Alimuddin S Miru. Hubungan Antara Motovasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT INSTALASI LISTRIK SISWA SMK NEGERI 3 MAKASSAR Alimuddin S Miru
Dosen Jurusan Pendidkan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNM e-mail: alimuddinsmiru@yahoo.co.id
Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif inferensial yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata diklat instalasi Listrik. Populasi penelitian adalah siswa kelas 1c Jurusan Listrik SMK Negeri 3 Makassar, sedangkan sampel penelitian diambil menurut tabel Krecjie dengan taraf kesalahan 5% sehingga dari jumlah populasi 36 orang diambil sampel 32 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Motivasi belajar siswa berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 46,8% (2) Prestasi belajar instalasi listrik siswa berada pada kategori cukup tinggi dengan persentase sebesar 56,3%, (3) Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar instalasi listrik dengan koefisien korelasi ganda 0,353 dengan demikian, hipotesis penelitian diterima, selanjutnya diketahui koefisien determinasi (R2) sebesar 0124. Kata Kunci : Motivasi belajar, Prestasi belajar, Instalasi listrik
Kesuksesan pelaksanaan pendidikan di sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor siswa yang merupakan subjek didik yang turut menentukan keberhasilan proses pendidikan. Untuk mengoptimalkan keberhasilan dalam pendidikan sekolah, maka semua faktor yang berkaitan dengan proses pendidikan atau proses belajar, harus diperhatikan sehingga dapat membantu tercapainya tujuan yang diharapkan. Tujuan yang dimaksud adalah tercapainya prestasi belajar yang tinggi. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menelusuri faktor motivasi belajar pada peserta didik. Motivasi dikatakan sebagai sesuatu yang kompleks, karena motivasi akan menyebabkan terjadinya perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan berpengaruh terhadap gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau atau bersikap terhadap sesuatu. Motivasi melakukan sesuatu didorong oleh adanya tujuan atau
keinginan yang kuat dari dalam diri seseorang. Belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar siswa akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Semangat dan perhatian siswa pada pelajaran instalasi listrik rata-rata cukup baik. Dengan sikap percaya diri dan cita-cita siswa yang berbeda-beda yang dimilki siswa dalam mata dilat instalasi listrik, maka motivasi antara siswa yang satu dengan lain berbedabeda pula. Motivasi belajar siswa sangat berpengaruh terhadap prestasi yang diperoleh siswa dalam belajar. Siswa yang mempunyai motivasi yang besar hasil yang dicapai lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai motivasi yang kurang.
Alimuddin S Miru. Hubungan Antara Motovasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penting untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata diklat instalasi l istrik pada siswa SMK Negeri 3 Makassar. 1. Motivasi Belajar Kata motif diartikan sebagai daya penggerak dari dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motifasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/ mendesak. (Sardiman, 2001:71). Menurut Mc.Donald dalam Oemar Hamalik (2001,106) menyatakan bahwam otivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi merupakan faktor penentu dan berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat belajar untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Motivasi dapat timbul dari dalam diri siswa atau disebut motivasi instrinsik namun juga timbul dari luar diri seorang siswa atau yang disebut motivasi ekstrinsik. a. Motivasi instrinsik Motivasi instrinsik merupakan energi yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seorang siswa memiliki motivasi instrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Motivasi instrinsik sangat diperlukan dalam aktivitas belajar, terutama jika yang dilakukan adalah belajar sendiri. Seorang yang tidak memiliki motivasi instrinsik sulit
sekali untuk melakukan aktivitas belajar secara terus menerus, sebaliknya seorang yang memiliki motivasi instrinsik akan selalu ingin melakukan aktivitas belajar. Keinginan itu dilatar belakangi oleh keinginan posistif, bahwa pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan kini dan masa yang akan datang. Siswa yang memiliki motivasi instrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu. Gemar belajar adalah aktivitas yang tidak pernah terlepas dari kegiatan siswa yang memiliki motivasi instrinsik. Sikap merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Menurut Sondang P Siagang (2004) sikap merupakan suatu pernyataan evaluatif seseorang terhadap objek tertentu, artinya merupakan pencerminan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Perasaan ini menjadi konsep yang mempresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negative atau netral) seseorang pada sesuatu. Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian. Sikap dikembangkan dalam bentuk 3 model yaitu afeksi, kecenderungan perilaku dan kognitif. Respon afektif adalah respon fisiologis yang mengepresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksudseorang individu. Respon kognitif adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek. Kebanyakan sikap individu adalah hasil belajar sosial dari lingkungannya. b. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik merupakan kebalikan dari motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah energi yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar untuk melakukan sesuatu. Motivasi belajar dikatakan motivasi ekstrinsik bila siswa menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar. Siswa belajar karena hendak mencapai tujuan tertentu yang terletak diluar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, meraih gelar, kehormatan dan sebagainya.
