Harmonisasi Dalam Kesunyian
Mekarsari Editor Nurhayati, Ph.D Tim Penyusun M.Ilham Saiful Rijal Dkk.
LEMBAR TIM PENYUSUN Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016 di Desa Mekarsari, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang. © EKALAYA2016 _ Kelompok KKN 169 ISBN Tim Penyusun Editor Penyunting Penulis Layout Design Cover Kontributor
978-602-6670-37-3 Nurhayati, Ph.D Djaka Badranaya, ME M.Ilham Saiful Rijal, dkk. Rahmah Fitriani Risky Dwi Aprian Bapak Untung Sumarhadi, Bapak Haerudin, Bapak Kosim, Niar, dan seluruh anggota KKN Ekalaya
Diterbitkan atas kerjasama Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dengan kelompok KKN EKALAYA
LEMBAR PENGESAHAN Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor: 169 di Desa Mekarsari yang berjudul: Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari telah diperiksa dan disahkan pada tanggal, 02 Juni 2017.
Dosen Pembimbing
Koord.Program KKN-PpMM
Nurhayati, Ph.D NIP. 19690316 199903 2 002
Eva Nugraha, M.Ag NIP. 19710217 199803 1 002
Mengetahui. Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Djaka Badranaya, ME NIP. 19770530 200701 1 008
iii
“If you wanna be big, think big! If you wanna be king, gambling! If you wanna be human, surrender!” LUTHFI HASANAL BOLQIAH
iv | Kelompok KKN Ekalaya
KATA PENGANTAR Bapak Proklamator kita pernah berkata, ”Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan ku guncang dunia” jika kita cerna lebih jauh, sesungguhnya apa yang digemakan Soekarno adalah sebuah renungan hangat. Para pemuda adalah mereka yang berjiwa produktif dan selalu berusaha melakukan hal positif. Nabi Muhammad Shallallah „Alayhi wa Sallam, Muhammad Fatih yang telah menaklukan Kostantinopel, Soekarno, Bung Hatta, Jendral Soedirman, Kartini juga sederet nama lainnya melakukan suatu revolusi besar atas nama pemuda. Berbicara tentang Pemuda, maka mahasiswa menjadi bagian dari pemuda. Bagian dari semangat bangsa kita, yang dipercaya memiliki jiwa yang optimis, bermoral juga berintelektual. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan amanat perguruan tinggi serta pengembangan diri para mahasiswa melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN), kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang menjadi sebuah keniscayaan bagi seluruh elemen masyarakat sebab dari sinilah mahasiswa terjun langsung dalam bersosialisasi dengan masyarakat secara nyata. Oleh karena itu, kegiatan ini menjadi peluang yang luar biasa dalam mencetak manusia yang berjiwa sosial dan intelektual. Selain diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang kami miliki juga dapat bermanfaat untuk orang lain. Selain itu kami juga berupaya untuk turut serta dalam meningkatkan kepedulian juga mengembangkan kualitas dan mutu sumber daya masyarakat khususnya pada masyarakat Desa Mekarsari. Dalam kesempatan kali ini, kami atas nama mahasiswa ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung jalannya kegiatan kami. Khususnya kepada: 1. Bapak Dr. Dede Rosayada, MA., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena telah merealisasikan tridarma perguruan tinggi dengan program Kuliah Kerja Nyata. 2. Bapak Djaka Badranaya, ME., selaku Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat sekaligus penyunting buku laporan hasil KKNPpMM 2016 yang telah mengadakan program kuliah kerja nyata untuk para mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan memberikan pengarahan kepada kami.
v
3. Koordinator Program Pengabdian kepada Masyarakat Bapak Eva Nugraha, M.Ag., yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata. 4. Kedua orangtua kami yang telah memberikan restu dan support hangat dalam pelaksanaan KKN ini. 5. Dosen Pembimbing KKN kami yang luar biasa Ibu Nurhayati, Ph.D., yang tidak pernah lelah membimbing dan mendukung kami selama melaksanakan kegiatan KKN. 6. Kepala Desa Mekarsari Bapak Untung Sumarhadi dan keluarga yang telah mendukung dan membantu kelancaran program pelaksanaan KKN serta ikut hadir pada beberapa kegiatan. 7. Seluruh masyarakat Desa Mekarsari yang telah menyambut kami dengan hangat dan ikut hadir dalam program kegiatan yang kami laksanakan. 8. Lembaga Amil Zakat Dompet yang telah memberikan dana demi kelancarkan kegiatan KKN. 9. Perpustakaan Nasional yang telah memberikan buku untuk penambaan buku di Taman Baca Mekarsari. Dalam segala hal, kami selalu mengharap yang terbaik. Namun “Tak ada gading yang tak retak” sebab itu kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kesempurnaan. Baik dari segi penyusunan, bahasa, atau pun penulisannya. Namun di balik semua itu kami berharap tumpahan tinta ini dapat bermanfaat atau terlebih menjadi sumber inspirasi bagi pihak-pihak lain di masa mendatang. Amin.
Ciputat, 30 Oktober 2016
M.Ilham Saiful Rijal
vi | Kelompok KKN Ekalaya
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN | iii KATA PENGANTAR | v DAFTAR ISI | vii DAFTAR TABEL | ix DAFTAR GAMBAR | xi TABEL IDENTITAS KELOMPOK | xiii RINGKASAN EKSEKUTIF | xv PROLOG | xvii BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran | 1 B. Kondisi Umum Desa Mekarsari | 1 C. Permasalahan Desa | 2 D. Profil Kelompok KKN Ekalaya | 4 E. Fokus dan Prioritas Program | 6 F. Sasaran dan Target | 7 G. Jadwal Pelaksanaan Program | 10 H. Pendanaan dan Sumbangan | 11 I. Sistematika Penulisan | 11 BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM A. Metode Intervensi Sosial | 13 B. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat | 14 BAB III KONDISI DESA MEKARSARI KECAMATAN JAMBE A. Sejarah Singkat Desa Mekarsari | 17 B. Letak Geografis | 19 C. Struktur Penduduk | 20 D. Sarana dan Prasarana | 22 BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN A. Kerangka Pemecahan Masalah | 25 B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat | 32 C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat | 49 D. Faktor-Faktor Pencapaian Hasil | 58 vii
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan | 61 B. Rekomendasi | 62 EPILOG A. Kesan Pesan Warga Desa Mekarsari | 65 B. Penggalan Kisah Inspiratif kelompok KKN Ekalaya | 66 DAFTAR PUSTAKA| 163 SHORT BIO | 165 Lampiran 1. Tabel Kegiatan Individu | 175 Lampiran 2. Foto-Foto| 191 Lampiran 3. Surat dan Sertifikat | 201
viii | Kelompok KKN Ekalaya
DAFTAR TABEL Tabel 1.1: Fokus dan Prioritas Program | 6 Tabel 1.2: Sasaran dan Target | 7 Tabel 1.3: Pra-KKN PPM 2016 | 19 Tabel 1.4: Implementasi Program di Lokasi KKN | 10 Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program | 11 Tabel 1.6: Pendanaan | 11 Tabel 1.7: Sumbangan | 11 Tabel 4.1: Matrik SWOT Bidang Pendidikan | 25 Tabel 4.2: Matrik SWOT Bidang Keagamaan | 27 Tabel 4.3: Matrik SWOT Bidang Lingkungan | 28 Tabel 4.4: Matrik SWOT Bidang Fisik | 30 Tabel 4.5: Rincian Kegiatan Mengajar | 32 Tabel 4.6: Rincian Kegiatan Bimbel | 33 Tabel 4.7: Rincian Kegiatan Pengadaan Buku untuk Taman Baca| 34 Tabel 4.8: Rincian Kegiatan Mengajar Ngaji | 36 Tabel 4.9: Rincian Kegiatan Pengadaan Kaligrafi | 37 Tabel 4.10: Rincian Kegiatan Pembagian Mukena & Mushaf al-Qur‟an | 38 Tabel 4.11: Rincian Kegiatan Bersih Desa dan Tempat Ibadah | 39 Tabel 4.12: Rincian Kegiatan Semarak HUT RI ke-71| 41 Tabel 4.13: Rincian Kegiatan Movie Time| 43 Tabel 4.14: Rincian Kegiatan Perbaikan MCK | 44 Tabel 4.15: Rincian Kegiatan Pengadaan Plang Jalan | 45 Tabel 4.16: Rincian Kegiatan Pengadaan Pengadaan Plang RT | 47 Tabel 4.17: Rincian Kegiatan Etalase Obat | 48 Tabel 4.18: Rincian Kegiatan Chemistry For Kids | 49 Tabel 4.19: Rincian Kegiatan Panda Mobile| 51 Tabel 4.20: Rincian Kegiatan Seminar PHBS | 52 Tabel 4.21: Rincian Kegiatan Seminar GAN | 54 Tabel 4.22: Rincian Kegiatan Pelatihan Handicraft| 55 Tabel 4.23: Rincian Kegiatan Pentas Seni | 57
ix
“Hidup adalah pilihan, namun tanpa adanya perjuangan kita takkan bisa memilih” RISKY DWI APRIAN
x | Kelompok KKN Ekalaya
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1: Gambar 3.2: Gambar 3.3: Gambar 3.4: Gambar 3.5: Gambar 3.6: Gambar 3.7: Gambar 3.8: Gambar 3.9: Gambar 3.10: Gambar 3.11: Gambar 3.12: Gambar 3.13: Gambar 4.1: Gambar 4.2: Gambar 4.3: Gambar 4.4: Gambar 4.5: Gambar 4.6: Gambar 4.7: Gambar 4.8: Gambar 4.9: Gambar 4.10: Gambar 4.11: Gambar 4.12: Gambar 4.13: Gambar 4.14: Gambar 4.15: Gambar 4.16: Gambar 4.17:
Letak Geografis Desa Mekarsari | 19 Peta Posko KKN Desa Mekarsari |20 Jumlah Penduduk Desa menurut Jenis Kelamin | 21 Jumlah Penduduk Desa menurut Tingkat Mata Pencaharian |21 Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan |22 Kondisi Jalan Desa Mekarsari | 22 PAUD Desa Mekarsari | 23 Salah Satu Ponpes Desa Mekarsari | 23 Mushalla al-Ikhlas | 23 Stadion Desa Mekarsari | 23 SDN Mekarsari | 23 SDN Daru II | 23 Kantor Desa Mekarsari | 23 Kegiatan Mengajar | 33 Kegiatan Bimbel | 34 Taman Baca Sebelum dirapikan | 35 Taman Baca Setelah dirapikan | 35 Penyerahan Kaligrafi | 38 Pembagian Mushaf al-Qur‟an | 39 Pembagian Mukena |39 Bersih Desa | 41 Bersih Tempat Ibadah | 41 Perlombaan Balap Karung yang diadakan Warga Desa | 43 Perlombaan Joget Balon yang diadakan Mahasiswa Di SD | 43 Movie Time| 44 MCK Sebelum diperbaiki | 45 MCK Setelah diperbaiki | 45 Plang Jalan | 46 Penyerahan Plang RT | 48 Penyerahan Etalase Obat | 49 xi
Gambar 4.18: Prof. Dwi & Prof. Anita Sedang Melakukan Percobaan „Gunung Merapi‟ | 51 Gambar 4.19: CFK di SDN Mekarsari | 51 Gambar 4.20: Pengkoordinasian Siswa-siswi SD Sebelum Acara Panda Mobile dimulai | 52 Gambar 4.21: Salah Satu Materi Panda Mobile (Story Telling) | 52 Gambar 4.22: Seminar PHBS | 54 Gambar 4.23: Seorang Anak Memperaktikan Materi Seminar | 54 Gambar 4.24: Seminar GAN | 55 Gambar 4.25: Pelatihan Handicratf| 56 Gambar 4.26: Pohon Kertas | 56 Gambar 4.27: Tari Nirmala | 58 Gambar 4.28: Pembacaan Puisi | 58
xii | Kelompok KKN Ekalaya
TABEL IDENTITAS KELOMPOK Kode 02/Kab.Tangerang/Kec.Jambe/169 Desa Mekarsari [015] Kelompok Ekalaya Dana Rp14.200.000,J. Mahasiswa 11 orang J.Kegiatan 13 kegiatan J. Pembangunan 6 kegiatan: Fisik Mekarsari Religius: Pengadaan Kaligrafi Pembagian Mukena dan Mushaf al-Quran Pembangunan Fisik: Perbaikan MCK Pengadaan Plang Jalan Pengadaan Plang RT Inventaris Perlengkapan Kesehatan: Pengadaan Etalase Obat
2.2.15. 169
169
xiii
“Buka mata, buka telinga, dan buka hati agar kita bisa selalu mensyukuri semua nikmat yang telah diberi oleh Yang Maha Memiliki” RAHMAH FITRIANI
xiv | Kelompok KKN Ekalaya
RINGKASAN EKSEKUTIF Buku laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa Mekarsari selama 32 hari. Ada 11 orang mahasiswa yang terlibat di dalam kelompok ini, yang berasal dari 7 Fakultas yang berbeda. Kami namai kelompok ini dengan nama EKALAYA dengan nomor kelompok 169. Kami dibimbing oleh ibu Nurhayati,Ph.D., Beliau adalah Dosen Teknik Informatika (TI) Fakultas Saintek. Tidak kurang dari 19 kegiatan yang kami lakukan di desa tersebut, yang sebagian besarnya merupakan pelayanan kepada masyarakat dan sebagian kecilnya adalah pemberdayaan. Dengan fokus pada 2 RW, kegiatan-kegiatan yang kami lakukan menghabiskan dana sekitar Rp14.200.000,- Dana tersebut kami dapatkan dari iuran anggota kelompok KKN sebesar Rp11.000.000,- dana penyertaan Progran Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rp3.000.000,- dan sumbangan sponsor Rp200.000,(Dompet Du‟afa), Keramik (Ibu Dosen Pembimbing), dan Buku dari Perpustakaan Nasional. Dari hasil kegiatan yang kami lakukan, terdapat sejumlah keberhasilan yang telah kami raih yaitu: 1. Meningkatkan minat baca siswa-siswi SD. 2. Menambah wawasan siswa-siswi SD tentang pola hidup sehat, percobaan kimia sederhana, konservasi alam dan cinta satwa. 3. Manambah wawasan masyarakat tentang narkoba dan bahayanya bagi kesehatan. 4. Bertambahnya aset fisik berupa plang jalan, plang RT, kaligrafi, etalase obat, mushaf al-Quran dan mukena. 5. Terciptanya MCK yang nyaman, bersih, dan memadai bagi warga desa. 6. Dari peremajaan taman baca yang dilakukan, maka tercipta taman baca yang lebih bersih, terorganisir, dan nyaman. 7. Bertambahnya koleksi buku di taman baca. Saat merencanakan dan mengimplementasikan kegiatan, terdapat sejumlah kendala yang kami hadapi, antara lain: 1. Kurangnya antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan karena kesibukan masyarakat itu sendiri. 2. Kurangnya koordinasi antar anggota kelompok. 3. Manajemen waktu yang kurang baik. xv
4. Kurangnya koordinasi dan konsolidasi dengan pihak desa. 5. Kurangnya anggaran dana untuk memaksimalkan rencana kegiatan yang telah disusun. Namun sekalipun demikian, kami pada akhirnya bisa merampungkan sebagian besar rencana kegiatan kami. Adapun kekurangan-kekurangannya adalah: 1. Kurangnya penerangan jalan. 2. Kondisi jalan yang tidak memadai. 3. Tidak adanya tugu perbatasan wilayah. 4. Tidak adanya gapura selamat datang.
xvi | Kelompok KKN Ekalaya
PROLOG Pada tahun 2016, PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Saya menjadi pembimbing kelompok KKN 169 yang diberi nama Ekalaya di Desa Mekarsari Kecamatan Jambe Kabupaten Tangerang. Desa Mekarsari, merupakan desa yang baru berjalan selama 33 tahun semenjak memisahkan diri dari Desa Daru. Oleh karena itu, sampai sekarang desa ini masih menjalani tahap pembangunan. Secara geografis, Desa Mekasari terletak di ujung Kabupaten Tangerang yang berbatasan langsung dengan Desa Batok dan Desa Cilaku Kabupaten Bogor. Secara demografis, jumlah penduduk desa sebanyak 3.246 jiwa yang mayoritas berprofesi sebagai petani, pedagang dan tidak bekerja. Dari data di atas, menurut hemat saya, secara geografis letak Desa Mekarsari belum bisa dikatakan strategis untuk menunjang aktifitas ekonomi warganya. Selain jauh dari ibu kota, Desa Mekarsari memiliki kedalaman air yang cukup dalam dengan rata-rata kedalaman 15-65 cm dan juga jauh dari mata air. Melihat kondisi tersebut, maka terjadi kesenjangan yang nyata mengingat mayoritas penduduk yang berprofesi sebagai petani tidak bisa secara maksimal memanfaatkan tanahnya untuk bercocok tanam macam-macam tanaman karena kesulitan akses air untuk menghidupi aktifitas tersebut. Sebagai contoh, tanah di Desa Mekasari dapat dikatakan tanah yang subur, akan tetapi penduduk desa harus pandai dalam memilih tanaman yang akan mereka tanam. Adapun jika sedang musim panas, sawah-sawah yang ada di Desa Mekarsari kering dan tidak dapat ditanami. Hal ini menyebabkan salah satu aktifitas ekonomi warga tidak berjalan yang menurunkan pendapatan warga. Untuk menyiasati hal ini, warga yang memiliki sawah akan beralih menjadi pengrajin atau pedagang. Dari 3.246 jiwa penduduk Desa Mekarsari, mayoritas warganya hanya mengenyam pendidikan sampai jenjang SD dan SMP. Permasalahan ini terjadi selain disebabkan oleh kurangnya motivasi orangtua untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi, juga disebabkan oleh kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang aktifitas pendidikan di Desa Mekarsari. Contohnya seperti hanya ada satu PAUD dan dua SDN yang beroperasi di Desa Mekarsari. Jika anak-anak desa ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMP atau SMA maka mereka harus menempuh jarak yang tidak dekat. Oleh karena itu, kebanyakan orangtua xvii
memiliki perspektif lebih baik membiarkan anak-anak mereka membantu bertani dan lainnya daripada untuk sekolah. Fakta di atas sudah seharusnya menjadi perhatian penting bagi pemerintah dalam upaya mereka untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia melalui program-programnya. Untuk membantu peran dan fungsi pemerintah tersebut, dengan tujuan mengimplementasikan tridharma perguruan tinggi melalui program KKN, mahasiswa KKN mencoba untuk membantu menanamkan paradigma baru kepada warga mengenai pentingnya pendidikan melalui bimbel, seminarseminar, pelatihan yang diberikan dan lainnya. Dalam hal ekonomi, program yang disedikan belum mampu berperan secara efektif untuk membantu, oleh karena itu, untuk mengisi kekosongan tersebut, akan lebih baik apabila program KKN selanjutnya lebih diarahkan pada pemberdayaan masyarakat. Dalam mengimplementasikan program, terlebih dahulu harus tercipta kesamaan visi dan misi dari setiap kelompok atau individu yang terlibat dalam program tersebut. Untuk KKN kali ini, kesamaan visi yang harus dimiliki tersebut terasa kurang. Salah satu penyebabnya adalah komunikasi yang terjalin antar tiap kelompok atau individu tersebut kurang efektif dan intensif. Hal tersebut mengakibatkan munculnya “kebingungan” untuk menyatukan suatu program kerja yang berimplikasi terhadap kurang efektifnya program KKN tahun ini. Saran saya untuk pelaksanakaan KKN tahun depan, daripada menempatkan dua kelompok dalam satu desa dengan pembimbing yang berbeda, akan lebih baik apabila menempatkan satu kelompok dalam satu desa dengan anggota yang diperbanyak dan didampingi oleh dua dosen pembimbing, sehingga pelaksaan kegiatan KKN dapat lebih efektif.
Ciputat, 12 Desember 2016 Pembimbing KKN
Nurhayati, Ph.D NIP. 19690316 199903 2 002
xviii | Kelompok KKN Ekalaya
BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan salah satu wujud pengabdian yang diberikan oleh mahasiswa kepada masyarakat yang mengacu pada pengimplementasian dari tridharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang memiliki tujuan untuk mengamalkan ilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah dan membaginya untuk tujuan yang mulia yakni untuk memajukan desa serta memberdayakan masyarakat yang ada di dalamnya. Kegiatan KKN ini juga dapat dijadikan suatu pembelajaran bagi mahasiswa agar ke depannya lebih siap untuk terjun ke masyarakat secara langsung. Desa Mekarsari yang berada di Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang, merupakan lokasi kegiatan KKN kami. Di desa tersebut kondisi jalan dan penerangannya belum memadai, apalagi ditambah dengan belum adanya papan penunjuk jalan, selain itu kondisi balai desa sudah lapuk dimakan usia, bisa dilihat dari tiang bendera dan tiang papan balai desa. Melihat sektor lapangan pekerjaan yang ada di Mekasari, banyak masyarakat atau pemuda setempat yang mencari penghasilan di Tanah Abang, sehingga pada siang hari desa terkesan sepi. Untuk sektor pendidikan, di Desa Mekarsari hanya memiliki dua bangunan sekolah yang berjenjang Sekolah Dasar. Berdasarkan hal tersebut, maka Desa Mekarsari ini layak untuk dijadikan tempat KKN. Buku laporan KKN ini diberi judul “Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari”. Judul tersebut dipilih karena melihat kondisi Desa Mekarsari yang sepi dan sunyi, namun di dalam kondisi tersebut masih terdapat rasa kekeluargaan yang hangat antar masyarakat desa, dan warga desa yang ada di sana sangat ramah terhadap kami. B. Kondisi Umum Desa Mekarsari Desa Mekarsari adalah sebuah desa di ujung Kecamatan Jambe Kabupaten Tangerang Provinsi Banten dengan luas wilayah 280 Ha. Di sebelah utara Desa Mekarsari berbatasan langsung dengan Desa Daru, sebelah timur berbatasan dengan Desa Taban, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Batok Kabupaten Bogor, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Cilaku Kabupaten Bogor. Waktu tempuh dari Desa Mekarsari ke kantor kecamatan menghabiskan waktu 5 menit dan ke ibu kota 1
kabupaten waktu tempuhnya 20 menit, sedangkan waktu tempuh dari kantor desa ke Ibu kota Provinsi Banten memakan waktu tempuh 120 menit. Desa Mekarsari merupakan pemekaran dari Desa Daru, itulah sebabnya pembangunan di Desa Mekarsari masih terus berlanjut sampai saat ini, seperti kondisi jalanan yang masih menyulitkan pengendara, penerangan jalan yang kurang, serta kedalaman air rata-rata 15-65 meter di bawah tanah memungkinkan penggunaan mesin-mesin yang mahal, begitu juga tandon air yang sangat jauh, perlu alat bantu untuk dapat mengairi lahan pertanian, sehingga biaya produksinya menjadi mahal, serta akses air yang masih sulit. Kondisi Desa Mekarari yang masih perlu pembangunan mengakibatkan perekonomian yang tersendat, tidak sedikit penghasilan penduduk Desa Mekarsari berada di bawah standar. Selain ekonomi, dampak dari sarana dan fasilitas yang kurang memadai berimbas pada kesehatan bahkan pendidikan yang kurang bermutu. 1 Meski demikian, Desa Mekarsari memiliki potensi yang beragam seperti potensi pada bidang pertanian, perkebunan, serta potensi peternakan. Rata-rata pekerjaan warga Desa Mekarsari adalah petani yang menanam padi dan palawija, dan sebagian lainnya bekerja di bidang jasa dan buruh pabrik maupun buruh lepas. Di Desa Mekarsari sedang dibangun sebuah stadion sepakbola yang nantinya akan menjadi ikon di desa tersebut. Desa Mekarsari memiliki dua bangunan sekolah dasar, yaitu SDN Daru II dan SDN Mekarsari, 1 PAUD dan beberapa Pondok Pesantren. Warga Desa Mekarsari seluruhnya menganut agama Islam. Meski desa ini terkesan jauh dari kata maju, tapi kesederhanaan mereka membuat desa tersebut memiliki suasana hangat yang muncul dari sifat gotong royong yang mereka tunjukan. C. Permasalahan Desa Menurut hasil survei di Desa Mekarsari, tim KKN Ekalaya menemukan banyak permasalahan diantaranya adalah: 1. Masalah pada akses jalan menuju Desa Mekarsari. Jalan-jalan yang berlubang dan dipenuhi dengan air kotor membuat perjalanan semakin berliku dan berbahaya. Belum lagi apabila malam hari, penerangan akses jalan di Desa Mekarsari hanya mengandalkan
1
Wawancara Pribadi dengan Kepala Desa Mekarsari, Bapak Untung, Mei 2016.
2 | Kelompok KKN Ekalaya
2.
3.
4.
5.
6.
2
rumah-rumah warga yang terletak berjauhan. Sehingga kondisi jalan utama Desa Mekarsari sangat gelap. Melihat potensi pelajar yang ada dan wilayah yang berdekatan dengan kota menjadikan desa tersebut cukup kompeten dalam membuat suatu produk, akan tetapi dengan terbatasnya sumber daya manusia yang memahami tentang penggunaan internet sebagai media pemasaran maka mengakibatkan kurangnya promosi mengenai usaha-usaha yang mereka jalankan. Desa tersebut belum mengeksplore potensinya keluar desa menuju kota. Minimnya kesadaran warga akan pentingnya pendidikan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Banyak warga yang beranggapan bahwa pendidikan bukanlah suatu prioritas dalam mengembangkan pengetahuan dan kemampuan sumber daya manusia. Mayoritas yang tidak melanjutkan pendidikan adalah para perempuan yang menganggap bahwa pendidikan tidaklah penting untuk kehidupan mereka kelak di masa yang akan datang. Minimnya kesadaran warga akan pentingnya kebersihan lingkungan. Banyak warga cenderung membuang sampah di sembarang tempat, seperti di pinggiran sungai ataupun di lahan-lahan kosong di sekitar desa. Hal ini diperburuk dengan minimnya tempat pembuangan sampah di lingkungan rumah-rumah warga. Di desa tersebut juga belum memiliki tempat pengolahan sampah yang berguna untuk meminimalisir terjadinya penumpukan sampah, seperti tempat daur ulang sampah. Sampah yang ada hanya mereka bakar yang akan menimbulkan polusi udara di desa tersebut. Karena desa tersebut merupakan desa sub-urban yang masyarakatnya merupakan masyarakat yang menuju masyarakat kota, jadi dalam hal pergaulan pelajar, desa tersebut sangat rawan akan penyebaran NAPZA dan pergaulan bebas. Menujunya masyarakat yang sub-urban maka kesenian–kesenian daerah mulai ditinggalkan oleh masyarakat khsusunya pemuda dan anak–anak di desa tersebut.2
Catatan Observasi Lapangan tanggal 05 dan 31 Mei 2016
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |3
D. Profil Kelompok KKN-PpMM 169 (EKALAYA) Kelompok KKN Ekalaya dibentuk pada bulan April 2016 setelah sebelumnya PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membuka pendaftaran KKN pada bulan Maret 2016. Anggota kelompok yang ditetapkan berjumlah 11 orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. PPM membagi anggota KKN secara merata dari beberapa fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk kelompok KKN ini terdapat 2 orang dari Fakultas Syariah dan Hukum, 2 orang dari Fakultas Adab dan Humaniora, 1 orang dari Fakultas Ushuluddin, 1 orang dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2 orang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2 orang dari Fakultas Sains dan Tekhnologi, dan terakhir 1 orang dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Kelompok KKN ini diberi nama Ekalaya. Nama Ekalaya diambil dari nama seorang tokoh pewayangan Jawa. Ekalaya atau Palgunadi merupakan seorang Raja Negara Paranggelung yang berwatak jujur, setia, tekun dan tabah. Selain itu dia juga merupakan murid yang memiliki bakti yang tinggi terhadap gurunya meskipun ia ditolak untuk belajar ajian Danurwenda dari sang guru, meski begitu dengan tekadnya yang kuat Ekalaya mampu menguasai ajian itu dengan belajar sendiri di bawah bayang-bayang patung gurunya yang ia buat. Harapan kami dengan memberikan nama ini adalah kelompok KKN kami mampu menunjukan bakti mahasiswa kepada masyarakat dengan jujur dan tekun sebagaimana Ekalaya menunjukan bakti murid terhadap gurunya dan juga kami mengharapkan kelompok kami dapat menunjukkan kesungguhan kami dalam mengabdi sebagaimana Ekalaya menunjukan kesungguhannya dalam menimba ilmu dari sang guru. Berikut adalah penjabaran mengenai kompetensi keilmuan dan keterampilan dari masing-masing anggota kelompok KKN Ekalaya: M.Ilham Saiful Rijal adalah mahasiswa Jurusan Biologi di Fakultas Sains dan Teknologi. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu lingkungan. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: Penyuluhan lingkungan, pembuatan pupuk kompos, dan memasak. Posisinya adalah sebagai ketua kelompok. 4 | Kelompok KKN Ekalaya
Cici Zulaika adalah mahasiswi Jurusan Aqidah Filsafat di Fakultas Ushuluddin. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang psikologi anak dan filsafat. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: Menari, memasak, mengajar dan membuat kerajinan tangan, juga paskibra. Posisinya adalah sebagai sekretaris. Fitri Dwi Febrianti adalah mahasiswi Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu eksak, ilmu ekonomi, dan pelajaran bahasa Inggris untuk SD. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: Public speaking dan kerajinan tangan. Posisi dia adalah sebagai bendahara. Luthfi Hasanal Bolqiah adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu politik. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: Desain, kaligrafi, dan beladiri. Posisinya adalah sebagai koordinator acara. Ahmad Syamsul H.A adalah mahasiswa Jurusan Jinayah Siyasah di Fakultas Syariah dan Hukum. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang faroid (ilmu waris) dan ilmu agama. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: Public speaking, kerajinan tangan, dan silat. Posisinya adalah sebagai koordinator acara. Hakiki Tertiari Hijriawan adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi KPI (Jurnalistik) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu komunikasi. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: Desain, menulis, dan fotografi. Posisinya adalah sebagai koordinator dokumentasi. Ariani Dwi Putri adalah mahasiswi Jurusan Kimia di Fakultas Sains dan Teknologi. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang kimia dan ilmu eksak. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: Desain dan kerajinan tangan. Posisinya adalah sebagai koordinator dokumentasi. Hilda Safitri adalah mahasiswi Jurusan Ilmu Perpustakan di Fakultas Adab dan Humaniora. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu eksak dan bahasa Inggris. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: Kerajinan tangan. Posisinya adalah sebagai koordinator konsumsi.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |5
Rahmah Fitriani adalah mahasiswi Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam) konsentrasi Manajemen zakat, infak, shodaqoh, dan wakaf (ZISWAF) di Fakultas Syariah dan Hukum. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang manajemen zakat, infak, shadaqoh, dan wakaf (ZISWAF), ekonomi, dan perikanan. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: Memasak, pengolahan data, menjahit, dan mengajar. Posisinya adalah sebagai koordinator konsumsi. Risky Dwi Aprian adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ekonomi terutama dalam bidang pembangunan daerah dan perhitungan pajak. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: Memasak, bermain musik dan perbaikan komputer. Posisinya adalah sebagai koordinator peralatan. Ilham Sabrulloh adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan di Fakultas Adab dan Humaniora. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu eksak dan pelajaran bahasa Inggris untuk SD. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: Teknologi. Posisinya adalah sebagai koordinator peralatan. E. Fokus atau Prioritas Kegiatan Tabel 1.1: Fokus dan Prioritas Program
Fokus Permasalahan Bidang Pendidikan
Prioritas Program dan Kegiatan Mekarsari Cerdas, Kreatif dan Terampil Kegeiatan Mengajar Kegeiatan Bimbel Kegeiatan Pengadaan Buku untuk Taman Baca Kegeiatan Chemistry For Kids Kegeiatan Mobil Edukasi Panda Mobile Kegeiatan Seminar Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) Kegeiatan Seminar Gerakan Anti Narkoba (GAN) Kegeiatan Pelatihan Handicraft Kegeiatan Pentas Seni (Pelatihan tari, puisi dan fashion show)
6 | Kelompok KKN Ekalaya
Bidang Keagamaan
Bidang Lingkungan
Bidang Fisik
Mekarsari Religius Kegeiatan Mengajar Mengaji Kegeiatan Pengadaan Kaligrafi Kegeiatan Pembagian Mukena dan Mushaf al-Quran Mekarsari Bersih Kegeiatan Bersih Desa dan Tempat Ibadah Mekarsari Ceria Kegeiatan Semarak HUT RI ke-71 Kegeiatan Movie Time Pembangunan Fisik Kegeiatan Perbaikan MCK Kegeiatan Pengadaan Plang Jalan Kegeiatan Pengadaan Plang RT Inventaris Perlengkapan Kesehatan Kegeiatan Pengadaan Etalase Obat
F. Sasaran dan Target Berikut merupakan sasaran dan target dari fokus dan prioritas program yang telah disebutkan pada sub-bab bagian „E‟: Tabel 1.2: Sasaran dan Target
No Kegiatan Bidang Pendidikan 1 Mengajar
2
3
4
Sasaran
Target
Guru SDN Daru 6 guru SDN Daru II dapat II terbantu dalam melaksanakan KBM. Bimbel Anak-anak di 100 orang anak menerima Desa Mekarsari tambahan pelajaran Bahasa tingkat SD Inggris, Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan Seni dan Budaya. Pengadaan Buku Taman Baca di Taman baca di Balai Desa untuk Taman Balai Desa Mekarsari menerima buku Baca Mekarsari dari berbagai subjek. Chemistry For Siswa-siwsi SDN Siswa-siswa SDN Daru II Daru II dan SDN dan SDN Mekarsari kelas 4Kids Mekarsari 6 menerima wawasan sains Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |7
5
Panda Mobile
6
Seminar Pola Siswa-siwsi SDN Hidup Bersih Daru II dan SDN Sehat (PHBS) Mekarsari
7
Seminar Warga Desa Gerakan Anti Mekasari Narkoba (GAN) (khususnya pemuda-pemudi nya)
8
Pelatihan Handicraft
9
Pentas Seni Siswa-siswi SDN (Pelatihan tari, Daru II dan SDN puisi, dan fashion Mekarsari show)
Bidang Keagamaan 10 Mengajar Mengaji
11
Pengadaan Kaligrafi
Siswa-siwsi SDN Daru II dan SDN Mekarsari
Ibu-ibu PKK
dengan mempraktikan beberapa percobaan sains yang sederhana. Siswa-siswi SDN Daru II dan SDN Mekarsari kelas 46 menerima informasi mengenai lingkungan dan juga satwa. Siswa-siswi SDN Daru II dan SDN Mekarsari kelas 5 dan 6 menerima ilmu pola hidup bersih dan sehat. 100 orang warga Desa Mekarsari (khususnya pemuda-pemudi nya) menerima informasi mengenai narkotika dan bahayanya bagi kesehatan. 30 ibu-ibu PKK menerima pelatihan pembuatan handicraft. 27 orang siswa-siswi menerima pelatihan menari, puisi dan fashion show untuk ditampilkan pada malam penutupan KKN.
Anak-anak Desa 20 Anak-anak yang menetap Mekarsari di dekat pos KKN dapat menerima pembelajaran membaca buku Juz A‟mma, dan hafalan surat pendek mereka bertambah. Kaligrafi 16 pasang kaligrafi tersedia di masjid dan Mushalla di Desa Mekarsari.
8 | Kelompok KKN Ekalaya
12
Pembagian Mukena dan Mushaf alQuran Bidang Lingkungan 13 Bersih Desa dan Tempat Ibadah
Masjid dan 4 masjid dan 12 mushalla di Mushalla di Desa Desa Mekarsari menerima Mekarsari 16 mukena dan 16 mushaf alQuran. Warga desa, aparatur desa, dan marbot
Warga desa di lima RT wilayah pelayanan (RT 06-10) terbantu dalam membersihkan lingkungannya. Aparatur desa terbantu dalam membersihkan balai desa Marbot di seluruh tempat ibadah di wilayah pelayanan (RT 06-10) terbantu dalam membersihkan tempat ibadahnya. 14 Semarak HUT RT di Desa Lima RT yang RI ke-71 Mekarsari dan menyelenggarakan perlombaan peringatan HUT RI terbantu dalam penyelenggaraannya. Lima Perlombaan terselenggara di SDN Daru II dan SDN Mekarsari, dan perlombaan tumpeng untuk tiap RT terselenggara pada malam penutupan. 15 Movie Time Pemutaran Film Pemutaran film komedi Komedi terselenggara di 10 RT Desa Mekarsari. Bidang Fisik Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |9
16
Perbaikan MCK
17
Pengadaan Plang Jalan
18
Pengadaan Plang RT
29
Pengadaan Etalase Obat
MCK RT 09 Desa Mekarsari Jalan utama di Desa Mekarsari
2 MCK di RT 09 Desa Mekarsari dapat diperbaiki. 10 jalan utama di Desa Mekarsari tersedia plang jalan. Rumah Ketua 10 rumah Ketua RT RT menerima plang nama rumah RT. Posyandu Desa Posyandu Desa Mekarsari Mekarsari menerima satu etalase obat sebagai tambahan perlengkapannya.
G. Jadwal Pelaksanaan Program a. Pra-KKN 2016 (April-Juli 2016) Tabel 1.3: Pra-KKN PPM 2016
No 1 2 3 4 5 6 7
Uraian Kegiatan Pendaftaran KKN Pembentukan Kelompok Pembekalan KKN Pembagian Tempat KKN Survei Lokasi KKN Penyusunan Proposal Pelepasan KKN
Waktu 15 Maret – 30 Maret 2016 April 2016 16 April 2016 27 April 2016 5 Mei, 31 Mei, dan 20 Juli 2016 10 Mei – 20 Juni 2016 25 Juli 2016
b. Implementasi Program di Lokasi KKN (25 Juli-25 Agustus 2016) Tabel 1.4: Implementasi Program di Lokasi KKN
No 1 2 3 4 5 6 8
Uraian Kegiatan Pemberangkatan ke lokasi KKN Sosialisasi kegiatan KKN Pembukaan KKN Implementasi program Penutupan KKN Pengerjaan dan penyerahan proker fisik Kunjungan dosen pembimbing
10 | Kelompok KKN Ekalaya
Waktu 25 Juli 2016 26-27 Juli 2016 28 Juli 2016 29 Juli – 25 Agustus 2016 21 Agustus 2016 21-25 Agustus 2016 28 Juli 2016 12 Agustus 2016 21 Agustus 2016
c. Laporan dan Evaluasi Program Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program
No 1 2 3 4
Uraian Kegiatan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM Penyelesaian dan Pengunggahan Film Dokumenter Pengesahan dan Penerbitan Buku Laporan Pengiriman Buku Laporan Hasil KKN-PpMM
Waktu 29 Agustus – 30 Oktober 2016 29 Agustus – 30 Oktober 2016 02 Juni 2017 Juni 2017
H. Pendanaan dan Sumbangan a. Pendanaan Tabel 1.6: Pendanaan
No 1 2
Uraian Asal Dana Jumlah Kontribusi mahasiswa anggota kelompok Rp 11.000.000,@1.000.000 Dana PpMD 2016 Rp 3.000.000,-
b. Sumbangan Tabel 1.7: Sumbangan
No 1 2 3
Uraian Asal Sumbangan Dompet Dhu‟afa Dosen Pembimbing ( ibu Nurhayati, Ph.D) Perpustakaan Nasional
Jumlah Rp 200.000,Keramik Buku
I. Sistematika Penyusunan Penyusunan buku laporan KKN-PpMM ini dibagi ke dalam 7 bagian. Bagian I adalah Prolog, berisikan tentang refleksi dosen pembimbing selaku editor buku. Isi prolog menjelaskan seputar gambaran umum tentang lokasi dan masyarakat tempat KKN berlangsung, pengalaman pembimbingan KKN, dan gambaran ideal pelaksanaan KKN. Bagian II adalah Bab I, dalam bab ini dijelaskan tentang gambaran umum pelaksanaan KKN kelompok 169 dimulai dari latar belakang pelaksanaan KKN di Desa Mekarsari, kondisi umum Desa Mekarsari, permasalahan yang ada di Desa Mekarsari, profil anggota KKN kelompok 169, fokus dan prioritas program, sasaran dan target program, jadwal Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |11
pelaksanaan KKN, dan sumber pendanaan untuk melaksanakan program kegiatan di Desa Mekarsari. Bagian III adalah Bab II, bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang mengacu pada para ahli yang menjelaskan tentang metode intervensi yang dilakukan oleh kelompok 169 dan pendekatan apa yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan KKN. Bagian ini bertujuan untuk memberikan kerangka teoritis pelaksanaan KKN di Desa Mekarsari. Bagian IV adalah Bab III, bab ini menjelaskan tentang kondisi Desa Mekarsari yang dilihat dari profil Desa Mekarsari secara umum, letak geografis desa, stuktur kependudukan desa dari mulai jenis kelamin, agama, mata pencaharian, dan tingkat pendidikan, dan sarana prasarana yang ada di Desa Mekarsari. Bagian V adalah Bab IV, bab ini menjelaskan mengenai kerangka pemecahan masalah yang disajikan oleh tabel Matrik SWOT dari berbagai bidang yang didapatkan dari penjelasan pada bab 1. Selain itu, bagian ini juga menyajikan tabel-tabel yang menjelaskan mengenai hasil dari pelayanan dan pemberdayaan yang dilakukan di Desa Mekarsari. Bagian VI adalah Bab V, bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang memuat mengenai pemecahan masalah dari permasalahan yang muncul pada bab I. Selain itu, pada bagian ini juga dibahas mengenai rekomendasi yang diberikan pada berbagai pihak. Bagian VII adalah Epilog, bagian ini berisi tentang kesan dan pesan masyarakat setempat dan juga kisah inspiratif anggota KKN 169 mengenai pengalamannya selama tinggal di Desa Mekarsari.
12 | Kelompok KKN Ekalaya
BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM A. Metode Intervensi Sosial Metode intervensi sosial merupakan penggabungan kata dari tiga suku kata; metode, intervensi, dan sosial. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “Metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan guna mencapai tujuan yang dikehendaki”, adapun arti kata intervensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “Campur tangan, dan arti kata sosial dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) itu hubungannya berkaitan dengan masyarakat.3 Merujuk pada pengertian kata-kata di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode intervensi sosial yang kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat merupakan suatu strategi terencana yang digunakan dalam praktik lapangan oleh pekerja sosial untuk memberikan bantuan kepada masyarakat sebagai kliennya agar kesejahteraan masyarakat dapat meningkat sebagai tujuan dari praktik lapangan tersebut. Selanjutnya, tujuan intervensi sosial menurut Isbandi Rukminto Adi4 adalah untuk memperbaiki fungsi sosial suatu individu atau kelompok sasaran perubahan. Ketika fungsi sosial suatu individu atau kelompok dikategorikan baik, maka dapat diasumsikan kondisi kesejahteraan individu atau kelompok tersebut dapat lebih mudah tercapai. Hal ini dapat terwujud apabila jarak antara harapan dan kenyataan tidak terlalu besar. Lebih jauh, Woodside dan McClam 5 menjelaskan tahapan intervensi yang terangkai dalam konsep API yaitu; Assesment (asesmen), Planning (perencanaan), dan Implementation (implementasi). 1. Assesment (asesmen) Dalam tahapan asesmen. pekerja sosial berkewajiban untuk mendiagnosa klien dan lingkungan klien. Prosesnya dapat dilihat di bawah ini:
3
“Metode, Intervensi, Sosial”, diakses pada 08 April 2016 dari: KBBI. Isbandi Rukminto Adi, “Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar pada Pengertian dan Beberapa Pokok Pembahasan”, dalam Intervensi Sosial, diakses pada 20 September 2016 dari: id.m.wikipedia.org. 5 Cepi Yusrun A, Praktik Pekerjaan Sosial Generalis (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2015), h. 173-175. 4
13
Membuat kontak awal
Mengidentifikasi permasalahan
Mengumpulkan dan menilai informasi
Hal-hal yang dapat dilakukan dalam tahapan ini adalah dengan menjalin relasi, mengidentifikasi masalah, menentukan kelayakan pelayanan, mengumpulkan dan mengkaji informasi, memutuskan perubahan apa yang dibutuhkan, dan bagaimana perubahan tersebut dapat dilakukan. 2. Planning (perencanaan) Tahapan kedua ini merupakan proses yang mengharuskan pekerja sosial mampu untuk mendeskripsikan dan menjelaskan secara komprehensif dan kualitatif hasil asesmen yang didapat untuk menentukan pelayan yang akan dilakukan. Prosesnya dapat dilihat di bawah ini;
Mengembangkan gambaran lengkap tentang klien
Membangun rencana
Mengatur layanan
Hal-hal yang dapat dilakukan dalam tahapan ini adalah dengan merumuskan sasaran, mengevaluasi strategi sementara, menyepakati rencana intervensi, menentukan siapa saja yang bertanggung jawab dan menentukan tugas apa saja yang harus dilakukan. 3. Implementation (implementasi) Tahapan ini merupakan tahapan yang mengharuskan semua rencana yang telah dievaluasi dan disetuji dilaksanakan oleh pekerja sosial. Menyediakan layanan
Resolusi masalah
Memantau pelaksanaan layanan
Hal-hal yang dapat dilakukan dalam tahapan ini adalah dengan melaksanakan rencana yang telah disusun, memonitor kemajuan program, merevisi rencana jika tidak menghasilkan perubahan, dan mengevaluasi seluruh kemajuan program. B. Pendekatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Masalah, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti “Sesuatu yang harus diselesaikan/dipecahkan”.6 Problem solving dalam kamus 6
“Masalah”, diakses pada 08 April 2016 dari: KBBI.
14 | Kelompok KKN Ekalaya
bisnis memiliki arti “The process of working throught details of a problem to reach a solution. Problem solving may include mathematical or systematic operations and be a gauge of an individual‟s critical thinking skills” yaitu suatu proses kinerja baik itu matematis ataupun sistematis yang dilakukan untuk mencari solusi dari suatu detail masalah yang terjadi sebagai tolak ukur keterampilan seseorang dalam berpikir kritis. 7 Setiap individu atau kelompok pasti akan menghadapi suatu permasalahan. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan suatu pendekatan sistematis dalam memahami masalah yang terjadi. Terdapat 5 langkah alternative problem solving approach yang dapat dilakukan untuk mencari suatu pemecahan masalah, yaitu: 8 1. Mengidentifikasi masalah Pastikan seorang problem solver memahami masalah apa yang sebenarnya terjadi, seberapa sering, kapan, dan penyimpangan apa yang terjadi menurut standar. 2. Mengidentifikasi rencana Seorang problem solver harus memikirkan beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mencari penyebab utama dari masalah yang terjadi. 3. Mengidentifikasi beberapa kemungkinan yang akan terjadi Setelah memiliki beberapa daftar strategi yang mungkin digunakan untuk mencari penyebab utama permasalahan yang terjadi, pilihlah salah satu strategi yang paling cocok untuk digunakan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. 4. Menjalankan strategi Tahap ini merupakan tahapan yang mengharuskan seorang problem solver untuk menjalankan strategi pemecahan masalah yang telah dipilih pada tahapan ke-3. Jika setelah strategi dijalankan problem solver menemukan penyebab dari masalah yang muncul, maka ia dapat melangkah ke tahapan selanjutnya. 5. Mengukur Ukurlah seberapa efektif strategi yang dijalankan. Strategi dapat dikatakan efektif apabila permasalahan yang terjadi dapat teratasi. 7
“Problem Solving”, diakses pada 08 April 2016 dari: http://www.businessdictionary.com/definition/problem-solving.html. 8 Lee Candy, 5 Step Problem Solving Approach, diakses pada 08 April 2016 dari: http://www.educational-business-articles.com/5-step-problem-solving/
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |15
“Kebahagiaan itu bukan hanya soal kenyamanan dan kemewahan, tetapi bagaimana cara kita menikmati hidup dengan penuh rasa syukur dan ikhlas di tengah kesederhanaan yang kita jalani” HILDA SAFITRI
16 | Kelompok KKN Ekalaya
BAB III KONDISI DESA MEKARSARI KECAMATAN JAMBE A. Sejarah Singkat Desa Mekarsari 9 Desa Mekarsari merupakan sebuah desa di Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang yang wilayahnya digunakan untuk pertanian, peternakan serta pemukiman. Pertanian di desa ini dilakukan di pesawahan tadah hujan. Penduduk Desa Mekarsari rata-rata berprofesi sebagai petani, buruh harian, karyawan kontrak, karyawan swasta, pedagang asongan, PNS, TNI, dan POLRI (Sebagian kecil). Pada abad ke-18 sekitar tahun 1890 M, kesultanan Banten sedang berperang melawan penjajah Belanda yang akan melakukan agresi ke wilayah Banten dari Batavia ( Jakarta) melalui daerah Tangerang. Pada saat itu, Tumanggung utusan kesultanan Banten yaitu Tumanggung Arya Wangsa Karya, Arya Yidha Negara dan Arya Jaya Sentika berupaya membentengi wilayah Banten agar jangan sampai dimasuki Belanda. Maka Tangerang pun dikenal dengan nama “Benteng” dan Tangerang sendiri saat itu asal kata dari Tangerang (Tanda/ pertahanan). Sedangkan ketiga utusan tersebut (Tumanggung Arya Wangsa Karya, Arya Yidha Negara dan Arya Jaya Sentika) lebih dikenal dengan Tiga Pangawasa, Tiga Nu Ngaraksa atau lebih lazim disebutTigaraksa. Sedangkan keberadaan Mekarsari dari Tigaraksa kurang lebih 7 KM keselatan. Dahulu merupakan hutan dan tegalan (Tempat anu ngampar/luas). Dialek berimprovisasi menjadi Mekarsari (Tempat anu ngampar/luas). Pada saat pengarahan pasukan dari Banten tersebut, membawa sangat banyak orang. Sedangkan Jambe pada saat itu merupakan tanah kosong tidak bertuan, sehingga menjadi tempat aman bagi pengungsi yang ada di Bogor, Banten, Cisauk, dan Cicayur. Ini berdasarkan silsilah para keluarga masyarakat setempat bahkan ada buyutnya yang dari Sumedang yaitu Buyut Amsir yang sekarang makamnya ada di Kampung Daraham dan Buyut Amsir itu adalah temannya Pangeran Surya Wijaya sama-sama dari Sumedang. Seiring berjalannya waktu dan lamanya agresi penjajahan Belanda terhadap Indonesia itupun berimbas pada penduduk yang mendiami wilayah Desa Mekarsari dan sekitarnya. Pada tahun 1900-1932, wilayah 9
Profil Desa Mekarsari tahun 2015, Dokumen tidak dipublikasikan.
