Harifuddin, Konstribusi Antara Penguasaan Teori Terhadap Prestasi Praktek
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009
KONTRIBUSI YANG POSITIF DAN BERARTI ANTARA PENGUASAAN TEORI TERHADAP PRESTASI PRAKTEK KOMPETENSI PENGOPERASIAN MESIN PRODUKSI DENGAN KENDALI ELEKTROMEKANIK PADA SISWA SMK NEGERI 1 BONTANG Harifuddin
Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNM e-mail :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto bertujuan untuk mengetahui kontribusi penguasaan teori terhadap penguasaan praktek siswa jurusan listrik SMK Negeri 1 Bontang Kalimantan Timur. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dan menggunakan metode penelitian survey. Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanasi (explanation research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Secara statistik deskriptif berdasarkan pengukuran gejala central tendency, penguasaan praktek sangat dipengaruhi oleh penguasaan teori, di mana data penguasaan teori lebih bervariasi dari pada data nilai penguasaan praktek; (2). Terdapat kontribusi positif t hitung 18,323 > t tabel 0,05 (df. 67)= 0,240 yang signifikan 0,000 < 0,05 (95%) antara penguasaan teori dengan penguasaan praktek; (3). Koefisien determinasi R2 variabel X (penguasaan teori) yang dihasilkan adalah sebesar 0,834. hal ini menunjukkan pengertian bahwa sumbangan pengaruh penguasaan teori (X) terhadap penguasaan praktek (Y) adalah sebesar 83,4% sedangkan sisanya sebesar 17,6% dipengaruhi oleh faktor lain; (4). Persamaan regresi yang dihasilkan adalah: Y = 2,767 + 0,644 X Kata Kunci : Penguasaan teori, Penguasaan praktek, Hasil belajar
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, cepat dan canggih menyebabkan tumpuan potensi tidak lagi bersumber pada potensi sumber daya alam, tetapi bergeser atau beralih pada potensi sumber daya manusia (SDM). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini perlu diikuti dengan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas atau tenaga kerja yang tram-pil dan profesional. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga pembangunan bidang pendidikan harus menjadi prioritas, dan sesuai arah visi pendidikan
nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (sisdiknas), yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia berkualitas dan mampu menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Pembangunan pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehi-dupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yang memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan yang dilandasi akhlak dan budi pekerti yang baik serta mempunyai tanggung jawab yang
Harifuddin, Konstribusi Antara Penguasaan Teori Terhadap Prestasi Praktek
tinggi sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat bangsa dan negara. Untuk mencapai itu perlu didukung oleh beberapa sumber daya, yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya modal. Di antara ketiga sumber daya tersebut, sumber daya manusia memegang peranan penting. Peningkatan sumber daya manusia yang berdasarkan pengetahuan dan keterampilan memerlukan pendidikan dan latihan, sehingga banyak institusiinstitusi yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan dan kete-rampilan, institusi-institusi tersebut dikelola oleh berbagai departemen, salah satu-nya Departemen Pendidikan Nasional. Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan salah satu subsistem pendidikan nasional. Kesuksesan pelaksanaan pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, siswa sebagai salah satu faktornya merupakan subyek didik yang turut menentukan keberhasilan proses pendidikan. Dalam mengoptimalkan keberhasil-an suatu pendidikan di sekolah maka dipandang perlu untuk memperhatikan setiap faktor yang berhubungan dengan hal tersebut. Petunjuk teknis “Penyelenggaraan Uji Kompetensi Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan (2007:1)” menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi terutama dimaksudkan agar materi pembelajaran benar-benar mencerminkan kebutuhan untuk pencapaian kompetensi yang dipersyaratkan dunia kerja. Demikian juga dari sisi rencana pelaksanaan pembelajaran, diharapkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang dapat mengembangkan potensinya masingmasing untuk menguasai secara tuntas (mastery) tahap demi tahap kompetensikompetensi yang sedang dipelajarinya.” SMK Negeri 1 Bontang sebagai lembaga pendidikan kejuruan yang membina berbagai bidang keahlian, yaitu bidang keahlian Kimia, Teknik Mesin, Tek-nik Otomotif, dan Teknik Elektro, memiliki tanggung jawab dalam menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang terampil yang siap memasuki dunia kerja. Khusus pada
