Edisi Maret 2009
NEWSLETTER AMPL AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Edisi Maret 2009
Agenda
Peringatan Hari Air Dunia 2009
02 Februari 2009 Presentasi Pemasaran Sanitasi (UNICEF) Sekretariat Pokja AMPL - Jakarta 03 Februari 2009 Pre-Workshop “Akses AMPL: Kemitraan Multi Pihak untuk Mencapai Millennium Development Goals (MDGs)” R. Sapta Taruna Departemen Pekerjaan Umum - Jakarta 06 Februari 2009 Rapat Finalisasi Katalog Opsi Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (PAM-RT) RR Gd.D1 Lt.IV Ditjen P2PL, Departemen Kesehatan - Jakarta 09 Februari 2009 Workshop Nasional MTDP dan Action Plan 2010-2014 Hotel Shangrilla - Jakarta Pertemuan Pejabat Eselon 2 Departemen yang terkait AMPL Hotel Shangrilla - Jakarta 09 - 13 Februari 2009 Pelatihan MPA-PHAST bagi Fasilitator di Enam Kelurahan Kota Kupang - Nusa Tenggara Timur 09 - 14 Februari 2009 Finalisasi RKJM Jawa Tengah/Banten/Gorontalo/Nusa Tenggara Timur 10 Februari 2009 Rapat Jejaring AMPL Kantor ESP, Ratu Plaza Lt.17 - Jakarta Lokakarya Hasil KAP Baseline Survey Provinsi Papua Rapat Workshop Roadshow Ecocity RR Bappenas - Jakarta
foto: OM
11 Februari 2009 Rapat Teknis City Sanitation Summit Kantor ESP, Ratu Plaza Lt.17 - Jakarta Audensi Pokja AMPL Nasional RR Pimpinan Lt.II Kantor Gubernur Makassar - Makassar 11 - 13 Februari 2009 Sosialisasi PID Perkotaan dan Penguatan Pokja Provinsi Papua Kunjungan Supervisi Program WES Mataran - Nusa Tenggara Barat 11 - 14 Februari 2009 Pelatihan Keterampilan Fasilitasi dan Komunikasi Dasar Kota Ambon - Maluku 12 Februari 2009 Lokakarya Sehari Kerjasama Bappenas-Plan RR SS3, Bappenas - Jakarta 16 Februari 2009 Rapat Koordinasi Lokakarya Konferensi Sanitasi Perkotaan RR Direktorat Perkim Lt.3, Bappenas - Jakarta 16 - 20 Februari 2009 Pelatihan CLTS bagi Fasilitator di Enam Kelurahan Kota Kupang - Nusa Tenggara Timur 17 Februari 2009 Diskusi Media “Bedah Banjir” R. Dirgantara 2 Lt.2, Hotel Ambhara - Jakarta 17 - 19 Februari 2009 Lokakarya Nasional Konsolidasi Pembelajaran Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi dengan Pendekatan Berbasis Masyarakat di Indonesia Hotel Lido Lakes Resort and Conference - Bogor Workshop on Knowledge Transfer & Capacity Building for Water & Sanitation Services in Asia & the Pasific Bangkok - Thailand 17 - 21 Februari 2009 World Water Week 2009 “Tracking Global Water Challenges” Washington DC - United States of America berlanjut ke halaman 2...
H
ari Air Dunia diperingati setiap tanggal 22 Maret dan tema tahun 2009 adalah “Transboundary Water Management” atau popular dengan motto ‘sharing water, sharing opportunities’ yang kira-kira bermakna ‘berbagi air, berbagi kehidupan’. Pada kesempatan kali ini, Oxfam GB bersama dengan mitra lokal Bina Masyarakat Mandiri (BMP) dengan didukung oleh Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan, PMI Jakarta Utara, dan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Jakarta Utara, menyelenggarakan peringatan hari air dunia bertempat di RW 10 Kelurahan Sukapura Kecamatan Cilincing dan RW 03 Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara. Kegiatan yang dilakukan berbentuk sederhana tapi langsung dilakukan di tengah masyarakat dengan melibatkan ibu-ibu dan anak-anak. Kegiatannya ada 3 (tiga). Pertama, Gerak Jalan Sehat melibatkan sekitar 100 ibu rumah tangga yang berkeliling membawa
leaflet Hemat Air yang disebarkan di sepanjang perjalanan, termasuk menempelkan poster hemat air di tempat strategis. Kemudian dilanjutkan dengan bincang santai dengan topik seputar air minum dan penyehatan lingkungan dipandu oleh fasilitator dari PMI dan Oxfam. Sementara anak-anak bergabung mengikuti lomba gambar bertema air. Peserta lomba terlihat antusias walaupun kemudian sebagian besar gambarnya masih berupa gambar kapal dan laut. Kegiatan ini menjadi bermakna ketika kemudian bersentuhan langsung dengan masyarakat yang dalam kesehariannya masih berkutat dengan masalah banjir, sampah, air buangan yang mencemari kali, dan ketersediaan air minum yang belum memadai. Kehadiran mereka dalam kegiatan ini semoga bisa menggugah kesadaran mereka akan pentingnya menjaga lingkungan. Bagi mereka berbagi air berbagi kehidupan adalah keseharian mereka. Bagi mereka Hari Air Dunia sepertinya terjadi setiap hari. Entah bagi pengambil keputusan??? OM