17
Mekarsari dijadikan perkebunan karet oleh Belanda, yang lebih dikenal dengan perkebunan „‟Anjol Pasir”. Pada masa ini desa itu disebut Mekarsari, Kecamatan Jambe. Banyak eksploitasi tenaga kerja perkebunan yang bukan saja dari penduduk sekitar desa, tapi juga orang jauh di luar desa. Maka dari itu, Secara tidak langsung lama kelamaan para pekerja tersebut menjadi penduduk Desa Mekarsari. Keberadaan kebun karet “Antjol Pasir” memberikan keramaian tersendiri bagi Desa Mekarsari. Keberadaan orang Belanda juga berdampak terjadinya kawin campur dengan penduduk setempat. Pada saat itu Desa Mekarsari mencapai masa keemasan, bersamaan dengan perkebunan-perkebunan di Desa Mekarsari dan Tigaraksa, perkebunan Victoria Fearming dan Han Fearming, mengirim hasil karetnya ke Balaraja. Selain itu hasil pertanian seperti kacang-kacangan, sayuran dan peternakan seperti kerbau, kambing dan ayam juga banyak, bahkan sampai tercipta pasar Naleyet yang cukup besar ada di Desa Mekarsari yang menjual hasil-hasil, maka wilayah tersebut dinamakan “kongsi” atau arti harfiahnya kelompok-kelompok dagang yang ada di sana sampai sekarang. Pada saat itupun Belanda berupaya menciptakan tendon-tandon air bendungan dan pipa-pipa beton saluran air ke sawah-sawah, hanya sayang keberadaanya sekarang tinggal puing-puing saja. Masa berakhirnya penjajahan Belanda dan Jepang, berakibat terbengkalainya tanah-tanah perkebunan. Namun sekitar tahun 1980 tanah-tanah tersebut direkayasa oleh oknum tidak bertanggung jawab menjadi hak milik pribadi. Sekitar tahun 1996 dilakukan sertifikasi oleh Sistem Informasi dan Managemen Obyek Pajak SISMIOP sehingga perkebunan sekarang sebagian besar sudah dimiliki oleh spekulan-spekulan tanah yang ironisnya bukan asli warga Mekarsari. Secara politik Desa Mekarsari sudah mengalami pergantian masa pemerintahan sebanyak empat kali, yang saat ini dipimpin oleh Bapak Untung Sumarhadi sebagai Kepala Desa sampai tahun 2020 menggantikan Bapak Aman. Adapun Kepala Desa yang pernah memimpin Desa Mekarsari sebelumnya yaitu Bapak Encep dan Bapak Suhro. Tanggal dan tahun berdirinya Desa Mekarsari serta waktu pemisahan diri dengan Desa Daru sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun berdasarkan keterangan Bapak Untung Sumarhadi bahwa berdirinya Desa Mekarsari adalah pada tanggal 4 Mei 1984 yaitu saat pemerintahan desa 18 | Kelompok KKN Ekalaya
dikelola oleh Bapak Asbari sebagai PJS Desa Mekarsari. Lalu pada tahun 1985 terpilihlah Bapak Suhro sebagai kepala Desa Mekarsari yang pertama.10 B. Letak Geografis
Daru Cilaku
Taban Mekarsari
Batok
Gambar 3.1: Letak Geografis Desa Mekarsari
Berdasarkan hasil survei KKN Ekalaya yang ditunjukan oleh peta di atas, Desa Mekarsari merupakan salah-satu desa di Kecamatan Jambe Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Desa Mekarsari terletak di ujung kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor. Perbatasan desa dapat dilihat dari sebelah utara berbatasan langsung dengan Desa Daru, sebelah timur berbatasan dengan Desa Taban, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Batok Kabupaten Bogor, dan sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Cilaku Kabupaten Bogor. Jarak dari ibu kota kabupaten ke Desa Mekarsari adalah 10 KM dengan waktu tempuh 20 Menit. Jarak dari ibu kota provinsi ke Desa Mekarsari adalah 87 KM dengan waktu tempuh 120 menit. Jika ingin ke Mekarsari dari UIN Jakarta jarak tempuhnya ± 45 KM dengan waktu yang dihabiskan selama 150 menit. Akan tetapi, ada alternatif lain untuk menuju
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |19
Mekarsari dari Kampus UIN tanpa menghabiskan terlalu banyak waktu diperjalanan. Transportasi kereta api dapat menghemat waktu dari 150 menit menjadi ± 60 menit saja. Kereta yang dinaiki adalah kereta jurusan stasiun akhir Maja dan turun di stasiun Daru, sayangnya ketersediaan kereta ini hanya 1 kali dalam 1 jam. U B LAPANGAN MEKARSARI
LAPANGAN DARU
T S
STADION MINI
BALAI DESA POSKO KKN
SDN ME KARSARI
SDN DARU II
Gambar 3.2: Peta Posko KKN di Desa Mekarsari
C. Struktur Kependudukan11 Menurut data Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RPJM-Desa & RKP-Desa) Desa Mekarsari tahun 2015-2016 bahwa jumlah penduduk yang ada di Desa Mekarsari adalah berjumlah 3.246 jiwa, dengan 833 KK, yang dapat dirinci kembali sesuai dengan karakteristik keadaan penduduk sebagai berikut:
11
Profil Desa Mekarsari tahun 2015, Dokumen tidak dipublikasikan.
20 | Kelompok KKN Ekalaya
a. Keadaan Penduduk menurut Jenis Kelamin 1690 1700 1650
1556
1600
1550 1500 1450
Perempuan
Laki-laki
Gambar 3.3: Jumlah Penduduk Desa Mekarsari berdasarkan jenis Kelamin
b. Keadaan Penduduk menurut Agama Berdasarkan survei di lapangan, masyarakat Desa Mekarsari 100% beragama Islam. Hal ini dapat dibuktikan, setiap RT dan RW yang ada memiliki Mushalla serta banyaknya kegiatan pengajian dan majlis ilmu yang dilaksanakan oleh masyarakat. Bisa dikatakan kegiatan pengajian di Desa Mekarsari berlangsung hampir setiap hari. c. Keadaan Penduduk menurut Mata Pencaharian Mayoritas masyarakat Desa Mekarsari bermata pencaharian sebagai petani namun rata-rata kegiatan pertaniannya khususnya tanaman padi dilakukan untuk kebutuhan sehari-hari, pertanian sub-sistem dan hasilnya jarang sekali untuk dijual kembali. Lalu sebagian besar masyarakat Desa Mekarsari juga berwiraswasta/pedagang. 350 300 250 200 165 150 100 50 0
300 230
100 9
1
50
50
19
20
55
Gambar 3.4: Jumlah penduduk Desa Mekarsari berdasarkan tingkat Mata Pencaharian
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |21
d. Keadaan Penduduk menurut Tingkat Pendidikan Berdasarkan data yang kami peroleh, tercatat data tingkat pendidikan tertinggi hanya berasalah dari lulusan SD sebesar 800 jiwa. Maka dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Desa Mekarsari tergolong masih rendah. Jumlah terbanyak masyarakat Desa Mekarsari hanya mencapai tingkat SLTP dan SD. Pendapatan yang rendah menyebabkan masyarakat Desa Mekarsari tak mampu menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang SMA dan perguruan tinggi, hal tersebut juga dikarenakan program pemerintah yang masih mewajibkan sekolah hanya sampai 9 tahun. 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
800 630
200 30
191 21
6
8
200 50
40
5
Gambar 3.5: Jumlah penduduk Desa Mekarsari berdasarkan tingkat Pendidikan
D. Sarana dan Prasaran Desa yang memiliki luas wilayah 280 Ha dan terdiri dari 3 RW dan 10 RT ini memiliki 1 Kantor Desa, 1 Posyandu, 1 Polindes, 1 Taman Baca, 4 Masjid, 12 Mushalla, 2 SDN (SDN Daru II dan SDN Mekarsari), 1 PAUD, 1 lapangan sepakbola, 1 Stadion, 7 Pondok Pesantren, dan 1 orang bidan.
Gambar 3.6: Kondisi Jalan Desa Mekarsari
22 | Kelompok KKN Ekalaya
Gambar 3.7: PAUD Desa Mekarsari
Gambar 3.8: Mushalla al-Ikhlas
Gambar 3.10: Stadion Desa Mekarsari
Gambar 3.12: SDN Daru II
Gambar 3.9. Salah satu Ponpes Desa
Gambar 3.11:. SDN Mekarsari
Gambar 3.13: Kantor desa
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |23
“Sikap dan keramahan dapat menembus batas bahasa. Sesederhana itu” ARIANI DWI PUTRI
24 | Kelompok KKN Ekalaya
BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN A. Kerangka Pemecahan Masalah 1. Matrik SWOT Bidang Pendidikan Tabel 4.1: Matrik SWOT Bidang Pendidikan
Matrik SWOT 01. BIDANG PENDIDIKAN Internal STRENGHT (S) 1. Antusiasme dan solidnya ibu PKK dalam menjalankan kegiatan di desa. 2. Antusiasme anak-anak untuk belajar. 3. Dukungan dari orangtua, pihak desa, dan pihak sekolah. 4. Adanya perpustakaan desa. 5. Kreatifitas ibuibu yang ada di desa.
Eksternal
OPPORTUNIES (O)
STRATEGI (SO)
WEAKNESS ( W) 1. Kurangnya fasilitas yang menunjang kegiatan bimbingan belajar. 2. Kesadaran anak-anak untuk membaca masih rendah. 3. Tidak adanya wadah yang dapat menampung bakat dan kreatifitas anakanak. 4. Kurangnya motivasi orangtua untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 5. Kurangnya kesadaran anak-anak akan pola hidup bersih dan sehat. STRATEGI ( WO)
1. Kompetensi 1. Melakukan 1. akademik koordinasi dan mahasiswa KKN sosialisasi ke yang beragam. sekolah untuk 2. Ketersediaan dana. memfasilitasi 2. 25
Meremajakan dan mensosialisasikan perpustakaan desa kepada anak-anak d an warga sekitar.
3. Ketersediaan buku dari donatur.
kegiatan 3. Melakukan pelatihan mengajar dan untuk menggali dan bimbingan menyalurkan bakat belajar. dan kreatifitas anak2. Melakukan anak. pelatihan 4. Melakukan sosialisasi kerajinan tangan. pentingnya hidup bersih dan sehat. THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI ( WT) 1. Memberikan 1. Pemakaian gadget 1. Melakukan sosialisasi bahaya pemahaman dan yang menurunkan narkoba dan melakukan minat baca siswa. mengkoordinasik pendekatan terhadap 2. Tayangan televisi an hal tersebut orangtua dan anakyang menurunkan dengan pihak anaknya untuk semangat anak desa agar menggunakan dan untuk belajar, masyarakat yang menikmati kemajuan serta dampak tidak menghadiri teknologi dengan negatif lainnya. seminar dapat bijak dan positif. ikut memahami Serta menjelaskan hal tersebut. kepada mereka 2. Melakukan pentingnya menuntut koordinasi ilmu. dengan pihak sekolah untuk mendorong anakanak belajar dan mencintai lingkungan sekitarnya. Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun programprogram “Mekarsari Cerdas, Kreatif, dan Terampil” sebagai berikut: Kegiatan Mengajar Kegiatan Bimbingan Belajar Kegiatan Pengadaan Buku untukTaman Baca Kegiatan Chemistry For Kids
26 | Kelompok KKN Ekalaya
Kegiatan Mobil Edukasi Panda Mobile Kegiatan Seminar Pola Bersih Hidup Sehat (PHBS) Kegiatan Seminar Gerakan Anti narkoba (GAN) Kegiatan Pelatihan Handicraft Kegiatan Pentas Seni (Pelatihan Tari, Puisi, dan Fashion Show) 2. Matrik SWOT Bidang Keagamaan Tabel 4.2: Matrik SWOT Bidang Keagamaan
Matrik SWOT 02. BIDANG KEAGAMAAN Internal STRENGHTS (S) 1. Adanya TPA atau pengajian rutin. 2. Terdapat banyak pondok pesantren. 3. Waktu luang anakanak yang dapat di isi dengan belajar mengaji. 4. Banyaknya tempat ibadah yang tersebar di Desa Eksternal Mekarsaei. OPPORTUNITIES(O) STRATEGI (SO) 1. Ketersediaan dana. 1. Mendekati 2. Adanya mushaf almasyarakat dengan Qur‟an dan mukena mengadakan dari mahasiswa pengajian yaasin KKN. dan tahlil. 3. Adanya dukungan 2. Memanfaatkan moril dari Tim KKN adanya TPA untuk UIN Jakarta meningkatkan minat masyarakat belajar ilmu agama.
WEAKNESS ( W) 1. Minimnya jam pelajaran khusus agama di sekolah. 2. Banyak warga yang bekerja dari pagi sampai malam. 3. Kurangnya pemahaman anakanak tentang tajwid. 4. Tempat ibadah yang ada kurang terjaga. STRATEGI ( WO) 1. Menambahkan pelajaran agama bagi generasi muda dengan dukungan dari Kepala Desa dan perangkatnya. 2. Mengadakan mushaf al-Qur‟an dan mukena dari ketersediaan dana yang dimiliki mahasiswa KKN. 3. Mengadakan pengajaran mushaf
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |27
al-Qur‟an untuk anak-anak THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI ( WT) 1. Kemajuan teknologi 1. Memanfaatkan 1. Dekati para dan internet yang budaya masyarakat orangtua agar mau semakin mudah mendorong anakyang menjunjung untuk diakses. nilai keagamaan anak mereka 2. Pengaruh buruk untuk mempelajari ilmu dari tontonan agama sedini menyeimbangkan televisi. kemajuan mungkin. 3. Pengaruh buruk teknologi dan 2. Mengajak warga untuk datang ke dari narkoba dan internet, dengan seks bebas. mengkoordinasika setiap pengajian n hal tersebut yang diadakan oleh pesantren atau bersama para tokoh masyarakat tokoh masyarakat yang ada di Desa yang ada di desa. 3. Mendirikan sekolah Mekarsari. yang bernafaskan Islam untuk mencegah penggunaan narkoba dan seks bebas. Dari Matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun programprogram “Mekarsari Religius” sebagai berikut: Kegiatan Mengajar Mengaji Kegiatan Pengadaan Kaligrafi Kegiatan Pembagian Mukena dan Mushaf al-Qur‟an 3. Matrik SWOT Bidang Lingkungan Tabel 4.3: Matrik SWOT Bidang Lingkungan
Matrik SWOT 03. BIDANG LINGKUNGAN Internal STRENGHTS (S) WEAAKNESS (W) 1. Kekeluargaan 1. Pecah kongsi masyarakat Desa seusai pemilihan Mekarsari yang Kepala Desa terjaga satu sama masih ada. 28 | Kelompok KKN Ekalaya
Eksternal OPPORTUNITIES(O) 1. Adanya mahasiswa KKN. 2. Bantuan dana dari instansi terkait untuk membantu dan mendukung pelaksanaan kegiatan KKN Ekalaya di Desa Mekarsari.
THREATS (T) 1. Pengaruh televisi terhadap aktivitas anak.
lain. 2. Tingginya partisipasi warga dalam melaksanakan kegiatan kerja bakti. 3. Terdapat fasilitas tempat ibadah disetiap RT sebagai pusat kegiatan religiusitas desa. STRATEGI (SO) 1. Mengadakan kerja bakti disetiap RT. 2. Ikut serta dan membantu terselenggaranya kegiatan perlombaan 17 Agustus di Desa Mekarsari. 3. Berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong yang diadakan oleh warga. 4. Mengadakan nonton bersama dengan warga untuk mempererat silaturahmi antara warga dengan mahasiswa KKN. STRATEGI (ST) Mengadakan makan bersama dan nonton bareng dengan
2. Kurangnya perhatian masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
STRATEGI ( WO) 1. Keterlibatan anggota kelompok KKN Ekalaya dalam kegiatan yang diadakan oleh warga. 2. Membantu kegiatan masyarakat. 3. Mengadakan ngeliwet (masak) bareng bersama warga
STRATEGI ( WT) Mengadakan konsolidasi antar perangkat desa
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |29
2. Pengaruh tayangan melibatkan warga dan dalam memperingati televisi dan perangkat desa. hari kemerdekaan lingkungan Indonesia. terhadap pola pergaulan anak dan pemuda. 3. Nilai globalisasi yang semakin menggerus budaya warga desa. Dari Matrik SWOT di atas, maka kami menyusun program-program “Mekarsari Bersih” serta“Mekarsari Ceria” seperti berikut : Kegiatan Bersih Desa dan Tempat Ibadah Kegiatan Movie time Kegiatan Semarak 71 HUT ke-RI 4. Matrik SWOT Bidang Fisik Tabel 4.4: Matrik SWOT Bidang Fisik
Matrik SWOT 04. BIDANG FISIK Internal STRENGHTS (S) 1. Tersedianya fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) yang dapat dimanfaatkan semua warga. 2. Terdapat posyandu sebagai fasilitas desa dalam bidang kesehatan. 3. Adanya warga desa yang siap Eksternal membantu. OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) 1. Kemampuan dan 1. Perbaikan MCK keahlian yang agar kegiatan 30 | Kelompok KKN Ekalaya
WEAKNESS (W) 1. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga fasilitas desa yang sudah ada. 2. Pemanfaatan fasilitas kurang diperuntukan dengan baik. 3. Tidak adanya penunjuk jalan di jalan utama. STRATEGI ( WO) 1. Melakukan koordinasi
dimiliki anggota KKN Ekalaya. 2. Bantuan dana dari individu/instansi terkait untuk membantu dan mendukung pelaksanaan kegiatan KKN Ekalaya di Desa Mekarsari. 3. Bantuan dana kampus untuk menunjang kegiatan KKN Ekalaya di Desa Mekarsari. 4. Adanya saran dari dosen pembimbing KKN. THREATS (T) 1. Ketersediaan dana yang tidak memadai.
warga menjadi dengan aparatur nyaman. tentang 2. Melakukan pemeliharaan inventaris fasilitas yang perlengkapan fisik. ada. 3. Melakukan 2. Membeli bahan koordinasi dengan baku dari luar warga yang ingin desa. membantu. 3. Membuat papan penunjuk jalan.
STRATEGI (ST) STRATEGI ( WT) Mengkoordinasikan Melakukan dana dan ketersediaan pembangunan fisik bahan baku dengan dengan dana yang warga yang tersedia. membantu pembangunan. Dari Matrik SWOT di atas, maka kami menyusun program-program “Pembangunan Fisik” dan “Inventaris Perlengkapan Kesehatan” seperti berikut : Kegiatan Perbaikan MCK Kegiatan Pengadaan Plang Jalan Kegiatan Pengadaan Plang RT Kegiatan Pengadaan Etalase Obat
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |31
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat 1. Kegiatan Mengajar Tabel 4.5: Rincian Kegiatan Mengajar
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target
Pendidikan Mekarsari Cerdas, Kreatif, dan Terampil 01 Mengajar SDN Daru II 4 Hari Semua anggota kelompok KKN Membantu guru SDN Daru II dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Guru SDN Daru II 6 guru SDN Daru II terbantu dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Deskripsi kegiatan Kegiatan mengajar berlangsung hanya selama 4 hari di minggu ke dua KKN yaitu hari Senin-Kamis pada jam 08.00–12.00 WIB. Kami mengajar beberapa pelajaran yaitu biologi, agama, Matematika, bahasa Sunda, bahasa Inggris, dan olahraga. Satu kelas diajar oleh 2 anggota KKN. Kelas yang kami ajarkan yaitu kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Metode pembelajaran yang kami tawarkan ke peserta didik yaitu belajar dengan bermain. Metode yang kami pakai ini bermaksud menghilangkan kejenuhan peserta didik dan sebisa mungkin mereka tidak bosan terhadap mata pelajaran yang kami ajarkan. Selain itu, metode belajar dengan bermain ini belum terlaksana sempurna di sekolah SDN Daru II, sehingga hal tersebut menjadi hal yang menarik bagi peserta didik. Hasil pelayanan 6 guru SDN Daru II terbantu dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program
32 | Kelompok KKN Ekalaya
Gambar 4.1: Kegiatan Mengajar
2. Kegiatan Bimbingan Belajar (Bimbel) Tabel 4.6: Rincian Kegiatan Bimbingan Belajar (Bimbel)
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan
Sasaran Target
Pendidikan Mekarsari Cerdas, Kreatif, dan Terampil 02 Bimbingan Belajar (Bimbel) Kontrakan dan Balai Desa 14 Hari Semua anggota kelompok KKN Memberikan materi tambahan pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan Seni dan Budaya. Anak-anak di Desa Mekarsari tingkat SD 100 orang anak menerima tambahan pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan Seni dan Budaya.
Deskripsi kegiatan Pelaksanaan kegiatan ini kami bagi di dua tempat, yaitu balai desa dan kontrakan. Setiap hari setelah sekolah usai, hampir seluruh anakanak yang ada di Desa Mekarsari berdatangan. Mata pelajaran yang kami ajarkan adalah Bahasa Inggris, Matematika, Bahas Indonesia, IPA, dan Seni dan Budaya. Setiap anak dikelompokan menurut kelasnya. Kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar berkat antusiasme anak-anak dalam belajar dan juga berkat dukungan dari orangtua mereka. Kegiatan ini kami laksanakan bukan tanpa sebab, kami melihat semangat belajar
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |33
anak-anak Desa Mekarsari yang tinggi namun terbatas oleh tim pendidik dan durasi belajar yang sedikit di sekolah. Oleh karena itu kami membantu mendidik mereka di luar jam sekolah. Hasil pelayanan 100 orang anak menerima tambahan pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan Seni dan Budaya. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program
Gambar 4.2: Kegiatan Bimbingan Belajar
3. Kegiatan Pengadaan Buku untuk Taman Baca Tabel 4.7: Rincian Kegiatan Pengadaan Buku untuk Taman Baca
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Tujuan Sasaran Target
Pendidikan Mekarsari Cerdas, Kreatif, dan Terampil 03 Pengadaan Buku untuk Taman Baca Taman Baca yang ada di Desa Mekarsari, mulai kegiatan pada tanggal 02 Agustus 2016. ± 5 Minggu Hilda Safitri (PJ), Rahmah Fitriani, Ariani Dwi Putri, Fitri Dwi Febrianti, Luthfi Hasanal Bolqiah, Ilham Sabrulloh. Memberikan buku dari berbagai subjek untuk taman baca di balai Desa Mekarsari. Taman baca di balai Desa Mekarsari Taman baca di balai Desa Mekarsari menerima buku dari berbagai subjek.
34 | Kelompok KKN Ekalaya
Deskripsi kegiatan Awalnya kami mencari buku yang cocok untuk tambahan koleksi taman baca di Mekarsari. Kami memisahkan buku-buku yang masih layak dan sudah tidak layak. Layak di sini dalam arti masih bagus dalam tampilan buku. Buku-buku yang tidak layak kami turunkan dari rak dan kami simpan di tempat lain. Selanjutnya kami turunkan seluruh bukubuku di rak dan kami pisahkan buku-buku tersebut sesuai subjek. Setelah buku-buku sudah sesuai subjek, kami siapkan origami yang digunting panjang untuk ditempel di punggung buku. Lalu kami tentukan kertas origami untuk setiap subjek. Setelah buku sudah rapi di rak, kami membuat nama subjek untuk ditempel di rak. Selanjutnya kami membuat keterangan mengenai arti warna yang ada pada setiap punggung buku. Keterangan tersebut kami buat menarik dengan dibuat di atas stereofoam yang diberi beberapa hiasan dan ditaburi glitter. Lalu kami menempel peraturan dan cara mengembalikan buku di dinding taman baca. Selanjutnya kami membuat papan nama taman baca menggunakan triplek dan ditempel di atas pintu masuk taman baca. Selama proses memperbaiki taman baca, kami juga menemani anak-anak yang datang untuk membaca. Kami meberikan kegiatan dan bahan seperti mewarnai. Kegiatan ini kemungkinan tidak berlanjut karena tidak ada yang akan meneruskan kegiatan ini. Hasil pelayanan Taman baca di balai Desa Mekarsari menerima 100 buku dari berbagai subjek. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program
Gambar 4.3: Taman Baca Sebelum Dirapikan
Gambar 4.4: Taman Baca Sesudah Dirapikan
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |35
4. Kegiatan Mengajar Mengaji Tabel 4.8: Rincian Kegiatan Mengajar Mengaji
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan
Sasaran Target
Keagamaan Mekarsari Religius 10 Mengajar Mengaji Kontrakan ±14 hari Risky Dwi Aprian (PJ), Cici Zulaika, Rahmah Fitriani, Fitri Dwi Febrianti, M.Ilham Saiful Rijal. Memberikan pelajaran membaca buku Juz A‟mma terhadap anak-anak dan menambah hafalan surat pendek mereka. Anak-anak 20 Anak-anak yang menetap di pos KKN dapat menerima pelajaran membaca buku Juz A‟mma dan hafalan surat pendek mereka dapat bertambah.
Deskripsi kegiatan Kegiatan ini kami selenggarakan di kontrakan setelah shalat magrib. Tidak banyak anak yang datang ke kontrakan, wilayah cakupannya hanya sekitar tempat kami tinggal saja. kami mengajarkan terhadap anak-anak tentang bagaimana cara yang baik dalam membaca juz „amma dan memeriksa sejauh mana mereka sudah menghafal surat-surat pendek yang ada dalam mushaf al-Qur‟an. Tidak hanya itu, kami pun adakalanya, menanyai mereka seputar rukun iman dan Islam, serta nama-nama nabi dan rasul yang wajib diketahui. Sayangnya, tidak setiap hari kegiatan ini berjalan. Kegitan ini berjalan jika ada anak-anak yang datang saja. Selain itu, kebanyakan anak-anak telah memiliki guru mengajinya sendiri mengingat banyak pesantren dan guru ngaji di desa tersebut. Hasil pelayanan 10 anak menerima pelajaran membaca buku Juz A‟mma dan hafalan surat pendek mereka bertambah. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program
36 | Kelompok KKN Ekalaya
5. Kegiatan Pengadaan Kaligrafi Tabel 4.9: Rincian Kegiatan Pengadaan Kaligrafi
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Tujuan Sasaran Target
Keagamaan Mekarsari Religius 11 Pengadaan Kaligrafi Pos KKN, 19 – 25 Agustus. Sekitar 1 minggu. Luthfi Hasanal Bolqiah (PJ), Ilham Sabrulloh, M.Ilham Saiful Rijal, Cici Zulaika, Risky Dwi Aprian, dan Hakiki Tertiari Hijriawan. Menyediakan kaligrafi sebagai hiasan masjid dan mushalla. Kaligrafi 16 pasang kaligrafi tersedia di masjid dan mushalla di Desa Mekarsari.
Deskripsi kegiatan Pada mulainya kami membeli bahan dan peralatan berupa triplek, cutter, cat 6 warna, hampelas, koas, dan lain-lain. Setelah semua bahan dan alat yang diperlukan sudah lengkap, pengerjaan awal dimulai membuat pola kaligrafi dikertas, setelah pola jadi, kami mulai mengerjakan pembuatan kaligrafi dengan triplek. Kemudian pengerjaan dilakukan di pos KKN dan sesekali dibantu warga yang penasaran dan ikut serta membuat meskipun tidak banyak. Kendala yang kami hadapi adalah waktu yang habis membantu program kerja yang lain berikut sumber daya manusia yang dapat membantu sangat sedikit dikarenakan tidak semua orang bisa membantu membuat kaligrafi. Program tidak berlanjut karena sifat dari program tersebut merupakan pemberian karya dari kami untuk masjid dan mushalla di Desa Mekarsari. Hasil pelayanan 7 pasang kaligrafi tersedia di masjid dan mushalla di Desa Mekarsari. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |37
Gambar 4.5: Penyerahan Kaligrafi
6. Kegiatan Pembagian Mukena dan Mushaf al-Qur‟an Tabel 4.10: Rincian Kegiatan Pembagian Mukena dan Mushaf al-Qur‟an
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target
Keagamaan Mekarsari Religius 12 Pembagian Mukena dan Mushaf al-Qur‟an Tempat Ibadah di Desa Mekarsari, 24 Agustus 2016 1 hari KKN UIN Jakarta 2016 Memberikan mukena dan mushaf al-Qur‟an untuk masjid dan mushalla yang ada di Desa Mekarari. Masjid dan mushalla di Desa Mekarsari 4 masjid dan 12 mushalla di Desa Mekarsari menerima 16 mukena dan 16 mushaf al-Quran.
Deskripsi kegiatan Pengadaan mushaf al-Quran merupakan rencana awal program kami melihat kondisi sebagian tempat yang kami datangi belum memiliki persediaan mushaf al-Qur‟an yang memadai dan sebagian lainnya sudah dimakan usia. Berbeda halnya dengan pembagian mukena, program ini merupakan program yang ada berdasarkan pengalaman yang dialami anggota KKN putri dibeberapa tempat ibadah yang disinggahi untuk beribadah. Ada tempat ibadah yang sama sekali tidak menyediakan mukena dan ada juga yang menyediakan namun tidak memadai. Pembagian mushaf al-Qur‟an dan mukena ini dilakukan dengan mendatangi setiap tempat ibadah dan menyerahkannya kepada 38 | Kelompok KKN Ekalaya
pengurusnya langsung. Program ini tidak berlanjut mengingat sifatnya yang berupa pemberian, harapan kami adalah mushaf al-Qur‟an dan mukena yang kami berikan dapat dipelihara dengan baik. Hasil pelayanan 4 masjid dan 12 mushalla di Desa Mekarsari menerima 16 mukena dan 10 mushaf al-Quran. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program
Gambar 4.6: Pembagian mushaf al-Qur‟an
Gambar 4.7: Pembagian Mukena
7. Kegiatan Bersih Desa dan Tempat Ibadah Tabel 4.11: Rincian Kegiatan Bersih Desa dan Tempat Ibadah
Bidang Lingkungan Program Mekarsari Bersih Nomor Kegiatan 13 Nama Kegiatan Bersih Desa dan Tempat Ibadah Tempat, Tanggal 1. Balai Desa : Jumat 29 Juli dan 5 Agustus 2016 2. Mushalla RT 06 dan Mushalla RT 09: Sabtu 13 Agustus 2016 3. RT 08 dan RT 06: 07 Agustus 2016 Lama Bersih Desa : 4 hari Bersih Masjid : 1 hari Pelaksanaan Tim Pelaksana Risky Dwi Aprian (PJ), M. Ilham Syaiful R, Ilham Sabrulloh, Luthfi Hasanal Bolqiah, Hakiki Tertiari Hijriawan, Rahmah Fitriani, Cici Zulaika, Perangkat Desa, Babinsa, Masyarakat Desa Tujuan Membantu warga desa untuk membersihkan desa. Membantu aparatur desa untuk membersihkan Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |39
Sasaran Target
balai desa. Membantu marbot untuk membersihkan tempat ibadah. Warga desa, aparatur desa, dan marbot Warga desa di lima RT wilayah pelayanan (06-10) terbantu dalam membersihkan desa. Aparatur desa terbantu dalam membersihkan balai desa. Marbot di seluruh tempat ibadah di wilayah pelayanan (06-10) dapat terbantu dalam membersihkan tempat ibadah.
Deskripsi kegiatan Pertama-tama, kami melakukan pemetaan desa untuk menentukan target lokasi dari kegiatan bersih desa dan masjid/mushalla ini. Setelah melakukan perundingan, maka dipilihlah balai desa dan juga mushalla di RT 06 dan RT 10. Untuk bersih desa kami mengikuti atau ikut membantu kegiatan kerja bakti yang sudah terjadwal di balai desa, dan untuk bersih mushalla kami mulai dari menyapu, mengepel, membersihkan kaca dan juga membersihkan toilet dan tempat wudhu. Kegiatan ini tentunya dapat berlanjut, karena untuk bersih desa sendiri sudah memiliki jadwal rutin untuk melakukan kerja bakti di balai desa, untuk bersih masjid/mushalla karena sudah memiliki marbot di kedua mushalla. Akan tetapi, kami tidak dapat mencapai target karena kurangnya anggota untuk menyebar di 5 RT tersebut. Hasil pelayanan Warga desa di dua wilayah pelayanan (RT 06 dan 08) terbantu dalam membersihkan desa. Aparatur desa terbantu dalam hal membersihkan balai desa. Marbot di dua mushalla terbantu dalam hal membersihkan tempat ibadah. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program
40 | Kelompok KKN Ekalaya
Gambar 4.8: Bersih Desa
Gambar 4.9: Bersih Tempat Ibadah
8. Kegiatan Semarak HUT RI ke-71 Tabel 4.12: Rincian Kegiatan Semarak HUT RI ke-71
Bidang Lingkungan Program Mekarsari Ceria Nomor Kegiatan 14 Nama Kegiatan Semarak HUT RI ke-71 Tempat, Tanggal 1. Villa Sungai Barito RT.02, 10 Agustus 2016 2. Villa Sungai Barito RT. 02, 11 Agustus 2016 3. SDN Mekarsari, 13 Agustus 2016 4. Villa Sungai Barito RT.02, 17 Agustus 2016 5. Sawah RT.06, 17 Agustus 2016 6. SDN Mekarsari, 18 Agustus 2016 7. SDN Daru II, 18 Agustus 2016 Lama Pelaksanaan lomba HUT yang kita adakan memakan Pelaksanaan waktu 13 hari. Terhitung dari tanggal 8-9 Agustus 2016 sebagai proses perencanaan kegiatan, tanggal 10-18 Agustus 2016 pelaksanaan lomba HUT dan tanggal 19 Agustus pengemasan hadiah utuk pemenang. Tim Pelaksana Kegiatan ini kami laksanakan bersama warga, karang taruna dan pihak SD. Tujuan Membantu setiap RT di Desa Mekarsari dalam menyelenggarakan perlombaan HUT RI ke-71. Menyelenggarakan perlombaan di Sekolah Dasar dalam rangka memperingati HUT RI ke-71. Sasaran RT di Desa Mekarsari dan perlombaan Target Lima RT yang menyelenggarakan peringatan Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |41
HUT RI terbantu dalam penyelenggaraannya. Lima Perlombaan terselenggara di SDN Daru II dan SDN Mekarsari, dan perlombaan tumpeng untuk tiap RT terselenggara pada malam penutupan.
Deskripsi kegiatan Kepengurusan Desa Mekarsari baru 2 tahun terbentuk ketika Pak Untung menjabat sebagai Kades. Banyak pengurus desa yang masih beradaptasi untuk melaksanakan tugasnya, diantaranya adalah karang taruna. Karang taruna yang memiliki tanggung jawab dalam bidang kepemudaan dan olahraga masih merasa belum optimal untuk menjalankan tugasnya sehingga melalui Pak Sultan selaku Ketua Karang Taruna meminta bantuan terhadap kami untuk melaksanakan perlombaan 17 Agustus. Dilain sisi, kami juga melirik SD yang terdapat di Desa Mekarsari untuk ikut andil dalam memeriahkan acara 17 Agustus. Acara ini mendapat sambutan baik dari Kepala Sekolah dengan alasan siswa akan mengingat sejarah euforia kemenangan diraihnya kemerdekaan Indonesia dari penjajah melalui perayaan HUT RI yang dilakukan disetiap tahunnya. Pelaksanan kegiatan Perayaan Hari Kemerdekaan ini mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi dari warga maupun pihak sekolah. Tentunya dalam pelaksanaan kegiatan ini kita tidak bekerja sendiri sehingga kita mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini. Hasil pelayanan Dua RT terbantu dalam menyelenggarakan acara HUT RI. Lima lomba terselenggara di 2 SD, dan lomba tumpeng terselenggara pada malam penutupan KKN. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program
42 | Kelompok KKN Ekalaya
Gambar 4.10: Perlombaan Balap Karung yang diadakan warga desa
Gambar 4.11: Perlombaan Joget Balon yang diadakan mahasiswa di SD
9. Kegiatan Movie Time Tabel 4.13: Rincian Kegiatan Movie Time
Bidang Lingkungan Program Mekarsari Ceria Nomor Kegiatan 15 Nama Kegiatan Movie Time Tempat, 1. Lingkungan RT 06. Tanggal 30 Juli dan 17 Agustus 2016 Tanggal 2. Lingkungan RT 09 Tanggal 06 Agustus 2016 Lama 3 kali (120 menit pelaksanaan film) Pelaksanaan Tim Pelaksana Ilham Sabrulloh (PJ), Hakiki Tertiari Hijriawan, M.Ilham Saiful Rijal, Risky Dwi Aprian. Tujuan Menyelenggarakan pemutaran film komedi untuk hiburan warga Desa Mekarsari. Sasaran Pemutaran film komedi Target Pemutaran film komedi terselenggara di 10 RT Desa Mekarsari. Deskripsi kegiatan Tahapan pertama dalam melaksanakan program movie time ini, kami harus menyiapkan proyektor, laptop, layar, dan sound. Selanjutnya mengumpulkan warga desa di tempat yang sudah di siapkan, setelah rapi semuanya film pun siap di putar. Program movie time ini adalah kegiatan yang ditujukan untuk hiburan bagi masyarakat di Desa Mekarsari. Selain itu, dengan adanya program ini, mahasiswa KKN dan warga desa dapat Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |43
lebih dekat lagi. program ini berjalan selama durasi dari film atau sampai tengah malam, karena biasanya tidak hanya satu film saja yang ditonton. Mungkin kegiatan ini tidak dapat dilanjutkan dikarenakan apabila warga ingin mengadakan acara seperti ini harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, oleh karena itu diharapkan dengan adanya program movie time ini hasrat hiburan dapat disalurkan. Hasil pelayanan Pemutaran film komedi terselenggara hanya di 2 RT Desa Mekarsari. Keberlanjutan Program tidak berjanjut Program
Gambar 4.12: Movie Time
10. Kegiatan Perbaikan MCK Tabel 4.14: Rincian Kegiatan Perbaikan MCK
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Tujuan Sasaran Target
Fisik Pembangunan Fisik 16 Perbaikan MCK RT 09, 23-25 Agustus 2016 3 Hari Ahmad Syamsul HA & M.Ilham Syaiful Rijal (PJ), Risky Dwi Aprian, Hakiki Tertiatri Hijriawan, Luthfi Hasanal Bolqiah, Ilham Sabrulloh, serta Warga Desa. Memperbaiki MCK di RT 09 agar lebih nyaman dipakai warga. MCK di RT 09 Desa Mekarsari Dua MCK di RT 09 Desa Mekarsari dapat
44 | Kelompok KKN Ekalaya
diperbaiki. Deskripsi kegiatan Agar warga menjadi nyaman dalam menggunakan fasilitas MCK anggota KKN Ekalaya membuat program perbaikan MCK. Kegiatan ini dilakukan selama 2 hari pada hari Selasa-Rabu, 23-24 Agustus 2016. Pada hari pertama dimulai pada pukul 13.00 – 18.00 WIB dan pada hari kedua dimulai pada pukul 08.00 – 19.30 WIB. Proses perbaikan dilakukan oleh 3 orang pekerja dan dibantu oleh anggota KKN Ekalaya. Untuk merealisasikan fasilitas MCK yang nyaman dan memadai untuk dipakai warga ini, pengerjaannya hanya membutuhkan 2 hari kerja. Kegiatan ini tidak berlanjut karena sifatnya tentatif, akan tetapi kami sudah mengamanahkan kepada ketua RT di wilayah tersebut, untuk menjaga MCK yang telah kami perbaiki. Hasil pelayanan 2 MCK di RT 09 Desa Mekarsari dapat diperbaiki. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program
Gambar 4.13: MCK Sebelum diperbaiki
Gambar 4.14: MCK Setelah diperbaiki
11. Kegiatan Pengadaan Plang Jalan Tabel 4.15: Rincian Kegiatan Pengadaan Plang Jalan
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal
Lama Pelaksanaan
Fisik Pembangunan Fisik 17 Pengadaan Plang Jalan Tempat pengadaan plang jalan di beberapa jalan Desa Mekarsari, program mulai dilaksanakan pada hari pemberian secara simbolis yaitu pada tanggal 25 Agustus 2016. Perencanaan untuk plang jalan dimulai dari bulan Juni, eksekusi plang jalan dilaksanakan pada Senin Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |45
Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target
tanggal 21 Agustus 2016 sampai dengan Rabu tanggal 24 Agustus 2016. Hakiki Tertiari Hijriawan (PJ), Ilham Saiful Rizal, Luthfi Hasanal Bolqiah, Risky Dwi Aprian. Menyediakan plang jalan di beberapa jalan utama di Desa Mekarsari. Jalan utama di Desa Mekarsari 10 jalan utama di Desa Mekarsari tersedia plang jalan.
Deskripsi kegiatan Program ini diadakan karena saat survei lokasi di Desa Mekarsari, kami menemukan tidak ada satupun papan penunjuk jalan di beberapa jalan utamanya. Hal tersebut akan menimbulkan kebingunngan bagi para pendatang baru, contohnya kami yang saat itu sebagai pendatang baru kesulitan menentukan arah di Desa tersebut. Hal pertama yang kami lakukan untuk melaksanakan program ini adalah dengan mulai membuat perkiraan harga untuk agenda plang jalan ini, lalu kami langsung melakukan survei harga material untuk mengetahui harga pasti dari semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan. Setelah itu kami membeli kebutuhan untuk pengadaan jalan ini. Berikutnya kami mulai mengerjakan plang jalan ini, kami pun saling membantu untuk menyelesaikan plang jalan ini. Keberlanjutan program terletak pada perawatan infrastrukturnya. Hasil pelayanan 10 jalan utama di Desa Mekarsari tersedia plang jalan. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program
Gambar 4.15: Plang Jalan
46 | Kelompok KKN Ekalaya
12. Kegiatan Pengadaan Plang RT Tabel 4.16: Rincian Kegiatan Pengadaan Plang RT
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target
Fisik Pembanguan Fisik 18 Pengadaan Plang Nama Rumah Ketua RT Pos KKN, 24 – 25 Agustus. 2 hari. Luthfi Hasanal Bolqiah (PJ), Hakiki, Ilham Sabrulloh, M. Ilham Saiful Rijal. Memberikan plang rumah RT untuk setiap rumah Ketua RT. Rumah Ketua RT 10 rumah Ketua RT dapat menerima plang rumah RT.
Deskripsi kegiatan Program pengadaan plang rumah Ketua Rukun Tetangga (RT) ini diadakan mendadak. Latar belakangnya adalah karena saat kami melakukan silaturahmi ke setiap rumah Ketua RT di Desa Mekarsari, kami kebingungan menemukan rumah tersebut, untuk mempermudah pendatang atau anggota KKN periode selanjutnya, maka kami memutuskan untuk membuat plang nama rumah Ketua RT. Pengerjaan program ini hanya mengandalkan bahan-bahan sisa dari kaligrafi. Namun pengerjaannya cukup singkat, dilakukan sehari sebelum KKN selesai. Karena banyak orang yang terlibat dan pengerjaannya cukup mudah, penyelesaian program ini cukup cepat. Pengerjaannya diawali dengan membuat cetakan, di gunting, diaplikasikan ke triplek dan kemudian di pilok. Program ini tidak berlanjut karena sifatnya adalah pemberian. Hasil pelayanan 10 rumah Ketua RT dapat menerima plang rumah RT. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |47
Gambar 4.16: Penyerahan Plang RT
13. Kegiatan Pengadaan Etalase Obat Tabel 4.17: Rincian Kegiatan Pengadaan Etalase Obat
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target
Fisik Inventaris Perlengkapan Kesehatan 19 Pengadaan Etalase Obat Posyandu Desa Mekarsari, 25 Agustus 2016 1 hari KKN UIN Jakarta 2016 Memberikan etalase obat sebagai tambahan perlengkapan posyandu. Posyandu Desa Mekarsari Posyandu Desa Mekarsari menerima satu etalase obat sebagai tambahan perlengkapannya.
Deskripsi kegiatan Program ini merupakan program yang ada berdasarkan keadaan yang kami lihat saat membersihkan posyandu untuk keperluan perlombaan kelas ibu hamil. Kami melihat obat-obat diletakan begitu saja di atas meja karena tidak adanya etalase untuk menyimpan obat. Oleh karena itu, kami berinisiatif membelikan etalase obat untuk diberikan ke posyandu yang ada di Desa Mekarsari sebagai inventaris perlengkapan kesehatan untuk posyandu. Dengan adanya etalase tersebut, diharapkan obat-obat yang tersedia di Posyandu Desa Mekarsari dapat di simpan dan terorganisir dengan baik. 48 | Kelompok KKN Ekalaya
Program ini tidak berlanjut karena sifat dari program tersebut merupakan pemberian dari kami untuk posyandu. Harapan kami adalah etalase tersebut dapat dijaga dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Hasil pelayanan Posyandu Desa Mekarsari menerima satu etalase obat sebagai tambahan perlengkapannya. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program
Gambar 4.17: Penyerahan Etalase Obat
C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat 14.Kegiatan Chemistry For Kids (CFK) Tabel 4.18: Rincian Kegiatan Chemistry For Kids
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Tujuan
Pendidikan Mekarsari Cerdas, Kreatif, dan Terampil 04 Chemistry For Kids SDN Daru II pada hari Rabu, 10 Agustus 2016 dan SDN Mekarsari pada hari Kamis, 11 Agustus 2016 ± 4 Hari Dari perencanaan hingga hari pelaksanaan. Kegiatan berlangsung selama 2 jam. Ariani Dwi Putri(PJ), Rahmah Fitriani, Hilda Safitri, Fitri Dwi Febrianti, Cici Zulaikha, Ilham Sabrulloh, Hakiki Tertiari Hijriawan, Luthfi Hasanal Bolqiah, M.Ilham Saiful Rijal. Memberikan wawasan sains dengan mempraktikan Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |49
Sasaran Target
beberapa percobaan sains sederhana. Siswa-siwsi SDN Daru II dan SDN Mekarsari Siswa-siswi SDN Daru II dan SDN Mekarsari kelas 4- 6 menerima wawasan sains dengan mempraktikkan beberapa percobaan sains sederhana.
Deskripsi kegiatan Awalnya kami menentukan percobaan sains sederhana dan menarik yang akan ditunjukkan untuk siswa-siswi SD. Sebelum KKN berlangsung kami sudah membeli sebagian bahan-bahan yang diperlukan untuk kegiatan ini. Dua hari sebelum kegiatan dilakukan, kami mengecek segala bahan yang diperlukan, berlatih mempraktikkan percobaan tersebut. kami juga telah menunjuk beberapa anggota KKN Ekalaya untuk dijadikan penanggung jawab tiap kelas saat kegiatan tersebut. Saat kegiatan berlangsung, terdapat 8 percobaan yang ditunjukkan, yaitu tusuk balon tanpa meletus, balon meletus tanpa ditusuk, pembuatan gas hidrogen, susu pelangi, betadin yang menghilang, surat rahasia, gunung meletus, dan membakar uang tanpa terbakar. Kami juga memberi kesempatan kepada siswa-siswi untuk mencoba beberapa percobaan. Kami berharap kegiatan ini dapat berlanjut agar siswa-siswi dapat memahami dan mengaplikasikan dengan baik teori yang sudah diajarkan di kelas, meningkatkan rasa ingin tahu, dan tidak takut untuk melakukan percobaan sains sederhana dalam menambah wawasan. Kegiatan ini dapat dilanjutkan oleh guru mata pelajaran IPA. Keberlanjutannya dapat dilakukan dengan melaksanakannya tiap 1 bulan sekali dan memilih beberapa tema untuk dipraktikkan. Hasil pelayanan Siswa-siswi SDN Daru II dan SDN Mekarsari kelas 4-6 menerima wawasan sains dengan mempraktikkan beberapa percobaan sains sederhana. Keberlanjutan Program tidak berlanjut. Program
50 | Kelompok KKN Ekalaya
Gambar 4.18: Prof.Dwi & Prof.Anita sedang melakukan pencobaan „Gunung Merapi‟
Gambar 4.19: Chemistry For Kids di SDN Mekarsari
15. Kegiatan Mobil Edukasi (Panda Mobile) Tabel 4.19: Rincian Kegiatan Panda Mobile
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Tujuan
Sasaran Target
Pendidikan Mekarsari Cerdas, Kreatif, dan Terampil 05 Mobil Edukasi (Panda Mobile) SD Mekarsari, Senin 15 Agustus 2016 1 Hari Fitri Dwi Febrianti & Hakiki Tertiari (PJ Acara), Rahmah Fitriani & Ibu-ibu PKK (PJ Konsumsi), Luthfi Hasanal Bolqiah & Ahmad Syamsul HA (PJ Keamanan dan Perlengkapan) Memberikan informasi mengenai pentingnya edukasi lingkungan dan juga satwa dalam menjaga keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia sejak usia dini dimulai dari lingkungan sekitar. Siswa-siwsi SDN Daru II SDN dan Mekarsari Siswa-siswi SDN Daru II dan SDN Mekarsari kelas 4-6 menerima informasi mengenai lingkungan dan juga satwa.
Deskripsi kegiatan Panda Mobile Indonesia mendatangkan sebuah Truck Edukasi 6 roda yang didalamnya terdapat banyak fasilitas yang dapat digunakan oleh Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |51
anak-anak, antara lain : Perpustakaan dengan koleksi buku lingkungan sekitar 100 buah. Permainan edukatif untuk anak-anak seperti puzzel. TV plasma berukuran 42 inch dan layar berukuran 2 X 2 m untuk memutarkan film-film tentang lingkungan (kapasitas menonton untuk dewasa + 10 orang dan anak-anak + 20 orang). Laptop dengan informasi lingkungan yang interaktif. Kabin belakang yang dapat dibuka menjadi panggung yang multi fungsi. Kegiatan yang umumnya dilakukan di panggung adalah story telling, mewarnai, pameran foto, dan ruang membaca. Isi dari kegiatan yang dilakukan antara lain adalah menonton film edukasi lingkungan dan juga satwa, story telling, games, pengamatan laboratorium, dan juga mengajarkan recycle membuat hydroponik. Hasil pelayanan Siswa-siswi SDN Daru II dan SDN Mekarsari kelas 4-6 menerima informasi mengenai lingkungan dan juga satwa. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program
Gambar 4.20: Pengkoordinasian anakanak sebelum acara dimulai
Gambar 4.21: Salah satu isi materi Mobil Edukasi (Story Telling)
16. Kegiatan Seminar Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) Tabel 4.20: Rincian Kegiatan Seminar PHBS
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal
Pendidikan Mekarsari Cerdas, Kreatif, dan Terampil 06 Seminar PHBS Balai Desa, 13 Agustus 2016
52 | Kelompok KKN Ekalaya
Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target
1 hari Rahmah Fitriani (PJ), Cici Zulaika, Ariani Dwi Putri, Hilda Safitri, Fitri Dwi Febrianti, Ilham Sabrulloh Memberikan materi mengenai ilmu pola hidup bersih dan sehat. Siswa-siwsi SDN Daru II dan SDN Mekarsari Siswa-siswi SDN Daru II dan SDN Mekarsari kelas 5 dan 6 menerima ilmu pola hidup bersih dan sehat.