bidang keahlian Teknik Elektro tidak hanya belajar teori tetapi juga melaksanakan praktek untuk setiap mata pelajaran kejuruan yang salah satu diantaranya ialah pengoperasian mesin produksi dengan kendali elektromekanik. Dengan mempelajari teori dan praktek kompetensi tersebut di atas dengan tekun diharapkan setelah lulus dapat memenuhi tuntutan industri akan kualitas tenaga kerja. Nilai praktek kompetensi pengoperasian mesin produksi dengan kendali elektromekanik siswa SMK Negeri 1 Bontang yang telah menyelesaikan prakteknya masih belum memuaskan karena dari sejumlah siswa tersebut tidak ada yang mendapatkan nilai ≥ 9,00. Keberhasilan siswa ditentukan oleh kesiapan fisik, mental, emosi, penguasaan teori, motivasi praktek, dan latihan praktek, serta seperangkat pengetahuan tentang teori kerja, dengan kondisi seperti itu maka siswa dalam melaksanakan praktek akan lancar, dan pada akhirnya akan melahirkan alumni yang profesional dan produktif serta prestasi kerja yang memadai jika kelak bekerja di lapangan kerja tertentu. Sementara itu, siswa dalam melaksanakan pembelajaran baik teori maupun praktek mengalami hambatanhambatan, faktor-faktor penghambat ini akan mem-pengaruhi hasil belajar siswa. Faktor tersebut terdiri dari faktor intern dan ekstern. Faktor intern dapat dikelompokkan menjadi faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan, sedangkan faktor ekstern dapat dikelompokkan menjadi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Kenyataan bahwa siswa bidang keahlian Teknik Elektro dalam mengikuti kegiatan praktek masih kurang terampil dan kurang percaya diri, sehingga masih diragukan kemampuannya untuk berprestasi menjalankan pekerjaannya jika tamat dan bekerja. Oleh karena banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap prestasi praktek di atas tidak mungkin dapat diteliti secara keseluruhan, karena itu dibatasi pada penguasaan teori, sehingga peneliti hanya meneliti kontribusi penguasaan teori
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009
terhadap prestasi praktek kompetensi pengoperasian mesin produksi dengan kendali elektromekanik siswa SMK Negeri 1 Bontang. TEORI BELAJAR Menurut teori-teori perilaku, belajar merupakan suatu perubahan yang dapat diamati, yang terjadi melalui terkaitnya stimulus dan respon menurut prinsip mekanistik. Jadi belajar melibatkan terbentuknya hubungan tertentu antara satu seri stimulus dengan respon. Stimulus penyebab belajar adalah agen agen lingkungan yang bertindak terhadap suatu organisme, yang menyebabkan organisme itu memberikan respon atau meningkatkan probabilitas terjadinya respon tertentu. Sedangkan respon yaitu akibat atau efek, merupakan reaksi-reaksi fisik suatu organisme terhadap baik stimulus eksternal maupun stimulus internal. Menurut Gagne dalam Slameto (2003:13) “ belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman “. Sedangkan menurut Slameto (2003:2), belajar itu adalah suatu proses usaha yang dilakukan orang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya“. Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati (2001: 25) “ belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lainnya, sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya”. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa seseorang dikatakan melakukan kegiatan belajar, apabila ia mengalami dan memperoleh hasil yang nyata berupa perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Adapun hasil yang diperoleh sebagai akibat interaksi dengan lingkungan tersebut
dapat berupa nilai, sikap dan pengetahuan. Perubahan-perubahan yang diperoleh dari proses belajar jelas merupakan perubahan yang bersifat positif atau baik dan senantiasa berimbas kepada kemajuan. Perubahan dalam bentuk perbuatan berupa perubahan tingkah laku, sedangkan dalam bentuk hasil proses belajar atau prestasi akademis berupa nilai suatu pelajaran. 1. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat menunjuk pada pengaruh positif atau negatif. Pengaruh positif yaitu yang dapat menunjang pencapaian hasil belajar yang baik, sedangkan pengaruh negatif adalah keadaan sebaliknya. Beberapa faktor yang mempengaruhi secara garis besar dibagi menjadi dua, (Slameto, 2003:54), yaitu : a. Faktor eksternal, yaitu timbul dari luar anak didik b. Faktor internal, yaitu faktor dari dalam diri anak didik itu sendiri 2. Motivasi Belajar Yaitu keseluruhan upaya dalam penggerak diri siswa yang menimbulkan kegiatan kerja dan memberikan arah pada kegiatan belajar, motivasi belajar ada dua bentuk, yaitu : (1) Motivasi intrinsik, bentuk motivasi yang didalamnya aktifitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan mutlak dan berkaitan dengan aktifitas belajar, misalnya belajar siswa karena keingintahuan ten-tang suatu hal: (2) Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi dari luar dir siswa yang dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. Tentang motivasi yang terbaik antara ekstrinsik dan intrinsik tergantung jenjang pendidikan, misalnya tingkat Sekolah Dasar sangat dibutuhkan motivasi ekstrinsik akan tetapi tingkat sekolah lanjutan, motivasi intrinsik sangat dibutuh-kan. Banyak hal yang menjadi sebab bahwa siswa sekolah lanjutan belum memiliki motivasi intrinsik, yaitu (1) Corak pendidikan keluarga: (2) Kekaburan mengenai cita-cita hidup; (3)
Harifuddin, Konstribusi Antara Penguasaan Teori Terhadap Prestasi Praktek