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Bagaimanapun juga seorang siswa yang mendapat motivasi dari luar pasti akan melakukan aktivitas belajar. Dengan demikian, maka siswa tersebut akan mendapat manfaat dari kegiatannya itu terlepas dari faktor yang memotivasi dirinya untuk melakukan aktivitas belajar. Dengan demikian baik motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama-sama berfungsi sebagai pendorong, penggerak dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam sikap dan terimplikasi dalam perbuatan. Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan. Karena itu baik dorongan atau penggerak maupun penyeleksi perbuatan yang akan dilakukan. Karena itulah baik dorongan atau penggerak maupun penyeleksi dapat menjadi indikator motivasi seorang siswa untuk melakukan aktivitas belajarnya. 2. Prestasi Belajar Belajar merupakan kegiatan setiap orang. Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan karena belajar. Seperti kita ketahui bahwa istilah belajar bukan istilah yang asing dalam dunia pendidikan. Begitu memasyarakat nya istilah ini sehingga beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang belajar. Sardiman (2001:20) menyatakan bahwa belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Selanjutnya Slameto (2003:2) mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku, pengetauan, keterampilan dan kegemaran sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Prestasi belajar instalasi lsitrik adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam mata diklat instalasi listrik dengan menggunakan tes standar sebagai alat pengukur keberhasilan murid, baik tes secara tertulis maupun tes secara lisan. 3. Mata Diklat Instalasi Listrik Menurut Soepartono seperti yang dikutip oleh Ahmad Fairly (2008:1), instalasi listrik berasal dari kata “installation” yang berarti memasang, jadi instalasi listrik adalah perlengkapan yang membangkitkan, mengatur, dan membagikan tenaga listrik. Di dalam PUIL 2000 , dijelaskan bahwa instalasi listrik adalah instalasi untuk pembangkitan, distribusi, pelayanan, dan pemakain tenaga listrik. Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Instalasi listrik adalah perangkat peralatan yang digunakan untuk membangkitkan, membagi dan mengatur energi listrik dari pusat pembangkit sampai kepada beban-beban listrik dengan persyaratan dan ketentuan tertentu.
METODOLOGI
Penelitian ini adalah penelitian ex-post facto yang bersifat korelasional. Disebut expost facto karena fakta yang dikumpulkan sudah ada sebelumnya. Dan bersifat koresioanl karena yang akan diselidiki adalah hubungan antara variabel. Variabel yang dimaksud adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri yaitu Motivasi Belajar yang diberi simbol X. Sedangkan variabel terikatnya adalah Prestasi Belajar Instalasi Listrik yang diberi simbol Y. Penelitian ini diadakan di SMK Negeri 3 Makassar dan dilaksanakan pada bulan Desember 2008. SMK Negeri 3 Makassar Jurusan listrik tahun pelajaran 2008/2009 kelas 1 terdiri dari 3 kelas yaitu kelas 1A, Kelas 1B, dan kelas 1C. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas 1C sebanyak 36 orang. Peneliti mengambil kelas 1C karena kelas 1A dan 1B merupakan kelas kerja sama dengan BLPT Makassar. Adapun cara pengambilan
Alimuddin S Miru. Hubungan Antara Motovasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar
sampel yaitu dengan menggunakan teknik random sampling. Berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel populasi tertentu yang diambil berdasarkan tabel Krecjie dikutip oleh sugiyono (2007) yang menyatakan dalam melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan pada kesalahan 5 %. Jadi sampel yang diperoleh menunjukan kepercayaan 95 % terhadap populasi. Jadi berdasarkan hal tersebut di atas siswa yang menjadi sampel dari jumlah populasi adalah 32 orang. Pengumpulan data merupakan tahap yang sangat menentukan dalam proses pelaksaan penelitian untuk mendapatkan hasil yang baik. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik dokumentasi dan angket (kuesioner). Uji coba instrumen yang dilaksanakan selama 1 bulan dengan jumlah responden 32 orang siswa SMK Negrei 3 Makassar. Jumlah butir yang diujikan adalah sebanyak 45 butir untuk variabel X (Motivasi Belajar). Setelah dianalisis ternyata diperoleh 42 butir yang memenuhi kriteria valid dan 3 butir yang gugur/tidak valid. Perhitungn selengkapnya dapat dilihat pada lampiran II.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tahap ini mencakup 4 indikator yang dideskripsikan ke dalam 42 butir item pertanyaan atau pernyataan. Hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata (mean) yang diperoleh adalah 173,0625 dari skor total 5538,00 dengan nilai standar deviasi 15,59. untuk pengkategorian motivasi belajar siswa, yang berada pada kategori rendah dengan persentase sebesar 9,3 % (skor 149,67) atau dinyatakan siswa sebanyak 3 orang. Pada kategori sedang memiliki persentase 46,8% (skor 149,67 – 173,06) dengan jumlah siswa sebanyak 15 orang, pada kategori cukup tinggi memiliki persentase 34,32% (skor 173,06 – 196,445) dengan jumlah siswa sebanyak 11 orang. Untuk kategori tinggi memiliki persentase 9,3% (skor 97,91) dengan jumlah siswa sebanyak 3 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa berada pada kategori sedang dan mendekati cukup tinggi.