Deskripsi kegiatan Kegiatan ini dimulai pada sekitar pukul 09.00–10.30 WIB, akan tetapi kami memulai persiapannya dari pukul 08.00 WIB. Kami membagi mahasiswa KKN untuk mendampingi anak-anak dari SDN Daru II dan SDN Mekarsari menuju Balai Desa Mekarsari, sedangkan sebagian lainnya menyiapkan tempat untuk seminar. Pemateri yang didatangkan merupakan mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bernama Maria Ulfah. Materi yang diberikan yaitu cara mencuci tangan yang benar, memilih makanan yang sehat, kebiasan hidup yang sehat, dan materi lainnya seputar kesehatan. Antusiasme anak-anak dalam menghadiri seminar ini sangat terlihat, ditambah lagi pemateri memberi reward bagi anak yang bisa menjawab pertanyaan dan mempraktikan materi yang telah disampaikan berupa lolipop. Acara ini dapat berjalan dengan lancar berkat kerjasama tim dari kawan-kawan KKN. Kegiatan ini tidak berlanjut. Akan tetapi harapan kami, ilmu yang disampaikan dalam seminar tersebut dapat tetap dimanfaatkan oleh anak-anak. Hasil pelayanan Siswa-siswi SDN Daru II dan SDN Mekarsari kelas 5 dan 6 menerima menerima ilmu pola hidup bersih dan sehat. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |53
Gambar 4.22: Seminar PHBS
Gambar 4.23: seorang anak yang memperaktikan materi seminar.
17. Kegiatan Seminar Gerakan Anti Narkoba (GAN) Tabel 4.21: Rincian Kegiatan Seminar GAN
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Tujuan Sasaran Target
Pendidikan Mekarsari Cerdas, Kreatif, dan Terampil 07 Seminar GAN Balai Desa, 20 Agustus 2016 120 Menit M.Ilham Saiful Rijal (PJ), Ahmad Syamsul HA, Cici Zulaika, Rahmah Fitriani, Hilda Safitri, Fitri Dwi Febrianti, Ariani Dwi Putri, Memberikan informasi mengenai narkotika dan bahayanya bagi kesehatan. Warga Desa Mekarsari (khususnya pemuda-pemudi desa) 100 orang warga Desa Mekarsari (khususnya pemuda-pemudi desa) menerima informasi mengenai narkotika dan bahayanya bagi kesehatan.
Deskripsi kegiatan Acara ini diadakan satu hari sebelum acara penutupan KKN yang dimulai sekitar pukul 09.30 WIB dan selesai pukul 11.30 WIB. Kami mengundang pemateri dari Satuan Tugas Gerakan Anti Narkoba (SATGAS GAN) UIN Jakarta yang merupakan mahasiswi jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan bernama Nadiya Sorayya. Materi yang disampaikan berupa apa yang dimaksud narkoba, jenis-jenisnya, bahayanya terhadap kesehatan, dan alasan orang bisa 54 | Kelompok KKN Ekalaya
kecanduan zat berbahaya tersebut. Acara seminar yang berlangsung selama kurang lebih 120 menit ini diawali dengan pembacaan mushaf alQur‟an, sambutan ketua KKN dan Bapak Sekertaris desa selanjutnya diisi pemateri dan di akhir dengan do‟a penutup. Program ini tidak berlanjut, akan tetapi harapan kami warga Desa Mekarsari dapat terhindar dari penyebaran bahan yang berbahaya tersebut. Hasil pelayanan 35 orang warga Desa Mekarsari (khususnya pemudapemudi desa) menerima informasi mengenai narkotika dan bahayanya bagi kesehatan. Keberlanjutan Program tidak berlajut Program
Gambar 4.24: Peserta Seminar GAN
18. Kegiatan Pelatihan Handicraft Tabel 4.22: Rincian Kegiatan Pelatihan Handicraft
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan
Pendidikan Mekarsari Cerdas, Kreatif, dan Terampil 08 Pelatihan Handicraft Balai Desa, 16 Agustus 2016 Satu hari Cici Zulaika (PJ), Hilda Safitri, Ahmad Syamsul H.A, Ariani Dwi Putri, Luthfi Hasanal Bolqiah. Memberikan petihan pembuatan Handicraft kepada ibu-ibu PKK. Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |55
Sasaran Target
Ibu-ibu PKK 30 ibu-ibu PKK menerima pelatihan pembuatan handicraft.
Deskripsi kegiatan Kegiatan ini merupakan salah satu program yang diadakan oleh KKN Ekalaya, yang berawal dari perhatian kami melihat kondisi warga untuk mendapatkan ekonomi yang lebih mapan dengan bekerja keras, bahkan harus pergi pagi pulang malam namun hasil tak seberapa, dari situ timbullah ide untuk mengasah kreatifitas masyarakat setempat, yang dihantarkan melalui ibu-ibu PKK, yang nantinya kami maksud agar ibuibu PKK bisa mengajarkan kembali kepada warga setempat, hingga hasil kerajinan tangan tersebut memiliki daya jual yang tinggi, dan mereka dapat menghasilkan ekonomi yang mapan. Dalam pelatihan ini, ibu-ibu dan mahasiswa bersama-sama mebuat kerajian dari sampah dan bahan sisa utntuk dijadikan bros, pohon kertas, casing HP dan lainnya. Hasil pelayanan 20 ibu-ibu PKK menerima pelatihan pembuatan handicraft. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program
Gambar 4.25: Pelatihan Handicraft
56 | Kelompok KKN Ekalaya
Gambar 4.26: Pohon Kertas. Salah satu hasil dari pelatihan
19. Kegiatan Pentas Seni (Pelatihan Tari, Puisi, dan Fashion Show) Tabel 4.23: Rincian Kegiatan Pentas Seni
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal
Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target
Pendidikan Mekarsari Cerdas, Kreatif, dan Terampil 09 Pentas Seni (Pelatihan Tari, Puisi, dan Fashion Show) Pelatihan: Kontrakan, 19 Agustus – 21 Agustus 2016 (Minggu siang) Pentas Seni: Balai Desa, 21 Agustus 2016 (Minggu malam) Pelatihan dilakukan selama 3 hari. Untuk pentas seni sendiri dilakukan selama 1 hari saat acara penutupan KKN. Cici Zulaika (PJ), Rahmah Fitriani, Fitri Dwi Febrianti. Memberikan pelatihan tari, puisi, dan fashion show untuk ditampilkan pada malam penutupan KKN. Siswa-siswi SDN Daru II dan SDN Mekarsari 27 orang siswa-siswi SDN Daru II dan SDN Mekarsari menerima pelatihan menari, puisi dan fashion show untuk ditampilkan pada malam penutupan KKN.
Deskripsi kegiatan Kegiatan pelatihan ini diadakan untuk mengisi acara pentas seni dalam penutupan KKN pada Minggu malam tanggal 21 Agustus 2106. Pada 19 Agustus 2016 kami mencari siswa dari SDN Daru II dan SDN Mekarsari yang bersedia tampil untuk pentas seni dan mau dilatih, dari 2 SDN tersebut didapatkan anak-anak sesuai target untuk mengisi setiap kategori. Setelah anak-anak terkumpul di kontrakan, dihari yang sama pelatihan dilakukan selama 3 hari. Adapun jenis pelatihan yang diberikan berupa pelatihan tari nirmala untuk 3 orang penari, tari tarik selimut untuk 10 orang penari, modern dance untuk 5 orang penari, pembacaan puisi untuk 2 orang pembaca, dan 7 orang anak diberi pelatihan fashion show. Program ini dapat berjalan karena adanya bakat dan antusiasme yang ditunjukan anak-anak serta dukungan dari orangtua mereka. Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |57
Program ini tidak dapat berlanjut karena bersifat tentatif. Selain itu, di Desa Mekarsari tidak adanya wadah yang dapat menampung bakat anak-anaknya. Hasil pelayanan 27 orang siswa-siswi SDN Daru II dan SDN Mekarsari menerima pelatihan tari, puisi, dan fashion show yang ditampilkan di malam penutupan KKN. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program
Gambar 4.27: Tari Nirmala
Gambar 4.28: Pembacaan Puisi
D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil Ada beberapa faktor yang menjadi sebab-sebab berhasilnya atau tercapainya tujuan setiap program yang kami laksanakan, antara lain: 1. Masyarakat Mekarsari memiliki nilai solidaritas tinggi antar sesama warga. 2. Masyarakat Mekarsari antusias dengan adanya program kegiatan KKN Ekalaya 169. 3. Dukungan dan kekompakan pihak sekolah SDN Daru II dan SDN Mekarsari terhadap program kegiatan kami membuat lancarnya setiap program. 4. Kekompakan dan rasa tanggung jawab seluruh anggota KKN Ekalaya 169 yang membuat program kegiatan bisa berjalan. 5. Dukungan yang maksimal dari aparatur desa mulai dari Ketua RT, Ketua RW, Kejaroan hingga Perangkat Desa Mekarsari. 6. Dana kontribusi mahasiswa, sumbangan dan dana PpMD yang diberikan oleh LP2M UIN Syarif Hidyatullah Jakarta. Selain itu, ada beberapa faktor yang menghambat atau mengganggu pelaksanaan program kegiatan yang telah direncanakan.
58 | Kelompok KKN Ekalaya
1. Ketidaktepatan program kegiatan karena membutuhkan dana yang banyak sehingga kegiatan pembangunan MCK yang baru beserta seluruh alatnya diganti dengan program kegiatan renovasi MCK di RT 09 Kelurahan Mekarsari. 2. Minimnya koneksi jaringan internet sehingga program kegiatan penyuluhan internet tidak bisa terlaksana sesuai harapan.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |59
“Pemberdayaan potensi dan kualitas SDM yang dimiliki oleh suatu bangsa akan mengantarkan bangsa tersebut menjadi bangsa yang maju dan kuat untuk menghadapi masa depan” FITRI DWI FEBRIANTI
60 | Kelompok KKN Ekalaya
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Keberadaan KKN Ekalaya di Desa Mekarsari hanya dapat menjawab beberapa permasalahan yang ada saja, beberapa lagi tidak sanggup atau tidak sempat kami realisasikan melalui program. Meski demikian, keberadaan KKN Ekalaya di sana mendapatkan sambutan hangat dari warga terutama dari anak-anak desa yang dapat kami rasakan melalui antusisme, dan sikap gotong royong mereka, dalam setiap program kerja yang kami laksanakan. Adapun beberapa permasalahan yang dapat kami jawab adalah: 1. Bidang keagamaan. Warga Desa Mekarsari sudah memiliki kelompok majlis ta‟lim dan pengajiannya tersendiri, kebanyakan kegiatan keagamaan ini warga yang mengajak kami. Jadi program ini lebih kami sasarkan terhadap anak-anak yang ada di Desa Mekarsari melalui program “Mengajar Mengaji” karena masih banyak anak yang belum mengerti hukum bacaan mushaf al-Qur‟an yang mereka baca. Melalui program “Pembagian Mukena dan mushaf al-Quran” kami dapat menjawab persoalan belum memadainya sarana dan prasarana ibadah yang ada di sebagian besar tempat ibadah, meski pemberian kami belum menjawab persoalan ini dengan tuntas. Melalui program “Pengadaan Kaligrafi” kami bisa memperindah tempat ibadah yang ada di Desa Mekarsari, meski tidak memenuhi target karena waktu yang tidak cukup untuk pembuatan kaligrafi. 2. Bidang Pendidikan. Pada dasarnya anak-anak yang ada di Desa Mekarsari memiliki semangat belajar yang tinggi, terbukti dengan selalu penuhnya kegiatan bimbel dan antusiasme mereka dalam setiap program yang diadakan. Untuk mendorong minat membaca dan belajar mereka kami mengadakan program “Pengadaan Buku untuk Taman Baca” “Mobil Edukasi” dan “CFK”. Kamipun memengaruhi pola pikir mereka agar mereka mau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi pada setiap kesempatan belajar atau kumpul. Kreatifitas dan bakat anak-anak maupun warga di sana juga sangat bervariasi. Hal ini terbukti dengan diadakannya program “Pelatihan Handicraf” dan program “Pentas Seni”. Tidak hanya itu, sebagian warga Desa Mekarsari, khususnya ibu-ibu sudah 61
terbiasa untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna dan bernilai ekonomis. Untuk menghindarkan masyarakat dari penyebaran narkoba kami mengadakan “Seminar GAN”. Agar anak-anak sadar pentingnya pola hidup bersih dan sehat, kami mengadakan “Seminar PHBS”. 3. Bidang Lingkungan. Kekompakan dan sifat gotong royong mereka terbukti dengan diadakannya program “Bersih Desa dan Tempat Ibadah”. Saat bersih Desa, tidak hanya orangtua saja yang terjun akan tetapi anak-anak pun ikut membantu kerja bakti. Selain mendapat hasil desa yang bersih, anak-anak dapat belajar gotong royong sedari kecil. Kedekatan kami dengan warga semakin terjalin dengan diadakannya program “Movie Time” dan “Semarak HUT RI ke-71”. 4. Bidang Fisik. Permasalahan yang kami jawab dalam pembangunan fisik ini adalah dengan program “Pengadaan Plang Jalan”, “Pengadaan Plang RT”, “dan Perbaikan MCK”. Untuk mengorganisir obat-obat di posyandu, kami melakukan program “Pengadaan Etalase Obat”. Tidak semua program yang dilakukan KKN Ekalaya dapat menjawab semua permasalahan yang ada di Desa Mekarsari secara tuntas, masih banyak “PR” untuk aparat desa, warga dan pemerintah dalam proses pembangunan desa tersebut. Di antara permasalahan sesuai survei yang tidak dapat atau tidak sempat kami mediasi melalui program kerja adalah: 1. Wadah Kreatifitas dan bakat anak-anak maupun warga 2. Koperasi 3. Penerangan Jalan 4. Tugu Perbatasan 5. Tugu Selamat Datang 6. Dan lain-lain B. Rekomendasi Ada beberapa saran atau rekomendasi yang ingin kami sampaikan kepada beberapa pihak, antara lain: 1. Instansi/Lembaga Setempat Kami memohon kepada instansi/lembaga setempat baik pemerintah maupun swasta untuk meningkatkan lagi solidaritas dari warga Desa Mekarsari, terutama solidaritas antara pemuda dan orangtua maupun sesepuh di sana. Kami juga memohon kepada setiap instansi/lembaga pemerintahan setempat untuk lebih menjaga infrastruktur desa demi
62 | Kelompok KKN Ekalaya
mencapai kiat hidup, sehat, dan mandiri. Serta menyeimbangkan sisi kebersihan lingkungan. Selain itu juga, kami selaku mahasiswa KKN Ekalayamemohon kepada seluruh instansi/lembaga baik pemerintah maupun swasta untuk meningkatkan kembali pengawasan tentang kesehatan masyarakat Desa Mekarsari agar tidak menimbulkan dampak buruk yang berkepanjangan. 2. PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rekomendasi yang kami berikan kepada PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah kami memohon kepada seluruh pihak PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk lebih tegas dan jelas terkait hal-hal yang berhubungan dengan arahan teknis KKN, terutama terkait masalah dana yang diberikan. Sebab, jumlah dana yang turun untuk kegiatan KKN ini sangat dibutuhkan kejelasannya oleh para mahasiswa. 3. Pemangku Kebijakan di Tingkat Kecamatan/Kabupaten Pemangku kebijakan baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten memiliki peran terpenting dalam diadakannya program kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Kelompok KKN. Hal ini berkaitan erat dengan informasi terkait keadaan setiap RT dan RW yang akan menjadi tempat mahasiswa melakukan KKN. Oleh karena itu, rekomendasi yang kami berikan ialah berupa transparansi informasi agar semua program kegiatan yang sudah direncanakan berjalan dengan baik. 4. Kelompok KKN-PpMM UIN Jakarta di Masa Mendatang Saran atau rekomendasi yang kami berikan adalah lakukanlah survei dan pengamatan terhadap tempat KKN secara menyeluruh dan tuntas, karena sebelum KKN dimulai ada banyak waktu untuk merapatkan segala hal terkait pelaksanaan KKN dan setiap kelompok KKN sangat membutuhkan survei dan pengamatan tempat KKN yang tuntas dan menyeluruh guna untuk merumuskan program kegiatan yang akan dilakukan selama satu bulan penuh. Selanjutnya adalah tentang bagaimana pengabdian yang harus anda lakukan di desa. Sebagai mahasiswa, anda dituntut harus bisa mengabdi, melayani dan menginspirasi warga dengan sepenuh hati namun jangan terlalu memberikan harapan-harapan kepada masyarakat agar tidak membebankan diri kalian sendiri. Terkadang ada panggilan-panggilan pertolongan secara mendadak untuk anda, maka sambutlah panggilan warga tersebut dengan sambutan yang penuh ketulusan.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |63
“Lihatlah secara menyeluruh suatu hal yang ingin kamu hakimi. Sepatah katapun tak berhak diucapkan jika kita melihatnya dari satu sisi saja” ILHAM SABRULLOH
64 | Kelompok KKN Ekalaya
EPILOG A. Kesan Pesan Warga Desa Mekarsari 1. Bapak Untung Sumarhadi (Kepala Desa Mekarsari) Terimakasih kepada adik-adik mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Jakarta yang telah menjalankan program KKN di desa kami, semoga apa yang telah adik-adik berikan kepada desa kami dapat bermanfaat bagi kami ke depannya. Semoga sukses dan menjadi pribadi yang berguna bagi nusa dan bangsa.(Wawancara 21 Agustus 2106) 2. Bapak Haerudin (Sekretaris Desa Mekarsari) Saya mewakili warga Desa Mekarsari mengucapkan banyak terimakasih kepada adik-adik semua atas semua yang telah adik-adik berikan dan sumbangkan bagi kami di sini. Semoga adik-adik diberikan kelancaran dalam menuntaskan kuliahnya. (Wawancara 21 Agustus 2016) 3. Bapak Kosim (Warga Desa Mekarsari) Dengan adanya kegiatan KKN ini, lingkungan desa kami menjadi ramai, apalagi saat diadakan acara nonton bersama, yang biasanya warga jarang berkumpul karena alasan pekerjaan yang mengharuskan berangkat pagi pulang malam, akhirnya dapat berkumpul kembali disaat acara nonton bareng ini dan silaturahmi antar warga dapat terasa kembali. (Wawancara 18 Agustus 2016) 4. Niar (Pelajar SD Desa Mekarsai) Semenjak ada kakak-kakak di sini banyak sekali pengetahuan baru yang kami dapatkan dari kakak-kakak semua, baik itu dari les pelajaran setiap hari dan juga latihan kesenian seperti puisi dan tari, terimakasih kakak, jangan lupakan kami di sini ya, sepi deh ga ada kakak-kakak lagi. (Wawancara 22 Agustus 2016)
65
B. Penggalan Kisah Inspiratif kelompok KKN Ekalaya 1 ADA YANG TERTINGGAL DI MEKARSARI Luthfi Hasanal Bolqiah Di sini, di ruang imaji, aku hendak bercerita dan bertutur tentang memori dan imajinasi yang kelak akan membentuk pribadi. Izinkan aku menulis, tentangmu, tentang mereka, tentang kita, tentang ruang dan waktu, tentang segala asa yang merindu dan terekam dalam memori, tentang segala ide dan gagasan yang terpikirkan. Italo Calvano sempat menulis bahwa, “Kenangan harus cukup kuat, untuk memungkinkan kita bertindak tanpa melupakan apa yang kita ingin lakukan, untuk belajar tanpa berhenti untuk menjadi orang yang sama. Tetapi kenangan juga harus cukup lemah sehingga mengizinkan kita untuk terus bergerak menuju masa depan”. Kekecewaan: Awal Munculnya Harapan Mari mulai dengan sebuah kalimat jujur yaitu “kecewa”, bagaimana tidak? Aku ditempatkan di daerah yang asing bernama “Mekarsari” bersama orang-orang yang sedetikpun tak pernah ku lihat sebelumnya. Tentu saja kecewa karena hal ini terjadi di generasiku. Berbekal GPS dan ingatan beberapa kawan-kawan tentang Kabupaten Tangerang, survei pertama pun dilaksanakan. Sesak nafas karena jalanan berdebu, kekhawatiran salah jalan, takut ban pecah karena jalanan yang tidak bersahabat, terlebih kriminalitas (atau sebut saja begal) yang kiranya membuat kami harap-harap cemas. Sesampainya di tempat yang sangat asing itu, aku termasuk orang yang beruntung karena dilahirkan di dataran Sunda, dan mayoritas dari orang-orang Mekarsari menggunakan bahasa Sunda sebagai alat komunikasi sehari–hari mereka. Alhasil, adaptasi yang kulakukan bisa berjalan dengan lancar tanpa hambatan. “Yess, setidaknya kekecewaan itu berkurang” pikirku dalam hati. Jangan tanya tentang jalanan Mekarsari, lebih baik persiapkan saja ban ukuran 90-90 minimal agar tidak pecah di tengah jalan. Sisanya, kondisi Mekarsari saat pertama kali ke sana adalah serasa pulang kampung ke Garut. Permadani sawah terhampar luas, pohon–pohon dan ilalang menjadi tempat hidup belalang dan hewan–hewan liar lainnya. Tapi 66 | Kelompok KKN Ekalaya
begitulah kampung, meskipun menakutkan di malam hari karena sedikitnya penerangan jalan, terdapat suasana hening yang tak pernah ku rasakan di Ciputat, suara kendaran selalu mengganggu pendengaran. “Dunia yang terindera adalah ciptaan pribadi. karena itu, segala keindahan alam merupakan bentukan hasrat-hasrat kita sendiri”. Bagiku orang yang berasal dari kampung, hasrat akan kesendirian dan kesepian dapat tersalurkan di Mekarsari. Rasa sesal dan kecewa karena ditempatkan di Mekarsari sedikit berkurang, meski belum sepenuhnya hilang. Aku mengikuti ketua, sesekali menerjemahkan bahasa orang– orang kampung yang sejak awal kedatangan kami berbisik–bisik dengan bahasa Sunda. Tidak apa, ujarku menenangkan kawan–kawan yang mulai risih karena sangkanya masyarakat sedang membicarakan kami. Terik matahari yang tidak juga mengalah pada awan yang biasanya memberi kesejukan cukup membuat kami kelelahan berjalan–jalan mengitari beberapa tempat di Mekarsari. Mencari tempat tinggal dan melihat beberapa tempat yang mungkin dapat digunakan untuk kegiatan kelompok nanti. Aku masih saja melihat pemandangan kampung yang bagiku menenangkan pikiran, bagaimana tidak? Ciputat terlalu bising, apalagi konflik politik horizontal dan vertical yang tiada hentinya mengisi hari–hariku. Jika gendang sudah ditabuh, langit hitam memudar berganti biru berlukiskan sajak putih khas awan. Burung menari-nari elok bak simphoni yang mengalun memelintir hasrat birahi. Bukan tanpa tendeng aling-aling, Hikayat demokrasi sudah mengalir dalam tradisi bangsa Indonesia. Meski sempat tercemar oleh para sengkuni dan sejawatnya, Indonesia tetap lahir dari ritual demokrasi para intelegensia abad 19 dan 20. Rangkaian fase demokrasi tiada lain wujudkan pemerintah yang membuat rakyatnya tersenyum baik keadaan krisis maupun digdaya. Warisan untuk abad 21 adalah semangat gotong royong, dan Mekarsari yang ku harapkan sejak pertama kali ke sana adalah desa yang penuh dengan semangat gotong royong meski para pemimpin bangsa saat ini tidak juga mencontohkan semangat itu. Meski sempat kecewa, aku berharap banyak untuk dapat memetik perlajaran selama tinggal di Mekarsari. Setidaknya memberikan kenangan yang tidak akan ku lupakan kelak ketika aku sudah selesai melaksanakan KKN. Sekembalinya dari survei yang dilakukan berulang–ulang, kadang Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |67
aku ikut, tapi kadang juga tidak. Dan sampai akhirnya survei terakhir, aku lupa survei yang ke berapa, tapi rasa kecewa ku mulai hilang saat tempat tinggal sudah didapat dan pemahaman tentang desa pun cukup untuk memulai petualanganku di Mekarsari. Bismillah, ku ucapkan sambil berbisik harapan agar semuanya berjalan dengan lancar. Sudahi Saja, dan Mari Kita Pulang Kalau hidup sebatas berjalan dan berbaring, tak perlu bersumpah untuk mengabdi pada Tuhan. Jika hidup sebatas merana dan meronta, kenapa harus bertahan 9 bulan dari perut yang terkasih. Di antara mereka ada yang habiskan waktu bertasbih dan membaca, merasa diri yang terhebat mendekati sang khalik. Di antara mereka juga ada yang memainkan mata dan lidah untuk menarik manusia yang dongkol memperjuangkan kepentingan mereka, kalau saja Tuhan lebih tegas, tak perlu bumi bersusah payah menyambut kedatangan mereka atau telan saja dalam-dalam oleh tanah kemudian injak terus. Para ahli bijak menganalisis problematika dewasa ini, orangtua meramalkan masa depan yang semakin suram, sedang anak muda tertawa di sepanjang trotoar menghabiskan tegukan demi tegukan dan terlelap dengan ke-jahiliyah-an. Di ujung sana beberapa dari teman - temanku mengkaji riwayat Tuhan, tapi mereka hampir melupakan tanaman yang hilang oleh bangunan besi dan baja. Ingin rasanya ku sudahi KKN ini, usaha yang kulakukan sangat sulit untuk bersama teman–temanku pada mulanya. Perbedaan latar belakang, kebiasaan, bahkan sentimen organisasi ekstra seperti HMI, PMII dan IMM sungguh terasa. Bagiku yang HMI, shalawat-an setelah rapat tidak ada gunanya, tapi bagi mereka itu adalah kebiasaan yang luhur dan harus khusyuk tatkala melakukannya. buset, seharus itukah? Diantara kami ada yang rajin, dia tidur awal dan bangun pagi, ada juga yang susah bangun dan tidak jarang dia malah menghabiskan waktu ku hanya untuk membangunkannya. Sedangkan aku? Mungkin tidak jauh berbeda dengan orang itu. Kesusahan lainnya dalam beradaptasi adalah, kebiasaan ngorok, kentut sambil tidur dan gerak–gerik menyebalkan yang membuatku tidak bisa tidur karena seringkali terganggu. Belum lagi kebiasaan kawan–kawan yang sulit untuk ku terima adalah ekslusivitas dengan masyarakat. Ya, beberapa dari mereka memilih untuk berdiam di kontrakkan atau berbincang–bincang tentang sesuatu yang tidak penting dibanding 68 | Kelompok KKN Ekalaya
bertegur sapa dengan masyarakat. Kupikir alasan bahasa bukanlah kendala untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Satu minggu yang payah, ingin rasanya ku sudahi saja semua dan pulang ke Ciputat, pikirku saat itu. Kita tidak pernah tahu hari esok, kita hanya bisa berusaha dan memperbaiki kesalahan hari ini untuk mendapatkan kebahagian esok hari. Saat itu aku mulai membiasakan diri bahkan sesekali mengikuti ritme kawan–kawanku meski rasa sesal selalu saja ada. Akhirnya, momentum yang ditungu–tunggu pun hadir, meski sempat dibumbui konflik kecemburuan dua kelompok yang disatukan, akhirnya kita terbuka satu sama lain dalam sebuah forum yang awalnya berjalan alot. “Kita mau lanjutkan bersama atau mau jalan sendiri–sendiri? Kalau mau sendiri–sendiri kelompok 169 mau cari kontrakkan lain aja” nada sesal dan mimik muka menegangkan muncul dari rona wajah pria berkacamata yang kerap kali dipanggil Bahar. Bagiku pertanyaan itu sangat essensial untuk langkah kelompokku ke depannya. “Dari awal kita sudah komitmen, pantang pisang berbuah dua kali, pantang pula pemuda memakan sisa. Jadi tidak ada jalan lain bagi kita untuk sama–sama membangun Mekarsari. Saling menguatkan dan saling mengingatkan, banyak dari kita yang berbeda tapi perbadaan mengawali kisah yang tidak pernah kita duga.” Ujarku berkata sok bijak sambil memegang rokok dan membetulkan ikat rambut yang panjang. Sejak momentum ini kelompokku mulai saling menerima satu sama lain, terbuka dan tidak ada obrolan di luar rapat yang sifatnya mengganggu stabilitas kelompok. Meski sempat muncul ketidakpercayaan pada ketua dan meragukan kepemimpinannya, aku mencoba menguatkan ketua meski penghormatan orang padaku biasa saja. Usahaku cukup berhasil, sedikit sandiwara di beberapa momentum bersama Bahar, dan candaan yang kadang–kadang berlebih aku mulai merasakan kekeluargaan dua minggu sebelum KKN selesai, tapi takapa, dari pada tidak sama sekali. Dan sampai sekarang aku justru merindukan candaan mereka, brengseknya mereka, songongnya mereka, bahkan sempat merindukan moment berebut tempat tidur bersama mereka. Aku Tetap Terjaga dan Aku Mengetahui Banyak Hal Malam tanpa berbaring, meski sedikit terkantuk–kantuk kopi khas Garut yang ku bawa cukup menyisakan waktu lama untuk berjaga di malam hari. Bukan karena kebiasaan atau insomnia, karena selalu ada Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |69
kehidupan yang berbeda di malam hari. Mekarsari memang teramat sepi, terlebih kontrakkan yang ku huni dekat dengan kuburan, tapi masa bodo, karena malam–malam selalu menyisakkan kerinduan dan keseruan yang berbeda dengan siang hari. Masyarakat Mekarsari pada umumnya adalah petani dan pedagang, lahan sawah yang terhampar menjadi bukti bahwa kebiasaan dan profesi mereka adalah petani. Sedangkan akses stasiun kereta api yang dekat memudahkan masyarakat untuk berdagang ke ibukota, umumnya tujuan tempat berdagang mereka adalah Tanah Abang. Oleh karena itu pagi hari sampai sore aku hanya dapat berinteraksi dengan anak kecil di sekolah atau ibu–ibu di warung sambil sedikit lirik anak perawannya siapa tahu jodoh. Sedangkan pemuda dan suami–suami di Mekarsari senantiasa menghabiskan malam di warung untuk sekedar berkumpul dan tertawa. Meski hidup bagi mereka sesederhana itu, aku termasuk orang yang beruntung karena seringkali terjaga malam dan mendapat banyak informasi dari mereka. Kedekatan emosional terbangun karena kami sama–sama terjaga, dan dari sanalah pula aku mendapatkan kepercayaan sekaligus penghormatan untuk ikut membantu mereka menyelenggarakan kegiatan 17 agustus. Diantara mereka adalah mantan preman, tidak sedikit tattoo terpampang di tubuh mereka. Beberapa dari kawanku takut berbicara dengan pemuda dan orang– orang yang begadang di warung, tapi bagiku ini adalah kesempatan untuk berdekatan dan memulai komunikasi yang baik. Hasil dari usahaku mulai mendapatkan hasil tatkala kelompokku sering di mintai bantuan untuk gotong royong, pengajian, marhaba (tradisi sebelum syukuran) dan kegiatan lainnya. Sejak saat itu aku merasa bahwa Mekarsari adalah kampung yang sama dengan Garut. Selain dengan pemuda, bakat lahirku (berbicara bahasa sunda) juga memungkinkan interaksi dengan siapapun, bahkan pedagang–pedagang seperti tukang cuanky, bubur, batagor/siomay, dan kue donat dekat denganku. Beberapa kali aku menginformasikan kegiatan Desa dan kegiatan kelompokku pada mereka dan harapan dapat dimeriahkan dengan datangnya para pedagang, setidaknya sedikit memberi tambahan pemasukan bagi mereka tatkala momentum kegiatan dihadiri oleh masa yang banyak. Selain keramah tamahan dan keterbukaan mereka, tidak sedikit yang membicarakan kami di belakang. Tapi isu–isu tersebut tentu sampai di 70 | Kelompok KKN Ekalaya
telingaku karena seringnya begadang dan nongkrong bersama masyarakat. Akhirnya segala antisipasi pun dilakukan, dan keberuntunganku kembali datang di saat kedekatanku dengan Pak Dany dan Pak Lurah mulai terjalin. Hasilnya adalah mobil desa yang selalu di pinjamkan padaku tiap kali kami membutuhkannya. Bahkan beberapa dari kawanku memberiku julukan “Supir Tembak”, entahlah, setidaknya bagiku itu adalah sebuah pengakuan akan usahaku untuk membantu setiap kegiatan agar berjalan lancar. “Saya tahu kita makan dari masakan sendiri, di sini ada kompor, di sini ada kulkas, dan setiap minggu kita pergi ke pasar. Tapi kadang kita melupakan tindakan sederhana yang punya fungsi besar, misalnya yang paling mudah adalah membiasakan jajan di warung dan mulai bertegur sapa. Ya, membiasakan untuk menanyakan kabar dan bertanya tentang arah jalan tidak akan rugi, justru dengan begitu kita tidak akan terlihat ekslusif” ujarku di sela–sela rapat yang biasanya di agendakan malam hari sembari evalusi satu hari kinerja kita. Mungkin kegiatan rutin mengajar dan membantu balai desa tidak terlalu membekas bagiku, terlebih obrolan bersama anak kecil kurang menarik bagiku, sedangkan dengan aparatur desa seringkali banyak hal yang mereka tutupi. Jadi aku memilih untuk dekat dengan masyarakat dan membiasakan diri untuk mendengarkan cerita mereka yang tidak jarang kurang kusukai. Tapi begitulah usahaku yang setidaknya sering kali mendapatkan hasil dan respon baik dari masyarakat. Di situ bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Pribahasa yang sempat memberikan inspirasi bagiku untuk mengikuti kebiasaan masyarakat dan mulai menjadi bagian dari masyarakat, setidaknya mereka tidak menilai bahwa anak KKN datang menawarkan solusi dari setiap masalah yang menimpa mereka, karena tentu pengalaman mereka jauh lebih banyak di banding mahasiswa. Bagiku, tugas kami adalah mengabdi dan sesekali memberdayakan masyarakat jika memang memungkinkan untuk di lakukan. Pelajaran yang bisa kuambil sebenarnya sempat kubaca di beberapa buku, atau mungkin kudengar dari nasihat ibuku, atau jika aku tidak salah, aku sempat mendengarkan dari ustadz di pesantren. “Undzur maa qaala walaa tandzur man qaala” artinya : “lihatlah pada apa yang dibicarakan bukan melihat siapa yang berbicara”. Akan sangat banyak pelajaran yang bisa ku petik ketika cara pandang untuk melihat masyarakat berbeda dengan kebanyakan orang. Meskipun mereka preman bahkan beberapa dari Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |71
mereka pernah masuk penjara sebagai hukuman dari tindakannya, tapi toh nasihat dan cerita yang mereka sampaikan selalu di pilih–pilih (mana yang bisa diceritakan dan tidak), kalaupun mereka menceritakan bagian dari pengalaman mereka yang kelam, pastilah ada wejangan bijak dari mereka untukku sebagai anak muda yang tengah menghadapi masa–masa sulit di tengah–tengah godaan kehidupan yang suram. Sejahat apapun orang, mereka tetap ingin yang terbaik bagi generasi selanjutnya. Begitulah kiranya penutup yang ingin kusampaikan dari sub bab tentang pandangan masyarakat dan pelajaran yang dapat di ambil dari masyarakat. Karena bagaimanapun kita tidak pantas menilai seseorang apalagi langsung mengambil tindakan untuk menjauhi mereka, sesekali turunkan ego ekslusifitas itu dan mulai berinteraksi. Meskipun harus begadang untuk mendapatkan kepercayaan dan rasa simpati mereka, why not? I Stay up and I know things.
Qum! (Bangun!) Jika mentari harus tetap terbit di pagi hari dan malam tetap dingin sebagaimana kemarin, biarlah hujan mengisakahkan canda dan tawa juga rindu yang senantiasa terselip di sisa–sisa waktu akhir penghabisanku di Mekarsari. Beribu tanya tak sempat kudapati jawabannya, beribu duka tak sempat ku tangisi, dan beribu masalah tak sempat ku selesaikan. Biarlah, aku bukan Tuhan ataupun Nabi yang datang dengan sejuta harapan, yang perilakunya menjadi tauladan, yang kata–katanya bak pujangga, dan gagasananya laksana filsuf Athena. Bukan tanpa harapan kedatanganku ke Mekarsari, bukan kegagalan yang kurasakan, bukan pula cinta dan damai yang kuberikan untuk mengatasi konflik di Desa Mekarsari. Kedatanganku bukan pulang seperti raja yang memberikan titah dan ditakuti. Biarkanlah kedangkalan ilmuku dan kekurangan akhlakku menjadikan pembelajaran dan masukan bagi masyarakat untuk mengembangkan desanya. Tak banyak yang bisa ku lakukan dalam waktu 30 hari, selain memberikan masukan pada para pedagang untuk memasarkan produknya dengan kreatif, memberi mereka peluang untuk berjualan, membantu para petani sesekali memanen, atau sekedar membantu acara 17 Agustus dan beberapa kegiatan lainnya. Tak banyak juga yang bisa ku berikan selain tenaga untuk membantu mereka dan hasil karyaku (kaligrafi untuk masjid
72 | Kelompok KKN Ekalaya
dan mushalla di Desa Mekarsari dan plang rumah ketua RT) mungkin belum bisa lebih daripada itu. Setidaknya aku sempat memberikan pengajaran pada anak–anak untuk membuat kaligrafi, seandainya nanti mereka bisa memasarkannya di kemudian hari untuk tambahan biaya hidup. Aku pun sempat mengajarkan pada anak kecil dan membantu memberi semangat mereka agar tidak cepat cepat menikah dan memilih untuk meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan untuk para pemudanya, aku hanya mampu bertukar pikiran dan sharing pengalaman, who knows mereka jadi tertarik untuk kuliah, sesekali juga aku ikut dengan mereka ke tempat mereka kerja dan ikut bantu–bantu meski alakadarnya kemampuan tenagaku yang tak seperti mereka. Dan untuk para orangtua, oalaaah, aku yang justru banyak belajar dari mereka tentang hakikat hidup. Pembelajaran yang kuambil dari mereka tidak sebanding dengan bantuanku untuk mereka yang hanya bersifat tenaga dan gagasan. Mungkin kelak, seandainya Tuhan mengembalikanku ke sana, semoga Ia mengembalikanku ke Mekarsari setelah menjadi orang besar. Mungkin sekarang belum banyak yang bisa ku lakukan, tapi disaat jabatan politik nanti ku dapatkan dan kekuasaan untuk memberdayakan masyarakat ku dapatkan, izinkan aku berterimakasih kepada Mekarsari dengan cara yang nanti bisa ku lakukan. Ah sialan, aku telah sampai dipenghujung waktu dan masih banyak yang belum sempat aku lakukan. Ah, sebentar sekali dinding-dinding mewah dan atap kubah ini mengisi setiap aktivitas hari-hariku. Ah, ah, ih, uh. Sesekali aku ingin mengulang waktu dan memantaskan diri untuk lebih banyak melakukan perubahan bagi Mekarsari, daripada hanya berharap dan menyaksikan perubahan itu datang seperti raja-raja mesir yang bertahta pasca ayahnya wafat. Aku harap bisa menuliskan seluruhnya dengan indah (seperti Shakespeare menulis Romeo dan Juliet), penuh makna (seperti filsafatnya Aristhoteles yang sarat dengan misteri), dan bahkan kuingin tulisanku menembus ruang dan waktu (seperti H.G. Wells dalam “The Time Machine”). Tapi beginilah, izinkan untuk menggenapi kalimat dan menegaskan isi, jika memang tak sanggup untuk memperindah warna dari lukisan Leonardo Da Vinci. Penegasanku hanya sederhana,
“Aku hendak menyesal tapi biarlah, aku hendak bersedih namun tak usah, aku hendak mengenang kisah tapi tak perlu, aku hendak berdoa Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |73
tapi tak jua dapati hasil, jadi biarlah aku berusaha mendapatkan karirku di Politik dan aku akan perbaiki setiap kesalahan, penyesalan, kesedihan dan kenangan yang pernah ada di Mekarsari. Terimakasih semuanya”.
74 | Kelompok KKN Ekalaya
2 SECUIL KENANGAN DI MEKARSARI Risky Dwi Aprian Apa itu KKN? Awalnya saya sempat dibingungkan oleh penggunaan singkatan KKN ini dalam kegiatan pengabdian di kampus UIN yang tercinta ini, sedangkan menurut beberapa update-an status kawan-kawan seperjuangan saya di bangku SMA dulu, di kampus mereka dalam program pengabdian sudah ada yang menggunakan istilah lain misalnya KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa). Seperti yang telah kita ketahui bersama istilah KKN ini juga memiliki arti yang negatif, apa lagi jika dipandang dari sudut hukum dan kriminal, tapi tak apalah yang terpenting KKN di sini memiliki arti yang mulia sebagai wujud pengabdian dari para mahasiswa kepada masyarakat luas, yang tentunya menurut pandangan saya dari adanya KKN ini, terdapat suatu simbiosis mutualisme antara pihak mahasiswa dan pihak masyarakat luas yang insya Allah nantinya akan sama-sama mendapatkan ridho dan pahala dari Allah Subhanahu Wata‟ala dari adanya simbiosis tersebut. Setelah selesai perdebatan di pikiran saya mengenai permasalahan penggunaan istilah KKN ini, munculah permasalahan baru yang turut mengganggu persiapan kegiatan KKN yang akan saya lakukan, yakni bagaimana keadaan desa yang nantinya akan dijadikan tempat tujuan KKN saya. Menurut rumor turun-menurun yang banyak beredar, di tempat KKN biasanya susah sinyal, terpelosok, jauh dari kota, dan lain sebagainya. Apalagi ditambah pada saat acara pembekalan KKN, Pak Djaka menyampaikan bahwa tempat KKN yang dipilih oleh UIN pada tahun ini benar-benar jauh dari kata nyaman, tapi kembali lagi pikiran tersebut dapat terhilangkan oleh sugesti yang pernah diberikan oleh guru saya, “bahwa tak selamanya yang kita anggap buruk akan menjadi buruk di akhirnya, dan begitu pula sebaliknya.” Selain permasalahan di atas tentunya terdapat kendala yang ada dari dalam diri saya sendiri, yakni saya adalah orang yang pemalu dan juga sulit bergaul, apalagi bila bertemu dengan orang-orang baru. Terlebih pada tahun ini anggota KKN sepenuhnya ditentukan oleh PPM, bukan dari pihak mahasiswa sendiri, jadi tidak ada yang dapat mengetahui siapa-siapa saja yang akan menjadi teman sekelompok terkecuali Allah Subahanahu Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |75
Wata‟ala Yang Maha Tahu dan pihak PPM itu sendiri. Memang dengan cara ini pembagian kelompok akan terasa lebih adil, karena dapat mengurangi atau meminimalisir terbentuknya kelompok-kelompok yang anggotanya dapat dikatakan di atas rata-rata karena biasanya mahasiswa yang sejenis akan berkumpul dengan yang sejenis juga, seperti yang pintar akan berkumpul dengan yang pintar, yang hobi olahraga akan berkumpul dengan pemilik hobi yang sama dan lain sebagainya. Juga dengan cara ini dapat melatih para mahasiswa untuk berbaur dan bersosialisasi dengan orang-orang baru dan lingkungan baru yang mungkin belum dikenali, atau mungkin tidak pernah melihat sebelumnya. Hal lain yang menurut saya menjadi kendala dalam melaksanakan kegiatan KKN ini adalah persoalan bahasa yang digunakan masyarakat setempat dan juga apakah warga di sana menerima dengan baik kehadiran kami serta program yang akan kami jalankan selama KKN di sana sesuai dengan kebutuhan warga setempat atau tidak. Namun tentunya kendala ini tidak bisa saya selesaikan sebelum kegiatan KKN dilakukan, takutnya yang muncul adalah prasangka buruk atau su‟udzon terhadap lingkungan di sana, karena bagaimana pun juga untuk mengenali karakteristik dan menjawab semua kendala di atas perlu diadakannya pembauran dengan masyarakat setempat. Beda Gelas Beda Pula Isinya Waktu satu bulan tentunya tidaklah cukup untuk dapat memahami dan saling mengerti antar anggota kelompok, namun selama satu bulan tinggal bersama, terlalu banyak kenangan dan juga pembelajaran yang rasanya tidak akan mungkin bisa dilupakan hingga akhir hayat nanti. Tidak mudah menyatukan persepsi, pikiran,dan pendapat diantara banyaknya kepala dengan isi dan pemikiran yang tentunya berbeda-beda antara masing-masing individu, seperti ibarat beda gelas beda pula isinya, dengan karakter antar individu yang berasal dari fakultas yang berbeda, latar belakang yang berbeda, etnis dan suku yang berbeda, tempat tinggal yang berbeda, makanan sehari-hari yang berbeda, serta tentunya tingkat pengalaman hidup yang berbeda-beda pula. Namun di situlah inti dari banyaknya ilmu dan pembelajaran yang saya terima dari kegiatan KKN ini. Banyak pula konflik yang terjadi selama sebulan kegiatan KKN, namun konflik tersebut masih dalam tahap wajar atau hanya sebatas kesalahpahaman antar anggota saja, namun konflik itu dapat teratasi, 76 | Kelompok KKN Ekalaya
karena memang saya merasa kawan-kawan KKN saya memiliki pemikiran yang dewasa, jadi setiap ada konflik pasti langsung dengan cepat teratasi. Selama sebulan saya mendapat pengalaman dan pengetahuan baru dari semua kawan-kawan KKN saya, baik itu tentang bagaimana beradaptasi dengan kawan baru, belajar untuk tidak egois dalam mengambil keputusan dan lain sebagainya. Dari KKN ini juga saya mendapat banyak kawan baru di kampus yang ke depannya bisa menjadi channel bagi masa depan saya, di sana juga saya menemukan kawan yang sehati dengan saya. Sama-sama pendiam dan kurang percaya diri apabila berbicara dengan perempuan, jadinya saya sama-sama bertukar pendapat dan saling bercerita sambil diiringi canda serta tawa dan segelas kopi ditambah beberapa bungkus kuaci sebagai pemanis tambahan. Namun beruntungnya juga dari KKN ini tingkat kepercayaan diri saya apabila bertemu dengan perempuan dapat meningkat dan saya akhirnya berani untuk berbicara dengan perempuan. Selain itu juga, saya berhasil membuktikan bahwa dalam menilai orang janganlah hanya dari penampilan luarnya saja, sebagai contoh saat saya melakukan penilaian terhadap sebagian kawan-kawan saya, yang pertama adalah ketua KKN saya yang mungkin namanya tidak saya sebutkan namun tidak mengurangi rasa hormat saya kepada beliau, saat pertama kali bertemu dengannya saya mengira bahwa ia orangnya pendiam, berwibawa, dan juga sangat religius, sehingga saya pada awalnya segan dengan beliau, namun pada saat kegiatan KKN dimulai, ternyata tanggapan saya salah selama ini, dia ternyata mudah bergaul dan asyik untuk dijadikan kawan bercanda, tak heran jika selama kegiatan KKN saya sering berbincang-bincang dengannya dan juga dia merupakan orang yang saya ajak pertama kali apabila saya ingin pergi ke suatu tempat, dia juga sebagai ketua tidak egois dalam mengambil keputusan dan selalu meminta persetejuan terlebih dahulu kepada anggota yang lain. Sebagai ketua saya acungi beliau dua jempol karena sikap kepemimpinannya tersebut. Mengenai kegiatan yang dilakukan di sana, banyak sekali yang tentunya berkesan, diantaranya adalah pada saat kerja bakti membersihkan lapangan yang akan dijadikan tempat untuk perlombaan sepakbola Kades Cup pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, saat matahari sedang terik-teriknya saya, Ketua, dan Ilyas bersama dengan Ketua RT 01 dan juga keamanan Desa Mekarsari bahu membahu menebang sisa batang pohon yang masih merekat di dalam tanah lapangan, kondisi tanah yang kering Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |77
dan tandus menyusahkan saya dan kawan-kawan untuk mencabut sisa batang pohon yang masih tertanam di dalam tanah, berbeda dengan Ketua RT 01 dan keamanan desa yang terlihat sudah sangat lihai sekali karena mungkin mereka memiliki pengalaman yang cukup matang dalam hal memegang cangkul dan cabut mencabut pohon yang berada di dalam tanah, untungnya selama proses pencabutan saya dan kawan-kawan sering bersendagurau dan tertawa bersama, sehingga rasa lelah dan panas dapat sedikit teratasi. Ketika sedang asik-asiknya mencangkul pohon tiba-tiba saya teringat dengan anak perempuan tetangga saya yang dulunya pernah diasuh oleh ibu saya, pada beberapa hari sebelum pemberangkatan dia berceloteh dengan polosnya ketika ibunya menanyakan apa itu arti KKN kepada saya dan dia menjawab “kerja nyangkul” seketika ibunya dan ibu saya tertawa, namun saya hanya bisa terdiam, bengong, dan tertawa renyah. Namun pada saat sedang mencabut pohon tersebut tiba-tiba saya tertawa cekikian sendirian meskipun di dalam hati, karena benar yang dikatakan anak perempuan tetangga itubahwa yang saya lakukan adalah kerja nyangkul. Saya juga teringat bahwa ucapan anak kecil terkadang dijabah oleh Allah Subhanahu Wa Ta‟ala. Setelah sekiranya selesai dalam acara pembersihan lapangan tersebut, akhirnya saya dan kawan-kawan kembali ke kontrakan untuk melepas lapar dan dahaga, serta beristirahat sejenak. Selain kerja bakti pembersihan batang pohon yang masih melekat di dalam tanah, kegiatan lainnya yang juga berkesan selama KKN adalah pada saat kegiatan pengecatan tiang papan di balai desa yang sudah mulai diselimuti oleh ganasnya karat. Dari tiang yang berkarat ini saya juga mendapat suatu pelajaran hidup, yakni kita harus selalu mensyukuri apa yang telah kita punya dengan cara selalu menjaganya, jangan seperti tiang yang sudah terlanjur diselimuti oleh keganasan karat tersebut. Selain itu pelajaran yang saya ambil dari tiang yang berkarat ini juga bahwasanya dalam hidup ini selalu ada yang dinamakan perubahan, baik itu ke arah yang lebih baik maupun ke arah sebaliknya, tinggal bagaimana setiap individu tersebut mengambil langkah dan tindakan serta menyetir roda kemudi kehidupannya sendiri, „„semuanya pasti akan berubah, namun ada satu yang tak pernah berubah, yakni perubahan itu sendiri‟‟. Proses pengecatan tiang ini menurut saya merupakan program dadakan yang timbul sebagai akibat dari kesalahan kami dalam pembelian cat yang pada awalnya ingin digunakan untuk pembuatan kaligrafi. Daripada cat tersebut terbuang sia-sia dan kondisi tiang yang telah diselimuti karat, akhirnya atas rembukan secara 78 | Kelompok KKN Ekalaya
dadakan saya dan kawan-kawan, kami memutuskan untuk menggunakan cat tersebut untuk menutupi karat yang menempel ditiang tersebut. Pengerjaan pengecatan tersebut dilaksanakan berbarengan dengan kerja bakti warga di balai desa, jadi saat sebagian warga sedang membersihkan balai desa, saya dan kawan-kawan memutuskan untuk memulai pengecatan tiang tersebut, walaupun sebenarnya kuas yang digunakan bukanlah kuas yang layak untuk mengecat tiang, melainkan untuk membuat kaligrafi, namun dengan semangat dan tekad yang membara dari saya dan kawan-kawan akhirnya pengecatan tiang pun kami kerjakan walaupun banyak dari warga yang berkomentar bahwa kuasnya terlalu kecil, tapi saya tidak terlalu menghiraukannya karena memang niat utama kami yang terpenting adalah menutupi karatan tersebut agar lebih memperindah tampilan dari tiang tersebut. Hingga akhirnya mungkin karena timbul perasaan tidak enak dari para perangkat desa karena melihat kami yang kerja sendiri dalam pengecatan tiang ini, keesokan harinya beberapa perangkat desa pun membantu dalam pengecatan tiang tersebut, dan juga membeli cat lagi serta beberapa kuas yang layak untuk pengecatan tiang ini. Alhamdulillah pengecatan dapat selesai lebih cepat. Saat akhir-akhir kegiatan KKN akan selesai, saya merasa sedikit tidak enak dengan beberapa anggota kelompok lainnya, dikarenakan pada saat pengambilan plang jalan yang telah dipesan sebelumnya, kami berniat untuk mencari etalase supaya tidak bolak-balik lagi, kami menanyakan beberapa toko yang menjual dan membuat etalase di sekitar Balaraja, karena memang lokasi pengambilan paling jalannya berada di daerah Balaraja, namun etalase yang kami inginkan ternyata tidak tersedia dan harus dipesan terlebih dahulu. Kemudian saya teringat bahwa teman saya ada yang bertempat tinggal di dekat tempat pembuatan etalase di daerah Pasar Kemis, kemudian setelah dia tanyakan ternyata di sana ada etalase yang mendekati dengan keinginan kami, lalu saya usulkan kepada kawan lainnya untuk menuju toko etalase di wilayah Pasar Kemis, karena memang jarak dari Balaraja dengan Pasar Kemis tidak terlalu jauh, akhirnya setelah berdiskusi sejenak sambil mengisi bensin mobil bak yang kami pinjam, kami memutuskan untuk pergi ke toko etalase tersebut agar semua urusan dapat terselesaikan hari itu juga. Ternyata perjalan kami menuju sana tidak berjalan mulus, karena kendala kemacetan yang diakibatkan buruh pabrik yang baru pulang, wajah bosan dan lemas pun menghiasi perjalanan menuju toko etalase tersebut. Namun ketika sudah hampir sampai menuju toko Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |79
tersebut, saya yang telah berpesan kepada teman saya untuk memesan etalase tersebut mendapatkan kabar bahwa ternyata toko tersebut telah tutup. Seketika wajah kawan-kawan saya pun semakin kurang enak dipandang, mungkin karena kesal sudah menempuh perjalan menuju toko dan hanya mendapat kabar bahwa toko tersebut telah tutup. Saya pun merasa tidak enak hati, dan sempat bingung ingin berbuat apa, hingga akhirnya saya memutuskan untuk mentraktir kawan-kawan saya tersebut makan bakso di dekat kontrakan kami, karena memang dari awal perjalanan pengambilan plang jalan kami semua belum sempat makan. Singkat cerita sampailah kami semua ke kios penjual bakso dan langsung memesan bakso tersebut, sebelum menyantap bakso tersebut, saya merasakan gejala masuk angin yang ditandai dengan perasaan sedikit mual, untungnya kawan saya yang bernama Bimo membeli sirup masuk angin dan memberikannya satu bungkus untuk saya, setelah selesai menyantap bakso salah satu kawan saya bertanya sambil tertawa, “ini bakso jadi dibayarin kan?” dan saya hanya tersenyum dan mengiyakan pertanyaan tersebut. Namun akhirnya mereka bilang bahwa mereka akan membayar masing-masing karena takut uang saya akan habis, namun karena memang ini adalah janji dalam diri saya sebagai penebusan kesalahan, akhirnya saya bilang bahwa tetap saya yang akan membayar bakso tersebut, namun untuk urusan minum bayar masing-masing karena waktu itu saya hanya membawa uang pas-pasan, hahahaha. Tentunya bukan hanya ini saja kegiatan yang kami lakukan secara bersama, masih banyak kegiatan seperti perayaan hari kemerdekaan, mengajar SD, mengadakan seminar, dan masih banyak yang lainnya. Namun karena keterbatasan dan rasanya tidak mungkin jika semuanya diuraikan di sini, akhirnya saya hanya memilih beberapa saja yang paling berkesan diantara semua kegiatan yang berkesan. Walaupun di minggu pertama saya sempat merasakan jenuh karena tidak adanya sinyal dan memang proker belum berjalan saat itu, namun seiring berjalannya waktu kejenuhan itu pun dapat hilang dengan rasa kebersamaan antar anggota. Mungkin satu bulan bukan lah waktu yang lama dalam menjalani suatu kehidupan bersama, namun di dalam satu bulan itu telah terekam begitu banyak memori kenangan antar satu sama lain yang membentuk suatu keharmonisan melodi yang akan tetap terkenang di lubuk hati yang terdalam.