Keragu-raguan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi; (4) Pengaruh teman bergaul (teman sebaya yang tidak menghargai prestasi belajar); (5) Suasana zaman modern. Jika hal tersebut merupakan suatu kendala dalam membangkitkan motivasi belajar bagi siswa, maka perlu dilakukan antara lain: (1) Menjelaskan mengapa mata pelajaran diajarkan dan apa gunanya di dalam kehidupan kelak; (2) Menunjukkan antusiasme dalam mengajarkan mata pelajaran yang dipegang; (3) Menyajikan pelajaran tidak terlalu mudah dan tidak sukar; (4) Menjaga disiplin belajar di dalam kelas; (5) Membentuk suatu penilaian tentang tugas-tugas rumah. 3. Pengertian Hasil Belajar. Penampilan-penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar disebut kemampuan. Hasil belajar menurut Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati (2001:135) adalah dapat berupa keterampilanketerampilan intelektual yang memungkinkan kita berinteraksi dengan lingkungan melalui pengamatan simbol simbol atau gagasan-gagasan, strategi kognitif yang merupakan proses-proses kontrol dan dikelompokkan sesuai dengan fungsinya, meliputi strategi-strategi menghafal, elaborasi, pengaturan, meta kognitif, dan strategi afektif. Hasil-hasil belajar yang lain adalah informasi verbal sikap-sikap dan keterampilan motorik. Didasarkan atas model pemrosesan informasi bahwa suatu tindakan belajar meliputi tujuh fase belajar yang merupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa atau guru dan setiap fase ini dipasangkan dengan suatu proses internal yang terjadi. Ketujuh fase tersebut menurut Robert M. Gagne, dalam buku Slameto (2003:14) berturut turut ialah: (1) fase motivasi; (2) fase penekanan; (3) fase perolehan; (4) fase retensi; (5) fase generalisiasi; (6 fase penampilan dan (7) fase umpan balik. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2008 yang diterbitkan
dan berlaku di SMK Negeri 1 Bontang, berdasarkan acuan yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, hasil belajar diwujudkan dalam bentuk penilaian (nilai). Penilaian tersebut memiliki arti antara lain : (a) Penilaian kegiatan dan kemajuan belajar siswa, adalah upaya pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar siswa; (b) Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa untuk keperluan perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar siswa dan untuk memperoleh umpan balik (feed back) bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar; (c) Penilaian hasil belajar dilaksanakan pada akhir setiap semester, akhir tahun pelajaran yang dilaksanakan di setiap sekolah; (d) Penilaian hasil belajar dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan keberhasilan siswa pada suatu jenjang sekolah; (e) Penilaian dari hasil belajar diperoleh melalui tes dan dapat dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pengajaran sudah berhasil dikuasai oleh setiap siswa. Menurut Siverus dalam Roestiyah (1998:81), bahwa penilaian hasil belajar bertujuan sebagai umpan balik kepada siswa mengenai tingkat pencapaian materi pelajaran yang telah dipelajari sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya umpan balik ini maka fungsi evaluasi adalah sebagai pendorong semangat agar para siswa dapat meningkatkan kesungguhannya dalam belajar. 4. Penguasaan Teori Pengertian teori menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1177) yaitu: (1) Pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi; (2) Penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi; (3) Azas dan hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan; (4) pendapat, cara dan aturan untuk melakukan sesuatu. Sutaryadi (1990), menyatakan teori
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009
adalah seperangkat yang saling terkait antara konsep-konsep, asumsi-asumsi, dan generalisasi yang mendiskripsikan dan menjelaskan perilaku dalam organisasi pendidikan secara sistematis. Kemudian Kerlinger dalam Rukman (1991) mengemukakan: teori adalah suatu himpunan konstruksi (konsep) definisi proposisi yang memberikan suatu pandangan yang sistematis mengenai gejala dengan merinci hubungan kontribusi, variabel-variabel dengan tujuan menjelaskan dan meramalkan sesuatu. 5. Prestasi Praktek Prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:894) ialah: (1) Hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan; (2) Hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi; (3) Pe-nguasaan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Bakri (1994) mengatakan: prestasi adalah hasil suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Kenyataannya, untuk mendapat prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh per-juangan dan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Arifin (1996) mengemukakan bahwa prestasi adalah kemampuan melak-sanakan tugas dengan baik menurut keahlian individu, yang berguna bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Prestasi menurut Negoro (1992) adalah segala pekerjaan yang berhasil. Prestasi ini menunjukkan kecakapan manusia dan bangsa, jadi hasil pekerjaan yang tidak berhasil tidak dapat dikatakan prestasi. Praktek menurut Anoraga (1992) adalah kegiatan melakukan sesuatu. Pengertian praktek menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:892) yaitu (1) pelaksanaan secara nyata apa yang disebut
dalam teori; (2) pelaksanaan pekerjaan; dan (3) perbuatan menerapkan teori (keyakinan). Praktek yang dilakukan secara berulang-ulang akan menjadi kebiasaan dan terbentuk suatu pengalaman. Praktek merupakan salah satu bentuk belajar untuk memperoleh keterampilan. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Slameto (1995) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalamannya sendiri. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa praktek adalah aplikasi dari teori yang dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan keterampilan. Sementara prestasi praktek dapat disimpulkan bahwa hasil yang baik yang dicapai seorang siswa dalam mengaplikasikan teori yang dimiliki. Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat ditarik hipotesis yaitu terdapat kontribusi yang positif antara penguasaan teori dan prestasi praktek pada kompetensi pengoperasian mesin produksi dengan kendali elektromekanik siswa SMK Negeri 1 Bontang.