b. Prestasi Belajar Instalasi Listrik Hasil penelitian menunjukan skor ratarata (mean) yang diperoleh adalah 7,91 dari skor total 253 dengan nilai standar deviasi 0,73. untuk pengkategorian prestasi belajar instalasi siswa, yang berada pada kategori rendah dengan persentase sebesar 3,1% (skor < 6,82) atau dinyatakan siswa sebanyak 1 orang. Pada kategori sedang memiliki persentase 21,8% (skor 6,82 – 7,91) dengan jumlah siswa sebanyak 7 orang, sedangkan pada kategori cukup tinggi memiliki persentase 56,3 % (skor 7,91 – 9) dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang. Untuk kategori tinggi 18,8% (skor 9) dengan 6 orang siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar instalasi listrik siswa berada pada kategori cukup tinggi. Untuk menguji kelinieran variable terikat dan variable bebas, dipergunakan analisis varians. Pedoman yang digunakan untuk uji linieritas data adalah dengan menghitung nilai Fhitung pada lajur Dev.From Linierity dari modul mean analisis varians, sedangkan nilai Fhitung untuk melihat keberartian arah regresi berpedoman pada lajur Linierity. Kriteria kelinieran adalah jika Fhitung pada lajur Dev.From Linierity lebih kecil dari nilai Ftabel pada taraf kesalahan 5 %, maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat linier, sedangkan pada lajur Linierity bila nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel maka arah regresinya berarti. Berdasarkan hasil analisis data. Maka dapat disusun tabel rangkuman sebagai berikut: Tabel Rangkuman Hasil Uji Linieritas Var. Y–X
Linierity Ftabel Kes. 9,982 4,26 Berarti
Fhitung
Dev.From Linierity Fhitung Ftabel Kes. 2,678 3,64 Linear
Menurut Suharsimi (1997), jika nilai Skewness berada di antara interval -1 dan +1, maka data berdistribusi normal dengan taraf nyata a = 0,05. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada lampiran V uji normalitas, menunjukkan bahwa nilai Skewness Variabel X berada di antara interval -1 dan +1 yaitu 0,146. atau -1 ≤ 0,146≤ +1. Untuk variabel Y dapat dilihat pada Tabel 6, diperoleh nilai
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009
Skewness -0,371. Jadi nilai Skewness berada di antara interval -1 dan +1 atau -1 ≤ -0,371 ≤ +1. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel X dan variabel Y berdistribusi normal dengan taraf nyata a = 0,05. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran tabel ANOVA (SPSS 11,5 for Windows) harga R sebesar 0,353 dan signifikan pada taraf signifikan 5% (0,05). Dari hasil analisis tersebut diketahui harga determinasi (R2) sebesar 0,124. Harga ini menunjukkan bahwa 12,4 % varians yang terjadi pada prestasi belajar instalasi siswa dipengaruhi oleh motivasi belajar. Sedangkan 87,6 % varians variabel lainnya ditentukan oleh variabel-variabel lain yang tidak dilibatkan dalam penelitian ini. Untuk mengetahui keberartian persamaan regresi tersebut maka digunakan statistik uji F. Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 4,262, yang ternyata lebih besar dari Ftabel yaitu 3,33 pada taraf signifikan 5%. Ini berarti bahwa persamaan regresi diperoleh dinyatakan bermakna atau dengan kata lain hipotesis penelitian dinyatakan diterima. Hal ini memberikan penegertian bahwa motivasi belajar siswa mempunyai hubungan positif dengan prestasi belajar instalasi listrik siswa SMK Negeri 3 Makassar. Berdasarkan hasil analisis deskriftif diperoleh bahwa motivasi belajar (X) di SMK Negeri 3 Makassar dalam kategori rendah dengan persentase sebesar 9,3% dengan jumlah siswa sebanyak 3 orang, pada kategori sedang memiliki persentase 46,8% dengan jumlah siswa sebanyak 15 orang, pada kategori cukup tinggi memiliki persentase 34,32% dengan jumlah siswa sebanyak 11 orang. Hal ini berarti bahwa motivasi belajar di SMK Negeri 3 Makassar masih tergolong Sedang. Sehingga motivasi belajar siswa harus lebih ditingkatkan kearah yang lebih baik lagi. Hasil analisis data yang diperoleh untuk prestasi belajar instalasi listrik siswa (Y) di SMK Negeri 3 Makassar pada kategori rendah dengan persentase sebesar 3,1% dengan jumlah siswa sebanyak 1 orang, pada kategori sedang memiliki persentase 21,8%