Hal. 2
Edisi Maret 2009
Agenda
Kegiatan di Hari Air Dunia 2009 foto-foto: OM
18 Februari 2009 Lokakarya Mekanisme Koordinasi Pokja AMPL Pusat Propinsi - Kabupaten/Kota Nusa Tenggara Timur 23 Februari 2009 Rapat Jejaring AMPL Sekretariat Pokja AMPL - Jakarta 2nd National Open Network Conference Collaborative Knowledge Network Indonesia (CKNet-INA) Hotel Grand Kemang - Jakarta 23 - 26 Februari 2009 Lokakarya Nasional Konsolidasi Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL-BM Tahun 2009 Wilayah Timur Kuta - Bali 24 Februari 2009 Sosialisasi PID Perkotaan dan Perdesaan Jayapura - Ambon - Makassar 27 Februari 2009 Diskusi Kajian UU No.18 Th.2008 tentang Pengelolaan Sampah RR SS3, Bappenas - Jakarta 02 Maret 2009 Dialog Kebijakan Pengelolaan Air Minum Tingkat Rumah Tangga Keluarga Miskin Kota Denpasar - Bali 03 Maret 2009 - Rapat Jejaring AMPL - Presentasi dan Diskusi Petunjuk Praktis Teknologi AMPL-BM RR Lt.6 Wisma Bakrie 2 - Jakarta 03 - 06 Maret 2009 Lokakarya Nasional Konsolidasi Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL-BM Tahun 2009 Wilayah Barat Hotel Arion Swiss Bel, Bandung - Jawa Barat
MDGs Insight on World Water Day MetroTV, 23 Maret 2009 ”Perluasan Akses Air Bersih Untuk Menurunkan Angka Kemiskinan”
F
akta dan kondisi di lapangan menunjukkan bahwa penyediaan sarana dan prasarana sanitasi yang memenuhi persyaratan di Indonesia sampai saat ini belum dapat terpenuhi secara optimal. Maka tidak mengherankan apabila sampai saat ini lebih dari 100 juta penduduk yang tersebar di 30 ribu desa masih kesulitan memperoleh akses terhadap fasilitas sanitasi dasar. Berdasarkan itu dan dalam rangka memperingati Hari Air Dunia 2009, pada tanggal 23 Maret 2009 di stasiun televisi MetroTV di adakan acara bertajuk “MDGs Insight on World Water Day” dengan tema Perluasan Akses Air Bersih Untuk Menurunkan Angka Kemiskinan. Buruknya pelayanan sanitasi merupakan kendala serius dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Akibatnya masyarakat harus menanggung beban berupa menurunnya kualitas lingkungan dan memburuknya tingkat kesehatan masyarakat. “Dampak kesehatan akibat sanitasi yang buruk juga menyebabkan Indonesia kehilangan 60 trilyun rupiah per tahunnya,” sambung Direktur Permukiman dan Perumahan
BAPPENAS, Budi Hidayat. Banyak hal yang menjadi kendala dalam pemenuhan kebutuhan akan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak ini, diantaranya adalah masih rendahnya komitmen pemerintah atau pemerintah daerah dalam pembangunan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi. Selain itu, banyak sarana dan prasarana yang terbangun tidak terpelihara dan tidak berlanjut pengelolaannya. Hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan yang masih rendah. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah melakukan berbagai upaya dengan menggunakan pendekatan yang melibatkan partisipasi masyarakat. ”Pendekatan yang bottom up akan jauh lebih efektif,” Eddy Soedjono, pengamat air minum dan penyehatan lingkungan dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya mengamini. Ia menambahkan, ”Sejak awal masyarakat sudah dilibatkan dalam pencarian solusi sehingga tercipta kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi persoalan.” Selamat Hari Air Dunia! DHA
06 Maret 2009 Diskusi Pembahasan Tindak Lanjut Kegiatan Studi AMPL Sekretariat Pokja AMPL - Jakarta 10 - 14 Maret 2009 Lokakarya dan Pelatihan Penyusunan Rencana Strategis AMPL Kota Ambon Hotel Tirta Kencana - Ambon 11 - 14 Maret 2009 Orientasi CLTS/STBM Program SANIMAS Hotel Puri Khatulistiwa, Sumedang - Jawa Barat 12 Maret 2009 Kunjungan Studi Kerja Lapangan (Cross Learning Visit) Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar dan Care International Indonesia Banda Aceh ke Pokja AMPL Nasional Sekretariat Pokja AMPL - Jakarta 12 - 13 Maret 2009 Workshop Penyusunan Panduan Petaka (Resource Kit) WSLIC Hotel Puri Jaya - Jakarta 13 Maret 2009 Rapat Jejaring AMPL Sektretariat Pokja AMPL - Jakarta 