intercept 153,810 Only Final 47,277 106,532 12 ,000 Sumber: data diolah Hasil analisis model multinomial logit adalah sebagai berikut: model ini memiliki angka -2LL pada model awal (intecept only) sebesar 153.810 dan angka -2LL pada model final sebesar 47.277 (lihat Tabel 8), oleh karena hasil uji likelihood test ratio ini menunjukkan adanya penurunan pada model final, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa model ini menunjukkan model Multinomial Logit yang lebih baik atau model yang baik (a usefull model). Dengan perkataan lain Model ini dapat digunakan untuk memprediksi kinerja keuangan revolving loan fund selama periode penelitian ini dilakukan.
10
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
Hasil Pengujian Multinomial Logistic Regression seperti pada tabel berikut ini menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 10 Parameter Estimate
KKRLFa
Intercep t KLB 1
PPU CWU
Parameter Estimates Std. Error Wald df Sig.
B
Exp(B)
100,545
5945,689
,000
1
,987
-20,099
,000
.
1
.
,587 -22,484
2,077 2972,783
,080 ,000
1 1
,778 ,994
1,867E009 1,798 1,718E010 ,145 1,515 1,286
95% Confidence Interval for Exp(B) Lower Upper Bound Bound
1,867E009 ,031 ,000
1,867E009 105,354 .b
LnIPU -1,929 2,091 ,851 1 ,356 ,002 8,751 LnMBU ,416 3,825 ,012 1 ,913 ,001 2729,001 LnIDM ,252 ,822 ,094 1 ,759 ,257 6,441 Intercep 28,149 15,306 3,382 1 ,066 t KLB -,429 ,759 ,319 1 ,572 ,651 ,147 2,884 PPU 1,245 1,100 1,280 1 ,258 3,474 ,402 30,029 2 CWU -3,982 ,962 17,144 1 ,000 ,019 ,003 ,123 LnIPU ,021 ,462 ,002 1 ,964 1,021 ,413 2,526 LnMBU -1,520 1,044 2,118 1 ,146 ,219 ,028 1,694 LnIDM ,549 ,415 1,750 1 ,186 1,731 ,768 3,902 a. The reference category is: 3. b. Floating point overflow occurred while computing this statistic. Its value is therefore set to system missing. Kemampuan Model dalam Mempredikasi Kelompok Unit Pengelola Keuangan terhadap Kinerja Keuangan Penundaan (suspent) Dari Tabel 10 tampak bahwa dengan tingkat signifikansi 5% terdapat 1 (satu) variabel independen yang signifikan secara statistik dan dapat digunakan untuk memprediksi dan membedakan atau mengklasifikasikan (in distinguishing) ke dalam kelompok kinerja keuangan yang memuaskan (satisfaction) dan kinerja keuangan yang penundaan (suspent), variable tersebut adalah kelembagaan BKM (KLB). KKRLF1 = 100.545 – 20.099*KLB1 + 0.587*PPU2 - 22.484*CWU3 - 1.929*LnIPU4 + 0.416*LnMBU5+0.252*LnIDM6+ε ……………… (4.1.)
KKRLF
=
KLB1 PPU2 CWU3
= = =
variabel dependen, kinerja keuangan revolving loan fund, merupakan variabel kaegori yang terdiri dari 2 kategori. UPK Kategori 1; penundaan (suspent) UPK Kategori 2; memuaskan (satisfaction) Kelembagaan BKM Personil Petugas UPK Curahan Waktu UPK
11
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
LnIPU4 LnMBU5 LnIDM6 ε
= = = =
Insentif Petugas UPK dengan menggunakan Ln. Modal Bergulir UPK dengan menggunkan Ln. Idle Money dengan menggunakan Ln. efsilon atau error
Hasil Analisis Kelembagaan BKM (KLB) dalam Memprediksi Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) dengan Indikator Penundaan (suspent) bahwa Dalam penelitian ini variabel Kelembagaan BKM (KLB) signifikan secara statistik dengan koefisien negatif, variabel ini merupakan suatu nilai perkembangan BKM mulai dari tidak berdaya, berdaya, mandiri dan madani. Artinya semakin tinggi tingkat perbandingan Kelembagaan BKM (KLB), semakin rendah kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) dengan indikator penundaan (suspent). Kemampuan Model dalam Mempredikasi Kelompok Unit Pengelola Keuangan terhadap Kinerja Keuangan Memuaskan (satisfaction) Hasil analisis regresi Multinomial Logistic Regression menunjukkan bahwa terdapat 2 (dua) variabel yang signifikan secara statistik, yaitu variabel Curahan Waktu UPK. KKRLF2 = 28.149 - .429*KLB1 + 1.245*PPU2 - 3.982*CWU3 + 0.021*LnIPU4 1.520*LnMBU5+0.549*LnIDM6+ε ……………… (4.2.)