METODOLOGI Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto yang bersifat korelasional.. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Bontang, Propinsi Kalimantan Timur, Bidang Keahlian Teknik Elektro, Program Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik. Penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yaitu pada bulan Desember 2008 sampai dengan Februari 2009. Waktu penelitian ini bertepatan dengan semester II Tahun Pemelajaran 2008/2009 di lokasi penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini dibagi dua kelompok, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yang dimaksud yaitu penguasaan teori pengoperasian mesin produksi dengan kendali elektromekanik siswa SMK Negeri 1 Bontang (X), sedangkan variabel terikatnya yaitu prestasi praktek pengope-rasian mesin
Harifuddin, Konstribusi Antara Penguasaan Teori Terhadap Prestasi Praktek
produksi dengan kendali elektromekanik siswa SMK Negeri 1 Bontang (Y). Dengan demikian desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
X
X
Gambar 1. Desain penelitian Keterangan gambar: X = Penguasaan teori Y = Prestasi praktek Populasi dan sampel dalam penelitian ini ialah seluruh siswa program keahlian teknik pemanfaatan tenaga listrik SMK Negeri 1 Bontang tahun pelajaran 2008/2009 yang telah menyelesaikan kompetensi pengoperasian mesin produksi dengan kendali elektromekanik, yaitu siswa kelas 2 dan kelas 3 sebanyak 69 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah tes yaitu memberikan soal-soal teori dan praktek kompetensi pengoperasian mesin produksi dengan kendali elektromekanik. Selanjutnya diadakan penilaian dari hasil tes tersebut. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan dengan mentabulasikan masing-masing variabel untuk mencari statistik deskriptif berupa harga rerata, simpangan baku, modus, median serta distribusi frekuensi dan histogram. Selanjutnya data dianalisis dengan regresi linier sederhana
HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini akan disajikan deskripsi data yang bersumber dari data primer. Penyajian data dibagi menjadi dua bagian: bagian pertama menggambar-kan hasil analisis statistik deskriptif, sedangkan bagian ke dua menggambarkan hasil analisis statistik inferensial terhadap data hasil penelitian, meliputi hasil pengujian/kalibrasi instrumen penelitian, hasil pengujian terhadap persyaratan analisis data, serta hasil pengujian data penelitian.
1. Hasil Analisis Statistik Deskripsi Data Penelitian Hasil pengolahan data secara statistik deskriptif bersumber dari hasil tes yang dilaksanakan, meliputi tes penguasaan teori dan tes praktek. Hasil lengkap dapat dilihat pada lampiran IV, ringkasan hasil pengolahan data pada Lampiran IV tersebut disajikan pada tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Hasil Pengujian Statistik Deskriptif Variabel Penguasaan Teori Penguasaan Praktek
Std. Dev.
N
Min Maks Mean
Var.
69
3,50 9,00 6,628 1,2741 1,623
69
5,10 9,40 7,052 1,8980 1,806
Berdasarkan gambaran pada tabel 2 di atas, diketahui bahwa jumlah responden (N) adalah 69. Perolehan nilai penguasaan teori terendah adalah 3,50 sedangkan yang tertinggi adalah 9,00. Sedangkan untuk perolehan nilai penguasaan praktek terendah adalah 5,10 dan yang tertinggi sebesar 9,40. Standar deviasi dan Variansi untuk penguasaan teori dan penguasaan praktek berturut-turut: 1,27405 dan 0,89797 serta 1,623 dan 0,806. 2. Hasil Pengujian Instrumen Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penguasaan teori secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran II. Namun, ringkasannya dapat dilihat pada tabel 3. di bawah ini: Tabel 3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penguasaan Teori Jumlah Item
Hasil Pengujian
Corrected Item Total Corelation
20
Nilai Corrected Item Total Corelation > r hitung
Alpha
20
0,901
Variabel
Kes.
Data valid dan reliabel
Keterangan: Nilai r tabel dengan df = 22 (df = n – k, n jumlah sampel = 20, dan k jumlah kasus =
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009
1), pada taraf nyata α = 5%, adalah 0,456 3. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Data Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat harga kemiringan (skewness) yang diperoleh dari analisis statistik deskriptif dengan SPSS versi 16.0. tabel 4 memberikan ringkasan harga kemiringan (skewness) hasil pengolahan data. Tabel 4. Hasil Pengujian Harga Kemiringan (Skewness) Variabel Nilai Penguasaan Teori Nilai Penguasaan Praktek Valid N (listwise)
Skewness Std. Statistik Error
N
Mean
69
6,6275
-0,108
,289
69
7,0522
0,032
,289
69
Berdasarkan gambaran sebagaimana disajikan pada tabel 4 di atas, dapat dilihat bahwa harga skewness untuk variabel bebas (nilai penguasaan teori) adalah: -0,108 dan untuk variabel terikat (nilai penguasaan praktek) sebesar: 0.032. b. Uji Linearitas Data Uji linearitas data dilakukan dengan memperhatikan hasil pengolahan data dengan analisis compare means pada operasi SPSS versi 16.0. Berdasarkan hasil pengolahan data harga Fhitung pada baris deviation from linearity adalah: 1,271. 4. Hasil Pengujian Data Penelitian Hasil pengujian data penelitian dengan menggunakan alat analisis regresi linear sederhana, dengan menggunakan SPSS versi 16.0 terdiri atas 10 (sepuluh) bagian yang memerlukan intepretasi, yaitu: (1). deskriptif statistik; (2). Correla-tion; (3). variable entered/removed; (4). model summary; (5). anova; (6). Coofi-ciens; (7). pengujian gambar kurve; (8). histogram; (9). normal probability plot; (10). scatterplot.