80 | Kelompok KKN Ekalaya
Terima kasih kawan karena telah memberi pelajaran dan kenangan yang teramat berharga bagi diri saya pribadi, semoga Allah selalu meridhoi setiap langkah kita untuk menapaki jalan kesuksesan. Mekarsari yang Tak Terlupakan Pertama kali saya menginjakkan kaki di Desa Mekarsari saya sempat kaget melihat kondisi jalannya yang tergolong rusak berat, meskipun saya sudah sering melewati jalan yang rusak, namun kondisi jalan di desa ini benar-benar parah, ditambah lagi di malam hari tidak ada lampu penerangan yang menyinari jalan tersebut, jadi dapat dibayangkan apabila kita melintasi jalanan tersebut di malam hari tentunya akan memberikan sensasi berkendara yang jauh berbeda dari biasanya. Terkecuali apabila motor yang kita tunggangi sejenis motor offroad tentunya bukan masalah untuk melibas jalan seperti ini. Namun ada satu hal yang membuat saya terkesan, yakni warga di sana rata-rata mengendarai motor dengan kecepatan yang lumayan saat melewati jalan tersebut, mungkin karena telah terbiasa dengan kondisi jalan seperti itu, atau mungkin karena motor mereka yang sudah mereka rombak sedemikian rupa untuk mengatasi kondisi jalan tersebut. Entahlah, yang jelas motor saya yang sudah memasuki usia senja tidak dapat berbuat banyak dan selalu saya kemudikan dengan kecepatan yang rendah karena dikhawatirkan bautbautnya terlepas sendiri. Namun terlepas dari lingkungan dan infrastruktur di Desa Mekarsari, keramahan dan kehangatan sebagai ciri khas masyarakat yang hidup desa masih sangat terasa, jauh apabila kita bandingkan dengan kondisi masyarakat modern yang tinggal di perkotaan yang sekarang sudah menjurus ke arah yang lebih individualis. Meskipun di hari biasa keadaan desa ini serasa sepi karena memang sebagian besar masyarakatnya pergi ke Tanah Abang untuk mencari peruntungan, apalagi sekarang telah didukung oleh akses kereta commuter line yang tentunya makin memudahkan mobilisasi masyarakat. Di desa ini juga saya mendapat pembelajaran yang berharga dari para masyarakatnya, diantaranya adalah rasa toleransi dan tenggang rasa serta saling tolong menolong yang masih tinggi, terbukti pada saat saya menghadiri tahlilan di salah satu rumah warga, masih banyak warga yang menyempatkan diri untuk datang dan membantu tuan rumah dalam menyelenggarakan acara tahlilan tersebut, hanya saja yang jadi persoalan di Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |81
desa ini adalah kurang begitu aktifnya pemuda atau karang taruna dalam melakukan suatu kegiatan, terbukti pada saat pembersihan lapangan untuk kegiatan perayaan Hari Kemerdekaan, saya tidak melihat adanya pemuda yang ikut membantu di sana. Aku Akan.... Seperti yang sudah dibahas di atas bahwa permasalahan di Desa Mekarsari ini adalah kurangnya fasilitas jalan dan penerangan, mengingat bahwa kedua fasilitas ini merupakan fasilitas penting untuk mobilisasi masyarakat, dan banyak juga masyarakat yang tidak berani keluar malam, maka yang akan saya lakukan adalah berkoordinasi dengan perangkat desa untuk meminta bantuan dari Dinas Pekerjaan Umum dan juga dari Perusahaan Listrik Negara selaku pihak yang bertanggung jawab mengenai masalah kelistrikan, karena jalan yang rusak dan tidak ada penerangannya ini merupakan jalan utama yang menghubungkan dengan wilayah Bogor. Untuk mengurangi ataupun menekan jumlah masyarakat yang mencari penghasilan ke Tanah Abang agar mau kembali mencari penghasilan di desanya sendiri, saya memiliki pemikiran untuk mengadakan pelatihan keterampilan yang tentunya bekerja sama dengan dinas terkait seperti Balai Pelatihan Terpadu, keterampilannya diantara lain seperti reparasi elektronik, salon kecantikan, steam kendaraan bermotor, dan juga servis sekaligus instalasi komputer. Karena yang saya lihat selama sebulan ini keempat jasa keterampilan di atas masih jarang terdapat di Desa Mekarsari ini, oleh sebab itu untuk mempermudah masyarakatnya sendiri saya rasa perlu untuk dilakukan pelatihan seperti ini, karena bila program ini sukses, maka banyak tenaga kerja yang dapat terserap dan kembali bekerja di desa. Karena menurut salah satu perangkat desa, dihari biasa desa pasti sepi, jadi kalau mengadakan kegiatan di hari biasa pasti sepi, amainya hanya di malam minggu saja karena esoknya adalah hari libur. Selain itu saya juga ingin membuat suatu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dapat menghasilkan produk unggulan dari Desa Mekarsari ini, tentunya dengan bantuan dari pemerintah setempat dalam proses permodalan bagi masyarakat, karena menurut salah satu dosen saya di setiap wilayah pasti ada sesuatu yang bisa untuk dikembangkan.
82 | Kelompok KKN Ekalaya
3 SEPENGGAL KISAH di MEKARSARI Fitri Dwi Febrianti Permulaan KKN KKN atau lebih dikenal dengan pengabdian kepada masyarakat, merupakan hal yang sering kali terbayangkan oleh saya ketika masih di semester bawah. Bagaimana jadinya jika mahasiswa menginap atau tinggal di desa yang dia belum pernah menginjakan kakinya di sana. Khusunya saya yang selalu tinggal bersama kedua orangtua saya. Sehingga ini baru pertama kalinya saya tinggal jauh dari orangtua saya dan tinggal di tempat yang belum pernah saya kunjungi, itu sangat mengkhawatirkan terutama keluarga saya menghawatirkan banyak hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi orangtua saya sering mendengar cerita negatif dari masyarakat tentang KKN, itu membuat keluarga saya lebih-lebih khawatir tentang saya. Tetapi tentunya di balik kekhawatiran tersebut, saya memberitahukan kepada keluarga saya karena masih banyaknya hal–hal positif yang yang dapat dilakukan di sana dan pasti banyak sekali pengalaman yang akan saya dapatkan ketika nanti tinggal atau mengabdi di desa yang selama ini saya tidak pernah kunjungi. Pertamanya saya masih tidak mengerti mengabdi KKN itu untuk apa karena saya dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Akuntansi, tetapi dengan tinggalnya saya di sana, melalui interaksi dengan warga sekitar dan informasi yang didapat dari kantor desa, di situlah saya baru mengerti alasan kenapa saya ada di sini adalah untuk membantu anak-anak Desa Mekarsari untuk belajar tentang akuntansi ataupun tentang ekonomi dari saya. Bahkan saya berharap dapat memberikan ilmu di luar kemampuan akademik saya kepada anak-anak bahkan warga sekitar Desa Mekarsari seperti ilmu-ilmu Soft Skill yang saya miliki. Semakin Aku Kenal KKN merupakan pengalaman yang baru bagi saya untuk bisa mengabdikan diri kepada masyarakat. Sebelum diberitahukannya nama kelompok KKN yang sudah ditentukan oleh kampus saya sudah membuat kelompok KKN dengan teman-teman yang sudah saya kenal dibeda fakultas dan jurusan. Sabtu, 16 April 2016 di Auditorium Harun Nasution Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |83
tempat pertama berkumpulnya teman KKN, dan PPM sudah menentukan nama-nama mahasiswa dijadikan satu kelompok yang terdiri 11 orang dari 6-7 fakultas yang berbeda. Tentu awalnya saya tidak mudah untuk beradaptasi dengan temanteman yang baru saya kenal, yang memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda tetapi karena kami memiliki satu tujuan yang baik untuk bisa mengabdi ke masyarakat sedikit-demi sedikit saya mulai bisa membaurkan diri saya dengan mereka. PPM juga sudah membagikan wilayah-wilayah perkelompok dan kami mendapat lokasi untuk melaksanakan KKN di Desa Mekarsari Kecamatan Jambe Kabupaten Tangerang, dan waktu untuk melaksanakan KKN juga ditentukan oleh PPM selama satu bulan yang dimulai dari 25 Juli 2016 hingga 25 agustus 2016. Sebelum KKN tiba, saya dan teman-teman saya seringkali mengadakan rapat bersama untuk menetapkan Badan Pengurus Harian (BPH) dan membuat proposal yang akan menjadi program kerja di Desa Mekarsari. Tak lama, hari demi hari berlalu, saya bersama teman-teman KKN melakukan survei ke desa yang akan kita tinggali selama sebulan untuk pertama kalinya. Adapun tujuan survei tersebut untuk mencari tempat tinggal, mencari data, dan sekitarnya apa yang pantas untuk melakukan program di desa yang sebelumnya sudah dibahas. Kelompok KKN Ekalaya tinggal di rumah yang berbeda antara lakilaki dan perempuan karena kita tidak ingin adanya omongan atau sindiran dari warga sekitar dan kita juga menjaga nama baik UIN yang terkenal akan Islamnya. Tinggalnya saya satu rumah dengan kelompok perempuan KKN Ekalaya adalah hal yang sangat baru buat saya , dengan karakter yang berbeda-beda, tinggal dengan teman dari daerah luar pulau jawa , itu sangatlah mengesankan buat saya, sehingga saya dapat memahami dan menjalin hubungan kekeluargaan selama satu bulan tersebut. Jarang terjadinya konflik diantara kita karena kita dapat memahami satu sama yang lain dan kita selalu menjaga untuk tidak adanya konflik di KKN Ekalaya. Jika terjadinya konflik di dalam KKN Ekalaya ini kita langsung mengadakan rapat agar konflik tersebut tidak berkepanjangan dan Alhamdulillah kita dapat melaluinya dengan baik dan berkepala dingin. Di sini saya lebih mengenal rumah yang saya tempati, karena di sinilah tempat yang kami tiduri dan di sinilah kami makan bersama, di rumah kami terkadang sering bermunculan berbagai jenis serangga yang 84 | Kelompok KKN Ekalaya
kami sebut dengan sahabat kecil, sahabat kecil muncul setiap harinya pagi siang sore dan setiap malamnya, pertama kali kami tinggal di sini kami takut dengan sahabat kecil itu, tetapi lama kelamaan tinggalnya kami di sana kami sudah terbiasa dengan sahabat kecil. Di rumah ini memang kita merasa sangat kesusahan dalam mendapatkan air, karena di lingkungan rumah yang kami tempati memang kondisi airnya sangat mengkhawatirkan. Airnya kuning, bau, dan berbusa sehingga kami tidak dapat menggunakannya baik untuk mandi apalagi minum. Awalnya kami sangat merasa sedih, risih, dan kesal tetapi kami menganggap hal tersebut sebagai pembelajaran untuk lebih bersyukur dan mencintai lingkungan. Karena air di rumah yang kita tempati sangat tidak layak konsumsi maka setiap harinya baik dari pagi hingga subuh jika kita ingin ke toilet kita harus menumpang baik ke rumah warga desa, balai desa, SDN Daru II, bahkan ke mushalla-mushalla yang berada dekat dari tempat tinggal kami. Namun hal tersebut membuat kami lebih akrab dengan warga sekitar Desa Mekarsari dan kami mulai menikmati rutinitas mencari air setiap harinya di Desa Mekarsari ini. Selain itu kami juga sering berbagi cerita agar lebih menganal satu sama lain. Setiap malam kita juga sering menonton film bersama dan jika kita lapar kita sering memasak indomie bareng-bareng, kita juga setiap pagi sering berebut kamar mandi dan memasak sarapan bareng. Jika kita telat memasak kita sering jajan membeli makanan dan minuman bahkan membeli mi ayam dan bakso di rumah Mamah Niar, warung depan rumah kami, kami menyebutnya warung Mama Niar, Mama Niar sangatlah baik kepada kita, kadang kami sering di bagi makanan olehnya, kalo kita siang hari tidak ada program-program yang mau dikerjakan kita duduk di warung sambil dibuatkan es kopi sama gorengan dan mengobrol bersama. Begitu banyak kisah yang telah kami buat di desa, solidaritas yang makin terbangun di antara kami, terlepas cerita itu semoga kami akan selalu kompak dalam segala hal dan semoga pertemanan kami, persahabatan kami, dan kekeluargaan kami semakin terjalin dengan baik. Selama kurang lebih 30 hari kita menjalankan KKN melaksanakan yang namanya makan bersama, kumpul bersama, canda tawa bersama, narsis bersama, dan lain-lain. Banyak sekali rutinitas yang kami lakukan yang Insya Allah bermanfaat bagi masyarakat di sana seperti mengajar mengaji anak-anak, mengajar pelajaran sekolah anak-anak, dan juga memberikan tontonan film edukasi.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |85
Mekarsari, Desa Penuh Potensi Hasil survei selama di Desa Mekarsari, tim KKN Ekalaya menemukan banyak permasalahan yang memungkinkan dapat menjadi fasilisator untuk memecahkan masalah di desa tersebut. Dari awal kedatangan, sudah menemukan masalah pada akses jalan menuju Desa Mekarsari. Jalan-jalan yang berlubang dan dipenuhi dengan air kotor membuat perjalanan semakin berliku dan berbahaya. Melihat potensi pelajar yang ada dan wilayah yang berdekatan dengan kota menjadikan desa tersebut cukup kompeten dalam membuat suatu produk, akan tetapi dengan terbatasnya SDM yang memahami tentang penggunaan internet sebagai media pemasaran maka mengakibatkan kurangnya promosi mengenai usaha-usaha yang mereka jalankan. Desa tersebut belum mengeksplore potensinya keluar desa menuju kota. Minimnya kesadaran warga akan pentingnya pendidikan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Banyak warga yang beranggapan bahwa pendidikan bukanlah suatu prioritas dalam mengembangkan pengetahuan dan kemampuan sumber daya manusia. Mayoritas yang tidak melanjutkan pendidikan adalah para perempuan yang menganggap bahwa pendidikan tidaklah penting untuk kehidupan mereka kelak di masa yang akan datang. Minimnya kesadaran warga akan pentingnya kebersihan lingkungan. Banyak warga cenderung membuang sampah di sembarang tempat, seperti di pinggiran sungai ataupun di lahan-lahan kosong di sekitar desa. Hal ini diperburuk dengan minimnya tempat pembuangan sampah di lingkungan rumah-rumah warga. Di desa tersebut juga belum memiliki tempat pengolahan sampah yang berguna untuk meminimalisir terjadinya penumpukan sampah, seperti tempat daur ulang sampah. Sampah yang ada hanya mereka bakar dan akan menimbulkan polusi udara di desa tersebut. Karena desa tersebut merupakan desa sub-urban yang masyarakat desa tersebut merupakan masyarakat yang menuju kemasyarakat kota, jadi dalam hal pergaulan pelajar desa tersebut sangat rawan akan penyebaran NAPZA dan pergaulan bebas. Menujunya masyarakat yang sub-urban maka kesenian-kesenian daerah mulai ditinggalkan oleh masyarakat khsusunya pemuda dan anak– anak di desa tersebut. 86 | Kelompok KKN Ekalaya
Desa Mekarsari adalah salah satu desa di Kecamatan Jambe, desa tersebut tempat saya melakukan pengabdian diri kepada masyarakat. Desa Mekarsari merupakan desa yang masih sangat asri, di kiri-kanan jalan desa masih terdapat sawah yang lebar. Tetapi memiliki akses jalan yang sangat rusak dan mengkhawatirkan. Di Desa Mekarsari terdapat 10 RT. Karena KKN kami di Desa Mekarsari dibagi untuk dua kelompok dalam mengabdi, maka kami membagi dua wilayah. Kelompok KKN saya mendapat RT 06 hingga 10, sedangkan teman-teman KKN kelompok 168 mendapat RT 01 hingga 05. Upaya pertama untuk mendekatkan dan memperkenalkan diri kepada aparatur desa dan masyarakat. Kami disambut dengan hangat oleh Jaro atau biasa orang lain sebut ketua RW di Desa Mekarsari. Beliau memberikan kami sambutan dan membantu dalam mencarikan tempat untuk tinggal. Maka kami memilih tinggal di sebuah kontrakan yang terdapat di RT 06. Kampung Mekarsari adalah tempat kami tinggal dan bercengkrama dengan tetangga sekitar, setiap sore kami mengajar anak-anak mengaji, mewarnai dan membaca. Kami juga menerima anak-anak untuk datang ke rumah tinggal kami jika ada tugas dari sekolahnya dan kami siap membantu menyelesaikannya. Di Kampung Mekarsari setiap sorenya ada yang belajar mengaji. Saya sangatlah senang berada di Desa Mekarsari tersebut, masyarakat Desa Mekarsari tergolong sangat ramah dan mereka sangatlah antusias terhadap kami dan menerima kami dengan baik, saya di sana seperti mempunyai keluarga baru di desa-desa tersebut. Satu bulan tinggal di Desa Mekarsari kami tidak pernah diberi kesan yang buruk, yang ada hanyalah kesan-kesan yang baik. Seperti itulah yang membuat kami sangat terharu karena tanpa dukungan dan partisipasi dari masyarakat tentu kami tidak akan mampu menjalankan program-program yang sudah direncanakan. Anak-anak Desa Mekarsari mereka sangat beragam dan mereka sangat antusias dalam belajar kepada kami itu menjadi semangat tersendiri bagi saya untuk membantu mereka dalam menghadapi banyaknya tugas mereka yang dapat dikelas. Di lingkungan rumah yang kami tinggali banyak anak kecil yang setiap harinya pasti datang entah itu ingin bermain maupun untuk belajar, mereka kami sambut dan kami anggap seperti adik-adik kami sendiri. Mekarsari adalah desa yang sangat hebat, karena di desa tersebut saya dan teman-teman KKN banyak sekali mendapakan ilmu dan pengalaman yang sangat berharga, dari mulai kami yang datang ke sana Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |87
dengan tujuan untuk membangun desa yang lebih baik lagi, membantu masyarakat dan pemuda-pemudi agar lebih aktif lagi, bergotong royong dan menjadikan saya mengerti akan artinya kehidupan. Seperti pada umunya desa ini sebagian besar diisi oleh sawah. Dengan banyaknya sawah yang ada saya berpendapat bahwa di desa ini banyak orang yang bermata pencarian sebagai petani. Akan tetapi setelah saya tinggal di desa ini, ternyata mereka tidak hanya sebagai petani melainkan banyak sekali pekerjaan yang mereka lakukan, seperti buruh pabrik, kuli bangunan di desa, pegawai PLTU dan ada juga beberapa menjadi tenaga ke Kerja Indonesia yang di pekerjakan diluar negeri seperti Arab Saudi dan Malaysia. Di sini juga para ibu rumah tangga membuat makanan seperti kerupuk yang terbuat dari singkong. Mengembangkan Potensi Desa Di Desa Mekarsari saya masih banyak melihat kurangnya kesadaran warga baik dalam mencintai lingkungan terlebih lagi menjaga kebersihan dan keindahan desa, pada awal saya mengunjungi Desa Mekarsari akses sepanjang jalan desa sungguh sangat mengkhawatirkan, jalanan penuh berbatu, debu dan juga tanah. Padahal kendaraan–kendaraan yang mayoritas melewati bukanlah kendaraan kecil roda dua ataupun roda empat, melainkan lebih banyak truk beroda enam yang melintas. Karena Desa Mekarsari merupakan salah satu akses jalan pintas antar Kabupaten Tangerang dan juga Bogor. Banyak sekali truk yang memotong jalan dari Tangerang menuju Parung Panjang Bogor dengan melewati Desa Mekarsari. Tentunya hal tersebut sangatlah merugikan desa karena jalanan sepanjang desa semakin hancur dan tidak ada perbaikan. Saya pun sangat menyayangkan lambannya perhatian Pemerintah Tanggerang dalam memperbaiki infrastruktur desa khususnya Desa Mekarsari Kecamatan Jambe Kabupaten Tangerang ini. Padahal di beberapa artikel yang saya baca sekitar tahun 2015 menyatakan bahwa Pemerintah menyediakan kurang lebih 1,5 M untuk memperbaiki Infrastruktur Desa Mekarsari. Namun setelah saya cek dengan pihak desa menyatakan bahwa dana dari Pemerintah hingga saat ini belumlah cair. Jika saya menjadi masyarakat desa tentunya saya akan berusaha untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang ada di desa dan memperjuangkan bagaimanapun regulasinya.
88 | Kelompok KKN Ekalaya
Minimnya kesadaran warga akan pentingnya pendidikan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Banyak warga yang beranggapan bahwa pendidikan bukanlah suatu prioritas dalam mengembangkan pengetahuan dan kemampuan sumber daya manusia. Mayoritas yang tidak melanjutkan pendidikan adalah para perempuan yang menganggap bahwa pendidikan tidaklah penting untuk kehidupan mereka kelak di masa yang akan datang. Oleh karena itu saya selalu berusaha memberikan pendekatanpendekatan secara personal kepada warga untuk memberi tahu betapa pentingnya dan bergunanya pendidikan bagi kehidupan ke depannya. Terlebih lagi minimnya kesadaran warga akan pentingnya kebersihan lingkungan. Banyak warga cenderung membuang sampah di sembarang tempat, seperti di pinggiran lahan-lahan kosong di sekitar desa. Hal ini diperburuk dengan minimnya tempat pembuangan sampah di lingkungan rumah-rumah warga. Di desa tersebut juga belum memiliki tempat pengolahan sampah yang berguna untuk mengurangi terjadinya penumpukan sampah, seperti tempat daur ulang sampah. Sampah yang ada hanya mereka bakar dan akan menimbulkan polusi udara di desa tersebut. Wilayah ini memiliki masalah yang berkaitan dengan kondisi sosial, khususnya dalam hal pemberdayaan masyarakat, yang berdampak pada tingkat pertumbuhan dan perkembangan desa tersebut. Hal ini disebabkan oleh faktor rendahnya tingkat pendidikan, minimnya infrastruktur penunjang untuk mengembangkan potensi masyarakat, serta rendahnya tingkat wawasan masyarakat terhadap kondisi masa kini. Saya sebagai agen perubahan beru paya dapat mengembangkan segala sesuatu yang saya miliki menjadi hal yang bernilai dan diperuntukkan demi kemakmuran hidup masyarakat. Untuk bisa mengintegrasikan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sosial, saya berupaya memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa mereka tidak boleh tinggal diam di tempat, mereka harus berjuang dan selangkah lebih maju serta mampubersaing dalam takaran global, dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang mereka miliki untuk mencapai kehidupan yang lebih maju dan sejahtera. Salah satu penunjang utama kemajuan suatu bangsa adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang kreatif, inovatif, dan kompetitif. Kreatif berarti dapat memperbaharui sumber daya yang ada menjadi sumber penghasilan yang bermanfaat. Inovatif berarti menciptakan hal yang baru melalui Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |89
sumber daya yang ada. Kompetitif berarti dapat bersaing melawan masa depan yang dinamis. Terciptanya masyarakat yang kreatif, inovatif dan kompetitif tentunya tidak terlepas dari semangat para SDM yang pantang menyerah. Dengan SDM seperti ini, saya berharap masyarakat mampu mengembangkan segala potensi yang mereka miliki menjadi hal yang bernilai dan diperlukan. Dengan berkualitasnya SDM yang dimiliki oleh suatu bangsa, dapat menghantarkan bangsa, menjadi bangsa yang maju dan kuat untuk menghadapi masa depan. Masyarakat merupakan sebuah komponen dalam pembagunan bangsa dan negara. Sebagai komponen, masyarakat dituntut untuk terus berkarya, berkreasi dan memberikan kontribusi positif. Berkarya, berkreasi dan memberikan kontribusi akan terwujud dengan nyata jika masyarakat telah memiliki keterampilan dan mampu mengembangkan segala potensi yang mereka miliki menjadi hal yang bernilai. Demi eksplorasi potensi dan kualitas yang terpendam dalam diri, mereka tidak boleh diam di tempat, melainkan melangkah menuju dunia luar yang nyata, dan dalam tataran global. Untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan tidak cukup hanya menggunakan tolak ukur ekonomi namun juga didukung oleh indikator-indikator sosial, seperti tingkat pendidikan, kualitas pelayanan kesehatan, dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk mewujudkan cita-cita menjadi bangsa yang maju dan besar, maka diperlukan langkah efektif sehingga mampu menciptakan suatu negara dengan masyarakat yang cerdas, dinamis, progresif, dan inovatif. Salah satu cara untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah dengan peran aktif mahasiswa dalam rangka membangun bangsa.
90 | Kelompok KKN Ekalaya
4 BELAJAR DARI YANG SEDERHANA Hilda Safitri Awal KKN Saya Hilda Safitri, mahasiswi Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di UIN Jakarta terdapat kebijakan bahwa setelah semester 6 ada kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang biasa disebut KKN. Tidak semua jurusan mengikuti KKN tetapi jurusan saya termasuk jurusan yang mengikuti KKN. Sejak awal kuliah saya sudah memiliki pikiran negatif dengan KKN. Saya berpandangan KKN itu ribet, sedangkan saya sangat tidak suka sesuatu yang ribet. Walaupun banyak yang bilang KKN itu seru, bisa dapat pengalaman tapi itu tidak mengubah pikiran negatif saya dengan KKN. Saat awal semester 6, saya mendengar beberapa teman saya sudah mulai membentuk kelompok KKN. Saya mulai merasa bingung karena saya belum mendapat kelompok KKN. Akhirnya ada 2 teman saya yang mengajak saya bergabung dengan mereka, yang satu teman SMA saya dan yang satu lagi teman sekelas saya. Saat itu saya bingung mau pilih yang mana. Hingga akhirnya ada isu bahwa kelompok dan desa KKN ditentukan oleh pihak PPM. Dan ternyata isu tersebut benar. Awalnya saya bingung bagaimana mendaftar KKN, hingga akhirnya teman-teman saya sudah beberapa orang yang mendaftar dan saya menanyakan tentang cara dan apa saja yang diisi saat mendaftar. Barulah saya dan teman saya mendaftar KKN dengan mengisi form yang disediakan. Setelah beberapa minggu tibalah pengumuman pembagian kelompok beserta jadwal pembekalan. Saya mendapat jadwal pembekalan pada hari Sabtu, 16 April 2016. Pembekalan dilakukan di Auditorium Harun Nasution. Hari pembekalan tiba, saya dan beberapa teman saya berkumpul di depan gedung kemahasiswaan agar bisa ke auditorium bersama-sama. Saat saya datang ke auditorium saya mencari bangku dengan kode 169. Di sana sudah ada dua orang teman kelompok saya lalu kita berkenalan. Di sinilah pertama kali saya kenal dengan teman-teman kelompok KKN saya. Pada tanggal 27 April 2016 diumumkan lokasi KKN oleh PPM. Saya mengetahui itu saat di kelas, semua teman saya antusias, kelas jadi sangat ramai karena penasaran kita akan KKN di desa apa. Ternyata saya mendapat Desa Mekarsari. Awalnya saya mengira saya mendapat Mekarsari daerah Bogor, saya sudah sangat senang karena dalam pikiran Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |91
saya jika saya KKN di sana berarti udaranya sejuk tapi ternyata teman saya bilang itu bukan Mekarsari Daerah Bogor tetapi Mekarsari Kecamatan Jambe KabupatenTangerang. Saat itu saya merasa kecewa, karena dari awal daftar KKN saya sangat mengharapkan mendapat desa di daerah Bogor dan jangan sampai saya mendapat Daerah Tangerang. Saya berpandangan jika daerah Bogor maka udaranya sejuk sedangkan di daerah Tangerang sudah pasti sangat panas. Saya sangat tidak suka tempat yang panas karena itu cepat membuat mood saya jelek, sehingga saya jadi tidak betah berlamalama di tempat yang panas. Tentunya itu akan menjadi kendala buat saya, terlebih lagi saya juga tidak betah menginap. Saya punya pengalaman menginap semalam di rumah teman saya di Daerah Tangerang, walaupun di sana banyak teman saya tapi saya tetap merasa tidak betah. Saya membayangkan saat KKN akan menginap selama sebulan dengan orang yang belum saya kenal dan di Daerah Tangerang pula. Saya cukup penasaran dengan Desa Mekarsari, saya searching Desa Mekarsari dan saya menemukan banyak kekurangan dari desa ini: Jalanan rusak, lampu jalan kurang, jarak antar rumah masih jauh dan saat musim kemarau kesulitan air. Jalanan rusak, lampu jalan kurang, jarak antar rumah masih jauh tidak masalah buat saya, tapi jika kesulitan air itu jadi masalah besar buat saya, yang saya pikirkan, nanti saya cuci muka pakai apa? apa perlu saya cuci muka pakai air isi ulang? Terlebih lagi perkiraan kita KKN adalah saat musim kemarau. Tak Kenal Maka Tak Sayang Tinggal satu atap dengan orang yang belum kita kenal tentu tidak mudah tapi saya dan teman-teman sekelompok saya harus melakukan itu demi kelancaran KKN kita. Saya benar-benar tidak tahu bagaimana sifat dan watak setiap personel dari kelompok saya. Tapi seiring berjalannya waktu saya sedikit demi sedikit mulai mengetahui kepribadian mereka. Dari awal saya menganggap mereka semua baik dan Alhamdulillah sampai akhir pun saya beranggapan mereka semua baik. Selama KKN saya merasa seperti diajarkan cara menjadi ibu rumah tangga yang baik, sedikit lebay memang, tapi ya memang seperti itu. Saya belajar mencuci baju, mencuci piring, memasak, membereskan rumah dan lain-lain. Semua itu saya bisa lakukan berkat bantuan teman-teman saya padahal di rumah, saya sangat jarang melakukan itu makanya saat awalawal KKN saya agak bingung. Saya bingung saat melihat teman saya bilang 92 | Kelompok KKN Ekalaya
ingin mencuci baju lalu saya bilang “gua juga mau cuci baju tapi bingung gimana caranya” lalu teman saya Cici Zulaikha sang bidadari jalal bilang seperti ini “ayo Cici ajarin”, wah senang dong ada yang mau ngajarin, akhirnya kita ke kamar mandi buat cuci baju terus saat jemurnya pun diajarin caranya sama Cici. Selama sebulan itu kita dibuatkan piket masak dan piket bersihbersih. Mau ga mau saya juga harus masak, ya walaupun faktanya cuma bisa bantu-bantu. Saya mendapat piket masak bersamaMuhammad Ilyas dan Teti Pujiawati. Kita mendapat jadwal hari Rabu, sebelum hari Rabu kita sudah memikirkan “kira-kira hari Rabu masak apa ya? Sarapannya apa? Siang makan apa? Terus malam makan apa? Apa anak-anak suka kalo dimasakin ini?”, itu pertanyaan yang selalu kita bahas sebelum hari Rabu. Setiap Rabu pagi kita menyiapkan sarapan yang mudah dimasak selanjutnya saya selalu diajak Puji pergi ke pasar. Pasarnya lumayan jauh tapi saya senang karena selama perjalanan kita melewati pemandangan yang tidak bisa kita dapatkan di kota, terlebih lagi udaranya masih sejuk jadi sangat enak dihirup. Jarang sekali saya mau diajak ke pasar, tapi saat KKN hampir setiap minggu saya pergi ke pasar. Setelah ke pasar, kita memasak, yang masak Puji, saya hanya bantu memotong sayuran, memasak nasi atau bantu goreng-menggoreng. Akan tetapi dari Puji saya jadi belajar sedikit soal memasak. Kalau Puji dan Ilyas tidak ada, saya dibantu oleh Eneng dan Riska, mereka tahu saya tidak bisa memasak. Selain memasak, tugas wajib saya adalah mencuci piring. Saya mendapat piket cuci piring pada hari Jumat bersama Puji dan Ilyas lagi. Saat Puji masih tidur, saya mengajak Ilyas mencuci piring bareng. Piring dan gelas yang dicuci itu tidak sedikit, sangat banyak. Padahal kalau di rumah, jarang sekali saya mencuci piring tapi di tempat KKN saya harus mencuci piring sebanyak itu dan itu dilakukan setiap minggu. Alhamdulillah saya mendapat teman cuci piring yang enak diajak kerja sama. Jadi walaupun piringnya banyak, kalau dikerjakan bersama jadi cepat selesai. Selain urusan rumah tangga, teman saya juga mau membantu saya menjalankan program saya yaitu klinik taman baca. Ada Eneng Rahmah, Ariani Dwi, Riska yang mau membantu saya melakukan labeling buku. Eneng juga membantu saya membuat nama subjek untuk ditempel di rak. Selain itu, ada Lutfi dan Ilyas yang menawarkan membuat papan nama untuk taman baca.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |93
Saya sempat mengalami diare selama kurang lebih dua minggu, selama saya sakit beberapa teman saya baik sekali memberikan bantuan, Cici membantu saya dengan memijat kaki dan tangan saya dan pada suatu hari saya mengalami sakit maag sekaligus diare yang membuat perut saya sakit dan air mata saya terus mengalir keluar, beberapa teman saya jadi khawatir, Puji langsung memberi saya obat tablet, Syamsul juga memberi saya promag cair. Hari terakhir KKN yaitu hari Kamis, 25 Agustus 2016 merupakan hari ulang tahun saya dan saat Rabu malam kita rapat membicarakan soal rencana kegiatan besok sekaligus mengucapkan kesan-kesan kita selama tinggal serumah. Rapat itu berjalan sampai kurang lebih pukul 01.00 WIB tepatnya itu sudah tanggal 25 Agustus, saya sudah keadaan sangat mengantuk. Tiba-tiba dari belakang saya beberapa teman saya membawa donat yang ada lilinnya. Saya sangat kaget sekaligus senang mendapat kejutan itu. Saat itu semua teman saya mengucapkan selamat ulang tahun, lalu kita foto bersama. Saat saya sedang makan donut, teman saya mengajak saya foto bersama di luar agar hasil fotonya lebih bagus. Saat kita foto bersama, tiba-tiba ada yang menyiram saya dengan air, entah itu air apa dan ternyata itu kerjaan Bahar. Lalu saya dilempar tepung oleh Lutfi. Saya ingin balas mereka, dan akhirnya saya main kejar-kejaran dengan mereka. Karena baju saya kotor, akhirnya kurang lebih pukul 01.30 WIB saya mandi di sumur, untungnya ada Cici yang mau menemani saya. Awalnya tidak kenal, lalu kita harus dipaksa kenal, dan harus tinggal serumah, harus bersama-sama menjalankan program, hidup bersama sebulan, makan bersama, tidur bersama, berbagi lauk (nugget satu dibelah dua, nasi uduk sebungkus dimakan berdua, kalau mau makan harus tanya “ini makannya gimana? Satu orang dapat berapa?”), berbagi barang-barang (selama satu bulan saya belum pernah pakai piring yang saya bawa sendiri dari rumah, saya tidak tahu setiap makan ada dimana piring itu) tapi itulah nikmatnya KKN. Alhamdulillah saya sangat bersyukur saya mendapatkan kelompok yang didalamnya terdapat orang-orang yang sangat baik, sangat peduli, perhatian walaupun kadang ada aja yang jahil tapi saya senang. Mekarsari, Desa Penuh Keramahan Mekarsari merupakan desa paling ujung di Kabupaten Jambe. Desa ini berbatasan langsung dengan Bogor. Mekarsari merupakan pemekaran dari Desa Daru, bahkan di Desa Mekarsari ada SDN yang masih 94 | Kelompok KKN Ekalaya
menggunakan nama Daru. Jalanan di Desa Mekarsari masih penuh dengan batu-batuan sehingga kita harus berhati-hati saat membawa kendaraan melewati jalan ini, terlebih lagi saat malam karena tidak semua jalan di Mekarsari memiliki penerangan lampu jalan. Ini menjadi sedikit masalah buat saya yang biasanya jalan di jalanan yang bagus, bahkan saat awal saya datang, saya sempat ragu apakah saya bisa mengendarai motor di jalanan seperti ini tapi ternyata saya bisa bahkan saya pernah bonceng dua orang, walaupun harus dengan ekstra hati-hati. Walaupun begitu, tidak semua jalanan Mekarsari rusak, ada beberapa jalanan di sana yang sudah dicordan enak untuk dilalui. Pada awal kedatangan kita ke Desa Mekarsari, air di kontrakan kita masih normal tapi seminggu kemudian airnya berubah jadi kurang bagus. Jadi untuk mandi saya dan teman-teman harus menumpang di kamar mandi SD atau kadang mushalla. Jika ingin sekedar mencuci muka atau berwudhu kita harus menumpang di sumur warga, sehingga terkadang kita juga harus menimba air dulu agar bisa mendapatkan air yang bagus. Untuk mencuci piring, kita harus membawa air dari sumur ke kontrakan. Alhamdulillah dua minggu kemudian, airnya berangsur membaik walaupun belum bisa dikatakan benar-benar baik tapi setidaknya sudah bisa dipakai untuk mandi. Walaupun di kontrakan airnya kurang bagus ternyata tidak semua air di desa ini airnya seperti itu, saat kita menumpang mencuci muka di sumur warga, air di sana sangat bersih dan segar. Bahkan saya pernah menumpang mandi di salah satu sumur warga yang jaraknya sedikit jauh dari kontrakan, dan di sana airnya sangat segar. Jarak rumah antara satu rumah dengan rumah lain dapat dikatakan lumayan jauh. Jarak rumah saja sudah jauh bagaimana dengan jarak antar RT? Hemm tidak perlu ditanyakan lagi. Bahkan jika saya diminta untuk memberi tahu dimana letak rumah RT 06-10 saya masih belum ingat semua karena jaraknya jauh dan jalan yang dilalui pun cukup membuat saya bingung. Saya bersama ketiga teman saya pernah diberi tugas untuk membagikan mushaf al-Quran dan mukena ke setiap mushalla atau masjid di setiap RT. Karna waktu itu kita tidak tahu semua letak mushalla dan masjid di setiap RT, agar tidak ada mushalla dan masjid yang terlewat, kita ke rumah RT 06-10 dulu untuk menanyakan letak mushalla dan masjid tersebut. Untuk menuju ke setiap RT kita sering bertanya pada warga, sampai akhirnya saya sempat mengatakan kepada teman saya “kok kita bisa Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |95
sampai jalan ini si? Bukannya kita tadi ga lewat sini?”. Jarak antar rumah warga jauh mungkin karna disebabkan Desa Mekarsari memiliki penduduk yang belum banyak tetapi memiliki wilayah yang sangat luas. Kami memiliki kesulitan lain, yaitu saat belanja sayuran. Di Desa Mekarsari kita tidak menemukan pasar, pasar terdekat berada di Desa Daru itupun hanya ada saat hari Senin dan Jumat. Sehingga jika kita ingin belanja selain hari Senin dan Rabu, kita belanja di warung yang menjual sayuran bukan di pasar sehingga variasi sayurannya pun tidak sebanyak di pasar. Warung yang menjual sayuran pun bukan berada di Desa Mekarsari melainkan di Desa Daru. Jika saya ingin belanja di pasar, biasanya saya belanja di pasar Rancabuaya, dan itu jaraknya cukup jauh. Walaupun ada sisi positifnya saat saya belanja di sana, saya merasa senang setidaknya saya bisa sambil jalan-jalan. Untuk jajanan pun di Desa Mekarsari sedikit sulit di temui. Di sana banyak warung, tetapi hanya menjual kebutuhan seharihari dan juga makanan ringan. Jika kita merasa iseng ataupun lapar, dan ingin makan di luar biasanya kita makan hanya bisa makan bakso di Desa Daru, atau makan es krim yang belinya di Desa Daru, dan supermarket terdekat pun berada di Desa Daru. Bahkan jika kita ingin ke supermarket yang terdapat ATM, kita harus mencarinya ke perempatan solong. Tetapi walaupun Desa Mekarsari memiliki jalan yang rusak, beberapa air yang kurang bagus, jarak antar rumah warga jauh, serta penunjang lain yang kurang, ada beberapa hal yang membuat saya kagum dengan desa ini. Di sini hampir seluruh warganya ramah-ramah. Setiap kita jalan di desa ini kita sempatkan menyapa warga yang lewat dan mereka merespon kita dengan baik. Bahkan terkadang warga duluan yang menyapa kita. Saat awal saya datang, saya dan teman-teman sedang jalan-jalan, kita bertemu warga di depan rumahnya, lalu dia menyapa kami dan meminta kami untuk main kerumahnya. Saat saya sehabis menumpang mandi di mushalla lalu melewati rumah salah satu warga, dia menawari saya mandi dirumahnya saja “ga usah jauh-jauh neng, mandi dirumah ibu aja”. Bukan hanya satu orang yang menawari kita seperti itu, bahkan beberapa warga ada yang menawari seperti itu. Tidak hanya itu kebaikan warga Mekarsari, bahkan kami dibantu oleh warga saat kami membutuhkan konsumsi untuk salah satu acara. Kami dan warga bergotong royong menyiapkan konsumsi untuk acara tersebut. Bahkan ada salah satu warga yang menyiapkan kita nasi liwet di rumahnya untuk di santap bersama, padahal ia sedang dalam keadaan 96 | Kelompok KKN Ekalaya
hamil tapi dia mau repot-repot menyiapkan itu semua. Saat makan bersama itu saya menyadari bahwa “kebahagian itu bukan hanya soal kenyamanan atau kemewahan tetapi bagaimana cara kita menikmati hidup ini dengan penuh rasa syukur dan ikhlas di tengah kesederahanaan yang sedang kita jalani”. Saya dapat berpikir seperti itu karena saat makan bersama itu saya melihat keluarga sederhana yang masih bisa tetap tertawa lepas bahkan saat makan hanya dengan nasi dan ikan teri. Saat di rumahnya kita dijamu dengan sangat baik, bahkan saya dan teman saya disuruh untuk menginap di rumahnya. Selain itu, warga yang lain juga sangat baik kepada kita, kita beberapa kali mendapat makanan dari warga sekitar. Ada satu hal yang menjadi kebiasaan atau bahkan kebudayaan di desa ini, jika kita sedang naik motor dan melewati warga maka kita memberi klakson. Walaupun desa ini masih memiliki banyak kekurangan, tetapi saya dapat belajar banyak dari desa ini yaitu sikap saling toleransi, saling membantu, sikap ramah, kesederhanaan dan banyak lagi. Saya yakin kekurangan dari desa ini dapat segera di perbaiki dan Desa Mekarsari menjadi desa yang lebih baik. Saya Akan Lebih Mandiri Setelah saya tinggal di Desa Mekarsari selama sebulan ini, saya merasa kekurangan desa ini bukan hanya dari segi fasilitas tetapi juga dari segi mata pencaharian. Warga Desa Mekarsari mayoritas pekerjaannya adalah petani di sawah tadah hujan, peternak hewan dan kuli Tanah Abang. Saya ingin memberikan mereka bantuan berupa membantu melihat peluang yang ada untuk dijadikan usaha. Misalnya untuk berwirausaha, mereka bisa menjual makanan atau barang yang belum ada di sana untuk dijual. Jika mereka merasa di Desa Mekarsari agak sulit untuk mendapat konsumen, mereka dapat berjualan di tempat yang lebih banyak konsumennya. Saya rasa warga pun dapat berjualan di desa ini karena desa ini merupakan perbatasan antara Tangerang dengan Bogor, maka banyak juga orang-orang yang berlalu lalang. Jika mereka belum punya modal, maka mereka bisa meminjam uang di bank atau meminjam di koperasi simpan pinjam. Usaha yang dapat dirintis misalnya tempat makan (restoran sederhana), membuat pasar, menjahit, dan lain-lain.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |97
5 ADA PELANGI DI MEKARSARI Rahmah Fitriani KKN? Aku Tak Ingin Membahasnya! Apa yang terlintas di pikiranku ketika mendengar kata KKN? Hem. Tunggu dulu biar aku korek memoriku sejenak. Aku rasa, tak ada ungkapan lain lagi selain “wah, itu pasti akan sangat menyenangkan”. Bagaimana tidak? Di suatu tempat yang sama sekali tidak aku ketahui, aku membayangkan apa yang bisa aku lakukan di sana? Bagaimana masyarakatnya akan merespon kedatangan kami? Serta tantangan apa saja yang akan kita temui? Bukankah itu akan sangat teramat menyenangkan! eits, tapi tunggu dulu, aku membayangkannya jika semua hal tersebut bisa aku lalui dengan kawan-kawanku. Jujur saja aku sangat menunggu momen KKN ini. Dari jauh hari sebelum aku menginjakan kaki ku di semester enam, aku sudah membentuk anggota KKN ku sendiri dengan kawan-kawan lintas fakultasku. Aku hanya tahu, bahwa ada isu anggota KKN yang dikurangi, tapi tunggu, ternyata ada isu lain tentang penentuan kelompok dan lokasi desa yang akan ditentukan oleh PPM. “Hoax kali” begitulah respon aku dan kawanku pada saat itu. Ah, selebaran dan info-info yang tak terbantahkan lainnya muncul di grup KKN ku pada awal bulan Maret. Aku tak percaya, isu yang tersebar ternyata bukan hanya sekedar isu, kata menyenangkan jauh dari jangkauanku lagi. Bolehkah aku ungkapkan, jika saat itu aku merasa sangat kecewa? “Baik mari kita ikuti aturannya.” Aku mendaftar dan menemukan namaku sudah terkelompokan di kelompok 169 dan aku akan bertemu mereka pada 16 April di pembekalan KKN. Aku tak ingin membayangkan hal lain lagi, aku hanya akan mengikuti ke mana arus ini akan membawaku. Bagiku menyenangkan untuk mengenal banyak orang tapi untuk menyamakan satu persepsi itu bukan hal mudah. Aku yakin hal itu juga yang ada di benak kawan-kawan sekelompokku. Ting Tong! Pertemuan pertama kami, aku rasakan sangat terasa alot. Lucu jika mengingatnya sekarang. Kami masih sama-sama kaku saat itu dan tak banyak yang membuka suara, rasa canggung mengudara di langit-langit ruangan.