KKRLF2
=
KLB1 PPU2 CWU3 LnIPU4 LnMBU5 LnIDM6 ε
= = = = = = =
variabel dependen, kinerja keuangan revolving loan fund, merupakan variabel kaegori yang terdiri dari 2 kategori. UPK Kategori 1; penundaan (suspent) UPK Kategori 2; memuaskan (satisfaction) Kelembagaan BKM Personil Petugas UPK Curahan Waktu UPK Insentif Petugas UPK dengan menggunakan Ln. Modal Bergulir UPK dengan menggunkan Ln. Idle Money dengan menggunakan Ln. efsilon atau error
Hasil analisis Kemampuan Model dalam Mempredikasi Kelompok Unit Pengelola Keuangan terhadap Kinerja Keuangan Memuaskan (satisfaction) bahwa Berdasarkan hasil analisis ternyata variabel curahan waktu UPK memiliki p-value sebesar 0.000, hal ini berarti variabel signifikan secara statistik pada taraf alfa sebesar 10% dengan nilai Wald sebesar 17.144. hasil analisis statistik juga menghasilkan nilai exp(b) sebesar 0.019, hal ini menunjukkan bahwa ketika adanya peningkatan 1 waktu (%) Variabel curahan waktu UPK akan meningkatkan persentase kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) sebesar 0.019 atau sebesar 1.9%. Dengan signifikannya variabel curahan waktu UPK maka dapat dikatakan bahwa variabel ini mampu membedakan status kategori variabel dependen kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) indicator minimum dengan kategori kelompok kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) indicator memuaskan (satisfaction). Hasil Pengujian Hipotesis kedua Table 10 memberikan gambaran bagaimana model signifikan secara statistik. Hal ini mengindikasikan bahwa hipotesis kedua signifikan secara statistik atau tidak ada alasan untuk menolak hipotesis kedua, bahwa secara bersama-sama variabel KLB, PPU, CWU, LnIPU, LnMBU, dan LnIDM berpengaruh terhadap kinerja keuangan pinjaman bergulir
12
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
(revolving loan fund) pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik. Hasil test kebaikan model atau kecocokan model menunjukkan bahwa model sudah fit atau merepresentasikan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Selanjutnya secara sendiiri-sendiri, pengujian variabel penelitian dilakukan dengan melihat nilai rasio likelihood-nya, seperti terdapat pada Tabel 11 Hasilnya menunjukkan adanya sejumlah variabel secara individual signifikan secara statistik terhadap kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik. Namun demikian, terdapat juga beberapa diantaranya tidak signifikan mempengaruhi kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund). Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel model fitting information-overall test: Tabel 11 Pengujian Signifikansi Variabel Indpenden Likelihood Ratio Tests Effect Model Likelihood Ratio Tests Fitting Criteria -2 Log Chidf Sig. Likelihoo Square d of Reduced Model Intercep 52,510 5,232 2 ,073 t KLB 48,965 1,688 2 ,430 PPU 48,734 1,457 2 ,483 CWU 126,963 79,685 2 ,000 LnIPU 48,665 1,387 2 ,500 LnMBU 49,949 2,672 2 ,263 LnIDM 49,254 1,977 2 ,372 The chi-square statistic is the difference in -2 log-likelihoods between the final model and a reduced model. The reduced model is formed by omitting an effect from the final model. The null hypothesis is that all parameters of that effect are 0. KKRLF3 = 5.232 + 1.688*KLB1 + 1.457*PPU2 + 79.685*CWU3 + 1.387*LnIPU4 + 2.672*LnMBU5+1.977*LnIDM6+ε ……………… (4.3.)