Berikut ini disajikan beberapa ringkasan hasil pengujian utama yang terkait langsung dengan tujuan penelitian yang dilakukan, meliputi pengujian korelasi, pengujian model, pengujian hipotesis. Sedangkan hasil pengujian lain, merupakan hasil pendukung yang melengkapi pengujian data, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran VI. a. Hasil Pengujian Korelasi Hasil pengujian korelasi antara variabel bebas (X) penguasaan teori dan variabel terikat (Y). Pengujian korelasi ini harus dipahami sebagai suatu hal yang mutlak dilakukan, karena pada dasarnya setiap melakukan uji regresi perlu diperiksa terlebih dahulu tingkat korelasinya. Hasil pengolahan data korelasi sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari analisis regresi diringkas pada tabel 6. yang memberikan hasil bahwa korelasi antara penguasaan teori dan penguasaan praktek adalah sebesar 0,913, dengan tingkat signifikansi 0,000. Berikut ini ringkasan pengujian korelasi. Tabel 5. Hasil Pengujian Korelasi Variabel Pearson Correlation
Sig. (1tailed)
N
Penguasaan Praktek Penguasaan Teori Penguasaan Praktek Penguasaan Teori Penguasaan Praktek Penguasaan Teori
Penguasaan Praktek
Penguasaan Teori
1,000
0,913
0,913
1,000
.
0,000
0,000
.
69
69
69
69
Tabel 5 di atas memberikan hasil bahwa korelasi antara penguasaan teori dan penguasaan praktek adalah sebesar 0,913, dengan tingkat signifikansi 0,000. b. Hasil Pengujian Model Regresi Ringkasan pengujian model regresi ditunjukkan pada tabel 6.
Harifuddin, Konstribusi Antara Penguasaan Teori Terhadap Prestasi Praktek
Tabel 6. Pengujian Model Regresi Model Model
R
1
0,913(a)
R Square 0,834
Adjusted Std. Error of R Square the Estimate 0,831 0,36898
menunjukkan tingkat korelasi antara penguasaan teori dan penguasaan praktek. Nilai ini juga dapat dilihat pada bagian korelasi. Uji t Nilai t pada tabel 7 akan digunakan sebagai dasar untuk pengujian, yang menjadi acuan untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan. Mengacu kepada pengajuan hipotesis yang diuraikan pada bab sebelum-nya, maka hipotesis statistik yang diajukan adalah: c)
Pada tabel di atas nampak bahwa nilai R adalah sebesar 0.913, sedangkan nilai R2 atau koefisien determinasi sebesar 0,834. c. Pengujian Hipotesis Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: “Terdapat kontribusi yang positif antara penguasaan teori dan prestasi praktek pada kompetensi peng-operasian mesin produksi dengan kendali elektromekanik siswa SMK Negeri 1 Bontang” Tabel 7 meringkaskan hasil pengujian data penelitian yang digunakan sebagai dasar untuk menguji hipotesis. Tabel 7. Hasil Pengujian Hipotesis UC
Model 1
B
(Constant) 2,787 Penguasa 0,644 an teori
SC
t Sig. Std. Beta Error 0,237 11,762 0,000 0,913 0,035 18,323 0,000
Berikut dijelaskan paramater– parameter yang disajikan pada tabel 7 tersebut di atas. a) Persamaan regresi yang dihasilkan Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dibuat persamaan regresi yang dihasilkan dari pengolahan data penelitian. Tabel 7. memberikan nilai koefisien a dan b yaitu masing masing sebesar 2,787 dan 0,644. Berdasarkan nilai yang diperoleh pada tabel tersebut dapat dibuat persamaan regresi, sebagai berikut: ^
Y = 2,787 + 0,644X ^
Di mana: Y X
= Penguasaan praktek = Penguasaan teori
b) Standarized Coeficients Dari tabel di atas diperoleh nilai pada kolom standarized coeficients (beta) sebesar: 0,913 dengan tingkat signifikansi 0,000
Ho = Tidak terdapat kontribusi yang signifikan penguasaan teori terhadap prestasi belajar praktek. H1
= Terdapat kontribusi yang signifikan penguasaan teori terhadap prestasi belajar praktek.