98 | Kelompok KKN Ekalaya
“Ayo kita ikuti alurnya”. Tanggal 27 April 2016, lokasi KKN diumumkan. Mekarsari? Di mana itu? Bogor? Ah bukan! jelas-jelas tertulis Kabupaten Tangerang. Apa aku ditempatkan di pelosok desa? bukan masalah bagiku, aku pun berasal dari desa. Karena penasaran aku melakukan sedikit pencarian di internet. Ternyata Mekarsari merupakan desa paling ujung di Kabupaten Tangerang, dia berbatasan langsung dengan Bogor. Kurasa itu bukan hal besar. “Ayo Survei” apa yang aku temukan dan rasakan? cuaca panas? Ciputat juga panas, apa yang harus dirisaukan. Bagaimana dengan keluargaku? Tenang saja, aku sudah terbiasa tinggal jauh dengan mereka, mereka hanya berpesan agar aku selalu baik-baik saja. Desanya? Kurasa, pemandangan desanya masih asri di sana, belum banyak asap knalpot yang mencemari. Akses jalan? Hem, satu ini memang sangat menghawatirkan untuk kendaraan roda dua. Lalu apa kehawatiranku? Saat itu aku hanya berpikir, bagaimana aku bisa tinggal selama satu bulan di sana dengan kawan-kawan baruku ini? Masalah terbesarku adalah, aku bukan orang yang mudah membuka diriku dengan orang baru. Satu hal lagi, air! aku mendapat info bahwa desa tersebut sulit air, ah, rasanya ada petir yang menggelegar di telingaku. Meski kedekatan sudah sedikit terjalin, dipertemuan rutin tiap hari Senin, bolehkah aku jujur? Semangatku untuk KKN tak mengebu seperti dulu. Apakah aku terlalu membiarkan arus mengambil alih tubuh dan pikiranku? Sepertinya begitu. Menjelang hari-hari keberangkatan KKN, hatiku selalu berkata, “bisakah kita tak pergi?”. Sisi lainnya akan berceracau “Ayolah, kita hanya perlu memulai satu langkah untuk berjalan”. Baiklah, meski berat mari kita pergi. Aku hanya ber-do‟a semoga semuanya baik-baik saja. Aku Tahu, Kalian Luar Biasa! Sebelum aku memulai menuliskan apa yang ada di benakku tentang kawan-kawan KKN ku. Persilahkan aku memperkenalkan sedikit tentang bagaimana aku. Aku telah menyinggungnya sedikit, meski aku terbiasa hidup jauh dengan keluargaku dari semenjak SMP, aku bukan orang yang mudah untuk membuka diriku dengan orang baru. Masalahnya ada dalam diriku, karena memang aku seperti itu, aku hanya akan berdiam diri dan berbicara apa yang menurutku perlu untuk dibicarakan. Bisa kukatakan,
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |99
jika pertama kali orang mengenalku, aku termasuk orang yang membosankan. Sekarang waktunya untuk ku memutar ingatangku ke hari pertama saat aku menginjakan kakiku pertama kali di Desa Mekarsari. Saat itu senja sudah menampakan dirinya, matahari sudah ingin menghilangkan cahayanya digantikan gelap malam. “Rumah di pinggir sawah itu akan menjadi rumahku selama sebulan, dan aku akan tinggal satu atap dengan mereka, aku harus belajar lagi sekarang, belajar untuk membuka diriku”. Tak sesulit itu untuk memulai suatu percakapan, aku hanya perlu untuk berbicara. Mereka membantuku untuk melakukannya. Tunggu dulu, aku belum menceritakan hal ini, kami menyewa dua rumah yang berdekatan untuk dihuni dua kelompok, laki-laki dan perempuan terpisah tinggalnya. Selalu seperti ini, aku merasa lebih mudah membuka diri dengan kawan-kawan perempuan daripada laki-laki. Padahal mayoritas kawanku di sekolah menengah kejuruanku adalah laki-laki. Baiklah minggu pertama jalinan hubungan kedua kelompok ini masih biasa saja. Aku merasakan jalinan hubungan kami lebih terasa dekat di minggu kedua. Beda kepala beda isi. Bukan mereka yang harus mengikuti kita atau kita yang mengikuti mereka, yang harus kita lakukan hanya mendiskusikannya. Kurasa aku harus berterimakasih kepada Bahar yang sudah menciptakan momentum untuk mempersatukan dua kelompok ini. “Mari kita menjadi keluarga” dengan begitu selintingan percakapan tak mengenakan di luar forum, kecemburuan, dan hal lainnya hilang sudah. Setiap individu itu memiliki kelebihan dan kekurangannya masingmasing, dan menurutku itu yang membuat manusia adalah mahkluk yang luar biasa, termasuk keluarga baruku, mereka semua luar biasa. Meski tak mudah untuk menyamakan persepsi kita dengan mereka, dan tak mudah juga menerima kekurangan seseorang, yang harus kita lakukan adalah belajar untuk menerimanya. Bukankah begitu?” Kalian tahu, memasak adalah salah satu kegiatan yang paling aku sukai, memasak bisa menghilangkan penat dalam kepalaku. Maka dari itu, aku menyukai hari Jum‟at, karena hari itu aku piket masak denga rekanku yang luar biasa, Ariani Dwi Putri. Selain itu, tak jarang kawan-kawan lain membantu kami. Aku suka masak, tapi untuk urusan belanja aku tak menyukainya. Jadi terima kasih untuk Teti Pujiawati, Cici Zulaika dan Hilda Safitri yang selalu pergi ke pasar untukku. 100 | Kelompok KKN Ekalaya
Ugh, kukira airnya akan selalu mengalir dengan baik, tapi di minggu kedua kondisi air di kontrakan semakin buruk, airnya keruh, berbau dan berbusa, sangat tidak layak untuk digunakan. Karena itu sering kali kita mandi di rumah warga, SD Daru II, dan mushalla Sekdes. Awalnya memberatkan, tapi lama kelamaan kami menikmati rutinitas kami yang seperti ini. Ketika waktu sedang lengang, sering kali aku dan Hilda pergi mandi di mushalla Sekdes dan kembali dalam waktu yang saaangat lama. Bagaimana tidak, kami akan berdiam diri dulu di sana karena tempatnya yang sangat nyaman, sinyal internet di sana sangat bagus, belum lagi jika kami mencuci pakaian di sana. Kukira sudah cukup, aku hanya ingin mengungkapkan hal ini, dari mereka aku mendapat suasana kekeluargaan yang baru, aku belajar lagi dan lagi untuk menjadi manusia yang toleran, aku belajar lagi dan lagi bahwa membuka diri itu tak sesulit yang aku tanamkan dalam pikiranku. “Mengenal kalian adalah suatu berkah tersendiri untukku,” aku ingin menyampaikan hal ini untuk mereka. Terima kasih untuk kalian semua, dan terima kasih untuk kalian yang selalu mendengarkan ceritaku. Kalian semua luar biasa. Desa Mekarsari desa yang Mengagumkan Saat pertama kali survei ke desa, aku sudah kaget dengan akses jalannya, berbatu dan berkubang! Meski tak semua jalan, tapi jalan utama yang sering dilalui warga yang menjadi masalahnya. Belum lagi sepanjang jalan tidak ada lampunya, gelap gulita. Cukup menghawatirkan bukan? Tapi Mekarsari tidak hanya memiliki jalan yang berbatu dan akses jalan yang gelap saja. Ada hal lain yang perlu kalian tau dan pernah aku lihat. Mekarsari itu desa yang masih asri. Masih banyak sawah, perkebunan khas desa, padang rumput, dan udara yang belum tercemar banyaknya asap knalpot. Namum sayangnya, akses air di Mekarsari tak menunjang kehidupan warga di sana. Air masih merupakan hal yang sulit apalagi untuk menghidupi tanaman dan sawahnya. Oleh karena itu sawah di sana merupakan sawah tadah hujan yang jika kemarau warga tak bisa melakukan apa-apa terhadap sawahnya. Membuat irigasi pun sulit, mata airnya terlalu jauh. Belum banyak warga yang bisa membuat sumur sendiri dengan jetpam di rumahnya sendiri, mayoritas warga mengandalkan air dari wc umum dan mushalla. Jika di desaku pinggiran sawah bisa ditanami
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |101
berbagai macam tanaman yang ingin ditanam, di Mekarsari tak bisa demikian. Mekarsari merupakan desa yang membiarkan ternaknya jalan-jalan. Haha, maksudku hewan ternak di Mekarsari dibiarkan merumput sendiri, aku sempat kaget waktu datang pertama kali ke sana, aku menemui kambing di sepanjang jalan. Di sana juga banyak warga yang memiliki kerbau, sebalnya jika pemiliknya sedang membawa kerbaunya jalan, si kerbau sering buang kotoran di jalanan. Tapi buatku itu suatu pemandangan yang baru, dan sangat lucu. Jika kalian berkunjung ke Mekarsari, aku anjurkan untuk berjalanjalan di pagi hari dan melihat matahari terbit. Udaranya masih terasa segar untuk dihirup, dan pemandangannya sangat indah Mekarsari merupakan desa yang ramah dan berpotensi serta sulit untuk dilupakan. Mari aku paparkan beberapa bukti dari banyak bukti mengenai keramahan warga dan potensi apa yang ada di Desa Mekarsari. Kalian ingat ketika aku menyinggung perihal masalah air di kontrakanku? Karena sering melihat kami bolak-balik mushalla Sekdes atau kamar mandi SDN Daru II, mereka dengan sendirinya menawarkan pada kami mandi di rumah mereka. Jadi terkadang kami ikut mandi di rumah warga. Selain itu, ada warga yang memiliki sumur, dengan senang hati ia mempersilahkan kami melakukan kegiatan cuci muka, sikat gigi, cuci beras, cuci bahan makanan dan lainnya. Tak jarang warga berbagi makanan buatan mereka untuk kami. Ada satu warung yang sering kami kunjungi untuk jajan mie ayam di sana, nama anak pemilik warung itu Niar, jadi kami sebut warung itu warung Mama Niar. Mama Niar merupakan wanita paruh baya yang sangat ramah, terkadang ia memberi ku, dan teman lainnya mi ayam gratis di warungnya. Aku dan kawanku rutin mengikuti kelas ibu hamil yang diadakan di balai desa bersama Ibu PKK dan ibu lurah. Usai kelas kami selalu menyempatkan diri berbincang-bincang dengan mereka dengan ditemani kue khas desa yang dibuat sendiri, aku paling suka getuk di antara kue yang lainnya. Dari perbincangan ringan tersebut, aku bisa menjalin hubungan yang lebih erat dengan mereka. Sampai suatu saat aku meminta bantuan mereka dalam suatu program kerja dan mereka dengan senang hati menyanggupinya. Sifat gotong royang mereka terasa saat aku menjalankan tugasku dalam program kerja tersebut. Aku senang, karena aku bisa berbaur dengan ibu-ibu yang luar biasa ini. Bahkan, ibu-ibu di sana tau aku 102 | Kelompok KKN Ekalaya
suka getuk, mereka sampai membawakannya lagi pas pertemuan dan membuatkannya. Selain itu, ibu-ibu di sini pandai mengolah sampah jadi kerajinan. Contohnya saja ibu kotrakanku, dia sering mengolah plastik bekas jadi tas dan kerajinan lainnya. Kalian perlu tahu hal ini. Anak-anak kecil di Desa Mekarsari, bukan hanya bocah kampung biasa. Mereka memiliki potensi yang beragam. Kami melihatnya saat mempersiapan acara closing ceremony. Diantara banyak anak yang ada di Desa mekarsari, ada yang jago menari, membaca puisi, menyanyi, fashion show, dan lainnya. Mereka anak-anak cerdas yang memiliki keinginan kuat dan mau untuk belajar. Coba kalian rasakan sendiri bagaimana antusiasme mereka saat kami ada di sana. Hem, sayangnya potensi tersebut tidak didukung dengan wadah yang memadai. Andai saja ada suatu tempat yang sanggup untuk mewadahi kreatifitas dan potensi anak-anak yang ada di desa tersebut, mereka pasti akan mampu untuk berkembang. Desa ini desa yang sederhana, masih banyak hal yang kurang dalam desa tersebut, namun terlepas dari hal itu, desa tersebut sangat luar biasa. Kalian hanya perlu untuk mendekatkan diri kalian dengannya dan membuka diri kalian. Jika kalian menutup pintu, bagaimana mungkin keindahannya dapat diketahui dan kehangatannya dapat dirasakan. Aku sendiri tak menyangka, jika kesedihan akan terasa saat aku pergi meninggalkan desa tersebut. Apa Harus Ku Tuliskan? Tidak... tidak.. tak usah bertanya padaku apa yang telah aku berikan untuk warga desa. Aku harus menjawabnya? Baiklah, aku hanya bisa memberikan sedikit, bahkan hal itu tak sebanding dengan apa yang telah mereka berikan padaku. Tak banyak yang bisa aku lakukan di sana selama waktu satu bulan. Tapi setidaknya aku bisa menyalurkan beberapa ilmu yang ku miliki untuk anak-anak di desa tersebut dan sedikit membantu ibu-ibu menata ulang posyandu untuk mempersiapkan perlombaan kelas ibu hamil. tak banyak pengalaman yang bisa aku ceritakan, justru merekalah yang memberiku pengajaran dari pengalaman mereka dan cara mereka hidup dengan lingkungan sekitarnya. Sepertinya lingkungan kota dan kesibukan yang aku miliki telah memanjakanku dengan sifat individualisme, sehingga aku diajarkan kembali manisnya hidup bergotong royong di desa tersebut. Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |103
Tak usah melihat siapa yang memberikan pengajaran pada kita, yang harus kita lihat adalah ajaran apa yang diberikan pada kita. Jika tunanetra bisa mengajarkan kamu betapa indahnya kehidupan dan pentingnya untuk bersyukur, mengapa kita harus mengacuhkannya hanya karena dia tak bisa melihat? Jika anak-anak bisa mengajarkan kita untuk tersenyum mengapa enggan kita tersenyum? Begitupun halnya jika orang yang sekolahpun tak tamat memberikan seorang mahasiswa pengajaran dari pengalaman hidupnya, mengapa tidak kita terima? Hidup di dunia itu cuma sekali. Ah, andai ada mesin waktu seperti dalam kartun Doraemon yang bisa mengantarku kembali ke masa lalu. Jika ada, aku akan dengan senang hati menaikinya untuk menghapus sesal yang ada di dadaku. Aku terlalu membiarkan tubuh dan pikirkiranku termakan arus yang membawaku, hingga aku lupa untuk melawan. Aku hanya datang dengan harapan semua akan baik-baik saja tanpa sebuah gagasan. Tapi biarlah, tak ada gunanya kita berandai hal yang telah lalu. Harapanku saat ini adalah mereka tak melupakanku, dan aku berharap adik-adikku di sana tak melupakan bagaimana pentingnya untuk tetap belajar dan aku memiliki mimpi sekarang. Kamu ingin tau mimpiku? Haruskah aku tuliskan ? Aku memimpikan apa yang bisa aku lakukan untuk desa tersebut beberapa tahun ke depan setelah aku sukses sebagai wujud dari rasa terima kasihku. Cita-cita ku itu menjadi seorang pengusaha sukses di bidang fashion muslimah. Aku bermimpi memiliki butik sendiri. Apabila beberapa tahun ke depan cita-citaku terwujud, dan aku sukses dalam usahaku, semoga Allah mengizinkan ku untuk kembali ke sana, aku ingin merangkul potensi yang ada. Aku akan mengingatkannya kembali, ibu-ibu di sana kreatif mengolah sampah bukan? Jika potensi itu masih ada, dan semoga saja tetap ada, aku ingin memberi mereka modal usaha dan menyiapkan pasar untuk hasil kreasi mereka. Aku berharap potensi anak-anak Desa Mekarsari akan selalu hidup dan semangat mereka untuk belajar tetap berkobar, aku ingin menyediakan wadah bagi mereka untuk menyalurkan krefitasnya. Aku ingin membantu mereka agar mereka dapat tetap belajar tanpa perlu khawatir. Aku ingin mereka membuktikan pada orangtua mereka bahwa ilmu itu penting. Karena menurutku luasnya dunia yang mereka miliki itu tergantung dari 104 | Kelompok KKN Ekalaya
ilmu yang mereka punya dan mampu mereka implementasikan. Bukankah buku itu jendela dunia? Dalam buku ada pengetahuan yang disuguhkan bagi mereka yang haus akan manisnya ilmu. Bisakah kita keluar melalui jendela? Tentu saja bisa. Tapi akan lebih baik jika kita keluar menuju dunia itu melalui pintunya. Lalu apa pintunya? Kalau menurutku itu implementasi dari ilmu itu sendiri. Kuncinya? Kemauan yang kuat dan usaha. Dari situ kaki akan bisa menjejaki dunia yang lebih luas dan seseorang akan belajar lebih banyak lagi pengalaman yang berharga. Dan aku ingin, anak-anak Desa Mekarsari tahu, bahwa dunia mereka tidak hanya sejauh mereka memandang, tapi dunia mereka luas, seluas mereka dapat bermimpi. Aku telah sampai di ujung kataku, do‟a-ku adalah semoga mimpiku terwujud agar aku bisa mewujudkan mimpi-mimpi yang lain. Aku mungkin tak akan sanggup mengubah dunia, tapi setidaknya selama aku masih bisa bernafas aku akan melakukan apa yang ku rasa harus ku lakukan. Bukankah jika kita ingin suatu perubahan yang harus aku lakukan adalah melihat cermin yang ada di hadapan kita?
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |105
6 30 HARI KENANGAN INDAH BERSAMA KKN EKALAYA Ariani Dwi Putri Apa sih KKN itu? Nama saya Ariani Dwi Putri. Saya mahasiswa semester tujuh Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada semester ini, setiap mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti mata kuliah KKN yang berbobot empat SKS selama satu bulan yang merupakan syarat kelulusan. KKN ini adalah kegiatan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa untuk melakukan pengabdiannya terhadap masyarakat yang diwujudkan dengan pengabdian terhadap suatu desa untuk membangun kehidupan desa yang lebih baik berdasarkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang mahasiswa miliki. Kegiatan KKN ini merupakan kegiatan yang sangat positif, yang dapat mengajari saya bagaimana berinteraksi dengan masyarakat luas terutama masyarakat desa, mengetahui kondisi sosial dan budaya suatu desa, strata sosial mereka, dan banyak hal lainnya. Saya telah mendengar banyak hal mengenai KKN, baik dari senior, teman-teman baik dalam dan luar kampus. Awalnya saya bersama beberapa teman saya sudah mencari temanteman untuk membentuk kelompok KKN karena memang dari tahun sebelumnya kelompok KKN ditentukan oleh pihak mahasiswa sendiri. Saya pun sudah membentuk kelompok KKN, berkumpul, berkenalan, dan mendiskusikan untuk nama kelompok yang akan kita gunakan. Namun, ternyata tahun ini kelompok KKN ditentukan oleh pihak PPM. Sebelas orang yang berasal dari fakultas bahkan jurusan yang berbeda digabung dalam satu kelompok. Sebelumnya saya tidak membayangkan, bagaimana saya harus beradaptasi lagi dengan sepuluh orang baru, bagaimana saya harus menjalani kehidupan KKN selama satu bulan bersama orang baru, apakah mereka orangnya asik dan nyambung ngobrol dengan saya, dan banyak hal lainnya. Namun, saya mencoba melalui itu semua. Saya mengikuti alur yang telah ditetapkan oleh pihak PPM. Saya mendaftar kegiatan KKN di AIS. Alur dilanjutkan dengan kegiatan pembekalan untuk calon peserta KKN. Banyak sekali orang yang saya temui ketika memasuki ruang audit tempat pembekalan KKN. Sebelum pembekalan KKN berlangsung, telah ditentukan bahwa saya terdaftar pada kelompok KKN 169. Ketika bertemu dengan kelompok KKN saya, saya merasa seperti 106 | Kelompok KKN Ekalaya
mahasiswa baru yang mulai berkenalan dengan teman barunya. Rasa canggung terasa kental di situasi itu. Saya memulai obrolan ringan dengan teman kelompok saya. Saya sangat berharap mereka adalah orang-orang yang asik dan seru karena saya akan hidup bersama dengan mereka selama satu bulan. Tetapi dari hal ini, saya mengambil sisi positifnya, yaitu saya dapat memperbanyak teman dari berbagai jurusan, dan saya meyakinkan diri saya kalau kami akan kompak selama KKN. Sempat teringat di pikiran saya mengenai kata-kata yang diucapkan Pak Djaka saat pembekalan KKN, Beliau menyampaikan bahwa tempat KKN yang dipilih oleh UIN Jakarta tahun ini sama rata kondisinya dan jauh dari kata nyaman. Sebelumnya pada semester 4, saya pernah menjalani kegiatan yang seperti KKN ini. Kegiatan ini diadakan oleh jurusan Kimia di Desa Cisauk selama sekitar 10 hari. Kegiatan ini bernama Chemistry In Village (CIV) yang berisi program-program kerja yang dapat membangun masyarakat di desa tersebut. Dari kegiatan ini, saya memiliki bekal pengalaman untuk KKN nanti dan mendapat bayangan program kerja apa yang akan saya lakukan untuk KKN nanti. Saya dan kelompok saya tidak tahu bagaimana kondisi desa KKN kami, dan respon warga desa dengan kedatangan kami serta kendala juga permasalahan yang dimiliki desa kami nanti. Saya membayangkan bagaimana saya tinggal dengan 10 orang baru yang saya belum tahu sifat dan karakternya. Namun, seiring berjalannya waktu, kami dapat beradaptasi, saling mengenal dekat, dan menghilangkan rasa canggung dari mulai grup whatsapp dan diadakannya rapat. Pada rapat pertama kami menentukan ketua beserta struktur anggota kelompok, dan baru pada rapat kedua kami menemukan nama untuk kelompok KKN kami, yaitu KKN Ekalaya. Nama Ekalaya ini diambil dari tokoh perwayangan jawa. Ekalaya adalah seorang raja ksatria yang jujur, tekun, tabah, memiliki keinginan teguh untuk menimba ilmu panah, dan menjadi pemanah yang sejajar bahkan lebih pandai daripada arjuna sekalipun. Dari sini kami terinspirasi untuk menjadi kelompok KKN yang memiliki keinginan teguh untuk membangun desa dengan ilmu dan kemampuan yang kami miliki. Lokasi KKN pun akhirnya diumumkan oleh pihak PPM. Kelompok saya mendapat tempat KKN di Desa Mekarsari Kecamatan Jambe Kabupaten Tangerang. Setelah diadakan rapat, akhirnya diputuskan untuk melakukan survei bersama kelompok KKN Hijrah yang satu desa dengan kami pada tanggal 5 Mei 2016. Survei dilakukan dengan motor. Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |107
Sesampainya di desa, kami mengunjungi balai desa dan rumah Pak Kades untuk silaturahmi dan bertanya mengenai kondisi desa tersebut, bagaimana KKN tahun sebelumnya di desa tersebut sehingga dapat disesuaikan dengan program kerja yang akan kelompok saya canangkan di sana. Perjalanan pulang dilalui dengan panas terik matahari juga banyaknya debu dan asap knalpot dari truk-truk. Setelah beberapa kali survei, akhirnya ditentukan tempat kontrakan yang akan kami tinggali selama KKN sebulan di Desa Mekarsari. 1 Bulan, Sejuta Cerita Tak Terlupakan Kelompok 169 adalah nomor kelompok yang mempersatukan saya bersama 10 orang lainnya dalam KKN. Bagaimana sifat teman-teman kelompok saya? Bagaimana saya bisa kompak tinggal selama sebulan KKN dengan orang yang belum pernah saya kenal sebelumnya? Serta banyak pertanyaan dan rasa khawatir muncul di pikiran saya setelah pengumuman nomor kelompok dan nama-nama anggota kelompok. Namun, seiring berjalannya waktu, semua rasa khawatir saya hilang. Saya dapat akrab dengan kelompok KKN saya. Kelompok 169 ini terdiri dari 11 orang yang terdiri dari saya dan M. Ilham Saiful Rijal dari Fakultas Sains dan Teknologi, Hilda Safitri dan Ilham Sabrulloh dari Fakultas Adab dan Humaniora, Fitri Dwi Febrianti dan Risky Dwi Aprian dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Cici Zulaikha dari Fakultas Ushuluddin, Rahmah Fitriani dan Ahmad Syamsul H dari Fakultas Syariah dan Hukum, Luthfi Hasanal Bolqiah dari FISIP, dan Hakiki Tertiari Hijriawan dari FIDKOM. Sampai pada tanggal 25 Juli 2016 pun tiba, hari itu adalah hari dilaksanakan acara pelepasan KKN UIN Jakarta. Acara pelepasan ini dilaksanakan di lapangan parkir Student Center (SC) dan diikuti oleh semua mahasiswa peserta KKN. Acara pelepasan ini dihadiri langsung oleh rektor UIN Jakarta Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA dan turut hadir Ketua PPM Bapak Djaka Badranaya beserta jajarannya. Acara ini dilengkapi simbolis pelepasan balon-balon oleh tiap kelompok. Saya masih ingat euforia pelepasan balon ini, banyak balon warna-warni beterbangan di langit. Saya merasa senang karena sudah lama saya tidak melihat langit dihiasi balon warna warni yang beterbangan. Setelah pelepasan, saya bersama kelompok KKN saya berkumpul untuk bersiap menuju Desa Mekarsari. Kelompok saya dan kelompok KKN Hijrah yang satu desa dengan saya berangkat bersama menuju desa. Barang-barang dibawa dengan mobil pick-up, 108 | Kelompok KKN Ekalaya
sedangkan saya dan teman-teman lainnya berangkat menuju desa dengan motor. Beberapa kali kita harus berhenti sejenak karena perjalanan kami diiringi gerimis dan hujan. Sesampainya di sana, saya bersama teman-teman yang lain membantu menurunkan barang dari mobil pick-up dan membereskan kontrakan tempat kami tinggal. Sebelumnya kelompok saya dan kelompok KKN Hijrah yang satu desa dengan kami ssepakat untuk tinggal bareng selama KKN. Jadi, kami mengontrak 2 rumah, 1 rumah untuk ditinggal kaum perempuan, dan 1 rumah untuk ditinggali kaum laki-laki. Saya jadi banyak mengenal teman baru karena tinggal bareng kelompok KKN Hijrah. Banyak hal yang dapat saya pelajari selama tinggal bareng mereka di desa ini. Semakin hari semakin hilang rasa jaim di diri kami. Semakin lama saya semakin tahu sifat asli mereka, kelucuan mereka, tidak kaku, dan betah tinggal bersama mereka. Warga sekitar pun cukup ramah dengan kami. Saya selalu ingat dengan pesan teman saya untuk selalu ramah dan menyapa warga desa dimana saja. Saya ingat bagaimana antusias saya dan teman-teman ketika awal makan bersama, semua langsung menyiapkan piring juga sendok dan langsung menyerbu makanan. Minggu pertama diisi dengan adaptasi dengan tempat tinggal, lingkungan sekitar, dan juga warga desa. Semakin hari semakin banyak anak-anak yang sering mampir ke kontrakan untuk bermain bersama saya dan teman-teman. Banyak suka dan duka yang saya alami bersama teman-teman selama KKN yang menjadikan itu semua sebagai pembelajaran untuk diri saya. Saya ingat bagaimana adanya banyak perbedaan pendapat selama rapat briefing maupun evaluasi, tetapi semua dapat ditemukan solusinya karena kami melakukan rapat dengan serius tapi santai. Bagaimana rapat dilakukan sampai malam, sampai saya mengantuk dan menyender di bahu teman saya. Tiap rapat juga suka diiringi gelak tawa dari saya dan temanteman untuk menghilangkan kejenuhan. Dari awal KKN sudah dibuat jadwal piket memasak, anak laki-laki pun dapat jadwal memasak. Saya salut dengan kesediaan anak laki-laki yang mau ikut memasak, dan cuci piring. Saya mendapat jadwal memasak di hari Jum‟at. Saya tidak jago dalam hal memasak tapi untungnya teman saya yang piket bareng saya yaitu Neng Rahmah jago dalam hal memasak jadi sebelum memulai masak saya tanya dulu “kita mau masak apa?” “Bahanbahannya udah ada?”. Dari teman saya, saya belajar memasak, saya membantu dalam hal potong memotong, oseng-oseng dan hal lain yang bisa saya Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |109
bantu. Momen makan-makan bersama teman-teman KKN benar-benar dikenang, dari awalnya pake piring sampai akhirnya kita semua makan pakai kertas nasi berjejer panjang karena malas mencuci piring dan keadaan air yang kotor. Memasuki minggu kedua, kondisi air mengalami masalah, warna yang keruh dan bau yang tidak sedap. Semenjak masalah air menghampiri, kami semua mendapat beberapa opsi tempat untuk mandi, di SDN Daru II yang lokasinya dekat kontrakan, kamar mandi tetangga, bahkan sampai mushalla sekdes yang untuk mencapainya bisa melewati hamparan sawah dan kerbau-kerbau. Saya pun selalu ingat bagaimana saya dengan temanteman perempuan yang lain ke sumur tetangga untuk wudhu, cuci piring dan perabotan masak, sampai sikat gigi dan cuci muka di malam hari. Obrolan pagi hari dengan teman kadang diawali dengan kalimat “kita mau mandi dimana? Di SD apa sekdes?”. Sampai ke malam hari obrolan seperti “sumur yuk cuci muka”. Tapi dari sinilah kedekatan saya dengan teman-teman perempuan yang lain semakin terjalin. Hari demi hari, seiring dengan berjalannya proker pun kami semakin akrab. Tidak hanya perempuan, begitu juga dengan laki-laki karena semua teman-teman saya orangnya lucu, asik, enak diajak bercanda, dan menyenangkan. Semua sifat asli mereka keluar. Hal ini yang membuat rasa kekeluargaan di kelompok saya semakin kental. Sebulan terasa singkat, suka duka dirasakan bersama. Sedikit sedih ketika hari Kamis, 25 Agustus 2016 menghampiri. Hari terakhir saya bersama kelompok KKN di Desa Mekarsari. Sampai tercetus kalimat.... “jangan sombong-sombong ya kalo ketemu di kampus” , “tetep silaturahim ya kita” , “nanti kalo sidang atau wisuda kabar kabarin ya” , “kalo mau ketemu WA aja, nanti ketemuan kita” Bingkai Cerita Dan Pengalaman di Desa Mekarsari Desa Mekarsari adalah desa sederhana yang merupakan pemekaran dari Desa Daru dan masih dalam tahap pembangunan. Terlihat dari saat survei pertama kali kelompok saya, kondisi jalanannya masih butuh perbaikan. Desa Mekarsari ini terletak dari Kecamatan Jambe Kabupaten Tangerang. Setelah melalui survei beberapa kali, kelompok KKN saya dan KKN Hijrah telah sepakat untuk tinggal bersama selama KKN. Kami mendapat rumah kontrakan di RT 06. Kami mengontrak 2 rumah, 1 rumah 110 | Kelompok KKN Ekalaya
untuk 11 orang kaum perempuan dan 1 rumah lagi untuk 11 orang kaum laki-laki. Dua kontrakan ini tetap berdekatan, bahkan hanya beberapa langkah jaraknya. Kondisi kontrakan saya bisa dibilang sangat sederhana tetapi itu bukan masalah besar. Karena susah senang dirasa bareng-bareng. Masih banyak sawah yang membentang di desa ini, kerbau-kerbau beserta kubangannya, kondisi jalanan yang tidak bagus dan lain-lain. Tepat di samping kontrakan perempuan adalah sawah. Suasana malam hari di kontrakan kami terasa tenang dan sepi. Ditambah sangat kurangnya penerangan di malam hari yang membuat saya dan teman-teman suka merasa takut kalau keluar malam-malam. Walaupun kadang terdengar suara motor yang lewat. Setiap hari selalu terdengar suara kodok, ayam, dan kucing bersautan. Terlepas dari itu semua, Desa Mekarsari memiliki banyak potensi untuk dikembangkan seperti banyaknya lahan kosong dan sedang dibangunnya stadion yang akan menjadi ikon di Desa Mekarsari. Transportasi warga desa ini kebanyakan adalah motor, tidak jarang saya melihat motor yang sudah dimodifikasi, mungkin untuk bisa tahan melewati jalanan di Desa Mekarsari. Para pemuda di sini benar-benar terbiasa dari kecil sudah mengendarai motor, sering saya lihat anak-anak SMP sudah bisa membawa motor dengan kencang di kondisi jalanan yang seperti itu. Di dekat Desa Mekarsari juga terdapat stasiun kereta untuk memudahkan warga pergi ke luar daerah desa mereka. Terdapat dua sekolah dasar di desa ini, yaitu SDN Mekarsari dan SDN Daru II. Selain itu ada 1 PAUD yang memang kondisi bangunannya menurut saya kurang layak dan butuh banyak perbaikan. Kualitas air di desa ini tidak cukup bagus, memang ada beberapa wilayah yang rumahnya memiliki kondisi air yang sesuai standar, namun ada beberapa rumah yang tidak. Apalagi semenjak masuk minggu kedua, kondisi air di kontrakan kami bermasalah. Namun, adanya kebaikan hati warga sekitar yang memperbolehkan kami untuk mandi di kamar mandi mereka, di SDN Daru II, bahkan mushalla sekdes. Dari awal kedatangan saya dan teman-teman, terlihat bahwa warga Desa Mekarsari sangat ramah dan menyambut hangat kedatangan kami. Anak-anak juga senang dan antusias dengan kedatangan kakak-kakak mahasiswa. Setiap hari anak-anak datang ke kontrakan untuk bermain dan belajar dengan kami. Kepolosan mereka, canda tawa mereka, rasa ingin tahu mereka yang besar membuat saya kagum apalagi saat pelaksanaan program kerja chemistry for kids anak-anak tidak malu untuk bertanya dan Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |111
mencoba berbagai percobaan sains. Bahasa sehari-hari warga desa ini adalah bahasa Sunda. Saya kurang bisa berbahasa Sunda, untungnya beberapa teman saya Neng Rahmah, Luthfi, dan Puji lancar berbahasa sunda jadi kalau ada obrolan warga atau anak-anak yang pakai bahasa Sunda saya minta translate teman saya. Pekerjaan warga desa ini rata-rata petani, buruh, pedagang, dan karyawan pabrik luar daerah yang untuk mencari rejeki mereka memakai transportasi kereta. Di hari biasa, terutama pagi hingga sore hari keadaan desa cukup sepi karena warga yang tidak sedikit mencari rejeki di Jakarta. Jadi untuk acara-acara besar lebih baik diadakan malam hari ketika warga sudah ada dirumahnya. Aparat Desa Mekarsari, ibu-ibu PKK dan warga sekitar juga aktif dalam memajukan desanya contohnya yang saya lihat ibu-ibu PKK aktif untuk menyelenggarakan beberapa kegiatan. Walaupun sangat disayangkan kurang aktifnya anggota karang taruna untuk terjun langsung membantu masyarakat. Respon yang baik kami dapatkan dari warga Desa Mekarsari, saya dapat melihatnya dari turut sertanya warga desa dengan kegiatan-kegiatan yang kami adakan mulai dari acara pembukaan, 17 Agustus-an, penutupan, dan lain lain. Apalagi antusias dan rasa ingin tahu siswa-siswi saat chemistry for kids di SD mereka. Dari KKN di Desa Mekarsari ini saya belajar tentang bagaimana saya harus selalu ramah, menyapa warga, dan mengobrol ringan dengan warga sekitar. Saya juga belajar bagaimana mengajari anak-anak dengan melatih kesabaran, dan memahami sifat anak-anak. Dari desa ini juga, saya mencoba mengajarkan ngaji Iqro kepada beberapa anak. Kalau bukan KKN di desa ini juga, mungkin saya tidak tahu bagaimana menimba air di sumur. Semua pembelajaran tentang hidup sederhana saya dapatkan di sini. Banyak pembelajaran yang saya dapat selama satu bulan di Desa Mekarsari. Peran Untuk Mekarsari Selama satu bulan saya tinggal di Desa Mekarsari, saya jadi tahu apa kelebihan dan kekurangan dari desa ini. Lalu apa yang bisa saya lakukan untuk desa ini? Karena Desa Mekarsari ini merupakan pemekaran dari Desa Daru dan masih banyak lahan kosong maka dari itu saya berpikir untuk memanfaatkan lahan kosong tersebut untuk bercocok tanam. Akan lebih baik lagi jika lahan kosong ditanami dengan pohon toga (tanaman obat keluarga) dan tanaman-tanaman lain yang memiliki banyak manfaat. 112 | Kelompok KKN Ekalaya
Seperti yang pernah dijelaskan oleh para bapak dan ibu dosen dari FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Balai Desa Mekarsari mengenai budidaya tanaman sereh wangi. Warga Desa Mekarsari dapat membudidaya tanaman sereh wangi di lahan-lahan kosong. Minyak atsiri tanaman sereh wangi dapat dijual oleh warga sehingga memiliki nilai ekonomis, dan masih banyak lagi manfaat dari tanaman obat lainnya selain sereh wangi. Warga Desa Mekarsari pun perlu dibekali ilmu mengenai bagaimana cara yang baik dalam membudidayakan tanaman-tanaman obat. Saya juga ingin memberdayakan setiap keterampilan yang dimiliki warga Desa Mekarsari agar bisa dimanfaatkan sebagai ladang usaha apalagi kalau bisa menjadi lapangan kerja baru. Contohnya seperti keterampilan yang pernah diajarkan oleh teman saya ketika KKN yaitu cara membuat bros, pohon kertas, dan lain-lain dari barang-barang yang mudah ditemui di sekitar kita. Saya juga ingin membuat suatu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dapat menghasilkan produk bermanfaat dari Desa Mekarsari, yang dapat dibantu oleh pemerintah untuk urusan permodalan. Apabila kegiatan ini dapat berjalan dengan baik, saya ingin membantu warga dalam hal memasarkan produk-produknya ke internet. Saya ingin warga dapat memanfaatkan social media untuk memasarkan produk-produk mereka agar dapat berkembang sampai luar daerah Desa Mekarsari dan menghasilkan banyak keuntungan. Tidak lupa untuk menunjang kegiatan ini harus didukung oleh adanya koperasi. Bagi para pelajar, saya ingin menanamkan budaya membaca mereka dengan sering mengajaknya ke taman baca yang ada di Balai Desa Mekarsari. Saya juga ingin siswa-siswi bisa mengembangkan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah mereka dapatkan dari teori yang telah diajarkan dengan melakukan percobaan sains sederhana. Seperti yang pernah saya lakukan untuk SDN Daru II dan SDN Mekarsari yaitu percobaan sains sederhana chemistry for kids sehingga siswa-siswi benarbenar memahami ilmu sains tanpa rasa takut dan menambah wawasan mereka. Banyak hal yang saya dapatkan dari KKN ini sebagai pembelajaran dan pengalaman hidup yang berharga. Kejadian menyenangkan, sedih, dan menarik dialami selama satu bulan hidup bersama teman-teman KKN Ekalaya. Aku ucapkan terima kasih atas pengalaman berharga yang telah diberikan oleh desa, universitas, dan tentu saja teman-teman KKN ku.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |113
7 SELALU PUNYA CERITA DALAM KESUNYIAN Hakiki Tertiari Hijriawan KKN Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2016 UIN Jakarta ini merupakan pengalaman pertama bagi saya sendiri. Sebelumnya tak terbayangkan seperti apa nanti akan menjalani KKN yang entah dimana desanya dan bagaimana hidup di sana. Pada tahun 2016 ini semua sistem dirubah oleh PPM (Pusat Pemberdayaan Masyarakat) UIN Jakarta, yang sebelumnya kita bisa memilih teman-teman dari fakultas di UIN Jakarta sekarang semua diatur oleh PPM, jadi mahasiswa tidak tahu menahu siapa temannya di KKN 2016 ini. Pemberitahuan PPM tentang kelompok KKN pun tiba, banyak diantara teman saya mencoba mencari teman KKNnya entah itu melalui facebook, twitter, maupun instagram, berbeda dengan saya, saya pribadi tidak mencari teman-teman KKN di sosial media, saya menganggap inilah KKN. Awalnya saya khawatir menghadapi KKN ini, tapi biarlah walaupun saya tidak tahu teman-teman baru saya di KKN ini, saya menganggap inilah tantangan baru, ketika saya sendiri sudah nyaman berteman dengan teman-teman saya sebelumnya di sini saya harus beradaptasi ulang agar nyaman dengan mereka. KKN merupakan salah satu cermin dari tri dharma Perguruan Tinggi walaupun tidak semua universitas melakukan KKN, mengabdikan diri ke masyrakat serta terjun langsung ke masyarakat agar bisa membantu membentuk desa yang kuat dengan tujuan membangun Indonesia. Waktu berkumpul pun tiba, kami semua mahasiswa berkumpul di Audit Harun Nasution untuk diberi bekal untuk di tempat KKN dan bertemu kawan baru. Akhirnya kami dipertemukan di sini, kelompok ini diberi nama 169 untuk sementara. Terdiri dari 6 laki-laki dan 5 perempuan, Hakiki Tertiari Hijriawan (FDK), Muhammad Ilham Saiful Rijal (FST), Ahmad Syamsul (FSH), Luthfi Hasanal Bolqiah (FISIP), Ilham Sabrulloh (FAH), Risky Dwi Aprian (FEB), Cici Zulaika (FU), Fitri Dwi Febrianti (FEB), Ariani Dwi Putri (FST), Hilda Safitri (FAH), dan Rahmah Fitriani (FSH). Dari ke 11 orang ini pun memiliki karakter yang berbedabeda.Untunglah semua teman-teman saya asyik tak banyak menggunakan emosi dalam bertukar pikiran di forum. Oleh karena itu, tak perlu waktu
114 | Kelompok KKN Ekalaya
lama bagi saya untuk mengakrabkan diri dengan teman-teman lainnya, saya sudah mulai merasa akrab dengan mereka dan siap untuk KKN. Dimulai kumpul untuk mempersiapkan KKN ini mulai dari proker, dana, hingga pembagian tugas. Kami mendapat bagian di Desa Mekarsari, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang. Nama desa tersebut begitu asing bagi saya. Sebelum kami memulai KKN akhirnya kami memutuskan memberi nama kelompok dengan nama Ekalaya. Nama ini diambil dari tokoh pewayangan Jawa yang mana Ekalaya merupakan karakter yang memusatkan ilmunya dalam memanah, jadi Ekalaya ini merupakan ksatria dari kaum Nisada, jadi dengan tujuan agar kelompok ini bisa sangat berguna bagi masyarakat karena memiliki ilmu yang bisa diberikan ke masyarakat. Berbagai persiapan kami lakukan tak lupa juga kami survei lokasi KKN, saya sangat terkejut karena desa ini benar-benar jauh dari baik kondisinya, mulai dari jalan yang tidak bagus sampai masalah air yang sangat susah, masyarakat yang berpendapatan kurang dari upah minimum, mayoritas pekerjaan di desa itu adalah petani, hiruk pikuk kota pun tak terasa di sana, namun saya pribadi semakin menggebu-gebu dalam menghadapi KKN ini saya merasa mendapat ketenangan jika berada di sana mengingat jauhnya perbedaan dengan kehidpuan di kota. Setelah mematangkan proker dan printilan lainnya hari „H‟ pun tiba tepat pada tangal 25 Juli 2016, dimana kita berkumpul di kontrakan teman saya di daerah kampus 2. Kami siap berangkat ke tempat KKN kami. Kami akan bersama paling tidak satu bulan ke depan. Kami akan tinggal bersama di sana. KKN tiba! Sesampainya di desa, masyarakat desa sangat asing melihat kami, gerombolan anak muda dari kota dengan bawaan yang tidak sedikit ini memasuki desa mereka, tapi tenang saja kami datang ke sini dengan maksud dan tujuan yang baik, di hari pertama pun kami mencoba berbaur dengan warga desa terutama di sekitar kontrakan kami yaitu RT 06, tak terasa kesunyian itu telah datang pada malam tiba, dengan secangkir kopi kami berbagi cerita dengan masyarakat desa yang terlihat harmonis satu sama lain. Mereka pun sangat terbuka ke kami, wah, saya sangat terpukau melihatnya, karena mereka tak merasa asing lagi dengan kami, tidak sedikit dari mereka memberi wejangan dan saran-saran selama berada desa ini. Kami mencoba mengatur jadwal di sini agar tidak berantakan, setelah di hari pertama kami berbaur dan istirahat di kontrakan lalu di hari Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |115
berikutnya kami mulai bergerilya ke RT-RT di desa ini, kami merasa mereka lah yang memiliki „wilayah‟. Kami di sini terdapat dua kelompok yaitu kelompok 168 (kelompok Hijrah) dan 169 (kelompok Ekalaya). Kami memutuskan untuk tinggal bersama agar bisa irit living cost karena terbagi dua kelompok kami pun membagi dua bagian ada RT 01-05 dan RT 06-10. Setelah sowan ke masyarakat sekitar, staf desa, dan juga Kepala Desa kami mulai mengikuti pola kehidupan di desa ini, menyocokan diri dengan kehidupan di sini.Memang awalnya beberapa dari teman saya merasa tidak betah berada di sini terutama karena sulitnya mendapatkan air di desa ini. Akan tetapi KKN tetaplah KKN semua harus berjalan dengan harapan dari kebijakan kampus. Tidak banyak yang kami lakukan di minggu pertama, bahkan di minggu pertama pun sambil mengakrabkan diri dengan masyarakat beberapa di antara kami juga mengunjungi teman-teman KKNnya yang berada di desa lain. Namun ada satu kejadian yang amat sangat disayangkan, beberapa teman saya jalan-jalan ke Cisoka, Kabupaten Tangerang, setelah perjalanan pulang saya menerima kabar tak enak, kalau teman saya kecelakaan. Di situ hampir semua teman-teman merasa kaget dan panik, oleh karena itulah ada yang mengeluh untuk cepat pulang bahkan ada yang ingin KKN pulang pergi saja tidak menginap di desa ini. Saat minggu pertama pun kelompok kami sempat goyah. Lalu saya dan teman-teman lainnya mencoba memberi dukungan agar teman-teman tidak goyah dan down menghadapi KKN ini, benar saja di minggu kedua kami sudah kembali siap menjalani kegiatan KKN, teman-teman yang mengeluh mulai merasa nyaman, tidak lagi down,di situlah kami mulai menjalankan proker satu demi satu. Seiring berjalannya waktu, saya pun mulai akrab dengan masyarakat setempat, mereka memiliki ciri khas untuk selalu tegur sapa satu sama lain, jika naik motor pastilah mereka klakson, dan jika berjalan kaki mereka selalu menegur satu sama lainnya, hal ini lah yang kurang ada di lingkungan saya. Saya selalu menanti malam hari, karena saat malam hari saya mendapati kesunyian, ketenangan, dan bahkan keharmonisan.Tawa canda menghiasi malam di sini terkadang sampai lupa waktu tidur hanya untuk bercengkrama di desa sunyi ini. Lalu setiap pagi tiba dingin selalu menyelimuti saya, dalam hati saya mengatakan Tangerang rasa Bogor kalau seperti ini, ya memang banyak senior-senior yang bercerita kalau KKN lebih enak di Bogor karena udaranya yang sejuk serta kondisi geografisnya mendukung, tapi ternyata tidak untuk desa ini memang sih kalau siang 116 | Kelompok KKN Ekalaya
sudah terasa panasnya bahkan sampai nyelekit saking panasnya, tapi untuk pagi hari inhale- exhale sangat nyaman rasanya. Menjelang siang hari beberapa diantara kami ada yang berjaga di kontrakan maupun di balai desa, karena anak-anak SD ataupun anak kecil lainnya pasti berkunjung ke dua tempat tersebut terutama di kontrakan, karena saya dan teman-teman membuka les untuk anak SD di sini. Saya sendiri sangat salut dengan antusias mereka menerima kami. Di sini terdapat dua SD, ada SDN Mekarsari dan SDN Daru II, letak nya pun berjauhan, namun yang terdekat dari kontrakan kami adalah SDN Daru II, namun teman-teman di SDN Mekarsari tidak mau kalah untuk belajar bersama di kontrakan kami. Suatu ketika saya pernah mengantar adik-adik dari SDN Mekarsari sehabis les di kontrakan, dan ternyata rumah mereka jauh dari kontrakan, mereka pun jalan kaki dari rumah ke kontrakan kami, di situ saya merasa sedih mereka yang tinggal jauh rela jalan kaki hanya untuk belajar bersama kami. Kegiatan kami di sana memang cukup banyak, kami harus menggunakan waktu 4 minggu dengan efektif dan optimal. Pengabdian yang dilakukan tidak hanya ke masyarakat langsung tapi juga bisa ke sekolah dengan mengajar. Saya sendiri ikut membantu mengajar olahraga di sana, saya turut membantu mengajar voli dan bermain sepakbola bersama murid-murid di SDN Daru II. Kami bermain sembari belajar dan tertawa bersama, keakraban diantara saya dan murid-murid pun muncul hingga saya sendiri pun merasa nyaman dan seru jika bermain bersama mereka. Saya melihat desa ini sebagai desa yang potensial untuk dikembangkan, namun kesadaran masyarakat akan desa ini membuat mereka hidup hanya sedemikian adanya, seorang petani menghidupi kebutuhannya hanya dengan bergantung pada lahan sawahnya, desa ini memiliki kelebihan tetapi hanya terlihat kekurangannya saja. Namun saya salut dengan desa ini keakraban antar warga, gotong royong, sikap religius, sikap saling menghormati diterapkan di desa ini. Hal ini pun semakin terlihat dikala momen 17 Agustus, masyarakat bersama-sama gotong royong demi memeriahkan acara 17 Agustus. Kami tinggal di RT 06, terlihat sekali kekompakan warga dalam memeriahkan acara. Warga sekitar ingin mengadakan lomba-lomba seperti balap karung, kelereng, makan kerupuk hingga lomba panjat pinang, kami turut membantu mereka dalam mempersiapkan semuanya. Mulai dari mencari dana, menyiapkan hadiah hingga persiapan lombanya. Terutama soal Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |117
pendanaan lomba, mereka mencari sumbangan dari warga sekitar untuk membiayai lomba tersebut alhasil dana yang terkumpul sangatlah mencukupi, terlihat sekali bahu membahu antar warga untuk memeriahkan HUT RI ke-71 ini. Mereka mengadakan perlombaan untuk ikut memeriahkan acara yang memang tiap tahunnya pasti mereka kerjakan dan juga sebagai hiburan untuk anak-anak di daerah sini. Kami juga berniat untuk membantu terselenggaranya acara 17 Agustus di beberapa RT tetapi karena wilayah yang lumayan luas serta banyaknya RT di sini kami akhirnya memutuskan untuk membantu dua RT yaitu RT 06 dan RT 01, memang kedua RT ini secara personal sudah meminta bantuan kami. Sementara di RT 06 persiapan, di RT 01 pun tidak mau kalah heboh menyelenggarakan acara HUT RI ke-71 ini, di sana ada toko yang bernama Sungai Barito dan tempat itulah yang menjadi tempat untuk diadakannya acara 17 Agustus. lain halnya dengan RT 06, di RT 01 tidak ada lomba panjat pinang acara lebih ke lomba untuk anak-anak. Saya pun ikut membantu di RT 01, menjadi panitia, serta mengatur jalannya lomba. Antusias anak-anak di sini sangat terlihat mana kala banyak sekali anakanak yang ingin mendaftar lomba, tak hanya dari RT 01 dari beberapa RT lain turut ikut memeriahkan acara 17 Agustus. Selain lomba untuk anakanak kami juga diminta untuk ikut lomba tarik tambang melawan warga RT 01, kami pun berhasil menang. Yes, kami mendapatkan hadiah berupa gelas yang menjadi kenangan dari RT 01, usai rangkaian lomba kami pun diajak makan bersama oleh bu haji yang punya toko sungai barito, canda tawa, keringat, capek pun terbayarkan di sini, hehe. Saya pribadi memiliki cerita unik di sini, kami mengontrak di rumah salah satu warga tetapi karena kondisi air yang sulit saya pun selalu mandi di mushalla, saya dan beberapa teman saya menamai mushalla itu dengan nama mushalla Sekdes, unik memang karena letak nya yang tidak jauh dari rumah Sekretaris Desa Mekarsari. Walaupun kami ngontrak tapi saya dan beberapa teman saya sering bermalam di mushalla tersebut karena air nya yang segar dan banyak, mushalla nya pun bersih, enak, nyaman jadi untuk sholat dan tidur malam pun kami merasa sangat nyaman. Oh iya tidak hanya mushalla yang jadi destinasi saya untuk bermalam, balai desa pun menjadi tujuan kami untuk tidur malam sekalian kami menemani ronda yang diadakan warga desa. Karena selain jumlah kami yang banyak dan kontrakannya pun tidak bisa muat semua dan air nya yang susah maka saya 118 | Kelompok KKN Ekalaya
dan beberapa teman saya lebih sering bermalam di luar sembari menikmati kesunyian yang ada di desa ini. Pernah suatu malam kami ngeliwet bareng di balai desa bersama warga dan juga staf desa, biasa memang tiap malam warga di situ melakukan ronda atau siskamling untuk menjaga desa tersebut. Kebetulan kami juga ikut ronda bareng mereka, dan kami diajak ngeliwet, wah mereka sangat ramah dengan pendatang, kami yang baru beberapa minggu di sini saja sudah diajak ngeliwet bareng. Ngeliwet itu merupakan makan bersama yang biasa nya dilakukan di halaman rumah nasi dengan lauk dicampur lalu di taruh dengan menggunakan alas daun pisang, sungguh nikmat rasanya keharmonisan, keakraban sangat terasa di sini. Selain diajak oleh perangkat desa kami juga diajak ngeliwet bareng Mama Defa, ya Defa merupakan salah satu murid SDN Daru II yang suka ikut les bareng dengan kami. Kami merasa kehadiran kami dihargai di sini, tak tanggung-tanggung menu liwetnya adalah ayam, waduh kami kepalangan tak sanggup memakan liwet yang sudah dimasak Mama Defa itu, kami sangat berterima kasih kepada Mama Defa. Tepat pada tanggal 21 Agustus 2016 kami pun melakukan penutupan KKN, semua konsep acara, rangkaian acara pun kami yang membuat kebetulan pada tanggal itu pun ada malam puncak 17 Agustus yang diadakan desa jadi kami satukan dua rangkaian di satu acara. Kami pun mengambil tema “Harmonisasi dalam Kesunyian” ya seperti sebelumsebelumnya desa ini memang sunyi serasa tidak berpenghuni namun ternyata di sudut-sudut warung kopi ataupun tempat-tempat di wilayah RT mereka berkumpul untuk menunjukkan keharmonisan dalam bermasyrakat. Acara pun berlangsung lancar, meriah, dan ramai. Kami pun senang, tidak ketinggalan dosen pembimbing kami Ibu Nurhayati merasa senang dengan acara penutupan ini. Acara ini merupakan acara formalitas karena ada beberapa proker yang memang masih dikerjakan. Hari demi hari pun berlalu pada hari rabu tanggal 24 Agustus 2016 kami melakukan evaluasi besar-besaran mengingat malam itu adalah malam terakhir kami di desa yang penuh keharmonisan ditengah kesunyian ini. Satu persatu dari kami ditanyai kesan pesan selama di desa ini sampai tak terasa malam pun telah larut tapi sebenarnya kami sengaja melakukan ini karena salah satu diantara teman kami yaitu Hilda Safitri berulang tahun pada tanggal 25 Agustus 2016, dan kejutan Hilda berhasil terkejut bahkan menitihkan air mata terharunya, dia tak menyangka bakal Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |119