KKRLF2
KLB1 PPU2
variabel dependen, kinerja keuangan revolving loan fund, = merupakan variabel kaegori yang terdiri dari 2 kategori. UPK Kategori 1; penundaan (suspent) UPK Kategori 2; memuaskan (satisfaction) = Kelembagaan BKM = Personil Petugas UPK
13
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
CWU3 LnIPU4 LnMBU5 LnIDM6 ε
= = = = =
Curahan Waktu UPK Insentif Petugas UPK dengan menggunakan Ln. Modal Bergulir UPK dengan menggunkan Ln. Idle Money dengan menggunakan Ln. efsilon atau error
Seperti yang disebutkan pada bagian sebelumnya (Analisis Multinomial Logit Regression) menyebutkan bahwa dalam analisis regresi multinomial memiliki multiple interpretation, hal ini berbeda dengan regresi logistik biasa, kedua interpretasi tersebut adalah: (a) The Likelihood test ratio, uji ini memfokuskan pada signifikansi relationship antara variabel independen secara individual, dalam penelitian ini, digunakan dalam menguji hipotesis kedua; (b) The Wald Test ratio, uji jenis ini melihat bagaimana kemampun model dalam memrediksi status kategori variabel dependen. Pengujian ini akan digunakan untuk pembuktian hipotesis pertama dalam penelitian ini. Pengujian jenis pertama ini untuk melihat distinguishing powers dari variabel independen dalam memrediksi kelompok variabel dependen kategori atau kelompok 1, 2 atau kelompok 3. Hasil Analisis Kelembagaan BKM (KLB) Terhadap Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) Variabel Kelembagaan BKM (KLB) memiliki koefisien regresi positif (1.688) dan signifikan secara statistik pada taraf alfa sebesar 5%. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel Kelembagaan BKM (KLB) secara individual memiliki relasional signifikan secara statistik terhadap Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) dalam unit analisis ini. Hasil analisis Multinomial Logistic Regression menunjukkan bahwa variabel Kelembagaan BKM (KLB) ini signifikan secara statistik, variabel ini memiliki koefisien positif. Hasil analisis variabel ini tidaklah mengejutkan, apabila dilihat dari sudut pandang manajemen keuangan, dengan meningkatnya Kelembagaan BKM (KLB) akan mendorong makin tingginya tingkat kinerja keuangan, dengan semakin meningkatnya kinerja keuangan maka akan mendorong UPK untuk dapat mengakses bantuan langsung masyarakat (BLM) dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik. Hasil Analisis Personal Petugas UPK (PPU) Terhadap Terhadap Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) Variabel Personal Petugas UPK (PPU) yang menggambarkan mengenai jumlah petugas UPK yang mengelola pinjam bergulir, dalam penelitian ini variabel Personal Petugas UPK (PPU) memiliki nilai chi-square sebesar 1.457, hasil ini mengindikasikan bahwa variabel Personal Petugas UPK (PPU) secara individual tidak memiliki relasional signifikan terhadap tingkat Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) pada unit pengelola keuangan (UPK) dalam PNPM Mandiri Perkotaan yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini. Hasil analisis Multinomial Logistic Regression menunjukkan bahwa variabel Personal Petugas UPK (PPU) tidak signifikan secara statistik. Hasil Analisis Curahan Waktu UPK (CWU) Terhadap Terhadap Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) Variabel Curahan Waktu UPK (CWU) yang menggambarkan mengenai waktu yang diluangkan petugas UPK yang mengelola pinjam bergulir, dalam penelitian ini variabel Curahan Waktu UPK (CWU) memiliki nilai chi-square sebesar 79.685, atau nilai p-value-nya (0.000) lebih kecil atau sama dengan dari taraf alfa (α) sebesar 0.100, ternyata variabel ini signifikan secara statistic pada taraf alfa sebesar 10%. Hasil ini sekaligus menjelaskan bahwa
14
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
secara parsial variabel Curahan Waktu UPK (CWU) memiliki signfikansi relasional secara statistik terhadap Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) pada unit pengelola keuangan yang dijadikan objek dalam penelitian ini. Hasil ini mengindikasikan bahwa variabel Curahan Waktu UPK (CWU) secara individual memiliki relasional signifikan terhadap tingkat Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) pada unit pengelola keuangan (UPK) dalam PNPM Mandiri Perkotaan yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini. Hasil analisis Multinomial Logistic Regression menunjukkan bahwa variabel Curahan Waktu UPK (CWU) signifikan secara statistik. Hasil Analisis Insentif Personal UPK (LnIPU) Terhadap Terhadap Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) Variabel Insentif Personal UPK (LnIPU) yang menggambarkan mengenai jumlah insentif yang diterima oleh petugas UPK yang mengelola pinjam bergulir, dalam penelitian ini variabel Insentif Personal UPK (LnIPU) memiliki nilai chi-square