dengan jumlah siswa sebanyak 7 orang, sedangkan pada kategori cukup tinggi memiliki persentase 56,3 % dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang. Untuk kategori tinggi 18,8% dengan jumlah siswa sebanyak 6 orang. Hasil penelitian yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar instalasi listrik siswa SMK Negeri 3 Makassar cukup tinggi. Namun demikian, pihak guru perlu meningkatkan apa yang telah dicapai oleh siswanya supaya terjadi peningkatan kearah yang lebih baik lagi. Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa variabel bebas (motivasi belajar) mempunyai hubungan yang positif dengan variabel terikat (prestasi belajar instalasi listrik). Dari hasil analisis regresi sederhana terungkap bahwa nilai Fhitung yang diperoleh lebih besar dari nilai Ftabel yang ada (Fhitung= 4,262 > Ftabel= 3,33). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa motivasi belajar mempunyai hubungan yang positif dengan prestasi belajar instalasi listrikl. Besarnya hubungan tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi sebesar 0,124 yang berarti bahwa 12,4% prestasi belajar instalasi listrik siswa dipengaruhi oleh motivasi belajar. Sedangkan 87,6% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain seperti fasilitas belajar, gaya belajar, ruangan belajar dan lain-lain yang tidak dilibatkan dalam penelitian ini.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat dituliskan kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif dan berarti antara motivasi belajar dengan prestasi belajar instalasi listrik siswa SMK Negeri 3 Makassar dengan koefisien korelasi ganda 0,353 dan koefisien determinasi 0,124. Jadi Motivasi Belajar mempengaruhi prestasi belajar mata diklat instalasi listrik sebesar 12,4% dan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain seperti fasilitas belajar, ruangan belajar, gaya belajar siswa, dan lain-lain. Berdasarkan hasil penelitian, dikemu-
Alimuddin S Miru. Hubungan Antara Motovasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar
kakan saran sebagai berikut: 1. Bagi guru, hendaknya mampu memupuk dan mengembangkan motivasi belajar siswa untuk belajar instalasi listrik sehingga belajar siswa dapat ditingkatkan kearah yang lebih baik lagi. 2. Diharapkan kepada siswa agar dapat mengembangkan motivasi belajar yang dimiliki sehingga dapat memperoleh prestasi yang lebih baik. 3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk meneliti variabel-variabel lain yang mempengaruhi prestasi belajar instalasi listrik siswa seperti fasilitas belajar, ruangan belajar, gaya belajar dan lainlain.
DAFTAR PUSTAKA Abdul Hadis,2008. Psikologi Pendidikan. Makassar : Basdan Penerbit UNM. Abdul Haling, dkk. Belajar dan Pembelajaran. Makassar : Badan Penerbit UNM. Daryanto 1999. Evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Daryanto, 2002. Pengetahuan Teknik Listrik. Jakarta: PT. Bumi Aksara Dedy Rusmadi, 2005.Belajar Instalasi Listrik. Bandung: Pionir Jaya Hariwijaya, Dkk.2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Tugu Publisher. Harten, P, Van & Setiawan E, Ir. 1991. Instalasi Listrik Arus Kuat 1. Bandung: Bina Cipta. Oemar Hamalik, 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
PUIL 2000, 2000. Persyaratan Umum Instlasi Listrik. Jakarta : BSN Razak Daruna.A, dkk.2005. Perkembangan Peserta Didik. Makassar: Penerbit UNM Sardiman, 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Gratindo Persada Singgi D Gunarsa, 1986. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Gunung Mulia Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sondang P Siagang, 2004, Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suharsimi arikunto, 1997. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarata: Bumi Aksaara Sugiyono, 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta Sudjana, 1995. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara Supranto, 2001. Statistik Teori penerapannya. Jakarta: Erlangga
dan
Syamsurijal, 1995. Faktor-Faktor yang Menghambat Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-IKIP Ujung Pandang dalam Menyelesaikan Tugas Praktikum. Ujung Pandang: Lembaga Penelitian IKIP Ujung Pandang.
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009