16 Maret 2009 Pelatihan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) SANIMAS 2009 Angkatan I Hotel Kusuma Sahid Prince, Solo - Jawa Tengah FGD Penyusunan RPJMN 2010-2014 Bidang Permukiman RR SS.1-2 Bappenas - Jakarta Rapat Jejaring AMPL - Johnson&Johnson Sekretariat Pokja AMPL - Jakarta 17 Maret 2009 Rapat Policy Action Road Map MDGs RR 301, Bappenas - Jakarta FGD Penyusunan RPJMN 2010-2014 Bidang Permukiman RR SS.4, Bappenas - Jakarta 18 Maret 2009 Workshop Review Pembelajaran Stakeholder STOPs JW Marriot Hotel, Surabaya - Jawa Timur International Workshop on Sanitation Domestic Wastewater Grand Hyatt - Jakarta 19 Maret 2009 Expose Meeting National Program Capacity Building untuk Kesinambungan Pasca WSLIC-2 (Exit Strategy) Hotel Puri Avia Resort, Puncak - Bogor 20 Maret 2009 Kunjungan Advisor Plan International Bangkok untuk Penerapan STBM Kabupaten Trenggalek - Jawa Timur
Hal. 3
Edisi Maret 2009 Kunjungan Studi Kerja Lapangan (Cross Learning Visit) Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar dan Care International Indonesia Banda Aceh ke Pokja AMPL Nasional
D
alam rangka mengkaji keberhasilan dan kegagalan pembangunan sarana dan prasarana AMPL, Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar dengan Care International Indonesia Banda Aceh melakukan kunjungan lapangan ke Pokja AMPL Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat dan Pokja AMPL Nasional di Jakarta. Kunjungan ke Pokja AMPL Nasional dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2009 bertempat di Sekretariat Pokja AMPL Nasional, Jalan
Cianjur No 4 Menteng, Jakarta Pusat. Dalam menyambut tamu dari Aceh Besar tersebut, unsur Pokja AMPL Nasional yang hadir antara lain dari Bappenas dan Departemen Pekerjaan Umum. Sementara dari Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar, unsur yang hadir antara lain dari Bappeda, Bappedalda, Dinas Kesehatan, dan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya. Selain itu hadir pula unsur Bappeda Provinsi NAD, para Camat dari beberapa kabupaten dan staf Care. Dalam diskusi yang berkembang, banyak dikemukakan pertanyaan seputar upaya-upaya yang harus dilakukan untuk bisa memperoleh bantuan pembangunan AMPL di Kabupaten Aceh Besar. Rekomendasi yang diberikan antara lain adalah untuk belajar ke Pokja Provinsi NAD yang telah menyusun strategi sanitasi,
Tampak perwakilan Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar dan Care International Indonesia Banda Aceh sedang berdiskusi dengan perwakilan dari Pokja AMPL Nasional. foto: Bowo
untuk kemudian diajukan jika memang dibutuhkan bantuan. Tak lupa Handy Legowo dari Departemen Pekerjaan Umum mengingatkan agar tidak melupakan prinsip berbasis masyarakat, dan kontribusi pemerintah daerah dalam rencana pembangunan AMPL daerah. DYO
Lokakarya Nasional Konsolidasi Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL-BM Tahun 2009
P
enguatan kapasitas bagi Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) tetap menjadi prioritas menjelang berakhirnya WASPOLA 2. Hal ini terkait dengan adanya indikasi bahwa lebih dari 75 % anggota Pokja AMPL daerah adalah orang baru baik di tingkat provinsi maupun kabupaten, sehubungan dengan kebijakan pemerintah tentang Satuan Organisasi Tatalaksana Kepemerintahan (SOTK). Terdapat dua isu penting yang perlu mendapatkan penanganan melalui kegiatan penguatan kapasitas yaitu i) pendekatan program yang perlu dilakukan oleh daerah dalam upaya melaksanakan berbagai upaya da-
lam pencapaian target MDGs dan keberlanjutan pembangunan AMPL di daerahnya, ii) strategi daerah dalam upaya pencapaian target MDGs sebagai salah satu tolok ukur kemandirian kelompok kerja terhadap pelaksanaan program pembangunan AMPL di daerahnya. Isu keberlanjutan pembangunan AMPL di daerah dan MDGs ini menjadi bahasan utama dalam Lokakarya Nasional Konsolidasi Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat Tahun 2009 yang diselenggarakan pada 23 – 26 Maret 2009. Acara yang dihadiri oleh sekitar 80 orang anggota Pokja AMPL untuk bagian Timur ini, dibuka oleh Kasubdit. Air Minum dan Air Lim-