sebesar 1.387, atau nilai p-value-nya (0.500) lebih besar dengan dari taraf alfa (α) sebesar 0.100, ternyata variabel ini tidak signifikan secara statistic pada taraf alfa sebesar 10%. Hasil ini sekaligus menjelaskan bahwa secara parsial Insentif Personal UPK (LnIPU) tidak memiliki signfikansi relasional secara statistik terhadap Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) pada unit pengelola keuangan yang dijadikan objek dalam penelitian ini. Hasil analisis Multinomial Logistic Regression menunjukkan bahwa variabel Insentif Personal UPK (LnIPU) tidak signifikan secara statistik. Hasil Analisis Modal Bergulir UPK (LnMBU) Terhadap Terhadap Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) Variabel Modal Bergulir UPK (LnMBU) yang menggambarkan mengenai jumlah insentif yang diterima oleh petugas UPK yang mengelola pinjam bergulir, dalam penelitian ini variabel Modal Bergulir UPK (LnMBU) memiliki nilai chi-square sebesar 2.672, atau nilai p-value-nya (0.263) lebih besar dengan dari taraf alfa (α) sebesar 0.100, ternyata variabel ini tidak signifikan secara statistic pada taraf alfa sebesar 10%. Hasil ini sekaligus menjelaskan bahwa secara parsial Modal Bergulir UPK (LnMBU) tidak memiliki signfikansi relasional secara statistik terhadap Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) pada unit pengelola keuangan yang dijadikan objek dalam penelitian ini. Hasil analisis Multinomial Logistic Regression menunjukkan bahwa variabel Modal Bergulir UPK (LnMBU) tidak signifikan secara statistik. Hasil Analisis Idle Money (LnIDM) Terhadap Terhadap Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) Variabel Idle Money (LnIDM) yang menggambarkan mengenai jumlah insentif yang diterima oleh petugas UPK yang mengelola pinjam bergulir, dalam penelitian ini variabel Idle Money (LnIDM) memiliki nilai chi-square sebesar 1.977, atau nilai p-value-nya (0.372) lebih besar dengan dari taraf alfa (α) sebesar 0.100, ternyata variabel ini tidak signifikan secara statistic pada taraf alfa sebesar 10%. Hasil ini sekaligus menjelaskan bahwa secara parsial Idle Money (LnIDM) tidak memiliki signfikansi relasional secara statistik terhadap Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (revolving loan fund) pada unit pengelola keuangan yang dijadikan objek dalam penelitian ini. Hasil analisis Multinomial Logistic Regression menunjukkan bahwa variabel Idle Money (LnIDM) tidak signifikan secara statistik.
15
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
Pengujian Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga dalam penelitian ini menyebutkan bahwa Model Multinomial Logistic Regression (MNLR) memiliki daya klasifikasi dan mampu digunakan untuk memrediksi kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik. Dengan menggunakan data laporan keuangan unit pengelola keuangan (UPK) terdapat 93 unit analisis yang yang dapat digunakan. Hasil analisis Multinomial Logistic Regression untuk model Klasifikasi (Classification Model) ditunjukkan oleh Tabel 8. Hasil analisis regresi seperti ditunjukkan oleh Tabel-tabel sebelumnya menginformasikan kondisi sebagai berikut: (a) Nilai -2Log Likelihood (2LL) intercept only atau model awal sebesar (153.810) mengalami penurunan jika dibandingkan dengan model final sebesar (47.277) sehingga model Multinomial logit dapat digunakan atau bermakna (a usefull model), begitu juga dilihat dari goodness of Fit model bahwa model regresi multinomial logit ini layak digunakan sebegai model regresi kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund), atau model multinomial yang lebih baik; (b) Melihat daya klasifikasi secara keseluruhan, seperti terlihat pada Tabel 8 memperlihatkan bahwa Overall percentage Classification sebesar 88.2% melebihi kriteria proporsionalitas kesempatan untuk setiap kelompok klasifikasi dalam penelitian ini, yaitu sebesar (1.25 x 22.93%) = 28.66%. Berdasarkan pada analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Model Multinomial Logistic Regression memiliki daya klasifikasi dan mampu digunakan untuk memrediksi kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik dapat diterima dan signifikan pada taraf alfa sebesar 1%, atau dengan perkataan lain tidak ada alasan untuk menolak hipotesis ketiga ini. Analisis persentase kepemilikan saham manajerial secara keseluruhan (overall percentage) menunjukkan bahwa dari 93 unit pengelola keuangan (UPK) sebagai populasi penelitian, diprediksikan memiliki kinerja keuangan penundaan (suspent) sebanyak 5,4% (5/93*100%), sementara itu dari 93 populasi unit pengelola keuangan (UPK) yang diprediksikan memiliki kinerja keuangan minum sebesar 33,3% atau (31/93*100%) dan terakhir dari 93 populasi unit pengelola keuangan (UPK) dan diprediksikan memiliki kinerja keuangan memuaskan (satisfaction), sebanyak 57 unit pengelola keuangan (UPK) yang memiliki persentase sebesar 61.3% (57/93*100%). Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat dikatakan bahwa Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Model Multionomial Logit Regression (MnL) memiliki daya klasifikasi dan mampu digunakan untuk memrediksi kelompok kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik dapat diterima dan signifikan pada taraf alfa sebesar 1%, dengan perkataan lain tidak ada alasan untuk menolak hipotesis yang ketiga ini. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil Analisis Kelembagaan BKM dalam memrediksi Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (Revolving Loan Fund) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelembagaan BKM adalah variabel penduga yang digunakan untuk menjelaskan kinerja keuangan revolving loan fund. Hal ini dikaitkan dengan landasan kemandirian BKM sebagai lembaga kepemimpinan masyarakat yang representative, mengakar dan kondusif bagi modal sosial (social capital), dimana BKM punya peluang untuk mengatur mengenai kebijakan, pelayanan, monitoring dan system pelaporan keuangan yang transparan agar pinjaman bergulir berjalan berjalan dengan baik dan tepat sasaran.
16
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
Hasil Analisis Personal Petugas UPK dalam memrediksi Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (Revolving Loan Fund) Variabel ini signifikan secara statistik dan memiliki koefisien positif. Hal ini berarti jika jumlah petugas UPK yang menurut pedoman teknis pinjaman bergulir bahwa petugas UPK minimal sebanyak 2 orang terpenuhi, maka kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) semakin membaik. Secara statistik nilai Exp(b) sebesar 1.798 menjelaskan bahwa ketika ada peningkatan sebesar 1 orang petugas UPK dari variabel personal petugas UPK akan menaikkan persentase kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) sebesar (1.798 + 1= 2.798) atau sebesar 27.98% pada variabel dependen kelompok pertama. Berdasarkan pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa personil petugas UPK berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan RLF. Hasil penelitian sesuai dengan Yu dan Park (2005), yang menyatakan bahwa perampingan (downsizing) karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa personil petugas UPK minmal 2 orang dengan kemampuan yang cukup dan tepat dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada kelompok swadaya masyarakat (KSM) sebagai penerima manfaat pinjaman bergulir. Hasil Analisis Curahan Waktu UPK dalam memrediksi Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (Revolving Loan Fund) Variabel ini memiliki nilai Wald sebesar 0,000 dengan p-value sebesar 0.994 dengan arah koefisien negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin rendah curahan waktu UPK, maka semakin semakin rendah kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund). Variabel ini sebagai determinan penting pada kelompok 1 (unit pengelola keuangan yang memiliki kinerja penundaan atau suspent), jadi jelas ketika curahan waktu UPK menunjukkan peningkatan, maka secara bersama-sama adanya peningkatan kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund)., sehingga adanya pergerakan searah antara curahan waktu UPK dengan persentase kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund). Secara statistik nilai exp (b) sebesar 1.719 memiliki arti bahwa setiap ada peningkatan 1 dari curahan waktu UPK maka akan meningkatkan persentase kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) sebesar (1.719 + 1) atau sebesar 2.719 pada kelompok variabel dependen kategori pertama. Hasil analisis variabel penelitian ini mengisyaratkan bahwa variabel curahan waktu UPK dapat digunakan untuk memrediksi persentase kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) pada Progran Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini. Variabel ini mampu membedakan kategori variabel dependen antara kelompok 1 (kinerja keuangan penundaan atau suspent) dengan kategori variabel dependen kelompok atau kategori 3 (kinerja keuangan memuaskan atau satisfactiont). Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa curahan waktu UPK berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan RLF. Hasil ini mendukung penelitian Wijewardena et.el (2008), yang menyimpulkan bahwa adanya kerkaitan antara mentalitas karyawan terkait kejujuran tugas dan waktu terhadap Kinerja Keuangan. Ini artinya curahan waktu yang diberikan oleh petugas UPK dalam mengelolah pinjaman bergulir mampu mendorong atau medongkar Kinerja Keuangan. Adanya konsentrasi petugas UPK dalam mengelolah pinjaman bergulir mampu memberikan nilai tambah kepada kinerja keuangan RLF.