menerima kejutan dari kami, sebelumnya kami telah merencanakan hal ini. Malam yang sunyi itu seketika menjadi ramai sejenak oleh kami karena euforia yang kami rasakan, itu serasa salam perpisahan dari kami untuk desa itu, selamat ulang tahun Hilda! Pada pagi harinya seperti yang sudah diatur pada malam hari, kami pun packing untuk persiapan pulang ke Ciputat. Namun sebelum pulang kami memberikan beberapa peninggalan fisik seperti renovasi MCK, kipas angin untuk taman baca, plang jalan, dan juga plang RT. Namun ada satu hal yang membuat saya sangat sedih, pada siang hari anak-anak sekolah datang ke kontrakan suasana berubah menjadi sedih mereka mengetahui bahwa kami akan pulang, tangis, sedih sangat terasa tidak bisa dibendung lagi. Pada sore harinya setelah semua urusan kelar kami pun meninggalkan Desa Mekarsari. KKN selesai. PENUTUP Desa Mekarsari yang terletak di Kecamatan Jambe Kabupaten Tangerang meninggalkan cerita tersendiri bagi saya. M.Ilham Saiful Rijal yang akrab dipanggil ketum memiliki karakter yang cerdas namun terkadang agak bingung dalam mengambil keputusan, ada pula Ahmad Syamsul, saya biasa memanggil dia dengan panggilan „Jawa‟, dia merupakan Jawa yang sangat tulen dia selalu memutar lagu jawa nya sebelum tidur dan lagu tersebut sangat terngiang di telinga saya, haha, lanjut ke Luthfi Hasanal Bolqiah laki laki yang akrab dipanggil Luthfi ini memiliki kreativitas yang tinggi dia membuat kaligrafi serta membantu membuat plang RT untuk desa ini, Ilham Sabruloh si gendut yang satu ini seorang yang senang ngebanyol, banyolannya membuat kangen suasana malam Mekarsari, Risky Dwi Aprian seorang laki-laki Jawa tetapi enggak setulen Syamsul ini merupakan rekan yang baik dalam mengerjakan program kerja kelompok. Lalu perempuannya ada Cici Zulaika mahasiswi Ushuludin ini sangat akrab dengan anak-anak di desa jadi jika ada anak-anak yang rewel Cici bisa menenangkannya, lalu ada Rahmah Fitriani cewek asal Sukabumi ini biasa dipanggil „Neng‟ emang dia yang mau dipanggil Neng sih, dia hebat dalam memasak, masakan nya pun sangat enak, lalu ada Fitri Dwi Febrianti cewe satu ini dipanggil dengan sebutan „Kanjeng Mami‟ karena orang terepot di KKN ini adalah dia, banyak banget barang bawaannya tak lupa juga dengan makeup nya, lalu ada Hilda Safitri dan Ariani Dwi putri, Hilda yang merupakan cewek kalem tidak banyak vokal juga kalau sedang rapat 120 | Kelompok KKN Ekalaya
dia sangat berperan dalam merapihkan buku-buku di taman baca Mekarsari sehingga tidak berantakan seperti sebelumnya sementara Ariani merupakan cewek yang kalem juga tetapi kadang jutek, pembawaannya yang seperti itulah yang melihat dia seperti cewek galak. Sekarang hanya kenangan yang bisa dirasakan, suasana desa yang sunyi pun tidak terasa saat ini.“Harmonisasi Dalam Kesunyian KKN Mekarsari 2016 untuk Indonesia”.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |121
8 KEMANDIRIAN dan PERSAUDARAAN di MEKARSARI Ilham Sabrulloh Awal Mula KKN Assalamualaikum Wr. Wb. Perkenalkan nama saya Ilham Sabrulloh mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah. Sebenarnya saya sedikit asing mendengar kata KKN di awal semester kuliah di UIN ini, namun seiring berjalanya waktu semakin saya menginjak semester atas, saya mendapat kabar bahwa libur semester 6 di pakai untuk kegiatan KKN. Apa sih KKN? Tanyaku. Ada yang menjawab Kali-Kali Nyangkut, haha. Akan tetapi arti sebernanya adalah Kuliah Kerja Nyata, semenjak itulah saya mencari tahu apa itu KKN. Selanjutnya saya sudah membuat kelompok KKN bersama alumni Aliyah saya, kurang lebih sudah terkumpul 11 orang namun mau dikata apa berhubung kebijakan dari UIN berubah melalui PPM akhirnya kelompok kami yang sudah terbentuk bubar dengan begitu saja, sedih rasanya, haha. Setelah lama menunggu, waktunya pengumuman tentang pendaftaran KKN tiba, teman-teman saya semua masih pada bertanyatanya perihal KKN itu, setelah ada pemberitahuan saya dan teman-teman mendaftar sebagai peserta KKN melaui AIS. Nah, diformulir pendaftaran harus mengisi kelebihan akademik dan non-akademik, lalu saya sedikit bingung mau ngengisi apa. Setelah itu saya isi dengan kemampuan saya yaitu dapat membantu arsitek dan perpustakaan. Hehe sedikit nyeleneh memang tapi mau bagaimana lagi, diisi saja dari pada kosong. Nah, langsung saja beberapa minggu kemudian ada pengumunan di AIS bahwa saya berada di kelompok 169 yang berisikan 11 orang. Jujur saya tidak mengenal semuanya tapi untungnya ada satu temen kelas saya sebut saja Hilda Safitri, jadi enak nih sepertinya ada temen sekelas, hehe. Saya mendapat jadwal pembekalan pada hari Sabtu, 16 April 2016. Pembekalan dilakukan di Auditorium Harun Nasution. Hari pembekalan tiba, saya dan beberapa teman saya berkumpul di depan gedung kemahasiswaan supaya bisa ke auditorium bersama-sama. Saat saya datang ke auditorium lalu mencari bangku dengan kode 169 namun saya bingung teman yang saya kenal hanya Hilda. Akhirnya saya duduk di bangku 169 122 | Kelompok KKN Ekalaya
dan berkenalan dengan Risky Dwi, awalnya kita kaku seperti orang baru bangun tidur, haha. Mau ngobrol aja nunggu dipalain, setelah itu kita di suruh ngumpul membuat lingkaran setelah acara selesai dan lalu berkenalan antar kelompok diantaranaya ada M. Ilham Saiful, Fitri Dwi F, Cici Zulaika, Luthi Hasanal Bolqiah, Hakiki Tertiari H, Rahmah Fitriani, Ariani Dwi P, Risky Dwi A, Ahmad Samsyul HA dan Hilda Safitri lengkaplah sudah perkenalan kelompok KKN. Pada tanggal 27 April 2016 diumumkanlah lokasi KKN kelompok kami oleh PPM. Saya mengetahui pengumuman itu saat di kelas, semua teman saya heboh, kelas jadi sangat ramai karena penasaran kita akan KKN di desa apa. Ternyata saya mendapat Desa Mekarsari. Imajinasi saya mulai bermain berandai-andai semoga desa ini baik buat satu bulan ke depan. Selanjutnya dilakukanlah survei pertama, saya lupa tanggalnya, berhubung tidak ada yang tahu jalan maka saya diputuskan sebagai penunjuk jalan. Saya juga masih meraba Kec.Jambe itu berada dimana dengan dibantu Waze akhirnya kita sampai di Desa Mekarsari. Terlihat desanya cukup asri dan keliatan sepi lalu kita menuju balai desa dan bertemu staf desa kemudian kita diarahkan ke rumah Kepala Desa bernama Untung Sumarhadi. Waktunya kita berkeliling untuk mengetahui sejarah dan letak desa tersebut. Dijelaskan bahwa desa ini merupakan pemekaran dari desa sebelah yang bernama Desa Daru setelah di ceritakan panjang lebar kemudian kita baru tahu kekurangn dan kelebihan Desa Mekarsari tersebut. Waktu saya tahu bahwa Tangerang merupakan daerah pabrik, nah maka dari itu dipastikan udara panas sangat mengganggu kita saat KKN di sana. Saya belum terlalu tahu bagaimana kondisi yang pasti di sana dikarenakan sedang musim pancaroba dari hujan ke panas. Saya prediksi saat waktu KKN tiba waktunya musim panas. Semoga saja sih saya dan teman lainya tidak mengalami kekeringan di sana. Mendengar kisah KKN tahun lalu, katanya air susah dan harus mencari rumah warga yang mata airnya bagus, yakali masa mandi sekali doang di sana dalam benak pikiran saya, haha. ditambah lagi infrastruktur jalan yang masih belum menunjang di jalan utama masih terlihat rusak parah, diibaratkan jalan kalau hujan menyerupai kubangan kerbau buat mandi. Heran, warga di sana betah dan enjoy aja menikmati keadaannya, “kalo saya mah kalo kaya gini bakal ribet”, pikir saya. Bisa-bisa motor pulang dari KKN ganti mesin, rangka, body dan warna Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |123
motor alias ganti motor baru, bisa menjadi alasan bilang ke orangtua, hehe. Ditambah lagi penerangan jalan juga masih sangat jarang. Sahabat Sebulan Jadi Menawan Jadi begini ceritanya, awalnya sih sulit mengetahui sifat dan perilaku dari 10 orang teman kelompok saya yang terdiri dari yang paling Jawa tulen, Samsul Aswaja orangnya. Awal saya lihat dia terlihat agak kaya AKAMSI (anak kampungan sini), asik orangnya bisa diajak bercanda yang terpenting dia orangnya polos dan gampang dijaili masalah hal yang berbau pergaulan, hehe. Selanjutnya ketua saya di kelompok EKALAYA bernama M.Ilham Saiful dibilang asik ya memang asik, tampangnya itu yang paling lucu kalau lagi tablo, sumpah, tapi tetep dia the best mampu mengayomi anggota kelompok. Selanjanjutnya ada Hakiki Tertiari, dia anak dakwah yang awal saya kenal sih kalem tapi kalau sudah tau dalemnya brengsek juga. Maksudnya, nyambung kalau ngobrol, dan hal jelek yang dia miliki adalah kalau tidur suka nungging yang bikin gemes, haha. selanjutnya, Risky Dwi, nah, ini anak Pasar Kemis asli sedikit nyolot juga kalau bercanda gampang baper, dia selalu menjadi teman tidur bareng dimana pun. selanjutnya, Luthfi Bolqiah, nah, ini anak Garut yang berjiwa pengrajin apa aja bisa dijadiin barang, salut saya sama dia berkat kemampuan menjadi peracik kopi yang sangat yahut. Top deh. berlanjut ke lima wanita yang cantik semua, haha. Pertama Fitri Dwi, dia adalah orang terempong dan bisa dibilang paling manja, maaf ya, emang begitu adanya mau diapakan juga, tapi tetap salut sama Fitri ada usaha buat bawa makanan tambahan untuk stok di sana dan orangnya juga asik buat di ajak ngobrol. selanjutnya Rahmah Fitriani, sebut saja namanya Euneng, katanya dari kecil udah di panggil kaya gitu rajin, baik, perhatian, tapi satu jeleknya suka marah sendiri sama jutek parah, haha. selanjutnya Ariani Dwi bisa di panggil Dwi aja, orangnya kalem tapi asik juga kalau diajak ngobrol, jeleknya itu kalian semua harus tahu kakinya belang di bagian punggung kaki, sumpah itu lucu banget, haha. Selanjutnya ada Cici Zulaikha orangnya sangat kalem dan bersifat ke ibuan, apa kaya ibu- ibu beneran? Hehe. Saya salut sebagai kawan yang baru kenal, Cici bisa dibilang paling rajin di antara teman cewek lainya joob Cici. Selanjutnya ada Hilda Safitri, orang yang sudah saya kenal dikarenakan satu jurusan dan satu 124 | Kelompok KKN Ekalaya
kelas, sedikit bosan sih pengenya teman baru semua tapi tidak jadi masalah, dia orangnya sedikit manja dan ringkih, gampang sakit dan dia juga tidak bisa masak. Sedih kalau di ceritakan, haha, tapi dia cukup rajin dan solid di kelompok. Terakhir saya sendiri, Ilham Sabrulloh yakali saya isi sendiri tentang diri saya, tidak etis lah. Semoga orang-orang yang kenal saya selalu bahagia dunia akhirat dan dimudahkan jodoh, ditunggu undangan wisuda dan undangan pernikahannya. Insya Allah datang. Hidup satu bulan di kampung orang memang sedikit menyulitkan bagi saya yang jujur saja kebiasaan di rumah apa saja ada, tinggal enak. Di sini saya belajar mandiri dari mulai makan, nyuci, dan melipat baju. Jujur saja saya selama KKN di Mekarsari Alhamdulliah bisa nyuci pakaian sendiri dan yang penting bisa melipet baju sendiri, hehe. Terutama dalam hal tidur, kita kan sekelompok gabungan dengan kelompok Hijrah jadi sedikit kebanyakan kalau satu kontrakan berisikan 11 orang lelaki, jujur saja bisa dibilang saya tidak betah saat pertama kali di sana, tapi saya berusaha biasa saja dan mungkin bukan hanya saya saja yang merasakan hal seperti itu. Seperti halnya saya, Hakiki, Ilham ketum, Risky, Ilyas dan Yoga kelompok Hijrah sangat tidak nyaman dan akhirnya pada minggu pertama saya menginap di balai desa sambil ngeronda dan tidur. Setelah berjalan hampir seminggu, kami mulai merasa kurang nyaman terutama dalam hal nyamuk, sumpah di sana nyamuknya sangat banyak, hingga akhirnya saya dan teman mencari tujuan penginapan untuk malammalam selanjutnya. Akhirnya kami menemukan tempat yang nyaman dan bersih sebut saja mushalla Sekdes, berhubung tempatnya dekat dengan rumah Pak Sekdes dan Beliau yang bertanggung jawab di situ akhirnya kami diijinkan untuk tidur di sana .Setelah hari-hari kita lalui bersama dari ngeronda malam sampai pukul 03.00 WIB ketika orang-orang mulai terlelap tidur, saya dan teman-teman lain masih suka keliling bagaikan orang yang sudah paham Daerah Mekarsari tapi ya demi mengabdi gapapalah kita jalankan. Ada cerita selanjutnya, setelah hampir 2 minggu di Mekarsari terjadi kejenuhan. Nah, diadakanlah jalan-jalan ke Telaga Biru Cisoka, niatnya saya juga ingin ikut, berhubung motor kurang dan saya juga ada beberapa proker yang harus diurus saya putuskan tidak ikut ke Telaga Biru. Sempat kecewa, saya sangat ingin ikut. Kata teman-teman KKn lain, di situ wisata anak UIN selama KKN. Haha. Saya mendapat kabar kejadian yang kurang Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |125
enak menimpa teman saya yaitu Riska Meidina teman sekelas saya dari kelompok Hijrah bersama Nabila. Menurut kabar tersebut, mereka mendapat musibah di jalan. Saya sudah panik, katanya mereka membawa motor saya, saya shock, mana motornya motor baru, belum lunas, kan jadi khawatir sama motornya. Edisi jahat sedikit sama teman, haha. Setelah ditanya, mereka ternyata baik-baik saja dan hanya luka sedikit. Alhamdulillah mendapat teman kelompok yang sangat religius banyak kejadian yang membuat saya jadi tahu betapa pentingnya do‟a dan perilaku baik, kebetulan banyak yang lulusan pesantren seperti Syamsul dan Ilham ketum jadi saya banyak belajar dalam beberapa kitab dan ajaran ilmu yang belom saya sempat dapatkan. Terlalu banyak kisah yang telah terukir di Desa Mekarsari tapi saya tidak bisa tuliskan semuanya di sini, berhubung tempat yang terbatas dan waktu KKN yang singkat jadi kisah ini dikenang dalam hati dan di simpan untuk diceritana kepada anak cucu saya kelak, haha. Desa Mekarsari Asri, Sepi, dan Berseri Desa mekarsari terletak di Kec.Jambe Kab.Tangerang Provinsi Banten, Jujur ekspektasi saya sebelum KKN sangat tinggi mendapatkan desa di Daerah Tangerang, namun mau dikata apa lagi desa yang jauh dari pusat kota membuat fasilitas dan hal yang menunjang kehidupan sangatlah minim sampai pom bensin pun tidak ada, yang ada hanya kios bensin eceran, sampai di tingkat kecamatan pun tidak ditemukan. Saya cukup heran. Kembali ke Desa Mekarsari, jalanan di Desa Mekarsari masih penuh dengan batu-batuan sehingga kita harus berhati-hati saat membawa kendaraan melewati jalan ini, terlebih lagi saat malam karena tidak semua jalan di Mekarsari memiliki penerangan lampu jalan. Ini menjadi sedikit masalah buat saya yang biasanya jalan di jalanan yang bagus, bahkan saat awal saya datang, saya sempat ragu apakah saya bisa mengendarai motor di jalanan seperti ini tapi ternyata saya bisa bahkan saya pernah bonceng 3 orang, walaupun harus dengan ekstra hati-hati. Walaupun begitu, tidak semua jalanan Mekarsari rusak, ada beberapa jalanan di sana yang sudah di cor dan enak untuk dilalui, hanya beberapa jalan yang sudah di konblog namun belom rata ke semua sudut jalan desa. Jujur masalah air ini merupakan momok bagi warga baru, terhitungnya saya, saya sedikit kaget, air di sana sangat bau banget dan
126 | Kelompok KKN Ekalaya
berlumpur, buat wudhu saja saya terpaksa dari pada tidak mendapat air sama sekali. Akhirnya saya penasaran dan melakukan blusukan ke setiap RT 06-10, ternyata memang kalau wilayah rumah yang deket persawahan airnya sedikit bau dan berlumpur, tapi air sebagian warga tergolong agak baik. Memang air menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia hidup di dunia ini, dengan begitu Desa Mekarsari dengan penduduk yang mayoritas petani tadah hujan sangat membutuhkan air untuk pertanianya. Walupun banyak kekurangan di Desa Mekarsari ini saya selaku mahasiswa UIN sangat bersukur dengan warga Desa Mekarsari yang sangat ramah dan sederhana, mereka tidak menunjukan kekurang atau pun malu dengan kondisi ekonomi keluarga mereka, di sini saya sangat terharu melihat kesederhana dalam hidup mereka yang tidak selalu mengeluh tapi mereka menunjukan dengan semangat kerja untuk mencari nafkah. Warga desa yang bisa disebut religius memang banyak, pesantren dan masjid di sini juga banyak, hal tersebut membuat saya semakin bangga hidup di sini. Warga desa sangat antusisas dengan pengajian ataupun acara keagamaan lainya, juga dalam hal gotong royong saya sangat apresiasi kebersamaan warga di sana, saya jadi sedikit malu terhadap diri sendiri. Di sini hampir seluruh warganya ramah-ramah. Jarak rumah antara satu rumah dengan rumah lain dapat dikatakan cukup jauh. Jarak rumah saja sudah jauh bagaimana dengan jarak antar RT, tidak perlu ditanyakan lagi. Bahkan jika saya diminta untuk memberi tahu dimana letak rumah RT 06-10 saya masih belum ingat semua karena jaraknya jauh dan jalan yang dilalui pun cukup membuat saya bingung. Setiap kita jalan di desa ini kita sempatkan menyapa warga yang lewat dan mereka merespon dengan baik. Bahkan terkadang warga duluan yang menyapa saya. Saat awal saya datang, saya dan teman-teman sedang jalan-jalan, kami bertemu warga di depan rumahnya, lalu dia menyapa kami dan meminta kami untuk main ke rumahnya, Ada satu hal yang menjadi kebiasaan atau bahkan kebudayaan di desa ini, jika kita sedang naik motor dan melewati warga maka kita harus memberi klakson. Desa Mekarsari membuat saya banyak belajar tentang kebersamaan dan gotong royong. Hal yang saya tidak bisa lupakan adalah ngeliwet, tradisi yang ada di sana, yaitu makan bersama di daun pisang, rasanya sungguh nukmat. Dari situlah saya belajar kesederhanan dalam kesusahan warga Desa mekarsari.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |127
Hal Yang Dapat Di Lakukan Di Desa Mekarsari? Mungkin apabila saya diminta untuk menetap di desa ini saya akan memikirkannya seribu kali. Kenapa? Karena, walaupun desa ini asri dan bersahaja, dengan banyaknya kekurangan dan masih jauhnya fasilitas penunjang di sana membuat saya enggan hidup di desa itu. Namun satu bulan yang lalu memberi banyak pelajaran bagi saya, bahwa saya jangan men-judge suatu hal dari luarnya saja lihatlah secara luas. Mayoritas para pekerja di desa ini ialah para petani dan buruh kasar di Tanah Abang. Karena di desa ini sangat minim peluang kerja bagi warganya, membuat warga itu sendiri mencari kerja di luar Desa Mekarsari tetapi masih ada sedikit harapan di desa tersebut banyaknya lahan kosong dan pertanian bisa di maksimalkan serta di beri pengarahan terhadap warga bagaimana cara bercocok tanam yang baik. Apabila saya mempunyai kesempatan lagi, saya akan mengajak para warga berusaha dibidang peternakan dan industri dikarenakan potensi warga banyak di sektor itu, hanya tinggal diberi pelajaran serta pelatihan, mereka sudah bisa berusaha mandiri dan tidak ketergantungan terhadap orang lain dan mereka juga bisa menghasilkan uang untuk kepentingan ekonomi keluarga mereka. Memang saya selama satu bulan di sana belum bisa melakukan pemberdayaan apapun tetapi saya sudah memberikan sedikit pengetahuan masalah peminjaman modal serta pelatihan yang bisa dikerjakan secara otodidak di sana, apabila ingin mempunyai modal untuk usaha bisa dipinjamkan di koperasi setempat serta kepada bank apabila mempunyai jaminan yang cukup untuk usaha. Karena desa ini merupakan perbatasan antara Tangerang dengan Bogor, maka banyak juga orang-orang yang berlalu lalang. Jika mereka belum punya modal, maka mereka bisa meminjam uang di bank atau meminjam di koperasi simpan pinjam. Usaha yang dapat dirintis misalnya tempat makanan (restoran sederhana), membuat pasar, menjahit, usaha online tetapi kurangnya jaringan dan ketidaktahuan warga tentang dunia internet masih menjadi kendala bagi warga tersebut, asal ada kemauan pasti ada jalan. Keep strong your business. Salam buat warga di sana semoga sukses berusaha dan maju. Amin. Salam sukses semua. Wassalamualaikum Wr. Wb
128 | Kelompok KKN Ekalaya
9 PENGGALAN KISAH PERJUANGAN KKN di DESA MEKARSARI M. Ilham Saiful Rijal Pertemuan yang Tak Direncanakan Kecewa. Mungkin kata itu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku. Cukup lama aku membentuk lingkaran kecil, kelompok, yang sejauh itu sudah aku rasakan kehangatannya. Namun di tengah jalan harus bubar lantaran peraturan kampus yang mengharuskan pembentukan kelompok secara online. Gerutu dalam hatiku makin jadi, membayangkan pembentukan kelompok bak mengocok dadu, harapanku kala itu hanya satu, keberuntungan. Lalu bagaimana nasib kelompok yang sudah aku bentuk? Untuk menghibur kekecewaan, aku menganggap tak ada yang rugi atas permasalahan ini karena kita sudah dipertemukan dan sampai sekarang pun tidak ada kecongkakan diantara kami. Pengumuman kelompok sudah diterbitkan, dengan sigap aku membuka daftar tersebut dan mencocokkan dengan siapakah nantinya aku bertugas. Saat itu kutemukan 10 nama asing yang sama sekali belum kukenal. Penasaran? Iya! Ada saja pertanyaan yang mencuat di benakku; bagaimana pembawaan orangnya, bagaimana watak orangnya, apakah bisa diajak kerjasama ataukah tidak dan masih banyak lagi. Sebenarnya dengan siapapun aku berkumpul nantinya tidak mendatangkan masalah, toh, aku sudah banyak makan garam dalam urusan seperti itu selama enam tahun di pesantren. Hanya saja ini bukan sekedar kumpul, tidur bareng dan mandi bareng akan tetapi satu bulan ke depan kita akan bertugas di tanah orang. Tiba saatnya semua kelompok dikumpulkan dalam acara pembekalan dan di situlah awal kami bertemu. Kesan pertama kali yang kutangkap saat itu kita masih malu satu sama lain dan masih menjaga sikap. Obrolan pun tak terlalu banyak, aku cenderung diam ketimbang banyak omong dengan orang yang baru aku kenal. Pertemuan pertama itu diisi dengan perkenalan singkat dan tukar kontak nomor untuk kepentingan kelompok. Aku pun maklum, karena pertemuan ini tak direncanakan. Kedudukan Tanpa Putusan Final Jalinan komunikasi seketika terbentuk melalui pesan dari whatsapp yang selanjutnya kami jadikan media interaktif. Malam itu juga, di hari Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |129
pertemuan pertama, perbincangan di whatsapp dimulai. Perbincangan diawali dengan menanyakan siapa yang menjadi ketua di kelompok kami. Karena tak banyak yang menanggapi, malam itu juga si Rahmah sang koordinator kelompok menegaskan untuk diadakan kumpul bersama guna menentukan ketua. Memasuki hari, lokasi dan waktu yang telah disepakati akhirnya kami berkumpul. Salah sebut nama menjadi hal biasa, maklum terhitung dua kali ini kami berkumpul. Perbincangan pun dimulai, tanpa basa-basi, aku, yang menjadi pimpinan rapat mewakili koordinator yang saat itu tidak bisa hadir menyampaikan maksud dikumpulkannya kami. Ketika aku melempar pertanyaan ke forum “siapa yang bersedia menjadi ketua?” seketika suasana menjadi hening karena sama sekali tidak ada yang bersedia menjadi ketua, kami menempuh jalur vote dengan mengajukan kandidat. Beberapa kandidat terpilih namun satu persatu dengan keberatan mengundurkan diri. Kala itu, aku termasuk diantara kandidat terpilih. Awalnya aku juga bemaksud mengundurkan diri dengan beberapa alasan diantaranya keluarga, tugas kampus, organisasi dan kerjaan, sehingga semuanya bersamaan menjadi tanggung jawabku. Akan tetapi, di luar dugaanku, semakin aku menceritakan bebanku, bukan simpati yang mereka berikan namun desakan yang aku rasakan. Perasaan heran dan tak mengerti bercampur menjadi satu menanyakan apa alasan mereka menginginkan aku menjadi ketua. Ataukah mereka merencanakan aku menjadi tumbal dalam kelompok, ahh, betapa tidak beruntungnya aku saat itu. Dalam situasi seperti itu aku tidak begitu saja menyanggupi menjadi ketua, aku masih ragu. Hingga pemilihan tersebut belum final dan terpaksa dibubarkan karena malam makin larut. Akhirnya mereka menyimpulkan akulah yang menjadi ketua karena suara terbanyak mengarah kepadaku. Sial rasanya menjadi ketua tanpa keputusan final. Sampai sekarang aku tidak menganggap diriku sebagai ketua meskipun teman-teman kelompok memanggilku dengan sapaan “ketum”, bukan berarti dengan sapaan itu lantas aku dapat berbuat sewenangwenang? Tidak! toh, sudah kutegaskan kalau aku bukan ketua! Eh, tidak bisa begitu, bagaimana nasib kelompok kami. Aku tetep keukeh untuk tidak menjadi ketua, hanya saja aku mengalah untuk keadaan. Makanya jangan bertanya kenapa aku selalu ingin mendengar semua pendapat dalam menyelesaikan suatu masalah? aku hanyalah anggota kelompok dan tidak 130 | Kelompok KKN Ekalaya
kuasa untuk memutuskan persoalan atas kehendakku selain itu aku menginginkan teman-temanku memiliki rasa tanggung jawab atas kelompok maka kebebasan berpendapat kami junjung tinggi.
Bismillah, Kami Siap! Tiba saatnya kita survei. Modal nekat dengan berbekal GPS akhirnya kami berangkat. Rasanya, sesak dada ini oleh debu jalanan ketika memasuki gerbang Desa Mekarsari. Miris sekali melihat kondisi desa ini. Jalanan belum sama sekali diaspal atau dicor, kondisi perairan susah dan desa ini jauh dari keramaian. Sulit sekali membayangkan untuk bertahan (tinggal) sebulan di desa ini. Tapi begitu kami mengelilingi desa tersebut secara menyeluruh, ada perasaan muncul begitu saja. Desa ini masih dihiasi sawah, pemandangan dataran hijau luas dilengkapi jejak kotoran kerbau di atas rerumputan, ahh, desa ini mengingatkan kampung halaman nenekku di Pati yang syarat akan ketenangan. Mekarsari. Sebuah desa yang jauh dari bisingnya kota dan ramainya kendaraan. Desa yang sangat sederhana ini hanya berpenduduk sedikit. Ironisnya, masyarakat yang tinggal di desa ini sedikit dari kata makmur. Sumber penghasilan mereka peroleh dari nguli di Tanah Abang. Tak jarang menyebutkan Mekarsari merupakan sarang preman Kecamatan Jambe. Pendidikan masih menjadi sayatan hati bagi siapa pun yang melihatnya. “Ya beginilah keadaan Desa Mekarsari.” ujar Pak Kades. Lantas beliau menjelaskan, kondisi yang sekarang terjadi disebabkan karena Desa Mekarsari merupakan pemekaran dari Desa Daru sehingga pembenahan infrastruktur dalam tahap pembangunan berkelanjutan. Lega rasanya mendengar penjelasan Pak Kades, ada harapan akan perubahan desa ini nantinya. Perjalanan masih kita lanjutkan, menyusuri jalan kecil ber-conblock, melewati rumah-rumah yang jauh jaraknya untuk mencari tempat tinggal dan melihat beberapa tempat yang mungkin dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan kelompok kami. Beberapa tempat sudah kita kantongi, tinggal nantinya biarlah teman-teman yang memutuskan. Waktu semakin sore, mengisyaratkan kita untuk angkat kaki dari desa ini. Beberapa survei telah kita lakukan dengan maksud yang berbeda, hingga tiba pada survei yang terakhir (kalau tidak salah survei yang kelima). Dari perjalanan survei inilah kami mendapat gambaran tentang kegiatan kami dalam waktu satu bulan kedepan pun pemahaman tentang Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |131
desa meskipun belum terlalu banyak. Di akhir, kami banyak berharap akan kelancaran pelaksanaan kegiatan kami nantinya. Memohon supaya kedatangan kami dapat memberikan manfaat bagi warga. Dengan mengucap Bismillahirrahmaanirrahim, kami siap berpetualang di Mekarsari. Semangat Mengabdi, Pemuda! Memasuki pelaksanaan KKN. Kegiatan KKN dilaksanakan 3 minggu setelah lebaran pada musim libur ujian akhir semester. Wajah sumringah, candaan dari setiap anggota mulai bermunculan seakan beban pikiran mereka meringan. Biasanya hal ini sering terjadi pada mahasiswa seusai libur panjang. Dari sini aku dapat berargumen kalau pelaksanaan KKN dilaksanakan pada waktu yang tepat namun tidak dengan waktu persiapannya. Melihat keadaan seperti itu, aku berharap semangat mereka dalam pelaksanaan kegiatan akan selalu terjaga tanpa beban pikiran tugas kampus. Tanggal 25 Agustus, prosesi pelepasan kegiatan dilakukan oleh rektor UIN Jakarta, tentu saja acara ini padat dihadiri mahasiswa angkatan 2013 karena diwajibkan datang. Tidak dengan kelompok kami, saat itu justru kami sedang menghibur diri dengan main kartu di kontrakan salah satu anggota karena sampai saat itu kami belum mendapat mobil untuk mengangkut barang kami. Hingga akhirnya, pukul 12 siang kami baru mendapatkan mobil untuk mengangkut barang bawaan kami. Ada yang lucu ketika proses keberangkatan mobil yaitu satu dari teman kami yang sebelumnya belum pernah ikut survei lokasi dengan percaya diri mengajukan diri menjadi PJ dalam mobil tersebut. Alhasil mobil yang dia tumpangi nyasar ke arah Merak dan kejadian itu membuat kesal temen kelompok karena mobil berangkat lebih awal daripada yang naik motor namun kedatangan awal di lokasi adalah sepeda motor sehingga membuat mereka menunggu. Begitu sampai di lokasi, temanku yang berada dimobil keluar dengan cengengesan malu, seketika itu dia menjadi cecaran teman kelompok. Selanjutnya agenda malam hari tersebut kita sepakati untuk merapikan barang dilanjut membahas agenda untuk hari esok. Hari berikutnya, sesuai kesepakatan kami, hari kedua sampai hari ketiga pelaksanaan KKN, kami manfaatkan untuk berkunjung ke Ketua RT, sesepuh desa dan pihak sekolah. Kunjungan kami tak lain bermaksud memperkenalkan diri, izin melaksanakan kegiatan di RT mereka dan mendengarkan saran dari mereka. Sambutan hangat dari mereka kala itu 132 | Kelompok KKN Ekalaya
dapat saya rasakan. Oh ya, kami juga menyampaikan undangan kepada mereka untuk menghadiri acara pembukaan KKN. Pembukaan KKN kala itu kami laksankan di balai desa. Acara tersebut kami buat sederhana dengan simbolis pemotongan tumpeng oleh Kepala Desa yang saat itu diwakili oleh Pak Sekretaris Desa. Acara kami buat sesederhana mungkin karena pada saat itu merupakan jam kerja sehingga kami tidak ingin acara kami menyita waktu kerja tamu undangan. Dengan terselenggaranya acara pembukaan KKN, secara tidak langsung kami mendapatkan izin dari desa untuk melakukan rangkaian kegiatan di Desa Mekarsari. Pembukaan telah usai namun pelaksanaan kegiatan pada minggu pertama kami optimalkan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Aku menyadari, keberadaanku di Desa Mekarsari tak lain hanyalah seorang pendatang sehingga secara tidak langsung harus bisa menyesuaikan kebiasaan, budaya dan etika warga Mekarsari. Dalam proses penyesuaian tersebut, aku sedikit kesusahan dalam menyesuaikan diri sebab aku merupakan orang Jawa sedangkan warga Desa Mekarsari merupakan bagian dari suku Sunda. Selain itu, karena aku tinggal di daerah yang ramai dan akses mendapatkan kebutuhan terbilang mudah menyebabkanku untuk lebih ekstra sabar. Pun dalam urusan MCK, aku sedikit susah untuk mendapatkan air karena Desa Mekarsari memang sumber airnya sedikit susah. Lambat laun, akhirnya aku dapat melewati masa adaptasi tersebut dengan sendirinya karena sudah terbiasa. Tak jauh beda denganku, hal serupa juga dialami teman kelompok lainnya. Karena latar mereka berbeda dengan warga, mereka sedikit jenuh meskipun dalam minggu pertama. Kejenuhan mereka tertuang dalam raut muka dan tingkah laku mereka sehingga ada yang mengusulkan untuk mengadakan liburan ke kota. Akhirnya hanya beberapa anak saja yang berangkat menuju kota untuk sekedar menghibur diri menghilangkan kejenuhan sisanya tetap mengerjakan tugas. Kegiatan mulai kita laksanakan pada minggu kedua. Diawali dengan mengikuti upacara hari Senin di SD membuat dadaku berdegup kencang. Sudah lama aku tidak mengikuti prosesi sakral hari Senin apalagi ketika bagian menyanyikan lagu Indonesia raya, di situ terasa ada amanat berat yang harus dijaga pemuda bangsa sepertiku. Setelah mengikuti prosesi upacara bendera tersebut, kami melanjutkan perkenalan ke siswa. Begitu riang mereka mengetahui kedatangan kami dalam waktu sebulan akan Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |133
menemani dan membantu belajar mereka. Tentunya bukan sebatas belajar yang kaku akan tetapi belajar yang menyenangkan. Semenjak hari pertama datang ke sekolah, tempat tinggal kami selalu padat oleh anak-anak SD seusai pulang sekolah. Mereka datang ke kontrakan kami untuk meminta bantuan dalam mengerjakan tugas atau sekedar main saja. Kedatangan mereka membuat ramai dan riuh suasana kontrakan. Kami pun senang menyambut kedatangan mereka dengan membantu mengerjakan tugas sekolah atau sebatas bermain dengan mereka. Kedatangan mereka lama-lama membuat bosan dan terkadang membuat jengkel, ah, betapa tidak, terkadang saat kami membutuhkan waktu istirahat siang karena rasa lelah harus terganggu dengan kedatangan mereka. Namun di balik keceriaan anak-anak yang datang di kontrakan kami, ada sepenggal kisah prihatin yang harus kami terima. Kontrakan yang kami tempati penuh bahkan sesak oleh kedatangan mereka karena kontrakan yang kami sewa sangatlah kecil. Jangankan ada tamu, untuk kami tempati saja (tidur) rasanya tidak muat sehingga ketika tiba waktu tidur malam, kami harus ada yang mengalah untuk tidur di mushalla atau di balai desa. Beberapa program kegiatan sudah berjalan sesuai yang kami harapkan. Tentu dalam pelaksanaannya kami harus bekerja lebih ekstra, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan apalagi kegiatan kami terhitung maraton dalam satu bulan. Lazimnya, ketika kami menyelenggarakan suatu event kegiatan akan menghabiskan waktu lama. Hal ini menunjukkan kelompok kami merupakan tim yang solid. Selalu mengisi kekurangan satu sama lain, menguatkan yang lemah dan sepakat untuk satu pendapat. Dua pekan saya lalui bersama dengan teman kelompok. Dari situ keakraban kami semakin mengental, sifat dan karakter masing-masing individu mulai terbuka. Tak heran jika semakin hari kami selalu melempar candaan dan pastinya dalam candaan tersebut kami berhati-hati agar tidak menyinggung mereka. Awalnya saya mengira teman satu kelompokku susah diajak bercanda karena memang ketika awal kami berkumpul terlihat raut wajah serius dari mereka. Hingga saya menyadari mereka memang asyik orangnya Memasuki minggu ketiga, minggu yang melelahkan namun pula mengasyikkan. Banyak kegiatan kami yang membutuhkan tenaga extra antara lain melaksanakan 17 Agustusan. Betapa tidak, pada saat itu kami 134 | Kelompok KKN Ekalaya
diberi kesempatan untuk memandu beberapa perlombaan di RT. Beberapa perlombaan kami siapkan pada saat itu, antusias dari warga dan anak untuk mengikuti perlombaan yang kami adakan pun tinggi. Apalagi pelaksanaan perlombaan itu disponsori oleh pemilik villa yang berada di Desa Mekarsari tentunya warga terpacu mendapatkan hadiah yang telah disiapkan. Dilain waktu, kami diminta tolong pemuda karang taruna untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan serupa. Kegiatan ini diberi nama “Kades Cup” karena event yang sudah berjalan dua tahun ini didanai oleh donatur tunggal yaitu pak Kades. Dilain tempat pula, kami melaksanakan perlombaan agustusan di SDN Daru II dan SDN Mekarsari I. Kami meyakini dengan diadakannya perlombaan semacam ini akan mengingatkan mereka akan peristiwa kemerdekaan. Dalam hitungan hari pelaksanaan KKN akan usai, tentunya kami harus merencanakan dan mempersiapkan acara penutupan. Acara ini kami lakukan mengingat diawal kedatangan kami mendatangkan warga dan perangkat desa untuk hadir dalam acara pembukaan KKN sebagai bentuk izin kedatangan kami sehingga dalam puncak pelaksanaan KKN pun kami harus memikirkan acara penutupan sebagai bentuk perpisahan. Acara pembukaan hanya dihadiri beberapa warga sehingga dalam penutupan nantinya menjadi tantangan yang harus kami pikirkan untuk mendatangkan massa yang lebih banyak. Beruntung sekali kami, ketika kami mengerjakan program fisik berupa kaligrafi, aku dan perwakilan kelompok diminta karang taruna datang ke balai desa. Kami pun bergegas menuju sana, setiba di sana kami diajak musyawarah dalam rangka melaksanakan puncak agustus-an. Dalam kesempatan tersebut kami diminta meng-konsep dan meng-isi acara. Awalnya kami keberatan karena harus mengerjakan beberapa program yang belum terlaksana pun dengan acara penutupan. Kala itu, aku meminta waktu untuk memutuskan permintaan karang taruna dan menjadi perundingan kami. Dilain forum, aku mengumpulkan teman-teman untuk merundingkan hal ini. Alhasil keputusan dari rapat tersebut adalah kita bersedia mempersiapkan dan mengisi seluruh kegiatan tersebut dengan ketentuan pelaksanaan malam puncak tersebut kita barengkan dengan simbolis penutupan KKN kami. Keputusan dari forum KKN aku bawa ke karang taruna dan mereka menyetujui. Tantangan bagi kami karena harus mempersiapkan acara tersebut tiga hari saja.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |135
Harmonisasi dalam kesunyian itulah tema acara penutupan KKN kami. Tema itu mempunyai arti meskipun Mekarsari merupakan desa kecil dengan penduduk yang belum padat tapi kehangatan kekeluargaan masih dijunjung tinggi oleh warga. Pelaksanaan KKN malam itu terbilang ramai dan berhasil dengan keterlibatan beberapa pihak untuk mengisi acara tersebut. Acara semakin ramai karena kedatangan tumpeng buatan ibu-ibu PKK dari tiap RT dan dalam kesempatan itu pun kami kompetisikan hasil kreasi mereka. Kami berhasil mendatangkan beberapa ulama, sesepuh, tokoh desa, pengurus desa dan pemuda untuk duduk bersama karena hal tersebut belum pernah terjadi sebelumnya karena isu politik. Malam puncak tersebut terhitung sukses dan menjadi pesta rakyat warga Mekarsari. Ucapan Terima Kasih Hari-hari berikutnya memasuki minggu terakhir pelaksanaan KKN, kegiatan kami lebih banyak dengan warga entah itu kita lakukan saat malam hari, yaitu saat warga tidak melakukan pekerjaan atau saat akhir pekan. Dalam kebersamaan yang kami lalui bersama warga, saya dapat menarik kesimpulan bahwa warga Desa Mekarsari dapat bersahabat dengan orang baru. Awalnya ketika minggu pertama beradaptasi dengan lingkungan sosial, warga Desa Mekarsari terkesan galak dan susah menerima kedatangan orang baru apalagi ada cerita dari warga yang mengatakan warga Desa Mekarsari terkenal dengan sarang preman kecamatan Jambe. Melihat kondisi tersebut dengan kewaspadaan dalam tutur kata dan perilaku, kami memberanikan diri untuk berkumpul dan bergaul dengan mereka. Alhasil, kami bisa duduk bersama dengan candaan yang diiringi tawa lebar bahkan kami tidak dapat membuktikan kesan pertama kami terhadap mereka. Keberadaan kami di Desa Mekarsari pun tak lepas dari peran perangkat desa. Setiap kali kami mengadakan kegiatan selalu mendapatkan dukungan dari mereka. Pun ketika kami ingin melaksanakan suatu program, kami selalu mendatangi mereka untuk meminta saran. Hampir keseluruhan mereka berbuat baik meskipun kami selalu merepotkan mereka. Jabatan perangkat desa baru dua tahun mereka terima setelah pak Kades Untung menjabat menggantikan kades sebelumnya. Tanpa memiliki pengalaman sebelumnya dalam mengurus desa membuat mereka sedikit kesusahan dalam memangku jabatan. Hal itu kami dengar langsung dari 136 | Kelompok KKN Ekalaya
beberapa perangkat desa ketika sedang kumpul bareng. Namun kondisi itu tidak membuat mereka putus asa dengan mengerjakan tugas mereka seenaknya, belajar sambil berjalanlah yang mereka lakukan untuk menghadapi keadaan tersebut. Akhir kata, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung pelaksanaan kegiataan KKN di Desa Mekarsari. Tak lupa permohonan maaf kami sampaikan kepada semua pihak atas ketidakpuasan terhadap kinerja kami. Pelaksanaan kegiatan KKN kami di Desa Mekarsari tidak serta merta berjalan mulus, banyak kendala bahkan konflik yang sering kami hadapi namun kami tidak mau larut dalam konflik tersebut sehingga secara singkat kami harus menyelesaikan masalah tersebut. Kami pun menyadari banyak kekurangan yang kami lakukan dalam pelaksanaan kegiatan ini seperti yang pernah disampaikan salah satu perangkat desa, namun dalam pelaksanaan kegiatan tersebut merupakan buah dari kerja keras yang semaksimal mungkin kami lakukan. Kebaikan ketimbang keburukanlah yang akan selalu saya kenang terhadap Desa Mekarsari. Teruntuk teman sekelompok KKN Ekalaya dan teman seperjuangan KKN Hijrah, saya akan merindukan kalian.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |137
10 BUNGA-BUNGA BERMEKARAN Cici Zulaika Nantinya pun Aku Tak Tahu Bagiku KKN adalah sistem kerja yang sangat membingungkan karena aku harus mempunyai program kerja yang harus dikerjakan dalam setiap harinya, sehingga aku memiliki kebingungan dalam mencari program kerja apa yang harus aku lakukan di desa tempat ku KKN kelak. KKN juga menjadi ketakutan untukku. Aku mempunyai kekhawatiran tentang bagaimana nantinya di sana dalam menjalankan program kerja yang ku adakan, dapatkah aku menjalankannya sendiri, tanpa teman yang membantu. KKN juga membingungkanku tentang dana yang akan aku keluarkan. Berapa banyakkah dana yang akan digunakan, secukup apakah dana untuk menjalankan program juga bertahan hidup di sana. Meskipun aku telah bertanya dari satu orang ke orang yang lain, tentang pengalamannya KKN, tetap saja kekhawatiran tentang hal di atas tetap terbesit di benakku. Saat itupula aku belum mengetahui bagaimana desa yang akan ditempati, teman seperti apa yang akan menjadi pendampingku selama KKN, masyarakat yang bagaimana di desa tersebut, sehingga dapatkah aku diterima di sekeliling mereka. Itu semua adalah kekhawatiran yang menghantuiku sebelum KKN, namun ada satu kekhawatiranku yang paling besar, yaitu bagaimana jika ternyata aku tidak dapat memberikan yang terbaik kepada desa tempat aku KKN? Perasaan bersalah di pikiranku terus menghantui, hingga kembali ku coba pikirkan matang-matang Program Kerja apa yang dapat aku selenggarakan hingga bermanfaat untuk masyarakat desa tempat aku KKN kelak, bahkan jika aku sudah tidak lagi berada di desa tersebut. CEKER (Campuran Kehidupan KKN di Mekarsari) Daun gugur ditiup angin, semut terlelap oleh manisnya gula, kayu terbakar oleh diamnya api, hari terlewati dengan berjalannya waktu, begitupun denganku yang termangu dengan bermulanya pembukaan KKN yang diawali dengan menatap nomor kursi 169, dan nomor itulah yang akan menjadi tanda kelompok kami. Diteruskan bertemu dengan beberapa orang
138 | Kelompok KKN Ekalaya
yang tak ku kenal, dari fakultas dan jurusan yang berbeda, juga dari kebiasaan yang berbeda. Auditorium Harun Nasution adalah tempat kami berjumpa dan memperkenalkan asal-usul kami, aku bukanlah orang yang dapat tersenyum setiap saat, namun perjumpaan ini lagi-lagi harus membuatku tersenyum ceria menyambut para pendekar (teman-teman KKN ku) yang akan menjadi teman hidupku selama KKN untuk menciptakan generasi muda dan kehidupan bermasyarakat menjadi lebih baik. Sesekali aku mencoba untuk cuek dan bersikap dingin saat pertama kali bertemu dengan para pendekar KKN, namun tetap saja hati ini tergugah oleh tingkah laku yang mereka perbuat. Sengaja sikap itu inginku munculkan dari awal pertemuan, khawatir jika mereka menemukan sikapku yang sebenarnya, mereka tidak bisa menerimanya bahkan memahami perubahan sikapku yang sebenarnya mereka tidak tahu diam dan dingin itulah sikapku. Hari itu bukanlah akhir dari perjumpaan kami untuk masuk ke gerbang KKN yang mana gerbang menuju tempat KKN akan dibuka pada tanggal 25 Juli 2016, sebelum memasuki gerbang KKN yang sebenarnya, kami sempat mengadakan beberapa kali petemuan, dari yang hanya berkumpul biasa untuk sekedar saling akrab, dilanjut pemilihan ketua, sekretaris, bendahara, juga bagian-bagian lainnya demi kelancaran kelompok kami. Pembicaraan itu dilanjut dengan membicarakan proker, hingga pendanaan dari setiap program kerja yang kami buat, juga anggaran dana untuk kelangsungan hidup kelompok kami selama berada di sana. Tidak hanya berkumpul dengan kelompok kami saja, bahkan kami juga mengadakan pertemuan dengan kelompok 168, yang mana kelompok itulah yang akan menjadi teman seperjuangan kami selama berada di desa yang akan kami tempati kelak yaitu desa “Mekarsari”. Tempat kami akan tinggal dan belajar kehidupan hingga belajar membangun desa yang tertinggal. Dari pertemuan itu aku juga mulai harus memahami karakter mereka, dan berusaha agar aku dapat diterima oleh mereka. Agar program kerja yang kami buat lancar dan sukses untuk Desa Mekarsari, maka haruslah kelompok kami mempunyai proposal agar kami memiliki bantuan dana. Proposal itu akulah yang harus bertanggung jawab dalam pembuatannya. Namun hal itu tidaklah dibebankan kepadaku seorang, karena teman sekelompokku “bersedia untuk membantuku” (ucap teman sekelompok KKN-ku). Selama proses pembuatan aku terus ditanya Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |139
oleh teman-temanku, memang mereka mungkin tidak bermaksud mendesak, namun di situ aku merasa sangat ditekan, bahkan pertanyaan mereka membuat aku khawatir, juga terbebebani. Karena di sisi lain aku bukan hanya seorang mahasiswa, karena di luar kampus aku adalah seorang konseling di sebuah yayasan, yang mana aku harus mengontrol adik-adik yang ada di yayasan tersebut, aku juga sebagai anak yang hidup jauh dari keluarga, hingga aku harus bekerja, mencukupi kebutuhan kuliah juga pribadiku. Hingga dari situ aku mulai mencap teman-temanku bukanlah orang yang dapat mengerti temannya. Ditambah ada singgungan mengenai proposal di dalam grup KKN. Walaupun memang sindiran itu membuatku bangkit dan bertekad untuk menyelesaikan proposal, hingga terselesaikanlah proposal yang dinanti-nanti. Bermula dari hal itulah perlahan aku harus mengenal karakter mereka. Ada yang kudapatkan teman dari awal sudah mengkhawatirkan kabar tentangku, dan mengkhawatirkan ketidaktahuanku akan informasi, karena ketidak hadiranku di saat rapat, saat itu juga ialah yang mengabariku, ada juga teman yang dari awal telah percaya kepadaku, dengan menitipkan pertanyaannya kepadaku untuk ditanyakan kembali ke aparat Desa Mekarsari. Ada juga teman yang selalu cuek ketika aku bertanya dan meminta bantuan. Kemudian ada yang selalu berusaha untuk mendahulukan wanita dan selalu berusaha baik kepada wanita, dan aku sudah merasakan kebaikannya. Dia selalu perhatian, dan sangat memperhatikan keadaan, ya dia adalah sosok seorang pemimpin di kelompok kami. Yah, bermacam-macam karakter yang tak dapat ku tuliskan satu persatu. Tapi semua itu harus bisa ku terima, karena aku menyadari, diriku tidaklah sebaik mereka. Dan sikap itu timbul, mungkin hanya di saat mereka sedang kesal, atau telah terjadi sesuatu dikehidupan mereka. Juga kemungkinan itu hadir karena kelalaian ku dalam membuat proposal. Seiring waktu berjalan mendekati gerbang masuk KKN, akhirnya saya dapat merasakan mengunjungi Desa Mekarsari bersama teman sekelompok KKN 168 juga 169. Di situ kami belum terlalu akrab, kami hanya sekedar menyapa, tersenyum, dan berfoto-foto. Namun keadaan perlahan mengakrabkan kami ketika gerbang KKN 2016 UIN Jakarta mulai dibuka. Ya bertepatan pada tanggal 25 Juli 2016, Pelepasan KKN 2016 oleh pihak PPM telah dilaksanakan. Sebelum pelaksanaan saya baru akan 140 | Kelompok KKN Ekalaya
mengangkut koper, juga barang-barang keperluan untuk KKN selama di Mekarsari. Dalam proses pengangkutan barang, saya dibantu oleh seorang lelaki, yang selama ini kulihat, tapi selalu ku bersikap acuh padanya. Pertemuan saat itu membuat aku terkagum oleh sikapnya yang welcome, no problem dengan menjemputku lalu membawakan barang-barangku. Dari hal itu menyadarkanku bahwa aku nyaman berteman dengannya. Untuk sampai ke Mekarsari, aku dan teman-teman lainnya menggunakan motor, kembali aku mendapatkan bantuan, aku diberi tumpangan oleh lelaki yang tadi sempat menjemput dan mengangkut barangku, ya Risky Dwi Aprian namanya, sosok lelaki yang selalu tertawa, tersenyum seakan tak ada masalah, dan selalu ingin membantu. Sedangkan barang-barang milikku dan teman-temanku dibawa oleh mobil pick-up. Sesampainya di tujuan, aku dan teman memasuki tempat tinggal kami yang baru, sebut saja kontrakan Mamih `Ain, karena pemilik kontrakannya bernama Nur`aini. Tidak bisa diam melihat barang-barang juga debu yang berhamburan, ditambah sarang yang menggelantung di atas plafon, akhirnya aku turun tangan untuk membersihkan kontrakan tersebut, sedangkan anak laki-lakinya mengangkut barang-barang kami yang ada di mobil pickup. Tidak lama saat saya membersihkan kontrakan akhirnya ada beberapa temanku yang turut membantu, seperti Puji, Rahmah, dan beberapa teman yang memang menurutku mereka bisa membaca keadaan saat itu. 25 Juli 2016 adalah awal kali aku dan teman-teman memulai tugas yang sudah memang menjadi kewajiban untuk kalangan mahasiswa UIN Jakarta semester VI, yaitu melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata). Dari awal proses menyiapkan perlengkapan menuju Desa Mekarsari. Sempat ada perasaan gundah tak ingin melepaskan pijakan kaki dari tempat yang menurutku sudah cukup membuatku nyaman, yaitu kamar. Namun ternyata dugaanku salah. Desa tempatku mengabdi yaitu Mekarsari, di desa inilah aku lebih merasakan ketenangan. Dimulai dari kesan pertamaku terhadap teman- teman, yang aku harus bisa memahami mereka, membantu mereka ketika ada hal yang tidak mereka bisa atau tidak mereka tahu, karena aku yang bisa dan mengetahuinya maka akulah yang harus bertindak melakukan pekerjaan tersebut, selalu berusaha tersenyum walau saat itu rasanya aku tak ingin tersenyum, juga berusaha mengetahui kegemaran dan kesukaan mereka. Setelah semua selesai malam itu kami beristirahat dulu setelah rapat, karena penat yang dirasakan mulai datang. Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |141