bah, Bappenas. Dalam sambutannya Nugroho Tri Utomo menyampaikan bahwa pengarusutamaan pelaksanaan kebijakan terhadap upaya pencapaian target MDG’s Bidang Air Minum dan Sanitasi Dasar menjadi penting sebagai bagian dari upaya operasionalisasi Renstra AMPL yang telah disusun di masing-masing daerah. Untuk itu, diharapkan melalui lokakarya ini Pokja AMPL Daerah memiliki dan melaksanakan rencana aksi menuju pencapaian target MDGs Bidang Air Minum dan Sanitasi Dasar dan melakukan serta meningkatkan sinergi dengan program-progam AMPL terkait dalam upaya keberlanjutan pembangunan AMPL. DHA
Hal. 4
Edisi Maret 2009
Dialog Kebijakan Pengelolaan Air Minum di Tingkat Rumah Tangga (PAM-RT) untuk Kelompok Miskin Kota
D
isadari bersama bahwa kelompok miskin kota masih mengalami kesulitan untuk memperoleh layanan air minum. Salah satu isu yang mengemuka adalah masih relatif kurangnya pilihan sumber air minum bagi kelompok miskin kota. Mencermati hal ini, Bali Fokus bekerjasama dengan Southeast Asia Urban Environmental Management Applications (SEA-UEMA) Project,
sebuah proyek kerjasama antara Asian Institute of Technology dan Canadian International Development Agency, menyelenggarakan dialog tersebut di atas. Pertemuan dilaksanakan di Denpasar pada tanggal 2 Maret 2009, dengan dihadiri oleh berbagai pihak diantaranya pemerintah pusat yang diwakili oleh Pokja AMPL Nasional, dan Departemen Kesehatan; pemerintah daerah di Bali;
perguruan tinggi, dan beberapa LSM. Pada kesempatan tersebut, peserta berkesempatan mendapatkan penjelasan kebijakan nasional PAM-RT, selain juga saling bertukar pengalaman tentang pilihan sumber air minum non perpipaan khususnya bagi kelompok miskin kota dari berbagai proyek percontohan, dan ditutup dengan kunjungan lapangan ke lokasi Sanimas. OM
Diskusi Regulasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM)
D
engan terbitnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, tampaknya tak hanya Pemerintah Pusat yang sibuk dalam mempersiapkan peraturan turunannya, seperti peraturan pemerintah dan lainnya. Kesibukan juga terasa di berbagai daerah. Pemerintah daerah terutama, bersama stakeholder-nya, sibuk berbenah dalam mengimplementasi undang-undang sampah yang baru itu. Sudah banyak daerah yang pemda-nya menyiapkan tempat-tempat sampah untuk pemilahan. Demikian pula fasilitas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sebuah diskusi mengupas soal sampah bertema “Diskusi Regulasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait Pe-
Para peserta diskusi sedang memperhatikan salah satu presentasi. foto: Bowo
ngelolaan Sampah Berbasis Masyarakat” digelar pada Jumat, 27 Februari 2009, di Bappenas Jakarta . Diskusi yang digagas Pokja AMPL bersama LSM Borda ini menghadirkan pembicara; Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup Ujang Solihin Sidik, Kepala Subdit Pengelolaan dan Pengusahaan Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman PU Endang Setyaningrum, Dosen Fakultas Hukum Universitas Hassanudin Makassar Laode M. Syarif, dan Direktur CBTEC-LPTP Surakarta Popo Riyanto. Ujang Solihin Sidik mengatakan sampah tak hanya menjadi isu regional dan tidak cukup diselesaikan oleh satu daerah saja. “Sampah ini menjadi isu global, menjadi persoalan dunia, dengan gas metan penyebab pemanasan global,” tuturnya. Untuk itu, tambah Ujang, pemerintah pusat terus mengejar regulasi agar daerah siap dan segera menyelesaikan persoalan sampah. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 mengamanatkan 11 peraturan pemerintah dan pemerintah pusat membaginya dalam tidak kelompok, yaitu rencana peraturan pemerintah pengurangan sampah, penanganan
sampah, dan pengolahan sampah spesifik. “Pesan undang-undang pengelolaan sampah adalah mengolah dan mendaurulang,” tegasnya. Sementara Endang Setyaningrum menjelaskan dasar hukum dan pembelajaran pelaksanaan program 3R oleh Departemen Pekerjaan Umum. Diskusi ini juga semakin lengkap dengan adanya penjelasan Laode M. Syarif yang memfokuskan pada konvensi internasional terkait persampahan. Selanjutnya Popo Riyanto menyoroti pelaksanaan pengelolaan sampah yang sudah berjalan di berbagai daerah saat ini. Menurutnya, undang-undang pengelolaan sampah memberikan banyak kesempatan bagi para pengelola sampah mandiri untuk mendapatkan insentif dari pemerintah daerahnya. “Masih banyak kelompok-kelompok masyarakat yang mengalami kendala, terutama infrastruktur, untuk mengelola sampah. Dan ini menjadi tanggung jawab pemda sebenarnya,” tutur Popo. Tampaknya, keberhasilan pengelolaan sampah hanya akan menjadi harapan bila masing-masing pemerintah daerah tidak melaksanakan peraturan sesuai dengan tanggung jawabnya. BW