17
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
Hasil Analisis Insentif Petugas UPK dalam memrediksi Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (Revolving Loan Fund) Variabel ini memiliki nilai Wald sebesar 0.851 dengan p-value sebesar 0.356 dengan arah koefisien negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin kecil Insentif Petugas UPK, maka semakin kecil kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund). Variabel ini sebagai determinan penting pada kelompok 1 (unit pengelola keuangan yang mempunyai kinerja keuangan penundaan atau suspent), jadi jelas ketika insentif petugas UPK mulai menunjukkan peningkatan, maka secara bersama-sama adanya peningkatan kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund), sehingga adanya pergerakan searah antara insentif petugas UPK dengan persentase kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund). Secara statistik nilai exp (b) sebesar 0.145 memiliki arti bahwa setiap ada penurunan 1 Rupiah (satuan Ln) dari insentif petugas UPK maka akan menurun persentase kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) sebesar (0.145-1) atau sebesar -0.855 dalam satuan Logaritma natural, pada kelompok variabel dependen kategori pertama. Hasil analisis variabel penelitian ini mengisyaratkan bahwa variabel insentif petugas UPK dapat digunakan untuk memrediksi persentase kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini. Variabel ini mampu membedakan kategori variabel dependen antara kelompok 1 (kinerja keuangan penundaan atau suspent) dengan kategori variabel dependen kelompok atau kategori 3 (kinerja keuangan memuaskan atau satisfactiont). Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa insentif petugas UPK berpengaruh negatif terhadap Kinerja Keuangan RLF. Hal ini berarti besar insentif petugas UPK yang telah ditetapkan oleh BKM melalui rembu warga tahuanan (RWT) yang dilakukan sekali dalam setahun untuk menentukan besaran insentif petugas UPK dapat mempengaruhi Kinerja Keuangan RLF. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Simanungkalit (2009) memberikan bukti secara empiris bahwa salah satu motivasi kerja dalam bentuk insentif dapat mempengaruhi kinerja keuangan. Ini berarti Kemampuan BKM dalam memberikan insentif kepada petugas UPK dapat meningkatkan kinerja petugas UPK untuk mengelolah pinjaman bergulir. Hasil Analisis Modal Bergulir UPK dalam memrediksi Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (Revolving Loan Fund) Variabel ini memiliki nilai Wald sebesar 0.012 dengan p-value sebesar 0.913 dengan arah koefisien positif. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar modal bergulir UPK, maka semakin besar kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund). Variabel ini sebagai determinan penting pada kelompok 1 (unit pengelola keuangan yang mempunyai kinerja keuangan penundaan atau suspent), jadi jelas ketika modal bergulir UPK mulai menunjukkan peningkatan, maka secara bersama-sama adanya peningkatan kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund), sehingga adanya pergerakan searah antara modal bergulir UPK dengan persentase kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund). Secara statistik nilai exp (b) sebesar 1.515 memiliki arti bahwa setiap ada kenaikan 1 Rupiah (satuan Ln) dari modal bergulir UPK maka akan meningkatkan persentase kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) sebesar (1.515 + 1) atau sebesar 2.515 dalam satuan Logaritma natural, pada kelompok variabel dependen kategori pertama. Hasil analisis variabel penelitian ini mengisyaratkan bahwa variabel modal petugas UPK dapat digunakan untuk memrediksi persentase kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini. Variabel ini mampu
18
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
membedakan kategori variabel dependen antara kelompok 1 (kinerja keuangan penundaan atau suspent) dengan kategori variabel dependen kelompok atau kategori 3 (kinerja keuangan memuaskan atau satisfactiont). Hasil Analisis Idle Money dalam memrediksi Kinerja Keuangan Pinjaman Bergulir (Revolving Loan Fund) Variabel ini memiliki nilai Wald sebesar 0.094 dengan p-value sebesar 0.759 dengan arah koefisien positif. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar idle money, maka semakin kecil mempengaruhi kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund). Variabel ini sebagai determinan penting pada kelompok 1 (unit pengelola keuangan yang mempunyai kinerja keuangan penundaan atau suspent), jadi jelas ketika idle money mulai menunjukkan peningkatan, maka secara bersama-sama adanya penurunan kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund), sehingga adanya pergerakan tidak searah antara idle money dengan persentase kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund). Secara statistik nilai exp (b) sebesar 1.286 memiliki arti bahwa setiap ada kenaikan 1 Rupiah (satuan Ln) dari idle money maka akan menurunkan persentase kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) sebesar (1.286 + 1) atau sebesar 2.286 dalam satuan Logaritma natural, pada kelompok variabel dependen kategori pertama. Hasil analisis variabel penelitian ini mengisyaratkan bahwa variabel idle money dapat digunakan untuk memrediksi persentase kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini. Variabel ini mampu membedakan kategori variabel dependen antara kelompok 1 (kinerja keuangan penundaan atau suspent) dengan kategori variabel dependen kelompok atau kategori 3 (kinerja keuangan memuaskan atau satisfactiont). SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa; (a) Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan peneliti, model dapat digunakan untuk memprediksi kategori variabel dependen kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik. Model ini tepat untuk memprediksi unit pengelola keuangan (UPK) yang memiliki kinerja keuangan penundaan (suspent), minimum, dan memuaskan (satisfaction); (b) Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa secara bersamasama variable dalam penelitian ini mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund). Secara parsial variable signifikan secara statistik diantaranya: variable kelembagaan BKM (KLB), dan Curahan Waktu UPK (CWU); dan (c) Pengujian Parameter Estimate telah menjawab tujuan penelitian yang kedua dan ketiga, yaitu model Multinomial Logistic Regression memiliki daya klasifikasi kelompok kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) pada unit pengelola keuangan (UPK) yang dijadikan subjek dalam penelitian ini. Hasil analisis model Klasifikasi (Classification model) menunjukkan bahwa model prediksi dengan menggunakan pendekatan Multinomial Logistic Regression ternyata dapat digunakan dalam memprediksi kategori variabel dependen kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik. Implikasi Memperhatikan hasil analisis Multinomial Logistic Regression yang telah penulis lakukan, maka beberapa saran yang dapat direkomendasikan sebagai berikut; (a) Para
19
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
pelaku PNPM Mandiri Perkotaan dapat mempertimbangkan sejumlah variabel yang terdapat dalam penelitian ini ternyata tidak signifikan atau tidak bermakna secara statistik. Hasil analisis menunjukkan terdapat 4 variabel independen tidak bermakna atau signifikan, yaitu: Petugas Personil UPK, Insentif Petugas UPK, Modal bergulir UPK dan Idle Money; (b) Hasil analisis menunjukkan bahwa masih terdapat sejumlah variabel yang mampu menjelaskan mengenai kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund). Nilai Pseudo R2 sebesar 84.3% hal ini berarti masih terdapat sekitar 15.7% variabel diluar model mampu menjelaskan mengenai kecenderungan kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) pada unit pengelola keuangan pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik selama periode penelitian. Keterbatasan Kelemahan atau kekurangan yang ditemukan setelah dilakukan analisis dan interpretasi data adalah sebagai berikut: (a) Penggunaan model untuk mendeteksi kinerja keuangan Revolving Loan Fund dalam penelitian ini mungkin belum mampu mendeteksi kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) dengan baik sehingga masih memerlukan justifikasi model lain terutama untuk mencari discretionary accrual nya; (b) Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya 6 variabel dengan Adjusted R2 hanya 84,3%. Sehingga ada faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund). Saran Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melengkapi keterbatasan penelitian dengan mengembangkan beberapa hal sebagai berikut: (a) Perlunya mempertimbangkan model berbeda yang akan digunakan dalam menentukan discretionary accrual sehingga dapat melihat adanya kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) dengan sudut pandang yang berbeda; (b) Dalam penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variabel independen lain yang mungkin berpengaruh terhadap kinerja keuangan pinjaman bergulir (revolving loan fund) atau mengambil sampel tentang kelompok swadaya masyarakat (KSM) ekonomi sebagai pemetik manfaat dari program PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Gresik.