Kriteria pengujian yang digunakan untuk hipotesis statistik ini adalah: Jika t hit > t tabel (β0, n-k-1) maka H0 ditolak, atau, Jika t hit < t tabel (β0, n-k-1) maka H0 diterima Dari tabel 7, diperoleh harga t hitung adalah sebesar: 18,323; se-dangkan harga t tabel dengan df (degree of fredoom/derajat kebebasan) n-k-1 (69-1-1) adalah sebesar: 0,240. Jadi t hitung 18,323 > t tabel 0,05 (df. 67)= 0,240. Dengan demikian maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi positif yang signifikan antara penguasaan teori dengan penguasaan praktek. Demikian pula dengan pengujian hipotesis berdasarkan nilai signifikansi (probability test) di mana berdasarkan data yang tersaji pada tabel 4.7 maka angka signifikansi adalah 0,000. Sehingga 0,000 < 0,05 (95%) artinya tingkat signifikansi pengujian sangat tinggi bahkan masih dibawah 0,01 (atau tingkat kepercayaan 99%). Berdasarkan hasil pengolahan data secara deskriptif sebagaimana disajikan di atas dapat dilihat terdapat perbedaan variasi data kedua variabel yang diteliti, hal ini ditunjukkan oleh nilai standar deviasi dan variansi di atas yang berbeda, yaitu standar deviasi untuk penguasaan teori dan
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009
penguasaan praktek berturut-turut: 1,27405 dan 0,89797 serta variansi untuk masing– masing penguasaan teori dan penguasaan praktek adalah: 1,623 dan 0,806. Harus diingat bahwa secara statistik, kedua alat analisis standar deviasi dan variasi sama-sama bertujuan untuk mengukur variasi data dari rata-rata (mean), di mana semakin kecil harga standar deviasi dan variansi sebuah data, maka akan semakin tidak bervariasi data tersebut, sebaliknya jika semakin besar maka semakin bervariasi (Singgih Santoso, 2003:197) Berdasarkan pemahaman itu dengan memperhatikan bahwa harga standar deviasi dan variabel penguasaan teori lebih besar dari variabel penguasaan praktek, dapat disimpulkan bahwa perbedaan nilai standar deviasi dan variansi tersebut mengindikasikan bahwa variasi data variabel penguasaan teori lebih bervariasi atau lebih tersebar dari rata-ratanya dibandingkan dengan data variabel penguasaan praktek. Hasil ini memberi arti bahwa siswa memiliki kemampuan yang beragam, hal ini ditunjukkan oleh sebaran data untuk variabel penguasaan teori yang berada di antara harga 3,50 dan 9,00 dengan rata-rata (mean) 6,63. Sementara pada saat melakukan kegiatan praktek, variasi data yang diperoleh justru semakin kecil, berkisar antara harga 5,10 dan 9,40, dengan rata-rata (mean) 7,05. Menurut peneliti, hal ini membuktikan bahwa secara deskriptif kegiatan praktek yang dilakukan memang sangat dipengaruhi oleh penguasaan teori. Hasil pengujian data secara deskriptif ini membuktikan pendapat Gagne dalam Slameto (2003:13) bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman . Kata pengalaman memberikan arti bahwa pembelajar perlu mengaplikasikan pemahaman melalui kegiatan langsung (praktek) karena pada dasarnya prak-tik yang dilakukan secara berulang-ulang akan menjadi kebiasaan dan terbentuk suatu pengalaman. Praktek merupakan salah satu
bentuk belajar untuk memper-oleh keterampilan. Nilai koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,913 dengan signifikansi 0,000. Hal ini dapat berarti bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu penguasa-an teori dengan variabel terikat (penguasaan praktek) adalah sangat kuat. Biasanya nilai koefisien korelasi sebagai ukuran kekuatan hubungan antar variabel (variabel bebas dan terikat) yang mengacu pada pedoman memberikan interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi sebagaimana disampaikan oleh Sugiyono (2007:321), maka ukuran tingkat hubungan nya adalah sebagai berikut: Tabel 8. Interpretasi Tingkat hubungan Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,59 0,60 – 0,79 0,80 – 1,00
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa korelasi positif sebesar 0,913 dengan signifikansi 0,000 menunjukkan bahwa semakin tinggi penguasaan teori seorang siswa maka semakin tinggi pula penguasaan prakteknya. Hasil pengujian sebagaimana disajikan pada tabel 7 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien diterminasi (R2) yang merupakan nilai kuadrat dari koefisien korelasi (R) adalah sebesar 0,834. Hasil pengukuran koefisien determinasi (R2) ini mempertegas dan membuktikan hasil pengujian koefisien korelasi yang dibahas pada bagian sebelumnya, di mana kekuatan hubungan antara penguasaan teori (X) dan penguasaan praktek (Y) sebesar 0,913 dengan signifikansi 0,000. Hasil pengukuran koefisien deter-minasi (R2) ini, sesuai dengan fungsinya memperkuat hasil pengujian koefisien korelasi, sekaligus membuktikan bahwa faktor penguasaan teori memang menem-pati posisi begitu
Harifuddin, Konstribusi Antara Penguasaan Teori Terhadap Prestasi Praktek