Hal. 5
Edisi Maret 2009
International Workshop on Sanitation: Domestic Wastewater
P
rogram pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) di Indonesia sudah banyak dilaksanakan. Namun, upaya untuk mengevaluasi programprogram tersebut masih sering terlupakan. Untuk itu, Bapedal Provinsi Jawa Timur, ITS Surabaya bekerjasama dengan Uni Eropa dibawah program DIM SUM (Innovative Decision Making for Sustainable Management of Water in Developing Countries) melakukan sebuah penelitian untuk mengobservasi, menganalisis dan mengevaluasi program-program AMPL yang sudah dilakukan. Dalam rangka mendiseminasikan dan mengevaluasi hasil studi tersebut, maka diselenggarakan sebuah lokakarya bertajuk International Workshop on Sanitation: Domestic Wastewater yang berlokasi di Ruang
Krakatau Grand Hyatt, Jakarta pada tanggal 18 Maret 2009. Lokakarya ini dihadiri oleh berbagai instansi baik dari pemerintah, organisasi nonpemerintah, pelaksana proyek maupun institusi pendidikan. Acara ini sendiri dibuka oleh Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas. Sebagai pemateri dalam lokakarya ini yaitu: (i) Eddy Soedjono dari ITS Surabaya; (ii) Markus Starkl dari BOKU Vienna, Austria; (iii) Djoko Mursito dari Departemen Pekerjaan Umum; (iv) Dewi Putriatni dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Timur; (v) Gary Swisher dari WASPOLA; dan (vi) Nugroho Tri Utomo dari Bappenas. Fokus utama dalam lokakarya ini adalah evaluasi terhadap beberapa opsi teknologi untuk pengolahan air limbah yang dilakukan di DAS Sungai
Brantas, tepatnya di daerah Mojokerto. Teknologi yang dievaluasi terdiri dari: (i) Toilet dengan septic tank; (ii) SANIMAS; dan (iii) Ecosan. Sesuai dengan judul program ini sendiri, yaitu berkaitan dengan proses pengambilan keputusan, maka keluaran dari studi ini adalah berupa rekomendasi opsi teknologi yang sesuai diterapkan di daerah tersebut. DYO
Salah satu peserta lokakarya sedang mempresentasikan materinya foto: Dyota
Lokakarya Promosi Penyediaan Air Minum, Sanitasi dan Higinitas melalui Corporate Social Responsibility (CSR)
B
eberapa tahun terakhir, peluang untuk menjadikan CSR sebagai salah satu sumber pendanaan air minum dan sanitasi semakin besar. Terlihat dari mulai maraknya lokakarya yang mempertemukan pemerintah dan perusahaan. Salah satu diantaranya adalah lokakarya yang diadakan oleh Indonesia Business Links (IBL) di Jakarta pada tanggal 5 Maret 2009. Diharapkan dari lokakarya ini dapat dihasilkan kesepakatan antara pemerintah dan perusahaan tentang kegiatan yang dapat dibiayai melalui CSR. Pada kesempatan tersebut, loka-
karya dibuka oleh Yanti Koestoer selaku Direktur Pelaksana IBL. Sebagai pembicara adalah Yan (Danone), Mira Kusmarini (Ashoka), dan Oswar Mungkasa (Jejaring AMPL/Pokja AMPL Nasional). Satu hal yang menarik dari lokakarya ini adalah dipertemukannya secara langsung pihak pemerintah yang diwakili oleh Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) dan pemerintah daerah terkait yang menyampaikan usulan kegiatan yang layak didanai melalui CSR dan pihak swasta yang berminat mendanai kegiatan sanitasi. Kegiatan ini merupakan kelan-
jutan dari Lokakarya Pendahuluan ”Akses Air Minum dan Penyehatan Lingkungan: Kemitraan Multi Pihak untuk Mencapai Millenium Development Goals (MDGs)” yang merupakan kerjasama Departemen Pekerjaan Umum (DPU) dan IBL bertempat di DPU pada tanggal 3 Februari 2009. Pada lokakarya tersebut, Dirjen Cipta Karya DPU berkesempatan membuka acara dan dilanjutkan dengan pencerahan berjudul ”Harmonisasi Program dan Kemitraan Multi-Pihak untuk Mencapai MDGs” oleh Erna Witoelar. OM
Hal. 6