Hari kedua di Mekarsari, 26 Juli 2016 aku dan temanku mencoba untuk menjelajah desa Mekarsari sedikit demi sedikit. Seperti melakukan apa yang penduduk desa setempat ini lakukan sebagai mata pencaharian, seperti memanen dan menggebas padi (proses pencopotan butir padi dari batangnya), dari dulu aku selalu penasaran bagaimana rasanya menggebas padi, karena di kampungku Kalimantan Barat, untuk melepaskan padi dari tangkainya yaitu dengan cara diirik (nama Kalimantan-nya), atau bisa kita tahu digilas dengan kaki, yang pada akhirnya kaki akan terasa pedas karena digilaskan ke padi. Saat aku sudah bisa sendiri, selain itu untuk melakukan hal itu menyelesaikannya pun membutuhkan waktu yang cukup lama dan melelahkan. Merasakan cara lain dari menggilas yaitu menggebas padi di kayu, aku bisa membedakan keenakan dalam mengerjakannya, sambil aku berpikir, kenapa di Kalimantan tidak menggunakan cara mudah seperti ini, daripada harus menyakiti kaki. Tidak puas rasanya untuk melakukan pekerjaan itu setengahsetengah, akhirnya saya mengerjakannya hingga akhir, dengan bantuan teman–teman yang ingin mencoba juga seperti Rizky, Tara, Puji, dan Hilda, kupanggil Hilda saat itu yang sedang membereskan rumah, hampir saja aku lupa akannya. Awalnya Hilda merasa malu dan minder karena dia tidak bisa, selain itu dia juga belum selesai dalam membereskan rumah. Namun dengan keyakinan yang kuberikan, aku berhasil meyakinkannya. “Ayo! ke sini saja dulu, beresin rumahnya nanti saja, mumpung lagi ada yang manen, nanti takutnya gak ada yang manen lagi, nanti Hilda gak bisa ngerasain, ajak rahmah (yang biasa kita sapa dengan Euneng) juga ya ( yang katanya dia juga mau turut memanen”, namun pada saat itu lebih memilih mengerjakan pekerjaan yang ada di rumah). Akhirnya Hilda pun mencoba, dengan sok bisa aku mengajarkan, haha, padahal aku juga habis diajarkan oleh ibunya. Setelah memanen padi kami disuruh segera bersiapsiap untuk menuju ke balai desa, yang rencananya kami di sana akan menanyakan Program Kerja kami kembali, apakah cocok dengan masyarakat setempat. Karena setiap program yang kami buat sebelumnya, kemungkinan ada ketidak cocokan untuk diadakan di desa tersebut. Sorenya dilanjut dengan berjalan-jalan ke kandang sapi, di sana kami melihat caranya menernak sapi, macam-macam jenis sapi, bagaimana alat dan bahan untuk membuat kompos, semua ku jelajahi. Sepulangnya aku berjalan kaki dengan teman-teman menuju kontrakan, karena kami belum mengetahui jalan mana yang dekat untuk sampai ke kontrakan, 142 | Kelompok KKN Ekalaya
ternyata kami telah memilih jalan yang jauh, “pantas saja perjalanan terasa sangat jauh dari pergi sebelumnya”, belum sampai di kontrakan, kami singgah dulu di sebuah lapangan kosong, yang ternyata lapangan tersebut tempat bermain anak-anak. Aku berfoto-foto dengan teman-teman lainnya, di sana aku dapat melihat pemandangan yang indah dan damai, selain itu aku juga dapat melihat canda tawa teman-temanku, hem, itu adalah kenangan yang tak akan kulupakan, bukan hanya temannya yang membuatku rindu, tapi alamnya lah yang lebih membuatku rindu, sehingga rasa rindu kepada teman-teman, juga rasa sayang ini ada untuk mereka. Selain itu ada pula hal yang ku ingat, ingatan itu berawal dari pertama kali kami datang hingga menjadi kisah sampai kami menyelesaikan tugas di Desa Mekarsari, yang kisah itu menghantarkan ku untuk mengenal lebih dalam teman-temanku. Di mulai dari cerita makan bersama, namun ada salah satu teman yang tidak makan, maka aku berusaha mengajaknya makan, tapi ia menolak, di waktu makan berikutnya kami makan bersama kembali, namun hanya dia yang tidak makan diantara para wanita lainnya haha, kembali teman-teman mengajaknya, tidak mempan aku kembali berusaha meyakinkannya bahwa ajakan ini benar-benar tulus, namun kembali ia menolak, hingga saya berpikir, ada apa dengan wanita ini, karena aku belum benar-benar mengenalnya, jadi aku hanya berpikir kalau dia tidak suka dengan lauk yang ada, hal itu terus berlanjut hingga hari-hari seterusnya. Namun hari berikutnya di pagi hari, entah tanggal berapakah itu aku lupa, hal mengejutkan untukku terjadi, dia mau memulai makan bersama kami, itu adalah waktu sarapan, entah itu karena makanan yang ia suka atau bagaimana aku tidak tahu. Namun setelah itu kembali lagi ia mengurungkan untuk makan bersama kami, hingga suatu saat aku berusaha untuk membelikannya sesuatu makanan yang ia suka, “kamu kenapa gak makan?” tanyaku kepadanya, ”enggak ah” “apa karena lauknya ya? Kamu gak suka?” tanyaku kembali, akhinya selama percakapan aku mengetahui makanan apa yang ingin dia makan saat itu, yaitu “AYAM”, aku ingin membelikannya tapi ternyata aku tidak memiliki kesempatan untuk hal tersebut. Akhirnya ku coba mengganti kegagalan itu dengan menanyakan kembali apa yang ingin ia makan, dengan maksud agar ia makan, kasihan sudah berapa hari makannya ia tunda. Saat pagi “Rina...(ya Rina nama wanita itu, ia berasal dari kelompok 168, meskipun begitu aku tidak membedakan) Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |143
“Rina... mau bubur gak? Kalau mau biar aku belikan!” tanyaku kepadanya, takut-takut dia tidak mau memakannya, jadi lebih baik aku bertanya. Seketika rasa bahagia mendatangi Qalb-ku, karena mendengar ia ingin makan, ternyata bujukanku berhasil, haha. Tidak hanya saat itu saja, saat ada teman ku yang baru datang dari berkunjung ke rumah keluarganya, mereka membawa beberapa lauk, aku mulai memakan apa yang dia bawa, tidak lama kemudian Rina mendekat, dan mau turut makan, aku terkejut, bahkan dia makan dengan lahapnya dengan sedikit malu, seketika dia berhenti “kenapa?” tanyaku kepadanya, ”gak, udahan ah makannya” “iihhh, cepat banget makannya, ayo makan lagi, masih banyak itu.” ungkapku dan bujukku kepadanya. “ini AA…” kupaksa ia untuk memakan ayam yang akan kusuapi kepadanya, akhirnya ia mau, berulang kali aku menyuapinya, hingga habis, aku bisa melihat wajah bahagianya di saat dia bisa makan apa yang ia suka. Hal yang paling lucu di saat tengah malam, ada rombongan para lelaki yang meminta untuk dimasakkan mie instan, spontan dia juga menginginkan hal yang sama, tapi satu hal yang ku salut darinya, ketika dia mempunyai keinginan untuk memakan sesuatu, dia pasti membuatnya sendiri tanpa merepotkan orang lain. Sampailah ia memasak mie sendiri dan memakan mie nya berdua dengan Anita (yang saat itu Anita juga belum tidur bertiga denganku), tanpa berisik mereka menghabiskan makannya. Ku kira malam itu hanyalah kebetulan saja karena sikapnya yang selalu menahan lapar. Ternyata kebiasaan itu terus terjadi ketika dia lapar, haha aku senang akhirnya dia bisa makan dengan lahapnya juga. Dia berkata ”aku sepertinya gemukan deh.. akhir-akhir ini aku sering makan” sadarnya, “ini semua kayaknya karena Cici, iya karena Cici yang selalu menyuapiku makanan, dan selalu memaksaku” ungkapnya kepada temanteman yang saat itu sedang berkumpul sambil bercengkrama. Dari situ aku sangat merasa bahagia, karena aku dapat belajar bersabar dan tidak menyerah dalam melakukan suatu hal, salah satunya untuk merubah kebiasaan seseorang. Selain Rina di kelompok 168 ada Tara yang ketika aku memasak, sangat senang karena katanya masakanku mirip dengan cita rasa makanan yang mamanya buat, dan selalu senang dengan hal baru, juga selalu berusaha memberikan hasil yang nyata dari pekerjaannya. Ada Anita, yang takut kucing, dan selalu memendam perasaan dari apa yang ia 144 | Kelompok KKN Ekalaya
rasakan saat itu, terbuka hanya seadanya. Namun kadang terdengar lucu dari perkataan dan terlihat lucu dari perbuatan. Ada Nabila yang lembut dalam bicara namun tegas dalam memberi keputusan, dan kadang membiarkan orang lain memberi masukan kepada dirinya. Riska yang rajin membantu di dapur, lucu dalam perkataan dan perbuatan sehingga berhasil membuat orang tertawa atau tersenyum dengan tingkahnya, dia juga termasuk orang yang berlapang dada. Ada Teti Pujiawati yang dewasa dalam tingkahlakunya, pintar masak, dan penyabar apalagi dalam merawat orang sakit. Dikelompok 169 ada Ariani Dwi Putri yang selalu penasaran dengan hal baru, dia pasti ingin mencoba hal yang tak ia bisa atau ketahui, awalnya aku merasa jengkel “ini anak benar-benar gak bisa dan mau belajar, benarbenar penasaran atau hanya sekedar CAPER (cari perhatian?)” tanyaku dalam hati, namun lambat laun aku mengetahui dia benar-benar wanita yang selalu ingin tahu dan mencoba, hem, hem, ada perasaan bahagia ketika mengetahui ia benar-benar ingin belajar, dan perasaan bersalah karena sebelumnya sempat berfikir buruk, maafkan aku teman.^^ Hilda Safitri yang selalu mengeluarkan kata BOLLEEHH saat ditanya dan mengutarakan sesuatu. Dia juga termasuk wanita Baik, lemah lembut, apa adanya, dan mau belajar hal baru. Sama seperti Riska, Dwi, dan Tara mereka adalah 4 serangkai yang selalu ingin mencoba hal baru dan belajar. Ada Fitri dan Juga Neng Rahmah. Untuk laki-lakinya, di kelompok 168 ada Bahar Widiatmoko, seorang pelatih futsal yang selalu bertindak lucu, dilanjut perkataan yang kadang menyakitkan dan terdengar kasar namun benar, tapi berhasil membuat orang disekelilingnya tertawa. Bimo Nugeraha yang suka membantu, dan memilih berdiam diri di kontrakan perempuan jika tidak ada yang dilakukan sama seperti Bahar. Ilyas yang selalu kupanggil Ical, haha, itu berawala karena keraguanku untuk memanggil nama Ilyas, jadi kupanggil saja Ical yang mudah kuingat dan kusebut. Dia adalah sosok lelaki yang religius, ramah, dan sangat menghargai wanita. Ada Rizky Aprizal, yang akrab ku panggil Oppa (dalam bahasa Korea artinya kakak laki-laki) panggilan itu berawal dari kedekatannya kepadaku untuk menanyakan kepadaku tentang wanita yang ia suka, sudah merasa dekat dan dia adalah laki-laki yang suka membantu dalam hal apa saja, juga pintar memasak jadi kupanggil ia oppa. Ada Yoga yang kalau makan ayam maunya bagian
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |145
dada, kalau bukan bagian dada ia takakan menyentuh ayam itu, dia termasuk lelaki yang pendiam namun pengertian. Dikelompok 169 ada Risky Dwi Aprian yang selalu bertanggung jawab akan bagian piketnya, dan Risky juga termasuk cowok yang selalu mengalah dengan para ladies, haha. M. Ilham Saiful Rijal sebagai ketua kelompok 169 yang selalu ingin mendengar pendapat teman kelompoknya, dan tidak terlalu mau membebankan tugas sepenuhnya kepada temannya. Syamsul yang selalu mengutarakan pendapat serta ide dari pikirannya untuk mendapatkan solusi selama rapat berlangsung untuk KKN, dan dia adalah sosok yang nyaman untuk tempat curhat bagi para wanita, dan satu lagi dia pria yang dewasa. Ilham XL sapaan untuknya dari anak-anak karena badannya yang besar (atau dapat dikenal dengan Ilham Sabrulloh) yang selalu kocak dan ada saja percakapan yang ia bicarakan ketika bersamanya sehingga tidak ada percakapan kosong dan selalu membuat orang tertawa, ditambah lagi dia tidak pelit, juga bagaikan sosok seorang ayah yang hangat untuk seorang anak. Luthfi yang dewasa dan sok gak tau dengan sebuah pekerjaan padahal ia jagonya, bisa disebut merendahkan diri, hehe. Hakiki yang awalnya ku anggap lelaki yang sangat menyebalkan juga suka meremehkan orang, tapi ternyata aku salah. Dia adalah lelaki yang sangat menghargai wanita, dan berusaha yang terbaik untuk temannya, cuma kata-kata yang disampaikannya hanya bisa dipahami oleh orang-orang yang sudah mengetahui sikap aslinya, jika belum mengenalnya orang itu pasti akan merasakan hal yang sama seperti ketika aku pertama kali mengenalnya, hehe. Kalau di pikir-pikir hampir setiap lelaki di kelompok ku selalu menghargai kami sebagai wanita sih, hehe. Ya, banyak hal dan kebaikankebaikan yang tak dapat kuungkap kawan, karena kalian sangat baik, sehingga meninggalkan kenangan yang bisa membuat ku tenang dan tersenyum dengan kenangan itu. Kami adalah dua kelompok yang menjadi satu. Ya, kukatakan seperti itu karena kami berasal dari 2 kelompok yang ditugaskan di desa yang sama oleh PPM, karena kebersamaan dan hal baru, tidak ada lagi kata kelompok 168 dan 169 ataupu KKN Hijrah atau KKN Ekalaya yang ada hanyalah kelompok KKN Mekarsari. Sehingga saya menyadari bahwa pikiran awalku tentang teman-temanku “SALAH” ya salah besar, benar kata dosenku “Jangan melihat seseorang ketika ia berdiri, lihatlah ketika ia duduk, jangan melihat seseorang ketika duduk lihatlah ketika ia berbicara, karena dengan 146 | Kelompok KKN Ekalaya
cara bicaranya itulah kita dapat tahu bagaimana orang itu. Ternyata temantemanku yang kukenal saat awal dan saat pertengahan KKN sangatlah berbeda, aku dapat mengetahui sikap mereka ketika sudah hidup bersama, sebelumnya itu hanyalah praduga buruk ku, dan mereka adalah calon-calon orang sukses, yang selalu ingin tahu akan hal baru, mengerti akan teman, dan selalu berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tidak cukup dengan itu, selama tinggal di Mekarsari saya juga mengalami hal yang tidak mengenakkan, yaitu sakit apalagi sakit itu sakit perut, hah sungguh tidak nyaman rasanya untuk beraktifitas apa saja, di tambah sakit itu kadang muncul tengah malam saat orang-orang tertidur pulas aku harus menahan sakitnya sendiri dan harus memberanikan beranjak ke kamar mandi untuk buang air besar, setelah mencoba ternyata aku takut untuk masuk, namun ku paksa, belum sempat aku memulai ritual buang air besar, hal yang tak diduga terjadi, airnya ternyata habis. Maklumlah untuk mendapatkan air, biasanya torent air harus diisi dahulu, baru kami bisa menggunakan airnya, dan untuk mengisi air tersebut tidak otomatis, kami harus ke rumah Ibu kontrakan dahulu baru mesinnya dinyalakan, sesudah itu barulah kami bisa menggunakan air. Hal itu selalu kami lakukan selama kurang lebih satu bulan. Malam itu sebelum tidur, saya lupa untuk meminta Mamih (sapaan yang akrab dari kami untuk ibu kontrakan) untuk memenuhi torent. Akhirnya saya hanya bisa terdiam saat itu mencari jalan keluar, belum lagi perut ini rasanya sudah tidak kuat untuk menahan, “jika aku harus ke sumur, apakah aku berani?” tanyaku di dalam benak. Tak lama dari itu salah satu temanku terbangun, Alhamdullah ucapku akhirnya aku meminta bantuannya. Dimulai dari kami menggedor kontrakan cowok untuk sekedar numpang di kamar mandinya ternyata mereka juga airnya sedang kering. Hal yang menjengkelkan seorang cowok yang bangun, hanya membukakan pintu, tanpa membantu kami mengangkat air di sumur. Tidak ada lagi yang bisa kami lakukan akhirnya dengan terpaksa saya dan Puji (yang menjadi teman ku saat itu) membangunkan mamih untuk menghidupkan mesin air. “Hah....lega rasanya” hal itu terus terjadi setiap tengah malam menjelangsubuh selama jangka hari kurang lebih seminggu, dan orang yang saya bangunkan setiap malam itu adalah puji, orang yang yang selalu sabar menerima kemanjaanku kepadanya.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |147
Antara Nyata Dan Tak Nyata Betapa jauhnya perjalanan yang saya tempuh dari balai desa menuju kontrakan, juga dari kontrakan menuju jalan besar, karena yang saya lewati saat itu adalah hehutanan, pepohonan dengan batang yang besar juga bambu yang bersusun, ditemani sesawahan yang terdampar di setiap desa, perumahan yang jaraknya berjauhan dari rumah lainnya, bebatuan yang menemani jalan, tapi lagi-lagi persepsi ku salah akan hal itu, setelah aku jalani ternyata tidaklah jauh untuk melakukan perjalanan. Hal itu aku buktikan ketika pagi-pagi aku melakukan lari-lari kecil mengelilingi Desa Mekarsari dari kontrakan menuju lapangan bola yang baru dibangun, dilanjut menuju balai desa, dan hasilnya mengejutkan, perjalanan sebenarnya hanyalah sebentar. Hanya karena aku pendatang dan baru melihat suasananya, aku juga belum mencoba untuk mengitari kampung itu, setelah aku mengitari dan tahu juga lebih sering melewat perkampungan di Desa Mekarsari, jalan yang jauh, desa yang seram, desa yang sepi, juga tidak asyik sudah tidak ada lagi di pikiranku, yang ada hanyalah desa yang asri, damai, dan sejuk dengan ditemani pemandangan hijau disekitarnya. Awal sebelum menempatkan diri di Desa Mekarsari, aku juga berpikiran desa itu adalah desa yang sangat kotor dengan pembuangan sampahnya, seperti yang aparat sebutkan saat kami survei bahwa masyarakat Desa Mekarsari tidak mempunyai tempat pembuangan sampah khusus, mereka hanya membakar, sehingga saya berpikir begitu. Namun ternyata perspektifku salah kembali, setelah tinggal untuk waktu yang tidak begitu lama aku mengetahui masyarakat di sana bersih dan tidak cuek dengan sampah yang berserakan, sampah yang ada disekitar rumah mereka habis dibakar hingga tiada sampah tersisa. Karena di sana tidak ada tempat pembuangan sampah khusus, oleh karena itu sampah di bakar itu adalah jalan keluar bagi mereka untuk melenyapkan sampah yang ada. Untuk masyarakat di sana kami tidak ada kendala dengan orangorangnya, karena dari pertama kali kami survei, mereka sudah menunjukkan keramahannya kepada kami, dengan melontarkan senyuman, dan sekedar menyapa walau tak kenal, dengan anak-anak yang ceria dan semangat dalam belajar juga bertahan untuk mendapatkan ilmu, dengan orangtuanya yang bekerja keras agar dapat bertahan hidup untuk dia dan keluarganya.
148 | Kelompok KKN Ekalaya
Banyak pelajaran hidup yang bisa aku ambil, dari warga yang kadang berkumpul untuk mengadakan rujak bersama, tanpa harus dengan buah yang mewah dengan buah yang seadanya saja rujak bisa jadi dan dimakan oleh orang ramai, rasa solidaritas yang tinggi juga ditunjukkan oleh masyarakat setempat, bahkan jika kami memerlukan suatu barang mereka tak segan untuk menawarkan rumahnya untuk didiami juga meminjamkan kamar mandinya juga sumurnya untuk kami pakai airnya, hingga membantu kami ketika terjadi suatu hal yang tak kami inginkan seperti saat temanku sakit mereka dengan cepat membantu untuk menghilangkan rasa sakit yang ada pada temanku, entah dari mana mereka dapatkan kabar tersebut. Mereka memeberi saya pebelajaran untuk lebih ikhlas dalam membantu orang tanpa harus memandang bulu. Setiap pagi aku juga sering melihat anak-anak Mekarsari yang berangkat sekolah dengan berjalan kaki, setelah aku mengajar mereka, di buku absen aku melihat jarak tempuh yang dituju oleh anak-anak tersebut untuk bisa sampai ke sekolah, mungkin sekolah tersebut menyediakan kolom jarak dari rumah ke sekolah tersebut agar jika ada anak yang terlambat mereka dapat tahu alasannya, dan ternyata ada beberapa anak yang cukup jauh jarak sekolah menuju rumah. Merasa penasaran, akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya dengan apa mereka berangkat ke sekolah, dan mayoritas para siswa menggunakan kaki mereka untuk berjalan menuju sekolah. Hingga ada seorang anak yang berkata “kak, kalau aja kita ada motor kita pasti enak ke sekolahnya, gak perlu jalan jauh-jauh” hal itu semakin menampar diriku untuk memikirkan bantuan kepada mereka. Hingga terbesit dalam pikiranku untuk mengadakan sepeda gratis kepada para pelajar di sana, agar mereka bisa tetap bersekolah hingga ke jenjang lebih atas, karena salah satu pelajar di sana tidak melanjutkan sekolah adalah karena jarak yang begitu jauh antara rumah ke sekolah. Hal yang lebih kagetnya lagi ketika aku mengajar di sana, aku mengetahui ada anak yang tidak bisa mendengar dan bisu. Pikiranku sempat bingung bagaimana caranya aku dapat memahaminya dan dia juga dapat memahami pelajaran yang aku berikan, namun aku mencoba untuk tenang, hingga aku dapat mengerti akan dirinya. Sepulang dari sekolah SDN Daru II saya menemukan pelajaran baru bahwa tidaklah kita harus memisahkan antara akal dan hati, karena dengan hati kita dapat merasakan lalu akal dan hati menyatu kita dapat mengetahui apa yang orang sekeliling kita butuhkan dan perlukan . Apalagi Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |149
untuk seorang guru, akal (ilmu) setinggi apapun kita memilikinya, kita tidak bisa dikatakan guru yang hebat jika kita mengajar tidak dengan hati, karena para pelajar tidak hanya membutuhkan ilmu kita tapi juga hati kita kepada mereka dalam menyampaikan dan mengajarkan. Jika aku tidak menggunakan hatiku, mungkin aku tidak akan tahu apa yang murid itu katakan juga apa yang ia mau, namun dengan aku mencurahkan perasaanku untuk dia, perlahan aku memahaminya. Bahkan ketika aku becerita dan memotivasinya ia seperti paham, aku juga berusaha untuk belajar bahasa isyarat, namun gagal. Dibuktikan cara akal dan hati tak bisa dipisahkan, ketika aku dan teman-teman harus kembali ke Jakarta, untuk orang tuli dan bisu ia pasti tak mengerti apa yang saat itu terjadi padaku, namun dengan kaget ia membuatku terharu dan tak percaya, anak itu memelukku dan menangis, memohon untuk tidak kembali ke Jakarta, hal itu membuatku semakin yakin akan konsep yang ku buat tentang akal dan hati. Tidak berlalu dengan anak-anak yang mudah diatur, lagi-lagi saya di pertemukan dengan anak-anak yang kelihatan dari tingkah lakunya saja sudah bisa ditebak dia adalah anak yang nakal, karena dari bicaranya mereka selalu mengeluarkan kata-kata jorok yang untuk ukuran anak SD seumuran mereka tidaklah pantas. Kembali saya harus mencoba sabar dan menerapkan konsep akal dan hati, dan apa yang terjadi, seketika mereka berubah menjadi anak yang lebih baik sikapnya, hampir saja saya tidak mengenali sikap mereka, cara mereka berbicara mendadak menjadi lembut dan mengerti akan guru yang mengajar di depan. Hingga ketika aku pulang mereka mencucurkan air mata, aku belum pernah melihat ada anak lakilaki yang nangis dengan air mata yang bercucuran dengan suara yang tersendat-sendat memohon untuk aku jangan pulang. Mereka semua anakanak yang ada di Mekarsari telah menyihirku untuk menjadi seorang Cici yang sabar, tersenyum walau ada masalah, dan melatihku untuk selalu mencari jalan keluar ketika ada masalah. Ada juga hal yang membuat aku kagum di desa ini, yaitu pengajian. Ya, masyarakat setempat ternyata mengadakan pengajian yang bergilir, aku salut akan keperdulian mereka dalam hal keagamaan. Anak-anak yang setiap sore mengaji tanpa perlu diingatkan, dan anak-anak yang bisa mengurus diri mereka sendiri, juga hidup apa adanya tanpa keluhan.
150 | Kelompok KKN Ekalaya
Senja yang Menghiasi Malam Warga Mekarsari adalah warga yang mempunyai tangan-tangan kreatif, juga pikiran yang imajinatif, sayangnya mereka belum bisa mengembangkan hasil kreasi mereka. Dari semua yang aku dapat dan aku lalui di Desa Mekarsari, ingin rasanya aku membangun lebih maju masyarakat di sana tanpa harus merubah diri mereka juga keasrian kampung mereka. Dimulai dari guru-gurunya, jika saja aku menjadi bagian dari guru mereka, aku akan mengajari mereka hingga mereka mendapatkan apa yang harusnya mereka dapatkan. Aku juga akan mengenalkan mereka bahwa kelas itu bukan hanya ruangan segi empat, tapi kelas adalah ruang yang bebas tempat untuk mereka mendapatkan ilmu dimana saja, bahkan jika harus di luar sekolah. Karena alam juga adalah sekolah dan kelas mereka yang tak terhitung berapa luas dari dunia ini. Bahkan jika harus memotivasi dan memberi semangat kepada pelajar di sana untuk melanjutkan sekolah mereka ke yang lebih tinggi. Ingin juga rasanya dapat membantu dari segi fisik kepada para pelajar di Mekarsari, seperti memberikan beasiswa, bantuan seragam, sepatu dan peralatan sekolah lainnya. Agar semangat belajar mereka tergugah. Namun aku baru bisa memberikan semangat kepada anak-anak di sana melalui cerita inspiratif, mengajarkan yang tidak mereka tahu, dan mendengarkan kisah hidup mereka sambil menyemangati mereka. Kemudian Mendengar adanya pengajian, aku ingin mengajarkan kepada mereka tentang sistem pengajian tematik Al-Qur`an agar persoalah hidup mereka selama ini dapat terjawab, dan mereka dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Namun untuk mewujudkannya terkendala di waktu, karena waktu yang hanya sebentar di sana aku belum bisa mewujudkannya, tapi aku terus berusaha agar bisa masuk di sela-sela hidup mereka agar suatu saat ketika aku siap untuk mengadakan pengajian tematik al-Qur`an tersebut aku bisa diterima oleh mereka, begitu juga dengan pengajarannya. Selain itu ingin rasanya aku melatih ibu-ibu atau bahkan bukan saja ibu-ibunya tapi juga dengan anak serta bapak-bapak yang ada di Desa Mekarsari, agar tidak ada kata pengangguran di desa mereka, aku ingin mengadakan pelatihan apa saja yang bisa membangkitkan semangat usaha mereka, dan semoga hal itu dapat saya wujudkan.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |151
Perlahan akupun akan mencobanya dengan mengunjungi dan melihat keadaan kampung serta orang-orang yang terdekatku, dan mencoba melatih mereka dengan membuat kerajinan tangan kembali, seperti waktu KKN, tapi kali ini aku akan mencoba dengan serius, dan menawarkan bisnis lainnya kepada mereka, agar mereka tidak hanya menjadi pekerja, tapi juga bisa memperkerjakan, agar masyarakat di sana mulai dari pelajar tidak ada lagi yang tidak melanjutkan sekolahnya, hingga ibu rumah tangga yang bisa membantu menambah penghasilan rumah tangga. Seperti kata orang, waktu cepat berlalu. Rasanya tidak percaya bahwa ceritaku akhirnya sampai di penghujung. Melalui suka duka di sini aku belajar untuk mengenal diriku lebih jauh, bertransformasi menjadi individu yang jauh lebih mandiri. Meski ada banyak hal yang aku pelajari dari perjalanan ini, tidak terasa menyenangkan. Belum lagi aku harus mengelola berbagai tanggung jawab. Semua ini mengingatkanku bahwa aku tidak dapat menerima anugerah ini begitu saja. Aku berharap aku dapat menggunakan apa yang aku pelajari di sini untuk memberikan yang terbaik bagi negaraku dan dunia. (Maudi Ayunda).
152 | Kelompok KKN Ekalaya
11 MEKARSARI BERSERI Ahmad Syamsul HA Pandangan Pertama Kesan pertama saat pembagian kelompok oleh PPM tentunya perasaan yang pertama terbesit adalah kecewa, karena surat edaran peraturan baru pada KKN 2016 ini terbilang begitu mendadak dan sangat mengagetkan tentunya, jauh sebelum ada surat edaran ini bahkan pada waktu masih semester 2 saya mempunyai angan-angan untuk membuat kelompok KKN yang mana di dalamnya berisikan seluruh Mahasiswa Alumni Tebuireng yang kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun angan-angan yang sudah sekian lama saya rencanakan musnah begitu saja ketika surat edaran dari PPM yang berisikan aturan baru yaitu mengambil alih penentuan personil dalam satu kelompok. Terpaksa Namun Apalah Daya Dalam KKN 2016 ini saya terkesan sangat malas sekali dalam menjalankan runtutan kegiatan KKN dari mulai awal pendaftaran. Pendaftaran KKN di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sangat mudah karena semua sudah menggunakan sistem online. Waktu yang ditentukan oleh PPM untuk pendaftaran KKN tebilang sangat panjang, kalau tidak salah satu bulan lebih. Namun waktu yang demikian panjang seperti terasa sangat singkat saya rasakan, bahkan pada saat hari terakhir pendaftaran saya belum juga mengikuti dan mengisi form pendaftaran. Pada hari pertama pasca berakhirnya pendaftaran KKN saya langsung menuju ke Pustipanda, karena yang saya tahu Pustipanda yang menangani masalah pada AIS. Ternyata pihak Pustipanda tidak punya wewenang untuk mengizinkan saya untuk mengikuti pendaftaran KKN, dari Pustipanda saya disarankan langsung menemui pimpinan PPM untuk mengurus perihal keterlambatan saya dalam mendaftar. Pada hari itu juga tepatnya hari Jumat, saya diantar teman saya menuju gedung rektorat untuk mencari kantor PPM. Saat sampai di kantor saya menemui kakak kelas semester 10 yang ternyata belum mendaftar KKN dan habis kena marah oleh Pak Syarif. Dengan memberanikan diri saya memasuki kantor dan langsung berbicara dengan orang yang bernama Pak Syarif, awal pembicaraan orang tersebut begitu ramah, tetapi begitu Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |153
mendengar perihal keterlambatan saya dalam mendaftar KKN dia langsung semacam sedikit marah dan mengatakan “kamu untuk mengurusi diri kamu sendiri saja malas seperti itu padahal waktu yang kita berikan dari pihak PPM sangat panjang dan ada sekitar 2000 mahasiswa yang mendaftar kenapa saya harus mengurusi kamu yang cuma 1 orang tetapi malas untuk urusan kamu sendiri” pikirku dalam hati “pantas saja perempuan yang di depan tadi sampai menangis takut tidak bisa ikut KKN”. Meskipun demikian saya tidak tinggal diam dan pasrah dengan keadaan, saya mencoba menanyakan apakah ada keringanan perihal keterlambatan saya mendaftar, dengan ramah tamah saya mengaku salah dan mencoba meyakinkan Pak Syarif agar saya tetap bisa ikut KKN tahun ini, dengan sabar saya menunggu putusan dari pihak PPM, rapat digelar sekitar dua jam lebih, setelah selesai rapat saya langsung bertemu dengan dengan Ketua PPM yaitu Pak Djaka. Awal obrolan dengan Pak Djaka saya dan temanteman yang telat dalam mendaftar KKN disemprot habis-habisan, setelah itu saya disuruh menghadap kembali ke Pak Syarif untuk membicarakan perihal persyaratan yang harus saya penuhi agar tetap bisa mengikuti KKN tahun ini. Setelah bertemu Pak Syarif hari itu juga saya segera kerjakan persyaratan yang harus saya penuhi agar bisa mengikuti KKN. Persyaratanya adalah membuat surat permohonan yang mana surat itu berisikan alasan-alasan yang menguatkan saya yang menyebabkan saya terlambat mendaftar KKN. Setelah mengumpulkan surat pernyataan keesokan harinya saya kembali lagi ke kantor PPM untuk meminta konfirmasi surat permohonan yang saya serahkan kemarin. Alhamdulillah surat permohonan saya diterima dan saya bisa mengikuti KKN tahun ini. Setelah surat permohonan persyaratan berikutnya adalah membuat formulir pendaftaran KKN. Hari itu juga saya langsung membuat formulir tersebut dan langsung saya kumpulkan ke kantor PPM. Semua persayatan untuk mengikuti KKN sudah selesai. Selanjutnya tinggal menunggu pengumuman daftar nama yang mengikuti KKN tahun 2016. Awal saya melihat daftar nama, saya sempat kaget karena nama saya tidak ada, dan ternyata nama-nama yang telat mendaftar memang sudah dikelompokan sendiri di papan yang berbeda. Pada papan nama tersebut ada sebuah kode yang saya tidak mengerti pada awalnya kalau itu kode kelompok saya, setelah pengumuman nama beberapa hari kemudian pengumpulan seluruh calon mahasiswa KKN untuk pembekalan sekaligus 154 | Kelompok KKN Ekalaya
pengumumpulan kelompok. Pada saat pembekalan saya tidak begitu antusias karena dari awal juga saya sudah enggan mengikuti KKN tahun ini. Setelah pembekalan usai seluruh kelompok kumpul dan pembentukan koordinator atau ketua setiap kelompok, pada saat itu kelompok saya yaitu 169 tidak langsung menunjuk ketua namun menunjuk koordinator kelompok sementara yang nanti berkoordinasi langsung dengan pihak PPM untuk info lebih lanjut. Setelah usai rapat pertama keesokan harinya kami mengadakan rapat lanjutan untuk menentukan ketua. Pemilihan ketua dengan menunjuk satu orang dari kami dan memberikan alasan mengapa menunjuk orang tersebut, terpilihlah saudara Ilham untuk menjadi ketua kelompok 169. Setelah rapat pertama kelompok kami langsung membuat grup KKN untuk koordinasi kelompok lebih lanjut, namun karena dari awal saya memang sudah tidak antusias untuk KKN tahun ini, saya tidak begitu mengikuti perkembangan info dari kelompok, mungkin hanya info yang pentingpenting saja yang saya respon, seperti surat keterangan sehat dan lain-lain mengenai data diri, beberapa kali rapat dan survei KKN pun saya tidak pernah ikut. Selama sebelum KKN terhitung cuma tiga kali rapat yang saya ikuti dan tak satupun survei yang saya pernah ikuti, kendati demikian saya sudah punya angan-angan kalau saya akan aktif di saat KKN berlangsung selama satu bulan di Desa Mekarsari nanti. Liburan tiba. Satu bulan saya di Nganjuk dan dalam kurun waktu satu bulan itu juga saya tidak pernah mengikuti perkembangan rapat KKN, jujur memang semangat untuk KKN pada tahun ini buat saya pribadi sudah hampir dibilang tidak ada. Karena lagi-lagi kekecewaan pada awal dibentuknya KKN, setelah satu bulan di rumah sebenarnya saya sangat enggan untuk kembali ke Jakarta namun karena ini adalah tugas dari kampus yang harus saya emban dan laksanakan walaupun sangat berat hati saya berangkat ke Jakarta untuk mengikuti persiapan KKN yang tinggal menghitung hari. Pembukaan KKN pada tanggal 25 Juli 2016, tanpa ada koordinasi dari kelompok saya hanya mengikuti acara pembukaan secara formalitas saja. Setelah acara pembukaan barulah saya menghubungi teman-teman kelompok saya untuk membahas perihal keberangkatan menuju Desa Mekarsari Kec.Jambe Kab.Tangerang. Seluruh anggota kelompok sudah mengumpulkan seluruh perlengkapan yang nantinya menemani kita selama satu bulan di Desa Mekarsari, hanya saya yang tidak ikut mengumpulkan Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |155
barang karena barang yang saya bawa untuk satu bulan di tempat KKN terbilang barang berat yaitu kulkas dan televisi maka mobil yang mengangkut barang yang datang kekosan saya untuk mengangkut barangbarang yang saya bawa ketempat KKN. Tepat tanggal 25 itu juga setelah pelepasan dari PPM kami berangkat menuju Desa Mekarsari tempat kami KKN selama satu bulan nanti, kami ke sana menggunakan dua mobil, satu mobil pick-up untuk mengangkut barang-barang yang kami bawa dan satu mobil pribadi, sisanya berangkat dengan menggunakan sepeda motor. Saya sendiri ikut di mobil pick-up untuk menjaga barang-barang yang kami bawa. Awalnya saya percaya dengan supir kalau dia tahu jalan menuju Kecamatan Jambe Kabupaten Tangerang, dengan santai saya tidur saat perjalanan. Begitu terbangun dari tidur saya sangat terkejut ternyata saya nyasar sampai Banten, setelah menanya-nanya jalan kepada beberapa orang akhirnya kami menemukan jalan menuju Desa Mekarsari, sesampainya di Desa Mekarsari, ternyata seluruh teman-teman saya sudah tiba dari tadi dan sudah lama menunggu kedatangan saya karena saya yang membawa seluruh barang. Keluarga Baru Desa Mekarsari Sore tanggal 25 Juli saya tiba di Desa Mekarsari. Kami segera membereskan barang-barang pribadi dan kelompok, setelah menurunkan semua barang saya menata barang bawaan pribadi saya. Dari seluruh teman-teman laki-laki saya termasuk yang membawa barang pribadi yang banyak, karena saya sadar kalau saya sangat mudah sekali berkeringat dan pasti kaos-kaos yang saya gunakan pasti gampang bau terkena keringat saya. Awal hari pertama KKN kami seluruh kelompok masih santai dan belum mengadakan rapat karena rencana pembukaan KKN kami tanggal 28 Juli 2016. Sebelum pembukaan KKN kami berkeliling keseluruhn RT dan RW yang ada di Desa Mekarsari dengan tujuan untuk silaturahmi perkenalan kami sebagai mahasiswa yang KKN di desa ini pada tahun ini, dan undangan secara lisan untuk menghadiri pembukaan KKN pada tanggal 28 Juli nanti. Pembukaan KKN kami adakan sangat sederhana, hanya mengundang seluruh perangkat desa beserta RT dan RW. Setelah pembukaan kami segera bergerak untuk pembagian SD kelompok Ekalaya mendapatkan tugas di SDN Daru II. Pada pertemuan pertama kami di SDN Daru II, kami hanya perkenalan dan berbincang156 | Kelompok KKN Ekalaya
bincang seputar kegiatan SD yang di luar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Ada beberapa ekstrakulikuler yang ada di SDN Daru II, namun karena berbagai hal yang berkaitan dengan sarana dan tenaga pengajar ekstrakulikiler di SDN Daru II ini sedikit vakum dan hanya beberapa saja yang masih berjalan. Tentu kami dari mahasiswa yang KKN mencoba mencari solusi agar kegiatan ekstrakulikuler berjalan seperti sediakala, namun kami lagi-lagi tidak bisa berbuat banyak untuk membantu perkembangan tersebut, dikarenakan agenda kami yang padat dan dana yang tidak cukup untuk melengkapi sarana yang belum ada, akhirnya opsi kami untuk tetap menyalurkan apa yang kami bisa untuk murid SDN Daru II adalah dengan membantu pada bidang olahraga seperti praktikumpraktikum ringan yang diadakan oleh mahasiswa saintek dan ada bimbingan belajar yang diadakan di kontrakan kami tinggal. Tentunya pendekatan kami bukan terfokus pada siswa dan siswi yang bersekolah di SDN Daru II saja namun kami tidak mengesampingkan pendekatan kami terhadap masyarakat sekitar, karena kelompok Ekalaya mendapat posisi wilayah RT 06 sampai 10, maka kami juga melakukan pendekata secara persuasif kepada masing-masing RT. Diantara pendekatan kami adalah ngopi bareng, ronda di malam hari, film keliling atau biasa di desa di sebut dengan layar tancap. Pendekatan kami terhadap masyarakat selama KKN berjalan baik, masyarakat bisa menerima kami dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kami punya. Tragedi Cisoka Menamu di kampung orang tentunya kami harus waspada dan harus tetap hati-hati dalam bersikap maupun menjaga diri masing-masing, kalau dalam bahasa jawa biasa di sebut “ngerti unggah ungguh”. Bersikap sopan santun tentunya bukan hanya kepada masyarakat sekitar namun kita juga harus sopan dengan alam yang ada disekitar kita karena kita adalah orang baru yang notabenya tidak tau seluk beluk kampung di sini. Di Kabupaten Tangerang ini ada obyek wisata yang cukup menarik untuk di kunjungi yaitu Telaga Biru. Telaga Biru sebagai salah satu obyek wisata yang banyak di minati oleh teman-teman KKN se-Kecamatan Jambe, bahkan mungkin teman-teman KKN se-Kabupaten Tangerang hampir semua mengunjungi obyek wisata tersebut. Tak mau ketinggalan juga dari teman-teman KKN Ekalaya dan Hijrah yang mengemban amanah di Desa Mekarsari. Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |157
Karena penasaran dengan obyek wisata tersebut, diantara temanteman kami sangat berambisi untuk mengunjungi telaga biru tersebut yang terletak di kecamatan Cisoka, terutama teman-teman kami yang perempuan. Pada hari Selasa tepatnya tanggal 02 Agustus 2016. Hampir semua anggota perempuan Ekalaya maupun Hijrah berangkat menuju telaga tersebut. Dengan hati yang bersemangat dan perasaan yang senang tentunya, mereka berangkat menggunakan sepeda motor. Awal keberangkatan memang salah satu dari teman-teman yang berangkat sempat mendapatkan teguran dari salah satu perangkat desa agar tidak berangkat ke sana, bahkan orang yang menegur tersebut menawarkkan agar kami berwisata ke Bogor saja dan dia siap untuk mengantarkan kami semua dengan kendaraan yang ada, namun karena penasaran mengalahkan segalanya, akhirnya mereka tetap berangkat. Setelah seharian di Telaga Biru teman-teman saya yang berangkat ke Cisoka pulang dan sampai tempat kontrakan kami tinggal menjelang malam sekitar habis maghrib, pada awalnya saya tidak tahu kalau pada saat perjalanan pulang ternyata terjadi sebuah musibah yang melibatkan dua teman kami, musibah ini tidak terlalu parah untuk fisik mereka karena ini kecelakaan tunggal mungkin keteledoran saat berkendara, namun di samping itu ternyata ada masalah yang lebih besar dan berdampak kepada hampir seluruh anggota KKN Ekalaya maupun Hijrah. Memang masalah ini agak di luar nalar fisik karena masalah ini berbau mistis, katanya. Namun saya tidak serta merta mempercayai kasus yang sedang ada pada saat itu, dengan kemampuan yang saya bisa dan teman-teman yang lain, saya mencoba melacak duduk permasalahan perkara ini, dan mencoba tabayyun apakah ini benar-benar terjadi ataukah hanya sugesti yang terbesit dibenak teman-teman. Saya pribadi sempat kaget ketika mendengar cerita dari saudara Ilham yang mengatakan bahwa teman kami yang terkena musibah kecelakaan tadi katanya seperti ketempelan jin atau mahluk halus yang mencoba iseng untuk menggangu. Malam itu juga saya, Ilham, dan Bimo mengadakan semacam ritual untuk mengetahui apakah ini benar adanya seperti yang dikatakan oleh sebagian teman-teman yang percaya akan kasus ini, setelah menjalankan ritual kami bersepakat untuk menjaga kontrakan yang dihuni oleh temanteman perempuan agar mereka tenang dan tidak terganggu karena masalah yang sore tadi terjadi. 158 | Kelompok KKN Ekalaya
Malam pertama berjalan lancar dan ternyata tidak ada gangguan, namun sugesti sebagian dari teman-teman kami masih terbawa oleh kejadian yang kemarin terjadi ketika mereka wisata ke Telaga Biru. Sampai-sampai salah satu teman kami, mengundang paranormal untuk menetralisir area dimana kami tinggal. Awalnya saya hanya mengira bahwa ini hanya do‟a-do‟a biasa seperti mungkin yaasin, tahlil, dll, karena ketepatan hari itu malam Jumat, setelah kami sholat isya berjama‟ah, paranormal tersebut melafalkan do‟a-do‟a. Saya masih mencoba mengikuti alur yang ada, namun saya tiba-tiba agak ganjal ketika paranormal ini setelah melaksanakan do‟a ternyata juga me-rukyah, begitu kata teman-teman saya ketika saya bertanya sedang apa dia. Pada saat itu saya pribadi agak kurang sependapat dengan adegan yang seperti ini, karena kami tinggal di lingkungan orang, bahkan pada saat me-rukyah itu di depan kontrakan dan diketahui oleh banyak masyarakat sekitar. Namun saya hanya diam saja dalam menanggapi kasus ini, karena mungkin memang teman-teman menginginkan keamanan untuk mereka dengan mendatangkan paranormal tersebut. Ritual rukyah-rukyah-an berlangsung hingga larut malam, saya tidak mengikutinya karena malam itu saya sudah janji kepada marbot mushalla kalau saya akan tidur di mushalla Sekdes. Saya dan beberapa teman-teman akhirnya berangkat untuk tidur di mushalla Sekdes. Keesokan harinya saya kira teman-teman agak sedikit lega dengan trauma yang kemarin karena sudah didatangi dan di-do‟a-kan paranormal semalam, namun ternyata sebaliknya, hampir sebagian anggota kedua kelompok Ekalaya maupun Hijrah banyak yang izin untuk pulang pada minggu itu. Akhirnya dampak dari masalah ini ternyata lumayan besar karena agenda kegiatan yang sudah kita sepakati terundur selama hampir satu minggu, dan dalam hampir satu minggu lebih kita tidak malaksanakan rapat kelompok maupun rapat koordinasi. Merasa masalah ini ternyata menimbulkan efek yang besar terhadap kita semua, saya dan beberapa teman-teman bersepakat untuk mencoba menetralisir keadaan dengan pendekatan kepada teman-teman yang masih terguncang secara sikologisnya karena kejadian yang kemarin. Saya dengan teman-teman saya pun mencoba melacak secara batin apakah benar yang dikatakan paranormal dan yang diyakini hampir seluruh Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |159
anggota KKN kalau kedua teman kami yang kecelakaan kemarin diikuti oleh mahluk halus. Setelah itu baru kami mencoba mengadakan rapat koordinasi yang membahas tentang agenda kami kedepan dan mencoba meyakinkan temanteman semua bahwa mereka aman asal tau sopan santun. Setelah satu minggu lebih kita hampir vakum, Alhamdulillah kegiatan kami bisa dilanjutkan kembali dan teman-teman sedikit demi sedikit untuk menghilangkan sugesti negatif yang melekat di dalam pikiran mereka. Konflik Puncak KKN Mekarsari. Hari demi hari sudah terlewari, minggu demi minggu telah berlalu, akhirnya datang juga akhir, pengabdian masyarakat kita akah usai, hampir satu bulan sudah kita mengabdikan pikiran, tenaga, opini, kreatifitas yang kita punyai masing-masing. Inilah minggu puncak pengabdian satu bulan di Desa Mekarsari. Acara puncak HUT RI ke-71 Desa Mekarsari akan digelar pada tanggal 21 Agustus 2016, pada momen ini kami mahasiswa KKN 2016 mencoba mengambil momentum ini untuk sekalian penutupan KKN 2016 secara simbolis, empat hari sebelum acara ini dilaksanakan, perangkat desa dan karangtaruna mengundang kami untuk dimintai bantuan agar terlaksananya acara malam puncak nanti, setelah berbagai pertimbangan ada beberapa kesepakatan yang kita sepakati bersama untuk keberlangsungan acara malam puncak nanti. Diantara kesepakatan yang kita sepakati adalah, malam puncak HUT RI ke-71 nanti kita gabungkan dengan penutupan KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, konsep acara sepenuhnya dari mahasiswa KKN. Tetapi yang agak sedikit rancu dalam pelaksanaan penutupan malam puncak adalah masalah dana, pihak perangkat desa dan karang taruna tidak transparan, bahkan pada saat kami mintai bantuan untuk print banner kegiatanpun itu tidak terlaksana, padahal kami sudah ekstra agar acara ini meriah dan memberi kesan tersendiri kepada seluruh warga Desa Mekarsari. Saya pribadi agak sedikit kecewa dengan kinerja perangkat desa maupun karangtaruna yang seakan-akan melimpahkan acara ini kepada teman-teman KKN dan mereka hanya menikmati hasilnya. Puncak kekesalan saya saat salah satu perangkat desa, menagih tentang sensus penduduk, padalah dari awal tidak ada kesepakat diantara 160 | Kelompok KKN Ekalaya
kami, kendati demikian karena kami di sini memang mengemban tugas pengabdian kami mencoba merealisasikan sensus penduduk dengan i‟tikad baik kami dengan menjalankan tugas pamong atau perangkat desa yang bersangkutan. Sebelumnya pun kami sudah mencoba menemui salah seorang perangkat desa yang menagih kami untuk sensus penduduk, namun karena kesibukanya, akhirnya kami disuruh bertemu dengan perangkat desa yang lain, negosiasipun terjadi dan kami menemukan kesepakatan. Namun entah kenapa ternyata pihak perangkat desa terjadi misskomunikasi dan akhirnya terkesan kami yang salah, malamnya kami dikumpulkan dan ditanyai oleh salah seorang perangkat desa, namun kami coba meredam emosi dan tidak terbawa oleh suasana. Malam itu juga kami selaku pihak KKN UIN 2106 meminta maaf atas kesalahpahaman ini dan kami menyepakati beberapa kesepakatan agar keesokan harinya kami dapat pulang dengan nyaman tanpa ada permasalah yang masih tertinggal di Desa Mekarsari. 25 Agustus 2016 merupakan hari terakhir tugas kami selama satu bulan mengemban tugas pengabdian masyarakat di Desa Mekarsari. Pada hari terakhir ini kami seluruh kelompok Ekalaya dan Hijrah berpamitan dengan masyarakat sekitar dan perangkat desa untuk selanjutnya kami pulang kehabitat asal kita menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |161
“Kita akan dapat merasakan dan mengerti berbagai rasa dalam hidup ini ketika kita sudah terjun langsung ke dalam kehidupan tersebut” CICI ZULAIKA
162 | Kelompok KKN Ekalaya
DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, Cepi Y. Praktik Pekerjaan Sosial Generalis Suatu Tuntunan Intervensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015. Adi, Isbandi Rukinto. “Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan” dalam Intervensi Sosial diakses pada 20 September 2016 dari: https://id.wikipedia.org/ wiki/Intervensi_sosial. Arti “Metode, Intervensi, Sosial” diakses pada tanggal 08 April 2017 dari: Kamus Besar Bahas Indonesia. Arti “Masalah” diakses pada tanggal 08 April 2017 dari: Kamus Besar Bahas Indonesia. Arti “Problem Solving” diakses pada tanggal 08 April 2017 dari: http://www.businessdictionary.com/definition/Problem-Solving-html. Catatan Observasi Lapangan tanggal 05 dan 31 Mei 2016. Candy, Lee. 5 Step Problem Solving Approach diakses pada tanggal 08 April 2017 dari: http://www.educational-business-articles.com/5-step-problemsolving/ Nugraha, Eva. Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2016. Ciputat: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, 2016. Peta “Mekarsari, Jambe Tangerang” diakses pada 15 September 2016 dari https://www.google.co.id/maps/place/Mekarsari,+Jambe,+Tangerang,+B anten. Profil Desa Mekarsari tahun 2015, dokumen tidak dipublikasikan. Wawancara Pribadi dengan Kepala Desa, Untung Sumahardi, Mei 2016 dan 21 Agustus 2016. Wawancara Pribadi dengan Aparatur Desa, Mei 2016 dan Agustus 2016. Wawancara Pribadi dengan warga desa, Agustus 2016.