penting dan utama untuk menjamin penguasaan praktek yang lebih baik. Kesimpulan di atas menurut penulis serta berdasarkan kajian teoritik, kegiatan praktek pada dasarnya memang merupakan aplikasi teori yang didapatkan. Tinggi rendahnya performance yang ditampilkan siswa ketika melaksanakan kegiatan praktek akan sangat bergantung dari tinggi rendahnya penguasaan teori yang dimiliki siswa. Sementara 17,6% faktor lain diluar penguasaan teori, adalah faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini, menurut peneliti berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara umum, maka faktor tersebut dapat saja faktor motivasi dan lain lain. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah: Y = 2,767 + 0,644 X, Sesuai dengan persamaan regresi yang dibentuk, maka harga 2,787 adalah merupakan konstanta (a) yang menunjukkan bahwa jika tidak ada pengelolaan penguasaan teori secara benar maka penguasaan praktek hanya akan mencapai nilai 2,787. Sedangkan harga 0,644 X merupakan koefisien regresi (b) yang menunjukkan bahwa setiap ada upaya penambahan angka sebesar 1 untuk penguasaan teori, maka akan ada kenaikan penguasaan praktek sebesar 0,644. Secara konseptual memang terdapat ciri khas yang spesifik berkaitan dengan alat ukur regresi, yaitu bahwa alat ukur regresi dapat digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel terikat jika variabel bebas dimanipulasi atau dinaik turunkan (Sugiyono, 2007:260) Hasil pengujian hipotesis sebagaimana diringkas pada tabel 8. di atas memberikan kesimpulan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini berdasarkan hasil pengukuran di mana t hitung 18,323 > t tabel 0,05 (df. 67)= 0,240. Hasil ini memberikan kesimpulan bahwa terdapat kontribusi positif yang signifikan antara penguasaan teori dengan penguasaan praktek. Demikian pula dengan pengujian hipotesis berdasarkan nilai signifikansi (probability test) di mana berdasarkan data yang tersaji pada tabel 8. angka signifikansi
adalah 0,000. Sehingga 0,000 < 0,05 (95%) artinya tingkat signifikansi pengujian sangat tinggi bahkan masih dibawah 0,01 (atau tingkat kepercayaan 99%). Menurut penulis, hal ini memberikan kepastian kepada guru pengampu pembelajaran yang memerlukan praktek untuk memberikan penekanan lebih besar terhadap penguasaan teori. Hal ini akan berimplikasi kepada kemungkinan perubahan distribusi jam teori-praktek yang selama ini umum berlaku dan telah menjadi semacam “pakem”. Umum dikatahui bahwa pembelajaran praktek senantiasa menempati porsi yang lebih besar dibandingkan dengan porsi pembelajaran teori. Berdasarkan KTSP yang berlaku di SMK Negeri 1 Bontang yang menjadi lokasi penelitian, maka untuk kompetensi kontrol elektromekanik yang dijadikan sebagai objek penelitian, distribusi jam praktek dan teori adalah 60% praktek dan 40% teori. Demikian pula dengan distribusi jam teori praktek kompetensi yang lain, pada umumnya berkisar antara nilai 40% teori dan 60% praktek. Distribusi teori–praktek dengan kisaran nilai 40% teori dan 60% praktek, berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa orang guru di lokasi penelitian, pada umumnya disusun berdasarkan asumsi bahwa pembelajaran praktek secara relatif memerlukan alokasi waktu yang lebih lama dari pada alokasi waktu yang diper-lukan untuk pembelajaran teori. Pembagian ini seringkali tidak mempertimbang-kan faktor tingkat kesulitan materi yang dipelajari, semata hanya mempertimbang-kan waktu yang diperlukan. Berdasarkan hasil penelitian ini, menurut penulis seharusnya proporsi distribusi jam teori praktek dikembalikan kepada porsi yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkan. Asumsi dasar yang dipergunakan, menurut penulis adalah jika guru melaksanakan proses pembelajaran teori secara benar dan proporsional sehingga mampu menjamin siswa menguasai teori secara benar, pada gilirannya akan mampu meningkatkan hasil
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009
penguasaan praktek dengan lebih baik serta efisien dari segi waktu yang dipergunakan. Atau dengan kata lain terkadang pembelajaran teori justru memerlukan waktu yang lebih besar, karena tingkat kesulitan materi, dibanding dengan alokasi waktu pembelajaran praktek. Kalaupun dalam kasus lain mungkin saja pembelajaran praktek memerlukan alokasi waktu yang lebih besar. Mengantisipasi proses pembelajaran sejak awal terhadap penguasaan teori dengan memberikan penekanan pembelajaran teori justru akan berimplikasi posi-tif terhadap penguasaan praktek siswa, bahkan dengan (mungkin) alokasi waktu pembelajaran praktek yang lebih singkat. Bagaimanapun menurut peneliti, sese-orang yang menguasai teori secara lebih baik sudah pasti akan mampu menguasai kegiatan praktek yang dilakukan dengan lebih efisien, terarah dan sistematis. Praktek yang dilakukan secara berulang-ulang memang akan menjadi kebiasaan dan membentuk suatu pengalaman dan keterampilan. Demikian pula Praktek merupakan salah satu bentuk belajar untuk memperoleh keterampilan. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa praktek adalah aplikasi dari teo-ri yang dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan keterampilan. Pengertian diulang-ulang menurut peneliti bukan dengan mengedepankan pelaksanaan pembelajaran praktek tanpa memperhatikan keberlangsungan pembelajaran teori. Mi-sal dengan memperbesar proporsi pembelajaran praktek dan memperkecil proporsi pembelajaran teori. Kedua proses pembelajaran ini (teori dan praktek) seharusnya diberikan dengan proporsi yang ideal. Pembelajaran praktek kalaupun dilakukan berulang ulang, tanpa penguasaan teori yang memadai hanya akan menghasilkan keteram-pilan yang semu. Pada titik ini siswa justru sulit mengembangkan keterampilan ke level yang lebih tinggi. Karena tidak dibekali dengan penguasaan teori. Contoh mudah adalah tanpa pemahaman teori yang baik siswa akan kesulitan mencari jalan keluar