DAFTAR PUSTAKA Asep dan Hubeis. 2010. Pengaruh Internal UPK BKM Terhadap Strategi Pinjaman Bergulir (Kredit) Pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Kabupaten Bekasi. Jurnal Akuntansi BSI Bandung Chandra, D, (2009), “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Pemberian Kredit dan Dampaknya terhadap NP” Tesis. Universitas diponegoro semarang. Dimitriades, S.Z. 2005. Employee empowerment in the Greek contex. Departement od Business Administration, University of Macedonia, Thessaloniki, Greece. International Journal of Manpower; 2005, 1; ABI/INFORM Reserch. Ghozali, I. 2009. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. , I,2006, : Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Cetakan keIV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Gujarati, N. Damodar, 1995. “Basic Econometrics”, Third Edition, McGraw-Hill, New York. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. DSAK. IAI.
20
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 12 (2014)
Jain dan Pankaj, S. 1996. Managing Kredit For the Rural Poor: Lessons from the Grameen bank, Wold Development 24:79-89. Lachman, R. (1980), “Toward measurement of entrepreneurial tendencies”, Management International Review, Vol. 20 No. 2, pp. 108-16. Kementerian Pekerjaan Umum. 2010. Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan. Direktorat Jenderal Cipta Karya . 2012. Pedoman Teknis Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan. Direktorat Jenderal Cipta Karya . 2012. Petunjuk Teknis Pembukuan Unit Pengelolah Keuangan PNPM Mandiri Perkotaana. Direktorat Jenderal Cipta Karya MacIsaac and Norman. 1997. The Role Of Microcredit in Poverty Reduction and Promoting Gender Inequality. Report to the Canadian Internasionl Development Agency Strategic Policy and Planning Division, Juni 12. Mayoux and Linda. 1998. Women’s Empowerment and Microfince Programmers. Discussion paper for the Open University, Milton Keynes. London: Small Enterprise development Fund. Menon, S.T. 2001. Employee empowerment: an integrative psychological approach, Applied Psychology: An International Review, Vol. 5 No.3, pp. 29-39. Philoshopia, C. 2010. Perbandingan Indikator Kinerja Unit Pengelola Keuangan Pada Pnpm Mandiri Perkotaan Dan Pedesaan Di Jawa Tengah Menggunakan Par, Roi Dan Ccr. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadar. Rahman and Aminur. 199a. Microcredit Initiatives for Equitable and Sustainable Development: Who Pays? World Development 27:67-82. Satriya, MD dan Lestari, P.V. 2012. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Jurnal Manajemen Keuangan. 3 (2). Simanungkalit, H., 2009. Pengaruh Diklat Teknis dan Motivasi terhadap kinerja alumni Balai Diklat Industri Regional I Medan. Jurnal Manajemen dan Bisnis. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Singagerda, Faurani I Santi. 2004. Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Dan Rentabilitas Pada Koperasi “Mandalika” Mataram Nusa Tenggara Barat. Jurnal Manajemen Keuangan. 2 (1). Siegall, M. and Gardner, S. (2000). Contextual factors of psychological empowerment. Personal Review, Vol. 29 No.6, pp. 703-22. Spreitzer, G.M. 1996. Social structural characteristics of psychological empowerment, academy of Management Journal, Vol. 39 No.2, pp. 483-504. Schipper, K. 2003. Principles-Based Accounting Standards. Accounting Horizons: 61 – 72. Sugiono. 2011. Statistik untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. . 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. Trihendardi, C, 2004.”Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik”, Penerbit ANDI, Yogyakarta. Usman. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemacetan Pinjaman Bergulir Pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Di Kota Gorontalo. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo. Wijewardena, H. et.el 2008. The owner/manager’s mentality and the financial performance of SMEs. Journal of Small Business and Enterprise Development Vol. 15 No. 1 Yu, G.C dan Park, J.S. 2006. The effect of downsizing on the financial performance and employee productivity of Korean firms. International Journal of Manpower Vol. 27 No. 3 ●●●
21