Edisi Maret 2009 Lokakarya Nasional Konsolidasi Pembelajaran Pembangunan Sanitasi dengan Pendekatan Berbasis Masyarakat di Indonesia
C
ommunity Led Total Sanitation (CLTS), sebuah pendekatan pembangunan sanitasi yang menekankan pada perubahan perilaku, telah banyak dipraktekkan di seluruh penjuru Indonesia. Pelakunya sendiri beragam, mulai dari pemerintah daerah,
Para pembicara dalam Lokakarya Nasional Konsolidasi Pembelajaran Pembangunan Sanitasi dengan Pendekatan Berbasis Masyarakat di Indonesia foto: Dyota
lembaga swadaya masyarakat, proyek, pergurutan tinggi, maupun masyarakat sendiri. Berbeda pelaku, berbeda daerah, bisa jadi berbeda strategi. Dalam rangka mengumpulkan pembelajaran dari praktek CLTS dari masing-masing pelaku dan daerah, maka pada tanggal 17 – 19 Februari 2009, bertempat di Lido Lakes Resort & Conference, diselenggarakan lokakarya untuk konsolidasi pembelajaran pembangunan sanitasi dengan pendekatan berbasis masyarakat di Indonesia, dimana materi spesifik adalah membahas mengenai implementasi CLTS. Sebanyak 34 peserta yang berasal dari unsur pemerintah daerah, proyek, LSM, perguruan tinggi dan tokoh masyarakat berkumpul untuk membagi pengalaman lapangan terkait CLTS. Mencuat beberapa pembelajaran me-
narik dalam lokakarya ini, mulai dari praktek pemicuan di malam hari, pembuatan buku saku keterkaitan agama dengan buang air besar sembarangan, pemberian reward bagi desa yang sudah bebas buang air besar sembarangan (open defecation free/ODF), dan banyak pembelajaran lainnya. CLTS mengubah mindset masyarakat untuk berubah perilakunya agar tidak buang air besar secara sembarangan lagi. Meskipun demikian, CLTS masih fase awal. Upaya menuju peningkatan akses terhadap fasilitas sanitasi yang memadai masih panjang. Meskipun demikian, Nugroho Tri Utomo dari Bappenas dalam sambutannya menyatakan bahwa kita layak optimis bahwa melalui CLTS ini, upaya perbaikan sanitasi di Indonesia akan berkembang lebih pesat. DYO
Pameran Inovasi IPTEKS, Campus Center ITB
D
alam rangka memperingati Dies Emas ITB, digelar Pameran Inovasi IPTEKS yang berlokasi di Campus Center Institut Teknologi Bandung. Dalam pameran tersebut, digelar berbagai karya mutakhir dan inovatif sebagai tawaran solusi alternatif lain tentang persoalan energi dan lingkungan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pun tak ketinggalan ikut berpartisipasi dalam pameran ini. Pada booth Bappenas ini, produk dari Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) dipamerkan, mulai dari leaflet-leaflet, majalah Percik dan Percik Yunior, buklet serta CD film dokumenter MDGs, dan masih banyak yang lainnya. Seorang narasumber dari Bappenas menyatakan bahwa film dokumenter
MDGs yang merupakan hasil dari kerjasama Bappenas-Plan Indonesia, yang kemudian materinya disempurnakan oleh WASPOLA banyak diminati. Namun sayang sekali karena keterbatasan kuantitas, maka tidak seluruh permintaan dapat dipenuhi. Meskipun demikian, minat yang cukup tinggi tersebut hendaknya dipandang sebagai peluang yang baik untuk mensosialisasikan mengenai mandat pencapaian MDGs yang diemban oleh negara ini, terutama dalam memperbaiki kondisi AMPL di Indonesia. DYO
Tampak stand pameran milik BAPPENAS yang ikut serta dalam pameran tersebut foto: Dyota
Hal. 7
Edisi Maret 2009
Memantau Karbon
Artikel
Kompas - 26 Februari 2009
K
arbon adalah tulang punggung kehidupan. Unsur ini merasuki semua makhluk di muka bumi dan terus berputar dalam siklus yang seimbang. Daur alami karbon mulai terusik ketika manusia mulai menggunakan senyawa karbon sebagai bahan bakar penggerak mesin peradabannya. Karbon terkandung dalam senyawa genetik makhluk hidup. Di alam karbon pun mengalami daur. Karbon terlepas ke udara sebagai gas karbon dioksida (CO2)sisa pernapasan makhluk hidup dan pembakaran. Gas ini akan diserap tumbuhan untuk membantu proses fotosintesis hingga terkubur di bumi. Bumi memiliki daya lebih untuk menyerap CO2 lalu menyimpannya. Namun, itu terjadi pada masa lalu ketika hutan begitu rapat menutupi daratan. Kini, daya isap CO2 oleh bumi telah melemah. Masalahnya bukan hanya karena hutan terus dibabat hingga nyaris gundul, bahkan gas karbon dan ”kelompoknya”, seperti sulfur (S), nitrogen (Ni), metana (CH4), dan ozon, yang biasa disebut gas rumah kaca, kian memadati angkasa hingga memperburuk lingkungan bumi. Mengapa bisa terjadi? Ketika James Watt menemukan mesin uap berbahan bakar batu bara pada abad ke19 yang mengawali Revolusi Industri, sejak itu gas karbon termasuk gas rumah kaca lainnya—mulai diemisikan ke atmosfer dari waktu ke waktu, tanpa henti hingga meningkat secara eksponensial. Pola ekonomi dan gaya hidup masyarakat modern itu yang terus mengeksploitasi sumber karbon, seperti membakar sumber hidrokarbon berupa migas dan batu bara, menyebabkan naiknya temperatur bumi akibat efek gas rumah kaca. Pelepasan karbon Seberapa besar karbon yang tersimpan dan terlepas ke atmosfer saat ini terus dihitung para ahli. Guna menyusun neraca karbon, penelitian mereka mencakup peran semua unsur di muka bumi dalam menyerap karbon, mulai dari hutan, laut, sungai, dan makhluk hidup. Berdasarkan data tahun 2005, menurut Raupach, emisi karbon akibat pembakaran BBM dan aktivitas industri mencapai 5,9 giga ton per tahun, sedangkan akibat pembukaan lahan mencapai 1,2 giga ton per tahun. Adapun penelitian di Indonesia, antara lain dilakukan Sutopo Purwo Nugroho, ahli hidrologi dan pengelolaan sumber daya air BPPT, dilakukan untuk melihat peran sungai dalam siklus karbon karena berfungsi sebagai penghantar lateral karbon dari daratan menuju lautan. Penelitian Sutopo yang tengah menjalani program doktornya di IPB menunjukkan, su-
ngai-sungai di Indonesia diperkirakan berkontribusi 10 persen dari karbon yang terlarut (DOC) dari daratan ke lautan di dunia. Dari delapan sungai di Jawa, jumlah karbon terlarut mencapai sekitar 0,83 TgC per tahun (0,83 x 106 ton per tahun) atau hampir 1,2 persen DOC global dari sungai-sungai di dunia. Namun, dalam lingkup Indonesia, total kontribusi pemasukan karbon dari sungai ke laut mencapai 10 persen dari total dunia. Ini tergolong yang terbesar di dunia. Sutopo menyimpulkan pelepasan karbon oleh sungai-sungai di Jawa lebih besar daripada sungai-sungai di dunia karena berkaitan dengan besarnya kepadatan penduduk di Jawa. Sungai-sungai kecil di pegunungan ternyata menjadi sumber terbesar pencemaran karbon organik ke lautan daripada perkiraan sebelumnya, kata Sutopo. Selama dua tahun hingga 2007 dalam South East Asia Regional Steering Committe, ia terlibat dalam riset penelitian neraca karbon di Lautan China Selatan yang meliputi perairan Asia Tenggara dan Asia Timur. Pelepasan karbon dari bumi Nusantara ini juga tergolong besar, antara lain dari terbukanya lahan gambut di Kalimantan. Bambang Setiadi selaku Ketua Masyarakat Akunting Sumber Daya Alam dan Lingkungan Indonesia (MASLI) beberapa waktu lalu mengungkapkan, data lapangan serta remote sensing di Kalteng wilayah Sebangau, misalnya, dari luasan lahan gambut 7.347 km2 dengan volume lahan sekitar 39,6 km3 memendam karbon sekitar 2,30 giga ton karbon. Bila lahan gambut di kawasan itu terbuka, karbon yang terlepas dan terakumulasi di atmosfer akan menjadi sangat tinggi. Skenario IPCC Kecenderungan pelepasan karbon ini sulit dihentikan. Upaya yang mungkin ditempuh adalah menekan BBM dan menggantikan
dengan sumber energi terbarukan seperti sel surya, energi angin, dan mikrohidro, juga biofuel dan biogas. Selain itu juga didorong pencegahan penebangan hutan dan penanaman kembali kawasan vegetasi yang telah gundul melalui program Carbon Depletion Mechanism (CDM), yaitu dukungan pendanaan dari negara maju terhadap upaya-upaya untuk menekan emisi CO2. Kesepakatan bangsa di dunia terhadap langkah menekan dampak pemanasan global atau perubahan iklim ditetapkan melalui berbagai pertemuan internasional atau PBB, antara lain terselenggara di Bali pada Desember 2007. Langkah konkret di negara maju menghadapi pemanasan global dan perubahan iklim global telah ditempuh beberapa negara. Penggunaan energi surya mulai digunakan di industri otomotif Jepang, misalnya, untuk mengurangi penggunaan listrik dari PLN bagi penerangan di pabrik. Hal sama juga digunakan di sejumlah rumah tangga Jepang. Menghadapi kacaunya pola iklim dan meningkatnya hari panas serta sebaliknya menurunnya hari hujan dalam setahun, maka dikembangkan bibit tanaman pokok seperti padi, gandum, jagung, dan sorg. Sementara itu, berkurangnya luas daratan akibat melelehnya es di kutub mengakibatkan banyak negara kepulauan, termasuk Indonesia, akan kehilangan sebagian pulau-pulaunya. Hal ini tentunya mendorong dilakukan penataan ulang tata ruang wilayah dan pola penyebaran penduduk di wilayah pantai dan pulau-pulau kecil. Langkah-langkah yang harus ditempuh segera dalam menghadapi dampak pemanasan global ini memerlukan dukungan peraturan dan kebijakan pemerintah, serta pelibatan masyarakat sendiri. YUNI IKAWATI foto: Istimewa