163
“Desa ini memang sunyi, tapi kita akan menemukan keharmonisannya ditiap sudut warung kopi” HAKIKI TERTIARI HIJRIAWAN
164 | Kelompok KKN Ekalaya
SHORT BIO Nurhayati, Ph.D Beliau lahir di Padang pada tanggal 16 Maret 1969. Beliau menyelesaikan pendidikan S1 Managemen Informatika dan Komputer di STMIK Gunadarma Jakarta pada tahun 1994. Selanjutnya, beliau memperoleh gelar Magister bidang Computer Science Ilmu Komputer pada tahun 2003 di Universitas Indonesia. Pada tahun 2011, beliau memperoleh gelar Doktoral-nya di Sun Moon University di Korea pada bidang Computer Science and Engineering. Saat ini, beliau aktif sebagai Dosen di Prodi Teknik Informatika (TI) Fakultas Sains dan Teknologi. Beliau pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi Tersebut. M. Ilham Saiful Rijal Pemuda dengan panggilan akrab Iam ini lahir di Pati, 1 November 1995 dan sedang menempuh pendidikan S1 jurusan Biologi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Cowok yang tidak bisa lepas dari kacamata ini tertarik menjadi pengusaha dengan target mempekerjakan orang lemah. Meskipun tuntas menjadi ketua KKN, dia sama sekali tidak memiliki keinginan mencalonkan diri sebagai ketua KKN periode selanjutnya. Motto yang dia pegang selama menjadi 165
Ketua KKN adalah “Taklukkanlah ego satu omonganmu untuk terbentuknya satu suara.” Luthfi Hasanal Bolqiah Pemuda Garut 16 Juni 1995 ini sedang menempuh S1 di UIN Jakarta Jurusan Ilmu Politik semester 7 FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik). Dia berencana lulus cepat dengan IPK cumlaude serta meneruskan S2 di Luar Negeri . Meskipun mahasiswa politik, dan retorika-nya seperti politisi, hobinya dalam seni dan keterampilan lebih menonjol di KKN. Kekurangannya sangat banyak dari mulai susah bangun, jarang mandi ketika bikin program fisik terutama kaligrafi (mungkin lupa). Katanya dia pernah membuat Novel berjudul “Hakikat Hidup Aster: Catatan Santri Kontroversi” dengan nama pena Luthfi Kenoya. Risky Dwi Aprian Pemuda kelahiran 12 April 1995 ini merupakan mahasiswa UIN Jakarta Jurusan IESP FEB. Pemuda campuran darah Solo dan Yogyakarta ini merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara. Dia termasuk kategori mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang) di kampus. Tapi di luar kampus kehidupannya tak sesederhana itu. Katanya, dia pernah jadi bendahara sekaligus ketua perkumpulan remaja mushalla di kampungnya. Motto hidup yang selalu dia 166 | Kelompok KKN Ekalaya
pegang adalah “No Sweet Without Sweat”, dan juga “lakukan yang terbaik, karena hasil tidak akan menghianati proses dan terus lah bersabar”. Hakiki Tertiari Hijriawan Pemuda kelahiran Jakarta 26 Juni 1995 ini merupakan mahasiswa semester 7 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebelum menjejakan kakinya di dunia perkuliahan, dia merupakan lulusan SMAN 22 Jakarta. Jenjang pendidikan dimulai saat dia memasuki TK Aisyah 27 Jakarta pada tahun 2000. Setelah lulus dari TK Aisyah dia melanjutkan studinya ke SD Muhammadiyah 3 Jakarta dan lulus pada tahun 2006. Selanjutnya dia melanjutkan pendidikannya di SMPN 7 Jakarta dan lulus pada tahun 2009. Ilham Sabrulloh Pemuda kelahiran Tangerang 21 tahun silam ini biasa dipanggil dengan panggilan “Ndut” oleh temanteman dekatnya. Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora ini merupakan anak ke dua dari dua saudara pasangan Alm. Bapak Sartono dan Ibu Lailatun Nahriyah. Selain sibuk dengan kehidupan perkuliahannya, dia juga memiliki hobi yang “laki” banget.” Dia biasa mengisi waktu-waktu kosongnya dengan bermain futsal, makan,
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |167
renang, atau berpetualang. Ia merupakan pria yang sangat periang dan humoris sehingga mudah beradaptasi dilingkungan baru dan juga orangorang baru.
Ahmad Syamsul Hadi Albanjari Ahmad Syamsul Hadi Albanjari atau panggil saja Syamsul. Lahir di Tanah Laut Kalimantan Selatan, 6 Juli 1994 M bertepatan dengan 25 Muharom 1414 H. Syamsul anak ke-1 dari 2 bersaudara. Ibundanya bernama Mukilah dan ayahandanya bernama Imam Suhadi. Syamsul pernah menempuh pendidikan formalnya di TK Dawai Papua (1999), SDN Ngadipiro 2 Nganjuk (2007), MTs Salafiyah Syafiiyah Tebuireng Jombang (2010), MA Salafiyah Syafiiyah Tebuireng Jombang (2013), dan kini masih menjadi mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Ciputat), semester 7 Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Pidana Islam (Jinayah). Fitri Dwi Febrianti Gadis kelahiran Bandung, 18 Febuari 1996 ini merupakan anak ke-dua dari tiga bersaudara. kini Fitri tercatat sebagai mahasiswi aktif di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ia pun aktif dalam berbagai organisasi baik di dalam kampus maupun luar kampus. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu eksak, pelajaran ekonomi serta lancar 168 | Kelompok KKN Ekalaya
berbicara bahasa Inggris. Semasa SMP hanya ditempuh selama dua tahun saja karena ia mengambil program akselerasi. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti public speaking dan juga kerajinan tangan. Hilda Safitri Hilda Safitri lahir di Tangerang, 25 Agustus 1995. Ia merupakan lulusan SDN 06 Sudimara Selatan, MTsN 27 Joglo dan SMAN 101 Jakarta. Setelah itu, dia melanjutkan study-nya ke UIN Jakarta mengambil Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora. Ia tinggal di Jl. Beringin RT.002 RW.09 No.40, Sudimara Selatan, Kec.Ciledug Kota Tangerang. Gadis keturunan asli Betawi yang kurang bisa bahasa Betawi ini merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya bernama Ahmad Ali dan ibunya bernama Nasiroh. Ia merupakan wanita yang sangat menyukai anak-anak. Tak ayal bukan suatu hal yang sulit untuk beradaptasi di lingkungan baru yang didalamnya banyak anak-anak.
Cici Zulaika Gadis kelahiran Miri 4 April 1996 ini merupakan anak ke 3 dari 7 bersaudara. Saat ini ia aktif sebagai konseling di Khazanah Kebajikan. Semenjak kecil dia gemar mengikuti berbagai lomba yang berbau fashion dan tarik suara. Berkat prestasi yang ia dapat dari lomba membaca puisi seJABODETABEK sebagai pemenang ke2, ia dipercaya menjadi juri dan pelatih membaca puisi. Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |169
Saat ini ia sedang membuat film sesudah film sebelumnya (Chycothic Disorder) yang hasil penjualannya akan disalurkan untuk membantu sekolah tertinggal yang ada di Indonesia. Selain pandai bersosialisai dengan anak-anak, ia pandai merias wajah dan kadang menjadi sukarelawan tanpa bayaran. Ariyani Dwi Putri Panggil saja dia Dwi. Gadis yang lahir 20 tahun silam ini berasal dari kota Tangerang. Jangan salah sangka dengan tampangnya yang kelihatan jutek, gadis baik ini merupakan anak ke dua dari dua bersaudara. Dia mulai memasuki dunia sekolah saat dia berumur 4 tahun dan menghabiskan masa satu tahun di TK. Selanjutnya, dia masuk ke SDN Cimone 3 Tangerang dan melanjutkan ke SMPN 1 Tangerang. Pada tahun 2013, dia berhasil lulus dari SMAN 8 Tangerang dan melanjutkan studinya ke UIN Syarif Hidayatullah sebagai mahasiswi Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi (Sainstek). Rahmah Fitriani Gadis berdarah Sunda yang lahir 20 tahun silam ini biasa dipanggil Neng Rahmah. Sejak kecil dia sudah dibiasakan hidup jauh dari orangtua. Masa MTS-nya ia habiskan di Ponpes Sunanul Huda. Meski dia melanjutkan sekolah ke SMK Daarussalaam, dia dititipkan di rumah neneknya yang memiliki pesantren. Saat ini dia merupakan mahasiswa semester 7 jurusan Muamalat (Ekonomi Islam) 170 | Kelompok KKN Ekalaya
Manajemen ZISWAF. Meski hobi tidurnya “gak ketulungan” tapi dia memiliki hobi lain yang “cewe banget”. Jika dia sedang bosan dia akan menghabiskan waktunya dengan menggambar desain baju, menjahit, atau bereksperimen di dapur. Katanya, dia mempunyai mimpi ingin memiliki butik baju muslimah yang go-internasional.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |171
“Taklukanlah ego satu omongmu untuk terbentuknya satu suara” M.ILHAM SAIFUL RIJAL
172 | Kelompok KKN Ekalaya
Lampiran-Lampiran
174 | Kelompok KKN Ekalaya
Lampran 1. Tabel Kegiatan Individu Laporan Kegiatan Individu KKN-PpMM 2016 PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT- LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Nama Risky Dwi Aprian Nama Dosen Nurhayati, Ph.D NIM 1113084000006 Desa/Kel. Mekarsari / Jambe No.Kel. 169 NamaKel. KKN Ekalaya Minggu ke-1
Minggu ke-2
Minggu ke-3
Minggu ke-4
Tiba di lokasi KKN dan melakukan silaturahmi ke aparatur Desa Mekarsari dan sosialisasi kegiatan KKN. Kemudian melakukan pembukaan KKN di Balai Desa Mekarsari. Melakukan silaturahmi ke SDN Daru II. Selanjutnya, melakukan kegiatan bimbel yang berlangsung tiap jam pulang sekolah anak-anak SD di Desa Mekarsari. Selain itu, melakukan nonton bareng dengan warga RT 06. Melaksanakan upacara dan pengenalan ke siswasiswi SDN Daru II. Melakukan kegiatan mengajar di kelas SDN Daru II dan bimbel yang berlangsung tiap jam pulang sekolah anak-anak SD di Desa Mekarsari. Kemudian melakukan bersih desa secara gotong royong. Melakukan kegiatan mengajar bimbel. Melakukan kegiatan Chemistry for Kids untuk anak-anak SDN Mekarsari dan SDN Daru II. Melakukan kegiatan bersih mushalla yang terletak pada RT 09 dan RT 06. Serta melakukan persiapan acara Panda Mobile dari WWF (World Wide Fund) Indonesia. Melakukan kegiatan penyuluhan lingkungan hidup bersama Panda Mobile dari lembaga WWF (World Wide Fund) Indonesia. Menyelenggaraan lomba 17 Agustusan di lingkungan Desa Mekarsari. Mengadakan perlombaan 17 Agustus-an di SDN Mekarsari dan
175
SDN Daru II. Melakukan penyuluhan anti narkoba kepada masyarakat Desa Mekarsari bersama GAN (Gerakan Anti Narkoba) UIN Jakarta. Melakukan kegiatan yang bersifat fasilitatif, seperti: pemberian sarana tambahan untuk taman baca, renovasi MCK, pembuatan kaligrafi untuk masjid/mushalla dan pemberian mushaf al-Qur‟an, dan pembuatan plang RT dan nama jalan. Melakukan kegiatan pesta rakyat dalam rangka 17 Agustus-an serta sekaligus penutupan kegiatan KKN. Laporan Kegiatan Individu KKN-PpMM 2016 PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT-LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Nama Ahmad Syamsul HA Nama Dosen Nurhayati, Ph.D NIM 1113045000014 Desa/Kel. Mekarsari / Jambe No.Kel. 169 Nama Kel. KKN Ekalaya Minggu ke-1
Minggu ke-2
Minggu ke-3
Tiba di lokasi KKN dan melakukan silaturahmi ke aparatur desa dan sosialisasi kegiatan KKN. Kemudian melakukan pembukaan KKN di Balai Desa Mekarsari. Melakukan silaturahmi ke SDN Daru II. Melaksanakan kegiatan bimbel yang berlangsung tiap jam pulang sekolah di Desa Mekarsari. Kemudian ngeliwet bareng dengan anak-anak SD di kontrakan. Melakukan kerja bakti. Malam harinya, melakukan nonton bareng dengan warga RT 06. Melaksanakan upacara dan pengenalan ke siswasiswi SDN Daru II. Melakukan kegiatan mengajar di kelas SDN Daru II dan bimbel yang berlangsung tiap jam pulang sekolah anak-anak SD di Desa Mekarsari. Kemudian melakukan kerja bakti berupa bersih desa. Melakukan kegiatan mengajar bimbel. Melakukan kegiatan Chemistry for Kids untuk anak-anak SDN
176 | Kelompok KKN Ekalaya
Minggu ke-4
Mekarsari dan SD Daru II. Melakukan kegiatan bersih mushalla yang terletak pada RT 09 dan RT 06. Melakukan persiapan kegiatan lomba 17 Agustus-an. Serta melakukan persiapan acara Panda Mobile dari WWF (World Wide Fund) Indonesia. Melakukan kegiatan penyuluhan lingkungan hidup bersama Panda Mobile dari lembaga WWF (World Wide Fund) Indonesia. Menyelenggaraan lomba 17 Agustusan di lingkungan Desa Mekarsari. Mengadakan perlombaan 17 Agustus-an di SDN Daru II dan SDN Mekarsari. Melakukan silaturahmi ke setiap pesantren di Desa Mekarsari. Melakukan penyuluhan anti narkoba kepada masyarakat Desa Mekarsari bersama GAN UIN Jakarta. Melakukan kegiatan yang bersifat fasilitatif, seperti: renovasi MCK, pemberian sarana tambahan untuk taman baca, pembuatan kaligrafi untuk masjid/mushalla dan pemberian mushaf al-Qur‟an, dan pembuatan plang RT dan nama jalan. Melakukan kerja bakti pembersihan masjid dan mushalla. Melakukan kegiatan pembagian hadiah lomba 17 Agustus-an dan penutupan kegiatan KKN.
Laporan Kegiatan Individu KKN-PpMM 2016 PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT-LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Nama Hakiki Tertiari Hijriawan Nama Dosen Nurhayati, Ph.D NIM 1113051000148 Desa/Kel. Mekarsari / Jambe No.Kel. 169 Nama Kel. KKN Ekalaya Minggu ke-1
Tiba di lokasi KKN dan melakukan silaturahmi ke aparatur desa dan sosialisasi kegiatan KKN. Kemudian melakukan pembukaan KKN di Balai Desa Mekarsari. Melakukan silaturahmi ke SDN Daru II. Kemudian ngeliwet bareng anak-anak SD di kontrakan.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |177
Minggu ke-2
Minggu ke-3
Minggu ke-4
Selain itu, melakukan nonton bareng dengan warga RT 06. Melaksanakan upacara dan pengenalan ke siswasiswi SDN Daru II. Melakukan kegiatan mengajar di kelas SDN Daru II dan bimbel yang berlangsung tiap jam pulang sekolah anak-anak SD di Desa Mekarsari. Kemudian melakukan kerja bakti berupa bersih desa. Melakukan kegiatan mengajar bimbel. Melakukan kegiatan Chemistry for Kids untuk anak-anak SDN Daru II dan SDN Mekarsari. Melakukan persiapan kegiatan lomba 17 Agustus-an. Melakukan kegiatan bersih mushalla yang terletak pada RT 09 dan RT 06. Serta melakukan persiapan acara Panda Mobile dari WWF Indonesia. Melakukan kegiatan penyuluhan lingkungan hidup bersama Panda Mobile dari lembaga WWF Indonesia. Menyelenggaraan lomba 17 Agustus-an di lingkungan Desa Mekarsari. Mengadakan perlombaan 17 Agustusan di SD Mekarsari dan SD Daru II. Melakukan kegiatan penyuluhan anti narkoba kepada masyarakat Desa Mekarsari bersama GAN UIN Jakarta. Melakukan kegiatan yang bersifat fasilitatif, seperti: renovasi MCK, pemberian sarana tambahan untuk taman baca, pembuatan kaligrafi untuk masjid/ mushalla dan pemberian mushaf al-Qur‟an, dan pembuatan plang RT dan nama jalan. Melakukan kegiatan pesta rakyat dalam rangka 17 Agustus-an dan penutupan kegiatan KKN.
178 | Kelompok KKN Ekalaya
Laporan Kegiatan Individu KKN-PpMM 2016 PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT-LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Nama Rahmah Fitriani Nama Dosen Nurhayati, Ph.D NIM 1113946000099 Desa/Kel. Mekarsari / Jambe No.Kel. 169 Nama Kel. KKN Ekalaya Minggu ke-1
Minggu ke-2
Minggu ke-3
Minggu ke-4
Tiba di lokasi KKN dan melakukan silaturahmi ke aparatur Desa Mekarsari. Melakukan sosialisasi kegiatan KKN kepada aparatur desa. Melakukan pembukaan KKN di Balai Desa Mekarsari. Melakukan silaturahmi ke SDN Daru II. Melaksanakan kegiatan bimbel yang berlangsung tiap jam pulang sekolah anak-anak SD di Desa Mekarsari. Kemudian ngeliwet bareng dengan anak-anak SD di kontrakan. Selain itu, melakukan nonton bareng dengan warga RT 06. Melaksanakan upacara dan pengenalan ke siswasiswi SDN Daru II. Melakukan kegiatan mengajar di kelas SDN Daru II dan bimbel yang berlangsung tiap jam pulang sekolah anak-anak SD di Desa Mekarsari. Membantu merapikan Klinik Taman Baca. Mengikuti acara yang dilaksanakan Ibu PKK terkait kelas ibu hamil. Kemudian melakukan kegiatan kerja bakti. Melakukan kegiatan mengajar bimbel. Melakukan kegiatan Chemistry for Kids untuk anak-anak SD Mekarsari sebagai PJ kelas 4. Serta melakukan persiapan konsumsi untuk acara Panda Mobile dari WWF Indonesia. Melaksanakan Seminar Pola Hidup Sehat di Balai Desa. Melakukan kegiatan penyuluhan lingkungan hidup bersama Panda Mobile dari lembaga WWF Indonesia. Melaksanakan kegiatan kerajinan tangan bersama Ibu PKK. Menyelenggaraan lomba 17 Agustus-an di
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |179
lingkungan Desa Mekarsari. Mengadakan perlombaan 17 Agustus-an di SDN Mekarsari dan SDN Daru II. Melakukan penyuluhan anti narkoba kepada masyarakat Desa Mekarsari bersama GAN UIN Jakarta sebagai moderator. Membagikan hadiah lomba 17 Agustus di SDN Mekarsari. Kemudian membantu Ibu-Ibu PKK menyiapkan lomba kelas ibu hamil. Melakukan sosialisasi lomba tumpeng antar RT yang akan dilaksanakan pada malam penutupan. Melakukan kegiatan pesta rakyat dalam rangka 17 Agustus-an dan penutupan kegiatan KKN. Melakukan pembagian mukena dan mushaf al-Qur‟an di setiap tempat ibadah wilayah RT 06 – RT 10. Laporan Kegiatan Individu KKN-PpMM 2016 PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Nama M. Ilham Saiful Rijal NIM 1113095000024 No.Kel. 169 Minggu ke-1
Minggu ke-2
Nama Dosen Desa/Kel. Nama Kel.
Nurhayati, Ph.D MEKARSARI EKALAYA
Ceremony pelepasan KKN UIN Jakarta dilaksanakan di lapangan Student Centre (SC) pada hari senin 25 Juli 2016. Hari ke dua kami dimulai dengan kegiatan mengunjungi ketua RT 06-RT 10. Pada hari kamis 28 Juli 2016, Upacara Pembukaan KKN dilaksanakan di Balai Desa Mekarsari. Hari selanjutnya kami mengunjungi SD Daru II. setelah berkunjung ke SD Daru II, kami mengunjungi Balai Desa Mekarsari untuk melaksanakan kerja bakti bersama perangkat desa. Jum‟at malam saya bersama anak laki-laki lainnya menghadiri acara tahlilan. Sabtu 30 Juli 2016 kami mengadakan acara nonton bersama di RT 06. Mensosialisakan dan melakukan pengenalan terhadap
180 | Kelompok KKN Ekalaya
Minggu ke-3
Minggu ke-4
siswa-siswi SD setelah upacara bendera dilaksanakan. Setelah itu saya mengajar biologi. Melakukan bersihbersih di Balai Desa untuk menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia. Mempersiapkan bahan-bahan untuk pembuatan mading. Mengadakan kegiatan chemistry for kids di SDN Daru II. Membantu mempersiapkan kolam ikan lele di dekat Mushalla Sekdes. Membersihkan ruangan kelas di SDN Mekarsari yang akan digunakan untuk acara Panda Mobile (WWF Indonesia). Melakukan kegiatan edukasi bersama Panda Mobile (WWF Indonesia) di SDN Mekarsari. Membantu penyelenggaraan acara 17 Agustus di RT 06. Tanggal 18 Agustus saya membantu penyelenggaraan lomba di SDN Daru II. Menyelenggarakan kegiatan seminar gerakan anti narkoba yang diisi oleh anggota SATGAS UIN. Melakukan persiapan untuk closing ceremony. Mengadakan acara penutupan KKN secara simbolis dan malam puncak HUT RI ke 71
Laporan Kegiatan Individu KKN-PpMM 2016 PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT-LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Nama NIM No.Kel.
Ilham Sabrulloh 1113025100040 169
Minggu ke-1
Nama Dosen Desa/Kel. Nama Kelompok
Nurhayati, Ph.D MEKARSARI EKALAYA
Senin 25 Agustus 2016, Upacara pelepasan KKN UIN Jakarta dilaksanakan di lapangan (SC). Setelah itu saya berangkat menuju desa tempat KKN. Sesampainya di desa, melakukan silaturahmi ke ketua RT. Tanggal 28 Agustus 2016 Opening ceremony KKN dilaksanakan di Balai Desa Mekarsari. Besoknya, saya melakukan silaturahim ke SDN Daru II. Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |181
Minggu ke-2
Minggu ke-3
Minggu ke-4
Melakukan pengenalan dan sosialisasi bimbel terhadap adik-adik SD. Mengajar, menjaga perpustakaan dan bimbel sampai akhir minggu bergiliran. Bersih-bersih masjid dan 2 mushalla. Membantu persiapan menyambut perayaan kemerdekaan dengan kerja bakti di RT 06. Mengajar bimbel dan membantu mengurus taman baca. Membantu terlaksananya chemistry for kids. Melakukan seminar PHBS yang dilaksanakan di Balai Desa Mekarsari. Pelaksanaan mobil edukasi panda mobile di SDN Mekarsari. Membantu peringatan kemerdekaan di pos KKN (RT 06) dan nonton bareng. Melaksanakan peringatan 17 Agustus di SDN Daru II dan SDN Mekarsari. Melakukan seminar GAN di Balai Desa Mekarsari. Pelaksanaan closing ceremony di Balai Desa Mekarsari bersamaan dengan acara penutupan Kades CUP. Membagikan mukena dan mushaf al-Qur‟an di wilayah RT 06-RT 10.
Laporan Kegiatan Individu KKN-PpMM 2016 PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT-LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Nama : Luthfi Hasanal Bolqiah NIM : 1113112000005 No.Kel. : 169 Minggu ke-1
Nama Dosen Desa/Kel. Nama Kel.
: Nurhayati, Ph.D : Mekarsari / Jambe : KKN Ekalaya
Datang ke desa, menyimpan barang-barang dan merapikan rumah. Berkunjung ke setiap rumah RT dan Balai Desa Mekarsari. Berkunjung ke SDN Daru II. Melakukan pembukaan KKN di Balai Desa Mekarsari. Mengunjungi masjid dan musholla di sekitar desa untuk melihat keadaan masjid. Mengajar bimbel di kontrakan. Melakukan nonton bareng.
182 | Kelompok KKN Ekalaya
Minggu ke-2
Minggu ke-3
Minggu ke-4
Ngeliwet bersama anak SD. Mengikuti upacara bendera di SD, berkenalan dengan siswa-siswi di SD tersebut di setiap kelas. Mengajar bimbel. Shalat Jama‟ah dan mengaji bersama anak-anak di sekitar rumah kontrakan. Nonton film bersama warga. Kerja bakti untuk persiapan hari kemerdekaan. Membantu mengajar bimbel. Membantu memberikan ornament dan kreasi di sekitar mading. Membantu kegiatan chemistry for kids. Membantu persiapan 17 Agustus bersama perangkat desa. Melakukan kegiatan penyuluhan PHBS (Pola Hidup Bersih Sehat). Membantu sekretaris desa membuat kolam lele. Persiapan memasak bersama ibu-ibu PKK untuk konsumsi acara truk edukasi Panda Mobile bersama (WWF Indonesia). Melakukan kegiatan truk edukasi bersama Panda Mobile (WWF Indonesia) di SDN Mekarsari. Membantu mengajar bimbel. Membantu perlombaan sepakbola 17 Agustus. Membantu kegiatan lomba di RT 06. Melaksanakan kegiatan perlombaan di SDN Daru II. Persiapan untuk acara seminar GAN (Gerakan Anti Narkoba). Membuat mading kreatifitas bersama siswa-siswi SD. Melaksanakan Kegiatan Seminar GAN (Gerakan Anti Narkoba) di Balai Desa Mekarsari. Persiapan closing ceremony dengan mempersiapkan peralatan. Acara closing ceremony di Balai Desa Mekarsari. Menyelesaikan kaligrafi, plang jalan, plang rumah RT dan papan taman baca. Berpamitan dan pulang ke Ciputat.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |183
Laporan Kegiatan Individu KKN-PpMM 2016 PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT-LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Nama Cici Zulaika Nama Dosen Nurhayati, Ph.D NIM 1113033100075 Desa/Kel. MEKARSARI/JAMBE No. Kel. 169 Nama Kelompok EKALAYA Minggu ke-1
Minggu ke-2
Minggu ke-3
Minggu ke-4
Pelepasan KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilaksanakan di lapangan Student Center (SC). Mengunjungi kediaman ketua RT 06-10. Persiapan pembukaan KKN. Opening ceremony dilakukan di Balai Desa Mekarsari. Silaturahmi ke SDN Daru II. Ngeliwet dilakukan oleh anak-anak SD. Melakukan nonton bareng. Upacara dan pengenalan kepada siswa-siswi SD. meminta izin ke SD untuk mengajak para siswa menghadiri acara Panda Mobile. Mengajar anak-anak di SDN Daru II, di kelas 1 dan 6, melakukan bimbel di kontrakan. Menemani teman saya untuk melatih ibuibu Mekarsari bermain voli. Kerja bakti menyambut hari kemerdekaan 17 Agustus. Mengajar kelas 1 dan 6. Membantu terlaksananya chemistry for kids. Mengikuti salah satu kegiatan ibu PKK. Melakukan seminar pola hidup sehat di Balai Desa Mekarsari. Persiapan panda mobile dan belanja handicraft. Membantu terlaksananya panda mobile. Mengerjakan pembuatan pohon Kkrtas ditemani Syamsul , Luthfi, dan Puji. Membuat handicraft bersama ibu PKK yaitu membuat bros dari bahan bekas, maupun bahan yang dibeli, pohon kertas, dll. Kegiatan perayaan hari kemerdekaan yaitu membantu di RT 06 dan di SDN Daru II. Melatih anak-anak puisi, tari tatik selimut, nirmala, modern dance, dan fashion show. Melakukan
184 | Kelompok KKN Ekalaya
seminar GAN. Mengadakan closing ceremony. Pembagian hadiah 17 Agustusan di SDN Daru II. Pembagian mukena dan mushaf al-Quran ke RT 06-10 dan pamitan dari RT ke RT. Serah terima plang jalan, kaligrafi, etalase, kipas angin, plang RT. Pemasangan papan nama, taman baca, mading dan foto. Laporan Kegiatan Individu KKN-PpMM 2016 PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT-LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Nama Hilda Safitri Nama Dosen Nurhayati, Ph.D NIM 1113025100064 Desa/Kel. Mekarsari / Jambe No. Kel. 169 Nama Kel. KKN Ekalaya Minggu ke-1
Minggu ke-2
Minggu ke-3
Tiba di lokasi KKN dan melakukan sosialisasi kegiatan KKN. Silaturahmi ke rumah Ketua RT 06 sampai dengan RT 10. Sosialisasi kami lakukan ke perangkat desa, masyarakat di desa, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan di desa. Kemudian melaksanakan pembukaan KKN. Melakukan silaturahmi ke SD Daru II. Kemudian makan bersama dengan anak-anak SD. Melakukan kegiatan upacara dan pengenalan kepada siswa-siswi SD. Mengajar di SD Daru II. Dilanjutkan mengajar bimbel yang berlangsung tiap jam pulang sekolah anak-anak SD di Desa Mekarsari. Merapihkan Klinik Taman Baca serta memberikan label warna sesuai subjek dan melakukan penyiangan buku. Melakukan kegiatan bimbel yang berlangsung tiap jam pulang sekolah anak-anak SD di Desa Mekarsari. Melakukan labeling buku yang akan disumbangkan sesuai subjek di Klinik Taman Baca. Menjadi PJ kelas 3 di SD Mekarsari untuk kegiatan Chemistry For Kids.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |185
Minggu ke-4
Mengikuti acara yang dilaksanakan Ibu PKK terkait kelas ibu hamil. Melaksanakan Seminar Pola Hidup Sehat di Balai Desa. Serta melakukan persiapan pemberdayaan ibu-ibu PKK di Desa Mekarsari dengan membuat kerajinan tangan. Melakukan sosialisasi pengenalan lingkungan hidup bersama Panda Mobile dari lembaga WWF Indonesia. Melakukan kegiatan kerajinan tangan bersama Ibu PKK. Mengadakan perlombaan 17 Agustus-an di SD Mekarsari dan SD Daru II, serta berpartisipasi penyelenggaraan lomba 17 Agustus-an di lingkungan Desa Mekarsari. Membantu Ibu PKK membersihkan rumput di lahan yang akan dipakai untuk menanam tanaman obat seperti sereh. Melakukan penyuluhan anti narkoba kepada masyarakat Desa Mekarsari bersama GAN UIN Jakarta. Melakukan kegiatan pesta rakyat dalam rangka 17 Agustus-an. Melakukan acara closing ceremony. Serta melakukan pemberian Imushaf al-Qur‟an dan mukena di setiap tempat ibadah yang ada dilingkungan Desa.
Laporan Kegiatan Individu KKN-PpMM 2016 PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT- LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Nama Ariani Dwi Putri Nama Dosen Nurhayati, Ph.D NIM 1113096000027 Desa/Kel. Mekarsari / Jambe No.Kel. 169 Nama Kel. KKN Ekalaya Minggu ke-1
Tiba di lokasi KKN dan melakukan sosialisasi kegiatan KKN ke aparatur Desa Mekarsari. Silaturahmi mengunjungi rumah ketua RT 06 sampai dengan RT 10. Kemudian melakukan pembukaan KKN. Silaturahmi ke SDN Daru II. Melakukan kegiatan bimbel yang berlangsung tiap
186 | Kelompok KKN Ekalaya
Minggu ke-2
Minggu ke-3
Minggu ke-4
jam pulang sekolah anak-anak SD di Desa Mekarsari. Ngeliwet bersama dengan anak-anak SD. Melaksanakan kegiatan nonton bareng dengan warga RT 06. Melakukan upacara dan pengenalan ke siswa-siswi SDN Daru II. Melakukan kegiatan mengajar di kelas SDN Daru II dan kegiatan bimbel yang berlangsung tiap jam pulang sekolah anak-anak SD di Desa Mekarsari. Membantu merapikan Klinik Taman Baca. Mengikuti acara yang dilaksanakan Ibu PKK terkait kelas ibu hamil. Mengajar kegiatan bimbel yang berlangsung tiap jam pulang sekolah anak-anak SD di Desa Mekarsari. Melakukan kegiatan Chemistry for Kids untuk anakanak SDN Mekarsari dan SDN Daru II. Mengikuti acara yang dilaksanakan Ibu PKK terkait kelas ibu hamil. Melaksanakan Seminar Pola Hidup Sehat di Balai Desa Mekarsari. Serta melakukan persiapan acara kegiatan untuk WWF Indonesia. Melakukan kegiatan penyuluhan lingkungan hidup bersama Panda Mobile dari lembaga WWF Indonesia. Melakukan kegiatan kerajinan tangan bersama Ibu PKK. Menyelenggaraan lomba 17 Agustus-an di lingkungan Desa Mekarsari. Mengadakan perlombaan 17 Agustus-an di SDN Mekarsari dan SDN Daru II. Kemudian membantu Ibu-Ibu PKK menyiapkan lomba kelas ibu hamil. Melakukan penyuluhan anti narkoba kepada masyarakat Desa Mekarsari bersama GAN UIN Jakarta. Melakukan acara penutupan kegiatan KKN dan pesta rakyat dalam rangka 17 Agustus-an. Membagikan hadiah 17 Agustusan di SDN Daru II dan SDN Mekarsari. Serta melakukan pembagian mushaf al-Qur‟an dan mukena di setiap tempat ibadah wilayah RT 06 – RT 10. Laporan Kegiatan Individu Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |187
KKN-PpMM 2016 PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT-LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Nama Fitri Dwi Febrianti Nama Dosen Nurhayati, Ph.D NIM 1113082000058 Desa/Kel. Mekarsari / Jambe No.Kel. 169 Nama Kel. KKN Ekalaya Minggu ke-1
Minggu ke-2
Minggu ke-3
Minggu ke-4
Tiba di lokasi KKN dan melakukan sosialisasi kegiatan KKN ke aparatur Desa Mekarsari, masyarakat dan sekolah. Kemudian melakukan pembukaan KKN. Melakukan silaturahmi ke SDN Daru II. Melakukan kegiatan bimbel yang berlangsung tiap jam pulang sekolah anak-anak SD di Desa Mekarsari. Kemudian ngeliwet bareng dengan anak-anak SD. Melakukan upacara dan pengenalan ke siswa-siswi SDN Daru II. Mengajar kegiatan bimbel yang berlangsung tiap jam pulang sekolah anak-anak SD di Desa Mekarsari. Menata ulang Taman Baca agar tersusun dengan baik. Melakukan kegiatan mengajar di SDN Daru II. Melakukan kegiatan Chemistry for Kids untuk anakanak SDN Mekarsari dan SDN Daru II. Melakukan pemberdayaan ibu-ibu PKK di Desa Mekarsari seperti membuat bros. Serta melakukan persiapan acara Panda Mobile dari WWF Indonesia. Melakukan sosialisasi pengenalan lingkungan hidup bersama Panda Mobile dari lembaga WWF Indonesia. Melakukan pelatihan penyuluhan pola hidup sehat kepada anak-anak SD di Desa Mekarsari yang dihadiri oleh siswa-siswi SDN Mekarsari dan SDN Daru II. Mengadakan perlombaan 17 Agustus-an di SDN Mekarsari dan SDN Daru II. Menyelenggaraan lomba 17 Agustus-an di lingkungan Desa Mekarsari. Melakukan penyuluhan anti narkoba kepada
188 | Kelompok KKN Ekalaya
masyarakat Desa Mekarsari bersama GAN UIN Jakarta. Melakukan kegiatan yang bersifat fasilitatif, seperti: renovasi MCK, pemberian sarana tambahan untuk taman baca, pembuatan kaligrafi untuk masjid/ musholla dan pemberian mushaf al-Qur‟an, dan pembuatan plang RT dan nama jalan. Melakukan kerja bakti pembersihan masjid dan mushalla. Melakukan kegiatan pesta rakyat dalam rangka 17 Agustus-an sekaligus penutupan kegiatan KKN.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |189
“Sinau, lalaran, syawir, jama‟ah kanti istiqomah” AHMAD SYAMSUL H.A
190 | Kelompok KKN Ekalaya
Lampiran 2. Foto-Foto Pembukaan KKN
(Kiri-kanan) Peserta pembukaan KKN, pembacaan kalam Ilahi, sambutan Kades, pembacaan do‟a, pemotongan tumpeng oleh Kades, serah terima tumpeng oleh Ketua KKN.
191
Mengajar dan Bimbel
(Kiri-kanan) Perkenalan dan sosialisasi terhadap siswa-siswi SD, bimbel di Balai Desa, latihan upacara bendera, pembuatan mading.
Kerja Bakti
(Kiri-kanan) Memperbaharui plang nama Balai Desa, bersih-bersih desa.
192 | Kelompok KKN Ekalaya
Taman Baca
(Kiri-kanan) Proses pengorganisiran taman baca, buku yang telah diberi label, tim pelaksana.
Chemistry For Kids
(Kiri-kanan) Bahan-bahan CFK, Prof.Anita dan Prof.Dwi tengah mendemokan cara „menusuk balon tanpa pecah‟ dengan dipandu oleh MC, beberapa orang siswa memperaktikan cara „menusuk balon tanpa pecah‟salah satu percobaan (gunung merapi).
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |193
Mobil Edukasi Panda Mobile
(Kiri-kanan) Proses persiapan anak-anak SD, truk mobil edukasi panda mobile, Story Telling, pengenalan tumbuhan, pengamatan laboratorium, hydroponik, games, tim Panda Mobile dan KKN UIN Jakarta.
194 | Kelompok KKN Ekalaya
Pelatihan Handicraft
(Kiri-kanan) Penjelasan oleh Cici tentang cara pembutan kerajinan tangan, ibu-ibu tengah asyik membuat bros dari kain perca, pesera pelatihan Hand Craft berpose bersama hasil kerajinan yang telah dibuat.
Semarak 71 HUT RI
Pembagian hadiah perlombaan perayaan hari kemerdekaan Indonesia di SDN Daru II dan SDN Mekarsari.
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |195
Pentas Seni
(kiri-kanan) Anak-anak berpose sebelum penampilan mereka, persembahan tari Tarik Selimut, Modern Dance, dan Fashion Show.
Lomba Tumpeng
(kiri-kanan) Tumpeng-tumpeng yang akan dilombakan, para juri tengah menilai tumpeng, para juri berpose setelah pemberian nilai selesai.
196 | Kelompok KKN Ekalaya
Serah Terima
(kiri-kanan) Penyerahan piala „Kades Cup‟, penyerahan kaligrafi, penyerahan secara simbolis untuk MCK, penyerahan etalase dan plang jalan, penyerahan plang RT kepada rumah Ketua RT secara langsung.
MCK Sebelum
Sesudah
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |197
198 | Kelompok KKN Ekalaya
KKN EKALAYA
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |199
200 | Kelompok KKN Ekalaya
Lampiran 3. Surat dan Sertifikat
201
202 | Kelompok KKN Ekalaya
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |203
204 | Kelompok KKN Ekalaya
Harmonisasi dalam Kesunyian Mekarsari |205
206 | Kelompok KKN Ekalaya