saat misalnya berhadapan dengan masalah (trouble solving) saat melaksanakan praktek.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian-uraian pada bab terdahulu, maka kesimpulan peneli-tian ini adalah: 1. Secara deskriptif harga standar deviasi dan variansi penguasaan teori lebih besar dari harga standar deviasi dan variansi penguasaan praktik, atau data penguasaan teori lebih bervariasi dari pada data nilai penguasaan praktik. Hal ini memberikan arti bahwa secara statistik deskriptif berdasarkan pengukuran gejala central tendency, penguasaan praktik sangat dipengaruhi oleh pengua-saan teori. 2. Dari hasil pengujian didapatkan t hitung 18,323 > t tabel 0,05 (df. 67)= 0,240. Hasil ini memberikan kesimpulan bahwa terdapat kontribusi positif yang signifikan antara penguasaan teori dengan penguasaan praktik. Demikian pula dengan pengujian hipotesis berdasarkan nilai signifikansi (probability test) angka signifikansi adalah 0,000. Sehingga 0,000 < 0,05 (95%) artinya tingkat signifikansi pengujian sangat tinggi bahkan masih dibawah 0,01. Hasil ini didukung oleh hasil penggambaran secara visual memalui kurva yang ditam-pilkan (N-N Plot, histogram dan scatter plot yang memberikan gambaran visual data hasil penelitian). 3. Koefisien determinasi R2 variabel X (penguasaan teori) yang dihasilkan adalah sebesar 0,834. hal ini menunjukkan pengertian bahwa sumbangan pengaruh penguasaan teori (X) terhadap penguasaan praktik (Y) adalah sebesar 83,4% sedangkan sisanya sebesar 17,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 4. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah: Y = 2,767 + 0,644 X, Sesuai dengan persamaan regresi yang dibentuk, maka harga 2,787 adalah merupakan konstanta (a) yang menunjukkan bahwa
Harifuddin, Konstribusi Antara Penguasaan Teori Terhadap Prestasi Praktek
jika tidak ada pengelolaan penguasaan teori secara benar maka penguasaan praktik hanya akan mencapai nilai 2,787. Sedangkan harga 0,644 X merupakan koefisien regresi (b) yang menunjukkan bahwa setiap ada upaya penambahan angka sebesar 1 untuk penguasaan teori, maka akan ada kenaikan penguasaan praktik sebesar 0,644. Mengacu pada beberapa simpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan sebagai hasil dari penelitian ini adalah: 1. Sekolah sebaiknya lebih mengedepankan pembagian proporsi distribusi pembelajaran teori dan praktek secara proporsional, pembelajaran praktik seharusnya dapat dipandang sebagai wahana untuk meningkatkan pemahaman yang telah diberikan dalam pembelajaran teori. 2. Penguasaan praktek dapat dicapai dengan memberikan penekanan terhadap penguasaan teori, para guru seharusnya mengedepankan penguasaan teori para siswa. 3. Pelaksanaan kegiatan praktek yang dilakukan hendaknya jangan dilaksanakan hanya untuk memberikan gambaran tentang teori yang didapatkan siswa, melainkan untuk tujuan aplikasi dan implikasi, hal ini harus dipahami hanya dapat dilakukan jika siswa mendapat bekal teori yang cukup. Sehingga sebagaimana fungsinya maka pembelajaran praktik dapat membuat siswa lebih mampu mengembangkan diri dan pemahamannya, terhadap teori yang sedang dan telah dipelajarinya.
DAFTAR PUSTAKA Hadi, Amirul. 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia. Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara Muslich, Masnur.2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara
Negoro, Adi. 1992. Ensiklopedia Umum dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Poerwadarminta, W.J.S. 1982. Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina Aksara. Purwanto, Ngalim. 1984. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Roestiyah. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Rukman. 1991. ”Korelasi Antara Prestasi Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Penunjang Praktek dengan Mata Kuliah Praktek”. Tesis. Ujung Pandang: IKIP Ujung Pandang Ruslan, dkk. Edisi 2006. Panduan Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Makassar: Fakultas Teknik. Santoso, Singgih. 2003. Statistik Deskriptif, Konsep dan Aplikasi dengan Microsoft Excell dan SPSS, Jogyakarta, Andi Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudijono. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2007. Statika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sutaryadi. 1990. Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Syah, M. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009