Edisi Maret 2009
Pustaka dan Publikasi Buku: - Data dan Informasi Kemiskinan Tahun 2007 (Buku 1: Provinsi) - Data dan Informasi Kemiskinan Tahun 2007 (Buku 2: Kabupaten/Kota) - Indikator Kesejahteraan Rakyat (Welfare Indicators) 2007 - Statistik Kesejahteraan Rakyat (Welfare Statistics) 2007 – Survei Sosial Ekonomi Nasional - CSR dan Pelestarian Lingkungan Mengelola Dampak: Positif dan Negatif (Buku 2 CSR for Better Life: Indonesian Context) - Menuju Prioritas Percepatan Pembangunan Sanitasi (Peduli Sanitasi Kabupaten Malang) - Melangkah Bersama Harapan Segera Jadi Nyata (Peduli Sanitasi Kota Yogyakarta) - Bekerja Sama dan Sama-Sama Bekerja untuk Sanitasi (Peduli Sanitasi Kota Medan) - Bersama Mencipta Kota SenSanitasional - Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman CD/VCD/DVD: - CD Laporan Akhir Modul Teknologi Tepat Guna untuk Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat - CD P3B (Perencanaan dan Pengendalian Penanganan Bencana)
Laporan: - Laporan District Lombok Timur Post Construction Census Second Water and Sanitation for Low Income Community (WSLIC-2) - Laporan District Malang Post Construction Census Second Water and Sanitation for Low Income Community (WSLIC-2) - Laporan District Sumenep Post Construction Census Second Water and Sanitation for Low Income Community (WSLIC-2) Leaflet: - Agenda Kursus/Pelatihan Lingkungan Hidup Tahun 2009 - PUSTEKLIM (Pusat Teknologi Limbah) – Establishment and Management of Appropriate Technology Center for Waste Water Treatment in Indonesia Majalah: - Majalah Percik Yunior Edisi 7, November 2008 - Majalah Percik Bahasa Inggris Edisi Desember 2008 - Majalah Sumpitan (Suara Masyarakat Pinggiran Hutan) No.21/ Oktober-Desember 2008 Newsletter: - Newsletter AMPL (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan) Edisi Februari 2009 Panduan: - Petunjuk Praktis Partisipasi Masyarakat dalam
Penanggulangan Banjir - Technical Manual Biosand Filter as a Household Water Treatment Option (Panduan Teknis Saringan Pasir-Bio sebagai Pilihan Pengolahan Air Rumah Tangga) - Guidelines for Drinking-Water Quality: First Addendum to Third Edition (Volume 1 Recommendations) - WSSLIC II Manual No. WSSLIC II/Trn/01 (Pemberdayaan) - WSSLIC II Manual No. WSSLIC II/ASS/01 (Kompetensi Assessment) Tesis: - Analisis Kebutuhan Air Irigasi Padi Sawah dengan 5 Metoda Sistem Pemberian Hemat Air - Kajian Pemanfaatan Air di Daerah Pengaliran Sungai Oyo - Perencanaan Pengembangan Pemanfaatan Mata Air dalam Jaringan Air Bersih bagi Masyarakat Jetisharjo
Link - Asset-Based Community Development Institute (ABCD Institute) http://www.sesp.northwestern.edu/abcd/ - World Water Day 2009 http://www.unwater.org/worldwaterday/flash-index.html - 5th World Water Forum 2009 http://www.worldwaterforum5.org/
Untuk informasi lebih lengkap dapat langsung dilihat di http://www.ampl.or.id atau http://digilib-ampl.net Kami juga menerima tulisan berita yang terkait AMPL, kirimkan tulisan Anda ke
[email protected] atau
[email protected] Tulisan yang terpilih akan di muat dalam newsletter cetak tiap bulannya. Alamat Sekretariat: Jl. Cianjur No.4 Menteng - Jakarta 10310 Hubungi: Telp/Fax: (6221) 31904113 e-mail:
[email protected]
PERCIK YUNIOR Edisi 7, November 2008
Kunjungi juga http://yunior.ampl.or.id http://jejaring.ampl.or.id http://daerah.ampl.or.id http://gtps.ampl.or.id
Newsletter ini diterbitkan oleh: Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) [ Redaksi: Oswar, Fany, Dini, Dyota, Bowo, Willy, Wahyu, Meddy Design: Meddy ]